1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Agustus 2016
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL BERBASIS CERITA KREATIF Nira Gardynia1, Ai Sutini2, Desiani Natalina Muliasari3 Program Studi PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] ABSTRAK Artikel ini merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas. Artikel ini dilatarbelakangi dengan Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh anak usia dini 4-5 tahun Kelompok A3 TK Suka Haji, yaitu terkait masih rendahnya kemampuan bahasa khususnya dalam hal berbicara. Permasalahan yang dihadapi yaitu perbendaharaan kata yang dimiliki anak masih kurang, anak belum mampu mengungkapkan ide maupun gagasannya, belum mampu mengulang kalimat sederhana secara lengkap, dan belum mampu menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya. Hal ini membuat peneliti tergerak untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui proses serta meningkatkan kemampuan berbicara melalui penggunaan media audio visual berbasis cerita kreatif. Metode penelitian yang digunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemmis dan Mc.Taggart. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 tindakan. Partisipan penelitian yang dilaksanakan ialah anak usia 4-5 tahun kelompok A3 TK Suka Haji yang berjumlah 11 anak. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar observasi guru, lembar observasi anak, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan dengan teknik kuantitatif, kuaitatif, dan triangulasi. Data penelitian menunjukkan kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukan pada siklus I kemampuan berbicara anak yakni 51,5 %, siklus II 74,14 %, dan siklus III 86,2 %. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penggunaan media audio visual berbasis cerita kreatif dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini 4-5 tahun.
Kata kunci
1. 2. 3.
: Kemampuan berbicara, meda audio visual, cerita kreatif, anak usia dini.
Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Cibiru, NIM 1200622 Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Gardynia, Sutini, dan Muliasari Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini melalui Pengguaan Media Audio Visual Berbasis Cerita Kreatif| 2
IMPROVING EARLY CHILDHOOD STUDENTS’ SPEAKING SKILL THROUGH THE USE OF CREATIVE STORY-BASED AUDIO-VISUAL MEDIA Nira Gardynia1, Ai Sutini2, Desiani Natalina Muliasari3 Teacher Education Department of Early Childhood Education Faculty of Science Education Indonesian University of Education
[email protected] ABSTRACT The article is a part of a classroom action research. The background of this article is a the problems faced by 4-5 years old early childhood students of A3 Group at Suka Haji Kindergarten related to the lack of linguistic skill particularly in speaking. The problem faced by the them is related to the lack of vocabulary, inability to express their idea or opinion, inability to repeat simple sentences completely, and inability to retell a story that was told before. Those problems lead the researcher to conduct research, which aims to discover the process as well as to improve the students’ speaking skill through the use of creative story-based audio-visual media. This research employs Classroom Action Research (CAR) as the research method, which also applies Kemmis dan Mc.Taggart research design. This current research consists of three cycles in which each cycle comprises of two actions. The participants in this research were 11 early childhood students (4-5 years old) of A3 Group at Suka Haji Kindergarten. Teachers’ observation sheet, students’ observation sheet, field notes, and documentation were utilized as the research instruments. The data were then analyzed by employing quantitative, qualitative, and triangulation techniques. The research findings reveal that there is an improvement in terms of students’ speaking skill. The result shows that the students’ speaking skill at cycle I was 51.5 %, at cycle II was 74.14 %, and at cycle III was 86.2 %. Those data demonstrate that there is improvement occurred in every cycle. Based on the research conducted, the utilization of creative story-based audio-visual media can be applied as an alternative to improve 4-5 years old early childhood students’ speaking skill.
Keyword: Speaking skill, audio-visual media, creative story, early childhood students.
1. 2. 3.
Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Cibiru, NIM 1200622 Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab PDF file2,isPenulis Created by trial jawab version of Quick PDF Converter Suite. DosenThis Pembimbing Penanggung
Please use purchased version to remove this message.
3|Antologi UPI
Volume
Aspek perkembangan anak yang terpenting salah satunya adalah perkembangan bahasa, dimana orang dewasa maupun anak-anak merupakan mahluk sosial yang tidak terlepas dari interaksi dan komunikasi. Anak harus mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyudin dan Agustin (2012, hlm. 37) mengemukakan bahwa “dimana dalam mengungkapkan bahasa akan menjadi modal utama bagi anak dalam melakukan komunikasi”. Anak usia empat sampai lima tahun sudah mampu untuk mendengarkan dan berkomunikasi secara lisan, menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 (dalam Kemendikbud, 2014) yaitu mengulang kalimat sederhana, bertanya dengan kalimat yang benar, menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan, mengungkapkan perasaan, mengutarakan pendapat kepada orang lain, menceritakan kembali cerita atau dongeng yang pernah di dengar, memperkaya perbendaharaan kata, dan berpartisipasi dalam percakapan. Masalah yang ditemukan di TK Suka Haji sebagian besar anak usia dini khususnya pada usia empat sampai lima tahun di kelas A3 masih ada anak yang belum mampu mengungkapkan, mengekspresikan dan menyampaikan ide maupun gagasannya dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar dikarenakan dalam kehidupan sehariharinya masih menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa sunda. Secara umum perbendaharaan kata yang dimilikinya masih kurang, mereka masih mengalami banyak kesulitan dalam menyampaikan dan mengucapkan ide atau gagasannya yang mengakibatkan anak tersebut kurang percaya diri dalam berbicara, sebagian besar anak mengalami kesulitan saat mengulang kembali kalimat secara lengkap, gangguan artikulasi seperti sulit mengucapkan huruf r, sy, f, z, atau c, dan menceritakan kembali cerita yang telah di 1. 2. 3.
Edisi No.
Agustus 2016
dengarnya. Pada proses pembelajaran media yang digunakan kurang menarik dan monoton karena hanya menggunakan buku cerita saja tanpa adanya ekspresi, mimik, maupun kreativitas yang dimunculkan oleh guru. Dengan penggunaan media akan meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Hernawan (2007, hlm. 4) mengemukakan bahwa “media mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk penyalur pesan atau bahan ajar kepada siswa yang disampaikan oleh guru”, dengan demikian pemilihan serta penggunaan media yang akan digunakan sangat perlu diperhatikan. Masih banyak anak yang mengalami kesuitan saat berkomunikasi terutama dalam hal berbicara. Apabila saat ini ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam bentuk media elektronik banyak diminati oleh semua orang terutama anak-anak bahkan banyak anak yang lebih antusias menonton televisi maupun gadget dibandingkan dengan melihat buku. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berbicara melalui audio visual dengan tayangan slide maupun animasi berbasis cerita kreatif yang dikemas menjadi kreatif baik guru maupun anak dan berorientasi pada pendidikan serta mengembangkan bahasa untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini. Kemampuan berbicara anak diperoleh setelah kemampuan menyimak. “...berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh ketererampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari..” (Tarigan, 2008, hlm. 3). Begitu pula dengan bahasa dimana “Children use language to express their feelings during social contact and to communicate with others”. (Seker dkk, 2012), maka berbicara merupakan alat untuk berkomunikasi, mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang dilakukan antara dua orang atau lebih
Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Cibiru, NIM 1200622 Dosen Pembimbing Penulis Penanggung jawab This PDF1,file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab Please use purchased version to remove this message.
Gardynia, Sutini, dan Muliasari Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini melalui Pengguaan Media Audio Visual Berbasis Cerita Kreatif| 4 untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan ide serta pikiran maupun gagasan dan perasaannya yang dapat dilihat (visual) serta dapat didengarnya (audio) dan terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal yang sudah dimiliki oleh anak. (Wahyuni & Ibrahim, 2012; Tarigan, 2008; Abidin, 2012; Dhieni, dkk. 2005). Simbol-simbol visual ini yaitu yang dapat terlihat, misalnya melalui gambar, mimik wajah, gesture, maupun ekspresi. Berbeda halnya dengan simbolsimbol visual, simbol-simbol verbal yaitu yang dapat didengar dan dapat diucapkan, misalnya dengan cara mengulang kembali kalimat yang telah di dengar, mengutarakan ide maupun gagasannya, dan menceritakan kembali isi cerita secara sederhana. Yusuf (dalam Silawati, 2012) mengemukakan bahwa perkembangan bahasa anak melalui suatu proses maupun tahapan tertentu, proses perkembangan bahasa di antaranya tipe egocentric speech dan socialized speech. Tipe socialized speech, dimana anak berinteraksi secara langsung dengan teman atau lingkungannya dengan cara mengungkapkan ide maupun gagasannya dari apa yang dilihatnya dalam sebuah cerita kepada guru maupun temantemannya. Faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang berbicara dalam (Abidin, 2012, hlm. 127) yakni, “Kepekaan terhadap fenomena, kemampuan kognisi atau imajinasi, kemampuan berbahasa, kemampuan psikologis, dan kemampuan performa”. Kepekaan terhadap fenomena, dimana anak melihat fenomena yang terjadi dalam sebuah cerita untuk menjadi sumber ide yang akan menghasilkan sebuah gagasan, kemampuan kognisi serta imajinasi, dimana dalam kegiatan bercerita anak akan menggunakan kognisinya dan imajinasinya saat berbicara, kemampuan berbahasa, dimana selain linguistik dan fonologi, kemampuan ini berhubungan
1. 2. 3.
dengan organ berbicara seseorang, ketika anak yang cadel akan susah dalam mengungkapkan huruf r sehingga ucapan yang dihasilkan menjadi kurang, kemampuan psikologis, dimana keberanian, gugup, ketenangan, tekanan dapat memengaruhi anak dalam berbicara. Kemampuan performa, dimana gaya dan ekspresi yang ditampilkan sesuai dengan pembicara. Perkembangan bahasa pada anak usia dini pada umumnya dalam hal berbicara menggunakan bahasa Indonesia, namun pada kenyataannya masih saja terdapat anak yang menggunakan bahasa pertama atau bahasa ibu, berdasakan hal tersebut untuk mensiasatinya guru dapat melakukan recasting. Sllatery dan Willis (2009) mengemukakan bahwa recasting merupakan pengulangan ucapan yang diucapkan guru unuk memperbaiki ucapan anak yang masih menggunakan bahasa pertamanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Harmer (2001) dan Pinter (2011) yang mengemukakan bahwa teknik pengulangan dapat membuat siswa menjadi mengingat dan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang diberikan. Selain dengan menggunakan teknik pengulangan, anak dapat belajar berbicara dengan cara meniru ucapan dari guru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sopiatin dan Sahrani (2011) yang menjelaskan bahwa proses belajar dapat dicapai dengan menggunakan teknik atau meniru orang lain dalam melakukan sesuatu atau menirukan ucapan sebuah kata. Salah satu upaya penulis untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak yaitu dengan penggunaan media audio visual berbasis cerita kreatif, dimana kreatif dapat dilakukan melalui kegiatankegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir. Kreatif dapat diciptakan dari guru maupun siswanya. Cerita
Mahasiswa PGPAUD UPIisKampus Cibiru, NIMversion 1200622of Quick PDF Converter Suite. This PDF file Created by trial Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab Please use purchased version to remove this message. Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
5|Antologi UPI
Volume
merupakan kegiatan yang disenangi oleh anak usia dini untuk memperoleh kosakata baru yang banyak dan anak dapat belajar bagaimana menyusun kalimat dengan benar sehingga dapat berbicara untuk mengungkapkan ide maupun gagasannya. Menurut Tampubolon (dalam Risaldy 2015, hlm. 74) ‘bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat anak, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak’. Pendengaran dan penglihatan anak membantu dalam kegiatan bercerita dengan menambah perbendaharaan kata, mengucapkan katakata, membuat kalimat sesuai dengan tahap perkembangan anak, dan mengulangi kalimat melalui media audio visual. METODE Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui 3 siklus, dimana 1 siklus terdiri dari 2 tindakan yang mengacu pada model desain Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri atas empat komponen yaitu, perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Pada model Kemmis dan Mc.Taggart tindakan dan observasi merupakan satu kesatuan karena kedua komponen tersebut adalah dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Setelah suatu siklus selesai diimplementasikan dan direfleksikan, kemudian diikuti dengan perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Pada umumnya peneliti mulai dari refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Studi pendahuluan ini dilasanakan peneiti selama melaksanakan PPL. Model Kemmis dan Mc. Taggart pada umumnya, dimana ada planning, action, observation, dan reflecting
1. 2. 3.
Edisi No.
Agustus 2016
Penelitian ini dilaksanakan di TK Suka Haji pada anak kelompok A dengan jumlah 11 orang anak yang terdiri dari 5 anak perempuan dan 6 anak laki-laki. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada saat proses penelitian tindakan kelas (PTK) diantaranya lembar penilaian, lembar observasi guru dan anak, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini penulis menggunakan data kualitatif, data kuantitatif, dan triangulasi. Adapun kriteria keberhasilan belajar anak dalam % dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima (dalam Wahyuni & Ibrahim, 2012, hlm. 41), adalah sebagai berikut. Tabel 1 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala Lima Skor Tingkat Standar/ Keterangan Penguasaan Nilai 90 % - 100 A Baik Sekali % 80 % - 89 % B Baik 65 % - 79 % C Cukup 55 % - 64 % D Kurang 0 % - 54 % E Gagal Nilai keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika rerata kelas telah mencapai 80 % maka penelitian dianggap berhasil dan dihentikan, maka penelitian dianggap berhasil dan dihentikan. Anak Usia Dini pada penelitian ini yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak yang berada pada kelompok A dengan rentang usia 4-5 tahun. Media audio visual berbasis cerita kreatif merupakan penggunaan media audio visual yang dikolaborasikan dengan kegiatan bercerita yang dikemas secara kreatif baik guru maupun anak. Kegiatan bercerita ini anak mampu mengutarakan ide atau gagasannya untuk menyatakan apa yang dilihat dari cerita, dan anak
Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Cibiru, NIM 1200622 Dosen Pembimbing Penulis Penanggung jawab This PDF1,file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab Please use purchased version to remove this message.
Gardynia, Sutini, dan Muliasari Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini melalui Pengguaan Media Audio Visual Berbasis Cerita Kreatif| 6
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Siklus I dilaksanakan melalui dua tindakan. Tema yang digunakan adalah binatang, sub tema binatang di hutan dengan judul cerita yang berbeda, diana pada tindakan I dengan judul “Kancil dan Buaya” dan tindakan II dengan judul “Aku Tahu Nama Binatang”. Pada siklus I anak masih mengalami kesulitan saat dalam mengutarakan ide atau gagasannya untuk menyatakan apa yang dilihat dari cerita, mengulangi kalimat yang telah di dengarnya, dan anak mampu menceritakan kembali isi cerita secara sederhana. Pada penelitian ini, penulis menggunakan media tablet, ketika kegiatan bercerita ada anak yang tertidur serta media yang didengarkan kurang jelas terdengar, sehingga guru perlu memperhatikan dalam pemilihan media yang akan digunakan. Temuan selanjutnya bahwa anak mulai berbicara meskipun dengan beberapa kata saja namun dalam mengulangi kalimat yang telah didengarnya dalam cerita masih mengalami kesulitan. Anak dapat memperoleh kosakata yang telah di dengarnya dan memiliki informasi dari penayangan cerita kreatif dengan menggunakan media audio visual sehingga anak dapat mengulang kembali kalimat yang telah di dengarnya, mengungkapkan ide maupun gagasan, dan menceritakan kembali cerita secara sederhana berdasakan hal tersebut anak dapat memperoleh informasi melalui media audio visual Arsyad (2009) mengemukakan, media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi,
1. 2. 3.
dimana pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui media. Pesan pembelajaran harus tersampaikan kepada anak dengan baik dan dengan penggunaan media yang tepat, oleh karena itu faktorfaktor dalam pemilihan media pembelajaran harus diperhatikan, berdasarkan hal tersebut Hernawan, dkk (2007) mengemukakan bahwa faktorfaktor yang harus di perhatikan diantaranya rencana pembelajaran, sasaran belajar, tingkat keterbacaan media, situasi serta kondisi, dan objektivitas. Temuan-temuan yang telah dipaparkan di atas berdampak terhadap hasil belajar anak. Adapun hasil performa keterampilan berbicara anak pada Siklus I sebagaimana terdapat pada grafik 1 berikut yaitu:
persentase (%)
mampu menceritakan kembali isi cerita secara sederhana. Media audio visual yang digunakan yakni, tablet, laptop, dan proyektor.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 * ** *** ****
Tindakan 1 33,3 33,3 27,8 0
Tindakan 2 30 42,85 35,72 50
Grafik 1 Hasil performa kemampuan berbicara anak melalui media audio visual berbasis cerita kreatif pada Siklus I Berdasarkan temuan-temuan yang telah diuraikan sebelumnya, maka refleksi yang telah dilakukan peneliti merupakan bahan pertimbangan dan perbaikan untuk siklus selanjutnya. Adapun untuk melihat sejauh mana keberhasilan penelitian pada siklus I mencapai 51,55 % masih rendah hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah nilai rata-
Mahasiswa PGPAUD UPIisKampus Cibiru, NIMversion 1200622of Quick PDF Converter Suite. This PDF file Created by trial Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab Please use purchased version to remove this message. Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
7|Antologi UPI
Volume
rata anak dengan nilai standar keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu 80 %. Nilai perbandingan ini dapat terlihat pada diagram grafik berikut.
100 50 0
Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Siklus I dengan Nilai Standar Keberhasilan Penelitian Siklus II Siklus II menggunakan tema binatang, sub tema binatang di hutan, dengan judul cerita “Aku Tahu Nama Binatang”. Media yang digunakan adalah laptop. Penggunaan media tersebut ternyata menambah ketertarikan anak kegiatan bercerita, serta anak sudah mu untuk menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya. Penelitian pada siklus II ini ditemukan dimana anak masih terbat-bata dalam menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya dan salah satu anak sudah mau bercerita meskipun dengan suara yang kecil, guru kurang memberikan kesempatan kepada anak pada saat mengulang kembali kalimat, dan terdapat anak yang masih belum bisa menggunakan bahasa Indonesia dalam berbicara. Proses pembelajaran ini guru dapat melakukan stimulus serta pemberian reward yang diberikan pada tiap tindakan. Anak senang dan merasa bangga ketika mendapat reward, sehingga dapat memunculkan motivasi dari dalam diri anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam melakukan kegiatan, anak tidak terlepas dari bimbingan dan 1. 2. 3.
Edisi No.
Agustus 2016
pengawasan guru sebagai peneliti karena anak tidak mungkin dapat melakukan kegiatan tanpa adanya bimbingan dari guru dalam kegiatan berbicara, guru memberikan kesempatan dan stimulus kepada anak, menurut Pavlov dalam (Wahyudin & Agustin, 2012, hlm. 28) mengatakan “Respons dari seseorang tergantung pada stimulus yang diterima”. Adanya reward, anak akan merasa dihargai, dinilai dan membuat perasaan menjadi senang. Penguatan bersifat positif dapat mendorong anak untuk berbuat dan melakukan kegiatan yang akan dikerjakannya, penguatan ini dapat berupa motivasi maupun reward (Wahyudin & Agustin, 2012; Majid, 2013), sehingga dengan adanya reward ini anak senang dan bersemangat dalam melaksankan kegiatan pembelajaran. Perbaikan yang telah dilakukan berdasarkan refleksi dan temuan dari siklus I meningkatkan hasil belajar anak. Evaluasi terhadap kemampuan menyebutkan atau menunjukan kemampuan berbicara dilakukan pada setiap anak menggunakan laptop, pada penelitian siklus II menghasilkan nilai performa dengan proses dan hasil belajar siswa. Adapun hasil performa keterampilan berbicara anak pada Siklus II sebagaimana terdapat pada grafik 3 berikut yaitu:
Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Cibiru, NIM 1200622 Dosen Pembimbing Penulis Penanggung jawab This PDF1,file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab Please use purchased version to remove this message.
Gardynia, Sutini, dan Muliasari Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini melalui Pengguaan Media Audio Visual Berbasis Cerita Kreatif| 8
60 50 40 30 20 10 0 *
Tindakan 1 20
Tindakan 2 0
**
20
19,07
***
53,3
57,31
****
30
23,81
Grafik 3 Hasil performa kemampuan berbicara anak melalui media audio visual berbasis cerita kreatif pada Siklus II Berdasarkan temuan-temuan yang telah diuraikan sebelumnya, maka refleksi yang telah dilakukan peneliti merupakan bahan pertimbangan dan perbaikan untuk siklus selanjutnya. Adapun untuk melihat sejauh mana keberhasilan penelitian pada siklus II mencapai 74,14 % dapat dilihat dari perbandingan jumlah nilai rata-rata anak dengan nilai standar keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu 80 %. Nilai perbandingan ini dapat terlihat pada diagram grafik berikut.
80 75 70 Nilai ratarata anak
Nilai keberhasilan
Grafik 4 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Siklus II dengan Nilai Standar Keberhasilan Penelitian
1. 2. 3.
Siklus III menggunakan tema kendaraan, sub tema kendaraan di darat, dengan judul cerita “Aku Tahu Nama Kendaraan”. Media yang digunakan adalah proyektor. Penggunaan media tersebut ternyata anak dapat meningkatka kemampuan berbicara anak. Adapun hasil performa keterampilan berbicara anak pada Siklus III sebagaimana terdapat pada grafik 5 berikut yaitu:
persentase (%)
persentase (%)
Siklus III
70 60 50 40 30 20 10 0 *
Tindakan 1 0
Tindakan 2 0
**
14,3
0
***
52,36
58,3
****
38,1
61,13
Grafik 5 Hasil performa kemampuan berbicara anak melalui media audio visual berbasis cerita kreatif pada Siklus III Adapun untuk melihat sejauh mana keberhasilan penelitian pada siklus III mencapai 86,2 % sudah melampaui dengan nilai keberhasilan yang telah ditetapkan dengan demikian maka penelitian dihentikan., hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah nilai rata-rata anak dengan nilai standar keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu 80 %. Nilai perbandingan ini dapat terlihat pada diagram grafik berikut
Mahasiswa PGPAUD UPIisKampus Cibiru, NIMversion 1200622of Quick PDF Converter Suite. This PDF file Created by trial Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab Please use purchased version to remove this message. Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
9|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Agustus 2016
Pinter, A. (2011). Children learning second language. United Kingdom: Palgrve Maomillan.
90 85 80 75 Nilai rata-rata Nilai anak keberhasilan
Grafik 6 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Siklus II dengan Nilai Standar Keberhasilan Penelitian KESIMPULAN Peningkatan kemampuan berbicara anak melalui penggunaan media audio visual berbasis cerita kreatif mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Adapun nilai kemampuan berbicara anak usia dini adalah pada siklus I yakni dengan persentase 51,5 % meningkat pada siklus II dengan persentase 74,14 %, dan meningkat pada siklus III dengan persentase 86,2 %. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2012). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.
Risaldy, S. (2015). Bermain, Bercerita, dan Menyanyi. Jakarta: PT. Luxima Metro Media. Seker, T. Dkk. (2012). Social and behavioral sciences. Journal: A Study on The Contributions of Second Language Education to Language Development in Pre-School, I (2), hlm. 230-234. Sllatery, M. dan Willis, J. (2009). English for primary teacher. New York: Oxford University Press. Silawati, E. (2012). Stimulasi guru pada pembelajaran bahasa anak usia dini. Cakrawala dini. 3(2) 13-30. Tarigan, H. G. (2008). Berbicara sebagai suatu keterampilan bahasa. Bandung: Angkasa. Wahyudin, U. & Agustin, M. (2012). Penilaian perkembangan anak usia dini. Bandung: PT. Refika Aditama. Wahyuni, S. & Ibrahim. (2012). Asesmen pembelajaran bahasa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Arsyad, A. (2007). Media pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Dhieni, N. Dkk. (2005). Metode pengembangan bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Harmer, J. (2001). How to tech English. Malaysia: Longman. Hernawan, A. H. dkk. (2007). Media pembelajaran. Bandung: UPI Press. Kemendikbud. (2014). Standar nasional pendidikan anak usia dini. Jakarta: Kemendikbud. Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1. 2. 3.
Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Cibiru, NIM 1200622 Dosen Pembimbing Penulis Penanggung jawab This PDF1,file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab Please use purchased version to remove this message.