KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/P2B (sustainable livelihoods approach). Menindaklanjuti hal tersebut maka PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat berbasis Masyarakat (PPMK) yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap 1: Kegiatan Pilot Pengembangan KSM, melalui: a. Membangun modal sosial dan komitmen kelompok b. Melaksanakan lima aturan dasar kelompok 2. Tahap 2: Program Dana Bergulir, melalui: a. Rencana pengembangan usaha b. Penambahan modal sesuai aturan UPK 3. Tahap 3: Usaha Ekonomi Produktif , melalui: a. Menjalin kemitraan b. Penambahan modal sesuai dengan ketentuan PPMK Keberlanjutan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan dengan pelembagaan perencanaan partisipatif dan pengokohan kelembagaan masyarakat tingkat basis, yaitu Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Tahap pertama kegiatan pengembangan penghidupan di PNPM Mandiri Perkotaan adalah Pilot Penguatan KSM. Pilot dilaksanakan dengan cara pendampingan intensif untuk penguatan kelompok KSM, agar KSM dapat menjadi kelompok yang berdaya. Kegiatan ini menitikberatkan pada peningkatan akses kerja dan usaha bagi kelompok marginal. Kegiatan pilot inimerupakan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan dari tahap miskin ke berdaya. Pengembangan penghidupan berkelanjutan dilakukan melalui pengembangan aset penghidupan yaitu aset sumber daya manusia, aset sumber daya alam, aset sumber daya sosial, aset sumber daya fisik dan aset sumber daya keuangan (merujuk lampiran 1). Dari lima aset pentagonal penghidupan tersebut, Pilot fokus untuk mengintervensi tiga aspek yaitu: Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Sosial, dan Sumber Daya Keuangan
Kegiatan Pilot Penguatan KSM adalah salah satu tahapan kegiatan pengembangan penghidupan di PNPM Mandiri Perkotaan yang metitikberatkan pada peningkatan akses usaha dan akses lapangan kerja bagi kelompok miskin. Pilot dilaksanakan melalui strategi penguatan kelompok, pendekatan berbasis kebutuhan dan inisiatif masyarakat miskin, serta peningkatan pelayanan BKM/LKM melalui Unit-unit Pelaksana untuk masyarakat miskin.
A. Tujuan Penguatan Kelompok melalui peningkatan kapasitas dan keterampilan yang berorientasi pada peningkatan akses usaha dan kesempatan kerja bagi kelompok miskin. B. Keluaran Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Pilot Penguatan KSM adalah sebagai berikut: 1. Terbentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang anggotanya menjalankan secara konsisten lima aturan dasar kelompok yaitu: (1) Pertemuan rutin mingguan, (2)Tabungan rutin mingguan, (3) pembukuan rutin mingguan, (4) Pinjaman dalam kelompok, dan (5) Pengembalian pinjaman dalam kelompok 2. Meningkatnya jumlah warga miskin yang memiliki keterampilan usaha dan/atau kesempatan kerja 3. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses dan melaksanakan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. C. Ke-Khasan Pilot Pengembangan KSM Sesuai dengan tujuan utama program untuk menanggulangi kemiskinan dengan fokus pada masyarakat yang termiskin dari masyarakat miskin (PS-2 Prioritas 1) dengan usaha sendiri maka kegiatan Pilot Penguatan KSM ini memiliki ketentuan yang “tidak bisa ditawar atau dinegosiasikan”, yang akan memandu masyarakat dalam pelaksanaan program. Ketentuan yang “tidak bisa ditawar atau tidak bisa dinegosiasikan” ini adalah masyarakat harus: 1. Penguatan Kelompok Swadaya Masyarakat yang menjalankan secara konsisten lima aturan dasar kelompok; 2. Berlatih menolong dirinya dan berkontribusi untuk perkembangan kelompok; 3. Memberikan perhatian kepada anggota kelompok yang menurut penilaian anggota kelompok termiskin; D. Lokasi Tahun 2014 Kegiatan Penguatan KSM merupakan program pilot yang dilaksanakan di 9 provinsi, 14 Kabupaten/Kota yang tersebar di 56 kelurahan terpilih. Pemillihan kota/kabupaten lokasi pilot dilakukan berdasarkan kriteria kabupaten/kota yang memiliki komitmen DDUB tinggi di propinsi terpilih. Adapun kriteria kelurahan terpilih adalah sebagai berikut: 1. Status administrasi pemerintahan adalah kelurahan 1 2. Kategori kelurahan sedang atau besar 2 3. Merupakan kelurahan termiskin di tim fasiliator 4. Kinerja pembukuan sekretariat minimal memadai 5. Dalam setiap Kabupaten/Kota dipilih 4 (empat) kelurahan yang tersebar di 2 (dua) tim fasilitator yang berbeda. 6. Penetapan lokasi selanjutnya akan diatur melalui surat keputusan PMU. E.
Penggunaan dan Pemanfaatan Dana BLM Sosial untuk Penguatan KSM
1. Penggunaan Dana BLM Sosial BLM Sosial adalah stimulan untuk mendukung keuangan dan kegiatan kelompok serta BKM/UP-UP, yang diperuntukan bagi: a. Kebutuhan dasar b. Penguatan Kapasitas c. Aset bergulir dan aset produksi
2. Mekanisme penyaluran BLM sosial Setelah dana BLM masuk ke rekening BKM/LKM, maka dana BLM Sosial dengan porsi maksimum sebesar 30% dari total BLM dapat dimanfaatkan oleh KSM dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : a. Pencairan dana BLM sosial tahap I sebesar 15 juta akan dikelola oleh UPS dan Relawan Pendamping yang digunakan untuk : i. Penguatan kapasitas Lurah, BKM/LKM, UPS dan Relawan Pendamping dengan materi KSM, manajemen organisasi, dll ii. Pelatihan KSM dengan materi manajemen organisasi, keuangan Kelompok, dll. b. Pencairan dana BLM sosial tahap II akan dikelola oleh KSM dan dimanfaatkan untuk pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan dalam pengembangan usaha maupun lapangan kerja serta pinjaman anggota kelompok yang dikelola secara bergulir di KSM dengan ketentuan sebagai berikut : i. KSM mengajukan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai proposal yang telah dinyatakan layak oleh UPS dan telah diverifikasi oleh KMW/Korkot dan melampirkan dokumen proposal yang telah dinyatakan layak; ii. UPS dan Sekretariat BKM/LKM melakukan verifikasi RPD yang disampaikan KSM dengan alat bukti proposal layak; iii. Sekretariat BKM/LKM menyalurkan dana BLM sosial kepada KSM sesuai RPD yang telah diverifikasi. iv. KSM menyampaikan Laporan Penggunaan Dana (LPD) kepada UPS dan Sekretariat BKM/LKM secara berkala dan UPL di bantu Relawan Pendamping melakukan monitoring perkembangan KSM secara berkala dan menerus. c. Tahapan Pemanfaatan BLM Sosial Tahapan pemanfaatan BLM Sosial ke KSM dilakukan dengan beberapa ketentuan khusus sebagai berikut : Tabel 1. Tahapan Pemanfaatan Dana BLM Sosial Tahapan Pemanfaatan Pertama (maks Rp. 15 Juta)
Kedua
Kegiatan Pelatihan Lurah, BKM/LKM, UP, Relawan Pendamping, Pelatihan KSM terkait manajemen organisasi dan keuangan kelompok Pelatihan Keterampilan dan manajemen usaha sesuai kebutuhanKSM
Dana waqaf diperuntukan bagi: a. Kebutuhan Dasar b. Aset Bergulir dan Aset Produksi
Jangka waktu Dilaksanakan sebelum pendampingan KSM Mulai minggu ke 1
Mulai minggu ke 5 dan seterusnya
Mulai minggu ke 13 dan seterusnya
Syarat
1. Terbentuk kelompok 2. Ada kepengurusan 3. Ada aturan bersama 1. Pemenuhan lima aturan dasar kelompok 2. Ada kesepakatan jenis usaha / kebutuhan dasar 3. Anggota KSM sudah memiliki manajemen usaha/ lapangan pekerjaan 1. Pemenuhan lima aturan dasar kelompok Proposal usaha diverifikasi dan disetujui oleh BKM/LKM dan Relawan Pendamping
F. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot KSM
Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM 1
Ya
Pembangunan KSM · Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasiltator · FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS) 2
Teridentifikasi dan Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok
Direkomenda sikan dalam Penetapan Prioritas 10
6.b.
· Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok · FGD Dinamika KSM
1. Susun/Review Tujuan 2. Kesepakatan Bersama / Aturan Main : · Pertemuan rutin · Tabungan · pencatatan · Pinjaman · angsuran
5 3
Penyusunan Rencana Kegiatan KSM 8
Penilaian Kelayakan oleh UP-UP : · Kelayakan KSM · Kesesuaian usulan dengan PJM Pronangkis
· Akses BLM · Akses APBD · Akses Channelling · Akses Sumberdaya lain
9
7
Pelatihan kepada BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok
Pengembangan KSM
Tidak
6a 4
Proses Pembangunan KSM
Proses Verifikasi Usulan KSM
Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM Tahap Kegiatan Pendampingan KSM di lokasi pilot pada hakekatnya sama dengan pendampingan kegiatan sosial di lokasi reguler sebagaimana dimaksud dalam Bab III POB ini (Lihat Gambar 5 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Sosial, hal 9). Perbedaannya hanya terdapat dalam 1) penjabaran tahap kegiatan dan 2) pemanfaatan BLM. Terkait dengan penjabaran tahapan kegiatan, dalam Gambar 5 tersebut diterangkan bahwa pada Tahap 1 adalah Sosialisasi Pengelolaan Kegiatan Sosial. Tahap ini dijabarkan lebih lanjut dalam Proses pembangunan/pengembangan KSM di Lokasi Pilot, menjadi terdiri dari : 1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM 2. Sosialisasi di tingkat Kelurahan mengenai : a. Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasilitator b. FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS) 3. Melakukan identifikasi dan penggalangan Relawan Pendamping Kelompok
Sementara itu untuk Tahap 2, mengenai Pembangunan/Penguatan KSM Sosial (Tahap 3) dijabarkan lebih lanjut dalam pendampingan KSM menjadi : 1. Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok serta FGD Dinamika KSM oleh Relawan pendamping Kelompok (Tahap ke 5). a. Pembangunan KSM (Tahap 6a) b. Pengembangan KSM (Tahap 6b) 2. Penyusunan/Review Tujuan dan Kesepakatan Bersama/Aturan Main (Tahap 7) yang meliputi 5 aturan dasar (Panca Sutra), yaitu : a. Pertemuan rutin b. Tabungan c. Pencatatan d. Pinjaman e. angsuran Sedangkan untuk Pemanfaatan BLM, di gambar 5 Pelaksanaan kegiatan sosial reguler baru dapat dilaksanakan pada tahap 7. Namun dalam Pendampingan KSM di Lokasi Pilot dilakukan sejak awal (pada minggu ke 0) yang dipergunakan untuk pelatihan BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok dengan alokasi sebesar Rp. 15 juta. Gambar 2 Penjabaran Tahap Pelaksanaan Kegiatan Sosial dan Pendampingan KSM Pelaksanaan Kegiatan Sosial
Tahap 1 Sosialisasi Pengelolaan Kegiatan Sosial
Pendampingan Kegiatan KSM
Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM (Tahap 1)
Sosialisasi di Tingkat Kelurahan (Tahap 2) 1. Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasilitator 2. FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS) Identifikasi dan Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok (Tahap 3)
Pelaksanaan Kegiatan Sosial Pembangunan/Penguatan KSM Sosial (Tahap 3)
Pendampingan Kegiatan KSM Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok serta FGD Dinamika KSM oleh Relawan pendamping Kelompok (Tahap ke 5). Pembangunan KSM (Tahap 6a)
Pengembangan KSM (Tahap 6b) peKSM (Tahap 6a) Penyusunan/Review Tujuan dan Kesepakatan Bersama/Aturan Main (Tahap 7) : 1. Pertemuan rutin 2. Tabungan 3. Pencatatan 4. Pinjaman 5. angsuran
Tahap sosialisasi hasil pemutakhiran Pemetaan Swadaya (PS) sebagaimana terlihat pada gambar 1 telah diuraikan pada tahap persiapan, dimana pada sosialisasi hasil PS, warga miskin yang belum memiliki kelompok maupun warga miskin yang telah bergabung dalam KSM (existing) telah menyatakan komitmen dan beminat berkelompok.
Tabel 2 Proses Pembangunan/Pengembangan KSM (Penjelasan Gambar 1)
No
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
1.
Pembekalan Kepada Fasilitator mengenai KSM
Pembekalan mengenai substansi dan mekanisme materi Pendampingan KSM kepada Fasilitator
KMP dan WB
Pemandu Nasional KMP
1. Askot Sosial 2. Askot MK 3. Faskel Sosial
2.
Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat dan FGD Dinamika KSM berbasis hasil RPK
1. Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat dan Fasilitator dan FGD Dinamika KSM berbasis hasil RPK 2. Sosialisasi hasil pemutakhiran data PS-2 kepada peserta sebagai acuan untuk membentuk KSM 3. Warga miskin (PS 2) yang telah maupun belum tergabung dalam KSM diminta berkomitmen untuk bergabung membangun atau mengembangkan KSM. 4. Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok (RPK) yang akan mendampingi KSM
BKM dan Lurah
Fasilitator dan BKM
BKM, Relawan dan UP-UP
3.
Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok
1. Identifikasi Relawan Pendamping Kelompok 2. Pendaftaran Relawan Pendamping Kelompok, yang bersedia untuk mendampingi dan memfasilitasi KSM
BKM dan Lurah
Fasilitator dan BKM
BKM, Relawan dan UP-UP
4.
Pelatihan kepada BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok
BKM dan UP-UP dilatih mengenai : 1. Konsep peningkatan penghidupan berbasis mata pencaharian 2. fungsi KSM dalam Penanggulangan Kemiskinan dan Dinamika kelompok 3. Manajemen Organisasi, Tabungan rutin, Pinjaman, Angsuran 4. Pelatihan ini menggunakan pendekatan belajar sambil berpraktek (learning by doing atau On the Job training) dalam pertemuan rutin KSM
BKM dan Lurah
Askot, Fasilitator
BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok
No
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan
5.
Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok
1. Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan kepada komunitas 2. Sosialisasi hasil pemutakhiran data PS-2 kepada peserta sebagai dasar pembenukan KSM 3. Warga miskin (PS 2) yang telah maupun belum tergabung dalam KSM diminta berkomitmen untuk bergabung membangun atau mengembangkan KSM.
Komunitas warga masyarakat di tingkat basis
Relawan Pendamping Kelompok
Warga PS-2 dan warga komunitas
6.
FGD Dinamika Kelompok
1.
FGD Dinamika Kelompok mendiskusikan pentingnya berkelompok. Event ini dapat digabung atau terpisah dengan event Sosialisasi. Namun Kelompok tidak harus dibentuk baru, bisa menggunakan kelompok lama (lebih disarankan). Terdapat dua opsi, yaitu : pembangunan KSM untuk KSM baru dan pengembangan KSM untuk KSM lama. Untuk Kelompok lama dapat dikembangkan menjadi KSM setelah direview visi, misi, dan aturan mainnya.
Komunitas warga masyarakat di tingkat basis
Relawan Pendamping Kelompok
Warga PS-2 dan warga komunitas
1. Dalam Pembangunan KSM baru disepakati beranggotakan 10-15 orang, dengan ketentuan : a. berasal dari warga miskin hasil pemutakhiran data PS-2 b. Setiap keluarga miskin diwakili 1 orang sebagai anggota KSM c. Bersedia menabung sesuai kemampuan anggota dalam setiap pertemuan mingguan d. Bersedia bekerjasama dalam kelompok e. Siap meluangkan waktu untuk mengikuti pertemuan rutin mingguan maupun pelatihan kelompok f. Syarat lain yang disepakati oleh warga masyarakat/rumah tangga miskin 2. Menyepakati tujuan dan aturan main KSM : 1. Tujuan KSM
Komunitas warga masyarakat di tingkat basis
Relawan Pendamping Kelompok
Warga PS-2 dan warga komunitas
2.
7.
Pembangunan KSM baru
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
No
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan 2.
8.
Untuk Pengembangan KSM lama (dari kelompok/KSM lama)
1.
2.
3.
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kesepakatan Bersama/Aturan Main : a. Pertemuan rutin b. Tabungan c. Pembukuan d. Pinjaman e. angsuran
Identifikasi kelompok-kelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat seperti kelompok tani, kelompok perempuan, kelompok pembangunan seperti Posyandu, BKKBN, dll. Mengembangkan KSM dari kelompok lama tersebut dengan mereview : a. Tujuan, apakah kelompok atau KSM lama tersebut dibentuk bertujuan untuk bekerjasama dalam menanggulangi kemiskinan anggota, sehingga warga miskin/termiskin yang terdaftar dalam kelompok terlibat dalam semua kegiatan kelompok. b. Kemanfaatan, apakah kelompok/KSM lama telah mengembangkan peningkatan pengetahuan, kualitas hidup seperti pendidikan, kesehatan, pendapatan, permukiman dan lainnya. c. Aturan bersama kelompok, apakah membuka akses warga miskin dan perempuan menjadi anggota kelompok. d. Keanggotaan, apakah seluruhnya beranggotakan warga miskin dan termiskin dari data PS-2; dan selalu terlibat dalam kegiatan kelompok, e. memiliki tabungan rutin kelompok sesuai kemampuan anggota, dan f. bersedia meluangkan waktu dalam mengikuti pertemuan rutin mingguan dan dapat berkerjasama dalam kelompok g. identifikasi anggota kelompok yang berminat usaha dan atau mencari lapangan pekerjaan; Pembentukan struktur kepengurusan KSM, terdiri dari
Komunitas warga masyarakat di tingkat basis
Relawan Pendamping Kelompok
Warga PS-2 dan warga komunitas
No
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan
4.
Koordinator, sekretaris maupun bendahara. Kepemimpinan akan menjadi hal kunci memfasilitasi pembentukan aturan kelompok, mengkomunikasikan, dan menegakkannya, termasuk menjadi penengah konflik. KSM wajib memberikan kesempatan kepada yang termiskin untuk terlibat dalam kegiatan KSM, dalam struktur kepengurusan atau menjadi coordinator KSM. Mendiskusikan Tujuan dan Aturan Bersama KSM dilakukan dengan : a. menyepakati Visi, Misi dan Tujuan kelompok; b. Menetapkan Nama identitas kelompok; c. Menyusun dan menyepakati Lima Aturan Dasar Kelompok yang harus dipenuhi oleh semua anggota kelompok: i.
ii.
iii.
Tabungan Rutin mingguan, sebagai proses pembelajaran dalam menolong dirinya sendiri melalui kegiatan menabung (self-help) dan menolong sesama anggota kelompok melalui kegiatan pinjaman (mutual help). Tabungan rutin dapat berbentuk uang atau lainnya, sesuai kemampuan dan kesepakatan anggota KSM. Dalam pertemuan pertama disepakati bentuk dan besarnya tabungan. Pertemuan rutin mingguan, yang ditentukan oleh anggota kelompok secara demokratis dengan tempat pertemuan secara bergantian di tempat anggota. Semua anggota siap memimpin pertemuan bila rumahnya menjadi tempat pertemuan. Ini sebagai pembelajaran dalam kepemimpinan kelompok kecil. Pembukuan rutin. Pembukuan/adminstrasi
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
No
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan kegiatan dan keuangan dilakukan rutin melalui :
iv.
v.
·
Pelaksanaan perguliran pinjaman dalam kelompok. Kelompok dapat memulai pinjaman dalam kelompok segera setelah ada permintaan dari anggotanya, bahkan dapat dimulai dari pertemuan pertama.
·
Melaksanakan pengembalian pinjaman dalam kelompok
Penguatan kapasitas KSM. Semua anggota Kelompok dipastikan siap untuk mengikuti pelatihan penguatan organisasi dan keuangan kelompok bagi KSM yang lolos menjadi KSM untuk Pilot antara lain : manajemen Ekonomi Rumah Tangga (ERT); Manajemen organisasi dan keuangan kelompok, pelatihan ketrampilan (vocational training) sesuai kebutuhan (kelompok usaha dan kelompok pekerja). Kesiapan menerima penilaian kinerja KSM setelah terlaksananya pertemuan rutin mingguan selama empat (4) kali berturut-turut sesuai dengan indikator kinerja kelulusan sebagai KSM peserta program- sesuai dalam format KPK (Kartu Perkembangan Kelompok). Indikator kinerja kelulusan KSM adalah sebagai berikut: a. Min 90% kehadiran anggota pada pertemuan rutin b. Min 75% anggota kelompok menabung secara rutin c. 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
No
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan d.
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
9.
Penyusunan Rencana Kerja KSM
Rencana Kerja KSM disusun bersama sejak pelatihan praktek (OJT) KSM, mengatur tentang simpanan, tabungan, pinjaman, angsuran dan kegiatan yang menunjang pencapaian tujuan KSM. Rencana kerja direalisasikan dalam setiap pertemuan rutin KSM
KSM
Relawan Pendamping Kelompok
KSM
10.
Penilaian Kelayakan KSM oleh UP-UP BKM
KSM-KSM yang telah layak dan memenuhi syarat diverifikasi kelayakannya oleh UP-UP kesesuaiannya dengan orientasi penanggulangan kemiskinan KSM dan usulan PJM Pronangkis
Relawan Pendamping Kelompok dan UP-UP
Relawan Pendamping Kelompok dan UP-UP
KSM
11.
Penentuan Akses dana BLM oleh KSM
KSM-KSM yang telah layak dan diverifikasi ditentukan akses dana melalui BLM APBN, APBD, atau Swasta
Relawan Pendamping Kelompok dan UP-UP
Relawan Pendamping Kelompok dan UP-UP
KSM