SECRET CHURCH 5 Rahasia Tentang Roh Kudus Dr. David Platt Ketika saya dan istri saya baru berpacaran selama beberapa tahun, menjadi jelas bahwa Allah menuntun saya, saya rasa demikian—percaya betul, untuk meminta dia menikah dengan saya. Dan karena itu, saya mulai menabung untuk membeli cincin. Kalau anda sedang dalam masamasa pendekatan juga, baik juga untuk mulai menabung untuk hal ini. Tidak ada salahnya sama sekali. Jadi, saya menabung dan saya bisa membeli cincin. Saya ingat waktu itu hari Kamis. Saya adalah seorang yang cenderung kehilangan barang-barang karena tidak teliti, dan karena itu saya berpikir, “Saya tidak boleh kehilangan cincin ini.” Dan karena itu, saya menyimpan baikbaik cincin itu. Dan kemudian, seperti yang saya rencanakan, saya bertanya kepada pacar saya apakah dia mau menikah dengan saya. Saya merencanakan untuk melakukannya Kamis malam itu juga, jadi, saya memiliki waktu sekitar sepuluh jam untuk menyimpan cincin ini. Saya ingat waktu itu masih ada satu hal yang harus saya lakukan. Saya perlu pergi ke mall dan membeli satu kaset dari toko musik yang rencananya akan saya putar dalam kesempatan istimewa itu. Jadi saya harus pergi dan mendapatkan kaset itu. Saya takut setengah mati bahwa saya dalam perjalanan ke toko itu, saya akan bertemu dengan pencopet atau penjambret yang bisa mengambil cincin itu. Saya tidak mau hal itu terjadi. Dan karena itu, saya memutuskan untuk bertindak sehati-hati mungkin. Saat itu sebenarnya panas, tetapi saya tetap memakai jaket saya yang cukup tebal, yang memiliki kantong di bagian dalamnya. Jadi, saya masukkan cincin itu ke kantong bagian dalam jaket saya, menutupnya, memakai jaketnya dan menuju ke toko kaset sambil terus meraba cincin saya itu. Saya mau memastikan bahwa cincin itu tetap ada di sana, dan begitulah cara saya berjalan saat itu. Tidak memandang siapapun, langsung menuju ke toko kaset, membeli kaset dan keluar. Kemudian saya sampai di di toko musik dan mencari kaset itu tetapi tidak bisa langsung menemukannya. Dan karena itu saya berkeliling mencarinya dan memutuskan untuk bertanya. Saya mendekat ke arah wanita penjaga toko dan berkata, “Saya mencari kaset ini. Apakah ada?” Dia menjawab, “Ada.” Dan kemudian ia meminta saya mengikuti dia menuju ke tempat kaset itu, sambil berbincang-bincang sedikit. Saya agak kurang bersemangat untuk ngobrol, tetapi wanita itu nampak semangat sekali. Wanita itu bertanya, “Mengapa kamu mencari kaset ini?” Saya menjawab, “Saya mau melamar pacar saya malam ini.” Dia menjawab, “Sungguh? Apakah kamu sudah memiliki cincin untuk lamaran itu?” Saat itu saya berpikir untuk berbohong saja. Tetapi wanita itu menatap saya, dan saya tidak bisa berbohong. “Ya, Bu, saya sudah memiliki cincinnya, dan saya bawa kemanamana.” Dia mengatakan, “Boleh saya lihat?” Saya berpikir, “Wah, celaka, kalau saya keluarkan dari kantong jaket, nanti ada orang melihat dan jangan-jangan ada yang merampasnya dan membawa kabur. Habis sudah kalau begitu.” Waktu itu kami agak di sudut, dan karena itu saya berbalik untuk mengeluarkan cincin saya, dan menunjukkan kepada wanita itu. Dia melihatnya dan kemudian mengatakan, “Wah bagus sekali.” Lalu ia agak berteriak kepada para penjaga toko yang ada di situ, “Hai teman-teman. Pemuda ini mau melamar pacarnya. Lihat cincin yang dibawanya.” Saat itu saya sudah langsung berpikiran buruk. Saya merasa pasti saat itu adalah saat terakhir saya memegang cincin saya. Daripada dia yang merampas atau melukai saya, biar saya berikan saja cincinnya. Jadi, hampir semua orang di toko itu datang dan melihat cincin yang saya bawa. Saya tambah khawatir sekali. Tetapi akhirnya, wanita itu mengembalikan cincin itu, dan saya lari keluar dari
toko itu. Saya ingat bahwa hari itu ada perubahan besar terjadi; cara saya berjalan, cara saya berbicara, cara saya bertindak. Semuanya berubah ketika saya ingat bahwa saya membawa sesuatu yang sangat berharga. Saya mau mengingatkan bahwa kita akan membahas tentang harta karun yang sangat berharga yang kita miliki yaitu Roh Kudus dari Allah di dalam kehidupan kita. Ia hidup di dalam kehidupan kita. Inilah Roh Allah yang berdiam di dalam kehidupan kita dan saya yakin bahwa kehidupan kita sebagai orang-orang Kristen akan sangat berubah kalau kita memahami apa harta yang sedang kita miliki. Kalau kita percaya betapa agung, mahal dan bernilainya harta yang ada di dalam diri kita di dalam Roh Kudus. Pokok ini tidak terjadi secara kebetulan saja. Selama satu tahun lebih melalui berbagai keadaan, dan sebagian besar, melalui berbagai hal yang menunjukkan ketidakmampuan saya sebagai Hamba Tuhan, saya harus berhadapan dengan kenyataan akan sikap puas diri saya yang merusak saya, dan saya harus menghadapi sebuah kenyataan yang sangat menakutkan. Saya adalah bagian, saya rasa saya bisa mengatakan bahwa kita adalah bagian dari sistem keagamaan jaman ini di dalam budaya kita yang sudah menciptakan serangkaian cara dan metode untuk bergereja yang pada akhirnya justru sampai kepada keadaan dimana orang hampir atau bahkan tidak merasa membutuhkan pertolongan apapun dari Roh Kudus. Kita tidak harus bersujud sampai ke tanah memohon agar Gereja bertumbuh. Kita merasa bahwa kita punya strategi pemasaran untuk hal itu. Kita tidak merasa perlu mengadakan persekutuan doa agar banyak orang datang. Kita berpikir publikasi bisa menggantikannya. Kita sudah mendustai diri kita dan salah menganggap bahwa keberadaan bangunan fisik sebagai kehadiran dari Kehidupan Rohani. Dan meski sangat berbahaya, itu bisa terjadi dalam kehidupan kita. Saya yakin bahwa di dalam kehidupan saya dan kehidupan anda dan kehidupan gereja, sangat mungkin bagi kita untuk melakukan semua rutinitas dan program dan kesibukan di dalam gereja dan sampai pada satu titik dimana ketika kita menengok ke belakang kita baru menyadari bahwa Roh Allah hampir tidak terlibat dan bahkan cenderung terabaikan dari proses itu. Saya yakin bahwa halangan yang terbesar—saya tahu saya akan mengucapkan sebuah pernyataan yang berani, tetapi saya yakin bahwa saya tidak melebih-lebihkan—halangan terbesar bagi kemajuan Kemuliaan Allah adalah usaha dari Gereja Allah untuk melakukan Pekerjaan Allah tanpa Kuasa dari Roh Allah. Bagaimana kalau ternyata bukan sikap tidak bermoral yang mengejar hawa nafsu sendiri, tetapi justru sikap puas diri kita di dalam Gereja yang menghambat kemajuan Injil di dunia ini? Keluaran 33 menjadi teks kita. Saya pernah berkhotbah dari bagian ini dan karena itu mencegah diri saya untuk berkhotbah dalam pembahasan kita. Tetapi saya mau mengatakan, ini bagian yang pernah kami pelajari di Gereja kami di Brook Hills, dan saya mau mengingatkan kita bahwa kita membutuhkan Roh Kudus, dan pertanyaan yang paling mengemuka yang seharusnya muncul saat ini adalah, “Apakah kita—sebagai umat Allah, apakah kita sedang mengandalkan diri sendiri atau sungguh-sungguh merindukan Roh-Nya? Apakah kita sungguh-sungguh merindukan Roh Kudus-Nya?” Keluaran 33:1, Tuhan berkata kepada Musa, “Pergilah, berjalanlah dari sini, engkau dan bangsa itu yang telah kaupimpin keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu --Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus --yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengahtengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan.”
Ayat 15, Musa berkata kepada Allah, “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku.” Kita melihat Musa, di awal pasal ini. Ia memimpin umat Allah keluar dari perbudakan Mesir melalui padang pasir. Ini terjadi sebelum pengembaraan di padang gurun dimana mereka melihat roti turun dari surga dan air keluar dari batu karang dan Allah mencurahkan kasih karunia dan keagungan-Nya, membawa mereka melalui Laut Merah dimana kalau mereka memakai kaca spion mereka bisa melihat air menutup kembali menimpa pasukan Mesir. Allah sudah menyatakan diri-Nya dan Ia sampai kepada titik itu. Dan setelah Keluaran 32 adalah saatnya Musa bertemu dengan Allah di puncak gunung. Ia kemudian turun dari gunung dan melihat umat Allah menyembah patung sapi emas dan melakukan segala macam kekejian. Ini salah satu bagian terindah dari syafaat yang ada di dalam Perjanjian Lama yaitu dalam Keluaran 32, Musa berdoa atas nama umat Allah. Dan dengan Kasih karunia Allah, akhirnya, hanya 3000 orang mati; hanya 3000 orang. Dan kemudian, Allah berkata di dalam Keluaran 33, “Begini saja. Aku berjanji memberikan tanah itu kepadamu. Itu adalah Tanah Perjanjian, tanah yang berlimpah susu dan madunya. Itu milikmu. Kamu hanya tinggal mengambilnya. Satu-satunya masalah adalah Aku tidak akan menyertaimu sampai ke sana.” Itulah yang dihadapi Musa. Ia bisa memiliki berkat Allah, Tanah Perjanjian. Ia bisa mendapatkan berkat Allah tanpa kehadiran Allah. Bagaimana tanggapan kita kalau ada dalam keadaan demikian? Berhati-hatilah sebelum kita menjawab, Berkat Allah tanpa kehadiran Allah. Bukankah itu yang sering menjadi gambaran tentang Kekristenan yang kita bangun saat ini? Naikkan doa ini, naik ke Surga, alami berkat Allah. Anda tidak harus hidup bersama Dia sebagai Juruselamat dan Allah anda. Tidak perlu merasakan kehadiran-Nya yang penuh kuasa saat demi saat. Saya mau mengatakan bahwa itu merupakan penghujatan. Anda tidak akan bisa pergi ke Surga kalau anda tidak menginginkan Allah. Berbeda dengan panggilan penginjilan yang sering diucapkan sekarang, kita tidak datang kepada Kristus untuk menerima pengampunan dosa dan mendapatkan kehidupan terbaik dan berkelimpahan dan Surga dan semua hal itu, walaupun semuanya bukan hal yang buruk. Kita datang kepada Kristus untuk mendapatkan Allah. Dan semua hal yang lain tadi mengalir dari Allah, dan kita memerlukan Allah, dan hanya Roh Alah yang bisa menyatakan-Nya kepada kita. Dan karena itu, Musa berkata dalam pasal ini, “Ya Allah, kami tidak akan maju selangkahpun tanpa kepenuhan kehadiran-Mu.” Ini sesuatu yang perlu dipahami di jaman ini agar kita sungguh-sungguh merindukan Roh Kudus. Empat alasan, kita lihat dengan cepat. Yang pertama, kita memiliki tugas yang tidak bisa kita penuhi. Ada tugas yang tidak bisa kita penuhi. Musa melihat kepada panggilan yang diberikan oleh Allah untuk dilakukannya, tugas yang diletakkan Allah dihadapannya, untuk membawa bangsa itu ke Tanah Perjanjian, dan ia mengatakan, “Saya tidak bisa melakukannya, ya Allah. Tidak mungkin saya bisa membawa bangsa ini ke tanah itu tanpa kehadiran-Mu. Ada jarak yang besar antara panggilan-Mu yang harus saya lakukan dan sumber daya yang Engkau berikan untuk saya melakukannya.” Ia melihat kedalaman dan kebesaran tugas yang ia miliki, dan hal itu membuat ia sangat putus asa. Mungkin salah satu alasan bahwa kita kehilangan kerinduan yang mendalam akan Roh Kudus adalah karena kita kehilangan pandangan kita akan kedalaman dan kebesaran tugas yang merupakan panggilan kita. Mari kita jujur, sejak tahun ini saja, berapa banyak orang yang sudah
meninggal karena berbagai bencana dan wabah. Kalau kita anggap saja 100.000 orang yang sudah meninggal, yang pasti lebih, artinya ada 100.000 ribu orang yang meninggal dengan keadaan masih sangat sedikit pemahaman tentang Injil. Dan kita menyadari, banyak perubahan yang terjadi di dalam negara kita. Kebutuhan di dunia juga terus berkembang seturut dengan krisis pangan global dan bencana ekonomi. Selama kita berpikir mengenai membuat program dengan mengandalkan Gereja kita saja, tidak ada harapan bagi kita. Tetapi ketika kita berkata, “Ya Allah, tugas ini terlalu besar untuk kami. Kami perlu memiliki Roh Kudus-Mu,” kita akan bisa lebih memahaminya. Kita memiliki tugas besar yang tidak bisa kita penuhi. Inilah sebabnya kita harus menginginkan Roh Kudus. Kita memiliki hak istimewa yang tidak bisa ditanggalkan. Inilah Musa, kita bisa melihat dalam pasal ini. Lihat ayat 7. Saya hanya mau anda melihat gambarannya bersama saya dan mengingatkan anda tentang gambaran ini. Ayat 7, Musa memakai sebuah kemah dan membentangkannya di luar perkemahan dan menyebutnya Kemah Pertemuan. Barangsiapa mau mencari Tuhan akan pergi ke Kemah Pertemuan di luar perkemahan. Dan setiap kali Musa keluar dari perkemahan menuju Kemah Pertemuan itu, bangun dan berdirilah semua rakyat di pintu kemah masing-masing dan melihat Musa sampai ia masuk ke dalam Kemah Pertemuan itu. Musa masuk ke dalam Kemah, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu Kemah dan kemudian TUHAN berbicara dengan Musa. Setiap kali bangsa itu—ketika mereka melihat tiang awan berada di pintu Kemah, mereka berdiri dan menyembah di pintu kemah masing-masing. Dan Tuhan berbicara kepada Musa seperti berbicara kepada seorang sahabat. Kalau ayat 11 itu tidak membuat kita kagum dan tercengang, kita tidak sungguh-sungguh mengenal siapa Allah kita. Perhatikan gambarannya. Setiap kali Musa mulai keluar dari perkemahan menuju Kemah itu, katakanlah saat itu anda sedang berbincang-bincang dengan teman anda di dalam kemah anda sendiri, lalu tiba-tiba terdengar kabar bahwa Musa sedang menuju ke Kemah Pertemuan. Dan karena itu anda beserta dengan puluhan ribu dan bahkan ratusan ribu orang akan keluar dari kemah anda dan berdiri dalam diam dan kekaguman di luar pintu kemah anda dan melihat Musa lewat di depan anda. Anda terus memandanginya saat ia menuju ke Kemah Pertemuan dan kemudian membuka Kemah itu, serta masuk, dan kemudian tiang awan turun dan berhenti di pintu masuk Kemah dan seluruh orang beriman akan berdiri dengan kagum karena ada manusia yang bertemu dengan Allah. Pemandangan yang luar biasa. Dan inilah salah satu tempat dimana anda tidak bisa membiarkan teks begitu saja. Saudara, saya mau mengingatkan anda bahwa dengan Kasih karunia Allah, melalui kuasa Roh Kudus Allah, kita tidak harus keluar dan melihat orang lain, pemimpin atau siapapun yang pergi dan bertemu dengan Allah. Kita semua yang memiliki hubungan dengan Kristus memiliki hak istimewa untuk berada di dalam Kemah itu bersama dengan Allah. Dan bukan hanya ada di dalam Kemah, anda sendirilah Kemah itu. Andalah Kemah itu. Betapa luar biasa hak istimewa yang kita miliki, hak istimewa yang tersedia hanya bagi sedikit orang saja di Perjanjian Lama, dan anda dan saya memiliki hak istimewa untuk hidup demikian dan menjalaninya setiap hari. Kita harus menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan Roh Kudus. Bagaimana kita bisa menjadi begitu sibuk dengan berbagai hal dan mengabaikan hak istimewa ini? Kita memiliki hak istimewa ini, dan kita tidak bisa menanggalkannya. Kita memiliki keluarga dan tidak mungkin bisa melupakannya. Keseluruhan gambaran tentang Musa, dan bahwa Musa berdoa di dalam ayat 15 dan 16 bukan hanya mengenai berkat Allah kepada dirinya secara pribadi, tetapi berkat Allah untuk semua umat Allah. Ia berseru agar Allah mencurahkan kepenuhan kehadiran-Nya bagi diri-Nya dan bagi umat-Nya. Kita juga melakukan hal yang sama, hal itu menjadi bagian kelompok secara menyeluruh. Kita akan memperhatikan bagian ini, Roh Allah bekerja di antara umat-Nya.
Ya, Ia memang bekerja di dalam kehidupan kita secara individu, tidak diragukan lagi. Tetapi pekerjaan-Nya yang paling utama adalah berkaitan dengan suatu umat dan menjadikam umat itu sesuai dengan gambaran Kristus. Kita yang termasuk di dalamnya. Kitalah umat itu. Dan alasan yang keempat, kita memiliki Allah yang tidak bisa kita ukur. Ketika anda melihat ayat 18 dan di sana Musa mengatakan, “Sekarang nyatakanlah kemuliaan-Mu.” Saya yakin bahwa doa itu adalah doa yang paling berani di dalam Perjanjian Lama. Saya yakin sekali. Ini adalah seseorang yang sudah melihat Kemuliaan Allah di semak belukar yang menyala dan yang menyaksikan semua tulah bagi bangsa Mesir dan juga melihat umat Allah menyeberangi Laut Merah. Ini adalah seseorang yang memukul batu karang dan mengeluarkan air dan yang menaikkan syafaat sehingga makanan diturunkan dari Surga. Ketika semua orang lain lari dari pegunungan karena menganggapnya terlalu berbahaya, Musa satu-satunya yang naik ke sana dan melihat kemuliaan Allah. Kalau ada orang yang pernah melihat Kemuliaan Allah, Musalah orangnya, dan ia kemudian mengatakan kepada Allah, “Sekarang, nyatakanlah kemuliaan-Mu.” Bagaimana mungkin ia bertanya demikian? Sekali anda merasakan Kemuliaan Allah, anda akan terus merasakan kehausan untuk lebih dan lebih lagi dan lebih lagi. Anda ingin lebih banyak merasakaan Kemuliaan Allah, dan inilah sebabnya kita harus menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan Roh Kudus, karena –inilah yang disebutkan di dalam Yohanes 16:12-15. Kalau anda bisa melihatnya, bagus sekali, tetapi kalau tidak anda bisa menyimaknya saja. Yohanes 16:12-15, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, “Tetapi apabila Ia datang, Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” Ia kemudian melanjutkan, “Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” Ini sebuah Kabar Baik. Ini menyangkut banyak hal. Semua yang dimiliki Bapa adalah milik Yesus, dan Ia akan menjadikan semuanya itu kita ketahui dan Ia mau melakukannya melalui Roh Kudus. Anda dan saya memiliki cara untuk bisa mengalami dan mengenal dan bertumbuh di dalam Kemuliaan Allah, saat demi saat, hari demi hari, melalui persekutuan dengan Roh Kudus. Jadi kalau kita ingin mengenal Kemuliaan Allah, kemudian kita harus menjadi orang-orang yang sungguhsungguh merindukan Roh Allah. Ada empat alasan, dan alasan-alasan itu yang menjadi dasar kita berdoa. Jonathan Edwards mengatakan – di tengah-tengah Kebangunan Rohani besar itu, ia mengatakan, “Ketika Allah menghendaki ada hal besar yang digenapi oleh Gereja-Nya, kehendak-Nya adalah bahwa hal itu akan didahului dengan adanya doa yang luar biasa dari umat-Nya.” Empat doa; yang pertama, kehadiran Allah kiranya dinyatakan. Ini empat doa yang seharusnya menjadi doa kita saat ini. Kiranya kehadiran-Nya dinyatakan, turun ke atas kita. Mazmur 44: 24 “Terjagalah! Bangunlah!” Mazmur 80: 15 Ya Allah semesta alam, kembalilah kiranya, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Kiranya kehadiran Allah turun ke atas kita dan hati kita dengan cara yang ajaib saat ini. Yang kedua, berdoa agar Firman-Nya bisa menyentuh kehidupan kita. Ini yang kita lihat dalam Nehemia 8, 2 Tawarikh 34, ini saatnya ketika Kuasa Allah dinyatakan dengan cara yang ajaib di dalam Perjanjian Lama dan Nehemia 8, mereka membuka Kitab dan semua orang berdiri mendengarkan. Dan mereka mengangkat tangan mereka. Mereka lalu berseru , “Amin! Amin!” dan bersujud dengan muka ke tanah sebagai tanggapan terhadap Firman-Nya. 2 Tawarikh 34, kita melihat lagi Kitab itu, yang sudah lama diabaikan. Lalu mereka menemukannya kembali dan menjadi awal dari Kebangunan Rohani besar di antara bangsa Israel. Kiranya Firman Allah bisa menyentuh kehidupan kita. Kiranya kita menerima Firman seperti yang mereka lakukan ketika Ezra membuka Kitab itu di dalam Nehemia dan bangsa itu menanggapi serta menyembah dan kiranya Firman itu juga berreproduksi di dalam kehidupan kita. Dan inilah yang kita lakukan dalam program ini. Tujuan kita dalam program ini bukanlah
agar anda bisa memahami Doktrin tentang Roh Kudus. Itu bukan tujuan kita. Kalau itu yang menjadi tujuan Anda, maka anda sudah kehilangan sasarannya, karena tujuan yang demikian sangatlah berpusat kepada diri sendiri saja. Tujuan kita juga bukanlah untuk menghibur kita. Program ini tidak akan menjadi program hiburan yang baik. Hanya mendengarkan saya berbicara selama beberapa menit, pastilah tidak menghibur. Program ini bukan mengenai hiburan, tetapi mengenai melengkapi. Tujuannya adalah agar berapapun orang yang mendengar program ini akan pergi dan sudah diperlengkapi untuk mengajar orang-orang lain mengenai Roh Kudus. Dan karena itu, saya mendorong anda untuk mendengar dengan hati yang terbuka. Dengarkan bukan hanya untuk diri anda tetapi juga demi orang-orang yang akan anda ajar. Dengarkan demi orang-orang yang diutus Allah untuk anda pimpin dan anda muridkan dan yang berkaitan dengan anda—hubungan anda dengan mereka. Dengarkan demi orang-orang di sekitar anda dimana anda akan mendapatkan kesempatan untuk mengajarkan kebenaran Kristus tentang Roh Kudus kepada mereka. Kiranya Firman itu direproduksikan di dalam kehidupan kita. Buat catatan yang baik, perhatikan, dan mudahmudahan anda juga duduk di sebelah orang yang bisa membuat catatan yang rapih. Kuatkan diri dan tetap bangun. Jadi kiranya Firman Allah menyentuh kehidupan kita dan Kehadiran-Nya turun ke atas kita, dan Kekudusan-Nya melingkupi kita. Saya berdoa agar saat ini menjadi saat yang menyucikan kita, bahwa kita akan menjadi lebih serupa dengan gambaran Kristus. Program ini bukan sekedar Pemahaman Alkitab. Tetapi kita sungguh-sungguh ingin agar ada perubahan yang besar terjadi di dalam kehidupan kita, sehingga setiap pagi kita akan menjadi lebih seperti Kristus dibandingkan dengan hari sebelumnya. Kita ingin bertumbuh di dalam kekudusan dan doa. Saya berdoa kiranya Allah akan sungguh-sungguh menanamkan Roh Kudus ke dalam hati nurani kita sekarang, agar Ia akan menyingkapkan dosa-dosa di dalam kehidupan kita, bahwa Ia akan memurnikan kita saat kita memandang kepada Roh Kudus Allah saat ini. Kiranya Umat Allah dibangkitkan. Kiranya sikap apatis dalam bentuk apapun, akan dihancurkan dari Kekristenan kita saat ini. Kiranya sikap puas diri juga akan diremukkan dan digantikan dengan semangat serta kerinduan yang besar untuk mengenal Kemuliaan Allah melalui kuasa Roh Allah. Saya akan menceritakan kisah mengenai D.L. Moody, seorang pengkhotbah besar dari masa lalu. Ia adalah seorang pengkhotbah dari Amerika Serikat, melakukan banyak Kebaktian Kebangungan Rohani di berbagai tempat dan banyak orang datang kepada Kristus. Dan karena itu ia memulai pelayanan juga di Inggris. Dan di awal pelayanannya di sana, ia menceritakan kisah itu di dalam biogafinya. Kisah di dalam biografinya itu berkisar mengenai pelayanannya di sebuah gereja tertentu dan ia berkhotbah di sana di suatu hari Minggu pagi. Ia mengatakan bahwa di sepanjang waktu ia berkhotbah; saat ia mencurahkan seluruh isi hatinya untuk berkhotbah, saat itu ia mulai bertanya-tanya apakah ada yang sungguh-sungguh mendengarkan khotbahnya. Dan ia merasa memang tidak ada kehidupan di gereja itu. Dan ia sampai di akhir khotbahnya dan menantang orang untuk merespons kepada Injil. Tidak ada yang berespons. Benar-benar seperti tidak ada kehidupan. Ia harus khotbah lagi di sore harinya, tetapi ia sudah sungguh-sungguh patah semangat. Dia bahkan mulai ragu apakah ia sungguh-sungguh ingin kembali dan berkhotbah di sana sore harinya. Tetapi ia kembali sore hari itu, dan ia mengatakan di dalam jurnalnya bahwa ketika ia berkhotbah di sore hari itu, ia merasakan ada roh yang berbeda di dalam ruangan itu. Orangorang mendengar dengan seksama. Mereka mendengar dengan sungguh-sungguh sampai akhir dan ia kemudian menantang orang-orang yang ada di sana untuk berespons terhadap Injil. Ia mengatakan, “Kalau anda mau percaya kepada Kristus malam ini, saya mengundang anda untuk berdiri di tempat anda sekarang.” Dan banyak orang yang berdiri di tempat masingmasing; orang-orang yang sama yang di pagi harinya seperti tidur di dalam gereja. Dan Moody
bahkan sampai berpikir, “Wah, jangan-jangan mereka salah memahami maksud saya.” Karena itu ia menyuruh mereka duduk lagi, “Tunggu dulu. Silahkan duduk kembali dulu.” Dan ia mengulangi panggilan kepada Injil itu. Ia mengatakan, “Sekarang, kalau anda sungguh-sungguh mau percaya kepada Kristus, silahkan berdiri di tempat anda,” dan lebih banyak lagi orang yang berdiri dibandingkan waktu panggilan yang pertama tadi. Moody masih belum yakin. Pasti ada yang salah di sini. Dan karena itu, ia kembali menyuruh duduk—ini kisah nyata. Ia mengatakan, “Silahkan duduk kembali,” dan ia mengulangi panggilan kepada Injil yang disampaikannya dan mengatakan, “Sekarang, kalau anda sungguh-sungguh mau memberikan respons kepada Kristus, silahkan bertemu dengan Hamba Tuhan di ruang sebelah ini, setelah selesai ibadah.” Dan kemudian, ia menutup ibadah dan orang banyak datang ke ruang sebelah, sampai penuh, sehingga tidak bisa duduk. Tetapi Moody masih belum yakin. Ia melanjutkan lagi dan mengatakan, “Bagi anda yang sungguh-sungguh mau percaya kepada Kristus, datang kembali besok malam.” Moody sudah akan melanjutkan ke kota selanjutnya keesokan paginya. Karena itu ia berkata kepada orang banyak itu, “Silahkan kembali besok malam, dan Gembala Jemaat akan berkhotbah untuk anda.” Dan kemudian, keesokan paginya, ia bangun dan meninggalkan kota itu; meninggalkan orang-orang yang mendengar khotbahnya semalam. Ia kemudian meninggalkan kota itu untuk menuju kota dimana ia akan melayani selanjutnya, tetapi di sana, sebuah telegram sudah menyambutnya, dari Gembala di gereja yang baru dilayaninya. Telegram itu mengatakan, “Moody, silahkan kembali ke sini. Lebih banyak orang yang datang ibadah di hari Senin malam dibandingkan yang datang di hari Minggu malam dan semua orang kelihatannya mau memberikan hidup mereka kepada Kristus.” Dan ia kembali serta berkotbah dalam beberapa minggu setelah itu dan seluruh kota mengalami kebangunan rohani yang luar biasa dimana sebagian besar penduduknya datang kepada iman kepada Kristus. Moody adalah seorang yang sungguh-sungguh memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ia ingin tahu apa yang terjadi di antara Minggu pagi dengan Minggu sorenya. Begitu berbeda yang terjadi; orang-orang yang sama, keadaan yang berbeda. Dan ia mulai mengadakan penelitian dan mendapati bahwa di daerah itu, ada seorang yang sakit dan harus terbaring di tempat tidur yang membaca mengenai pelayanan Moody di Amerika Serikat. Wanita itu tidak hadir dalam ibadah pagi. Saudara perempuan dari wanita itu membawakan makanan kepadanya, dan wanita itu bertanya, “Bagaimana ibadah pagi ini?” Saudara perempuannya, yang hadir dalam ibadah pagi, menjawab, “Agak membosankan. Seseorang bernama D.L. Moody berkhotbah.” Mata perempuan yang sakit itu langsung bersinar-sinar, dan ia mengatakan, “Saya sudah berdoa agar Allah membawa Hamba Tuhan ini melayani di kota kita.” Lalu ia mengatakan, “Bawa saja makanan itu, saya mau berpuasa meminta agar Roh Allah akan mencurahkan berkat-Nya kepada gereja dan kota kita melalui orang ini.” Saya membagikan hal ini dengan anda karena saya yakin bahwa waktu kita bersama dalam program ini akan menjadi sia-sia kalau kita melakukannya tanpa kuasa Roh Kudus dari Allah. Dan karena itu, saya mau mengundang anda untuk bersama-sama berdoa. Saya ajak kita berdoa meminta kepada Allah dengan sungguh-sungguh, agar Roh Kudus mengajar kita, memurnikan kita. Empat doa itu: Kiranya Kehadiran Allah turun ke atas kita, kiranya Firman-Nya menyentuh hidup kita, Kiranya Kekudusan-Nya melingkupi kita, dan kiranya umat-Nya dibangkitkan. Ambil waktu untuk mendoakan hal-hal ini.
Saya akan menyampaikan empat fase dalam pembahasan kita. Roh Kudus, sebagai sebuah pengantar, Rahasia di dalam Sejarah, dan kemudian kita akan melihat kepada Pribadi Roh
Kudus, siapakah Dia; dan kemudian Karya Roh Kudus, apa yang dilakukan-Nya. Dan kemudian kita akan banyak membahas mengenai Karya Roh Kudus, lalu kita akan menutupnya. Kita akan banyak berbicara mengenai apakah yang termasuk di dalam menghujat Roh Kudus. Apakah menghujat Roh Kudus itu? Dosa yang tidak terampuni. Kemudian, baptisan Roh Kudus. Apa artinya menerima baptisan Roh Kudus? Baptisan pertama, baptisan kedua, ketiga, keempat, kelima. Dan kemudian kita akan membahas juga apa artinya dipenuhi dengan Roh Kudus? Lalu kita akan berbicara mengenai karunia Roh Kudus, dan melihat secara khusus beberapa karunia yang ajaib. Bagaimana dengan karunia nubuatan? Lalu bagaimana dengan bahasa roh dan kesembuhan? Ada sebuah kutipan dari seseorang yang bernama Bernard Ramm. Ia mengatakan, “Memiliki pengetahuan yang sangat banyak tentang Roh Kudus Allah, adalah bertentangan dengan sifat dari Roh Allah itu sendiri. Ada rahasia yang tersembunyi dari Roh Kudus yang tidak akan bisa diungkap. Ada unsur kesegeraan di dalam Roh Kudus yang tidak mungkin bisa dipasangkan di dalam penglihatan kita. Ada ketidak-nampakkan Roh Kudus yang tidak mungkin bisa dipaksa untuk menjadi tampak. Ada rahasia di dalam Roh Kudus yang tidak bisa diubah menjadi keterbukaan. Karena semua alasan itu, maka orang akan merasa tak berdaya, tidak layak, dan tidak pantas untuk menulis bahkan satu barispun mengenai Roh Kudus.” Di satu sisi, ini kalimat yang kurang memberi semangat untuk memulai sebuah pembahasan. Tetapi saya ingin kita sungguh-sungguh berpikir mengenai tantangan yang ada di depan kita dalam beberapa cara berkaitan dengan rahasia dalam menyelidiki Roh Kudus. Yang pertama, Roh Kudus adalah Pribadi yang sangat penting. Itu sebuah kenyataan dan itu yang akan kita lihat dalam pembahasan kita. Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan ada di tempat kita berada. Tanpa Roh Kudus, tidak Injil, tanpa Injil, tidak ada Iman, tidak ada Gereja, tidak ada Kekristenan, dan tidak ada orang Kristen tanpa Roh Kudus. Ini sangat penting. Inilah sebabnya ada nuansa yang sangat mendesak ketika Yesus berbicara kepada para muridNya sebelum Ia naik ke Surga. Ia mengatakan, “Jangan kemana-mana sampai kamu mendapatkan Roh Kudus. Kamu memerlukan Roh Kudus itu.” Maksud saya, coba perhatikan para murid itu. Mereka bukan alat yang paling tajam di gudang. Dan nampaknya bahkan untuk mencoba memakai mereka saja sudah merupakan hal yang kurang meyakinkan. “Aku sudah melihat bagaimana cara kerjamu. Kamu perlu menunggu. Dan Aku akan mengutus KehadiranKu untuk datang dan tinggal di dalam kamu, dan kemudian kamu akan menjadi lebih baik. Tetapi tanpa itu, tidak ada harapan bagimu sejak awal.” Hal yang sama terjadi hari ini. Kita bukan menjadi orang-orang Kristen karena kita adalah alat yang paling tajam di gudang. Kita sebenarnya dipanggil karena kita adalah orang-orang yang lemah di dalam dunia. Allah sudah memanggil nama anda karena Ia mendapatkan kemuliaan yang besar melalui kuasa Roh Kudus di dalam kehidupan anda karena semua yang baik yang muncul dari dalam kehidupan anda atau saya adalah semata-mata karena Roh Kudus. Roh Kudus sangat penting. Akan tetapi, dalam kenyataan banyak orang Kristen, yang berjalan dalam kebingungan besar mengenai siapakah Roh Kudus dan apakah yang dilakukan Roh Kudus. Ini seperti yang tertulis di dalam Kisah Para Rasul 19, bagian yang akan sering kita lihat, ketika orang-orang itu mengatakan, “Kami bahkan belum mengerti apapun tentang Roh Kudus.” Saya hampir merasa bahwa kadangkala hal itu juga memiliki banyak kesamaan di dalam budaya gereja masa kini. Kita banyak melihat pergerakan Roh Kudus, orang-orang yang mengatakan bahwa ada gerakan Roh Kudus di seluruh dunia, dan sebagai akibatnya, sering kita bereaksi dan mulai membuat definisi – saya ikut bersalah dalam hal ini – kita mulai membuat definisi tentang Roh Kudus berdasarkan apa yang tidak dilakukan-Nya dibandingkan dengan apa yang dilakukan-Nya. Kita perlu bertobat akan hal ini. Roh Kudus sangat penting. Kita membutuhkan Roh Kudus. Inilah seruan Evan Robertson, dalam Kebangunan Rohani Welsh yang terkenal di tahun 1904. ia
mengatakan, “Muliakan Roh Kudus. Muliakan Roh Kudus. Muliakan Roh Kudus.” Roh Kudus sangat penting. Yang kedua, Roh Kudus tidak bisa dipahami. Yesus berbicara mengenai Roh Kudus dengan membandingkan-Nya dengan angin. Angin berhembus kemanapun ia mau. Kita mendengar suaranya, tetapi tidak bisa tahu dari mana datangnya dan kemana perginya. Dan kalau kita mau jujur, gambaran tentang Allah Bapa dan Anak agak lebih mudah kita konsepkan dibandingkan dengan Allah Roh Kudus. Bapa, kita memiliki gambaran di dalam pikiran kita, karena ada hubungan manusiawi yang demikian. Anak, Yesus yang menjadi manusia. Tetapi mengenai Roh Kudus, bahkan dalam salah satu terjemahan bahasa Inggris, Roh Kudus di sebut sebagai Holy Ghost. Bagaimana cara kita berpikir mengenai Holy Ghost? Ada gambaran yang tidak bisa dipahami di sini, dan sangat sulit untuk sungguh-sungguh menyentuh-Nya. Dan ketika kita melihat ke dalam Alkitab, Alkitab memiliki lebih banyak penjelasan mengenai siapakah Allah Bapa dan siapakah Kristus dibandingkan dengan bagian yang menjelaskan mengenai siapakah Roh Kudus itu. Mari kita lihat Yohanes 14-16. In bagian utama yang akan kita bahas, tetapi memang kita tidak memiliki banyak bagian di dalam Alkitab yang sungguh-sungguh memberikan kepada kita pemahaman yang kuat mengenai Roh Kudus dalam satu tempat sekaligus. Dan karena itu, ada tantangan di sini. Roh Kudus sangat penting, Roh Kudus tidak bisa dipahami. Roh Kudus melampaui kemampuan kita untuk memahami-Nya, sama seperti ketika kita berbicara mengenai Doktrin tentang Allah. Dan yang dikatakan oleh Bernard Ramm adalah bahwa kita tidak akan bisa sepenuhnya memahami Roh Allah, tetapi tidak berarti kita tidak bisa mengenal-Nya dengan benar. Dan inilah penjelasannya. Roh Kudus bisa dikenal. Kita tidak bisa memahami Roh Kudus Allah secara sempurna, sebagaimana kita tidak bisa memahami tentang Allah dan kasih karunia serta kebesaran-Nya yang tak terselami, tetapi kita bisa mengenal-Nya dengan benar. Dan Roh Kudus memang menyatakan diri-Nya kepada kita, dan Ia tidak duduk di belakang bersembunyi dari kita. Ia bisa dikenal. Roh Kudus adalah Pribadi. Ini keindahannya. Seringkali, ketika kita berpikir mengenai Bapa sebagai Pribadi yang jauh dan hampir sepenuhnya menjaga jarak dengan kita. Kita berpikir tentang sang Anak sebagai Pribadi yang sudah meninggalkan dunia sekitar dua ribu tahun yang lalu. Namun Roh Kudus, dengan cara yang sangat nyata, ada di tempat kita berada. Ia hidup di dalam kita dan berdiam di dalam kita dengan cara yang sangat pribadi. Ia aktif di dalam kehidupan kita. Roh Kudus adalah dimana Tritunggal itu menjadi sangat, sangat dan sangat bersifat pribadi di dalam kehidupan kita. Kemudian, Roh Kudus adalah Pribadi yang bisa kita alami, dan di sinilah yang tak terpahami menjadi terpahami, karena kita mulai melihat kuasa Roh Kudus itu. Ketika anda mulai berbicara kepada orang lain mengenai Yesus, Roh Allah akan memberikan kuasa kepada anda. Sekarang, menjadi lebih bisa dipahami. Ketika anda menghadapi masa sulit dan anda mulai berdoa seperti yang biasa kita lakukan, Roh Kudus mulai menaikkan syafaat bagi anda dengan keluhan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ada kenyataan yang lebih bisa dipahami di sini. Dan ketika anda menjalani kehidupan anda dan anda harus membuat keputusan dan anda berdoa, “Saya membutuhkan tuntunan,” maka Roh Kudus akan menuntun anda. Gambaran yang tak terpahami menjadi lebih nyata bagi kita. Dan Roh Kudus bisa kita alami, tetapi inilah juga yang menjadi tantangan kita, karena banyak orang mengatakan mereka memiliki berbagai pengalaman yang berbeda. Dan dalam prosesnya, kita membuat Roh Kudus menjadi agak kontroversial. Ada pengalaman yang terjadi, dan banyak di antaranya yang kemudian diberi label sebagai karya Roh Kudus. Dan saya rasa ada suatu bahaya kalau Doktrin Roh Kudus yang kita miliki yang mendasari pemahaman kita tentang Roh Kudus lebih berasal dari pengalaman daripada kepada kebenaran di dalam Firman Allah. Dan kita harus sangat berhati-hati. Bukan bahwa pengalaman harus kita jauhkan, tetapi pengalaman itu haruslah dibarengi dengan kebenaran Firman Allah yang kita pelajari. Dan
karena itu, kita akan berdiskusi tentang bagaimana Roh Kudus bekerja. Dan kita akan – saya berdoa agar Roh Allah akan memberikan kepada kita hikmat untuk mendengar kepada FirmanNya dan memikirkan pengalaman kita dalam terang Firman-Nya. Sejarah dari penyelidikan akan Roh Kudus; di sinilah kita melihat bagaimana kontroversi itu mulai muncul, dan inilah yang ingin saya lakukan. Kita akan membahasnya secara cepat, tetapi saya akan menunjukkan kepada anda mengapa hal ini penting. Saya hanya mau menunjukkan kepada anda paling tidak bagaimana sekitar 2000 tahun Sejarah Kekristenan, orang sudah diajar mengenai Roh Kudus. Di jaman Bapa Gereja, yang kemungkinan besar dimulai sejak akhir masa Perjanjian Baru, masa abad pertama, sampai kepada sekitar abad kedelapan. Anda bisa melihat tokoh-tokoh seperti Origenes dan Clement, lalu ada Tertullianus, Agustinus, yang berbicara mengenai Roh Kudus, bagaimana Ia memberikan Ilham di dalam Kitab Suci, dan Keilahian Roh Kudus. Dan anda akan melihat orang-orang yang sungguh-sungguh mengorbankan hidupnya untuk mempertahankan beberapa hal yang akan kita bahas. Mereka lebih memusatkan perhatian kepada Pribadi Kristus, tetapi Pribadi Roh Kudus juga banyak didisuksikan dan kemudian adanya Konsili Gereja yang terjadi pada masa itu. Tetapi kemudian ketika formulasi itu muncul, pemahaman akan Roh Kudus dan Firman dibentuk di dalam Gereja, ada bidat-bidat yang mulai muncul, salah satunya adalah Gnostisisme, yang pada dasarnya merupakan pandangan yang memangkas adanya inkarnasi Kristus. Dan kemudian berkaitan dengan Roh Kudus, Roh Kudus adalah ibu Yesus dan lain-lain. Jadi, mulai ada penyelewengan. Dikatakan bahwa Roh Kudus bukan sepenuhnya Allah. Mereka memangkas Keilahian Kristus dan Roh Kudus. Pengajaran yang lain adalah Montanisme. Montanus dan pengikutnya mengaku bahwa mereka adalah juru bicara Roh Kudus. Montanus, ketika dibaptiskan, mulai berbahasa roh dan bernubuat. Dan karena itu, ia dan dua murid wanitanya memutuskan bahwa mereka adalah juru bicara Allah dan mereka akan menyampaikan perkataan Allah kepada jemaat yang memiliki otoritas sama dengan Alkitab. Gerakan yang hampir sama dengan itu juga banyak muncul saat itu. Kemudian di Abad Pertengahan. Artinya abad ke-8 sampai abad ke-15. Hal besar yang terjadi saat itu adalah adanya perpecahan di antara Kekristenan Timur dengan Kekristenan Barat, dan semuanya berkisar kepada pertanyaan ini: apakah Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak? Coba perhatikan bagian ini. Ada godaan besar untuk berpikir begini, “Ya, siapa yang peduli kepada perpecahan masa lalu itu dan mengapa hal itu penting bagi saya?” Tetapi pada dasarnya, diskusinya adalah, “Apakah Roh Kudus berasal dari Bapa saja atau dari Bapa dan Anak?” Pertentangan ini dinamakan klausul Filioque, yang menjadi kontroversi. Yang terjadi adalah bahwa banyak orang menggambarkan Tritunggal seperti hampir memiliki dua tangan—sudah jelas ada Bapa—dan kemudian ada Anak dan Roh Kudus. Jadi, Roh Kudus datang dari Bapa dan Anak dari Bapa. Itulah yang menjadi penyebab Kekristenan Timur memisahkan diri dan mengatakan, “Kami tidak mau mengakui bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak. Kekristenan Barat mengatakan bahwa Roh Kudus datang dari Bapa dan Anak bersama-sama.” Dan ini sangat penting. Hal itu penting bagi kita karena ada banyak yang dikatakan sebagai agama Kristen yang, dengan gambaran ini mengenai Roh Kudus yang hanya datang dari Bapa yang kemudian mengatakan, “Kalau memang benar, maka Roh Kudus bisa bekerja juga di dalam iman yang lain yang tidak ada hubungannya dengan Kristus dan bisa membawa manusia kepada Bapa tanpa melalui Kristus.” Dan karena itu, merajalelanya pluralisme yang berkembang pesat di berbagai denominasi dan keyakinan gereja jaman ini, dan bahkan – sangat mengherankan bahwa mereka yang mengaku diri pemimpin Kristen kemudian mengatakan bahwa Roh Kudus bisa membawa manusia dari berbagai keyakinan yang berbeda kepada Allah tanpa sama sekali menyebut tentang Kristus.
Inilah sebabnya ini sangat penting. Era Reformasi, abad ke-16 dan 17, orang-orang seperti Marthin Luther, Ulrich Zwingli, John Calvin. John Calvin secara khusus terkenal sebagai Theolog Roh Kudus. Calvinisme memusatkan perhatian kepada Roh Kudus yang memberikan kepada kita keyakinan dengan dua cara: Pewahyuan Kitab Suci, dan setiap fase dalam keselamatan. Para reformator; Marthin Luther, John Calvin sungguh-sungguh berbicara mengenai hubungan antara Roh Allah dengan Firman Allah. Dan kemudian datanglah Puritanisme. Seorang yang bernama John Owen berbicara banyak mengenai pengudusan bertahap, bertumbuh dalam Kesalehan, dalam peranan Roh Kudus dan proses pengudusan bertahap kita. Lalu kita masuk ke Era Modern, yaitu mulai abad ke-18 sampai saat ini. Anda bisa melihat Scholastisisme, dimana belajar mengenai Roh Kudus menjadi nomor dua dibandingkan dengan doktrin-doktrin yang lain. Doktrin tentang Roh Kudus dianggap kurang penting, dan tersembunyi di balik doktrin-doktrin yang lain. Armenianisme menurunkan penekanan kepada Kedaulatan Roh Kudus dan memberikan penekanan lebih banyak kepada kebebasan kehendak. Jadi lebih berat kepada manusia dibandingkan kepada Roh Kudus, yaitu apa yang dilakukan manusia dibandingkan dengan wawasan dan dorongan Roh Kudus di dalam diri kita. Kemudian muncul juga pengajaran Perfectionisme. Ajaran ini diangkat oleh John Wesley. Di tengah banyak hal baik yang diangkat oleh John Wesley, ia berbicara mengenai orang-orang percaya yang mengalami pengudusan yang lengkap di dalam kehidupan ini, bahwa ada pekerjaan Roh Kudus setelah anda diselamatkan dimana anda akan sepenuhnya dikuduskan di dalam dunia ini. Itu pengajaran Wesley. Hampir bersamaan dengan masa pengajaran Wesley, ada George Whitfield, yang berkhotbah juga, dan memunculkan Revivalisme yang sungguh-sungguh bekembang pesat dan memang ada kebangunan rohani besar, banyak orang datang kepada Kristus. Dan Whitfield memusatkan perhatian kepada peranan Roh Kudus dan kelahiran baru dan membawa manusia kepada Iman di dalam Kristus. Tetapi kemudian ada transisi yang terjadi dengan semua Kebangunan Rohani yang ada dari peranan Roh Kudus di dalam kelahiran baru kepada peranan manusia di dalam kelahiran baru. Lalu muncullah seorang bernama Charles Finley yang mulai berbicara mengenai apa yang kita lakukan untuk bisa membuat karya Roh Kudus terjadi, dan ini juga lebih kepada manusia—apa yang dibuat oleh manusia dibanding dengan kebergantungan dan penyerahan sepenuhnya kepada Roh Kudus yang memegang peranan. Rasionalisme, akal budi manusia, menjadi standar utama; karena itu, yang Rohani tidak otoritatif. Anda tidak bisa membuktikan Roh Kudus, dan karena itu Roh Kudus tidak memiliki otoritas dalam diskusi apapun. Kemudian Romantisisme membawa ke sisi yang lain, menekankan perasaan dan emosi untuk mengabaikan doktrin dan kebenaran. Dan kemudian, sekitar abad ke-19 dan 20, anda menemukan Liberalisme, yang mempertanyakan ketidakbersalahan dan pewahyuan Alkitab. Mungkin bahwa apa yang dituliskan Alkitab bukan diwahyukan oleh Roh Kudus Allah. Alkitab bukan tidak ada kesalahan, bukan tidak bisa keliru, dan tidak sepenuhnya benar. Dan kemudian, di awal abad ke-20 ada gerakan Pentakostalisme, yang diawali dengan ibadah-ibadah di jalanan di Los Angeles. Pengkhotbah yang menekankan Kekudusan William Seymour memulai berkhotbah dan ibadah dan kemudian Pentakostalisme dimulai dengan ciri adanya bahasa roh, kesembuhan, pengusiran roh jahat dan setan-setan, dan kemudian muncul tiga pengajaran utama, yang menjadi ciri pengajaran Pentakostalisme. Ketika anda mendengar kata Pentakosta, ada tiga pengajaran besar yang menjadi cirinya. Yang pertama, baptisan Roh Kudus terjadi dalam waktu yang berbeda dengan pertobatan. Kita akan berbicara mengenai hal ini, bahwa setelah anda bertobat, anda akan menerima baptisan yang kedua, baptisan Roh Kudus.
Kedua, berbicara dalam bahasa roh adalah bukti dari baptisan Roh Kudus. Jadi kalau anda sudah menerima baptisan Roh Kudus, anda akan berbicara dalam bahasa roh. Dan kemudian yang ketiga, semua karunia Roh di dalam Perjanjian Baru harus dicari dan dipakai di jaman sekarang: Nubuat, kesembuhan, bahasa roh semua hal yang berbeda yang akan kita bicarakan juga. Di pertengahan abad ke-20, Pentakostalisme, yang kemudian menjadi denominasi sendiri, sungguh-sungguh merembes ke berbagai area keagamaan dengan cara yang berbeda. Anda melihat ada orang-orang yang dengan tegas menyatakan diri, non Pentakosta. Lalu anda melihat ada juga Neo-Pentakostalisme, yang merupakan jenis baru dari gerakan Pentakosta, dan dari sana muncullah yang disebut Gerakan Karismatik. Dan inilah yang membuat Gerakan Karismatik kurang menjadi gerakan sendiri, karena gerakan itu terjadi di dalam denominasi yang sudah ada seperti Lutheran, Episcopal, Methodis. Berbagai denominasi, bahkan termasuk Gereja Katholik, mulai mengalami kecenderungan Karismatik. Dan Gerakan Karismatik pada dasarnya menegaskan bahwa semua karunia Roh di dalam Perjanjian Baru juga tersedia dan bisa dipergunakan di dalam Gereja masa kini; bahasa roh, nubuatan, kesembuhan, dan hal-hal yang akan kita bicarakan nanti. Terus terang saya tidak bisa disebut sebagai pengikut berat dari Gerakan Karismatik karena alasan yang akan kita lihat nanti. Perbedaan antara Gerakan Karismatik dengan Pentakosta adalah karena Gerakan Karismatik, dalam beberapa kasus, tidak terlalu mengharuskan adanya baptisan kedua, tidak terlalu menekankan pentingnya baptisan di dalam Roh Kudus. Dan kemudian, gerakan Karismatik yang lain tidak terlalu menekankan pentingnya bahasa roh sebagai tanda bahwa seseorang sudah mendapatkan baptisan Roh Kudus. Lalu ada gerakan ketiga yang terjadi sekitar pertengahan tahun 1980-an, awal 80-an, yang mengatakan bahwa sebagai tambahan terhadap peneguhan atas semua Karunia yang ada di dalam Perjanjian Baru, gerakan yang ketiga menekankan adanya tanda, keajaiban dan mujizat yang menyertai usaha Penginjilan. Seorang profesor theologi dari Fuller bernama John Wimber mengajarkan sebuah kelas mengenai tanda-tanda dan keajaiban dalam kuasa Penginjilan, bahwa Penginjilan akan disertai dengan tanda-tanda dan keajaiban. Dan ini membawa kita kepada gerakan Pokok Anggur, yang mungkin anda kenal juga. Ini jenis yang berasal dari gerakan gelombang ketiga. Mungkin anda berpikir, “Apa intinya? Mengapa ini harus dibahas?” Alasannya adalah agar kita memiliki pemahaman mengenai sejarah yang terjadi, walau secara singkat. Kedua, karena hal ini akan membuat kita waspada. Kita bukan orang-orang yang pertama sampai ke sana dan berpikir mengenai isu-isu itu. Dan kita bisa memandang kembali kepada 2000 tahun terakhir dan melihat tempat-tempat, wikayah-wilayah dimana umat Allah sudah menyimpang dan meninggalkan Firman. Dan kita harus berhati-hati. Inilah gambaran dari sejarah gereja dan memahami sejarah gereja akan menolong kita. Sejarah hampir bisa menjadi pedoman bagi kita untuk memastikan bahwa kita tetap ada pada jalur yang benar. Sejarah membuat kita bisa waspada. Sejarah membuat kita tetap rendah hati. Saya sama sekali tidak mau mengatakan bahwa semua yang kita bahas sudah mewakili semua gambaran mengenai pertanyaan tentang Roh Kudus. Kalau anda mengikuti juga pembahasan mengenai Doktrin tentang Allah mungkin anda ingat bahwa saya pernah mengatakan kalau di beberapa bagian teologi mungkin saya memiliki lubang dan bahkan ada juga yang mungkin kurang tepat. Masalahnya adalah, saya tidak tahu yang mana. Dan karena itu, saya mau menguatkan anda dengan mengatakan bahwa saya berharap bahwa paling tidak sebagian besar dari apa yang anda dengar adalah benar. Kenyataannya adalah, dalam beberapa pokok yang kita bahas adalah sangat penting dan menjadi pokok bahasan utama dalam Kekristenan. Ada beberapa pokok lain dimana terbuka ruang bagi tubuh Kristus untuk sepakat menjadi tidak sepakat dalam beberapa hal. Dan karena itu, saya yakin, bahwa beberapa hal yang akan saya bahas saat ini yang akan saya tunjukkan dari Firman dan beberapa pendirian saya—kesimpulan
yang akan saya ambil dari Firman tidak selalu bisa disetujui oleh semua orang yang mendengar program ini. Dan karena itu, mari kita buka ruangan untuk itu. Ini membuat saya harus merendahkan diri. Tetapi hal ini tidak akan membuat kita—ingat gambaran mengenai harta yang berharga itu, maka kita tidak akan langsung mengangkat tangan dan mengatakan, “Kalau begitu, untuk apa susah-susah berusaha?” Karena kenyataannya, selama 2000 tahun ini, umat Allah memiliki Firman Allah di hadapan mereka dan Roh Kudus Allah di dalam diri mereka, dan Roh Kudus itu baik. Roh Kudus itu baik. Ia akan membimbing kita. Salah satu tujuan-Nya adalah menuntun kita ke dalam kebenaran. Dan karena itu, kita bisa yakin bahwa saat kita menggali ke dalam gambaran itu dan Firman Allah itu baik, maka Ia akan membawa kita kepada kebenaran. Jadi, dengan keyakinan itu, mari kita mulai melangkah. Pribadi dari Roh Kudus. Siapakah Dia? Pemakaian kata Roh, Roh Kudus dan Alkitab. Ada lima cara kata Roh dipakai dalam Alkitab. Yang pertama, pemakaian menunjuk kepada yang alamiah. Kadangkala, Alkitab berbicara mengenai angin, dan kata yang dipakai seringkali sama dengan kata yang dipakai untuk Roh Kudus. Jadi, ada yang berarti angin, unsur alam, angin. Yang kedua, pemakaian yang berkaitan dengan makhluk malaikat. Juga roh jahat. Ketiga: Hidup manusia. Kami menghembuskan Roh kami, kata yang sama yang dipakai untuk menunjuk kepada hidup manusia. Sikap manusia, memiliki Roh kasih dan Roh membedakan di dalam Alkitab. Kata itu juga dipakai. Dan kemudian, pemakaian menunjuk kepada sang Ilahi, Roh Allah atau Roh Kudus. Dan kadangkala, seperti di dalam Yohanes 4 ketika Yesus mengatakan bahwa Allah adalah Roh dan penyembah-Nya harus menyembah Dia dalam Roh dan kebenaran— gambarannya adalah bahwa Allah—bukan mengatakan bahwa Allah adalah Roh Kudus, tetapi bahwa Allah adalah Roh. Ini sifat Allah. Inilah sebabnya saya kadangkala menyebutkan sifat Allah ini, Allah adalah Roh. Tetapi kemudian ada penjelasan tentang Roh Allah, Roh Kudus di sepanjang Alkitab, sekitar 100 kali di Perjanjian Lama dan lebih banyak lagi di Perjanjian Baru. Tetapi kemudian, ada juga pemakaian yang lain, yang membuatnya menjadi sangat menantang, dan itulah sebabnya dalam beberapa penerjemahan anda akan melihat kata Roh itu memakai R besar, dan kadangkala tidak. Para penerjemah berusaha untuk melihat apa yang sebenarnya dimaksud di sana. Apakah ini penyebutan akan sifat Allah sebagai Roh? Atau penyebutan kepada sang Roh Kudus? Atau menunjuk kepada yang lain lagi? Dan karena itu, menjadi sebuah tantangan di sini, tetapi demikianlah Alkitab memakai kata untuk Roh itu. Saya ingin kita berpikir, tentang empat bagian dalam Pribadi Roh Kudus, siapakah Dia sebenarnya. Pertama-tama, kepribadian-Nya, Roh Kudus ini bukan menunjuk kepada apa. Roh Kudus bukanlah sekedar kekuatan. Roh Kudus bukanlah kekuatan sihir, kemampuan sihir. Kadangkala kita memandang Roh Kudus demikian, sebagai sebuah kekuatan tak berjiwa, dan itulah sebabnya ketika manusia berbicara mengenai Roh Kudus, mereka sekedar membicarakan saja. Memang Ia memiliki kuasa, dan kekuatan yang sedang bekerja. Anda melihat di dalam Lukas 4:14 dan Kisah Para Rasul 10, keduanya. Mereka melihat bahwa Roh Kudus memang memiliki kuasa, tetapi berusaha menggantikan kata Roh Kudus dengan kata kuasa di sini. Mereka kembali ke Galilea di dalam kuasa dari kuasa itu sendiri. Bukan itu yang dikatakan Alkitab. Beberapa bagian di dalam bagian ini, ayat selanjutnya, bagaimana Allah mengurapi Yesus dari Nazaret dengan kuasa Roh Kudus, bukan dengan kuasa dari kuasa. Roh Kudus sangat berkuasa. Roh Kudus memberikan kuasa dan membuat manusia berkuasa, tetapi Roh Kudus sendiri bukanlah kekuatan tak berjiwa yang ada di suatu tempat. Yang kedua, Roh Kudus bukanlah perasaan. Ini akan membuat Roh Kudus menjadi sama dengan sikap manusia, dimana – kadangkala, kita sering menggambarkan Roh Kudus demikian juga—bahwa Roh Allah itu hampir sama dengan roh Natal atau roh yang menunjuk kepada semangat saja
karena bukan itu yang diajarkan Alkitab. Bukan hanya sekedar perasaan. Penyebutan terhadapNya memakai kata ganti pribadi. Sang Penghibur akan mengajar kamu, akan mengingatkan kamu segala sesuatu yang sudah Aku katakan kepadamu. Jadi, Roh Kudus bukanlah sekedar kekuatan atau perasaan. Roh Kudus adalah suatu Pribadi; Ia adalah suatu Pribadi. Ini sangat penting. Hanya pribadi yang bisa mengatakan aku, bisa mengatakan saya. Angin atau sekedar kekuatan tidak akan mengatakan demikian. Kisah Para Rasul 13:2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Kekuatan, perasaan tidak berbicara. Kekuatan dan perasaan tidak memberi sebutan bagi dirinya. Mereka tidak melakukan sesuatu sendiri. Padahal itulah yang dilakukan Roh Kudus. Alkitab menjelaskan tentang Roh Kudus dengan karakteristik pribadi, seperti memiliki pikiran, seperti yang kita lihat di Yohanes 14. Bagian itu akan mengajar anda, mengingatkan anda. Roh Kudus memiliki kehendak. Ia memiliki karunia yang akan diberikan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. 1 Korintus 12:11. Perasaan: Jangan mendukakan Roh Kudus Allah, yang membawa kita kepada gambaran teks sesudahnya. Roh Kudus memiliki kehendak pribadi, karakteristik pribadi, pikiran, kehendak, perasaan, kemauan pribadi. Kita berhubungan dengan Dia. Dia berhubungan dengan kita sebagai Pribadi. Ia bisa didustai dan dibohongi. Bagaimanakah Iblis begitu memenuhi hatimu sehingga engkau berdusta kepada Roh Kudus? Ia bisa didukakan. Kita baru saja melihat hal itu di dalam Yesaya 63, dimana mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus. Ia bisa dipadamkan. Jangan mematikan api Roh Kudus. Ia bisa dilawan. Itulah yang dikatakan Stefanus. Kamu selalu melawan Roh Kudus kepada para pemimpin agama di sana. Ia bisa dihujat. Penghujatan terhadap Roh Kudus tidak akan bisa diampuni. Kalau Roh Kudus bisa dikasihi dan dipuja serta ditaati serta didukakan dan juga diperlakukan dengan berdosa, maka pastilah Ia suatu Pribadi. Ia memiliki karakteristik dan perasan pribadi. Ia memiliki pelayanan pribadi; hal-hal yang akan kita perhatikan, dan ini hanya penyelidikan singkat karena kita akan menggali lebih dalam lagi ke dalam Pekerjaan Roh Kudus. Ia memiliki pelayanan pribadi. Ia memimpin kita. Mereka dipimpin oleh Roh Allah. Mereka bersaksi kepada kita. Roh Kudus sendiri bersaksi dengan roh kita. Ia menolong kita. Perhatikan gambaran itu. Roh Kudus menolong kita dalam kelemahan kita. Roh Kudus menaikkan syafaat bagi kita. Jadi itulah kepribadian-Nya. Suatu pribadi, bukan kekuatan atau perasaan saja. Roh Kudus adalah Pribadi, yang membawa kita ke bagian kedua dari Pribadi Roh Kudus, KeilahianNya. Ini sangat mendalam. Dan sekali lagi, ini adalah bagian dari perdebatan di dalam Sejarah Gereja. Apakah Roh Kudus sepenuhnya Allah? Dengarkan perkataan John Fienberg. Ia mengatakan, “Mengenai Roh Kudus, kalau Ia tidak sepenuhnya Allah, lihat betapa besar pengaruhnya hal ini. Implikasinya bagi keselamatan sangat serius sekali. Alkitab mengajarkannya. Roh Kudus yang membuat orang percaya dilahirkan kembali, dan kemudian berdiam dan memenuhi mereka. Tetapi kalau Roh Kudus adalah Allah kecil atau bukan Allah sama sekali, bagaimana kita bisa yakin bahwa kita bisa melakukan hal-hal itu?” “Lebih lagi, kalau Ia tidak setara dalam keberadaan dan tujuan dengan Bapa dan Anak, siapa yang bisa menjamin semua itu? Kalaupun Ia berusaha melakukan hal yang demikian, Bapa dan Anak akan melihat apa yang dilakukannya sebagai sekedarnya dan menanggapinya dalam kehidupan kita dalam taraf demikian.” Jadi bagaimana kita mengetahui bahwa Roh Kudus sepenuhnya Allah? Dan inilah saat kita berbicara mengenai Doktrin tentang Allah, kita berbicara
mengenai tiga pondasi dasar yang akan menolong kita memahami Tritunggal; kebenaran dasar yang pertama. Tidak ada dalam catatan anda, jadi hanya sebagai pengingat saja. Allah adalah tiga Pribadi, tiga Pribadi yang berbeda. Allah dijelaskan sebagai Bapa. Allah dijelaskan sebagai Anak. Allah dijelaskan sebagai Roh Kudus, dan Alkitab, menjelaskan sebagai tiga Pribadi yang berbeda. Masing-masing Pribadi – kebenaran kedua, adalah sepenuhnya Allah. Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah sepenuhnya. Allah adalah tiga Pribadi. Masing-masing Pribadi sepenuhnya adalah Allah. Dan kebenaran yang ketiga yang kita lihat dalam rahasia tentang Tritunggal adalah bahwa hanya ada satu Allah. Allah ada dalam tiga Pribadi. Allah adalah tiga Pribadi, masing-masing sepenuhnya Allah. Hanya ada satu Allah. Bukan tiga Allah. Ini bukan politheisme. Ini penyembahan kepada satu Allah. Anda menggabungkan ketiga-Nya dan anda akan menemukan rahasia yang besar. Inilah yang kita bicarakan. Kalau kita berusaha menjelaskannya, kita akan kehilangan kemampuan akal kita. Kalau kita berusaha menyangkalnya, maka kita akan kehilangan jiwa kita. Inilah gambaran dari Trirunggal. Jadi tiga Pribadi, masing-masing sepenuhnya Allah. Hanya ada satu Allah. Jadi dimana Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Roh Kudus itu Allah? Pertamatama, Ia berhubungan dengan Allah. Inilah bagian yang saya baca beberapa saat yang lalu, Kisah Para Rasul 5, ketika Ananias dan Safira berusaha membawa – atau mendustai Gereja dengan persembahan yang mereka bawa. Bagaimana bisa terjadi, Ananias, bahwa Iblis memenuhi hatimu sehingga engkau berdusta terhadap Roh Kudus. Ananias, dosamu adalah engkau sudah berdusta terhadap Roh Kudus. Bagian akhir kisahnya mengatakan, “Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Jadi Roh Kudus dikaitkan dan berhubungan dengan Allah sehingga berdusta kepada Roh Kudus berarti berdusta kepada Allah. Hal yang sama di dalam 1 Korintus 3. Bait Allah adalah Bait Roh Kudus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Bait Allah, Bait Roh Allah. Ia berhubungan dengan Allah. Yang kedua, Ia disamakan dengan Allah. Roh Kudus disamakan dengan Allah. Saya mendapatkan sebuah penjelasan yang sangat nyata. Matius 28:19-20 inilah Amanat Agung untuk membaptiskan mereka di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiganya disamakan, diletakkan dalam tingkatan yang sama. Ini hanya contoh dari banyak hal yang sama di dalam Perjanjian Baru dimana hal itu terjadi. 2 Korintus 13:14, kiranya kasih karunia Tuhan Yesus Kristus – sang Anak – dan kasih Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Jadi ketiganya disamakan, Bapa, Putera dan Roh Kudus. Selanjutnya, Ia dikaitkan dengan Allah. Ayat-ayat yang saya tunjukkan adalah apa yang dilakukan Allah di dalam Perjanjian Lama, apa yang dilauykan Yahweh di dalam Perjanjian Lama, terkait dengan apa yang dilakukan oleh Roh Kudus yang ditunjukkan dalam pengajaran Perjanjian Baru. Saya akan menjelaskan hal ini. Keluaran 17:7, Ia menamai tempat itu Masa dan Meriba karena bangsa Israel bertengkar dan menguji Allah. Mereka menguji Yahweh, menguji Tuhan dengan mengatakan, “Apakah Tuhan ada di antara kita atau tidak?” Kemudian anda lihat Ibrani pasal 3 saat mereka membicarakan apa yang terjadi. Perhatikan, “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu – perhatikan ini – mencobai Aku dengan jalan menguji Aku.” Roh Kudus mengatakan, “Nenek moyangmu menguji Aku, dan selama 40 tahun melihat apa yang Aku lakukan.” Jadi mereka mencobai dan menguji Tuhan dan kemudian Roh Kudus yang mengatakan, “Kamu mencobai dan menguji Aku.” Anda melihat kaitannya di sini? Selanjutnya; Yesaya 6, ini adalah panggilan Allah kepada Yesaya. Ia mengatakan, “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!” Ini adalah mengenai Yahweh. Ia mengatakan,
“Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!” Kemudian anda melihat di dalam Kisah Para Rasul 28:25 dan dikatakan ada ketidaksepakatan dan kemudian mereka berpisah setelah Paulus memberikan kata terakhirnya. “Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.” Anda melihat kaitan antara apa yang dilakukan Allah di dalam Perjanjian Lama, Yahweh, dan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Roh Kudus dalam Perjanjian Baru. Selanjutnya, Yeremia 31, di bagian pertengahan. Dikatakan di sana “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.” Dan di ayat selanjutnya dituliskan, “sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” Dan kemudian, kalau anda melihat di dalam surat Ibrani, yang penuh dengan gambaran dan lambang dari Perjanjian Lama, dikatakan bahwa Roh Kudus juga bersaksi kepada kita akan hal itu. Pertama-tama ia menyebut apa yang dikatakan Allah Yahweh kepada Yeremia. Jadi, dihubungkan dengan Allah, Ia disamakan dengan Allah. Ia dikaitkan dengan Allah. Dan kemudian, selanjutnya, Roh Kudus memiliki sifat-sifat Allah. Roh Kudus mahahadir. Kemana Aku bisa pergi dari Roh-Mu? Kemana aku bisa lari dari hadirat-Mu? Ia mahahadir. Ia hadir dimanapun kita berada. Lalu Ia Mahatahu. Roh Kudus menyelidki segala sesuatu, termasuk halhal yang mendalam dari Allah. 1 Korintus 2:10, nanti kita akan melihat bagian ini secara mendalam. Hanya Roh Allah, di bagian akhir ayat itu. Tidak seorangpun tahu pikiran Allah kecuali Roh Allah. Roh Allah mengetahui segala sesuatu yang diketahui Bapa. Ia Mahatahu. Yang ketiga, ia Mahakuasa. Roh Kudus akan datang kepada anda dan kuasa dari yang Mahatinggi akan menaungi anda, dan ini adalah sebuah gambaran paralel tentang Roh Kudus yang datang kepada anda dan kuasa dari Yang Mahatinggi, Allah, Yahweh, menaungi anda. Dan kemudian Ia kekal. Ibrani 9:14, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah? Ia kekal. Semua hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh Allah saja. Tidak ada pribadi yang lain yang Mahahadir, Mahatahu, Mahakuasa, dan kekal selain Allah saja. Ia melakukan pekerjaan Allah. Ia membagikan Karunia Allah. Ini gambaran yang akan kita lihat nanti mengenai Karunia Roh. Ia membawa keselamatan dari Allah; Titus 3:5, di bagian akhir bagian ini. Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Ia memberikan keselamatan yang dari Allah. Ia mewahyukan Firman Allah. Segala Firman Allah diwahyukan oleh Allah. Semua hal itu—bisakah ada pribadi lain yang memberikan keselamatan selain Allah? Bisakah ada pribadi lain yang membagikan karunia Allah selain Allah sendii? Bisakah ada pribadi lain yang mewahyukan Firman Allah selain Allah sendiri? Pertanyaan yang saya tuliskan di bagian akhir catatan yang ada pada anda adalah tentang pandangan yang menentang Tritunggal. Saya mau menjelaskan beberapa bagian yang dikatakan di sana, khususnya mengenai Tritunggal. Ada pandangan yang mengatakan bahwa Yesus anak Maria hanyalah sekedar utusan Allah dan Firman-Nya, yang dihembuskan kepada Maria, Roh dari Allah sendiri. Dikatakan di sana, percayalah hanya kepada Allah dan jangan mengatakan Allah itu tiga. Allah itu esa. Allah tidak mungkin memiliki Anak. Pandangan ini menyangkal Tritunggal dan menurunkan Roh Kudus dari kedudukan-Nya. Kami mengutus kepada Maria, Roh, Malaikat Gabriel. Mereka pada dasarnya menyamakan Roh Kudus dengan Malaikat Gabriel yang menampakkan diri kepada Maria dalam rupa manusia.
Jadi kita tahu bagaimana gambarannya, dan saat anda mau membawa Injil kepada bangsabangsa, perlu dipahami adanya perbedaan pengajaran yang bisa ditemukan, yang berbeda dengan yang diajarkan oleh Alkitab.