Series: Secret Church 8
Title: GEREJA RAHASIA Injil, Kemakmuran, dan Harta
Part: 4 (Lanjutan)
Speaker: Dr. David Platt
Date: 30 April, 2010
Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
HARTA DAN UMAT ALLAH DALAM PERJANJIAN BARU (Lanjutan) Paulus (lanjutan) (Lanjutan)
Página (Page) 1
Perlunya Iman Ini membawa kita kepada kaitan antara harta dengan perlunya iman. Ini adalah kesimpulan yang kesepuluh: iman kepada Kristus melibatkan penyerahan seluruh milik seseorang kepada Kristus. Anda meninggalkan semua yang anda miliki, sebagaimana yang dikatakan dalam Lukas 14:33. Bagi sebagian dari kita, ini berarti kita menjual semua harta yang kita miliki untuk memajukan KerajaanNya. Itu merupakan satu kemungkinan bagi beberapa orang di antara kita. Namun demkian, bagi kita semua tanpa kecuali, ini berarti menggunakan setiap harta yang kita miliki untuk memajukan KerajaanNya. Bagi kita semua itulah maknanya, yang berarti bahwa Ia adalah Tuhan atas setiap keputusan yang kita buat. Yesus adalah Tuhan atas setiap keputusan yang kita buat, dan saudara-saudara, Yesus adalah Tuhan atas setiap dolar yang kita keluarkan. Setiap dolar yang kita keluarkan harus berdasarkan pada apa yang Ia tentukan untuk digunakan. Kesimpulan yang kesebelas: iman kepada Kristus berakibat dalam kemurahan hati kepada orang lain. Saya menyukai bagaimana hal ini terjadi. Pikirkan tentang hal ini. Iman kepada Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah. Ini adalah inti Injil. Kita tidak lagi hidup untuk harta duniawi. Kita mengasihi harta kita yang kekal. Allah adalah harta kita. Ini akan membebaskan kita dari usaha mengejar secara terus-menerus barang-barang dalam dunia ini. Ini berarti bahwa iman kepada Kristus sekarang mendamaikan kita satu dengan yang lain, karena kita tidak hidup lagi untuk keuntungan pribadi. Kita telah dibebaskan dari hal itu. Kita bebas untuk hidup dengan kemurahan hati tanpa mementingkan diri sendiri. Rekonsiliasi kita dengan Allah melalui iman membawa kepada rekonsiliasi dengan orang lain, karena kita tidak lagi mencari keuntungan kita sendiri. Kesimpulan berikutnya, yaitu kesimpulan yang keduabelas: tidak peduli apa pun yang dikatakan orang, mereka yang mengabaikan orang miskin bukanlah umat Allah. Hal ini ditekankan di seluruh Kitab Suci. Buah iman adalah kepedulian terhadap orang-orang miskin. Jika kita tidak mempedulikan orang miskin, itu berarti ada masalah dengan iman kita. Kesimpulan selanjutnya, yang ketigabelas: Allah ingin agar orang-orang Kristen hidup sederhana dan memberi dengan pengorbanan. Kita masih akan kembali ke pokok ini dalam bagian aplikasi. Hidup sederhana: kita menekankan pentingnya kesederhanaan. Dengan mengatakan demikian, yang saya maksudkan ialah bahwa kita melihat bagaimana baik kekayaan yang ekstrim maupun kemiskinan yang ekstrim tidak dikehendaki. Kita menekankan pentingnya kesederhanaan. Bagaimana kita dapat menekankan kesederhanaan dalam budaya yang sangat kaya? Kita harus membatasi pembelian yang berlebihan. Kita harus melatih diri kita dalam ibadah yang disertai kepuasan atas apa yang ada. Kita tidak lagi mengejar lebih banyak barang dan harta. Kita berkata, "Saya bebas untuk hidup sederhana dalam
Página (Page)2
kepuasan, saya menekankan kesederhanaan, saya membatasi pembelian yang berlebihan, dan kemudian saya akan memberi dengan pengorbanan." Kemudian kesimpulan yang terakhir dalam konteks perlunya iman. Ini adalah keseimpulan yang keempatbelas: Allah ingin bahwa gereja mengalami kesatuan yang terlihat melalui kemurahan hati yang dipraktekkan dengan kerelaan. Inilah yang kita lihat dalam gereja Perjanjian Baru, yaitu bahwa kesatuan gereja terlihat melalui kemurahan hati yang dipraktekkan dengan kerelaan. Kesatuan yang dapat dilihat. Saya menyukai ini. Kita menunjukkan kemuliaan Kristus kepada komunitas kita dengan jalan mempedulikan orang-orang miskin dalam gereja lokal. Urgensi Kekekalan Urgensi kekekalan. Kesimpulan yang kelimabelas: cara orang-orang Kristen menggunakan uang dan harta mempunyai konsekuensi yang kekal. Saya menyukai salah satu kutipan dari Randy Alcorn. Ia mengatakan, "Satu hal yang mengejutkan telah terjadi di kalangan orang-orang Kristen di negara-negara Barat. Banyak dari antara kita terbiasa berpikir dan bertindak seolah-olah tidak ada kekekalan, atau seolah-olah apa yang kita lakukan dalam kehidupan sekarang tidak memiliki konsekuensi yang kekal." Namun kenyataannya adalah bahwa Allah akan menghakimi kita dalam kekekalan sesuai dengan perbuatan kita. Ingat apa yang kita telah bicarakan sebelumnya bahwa perbuatan merupakan bukti keselamatan kita dan bukan sebagai dasar atau sarana keselamatan kita. Allah akan menghakimi kita menurut perbuatan kita, dan ini termasuk cara kita menggunakan harta. Perbuatan bukanlah dasar atau sarana pembenaran kita. Perbuatan merupakan bukti penting dari pembenaran kita. Akibatnya, orang Kristen tidak pernah bisa mengatakan, "Saya telah diselamatkan, dan karena itu saya akan mendapatkan semua yang saya inginkan di bumi dan kemudian saya akan memiliki semua yang saya inginkan di surga." Saya harap kita tidak akan mengatakan seperti itu, dan kita harus waspada agar jangan sampai kita berpikir demikian. Jika anda melayani uang di bumi, anda tidak akan melihat Allah di surga. Itulah kenyataannya, karena uang adalah ilah anda di bumi ini. Selanjutnya, kesimpulan yang keenambelas: cara orang-orang Kristen menggunakan uang dan harta mengungkapkan nilai-nilai yang kekal. Inilah yang kita lihat dalam Matius pasal 6. Dunia menggunakan uang untuk menyimpan pernak-pernik duniawi. Nilai yang ada di dunia adalah kepuasan temporal atau sementara. Orang-orang Kristen, di sisi lain, menggunakan uang untuk menyebarkan harta yang kekal. Nilainya ialah keselamatan yang kekal. Yang manakah yang bagi kita lebih bernilai? Kepuasan sementara ataukah keselamatan yang kekal?
Página (Page) 3
Kesimpulan berikutnya, yang ketujuhbelas: cara orang-orang Kristen menggunakan uang dan harta melambangkan penebusan yang kekal. Kita telah melihat hal ini, atau mungkin kita tidak mendapatkan kesempatan untuk melihatnya, tetapi menurut Wahyu pasal 21 kita sedang mengharapkan ciptaan yang baru. Ciptaan yang baru akan menjadi satu tempat untuk rekonsiliasi spiritual. Kita akan bersama Allah, dan ciptaan yang baru juga akan menjadi satu tempat untuk restorasi atau pemulihan kembali secara material. Itulah keseluruhan maknanya: Yerusalem yang baru, langit yang baru dan bumi yang baru. Sebagai ciptaan baru, kita menggunakan sumber-sumber kita untuk membagikan Injil kepada banyak orang yang terhilang. Kita berada dalam satu misi spiritual. Misi spiritual ini memiliki konsekuensi sosial. Kita menggunakan sumber-sumber kita untuk mendemonstrasikan Injil kepada banyak orang yang kelaparan. Apa yang kita lihat di dalam Kristus, yang kita lihat di dalam gereja Perjanjian Baru, kita lakukan. Kesimpulan yang terakhir, yang kedelapanbelas: cara kita menggunakan uang dan harta akan berubah bilamana kita menyadari bahwa dunia ini bukanlah rumah kita. Tujuan hidup di bumi adalah persiapan untuk hidup dalam kekekalan. Saudara-saudara, kita perlu mengingat hal ini, yaitu bahwa kekayaan akan cepat berlalu. Kekayaan akan memudar. Kekayaan tidak akan bertahan lama. Apa yang perlu kita sadari adalah bahwa kita adalah peziarah-peziarah atau musafir-musafir yang sedang berada dalam satu perjalanan. Para musafir hanya membawa apa yang diperlukan untuk memfasilitasi misi mereka. Mereka meninggalkan hal-hal lain di belakang.
APLIKASI Dua Landasan ... Sebelum kita sampai ke aplikasi-aplikasi ini, saya ingin menyampaikan satu pemahaman penting. Ada dua landasan. Yang pertama, Allah telah memberikan kebenaran yang objektif dalam Kitab Suci. Kita telah melihat kebenaran-kebenaran dalam Kitab Suci. Tantangan untuk bagaimana menerapkan kebenarankebenaran ini dalam kehidupan kita adalah sulit, dan di sinilah Allah memberikan bimbingan subjektif melalui Roh, dan itu adalah landasan yang kedua. Kebenaran yang objektif dalam Kitab Suci, dan bimbingan yang subjektif melalui Roh. Allah telah menempatkan RohNya di dalam diri kita untuk menolong kita dalam mengaplikasikan kebenaran-kebenaran ini. Kita harus menyadari bahwa kita adalah pribadi-pribadi yang biasa merasionalisasikan sesuatu, yang biasa membenarkan pendapat diri sendiri, dan karena itu kita membutuhkan Roh Allah untuk mengambil FirmanNya, dan membuat kita tinggal dekat dengan
Página (Page)4
FirmanNya, dan menunjukkan kepada kita tentang bagaimana kebenaran-kebenaran ini dapat diwujudkan dalam tindakan. Empat Nasehat ... Ada empat nasehat. Nasehat yang pertama, jangan bandingkan. Kehidupan Kristus adalah standar kita. Yang saya maksud dengan ini ialah bahwa anda perlu lebih memeriksa kehidupan anda sendiri daripada memeriksa kehidupan orang lain. Ada satu kecenderungan yang berbahaya dalam keseluruhan gambaran ini untuk mengatakan bahwa ada cara yang sehat untuk melihat ke arah orang yang lain. Jangan lewatkan ini: ada cara yang sehat untuk melihat ke arah orang yang lain. Ada cara-cara yang sehat yang melaluinya kita harus mendorong satu sama lain melalui keteladanan kita di dalam gereja. Jadi, kita seharusnya mendorong satu sama lain dengan keteladanan kita, tetapi jika kita tidak berhati-hati, kita bisa mulai mengukur spiritualitas kita berdasarkan apakah kita menampilkan diri kita dengan lebih baik ataukah kurang baik dalam menampilkan diri kita, apakah kita sudah banyak berkorban ataukah kurang berkorban, dan apakah kita lebih banyak membelanjakan uang kita ataukah kurang membelanjakannya. Kita harus menjadi sangat, sangat berhati-hati. Kehidupan Kristus adalah standar kita satu-satunya. Nasehat yang kedua, jangan putus asa. Kehadiran Kristus adalah pengharapan kita. Hal ini dapat dialami dengan luar biasa. Anda dapat berpikir, "Saya tidak akan pernah mencapai tujuan ini," tetapi saudarasaudara, anda tidak sendiri dalam hal ini, dan anda tidak perlu melakukannya sendiri. Sebab Allah itu setia, dan Ia akan melakukannya. Biarkan Dia melakukannya. Kita tidak memiliki jawaban-jawaban yang mudah untuk beberapa pertanyaan yang kita hadapi karena suatu alasan. Itu adalah karena Allah telah merancang seluruh proses ini agar kita dapat lebih mengenal Dia, dan tujuannya adalah bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita. Tujuannya adalah untuk mengenal Allah. Jangan putus asa. Kristus adalah pengharapan kita. Nasehat yang ketiga, hindari sikap apatis. Mungkin anda berkata, "Saya akan menyerah. Begitu banyak yang harus saya lakukan. Saya bahkan tidak tahu dari mana harus memulai." Sukacita Kristus adalah milik kita. Ikutlah Kristus dan biarkan Dia mengubah anda dan mentransformasi anda, dan jangan apatis. Dan nasehat yang keempat, hindari kelesuan, karena kemuliaan Kristus adalah tujuan kita. Mungkin kita ingin menghindar dari pekerjaan ini dan berkata, "Saya belum siap untuk berurusan dengan semua hal ini." Jangan lakukan itu. Kita layak melakukan ini karena kemuliaan Kristus adalah tujuan kita. Pertempuran ini layak dilakukan, dan memang ini adalah satu pertempuran. Kitab Suci berbicara tentang hal itu. Ini adalah satu pertempuran, peperangan, perjuangan, dan pertarungan. Karena itu marilah kita terus memperjuangkannya. Berserahlah kepada Kristus
Página (Page) 5
Inilah sepuluh aplikasi. Aplikasi yang pertama: berserahlah kepada Kristus. Ini adalah kuncinya. Saya berharap pokok ini dapat diberikan, tetapi ini mempunyai makna yang besar. Kita memerlukan Kristus, dan saya memilih Matius 9:35-38 di sini. Kita perlu melihat apa yang Yesus lihat, dan merasakan apa yang Ia rasakan. Biarlah anda digerakkan oleh belas kasihan. Kita perlu diguncangkan oleh realitas yang ada di dunia. Sadarilah apa yang Ia ketahui dalam kaitan dengan orang-orang yang terhilang. Keseluruhan gambaran dalam Matius pasal 9 berkaitan dengan penghukuman. Panen berlimpah. Panen adalah satu metafora untuk penghukuman. Yesus mengetahui bahwa penghukuman itu merupakan hal yang nyata dari BapaNya. Kita perlu menyadari realitas kekal yang dipertaruhkan di sini. Berdoalah untuk apa yang Ia perintahkan. Tuhan, bangkitkanlah kami. Kiranya Allah membangkitkan para penuai untuk melakukan sesuatu. Kita perlu melakukan apa yang Ia katakan. Mulailah dengan berserah kepada Kristus. Hanya Kristus yang dapat menghasilkan buah dari ajaran Kitab Suci dan ketaatan di dalam kita. Berserahlah kepada gereja Aplikasi yang kedua, berserahlah kepada gereja. Inilah realitas yang menghibur: kita tidak sendirian. Kita harus belajar satu dari yang lain, hidup satu untuk yang lain. Kita sedang berada dalam satu misi, yaitu satu misi spiritual, yakni memberitakan Kabar Baik dengan konsekuensi sosialnya, dan menangani kebutuhan-kebutuhan manusia yang mendalam. Itulah yang semua kita harus lakukan bersama-sama, dan kita saling menolong dalam proses ini. Kita tidak membangun sebuah kerajaan bagi diri kita sendiri di bumi. Jadi mari kita berhenti membangun kekaisaran dan kerajaan lalu menyebutnya sebagai rumahrumah ibadah. Itu adalah pemahaman Perjanjian Lama, bukan Perjanjian Baru. Mari kita menggunakan uang kita memajukan Kerajaan Allah di bumi. Gereja lokal adalah sarana yang melaluinya Kerajaan Allah akan berkembang ke ujung-ujung bumi, jadi jangan mencoba untuk melakukan semua ini sendiri. Itu akan menyimpang dari maknanya yang sebenarnya. Berserahlah kepada Kristus dan berserahlah kepada gereja. Bekerjalah dengan bijak Aplikasi yang ketiga, bekerjalah dengan bijak. Selama anda mampu, bekerjalah dengan keras. Jangan menjadi malas, karena itu akan menyimpang dari ajaran Kitab Suci. Selama anda mampu, mungkin ini akan terdengar aneh, tetapi dapatkanlah kekayaan. Carilah keuntungan, dan jika anda dapat bekerja selama 20 jam seminggu dan membawa penghasilan yang cukup untuk menutupi kebutuhan anda, maka jangan berhenti hanya pada 20 jam, bekerjalah selama 40 jam seminggu dan hasilkan yang cukup untuk orang lain juga. Intinya bukan untuk mengatakan, "Menghasilkan uang adalah buruk." Tidak. Carilah uang
Página (Page)6
yang banyak. Dapatkan banyak uang sehingga anda dapat memberikannya untuk kemuliaan Kristus. Jadi, hasilkan uang dan dapatkan kekayaan. Perhatikan bahwa Alkitab tidak pernah mendorong atau membenarkan masa pensiun. Mungkin anda belum memahaminya. Kita tidak menyimpan uang untuk satu kehidupan yang dihabiskan untuk kemewahan. Kita mungkin menyimpan uang untuk satu kehidupan yang dihabiskan untuk pelayanan. Jika motif anda adalah untuk dapat bekerja bagi Allah atau bagi gereja, bagi orang-orang miskin, tanpa dibayar atau tanpa kompensasi, itu adalah sesuatu yang baik, karena ada alasan alkitabiah untuk itu. Atau, jika anda tidak mampu bekerja, maka jelas bahwa itu adalah satu tantangan, tetapi selama Allah menghendaki kita di sini, Ia mempunyai pekerjaan untuk kita lakukan, sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Pengharapan kita bukanlah pada masa pensiun. Pengharapan kita adalah pada kembalinya Kristus. Selama kita di sini, pertanyaannya adalah, "Bagaimana hidup saya dapat menjadi yang terbaik yang dapat digunakan untuk tujuanNya di sini?" Hiduplah dengan sederhana Berserahlah kepada Kristus, berserahlah kepada gereja, dan bekerjalah dengan bijak. Aplikasi yang keempat, hiduplah dengan sederhana. Kita telah berbicara tentang hal-hal ini. Allah telah memberi yang cukup bagi kita, jadi identifikasi atau tetapkan batas kecukupan anda tersebut. Karena itu identifikasi atau tetapkan batasan kecukupan anda. Bagaimana anda melakukan itu? Mulailah dengan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan pokok yang ada. Dalam 1 Timotius pasal 6, Paulus berbicara tentang pentingnya berpada dengan makanan dan pakaian yang ada. Kemudian, minimalkan kemewahan. Saya ingin menempatkan perkataan "minimalkan" di sini sebagai kata kunci. Minimalkan kemewahan karena kenyataannya adalah bahwa selama kita hidup dalam budaya ini, kita akan memiliki kemewahan. Tempat tidur yang di atasnya kita tidur merupakan satu kemewahan. Kita tidak harus memiliki tempat tidur. Sendok dan garpu yang dengannya kita makan merupakan satu kemewahan. Kita tidak harus memilikinya. Jadi kehidupan kita akan dipenuhi dengan kemewahan selama kita berada di sini. Karena itu saya tidak ingin berasumsi bahwa kita bisa menyingkirkan setiap kemewahan dan hanya hidup sesuai kebutuhan, tetapi kita perlu untuk meminimalkan kemewahan tersebut. Ajukan pertanyaanpertanyaan ini. Harta apa yang saya miliki yang perlu dibagikan? Harta apa yang saya miliki yang perlu dijual? Harta apa yang saya miliki yang perlu dikorbankan? Kita perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapkanlah batasan kecukupan anda. Kemudian, sadarilah bahwa Allah memberikan kelebihan bagi orang-orang tertentu, karena itu isolasilah atau pisahkanlah kelebihan anda. Pada saat anda hidup secara sederhana, tetapkanlah satu batasan pada gaya hidup anda sebagaimana yang ditekankan dalam 1 Timotius pasal 6, dan kemudian percayalah
Página (Page) 7
bahwa Allah telah memberikan kita kelebihan bukan supaya kita bisa memiliki yang lebih. Ia memberikan kepada kita kelebihan supaya kita bisa memberi yang lebih. Bagaimana jika Ia memberikan kepada anda kelebihan, bukan supaya anda dapat memiliki keanggotaan dalam satu klub golf yang mewah? Bagaimana jika Ia memberikan kepada anda kelebihan supaya anda dapat menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang tidak memilikinya? Kita bisa melanjutkan dengan banyak hal lain dalam kehidupan saya, banyak hal lain dalam semua kehidupan kita. Saya tidak ingin memilih salah satu hal yang khusus, tetapi kenyataannya adalah bahwa kita harus mengisolasi atau memisahkan kelebihan kita dan kemudian mencari tahu tentang bagaimana kita dapat memberikannya. Waspadalah terhadap rasionalisasi. Kita bisa membenarkan hal apa pun, dan kita bisa merohanikan hal apa pun. Kita mungkin mengatakan, "Hal-hal ini atau itu tidak seburuk yang kita bayangkan." Berhatihatilah, kita
bisa merohanikan hal apa pun. Berhati-hatilah terhadap kebingungan. Kita
merasionalisasikan dan merohanikan sesuatu bukan karena hal itu buruk. Itu mungkin adalah hal yang baik. Ini bukan berarti bahwa kita harus memperkecil rumah karena rumah itu buruk. Mungkin kita perlu memperkecil rumah karena kita bisa membebaskan banyak uang, dan ada banyak orang yang membutuhkan. Itulah mengapa kita melakukannya. Kita memiliki saudara-saudara yang menderita kelaparan, atau orang-orang yang belum pernah mendengar Injil, dan karena itu kita membebaskan sumber-sumber kita. Inilah makna kelebihan: kita memberikannya supaya kita dapat memenuhi kebutuhan mereka yang berkekurangan, bukan karena hal-hal tersebut buruk. Mungkin kita bertanya, "Apakah itu buruk?" Tidak. Kekayaan dan harta bukanlah hal yang buruk. Jika itu menjadi standar kita, kita tidak akan pernah melakukan sesuatu yang berhasil dalam proses ini. Pedoman umum: gunakanlah uang dengan maksud yang jelas. Wesley akan mengemukakan empat pemahaman ini dalam kaitan dengan penggunaan uang. Yang pertama, gunakanlah uang dengan maksud yang jelas, dan yang kedua, rayakanlah atau buatlah pengucapan syukur sesekali. Ingat, pemborosan tidak selalu merupakan hal yang buruk. Saya tidak berpikir bahwa merupakan hal yang buruk jika sesekali saya membelanjakan lebih banyak untuk istri saya, atau menggunakan sumber-sumber saya untuk beberapa perayaan syukur yang baik dan yang rohani. Namun demikian, pemborosan adalah pengecualian, bukan satu norma yang umum. Rayakan sesekali, dan yang ketiga, bicaralah secara akurat. Inilah yang saya maksudkan. Saya percaya bahwa kita perlu menghilangkan ucapan-ucapan tertentu dari mulut kita, seperti misalnya, "Saya kelaparan." Ini tidak sehat, karena kita menganggap ringan realitasrealitas yang tidak ada di dalam kita. Atau, "Saya harus mendapatkan ini, saya butuh ini." Kita harus berhati-hati dengan cara kita menggunakan perkataan "membutuhkan." Dengan tidak mengucapkan halhal seperti itu maka itu akan membantu melatih pikiran kita agar kita tidak berpikir untuk hal-hal yang
Página (Page)8
berlebihan. Kita sebenarnya tidak memerlukan sebagian besar barang yang kita katakan bahwa kita butuhkan. Hiduplah dengan sederhana. Berilah dengan pengorbanan Kita harus hidup dengan sederhana. Kemudian aplikasi yang kelima: berilah dengan pengorbanan. Saya ingin mengajukan satu pertanyaan awal di sini: apakah anda memberikan kurang daripada kemampuan anda, sesuai dengan kemampuan anda, ataukah melebihi kemampuan anda? Memberi dengan pengorbanan adalah memberi dengan murah hati. Memberi dengan pengorbanan adalah konsisten, sebagaimana yang dikatakan dalam 1 Korintus pasal 16. Saya ingin mendorong anda agar memberi secara konsisten. Itu akan membantu meningkatan mentalitas untuk memberi, yang akan melemahkan materialisme. Memberi dengan pengorbanan adalah bersifat sukarela, karena itu mengalir keluar dari kehadiran Kristus di dalam anda. Memberi dengan pengorbanan adalah hal yang sangat baik. Paulus mengatakan dalam 2 Korintus 8:7, "Demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini." Memberi dengan pengorbanan adalah satu keterampilan. Praktekkanlah itu dan anda akan menjadi trampil dalam hal memberi. Memberi dengan pengorbanan dilakukan dengan sukacita. Ada orang yang mengaakan, "Saya tidak bisa memberi dengan sukacita, karena itu saya tidak perlu memberi." Itu bukanlah jawaban yang tepat. Bersukacitalah dan kemudian berilah. Memberi dengan pengorbanan berarti beribadah. Memberi adalah satu ibadah. Berdoa, bernyanyi, dan memberi, adalah bagian dari ibadah. Memberi dengan pengorbanan adalah proporsional. Apa yang saya maksudkan ialah yang telah kita lihat dalam persembahan yang dibeikan oleh seorang janda miskin dalam Lukas pasal 21. Memberi dengan pengorbanan dilakukan dengan jujur. Saya tidak menyarankan bahwa kita perlu menemukan seorang Ananias dan seorang Safira dalam gereja. Memberi dengan pengorbanan memiliki tujuan, dan ini penting. Ketika kita memberi, kita ingin memberi dengan tujuan tertentu. Berilah dalam cara-cara yang terfokus pada Injil. Kita ingin memberitakan Kabar Baik. Berilah dengan cara-cara yang terfokus pada gereja. Dalam banyak cara yang melaluinya kita memberi, kita tidak melakukannya melalui agen yang Allah telah janjikan untuk memberkatinya demi kemajuan Amanat Agung. Berilah ke gereja, orang-orang, organisasi-organisasi, dengan integritas, dengan cara yang dapat dipercaya, dan yang keberlanjutan. Ini adalah hal-hal yang bersifat praktis. Berilah dengan cara-cara yang mempromosikan pelayanan relasional. Berilah dengan cara-cara yang melaluinya anda dapat terhubung dengan orang lain, di mana anda tidak membuat jarak dengan mereka. Kemudian, berilah dengan cara yang melaluinya anda dapat terhubung melalui pelayanan pribadi. Apa yang kita ingin hindari adalah menulis cek dengan
Página (Page) 9
maksud agar kita sendiri tidak perlu melakukan pelayanan secara langsung. Berilah dengan cara-cara yang melaluinya anda dapat terhubung melalui pelayanan pribadi. Satu pertanyaan terakhir: apa yang akan terjadi jika kita berhenti bertanya tentang berapa banyak yang bisa kita sisakan dan mulai bertanya tentang berapa banyak yang dapat kita berikan? Bagaimana jika yang Allah kehendaki ialah menjangkau suku-suku yang terabaikan di dunia? Mungkin Allah memberikan kepada umatNya kekayaan yang belum pernah diperoleh sebelumnya dengan tujuan mencapai suku-suku yang terabaikan tersebut. Bukankah itulah yang telah Ia lakukan? Saudara-saudara, kita memiliki sumbersumber itu dalam gereja kita, kita tentu memilikinya. Kita memiliki sumber-sumber yang diperlukan untuk membawa Injil sampai ke ujung-ujung bumi. Sumber-sumber ini dapat dilihat dalam hal-hal kecil dan halhal besar, harta yang kecil dan yang besar, rumah-rumah tambahan yang kita miliki, dan kemewahan dalam hal ini atau itu, dan kita memilikinya. Pertanyaannya adalah: apakah kita akan menggunakannya? Berilah persepuluhan dengan kerelaan Selanjutnya, aplikasi yang keenam, mungkin yang paling kontroversial dalam seluruh pembahasan ini: berilah persepuluhan dengan kerelaan. Sebaliknya, kita melihat dalam Perjanjian Baru bahwa setiap penyebutan tentang hal memberi, itu adalah memberi yang melampaui persepuluhan. Sebagaimana dikatakan dalam Kisah Para Rasul 4:33, "Mereka semua hidup dalam anugerah yang melimpah-limpah." "Pemberian berdasarkan anugerah" dalam Perjanjian Baru melibatkan pengorbanan yang lebih besar daripada memberi dalam Perjanjian Lama, bukannya kurang. Banyak orang telah menyimpulkan, dan memang demikian, didasarkan pada kenyataan bahwa tidak ada perintah dalam perjanjian yang baru untuk persepuluhan, bahwa persepuluhan itu tidak relevan, dan bahwa kita adalah pemberi-pemberi berdasarkan anugerah. Kenyataannya adalah bahwa orang-orang dalam Perjanjian Lama juga memberi berdasarkan anugerah. Hanya karena persepuluhan tidak diperintahkan dalam Perjanjian Baru tidak berarti bahwa kita boleh membuangnya keluar. Saya mau jujur, melalui proses belajar tentang keseluruhan masalah ini, saya telah menyesuaikan beberapa pemikiran saya tentang masalah persepuluhan, karena saya percaya bahwa persepuluhan, dilihat dari keseluruhan Kitab Suci, merupakan satu pedoman yang membantu, bukan satu mandat yang legalistik. Orang selalu mengatakan, "Persepuluhan adalah legalistik." Doa pun dapat menjadi legalistik, dan mempelajari Alkitab pun dapat menjadi legalistik. Itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu mempelajari Alkitab, tetapi itu berarti bahwa kita dapat mengubah segala sesuatu yang baik menjadi legalisme jika kita menggunakannya dengan motif yang salah.
Página (Page)10
Kenyataan bahwa hal-hal ini dapat menjadi legalistik tidak harus menjadikan hal-hal tersebut tidak sah. Persepuluhan dalam Perjanjian Lama digunakan untuk mengajar umat Allah tentang pentingnya melihat hal-hal yang pertama dan yang terbaik yang mereka miliki sebagai milik Allah. Dalam Perjanjian Baru, Yesus tidak meniadakannya. Bahkan, Ia menyiratkan bahwa mereka akan terus melakukan persembahan persepuluhan. Kemudian, jika anda melihat gereja mula-mula, ada bukti bahwa mereka juga memberi persepuluhan. Saya percaya bahwa persepuluhan itu masuk akal, yakni bahwa anda mulai memberi dengan sepuluh persen kepada gereja anda sebagai “lantai” dasar pemberian anda. Saya tidak berpikir bahwa orang-orang percaya yang hidup di bawah anugerah dalam masa Perjanjian Baru harus memberi yang kurang dari orang-orang percaya yang hidup di bawah Taurat dalam masa Perjanjian Lama. Itu tidak masuk akal. Jadi, jika kita ingin membuang keluar persepuluhan maka mari kita pastikan bahwa kita akan memberi lebih dari persepuluhan atau lebih dari sepuluh persen. Persepuluhan adalah titik awal untuk memberi. Ini adalah "lantai" untuk memberi. Karena itu, mulailah dengan memberi persepuluhan, dan kemudian memperluas pemberian anda dengan persentase yang lebih besar sesuai dengan kelebihan anda. Tidak ada "langit-langit" atau batas maksimal untuk memberi di sini, dan di situlah kita membiarkan anugerah untuk memegang kendali. Jika kita menggunakan pemberian berdasarkan anugerah sebagai alasan untuk memberi yang kurang, kita menyimpang dari makna memberi yang sesungguhnya. Karena itu memberi persepuluhan merupakan satu alat pelatihan yang baik. Lima alasan mengapa persepuluhan adalah pedoman yang membantu. Yang pertama: persepuluhan menghormati satu prinsip alkitabiah. Perjanjian Lama dengan jelas menjelaskan hal itu. Yesus mendukung hal itu. Gereja Perjanjian Baru mempraktekkannya. Yang kedua, persepuluhan memperkuat kebenaran bahwa Allah adalah Pemilik segala sesuatu. Bilamana kita mengambil sepersepuluh dari atas apa pun yang kita terima, kita menegaskan bahwa segala sesuatu yang kita miliki ini adalah milik Allah, sebagaimana yang telah kita bicarakan sebelumnya. Pemberian persepuluhan itu akan menjadi pengingat yang baik bagi kita. Yang ketiga, persepuluhan mengingatkan kita akan akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas penatalayanan kita. Untuk memberikan persepuluhan, anda harus berurusan dengan keinginan dalam hati anda yang akan menyebabkan anda tidak ingin memberikan persepuluhan itu. Yang keempat, persepuluhan membantu kita dalam pertempuran yang terus-menerus melawan materialisme. Penangkal materialisme adalah dengan memberi. Jadi, di mana ada persepuluhan yang diberikan dan pemberian yang melebihi persepuluhan, di mana tidak ada "langit-langitnya" atau batas maksimalnya, itu akan sangat membantu. Kemudian yang kelima, persepuluhan membantu kita dalam usaha untuk menghancurkan keserakahan dalam hati kita. Mungkin kita mengatakan, "Akan sulit bagi saya untuk
Página (Page) 11
hidup berdasarkan 90 persen dari pendapatan saya," dan beberapa orang menghadapinya sebagai hal yang sulit. Persepuluhan membawa anda untuk percaya pada janji-janji Allah dan untuk membantu anda agar tidak bergantung pada hal-hal dari dunia ini. Itu adalah hal yang baik, bahkan ketika itu sulit. Bantulah secara konstruktif Aplikasi selanjutnya, yang ketujuh: bantulah secara konstruktif. Membantu orang-orang miskin merupakan tanggung jawab seorang Kristen. Kita telah membicarakan hal itu. Saya mempunyai satu kutipan dari Agustinus yang kontras dengan kutipan dari Ralph Waldo Emerson. "Jangan katakan kepada saya, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang yang baik pada hari ini, tentang kewajiban saya untuk menempatkan semua orang miskin dalam situasi yang baik. Apakah mereka miskin?" Membantu orangorang miskin merupakan tanggung jawab seorang Kristen. Tanggung jawab orang Kristen untuk membantu orang-orang miskin adalah satu tanda gereja. Kita melihat hal itu dalam gereja mula-mula. Karena itu, jadilah fokus. Prioritaskan jemaat. Terutama kita harus membantu sesama anggota dalam keluarga orang beriman. Ada satu gambaran dalam Perjanjian Baru tentang membantu sesama anggota dalam keluarga orang beriman. Prioritaskan jemaat dan wartakanlah Injil kepada mereka yang terhilang. Biarkan itu menjadi platform yang melaluinya kita memberitakan Injil. Jadilah fokus dan jadilah bijak. Jadilah fokus, jadilah bijak, dan jadilah relasional. Berikan akuntabilitas atau pertanggungjawaban yang konsisten dalam konteks pemberian kita kepada mereka yang membutuhkan. Bilamana anda membantu, berikan perhatian secara pribadi. Kita tidak hanya melemparkan uang kita pada sesuatu dan berharap bahwa itu akan bekerja. Berikan komitmen jangka panjang. Inilah sebabnya, bahkan ketika kita berbicara tentang misi jangka pendek di sekitar wilayah ini, kita ingin melampirkannya dengan proses jangka panjang di seluruh dunia. Jadilah relasional. Akuilah keragaman. Orang-orang menjadi miskin karena alasan-alasan yang berbeda. Seseorang menjadi miskin mungkin karena pilihan-pilihan pribadi yang berdosa, pandangan tentang dunia yang tidak alkitabiah, bencana-bencana, kurangnya teknologi, atau ketidaksetaraan dalam kekuasaan. Jadi kita harus membantu orang-orang miskin dengan cara-cara yang berbeda. Kalau saya ingin mengatakan, "Ini adalah apa yang perlu kita lakukan untuk membantu orang miskin," itu adalah seperti mengatakan, "Ini adalah apa yang perlu kita lakukan untuk menyembuhkan penyakit." Membantu orang miskin adalah lebih dari itu, jadi kita membantu orang miskin dengan cara-cara yang berbeda. Tabunglah dengan rendah hati
Página (Page)12
Aplikasi yang kedelapan: tabunglah dengan rendah hati. Menabung adalah sesuatu yang semata-mata bergantung pada hati kita. Untuk mengatakan bahwa menabung adalah alkitabiah atau menabung itu tidak alkitabiah melenceng dari makna yang sebenarnya, karena menabung bisa alkitabiah atau bisa tidak alkitabiah, berdasarkan pada mengapa kita menabung. Ada alasan yang baik untuk menabung. Misalnya untuk mempersiapkan pengeluaran di masa depan. Untuk siap menghadapi hal-hal yang kita tahu akan datang. Untuk membuat persediaan bagi skenario yang diharapkan. Kita melihat hal itu dalam kitab Amsal. Ada baiknya untuk melihat ke arah itu, dan adalah bijaksana untuk melakukan itu. Tetapi ada juga alasan yang buruk untuk menabung. Itu adalah keserakahan, yaitu agar anda bisa mendapatkan yang lebih banyak nanti. Juga karena ketakutan. Jika kita cemas tentang masa depan, tabungan bukanlah solusinya. Mengandalkan Allah adalah solusinya. Demikian juga kekuatiran. Kurangnya kepercayaan pada Allah bukanlah alasan yang baik untuk menabung. Lalu kesombongan. Praktekkanlah penghematan dengan cara yang melaluinya anda mengandalkan Allah. Itulah hal-hal yang harus membuat kita berhati-hati agar kita tidak menabung dengan alasan-alasan yang salah. Dalam apa pun yang kita lakukan, termasuk dalam menabung, jangan sampai itu mencuri kepercayaan kita dari Allah. Hindari penimbunan harta yang dapat menggantikan tempat Allah. Itulah apa artinya menimbun harta. Menimbun harta berarti kita mengandalkan sumber-sumber kita dan bukannya mengandalkan Allah. Menimbun berarti berusaha memperoleh yang lebih dan lebih. Dalam upaya untuk menyediakan kebutuhan masa depan, kita tidak boleh mengabaikan kebutuhan saat ini yang mengerikan. Kita harus berhati-hati ketika kita berbicara tentang penghematan. Dalam Perjanjian Baru, pola yang kita lihat adalah bahwa mereka lebih sering memberikan untuk kebutuhan masa kini yang tepat ada di sekitar mereka daripada untuk menabung atau menyimpan untuk waktu-waktu mendatang. Apakah tabungan saya meningkatkan atau mengurangi ketergantungan saya pada Allah? Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan ini jika anda akan menentukan berapa banyak yang anda tabung. Apakah tabungan saya mengurangi atau meningkatkan ketergantungan saya pada Allah? Apakah tabungan saya akan membantu memajukan Kerajaan Allah? Apakah akan lebih bijak untuk menggunakan dana tersebut untuk memajukan Kerajaan Allah di tengah-tengah kebutuhan saat ini? Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan semacam ini jika anda akan menabung. Apakah tabungan ini akan meningkatkan ketergantungan saya pada Allah? Apakah itu dapat membantu memajukan Kerajaan? Apakah akan lebih bijak untuk memajukan Kerajaan di tengah-tengah kebutuhan saat ini? Pinjamlah dalam jumlah yang sedikit
Página (Page) 13
Aplikasi yang kesembilan: pinjamlah dalam jumlah yang sedikit. Jika anda tidak dalam utang, hindarilah hal itu. Hal itu menyebabkan kekuatiran. Ini menyangkal kenyataan. Hindarilah. Meminjam akan menyebabkan kekuatiran, menyangkal kenyataan, dan menyebabkan ketidakjujuran. Ini juga menciptakan kecanduan. Meminjam membuat kita menjadi tidak terkendali yang seharusnya tidak demikian. Ini merampas kesempatan dari Allah untuk menyediakan melalui cara-cara lain atau mendorong kita ke arah yang lain. Mungkin salah satu alasan mengapa kita meminjam ialah karena kita tidak punya uang. Ini akan mengikat sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memajukan Kerajaan. Jika anda tidak sedang berutang, hindarilah peminjaman. Jika anda sedang berutang, lunasilah. Berinvestasilah secara kekal Yang terakhir, aplikasi yang kesepuluh: berinvestasilah secara kekal. Sadarilah hal ini: Keuntungan yang Allah berikan untuk investasi anda adalah lebih baik daripada yang anda dapatkan dari orang lain. Anda tahu bahwa ada argumen yang mengatakan, dan bukannya tidak sah, bahwa jika anda menaruh 10.000 dolar dalam pasar saham sekarang, maka 30-40 tahun dari sekarang, itu akan tumbuh hingga ratusan ribu dolar. Jadi, itulah mengapa anda harus melakukan investasi itu sekarang. Namun ada cara lain untuk melihat hal tersebut. Saya tidak mengatakan bahwa itu bukan cara untuk melakukannya, tetapi bagaimana jika anda menggunakan 10.000 dolar tersebut untuk mendukung usaha perintisan gereja di India? Bagaimana jika orang yang merintis gereja ini masuk ke dalam kelompok orang-orang yang belum terjangkau oleh Injil dan mungkin ia memiliki kesempatan untuk membawa para pemimpin yang berpengaruh kepada Kristus, lalu mulai terbentuklah kelompok-kelompok orang percaya, dan gereja bertumbuh dalam kelompok-kelompok ini? Bagaimana jika gereja-gereja ini mulai mengirim misionarimisionari ke kelompok-kelompok yang lain di seluruh dunia, dan tiga puluh tahun kemudian, mungkin anda tidak akan memiliki ratusan ribu dolar yang tersimpan di bank, tetapi anda memiliki ribuan jiwa yang akan ke surga? Itu juga adalah satu hasil investasi yang baik, mungkin jauh lebih baik. Jadi, pikirkanlah hal melalui perspektif tersebut. Yesus berkata, "Jika kamu harus memberi semuanya, kamu akan menerima kembali seratus kali lipat." Ingat, dunia ini bukan rumah kita. Dunia ini bukan rumah kita.
INJIL DAN KEMAKMURAN Definisi "Injil Kemakmuran" Sekarang kita melihat definisi "injil kemakmuran." Apa yang anda pahami tentang injil atau teologi kemakmuran? Intinya adalah bahwa anda pada titik ini dapat mengatakan, "Tentu saja injil kemakmuran itu salah!" Jadi, saya berharap bahwa kesimpulan itu menjadi jelas.
Página (Page)14
Inilah definisi Injil Kemakmuran: satu teologi yang percaya bahwa tujuan Allah adalah untuk membuat orang-orang percaya menjadi sehat dan kaya dalam kehidupan ini. Itulah definisinya. Allah ingin agar kita menikmati kelebihan. Kita menikmati kelebihan, dan kita hidup seperti anak-anak Raja. Itulah kalimat yang akan anda dengar berulang-ulang. Ini adalah penipuan yang terdapat dalam Injil Kemakmuran. Para penganjur Injil Kemakmuran melakukan kesalahan secara konsisten dengan mengambil keluar teks dari konteksnya. 3 Yohanes 2 adalah salah satu dari ayat-ayat utama yang digunakan. Ayat ini mengatakan, "Saudaraku yang terkasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja." Apakah doa memberi jaminan kesehatan dan kekayaan? Ayat dalam surat 3 Yohanes ini tidak memberikan jaminan kesehatan yang baik bagi semua orang yang percaya pada Allah. Kita dapat melihat contoh-contoh yang bertentangan dengan teologi kemakmuran dalam kehidupan dan ajaran-ajaran Yesus. Apa yang Yesus tunjukkan dan ajarkan tidak seperti satu Injil kemakmuran dan kekayaan, melainkan lebih seperti Injil tunawisma dan terluka. Dan Injil ini kelihatannya menarik. Bagaimana jika Allah dapat mencapai tujuan yang lebih tinggi melalui kematian kita dan bukan melalui kehidupan kita? Ini sudah terbukti dalam apa yang dialami oleh Kristus, dan mungkin ini juga benar dalam kehidupan kita. Yohanes 12:23-26. Bagaimana dengan kehidupan dan ajaran-ajaran Paulus? Ia sama sekali tidak mengajarkan Injil Kemakmuran, melainkan lebih seperti Injil kesukaran. Paulus memiliki kemakmuran sebelum ia bertemu Kristus, dan setelah bertemu Kristus ia mengalami kesukaran. Allah mungkin mencapai tujuan yang lebih tinggi melalui sakit-penyakit yang kita alami daripada melalui kesehatan kita. 2 Korintus 12:7-10. Tiga kali Paulus berdoa, "Ambillah penyakit ini." Allah tidak mengambilnya. Namun ada orang yang mengatakan, "Paulus hidup seperti seorang anak raja. Sebutkan apa saja, klaim hal tersebut, dan desaklah agar Allah menyembuhkan anda." Tidak. Allah memiliki tujuan tertentu, yakni untuk menunjukkan kuasaNya melalui Paulus. Ini adalah hal yang indah. Bahaya-Bahaya "Injil Kemakmuran" Inilah bahaya-bahaya Injil Kemakmuran. Bahaya yang pertama, Injil Kemakmuran membelokkan pemahaman kita tentang kekayaan. Apakah kekayaan selalu merupakan tanda perkenanan Allah? Jika demikian, maka apa yang akan dikatakan tentang para pengedar narkoba dan penggelap uang dan semua orang yang gila dan yang lalim yang kita lihat dalam sejarah? Tidak! Apakah kemiskinan selalu merupakan
Página (Page) 15
tanda ketidaksetujuan Allah? Lihatlah Kristus, lihatlah Paulus, lihatlah Lazarus dan kisah tentang orang kaya. Tentu saja tidak. Injil kemakmuran membelokkan pemahaman kita tentang kekayaan. Bahaya yang kedua, Injil Kemakmuran mengabaikan tujuan kekayaan. Apakah Allah memberikan yang lebih banyak kepada kita supaya kita bisa mendapatkan yang lebih lagi, atau apakah Allah memberikan yang lebih kepada kita supaya kita bisa memberi yang lebih? Bahaya yang ketiga, Injil Kemakmuran meminimalkan bahaya kekayaan. Pandangan ini meminimalkan bahaya kekayaan. Kekayaan bukan hanya merupakan berkat dari sang Raja, tetapi juga merupakan penghalang untuk masuk ke dalam Kerajaan. Injil Kemakmuran menumbuhkan keinginan untuk menjadi kaya, sementara Alkitab memperingatkan kita terhadap bahaya keinginan untuk menjadi kaya. Ini berbahaya. Selanjutnya, bahya yang keempat, Injil Kemakmuran mengabaikan pergeseran yang jelas terlihat dalam Kitab Suci, yakni pergeseran dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Tentu dalam Perjanjian Lama terdapat situasi-situasi di mana ada janji-janji Allah yang berlimpah tentang imbalan yang bersifat material bagi ketaatan rohani, namun dalam Perjanjian Baru kita melihat begitu sedikitnya, bahkan adanya kekurangan yang mencolok dari janji-janji tentang imbalan material untuk ketaatan spiritual. Anda tidak melihatnya. Tentang tempat ibadah, dalam Perjanjian Lama kita melihat bahwa Bait Allah adalah satu bangunan, sementara dalam Perjanjian Baru Bait Allah itu adalah satu tubuh. Ada perbedaan yang besar. Tentang tujuan berkat, kita telah melihat bahwa tujuan berkat Allah dalam Perjanjian Lama adalah agar bangsa-bangsa dapat datang dan melihat kemuliaan Allah. Dalam Perjanjian Baru, tujuan berkat Allah adalah agar umat Allah dapat pergi dan menceritakan kemuliaan Allah kepada segala bangsa. Teologi Kemakmuran tidak memperhatikan pergeseran tersebut. Selanjutnya, Injil Kemakmuran menjunjung tinggi kemewahan yang mementingkan diri sendiri dan bukannya menjunjung tinggi kemurahan hati yang tidak mementingkan diri sendiri. Secara eksplisit ajaran ini mendorong orang-orang untuk memanjakan diri dalam kenikmatan, dan untuk mengalami semua yang terbaik yang anda miliki dalam kehidupan anda. Secara tidak langsung ajaran ini menyebabkan orang untuk mengabaikan orang-orang miskin. Saya telah memikirkan Teologi Kemakmuran pada waktu saya berjalan melalui daerah-daerah kumuh di India, di mana keluarga-keluarga dengan tiga, empat, atau lima anak, tinggal dalam gubuk-gubuk yang berukuran delapan kali dua belas kaki, dan anda berjalan di atas kotoran manusia yang dibuang sebagai sampah ke tanah, di mana air terbatas dan makanan langka, dan anda melihat luasnya perkampungan kumuh yang tanpa akhir, dan Teologi Kemakmuran tidak berlaku di sana. Rasanya menyakitkan untuk tinggal di sana.
Página (Page)16
Bahaya yang keenam: Injil Kemakmuran ini memberikan daya tarik bagi keinginan daging dan bukannya memanggil orang untuk menyangkali keinginan daging. Kita melihat hal ini di seluruh Kitab Suci. Kita melihat hal ini dalam Lukas 9:23-24. Dikatakan dalam bagian tersebut, "Kata-Nya kepada mereka semua, 'Setiap orang yang mau mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena siapa saja yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.'" Demikian juga Yesus mengatakan dalam Lukas 14:33, "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku." Bahaya yang ketujuh, Injil Kemakmuran mendorong orang untuk menghabiskan hidup mereka pada halhal yang tidak akan bertahan. Kita melihat ini dalam Matius 6:19-21. Yesus mengatakan, "Janganlah kamu mengumpulkan harta bagi dirimu di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusaknya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Bahaya yang kedelapan: Injil Kemakmuran meninggikan pemberian-pemberian Allah, hal-hal yang kita terima dari Allah, di atas kemuliaan Allah sendiri, di atas harta yang kita miliki dalam Allah. Setiap undangan yang mengatakan, "Datanglah kepada Allah dan anda akan mendapatkan harta benda," bukanlah Injil, bahkan walaupun itu adalah harta benda yang baik. Itulah yang Yesus tekankan dalam Yohanes 6:35, "Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi." Bahaya selanjutnya, yang kesembilan, Injil Kemakmuran menyalahgunakan Allah karena menjadikanNya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika Allah dianggap seperti satu tiket untuk memperoleh lebih banyak barang, maka itu berarti Allah telah dipakai sebagai satu alat bagi keinginan dan tujuan kita yang berpusat pada manusia. Kita bukannya mengandalkan Allah untuk kebutuhan-kebutuhan kita, sebaliknya kita mulai menggunakan Allah untuk memenuhi keinginan-keinginan kita. Doa-doa kita bukannya menjadi satu permohonan yang berpusat pada Allah, sebaliknya doa-doa kita menjadi satu usaha pemaksaan yang berpusat pada manusia. Lihat bagaimana hal demikian mempengaruhi banyak hal yang lain. Ini berbahaya. Bahaya yang kesepuluh, Injil Kemakmuran secara halus menanamkan pengaruhnya ke dalam seluruh Kekristenan. Ini bukan berada di luar kita, melainkan di dalam diri kita. Hal ini terbukti dari betapa sedikit yang kita berikan. Terbukti dari betapa banyak yang kita miliki. Saudara-saudara, dengan cara yang halus kita telah percaya akan hal ini, dan itu membunuh kita.
Página (Page) 17
Bahaya yang kesebelas, Injil Kemakmuran melupakan rancangan Allah bagi penderitaan. Orang Kristen mungkin menderita meskipun mereka benar. Bahkan, orang Kristen mungkin menderita karena kebenaran mereka. Penderitaan ditetapkan oleh Allah untuk tujuanNya. Dan bahaya yang terakhir, yang keduabelas, ialah bahwa Injil Kemakmuran gagal untuk mengakui perlunya penderitaan. Yesus mengatakan dalam Yohanes 15:20, "Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu." Demikian juga dalam Matius 10:25 Ia mengatakan, "Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya." Contoh lain dari kebenaran ini dapat ditemukan dalam Kisah Para Rasul 14:22. Dikatakan dalam ayat tersebut, "Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman, dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara." Paulus juga mengatakan dalam Roma 8:16-18, "Roh itu sendiri bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." Lalu Petrus mengatakan dalam 1 Petrus 4:12-14, "Saudara-saudara yang terkasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dihina karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." Akhirnya, Paulus mengatakan dalam 2 Timotius 3:12, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." Injil, Kemakmuran, dan Penganiayaan ... Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan yang tepat tentang Injil, kemakmuran dan penganiayaan. Kita telah berbicara tentang jemaat Laodikia dan jemaat Smirna. Berdasarkan apa yang dikatakan tentang jemaat Laodikia, kita melihat doa bagi satu jemaat yang kaya yang mengalami kemakmuran. Anda pernah mendengar saya menyampaikan satu kutipan dari seorang pendeta Rumania yang dianiaya. Dengarkan apa yang ia katakan. "Dalam pengalaman saya, 95 persen dari orang-orang percaya yang menghadapi
Página (Page)18
ujian penganiayaan lulus, sedangkan 95 persen yang menghadapi ujian kemakmuran gagal." Kiranya Allah menolong kita dalam hal ini. Kiranya Allah menolong kita untuk mencari harta kita di dalam Kristus. Kiranya Allah menolong kita untuk membungkus kehidupan kita di dalam Kristus. Dalam teks ini Yesus berbicara tentang satu jemaat yang menganggap diri mereka kaya, namun tidak demikian. Inilah doanya: “Tuhan, tolonglah kami untuk mengarahkan mata kami kepada Kristus. Bukalah mata kami supaya kami dapat melihat dengan jelas, dan Tuhan, tolonglah kami untuk tidak berpaling dari Kristus.” Yesus berkata, "Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." Itulah doa bagi kita. Kemudian doa untuk satu jemaat yang miskin yang sedang menghadapi penganiayaan. Ini adalah doa untuk saudara-saudara kita di seluruh dunia. Mereka seperti jemaat Smirna. “Tuhan, berikan kepada mereka iman yang mengalahkan ketakutan.” Yesus berkata dalam Wahyu 2:9-10. “Dalam kemiskinan mereka dan dalam penganiayaan mereka, Tuhan, berikan kepada mereka kesabaran dan ketekunan untuk terus berjalan, dan Tuhan, berikan kepada mereka daya tahan untuk kehidupan yang kekal.” Dan inilah doa bagi kita semua, di tengah-tengah kemakmuran, kemiskinan, atau penganiayaan: “Tuhan, kiranya hidup kami bermakna di bumi sementara mata kami tertuju ke surga.”
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page) 19