SECRET CHURCH 2 Perjanjian Baru
Shalom. Kalau anda membawa Alkitab, dan saya harap anda memang membawanya, saya mengajak anda membuka Perjanjian Baru. Anda juga sudah memiliki catatan yang akan menjadi penuntun untuk kebersamaan kita saat ini. Ada yang pernah menyebut catatan itu sebagai novel, tetapi mari kita tetap menyebutnya sebagai catatan untuk pertemuan kita saat ini. Saya mendorong anda untuk menyiapkannya. Pembahasan ini akan menjadi pembahasan yang mendalam dan berat. Saya ingin mengingatkan anda bahwa pembahasan dalam kebersamaan kita bukanlah sekedar untuk hiburan saja. Tujuan saya bukanlah untuk memberikan hiburan dan karena itu anda akan merasakannya dalam pembahasan kita.. Dan pembahasan ini akan berat. Pembahasannya akan sangat serius. Anda sudah memiliki catatannya di tangan anda. Anda perlu mengisi bagian yang kosong di sana, tetapi kemuaian saya akan berbicara mengenai tambahan kepada catatan sebagai pengembangan dari catatan yang sudah ada itu. Saya mau mendorong anda untuk membuat catatan itu sedemikian sehingga anda akan bisa mengajarkannya tepat seperti yang saya jelaskan kepada orang lain besok, minggu depan, tahun depan. Jadi buat catatan anda dengan pemikiran yang demikian. Baik. Di puncak kejayaannya, Muhammad Ali naik ke pesawat yang akan take off dan seorang pramugari datang berulangkali ke tempat duduknya dan mengingatkannya untuk mengenakan sabuk pengamannya. Pesawat itu sudah hampir berangkat dan pramugari itu beberapa kali datang lagi ke tempat duduk Muhammad Ali dan melihat bahwa sabuk pengamannya masih belum terpasang, dan kemudian berkata, “Pak, tolong kenakan sabuk pengaman anda.” Response Muhammad Ali adalah langsung memandang kepada pramugari itu dan menjawab, “Superman tidak membutuhkan sabuk pengaman.” Pramugari itu membalas tatapan Muhammad Ali dan dengan cepat menukas, “Pak, Superman tidak membutuhkan pesawat terbang.” Jadi sekarang, kenakan sabuk pengaman anda. Kita berangkat sekarang.
Survey Perjanjian Baru. Survey Perjanjian Baru. Baik, kita mulai dari awal. Apakah anda siap? Bagaimana caranya kita mempelajari Perjanjian Baru? Kita akan melihatnya melalui tiga dimensi, atau bisa dikatakan memakai tiga lensa.
Yang pertama: Dimensi Literatur. Ketika kita melihat Perjanjian Baru, kita ingat itu adalah sebuah Buku. Ia adalah sebuah karya literatur dan karena itu Dimensi Literatur sangat penting agar kita bisa melihat dari perspektif itu. Bagaimana semuanya bisa menjadi sebuah Buku, sebuah bentuk literatur?
Kedua: Dimensi Sejarah. Ini bukan hanya sebuah cerita dongeng masa lalu yang mungkin benar tetapi mungkin juga tidak. Ini adalah sebuah kebenaran sejarah. Kebenaran sejarah yang kita yakini memiliki kaitan erat dengan semua manusia di sepanjang sejarah termasuk kehidupan kita. Inilah sebabnya kita perlu mempelajarinya, karena ada nilai sejarah di dalam Perjanjian Baru.
Dimensi Literatur, Dimensi Sejarah, dan kemudian yang ketiga : Dimensi Theologis. Apakah yang diajarkan Perjanjian Baru tentang Allah? Dan itulah yang akan kita selidiki. Kita akan membagi pembahasan kita dalam sesi belajar ini menjadi dua bagian. Dan kita akan membuatnya menjadi empat sesi pembahasan, tapi dalam dua bagian utama. Yang pertama, kita akan menyelami Dimensi Literatur dan Sejarah, untuk mendapatkan gambaran umum dari Kitab-Kitab di dalam Perjanjian Baru dan kemudian kedua, merupakan bagian terakhir dari waktu kita bersama dalam pembahasan kita, jadi kalau anda entah karena alasan apa berniat meninggalkan bagian kedua ini, maka anda akan kehilangan bagian yang terpenting, karena bagian yang kedua adalah kita akan menyelami Perjanjian Baru dan melihat bagaimana semuanya saling berkaitan untuk memberikan kepada kita gambaran tentang Kristus dan tentang Allah dan apa kaitannya dengan kehidupan kita. Jadi itulah tiga dimensi yang akan kita perhatikan dengan menggunakan tiga lensa. Apakah Perjanjian Baru, kalau kita berpikir mengenai Perjanjian Baru sebagai Literatur? Perjanjian Baru adalah kumpulan dari berapa banyak kitab? 27. baik. 27. Beberapa di antara anda mungkin berpikir, rasanya ada 27, tapi mungkin saya keliru juga. Dua puluh tujuh kitab dituliskan oleh satu Penulis Ilahi, itu sesuatu yang penting untuk diingat. Roh Kudus Allah, Allah adalah penulis dari Kitab Suci. Kita akan melihat hal itu dinyatakan beberapa kali. Dan perkiraannya, ada yang tahu berapa jumlah orang yang dipakai menjadi penulis? Perkiraannya ada sekitar sembilan orang. Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Itu jelas dari nama keempat kitab pertama. Lalu ada juga Paulus dan Petrus, dan ada juga Yakobus dan Yudas lalu ada penulis surat Ibrani yang kemungkinan bukan salah satu dari mereka. Angka itu berubah bergantung kepada pandangan anda tentang penulis surat Ibrani. Kita akan melihat hal itu nantinya. Tetapi secara perkiraan, dan perkiraan ini bukannya tidak berdasar, jumlah orang yang menjadi penulis adalah sekitar sembilan orang penulis. Ibrani menjadi sebuah kasus yang menarik. Surat ini ditulis dalam bahsa Yunani Koine yang merupakan bahasa Yunani yang dipakai secara umum. Perjanjian Baru ditulis menggunakan bahasa yang umum di masyarakat, dan kita akan membicarakan mengenai hal ini juga, dalam jangka waktu kurang dari seratus tahun. Jadi pada dasarnya anda akan melihat bahwa keseluruhan kitab-kitab ini dituliskan dalam jangka waktu kurang dari seratus tahun. Jadi kita melihat
bahwa sebenarnya memakan waktu kurang dari satu abad untuk menyelesaikan penulisan Kitab ini. Pada dasarnya mengenai kehidupan dan pelayanan Kristus dan semua yang ditulis di dalam kitab itu belum selesai ditulis sebelum Ia meninggalkan dunia ini, dan kemudian anda akan melihat ada satu generasi tokoh yang sudah menjadi saksi mata dari kehidupan Kristus dan yang masih secara langsung berhubungan dengan Dia. Jadi anda melihat waktu penulisannya kurang dari seratus tahun.dan Tiga Jenis Utama dalam Literatur Perjanjian Baru Pertama Narasi Sejarah. Narasi Sejarah. Dan itu artinya cerita. Perjanjian Baru adalah sebuah catatan mengenai sejarah dan bagaimana semuanya terjalin. Sebuah narasi. Yang kedua Surat, karena memang isinya adalah surat yang dikirimkan. Dan yang ketiga adalah Wahyu. Wahyu secara teknis bisa masuk dalam golongan surat juga, tetapi dalam bentuk yang unik. Kitab ini agak sulit untuk bisa kita pahami. Jadi ada tiga jenis yang berbeda di dalam literatur Perjanjian Baru, anda akan melihat ada Sejarah, yang berupa Narasi, Surat dan Wahyu yang memang sangat unik. Tiga Karakteristik, Karakteristik Kunci dari Perjanjian Baru yang menjadi dasar untuk pemahaman kita Pertama: Akurasi Sejarah. Kita perlu memahaki bahwa semua yang kita baca dituliskan oleh orang-orang yang merupakan saksi mata akan Kristus ataupun saksi mata akan apa yang mereka bicarakan tentang Gereja atau yang secara langsung berhubungan dengan para saksi mata yang sebenarnya. Kalau anda melihat kitab-kitab Injil sebagai contoh, anda akan mendapatkan Matius dan Yohanes yang termasuk golongan Rasul. Jadi mereka pasti sudah melihat Kristus, memiliki hubungan erat dengan Kristus, berjalan dengan Kristus. Dan kemudian anda melihat Markus dan Lukas. Markus juga sangat dekat, anda tahu Rasul yang sangat dekat dengan Markus? Ia sangat dekat dengan Petrus. Dan karena itu ia secara langsung berhubungan dengan Petrus yang tentu saja sangat mengenal Kristus dengan baik. Dan kemudian anda bisa melihat Lukas yang berhubungan dengan ... Paulus. Kita melihat Lukas mengadakan perjalanan bersaama dengan Paulus dalam perjalanan missinya. Jadi anda melihat ada kaitan bahkan sejak awal sekali. Dan kitab-kitab yang lainnya berhubungan dengan orang-orang yang bukan hanya sekedar memberikan catatan tangan kedua, karena, Perjanjian Baru memberikan Catatan Sejarah dari para saksi mata yang menuliskan kesaksian tentang apa yang mereka dengar dan mereka lihat. Kedua: Otentitas Tekstual. Pada dasarnya maksudnya adalah kita harus emmahami bahwa Perjanjian Baru dibuktikan sahnya melalui manuskrip yang kita miliki lebih daripada buku kuno manapun yang ada. Kita memiliki ribuan manuskrip yang merujuk sampai sangat mendekati masa dimana teks itu sungguh-sungguh dituliskan. Dan ada berbagai variasi kontekstual yang
berbeda, yang bahkan bisa anda lihat di beberapa bagian di Perjanjian Baru, yang memakai kata-kata yang berbeda di sana-sini. Di bagian akhir Injil Markus, anda akan menemukan satu bagian penuh yang menjadi bahan perdebatan tentang apakah memang merupakan bagian dari Injil Markus. Kita akan berbicara tentang hal itu. Tetapi pada dasarnya yang harus kita pahami adalah bahwa 99,9% darinya sudah cukup jelas. Kita hanya memiliki beberapa perbedaan tekstual itu yang tidak memberikan pengaruh besar apapun dalam cara pandang kita akan doktrin atau kebenaran utama tentang Kristus dan yang kita bisa lihat di dalam Perjanjian Baru. Ketiga Otoritas Ilahi. Ini adalah Kitab yang sangat mulia, 27 Kitab yang ditetapkan Allah melalui Gereja-Nya, bagi Gereja-Nya. Ada beberapa orang yang sudah mengkritik keseluruhan proses kanonisasi Perjanjian Baru dan mengatakan, “Ya, Gereja yang menciptakan Perjanjian Baru.” Bapak dan Ibu, Gereja tidak menciptakan Perjanjian Baru. Perjanjian Baru yang menciptakan Gereja. Allah di dalam kedaulatan Ilahi-Nya mengatur sehingga melalui tokohtokoh yang ada di Abad pertama itu Perjanjian Baru akan dibentuk hanya dalam beberapa abad sesudahnya, suatu bentuk kumpulan, yang sebagaimana dikatakan oleh 2 Timotius Pasal 3 ayat 16 adalah Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Kitab-kitab itu memiliki otoritas Ilahi. Dan karena itu Perjanjian Baru diciptakan oleh Allah melalui Gereja. Jelas. Kapan dan dimanakah peristiwa-peristiwa di dalam Perjanjian Baru terjadi? Kapan dan dimanakah peristiwa-peristiwa di dalam Perjanjian Baru terjadi? Perjanjian Baru adalah Sejarah. Kalau anda mengikuti pembahasan kita tentang Kitab Maleakhi dan kita mengakhirinya dengan melihat bagaimana umat Allah kembali dari pembuangan, mereka membangun kembali Bait Suci di Yerusalem dan mereka membangun kembali tembok yang mengelilingi Yerusalem, dan kemudian, ada beberapa abad dimana tidak terjadi apa-apa. Tidak ada Firman yang dikatakan Allah secara resmi, kalau bisa disebut demikian. Dan selama masa ini anda akan melihat, dimulai dari pemerintahan Persia, anda akan melihat raja Koresy di bagian akhir Perjanjian Lama. Dan kemudian anda akan melihat kekuasaan bangsa Yunani, dibawah seorang raja bernama Aleksander Agung. Dan kemudian anda memasuki periode Makabe yang pada dasarnya merupakan masa pemberontakan bangsa Yahudi melawan pemerintahan Helenistik Yunani yang ada di sana. Dan selama beberapa waktu, hampir 100 tahun, dinasti ini berkuasa sampai munculnya Kaisar Romawi, Jendral Pompey datang dan menghancurkan Yerusalem. Setelah itu muncullah periode penjajahan Romawi. Kita akan melihat mengapa hal itu penting, periode kekuasaan Romawi adalah mulai sekitar tahun 63 sM sampai seluruh masa Perjanjian Baru. Jadi kita perlu memahami bahwa ketika Yesus datang, Ia datang pada masa penjajahan Kekaisaran Romawi. Ada juga Herodes Agung yang kemudian digantikan oleh anaknya. Dan anda melihat nama beberapa orang yang disebutkan di berbagai tempat di dalam Perjanjian Baru yang hampir
selalu berkaitan dengan Kekaisaran Romawi. Jadi ingat hal itu di dalam pikiran anda, bagiamana mereka berkaitan dengan pembahasan kita. Dan hal ini juga akan memainkan beberapa peranan di beberapa kitab yang ada di dalam Perjanjian Baru. Tahunnya adalah sekitar 70 M, ketika Pasukan Romawi datang dan menyerang Yerusalem serta menghancurkan Bait Suci. Bait Suci sepenuhnya dihancurkan sekitar tahun 70 M. Mereka menghancurkan Yerusalem, bangsa Yahudi dan dalam beberapa segi, agama Yahudi juga. Jadi yang bisa dijelaskan di sini adalah bahwa masa ini termasuk Masa AntarPerjanjian atau Masa Intertestamental. Jangka Waktu Perjanjian Baru didasarkan kepada dimulainya kehidupan Kristus, banyak ahli berpikir sekitar tahun 4 atau 6 sM atau sekitar itu. Mungkin tidak bisa dengan jelas dipastikan seperti sM ke M, tetapi di sekitar tahun-tahun itu. Dan kemudian kitab Wahyu ditulis mendekati akhir abad pertama. Kebanyakan ahli percaya demikian. Sekarang saya akan mengatakan sesuatu kepada anda, saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk memusatkan perhatian kepada hal-hal yang kita ketahui. Ada banyak ahli Perjanjian Baru yang berdebat tentang berbagai hal dan kita bisa menghabiskan waktu semalaman untuk perdebatan yang demikian, tetapi saya rasa kita tidak punya waktu untuk hal itu. Saya rasa yang terbaik adalah kita memusatkan perhatian kepada apa yang memang kita pahami dari Perjanjian Baru. Jadi saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk melihat apa yang sudah disepakati oleh para ahli Injili. Kalau ada sesuatu yang demikian, saya akan menjelaskannya kepada anda. Jangka Waktu Perjanjian Baru. Dan inilah yang saya sebut sebagai sangat luar biasa sekali. Waktu yang Tepat. Waktu itu adalah waktu yang sangat tepat bagi Yesus untuk datang Secara Theologis. Secara Theologis itu Waktu yang Tepat bagi Dia untuk datang. Perjanjian Lama sudah membawa kita tepat ke titik ini. Umat Allah di dalam Perjanjian Lama, mereka sudah menantikan Mesias. Hukum di dalam Perjanjian Lama sudah menunjukkan kebutuhan mereka akan Mesias. Waktu yang Tepat secara Theologis. Yang Kedua Waktu yang Tepat Secara Keagamaan. Orang-orang Yahudi selama sebagian besar waktu antar perjanjian ini sudah meninggalkan sebagian besar penyembahan berhala mereka. Mereka sudah membangun sinagogsinagog; di sana ada tempat penyembahan, tempat pengajaran, dan sekolahsekolah yang tersebar di berbagai tempat. Dan itulah yang kita lihat dituju oleh Paulus ketika ia mengadakan Perjalanan Missinya. Ia mengunjungi sinagogsinagog. Dan tentu saja kita bisa melihat dengan jelas bahwa Yesus mengumumkan mengenai Kerajaan-Nya di Sinagog juga. Dan karena itu sinagog memainkan peranan yang sangat penting. Dan Waktu yang Tepat secara Keagamaan ini adalah juga karena mereka sudah menyelesaikan masa Perjanjian Lama pada masa-masa itu.
Selanjutnya: Masa yang Tepat secara Kebudayaan. Yang paling nyata adalah dalam hal adanya Bahasa Yunani, dimana Aleksander Agung beberapa abad sebelumnya sudah menaklukkan wilayah yang sangat luas dalam dunia kuno dan menetapkan sebuah bahasa yang dipakai secara umum, atau Lingua Franca. Pada dasarnya ia menetapkan Bahasa Yunani Koine yang pernah saya jelaskan itu sebagai bahasa resmi. Salah satu tujuannya adalah adanya satu dunia, satu bahasa. Dan terjadilah bahwa pada masa Perjanjian Baru ada sebuah bahasa umum sehingga Perjanjian Baru bisa dituliskan pada masa itu yang bisa ditransferkan melampaui batasan-batasan budaya. Akhirnya: Waktu yang tepat secara Politis. Dalam Kekaisaran Romawi, anda akan melihat adanya Pax Romana, yang secara sederhana berarti Kedamaian Romawi. Palestina sudah dibangun di bawah Pemerintahan Romawi dan yang dilakukan oleh bangsa Romawi itu adalah membangun jalan-jalan dimana orang bisa mengadakan perjalanan secara aman di wilayah itu, jalan-jalan yang melaluinya Injil bisa dengan aman disebarkan ke berbagai wilayah yang berbeda. Sekarang saya ingin anda memikirkan hal itu. Keadaan Theologis, Keagamaan, dan bahkan dengan adanya bahasa umum dan Pax Romana, Kedamaian Romawi yang ada ketika Kristus datang memungkinkan Injil untuk diwartakan. Yang saya ingin agar kita perhatikan adalah bahwa Allah tidak berpikir-pikir di surga dan kemudian mengatakan, “Ok, Ok, Aku merasa waktunya sudah tepat, ini kelihatannya sudah paling baik, sekarang Aku harus mengirimkan Yesus ke sana. Pergilah sekarang ke sana.” Namun, saya ingin anda melihat bahwa Allah yang berdaulat atas alam semesta sudah merancangkan peristiwa di antara semua makhluk menuju kepada saat ini, ketika di dalam waktu-Nya Ia mengutus Yesus Kristus ke dunia ini, untuk mati di kayu salib dan bangkit kembali dari kematian dan dimulainya Perjanjian Baru. Ini adalah Waktu yang Tepat. Anda memiliki peta Palestina, saya rasa di halaman 6 atau 7. Saya berharap bahwa peta itu akan memberikan kepada anda perspektif yang lebih jelas saat kita melihat berbagai hal khususnya di beberapa bagian Injil tetapi juga saat kita mulai melihat Perjalanan Missi Paulus untuk berpikir secara geografis tentang keseluruhannya. Tetapi saya ingin membawa kita ke dalam Ikhtisar Kitab-Kitab di dalam Perjanjian Baru. Dan saya inginkan untuk anda lakukan adalah melihat satu persatu kitab dan kemudian kita akan merangkumkan gambaran dari apa yang diajarkan Perjanjian Baru kepada kita. Tiga Pembagian Utama. Kita sudah berbicara mengenai jenisnya tetapi kita akan melihat tiga pembagian utamanya. Pertama-tama adalah Cerita Perjanjian Baru. Cerita di dalam Perjanjian Baru. Kurang lebih 60% dari Perjanjian Baru adalah dalam bentuk cerita. Di dalam kelima Kitab yang pertama, Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul menjelaskan kepada kita cerita di dalam Perjanjian Baru.
Kedua adalah Surat-surat Perjanjian Baru. Dalam golongan ini adalah semua surat yang sudah dituliskan untuk menolong kita memahami cerita yang terjadi di dalam Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul. Perjanjian Baru tidak dituliskan secara kronologis kepada kita. Anda menemukan kebanyakan Surat-surat itu yang dituliskan dalam konteks apa yang kita lihat terjadi di dalam Kisah Para Rasul 1 sampai Kisah Para Rasul 28. Jadi anda bisa melihat adanya Cerita di dalam Surat. Dan akhirnya Kesimpulan dari Perjanjian Baru, Wahyu, yang secara teknis termasuk sebagai Surat tetapi memiliki banyak perbedaan juga. Jadi kita memiliki sebuah kesimpulan, kitab Wahyu. Saya ingin kita melakukan hal ini untuk setiap kitabnya; saya ingin memberikan Ikhtisar dalam dua cara. Saya akan memberikan di awal penjelasan beberapa informasi dasar yang akan menolong kita memahami Kitab yang sedang kita pelajari. Informasi Dasar untuk Pemula dan yang kemudian, ada Nasehat Praktis untuk Belajar. Beberapa Nasehat Praktis yang akan menolong saat anda mendalami penyelidikan dan mulai belajar dari berbagai Kitab itu. Informasi Dasar untuk Pemula dan Nasehat Praktis untuk Belajar . Baik. Cerita Perjanjian Baru. Kita akan melihat terlebih dahulu Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul. Kehidupan dan Pelayanan Kristus. Pada dasarnya ada dua kategori cerita di dalam Perjanjian Baru. Yang pertama mengenai Kehidupan dan Pelayanan Kristus yang tertulis di dalam Matius sampai Yohanes. Semua kitab itu, Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, disatukan oleh kenyataan bahwa semuanya Dituliskan untuk Tujuan Utama yang sama. Semuanya dituliskan untuk Menunjukkan Gambaran Mengenai Kristus dan Injil. Dan saya ingin anda memperhatikan hal ini. Kitab-kitab itu tidak dituliskan sebagai Biografi Yesus yang tertulis secara kronologis di sepanjang kehidupan-Nya. Beberapa dari Injil itu bahkan tidak ditulis secara kronologis sama sekali. Semuanya dituliskan dengan Tujuan Utama untuk Menunjukkan Kristus kepada orang-orang yang membaca tulisan itu. Tetapi mengapa kita melhat ada perbedaan? Mengapa kita melihat berbagai cerita yang berbeda yang dijelaskan oleh penulis yang berbeda adalah karena memang semuanya ditulis untuk Tujuan Utama yang sama, tetapi semuanya dituliskan dari sudut pandang yang berbeda dan untuk audiens yang berbeda. Ada empat orang, empat pribadi dengan kepribadian yang berbeda, perspektif yang berbeda, berbicara kepada orang-orang yang berbeda. Sekarang saya ingin anda berpikir tentang bagaimana audiens anda akan mempengaruhi cara anda menuliskan sesuatu. Kita harus memahami bahwa untuk bisa memahami Matius, Markus, Lukas atau Yohanes, kita harus bisa menempatkan diri kita dalam posisi orang-orang yang menjadi tujuan tulisan Matius. Karena setiap kali anda berkomunikasi dengan seseorang, anda menperhatikan apa yang sudah mereka ketahui, anda sungguh-sungguh memperhatikan apa yang sudah mereka pahami itu. Dan ini menjadi tantangan bagi kita 2000 tahun kemudian untuk menempatkan diri kita dalam posisi sebagai penerima tulisan Matius dan untuk memahami apa yang sudah ada di dalam pola pikir mereka untuk bisa sungguh-sungguh mengerti mengapa Matius menuliskan hal ini atau hal itu. Dan itulah sebabnya penyelidikan Perjanjian
Baru itu lebih dari sekedar membaca seluruh isi Alkitab. Tanpa bermaksud mengecilkan arti membaca Alkitab, tetapi untuk bisa memahaminya, kita harus menggali lebih dalam untuk memahami apa arti tulisan itu bagi orang-orang yang ada pada saat itu. Kita harus menempatkan diri kita dalam posisi audiens yang membaca pada titik itu. Anda sudah melihat tentang Kehidupan dan Pelayanan Kristus dan .... Kedua: Kehidupan dan Pelayanan Gereja. Kehidupan dan Pelayanan Gereja, pada dasarnya adalah Bagian Kedua dari Injil Lukas. Jadi Lukas menuliskan dua kitab yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Ia menuliskan keduanya. Apakah kita siap melanjutkan? Kita akan menggalinya. Kalau anda mau membuat catatan di sepanjang pembahasan, anda bisa melakukannya sambil membuka Alkitab anda kepada Injil Matius, lalu anda menympan catatan anda di bagian awal Injil Matius itu. Kita akan melihat beberapa ayat. Saya akan berusaha untuk memberikan sedikit waktu untuk santai tetapi karena memang banyak sekali materi yang harus kita bahas, saya minta maaf kalau kita akan bergerak dengan cepat. Tetapi saya ingin kita memperhatikan masing-masing kitab ini. Pertama-tama Injil Matius. Matius adalah seorang pemungut cukai Yahudi. Luar biasa bukan? Cara Perjanjian Baru dimulai, Allah memutuskan bahwa penulis pertama haruslah seseorang yang dikenal dan dicurigai sebagai seseorang yang suka mengambil keuntungan dari bangsanya sendiri. Kandidat yang paling tidak meyakinkan untuk menjadi penulis pertama kitab di dalam Perjanjian Baru adalah Matius. Bukankah sangat menguatkan bahwa kita memiliki Allah yang tidak hanya memilih calon yang sangat layak untuk dipilih tetapi juga memakai calon yang paling kurang layak? Puji Tuhan bahwa Ia sudah mencurahkan anugerah-Nya kepada mereka yang tidak akan pernah bisa layak tanpa anugerah itu. Kita melihat hal itu sejak awal sekali, bahkan di dalam diri penulisnya di sini. Sekarang ia menuliskan kitabnya sekitar tahun 70-an sampai 80-an M, sekitar itu, yang berarti berkaitan dengan Bait Suci yang dihancurkan pada tahun berapa? Tahun 70 M, jadi ia menuliskan kitab ini segera setelah kehancuran Bait Suci. Ini hal yang penting. Yang akan kita lihat adalah bahwa Matius di dalam penulisannya sedang bergumul untuk hati dan jiwa dari Yudaisme. Saat itu ada Yudaisme yang sedang bergumul memilih salah satu dari dua arah. Ia bisa memilih jalan orang-orang Farisi atau memilih jalan Kristus. Dan Matius mendorong orang-orang Yahudi Kristen atau orang-orang Yahudi yang mempertimbangkan mengenai datang kepada iman kepada Kristus; ia mendorong mereka untuk mengikut Kristus. Itulah sebabnya Matius memberikan gambaran ini di dalam kitabnya. Ia ingin hati Yudaisme memahami bahwa Yudaisme sudah digenapkan di dalam gambaran Kristus. Jadi inilah sebabnya ia menuliskan Kitab ini. Tema Utamanya adalah bahwa Yesus adalah Raja Orang Yahudi. Sejak awal sekali, ia menunjukkan berulangkali, kita akan melihatnya kemudian, bahwa Matius menekankan berulangkali keberadaan Yesus sebagai Raja. Nasehat Praktis untuk Belajar. Saya ingin mendorong anda memusatkan perhatian kepada Kerajaan Allah di dalam Matius. Ketika anda membaca kitab ini, anda akan melihat Kerajaan Allah atau Kerajaan Surga disebutkan
berulangkali. Dan anda melihat outline ini, struktur yang ada. Penekanannya adalah kepada sang Raja. Matius membuatnya demikian: ia memberikan banyak penekanan kepada pengajaran Kristus dan ada lima blok besar berisi pengajaran di masing-masing bagian outline yang ada, struktur yang sudah ada di depan anda. Lima Blok Besar Pengajaran dan kemudian menunjukkan KaryaNya yang menjelaskan mengenai pengajaran itu. Mungkin pengajaran Kristus yang paling terkenal ada di awal Injil Matius dan awal pelayanan Kristus, Matius 5 sampai 7, Khotbah di Bukit. Dan memang, kitab ini memberikan penekanan kepada pengajaran Kristus di sepanjang kitab. Saya ingin mendorong anda kalau anda membaca kitab Matius, perhatikan referensi silang yang ada. Itu adalah tempatnya Alkitab dihubungkan dengan bagian yang berbeda, gagasan yang serupa, kutipan atau bahkan hanya sekedar gambaran yang menolong untuk bisa lebih memahaminya dengan melihat sesuatu yang lain yang perlu diperhatikan juga di dalam Alkitab, referensi silang. Ada 129 referensi silang atau kepada 25 dari 39 kitab di dalam Perjanjian Lama. Anda melihat mengapa survey kepada Perjanjian Lama sangat penting karena untuk membaca Injil Matius, kita harus memahami Perjanjian Lama karena Matius merujuk kepada Perjanjian Lama berulangkali. Dua belas kali di dalam Kitab ini ia berbicara mengenai bagaimana hal ini digenapi atau hal itu digenapi. Dan di seluruh Khotbah di Bukit Yesus mengatakan, hal ini digenapi, hal itu digenapi. Ada kaitan yang kuat dengan Perjanjian Lama. Ketika kita membaca pengajaran Yesus, ingat untuk menempatkan diri anda dalam posisi pendengar karena anda harus masuk ke dalam pola pikir orang Yahudi untuk bisa sungguh-sungguh memahami Injil Matius. Kemudian Injil Kedua adalah Injill Markus. Injil Kedua adalah Injil Markus. Injil ini dituliskan oleh Yohanes Markus yang sangat dekat dengan Petrus, seperti yang pernah kita bicarakan. Ia menulis sekitar tahun 65 sampai 70 M. Jadi penulisannya sebelum hancurnya Bait Suci. Tetapi kitab ini ditulis pada saat dimana banyak sekali terjadi perlawanan orang-orang Yahudi terhadap Kekaisaran Romawi yang menjajah mereka. Tentu saja kalau ada sesuatu yang menuju kepada peperangan dimana Bait Suci dan Kota Yerusalem akan dihancurkan, akan ada ketegangan yang meningkat di masa itu. Dan karena itu Markus menuliskan kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi di Roma yang sedang menderita penganiayaan. Markus menulis kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi di Roma yang sedang mengalami penganiayaan. Tentu saja ada konflik di antara Roma dengan Yudaisme. Kekristenan masih dianggap sebagai bagian dari Yudaisme di mata banyak orang dan karena itu mereka mengalami juga penganiayaan yang besar di Roma. Dan Markus menulis untuk menguatkan mereka. Sekarang sebagai hasilnya, saya akan menjelaskan hal ini. Mari buka bagian akhir Injil Markus. Perhatikan Markus pasal 16. Yang terjadi adalah untuk pertama kalinya, sebenarnya bukan pertama kali, tetapi orang-orang percaya menghadapi penganiayaan yang cukup berat dan banyak di antara mereka mulai goyah imannya. Ketika mereka mulai dianiaya, mereka mulai bertanya apakah Kristus ini memang nyata, apakah mereka memang harus terus menjalaninya, haruskah terus dalam perjalanan iman kepada-Nya? Saya ingin kita melihat Markus pasal 16; anda melihat kepada peristiwa
Kebangkitan, dan kemudian perhatikan ayat 6. Dikatakan di sana, jangan takut, kata orang muda itu kepadanya. Dia adalah orang muda yang di dalam ayat 5 berbicara kepada orang-orang yang datang ke kubur itu. Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.” Sekarang dijelaskan bahwa Yesus tidak lagi ada di sana. Salah satu waktu yang paling mengesankan bagi saya ketika saya berada di Yerusalem adalah ketika mendatangi beberapa tempat yang kemungkinan menjadi lokasi penguburan Yesus dan guide kami adalah seorang Inggris dari negara Inggris dan ia mengatakan, ‘Saya tidak tahu mengapa anda datang ke sini. Semua orang itu jauh-jauh mengadakan perjalanan ke sini. Tidak ada apa-apa di sini. Yesus tidak ada di sini lagi.” Saya berpikir, wah, perkataan yang luar biasa. Ia tidak ada di sini lagi. Ia sudah bangkit. Engkau membuang-buang waktu saja. Tidak ada apa-apa lagi di sini. Yesus sudah pergi. Itulah gambaran yang kita lihat di dalam ayat tadi. Kemudian, saya anda membayangkan, kalau anda baru membaca Injil Markus untuk yang pertama kalinya, dan anda ada di dalam situasi dimana anda tergoda untuk berdiam diri dan tidak membagikan iman anda kepada orang lain, dengarkan apa yang dikatakan ayat 8 kepada kita. Dan ini juga merupakan ayat yang menurut sebagian orang merupakan akhir dari Injil Markus. Jadi, mari kita bayangkan seandainya Injil Markus memang berakhir dengan ayat ini. Ayat 8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut. Bayangkan bagaimana kalau Injil Markus berhenti di sini? Apakah anda memahami berita apa yang disampaikan kepada gereja Perjanjian Baru, paling tidak dari beberapa manuskrip yang tidak mengakhirinya dengan ayat ini? Bayangkan saja bagaimana kalau tidak ada seorangpun yang berbicara mengenai kebangkitan Kristus karena mereka merasa ketakutan. Markus mengingatkan kita bahwa peristiwa itu merupakan sesuatu yang harus kita beritakan kepada orang-orang lain. Kalau berita itu berhenti sampai kepada kita saja, maka kebangkitan Kristus itu hanya akan menjadi kenyataan sejarah yang tidak akan bisa berkembang sampai ke abad ke-2 dan ke-3. Saya memuji Allah bahwa orang-orang percaya yang membaca Injil Markus tidak pergi begitu saja dan tidak mau mengatakan apa-apa kepada siapapun! Ia menulis kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi di Roma yang menghadapi penganiayaan. Tema Utama di dalam Injil Markus adalah Yesus adalah Hamba Allah yang Menderita. Kita melihat tentang penderitaan berulangkali di sebutkan. Anda melihat ayat-ayat kunci di sini. Markus pasal 8 ayat 31 sampai 38. Di sini berbicara mengenai penderitaan yang tidak diharapkan ketika Yesus berbicara kepada para murid bahwa Ia akan mengalami penderitaan dan kemudian Petrus mengatakan, sambil menarik Yesus ke samping dan berkata, ‘mungkin Engkau tidak tahu apa yang Engkau lakukan.’ Yesus kemudian menjawab, ‘Jangan katakan kalau Aku tidak tahu apa yang Aku lakukan.’ Dan Ia mengatakan hal itu dengan keras. Yesus berkata, ‘Ini memang yang harus Aku lakukan.’ Dan
sepanjang Injil Markus anda melihat apa yang disebut sebagai Rahasia Mesianis. Anda melihatnya di beberapa bagian. Apakah anda pernah bertanyatanya mengapa Yesus mau membuat diri-Nya sebagai sesuatu yang dirahasiakan? Roh-roh jahat mulai berbicara mengenai Dia sebagai Yesus sang Mesias dan roh-roh jahat itu mengenali-Nya sementara manusia tidak. Tetapi Yesus seolah-olah berkata, “Sssst, jangan bilang-bilang.” Atau kadangkala Ia menyembuhkan seseorang lalu Ia mengatakan, “Jangan ceritakan kepada siapapun.” Pergilah dan jangan bilang apa-apa. Mengapa Ia melakukan hal itu? Karena Ia memiliki sebuah missi, Ia menuju ke kayu salib. Missi-Nya yang sebenarnya itu sangat berbeda dengan missi-Nya dalam pandangan orangorang lain. Agenda semua orang lain adalah untuk membawa Mesias, memuliakan Dia dan menjadikan-Nya Raja dan kemudian Ia akan mengusir bangsa Romawi. Jadi mereka sama sekali tidak mengharapkan adanya Mesias yang dilahirkan dari seorang anak dara bernama Maria, dibesarkan dalam keadaan yang sangat sederhana, dan apalagi sampai harus disalibkan. Itu bukan cara hidup sang Mesias. Jadi sangat masuk akal bahwa orang tidak melihat Dia sebagai Mesias dalam berbagai kejadian. Dan karena itu ketika ada orang yang kemudian bisa melihat kebenaran itu, Ia justru mengatakan, “Tunggu dulu, Aku sedang ada di dalam sebuah missi.” Dan kita melihat berulangkali dijelaskan, tema tentang Yesus sebagai Hamba Allah yang Menderita. Markus 10:43 sampai 45... Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Nasehat Praktis untuk Belajar. Tetap bersemangat. Markus terus menunjukkan tentang Yesus yang sedang terus bergerak. Empat-pulu satu kali ia mengatakan ‘setelah itu’ dan yang sejenisnya. Setelah itu Yesus melakukan ini dan setelah itu Yesus melakukan hal itu. Kalau anda melihat Markus pasal 1, anda akan melihat satu hari di dalam kehidupan Yesus dan kalau anda merasa bahwa kehidupan anda terlalu sibuk cobalah buka Markus pasal 1. Ia mulai berkhotbah di pagi hari, menyelesaikan khotbah di sana, lalu mengunjungi rumah beberapa sahabat dan ibu salah satu sahabatnya sakit sehingga Ia memutuskan untuk datang dan menyembuhkannya sehingga ia bisa bangun lagi dan bersama-sama dengan mereka siang itu, lalu tiba-tiba banyak orang dari kota itu berdatangan. Dikatakan bahwa seluruh kota mengantri di depan pintu untuk dilepaskan dari kuasa roh jahat, disembuhkan dari penyakit mereka dan karena itu sepanjang malam Yesus memakai waktu-Nya untuk menyembuhkan semua orang di kota itu. Jadi itu jadwal sehari penuh. Yang sangat indah adalah Markus pasal 1 ayat 35 mengatakan, Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Itu kuncinya. Kiranya Allah menolong kita untuk menlihat Markus pasal 1:45 di tengah-tengah dunia kita yang sibuk sehingga kita bisa pergi ke tempat yang sepi dan memakai waktu kita berdua saja dengan Bapa kita. Ok saya akan menahan diri untuk tidak berkhotbah di sini. Perhatikan bahwa hampir setengah dari seluruh kitab ini dikhususkan untuk menuliskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di minggu terakhir kehidupan Yesus. Minggu terakhir kehidupan Yesus, hampir setengah kitab menuliskan hal itu. Markus pasal 11, Ia masuk ke
Yerusalem. Ia menguduskan Bait Allah. Ia mulai membongkar banyak hal di sana dan kita langsung bisa melihat gambaran Yesus yang sedang menuju ke kayu salib. Struktur Menyeluruh. Anda melihat bahwa strukturnya berkisar kepada Pelayanan sebagai Hamba. Sampai kepada titik ini, saya ingin anda memperhatikan hal ini, dan anda sudah mendapatkan catatan di sana, saya ingin anda memperhatikan Injil Synoptik. Saya akan mengejanya untuk anda S i n o p t i k. S i n o p t i k. Pada dasarnya kata itu berarti melihat bersama. Dan kita perlu memahami ketika kita membaca Injil yaitu bahwa Injil Matius, Markus, dan Lukas sangat mirip satu dengan yang lainnya. Mereka melihat kehidupan dan pelayanan Kristus dengan cara yang sangat mirip. Yohanes yang agak berbeda dengan yang lainnya. Ia sendirian dalam hal ini. Tetapi Matius, Markus dan Lukas sangat mirip. Dan kebingungan yang muncul biasanya karena beberapa pertanyaan yang berbeda. Pertama-tama, apakah Markus merupakan sumber utama dari Injil Matius dan Lukas? Dengan kata lain apakah Markus merupakan titik tolak penulisan Matius dan Lukas? Ada beberapa bukti yang nampaknya mendukung hal itu. Sembilah puluh tujuh % perkataan Markus ada di Injil Matius. Sembilan puluh tujuh % dari 660 ayat, 600 ada di sana. Jadi kalau anda membaca Injil Matius, bisa dikatakan anda sudah mencakup Injil Markus juga. Ada perbedan perspektif, perbedaan penekanan, tetapi hampir bisa dikatakan, Markus plus itu sama dengan Matius. Jelas? Kemudian anda melihat Injil Lukas. Delapan puluh delapan % perkataan Markus ada di dalam Injil Lukas. Delapan puluh delapan % perkataan Markus ada di dalam Injil Lukas. Jadi jelas ada hubungan yang terjadi. Kita harus merumuskannya, tetapi ketiga orang penulis itu memang memiliki kesamaan dalam beberapa pokok, dalam berbagai hal. Ada teori yang lain yang mengatakan bahwa ada sumber tidak dikenal yang menjadi dasar penulisan kitab- kitab itu. Dan mereka menyebut sumber yang tidak dikenal itu sebagai sumber ‘Q.’ Mungkin ada seorang ‘Q’ yang kemudian menuliskan sesuatu yang menolong dalam beberapa bagiannya. Namun, kita tidak bisa pasti akan hal ini dan yang jelas adalah bahwa kehidupan dan pelayanan Kristus tidak hanya terbatas kepada apa yang dituliskan oleh Matius, Markus dan Lukas saja, dan memang jelas sekali bahwa mereka dalam beberapa hal bekerjasama. Tetapi yang sangat penting yang perlu kita pahami adalah bahwa ketiga kitab itu memang sangat mirip satu dengan yang lainnya. Ketiganya dituliskan dari perspektif yang berbeda. Kita akan melihat sesuatu yang menurut saya sangat menarik di dalam Injil Lukas beberapa saat lagi, tetapi Matius, Markus dan Lukas pastilah tidak menuliskan kitab ini dalam keterasingan satu dengan yang lainnya. Saya yakin mereka saling berhubungan dalam penulisannya. Matius, Markus dan Lukas tidak menuliskan kitab mereka tanpa ada hubungan apapun dan saling terisolir. Mereka pasti saling berhubungan. Sekarang, mari masuk ke Lukas. Dan saya akan menunjukkan kepada anda, untuk seolah-olah menghidupkan Injil Sinoptik ini. Injil Lukas ditulis oleh Lukas sebagaimna yang sudsh diterima secara umum. Ia adalah seorang dokter bukan Yahudi, yang berarti ia adalah satu-satunya orang bukan Yahudi yang menjadi penulis kitab di dalam Alkitab. Tetapi menarik sekali untuk diingat bahwa ia
seorang dokter. Saya mau menunjukkannya kepada anda. Mari kita melihat Lukas pasal 5. Kalau Markus dalam beberapa hal dianggap sebagai dasar, maka saya mengajak kita melihat pasal 5 untuk memperhatikan adanya contoh bagaimana Kitab-kitab itu ditulis dari perspektif yang berbeda-beda. Perhatikan Markus pasal 5 ayat 25. 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Yesus kemudian menyembuhkan perempuan itu. Ok. Ini kisah yang dituliskan oleh Markus. Sekarang, tetap di bagian ini dan kita akan melihat Lukas pasal 8 untuk memperhatikan apa versi Lukas mengenai kisah ini. Perhatikan Lukas pasal 8 ayat 42. Kita akan mulai dari bagian tengah ayat ini. Dikatakan di sana Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak. 43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapa pun. 44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya. Apakah anda memperhatikan bagian yang dituliskan oleh Markus tetapi tidak disebutkan oleh Lukas? Perhatikan yang dituliskan oleh Markus. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Jadi Lukas mengambil bagian ini dan berpikir tidak perlu menuliskan kisahnya dan kemudian mengecam para dokter dan karena itu anda melihat hal itu tidak dituliskan oleh Lukas. Anda lihat, sebuah detail kecil yang ditinggalkan. Markus memutuskan itu penting. Lukas memutuskan untuk menjaga nama baiknya lebih baik ia tidak menuliskannya. Jadi anda lihat kepribadian yang berbeda dari para penulis Injil muncul di dalam cerita yang mereka tuliskan. Menarik sekali. Lukas adalah seorang dokter bukan Yahudi, seorang sejarawan dan rekan dari, seperti yang sudah kita lihat, ia adalah rekan dari Paulus. Dituliskan sekitar tahun 70-an atau 80-an M, sekali lagi setelah masa peperangan antara bangsa Yahudi melawan bangsa Romawi yang menghancurkan Bait Suci dan dituliskan kepada seseorang yang bernama Teofilus, tetapi sebenarnya tujuan utamanya bukan dia, melainkan orang-orang Kristen bukan Yahudi. Banyak orang berpikir bahwa Teofilus adalah salah seorang pemimpin yang sangat kuat di antara orang-orang bukan Yahudi. Jadi masuk akal bahwa di sepanjang Injil Lukas, kita akan melihat penekanan akan peranan orang-orang bukan Yahudi di dalam missi Yesus. Sepenuhnya sangat masuk akal kalau kita melihat hal itu diulangi berkali-kali, karena kalau anda adalah Teofilus dan anda orang bukan Yahudi, dan bahkan kemungkinan seorang pemimpin penting di Roma, tidak terlalu baik kedengarannya untuk mendapatkan keselamatan di dalam seorang Mesias Yahudi. Hal itu tidak masuk akal. Seorang Mesias dari bangsa Yahudi tidak akan menjadi populer di
antara orang-orang di sekitar anda dan karena itu Lukas menulis untuk menekankan keberadaan kaum bukan Yahudi di dalam pelayanan Yesus. Ini juga sebabnya Lukas menuliskan Kisah Para Rasul. Jadi keduanya berjalan bersama. Dan menjadi tujuan dari penulisannya. Tema Utamanya adalah bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang sempurna yang membawa Keselamatan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi, keselamatan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Nasehat Praktis untuk Belajar. Saya ingin anda melihat Struktur Menyeluruh dari Injil Lukas yang secara geografis membawa ke Yerusalem. Secara geografis kitab ini nampak akan membawa Yesus dari Galilea ke Yudea ke Berea dan kemudian akhirnya ke Yerusalem dimana Ia disalibkan. Simpan hal ini di dalam pikiran anda. Kita akan kembali ke bagian ini nantinya. Perhatikan penekanannya juga yaitu bahwa Injil juga merupakan kabar baik bagi orangorang miskin. Lukas menuliskan bagaimana Yesus datang untuk setiap strata dalam masyarakat. Anda melihat Dia menjelaskan tentang kasih kepada perempuan dan kepada anak-anak serta khususnya orang-orang miskin. Anda melihat perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Anda melihat beberapa ayat menuliskan hal ini. Orang kaya dan lazarus, dan anda juga mendapatkan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur, dan Lukas pasal 16 berulangkali menekankan hal itu. Kita tidak tahu pasti alasannya, apa yang ada di dalam diri audiens Injil Lukas yang membuat dia memberikan penekanan kepada kasih Yesus akan orang-orang miskin dan peringatan Yesus akan orangorang kaya. Tetapi saya rasa ada peringatan bagi kita di jaman ini karena kita hidup di dalam konteks yang cukup berada dibandingkan dengan banyak orang lain di dunia ini dan kita perlu mendengarkan apa yang dikatakan Yesus tentang bagaimana kita menangani sumber daya yang dipercayakan-Nya kepada kita. Ini satu hal yang harus kita pelajari dari Injil Lukas. Buatlah catatan setiap kali anda melihat doa dan Roh Kudus disebutkan. Lebih dari semua Injil yang lain, Injil ini berbicara banyak tentang doa. Berulangkali. Jadi anda sudah melihat Matius, Markus, Lukas dan kemudian kita akan melihat kitab yang paling berbeda, Yohanes. Kitab itu seperti menyendiri, melakukan sesuatu yang berbeda. Dituliskan oleh Yohanes. Berulangkali di dalam kitabnya, ia menyebut dirinya sebagai Murid yang Dikasihi Yesus. Bukankah itu cara yang sangat luar biasa untuk menyebut diri sendiri? Kalau ada pilihan tentang bagaimana saya dikenal, saya ingin dikenal sebagai seseorang yang dikasihi oleh Kristus. Betapa sebuah gambaran yang luar biasa untuk mendapati identifikasi diri anda di dalam kasih dan nilai yang sudah ditempatkan-Nya di dalam kehidupan anda. Dan bahkan nama itu dikhotbahkan. Dituliskan di suatu masa antara 70 dan 90 M. Dan anda melihat Matius menulis kepada orangorang Yahudi, Markus kepada orang Romawi, dan Lukas dengan tujuan utama orang-orang bukan Yahudi, dan anda melihat Yohanes menulis kepada seluruh dunia. Ia memang sangat universal. Anda melihat kata dunia disebutkan berulangkali. Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.. Berulangkali, kata kosmos, dunia, disebutkan.
Tema Utamanya adalah bahwa Yesus adalah Anak Allah yang Kekal. Ayat temanya adalah Yohanes pasal 20 ayat 30 sampai 31. Ia berkata aku menuliskan hal-hal ini supaya engkau bisa percaya kepada Kristus sehingga manusia bisa mengenal siapa Dia dan percaya kepada-Nya. Saya mendorong anda, untuk melakukan penyelidikan kata karena hal itu sangat menolong dalam Injil Yohanes karena anda bisa melihat kata-kata tertentu disebutkan berulangkali. Lingkari atau garis bawahi beberapa kata kunci yang menyimpulkan berita Injil. Dan kalau anda sedang belajar Injil Yohanes, lingkari atau garis bawahi setiap kali anda melihat Bapa. Ada 137 kali. Setiap kali anda menemukannya. Kata yang kedua adalah ‘percaya’, 98 kali. Berulangkali, kita melihat Yohanes memberikan penekanan akan perbedaan antara iman dan ketidakpercayaan. Antara pasal 7 sampai 12, mari kita memastikan untuk melakukannya dengan benar, antara pasal 7 sampai pasal 12, lebih dari dua puluh kali: Yohanes menyebutkan mengenai bagaimana orang-orang Yahudi menolak Kristus karena ketidakpercayaan mereka. Anda juga memahami demikianlah cara kita menolak Kristus, dengan ketidakpercayaan kita. Jadi kita bisa percaya dan beriman kepada-Nya dan hal itu dituliskan di dalam Injil Yohanes atau kita mengatakan bahwa hal itu bukanlah sebuah kenyataan, dan kita hanya bisa memilih salah satu di antaranya. Kita tidak bisa berada di antara keduanya. Dunia, mengutus, mengasihi, kehidupan, terang, kegelapan, kebenaran, saksi, kemuliaan, kekal, semua kata-kata itu sangat penting di sepanjang Kitab. Perhatikan tujuh pernyataan “AKULAH” dari Yesus. ‘AKULAH’ mengingatkan kita kepada cara yang dipakai Allah untuk menyatakan diri di dalam Perjanjian Lama. Keluaran pasal 3 Siapa yang aku katakan kepada mereka sudah mengutus aku. Katakan kepada mereka AKULAH AKU sudah mengutus engkau. Dan karena itu ketika Yesus dituliskan di dalam Kitab Yohanes, berulangkali kita melihat hal itu ditonjolkan, Ia menghubungkan diri-Nya dengan Allah Perjanjian Lama. Abraham di dalam Yohanes pasal 8 ayat 58, Yesus berbicara kepada sekelompok orang yang anti kepada-Nya, dan Ia pada dasarnya menjawab mereka dengan mengatakan, “Sebelum Abraham ada, Akul!” Memang pernyataan itu tidak terlalu kedengaran aneh bagi kita. Tetapi kalau saya berdiri di depan anda saat ini dan mengatakan Sebelum Abraham dilahirkan, Aku, maka anda akan mengatakan saya orang yang aneh. Apa yang sedang dijelaskan-Nya kepada kita, Ia sedang membuat pernyataan langsung berkaitan dengan keilahian-Nya. Dan itulah sebabnya mereka hampir merajam-Nya saat itu. Akulah roti hidup, Akulah gembala yang baik, Akulah terang dunia, Akulah kebangkitan dan hidup, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, Akulah pokok anggur yang benar, kamulah carangnya, berulangkali Ia menunjukkan gambaran yang luar biasa yang melukiskan tentang Allah. Yohanes menuonjolkan tentang Inkarnasi sejak awal kitabnya. Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu adalah Allah. Ia menggunakan tujuh tanda yang berbeda, tujuh tanda untuk menunjukkan keilahian Kristus. Semua mujizat yang didaftarkan-Nya di sini secara sengaja dirancang dituliskan oleh Yohanes untuk menunjukkan keilahian Kristus. Perhatikan dengan seksama juga penjelasan Yohanes mengenai Kemanusiaan
Kristus. Kita melihat Yesus merasa lelah di dalam Injil Yohanes. Kita melihat Ia haus di dalam Yohanes saat Ia bersama perempuan samaria di sebuah sumur. Kita melihat Dia menangis di dalam Yohanes pasal 11 ayat 34, ayat yang paling banyak dihafal di dalam Kitab Yohanes. Itulah kitab Yohanes. Sekarang kita lanjutkan ke Kisah Para Rasul. Kita sudah melihat kitab-kitab Injil, dan sekarang kita mendapatkan satu lagi tulisan Narasi Sejarah dan kitab ini memberikan kepada kita transisi dari cerita tentang Kristus kepada cerita tentang Gereja. Lukas yang menuliskannya. Dalam tulisan Lukas, kitab ini seperti seri kedua dari Injilnya. Anda bisa memberikan catatan dalam pasal 16 ayat 10. Ia memakai kata ganti orang ‘kami.’ Ia memasukkan dirinya ke dalam cerita dan memastikan bahwa kita paham kalau ia yang menuliskannya. Saya sangat suka dengan gambaran yang diberikannya. Dalam Injil Lukas, penjelasan dimulai dengan mengatakan apa yang mulai dilakukan Yesus. Ketika anda melihat Kisah Para Rasul pasal 1, mari kita buka saja bagian ini. Kisah Para Rasul pasal 1. Ada gambaran yang indah di sini. Ia mengatakan di dalam Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 1. Mungkin anda mau melingkari ayat ini. 1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, 2 sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Dan karena ia sudah menjelaskan hal itu maka tentu hal selanjutnya yang akan dijelaskan adalah mengenai apa yang dilakukan Yesus selanjutnya. Satusatunya masalah adalah bahwa setelah ayat 11, Yesus seolah-olah turun dari pentas. Ia sudah naik ke surga. Bagaimana bisa dikatakan Lukas hanya menulis mengenai apa yang baru mulai dilakukan Yesus? Keindahan tulisan Lukas adalah bahwa di sana Yesus masih bekerja; tetapi Ia melakukannya melalui Roh-Nya di dalam gereja-Nya. Yesus sangat aktif di seluruh isi kitab ini. Inilah apa yang dilakukan Yesus yang merupakan kelanjutan penjelasan dari Injil Lukas diman Ia memulai pekerjaan-Nya. Tema Utama Injil ini adalah Injil Tersebar ke Seluruh Dunia Melalui Gereja dan dengan Kuasa Roh Kudus. Salah satu kata kuncinya bukan hanya seluruh dunia itu, tetapi bahwa hal itu akan menjangkau segala bangsa melalui Gereja. Yang akan kita lihat di dalam ketujuh pasal pertama dari tulisan Lukas ini pada dasarnya adalah mengenai penolakan orang-orang Yahudi terhadap Yesus. Hal itu diakhiri dengan gambaran tengan Stefanus yang dirajam karena apa yang dikatakannya mengenai Kristus di depan Sanhedrin. Gambarannya diakhiri di sana dan kemudian Firman mulai berkembang di Yudea, Samaria dan bahkan pada akhirnya ke ujung bumi. Ayat Kunci adalah Kisah Para Rasul 1:8, yang pada dasarnya merupakan ikhtisar dari keseluruhan isi kitab. Dan pasal 2 ayat 42 sampai ayat 47 merupakan bagian yang sangat penting bagi Gereja. Nasehat Praktis untuk Belajar. Perhatikan struktur keseluruhan yang secara Geografis menjauh dari Yerusalem. Ingat bahwa Injil Lukas membawa kita menuju ke Yerusalem. Semuanya berpusat di Yerusalem. Lalu Kisah Para Rasul menjauhkan kita dari Yerusalem. Kematian, kebangkitan, Roh Kudus
datang dan sekarang Gereja keluar dari Yerusalem. Jadi anda mendapatkan semacam efek segitiga antara Injil Lukas dengan Kisah Para Rasul. Perhatikan struktur itu. Di Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Kita melihat Injil di bagian akhir tulisan Lukas ini mulai tersebar ke Asia, Eropa, Roma dan ke segala tempat. Sekali lagi, buat catatan setiap kali anda melihat ada doa dan Roh Kudus disebutkan. Perhatikan pengulangan akan dua hal penting. Pertama, Keselamatan diulangi beberapa kali. Keselamatan yang dibawa Yesus melalui Roh Kudus. Dan kemudian perhatikan Laporan Perkembangan, Laporan Perkembangan mengenai pencapaian Injil. Karena berulangkali, anda melihat Lukas menjelaskan bahwa Injil sudah mencapai Yerusalem, Injil sudah mencapai Yudea dan Samaria, sudah mencapai Syria, Asia Kecil, Eropa dan Roma. Injil sudah menjangkau semua tempat yang berbeda itu dan kemudian ia berhenti sejenak untuk mengatakan ‘Injil sudah ada di sana dan terus berkembang. Injil ada di sini dan terus berkembang.’ Dan perhatikan di dalam Berbagai Khorbah di Kisah Para Rasul tentang bagaimana Injil Dikontekstualisasikan dalam Setting yang Berbeda untuk Menjangkau Orang-orang yang Berbeda. Ini adalah hal yang sangat hebat ketika anda belajar Kisah Para Rasul, perhatikan pelayan Kristen yang pertama, Petrus, dan bagaimana ia berbicara kepada audiensnya. Dan kemudian perhatikan bagaimana ia berbicara kepada audiensnya di dalam Kisah Para Rasul pasal 3 dan 4 ketika mereka mulai mengalami penganiayaan. Dan kemudian anda melihat Stefanus, cara dia berbicara kepada audiensnya dan apa yang dijelaskannya tentang Injil. Dan kemudian anda melihat Paulus sebagai contoh di dalam pasal 17 berbicara kepada Aeropagus bangsa kafir, mereka semua berbicara mengenai Injil yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Ini gambaran yang sangat indah mengenai missi Gereja ketika mengingat bahwa kita memiliki Injil yang sama di antara orang-orang percaya di seluruh dunia, tetapi cara kita berbicara tentang Injil, cara kita membagikan Injil berbeda-beda di seluruh dunia. Orang-orang melakukan hal yang berbeda di tempat yang berbeda ketika mereka mengkomunikasikan Injil. Baik, jadi kita lihat hal itu juga di dalam khotbah-khotbah yang dituliskan di dalam tulisan Lukas. Baik, itulah cerita yang ada di dalam Perjanjian Baru, Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul. Enam puluh persen dari Perjanjian Baru sudah kita bahas. Sekarang kita memasuki Surat-Surat yang akan menolong kita memahami cerita yang ada. Surat-surat Perjanjian Baru. Dua puluh dua dari dua puluh tujuh kitab di dalam Perjanjian Baru berupa Surat. Dan isinya hampir 40% dari Perjanjian Baru, hampir 40%. Apa alasan surat-surat itu dituliskan? Mengapa Surat-surat itu begitu penting? Mengapa Perjanjian Baru kita dipenuhi dengan Surat-Surat? Saya berpikir tentang dua alasan. Yang Pertama: Gereja sedang Berreproduksi. Gereja sedang bertumbuh. Gereja merambat seperti api di Kisah Para Rasul dan gereja memerlukan cara untuk berkomunikasi agar bisa melatih orang-orang yang baru percaya. Mereka perlu mendapatkan cara memberikan informasi tentang Kristus kepada orangorang yang baru percaya untuk mengembangkan Gereja. Gereja berreproduksi
segingga membutuhkan Firman. Saudara, perhatikan Firman di sini. Kita perlu mempelajari Firman karena kita ingin menjadi bagian dalam proses reproduksi Gereja. Gereja memang ada untuk bereproduksi. Itulah sebabnya ada Surat yang dituliskan kepada orang-orang yang berbeda itu. Gereja Juga Memerlukan Hubungan. Ada kedekatan di sini. Inilah sebabnnya Paulus mengatakan, dan ini sebuah gambaran yang luar biasa, ia berbicara di Korintus mengenai Surat yang Hidup. Dan ia mengatakan bahwa kehidupan kita adalah Surat-surat yang Hidup. Anda memahami bahwa kehidupan kita memang seharusnya menajdi Surat, sebagaimana Surat-Surat Perjanjian Baru, yang menjelaskan tentang siapakah Kristus itu. Gereja Memerlukan Hubungan. Kemudian ada Dua Kelompok Surat di dalam Perjanjian Baru. Surat-surat Paulus yang dimulai dari Roma sampai kepada Filemon dan kemudian SuratSurat Umum yang isinya adalah Ibrani sampai Yudas. Dan anda melihat surat Ibrani yang bisa termasuk ke dalam kedua golongan itu. Kehidupan dan tulisan Paulus. Kita masih mulai dengan dia. Paulus menuliskan tiga belas Surat di dalam Perjanjian Baru. Dan itu tidak termasuk, kalau anda berpikir bahwa Paulus menulis surat Ibrani, surat Ibrani belum termasuk di dalam angka tiga belas itu. Paulus menulis tiga belas Surat di dalam Perjanjian Baru dan surat-surat itu diatur mulai dari yang terpanjang kepada yang terpendek. Sembilan dari surat itu dituliskan kepada Jemaat-jemaat. Empat surat kepada pribadi-pribadi. Sebelum kita menyelami Surat-suratnya, saya ingin kita memperhatikan tentang kehidupannya. Pauls sebagai Pribadi, dilahirkan, dan nama aslinya adalah Saulus dari Tarsus. Ia memiliki latar belakang yang sangat menarik. Latar belakang yang sangat menarik. Mari kita perhatikan latar belakangnya, siapa Paulus itu, dan kemudian bayangkan pribadi ini dalam tiga cara. Pertama-tama, ia memiliki latar belakang Darah Ibrani, ia berdarah Ibrani. Filipi pasal 3 menjelaskan hal itu. Pasal itu merupakan resume pribadinya, bahwa ia seorang Ibrani. Lalu ia mendapatkan Pendidikan Yunani. Ia sangat berpendidikan, dan ia juga seorang Warganegara Romawi. Anda menggabungkan semuanya itu, dan anda mendapatkan seseorang yang memiliki wibawa yang besar, dan itu ada di dalam diri Saulus. Dan yang sangat indah yang bisa kita lihat di dalam Perjanjian Baru adalah bagaimana Allah mengambil salah seorang musuh gereja dan menjadikannya sebagai ‘Pewarta’ yang terbesar dari Gereja Perjanjian Baru. Anda melihat bahwa orang yang menganiaya Gereja dari rumah ke rumah, yang memiliki hak untuk mengawasi pelaksanaan rajam terhadap Stefanus, berbalik, dan ia ada di dalam sepertiga bagian Perjanjian Baru. Ia menulis dalam jumlah yang hanya dikalahkan oleh tulisan Lukas, ia memang menuliskan lebih banyak kitab, tetapi dalam hal jumlah materi yang dituliskan, Lukas lebih banyak dibandingkan Paulus. Keseluruhan bagian akhir dari Kisah Para Rasul adalah mengenai Paulus. Anugerah Allah mengambil kita dari tempat kita berada ke tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Paulus tidak pernah bisa menggambarkan hal itu. Dan puji kepada Allah bahwa anugerah-Nya membawa kita dari keberadaan kita di masa yang akan datang, menempatkan kita di tempat yang tidak bisa kita bayangkan, dan semuanya digambarkan di dalam kehidupan Paulus ini. Ia menjadikan latar belakang dan bahkan segala hal yang
dirancang oleh Iblis untuk kejahatan, Allah memakainya untuk kebaikan. Gambaran yang luar biasa, bukan? Ia Bertobat kepada Kristus sekitar tahun 31 atau 33 M. Sekitar tahun 31 atau 33 M adalah tahunnya ketika ia datang kepada iman di dalam Kristus. Saya ingin kita melihat tentang Perjalanan Missi Paulus. Sebenarnya baru 15 tahun setelah ia bertobat, baru Paulus memulai perjalanan itu. Kita sering berpikir bahwa Paulus datang kepada Kristus dan saat itu juga ia mulai mengabarkan Injil kemana-mana. Ia memulai dengan mendatangi orang-orang percaya yang lain dan tidak perlu kita memyalahkan Gereja Mula-Mula pada titik ini. Anda juga akan merasa khawatir kalau Paulus ada di sini sekarang. Minggu lalu ia datang ke rumah untuk menganiaya dan minggu ini ia datang dan mengatakan sudah percaya serta menjadi pengikut Kristus, kita merasa perlu melihat keadaannya dulu selama beberapa waktu. Dan karena itu ada jendela waktu sekitar 15 tahun dimana Paulus mulai mendapatkan kep dan ia bertumbuh di dalam imannya kepada Kristus dan ia bisa mulai memandang Perjanjian Lama dan menghubungkan Perjanjian Lama itu dengan Kristus. Gambaran yang luar biasa. Dan kemudian setelah 15 tahun berlalu, ia memulai Perjalanan Missinya. Sekarang silahkan lihat peta anda, saya rasa di halaman 13 dan 14 yang menunjukkan perjalanan-perjalanan itu. Tetapi saya ingin kita melihat Perjalanan Missi ini dengan cepat. Memperhatikannya secara sepintas. Setelah menjadi orang Kristen selama 15 tahun, ia ada di kota Antiokhia. Anda bisa melihatnya? Antiokhia ada di sisi kiri peta. Antiokhia bisa disebut sebagai base pelayanannya. Antiokhia adalah gereja yang mendukung dan menguatkan dia, membangun dia dan dia juga membangun jemaat di sana. Kisah Para Rasul pasal 11 memberikan gambaran tentang Jemaat di Antiokhia. Ketika anda masuk ke Kisah Para Rasul 13 ayat 1 sampai 4, Jemaat di Antiokhia menumpangkan tangan ke atas Saulus dan Barnabas dan mengutus mereka ke dalam Perjalanan Missi yang Pertama. Mereka mengadakan perjalanan kurang lebih dari 2.250 km. Ada tanda khusus di dalam peta yang menunjukkan peta perjalanan keberangkatannya. Tempat pertama yang mereka singgahi adalah Cyprus, yang adalah kota asal Barnabas. Dan karena itu Paulus dan Barnabas pergi ke sana dan mereka pergi ke tempat-tempat yang sudah mereka kenal, yang sudah mereka ketahui. Mereka memulai di Cyprus dan kemudian menuju ke utara ke beberapa wilayah yang juga mereka kenal. Mereka mengikuti rute perdagangan. Mereka mendatangi kota-kota utama di jaman itu. Mereka tidak banyak mendatangi kampung-kampung. Mereka lebih banyak mendatangi kotakota utama tetapi saya tidak bisa mengatakan bahwa ini menjadi pola yang harus kita ikuti bahwa kita tidak boleh pergi ke kampung-kampung dan hanya mendatangi kota-kota besar saja, tetapi saya yakin bahwa kita sangat perlu memperhatikan apa yang dilakukan Paulus di kota, saat kita bersama memikirkan juga tentang kota-kota besar yang ada di Amerika Serikat atau di negara-negara lain di dunia ini. Kita perlu membawa Injil ke kota-kota besar. Di saat ketika gereja seakan saat tertidur nyenyak di kota besar, kita perlu merangkul kota dan memberitakan Kristus di kota itu. Itu bukan sesuatu yang mudah, tanya Paulus, tidak mudah untuk pergi ke kota-kota yang menjadi pusat dunia, tetapi kesanalah kita perlu memberitakan Injil. Jadi kita lihat itulah
gambarannya. Kurang lebih 2.250 km. Yang kemudian dilakukannya pada dasarnya adalah dalam pola ini, ia akan pergi ke kota, ia akan mencari sinagog yang ada, ia akan mengajar di sinagog, yang lebih sering ia kemudian akan ditendang keluar dari sinagog itu, dan kemudian ia ada di luar sinagog tetapi tetap mengajar dan kemudian semua orang akan menjadi marah kepadanya, lalu mereka akan mengusir dia atau melempari dia atau mereka akan harus diamdiam membawa dia keluar kota di malam hari. Itu hampir menjadi polanya. Dan ia tetap saja pergi dari satu kota ke kota lainnya untuk mengajar, ditendang keluar dan bahkan dilemparkan keluar dari kota. Itulah jenis kehidupan yang dijalani Rasul Paulus dalam Perjalanan Missi yang Pertama. Pada saat itu, kemungkinan besar, ia menuliskan Surat Galatia. Kemungkinan besar ia menuliskan surat Galatia di saat-saat itu. Alasannya adalah, memang anda akan melihat bahwa ia kembali ke Antiokhia, tetapi di sekitar saat itu, sekitar waktu itu, sudah ada orang-orang bukan Yahudi yang sudah datang kepada iman di dalam Kristus. Dan Paulus adalah rasul kepada ... orang-orang bukan Yahudi. Dan karena itu yang terjadi adalah mulai adanya perpecahan di antara, yang paling banyak adalah di antara Jemaat-jemaat Yahudi, sekarang orang-orang bukan Yahudi datang kepada iman di dalam Kristus dan mereka mulai berdebat mengenai apakah orang-orang bukan Yahudi bisa juga menjadi bagian dari umat Allah. Mereka mulai mengadakan aturan dan hukum. Kalau engkau mau menjadi umat Allah, engkau harus melakukan hal ini dan hal itu, khususnya sunat. Dan hal itu menyebabkan terjadinya konferensi di Yerusalem pada tahun 49, sekitar tahun 49M. Dan anda bisa membuat catatan di sisi Kisah Para Rasul pasal 15 yaitu saat konferensi di Yerusalem itu berlangsung. Mereka sudah diutus dalam Perjalanan Missi Pertama dalam Kisah Para Rasul 13, mereka kembali di akhir pasal 14 dan kemudian di Pasal 15, anda melihat ada konferensi di Yerusalem dimana mereka berdiskusi mengenai konflik Yahudi/bukan Yahudi di antara mereka.