JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib
05 Oktober 2014
Tahun V – No. 40
Keluarga dalam Perjanjian Baru
Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. PELAYANAN MISA REQUIEM Dapat dilaksanakan setiap hari di luar hari Sabtu dan Minggu. Hubungi Sekretariat Paroki. Website: www.parokisanmare.or.id Mailing-list:
[email protected] Facebook Group: SanMaRe Kontribusi artikel, pengumuman, iklan:
[email protected]
Konsep Keluarga dalam Perjanjian Baru bisa dikenali dengan beberapa pokok bahasan atau tema besar, yakni silsiah keluarga besar Yesus, Keluarga Kudus di Nazareth, minat Yesus tentang keluarga, tanggapan Yesus atas perceraian, dan konsep keluarga dalam Perjanjian Baru. Beberapa sumber itu menunjukkan bahwa realitas keluarga dalam Perjanjian Baru tak luput dari pengalaman dosa, tapi selalu disertai dengan pengalaman rahmat juga. Dalam silsilah Yesus (Mat 1:1-17), muncul banyak nama para leluhur Yesus. Ada 14 keturunan dari Abraham sampai Daud. Ada 14 keturunan dari Daud sampai pembuangan di Babel. Ada 14 keturunan setelah pembuangan di Babel sampai dengan Yesus Kristus sendiri. Silsilah (patria) ini merupakan kata yang kerap digunakan untuk menunjukkan kata keluarga.
Menarik bahwa di dalam silsiah itu ada 4 nama wanita yang muncul, ditambah Maria, ibu Yesus. Ada Tamar (Kej 38), Rahab (Yos 2), Rut (Rut), dan Batsyeba (2 Sam 11), dan Maria. Jika membandingkan dengan teks yang ada, kita jumpai bahwa para wanita itu bukanlah para wanita yang pada umumnya, ada peng-khusus-an dalam diri mereka dan rentan dosa. Tapi, inilah bukti pertama bahwa Yesus lahir dalam pengalaman rahmat dan dosa. Allah menyatakan diri di dalamnya. -1-
Keluarga kudus di Nazareth pun bukanlah keluarga yang adem ayem. Keluarga ini berjuang dalam tegangan rahmat dan dosa juga. Keluarga kudus, sejak awalnya, selalu dilanda tegangan dan ketidaknyamanan serta ketidak-mengertian, mulai dari kelahiran Yesus di kandang domba, pengungsian ke Mesir, sampai dengan Yesus yang hilang di Bait Allah. Semua teks tersebut dapat dicermati lengkap dalam kisah kanak-kanak Yesus dalam Lukas.
Namun, yang menjadi keutamaan di sini adalah bahwa Maria adalah ibu yang selalu menempatkan Allah dan Sabda-Nya sebagai yang utama (Luk 1:38). Yusuf adalah bapak Yesus yang dengan rela menjadikan Yesus masuk dalam keturunan Abraham dan Daud (Mat 1:1-17). Yusuf adalah seorang yang tulus hati (Mat 1:19) yang bermakna patuh dan setia. Keutamaan patuh dan setia pada Allah inilah yang semakin memperterang kehadiran Rahmat Allah dan pengudusan dalam keluarga Nazareth.
Dalam diri Yesus sendiri, perhatian tentang Keluarga sangat besar. Bisa dikenali dengan bagaimana Yesus melayani keluarga, seperti menghidupkan putri Yairus (Mrk 5:38-43) dan anak janda di Nain (Luk 7:1117); menyembuhkan orang sakit (ayan), anak tunggal seorang Bapak yang sudah putus asa (Luk 9:37-43); menyembuhkan demam ibu mertua Simon Petrus (Mrk 1:29-31); membangkitkan Lazarus dan mengembalikannya pada afeksi Marta dan Maria (Yoh 11:17-44).
Terkait dengan Perceraian, Yesus mempertegas pandangannya (lihat Mat 19:3-9, Mrk 10:2-9) bahwa Yesus tidak mengikuti dua aliran yang berkembang di jaman-Nya, aliran Shammai yang hanya mengijinkan perceraian karena kasus perzinahan saja dan aliran Hillel yang memperbolehkan cerai “dengan alasan apa saja”. Bagi Yesus, yang penting adalah kembali ke awal mulanya: “... laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging … mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (ay 5-6).
Perceraian itu terjadi karena kekerasan hati manusia (ay 7). Kekerasan hati itu yang melumpuhkan tujuan asali dari perkawinan itu sendiri. Perjuangan untuk kembali ke tujuan asali inilah yang menjadi keutamaan bagi Yesus, bukannya berbicara soal perceraian. Allah menghendaki persatuan manusia dalam perkawinan.
Dalam refleksi iman pasca Yesus naik ke surga, pemahaman tentang keluarga dalam Perjanjian Baru berkembang ke arah implementasi pokok pengajaran Yesus. Dalam teks-teks Perjanjian Baru, selain Injil, dijumpai norma kekeluargaan dan tata relasi yang baru. Yang menjadi tekanannya adalah bagaimana keluarga yang mengimani Yesus Kristus hidup seturut kehendak-Nya.
Ada banyak nasihat tentang relasi suami isteri dan juga relasi anak dengan para orang tuanya. Relasi suami dan isteri itu dieratkan dengan gambaran relasi Kristus dengan Gereja (Ef 5:25). Untuk itulah, kepala keluarga yang juga harus mengasihi isterinya sendiri (Ef 5:25.33; Kol 3:19) dan memperlakukannya dengan hormat (1Ptr 3:7). Sebaliknya, para isteri pun selalu membangun relasi yang baik dengan suaminya sebagai ungkapan relasi intim antara Kristus dengan Gereja-Nya. Para orang tua pun mendapatkan banyak nasihat dari Rasul Paulus, seperti tidak membuat tawar hati anak-anaknya (Kol 3:21) dan menjauhkan ancaman-ancaman kepada para hamba (Ef 6:9). Dari seluruh ulasan tentang Keluarga dalam Perjanjian Baru, dapat dikenali bersama bahwa keluarga merupakan lingkungan domestik, tempat komunitas Kristiani menemukan martabatnya sebagai ekklesia. Keluarga menjadi jemaat yang dipanggil berkumpul dalam nama Yesus, dipanggil untuk berbagi iman yang sama, dan menghayati persekutuan batin dalam Roh Kudus. Gagasan ini kemudian dikembangkan dalam Gereja modern dengan istilah Ecclestia Domestica, atau Gereja Rumah Tangga, yakni keluarga kita, tempat kita bernaung dan bertumbuh dalam iman di tengah dunia yang sarat akan berbagai tantangan dan godaan dosa. Inilah kekuatan dan identitas utama keluarga dalam Perjanjian Baru. Resume presentasi Rm Vitus Rubianto dari pertemuan ke-4 Pikat V 26 September 2014
-2-
SERI BAPA GEREJA
Santo Yakobus Tua (1) Berangkat dari permenungan tentang St. Andreas, kini, kita lanjutkan dengan rasul yang berikutnya, yakni Rasul Yakobus. Dalam daftar kedua belas rasul dalam Injil, disebutkan adanya dua nama Yakobus, yakni Yakobus, anak Zebedeus, dan Yakobus, anak Alfeus (Mrk 3: 17,18; Mt 10: 2-3). Biasanya, kita menggunakan dua sapaan yang berbeda, yakni “Yakobus Tua” dan “Yakobus Muda”. Pembedaan sapaan ini tentu tidak dimaksudkan untuk mengukur kesucian mereka, tetapi hanya untuk menyatakan pentingnya perbedaan peran dan pengalaman mereka di dalam tulisantulisan Perjanjian Baru, khususnya kebersamaan mereka dengan Yesus yang berkarya di dunia. Kini, kita akan memberikan perhatian pada pribadi “Yakobus Tua”. Nama "Yakobus"merupakan terjemahan dari nama Iakobos, yang merupakan bentuk kata Yunani dari nama Bapa-Bapa Bangsa, Yakub. Yakobus adalah saudara dari Yohanes. Dalam Injil Markus (3:17), nama Yakobus muncul kedua setelah Petrus; dalam Injil Matius (10:2), ia muncul ketiga setelah Petrus dan Andreas. Dalam Kisah Para Rasul (1:13), Yakobus muncul ketiga setelah Petrus dan Yohanes. Dari data yang ada, bisa dikatakan bahwa Yakobus ini termasuk dalam tiga orang murid yang memiliki kebersamaan istimewa dengan Yesus. Berbicara tentang Yakobus, setidaknya kita kenali bersama adanya dua pengalaman iman istimewa yang dimilikinya bersama Yesus. Kedua pengalaman ini sifatnya paradoksal, seolaholah bertentangan namun nyatanya tidak. Yakobus mengambil bagian, bersama-sama dengan Petrus dan Yohanes, di saat sengsara Yesus di Taman Getsemani dan juga pada saat Transfigurasi (perubahan rupa Yesus). Kedua situasi itu sungguh berbeda. Dalam pengalaman Transfigurasi, Yakobus bersama kedua rasul lainnya mengalami kemuliaan Tuhan dan melihat-Nya bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Ia melihat kemegahan ilahi yang bersinar dari diri Yesus. Akan tetapi, Yakobus juga berhadapan dengan situasi di mana Pribadi yang dikaguminya itu mengalami penderitaan dan penghinaan. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Anak Allah merendahkan diri dan taat sampai mati. Kedua pengalaman ini menjadi pengalaman bertumbuhnya iman dari Yakobus. Iman dan pemahamannya akan Mesias sungguh diubah total. Gambaran Mesias Bangsa Yahudi yang hadir sebagai seorang pemenang terhormat, sungguh tidak ditemukan dalam diri Yesus. Namun, misi mesianis Yesus itu tampak dan digenapi di kayu salib yang penuh penderitaan. Yesus bersedia berbagi penderitaan dengan semua umat manusia. (Bersambung)
Bahan disiapkan oleh Romo Anton Baur, Pr. dari berbagai sumber
-3-
POJOK LITURGI LITURGI
Ambo atau Meja Sabda Kitab Suci adalah sumber hidup dan kekuatan. Ketika Kitab Suci dibacakan, bergaunglah suara Allah, Sabda yang menghidupkan. Dalam tindakan membacakan dan mendengarkan Sabda Allah, jemaat berada dalam situasi dialog dengan Allah sendiri. Inilah teologi Sabda: Allah berbicara kepada umat-Nya, yang menerima kekuatan untuk menanggapi-Nya secara aktif dengan penuh iman, harapan dan cinta kasih melalui doa dan pemberian diri dalam seluruh hidup kristiani mereka. Agar simbolisasi Allah yang berbicara itu kelihatan, diperlukanlah suatu tempat khusus, dengan persyaratan khusus pula. Tempat itu disebut ambo, sebuah meja Sabda.
Ambo atau mimbar? Kedua istilah ini menunjukkan hal yang sama, yakni tempat pembacaan atau tempat berbicara dihadapan para pendengar. Sudah umum dalam penggunaan atau wacana liturgis di Indonesia, istilah 'mimbar' yang dipakai untuk menerjemahkan 'ambo'. Namun, biarlah kita membiasakan diri dengan istilah 'ambo' yang lebih universal dan terasa lebih langsung bermakna liturgis.
Hanya satu ambo Hanya ada satu ambo dalam pengertian sebenarnya, seperti halnya ada satu altar dalam satu gereja, maka ambo pun demikian. Altar dan ambo ibaratnya "dua meja kembar". Satu altar melambangkan satu Kristus dan satu Ekaristi, maka satu ambo berarti satu sabda Allah dimana Kristus sendiri hadir. Satu-satunya ambo dalam gedung gereja mencerminkan Sabda Allah yang agung. Keterkaitan yang erat antara altar dan ambo membawa konsekuensi bahwa keduanya sudah sepantasnya secara arsitektural ditampilkan berkesinambungan, dan akan lebih bagus lagi bila bahan yang dipakai untuk ambo sama dengan yang dipakai untuk altar. Sebaiknya ambo adalah suatu tempat yang tetap, bukan semacam "standar baca" yang dapat dipindah-pindah dengan mudah.
Untuk membawakan apa saja? Bisa diurutkan dengan mudah, yakni untuk membawakan bacaan-bacaan Kitab Suci oleh lektor, bacaan Injil oleh Diakon atau Imam, Mazmur Tanggapan oleh pemazmur, Homili oleh Imam atau Diakon, doa umat oleh lektor, dan juga Pujian Paskah (Exultet) pada waktu Malam Paskah oleh Diakon atau Imam. Komentator, solis, pembaca pengumuman dan dirigen atau pemimpin paduan suara sebaiknya tidak menjalankan tugasnya dari ambo Sabda. Lebih baik pada tempat tersendiri yang tentu saja tidak perlu seindah ambo.
Dekorasi ambo Seperti halnya altar, maka ambo harus ditampilkan secara pantas dengan sentuhan seni yang wajar. Hindarkanlah pemanfaatan ambo untuk media slogan atau pesan-pesan tematis yang tidak berbau biblis, tidak ada kaitannya dengan Sabda. Terkadang dekorasi (berupa simbol atau tulisan) yang berbau biblis pun dapat mengganggu jika tidak ditata secara artistik atau ditampilkan secara berlebihan. Sumber: CH. Suryanugraha OSC, Rupa dan Citra
-4-
Ajaran Sosial Gereja
“Ayo Sekolah, Ayo Kerja” Sebuah berita heboh di media belum lama ini. Seorang bernama Ignatius Ryan Tumiwa mengajukan permohonan ke Mahkamah Konstitusi untuk mengakhiri hidupnya karena frustrasi lama hidup menganggur. Ryan manusia yang berprestasi. Ia menyandang gelar pasca sarjana dari UI dengan IPK 3,37. Ada banyak cerita seperti Ryan, mereka yang berprestasi tetapi tidak mampu melanjutkan sekolah atau tidak mendapatkan pekerjaan. Gambaran dunia pendidikan diwarnai keburaman : rendahnya akses bersekolah dan tiadanya jaminan pekerjaan bagi mereka yang berpendidikan tinggi atau berprestasi di sekolah. Rata-rata kesempatan sekolah penduduk Indonesia 7,5 tahun, atau hanya mampu bersekolah sampai kelas 1 SMP. Sementara kesempatan kerja di industri manufaktur masih mengandalkan faktor upah murah (cheap labor) bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara lain yang lebih murah..
Gravissimum Educationis– Pendidikan Kristen Sejak Konsili Vatikan II, Gereja menaruh perhatian akan pentingnya pendidikan bagi martabat manusia. “Setiap pendidikan yang sejati harus berusaha untuk mengadakan pendidikan pribadi manusia dalam keterarahan kepada tujuan terakhirnya” (Gravissimum Educationis, Pernyataan tentang Pendidikan Kristen, Konsili Vatikan II).
Salah satu andil pendidikan adalah memperjelas makna kerja. Tetapi orientasi kerja dan mimpi hidup serba materi membombardir sistem pendidikan. Pedagogi atau sistem pengajaran menjadi sangat miskin daya kreasi dan hanya diisi kecakapan-kecakapan superfisial. Akhirnya pendidikan yang semestinya menjadi jalan pembebasan justru menjadi alat eksploitasi anak-anak karena imajinasi maupun keragaman talenta mereka dimatikan.
Lebih lanjut, Gereja menekankan: “Pendidikan yang menyeluruh ini terjamin apabila anak-anak diarahkan kepada dialog, perjumpaan, keterbukaan sosial, kepatuhan hukum, solidaritas dan perdamaian melalui contoh hidup dan kata-kata, dengan belajar melaksanakan kebajikankebajikan dasar seperti keadilan dan cinta kasih. (Imbauan Apostolik dari Paus Yohanes Paulus II Familiaris Consortio, 1982).
Tanggungjawab kita bersama untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita mulia para Bapa Gereja agar semua manusia mendapat kesempatan bersekolah dan bekerja.
Hak Semua Orang atas Pendidikan, Deklarasi Gravisinum Educationis, Konsili Vatikan II “Semua orang berbagai suku, kondisi atau usia, berdasarkan martabat mereka selaku pribadi mempunyai hak yang tak dapat diganggu gugat atas pendidikan. Tujuan pendidikan dalam arti sesungguhnya ialah: mencapai pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya, dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya.” -5-
Hidroponik adalah adalah langkah awal SPSE dalam mewujudkan kepedulian terhadap kegiatan lingkungan hidup serta mampu memberdayakan mikro ekonomi umat. Saat ini kami telah mengembangkan kegiatantersebut ke Program AQUACULTURE dengan memanfaatkan ruang terbuka di sebelah ruang SPSE sebagai lokasi kebun Adapun kegiatan HIDROPONIK & AQUACULTURE merupakan salah satu kegiatan percontohan dengan harapan dapat dikembangkan oleh umat paroki secara individu maupun kelompok, menjadi suatu gerakan terpadu dan terus menerus dapat dikembangkan. Lokasi: Lahan terbuka di sebelah ruang SPSE dan dapat dikunjungi umat setiap hari Pangan Sehat Keluarga Sehat Gerakan HPS Nasional 2014 (Tim SPSE)
Berdoa Rosario Menggunakan Tangan Gereja Katolik menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Rosario, devosi kepada Bunda Maria melalui doa rosario. Dan tahukah Anda, dalam kondisi-kondisi khusus, kita dapat menggunakan ruas jari tangan kita sendiri sebagai sarana untuk berdoa Rosario? Berikut ini caranya… -6-
JADWAL LITURGI MINGGU BIASA XXVIII – 11 & 12 Okt
MINGGU BIASA XXIX – 18 & 19 Okt
Sabtu, 11 Oktober, pukul 17.00 Koor dan Tatib: Sta. Khatarina - II Petugas Lektor : Anggia Kandhi & Carin Faradina Putra/i Altar: Kevin Bagas K., Theresia Avillia Revabelle Maharani, Benedictus Raymardi, Fransiska Yuka Yulia, Irenne Yudia Hagaina Tariga, Yohanes Purba Sangga Becik, Issabella Titta Iswadi, Shannon Wijaya, Felicitas Tania Elvina, Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara Prodiakon: Heru Santosa, Johanes Sumardi, Haryono Widarta, Rudyanto Gunawan, Albertus Sugianto Supriadi, Arden Andreas Barus, Didik Wiryawan AP, Lily Irene Tantra
Sabtu, 18 Oktober, pukul 17.00 Koor dan Tatib: OMK Petugas Lektor : A Putra/i Altar: Gregorius Rio Alfrian, Nicolas Yabes Condi, Christina Simamora, Brigieth Rungo Rata, Hieronimus Raturangga, Maria Carmelita Ome Leba, Maria Carolina Itu Leba, Thomas Ginta Tarigan, Yohanna Emarina, Alvin Kindy Setiawan Prodiakon: Veronika Kani, Yohannes Pudjiastoto, Agustinus Darmawan, Saras Damai Susetyo, Daniel Bala Batti, Florentina Ratna Supeni H., Maryono Suwargo, Willem Dagi
Minggu, 12 Oktober, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Bartolomeus - VII Petugas Lektor : Mahendra & B. Diana Proditasari Putra/i Altar: Stevanus Winata, Giacinta Maretha Prita Pradita, Benedicto Siswoko, Benigno Areli Siswoko, Albertus Alexander Goenawan, Christopher Satrio Binatoro, Patrechia Maureen Chika, Patricia Quina Gita Naviri, Theodorus Albert Winata, Stefani Nathania Sanchia Prodiakon: Joannes Suharno, Kamilus Arifin, Rinto Setiono, Helfina M. Tisnakusuma, Esther Meinelsa Manurung, Soetojo Dharmadi
Minggu, 19 Oktober, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Emmanuel - VI Petugas Lektor : M Putra/i Altar: Brigitta Grace Simon, Elisabeth Anggitasari Hartawan, G. Bryan Yasadiputra, C. Samuel Yasadiputra, M. C. Elisabeth Yasadipura, T. Prabandari Ayu, E. Novadiana Kurniasavitri T, B. Claudia Kartikasari, E. Erica Ratnasari, Gabriel Kineta, Dylan Alexander Christanto, Emilio Yudhatama Prodiakon: Bambang Tedjo Nugroho, Irwan Wijaya, Josz Juswanto, Ferry Kordat, Columbanus Marianto, Floribertus Rismantoro
Minggu, 12 Oktober, pukul 09.00 Koor dan Tatib : Beata Teresa - III Petugas Lektor : Boyke Indrasakti Aveanti & Maria F. Kristiono Putra/i Altar : Michael David Christopher, Santos Ferdinand Tambunan, Gabriel Kineta, Dylan Alexander Christanto, Emilio Yudhatama, Jessica Nadia Agustin, Jonathan Stevandhy , Kevin Stevandhy, Gabriel Nathaniel Orion, Paulus Winton Fernandes Tambunan, Renaldo Antonius Putra, Graciella Antonius Putri Prodiakon: Paul August Liqui, Hadi Susanto, Dwi Respati, Donanta Octaviardi, Probel Gultom, Indri Prijatmodjo, Temmy Royani, Romualdus Ponidjan, Andrianus Nggala, Gatot Kusumo Atmojo, Metty Suprapti, Wahid Gunawan, Agustono Widjaja, Agus Munandar, Saly Listiyadhi, Hesti Purbaningsih, Thomas Erwin Kurniawan, Bambang Sulistyo P., Fifi Amaliawaty, Marcus B. Samosir
Minggu, 19 Oktober, pukul 09.00 Koor dan Tatib : DEXAN/ TITAN Petugas Lektor : B Putra/i Altar : Gregorius Septaviel Kenzie, Benedicta Aurelia Virenze, Gabriela Liviana, Priskila Nathania Edrea, Adrian Alfa Sebastian kullit, Christover Aldy S.U., Mikael Josafat, Timothy Luke Lumy, Reynado Theofano Ryo, J. Isabel Varella Prodiakon: Yustinus T. Mudjihardjo, Bayu Rajasa, Gunawan Gunarso, Agung Wahyu Wibowo, F. A. Soedjarno, Georgino Godong, Maria Yoke Edna, Prima Widi Hatmi, Fransiskus P. Narendra, Lucas Hanifa Natahusada, Ronald C. Sampayan, Ping Julianto W, Yohanes Soeryanto Santoso, Yustinus F. Irjayanto, Alfonsus Haryanto , Felicianus Purnawan Solihin, Grace Theresia Supit, Cynthia Catharina, Petrus Lazarus Mardjono, Yoseph Martahan Sitorus
Minggu, 12 Oktober, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Fransiskus Maria - VI Petugas Lektor : Rere & F. Heru Setiawan Putra/i Altar: Christofer Rizal, Alexander Andi, Margaretha Yosilia Paskalovana, Benedict Matthew Sukieche, Helena Keren Imanuela, Christina Simamora, Brigieth Rungo Rata, Hieronimus Raturangga, Thomas Ginta Tarigan, Yohanna Emarina Prodiakon: Antonius E. Nelwan, Ignatius Sudarmadi, Joachim Sulistyo, Stephanus Soetyoso, Didi Hartanto, Yasinta Fatmawati, Yosep Yendi, Agnes Bertha Tabarani
Minggu, 19 Oktober, pukul 17.00 Koor dan Tatib: Sta. Theresia - IV Petugas Lektor : R Putra/i Altar: Gregorius Septaviel Kenzie, Benedicta Aurelia Virenze, Gabriela Liviana, Priskila Nathania Edrea Haryanto, Adrian Alfa Sebastian kullit, Christover Aldy S.U,, Mikael Josafat, T. Luke Lumy, R. Theofano Ryo, J. Isabel Varella Prodiakon: Noegroho Tjiptorahardjo, Ingewati Kusuma, Heru Yuniriyanto, Yuliana Yelly, Agnes A. Sayan Rampisela, George Pangemanan, Franciscus Xaverius Andri, Hartawan Makmur
Bacaan: Yes. 25:6-10a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Ul:6cd; Flp. 4:12-14,19-20; Mat. 22:1-14 Saran Lagu: PS 319,325,335, 427, 428, 430, 431, 692, 841, 956
Bacaan: Yes. 45:1,4-6; Mzm. 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac;Ul:7b; 1Tes. 1:1-5b; Mat. 22:15-21 Saran Lagu: PS 377, 657, 673, 677, 682, 688, 704, 863, 961
-7-
PENGUMUMAN 1. ROSARIO AKBAR Dalam rangka menyambut bulan Maria yang jatuh dibulan Oktober dan dalam rangka peluncuran program BCCB (Bersama Canossa Cerdaskan Bangsa) para suster dari Kongregrasi Canossa, mengajak umat sekalian untuk bergabung dalam DOA ROSARIO AKBAR, yang diadakan di Gua Maria Rumah Retret Canossa, selama 5 minggu berturut – turut, yaitu setiap hari Jumat pukul 19.00 mulai tanggal 03, 10, 17, 24 dan 31 Oktober 2014. Mohon partisipasi Umat untuk bergabung dengan kemeriahan Pendarasan Rosario Akbar kepada “Sang Bunda”. 2. Akan saling menerimakan Sakramen Pernikahan Pengumuman ke II: a. Giovanni Griselda Herman Natadiputri dari Lingk. Beata Teresa dengan Johanes Indra Anthony Kusmantoi dari Paroki St. Matius Penginjil, Bintaro. b. Emanuel Zweite Randy dari Lingk. Theresia dengan Flora Rika Sari Purwaningsih dari Paroki Kalvari, Lubang Buaya, Jakarta. c. Maria Goretti Herawati dari Lingk. Fransiskus Xaverius dengan Vincentius Aprian Lesmana dari Paroki St. Nikodemus, Ciputat. Akan dilaksanakan Pemberkatan Pernikahan (Pengumuman ke II) : a. Luki Yunda Yoko dari Lingk. Ignatius dengan Silvanus Andy Indriarko dari Jakarta. Barangsiapa mengetahui adanya halangan untuk perkawinan tersebut, wajib memberitahu Pastor kepala Paroki.
3. Penggalangan Dana untuk Paroki St. Nikodemus, Ciputat Pada misa Sabtu dan Minggu tanggal 18 & 19 Oktober, Paroki St. Nikodemus, Ciputat menggalang dana di Gereja SanMaRe. Mohon partisipasi seluruh Umat Paroki Santa Maria Regina. 4. Latihan Koor Anak dan Remaja SanMaRe Diundang seluruh anak-anak dan remaja SanMaRe untuk latihan koor. Pukul 15.00 sampai dengan 16.30 di Ruang kelas 301. DIJUAL : Tanah seluas 8.423 M2, di Jl.Ciater Raya Serpong, Lebar Jalan 24 M aspal, menghubungkan ke Pamulang 2 dan BSD, HGB. Letak strategis: 800m dari Pintu Tol ke Pamulang 2, 30m dari Pom Bensin Pertamina, 400m dari Shell. Dpn Restoran Jati. Cocok untuk Hi-Rise Building: Apartemen, Rusunami, Hotel, Rumah Sakit, Kampus, Kantor. Cocok untuk Investasi: Bisa dipakai untuk Pool Taxi, Gudang Konstruksi Baja dll . Hubungi Ibu Ayi HP. 085716890488
LOWONGAN PEKERJAAN: Gereja SanMaRe membutuhkan tenaga lulusan STM Listrik untuk pengelolaan gedung, laki-laki, pengalaman minimal 1 tahun, bisa mandiri, ulet berkepribadian baik. Diutamakan beragama Katolik, sehat jasmani dan rohani, loyal terhadap lembaga dan pekerjaan. CV & lamaran diserahkan langsung ke Sekretariat Paroki SanMaRe. Bpk. Mardi
LOWONGAN PEKERJAAN : Dibutuhkan Drafter 3 D Maker utk Interior & Architecture. Menguasai Program 3 D Rendeering (Sketcuo/max), Program Auto Cad memiliki keahlian gambar teknik). Bisa Adobe Photoshope. CV/Portofolio diemail:
[email protected]
LOWONGAN PEKERJAAN: Dibutuhkan Supir Pribadi berpengalaman. Umur min. 25 thn. Tinggal di Bintaro. Peminat hubungi: 0812 133 89678 atau 08164851041 dengan Anton untuk membuat perjanjian
IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan, mencari pekerjaan atau jasa usaha pribadi. Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke:
[email protected] -8-