Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017
ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online)
KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI Muhammad Arif Budiman S Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UPS Tegal Abstrak Di Indonesia, terutama di daerah-daerah pedesaan, masih terdapat banyak pernikahan di bawah usia. Kebiasaan ini berasal dari adat yang berlaku sejak dahulu yang masih terbawa sampai sekarang. Ukuran perkawinan di masyarakat seperti itu adalah kematangan fisik belaka (haid, bentuk tubuh yang sudah menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder), atau bahkan hal-hal yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan calon pengantin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efektivitas bimbingan klasikal dengan bantuan media audio visual terhadap pernikahan usia dini pada peserta didik. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu proporsional random sampling. Dari populasi diambil 40 peserta didik sebagai sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket, wawancara, observasi, dokumentasi. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif persentase Uji T-Test. Hasil Bimbingan klasikal dengan media audio visual efektif dapat meningkatkan pemahaman pernikahan usia dini peserta didik. © 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Bimbingan Klasikal; Media Audio Visual; Pernikahan Usia Dini
PENDAHULUAN Bimbingan klasikal merupakan proses pemberian bantuan dalam bentuk bimbingan pada seluruh peserta didik dalam satu kelas. Layanan dilakukan dengan tujuan menjaga atau sebagai upaya preventif agar tidak muncul masalah atau menekan munculnya masalah pada peserta didik. Bimbingan klasikal dapat menjadi fungsi preventif sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap peserta didik agar dapat menghindarkan dirinya dari munculnya masalah yang disebabkan oleh perilakunya. Perilaku ditampilkan pada kegiatan sehari-harinya merupakan hasil pergaulan individu dengan lingkungannya. Menurut Supriyono bimbingan klasikal adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik yang pelaksanaannya dilakukan di dalam kelas. Bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk layanan dalam bimbingan dan konseling yang mempunyai ciri dan dengan teknik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Bimbingan klasikal bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri, mampu mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri, mampu beradaptasi dalam kelompok, mampu menerima support atau dapat memberikan support teman-temannya. Di Indonesia, terutama di daerah-daerah pedesaan, masih terdapat banyak pernikahan di bawah usia. Kebiasaan ini berasal dari adat yang berlaku sejak dahulu yang masih terbawa sampai sekarang. Ukuran perkawinan di masyarakat seperti itu adalah kematangan fisik belaka (haid, bentuk tubuh yang sudah menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder), atau bahkan hal-hal yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan calon pengantin. Istilah pernikahan dini adalah pernikahan dini yang KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI Muhammad Arif Budiman S
1
selalu dikaitkan dengan usia pernikahan yang dilaksanakan pada ambang batas atau di bawah usia perkawinan yang diperbolehkan oleh undang-undang (19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan). Menurut Chilman dalam Tukiran dkk (2010) pernikahan dini untuk saat ini khususnya di kotakota besar seperti di Surakarta kebanyakan disebabkan karena perilaku remaja itu sendiri. Remaja sebagai sebuah fase merupakan tumbuhnya kemandirian dan proses matangnya seksualitas, baik secara fisik dan psikologis, yang di dalamnya remaja dan keluarga akan memiliki peran penting. Remaja membutuhkan pertumbuhan kapasitas untuk intimasi dan berafiliasi untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks remaja salah satunya, adalah faktor dari dalam individu yang cukup menonjol, yaitu sikap permisif. Suatu kelompok yang tidak permisif terhadap hubungan seks sebelum nikah akan menekan anggotanya yang bersifat permisif. Kontrol sosial akan memengaruhi sikap permisif terhadap hubungan seks kelompok tersebut. Aktivitas dan perilaku seksual remaja banyak dipengaruhi kemajuan teknologi seperti media cetak dan elektronik. Remaja mudah memperoleh hal-hal yang berbau pornografi dari majalah, televisi, video film dan internet, sedangkan remaja cenderung untuk meniru atau mencoba-coba hal yang baru demi menjawab rasa penasaran mereka. Menurut Romauli dalam Puspita (2014) faktor yang mempengaruhi terjadinya perkawinan usia dini yaitu tingkat pendidikan, sikap dan hubungan dengan orang tua, sebagai jalan dari berbagai kesulitan, pandangan dan kepercayaan, serta faktor masyarakat. Kelebihan perkawinan usia dini yaitu terhindar dari perilaku seks bebas, dan menginjak usia tua sudah tidak punya beban anak kecil. Namun banyak kekurangan perkawinan usia dini yaitu meningkatkan angka kelahiran penduduk, perkawinan usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan ibu, risiko komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesulitan mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi, perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan diri, mengurangi kesempatan melanjutkan pendidikan jenjang tinggi, adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian di luar rumah sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum alkohol, narkoba, dan seks bebas. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua dalam suatu keluarga merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Namun sering kali remaja mengalami hambatan untuk berkomunikasi dengan orang tua, terutama untuk membicarakan masalah seksual. Menurut Murdijana remaja harus berhadapan dengan stimulus seks dari lingkungan, dorongan seks yang muncul dari dalam dirinya, norma masyarakat, dan nilai agama yang harus dipegang teguh. Dengan kondisi yang sangat kompleks tersebut, remaja akan mengalami kesulitan apabila tidak ada pihak yang membantu dan mengarahkan mereka. Di sinilah peran orang tua sangat penting, terutama ibu yang dianggap sebagai orang terdekat bagi remaja. Orang tua harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar dapat menjelaskan kepada anak-anak mereka sehingga tidak timbul kebingungan dan membuat mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada sumber yang tidak tepat. Sebagian besar remaja justru mendapatkan informasi dari sumber kurang dapat dipercaya dari segi keakuratan informasi. Mereka justru mendapatkan informasinya, seperti dari teman dekat atau sebaya, majalah, buku bacaan porno, film atau video. Hal ini menunjukkan bahwa masih begitu minimnya informasi yang diterima oleh remaja mengenai masalah kesehatan reproduksi ini dari sumber yang dapat menyediakan pelayanan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran informasinya. Menurut Sanjaya (2010) secara umum media merupakan kata jamak dari medium, yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media juga 2
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017
digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Bimbingan klasikal dengan bantuan media audio visual di sini dengan menyampaikan informasi tentang pemahaman pernikahan usia dini melalui tayangan informasi film. Pemilihan bimbingan klasikal tentunya membutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan pesan bisa lebih jelas dan dipahami oleh siswa. Selain itu media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang baru dalam diri siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media audio visual. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih, karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan. Dengan media tersebut diharapkan bisa membangkitkan motivasi dalam belajar dan memperjelas materi yang disampaikan. Rumusan penelitian ini yaitu bagaimanakah hasil pemahaman pernikahan usia dini peserta didik menggunakan bimbingan klasikal berbantuan media audio visual? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil pemahaman pernikahan usia dini peserta didik menggunakan bimbingan klasikal berbantuan media audio visual. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah eksperimen menggunakan Pre Eksperimental Design (eksperimen pura-pura) dikatakan demikian karena jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Penelitian ini menggunakan desain pre-test and post-test karena dalam penelitian ini pengukuran dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen tanpa menggunakan kelompok control (Arikunto, 2006). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMK Diponegoro Lebaksiu Tegal sebanyak 256 peserta didik dengan pengambilan sampel sebanyak 15% per kelas dari delapan kelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket (kuesioner) sebagai teknik utama sedangkan observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pendukung. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskripsi untuk mendeskripsikan beberapa variabel yaitu keefektifan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual terhadap pernikahan usia dini peserta didik, sedangkan uji-t digunakan untuk menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilaksanakan penelitian perlu adanya pengujian analisis data yang digunakan sebagai pengujian dari instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Mempersiapkan instrumen guna mengadakan penelitian. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Yang dimaksud pengujian analisis data di sini adalah pelaksanaan try out pada responden di luar sampel penelitian. Adapun pelaksanaan try out dengan jumlah responden 40 peserta didik. Hasil kondisi pemahaman pernikahan usia dini sebelum layanan bimbingan klasikal dengan media audio visual dalam kategori sangat rendah sebanyak 7 peserta didik atau (17,5%), kategori rendah sebanyak 12 peserta didik atau (30,0%), kategori sedang sebanyak 8 peserta didik atau (20,0%), kategori tinggi sebanyak 5 peserta didik atau (15,0%), kategori sangat tinggi sebanyak 3 peserta didik atau (7,5%), dan kategori amat sangat tinggi sebanyak 4 peserta didik atau (10,0%). KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI Muhammad Arif Budiman S
3
Disimpulkan bahwa pemahaman pernikahan usia dini sebelum layanan bimbingan klasikal dengan media audio visual dalam kriteria rendah yang dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 1 Hasil Deskriptif Persentase Pre-Test Sedangkan perolehan data dari pemahaman pernikahan usia dini setelah layanan bimbingan klasikal dengan media audio visual disajikan sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pemahaman Pernikahan Usia Dini (Post-Test) Rentang (Interval)
Skor
Jumlah (F)
Persentase (%)
Kriteria Hasil Jawaban Responden
117 127
3
7,5%
Sangat Rendah
128 138 139 149 150 160
3 6 15
7,5% 15,0% 37,5%
Rendah Sedang Tinggi
161 171 172 182
8 5
20,0% 12,5%
Sangat Tinggi Amat Sangat Tinggi
Jumlah
40
100%
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman pernikahan usia dini setelah layanan bimbingan klasikal dengan media audio visual adalah dalam kriteria tinggi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 2 Hasil Deskriptif Persentase Post-Test
4
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017
Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari sisi penggunaan teori yaitu penelitian ini diketahui adanya pengaruh atau peningkatan yang signifikan pemahaman pernikahan usia dini sebelum dan setelah bimbingan klasikal dengan media audio visual. Pernikahan usia dini harus diantisipasi dan penting upaya penerangan untuk menghindari pernikahan usia dini yang menimbulkan sejumlah problem. Dari sekedar pertengkaran kecil sampai keperceraian dan keruntuhan kehidupan rumah tangga yang menyebabkan timbulnya "broken home". Seperti yang dikatakan oleh Meinarno dkk (2011) bahwa isu pernikahan penting untuk diperhatikan karena masih banyak masalah yang mengikutinya yang disebabkan oleh manusia. Salah satunya adalah pernikahan di bawah umur. Akan tetapi masih terjadi juga pernikahan di bawah umur, walau dinyatakan melanggar hak anak (88,4 % partisipan menyatakan hal itu). Permasalahan Pemahaman pernikahan usia dini peserta didik dapat meningkat apabila dirangsang dengan masukan dari orang lain. Adanya bimbingan klasikal dengan media audio visual berusaha memberikan pandangan bagi peserta didik untuk melihat pernikahan di usia dini pada masa setelah lulus dari sekolah. Untuk mengetahui keefektifan layanan bimbingan klasikal dengan media audio visual terhadap pemahaman pernikahan usia dini dilihat dari nilai thitung sebesar 7,741. Nilai thitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ttable pada taraf signifikan 5 % atau ( 5 %) dengan derajat kebebasan N-1 atau 40 – 1 = 39 dimana diperoleh ttable = 2,021 ternyata thitung = 7,741 > ttabel = 2,021 yang berarti hipotesis nihil yang berbunyi “Tidak ada Keefektifan Bimbingan Klasikal Dengan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Pernikahan Usia Dini ditolak dan menerima hipotesis alternatif berbunyi “Bimbingan klasikal dengan media audio visual efektif meningkatkan pemahaman pernikahan usia dini ”. SIMPULAN Pemahaman pernikahan usia dini sebelum layanan bimbingan klasikal dengan media audio visual pada peserta didik adalah dalam kriteria rendah dengan persentase ketercapaian 30,0%. Pemahaman pernikahan usia dini setelah layanan bimbingan klasikal dengan media audio visual pada peserta didik adalah dalam kriteria tinggi dengan persentase 37,5%. Hasil uji efektivitas yaitu bimbingan klasikal dengan bantuan media audio visual efektif meningkatkan pemahaman pernikahan usia dini peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Meinarno, EA. Widianto, B. Halida, R. 2011. Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat. Jakarta : Salemba Humanika. Puspita, R. 2014. Pengetahuan Remaja Putri terhadap Perkawinan Usia Dini di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Program Studi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. http://www.e-skripsi.stikesmuh-pkj.ac.id. Diunduh pada 15 desember 2015 Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Tukiran, Pitoyo, A.J., Kutanegara, P.M. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada
KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI Muhammad Arif Budiman S
5