Series: Sermon Series
Title: Rahasia Gereja Keluarga, Pernikahan, Seks dan Injil Part: 7 Speaker: Dr. David Platt Date: 4 November 2011 Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
ISU-ISU KHUSUS Perbedaan Seksual di dalam Gereja Sekarang mari kita lihat tentang perbedaan seksual di dalam gereja. Yang saya maksudkan dengan topik ini adalah bagaimana peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, yang telah kita lihat sebelumnya, dapat diwujudkan di dalam gereja. Apa yang terutama saya ingin lakukan adalah mempertimbangkan satu bagian Kitab Suci dalam Perjanjian Baru yang sering memunculkan banyak pertanyaan tentang masalah ini, tetapi juga yang memberikan terang pada masalah ini. Dalam 1 Timotius 2:11-15 Paulus berkata, "Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah
Página (Page)
1
laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Lagi pula, bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan. Segera setelah kita membaca teks ini, kita perlu ingat bahwa teks ini tidak berdiri sendiri. Bagian ini terkait dengan apa yang ditulis sebelumnya dalam surat 1 Timotius dan apa yang ditulis setelah itu. Kita tidak punya waktu untuk melakukan studi menyeluruh tentang konteks di sekitar bagian ini, tetapi cukup untuk mengatakan bahwa dalam bagian pertama dari 1 Timotius 2, Paulus memanggil Timotius dan jemaat di Efesus untuk berdoa dan beribadah dalam terang kerinduan Allah bagi keselamatan semua orang. Dalam bagian pertama pasal ini, kita melihat tentang siapa yang harus berdoa dan apa yang harus didoakan, dan kemudian Paulus mengatakan kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita bersikap ketika kita berdoa. Kita harus menjadi laki-laki dan perempuan yang membawa kemuliaan bagi Allah di dalam gereja. Itulah yang ditulis sebelumnya. Kemudian, dalam 1 Timotius 3, Paulus berbicara tentang kepemimpinan dalam gereja, khususnya tentang para penatua yang memimpin di gereja. Kita akan melihat dalam beberapa saat lagi mengapa itu begitu penting. Jadi, teks ini tidak berdiri sendiri dalam surat ini, dan juga tidak berdiri sendiri dalam sejarah. Sebagai contoh, Paulus menangani beberapa hal spesifik yang terjadi dalam jemaat di Efesus. Kita tahu dari 1 Timotius pasal 4 bahwa ada guru-guru di Efesus yang mendorong perempuan dan laki-laki agar tidak menikah. Mereka meremehkan keindahan pernikahan. Dalam 1 Timotius pasal 5, yang kita telah lihat ketika kita berbicara tentang para janda, ada sekelompok perempuan muda yang belum menikah yang menghabiskan waktu mereka dengan bergosip dalam jemaat. Kemudian, jika anda melihat dalam 2 Timotius pasal 3, anda menemukan bahwa ada sekelompok perempuan yang terpengaruh oleh pengajaran palsu dan hidup sesuai dengan nafsu duniawi. Jadi, apa yang anda lihat terjadi dalam jemaat di Efesus adalah beberapa masalah, kemungkinan satu masalah yang signifikan, dengan beberapa perempuan yang meremehkan doktrin yang saleh, perilaku yang saleh, dan kepemimpinan yang saleh dalam jemaat. Perlu diingat bahwa Paulus tidak hanya memilih untuk berbicara tentang perempuan di sini. Ia menulis seluruh isi 1 Timotius pasal 1 dengan tujuan agar jemaat waspada terhadap orang-orang di dalam jemaat yang mengajarkan doktrin yang palsu. Jadi, Paulus berbicara tentang berbagai hal yang kita lihat dalam bagian yang tampaknya sulit untuk ditafsirkan dalam 1 Timotius 2:11-15. Dua Prinsip ...
Página (Page)
2
Ada dua prinsip yang perlu diingat yang akan membantu kita bilamana kita menafsirkan setiap bagian Kitab Suci, dan juga akan membantu kita dalam memahami teks ini. Prinsip yang pertama adalah prinsip harmoni: kita menafsirkan satu bagian dalam Kitab Suci dalam terang seluruh Kitab Suci. Yang saya maksudkan dengan itu adalah apa yang dikatakan Paulus kemudian dalam 2 Timotius 3:16 bahwa "Seluruh tulisan dalam Kitab Suci diilhamkan oleh Allah." Dengan kata lain, Kitab suci mempunyai penulis utama: Allah, dan Ia tidak pernah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan diriNya. Jadi, jika kita melihat satu bagian di sini dan bagian lain di tempat lain yang tampaknya bertentangan, kita perlu melihat ke dalam konteks masing-masing bagian tersebut di bawah keyakinan bahwa pada akhirnya, kedua bagian tersebut tidak saling bertentangan. Mari kita berpikir tentang Trinitas. Anak saya yang berumur lima tahun telah bertanya tentang Trinitas, jadi kita akan menggunakannya sebagai contoh. Ulangan pasal 6 mengatakan bahwa ada satu Allah, Bapa kita. Yohanes pasal 10 mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Kisah Para Rasul pasal 5 mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Bagaimana bisa satu Allah menjadi Bapa kita dan Yesus dan Roh Kudus? Di sinilah kita mengerti masing-masing kebenaran atau teks ini dalam terang yang lain. Ya, hanya ada satu Allah, dan Ia menyatakan diriNya dalam tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Jadi, kita menempatkan seluruh bagian Kitab Suci bersama untuk memahami masing-masing bagian di dalam Kitab Suci. Itulah prinsip pertama: prinsip harmoni. Kemudian, prinsip kedua adalah prinsip sejarah: Allah telah menyatakan kebenaran-kebenaran dalam Kitab Suci dalam konteks sejarah dan budaya tertentu. Kita telah berbicara tentang beberapa hal ini. Surat 1 Timotius tidak muncul dalam Alkitab tanpa latar belakang tertentu. Ini adalah surat yang ditulis dari Paulus kepada Timotius untuk jemaat di Efesus pada abad pertama. Ada satu konteks sejarah dan budaya tertentu di sini. Yang berarti bahwa kita harus bertanya, "Bagian manakah dari suatu teks yang merupakan ekspresi budaya (yang dapat berubah)?" Tepat sebelum teks ini Paulus mengatakan, "Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal." Apakah itu berarti bahwa kita perlu mulai melihat ke sekeliling kita apakah ada perempuan yang rambutnya berkepang-kepang dalam gereja? Atau kita menahan mereka di pintu dan mengatakan, "Maaf, tata rambut anda tidak sejalan dengan apa yang dikatakan dalam teks ini. Pulang ke rumah dan perbaiki." Atau, "Anda mengenakan kalung mutiara, anting-anting emas. Tanggalkan semua itu di pintu. Itu akan membantu persembahan bagi misi kita. Kita harus semakin radikal." Tidak, pasti tidak demikian.
Página (Page)
3
Bahkan ini tidak hanya dalam konteks kita. Bayangkan satu konteks di Afrika di mana perempuan Kristen telah memelihara gaya rambut tradisional dengan desain yang rumit. Itu adalah gaya rambut tradisional dan itu tidak mahal dan tidak mencolok. Model rambut tersebut tidak memiliki nuansa seksual. Jadi, apakah salah bagi mereka untuk memiliki rambut yang berkepang-kepang sesuai dengan tradisi mereka? Tidak. Di Efesus, hal-hal ini digunakan untuk menarik perhatian kepada diri mereka dan kepada kekayaan mereka melalui cara-cara yang tidak sehat. Itu tidak mungkin terjadi di antara masyarakat Dinka di Afrika Tengah. Namun, kita juga harus bertanya, "Bagian manakah dari teks ini yang merupakan wahyu sentral Allah (yang tidak pernah berubah)?" Dalam contoh itu jelas bahwa wahyu yang sentral, yaitu apa yang Allah telah katakan kepada semua orang dari segala zaman dalam semua budaya adalah, "Jangan menghiasi diri dengan hal-hal yang menarik perhatian kepada diri sendiri dan kepada kekayaanmu dengan cara yang tidak sehat. Berpakaian dan hidup dengan cara yang menarik perhatian kepada Allah " Prinsip ini tidak pernah berubah. Kita harus benar-benar berhati-hati dengan prinsip ini, karena di sinilah orang dengan tidak bertanggung jawab mulai melempar keluar segala macam hal dari Alkitab. Kita telah melihat bagaimana orang mengatakan, "Homoseksualitas tidak dikecam dalam Alkitab. Itu adalah satu masalah pada zaman dulu karena mereka tidak tahu tentang ilmu pengetahuan sebagaimana sekarang, dan bagaimana keinginan tersebut adalah alami dan tidak dapat diubah, sedangkan sekarang kita mengetahuinya." Jadilah sangat, sangat berhati-hati agar kita tidak membuang kebenaran-kebenaran yang Alkitab nyatakan dengan jelas dan berulang-ulang karena kita ingin mengakomodasi budaya kita sendiri. Setelah mengatakan ini, ketika kita datang untuk mempelajari Kitab Suci, kita harus berpikir melalui kedua prinsip ini, yang keduanya sama-sama menolong kita dalam menafsirkan 1 Timotius 2:11-15. Dua Pengingat ... Itulah dua prinsip, dan ada juga dua pengingat yang kita telah lihat sebelumnya. Yang pertama: Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan martabat yang setara. Kedua: Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan peran yang saling melengkapi. Bilamana Alkitab berbicara tentang peran yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan, itu bukanlah tentang superioritas atau inferioritas, bukanlah tentang perbedaan dalam nilai atau martabat, melainkan perbedaan dalam peran. Kita telah melihat bagaimana hal ini berlaku di rumah tangga dalam teks seperti Efesus pasal 5. Sekarang, dalam 1 Timotius 2:11-15, kita melihat bagaimana hal ini diterapkan dalam gereja. Bagian ini adalah tentang martabat yang setara dan peran yang saling melengkapi dalam gereja.
Página (Page)
4
Dua Larangan ... Larangan pertama adalah bahwa perempuan tidak boleh mengajar sebagai penatua, pendeta atau penilik dalam gereja. Kemudian, larangan kedua: perempuan tidak boleh memimpin sebagai penatua, pendeta atau penilik dalam gereja. Paulus mengatakan, "Aku tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri." Artinya bahwa perempuan dengan senang hati tunduk kepada kepemimpinan para penatua yang melayani sebagai hamba. Saya menekankan tentang servant leadership atau "kepemimpinan yang melayani" karena penatua dan pendeta memimpin dengan cara melayani tubuh Kristus. Pada waktu ini terjadi, Paulus mengatakan bahwa perempuan, dan juga laki-laki lainnya yang bukan penatua, dengan senang hati harus tunduk kepada kepemimpinan hamba tersebut, dalam semangat Ibrani 13:17, "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya, supaya mereka melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." Mereka tidak boleh memberontak terhadap kepemimpinan para penatua yang memenuhi syarat dan yang meniru Kristus dalam gereja. Apakah itu berarti bahwa seorang perempuan tidak bisa berada pada setiap jenis posisi kepemimpinan di dalam gereja? Saya sama sekali tidak berpikir bahwa itu yang Paulus maksudkan. Sebagaimana dengan mengajar, berdasarkan bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru, dan sekali lagi berdasarkan apa yang dikatakan Paulus di tempat lain dalam Perjanjian Baru, perempuan dapat memimpin dalam berbagai posisi di dalam gereja di bawah otoritas kepemimpinan para penatua. Dengan perkataan lain, dengan tunduk kepada kepemimpinan para penatua, perempuan bebas untuk memimpin dalam berbagai posisi yang berbeda. Dua Pertanyaan … Beberapa orang mungkin bertanya, "Selain dari seorang penatua, apakah ada posisi lain yang tidak boleh dipimpin oleh seorang perempuan?" "Bagaimana dengan kelompok kecil?" "Bagaimana mengajar teologi di kelas atau di seminari?" "Bagaimana melakukan ini atau itu?" Ada begitu banyak skenario dan kemungkinan yang berbeda, yang masing-masing perlu didekati oleh pemimpin dan penatua gereja dengan teliti dan pertimbangan, tetapi menurut saya ada dua pertanyaan yang harus menjadi panduan satu gereja, dan para penatua, dalam kaitan dengan kemungkinan-kemungkinan tersebut. Pertanyaan pertama: pada saat seorang perempuan mengajar atau memimpin, apakah ia merefleksikan pola Allah dalam Kitab Suci? Artinya, kita melihat para perempuan melakukan banyak hal yang berbeda dalam Perjanjian Baru, dan di mana kita melihat hal itu terjadi dalam cara-cara yang sehat dalam gereja Perjanjian Baru, kita dapat didorong untuk melihat hal yang sama terjadi di gereja masa kini. Misalnya,
Página (Page)
5
anda melihat para perempuan yang lebih tua diperintahkan untuk mengajar para perempuan muda dalam gereja Perjanjian Baru, sehingga hal yang sama perlu terjadi dalam gereja kita. Anda juga melihat perempuan mengajar anak-anak, sehingga sangat baik bagi kita untuk mendorong peran perempuan dalam pengajaran dan kepemimpinan di kalangan anak-anak. Meskipun demikian, saya akan mengatakan bahwa anak-anak kita juga perlu melihat laki-laki yang juga menonjol dalam memimpin anak-anak dalam gereja. Itu tentu adalah gambaran yang Allah telah rancangkan untuk rumah tangga, yang membawa kita ke pertanyaan kedua yang ingin saya ajukan: pada saat seorang perempuan mengajar atau memimpin, apakah ia memperkuat prioritas perannya di rumah tangganya sebagaimana Allah rancangkan? Artinya, Allah telah menetapkan peran kepemimpinan bagi laki-laki dan ketundukan bagi perempuan dalam rumah tangga, yang telah kita bicarakan, yakni istri tunduk kepada suami, dan suami memimpin istri dengan mengasihinya dan melayaninya. Ini adalah rancangan Allah untuk rumah tangga, dan kita perlu berhati-hati untuk tidak memotong prioritas yang telah Allah tetapkan dalam rumah tangga dengan cara kita memimpin di gereja. Kita ingin menampilkan dalam setiap kesempatan, terutama di zaman kita ini, kita ingin menampilkan kepemimpinan laki-laki yang saleh, rendah hati, penuh kasih, dan yang mau berkorban di gereja dengan cara yang mengikuti pola kepemimpinan suami dalam rumah tangga mereka. Kita juga ingin menampilkan dalam setiap kesempatan sikap ketundukan perempuan yang dilakukan dengan senang hati, dengan rela, dan yang saleh di gereja yang mengikuti pola kepemimpinan untuk perempuan dalam rumah tangga mereka. Saya tidak mengatakan bahwa kedua pertanyaan ini akan membuat segalanya mudah dan menjadi petunjuk yang formal, tetapi saya percaya bahwa pertanyaan-pertanyaan ini akan sangat membantu dalam mempertimbangkan peran mengajar dan memimpin yang bagaimanakah yang mungkin diambil oleh perempuan, di luar dari jabatan penatua. Alkitab adalah jelas dalam hal larangan terhadap perempuan untuk mengajar dan memimpin sebagai seorang penatua, namun di luar itu, beberapa hal tidak dinyatakan sejelas larangan tersebut. Karena itu kita harus jelas dalam hal-hal di mana Kitab Suci jelas, dan kita harus bijaksana dalam hal-hal di mana Kitab Suci tidak begitu jelas. Dua Alasan … Dua alasan untuk semua ini. Paulus mengatakan dalam 1 Timotius 2:13-14, "Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Lagi pula, bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa." Alasan pertama: rancangan Allah dalam penciptaan adalah bahwa Allah memberikan otoritas kepada laki-laki. "Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa." Di sinilah kita mengetahui bahwa apa yang Paulus katakan di sini bukan hanya ekspresi
Página (Page)
6
budaya, melainkan ini adalah wahyu sentral. Dasar pernyataan Paulus dalam 1 Timotius 2 adalah yang dinyatakan dalam Kejadian pasal 1 dan 2 ketika Allah menciptakan laki-laki sebelum perempuan. Paulus tidak hanya mendasarkan pernyataannya ini pada pendapat manusia (yang berubah), tetapi pada wahyu ilahi (yang tidak pernah berubah). Paulus menunjuk ke rancangan Allah dalam penciptaan, dan kemudian ia menunjuk ke upaya Setan untuk menghancurkan pola penciptaan: laki-laki menyerahkan otoritasnya kepada perempuan. Ketika Paulus berkata dalam ayat 14 bahwa Adam tidak tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda, ia tidak mengatakan, "Perempuan tidak boleh memimpin karena mereka lebih mudah ditipu." Tidak, ia menunjuk kembali, lagi, kepada apa yang kita lihat sebelumnya, bahwa seluruh gambaran tentang dosa yang memasuki dunia dalam Kejadian 3 dimulai ketika Setan berusaha menghancurkan rancangan Allah, yakni ketika ia mendekati Hawa dan bukannya Adam, dan melemahkan tanggung jawab Adam sebagai pemimpin rumah tangganya. Pada gilirannya, Adam hanya duduk diam dan tidak melakukan apa pun. Rancangan Allah didistorsi atau dibelokkan, dan dosa masuk ke dalam dunia ketika laki-laki melepaskan tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya untuk memimpin. Adam tidak menunjukkan kepemimpinannya yang saleh dan ramah. Dikatakan dalam Kejadian 3:17, "Lalu firman-Nya kepada manusia itu: 'Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu ..." Jadi, Paulus menunjuk kembali ke peristiwa ini dan mengatakan kepada jemaat, "Rancangan Allah adalah baik." Baik di rumah dan juga di gereja. Rancangan Allah untuk laki-laki yang memenuhi persyaratan untuk memimpin sebagai penatua adalah baik, sebagaimana rancangan Allah untuk laki-laki yang saleh untuk memimpin sebagai suami adalah baik. Dua hal yang tidak kita tahu dengan pasti .. Semua itu kemudian membawa kita ke satu pernyataan yang mengejutkan dalam 1 Timotius 2:15, "Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan." Apa artinya? Hanya Allah yang tahu. Itulah jawaban saya. Ada dua hal yang kita tidak tahu dengan pasti. "Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan." Dari semua penafsiran yang masuk akal dari ayat ini, dua yang benar-benar menonjol sebagai kemungkinan yang terdekat.
Página (Page)
7
Pertama, orang bertanya-tanya, "Apakah 1 Timotius 2:15 berbicara tentang keselamatan melalui keturunan Hawa?" Pada dasarnya ada gagasan bahwa ini adalah referensi yang disengaja tentang bagaimana, walaupun perempuan yang lebih dahulu makan buah itu dan dosa masuk ke dalam dunia melalui dirinya, janji bahwa Juruselamat akan masuk ke dalam dunia melalui keturunan perempuan. Melalui garis perempuan seorang anak akan lahir, sebagaimana dikatakan dalam Kejadian 3:15, yang akan menginjak-injak kepala ular. Itu adalah satu kemungkinan. Kemungkinan lain: Apakah 1 Timotius 2:15 berbicara tentang pentingnya perempuan dalam mengasuh anak? Dalam terang situasi pada masa itu di mana peran perempuan di rumah, dalam pernikahan, dan dalam melahirkan anak dilemahkan oleh guru-guru palsu, mungkinkah bahwa Paulus hanya mengambil satu segi dari kehidupan perempuan yang tidak dapat diragukan dan yang tidak dapat disangkal, yang hanya bisa dilakukan oleh perempuan, yaitu melahirkan anak? Satu budaya, bahkan budaya kita sendiri, bisa melakukan segala yang mungkin untuk meminimalkan perbedaan antara laki-laki dengan perempuan, namun satu perbedaan akan tetap ada: tidak ada laki-laki yang melahirkan anak. Jadi, Paulus ingin mengatakan, "Allah telah menciptakan perempuan secara unik, dan tanggung jawab mereka secara unik adalah baik ... di gereja, dalam pernikahan, dan dalam melahirkan anak-anak, yang semuanya harus dirangkul dalam iman dan kasih dan kekudusan." Itulah dua interpretasi yang paling masuk akal. Jelas bahwa ayat ini tidak mengatakan bahwa seorang perempuan harus melahirkan seorang anak agar ia dapat diselamatkan. Dua hal yang kita tahu dengan pasti ... Jadi, ada banyak hal yang kita tahu Paulus tidak mengatakan, dan beberapa pertanyaan tentang apa yang ia katakan. Ada beberapa hal yang kita tidak tahu dengan pasti, tetapi di sini ada dua hal yang kita tahu dengan pasti. Pertama: perempuan dikuduskan pada saat mereka memuliakan Allah dalam peran yang berbeda dan tanggung jawab yang telah Allah percayakan kepada mereka di rumah dan di gereja. Allah telah menciptakan anda sebagai perempuan (atau sebagai seorang laki-laki), dan ada makna dan siknifikansi di balik itu. Makna yang berbeda dan signifikansi yang berbeda yang di dalamnya Allah telah menciptakan anda. Dan di dalam Kristus anda sedang mengerjakan keselamatan anda bukan hanya sebagai seorang manusia dalam arti generik, tetapi sebagai perempuan Allah. Dengan keindahan dan nilai yang anda miliki, dengan karunia-karunia dan kesempatan-kesempatan yang berbeda, bertumbuhlah di dalam hal-hal itu. Sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu, sebagai seorang perempuan, bertumbuhlah, dan ketahuilah bahwa perempuan diselamatkan, bukan melalui kelahiran seorang anak, tetapi melalui kematian Kristus.
Página (Page)
8
Untuk itu, perempuan dan laki-laki diselamatkan melalui kematian Kristus. Dosa telah mengacaukan dunia ini yang di dalamnya kita hidup, dan Setan telah mendistorsi rancangan Allah untuk hakekat keberadaan kita sabagai laki-laki, keberadaan kita sebagai perempuan, pernikahan kita, keluarga kita, gereja, dan budaya. Namun Kristus telah datang, dan Ia telah mengalahkan dosa, dan Ia telah meremukkan Iblis, dan di dalam Dia, kita semua dapat bertumbuh sebagai laki-laki dan perempuan sebagaimana maksud Allah ketika Ia menciptakan kita, di dalam kehidupan kita, dalam keluarga kita, dan di dalam gereja, untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan Allah. Itulah perbedaan seksual di dalam gereja.
ISU-ISU KHUSUS Dosa Seksual di dalam Gereja Mari kita bicara tentang dosa seksual di dalam gereja. Bagi mereka yang telah berjalan melalui saat-saat seperti ini di dalam gereja, ada banyak luka dan kepedihan dan kekecewaan yang dapat merayap masuk Jadi, apa yang ingin saya lakukan adalah hanya memberikan sepuluh kata-kata dorongan bagi anda yang telah mengalami luka tersebut, atau yang kecewa dengan dosa seksual di antara para pemimpin gereja. Ini adalah sepuluh kata-kata penghiburan. Semua ini berasal, terutama, dari surat 1 Korintus yang saya sampaikan kepada jemaat kami ketika kami berjalan melalui jalan yang sama dengan seorang pendeta yang pernah melayani di sini. Temukanlah penghiburan anda di dalam doa. Pertama, temukan penghiburan anda di dalam doa. Perhatikan 1 Korintus 1:1-9. Allah itu kudus. Sejak awal dalam ayat 2, Paulus mengatakan bahwa gereja dikuduskan dan dipanggil untuk menjadi kudus. Ini adalah satu rujukan kepada Imamat 11:44-45 yang mengatakan, "Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus." Kemudian, dalam 1 Korintus 1:8, Paulus berdoa bahwa mereka akan dijadikan tidak bercacat oleh Allah yang kudus. Allah yang kepadaNya kita berdoa adalah kudus. Itulah satu-satunya cara bagi gerejaNya untuk menjadi kudus. Ini berarti bahwa Allah sama sekali tidak memiliki dosa di dalam diriNya. Ia adalah sempurna. Integritasnya tidak diragukan. Ia adalah tanpa kesalahan apa pun.
Página (Page)
9
Hal ini penting karena, dalam terang begitu banyak cerita tentang dosa seksual di antara para pemimpin gereja, ada banyak orang yang melihat semua kemunafikan, dan inkonsistensi, dan keduniawian, dan keberpihakan, dan keserakahan, dan ketidakpekaan dari para pemimpin tersebut, dan mereka duduk kembali dan memberikan tanda tanya besar atas realitas iman Kristen secara keseluruhan. Mereka mulai mempertanyakan, "Apakah ada sesuatu yang nyata? Atau semuanya hanya palsu?" Banyak dari anda marah pada apa yang tampaknya adalah kemunafikan yang merajalela, dan itu mendorong anda untuk menjauh dari Allah. Apa yang saya ingin lakukan adalah mengingatkan anda, pada malam ini, bahwa Allah adalah kudus, dan dengan demikian Ia membenci kemunafikan sepuluh ribu kali lebih dari yang anda lakukan. Jika anda tidak percaya pada apa yang saya katakan, lihat Maleakhi 2:1-9 dan perhatikan teguran Allah terhadap para imam yang munafik dalam Perjanjian Lama. Hal ini lebih kuat daripada bahasa apa pun yang saya bisa gunakan. Allah itu kudus, dan Allah hadir. Tiga kali dalam lima ayat pertama dari surat 1 Korintus, Paulus menyebutkan bahwa gereja adalah "di dalam Kristus," dan kemudian dalam ayat 8, ia mengatakan, "Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya." Ia ada bersama anda, anda berada di dalam Dia. Adalah pada saat-saat terjadinya perjuangan di dalam gereja bahwa kehadiran Allah paling dirasakan. Lihatlah Matius 18:19-20, "Lagi pula Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari antara kamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." "Di mana dua atau tiga orang berkumpul ..." Di tengah konflik gereja, Yesus mengingatkan gerejaNya bahwa Ia ada di sana bersama mereka. Bilamana anda bergumul dalam melihat dosa seksual di antara para pemimpin di gereja, anda tidak berjalan melalui emosi dan pikiran saja. Kehadiran Allah adalah sangat nyata, dan Ia adalah setia. 1 Korintus 1:9 mengatakan, "Allah adalah setia." Ia setia. Saudara-saudara, umat Allah dan para pendeta, bahkan mereka yang kita sangat hormati, akan mengecewakan kita, tetapi Allah tidak pernah akan mengecewakan anda. Hal ini sangat penting dalam situasi seperti yang sedang kita bicarakan. Banyak dari antara anda, dalam iman anda, sangat dipengaruhi oleh seorang pemimpin tertentu. Mungkin ia yang memimpin anda kepada Kristus, ia yang membaptis anda, ia yang menantang anda, dan bilamana anda memikirkan tentang beberapa penanda spiritual dalam kehidupan anda, mungkin pemimpin tersebut adalah bagian dari perjalanan rohani anda. Seorang pemimpin seperti itu, seringkali, memiliki pengaruh besar dalam cara yang indah di gereja. Temukanlah tuntunan anda di dalam Firman.
Página (Page)
10
Kedua, temukanlah tuntunan anda di dalam Firman. Ketika anda melihat 1 Korintus pasal 2, anda dapat melihat penjelasan Paulus tentang pemberitaannya. Ia mengatakan dalam 1 Korintus 2:4-5, "Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan bukti bahwa Roh berkuasa, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah." Paulus mengingatkan kita bahwa iman kita, terutama di saat-saat pergumulan, tidak bisa bertumpu pada pendapat manusia, tetapi pada kuasa Allah, kuasa yang ada dalam FirmanNya. Jadi, saya ingin mengingatkan anda tentang pentingnya Firman Allah ketika datang ke –situasi situasi seperti ini. Allah menjaga kita dengan FirmanNya. Kita harus berhati-hati karena justru pada saat-saat penderitaan dan pencobaan dan kebingungan, kita dapat dengan mudah tergelincir ke dalam teologi yang buruk yang membuat kita mengeluarkan beberapa pernyataan yang paling tidak alkitabiah dalam nasihat kita satu kepada lain. Kita cenderung untuk mengikuti firasat dan opini religius pribadi kita daripada membiarkan situasi-situasi seperti itu membawa kita kepada Firman Allah. Saya ingin mengingatkan anda bahwa kita tidak mendasarkan keyakinan kita pada apa yang kita rasakan atau pikirkan tetapi pada apa yang Allah katakana dalam FirmanNya Allah menjaga kita dengan FirmanNya, dan Allah membimbing kita melalui FirmanNya. Allah tidak meninggalkan kita di dalam kegelapan. Ia memimpin kita melalui masa-masa sulit sesuai dengan FirmanNya, untuk menunjukkan kuasaNya. Karena itu, temukanlah arah anda dalam Firman. Temukan hikmat anda di salib. Temukan penghiburan anda di dalam doa, tuntunan anda di dalam Firman, dan kemudian temukanlah hikmat anda di salib. Ada yang mengatakan bahwa 1 Korintus 1:17-18 merupakan tema dari seluruh surat 1 Korintus. Paulus mengatakan, "Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi siasia.Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." Salib adalah pusat untuk segala sesuatu dalam surat 1 Korintus. Saya ingin agar anda berpikir tentang implikasi dari salib dalam berurusan dengan dosa seksual di dalam gereja. Pertama, salib menampilkan keparahan dosa. Tidak ada gambaran yang lebih besar yang dapat menjelaskan pembayaran upah dosa selain salib. Dosa adalah jelek, dosa itu brutal, dosa itu menyakitkan, dosa itu memedihkan, dosa itu menyebabkan kematian. Sebagaimana seruan Yesus di salib, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Kita melihat bahwa dosa bukan semata-mata membuat satu kekeliruan. Dosa adalah satu pelanggaran terhadap Allah dalam proporsi yang paling besar dan yang tidak terbatas.
Página (Page)
11
Berdasarkan itu, setiap kali kita berurusan dengan dosa seksual di dalam gereja, kita harus menyadari beratnya atau parahnya dosa. Karena itu, jangan mencoba untuk meringankan itu, atau untuk membuatnya tampak seperti dosa seksual di antara para pemimpin lain di luar gereja atau siapa pun. Jangan memperlakukan situasi itu seperti bukan masalah besar, itu adalah masalah yang besar. Jika kita menanggapi dosa seksual di gereja tanpa merenungkan keparahan dosa, maka kita bodoh. Namun, pada saat yang sama, salib menampilkan keajaiban anugerah. Di tengah kegelapan dosa, kita melihat anugerah Kristus di salib. Jadi, kita harus ingat dalam setiap respons terhadap dosa seksual di gereja, bahwa jika kita menanggapi masalah tersebut tanpa anugerah dalam pikiran kita dan hati kita dan kata-kata kita, kita juga bodoh. Kita harus memiliki kedua sikap ini. Keparahan dosa dan keajaiban anugerah harus tetap kita tempatkan secara seimbang. Satu contoh dalam hal ini ialah Daud dalam Perjanjian Lama. Ia digambarkan sebagai seseorang yang dekat dengan hati Allah. Sungguh satu sebutan yang indah untuk Daud, dan saya sudah mendengar bagaimana pernyataan ini digunakan untuk menyembunyikan dosa seksual yang Daud lalukan sebelumnya. Apakah itu berarti bahwa dosanya itu tidak parah? Tentu saja dosanya parah. Ya, dia adalah seseorang yang dekat dengan hati Allah, tetapi apa akibat yang ditimbulkan oleh dosa Daud untuk anak yang lahir itu? Kematian adalah akibatnya. Daud mengalami akibat dosanya ini selama sisa hidupnya di bumi. Jadi, ketika berhadapan dengan dosa seksual di gereja, kita harus menekankan baik keparahan dosa maupun keajaiban anugerah dalam hati dan pikiran kita. Temukan dukungan anda di dalam gereja. Keempat, temukan dukungan anda di dalam gereja. Ini adalah salah satu tema utama dari surat 1 Korintus 5:1-5, dan terutama untuk beberapa pasal pertama. Surat ini seluruhnya adalah tentang gereja, dan surat ini merupakan satu pengingat bahwa kita berada dalam hal ini bersama-sama. Kita harus bersandar satu kepada yang lain. Saya ingin meringkas pasal ini dengan tiga pernyataan. Pertama, kita bertanggung jawab kepada Allah. Paulus jelas sangat marah terhadap jemaat Korintus karena mereka telah membiarkan dosa seksual merajalela di antara anggota-anggotanya. Ini adalah jemaat yang sebelumnya Paulus sebutkan sebagai jemaat yang dikuduskan dalam Kristus Yesus, dipanggil untuk menjadi kudus, namun, mereka tidak melakukan apa pun untuk mengatasi dosa seksual di tengah-tengah mereka. Jadi, Paulus mengingatkan mereka bahwa gereja lokal bertanggung jawab kepada Allah untuk menjaga, dan melindungi, dan memelihara, dan mendorong kekudusan umatNya. Kedua, gereja lokal memiliki tanggung jawab di hadapan Allah untuk menangani dosa dengan serius. Kita bertanggung jawab satu kepada yang lain. Paulus mengatakan, "Kalian memiliki tanggung jawab untuk
Página (Page)
12
menegur orang ini sehingga mereka akan melihat dosa mereka dan dibawa kembali kepada Kristus." Dengan perkataan lain, Paulus mengatakan, "Berhentilah menyembunyikan dosa masing-masing di bawah karpet seolah-olah itu bukan masalah. Ini adalah masalah, dan kalian memiliki tanggung jawab satu kepada yang lain dalam tubuh Kristus untuk memperhatikan satu sama lain." Ketiga, kita dapat dilihat oleh dunia. Lihatlah kembali 1 Korintus 5:1 yang mengatakan, "... yang bahkan tidak terjadi sekalipun di antara orang-orang kafir!" Keprihatinan Paulus bukan terhadap imoralitas seksual di luar gereja. Ia akan membuat jelas hal itu dalam pasal ini juga. Yang menjadi keprihatinan Paulus yang paling besar adalah fakta bahwa, karena pendekatan kasual mereka terhadap dosa di dalam jemaat di antara satu sama lain, mereka telah melampaui dunia dalam kebiasaan yang tidak bermoral. Temukan keteladanan anda dalam para pemimpin gereja. Temukan dukungan anda di dalam gereja pada saat anda menghadapi keparahan dosa dan keajaiban anugerah, dan temukan keteladanan anda dalam para pemimpin gereja. Ini mungkin terdengar seperti hal yang aneh untuk mengatakan demikian dalam terang kejatuhan para pemimpin gereja, tetapi perhatikan ini. 1 Korintus 4:1-5. Salah satu kecenderungan yang kita miliki ketika kita mendengar tentang dosa seksual di kalangan pemimpin dalam gereja adalah untuk mulai mempertanyakan setiap pemimpin di gereja, dan bertanya, "Siapa bilang bahwa anda tidak bersalah?" Atau, "Siapa bilang bahwa anda tidak akan melakukan hal yang sama?" Satu sikap sinis mulai menyelinap masuk ketika kita berpikir tentang para pemimpin Kristen dan pendeta-pendeta. Sinisme ini tidak alkitabiah, dan kita harus waspada terhadap hal itu. Saya tidak mengatakan ini karena saya ingin agar anda berpikir yang baik terhadap saya atau pendeta lainnya. Saya mengatakan ini karena ini alkitabiah. Ada dua gagasan utama di sini dalam ayat pertama dari 1 Korintus 4. “Allah telah menetapkan kami” untuk “pelayanan kami.” Ia menggunakan perkataan "hamba" sejak awal bagian ini. Allah telah mempercayakan hamba-hambaNya kepada gereja karena satu alasan, Ia yang telah menempatkan mereka di sana. Jadi, kita menghargai mereka, kita menghormati mereka. Jika anda mempertimbangkan iman dan perilaku para pemimpin anda, saya tidak percaya bahwa anda harus melihat ke arah lain ketika perilaku mereka menyimpang dari yang benar. Kita menerima hormat dan penghargaan bilamana kita hidup dengan benar, dan kita menerima penghinaan dan aib bilamana kita berjalan dalam dosa. Kita tidak bisa mengatakan, "Saya akan terbuka kepada publik bilamana saya melakukan yang baik, dan saya akan menutup diri bilamana saya melakukan yang salah." Para pendeta, para pemimpin adalah hamba-hamba yang ditetapkan oleh Allah sebagai teladan dalam gereja. Ibrani 13:7 mengatakan, "Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan teladanilah iman mereka."
Página (Page)
13
Kenalilah sifat dosa seksual yang sangat serius. Ayat-ayat dalam 1 Korintus 6:12-20 memiliki makna yang dalam, tetapi saya akan menyampaikan dalam dua kebenaran secara khusus yang jelas dalam bagian ini. Pertama, ada kecenderungan untuk memperlakukan dosa seksual pada saat ini sama seperti dosa lainnya, tetapi itu tidak alkitabiah. Dengarkan maksud saya dengan jelas. Semua dosa adalah sama dalam arti bahwa itu memisahkan kita dari Allah. Tidak ada pertanyaan tentang hal itu. Namun, 1 Korintus 6 memberikan sesuatu yang jelas: dosa seksual berbeda. "Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." Yang tidak benar-benar jelas adalah apa yang Paulus maksudkan dengan pernyataannya itu. Kita tidak benar-benar tahu bagaimana perbedaannya yang tepat antara dosa seksual dengan dosa-dosa yang lain. Namun demikian, Paulus jelas menunjukkan bagaimana dosa seksual ini begitu berbahaya, bagaimana dosa ini begitu mengendalikan kita, dan bagaimana dosa ini begitu mendominasi kita. Ini adalah satu dosa dengan dorongan yang kuat dan yang mengkonsumsi kita dan yang menarik kita dan memiliki kapasitas untuk menghancurkan lebih dalam dan luas daripada hal-hal lainnya. Dosa ini menghancurkan jauh di dalam, menghancurkan relasi satu dengan yang lain, menghancurkan kepercayaan, dan ini adalah dosa yang mendalam dan tajam. Setiap sikap santai terhadap dosa ini adalah sangat, sangat berbahaya. Dosa seksual sangat merusak. Lihatlah gambaran di sini: Ketiga pribadi dari Allah Tritunggal disebutkan dalam bagian ini. Allah Bapa disebutkan dalam ayat 13. Tubuh anda adalah milik Allah. Ia mengutus AnakNya untuk mati bagi tubuh kita. Tubuh anda bukan milik anda sendiri yang dapat anda perlakukan sesuai keinginan anda. Allah Anak disebutkan dalam ayat 15. Anda adalah anggota Kristus. Anda ada di dalam Kristus dengan satu cara yang terdekat dan paling intim. Anda adalah satu dengan Kristus. Tidak akan terbayangkan untuk menggunakan tubuh Kristus untuk dosa seksual. Tidak ada yang dengan kesadaran sepenuhnya akan mengambil tubuh Kristus dan menjadikannya anggota tubuh seorang pelacur, namun justru itulah yang anda lakukan ketika anda terlibat dalam dosa seksual. Sebagai pengikut-pengikut Kristus, anda tidak dapat memisahkan diri dariNya. Ketahuilah bahwa jika anda memilih untuk melakukan dosa seksual, itu berarti anda melanggar fakta bahwa tubuh anda adalah milik Allah, dan bahwa anda telah melibatkan Tuhan Yesus Kristus dalam dosa anda. Itulah sebabnya Paulus berkata dalam ayat 15, "Sekali-kali tidak!" Tidak, tidak, tidak! Tidak mungkin, tidak terpikirkan, jangan lakukan itu! Jangan mengambil tubuh Kristus dan menjadikannya anggota tubuh pelacur! Kemudian, anda melihat Roh Kudus disebutkan. Dapatkah anda menodai bait Roh Kudus? Kita harus melihat dosa seksual sebagaimana adanya. Dosa ini bukan hanya satu kekeliruan. Dosa ini bukan hanya beberapa pemuasan keinginan yang kecil. Dosa ini bukan hanya beberapa tindakan biologis. Ini adalah
Página (Page)
14
penodaan terhadap Allah sendiri. Ada orang yang masuk ke dalam dosa seksual dengan berpikir, "Ini dapat diampuni." Apa yang kita tidak perhitungkan adalah kerugian, perbudakan, dan penyimpangan. Tidak ada jalan keluar dari konsekuensinya. Itulah sebabnya kita harus melarikan diri dari dosa itu. Itulah sebabnya kita menganggap tubuh kita sebagai milik Allah. Itulah sebabnya kita menyatukan tubuh kita kepada Juruselamat dan merangkul Roh Kudus dalam tubuh kita. Dengan pandangan kudus tentang diri kita ini, dan jika kita memiliki kasih kepada Allah dan keprihatinan akan naturNya yang kudus, kita tidak akan melanggar FirmanNya di dalam wilayah ini. Serahkah diri anda secara baru dengan kasih yang sepenuh hati kepada teman pasangan anda sekarang atau untuk teman pasangan anda di masa depan. Biarlah kasus dosa seksual yang terjadi di antara para pemimpin gereja ini dapat mendorong anda untuk mengenali sifat yang sangat serius dari dosa seksual, dan untuk menyerahkan diri anda secara baru dengan kasih yang sepenuh hati untuk teman pasangan anda sekarang atau untuk teman pasangan anda di masa depan. Saya ingin mendorong anda untuk menyerahkan diri anda secara baru dengan kasih yang sepenuh hati untuk teman pasangan anda sekarang atau untuk teman pasangan anda di masa depan karena dua alasan. Pertama, perjanjian pernikahan terlalu berharga. Para laki-laki, anda telah memasuki satu perjanjian dengan istri anda di hadapan Allah untuk menghormatinya. Demikian juga para perempuan, anda telah memasuki satu perjanjian dengan suami anda di hadapan Allah untuk menghormatinya. Kiranya Allah menolong kita untuk memelihara perjanjian ini. Kedua, gambaran pernikahan terlalu berharga. Saya berharap bahwa kita telah melihat hal itu pada malam ini, bahwa pernikahan adalah salah satu gambaran yang paling jelas tentang kasih Kristus bagi gerejaNya yang dapat kita tunjukkan kepada dunia. Peliharalah pernikahan Anda. Beberapa dari anda sedang berjuang dalam pernikahan anda. Biarlah malam ini menjadi satu seruan yang memanggil anda untuk bangun. Hati-hatilah jangan sampai anda jatuh dalam pernikahan anda. Bertobatlah dari setiap atau semua dosa yang anda sembunyikan. Ini membawa kita ke 1 Korintus 10:6-10. Kiranya dosa-dosa mereka yang telah pergi mendahului anda menjadi peringatan bagi anda. Kiranya dosa seksual dari para pemimpin gereja yang telah diketahui mengingatkan anda bahwa kompartementalisasi atau pengkotakkan kehidupan kita berdasarkan apa yang kita lakukan adalah selalu berbahaya. Kompartementalisasi adalah hidup dalam dua dunia. Sikap ini percaya pada kebohongan bahwa satu dosa di wilayah tertentu dalam kehidupan anda tidak membahayakan wilayah lain dalam kehidupan
Página (Page)
15
anda. Akibatnya ialah bahwa anda menjalani dua kehidupan, salah satu membenarkan yang lain, dan itu adalah jalan yang berbahaya untuk diikuti. Apakah ada wilayah dalam kehidupan anda yang anda kotak-kotakan? Bertobatlah! Juga, ingatlah bahwa sikap menutup-nutupi selalu bersifat sementara. Saudara-saudara, anda tidak bisa menutup-nutupi dosa anda. Itu akan ditemukan. Ada banyak cara yang tampaknya dapat digunakan untuk mengakui sedikit dari dosa itu, sementara anda masih berpegang pada sedikit yang lebih dari dosa yang sama. Musuh kita begitu pandai. Ia akan memberikan kepada anda jalan-jalan rahasia untuk mempraktekkan dosa anda sementara pada waktu yang sama ia menghancurkan anda jauh di dalam diri anda. Biarlah saya mengingatkan kita semua: agama adalah yang cara terbesar untuk menutup-nutupi dosa dalam kehidupan kita. Kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan formal dalam gereja dan pelayanan, dan kita bisa berpura-pura bahwa dosa tersebut tidak ada. Itu berbahaya. Berhenti berpura-pura bahwa itu tidak ada. Bertobatlah! Larilah dari setiap dan semua pencobaan yang anda biarkan datang pada kita. Bertobat dan lari dari setiap dan semua pencobaan yang anda biarkan datang pada anda! Kesombongan kita bekerja secara halus. Kebanggaan kita mengatakan, "Godaan ini tidak menjadi masalah. Saya hanya melihat gambar-gambar di situs web sekali atau dua kali." Larilah! “Saya hanya memiliki satu percakapan intim dengan dia di tempat kerja. Tentunya, itu tidak akan menyebabkan hal yang berlebihan." Larilah! "Saya hanya membuat beberapa keputusan atau kesepakatan bisnis dengannya yang bagi saya tidak ada kaitannya dengan masalah etis." Larilah! Kesombongan kita bekerja secara halus, dan hidup kita rentan terhadap godaan. Saya tidak ingin membahas apa yang kita bicarakan sekarang. Saya tahu bahwa saya tidak kebal terhadap apa pun yang saya sebutkan dalam peringatan saya terhadap anda, dan saya gemetar ketika saya mendengar kata-kata, "Waspadalah, jangan sampai anda jatuh." Kita semua rentan. Kiranya Allah menolong kita untuk melarikan diri dari setiap dan semua godaan yang kita biarkan datang pada kita. Bersukacitalah bahwa dosa tidak memiliki kata terakhir. Pada saat yang sama, melalui kuasa Injil, hal ini tidak berakhir pada sebuah catatan yang berat, tetapi pada catatan yang menggembirakan. Bahkan ketika kita melihat skandal dosa seksual di antara para pemimpin gereja, kita dapat bersukacita bahwa dosa tidak akan memiliki kata terakhir. Akan datang satu hari nanti bilamana Allah akan membangkitkan tubuh kita. Dapatkah saya berbicara pada saat ini kepada orang-orang, mungkin para pendeta atau pemimpin, yang bersalah karena dosa seksual? Allah telah mengambil catatan dari semua dosa anda dan semua kegagalan seksual anda dan
Página (Page)
16
segala sesuatu yang membuat anda harus mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman, dan Ia bukannya menahan dosa-dosa itu di depan wajah anda dan menggunakannya sebagai surat perintah untuk menghukum anda. Sebaliknya Ia menempatkan dosa itu di telapak tangan AnakNya dan memakukannya pada salib. Kemenangan Kristus memastikan bahwa anda akan berdiri di hadapan Allah yang kudus dengan status, "Tidak bersalah." Ini adalah kabar baik yang sebenarnya tidak layak bagi kita untuk menerimanya. Allah akan membangkitkan tubuh kita, dan saudara-saudara, Allah akan melindungi gerejaNya. Jangan berkecil hati. Bilamana hal-hal tersebut, bahkan kecenderungan seperti ini terjadi, jangan berpikir, "Oh, gereja sudah hancur berantakan." Gereja Yesus Kristus tidak akan pernah hancur berantakan. Pintu gerbang neraka tidak akan bisa menang melawan gereja Yesus Kristus. Dosa tidak memiliki kata terakhir, Kristus yang memiliki kata terakhir. Dikatakan dalam Yudas 24-25, "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu tanpa bernoda dan dengan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dialah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin." Itulah Injil dan dosa seksual di dalam gereja. Kita sekarang membutuhkan sesuatu yang lebih ringan dan menyenangkan, dan kita akan mengakhiri pelajaran ini dengan hal itu.
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page)
17