KEMBALIKAN JATI DIRI MENUJU KEEROM YANG BANGKIT, MAJU , MANDIRI, dan SEJAHTERA DALAM KEDAMAIAN ( Konsep Pembangunan Kabupaten Keerom)
Dipersiapkan sebagai Calon Bupati Keerom periode 2016-2021 I. Pengantar Segala Pujian Hormat dan Syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas ciptaannya yang mulia Bumi Keerom yang kaya raya dengan berbagai sumber daya alam yang pada hakekatnya perlu dikelolah untuk kesejahteraan orang asli Keerom dan setiap orang yang mendiami dan berkarya di Bumi Keerom.
Pengelolaan sumber daya alam Bumi Keerom seyogyanya dilakukan oleh sumber daya manusia Keerom yang profesional dan berintegritas sehingga sepenuhnya dapat bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.
Untuk melakukan itu semua, diperlukan kepemimpinan yang kuat yang bertanggung jawab bukan saja sebagai pemimpin pemerintahan tetapi juga sebagai pemimpin rakyat, sehingga Pemerintahan yang dibangun/dibentuk merupakan wahana untuk melayani rakyat, melayani rakyat, dan melayani rakyat. Inilah yang dimaksudkan dengan Kepemimpinan yang Holistik, yang dapat membawa rakyat Keerom secara cepat dan tepat keluar dari ketertinggalan dan keterbelakagnan.
Saya mengajukan diri sebagai calon pemimpin pemerintahan baru di Kabupaten Keerom dengan sprit kepemimpinan yang holistik, oleh karena itu melalui diskripsi tentang latar belakang, maksud, tujuan, profil, serta visi, misi, dan program strategis, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
-1-
PARTAI untuk mengusung saya sebagai Calon Bupati Keerom Periode 20162021.
2. Latar Belakang Panggilan Tuhan Yeremia 1 : 5 sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi Nabi bagi bangsa – bangsa. Panggilan Kemasyarakatan Tanggung jawab sebagai seorang pekerja sosial yang selama 10 tahun telah
membaktikan
hidupnya
dalam
program
pengembangan
masyarakat Keerom.
3. Maksud Menyusun model pembangunan Kabupaten Keerom 5 (lima) tahun kedepan, yang dirangkum dalam Visi – Misi serta Program Strategis yang dapat ditawarkan kepada Partai Politik untuk mendukung pencalonan sebagai Calon Bupati Kabupaten Keerom Periode 2016-2021.
Tujuan Penyusunan Visi–Misi ini adalah untuk menggambarkan realita kondisi senyatanya
masyarakat
dan
daerah
hari
ini
dalam
dinamika
pembangunan yang sedang berlangsung dan menjabarkannya dalam kerangka pemikiran yang lebih sederhana, realistis dan komprehensif dalam bentuk program dan kegiatan pembangunan selama 5 (lima) tahun. Tentu saja kerangka pikir ini diharapkan nantinya dapat menjadi bagian penting dalam kerangka pembangunan jangka panjang kabupaten Keerom.
-2-
Hasil yang diharapkan Penyusunan Visi – Misi serta program strategis ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan representatif tentang kondisi hari ini yang dihadapi masyarakat dan daerah sehingga dapat diterima sebagai
dasar
kebijakan
dalam
menyusun
Dokumen
Perencanaan
Pembangunan Keerom berbasis kebutuhan masyarakat dan pelayanan pemerintahan untuk dilaksanakan 5 ( lima) tahun (2010 – 2015).
1. Profil Keerom Kabupaten Keerom dimekarkan dari kabupaten Jayapura berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002, memiliki wilayah daratan berbatasan langsung dan berada memanjang di daerah perbatasan Republik Indonesia dengan Negara Papua Nugini (PNG). Secara administratif kabupaten ini terbagi dalam 7 distrik dengan 61 Kampung,
jumlah kampung serta luas
dapat dilihat pada tabel berikut; NO 1 1. 2. 3. 4. 5.
DISTRIK INDUK 2 Distrik Arso Distrik Skanto 2. Distrik Arso Timur Distrik Waris Distrik Senggi Distrik Web 2. Distrik Towe JUMLAH
JUMLAH KAMPUNG 4 17 8 11 6 6 6 7 61
LUAS (KM²) 5 1.976,76 1.504,65 104,59 206,92 2.815,33 1.480,28 282,22 8.390,00
Sumber; Kabupaten Keerom Dalam Angka, BPS 2010
Sebagian besar kampung masih terisolir karena sulit dan terbatasnya jangkauan jalan dan sarana tansportasinya. Sebagaimana digambarkan pada peta berikut;
-3-
Semua Kampung telah terakses jalan darat
1. Kampung2 telah terakses jalan darat: Wembi, Wambes, Yetti, Sangke, Piawi, Yamara dan Wonorejo; 2. Kampung2 belum terakses jalan darat: Skofro, Sungkong, Kriku dan Kibay
1. Kampung2 telah terakses jalan darat: 17 kampung di Distrik Arso 2. Wilayah yang belum terakses jalan darat: Yamas 1. Kampung2 telah terakses jalan darat: Yuruf dan Amgotro 2. Wilayah yang belum terakses jalan darat: Dubu, Umuaf, Embi, dan Semografi
Semua Kampung Belum Terakses Jalan Darat. Transport utama adalah Pesawat
Semua Kampung telah terakses jalan darat
Tercatat bahwa jumlah kampung yang dapat dijangkau sarana transportasi darat (baik yang telah beraspal maupun belum) adalah 40 kampung. Kampung lainnya masih terisolir (tidak ada jalan darat) sehingga hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki sebanyak 21 (12,18%) dari seluruh jumlah kampung sebanyak 61 buah. Umumnya kampung-kampung yang belum terjangkau dengan dengan moda transportasi jalan darat tersebut adalah
-4-
Distrik Towe sebanyak 7 kampung, sehingga untuk menjangkau daerah ini hanya dengan moda transportasi udara (pesawat). Penduduk kabupaten Keerom menurut data Sensus Penduduk 2010 (SP2010) per Juni 2010 tercatat sebanyak 48.536 jiwa, yang terdiri atas 26.532 orang penduduk laki-laki (54,66 persen) dan 22.004 orang penduduk perempuan (45,34 persen). Sedangkan jumlah rumah tangga per Juni 2010 adalah sebanyak 11.280 rumah tangga atau rata-rata dalam 1 rumah tangga terdapat 4 anggota. Jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk tahun 2000 yang hanya mencapai sebanyak 38.603 jiwa. Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Keerom selama kurun waktu 2005 – 2010 tumbuh sebesar 6,32 % atau secara rata-rata mencapai 1,26 % per tahun.
Kondisi sosial budaya masyarakat di Kabupaten Keerom sebagai berikut ; a. Kondisi Pendidikan Penduduk
usia sekolah menurut jenis kelamin tahun 2009 sebagai
berikut; Usia 7-12 berjumlah 6.912 orang (laki-laki 3.118 dan perempuan 3.794). Usia 13-15 berjumlah 3.178 orang (laki-laki 1.560 dan perempuan 1.618). Usia 16-18 berjumlah 2.504 orang (laki-laki 1.336 dan perempuan 1.168). Untuk tingkat buta huruf berumur 15 tahun ke atas Kabupaten Keerom, Tahun 2009 sebagai berikut; Angka Buta Huruf berjumlah 8,87% dan Angka Melek Huruf 91,13 %. Pada tahun 2009 penduduk berusia 15 tahun ke atas yang berijazah SMP dan atau tingkat diatasnya adalah sebanyak 53,08 %, sementara itu masih terdapat 25,20 % penduduk yang tidak memiliki ijasah. Penduduk yang baru menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SD yaitu sebesar 22,35%.
-5-
Sedangkan nilai angka partisipasi sekolah mencakup APK, APM dan APS bisa lihat pada tabel berikut;
Usia Sekolah
Angka Partisipasi APK
APM
APS
7-12
104,92
97,21
97,21
13-15
68,38
58,34
89,99
16-18
67,38
52,79
65,57
Sumber: BPS Kabupaten Keerom Tahun 2010
b. Kondisi Kesehatan Hasil survei memperlihatkan bahwa lebih dari 80 % penyebab kematian ibu hamil/bayi pada saat melahirkan/persalinan disebabkan oleh tiga masalah pokok yaitu pendarahan (40-60%), infeksi jalan lahir (20-30%) dan keracunan kehamilan (20-30%). Ketiga hal tersebut berkaitan erat dengan status gizi, higiene-sanitasi, kesadaran hidup sehat, dan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan. Sementara untuk fasilitas kesehatan data tahun 2009, jumlah Puskesmas sebanyak 8 buah, pustu 34 buah, jumlah dokter 14 orang. c. Ketenagakerjaan Jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2009 terdapat 30.511 (berusia15 tahun keatas). Sedangkan jumlah penduduk yang sudah aktif dalam perekonomian (angkatan kerja) adalah 74,05 % dari penduduk usia kerja. Sedangkan ditinjau menurut lapangan pekerjaan distribusi penduduk bekerja di Kabupaten Keerom bertumpu pada sektor pertanian sebesar 72,76%. Ini menandakan bahwa secara umum sektor lapangan usaha di Kabupaten Keerom merupakan mayoritas bekerja di sektor primer.
-6-
d. Potensi Sumberdaya Wilayah Penggunaan lahan di Kabupaten Keerom masih didominasi oleh hutan yang meliputi lebih dari 98% wilayah kabupaten, yaitu seluas 1.777.250 Ha. Penggunaan lahan lainnya yang cukup luas adalah perkebunan besar (kelapa sawit) dan pertanian lahan kering yang meliputi 1,7% dari luas wilayah kabupaten (mencapai luas 20.460 Ha). Potensi pertanian; meliputi Padi ladang, Ubi jalar, kacang hijau, terung, berbagai jenis sayuran,
lombok dan
tomat . Buah-buahan meliputi
pisang, jeruk, rambutan dan durian. Tanaman perkebunan masih di dominasi perkebunan sawit dan perkebunan kakao. Luas panen sawit seluas 14.244 ha dengan jumlah produksi sebesar 183.920 ton, sedangkan luas panen kakao seluas 4.312 ha dengan jumlah produksi sebesar 3.900 ton. Luas panen kelapa sawit yang dikelola PTPN II Arso tahun 2009 seluas 8.755 Ha. Secara umum selama tahun 2009 produksi inti sawit meningkat di setiap bulannya. Kabupaten Keerom memiliki hutan dengan berbagai jenis penggunaan sebesar 942.157,31 Ha. Sebesar 34,96 persen (329.370,09 Ha) merupakan hutan lindung. Sedangkan kawasan Suaka Alam/Pelestarian Alam hanya seluas 2.490,54 Ha (0,26 persen). Sektor pertanian pada tahun 2009 tumbuh 6,03 persen. Angka tersebut merupakan penurunan laju pertumbuhan sektor pertanian bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 10.69 persen. Sektor ini juga selalu memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Keerom, meskipun dari tahun ke tahun kontribusinya cenderung menurun selama lima tahun terakhir. Potensi Peternakan; Populasi ternak yang terdapat di Kabupaten Keerom adalah sapi, kambing, dan babi. Sementara unggas terdiri atas ayam buras sebanyak 61.520 ekor dan itik/entok sebanyak 3.680 ekor.
-7-
e. Infrastruktur Dasar Panjang jalan di Kabupaten Keerom pada tahun 2009 mencapai 1.172 km dengan permukaan aspal sepanjang 243.07 km. panjang jalan negara sepanjang 325,30 km dan panjang jalan provinsi sepanjang 32,70 km. Pada tahun 2009 Kabupaten Keerom memiliki 4 unit pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 2.800 KW dan kemampuan mesin sebesar 2.350 KW. Empat pembangkit listrik tersebut terdapat di Distrik Arso. Tenaga listrik yang diproduksi sebesar 9.825.864 KWH, angka yang sama juga tercatat pada jumlah listrik yang dialirkan. Sedangkan jumlah listrik yang terjual sebesar 9.002.350 KWH atau 91,62 persen dari jumlah listrik yang diproduksi.
f. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Keerom Secara nasional angka IPM Kabupaten Keerom menduduki peringkat 340 (IPM Indonesia sebesar 71,54) namun secara regional Papua angka IPM Kabupaten Keerom menduduki peringkat 5 (IPM Papua sebesar 64,53). Dengan kata lain pembangunan manusia di Kabupaten Keerom lebih baik dibanding dengan sebagian besar kabupaten kabupaten di Papua namun masih tertinggal dibanding banyak kabupaten di Indonesia. Dengan capaian
IPM
68,85,
maka
Kabupaten
keerom
menurut
Konsep
Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh Perserikatan BangsaBangsa (PBB) masuk dalam kategori kinerja pembangunan manusia Menengah Atas yaitu capaian IPM di antara 66–79.9.
-8-
Tantangan dan Permasalahan Pembangunan terakhir (2005-2015)
10 (sepuluh) tahun
Pembangunan kabupaten Keerom memiliki karakteristik yang unik karena berada tepat sepanjang pernatasan Indonesia-PNG dan memiliki tantangan geografis yang sangat berat. Secara umum permasalahan dan kendala pembangunan kabupaten Keerom dapat digambarkan berikut ini : 1. Tantangan Geografis Kabupaten Keerom walaupun hanya terdiri dari 7 distrik namun kondisi geografis yang sangat sulit mengakibatkan biaya yang sangat tinggi dan mahal dalam membangun Keerom, beberapa tantangan geografis antara lain : Struktur ekologi tanah dengan daya resap air yang rendah, ditambah lagi dengan kehadiran Perkebunan Kelapa Sawit yang menyebabkan perubahan struktur tanah secara besar – besaran di Arso dan Skanto, mengakibatkan kedua distrik ini selalu menjadi langganan banjir jika hujan turun secara terus menerus; Kampung dan dusun yang berada jauh di tengah hutan dan terisolasi dengan sarana jalan dan jembatan yang tidak memadai; Hamparan gunung – gunung yang membentang antara Senggi, Web dan Towe Hitam menyebabkan pembangunan jalan menjadi sulit dan hanya bisa dijangkau lebih mudah lewat udara. 2. Keterbatasan SDM Sumber Daya Manusia adalah kunci keberhasilan pembangunan daerah, Keerom sebagai kabupaten pemekaran baru masih sangat terbatas dengan SDM yang memadai untuk semua jenjang pendidikan. Kondisi ini sangat berdampak pada rendahnya kualitas perencanaan pembangunan dan pelayanan tugas – tugas pemerintahan kepada masyarakat 3. Keterbatasan Sumber Daya Dana Sebagai kabupaten baru sangat dibutuhkan dana yang tidak sedikit, pengalaman selama ini menunjukkan bahwa tantang alam yang sangat sulit ini tidak diimbangi dengan alokasi dana yang memadai sehingga ada program – program pembangunan yang kemudian harus ditunda untuk sementara.
-9-
Permasalahan Pembangunan di Kabupaten Keerom : A. Bidang Sosial Budaya 1. Bidang Pendidikan (Dasar dan Menengah) a.Model Pendidikan belum jelas b.Sarana dan prasarana pendidikan yang sangat tidak memadai seperti gedung, laboratorium, buku-buku dan referensi lainnya. c. Perumahan Guru dan insentif untuk kesejahteraan guru di pedalaman. d.Biaya operasional sekolah tidak tepat sasaran e.Guru meninggalkan tempat tugas f. Biaya pendidikan masih menjadi beban 2. Kesehatan Dan Gizi a. Model Layanan Kesehatan b. Sarana dan prasarana layanan kesehatan yang masih kurang/terbatas c. Terbatasnya obat-obatan d. Terbatasnya kuantitas dan kualitas tenaga medis e. Operasional pelayanan kesehatan sangat terbatas f. Kesehatan diri (gizi dan pribadi) dan lingkungan yang buruk g. Saran air bersih sangat terbatas h. KLB dan penyakit menular
3. Pemerintahan a) Layanan Pemerintahan 1. Layanan pemerintahan 10 (sepuluh) tahun terakhir belum berjalan secara maksimal. 2. Dana pembangunan masih lebih besar untuk belanja Aparatur ketimbang Publik. 3. Tingkat penyalahgunaan dana (Korupsi) yang masih sangat tinggi akibat perencanaan, pengendalian dan pengawasan yang masih rendah. 4. Penyaluran Dana Pemberdayaan Masyarakat tidak tepat sasaran di semua distrik dan kampung dan banyak terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan. b) Fasilitas dan Sarana Pemerintahan 1. Sarana dan prasarana kantor pemerintah masih sangat terbatas. 2. Sarana dan prasarana kantor pemerintah distrik dan kampung banyak yang rusak terutama distrik Web dan Towe.
- 10 -
c) Tata Pemerintahan 1. Tata kelola pemerintahan belum berjalan dengan baik dan benar sehingga pelayanan public tidak berjalan maksimal. 2. KKN masih menjadi masalah serius yang harus diselesaikan sebelum dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. 3. System pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban serta penataan asset daerah masih menjadi masalah dalam tata pemerintahan di Keerom (Disclaimer) 4. Aparatur 1. Kualitas aparat pemerintahan yang masih sangat rendah sehingga berdampak pada rendahnya kualitas layanan pemerintah kepada masyarakat. 2. Terbatasnya aparat pemerintah dengan kualifikasi magister dan doktor. 3. Staf asli Keerom kebanyakan berpendidikan SLTP/SMU/SMK dan sedikit yang sarjana sehingga sulit untuk bersaing dengan pendatang dari luar . 5. Pemuda dan Olahraga 1. Potensi SDM pemuda sangat besar namun pembinaan oleh pemerintah maupun organisasi pemuda belum berjalan dengan baik. 2. Fasilitas pendukung kegiatan-kegiatan minat dan bakat serta kepemimpinan sangat terbatas di sejumlah distrik dan kampong belum ada. 3. Potensi SDM dalam bidang olah raga sangat menjanjikan namun system pembinaan olah raga belum bejalan dengan baik. 4. Keterbatasa sarana dan prasarana olah raga seperti lapangan sepak bola di kampong dan distrik, lapangan volley, lapangan basket dan cabang olah raga lainnya. 5. Keterbatasan alokasi dana dalam membiayai pembinaan olah raga bahkan KONI dan Dispora terkesan tidak berfungsi sama sekali.
- 11 -
6. Seni dan Budaya 1. Keerom kaya akan potensi seni dan budaya baik lokal Keerom maupun urban namun belum terdata dengan baik. 2. Pembinaan dan upaya revitalisasi seni dan budaya tidak berjalan dengan baik. 3. Dewan Kesenian Kabupaten tidak berfungsi dengan baik karena terbatasnya dukungan dana dari Pemda. 4. Paguyuban/organisasi seni dan budaya kurang mendapat perhatian pemerintah. 5. Sarana dan prasarana penunjang perkembangan seni dan budaya sangat terbatas. 7. Keagamaan dan HAM 1. Tidak ada Data dasar tentang jumlah lembaga keagamaan dan jumlah umat masing-masing. 2. Bantuan dan pembinaan masih parsial dan sering disalahgunaan atau tidak tepat sasaran. 3. Lembaga keagamaan belum menjadi mitra strategis dalam pembangunan daerah. 4. Konflik social antara masyarakat maupun antara masyarakat dan TNI/Polri masih sering terjadi. 5. Masih ada kasus-kasus pelanggaran HAM baik oleh masyaraat terhadap masyarakat maupun aparat terhadap masyarakat. 6. Hidup dengan rasa aman belum dapat terwujud di Keerom. 8. Bantuan Sosial 1. Belum ada studi yang dilakukan yang fokus pada masyarakat kurang mampu yang layak mendapat bansos. 2. Bansos sifatnya partial dan tidak lahir melalui dasar yang jelas sehingga sering tidak tepat sasaran 3. Dasar hukum tidak jelas sehingga berpotensi penyimpangan 4. BK3 tidak lahir dari suatu studi yang jelas dan lebih bersifat politis sehingga tidak menjadi pembelajaran yang baik bagi masyarakat. B. Infrastruktur Daerah a. Penataan Wilayah 1. Rencana Tata Ruang Wilayah Keerom tidak jelas. 2. Rencana pembagunan ibu kota dan pusat pemerintahan masih bertentangan dengan UU No.26 Tahun 2002.
- 12 -
b. Infrastruktur 1. Terbatasnya infrastruktur jalan dan jembatan dari kabupaten ke distri dan kampong. 2. Banyak jalan dan jembatan yang sudah rusak dan hancur. 3. Drainase jalan dan kampung yang tidak direncanakan dengan baik menjadi salah satu penyebab banjir tidak dapat dikendalikan. 4. Dokumen master plan Banjir dan Drainase kabupaten belum dilaksanakan sepenuhnya. 5. Masih banyak masyarakat belum memiliki perumahan yang layak huni di semua kampong. 6. Penataan kampung dan lingkungan belum baik. 7. Sarana dan prasarana komunikasi belum merata di semua kampung. C. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat a. Akses Pasar 1. Akses pasar oleh masyarakat asli sangat terbatas karena tidak adanya peluang dan dominasi pedagang non Papua. 2. Keterbatasan sarana dan prasarana pasar. 3. Sarana transportasi darat yang sangat terbatas untuk menghubungkan kampung dan pasar di pusat kota. 4. Sistem harga komoditas yang belum stabil/diatur dengan baik oleh Pemerintah Daerah . b. Pertanian 1. Pemerintah tidak memiliki Model pengembangan pertanian. 2. Pemetaan potensi dan potensi pertanian belum digarap maksimal. 3. Peralatan pertanian dan produksi jumlahnya terbatas dan kualitasnya rendah. 4. Penyuluh pertanian dan perkebunan tidak berfungsi maksimal di kampung – kampung. c. Ketenagakerjaan 1. tingginya tingkat pengangguran di Keerom dalam beberapa tahun terakhir mengakibatkan tingkat persaingan pencari kerja untuk posisi PNS menjadi ketat. 2. terbatasnya akses pengembangan usaha oleh pengusaha kecil /pengusaha lokal Papua. 3. upah kerja yang sangat rendah/kecil. 4. tidak adanya perlindungan terhadap tenaga kerja. 5. kurangnya keterampilan bagi para pencari kerja menyebabkan makin sedikitnya pilihan pekerjaan yang dapat diakses (semua hanya bisa berharap jadi PNS).
- 13 -
D. Otonomi Khusus Papua 1. Implementasi Otsus belum berjalan dengan baik sesuai semangat keberpihakkan, perlindungan dan pemberdayaan. 2. Dana Otsus masih disatuan dengan APBD dan tidak mengikuti Perdasus. 3. Orang Asli Keerom belum diproteksi dengan baik, posisi tawarnya makin lemah dari waktu ke waktu. 4. Penggunaan dana Otsus masih terjadi penyimpangan dan lemah dalam pertanggungjawaban.
VISI “KEMBALIKAN JATI DIRI MENUJU KEEROM YANG BANGKIT, MAJU , MANDIRI, dan SEJAHTERA DALAM KEDAMAIAN”
MISI 1. Memperkuat, memberdayakan dan meningkatkan ekonomi rakyat serta memperluas peluang investasi dan kesempatan kerja; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, memperluas jangkauan pelayanan pendidikan, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan; 3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, memperluas jangkauan pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan; 4. Merencanakan, menata, meningkatkan dan membangun infrastruktur dasar ke dan di semua kampung; 5. Merencanakan, menata, meningkatkan infrastruktur penunjang pelayanan pemerintahan (jalan, jembatan,pasar,terminal,lapangan terbang,pelabuhan sunga, danau dan laut, penataan ibu kota kabupaten dan ibu kota distrik) 6. Melindungi, melestarikan, mengembangkan dan memajukan nilai – nilai budaya local dan migrant menjadi peradaban Papua yang maju.
- 14 -
7. Meningkatkan kualitas perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan masyarakat, perlindungan dan peningkatan kualitas HAM dan Hak serta partisipasi Politik Masyarakat Sipil dalam demokrasi serta mencegah terjadinya konflik antara masyarakat local dan migrant ataupun konflik multi etnis yang bernuansa Suku Agama Ras dan Antar Golongan. 8. Memberdayakan eksistensi Lembaga Keagamaan untuk berperan secara holistik guna peningkatan kualitas hidup umat seutuhnya 9. Meningkatkan kualitas kinerja pelayanan Aparatur Pemerintah dan Membangun Good Governance
PROGRAM PEMBANGUNAN 2016-2021 A. Bidang Sosial Budaya 1. Bidang Pendidikan (Dasar dan Menengah) a. Penyusunan Blue Print dan Grand Design Pendidikan Keerom. b. Implementasi Sekolah Pola Asrama di Waris, Senggi, Web dan Towe) c. Pembangunan dan peningkatan Sarana dan prasarana Pendidikan (terutama di distri Arso Timur, Waris, Senggi, Web dan Towe) d. Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk Guru-Guru dan pemberian insentif untuk kesejahteraan guru. e. Peningkatan biaya operasional sekolah dengan pengaturan yang jelas. f. Pembebasan biaya pendidikan dasar (Negeri dan Swasta) 2. Kesehatan Dan Gizi a. Blue Print dan Grand Design Model Layanan Kesehatan Keerom. b. Pembangunan dan peningatan Sarana dan prasarana Kesehatan (RSUD, Puskesmas, Pustu dan Polindes) c. Pengadaan Alat kesehatan dan obat-obatan d. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga medis sesuai kebutuhan. e. Meningkatan biaya operasional pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan unit layanan. f. Promosi kesehatan diri dan lingkungan. g. Pembentukan Satgas KLB dan penyakit menular
- 15 -
3. Pemerintahan a) Tata Kelola Pemerintahan (Pelayanan dan Kinerja) 1. Penyusunan model dan implementasi E-Government 2. Penyusunan dan implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) untu semua SPD dan Unit Layanan. 3. Perbaikan system perencaaan, penggunaan dan pertanggungjawaban Keuangan Daerah. 4. Perbaikan system pengawasan dan pengendalian pembangunan daerah. b) Fasilitas dan Sarana Pemerintahan 1. Pembangunan dan peningatan sarana dan prasarana kantor Bupati Keerom (Kantor Bupati dan Dinas Otonom) . 2. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana kantor pemerintah distrik dan kampung. 3. Penataan Aset Daerah. c) Aparatur 1. Peningkatan SDM aparatur daerah untuk semua tingkatan melalui bintek dan pendidian pelatihan. 2. Penerimaan PNS dengan kualifikasi S2 dan S3 dan memberikan kesempatan kepada staf yang berkualitas untuk melanjutan pendidikan pada jenjang S2 dan S3. 3. Program peningkatan kompetensi khusus untuk staf orang asli Keerom (Beasiswa). 4. Pemuda dan Olahraga. a. Pembinaan potensi Pemuda dan Generasi Muda melalui kegiatan minat, baat dan olah raga. b. Pembangunan sarana dan prasaran penunjang kegiatan minat, bakat dan olah raga di semua distrik dan kampung. c. Pembangunan Youth Center bagi Pemuda dan Generasi Muda Keerom. d. Program pengembangan dan pembinaan olah raga berprestasi. e. Potensi SDM dalam bidang olah raga sangat menjanjikan namun system pembinaan olah raga belum bejalan dengan baik. f. Pemberdayaan KONI sebagai sentra pembinaan dan pengembangan olah raga di kabupaten Keerom. g. Memasimalan fungsi dan peran serta tupoksi Dispora dalam pembangunan pemuda dan olah raga di Kabupaten Keerom.
- 16 -
5. Seni dan Budaya a. Studi identifikasi dan pendataan potensi seni dan budaya lokal dan urban di kabupaten Keerom. b. Program Pembinaan dan Revitalisasi seni dan budaya di abupaten Keerom. c. Penguatan peran dan kapasitas Dewan Kesenian Kabupaten Keerom . d. Pembinaan dan penguatan kapasitas Paguyuban/organisasi seni dan budaya (dana dan pelatihan). e. Pembangunan Sarana dan prasarana penunjang perkembangan seni dan budaya sangat terbatas. 6. Keagamaan dan HAM a. Survey dan pemetaan lembaga dan umat di Kabupaten Keerom. b. Pengaturan dan pemberian bantuan pembinaan kepada lembaga keagamaan di kabupaten Keerom. c. Pembentukan forum komunikasi pemerintah dan lembaga keagamaan. d. Kampanye Damai dan HAM e. Menyusun kebijakan daerah dalam perlindungan HAM. 7. Bantuan Sosial a. Studi identifiasi Masyaraat laya mendapat Bansos.. b. Penyusunan Dasar Hukum pemberian Bansos dan pengaturan mekanisme pengawasannya. B. Infrastruktur Daerah 1. Penataan Wilayah a. Re-desain dan studi Tata Ruang Wilayah Keerom. b. Tinjau ulang rencana pembagunan ibu kota dan pusat pemerintahan yang masih bertentangan dengan UU No.26 Tahun 2002. c. Sinkronisasi Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan Tata Ruang Wilayah Adat. 2. Infrastruktur a. Penyusunan grand design pembangunan infrastrutur Kabupaten Keerom. b. Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan di kabupaten, distrik dan kampung. c. Penyusunan masterplan banjir dan drainase kabupaten, distrik dan kampung. d. Pendataan, perencanaan dan pembangunan pemukiman dan perumahan layak huni untuk semua masyarakat kampong di 61 kampung. e. Pembangunan sarana dan prasarana komunikasi sampai di distri dan kampung. f. Penyusunan grand desain pusat-pusat pertumbuhan baru (kota satelit).
- 17 -
C. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat 1. Akses Pasar a. Menyusun kebijakan pengaturan tentang pasar. b. Pembangunan sarana dan prasarana Pasar Umum dan Pasar Khusus Orang Asli Papua. c. Pengadaan sarana dan prasarana terminal dan angkutan public ke kampong untuk menunjang transportasi barang dan jasa ke pasar. d. Mengatur system dan kebijakan harga komoditas dan barang.
2. Agro Industri (Pertanian, Peternaan, Perikanan) a. Menyusun grand design pengembangan pertanian industry di Keerom. b. Pengembangan model Agro Industri berbasis pertanian, peternakan dan perikanan. c. Pembagunan dan peningkatan sarana dan prasarana produsi pertanian, perebunan, peternakan dan perikanan. d. Peningkatan fungsi dan peran serta kesejahteraan Penyuluh pertanian dan perkebunan.
D. Otonomi Khusus Papua 1. Menyusun kebijakan daerah dalam peruntukan, penggunaan dan pertanggungjawaban dana Otsus dalam semangat keberpihakkan, perlindungan dan pemberdayaan. 2. Kebijakan Pengelolaan Dana Otsus yang terpisah dari APBD baik penggunaan maupun pertanggungjawaban (dokumen terpisah) sesuai Perdasus. 3. Kebijaan Khusus daerah terhadap Orang Asli Keerom dalam eranga Otonomi Khusus dalam semua aspe kehidupan. 4. Memperkuat pengawasan dan sanksi terhadap penyalahgunaan dana Otsus.
6. Penutup Menjadi pemimpin daerah sesungguhnya adalah panggilan nurani kepada mereka yang terbeban untuk mendedikasikan hidupnya guna melayani masyaraat yang sangat membutuhan sentuhan pelayanan pemerintahan dan pembangunan dari hari ke hari agar mimpi dan cita-citanya dapat tercapai.
- 18 -
Visi dan Misi serta Program yang Kami paparan adalah beban dan mimpi yang ingin Kami wujudkan di Keerom jika TUHAN berkehendak dan Partai merestui untuk mendukung Kami dalam perjuangan ini. Kami menyadari bahwa materi yang disajikan dalam pemaparan ini masih sangat jauh dari sempurna, karena berbagai keterbatasan yang ada pada kami, baik referensi, waktu untuk menyusun materi ini secara sistematik, ringkas dan berbobot, maupun pengalaman. Namun, melalui materi yang sederhana ini kiranya Pimpinan Partai Politik yang terhormat, dapat menyimak dan memahami makna yang tersurat dan tersirat dalam pokok materi ini, yang dipaparkan sebagai acuan untuk mengantarkan masyarakat di Kabupaten Keerom, keluar dari berbagai ketertinggalan dan keterbelakangan kehidupan sosial ekonomi dan budaya yang sudah maupun yang sedang dialami , sebagaimana diungkapkan pada bagian depan, sehingga secepatnya dapat mengembalikan JATI DIRI MASYARAKAT KEEROM
menuju
KEEROM
yang
BANGKIT,
MAJU,
MANDIRI,
DAN
SEJAHTERA DALAM KEDAMAIAN pada tahun 2021 Sebagai Putra Papua yang telah mengabdi di Kabupaten Keerom, kami siap membangun Kabupaten Keerom dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Keerom berdasarkan kasih dan kejujuran. Akhirnya hanya dengan Doa dan Pertolongan Tuhan, serta didukung masyarakat melalui pemberian hak pilihannya kepada kami, maka Strategi dan Harapan kita bersama dapat terwujud.
- 19 -
Demikian visi misi, dan program yang akan kami laksanakan bila dipercayakan oleh Tuhan dan rakyat Keerom menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Keerom Periode 2016-2021. Realisasi visi misi dan program yang kami kerjakan tetap disesuaikan dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Pemerintah Kabupaten Keerom. Yang pada dasarnya pembangunan yang kami laksanakan demi mewujudkan masyarakat yang berdaya menuju masyarakat Keerom yang maju, mandiri, sejahtera, demokratis dan berkeadilan dalam kedamaian.
Keerom, 28 Juli 2015
PASANGAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI KABUPATEN KEEROM PERIODE 2016-2021
Benny Sweny, S.SOS
H. Nursalim AR-ROZY
Calon Bupati
Calon Wakil Bupati
- 20 -