JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. Website: www.parokisanmare.or.id Mailing-list:
[email protected] Facebook Group: SanMaRe Untuk kontribusi berita, artikel, pengumuman atau iklan baris, silakan email ke :
[email protected]
21 September 2014
Tahun V – No.38
Keluarga dalam Perjanjian Lama Secara biblis, dikenali ada dua kisah penciptaan. Kitab Kejadian Bab 1 dan Bab 2 bercerita tentang Penciptaan. Pada Bab 1 (Kej 1:2729) dituliskan bahwa manusia diciptakan terakhir sebagai ciptaan yang paling sempurna, menurut gambar Allah, dan diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan untuk berketurunan dan menguasai bumi dan isinya. Pada Bab 2 diceritakan tentang Taman Eden yang diciptakan Allah dan tentang manusia (laki-laki) yang mendapatkan hidupnya dari Allah sendiri yang ditempatkan Allah untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Baru kemudian Allah menciptakan perempuan dari rusuk laki-laki sebagai penolong yang sepadan (Kej 2:18-23). Dengan membaca kedua bab dari Kitab Kejadian ini, maka kita dapat memahami bahwa manusia laki-laki dan perempuan diciptakan menurut gambar Allah sebagai pasangan bukan sendiri-sendiri (Kej 1:27) dan sebagai dua yang sepadan bukan satu menjadi pembantu atau budak yang lain. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu -1-
daging” (Kej 2:24). Budaya Yahudi mewajibkan wanita meninggalkan keluarga besarnya dan masuk ke dalam keluarga besar suaminya. Yang ingin ditekankan adalah dalam perkawinan, seorang laki-laki dan seorang perempuan akan bersama-sama mengambil risiko keluar meninggalkan keluarga besarnya untuk bersatu dan membentuk sebuah keluarga baru. Ungkapan “menjadi satu daging” bukan dalam konotasi seksual, dalam bahasa Ibrani pengertian daging atau tubuh menggambarkan baik badan maupun jiwa, manusia seutuhnya. Jadi “menjadi satu daging” memberikan gambaran persatuan yang membentuk satu unit atau kesatuan baru yang utuh secara sosial dan emosional. Dan dari kebersamaan dalam perkawinan dengan yang sepadan dengannya, manusia akan menemukan kepenuhan identitasnya. TELANJANG DAN TIDAK MERASA MALU “Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu” (Kej 2:25). Dalam budaya Ibrani, telanjang membawa pengertian lemah dan tidak terlindungi. Sehingga dalam sebuah perkawinan suami dan isteri selayaknya menerima satu sama lain apa adanya, tidak mengambil keuntungan dari kekurangan yang lain, melainkan saling memberikan diri secara penuh, jujur, saling terbuka, tidak saling curiga, dan percaya satu pada yang lain. Dalam Kitab Kejadian dikisahkan Abraham memerintahkan hambanya yang paling tua untuk mengambil istri bagi anaknya Ishak. “Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak anakku” (Kej 24:4). Kata mengambil berasal dari kata Ibrani laqakh le. Tidak ada istilah untuk perkawinan dalam Perjanjian Lama. Seorang ayah mencari dan mengambil seorang perempuan untuk menjadi isteri bagi anaknya. Dapat terjadi isteri berasal dari satu suku yang sama atau pernikahan secara endogami (Kej 24:1-9) dan dapat pula dari luar suku atau suku berbeda yaitu pernikahan secara exogami (Pernikahan Musa dan Yusuf). Dalam Perjanjian Lama, muncul tiga kali kata Mohar, seperti kata bahasa Arab Mahar berarti Mas Kawin (Kej 34:12, Kel 22:16 dan 1 Sam 18:25). Mas Kawin atau Mohar adalah uang sejumlah 50 shekel yang harus dibayarkan kepada ayah dari perempuan yang akan diambil sebagai isteri. Tujuan utamanya adalah untuk membangun relasi timbal balik antara dua keluarga dan sebagai penanda atau bukti ada perjanjian. Pada Kitab Tobit (Tobit 7:13-14) dikisahkan tentang Raguel ayah Sara yang menyerahkan anaknya Sara pada Tobia untuk menjadi isteri Tobia dengan diiringi doa bagi keduanya, sebuah Liturgi Perkawinan.Selain itu Raguel juga menuliskan perjanjian perkawinan.Doa dalam perkawinan juga ada dalam komunitas Yahudi di Elephantine, Mesir. Dalam komunitas ini ada penegasan pernyataan saat seorang laki-laki menikah: “Dia adalah isteriku dan aku adalah suaminya sampai selama-lamanya”. Perkawinan merupakan perjanjian atau kontrak antara dua keluarga dalam bentuk persahabatan, bukan pemilik dan barang yang dimiliki. Walaupun Cinta tidak selalu lebih dahulu dan dapat tumbuh setelah perkawinan, dasar perkawinan tetaplah cinta. Dalam Kitab Pengkotbah (4:9.10-11) dikatakan “perkawinan adalah membangun persahabatan dalam cinta dan keintiman hidup bersama”.Dan dalam Kidung Agung (3:1-4,5,6-8) ditegaskan bahwa cinta menjadi sendi utama dari perkawinan. Jadi, dalam Perjanjian Lama, perkawinan merupakan kontrak atau perjanjian antara dua keluarga, diiringi dengan doa agar perkawinan ada dalam damai untuk selama-lamanya. Dan yang menjadi penting dari segalanya adalah bahwa gagasan tentang cinta sebagai dasar perkawinan itu, tetap menjadi keutamaan yang tetap dihidupi dalam perkawinan sampai saat ini. Bahan disiapkan oleh Georgi Godong & RD Anton Baur dari hasil pertemuan II Pikat 19 September 2014 Leaving the Garden, karya Joseph Brickey tentang Adam dan Hawa diusir dari Firdaus -2-
SERI BAPA GEREJA
Santo Andreas, Rasul (3) Beberapa tradisi kuno Gereja tidak hanya memandang Andreas sebagai mediator komunikasi Yesus dengan orangorang Yunani, tetapi di kemudian hari, tepatnya setelah Pentakosta, Andreas menjadi rasul dan pewarta kabar gembira Yesus bagi orang-orang Yunani. Dikisahkan bahwa Petrus, saudaranya, mengadakan perjalanan dari Yerusalem melalui Antiokhia dan menuju Roma untuk menjalankan misi pewartaan di sana. Dan, Andreas menjadi Rasul dunia Yunani. Gambaran ini ingin mempertegas gambaran persaudaraan sejati dan kebersamaan antara Petrus dan Andreas sekaligus menunjukkan intimitas relasi persaudaraan antara Tahta Roma (Gereja Katolik Roma) dan Konstantinopel (Gereja Katolik Ortodoks). Di dalam tradisi yang kemudian, dijelaskan pula bahwa Andreas wafat setelah menderita penyiksaan di salib. Kita tahu bersama bahwa dikisahkan bahwa Petrus wafat di salib dengan posisi terbalik karena merasa tidak pantas disalib serupa dengan Yesus Kristus yang diwartakannya. Dan, tradisi pun mengisahkan bahwa Andreas pun tidak disalib pada posisi seperti Yesus, tetapi ia disalib dengan posisi X. Salib inilah yang sampai dengan hari ini dikenal dengan nama "Salib St. Andreas". Ada doa khusus yang dimadahkan dan diyakini sebagai doa St. Andreas dengan judul "The Passion of Andrew". Dalam doa St. Andreas ini, terdapat spiritualitas Kristiani yang mendalam. Kita tidak memandang Salib sebagai sarana penyiksaan tetapi sarana bagi Penebus kita untuk menyelamatkan kita, layaknya biji gandum yang jatuh ke bumi dan tumbuh serta berbuah. Di sini kita dapat merenungkan bahwa salib kita sendiri menjadi begitu berarti jika kita menerima salib-salib kita itu sebagai bagian dari Salib Kristus yang pantulan cahayanya menerangi kita. Dengan salib, ditegaskan bahwa penderitaan kita karena Kristus juga akan dimuliakan dan mendapatkan makna sejatinya. Dari seluruh permenungann tentang Rasul Andreas, kita bisa belajar untuk mengikuti Yesus secara tegas dan mantap (lih Mat 4: 20; Mk 1: 18), mewartakan-Nya dengan semangat kepada orang-orang yang kita jumpai, membangun relasi yang akrab dengan-Nya, dan menyadari bahwa di dalam Yesus, kita menemukan makna terdalam dari kehidupan dan kematian kita. (Selesai) Bahan disiapkan oleh Rm Anton Baur Pr dari berbagai sumber -3-
POJOK KABARLITURGI UMAT
Meneladan Musa dalam Hal Melayani Lingkungan St. Agatha, Wilayah V mengadakan pertemuan kedua Bulan Kitab Suci pada Sabtu (13/9) dengan tema melayani dengan tabah, belajar dari tokoh Musa dalam menjalankan pelayanan. Sebanyak 19 warga hadir dalam pertemuan ini, meningkat tiga kali lipat disbanding pertemuan pertama.
Warga St Agatha melakukan pendalaman Kitab Suci
Pertemuan dibuka oleh fasilitator Ibu Purwanti dan Bapak Ignatius Hadi W. dengan lagu serta doa pembukaan. Selanjutnya warga membaca dan mencermati kutipan Kitab Suci. Ternyata, proses ini terasa seru. Peserta yg dibagi dalam dua kelompok membaca dan merefleksikan isi bacaan di dalam kelompok kecil. Kemudian, intisarinya diceritakan.
Dalam bacaan, Musa mencari alasan dan berusaha menolak tugas dari Allah untuk menuntun bangsanya keluar dari Mesir. Dia tidak yakin dengan kemampuannya, akan tetapi Allah tidak pernah menyerah. Saat menjalankan tugasnya, Musa menemukan banyak tantangan terutama kemarahan dan celaan dari bangsanya sendiri. Tantangan dan kendala yang dihadapi Musa dalam tugas kadang kala sangat berat. Akan tetapi ia tidak lari dari tugasnya. Mengapa demikian? Musa memercayakan semua tugasnya kepada Allah. Musa selalu menjalin relasi dengan Allah. Dia selalu menyediakan waktu untuk dekat dengan-Nya dalam situasi apapun. Kita dapat meneladan pribadi Musa dalam tugas pelayanan kita baik di kehidupan berkeluarga, menggereja, dan bermasyarakat. Sering kita merasa tidak pantas, tidak sanggup dalam panggilan pelayanan kita. Namun, jika Tuhan sudah berkehendak dan mengutus kita, pada akhirnya kita tidak bisa menghindar atau menolak lagi. Kita pun harus menyediakan waktu untuk selalu menjalin relasi dengan Tuhan. Dengan selalu berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan, kita akan mampu bertahan dan setia dalam melayani. Selain itu, kita tetap dapat melayani dengan tabah di tengah celaan dan kritikan terutama dari orang-orang yang kita layani. (Adriana P, warga St Agatha Wilayah V)
Dipanggil untuk Melayani : TIM 3S Saudara saudara terkasih, kita berbahagia bahwa umat SanMaRe meningkat luar biasa. Misa Minggu pukul 9.00 WIB kini harus menggunakan dua ruang kelas. Seiring dengan kebahagiaan ini, kami tim Tata Suara yang lebih dikenal dengan sapaan ‘Tim 3S’ (Sanmare Sound System) sangat mengharapkan saudara-saudara terkasih pemerhati dan/ atau pehobi 'audio' untuk bergabung bersama kami dalam mengawal sistem tata suara Gereja.
-4-
Mari bergabung, silakan menyampaikan niat Anda kepada: 1. Didik Wiryawan, 0811966674, email:
[email protected]. 2. Pungky Salisa, 087781693232/08170065566, email:
[email protected].
Ajaran Sosial Gereja
Tuhan, Temani Aku Lewat lagu Si Budi kecil, Iwan Fals bertutur tentang realitas kehidupan anak-anak jalanan, pulang sekolah harus jual koran. Agaknya, cerita itu masih tergolong halus. Songgeng, seorang bocah dari Cirebon yang beradu nasib di Jakarta jadi anak jalanan (Tuhan, Temani Aku – Kisah Anak Jalanan). Semula jual koran dan jadi tukang semir sepatu. Tapi kerasnya kehidupan jalanan mengharuskannya menjalani beragam pengalaman kelam: Disodomi, jadi tukang copet, ditangkap dan dianiaya, hingga ketergantungan ngelem. Dari hari ke hari anak-anak jalanan semakin berjejal di kota-kota besar. Ribuan tunas muda itu menjadi generasi 3 NG “ngamen, ngelem, ngemis”. Kehidupan jalanan yang menjadi kesempatan berelasi, justru menjadi tempat saling mencurigai dan ketidakpedulian. Mereka yang mengayun langkah beradu nasib di jalanan… tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan nasib mereka, hanya gumam pendek mengiringi langkah mereka, “Tuhan, temani aku”.
Solicitudo Rei Socialis – Keprihatinan Sosial Gereja
Melalui Ensiklik ‘Solicitudo Rei Socialis’ - Keprihatinan Sosial Gereja – (1987), Paus Yohanes Paulus II (1987) menegaskan kembali misi keterlibatan sosial Gereja : Untuk memilih berpihak pada yang miskin. Kemiskinan sudah menjadi bagian dari sejarah peradaban manusia. Ketika terjadi banyak kemajuan, di sisi lain terjadi kemerosotan dalam berbagai bentuk.
GARIS BESAR SOLLICITUDO REI SOCIALIS 1. Sasaran “Keprihatinan Sosial Gereja” Adalah panggilan yang konsisten demi perkembangan sejati manusia dan masyarakat yang menghormati serta memajukan seluruh dimensi pribadi manusia. 2. Keotentikan “Populorum Progressio” Menerapkan pengajaran Konsili Vatikan II pada permasalahan khusus pembangunan yakni ciri khas etis dan budaya masalah-masalah ini, dimensi global “persoalan sosial” dan batasan tentang konsep baru pembangunan. 3. Tinjauan Dunia semasa Merupakan tinjauan mengenai beberapa ciri khas dunia dewasa ini agar pengajaran yang terkandung dalam Populorum Progressio dapat dikembangkan. 4. Pembangunan Sejati Manusia Bukan hanya terbatas pada pembangunan ekonomis tetapi harus diukur dan diarahkan sesuai kenyataan dan panggilan pribadi manusia dalam keutuhannya. 5. Penelaahan Teologis mengenai Masalah-Masalah Modern – Hasil pembangunan yang sangat kecil dan negatif lebih disebabkan oleh hakekat moral daripada hakekat politis dari kendala-kendala pembangunan. Itulah “dosa pribadi” yang berakar dalam individu-individu dan terungkap dalam tindakan konkretnya yang memperkenalkan dan mengkonsolidasikan “struktur-struktur dosa” dan menjadikannya sulit untuk disingkirkan. (Sumber: Komisi Justice & Peace dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonmi KWI)
Ensiklik SRS ini juga merupakan peringatan atas Ensiklik Populorum Progressio (1967) dari Paus Paulus VI. Dalam Populorum Progressio, Paus Paulus VI menaruh harapan akan agenda pembangunan (sosial dan ekonomi) sebagai sarana memajukan martabat manusia. Tetapi setelah 20 tahun, apa yang menjadi harapan ini justru menunjukkan arah sebaliknya: Kemiskinan dan masalah sosial merajalela. Modernisasi dan -5-
industrialisasi menciptakan pusat-pusat baru kemajuan ekonomi, tetapi sekaligus pusat-pusat kekumuhan dan kemelaratan di kota-kota besar. “Pilihan konsisten ajaran sosial Gereja adalah preferensi atau cinta untuk berpihak pada yang miskin. Hari ini, pilihan tersebut harus dinyatakan dalam dalam dimensi secara luas di seluruh dunia, merangkul mereka yang lapar, yang miskin, para tuna wisma, mereka yang tidak memiliki akses layanan kesehatan dan tanpa harapan” (Paragraf 42 SRS). Paus Yohanes Paulus II mewariskan pesan pokok cita-cita Gereja sendiri. Yakni, keterlibatan sosial Gereja dalam menanggapi realitas kemiskinan yang didasarkan atas sikap belas kasih Yesus terhadap mereka yang miskin dan lemah. Kemiskinan menjadi tanda Allah menyapa kita, bahwa ada relasi-relasi yang rusak dan memerlukan keterlibatan kita untuk memperbaiki. Imago Dei : Ada wajah Tuhan dalam setiap orang yang kita jumpai. Dan, kita pun melantunkan doa, “Tuhan, temani aku agar dapat melihat wajah-Mu pada setiap orang yang aku jumpai”.
Buku Puji Syukur: Dari Kita untuk Kita Bersama Bpk/Ibu dan Saudara/i terkasih, perayaan Ekaristi merupakan sumber dan sekaligus puncak kehidupan Kristiani kita. Penyelenggaraan perayaan Ekaristi yang baik serta peran aktif kita akan sangat membantu kita dalam menghayatinya. Peran aktif kita wujudkan tidak harus dengan menjadi petugas liturgi seperti menjadi anggota paduan suara, lektor, ataupun petugas tata tertib, tetapi bisa dan sangat diharapkan dengan menanggapi ajakan imam melalui aklamasi serta memanjatkan doa dengan bernyanyi bersama seluruh umat memuji dan bersyukur kepada Allah. Sebagian besar nyanyian diambil dari buku Puji Syukur yang sudah banyak kita miliki, bahkan tidak sedikit diantara kita yang memiliki lebih dari satu buku Puji Syukur. Buku tersebut akan sangat bermanfaat jika dapat kita pergunakan saat misa, oleh karena itu kami mengajak Bpk/Ibu dan Saudara/i sekalian untuk senantiasa membawa buku Puji Syukur saat menghadiri perayaan Ekaristi. Ada gagasan kecil untuk meninggalkan salah satu buku Puji Syukur yang kita miliki di gereja, jika sebagian besar umat melakukan hal ini, maka umat tidak perlu membawa lagi buku Puji Syukur dari rumah setiap kali akan menghadiri perayaan Ekaristi, umat dapat menggunakan buku Puji Syukur milik siapa saja yang ditinggalkan di gereja, dari kita untuk kita juga. Mudah-mudahan dengan ini kita dapat semakin menghayati perayaan Ekaristi sebagai perayaan bersama dan sekaligus memperdalam iman. Tuhan memberkati. -6-
JADWAL LITURGI MINGGU BIASA XXVI – 27 & 28 Sept
MINGGU BIASA XXVII – 04 & 05 Okt
Bacaan: Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9;Ul:6a; Flp. 2:111; Mat. 21:28-32 Saran Lagu: PS 381,369,585,598, 600, 601, 603, 655, 815, 962
Bacaan: Yes. 5:1-7; Mzm. 80:9,12,13-14,15-16,19-20; Ul:Yes. 5:7a; Flp. 4:6-9; Mat. 21:33-43 Saran Lagu: PS 365, 366, 370, 682, 688, 690, 693, 851, 962
Sabtu, 27 September, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Yoh de Britto – I
Sabtu, 04 Oktober, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Ignatius – I
Petugas Lektor : Theresia Priscylla & Maria.A Witjaksono Putra/i Altar: Lukas Setya A.C.P, Ignathius Rahardianto Patiung, Vincentius Kevin Anggoro Redak Muda, Vinsensa Dianda Mayreena, Agatha febriyanti Napitupulu, Laurentia Judith Vannessa Rahmadi, Timotius raymond Housea Lalawi, Felicia Safira Rahardjo, Fransisca Vannia Rahmadi, Ivana Permata Ariesta Prodiakon: Martha Maria Elfian, Rinto Setiono, Tri Darmawati, Albertus Bambang K.R., Benni Saptiyanto, Engelbertha Dumatubun, Gregorius Utomo, Heru Santosa
Petugas Lektor : Maria B Sri Mardyaningrum & Ista Anindita Putra/i Altar: Laurentius Melvin Pratama, Maria Lilian Dharmahutama, Elisabeth Novadiana Kurniasavitri T, Bernadette Claudia Kartikasari Sutandi, Elizabeth Erica Ratnasari Sutandi, Ignatius Arico Setya, Thomas Lasmono Wibowo, Aurelia Yashodara Nareswari, Michelle Daphne Haruman, Kristina Irmadani Darwin Prodiakon: Bayu Rajasa, Gunawan Gunarso, Agung Wahyu Wibowo, Ferry Kordat, Columbanus Marianto, Floribertus Rismantoro, Lucas Hanifa Natahusada, Ronald C. Sampayan
Minggu, 28 September, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Regina – II
Minggu, 05 Oktober, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Theodorus - III
Petugas Lektor : Mariska Vergina & Maria A Tri Mardikowati Putra/i Altar: Catherine Inez Maharani P., Gabriel Randall W, Irenne Yudia Hagaina Tariga, Yohanes Purba Sangga Becik, Shannon Wijaya, Felicitas Tania Elvina, Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Maria Fransiska Chelsea Novelia Prodigma, Agata Anjani Cita Permata Kusuma, Seraphine Archangela Giriani Oktafandi Prodiakon: Ingewati Kusuma, Joko Galungan, Mudjihardjo, RM. Soedjono Respati, Veronika Kani, Aloysius Bambang
Petugas Lektor : Kineta & Helena Hennywati Halim Putra/i Altar: L. Melvin Pratama, M. Lilian Dharmahutama, E. Novadiana Kurniasavitri T, B. Claudia Kartikasari Sutandi, Elizabeth Erica Ratnasari Sutandi, Ignatius Arico Setya, Thomas Lasmono Wibowo, Aurelia Yashodara Nareswari, Michelle Daphne Haruman, Kristina Irmadani Darwin Prodiakon: Georgino Godong, F. A. Soedjarno, Maria Yoke Edna, Ping Julianto W, Yohanes Soeryanto Santoso, Yustinus F. Irjayanto
Minggu, 28 September, pukul 09.00 Koor dan Tatib : PSA Wil. IV
Minggu, 05 Oktober, pukul 09.00 Koor dan Tatib : Sta. Agatha – V
Petugas Lektor : Marcellina Kullit & Dewi Rajasa Putra/i Altar : Gregorius Septaviel Kenzie, Benedicta Aurelia Virenze, Reynado Theofano Ryo, Josephine Isabel Varella, Villda Regina, Anselmus Abimayung Prayudi, Antonius Rangga Hapsoro W, DeBritto Maurizt Angara Sitorus, Florentina Harly Kusnadi, Gabriella Putri, Theresia Aurora Rosarian Adliana, Fransiska Patricia Kristina Prodiakon: Deddy Kurniawan, F.A. Soedjarno, Gunawan Gunarso, Heru Yuniriyanto, Irwan Wijaya, Josz Juswanto, Okky Sentana, Romualdus Ponidjan, Victor Sudytio, Anna Retno H., Djoko Soetarno, F.X. Margiono, Gunawan Wibowo, Hexana Tri Sasongko, Joachim Sulistyo, Kamilus Arifin , Paul August Liqui, Rudy Trisnanta
Petugas Lektor : Theresia Wahyunita & Yohana Apsari T Putra/i Altar : Clara Lourdessa Oryza, J. Atlanta Andieani Ati Puspita, E. Lovisia Eva Karensa, Ignas Deo Dedit, T. Aldi Adi Saputro, Y. Delbert Suryaatmaja, C. Jennifer Juwana, Efrem Kriste Prana Pangasta Mukti, F. Arya Kusuma Aji, Laurenzi Matthew, M. Sheren Angela Asroyo, V. Adrian Laurens Nestya Prodiakon: F.P. Narendra, Prima Widi H., Noegroho Tjiptorahardjo, Ingewati Kusuma, Heru Yuniriyanto, Gunawan Wibowo, Tjhong Vincentius, Hendrawan Thiodorus, Bambang K. Rudiyanto, A. Haryanto, F. Purnawan Solihin, Grace Theresia Supit, Cynthia Catharina, Venny Puspita, P.L. Mardjono, Y. Martahan Sitorus, Yuliana Yelly, A.A. Sayan Rampisela, G. Pangemanan, F.X Andri
Minggu, 28 September, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Thomas Rasul – VI
Minggu, 05 Oktober, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Petrus - VII
Petugas Lektor : Yena Hidayat & Sofie Putra/i Altar: Gregorius Rio Alfrian, Nicolas Yabes Condi, Alvin Kindy Setiawan, Gabriela Alexander Putri, Peter Bradley, Christina Simamora, Brigieth Rungo Rata, Hieronimus Raturangga, Maria Carmelita Ome Leba, Maria Carolina Itu
Petugas Lektor : Cicilia Nina & Theresia Michelle Alessandra Putra/i Altar: Brigitta Grace Simon, Elisabeth Anggitasari Hartawan, YM Jonathan Glenn Paskalis, Albertus Alexander Goenawan, Christopher Satrio Binatoro, Patrechia Maureen Chika, Patricia Quina Gita Naviri, Theodorus Albert Winata, -7-
Leba Prodiakon: Antonius Indarahardjo, Djonowardjoko, F.X. Soehartono, Hadi Susanto, Joannes Suharno, Kristian Ong, PGL Sarwanawadya, Susman Riyadi
Eugenia Puspa Pitaloka, Claudia Michelle Ivane Prodiakon: Anna Retno Hapsari, Gregorius Suyanto Utomo, Heribertus Darno, Hartawan Makmur, Supriyanto, Yadi Djuhandi, Royandi Ernestus DP, Yohanes Budi Purwanto
Misa Jumat Pertama, 03 Oktober 2014 Pukul. 06.00
Pukul. 12.00 Koor : WKRI, Tatib : Bank Permata Lektor : Maria Kristiono
Pukul. 19.30 Tatib : Lektor : Maria Conipra
PENGUMUMAN 1. Hasil Penggalangan Dana Pada misa Sabtu dan Minggu tanggal 30 dan 31 Agustus 2014 yang lalu, ada penggalangan dana untuk Panti Asuhan Perhimpunan Vincentius telah terkumpul dana sebesar: Kolekte Rp. 95.675.000 + US$ 100 dan via mesin EDC BCA Rp 14.900.000. Total Rp 110.575.000 + US$ 100. Keluarga Besar Perhimpunan Vincentius Jakarta mengucapkan terima kasih atas bantuan dan sumbangan yang telah diberikan oleh seluruh Umat Paroki SanMaRe 2. Adorasi Mengundang untuk ADORASI pada hari Kamis tanggal 25 September 2014, jam 19.30 di Kapel Sanmare, yang dipimpin oleh Romo Gunawan, Pr . 3. Akan saling menerimakan Pemberkatan Pernikahan sebagai Pengumuman ke III : Andre Tirto Utomo dari Lingk. Theresia dengan Glady Jeanni Anggraeni dari Bandar Lampung Barangsiapa mengetahui adanya halangan perkawinan dimohon menghubungi pastor paroki. Para Calon Pengantin yang mau menikah wajib menemui Pastor Paroki, minimal 3 bulan sebelum pernikahan. 4. Ulang Tahun Perkawinan Perayaan ekaristi ulang tahun perkawinan bulan September diadakan pada hari Sabtu, 27 September 2014, pukul 17:00 di Gereja SanMaRe. Bapak-ibu yang merayakan ulang tahun perkawinan dapat mendaftarkan diri di Sekretariat Paroki. 5. Misa Pelantikan Prodiakon Misa Pelantikan Prodiakon Periode Pelayanan 2014-2017 dan Purna Tugas Prodiakon Periode Pelayanan 2011-2014, dilaksanakan pada Minggu, 28 September 2014 misa pukul 09.00 Dijual : Tanah seluas 8.423 M2, di Jl.Ciater Raya Serpong, Lebar Jalan 24 M aspal, menghubungkan ke Pamulang 2 dan BSD, HGB. Letak strategis: 800m dari Pintu Tol ke Pamulang 2, 30m dari Pom Bensin Pertamina, 400m dari Shell. Dpn Restoran Jati. Cocok untuk Hi-Rise Building: Apartemen, Rusunami, Hotel, Rumah Sakit, Kampus, Kantor. Cocok untuk Investasi: Bisa dipakai untuk Pool Taxi, Gudang Konstruksi Baja dll . Hubungi Ibu Ayi HP. 085716890488
LOWONGAN PEKERJAAN: Gereja SanMaRe membutuhkan tenaga lulusan STM Listrik untuk pengelolaan gedung, laki-laki, pengalaman minimal 1 tahun, bisa mandiri, ulet berkepribadian baik. Diutamakan beragama Katolik, sehat jasmani dan rohani, loyal terhadap lembaga dan pekerjaan. CV & lamaran diserahkan langsung ke Sekretariat Paroki SanMaRe. Bpk. Mardi
LOWONGAN PEKERJAAN : Dibutuhkan Drafter 3 D Maker utk Interior & Architecture. Menguasai Program 3 D Rendeering (Sketcuo/max), Program Auto Cad memiliki keahlian gambar teknik). Bisa Adobe Photoshope. CV/Portofolio diemail :
[email protected]
LOWONGAN PEKERJAAN: Dibutuhkan Supir Pribadi berpengalaman. Umur min. 25 thn. Tinggal di Bintaro. Peminat hubungi: 0812 133 89678 atau 08164851041 dengan Anton untuk membuat perjanjian
IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan, mencari pekerjaan atau jasa usaha pribadi. Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke:
[email protected] -8-