Series: Sermon Series Title: GEREJA RAHASIA 2 Injil, Kemakmuran, dan Harta
Part: 3
Speaker: Dr. David Platt
Date: 30 April, 2010
Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
Kita akan mencoba untuk membahas pandangan Yesus dan seluruh Perjanjian Baru sekaligus. Jelas bahwa kita adalah umat perjanjian yang baru, dan ketika kita memperhatikan apa yang Yesus katakana, kita harus menyadai bahwa Ia adalah unik karena Ia masih berbicara dalam konteks perjanjian yang lama. Pada waktu Yesus mengajar, saat itu Ia belum mati di kayu salib. Tetapi Yesuslah yang mengantarkan perjanjian yang baru. Jadi hal itu akan menjadi sedikit rumit untuk dipahami, namun kemudian dalam sisa Perjanjian Baru kita akan berada di bawah perjanjian yang baru. Kehidupan Yesus Kita mulai dengan kehidupan Yesus. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Kita melihat bahwa keluargaNya hanya dapat memberi persembahan yang nilainya lebih murah ketika mereka datang ke Bait Allah. Ini
Página (Page) 1
adalah satu pengecualian sebagaimana yang kita baca dalam Lukas 2:22-24. Dikatakan dalam teks tersebut, "Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ‘Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah’, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati." Yesus dikelilingi oleh pengikut-pengikut yang beraneka ragam latar belakangnya. Di antara mereka ada nelayan-nelayan seperti Yakobus dan Yohanes, dan mereka mungkin sedikit lebih baik dalam apa yang mereka miliki daripada beberapa nelayan lainnya karena mereka memiliki orang-orang yang bekerja untuk mereka. Mereka dapat menyewa pekerja-pekerja sebagaimana yang dikatakan Markus 1:19-20, "Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia." Matius, seorang pemungut cukai, mungkin sekali mempunyai banyak uang. Dikatakan dalam Markus 2:13-15. Kemudian, sisa dari mereka mungkin adalah petani biasa. Ini merupakan hal yang menarik. Dalam kitabkitab Injil kita melihat bagaimana Yesus menarik baik orang yang miskin maupun yang kaya. Lukas 7:3639 memberikan contoh lain dari hal ini. Dari satu keluarga yang miskin dengan pengikut-pengikut yang bervariasi, Yesus memimpin satu pelayanan keliling. Ini adalah satu hal yang penting. Yesus tidak tinggal di satu tempat. Ia bepergian. Para murid yang bersamaNya melakukan hal yang sama. Karena itu Ia dapat mengatakan hal-hal seperti yang tertulis dalam Lukas 9:57-58, "Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: 'Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.' Yesus berkata kepadanya: 'Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.'"Jadi ini merupakan sesuatu yang unik karena mereka tidak memiliki satu tempat di mana mereka dapat tinggal sepanjang waktu, seperti misalnya sebuah rumah. Kita memiliki bukti bahwa Petrus mungkin masih memiliki rumah di mana mereka dapat pergi dan tinggal di sana, tetapi mereka memiliki pelayanan keliling dengan satu misi yang mereka lakukan dengan sengaja. Kita sudah berbicara tentang Lukas 4:16-21. Yesus datang, dan ini adalah bagaimana saya ingin menjelaskan misiNya. Itu adalah satu misi spiritual. Terutama, Ia datang untuk memberitakan kabar baik. Ia datang untuk memberitakan Injil. Itulah yang Yesus lakukan ketika Ia datang, tetapi itu adalah satu misi spiritual dengan konsekuensi sosial. Ia datang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang mendalam. Ia datang kepada orang-orang miskin,
Página (Page)2
para tawanan, orang-orang buta, dan orang-orang yang tertindas, dan kita melihat bagaimana Ia menyembuhkan orang-orang yang berpenyakit. Kita melihat bagaimana Ia menyembuhkan orang buta sehingga mereka dapat melihat, dan bagaimana Ia membangkitkan orang mati sehingga hidup kembali. Jadi, ada konsekuensi sosial dari Injil. Satu misi yang spiritual. Ia memberitakan kabar baik, terutama dengan konsekuensi sosial. Perhatikan misi Yesus yang berciri universal dalam Lukas 4. Yesus tidak datang hanya untuk satu penerimaan secara lokal dengan kasih-sayang, Ia datang untuk penerimaan secara global dengan penyembahan. Ini adalah sesuatu yang kita lihat. Yesus datang untuk orang-orang asing dan yang terbuang, dan pada akhirnya Ia datang bukan hanya untuk orang-orang Israel. Itulah universalitas dari misi Yesus, dan juga kita melihat belas kasihan Yesus yang radikal. Ia berkata, "Hari ini adalah hari keselamatan, hari ini, apa yang kamu rindukan dalam Perjanjian Lama telah digenapi di sini. Ini digenapi ketika kamu mendengarnya." Jadi itulah kehidupan Yesus secara singkat. Pencobaan Yesus Kisah ini dicatat dalam Matius 4:1-11. Perhatikan bahwa bilamana anda membaca Matius pasal 4, anda akan melihat hal yang menarik. Apa yang anda akan temukan adalah bahwa setiap pencobaan, secara tidak langsung jika tidak secara langsung, berkaitan dengan harta. Ketiga pencobaan tersebut melibatkan harta material. Dan apa yang kita temukan dalam setiap jawaban yang Yesus berikan untuk melawan pencobaan-pencobaan ini adalah bahwa integritas spiritual lebih penting daripada kemakmuran material. Makanan rohani adalah lebih penting daripada makanan jasmani. Ada satu peringatan bagi kita di sini sejak awal pelayanan Yesus, yakni bahwa daya tarik dunia ini kuat, tetapi apa yang Yesus lakukan setiap kali Ia dicobai dengan daya tarik dunia? Ia mengutip Firman Allah. Kuasa Firman Allah adalah cukup. Itulah sebabnya kita menghabiskan seluruh waktu kita untuk berpikir tentang Kitab Suci di sini, dan mungkin sewaktu-waktu tampaknya begitu melelahkan, tetapi cara terbaik yang kita bisa lakukan untuk melawan materialisme di dalam hati kita dan dalam budaya di sekitar kita adalah dengan Firman Allah. Itulah cara yang terbaik. Integritas rohani adalah lebih penting daripada kemakmuran material. Ajaran Yesus Ajaran-ajaran Yesus. Apa yang akan kita lakukan adalah kita akan menelusuri ajaran-ajaranNya dalam dua jenis kelompok. Kita akan melihat ajaran-ajaranNya secara umum, pertemuanNya dengan orang-orang, dan kemudian kita akan melihat perumpamaan-perumpamaanNya sebagai kelompok yang kedua. Jadi kita akan mulai dengan ajaran-ajaranNya secara umum, dimulai dengan Khotbah di Bukit. Yesus
Página (Page) 3
mengatakan dalam Matius 5:3, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." Di sini Ia mengatakan bahwa berkat diperuntukkan untuk mereka yang benar-benar miskin. Ini tidak selalu berarti miskin secara jasmani, tetapi kata-kata "miskin di hadapan Allah" secara harfiah berarti benar-benar miskin. Mereka yang miskin untuk Allah, merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Dalam Matius 6:1-4 kita membaca bahwa kesalehan kita tidak boleh dipertontonkan. Jangan memberi untuk dilihat oleh orang lain. Itu tidak berarti bahwa tidak baik untuk berbicara tentang hal memberi dan hal semacam itu, tetapi ini berarti bahwa tidak boleh ada motif dalam hati kita yang mendorong kita untuk memberi dengan tujuan memperoleh pujian manusia. Kemudian dalam Matius pasal 6 Yesus berbicara tentang doa dan mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita berdoa. Dalam Matius 6:11-12 kita membaca bahwa Bapa menyediakan kebutuhan jasmani kita. Kita meminta kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan kita, bukan keserakahan kita. "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami akan kesalahan-kesalahan kami, seperti kami juga telah mengampuni mereka yang bersalah kepada kami." Permintaan ini dilatarbelakangi oleh peristiwa pemberian manna dari surga, yakni penyediaan roti oleh Allah hari demi hari bagi umatNya di padang gurun. Allah memenuhi kebutuhan kita, bukan keserakahan kita. Kita tidak berdoa kepada Allah untuk memenuhi keserakahan kita, kita berdoa kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan kita. Bapa menyediakan kebutuhan jasmani dan kemudian menyediakan penebusan rohani. Makanan untuk perut kita dan pengampunan dosa-dosa kita. Kita melihat bagaimana kedua hal ini disebutkan secara berturutturut dalam Matius 6:11-12. Dalam Khotbah di Bukit, mulai dari Matius 6:19 sampai akhir Matius 6, kita melihat satu bagian tersendiri yang berbicara tentang harta, dan ini sangat penting. Dua jenis harta. Perhatikan Matius 6:19-21 yang mengatakan, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Perhatikan bahwa di sini Yesus tidak menentang keinginan anda untuk mengumpulkan harta. Yesus tidak mengatakan kepada kita, "Jangan mengumpulkan harta. " Sebaliknya, Ia berkata kepada setiap orang dari antara kita yang hidup dalam budaya kekayaan, "Kumpulkanlah harta yang sebenarnya." Kita bisa hidup untuk harta yang bersifat sementara yang kita sendiri tidak bisa memeliharanya karena ngengat dan karat akan menghancurkannya. Apakah itu terdengar seperti satu rencana investasi yang solid? Masukan harta anda di tempat di mana itu akan dicuri? Tidak. Yesus tidak hanya mengatakan di sini bahwa materialisme itu salah. Ia juga mengatakan bahwa itu adalah konyol. Yesus tidak mengatakan bahwa kita
Página (Page)4
tidak boleh berinvestasi. Yang Ia katakan adalah agar kita berhenti melakukan investasi yang bodoh. Buatlah investasi dalam hal yang penting. Kita dapat hidup untuk harta yang kekal yang tidak akan mungkin hilang, harta yang akan bertumbuh dan tidak akan pernah dapat diambil. Apa itu investasi yang lebih baik? Bilamana anda berpikir dalam cara demikian, sadarilah apa yang Yesus katakan. Kemurahan hati bukanlah satu pengorbanan yang besar, itu adalah pementingan diri sendiri yang dilakukan dengan rendah hati. Yesus mengatakan kepada kita untuk mencari keuntungan bagi diri kita sendiri, dan cara kita mencari keuntungan bagi diri kita sendiri adalah dengan meletakkan pengharapan kita dan harta kita di surga. Itulah yang dikatakan oleh Jim Elliot, "Seseorang bukanlah bodoh ketika ia memberikan apa yang tidak bisa ia simpan dengan tujuan memperoleh apa yang tidak akan hilang." John Wesley berkata, "Saya menghargai segala sesuatu hanya berdasarkan harga yang akan diterapkan atas hal-hal tersebut dalam kekekalan." Yesus ingin bertanya kepada anda, "Harta yang manakah yang menjadi tumpuan kehidupan anda?" Ada dua jenis harta, dan Yesus memberi perintah kepada kita untuk hidup bagi harta di surga. Dua kebenaran. Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu akan berada. Ini adalah dua kebenaran. Yang pertama, cara kita menggunakan uang menunjukkan di mana hati kita berada. Anda ingin tahu di mana hati anda berada? Lihatlah buku cek anda dan lihatlah anggaran belanja anda. Uang kita tidak berbohong. Ini adalah hal yang membuat kita malu. Uang kita menunjukkan di mana hati kita berada, dan cara kita menggunakan uang menentukan di mana hati kita tertuju. Di mana harta anda berada, di situ juga hati anda berada. Uang yang menuntun kita, lalu hati kita mengikutinya. Orang-orang berkata, "Saya ingin lebih memiliki hati untuk misi." Kalau begitu, berikanlah uang anda untuk misi. Apakah anda menginginkan hati untuk mereka yang terhilang dan yang miskin? Kalau begitu, berikanlah uang anda kepada mereka yang terhilang dan yang miskin. Anda tidak akan memiliki hati untuk mereka yang terhilang dan yang miskin jika anda terus membeli gadget atau perangkat teknologi yang lebih banyak dan lebih besar dan barang-barang lain. Itu tidak mungkin. Uang menuntun, hati mengikuti. Tepat setelah pokok ini Yesus berbicara tentang dua perspektif. Ia mengatakan dalam Matius 6:22-23, "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi, jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." Ada dua pilihan di sini yang berkaitan dengan perspektif tersebut, yang berkaitan dengan bagaimana kondisi penglihatan kita. Kita dapat memiliki penglihatan yang picik karena mata kita hanya terfokus pada hal-hal di bumi ini. Anda hanya prihatin dengan apa yang akan terjadi dengan kehidupan anda dan kehidupan orang lain dalam beberapa tahun dari sekarang. Begitulah cara dunia ini hidup. Anda berusaha
Página (Page) 5
mendapatkan gadget yang baru agar anda bisa merasa lebih mutakhir dari orang lain. Para penasehat keuangan mengatakan, "Anda perlu untuk merencanakan ke depan sehingga anda dapat mengetahui keadaan anda dalam 20, 30, 40, atau 50 tahun dari sekarang." Saya ingin mengatakan kepada anda bahwa jenis nasehat sedemikian itu merupakan penglihatan yang picik. Itu benar-benar picik. Adalah picik untuk hidup bagi waktu ketika kita akan berada pada 60 atau 70 atau 80 tahun dengan uang kita. Ada satu perspektif lain yang berbeda, dan ini adalah penglihatan yang terarah jauh ke depan. Mata kita terfokus pada harta dalam kekekalan. Perhatian kita bukan pada di mana kita akan berada, atau di mana orang lain akan berada, beberapa tahun dari sekarang, melainkan perhatian kita adalah pada di mana kita dan orang lain akan berada beberapa juta tahun dari sekarang. Kita tidak perlu merencanakan sesuatu untuk apa yang akan terjadi 30 tahun dari sekarang. Sebaliknya kita perlu untuk merencanakan sesuatu untuk apa yang akan terjadi 30 juta tahun dari sekarang, dan menggunakan uang kita sesuai dengan perencanaan tersebut. Pilihlah investasi anda dengan hati-hati, dan carilah investasi yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar 30 juta tahun dari sekarang, dan gunakanlah itu. Anda mungkin memiliki mobil yang sederhana dan anda berkata, "Dengan kelebihan uang yang saya miliki ini saya dapat membeli mobil yang lebih bagus lagi." Lalu anda melihat kelebihan uang anda, mungkin itu 5 atau 10.000 dolar, dan anda berpikir, "Atau saya bisa berinvestasi dalam satu perintisan gereja di India di mana uang saya akan digunakan untuk membawa Injil ke satu kelompok orang yang belum terjangkau untuk membagikan Injil." Pilihan manakah yang akan memiliki efek pada 30 juta tahun dari sekarang.? Ini bukanlah sesuatu yang memerlukan banyak usaha secara tiba-tiba. Ini tidak memerlukan banyak usaha. Hal ini akan mengubah cara pandang kita, apa yang kita lakukan. Tepat setelah Yesus berbicara tentang mata dan penglihatan, Ia berkata dalam Matius 6:24, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Dua tuan. Perhatikan bahwa di sini Yesus tidak mengatakan, "Kamu tidak boleh melayani Allah dan uang." Yang Ia katakan adalah, "Kamu tidak dapat melayani Allah dan uang, itu tidak mungkin." Pilihannya ada di situ. Uang yang akan bertakhta dan kehidupan kita akan terpakai untuk mengejar kekayaan di bumi. Ataukah Allah yang bertakhta dan kehidupan kita diinvestasikan untuk mengejar kekayaan di surga. Kemudian Yesus melanjutkan pengajaranNya dan Ia berbicara tentang kekuatiran, agar kita tidak perlu kuatir. Matius 6:25-34. Janganlah hendaknya anda kuatir akan kehidupan anda. Di sinilah kita melihat bahwa sewaktu-waktu alasan kita untuk mencari dan menginginkan yang lebih bukanlah hanya karena kita menginginkan hal-hal
Página (Page)6
tersebut dengan serakah, melainkan karena itu merupakan satu manifestasi dari rasa tidak aman yang ada dalam hati kita. Yesus berkata, "Carilah kerajaan Kristus." Harta dunia ini akan melipatgandakan kecemasan anda. Bilamana anda menaruh uang anda di pasar saham, harapan anda juga akan naik dan turun di pasar saham. Bilamana anda menaruh uang anda pada hal-hal tertentu, rasa aman anda akan naik dan turun pada hal-hal tersebut. Jangan lakukan itu. Itu adalah cara yang menyedihkan untuk hidup. Taruhlah harapan anda pada Allah. Carilah Dia dan kerajaanNya. Harta dunia ini melipatgandakan kecemasan, sedangkan harta yang kekal memberikan jaminan keamanan. Di sinilah hal ini menjadi indah. Anda dapat melihat bagaimana hal ini diuraikan dalam Lukas 12:32-34 di mana Yesus mengatakan hal yang sama, tetapi saya ingin agar anda mendengarkan apa yang dikatakan dalam bagian ini, "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusak ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Yang Yesus katakan di sini adalah agar anda menjual harta anda dan memberikannya kepada mereka yang membutuhkan. Ini merupakan satu perintah yang berani, tetapi saya ingin agar anda memperhatikan apa yang Yesus katakan tepat sebelum itu, "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu." Pernyataan ini merupakan kunci untuk memahami keseluruhan gambaran yang ada di sini. Ini adalah kunci untuk mengatasi materialisme. Ini adalah kunci untuk melepaskan apa yang kita miliki. Ini adalah kunci untuk menaati Allah bahkan ketika kita diperhadapkan dengan perintah yang keras seperti menjual harta kita dan memberikan kepada orang miskin. Kuncinya adalah kita tidak perlu takut, karena Bapa kita telah berkenan memberikan kepada kita Kerajaan itu. Perhatikan maksud saya di sini. Andalkanlah kasih Kristus. Yesus, tepat sebelum Ia memberikan perintah ini, berkata, "Kamu mempunyai seorang gembala yang melindungimu." Kita adalah satu kawanan kecil. Ia yang memelihara anda. Ia yang menggembalakan anda. Anda memiliki seorang Bapa yang berkenan kepada anda. Bapa kita berkenan untuk memberikan kepada kita Kerajaan itu. Jika kita adalah anak-anak Bapa, maka apa yang kita miliki sebagai anak-anakNya? Kita memiliki warisan yang Bapa berkenan untuk memberikannya kepada kita. Anda memiliki seorang Gembala yang melindungi anda, seorang Bapa yang berkenan kepada anda, dan anda juga memiliki seorang Raja yang menyediakan untuk anda. Bapa telah berkenan untuk memberikan Kerajaan itu. Dalam terang Kerajaan yang Ia janjikan untuk memberikannya kepada anda, dalam terang warisan yang Ia berkenan untuk memberikannya kepada anda, dalam terang pemeliharaan yang Ia sediakan bagi anda, juallah harta anda dan berikanlah kepada orang-orang miskin. Anda tidak punya alasan untuk takut. Itu
Página (Page) 7
adalah kabar baik. Andalkanlah kasih Kristus. Sekarang kita kembali ke Khotbah di Bukit, yakni Matius 7:12. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Penuhilah kebutuhan orang lain sebagaimana anda memenuhi kebutuhan anda. Ini adalah satu ajaran yang berani. Di mana anda dapat mulai menerapkannya? Ini mempunyai makna yang amat penting. Sekarang kita beralih dari Khotbah di Bukit ke ajaran-ajaran Yesus yang lain. Lukas 6:20-26 memberikan kepada kita ucapan-ucapan celaka yang disampaikan Yesus kepada orang-orang yang kaya. Yesus bernubuat tentang pembalikan besar di sini. Ia memperingatkan mereka bahwa apa yang tampak di bumi sekarang, itu akan terlihat sangat berbeda dalam kekekalan. Dalam kekekalan banyak orang akan menemukan diri mereka dalam kondisi yang berlawanan dari situasi mereka di bumi. Itu adalah sesuatu yang merendahkan kita, bukan? Itu setidaknya harus membuat kita berhenti sejenak. Bernubuat tentang pembalikan besar: Yesus menjanjikan pahala yang besar. Pengikut-pengikut Kristus bersedia untuk menanggung penderitaan sekarang ini untuk mengalami kemuliaan masa depan. Yesus sedang berbicara kepada mereka yang akan melewati kesulitan, Ia mendorong mereka dan Ia berkata, "Andalkanlah Aku. Andalkanlah Aku." Anda bisa melihat Lukas 11:41-42 yang mengatakan, "Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih terhadap Allah. Hal-hal tersebut harus dilakukan tanpa mengabaikan yang lainnya." Ia berbicara kepada orang-orang yang memberikan persepuluhan, tetapi mereka telah menyimpang dari maknanya yang sebenarnya. Yesus mengatakan agar kita memberikan persepuluhan sebagaimana yang diperintahkan oleh Firman Allah, karena itu adalah baik. Yesus mengatakan, "Kamu harus memberikan persepuluhan." Ini adalah sesuatu yang menarik. Ini adalah satu-satunya tempat dalam Injil Matius di mana Yesus menyinggung tentang persepuluhan. Di sini Ia tidak memerintahkan persepuluhan, Yesus tidak pernah memerintahkan bahwa kita harus memberikan persepuluhan. Yang Ia katakan ialah bahwa kita seharusnya memberikan persepuluhan. Jadi yang kita lihat hanyalah secara tersirat, namun Ia tidak memerintahkan itu. Kita memberikan persepuluhan sebagai perintah Firman Allah, dan kemudian Yesus mengatakan bahwa kita hidup dengan kasih yang dituntut oleh keadilan Allah. Intinya adalah untuk memberikan kepada mereka yang membutuhkan dengan hati yang ingin memberi. Kita masih akan kembali ke hal ini bilamana kita berbicara tentang persepuluhan. Lihatlah Lukas 14:25-33.
Página (Page)8
Ini adalah beberapa ayat yang paling mengejutkan. Kerumunan besar orang-orang sedang mengikuti Yesus, dan Ia berpaling kepada mereka dan berkata, "Jika kamu ingin mengikut Aku, kamu harus membenci ayahmu dan ibumu, kakak dan adik, istri dan anak-anak." Pikirkan tentang implikasi ayat tersebut. Bayangkan bahwa anda sedang mengikut seorang guru agama yang belum dikenal secara luas, dan Ia berpaling kepada anda dan berkata, "Jika kamu ingin mengikut Aku, kamu harus membenci ayah dan ibumu, istri dan anak-anakmu," dan pernyataan berikutnya, "Jika kamu ingin mengikut Aku, kamu harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Aku. Ambillah alat penyiksaan dan ikutlah Aku." Bayangkan bahwa anda sedang mengikut seorang guru agama yang tidak dikenal secara luas di zaman kita, dan Ia berpaling dan berkata, "Jika kamu ingin mengikut Aku, kamu harus mengambil kursi listrikmu dan ikutlah Aku." Itu adalah hal yang aneh. Seolah-olah itu belum cukup, jika anda sampai ke akhir bagian ini, yaitu ayat 33, di sana dikatakan, "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku." Serahkan semua yang anda miliki, ambil alat penyiksaan, dan bencilah ayah dan ibumu, istri dan anak-anakmu. Itu jauh berbeda dari mengakui, percaya, mengaku, dan mengucapkan doa. Itu tidak akan efektif. Mereka semua kemudian berpaling dari Yesus. Apa artinya? Beberapa orang mengatakan, "Itulah pemuridan. Itu adalah untuk pengikut-pengikut yang sudah dewasa." Ini adalah pendahuluan yang Yesus sampaikan. Yesus menuntut kasih yang superior atau kasih yang melebihi segala sesuatu. Kita harus mengasihi Dia dengan cara yang sedemikian rupa yang membuat semua relasi yang paling dekat dengan kita di dunia ini terlihat seperti kebencian, jika dibuat perbandingan. Kasih yang superior berarti bahwa dibandingkan dengan kasih kita kepada Kristus, kita akan membenci orang yang kita kasihi. Ini bukanlah perintah untuk membenci ibu dan ayah, istri dan anak-anak, dan ini mempunyai makna yang amat penting. Kita mungkin mempunyai gagasan tentang ketaatan kepada Kristus. Ini sepertinya sesuatu yang membuat kita mengatakan, "Saya tahu bahwa saya harus memberi, saya tahu bahwa saya harus membaca Alkitab, dan saya tahu bahwa saya harus berdoa." Itu bukanlah Kekristenan. Ketika saya pulang ke rumah dan memeluk istri saya dan menciumnya, lalu ia misalnya mengatakan, "Apa maksudnya?" Lalu saya menjawab, "Sebagaimana tertulis di halaman 45 dalam buku panduan pernikahan yang saya miliki, saya harus melakukan hal ini bilamana saya tiba di rumah." Tidak seperti itu. Tidak ada kasih-sayang dalam cara seperti itu. Kekristenan bukanlah ketaatan yang dilakukan dengan terpaksa, melainkan itu adalah kasih-sayang yang superior bagi Kristus. Ini adalah satu kerinduan akan Dia. Kasih yang superior ini akan mengubah cara pandang kita, dan ini adalah keindahannya. Bilamana kita berhubungan dengan istri dan anak-anak, dengan ibu dan ayah, kita akan berhubungan dengan mereka
Página (Page) 9
dengan cara yang tepat karena bukan mereka yang menerima kasih-sayang kita yang superior. Kristus adalah superior dalam kasih-sayang kita, dan ini akan membebaskan kita untuk mengasihi mereka dengan cara yang mereka butuhkan untuk dikasihi. Kita tidak mengidolakan mereka, tetapi mengasihi mereka dengan cara yang tepat, mengasihi mereka sebagaimana Kristus mengasihi mereka. Semua ini datang bersama-sama. Hal ini masuk akal. Yesus menuntut kasih yang superior. Yesus juga menuntut loyalitas yang eksklusif. Pikullah salib: melalui salib Kristus kita mati terhadap kehidupan yang kita jalani. Kita mati terhadap kehidupan kita. Kita adalah orang-orang yang telah mati. Hal ini akan mengubah prioritas kita, dan Yesus menggunakan dua ilustrasi dalam bagian tersebut. Kita adalah pekerja-pekerja yang sedang membangun satu bangunan. Ia memperingatkan kita agar tidak membuat keputusan emosional yang terburu-buru untuk mengikutiNya. Yesus mengatakan, "Hitunglah harga yang harus kamu bayar untuk mengikut Aku sebagaimana yang kamu lalukan sebelum membangun satu bangunan." Demikian juga kita adalah prajurit-prajurit yang sedang berjuang dalam pertempuran, dan ini mempunyai makna yang besar. Dalam satu peperangan kita bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan untuk mencapai tujuan perang ini?" Semuanya dikhususkan untuk mencapai tujuan perang tersebut. Dalam masa damai, kita katakan, "Bagaimana kita bisa lebih nyaman? Bagaimana kita bisa memiliki lebih banyak hal yang menyenangkan?" Jenis Kekristenan yang manakah yang di dalamnya kita berada? Masa perang ataukah masa damai? Yesus menuntut kerugian atau kehilangan yang total. Sangkalilah segala sesuatu yang anda miliki. Berikan segala sesuatu yang anda miliki. Demi Kristus, kita menyerahkan segala sesuatu yang kita miliki. Hal ini akan mengubah harta yang kita miliki. Tentu tidak semua murid Yesus dan juga tidak semua pengikut Kristus dalam Perjanjian Baru menyerahkan segala sesuatu yang mereka miliki atau menyerahkan semua harta mereka. Kita sudah berbicara tentang Petrus. Ia masih memiliki harta milik. Mereka masih memiliki harta. Beberapa murid memang menyerahkan segala sesuatu, tetapi gambaran yang kita lihat ialah bahwa semua murid tersebut menyangkali apa yang mereka miliki, dan semuanya diserahkan kepada Kristus. Saya ingin berhati-hati di sini, karena saya menggunakan bahasa seperti, "Yesus menuntut ini," atau "Yesus menuntut itu," Saya ingin mengingatkan anda tentang hal ini. Itu sebabnya mengapa bagian pertama ini begitu penting. Saya tidak memaksudkan bahwa tuntutan-tuntutan ini harus dilihat sebagai syarat-syarat yang harus kita penuhi agar dapat diterima oleh Yesus. Sama sekali bukan itu yang dimaksudkan. Sebaliknya, apa yang dimaksudkan adalah bahwa ketika kita menyadari siapa Yesus bagi kita dan otoritasNya atas kita, yaitu bahwa karena Yesus adalah Tuhan atas kehidupan kita maka Ia menuntut halhal ini dari kita. Jika kita menganggap bahwa Yesus seharusnya tidak menuntut hal-hal tertentu dari kita
Página (Page)10
atau bahwa Ia membuat kita merasa terganggu, mungkin itu adalah karena ada masalah dengan pemahaman kita tentang ketuhanan Yesus. Ketika kita menyadari bahwa Yesus memiliki semua otoritas di surga dan di bumi, maka fakta bahwa Ia menuntut sesuatu dari kita merupakan hal yang masuk akal, dan Ia mengharapkan kita untuk melakukan hal-hal tertentu, namun itu bukanlah syarat-syarat yang harus kita penuhi. Ini adalah otoritas Yesus yang mutlak atas kita. Jangan lupa bahwa kita telah berbicara tentang hal itu sebelumnya. Allah memberikan kepada kita apa yang Ia tuntut dari kita. Ia yang memungkinkan hal ini. Ini adalah anugerah. Jika anda melihat Markus 8:34-37, ada istilah-istilah ekonomi seluruh bagian ini. Yesus mengatakan bahwa kita tidak hidup untuk kepuasan di dalam dunia ini. Kita tidak hidup untuk dunia ini. Kita hidup untuk keuntungan di dunia yang akan datang. Jika kita menyelamatkan nyawa jasmani kita di sini dengan mengorbankan kesejahteraan rohani kita, maka kita akhirnya akan kehilangan kedua-duanya, tetapi jika kita kehilangan hidup kita di sini karena kita mengikut Kristus dan karena memberitakan Injil, kita akan memelihara hidup kita untuk kekekalan. Marilah kita memilih yang kedua. Kemudian, anda dapat melihat Mark 10:17-31 yang bercerita tentang seorang pemuda yang kaya. Seorang muda yang kaya, seorang pemimpin yang berpengaruh, datang kepada Yesus. Jika ada seseorang yang harus diizinkan masuk, inilah orangnya. Pikirkan semua yang dapat ia lakukan untuk Kerajaan. Ia datang kepada Yesus dan bertanya, "Apa yang harus saya perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Ia adalah seorang pencari kebenaran yang bersemangat. Jika yang dimaksudkan ialah menundukkan kepala dan menutup mata anda dan menandatangani kartu, maka orang kaya ini termasuk dalam kelompok orang yang akan melakukannya. Sebaliknya, Yesus tidak memiliki beberapa metode yang kita miliki saat ini, karena itu Ia mengambil risiko untuk menatap pemuda itu dan berkata kepadanya, "Juallah semua yang kamu miliki dan berilah kepada orang-orang miskin." Ini adalah contoh klasik tentang metode penginjilan yang membiarkan ikan besar lepas dari jala. Pemuda itu berbalik karena ia memiliki kekayaan yang besar. Bilamana kita datang ke bagian ini kita harus berhati-hati. Ada dua kesalahan dalam penafsiran tentang teks ini yang harus kita hindari. Seringkali kita menggeneralisasi teks ini atau membuatnya bersifat universal. Kita berkata, "Di sini Yesus memberitahu semua orang untuk menyerahkan segala sesuatu yang mereka miliki kepada orang-orang miskin." Bukan itu yang Ia maksudkan. Kita sudah berbicara tentang hal itu. Bukan itu yang Yesus katakan kepada setiap pengikutNya, dan mungkin kita akan merasa lega mendengarnya. Namun pada saat yang sama kita perlu berhati-hati terhadap kesalahan yang kedua, yaitu kita meminimalkan uacapan Yesus ini. Karena jika memang bagian ini mengajarkan sesuatu kepada
Página (Page)
1 1
kita, maka bagian ini mengajarkan kepada kita bahwa Yesus tidak mengatakan hal ini hanya kepada beberapa orang agar mereka menjual segala sesuatu yang mereka miliki dan memberi kepada orang miskin. Saya menyukai apa yang dikatakan oleh seorang penulis, "Bahwa Yesus tidak memerintahkan semua pengikutnya untuk menjual semua harta mereka dan memberikannya kepada orang-orang miskin memberikan penghiburan hanya kepada jenis orang yang kepadanya Yesus mengalamatkan perintah tersebut." Orang-orang mengatakan bahwa inti cerita ini adalah bahwa Kristus harus menjadi pusat kasih-sayang kita, dan bagi pemuda yang kaya tersebut, itu berati uang, sedangkan bagi orang lain itu adalah hal yang lain. Jadi menurut mereka makna ucapan Yedsus ini hanya berarti bahwa kita seharusnya melepaskan berhala yang ada di dalam hati kita. Tidak diragukan lagi bahwa penafsiran demikian benar-benar tidak memadai. Memang benar bahwa itulah maknanya, namun yang dimaksudkan oleh Yesus ialah harta, dan kita harus melihat diri kita sendiri dalam terang perintah tersebut. Kita adalah orang kaya tersebut, dan teks ini menunjukkan kepada kita bahwa terdapat satu hubungan yang kuat antara kondisi rohani seseorang dengan kekayaannya. Apa yang teks ini ajarkan kepada kita? Panggilan Yesus untuk keselamatan menuntut penyerahan diri yang total. Itulah yang Ia maksudkan ketika Ia memanggil pemuda kaya ini, Ia menginginkan satu penyerahan total. Keselamatan bukanlah satu masalah reformasi yang bersifat eksternal. Jika anda memperhatikan teks ini, Yesus berkata, "Taatilah perintah-perintah Allah. Juallah segala milikmu." Apa yang Yesus lakukan di sini sama dengan yang Ia lakukan dalam Khotbah di Bukit dalam Matius pasal 5. Pemuda ini berpikir, "Saya bisa melakukan ini. Saya dapat masuk ke dalam Kerajaan melalui apa yang saya lakukan." Apa yang Yesus lakukan adalah menetapkan standar yang harus dipahami oleh pemuda kaya ini pada satu tingkat yang sama sekali baru. Jadi apa yang Yesus lakukan di seluruh cerita ini adalah menunjukkan bahwa pemuda tersebut tidak mampu melakukan perintah-perintah ini dengan kekuatannya sendiri. Keselamatan bukanlah masalah reformasi secara eksternal, keselamatan pada akhirnya adalah masalah transformasi secara internal. Pemuda ini harus ditaklukkan oleh kasih-sayang yang superior untuk Kristus dan ia harus mengandalkan Kristus agar ia mampu melakukan perintah-perintah tersebut. Itu harus terjadi secara internal atau di dalam hati, dan seluruh bagian ini bergantung pada bagaimana ia memahami tentang siapa Kristus. Pemuda itu datang dan berkata, "Guru yang baik." Yesus bukan hanya seorang guru yang terhormat, Yesus adalah Tuhan yang berdaulat. Ini mempunyai makna yang sangat besar bagi kita. Yesus tidak bermaksud untuk menjadi salah satu di antara sekian banyak suara yang berbicara tentang bagaimana kita menggunakan harta kita. Ia berniat untuk menjadi Tuhan yang mengatur bagaimana kita
Página (Page)12
menggunakan harta kita. Ia adalah Tuhan yang berdaulat, dan Ia menuntut penyerahan total. Yesus memanggil kita untuk memberi dengan berkorban karena Ia mengasihi kita. Markus 10:21 mengatakan, "Tetapi Yesus memandang dia dan mengasihinya." Yesus mengasihi orang-orang yang kaya sedemikian rupa sehingga Ia harus menyampaikan kebenaran kepada mereka. Bilamana Yesus menyampaikan hal-hal yang keras kepada kita, itu bukan karena Ia tidak menyukai kita. Yesus menyampaikan hal-hal tersebut kepada kita karena Ia mengasihi kita. Yesus memberikan perintah-perintah, bukan pertimbangan-pertimbangan. Ada lima perintah dalam bagian itu. Sebagai pengikut Kristus, kita tidak diminta untuk mempertimbangkan beberapa pilihan. Sebagai pengikut Kristus, kita harus taat. Beberapa orang melihat bagian ini dan berkata, "Apa yang Yesus katakan adalah bahwa orang ini harus bersedia menjual harta miliknya." Satu-satunya masalah dengan penafsiran ini ialah bahwa itu tidak benar. Jika itu yang Yesus maksudkan, maka Ia akan mengatakan, "Kamu harus bersedia." Yang Yesus katakan adalah, "Juallah segala milikmu," dan yang Ia maksudkan dengan itu ialah, "Juallah segala milikmu." Yesus tidak ingin melucuti kita dari kesenangan kita, Ia ingin memuaskan kita dengan hartaNya. Saya menyukai ucapan tersebut, "Pergilah, juallah segala sesuatu yang kamu miliki, berilah kepada orang miskin, dan kamu akan beroleh harta di surga." Yesus tidak memanggil pemuda itu agar menjauh dari harta, Ia justru memanggilnya untuk datang kepada harta. Ia memanggilnya untuk datang kepada harta. Inilah yang telah kita lihat dalam Matius pasal 6. Yesus tidak mengatakan agar kita tidak perlu peduli tentang harta. Ia mengatakan agar kita mulai peduli tentang harta yang sebenarnya. Apakah kita menginginkan investasi yang tidak bisa diduga hasilnya ataukah kita menginginkan tabungan yang tidak akan pernah habis-habisnya? Cinta akan harta pada akhirnya akan dan pasti merampok sukacita yang untuknya kita telah diciptakan. Wajah pemuda kaya itu tertunduk. Ia pergi dengan sedih karena ia memiliki kekayaan yang besar. Itulah satu-satunya tempat dalam Injil Markus di mana seseorang menolak panggilan Yesus untuk datang kepadaNya. Mengapa ia pergi? Karena matanya buta, ia tidak melihat kedalaman kebutuhannya. Wajahnya sedih. Ia memiliki semangat yang besar saat ia datang kepada Yesus, dan setelah itu ia berjalan menjauh dari sukacita itu. Bukankah ini sesuatu yang tragis? Ia berjalan menjauh dari satu-satunya Orang yang dapat membawa sukacita yang ia rindukan, dan sebaliknya ia tetap berpaut pada hartanya karena ia berpikir bahwa kekayaannya itu akan mendatangkan apa ia rindukan. Tangannya tetap penuh. Ia pergi dengan sedih karena ia memiliki kekayaan yang besar.
Página (Page)
1 3
Ada empat hal lagi sebagai lanjutan pokok ini. Kita sangat perlu untuk menyadari sifat mematikan dari harta yang kita miliki. Setelah itu Yesus berbalik dan berkata kepada murid-muridNya, "Alangkah sulitnya bagi orang yang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah!" Alangkah sulitnya. Ucapan Yesus ini mengejutkan para murid, dan itu juga mengejutkan kita. Kita sudah terbiasa untuk memahami bahwa harta atau kekayaan adalah berkat. Pertanyaannya adalah, "Apakah kita bersedia untuk menyadari bahwa sering kekayaan yang justru menjadi penghalang?" Alangkah sulitnya bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Keselamatan adalah benar-benar mustahil bagi setiap orang jika terlepas dari anugerah Allah. Yesus melanjutkan maksudNya dengan menguraikan hal tersebut, "Adalah tidak mungkin bagi seorang yang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Lebih mudah bagi seekor unta untuk masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ayat ini sering disalahartikan. Ada orangorang yang mengatakan, "Ada satu pintu gerbang menuju ke kota dan gerbang itu disebut lubang jarum, dan agar seekor unta dapat melewati gerbang tersebut maka unta itu harus merendahkan tubuhnya ke tanah dan bebannya diambil dan unta itu kemudian dapat memasukkan dirinya melalui gerbang tersebut." Satu-satunya masalah dengan pandangan ini adalah bahwa itu tidak benar. Tidak ada catatan sejarah bahwa ada jenis pintu gerbang seperti itu, setidaknya sampai abad ke-9. Ada yang mengatakan bahkan sampai abad ke-19. Penafsiran tersebut telah melenceng dari apa yang Yesus maksudkan. Intinya adalah bahwa anda tidak bisa melakukannya. Tidak mungkin. Jadi yang dimaksudkan bukanlah, "Ini sulit, dan karena itu anda harus berlutut." Tidak mungkin. Keselamatan adalah benar-benar mustahil bagi setiap orang jika terlepas dari anugerah Allah. Anda tidak melakukan apa pun untuk memperoleh keselamatan. Allah yang memberikan keselamatan kepada kita. Hal ini sangat penting. Allah tidak menjual keselamatan kepada kita. Allah tidak memperdagangkan keselamatan dengan kita. Allah tidak mencari sesuatu apa pun yang dapat anda perlihatkan karena anda tidak perlu membawa apa pun. Ia yang memberikan keselamatan kepada kita. Allah yang memberikan keselamatan kepada kita, dan Allah juga yang memungkinkan pengorbanan dalam diri kita. Hanya Allah yang dapat mengubah hati seseorang secara radikal sehingga ia menjual harta miliknya, dan memberikannya kepada orang-orang miskin, dan kemudian mengikut Kristus. Itulah yang pemuda kaya ini butuhkan, ia membutuhkan perubahan dalam hatinya. Hanya Allah yang dapat melakukan hal ini dalam hidup kita. Hanya Allah yang dapat melakukan hal ini dalam gereja-gereja kita. Kita membutuhkan Allah untuk melakukan hal ini. Kita tidak bisa memproduksi hal ini. Dua hal lagi dari bagian ini. Yesus membebaskan kita dari perbudakan diri sendiri dan perbudakan harta kita. Setelah Yesus mengatakan demikian Petrus berpaling dan berkata kepadaNya, "Kami telah
Página (Page)14
meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Engkau." Ada kebebasan di sini. Kita bebas untuk pergi ke mana pun Ia memanggil kita untuk pergi, dan bebas untuk memberikan apa pun yang Ia minta dari kita. Bukankah itu yang kita inginkan, bukan? Bebas untuk pergi ke mana pun yang Allah kehendaki ketika Ia memanggil kita. Bebas untuk memberikan apa pun yang Allah minta kepada kita untuk memberi. Akhirnya, Yesus menyatukan umatNya bersama-sama untuk menikmati dan mendorong satu sama lain pada saat mereka meninggalkan diri mereka untuk mengikutiNya. Ia mengatakan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." Bilamana anda memberikan diri secara radikal kepada Yesus, maka gereja tidak lagi tampak seperti satu ide yang abstrak. Mungkin anda kehilangan keluarga anda karena anda mengikut Yesus, namun anda akan mendapatkan saudara-saudara dan ibu. Anda melihat bahwa ayah tidak disebutkan di sini, karena kita memiliki satu Bapa. Anda memperoleh seluruh keluarga, dan gereja adalah keluarga itu. Pengorbanan tampaknya bukan lagi istilah yang tepat untuk digunakan. Saya menyukai ini. Bagi mereka yang mengatakan, "Saya memberikan segala sesuatu," Yesus mengatakan kepada mereka, "Kamu memperoleh seratus kali lipat." Itulah keuntungan. Dunia ini tidak lagi tampak seperti rumah yang memadai, tidak hanya pada zaman ini, melainkan juga pada zaman yang akan datang. Itulah kehidupan yang kekal. Dalam Lukas 19:1-10, cerita ini diikuti oleh cerita tentang Zakheus. Yesus datang ke rumahnya. Zakheus berdiri dan berkata, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Yesus tidak berkata kepadanya, "Itu adalah ide yang bagus, Zakheus. Itu adalah contoh yang bagus, Zakheus. Apakah engkau yakin bahwa itulah yang engkau akan lakukan?" Tidak. Yesus berkata kepada Zakheus, dan ini mengejutkan, "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini." Dasar keselamatan: anugerah ilahi, perjumpaan dengan Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang. Buah keselamatan hanyalah kemurahan hati. Keadilan dan kemurahan hati. Dalam Injil Lukas cerita ini dengan sengaja ditulis segera setelah cerita tentang pemuda yang kaya, karena yang ditekankan di sini ialah hal memberi kepada orang lain. Selanjutnya kita melihat cerita dalam Markus 14:3-9.
Página (Page)
1 5
Berhenti sejenak di sini. Dalam cerita ini seorang perempuan datang dengan satu botol pualam berisi minyak narwastu murni yang sangat mahal harganya, dan menuangkannya di kepala Yesus. Beberapa orang berkata, "Mengapa minyak narwastu ini diboroskan seperti itu, karena minyak ini dapat dijual dengan harga lebih dari 300 dinar dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu perempuan itu dimarahi. Sayangnya, ini adalah teks yang dianggap sebagai bukti klasik yang sering digunakan sebagian orang untuk menikmati kemewahan harta dan mengabaikan orang-orang miskin. Saya sudah sering mendengar orang mengutip teks ini dalam banyak kesempatan yang berbeda ketika saya berbicara tentang memberi kepada orang miskin, dan mereka berkata, "Itu tidak penting. Yesus sendiri mengatakan bahwa orangorang miskin selalu ada di antara kamu." Seolah-olah mereka berkata, "Mereka selalu akan kelaparan, jadi biarkan mereka kelaparan." Logika dalam pandangan sedemikian bukan hanya tidak masuk akal, tetapi juga benar-benar menyimpang dari makna teks ini. Yesus tidak merendahkan nilai keadilan sosial. Ketika Ia berkata, "Anda dapat membantu orang-orang miskin kapan saja anda inginkan," implikasinya adalah bahwa anda harus membantu orang-orang miskin kapan saja anda inginkan. Anda perlu melakukan hal itu secara teratur. Yesus melakukan hal itu di seluruh kitab Injil. Ia tidak merendahkan nilai keadilan sosial. Yang Ia lakukan adalah mengecam sikap menghakimi orang lain yang disertai pembenaran diri sendiri. Ia mengecam mereka yang menuduh perempuan ini, bukan karena mereka mempedulikan orang-orang miskin, tetapi karena mereka menunjukkan sikap pembenaran diri mereka dan menempatkan diri mereka di atas perempuan itu. Ini adalah kesempatan unik dalam sejarah penebusan yang menjamin adanya satu pemberian yang mewah. Adalah masuk akal bahwa seseorang memberikan satu pemberian yang semahal ini pada saat Yesus akan menuju ke salib. Jadi tenu ini tidak menjadi satu standar untuk pemborosan total dalam dunia sekarang ini. Praktek yang normal dalam sejarah penebusan mencakup juga satu kemurahan hati yang konsisten. Hal yang diajarkan kepada kita oleh teks ini ialah bahwa Yesus berkenan dengan satu pemberian yang mewah tepat sebelum Ia pergi ke salib, dan Ia secara normal mengharapkan orang-orang untuk mempedulikan kaum miskin. Itulah yang teks ini ajarkan kepada kita. Anda dapat melihat Ulangan 15:4-5 yang mengatakan, "TUHAN Allahmu akan memberkati kamu di negeri yang diberikan-Nya kepadamu. Maka di antara bangsamu tak akan ada orang miskin, asal kamu taat kepada TUHAN Allahmu, dan dengan teliti melakukan segala yang saya perintahkan kepadamu hari ini." Demikian juga Ulangan 15:11 mengatakan, "Di kalangan orang Israel selalu akan terdapat beberapa orang yang miskin dan berkekurangan. Sebab itu saya memerintahkan kamu untuk bermurah hati kepada mereka." Namun jangan lupa, kita telah melihat hal ini sebelumnya, dikatakan setelah itu, "Sebab itu
Página (Page)16
bukalah tanganmu lebar-lebar bagi saudaramu, bagi mereka yang membutuhkan dan yang miskin di negerimu." Teks yang berikutnya adalah Markus 11:15-17, tentang peristiwa penyucian Bait Allah. Dikatakan dalam ayat-ayat tersebut. Bait Allah ini dirancang untuk menampilkan kemurnian Allah. Itu adalah jelas. Allah ingin agar kemurnianNya dan kekudusanNya ditampilkan dalam Bait Allah. Itu sebabnya Yesus menjungkirbalikkan meja-meja para pedagang karena dipakai untuk menghasilkan keuntungan. Ia menunjukkan kepada kita bahwa Allah tidak menghendaki bahwa ibadah dipakai untuk mendapatkan keuntungan duniawi. Yesus kemudian mengutip dari Yeremia 7:5-11 yang berbicara tentang bagaimana Bait Allah ini bukanlah sarang penyamun. Ibadah bukanlah tempat untuk mencari keuntungan duniawi. Bukan hanya itu. Bait Allah ini dirancang tidak hanya untuk menampilkan kemurnian Allah, tetapi juga untuk mencerminkan tujuan Allah. Allah menghendaki bahwa ibadah diadakan untuk kemuliaanNya di seluruh dunia. Ketika Yesus mengatakan bahwa rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa, kita fokus pada bagian pertama. Kita mungkin berkata, "Jadi, ketika kita berhimpun bersama-sama, kita seharusnya berdoa." Itu bukan intinya. Yesaya 56:6-7 adalah nubuat tentang bagaimana bangsa-bangsa akan datang ke Bait Allah untuk beribadah. Nubuat tersebut mengatakan, "Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa." Dalam bangunan Bait Allah terdapat pelataran luar, atau pelataran yang diperuntukkan bagi bangsabangsa lain. Ada juga pelataran dalam yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi. Di sana ada tanda yang bertuliskan, "Bangsa-bangsa lain tidak diijinkan masuk ke sini." Lalu ada juga bagian tengahnya atau pusat Bait Allah, yaitu ruang Maha Kudus, dan semakin anda menuju ke pusat ini maka semakin sedikit orang yang diperbolehkan ke sana. Di mana mereka menempatkan semua meja yang dijungkirbalikkan oleh Yesus? Dalam ruang Maha Kudus? Tentu saja tidak. Di pelataran dalam? Tentu saja tidak. Mereka menempatkannya di pelataran luar, di tempat yang diperuntukkan bagi orang-orang bukan-Yahudi. Mereka telah menjadikan tempat yang diperuntukkan bagi bangsa-bangsa yang akan
Página (Page)
1 7
datang untuk menemukan kemuliaan Allah sebagai pasar untuk mencari keuntungan. Mereka telah mengabaikan tujuan Allah dengan berkata, "Biarkan bangsa-bangsa lain pergi ke neraka." Itulah sebabnya Yesus menjungkirbalikkan meja-meja itu, karena mereka telah menyimpang dari maksud ibadah yang sebenarnya, dan mereka menyalahgunakan tempat tersebut dengan harta mereka. Dalam bagian berikutnya, yakni Markus 12:13-17, mereka bertanya tentang pajak, dan pada dasarnya mereka berpikir bahwa mereka dapat menjebak Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pajak. Jika Yesus menjawab, "Ya, kamu harus membayar pajak," maka itu menunjukkan kesetiaan kepada penguasa Romawi, sedangkan jika Ia mengatakan, "Tidak," itu akan dianggap sebagai pemberontakan dan akan menyebabkan hukuman. Jadi Yesus menegaskan keharusan membayar pajak dan berkata, "Berikan pajak anda kepada pemerintah anda. Biarkan Aku melihat mata uang itu. Apa ada gambar Kaisar di atasnya? Ya, itu gambarnya Kaisar. Berikan pajak anda kepada pemerintah anda." Tetapi pada saat yang sama, kehidupan anda adalah milik Allah. Pemerintah tidak berdaulat, Kaisar tidak berdaulat, Allah yang berdaulat. Karena itu anda dapat memberikan pajak anda kepada pemerintah anda, tetapi anda harus memberikan kepercayaan Anda kepada Allah anda. Berikan pajak Anda kepada pemerintah anda dan berikan kepercayaan anda kepada Allah anda. Lalu dalam Mark 12:38-44 kita menemukan satu cerita yang menarik. Dikatakan dalam bagian tersebut. Tempatkan diri anda dalam posisi penasihat keuangan dari perempuan ini. Ia hanya mempunyai dua koin yang tersisa. Ia berkata, "Saya akan pergi memberikan semuanya." Mungkin penasihat ini akan berkata, "Itu adalah hal yang bagus, tetapi mari kita berpikir tentang hal ini. Allah ingin agar anda dapat makan, dan Allah ingin agar anda dapat merawat diri anda, dan anda sudah cukup menderita. Allah pasti mengerti. Simpan saja dua koin yang anda miliki itu." Yesus menatap perempuan itu, dan sepertinya ada situasi yang tegang saat Yesus memperhatikan apa yang sedang terjadi. Ia mengamati setiap detail ketika orang-orang menaruh koin mereka di situ, dan Ia juga mengetahui setiap detail dari uang yang kita belanjakan. Lalu Yesus melihat bagaimana perempuan itu memberikan kedua koin yang ia miliki, dua koin yang terakhir yang ia miliki, dan Ia memuji tindakan perempuan tersebut. Apa maknanya? Yesus memuji tindakan memberi dengan pengorbanan yang melampaui kemampuan kita untuk memberi. Hal ini tidak berarti bahwa setiap janda seharusnya memberikan segala yang mereka miliki. Kita tidak perlu menggeneralisasi hal tersebut. Yesus memuji tindakan memberi dengan pengorbanan, dan Ia menunjukkan kepada kita bahwa pengorbanan yang benar lebih diukur berdasarkan risiko yang dihadapi dibandingkan dengan jumlah yang diberikan. Mungkin anda berkata, "Apa maksud anda?" Tentu ini bukan berarti bahwa janda itu menaruh jumlah uang yang paling banyak dalam persembahan itu,
Página (Page)18
bukan? Yang ia berikan hanyalah dua uang tembaga, yakni uang receh yang terkecil nilainya, namun pengorbanan janda tersebut adalah jauh, jauh lebih besar. Kesungguhan dalam memberi lebih diukur berdasarkan kerendahan hati yang disertai penyangkalan diri daripada kesalehan yang dipertontonkan. Dan anda dapat melihat konteks cerita ini, di mana Yesus memberikan satu kontras antara apa yang janda ini lakukan dengan apa yang para pemimpin agama lakukan.
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page)
1 9