Series: Secret Church 8
Title: RAHASIA GEREJA Injil, Kemakmuran, dan Harta
Part: 2
Speaker: Dr. David Platt
Date: 30 April, 2010
Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
HARTA DAN UMAT ALLAH DALAM PERJANJIAN LAMA Kita mulai pembahasan kita dengan melihat Perjanjian Lama, lalu Yesus, kemudian kita akan masuk ke Perjanjian Baru, dan inilah proses yang kita lewati. Kita akan melihat bagian-bagian dalam Kitab Suci secara tersendiri, dengan memberikan penjelasan-penjelasan dan implikasi-implikasi dari ayat-ayat yang
Página (Page) 1
berbeda atau bagian-bagian yang berbeda, kemudian kita akan datang ke kesimpulan-kesimpulan tersebut dan aplikasi-aplikasi tersebut. Jadi inilah pokok pembahasan yang akan kita dalami bersamasama dalam sebagian besar waktu kita yang tersisa pada malam ini. Kenyataannya adalah bahwa kita akan menyelam ke dalam pembahasan tentang Injil Kemakmuran pada waktu kemudian, dan kita tidak akan menghabiskan atau memboroskan jumlah waktu yang terlalu banyak untuk berbicara tentang hal itu, karena kenyataannya adalah bahwa setelah anda melihat apa yang dikatakan dalam Kitab Suci, maka akan menjadi cukup jelas bagi kita untuk menanggapi Injil Kemakmuran. Alkitablah yang akan melakukan pekerjaan itu untuk kita. Jadi kita akan melihat teks-teks tersebut, dimulai dengan umat Allah dalam Perjanjian Lama. Pengingat Bagi Kita dalam Menafsirkan Perjanjian Lama Kita harus berhati-hati bilamana kita datang ke Perjanjian Lama karena kita perlu mengingat beberapa hal yang penting tentang bagaimana menafsirkan Perjanjian Lama. Saya ingin menyampaikan hal-hal ini secara cepat. Jika anda sudah pernah mengikuti pelajaran-pelajaran yang berbeda tentang Rahasia gereja, anda tentu ingat bahwa sebenarnya beberapa hal ini telah kita bicarakan, atau mungkin anda telah mendengarkan hal-hal ini. Hal-hal ini yang telah kita bicarakan dalam pelajaran tentang Rahasia gereja Dalam Perjanjian Lama atau dalam pelajaran tentang Bagaimana Mempelajari Alkitab. Hal-hal ini benar-benar penting bagi kita untuk diingat dalam pikiran kita. Menafsirkan narasi-narasi Perjanjian Lama. Secara keseluruhan, narasi-narasi dalam Perjanjian Lama bukanlah kumpulan alegori yang dipenuhi dengan makna-makna khusus. Misalnya, kisah tentang Abraham yang berusaha mendapatkan seorang istri bagi Ishak bukanlah tentang Kristus yang mendapatkan seorang pengantin perempuan atau gereja melalui Roh Kudus. Narasi-narasi tersebut terutama tidak dimaksudkan untuk memberikan kepada kita ajaran-ajaran moral. Kita dapat belajar tentang hal-hal itu, tetapi orang-orang yang dikisahkan dalam narasi-narasi tersebut tidak ditentukan untuk menjadi satu contoh moral bagi kita. Kecuali Alkitab secara eksplisit mengatakan demikian, kita benar-benar harus berhati-hati. Narasi-narasi tersebut terutama tidak dimaksudkan untuk mengajarkan doktrin. Narasi-narasi itu dapat menggambarkan atau mengilustrasikan doktrin, tetapi tidak mengajarkan doktrin secara sistematis. Secara keseluruhan, narasi-narasi dalam Perjanjian Lama merupakan cerita-cerita dengan tujuan tertentu. Cerita-cerita ini adalah nyata, adalah sejarah yang benar tentang umat Allah yang diceritakan karena suatu alasan. Narasi-narasi ini adalah catatan sejarah tentang apa yang terjadi, bukan tentang apa yang seharusnya terjadi atau tentang apa yang harus terjadi setiap waktu. Karena itu, dalam narasi-narasi
Página (Page)2
ini kita menemukan banyak hal yang menunjukkan kepada kita tentang ketidaksempurnaan dalam kehidupan mereka yang menjadi pemeran-pemeran di dalamnya. Dan narasi-narasi tersebut ditulis secara selektif dan tidak lengkap. Narasi-narasi ini tidak memasukan setiap hal secara detail. Semuanya ditulis untuk suatu alasan. Karena itu ketika kita membaca narasi-narasi Perjanjian Lama, kita harus dapat mengidentifikasi prinsipprinsip teologis yang mendasari narasi-narasi tersebut, dan kemudian menyaring prinsip-prinsip teologis tersebut melalui Perjanjian Baru. Pahamilah cerita yang kita baca dalam Perjanjian Lama melalui lensa Kristus dan berdasarkan apa yang terjadi dalam Perjanjian Baru. Apakah Perjanjian Baru menambah suatu pengertian ke dalam prinsip itu? Apakah Perjanjian Baru memodifikasi prinsip itu? Jadi kita perlu memahami Perjanjian Lama melalui lensa Perjanjian Baru. Apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama tidak berdiri dengan sendirinya. Kita dapat memahami itu dari belakang melalui terang salib yang kita lihat dalam Perjanjian Baru. Menafsirkan Hukum atau Taurat dalam Perjanjian Lama. Anda tahu bahwa kita akan melihat beberapa dari hukum-hukum tersebut. Kita sering bertanya-tanya tentang makna beberapa hukum. Misalnya, dikatakan dalam Imamat 13:40, "Apabila rambut kepala seorang laki-laki meluruh, dan ia hanya menjadi botak, ia tahir." Atau perhatikan contoh ini dalam Ulangan 22:5, "Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu." Di sini kita melihat bahwa berganti pakaian laki-laki dengan pakaian perempuan atau sebaliknya harus dibicarakan dalam Taurat. Kita bertanya-tanya tentang makna beberapa hukum. Kita melanggar beberapa hukum. Salah satu contoh tentang hal ini terdapat dalam Ulangan 14:8 yang mengatakan, "Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya." Kemudian, jika anda memiliki tato, maka itu berarti anda telah melanggar hukum yang melarang hal tersebut. Imamat 19:28 mengatakan, "Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah TUHAN." Kita menaati beberapa hukum. Imamat 19:18 mengatakan: "Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN." Keluaran 20:13 mengatakan, "Janganlah membunuh." Jadi, bagaimana kita dapat mengetahui kapan harus bertanya-tanya, kapan harus melanggar, dan kapan harus menaati hokum-hukum Perjanjian Lama? Ingat bahwa hukum Perjanjian Lama bukanlah hukum Perjanjian kita. Wasiat adalah perkataan yang lain untuk perjanjian, dan Perjanjian Lama menunjuk
Página (Page) 3
kepada perjanjian antara Allah dengan umat Israel, yang tidak lagi mengikat anda dan saya untuk melakukannya. Jadi, inilah aturan umum tentang penafsiran: kecuali hukum Perjanjian Lama tersebut ditegaskan kembali atau diperkuat dalam Perjanjian Baru, maka hukum tersebut tidak lagi secara langsung mengikat kita sebagai umat Allah dalam masa Perjanjian Baru. Berikut adalah beberapa hukum yang tidak ditegaskan kembali dalam Perjanjian Baru. Ini termasuk hukum-hukum perdata yang diperuntukkan bagi umat Israel. Termasuk di dalamnya adalah beberapa hukuman atau sanksi khusus yang dikaitkan dengan berbagai kejahatan, baik kejahatan yang berat maupun kejahatan yang ringan. Demikian juga dengan hukum-hukum yang menyangkut ritual atau hukum-hukum yang menyangkut kegiatan-kegiatan religius. Banyak hukum yang termasuk dalam jenis ini, misalnya tentang bagaimana penyembahan kepada Allah harus dilakukan dan jenis hewan yang bagaimanakah yang harus dikurbankan dan kapan hewan tersebut harus dikurbankan. Hukum-hukum ini tidak dipertegas kembali dalam Perjanjian Baru. Hukum-hukum yang dipertegas kembali adalah hukum-hukum yang diperbaharui atau yang ditegaskan kembali dalam konteks perjanjian baru, atau hukum-hukum yang diulangi dalam Perjanjian Baru. Matius 22:37-40, yang mengatakan, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Perintah ini merupakan pengulangan dari apa yang telah dinyatakan dalam Shema, yakni perintah Allah yang dimulai dengan perkataan, "Dengarlah hai Israel," yang tertulis dalam Ulangan 6:5. Perintah ini mengatakan, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu." Jadi bilamana kita melihat hukum-hukum ini diulangi dalam Perjanjian Baru, maka kita mengetahui bahwa hukum-hukum tersebut perlu ditaati. Sadarilah ini: semua hukum Perjanjian Lama masih merupakan Firman Allah bagi kita meskipun tidak lagi merupakan perintah Allah kepada kita. Hanya karena hukum-hukum tersebut tidak berlaku lagi untuk kita, dan kita tidak berada di bawah hukum-hukum itu, tidak berarti bahwa itu tidak berharga. Ini sangat berharga. Hukumhukum ini mengungkapkan karakter Allah dan keberdosaan manusia dan semua hal yang melaluinya kita dapat memahami Injil. Menafsirkan nabi-nabi Perjanjian Lama. Nabi-nabi Perjanjian Lama bertugas untuk menegakkan dan memediasi perjanjian yang lama. Jadi mereka berbicara tentang perjanjian yang lama dan tentang ketaatan Israel atau ketidaktaatan Israel terhadap perjanjian tersebut. Pesan para nabi bukanlah sesuatu yang orisinal. Dengan perkataan lain, apa yang mereka bicarakan bukanlah konsep yang baru. Mereka
Página (Page)4
berbicara tentang apa yang telah dikatakan sebelumnya dalam Taurat. Pesan mereka bersifat konfrontatif. Pesan mereka mengidentifikasi atau menunjukkan dosa umat Israel. Pesan para nabi ini sudah selesai. Hanya sebagian kecil dari nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dalam masa depan kita. Kurang dari satu persen dari apa yang diberitakan oleh para nabi Perjanjian Lama berlaku untuk sesuatu yang masih akan datang. Kurang dari dua persen dari nubuat-nubuat itu bersifat Mesianik atau yang berbicara tentang Mesias, yang diterapkan bagi Yesus. Bahkan kurang dari lima persen dari nubuat-nubuat mereka yang berlaku untuk zaman perjanjian baru. Karena itu kita perlu memahami berita para nabi dalam konteks perjanjian. Nabi-nabi Perjanjian Lama adalah wakil-wakil Allah yang langsung, dan mereka berbicara melalui nubuatnubuat. Mereka berbicara melalui nubuat-nubuat. Mereka menyampaikan tiga hal utama dalam nubuatnubuat mereka: Anda telah melanggar perjanjian, dan anda perlu untuk bertobat. Mereka berbicara tentang hal-hal seperti keadilan sosial dan penyembahan berhala. Berbicara tentang penyembahan berhala, Yeremia 10:5 mengatakan, "Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat." Mengenai keadilan sosial, Mikha 6:7-8. Pelanggaran terhadap perjanjian juga terlihat dalam ritualisme religius. Anda telah melanggar perjanjian, anda perlu bertobat. Yesaya 1:11-13. Jika anda tidak bertobat, anda akan menerima penghukuman, tetapi anda memiliki pengharapan yang melampaui penghakiman menuju pemulihan di masa depan. Itulah yang kita lihat dalam kitab para nabi. Menafsirkan kitab-kitab hikmat Perjanjian Lama. Seringkali sulit untuk mengikuti garis pemikiran yang terdapat dalam tulisan-tulisan hikmat dalam Perjanjian Lama. Misalnya: teman-teman Ayub, apa sebenarnya yang mereka katakan? Sulit bagi kita untuk memahami gaya sastra dalam kitab Ayub, dan ini yang dapat menyebabkan kita untuk menyalahgunakan teks tersebut. Kita harus memahami jenis sastra yang di dalamnya kitab-kitab hikmat dalam Perjanjian Lama ditulis. Sulit bagi kita untuk menentukan maknanya. Ingat bahwa tujuan tulisan-tulisan hikmat adalah untuk menerapkan Firman dalam kehidupan praktis. Hikmat adalah penerapan Firman Allah dalam kehidupan kita agar kita dapat membuat pilihanpilihan yang bijak dalam kehidupan, dan kita menyadari bahwa tulisan-tulisan hikmat mengandung petunjuk dan pedoman untuk mengembangkan karakter yang saleh. Dengarkan ini: tulisan-tulisan ini bukanlah kumpulan janji-janji yang universal. Perhatikan Amsal 22:11, "Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja." Apakah ini adalah janji? Bagaimana dengan Amsal 29:12? "Kalau pemerintah memperhatikan kebohongan, semua pegawainya menjadi fasik." Semua ini
Página (Page) 5
adalah pedoman dan petunjuk, tetapi pernyataan-pernyataan ini tidak bisa dianggap sebagai janji-janji universal yang harfiah. Ini adalah caranya jenis sastra ini ditulis. Menafsirkan puisi Perjanjian Lama: puisi Perjanjian Lama bersifat emosional. Kita tidak membaca puisi sebagaimana kita membaca surat-surat Paulus. Puisi mempunyai cirri-ciri yang berbeda. Puisi berisi metafora dan menggunakan semua jenis simbol, dan puisi Perjanjian Lama berciri variabel atau tediri dari bermacam-macam jenis. Kita melihat berbagai jenis ini dalam Alkitab seperti yang terdapat dalam kitab Mazmur, Kidung Agung, Ratapan, dan bahkan beberapa kitab para nabi. Menafsirkan Perjanjian Lama: ini adalah kuncinya. Perhatikan konteks-konteks tertentu, terutama konteks perjanjian yang lama, kemudian perhatikan konteks sejarah, dan bahkan mungkin konteks geografis. Kita harus melihat segala sesuatu dalam Perjanjian Lama dalam konteks yang di dalamnya halhal tersebut ditulis, dan kita harus menyadari bahwa kita tidak berada dalam konteks yang sama. Jadi, kita harus memperhatikan konteks yang spesifik, dan dalam konteks tersebut kita kemudian mengidentifikasi isinya atau beritanya yang bersifat kekal. Jadi, apa yang anda akan cari di sini adalah kebenaran kekal yang berlaku untuk semua orang sepanjang masa, dan bagaimana hal tersebut dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Ketika para penulis dan pembicara Perjanjian Baru mengutip atau menegaskan kembali ajaran-ajaran Perjanjian Lama, kita perlu memperhatikannya dengan saksama. Ketika mereka tidak menyebutkan ajaran-ajaran Perjanjian Lama, berikanlah pertimbangan yang berhatihati, karena jika itu penting bagi perjanjian yang baru, maka itu akan dikomunikasikan dalam Perjanjian Baru. Ini berarti bahwa pemahaman kita tentang harta tidak didasarkan pada doa Yabes. Itu akan berbahaya. Doa Yabes ditemukan dalam 1 Tawarikh 4:10, yang mengatakan, "Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: 'Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!' Dan Allah mengabulkan permintaannya itu." Pemahaman kita tentang harta didasarkan pada doa Yesus. Dalam Lukas 11:2-4 Yesus mengajar muridmuridNya demikian, "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Ini adalah dasar yang baik untuk memahami harta, tetapi apa yang dicatat dalam Lukas 22:41-42 sepertinya tidak akan terjual laris saat ini sebagaimana buku-buku yang berkaitan dengan doa Yabez. Dikatakan dalam ayat-ayat tersebut, "Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kirakira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: 'Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau,
Página (Page)6
ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.'" Penciptaan Mari kita memikirkan tentang penciptaan dalam Kejadian 1:26-31. Penciptaan adalah satu refleksi dari kebaikan Allah. Allah tidak disebut baik dalam Kejadian pasal 1. Segala sesuatu yang Ia ciptakan yang disebut baik, dan semuanya merupakan satu refleksi dari kebaikanNya. Hal-hal material yang diciptakan oleh Allah adalah baik. Manusia yang diciptakan adalah baik. Kejadian 1:31 mengatakan, "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik." Penciptaan adalah satu refleksi dari kebaikan Allah, dan penciptaan tunduk kepada otoritas Allah. Allah yang memiliki segala sesuatu tanpa kecuali. Semuanya adalah milik Allah. Manusia tidak memiliki apa pun, bahkan manusia tidak memiliki hidupnya sendiri. Kemudian Allah mempercayakan ciptaanNya kepada manusia. Manusia menjalankan pemerintahan di bawah Allah atas dunia material. Itulah yang dikatakan dalam Mazmur 8:5-8. Namun semua itu adalah milik Allah, manusia tidak memiliki apa pun. Manusia memiliki pemerintahan di bawah otoritas Allah atas dunia material, dan ia memiliki tanggung jawab di hadapan Allah atas dunia material tersebut. Kejadian 2:15 mengatakan, "TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu." Ayat ini mempunyai makna yang sangat penting. Allah yang memiliki segala sesuatu, dan Ia telah mempercayakan hal-hal dalam ciptaanNya kepada kita. Tidak ada sesuatu pun yang menjadi milik anda, bahkan termasuk hidup anda sendiri. Itulah yang diajarkan kepada kita dalam Kejadian 1, yakni bahwa segala sesuatu dalam ciptaan ini adalah milik Allah. Ciptaan merupakan satu refleksi dari kebaikan Allah, ciptaan tunduk kepada otoritas Allah, dan ciptaan adalah penerima kemurahan Allah. Sejak awal penciptaan kita melihat bagaimana Allah menunjukkan diriNya sebagai Allah yang memberi. Allah memberikan rupaNya bagi manusia untuk memilikinya. Ia memberikan hal-hal yang baik bagi manusia untuk dinikmati. Ini adalah keindahan yang kita lihat dalam Kejadian 1 dan 2 di mana kita melihat Allah, laki-laki dan perempuan, dan ciptaan lainnya, semua berada dalam keharmonisan. Kejatuhan Laki-laki dan perempuan menikmati ciptaan Allah, dan segala sesuatunya adalah baik sampai apa yang terjadi dalam Kejadian pasal 3 di mana manusia mempertanyakan kebaikan Allah. Kejadian 3:1-7 menceritakan kepada kita tentang peristiwa kejatuhan manusia.
Página (Page) 7
Pada saat manusia jatuh ke dalam dosa, saat itulah manusia menolak otoritas Allah, dan ia menolak kemurahan Allah, dan pada saat dosa masuk ke dalam dunia, gambar Allah menjadi tercemar dalam diri manusia. Hal-hal yang baik disalahgunakan oleh manusia. Ini adalah kunci. Bukan bahwa apel atau buah yang dimakan itu buruk di dalam dan dari dirinya sendiri. Yang terjadi adalah bahwa ada keinginan untuk berdosa dalam diri manusia yang sedang mendekati buah tersebut, karena ia mempertanyakan kebaikan Allah, ia menolak otoritas Allah, dan apa yang terjadi adalah bahwa hal-hal yang baik yang telah diciptakan oleh Allah disalahgunakan oleh manusia berdosa, dan sekarang manusia membutuhkan penebusan Allah. Manusia membutuhkan anugerah agar ia dapat didamaikan dengan Allah, dan manusia membutuhkan anugerah untuk berhubungan dengan hal-hal yang ada dalam ciptaan. Anda melihat bagaimana apa yang terjadi dalam Kejadian 3 mempengaruhi pemahaman kita tentang halhal dalam ciptaan, harta, dan barang-barang. Yang kita lihat dalam Kejadian 3 adalah pengunaan yang dikuasai oleh dosa atas hal-hal dalam ciptaan, dan kita memerlukan anugerah untuk mengetahui bagaimana kita dapat berhubungan dengan hal-hal tersebut. Kita memiliki janji penebusan dalam Kejadian 3:15, yaitu janji tentang seorang penebus yang akan datang dan yang akan mengalahkan Setan. Allah berkata kepada ular itu, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Itulah penciptaan dan kejatuhan. Para Leluhur Apa yang terjadi ini menyiapkan jalan bagi munculnya para leluhur. Jadi sekarang kita mempunyai dunia di mana manusia tidak tahu bagaimana berhubungan dengan hal-hal dalam ciptaan. Dikatakan dalam Kejadian 12:1-3. Para leluhur. Allah memberkati umatNya dalam Kejadian 12 untuk mencapai tujuanNya. Perhatikan konteks yang ada di sini. Dalam Kejadian 12 kita melihat bagaimana Allah membentuk satu umat. Di sini kita melihat salah satu janji yang pertama, yang pada dasarnya berkaitan dengan kemakmuran. Allah berkata, "Aku akan memberkati engkau, Abraham." Allah sedang membentuk satu umat. Kejadian 15:5-6 mengatakan, "Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: ‘Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.’ Maka firman-Nya kepadanya: ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.’ Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Satu umat yang tinggal di satu negeri. Allah akan membawa mereka ke satu negeri yang akan menjadi milik mereka. Berkat kemakmuran yang Allah berikan kepada Abraham dapat dilihat dalam Kejadian 15:7: "Lagi firman TUHAN kepadanya: ‘Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.’"
Página (Page)8
Allah sedang membentuk satu umat yang akan tinggal di satu negeri disertai harta. Kejadian 20:14-15 mengatakan, "Kemudian Abimelekh mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba laki-laki dan perempuan, lalu memberikan semuanya itu kepada Abraham; Sara, isteri Abraham, juga dikembalikannya kepadanya. Dan Abimelekh berkata: "Negeriku ini terbuka untuk engkau; menetaplah, di mana engkau suka." Kita melihat bagaimana Abraham mulai memperoleh harta. Domba dan sapi, hamba laki-laki dan hamba perempuan diberikan kepada Abraham. Satu umat di negeri disertai harta untuk suatu tujuan, tetapi apa tujuannya? Kejadian 18:17-19,… Sejak awal dalam Kejadian 12 Allah mengatakan, "Aku akan memberkati engkau dan semua bangsa di bumi akan mendapat berkat. Karena itu Aku akan memberikan semua ini untuk suatu tujuan, yaitu agar engkau dapat menjadi berkat sampai ke ujung-ujung bumi. " Itulah yang Allah lakukan. Inilah makna keseluruhan janji tentang kemakmuran dalam Kejadian 12. Allah sedang membentuk satu umat yang berdiam di satu negeri disertai harta untuk satu tujuan. Allah menggunakan kekayaan dan kemakmuran untuk mencapai tujuanNya. Perhatikan bahwa semua ayat ini yang berbicara tentang kekayaan yang Allah berikan kepada para leluhur. Dalam Kejadian 26:12-13 kita melihat bagaimana Allah memberikan kepada Ishak semua yang Ishak miliki. "Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya." Lalu dalam Kejadian 30:43 kita melihat kekayaan yang dimiliki oleh salah seorang anak Ishak, yaitu Yakub, "Maka sangatlah bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai banyak kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan keledai." Lalu dalam Kejadian 47:27, mendekati akhir kitab ini, dikatakan tentang Yakub, "Maka diamlah Israel di tanah Mesir, di tanah Gosyen, dan mereka menjadi penduduk di situ. Mereka beranak cucu dan sangat bertambah banyak." Namun perhatikan bahwa berkat-berkat material tidak dimaksudkan untuk menjadi akhir di dalam dan dari dirinya sendiri. Allah sedang melakukan sesuatu di sini. Ia sedang membentuk satu umat disertai harta yang bediam di satu negeri untuk satu tujuan, yakni untuk membawa berkat rohani dan material ke seluruh dunia. Itulah yang dinyatakan dalam kitab Kejadian. Hal ini membawa kepada kebenaran yang kita lihat dalam bagian akhir dari kitab Kejadian ini, dan ini benar-benar menarik. Ya, Allah menggunakan kekayaan dan kemakmuran untuk mencapai tujuanNya itu, tetapi Allah juga menggunakan kelaparan dan kepedihan untuk mencapai tujuanNya. Yusuf dijual sebagai budak dan kemudian dihukum secara tidak adil dengan cara dipenjarakan. Ia menderita selama bertahun-tahun, ia dibawa ke rumah Potifar, dan kemudian ia dibawa ke hadapan Firaun. Ini adalah gambarannya. Kejadian 50:19-20 menyimpulkan semua ini.
Página (Page) 9
Bahkan di tengah-tengah kepedihan dan kejahatan sekalipun, Allah sedang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuanNya. Jadi, Allah mencapai tujuanNya melalui kekayaan dan kemakmuran, dan juga melalui kelaparan dan kepedihan. Semua ini digunakan untuk mencapai tujuanNya. Keluaran Ini membawa kita ke kitab Keluaran, yang mengisahkan bagaimana Allah melepaskan umatNya keluar dari perbudakan di Mesir. Dikatakan dalam Keluaran 12:37-38, "Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi." Allah adalah setia untuk menyelamatkan umatNya. Ia melihat umatNya dalam penderitaan mereka. Allah berkata kepada Musa dalam Keluaran 3:7 dan 8. Ketika mereka menderita, ketika mereka menderita secara material, ketika mereka menderita secara fisik, Allah mendengar mereka, dan Ia melepaskan umatNya dari perbudakan mereka. Ia membawa mereka keluar dari Mesir. Keluaran 12:50-51 mengatakan, "Seluruh orang Israel berbuat demikian; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa dan Harun, demikianlah diperbuat mereka. Dan tepat pada hari itu juga TUHAN membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir, menurut pasukan mereka." Allah adalah setia untuk menyelamatkan umatNya. Ia adalah setia untuk menyelamatkan, dan Ia juga adalah setia untuk memberkati. Di sinilah saya ingin agar kita merenungkan tentang tujuan harta yang kita miliki. Kita akan melihat peranan harta dalam kitab Keluaran. Apa yang kita lihat adalah bahwa kekayaan yang mereka miliki dimaksudkan oleh Allah agar digunakan untuk beribadah. Allah berulangulang mengatakan dengan jelas tentang hal tersebut. Dikatakan dalam Keluaran 10:24-26. Dengan perkataan lain, mereka membutuhkan harta untuk beribadah. Kekayaan itu dimaksudkan untuk digunakan dalam konteks ibadah. Jadi, ketika Allah membawa mereka keluar dari Mesir, umat Israel membawa harta bersama mereka. Mereka menjarah tanah Mesir sebagaimana yang dikatakan dalam Keluaran 12:35-36, " Orang Israel melakukan juga seperti kata Musa; mereka meminta dari orang Mesir barang-barang emas dan perak serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu." Mereka membawa semua harta mereka. Jadi anda melihat bahwa harta dimaksudkan untuk digunakan dalam konteks ibadah. Selanjutnya, kekayaan dipelintir oleh manusia untuk digunakan dalam penyembahan berhala. Apa yang kita temukan adalah bahwa Allah memberikan harta kepada mereka pada waktu mereka meninggalkan
Página (Page)10
Mesir, supaya mereka dapat membangun satu Kemah Pertemuan atau Tabernakel, tetapi sebelum mereka menggunakan harta mereka tersebut, kita membaca dalam Keluaran 32:1-4,…
Sementara Musa bertemu dengan Allah di gunung untuk mengetahui tentang bagiamana bentuk Kemah Pertemuan yang akan dibangun itu, umat Israel menggunakan harta mereka untuk membangun lembu emas. Kekayaan yang dimaksudkan agar digunakan untuk ibadah telah dipelintir untuk digunakan dalam penyembahan berhala. Allah adalah setia untuk menyelamatkan dan Ia adalah setia untuk memberkati. Ia memberikan berkat-berkatNya untuk tujuan ibadah. Allah adalah setia untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan umatNya. Allah memberikan kepada umatNya apa yang mereka butuhkan. Ketika mereka dalam pengembaraan menuju Tanah Perjanjian, Allah menyediakan makanan dari surga, manna dari surga. Jika anda mencoba untuk menyimpannya sampai hari berikutnya, itu akan membusuk. Keluaran 16:16-18. Allah memberikan kepada umatNya apa yang mereka butuhkan, dan Ia melarang umatNya untuk menyimpan kelebihan yang mereka miliki yang melampaui kebutuhan mereka. Jangan menyimpannya. Dikatakan dalam Keluaran 16:19-20, "Musa berkata kepada mereka: 'Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.' Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka." Allah ingin mengatakan kepada mereka, "Andalkanlah Aku setiap hari untuk memberikan kepadamu makanan, dan hal-hal material yang kamu butuhkan." Ia melarang umatNya untuk menyimpan kelebihan yang mereka miliki yang melampaui kebutuhan mereka. Ia ingin agar mereka bergantung padaNya setiap hari. Ia ingin agar mereka bergantung padaNya untuk harta mereka, dan agar mereka tidak menggunakannya sesuai keinginan mereka sendiri. Taurat Apa yang terjadi ini kemudian membuka jalan bagi Taurat. Ulangan 6:1-5 merupakan satu ringkasan dari esensi Taurat, dan kita mulai melihat beberapa pernyataan yang detail yang sangat spesifik dalam Taurat tentang bagaimana harta mereka harus digunakan. Pertama, Allah mempercayakan tanah dan harta kepada semua umatNya. Bilamana anda membaca Bilangan 26:52-56, apa yang anda lihat adalah bahwa setiap suku diberikan warisan masing-masing. Negeri ini akan dibagi melalui undian. Setiap orang akan diberikan tanah dan harta di atas tanah tersebut. Semua keluarga, semua klan, menerima bagian dalam properti tersebut.
Página (Page)
1 1
Itu adalah rencana Allah bagi umatNya, Ia memberi kepada mereka tanah untuk menjadi milik mereka. Kita dapat melihat sejak awal di sini gagasan tentang milik pribadi. meskipun itu bukan milik pribadi dalam arti yang sebenarnya, karena itu adalah milik Allah, tetapi Ia ingin agar setiap orang dari antara umatNya memiliki tanah dan harta. Kemudian, Allah memberikan hukum-hukum untuk mengatur tentang bagaimana umatNya menggunakan tanah dan harta mereka. Misalnya hukum yang tertulis dalam Keluaran 20:15, "Jangan mencuri." Contoh yang lain dapat dilihat dalam Keluaran 20:17, "Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu." Demikian juga misalnya Ulangan 16:19, "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar." Sekali lagi, lihat Ulangan 19:14, "Janganlah menggeser batas tanah sesamamu yang telah ditetapkan oleh orang-orang dahulu di dalam milik pusaka yang akan kaumiliki di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milikmu." Pada dasarnya, Allah memberikan kepada mereka empat jenis hukum. Pertama, hukum-hukum yang melarang bunga. Ada beberapa bagian tertentu di dalam Taurat yang melarang umat Israel untuk meminjamkan uang satu kepada yang lain dengan menerapkan bunga. Hal ini disebabkan oleh adanya kebiasaan yang umum dalam budaya di sekitar Israel di mana terdapat praktek peminjaman uang dengan mengambil keuntungan dari orang lain, dan Allah ingin agar umatNya menjadi berbeda. Salah satu teks yang berbicara tentang ini ialah Imamat 25:35-37 yang mengatakan, "Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba." Contoh yang lain dapat dilihat dalam Ulangan 23:19, "Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apa pun yang dapat dibungakan." Itulah hukum-hukum yang berisi larangan terhadap penerapan bunga. Kemudian yang kedua adalah hukum-hukum yang mengatur waktu perhentian. Tuhan memprioritaskan waktu perhentian di antara umatNya. Misalnya perhentian Sabat yang diadakan pada setiap hari ketujuh. Kita sudah mengenal dengan baik tentang perhentian pada hari ketujuh. Keluaran 20:8-11.
Página (Page)12
Tahun Sabat adalah hukum kedua yang mengatur tentang waktu perhentian, dan tentu anda dapat menduga bahwa yang dimaksudkan di sini ialah perhentian pada setiap tahun yang ketujuh. Perhentian ini terjadi setiap tujuh tahun. Keluaran 23:10-11 mengatakan bahwa anda harus membiarkan tanah anda untuk tidak diolah selama tahun Sabat. Ini akan memberikan kebaikan bagi tanah tersebut. Dengarkan apa yang dikatakan dalam teks ini, “Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya, tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu." Jadi ini dilakukan untuk kebaikan tanah dan untuk kebaikan orang-orang miskin. Anda melihat bahwa tahun Sabat ini disebutkan lagi dalam Imamat 25:1-7. Selama tahun Sabat ini, beberapa hal yang penting terjadi. Yang pertama, utang-utang dibatalkan. Dikatakan dalam Ulangan 15:1-3, "Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang. Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi TUHAN. Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah kauhapuskan." Setiap kreditur atau orang yang berpiutang harus melepaskan apa yang telah dipinjamkan kepada tetangganya. Tidak hanya utang yang dibatalkan, tetapi juga hamba-hamba dibebaskan. Ulangan 15:12-15. Hamba-hamba tersebut buikan hanya dibebaskan, tetapi juga anda tidak boleh membiarkan mereka pergi dengan tangan kosong. Anda harus mengirim mereka pergi dengan sesuatu yang diberikan bagi mereka. Jadi, tahun yang ketujuh adalah baik jika anda mempunyai utang yang banyak atau itu adalah tahun yang baik jika anda adalah budak. Anda berharap dengan sukacita akan datangnya tahun Sabat. Semua itu menunjuk ke hukum ketiga yang mengatur tentang waktu perhentian, yaitu Tahun Yobel. Tahun Yobel adalah waktu di mana anda akan bersukacita setelah 49 tahun. Berbicara tentang sesuatu yang radikal, kita dapat melihat bahwa Imamat pasal 25 merupakan salah satu teks yang paling radikal dalam seluruh Kitab Suci. Dengarkan apa yang dikatakan dalam Imamat 25:8-12. Jadi, pada dasarnya, setiap lima puluh tahun Allah berkata, "Semua tanah harus dikembalikan kepada pemilik aslinya. Anda kembali ke klan anda." Selama rentang waktu lima puluh tahun, siapa yang tahu apa yang bisa terjadi selama empat puluh sembilan tahun itu? Cedera, penyakit dalam keluarga anda, kematian dalam keluarga anda, pergumulan-pergumulan finansial, dan mungkin kehilangan tanah. Mungkin anda telah menjadi budak, dan anda sedang dililit utang. Kemudian, bayangkan hal ini: mungkin
Página (Page)
1 3
untuk tiga puluh tahun atau lebih, anda telah hidup dalam perbudakan tanpa memiliki tanah, dan anda bekerja di tanah orang lain. Kemudian pada hari ini, sangkakala dibunyikan dan itu berati kebebasan bagi anda, dan anda kembali, dan tanah itu menjadi milik anda. Tanah yang sebelumnya menjadi milik anda diberikan kembali kepada anda. Itu adalah kabar baik bagi orang-orang miskin, dan, jangan lupa, itu adalah berita yang serius untuk orang-orang kaya. Jika anda adalah seorang pengusaha dan anda telah mengumpulkan semua tanah ini, kenyataannya adalah bahwa, walaupun anda telah memiliki semua tanah ini, namun akan datang suatu hari di mana semua itu akan diberikan kembali kepada pemilik aslinya. Jadi, kita melihat bahwa baik kemiskinan yang ekstrim maupun kekayaan yang ekstrim dihindari pada Hari Jobel. Tujuan ini dirancang untuk mengakui kekudusan Allah. Dikatakan dalam Imamat 25:23-24, "Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah." Ini merupakan satu pengingat untuk setiap orang yang kaya dan orang yang miskin bahwa pada akhirnya tanah tersebut adalah milik Allah. Kedua, ia dirancang untuk mendukung keluarga sehat, memperkuat keluarga, dan membawa keluarga kembali bersama-sama. Imamat 25:39-43. Ketiga, hukum-hukum ini dirancang untuk menghindari kemiskinan yang tanpa harapan. Dalam pasal yang sama, yakni Imamat 25:47-55. Tidak peduli seberapa buruk keadaan yang dialami, setiap orang yang menjalani kehidupan yang panjang, setidak-tidaknya sekali dalam seumur hidupnya ia memperoleh kesempatan untuk memulai sesuatu kembali secara segar, tidak peduli seberapa dalamnya sikap tidak bertanggung jawab yang telah diperlihatkan sebelumnya. Tidak peduli betapa sulitnya keadaan yang anda telah hadapi sebelumnya, anda memperoleh satu kali kesempatan untuk dapat memulainya secara baru, untuk dapat mengerjakannya secara baru, di mana anda menghindari kemiskinan yang tanpa harapan yang berulang kebali dan yang menjadi semakin buruk dan buruk. Tahun Yobel menandakan satu awal baru baik bagi masyarakat yang miskin maupun yang kaya. Kemudian, hukum-hukum ini dirancang untuk mempromosikan ibadah yang holistik. Dikatakan dalam Imamat 25:55, "Karena pada-Kulah orang Israel menjadi hamba; mereka itu adalah hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu." Ini merupakan satu pengingat bagi mereka bahwa Allah telah membawa mereka keluar dari Mesir, dan alasan mengapa Allah telah membawa mereka keluar dari Mesir. Mungkin yang paling penting adalah bahwa hukum-hukum ini dirancang untuk menjadi pertanda akan pengharapan di dalam Kristus. Imamat 25:9 mengatakan, "Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal
Página (Page)14
sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu." Bukanlah satu kebetulan bahwa sangkakala dibunyikan baik pada Hari Yobel maupun pada Hari Pendamaian. Pada Hari Pendamaian orang-orang diperdamaikan dengan Allah karena dosa-dosa mereka, demikian juga mereka diperdamaikan satu dengan yang lain, dan diperdamaikan dengan dunia material di sekelilingnya. Rekonsiliasi dengan Allah membawa pemulihan hubungan dengan orang lain. Hal ini membuka jalan bagi apa yang terjadi di kemudian hari, yakni sebagaimana yang terjadi ketika Yesus akan memulai pelayananNya. Saat itu Ia sedang berada di rumah ibadah, dan gulungan kitab itu diberikan kepadaNya. Dikatakan dalam Lukas 4:17-21. Ini adalah sesuatu yang indah. Pembebasan telah datang. Tidak peduli betapa sulitnya keadaan sebelumnya yang anda alami, tidak peduli seberapa tertindasnya anda dalam dosa dan pergumulan, pembebasan telah datang. Semua ini adalah hukum-hukum tentang waktu perhentian. Ketiga, hukum-hukum mengenai persepuluhan dan persembahan. Imamat 27:30 mengatakan, "Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN." Ada banyak hukum lain yang berada dalam kelompok ini. Walaupun di sini dibicarakan tentang persepuluhan atau sepersepuluh bagian, namun kenyataannya adalah bahwa ada tiga jenis persembahan yang disebutkan di sini, dan umat Israel pada akhirnya memberikan lebih dari hanya sepuluh persen. Yang digambarkan di sini ialah perpuluhan dan pajak. Dalam konteks umat Israel, beberapa dari jumlah uang yang mereka berikan lebih setara dengan apa yang anda dan saya berikan dalam kaitan dengan pajak saat ini. Persembahan mereka digunakan untuk kebutuhan masyarakat dan tugas pemerintah. Persepuluhan dan pajak diberikan untuk, pertama-tama, mendukung para imam dan orang-orang Lewi. Mereka memberikan persepuluhan untuk mendukung para imam dan orang-orang Lewi. Itu yang dikatakan dalam Bilangan 18:21-24. Jadi, persembahan yang pertama dan yang paling penting adalah memberikan milik anda yang pertama dan yang terbaik untuk tujuan-tujuan religius.
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page)
1 5