KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS VII SMPN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Maria1) , Atar Semi2) , Gusnetti2) . Students Program study Indonesian Language and Literature Education 2) Lecturer in Education Studies Indonesian Language and Literature , Language and Art Education majors . Faculty of Teacher Training and Education , Bung Hatta University 1)
Email:
[email protected] Abstract This study is the ability Poem Writing Grade VII SMPN1 Silk South Coastal District. The purpose of this study was to describe the ability to write rhymes class VII SMPN1 Silk , in terms of : 1) The ability to write in rhyme sampiran, 2) Content Writing Ability In Pantun , 3) The existence of a link between sampiran and content rhymes , theory used in analyzing the data of this study are those of AA . Navis (1986) on the terms of rhyme and kind rhyme based on its content. This research is a qualitative descriptive method . Data collection is done by: 1) Providing test writing rhymes after the material presented in the PBM, 2) examine and mark all related aspects studied. Furthermore, the data analysis is done by: (1) classify the data, (2) analyzing the data according to the theory of qualitative studies , (3) concluded the results of the data analysis. Based on the analysis of the ability to write rhymes SMPN1 class VII with regard sampiran Silk and content of the poem, and the relationship between the content of the poem sampiran that in terms of sound or final rhyme. It can be concluded that the ability of class VII SMPN1 Silk writes in rhyme (75,1 %) when viewed peraspek are : (1) The ability of class VII SMPN1 Silk write sampiran (81,9 %), (2) SMP capability class VII 1 Silk write content (79,2 %), (3) capability class VII SMPN1 Silk write rhymes and content linkages sampiran gain (89,3%).
Keywords : Writing Poem Seventh Grade Students of SMP 1 Silk
Pendahuluan
mengakomodasi
Kemampuan berbahasa dan bersastra
kedua
itu
sangat
menentukan.
merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Pendekatan strategi, metode, dan
Pembelajaran bahasa menggiring siswa
teknik pengajaran yang digunakan guru
untuk memiliki kemampuan berbahasa
selayaknya
secara
pembelajaran
kinerja dan keterampilan berbahasa serta
bahasa mendorong siswa untuk bertindak
fungsi sastra. Artinya, guru benar-benar
apresiatif. Agar dalam mengikuti proses
harus
pembelajaran
pembelajaran yang merangsang
komunikatif
siswa
dan
mencapai
dua
kemampuan itu, maka kreativitas guru
menciptakan
menekankan
kondisi
aspek
proses siswa
untuk terampil berbahasa. Di samping itu, 1
harus
untuk pencapaian bidang sastra, guru harus
karya sastra Melayu yang sampai sekarang
merangsang daya apresiasi siswa baik
masih dikembangkan.
dalam
bentuk
Pantun adalah puisi lama yang
mendengarkan, karya
terdiri dari empat baris yang bersajak
sastra. Karya sastra merupakan hasil
bersilih yaitu a-b-a-b dan tiap baris terdiri
kreativitas bukan semata-mata imiatif,
atas empat kata, Jumlah suku kata, jumblah
kreatif dalam sastra berarti ciptaan dari
suku kata dalam tiap baris antara delapan
tidak
sampai dua belas. Dua baris pertama
membacakan,
ada
serta
menuliskan
menjadi
ada
(Atmazaki,
disebut sampiran dan dua baris terakhir
2005:29). pengajaran
disebut isi pantun (Djamaris,2002:18).
bahasa dan sastra yang saling berkaitan
Pantun mempunyai arti ucapan yang
dalam
adalah
teratur, pengarahan yang mendidik dan
kemampuan menulis. Menulis adalah suatu
dapat juga berupa sindiran. Pantun sebagai
keterampilan bahasa yang digunakan untuk
karya sastra lama lebih muda ditulis karena
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
kaidah-kaidah yang mensyaratkan jelas
secara tatap muka dengan orang lain
dan tegas. Namun, persoalan isi pantun
(Tarigan, 2008:3).
yang harus terkait dengan unsur pantun
Salah
satu
proses
bentuk
pembelajaran
lain seperti sampiran, persajakan, jumlah
Dalam kurikulum Tingkat satuan Indonesia
suku kata tiap larik, dan jumlah larik tiap
untuk SMP yang merupakan salah satu
bait sering menjadi penghambat kreativitas
usaha untuk meningkatkan pembelajaran
siswa dalam menulis pantun.
pendidikan
kemampuan
(KTSP)
menulis
Bahasa
berbahasa
Berdasarkan
dan
hasil
wawancara
bersastra, salah satunya yaitu pembelajaran
dengan guru Bahasa Indonesia SMPN 1
menulis pantun. Menulis pantun adalah
Sutera Kabupaten Pesisir Selatan Ibu Sri
bagian dari menulis sastra. Kompetensi
Sumarni, S.Pd. pada tanggal 20 Februari
Dasar
2013 bahwa hasil belajar menulis pantun
materi ini adalah kemampuan
menulis pantun yang sesuai dengan syarat-
siswa
SMPN
1
Sutera,
diperoleh
syarat pantun pada kelas VII semester 1.
keterangan bahwa masih banyak siswa
Pantun merupakan karya sastra
yang tidak bisa menulis dengan baik,
lama yang sangat luas dikenal dalam
khususnya dalam menulis pantun. Siswa
bahasa-bahasa nusantara. Pantun dikenal di
beranggapan bahwa menulis adalah tugas
berbagai daerah, namun dengan nama yang
sastrawan dan wartawan saja, sehingga
berbeda. Pantun merupakan salah satu
siswa kurang termotivasi untuk berlatih dan meningkatkan ketera Fokus masalah 2
adalah: (1) kemampuan siswa kelas VII
meningkatkan minat dan motivasi belajar
SMPN 1 Sutera dalam menuis sampiran
sastra (menulis pantun), (3) peneliti lain,
pantun, (2) kemampuan siswa kelas VII
diharapkan dapat menambah wawasan dan
SMPN 1 Sutera dalam menulis isi pantun,
keterampilan
(3) kemampuan siswa kelas VII SMPN 1
khususnya dalam keterampilan menulis
Sutera menulis antara keterkaitan antara
pantun, dan sebagai bahan perbandingan
sampiran pantun dengan isi pantun.
dan dapat melanjutkan penelitian ini dari
berbahasa
dan
bersastra
sudut pandang yang berbeda.
Rumusan masalah penelitian ini
Pada
ada tiga yaitu: (1) Bagaimana kemampuan
hakikatnya
siswa kelas VII SMPN 1 Sutera dalam
merupakan
menulis
(2)
berbahasa tidak dapat dipisahkan dari
Bagaimanakah kemampuan siswa kelas
aspek-aspek keterampilan berbahasa lainya
VII SMPN 1 Sutera dalam maenulis isi
yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
pantun, (3) Bagaimanakah kemampuan
dan membaca. Namun demikian, menulis
siswa kelas VII SMPN 1 Sutera menulis
memiliki karakter khas yang membedakan
antara keterkaitan sampiran pantun dengan
dari keterampilan berbahasa yang lainya
isi pantun.
yaitu
sampiran
Tujuan
pantun,
penelitian
mendeskripsikan
ini
kemampuan
menulis
produktif,
untuk
salah
dan
satu
menulis keterampilan
memiliki ragam
sifat
aktif,
bahasa
yang
digunakan dalam menulis.
menulis
pantun siswa kelas VII SMPN 1 Sutera
Menurut
(Tarigan,2008:22)
dilihat dari: (1) Kemampuan siswa kelas
menulis merupakan aktivitas seseorang
VII SMPN 1 Sutera menulis sampiran
dalam menuangkan ide-ide, dan perasaan
pantun, (2) Kemampuan siswa kelas VII
secara logis dan sistematis dalam bentuk
SMPN 1 Sutera menulis isi pantun, (3)
tertulis, sehingga pesan tersebut dapat
Kemampuan siswa kelas VII SMPN 1
dipahami oleh para pembaca. Menulis
Sutera
ialah
menulis
keterkaitan
sampiran
pantun dengan isi pantun.
menurunkan
lambak-lambang
Hasil penelitian ini diharapkan
menggambarkan
atau
melukiskan
grafik suatu
bahasa
yang yang
dapat bermanfaat bagi (1) Guru Bahasa
dipahami oleh seseorang. Sehingga orang
Indonesia, untuk mengetahui ketercapaian
lain dapat membaca lambang-lambang
hasil belajar sastra (menulis pantun), dan
grafik tersebut kalau mereka memahami
menjadikan
bahasa dan gambar grafik itu.
umpan
menyempurnakan
proses
balik
dalam
pembelajaran
Menurut (Semi,2009:17-18) Secara
sastra (menulis pantun), (2) siswa, untuk
umum tujuan menulis adalah sebagai 3
berikut: (1) memberikan arahan, yaitu
Berdasarkan bentuk atau jumblah
memberikan petunjuk kepada orang lain
baris tiap bait, pantun terbagi atas beberapa
dalam
(2)
macam yaitu: (1) pantun biasa, (2) pantun
menjelaskan sesuatu, yaitu memberikan
kilat,/karmina, (3) seloka, (4) talibun, (5)
uraian atau penjelasan tentang suatu hal
syair,(6) gurindam (Semi,1998:148-150).
menjelaskan
sesuatu,
Pembelajaran
yang harus diketahui orang lain, (3)
menulis
pantun
menceritakan kejadian, yaitu memberikan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
informasi tentang suatu hal yang sedang
(KTSP) di SMP berada pada kelas VII
berlangsung di suatu tempat pada suatu
semester 1 dengan standar kompetensi
waktu, (4) meringkas, yaitu membuat
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan
rangkuman suatu tulisansehingga menjadi
pengalaman melalui pantun dan dongeng.
lebih singkat, dan (5) meyakinkan, yaitu
Kompetensi dasar 8.1, menulis pantun
tulisan yang berusaha meyakinkan orang
yang sesuai dengan syarat-syarat pantun.
lain setuju atau sependapat dengan ide,
Dengan pembelajara pantun di sekolah
pikiran, dan gagasan seseorang.
siswa dapat mengetahui dan mempelajari tentang pantun, karena pantun merupakan
. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KKBI)
budaya asli Indonesia. Dengan demikian
(2008:1017) pantun
merupakan puisi lama yang setiap bait
siswa
terdiri
berbahasa dan bersastra Khususnya dalam
dari
empat
baris/larik,
mampu
dan
terampil
dalam
boleh
menulis pantun, dan kemampuan yang
bersajak a-a-a-a, a-a-b-b, a-b-b-a), satu
dimiliki siswa dapat berkembang secara
larik biasanya berjumblah empat sampai
optimal.
enam kata (delapan sampai dua belas suku
1.
beriramasilang
a-b-a-b
(tidak
Ernawati (2007) mahasiswa Jurusan
merupakan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
terakhir
Universitas Negeri Padang dengan judul
merupakan isi. Menurut (Rizal,2009:270)
“ Kemampuan Menulis Pantun Siswa
Pantun terdiri dari beberapa baris dalam
kelas VII SMPN 12 Padang”. Hasil
jumblah genap, dari dua baris sampai dua
penelitiannya ialah tergolong baik, akan
belas baris. Setiap baris terdiri dari empat
tetapi ada siswa yang tidak dapat
sampai enam kata dengan rima akhir yang
menjawab soal yang diberikan secara
bersilang-silang sama, sebagian jumblah
tepat.
kata),
dua
sampiran,
larik dan
pertama dua
larik
2.
baris pertama disebut sampiran dan dua
Martaunafit (2008) mahasiswa Jurusan
baris terakhir disebut isi. Isi merupakan
Pendidikan
tujuan atau maksud dari pantun tersebut.
Indonesia Unversitas Negeri Padang 4
Bahasa
dan
Sastra
dengan judul “ Kemampuan Menulis
pantun.
Objek penelitian adalah siswa
Pantun Siswa Kelas VII SMPN 2 Kec.
kelas VII. I SMPN 1 Sutera.
Payakumbuh Kab. Lima Puluh Kota”.
Instrumen yang digunakan dalam
Hasil penelitiannya ialah Kemampuan
penelitian ini adalah tes menulis pantun
menulis pantun siswa berada pada
sesuai dengan yang ditetapkan yaitu
klasifikasi cukup dengan perolehan
sampiran
nilai rata-rata 5,84%.
keterkaitan antara sampiran dan isi pantun.
pantun,
isi
pantun,
dan
Keterampilan menulis merupakan
Sedangkan waktu yang diberikan kepada
suatu keterampilan yang harus dikuasai
siswa untuk mengerjakan tugas ini selama
oleh siswa, karena dengan menulis siswa
dua jam pelajaran atau 2X45 menit.
dapat menuangkan ide atau pikiran dalam
Dalam
bentuk tulisan. Untuk menguji siswa dalam
pengumpulan
keterampilan
dan
memberikan tes tertulis dalam bentuk soal
dalam
yaitu menulis pantun yaitu menulis pantun
bersastra
menulis
kita
bisa
berbahasa menugasi
pembelajaran menulis pantun.
penelitian data
ini,
teknik
dengan
cara
adat, pantun muda, pantun duka, pantun suka, pantun tua, setelah itu dikumpulkan. Kemudian diperiksa sesuai dengan aspek
II. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
yang diteliti yaitu: sampiran pantun, isi
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor
pantun dan keterkaitan antara sampiran
(dalam Moleong, 2006:4) mendefinisikan
dengan isi pantun. Tes diberikan kepada
bahwa penelitian kualitatif merupakan
siswa yang terpilih menjadi sampel, setelah
prosedur penelitian yang menghasilkan
siswa selesai menulis pantun tersebut
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
lembaran tugas siswa dikumpulkan untuk
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
dianalisis.
yang diamati.
Setelah data terkumpul, dilakukan
Metode yang digunakan dalam
penganalisaan. Data dianalisis dengan
penelitian ini adalah metode deskriptif.
menggunakan langkah-langkah berikut:
Menurut
1.
Moleong
(2006:11)
metode
deskriptif adalah metode di mana data yang
dikumpulkan
berupa
ditulis oleh siswa
kata-kata,
2.
gambar, dan bukan angka-angka. Data
dalam
penelitian
Membaca hasil Menulis Pantun yang
Memeriksa lembaran tugas siswa dan menandai setiap aspek yang diteliti
adalah
yaitu:
lembaran jawaban siswa tentang menulis
a. Sampiran paantun b. Isi pantun 5
keterangannya. Hasil tes tersebut dijadikan
c. Keterkaitan antara sampiran dengan
sebagai data kualitatif.
isi pantun 3.
Menganalisis data yang telah ditandai.
4.
Mengelompokan hasil analisis data
data
sesuai dengan fokus penelitian.
penulisan pantun. Dari 114 bait pantun
Menyimpulkan analisis tersebut.
yang ditulis siswa kelas VII SMPN 1
5.
Data yang akan dianalisis adalah, yang
memenuhi
syarat-syarat
Untuk menguji keabsahan dapat
Sutera yang menjadi subjek penelitian,
digunakan teknik triangulasi. Menurut
setelah dilakukan pemeriksaan terhadap
Moleong (2002:178), trianggulasi adalah
lembar tugas siswa, ditemukan 104 bait
teknik pemeriksaan keabsahan data yang
pantun yang ditulis siswa yang memenuhi
bermanfaat sesuatu yang lain diluar data
syarat-syarat pantun. Dalam kemampuan
itu
menulis pantun siswa yang diteliti, yang
untuk
pengecekan
atau
sebagai
pembanding terhadap data itu.
menulis pantun muda, sebanyak 19 siswa, jenis pantun adat 15 siswa, Jenis pantun suka menulis sebanyak 2 siswa, dan jenis
III. Hasil Pembahasan penelitian
pantun tua menulis sebanyak 2 siswa, dan
kualitatif, penulis melakukan pengumpulan
jenis pantun duka tidak ada siswa yang
data dari lembar kerja siswa VII SMPN 1
menulisnya. Dari data yang terkumpul
Sutera. Data yang terkumpul dilakukan
banyak ditemukan bait pantun yang sama
dengan
ditulis oleh siswa.
Berdasarkan
rancangan
mengelompokkan
dan Isi
Pada bagian ini akan dilakukan
pantun, dan keterkaitan antara sampiran
analisis data kemampuan menulis pantun
dan isi pantun dari jenis pantun yang telah
siswa kelas VII SMPN 1 Sutera, yang
ditentukan, yaitu (1) pantun adat, (2)
dilihat sampiran, isi, keterkaitan antara
pantun muda, (3) pantun suka, (4) pantun
sampiran dan isi pantun.
tua, (5) pantun suka. Data penelitian ini
Data 1
dikumpulkan pada hari Senin tanggal 15
Pada data 1 pantun yang ditulis adalah
Juli 2013. Data kemampuan menulis
pantun muda yang terdiri dari 3 bait.
pantun siswa kelas VII SMPN 1 Sutera
Ketiga bait pantun tersebut memenuhi
diperoleh dengan cara memberikan tes
syarat-syarat
menulis pantun kepada siswa. Jumblah
mampu
penelitian sebanyak 40 orang siswa, tetapi
keterkaitan antara sampiran dan isi. Hal ini
siswa yang hadir hanya 38 orang, 2 orang
dapat dilihat
memperhatikan
sampiran
pantun,
siswa tidak hadir, tidak ada beritanya atau 6
penulisan
menggunakan
pantun. sampiran,
Siswa isi,
Data 1.1
dengan isi baris keempat bunyi akhirannya
Buah jambu tiga serangkai Dipetik satu tinggal dua Ilmu apa yang abang pakai Hingga adik jatuh cinta
juga a.
Pantun dikatakan
pada
data
sempurna
Data 1.2
1.1 karena
di
Beribu-ribu ular di sawah Hanya satu yang berbisa Beribu-ribu cowok di sekolah Hanya satu yang aku cinta
atas telah
menggunakan stuktur penulisan pantun
Pada data 1.2 di atas pantun ini
yang tepat. Pantun di atas bersajak ab-ab,
dikatakan sempurna karena menggunakan
dan jumlah suku kata tiap baris sesuai
struktur penulisan pantun yang tepat.
dengan ketentuan struktur pada pantun.
Pantun yang bersajak ab-ab, dan jumlah
Sampiran pada pantun 1.1 baris pertama,
suku
buah jambu tiga serangkai, terdiri dari 9
ketentuan struktur pada pantun. Sampiran
suku kata dan sampiran pada baris kedua,
pada pantun 1.2 baris pertama, beribu-ribu
dipetik satu tinggal dua, terdiri dari 9 suku
ular di sawah, terdiri dari 10 suku kata dan
kata. Sampiran pada baris pertama dan
sampiran pada baris kedua, hanya satu
kedua dapat memberi kiasan pengantar
yang berbisa, terdiri dari 8 suku kata.
dari isi, suatu perbuatan yang dilakukan
Sampiran pada baris pertama dan kedua
oleh manusia mengibaratkan dengan buah.
memberi kiasan pengantar dari isi, siswa
Isi pada pantun 1.1 yang terletak pada baris
mengibaratkan manusia dengan seekor ular
ketiga, ilmu apa yang abang pakai, terdiri
yang berbisa. Isi pada pantun 1.2 yang
dari 9 suku kata dan isi pada baris
terletak pada baris ketiga, beribu-ribu
keempat, hingga adik jatuh cinta, terdiri
cowok di sekolah, yang terdiri dari 11 suku
dari
pantun
kata dan isi pada baris keempat, hanya satu
terhadap
yang aku cinta, yang terdiri dari 9 suku
orang yang dimaksud tentang sesuatu yang
kata. Isi pantun mengungkapkan isi hati
membuat dia sehingga jatuh cinta.
seseorang walaupun banyak lelaki di
8
suku
mengungkapkan
kata.
Isi
pertanyaan
kata
tiap
baris
sesuai
dengan
sekolah, tapi hanya satu lelaki yang dia
Keterkaitan antara sampiran dan isi
cinta.
pantun pada pantun 1.1 terletak dari segi bunyi atau rima akhir yang saling berkaitan
Keterkaitan antara sampiran dan isi
yaitu, bunyi yang sama antara sampiran
pantun 1.2 ini terletak pada segi bunyi atau
pertama bunyi akhirannya ai, dan sampiran
rima akhir yang saling berkaitan yaitu,
pada baris kedua bunyi akhirannya a,
bunyi yang sama antara sampiran pertama bunyi akhiranya ah, dengan isi baris ketiga 7
bunyi akhiranya juga ah, dan sampian pada
Data 2.1
baris kedua yang bunyi akhiranya a,
buah coklat buah delima yang paling manisnya adalah gula kalau kamu jatuh cinta pasti rasanya disurga
dengan isi pada baris keempat bunyi akhirannya juga a. Data 1.3
Pada data 2.1 di atas pantun ini
Limau purut lebat dipangkal Sayang selasih condong uratnya Angin ribut dapat ditangkal Hati yang sedih apa obatnya
dikatakan tidak sempurna karena struktur penulisan pantun yang digunakan tidak tepat. Pantun di atas bersajak aa,aa yang
Pada data 1.3 di atas pantun ini
harusnya bersajak ab,ab, dan jumlah suku
dikatakan sempurna karena menggunakan
kata tiap baris sesuai dengan ketentuan
struktur penulisan pantun yang tepat.
struktur pada pantun. Sampiran pada
Pantun di atas bersajak ab,ab dan jumlah
pantun 2.1 pada baris pertama, buah coklat
suku
dengan
buah delima, terdiri dari 9 suku kata
ketentuan struktur pada pantun. Sampiran
dansampiran pada baris kedua, yang paling
pada pantun 1.3 baris pertama, limau purut
manisnya adalah gula. Terdiri dari 11 suku
lebat di pangkal, terdiri dari 9 suku kata
kata.
dan sampiran pada baris kedua, sayang
mengungkapkan dua jenis buah yang
selasih condong uratnya, terdiri dari 10
berbeda, sampiran baris kedua menyatakan
suku kata. Sampiran pada baris pertama
yang paling manis adalah gula. Isi pada
dan kedua mengungkapkan tumbuhan yang
pantun 2.1 ini terletak pada baris ketiga,
tumbuh lebat dipangkalnya, dan yang baris
kalau kamu jatuh cinta, terdiri dari 8 suku
kedua
keprihatinan
kata dan isi pada baris keempat, pasti
terhadap tumbuhan yang condong pada
rasanya disurga, terdiri dari 8 suku kata.
uratnya. Isi pada pantun 1.3 yang terletak
Isi pada baris ketiga mengungkapkan
pada baris ketiga, angin rebut dapat
keadaan yang menyangkut perasaan yang
ditangkal, terdiri dari 9 suku kata dan isi
dialaminya,
isi
pada
baris
pada baris keempat, hati yang sedih apa
mengungkapkan
dan
membayangkan
obatnya, terdiri dari 10 suku kata. Didalam
indahnya
isi
ketiga
bagaikan berada pada suatu tempat yang
terjadi
paling idah dari segalanya.
kata
tiap
baris
mengungkapkan
pantun
mengungkapkan
pada
sesuai
baris
keadaan yang
Sampiran
pada
perasaan
baris
saat
pertama
keempat
jatuh
cinta
dapat diatasi, pada baris keempat keadaan
Keterkaitan antara sampiran dan isi
yang sedang dialami yang tidak tahu apa
pada pantun 2.1 ini yang terletak dari segi
obatnya dan tidak tahu cara mengatasinya.
bunyi atau rima akhir yang tidak saling 8
berkaitan yaitu, bunyi yang sama antara
Keterkaitan antara sampiran
sampiran pertama bunyi akhiranya a,
dan isi pada pantun 2.2 yang terletak dari
dengan isi baris ketiga bunyi akhirannya
segi bunyi atau rima akhir yang saling
juga a, dan sampiran pada baris kedua
berlaitan yaitu, bunyi yang sama antara
yang bunyi akhirannya a, dengan isi pada
sampiran pertama bunyi akhiranya it,
baris keempat bunyi akhiranya juga a.
dengan isi baris ketiga bunyi akhirannya juga it, dan sampiran pada baris kedua
Data 2.2
yang bunyi akhirannya ati, dengan isi pada
Padang panjang dilingkar bukit Bukit dilingkar sikayu jati Kasih saying bukan sedikit Dari mata jatuh ke hati
baris keempat bunyi akhirannya juga ati. Data 2.3 Jalan-jalan kepasar baru Jangan lupa beli baju Kalau kamu cinta pada ku Sebutlah namaku
Pada data 2.2 di atas pantun ini dikatakan sempurna karena menggunakan struktur penulisan pantun yang tepat.
Pada data 2.3 di atas pantun ini
Pantun diatas bersajak ab,ab, dan jumlah
dikatakan tidak sempurna karena struktur
suku
dengan
penulisan pantun tidak tepat. Pantun diatas
ketentuan struktur pada pantun. Sampiran
bersajak aa-aayang seharusnya bersajak
pada pantun 2.2
pada baris pertama,
ab-ab, dan jumlah suku kata tiap baris
padang panjang dilingkar bukit, terdiri
sesuai dengan ketentuan struktur pada
dari 9 suku kata dan sampiran pada baris
pantun. Sampiran pada pantun 2.3 baris
kedua, bukit dilingkar si kayu jati, terdiri
pertama, jalan-jalan kepasar baru, terdiri
dari 10 suku kata. Sampiran baris pertama
dari 9 suku kata dan sampiran baris kedua,
dan kedua menggambarkan suatu keaadaan
jangan lupa beli baju, terdiri dari 8 suku
yang terlihat olehnya, suatu daerah yang
kata. Sampiran baris pertama dan kedua
terletak
yang
mengungkapkan kegiatan yang dilakukan
dilingkari oleh kayu jati. Isi pantun 2.2
dan mengingatkan tentang suatu benda
terletak pada baris ketiga, kasih saying
jangan sampai lupa. Isi pantun 2.3 yang
bukan sedikit, terdiri dari 9 suku kata dan
terletak pada baris ketiga, kalau kamu
isi pada baris keempat, dari mata jatuh
cinta padaku, terdiri dari 9 suku katadan isi
kehati, terdiri dari 9 suku kata. Isi pantun
pada baris keempat, sebutlah namaku,
mengungkapkan tentang perasaan yang
terdiri dari 6 suku kata. Isi pantun
dialaminya dan dari penglihatan tersimpan
mengungkapkan tentang perasaan yang
kata
tiap
pada
baris
lingkaran
sesuai
bukit
ke hati yang dalam. 9
dirasakan agar diungkapkan dan sebutlah
V. Ucapan Terima kasih Berkat motivasi dan bimbingan dari
nama yang dimaksud. Keterkaitan antara sampiran dan isi
berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat
pantun pada pantun2.3 yang terletak pada
diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada
segi bunyi atau rima akhir yang tidak
kesempatan
saling berkaitan yaitu, bunyi yang sama
terima kasih kepada: (1) Prof. M. Atar
antara sampiran pertama bunyi akhirannya
Semi, selaku pembimbing 1 dan ibu Dra.
u, dengan isi baris ketiga bunyi akhirannya
Dra. M.Pd selaku pembimbing II yang
u, dan sampiran pada baris kedua yang
sudah memberikan arahan, bimbingan,
bunyi akhirannya juga u, dan sampiran
saran,
pada baris kedua yang bunyi akhirannya u,
bermanfaat
dengan isi pada baris keempat bunyi
menyelesaikan skripsi ini, (2) Ibu Ketua
akhirannya juga u.
dan Sekretaris Program Studi Pendidikan
dan
ini
penulis
mengucapkan
motivasi bagi
yang penulis
sangat dalam
Bahasa dan Sastra Indonesia yang sudah memberikan
IV. Kesimpulan
ke
untuk
melakukan
penelitian, (3) Bapak Dekan dan Wakil
Berdasarkan hasil analisis tentang kemampuan menulis pantun siswa kelas
Dekan
VII
Pendidikan Universitas Bung Hatta, (4)
SMPN
1
sutera,
dengan
Fakultas
Keguruan
dan
Ilmu
memperhatikan sampiran dan isi pantun,
seluruh staf pengajar
keterkaitan antara sampiran dan isi pantun
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang dilihat dari segi bunyi atau rima
yang dengan tulus mengajar dan mendidik
akhir.
bahwa
penulis selama melakukan pendidikan di
kemampuan siswa kelas VII SMPN 1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
sutera dalam menulis pantun lebih dari
Universitas Bung Hatta.
dapat
disimpulkan
Program Studi
cukup (75,1%) Bila dilihat peraspek
Semoga semua bantuan yang sudah
terdapat: (1) Kemampuan siswa kelas VII
Bapak dan Ibu berikan bernilai ibadah dan
SMPN 1 Sutera menulis sampiran baik
mendapat pahala dari Allah Swt. Amin.
(81,9%), Kemampuan siswa kelas VII
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat
SMPN 1 Sutera menulis isi baik (79,2%)
bagi
(3) Kemampuan siswa kelas VII SMPN 1
perkembangan ilmu pendidikan bahasa dan
Sutera
sastra Indonesia.
menulis
keterkaitan
sampiran
pantun dan isi pantun mendapatkan baik sekali (89,3%).
10
pembaca
terutama
untuk
DAFTAR PUSTAKA Atmazaki. 2005. Ilmu sastra: Teori dan terapan. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia. Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdikbub.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minang kabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Mazwar, Melia. 2007. “Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMPN 29 Padang”.Skripsi.Padang: Universitas bung hatta. Hasanuddin, WS. 2004. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. Martanaufit. 2008. “Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP N 2Kec.Payakumbuh Kab. Lima Puluh Kota”.Skripsi. Padang: UniversitasNegeri Padang. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Navis, AA. 1986.Alam Takambang Jadi Guru. Padang: Pustaka GrafistiPes. Rizal, Yose. 2009.Puisi Asli Anak Nagari. Padang: Garda Media. Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press. Semi, M. Atar. 1998. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 11
12
13