KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN STABIL: BUKTI EMPIRIS DARI BURSA EFEK INDONESIA Perminas Pangeran Kinteki Nugrahati Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224
ABSTRACT This study aims to examine the effect of profitability, financial leverage, firm size, and distress risk towards the dividend payments of financially stable firms. The financial condition of the company is analyzed by the Altman Z-Score model. The classification result of revised Z score model shows that the company in Indonesia which pays dividends consistently over 5 years (2006-2010), the majority (57) categories of healthy or stable companies, while small portion (7) of the company in the category of gray area. This study concludes that the four hypotheses are supported. Profitability has a positive influence on the payment of dividends. Financial leverage has positive effect on the payment of dividends. Firm size has positive influence on the payment of dividends. The risk of distress has positive impact on the payment of dividends. Keywords: Z-Score, Revised Z Score Model, Distress Risk , Dividend to Equity
keyakinan yang cukup tinggi. Berbeda halnya
PENDAHULUAN Kebijakan dividen adalah penting
bagi
untuk menarik investor berinvestasi. Para
keuangan,
investor umumnya menginginkan pembagian
adanya
terhadap perusahaan sehingga mengurangi
merupakan
2003),
hasil
penelitian
yang
terdapat
140
perusahaan
masuk
kategori financial distress dan 194 perusahaan
merencanakan dengan
para
dividen konsisten selama lima tahun (1999-
Dimana pada perusahaan yang memiliki
dividennya
bagi
pada indeks S&P500 yang membagikan
pembayaran dividen tidak menjadi masalah.
pembayaran
dividen
menunjukkan bahwa dari 334 perusahaan
perusahaan dengan kondisi stabil, melakukan
dapat
kesulitan
dilakukan oleh Cohen dan Yagil (2009)
pelengkap bagi struktur modal. Namun,
stabil
pembayaran
Namun
dananya ke dalam perusahaan. Secara tidak
operasi
memiliki
pemegang saham.
ketidakpastian investor yang menanamkan
dividen
mereka
ketidakstabilan
risiko kebangkrutan, tidak memungkinkan
dapat meningkatkan kepercayaan investor
kebijakan
dengan
keuangan. Perusahaan yang memiliki potensi
dividen yang relatif stabil. Stabilitas dividen
langsung
perusahaan
masuk kategori stabil. Bahkan pada kategori
derajat
26
perusahaan
financial
distress
peningkatan
melakukan
keuangan
yang
meningkatkan risiko kebangkrutan.
persentase pembayaran dividen lebih tinggi
Disisi lain, pada perusahaan dengan
daripada perusahaan stabil untuk menarik investor. Sementara itu, di Indonesia beberapa
kondisi
penelitian
profitabilitas
sebelumnya
leverage
(Kusuma,2010;
keuangan tinggi
stabil
mempunyai
seharusnya
memiliki
hanya
fleksibelitas dalam menentukan besaran dan
menekan pada faktor-faktor struktur modal
pola dividen perusahaan. Perusahaan dengan
yang mempengaruhi kebijakan dividen. Selain
kondisi
itu
dan
karakteristik antara lain, dividend payout ratio
variabilitas pendapatan operasi sebagai risiko
lebih tinggi, level financial leverage yang
perusahaan, tetapi belum mempertimbangkan
lebih rendah, meningkatkan dividend per
kondisi risiko distress perusahaan. Hal ini
share setiap tahunnya, mempunyai ROE dan
menjadi peluang kembali bagi penelitian ini
current ratio yang lebih tinggi pula (Cohen
apakah kebijakan dividen pada perusahaan di
dan
Indonesia memang dilakukan hanya oleh
mempunyai profit tinggi, akan menggunakan
perusahaan stabil atau juga dilakukan oleh
hutang dalam jumlah rendah. Kemudian
perusahaan berpotensi bangkrut atau kesulitan
dengan ukuran perusahaan besar (tahap
(financial distress) sebagai usaha menarik
matang) dan kestabilan financial, maka
investor dengan pembayaran dividen tinggi.
perusahaan
Puspita,2009;
mereka
dan
Kaweny,2007)
menggunakan
hutang
keuangan
Yagil,
2009).
masih
stabil
mempunyai
Perusahaan
fleksibel
yang
melakukan
Perusahaan yang berada pada kondisi
pinjaman untuk pembayaran dividen dengan
financial distress seharusnya tidak membayar
meningkatkan financial leverage. Meskipun
dividen karena perusahaan menjadi tidak
demikian, hasil penelitian Cohen dan Yagil,
stabil, jika penjualan dan margin keuntungan
(2009)
tidak meningkat (Cohen dan Yagil,2009).
dividen secara konsisten tetap dilakukan oleh
Perusahaan yang
kurang berkemampuan
perusahaan distress sebagai sinyal untuk
memperoleh laba ini cenderung mempunyai
menarik investor. Hasil ini mengungkapkan
hutang yang lebih besar karena alasan dana
bahwa
internal yang tidak mencukupi kebutuhan.
dilakukan oleh perusahaan stabil. Hasil
Faktor ukuran perusahaan yang besar namun
beberapa
menggunakan hutang yang tinggi menjadikan
pembayaran dividen di Indonesia belum
kebijakan dividen lebih berisiko karena
menguji perusahaan dengan kondisi kesulitan
melibatkan
keuangan tetapi tetap membayar dividen.
pengurangan
likuiditas
dan
27
membuktikan
pembayaran
penelitian
bahwa
dividen
pembagian
seharusnya
sebelumnya
tentang
Oleh
karena
itu,
juga
dengan debt to total assets (DTA). Kemudian
menguji
firm size diproksikan dengan log natural total
tertentu
sales.
penting
mempertimbangkan
untuk
bagaimana
kondisi
keuangan
perusahaan
mempengaruhi
Tujuan penelitian ini adalah untuk
pembayaran
menguji
dividen. Berbeda
dengan
secara
empiris
pengaruh
profitabilitas, financial leverage, firm size,
penelitian
potensi
risiko
distress
sebelumnya, penelitian ini mengembangkan
dan
terhadap
riset Cohen dan Yagil (2009) dalam konteks
pembayaran dividen pada perusahaan stabil.
Indonesia dan menguji kembali faktor-faktor
Selain itu, juga untuk memetakan kategori
yang
kondisi financial perusahaan di Indonesia
membayarkan dividen serta menggunakan
yang membagikan dividen konsisten selama
Altman Z-Score dalam mempertimbangkan
lima tahun (2006-2010) dengan menggunakan
financial
kondisi
perusahaan
pembayaran
poin cut-off dari Altman Z-Score model. Hasil
dividennya. Penelitian ini lebih fokus pada
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
variabel profitabilitas, financial leverage, firm
masukan untuk pengembangan kebijakan
size,
dividen
distress
risiko
dan
terhadap
tingkat
risiko
distress
tanpa
serta
indikasi
penerapannya
di
mengkaji hubungan kebijakan dividen dengan
Indonesia, terutama berkaitan dengan faktor–
struktur kepemilikan yang berkaitan dengan
faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam
(agency conflict) dan
penentuan kebijakan dividen bagi perusahaan
permasalahan tentang pelaksanaan corporate
yang go public sesuai kondisi keuangan
governance. Selain itu, penelitian dilakukan
perusahaan.
konflik keagenan
hanya pada seluruh perusahaan non keuangan yang go public yang konsisten membagikan
KAJIAN LITERTUR
dividen selama 5 tahun dari tahun 2006–2010.
Kebijakan Dividen Perusahaan Stabil
Pengambilan sampel perusahaan non-finance
Easterbook (1984) menyatakan bahwa
atas pertimbangan adanya ketidaksesuaian
perusahaan harus membayar dividen karena
current
current
perusahaan dipaksa masuk pasar sebagai
liabilities, dan long-term liabilities untuk
alternatif lain bagi internal financing agar
penghitungan Altman Z-Score. Kebijakan
investor memiliki insentif dan kemampuan
dividen diproksikan dengan dividend to
untuk
equity.
ternyata perusahaan mengalami kesulitan
pada
variabel
Profitabilitas
assets,
diproksikan
dengan
profit margin, financial leverage diproksikan
28
memonitor manajer.
Namun
jika
keuangan (financial distress), maka
(2005) bahwa perusahaan dengan earning
dapat
yang stabil lebih dapat meminjam serta lebih
mempengaruhi kebijakan dividen. Ketidakstabilan keuangan perusahaan
dapat membagikan dividen. Menurut Wals
(financial distress) menyebabkan gangguan
(2003) total pengembalian (return) kepada
pada kebijakan dividen.
Brigham dan
pemegang saham selama waktu tertentu
Gapenski (1997) mengatakan bahwa semakin
berasal dari dividen yang diterima ditambah
besar pembiayaan dari hutang dan semakin
peningkatan harga saham (capital gain).
besar beban bunga tetap, semakin besar
Meskipun bagi sebagian investor peningkatan
probabilitas bahwa penurunan earning akan
harga saham adalah hal yang paling penting,
mengarah kepada kesulitan keuangan, karena
namun pemegang saham atau investor baik
itu akan semakin tinggi probabilitas biaya
perseorangan maupun institusi membutuhkan
kesulitan keuangan akan dikenakan. Jadi,
laba untuk keperluan sehari-hari sehingga
hutang dapat pula menyebabkan kesulitan
sangat memperhatikan pada dividen. Mereka
keuangan.
yang
akan memperhatikan nilai absolut dividen per
perusahaan
share dan sejarah pembayaran dividen yang
mengalami financial distress antara lain
meningkat secara stabil. Oleh karena itu,
ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga
perusahaan sangat tidak menyukai keputusan
kerja atau hilangnya pembayaran dividen
untuk mengurangi dividen karena hal ini akan
(Hill et al, 1996 dalam Candrawati, 2008).
menyebabkan investor menarik diri dari
Kemudian
menunjukkan
apakah
indikator suatu
perusahaan
Kumar dan Lee (2001) dalam Cohen
sehingga
terhadap
smoothing
perusahaan yang sedang mengalami kesulitan
dimaksudkan
untuk
(distres)
menarik investor pada perusahaan dalam kesulitan
keuangan
Menurut
pandangan
mengurangi mencegah
(financial
distress).
mereka,
dividen
faktor-faktor investor
dalam
yang
saham.
bertahun-
Bahkan
serius
dan Yagil (2009) mengekspektasikan bahwa dividend
harga
berdampak
tahun,
sebuah
seringkali
memutuskan untuk membayar dividen yang melebihi
laba
daripada
memotong
pembayaran dividen.
dapat
Pengujian
menanamkan
hubungan
antara
modalnya di perusahaan tersebut seperti
pembayaran dividen dan Altman Z-Score serta
rendahnya tingkat volatilitas dan
variabel perusahaan lainnya telah diteliti oleh
likuiditas
Cohen
pendapatan.
dan
Yagil
(2009)
dengan
menggunakan current ratio sebagai variabel
Berdasarkan hasil penelitian Chang
likuiditas
dan Rhee (1990) dalam Asnawi dan Chandra
29
perusahaan
yang
ternyata
berpengaruh
negatif
terhadap
Perusahaan
yang
stabil
profitabilitas
yang
lebih
membayarkan
dividen
dividen. Model Teoritis Cohen dan Yagil (2009)
mempunyai baik
yang
untuk
pembayaran dividen pada perusahaan yang
stabil sesuai
mengalami financial distress dengan tujuan
dengan tingkat profitabilitas mereka. Selain itu
perusahaan
stabil
ketergantungan yang kuat terhadap pada
profitabilitas
perusahaan
distress,
untuk menarik investor. Menggunakan sampel
mempunyai
tidak
perusahaan sebanyak 334 dari 500 perusahaan
begitu
yang masuk dalam daftar S&P 500. Hasil
dibandingkan karena
penelitiannya
pada
daripada perusahaan stabil. Pada perusahaan
dividennya untuk menarik investor. Selain itu
stabil mempunyai likuiditas (current ratio)
ditemukan pula hasil penelitian bahwa pada
berhubungan negatif dengan pembayaran
perusahaan yang tergolong finansialnya stabil,
dividen.
memiliki karakteristik tingkat pembayaran dividen dengan financial leverage yang rendah, namun meningkatkan dividend per
Kemudian
profitabilitas
(ROA),
(DTA),
Firm
dan
berhubungan
memiliki
positif
pada
variabel
financial
leverage
Size
(
dengan
Log
Sales)
pembayaran
dividen.
profitabilitas (ROE) serta likuiditas (current
Penelitian
ratio) yang lebih tinggi. Brigham
bahwa
mempunyai dividend payout ratio lebih tinggi
cepat dan tinggi dalam kebijakan pembayaran
Menurut
menunjukkan
perusahaan yang mengalami financial distress
perusahaan distress terjadi perubahan yang
share dari waktu ke waktu dan
meneliti
Risaptoko
(2007)
menunjukkan bahwa variabel perubahan cash dan
Houston
ratio dan DTA berpengaruh signifikan positif
(2006), perusahaan dengan laba yang lebih
terhadap variabel DPR, sedangkan variabel
tinggi, akan mampu membayar dividen yang
growth, size, dan ROA tidak berpengaruh
lebih tinggi, sehingga berkaitan dengan laba
signifikan
per lembar saham yang akan naik karena
terhadap
variabel
DPR.
Selanjutnya, penelitian Fira Puspita (2009)
tingkat hutang yang lebih tinggi, maka
menguji pengaruh variabel cash ratio, growth,
leverage akan dapat menaikkan harga saham.
firm size, return on asset (ROA), debt to total
Namun struktur modal yang optimal adalah
assets (DTA), debt to equity ratio (DER)
struktur yang memaksimalkan harga saham
terhadap dividend payout ratio (DPR) dengan
perusahaan dan hal ini biasanya meminta
menggunakan sampel 26 perusahaan yang
rasio hutang yang lebih rendah daripada rasio
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
yang memaksimalkan EPS yang diharapkan.
2005-2007. Hasil penelitiannya menunjukkan
30
bahwa
cash
ratio,
firm
size,
perusahaan, dan size tidak berpengaruh
ROA
terhadap dividen yield.
berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Sedangkan signifikan
growth berpengaruh negatif terhadap
DPR.
Dua
Berdasarkan dasar-dasar teori dan
variabel
hasil penelitian
terdahulu, maka dapat
lainnya yaitu DTA dan DER berpengaruh
disusun suatu gambar model penelitian,
negatif tidak signifikan. Penelitian Kusuma
profitabilitas, financial leverage, firm size,
(2010) menunjukkan hutang, risiko dan
dan risiko distress (Altman Z-Score) pada
likuiditas berpengaruh positif terhadap cash
kebijakan dividen perusahaan stabil seperti
dividend di BEI. Kepemilikan manajerial,
ditunjukkan dalam gambar 1 berikut ini:
kepemilikan
institusional,
pertumbuhan
Profitabilitas (+)
Financial Leverage (+)
Kebijakan Deviden
Firm Size (+) Potensi Risiko Distress
(+)
Gambar 1 Model Teoretis Penelitian PENGEMBANGAN HIPOTESIS
yang tinggi akan menarik minat investor
Profitabilitas dan Kebijakan Dividen
untuk
modalnya
dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan yang
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
menanamkan
tinggi pula. Pengaruh profitabilitas sebagai
efektivitas
manajemen berdasarkan hasil pengambilan
komponen
keputusan yang dihasilkan dari penjualan dan
kebijakan dividen, mengarah pada diskusi
investasi (Weston dan Copeland 1995).
intensif
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas
memberikan prediksi tentang laba masa depan
31
Altman
dalam
Z-Score
literatur
bahwa
terhadap
dividen
perusahaan, artinya dividen mengandung
dilakukan perusahaan. Penelitian Cohen dan
informasi positif dengan perubahan pada laba
Yagil
(Garret dan Priesttley,2000 dalam Cohen dan
perusahaan stabil mempunyai profitabilitas
Yagil, 2009)
yang diproksikan profit margin berhubungan
(2009)
positif
Profitabilitas merupakan hasil akhir
juga
dengan
menunjukkan
pembayaran
dividen.
bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan
Berdasarkan
perusahaan, dimana
pertama dalam penelitian ini adalah sebagai
rasio ini
sebagai alat pengukur
digunakan
uraian
pada
diatas maka hipotesis
berikut:
atas kemampuan
untuk memperoleh keuntungan
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif
dari setiap rupiah penjualan yang dihasilkan.
terhadap kebijakan dividen pada
Jika perusahaan menahan labanya dalam
perusahaan stabil.
perusahaan
bentuk retained earnings, maka kemampuan Financial Leverage dan Kebijakan Dividen
pembentukan dana internalnya akan semakin
Financial leverage
besar yang dapat digunakan untuk membiayai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
aktivitas perusahaan. Hal ini mengurangi
kewajiban baik itu jangka pendek maupun
ketergantungan perusahaan terhadap dana
jangka panjang. Masalah yang berkaitan
eksternal dan sekaligus akan memperkecil
dengan kebangkrutan kemungkinan besar
risiko perusahaan akan terjadinya financial
akan
distress. Weston menunjukkan
dan
Copeland
(1992)
bahwa
earnings
change
hutang. Hipotesis hubungan antara dividen dan hutang perusahaan positif diterima, dimana dari adanya penggunaan kas untuk
dividen yang tinggi (Riyanto, 1990). Hasil
pembayaran dividen mengakibatkan jumlah
menunjukkan
hutang meningkat.
bahwa pengaruh positif variabel Return On
Hasil
Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio menjelaskan
bahwa
perusahaan
relasi antara kebijakan kebijakan dividen dan
atau hutang sehingga dapat memberikan
(DPR)
sebuah
2006:36). Chang dan Rhee (1980) meneliti
perusahaan dapat membayar beban bunga
(2009)
ketika
struktur modalnya (Brigham dan Houston,
ratio. Semakin stabil earnings change maka
Puspita
timbul
memasukkan lebih banyak hutang dalam
berpengaruh positif pada dividend payout
penelitian
menunjukkan
penelitian
Kusuma
(2010)
menunjukkan hutang berpengaruh positif
tingkat
terhadap cash dividen di BEI. Hal tersebut
profitabilitas perusahaan akan berdampak
seperti hasil pada penelitian Cohen dan Yagil
pada peningkatan pembagian dividen yang
32
(2009)
yang
juga
pada
seharusnya membayar dividen yang tinggi
leverage
kepada pemegang sahamnya, sehingga antara
menunjukkan
perusahaan
stabil,
financial
berhubungan
positif
dengan
pembayaran
ukuran perusahaan dan pembayaran dividen
dividen. Berdasarkan
uraian
diatas maka
memiliki hubungan yang positif (Cleary,1999
hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah
dalam Risaptoko,2007). Hasil penelitian yang
sebagai berikut:
dilakukan oleh Puspita (2009) firm size
H2 : Financial leverage berpengaruh
berpengaruh positif signifikan terhadap DPR.
positif terhadap kebijakan dividen
Hasil penelitian Chang dan Rhee (1980)
pada perusahaan stabil.
menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan
memiliki dampak positif dengan hutang dan Firm Size dan Kebijakan Dividen
dividen. Berdasarkan
White (1989) dalam Candrawati (2008)
lebih
tambahan
mudah
yang
mendapatkan
diperlukan
dari
diatas maka
hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah
menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar
uraian
sebagai berikut:
dana
H3: Firm Size berpengaruh positif
pihak
terhadap kebijakan dividen pada
eksternal karena lazimnya investor akan
perusahaan stabil.
menginvestasikan dana pada perusahaanperusahaan
besar.
Perusahaan-perusahaan
Potensi Risiko Kebangkrutan (Distress)
yang lebih besar lebih mudah mendapatkan tambahan
dana
dari
investor
dan Kebijakan Dividen
karena
Dalam penelitian ini menggunakan
mempunyai profil yang lebih tinggi sehingga
model
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
modifikasi karena relevan untuk seluruh
bertahan dari keadaan distress. Kemampuan
sektor perusahaan. Dimana syarat perusahaan
aksesibilitas ke pasar modal dapat diartikan
stabil yaitu mempunyai nilai di atas 2,6.
adanya
kemampuan
Semakin tinggi nilai Z-Score, menunjukkan
perusahaan untuk menciptakan hutang atau
potensi risiko distress dan biaya kebangkrutan
memunculkan dana yang lebih besar dengan
semakin kecil serta perusahaan semakin stabil
catatan perusahaan tersebut memiliki rasio
sehingga memungkinkan untuk pembayaran
pembayaran
dividen. Crutchley dan Hansen (1989) dalam
fleksibilitas
dividen
dan
yang
lebih
tinggi
daripada perusahaan kecil.
akses
pasar
yang
Altman
Z-Score
Asnawi dan Wijaya (2005) mendapatkan hasil
Dengan demikian perusahaan besar dengan
perhitungan
lebih
dari penelitiannya bahwa perusahaan besar
baik
memilki
33
debt
agency
cost
(biaya
kebangkrutan)
yang
semakin
kecil
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
dan
purposive sampling, pengambilan
memiliki dampak positif dengan dividen.
metode
Menurut hasil penelitian Cohen dan Yagil
data disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang
(2009), Perusahaan yang memiliki nilai
telah
Altman Z Score di atas 2,6 yang berarti
perusahaan yang dijadikan sampel dalam
perusahaan
penelitian ini adalah:
stabil
mempunyai
tingkat
ditentukan
sebelumnya.
Kriteria
1) Perusahaan yang
pembayaran (payout rate) dan dividend yield
membagikan dividen secara konsisten selama
(%) yang lebih rendah daripada perusahaan
5 tahun dari tahun
distress (nilai Z-Score dibawah 2,6). Namun
perbankan. 2) Mempuyai data DPR (Dividen
perusahaan stabil mempunyai dividend to
Payout Ratio ) atau setidaknya mempunyai
equity
data-data lengkap nilai DPS (Dividen Per
lebih besar daripada perusahaan
2006–2010 non-
tersebut,
Share) tiap tahun. Hanya perusahaan yang
menunjukkan bahwa Z-Score berhubungan
membagikan dividen tunai (cash dividend).
positif dengan pembayaran dividen pada
3) Tersedia laporan keuangan tahunan selama
perusahaan stabil. Berdasarkan uraian diatas,
tahun 2006–2010
maka hipotesis keempat dalam penelitian ini
rasio keuangan, closing price, dan
yaitu:
share.
distress.
Hasil
penelitian
H4: Potensi risiko distress (Nilai Z-Score) berpengaruh
positif
termasuk variabel rasio–
Berdasarkan
kriteria
listed
pengambilan
sampel tersebut, diperoleh 52 perusahaan
terhadap
selama periode pengamatan 5 tahun
kebijakan dividen pada perusahaan
dan
menjadi 260 data.
stabil. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel
METODA PENELITIAN satu
Jenis data yang digunakan adalah data
dependen
yaitu
kebijakan
variabel independen yaitu profitabilitas (profit
yang diperlukan adalah data dividend dan
margin), financial leverage (debt to total
laporan keuangan perusahaan yang listing di
assets), dan firm size (ln total sales) dan risiko
Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini
distress (angka Altman Z-Score). Masing-
perusahaan yang digunakan adalah semua
masing variabel penelitian secara operasional
perusahaan yang go-public di BEI tahun sampel
variabel
dividen (Dividend to Equity) serta empat
sekunder yang berupa data panel. Data–data
Pengambilan
dibutuhkan
dalam penelitian ini ada lima yang terdiri dari
Data dan Sampel
2006-2010.
yang
dapat didefiniskan sebagai berikut:
dalam
34
Financial Leverage. Leverage perusahaan
Variabel Dependen Variable dependen dalam penelitian
dalam penelitian ini menggunakan financial
ini adalah pembayaran dividen. Pembayaran
leverage. Leverage adalah rasio antara nilai
dividen diproksikan dengan dividend to equity
buku seluruh hutang atau liabilitas (debt)
yang dapat diformulasikan:
terhadap total aktiva (total assets). Dari definisi
DEQ =
perusahaan
maka
leverage
dapat
Leverage perusahaan (DTA) = = Total hutang atau liabilities tahun ke-i dalam perusahaan ke-j TAij = Total aset perusahaan tahun ke- i dalam perusahaan ke-j Nj = Jumlah perusahaan dalam industri j
Dij
Variabel independen
Profitabilitas
atas
dirumuskan sebagai berikut:
Divjit : Nominal dividen tahun ke-i dalam perusahaan ke-j Eqjit : Total Ekuitas tahun ke-i dalam perusahaan ke-j
Profitabilitas
di
margin).
(profit
merupakan menghasilkan
kemampuan (profit).
dengan besarnya penjualan produknya. Dalam
Dimana laba didapatkan salah satunya hasil
penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan
dari
perusahaan.
melalui net annual sales (Harjono,2002 dalam
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
Risaptoko,2007), hal ini dikarenakan net sales
dengan menggunakan profit margin karena
mencerminkan besar kecilnya perusahaan
perusahaan biasanya menggunakan model
dalam
peramalan keuangan untuk lima tahun ke
Ukuran
depan
dirumuskan sebagai berikut :
penjualan
dengan
laba
Firm Size. Ukuran perusahaan dapat diukur
produk
memasukkan
informasi
perusahaan
strategi (firm
ekspansinya. size)
dapat
Firm Size (LnFSS) = Log nat dari total
ramalan penjualan, margin laba (Brigham dan Houston,2006). Profit margin
melakukan
sales
dihitung
dengan menggunakan rumus seperti berikut :
Risiko Distress. Salah satu model untuk memprediksi
Profit Margin (PM) =
potensi
kebangkrutan
pada
perusahaan menggunakan model diskriminan
EATjit = Earning After Tax tahun ke-i dalam perusahaan ke-j Salesjit = Total sales atau penjualan tahun ke- i dalam perusahaan ke-j
Altman Z-Score. Sehingga nilai Z-Score digunakan untuk mengkategorikan apakah suatu
perusahaan termasuk dalam kategori
distress atau sehat (stabil) dan semakin besar
35
nilai Z-Score artinya semakin perusahaan jauh HASIL PENELITIAN
dari kondisi distress. Pada penelitian ini menggunakan
model
Altman
Analisis
modifikasi
pada
model
ini
juga
dan
hasil olah analisis data menggunakan Eviews
potensi financial
6.0 dan membahas hasil regresi data panel
distress perusahaan dari segala jenis industri. Kemudian
penelitian
pembahasan dalam bab ini akan menunjukan
karena disana dikatakan bahwa model Altman ini mampu memprediksi
hasil
yang listed
perusahaan
telah
Indonesia dimana
mengeliminasi variabel X5 (sales/total assets)
di Bursa Efek
konsisten membagikan
dividen selama 5 tahun (2006-2010). Sebelum
karena rasio ini sangat bervariatif pada
dianalisis,
industri dengan ukuran aset yang berbeda-
melakukan
kategorial
sampel
perusahaan menjadi dua bagian perusahaan
beda.
yaitu
kategori
perusahaan
stabil
dan
Model Empiris
perusahaan grey area sebagai pembanding
Penelitian ini menggunakan model analisis
dengan point cut off dari Altman Z-Score
regresi linier berganda, maka persamaan
modifikasi. Model regresi yang digunakan
statistik penelitian dapat dirumuskan sebagai
adalah model analisis regresi linier berganda
berikut,
untuk menguji apakah terdapat pengaruh
DEQ = α + β1PM + β2DTA + β3FSS +
likuiditas, profitabilitas, leverage, firm size,
β4LogZS + ɛ
dan risiko distress pada pembayaran dividen. Hasil uji asumsi klasik untuk memenuhi persyaratan estimator yang BLUE juga akan
Ket : DEQ
= Dividend to Equity
ditunjukkan.
α
= konstanta
penelitian ini menggunakan Hausman-Test,
model
dalam
koefisien determinasi R2, dan uji F. Untuk
β1 – β4 = koefisien regresi dari tiap-tiap variabel independen
menguji hipotesis, peneliti menggunakan uji
PM
= Profit Margin
DTA
= Debt to Total Assets (DTA)
FSS
= Firm Size ,log natural Sales
ZS
= Nilai Z-Score
ɛ
= Error
terms
Pengujian
statistik. Karakteristik berdasarkan Altman ZScore dan variable terkait atau
Penelitian
variabel kondisi
gangguan/acak.
keuangan
membagikan ditampilkan
36
ini
perusahaan
dividen. hasil
mengelompokkan
Pada
tabel
pengelompokkan
yang 1 atau
kategorial daftar perusahaan beserta kondisi
karakteristik pembayaran dividen yang lebih
finansialnya dilihat dari nilai Altman Z-score
rendah daripada perusahaan stabil. Hal ini
modifikasi dengan point cut off yaitu 2,6. Dari
mungkin disebabkan berdasarkan data pada
52
tabel
perusahaan
yang
menjadi
sampel
2
pada
perusahaan
grey
area
penelitian, ternyata memberikan hasil bahwa
mempunyai rata-rata retained earning yang
sebanyak 45 perusahaan yang membayarkan
lebih
dividennya secara konsisten selama 5 tahun
sehingga porsi laba yang digunakan untuk
(2006-2010) termasuk kondisi perusahaan
mendanai investasi lebih besar daripada untuk
stabil dan 7 perusahaan sisanya masuk dalam
membayar dividen. Pada perusahaan stabil
kategori grey area.
perusahaan yang pertumbuhannya rendah
besar
daripada
perusahaan
stabil,
Seperti yang ditampilkan dalam tabel
tetapi stabil akan melakukan pembayaran
1 merupakan ringkasan karakteristik dari
dividen dalam presentase yang cukup besar
sampel
perusahaan
dari
dengan
point
off
dikategorikan
labanya
(Wals,2004).
Ketika
Z-Score
dibandingkan pada annual sales, perusahaan
modifikasi (2,6). Pada perusahaan kategori
grey area mempunyai rata-rata yang lebih
grey
tinggi
area
cut
yang
rata-rata
Altman
mempunyai
nilai
daripada
perusahaan
stabil.
Tabel 1 Karakteristik sampel perusahaan Mean Jumlah perusahaan Altman Zscore Leverage Dividen Yield Dividen Payout Dividen to Equity (%) Annual Sales (bilion rupiah) Current Ratio Return on Equity (ROE) Retained earnings (In thousand Rupiah) Total Aset (in thousand Rupiah) Dividen Change (%) Sumber : data diolah, lampiran I
6,74 0,43 0,07 0,50 17,00 9.557,69 2,59 0,24
1,1>Z<2,6 (grey) 7 2,04 0,67 0,03 0,36 6,00 14.128,54 1,14 0,18
Z>2,6 9(stabil) 45 7,48 0,40 0,08 0,52 18,00 8.846,67 2,82 0,24
3.573.394.233,04 4.421.064.472,77 3.441.534.417,97 10.147.753.158,66 21.254.130.410,69 8.420.094.475,01 52,68 31,96 55,9
37
rendah
Jika dibandingkan dengan perusahaan kategori
grey
finansial
stabil
area,
perusahaan
grey
area.
dengan
Pembayaran dividen akan mempengaruhi
karakteristik
besarnya dana yang dapat digunakan oleh
perusahaan
mempunyai
daripada
antara lain: dividend payout ratio lebih tinggi,
perusahaan
level financial leverage yang lebih redah,
Pembayaran
meningkatkan dividend per share setiap
mengakibatkan
tahunnya dalam periode 5 tahun (2006-2010),
terdapat di dalam perusahaan lebih rendah.
mempunyai ROE dan current ratio yang lebih
Dengan
tinggi pula. Total aset yang dimilki oleh
melakukan pembayaran dividen cukup besar
perusahaan stabil lebih kecil menunjukkan
dalam satu periode tertentu akan mengurangi
likuiditasnya juga baik dan menunjukkan
dana yang tersedia untuk investasi dalam
hutang bisa tercover oleh total asetnya
periode selanjutnya. Baskin (1989), Allen
daripada menggunakan laba untuk retained
(1993) dan Adedeji (1998) menemukan
earning, sehingga porsi laba untuk pembagian
bahwa dividen berpengaruh negatif pada
dividen lebih besar.
investasi di masa selanjutnya (Kaweny,2007).
untuk
melakukan
dividen retained
demikian,
investasi.
tinggi
akan
earning
yang
perusahaan
yang
Karakteristik pada perusahaan stabil Deskripsi Data
ini mayoritas sama dengan karakteristik pada
Penelitian ini menguji 52 perusahaan
sampel perusahaan yang digunakan oleh
di Indonesia yang membagikan dividen
Cohen dan Yagil (2009) dalam penelitiannya
konsisten Indonesia selama 5 tahun (2006-
membandingkan antara perusahaan stabil dan perusahaan penelitian
distress. ini
Hanya
dimana
saja
dengan
2010). Namun berdasarkan hipotesis di awal
dalam
bahwa penelitian ini hanya akan menguji
konteks
pembayaran dividen pada perusahaan stabil,
Indonesia, didapatkan hasil bahwa perusahaan
maka sebagai pemetaan saja karakteristik
yang membagikan dividen konsisten dalam
perusahaan ditampilkan di dalam tabel 1.
periode 5 tahun (200-2010) tidak ada yang
Tabel 2 merupakan deskripsi data pada
mengalami distress. Hasil ini memetakan kondisi
perusahaan
membayarkan
di
dividen
Indonesia selama
perusahaan stabil yang dijadikan sampel
yang
penelitian. Pada variabel firm size yang
periode
diproksikan dengan total annual sales, sudah
pengamatan memang benar dalam kondisi
mengalami transformasi log natural untuk
perusahaan sehat atau stabil.
memberikan nilai karena disesuaikan dengan
Dilihat dari tabel 1 perusahaan stabil
data pada variabel lainnya.
mempunyai retained earnings yang lebih
38
Tabel 2 Deskripsi Data Kategori Perusahaan Stabil
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis Jarque-Bera
PM 0,1162 0,0937 0,5043 0,0007 0,0853 1,3378 5,2293 113,7075
DTA 0,3969 0,4005 0,8940 0,0711 0,1764 0,2588 2,2162 8,2702
Probability 0.000000 Sum 26,1484 Sum Sq. Dev. 1,6297 Observations 225 Cross sections 45 Sumber: Hasil Data Diolah
LN_FSS 21,7307 21,7273 25,5907 18,1893 1,5521 0,0959 2,5848 1,9613
ZS 7,4757 6,2627 40,7477 0,9042 5,5921 3,2214 17,3174 23,1091
DEQ 0,1823 0,0680 7,1435 0,0017 0,6335 8,9876 89,4521 73097,5300
0.016001 0.375075 0.000000 89,3043 4889,3950 1682,0280 6,9723 539,5862 700,4954 225 225 225
0,0000 41,0166 89,9076 225
45
45
45
45
normal karena lebih besar dari nilai Chi-
Seperti yang terlihat dari tabel 2
square kritis untuk df 2 pada α 5% (5,99147).
penelitian ini menguji empat jenis rasio keuangan dan satu model analisis diskriminan
Perusahaan
di
Indonesia
yang
Altman Z-Score yang diduga mempengaruhi
konsisten membayarkan dividennya selama 5
pembayaran dividen berdasarkan perusahaan
tahun berturut-turut (2006-2010) termasuk
yang listed di Bursa Efek Indonesia konsisten
dalam kategori perusahaan stabil dengan rata-
membagikan dividen selama lima tahun
rata memiliki porsi pembayarkan dividen 18%
(2006-2010). Jika dilihat dari nilai Jarque
dari ekuitasnya. Pembayaran dividen tertinggi
Bera, maka dapat disimpulkan bahwa hampir
selama periode tersebut sebesar 714 % dari
semua data variabel tidak terdistribusi normal.
ekuitasnya
Hanya pada LN_Sales yang terdistribusi
Nickel Indonesia Tbk tahun 2007, sedangkan
normal karena lebih kecil dari nilai chi square
terendah sebesar 0,17 % dari ekuitas yaitu
kritis untuk df 2 pada α 5% (5,99147).
pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
Sedangkan pada variabel profit margin, debt
tahun 2010.
to total assets, nilai Altman Z-Score, dan
Rata-
dividend to equity data tidak terdistribusi
yaitu
rata
pada
Profit
PT. International
Margin
yaitu
keuntungan yang dihasilkan dari setiap Rp 1,penjualan di perusahaan yang menjadi sampel
39
yaitu sebesar
terendah sebesar inverse ln=e 18,18929 yaitu
Rp 0,116215 atau 11,62%
pada PT. Lionmesh Prima Tbk tahun 2006.
penjualan berkontribusi terhadap perolehan profit
Sample penelitian yang digunakan
margin yaitu sebesar Rp 0,504345 yaitu pada
analisis data menjadi berkurang karena
PT. International Nickel Indonesia Tbk tahun
mengeliminasi outlier sebanyak 4 perusahaan
2007 dan nilai terendah sebesar Rp 0,000653
pada perusahaan stabil. Sehingga jumlah
yaitu pada PT. Goodyear Indonesia Tbk tahun
observasi penelitian ini akhirnya sebanyak 41
2008. Struktur modal perusahaan stabil rata-
perusahaan.
profit
perusahaan.
Nilai
tertinggi
rata menggunakan 39% hutang sebagai modal dari
keseluruhan
total
aset
Hasil Uji Asumsi Klasik
perusahaan.
Uji normalitas mengasumsikan bahwa
Jumlah hutang tertinggi sebesar 89% yaitu
residual memiliki distribusi normal. Residual
pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk tahun
pada penelitian ini pada awalnya tidak
2009 dan terendah sebesar 7,1% yaitu pada
mengalami distribusi normal. Namun setelah
PT. Mandom Indonesia Tbk tahun 2007.
data
Kategori perusahaan pada tabel 3 merupakan
kategori
perusahaan
Z-Score
tertinggi
normal. Hasil uji ini menyimpulkan bahwa data model regresi
sebesar
Jarque-Bera lebih kecil dari nilai chi square
Tbk tahun 2009 dan terendah dengan nilai Z-
kritis untuk df 2 pada α 5% (5,99147) dan
Score 0,90 yaitu pada PT. Unilever Indonesia
nilai probabilitas Jarque-Bera > α.
Tbk tahun 2006 (angka ini merupakan nilai Z-
Uji multikolinearitas menggunakan uji
Score dari salah satu perusahaan sampel,
parsial anatar variabel independen. Hasil uji
namun secara rata-rata nilai Z-Score di atas
matriks korelasi antar variabel independen
2,6). Kemudian rata-rata perusahaan yang dividen
konsisten
mempunyai residual
berdistribusi normal dimana angka statistik
40,74766 yaitu pada PT. Lion Metal Works
membayar
logaritma
menjadi outlier, residual sudah terdistribusi
tentunya di atas 2,6 yaitu sebesar 7,475680 nilai
transformasi
natural dan eliminasi pada data yang dianggap
stabil
sehingga rata-rata nilai Altman Z-Score
dengan
mengalami
pada saat korelasi transformasi variabel antara
2006-2010
profit margin, debt to total aset, Ln_sales, dan
tersebut memiliki total sales sebesar inverse
Z-score menunjukkan hasil tidak mengalami
ln= e 21,73065 dengan nilai tertinggi sebesar
masalah multikolinearitas. Walaupun untuk
inverse ln=e 25,59073 yaitu pada PT. Astra
korelasi variabel yang lain masih terdapat
International Tbk tahun 2010 dan nilai
probabilitas yang dibawah α (5%), menurut
40
Gujarati bukanlah masalah multikolinieritas
effect model (FEM) atau random effect model
yang serius.
(REM). Chi-square statistik yang tidak
Uji
heteroskedastisitas
signifikan dibawah α = 5%, menunjukan
dalam
penelitian ini menggunakan Uji Park. Regresi
bahwa model mengikuti REM.
masing-masing log natural variabel bebas dan
metode
sudah mengalami transformasi terhadap log
random effect model. Pada Uji Hausman, jika
natural kuadrat residual menunjukan bahwa
dilihat dari nilai probabilitas χ2
varian
0.3307 yang lebih besar dari α = 5% , maka
residual
terbukti
konstan
estimasi
regresi
sebesar
dapat
natural variabel bebas yang berpengaruh
menggunakan random effect. Kemudian pada
signifikan (P-Value > ߙ = 5%) terhadap log
pengujian redundant fixed Effect probabilitas
natural kuadrat residual dari masing-masing
χ2 Cross–Section dan Period sebesar yang
regresi variabel bebasnya.
artinya lebih kecil dari α = 5% sehingga metode
Watson
tidak
dapat
dapat
Koefisien Determinasi (R2). Pada data
menghilangkan outlier tidak terdapat masalah Durbin
regresi
panel
menggunakan fixed effect.
model kategori perusahaan stabil dengan
autokorelasi.
estimasi
metode
menggunakan
(homokedastisitas). Tidak ada satupun log
Pada tahap melakukan regresi pada
disimpulkan
Sehingga
perusahaan stabil, data yang sudah mengalami
statistik
transformasi, adjusted R2 model
menunjukan angka sebesar 1.935419. Indikasi
sebesar 2
adanya autokorelasi memperhitungkan nilai
0.158260. Dari hasil nilai adjusted R tersebut
DL, DU, 4-DL, dan 4-DU dengan variabel
diintrepretasikan bahwa sekitar 15,8% variasi
independen sebanyak 4, dan n sebanyak 205.
pembayaran dividen dapat dijelaskan oleh
Jumlah observasi melebihi nilai tabel Durbin
profitabilitas
watson 200, sehingga menggunakan tabel
leverage (debt to total assets), ukuran
Durbin Watson lebih dari 200 dengan
perusahaan (total sales), dan risiko distress
melakukan interpolasi. Berdasarkan hasil
(nilai Z-Score) dan sekitar 84,2% variasi
regresi setelah transformasi
menunjukkan
pembayaran dividen dijelaskan oleh faktor-
bahwa model sudah terbebas dari masalah
faktor lain di luar model. Semakin mendekati
autokorelasi.
angka 1, maka semakin baik kecocokan
(profit
margin),
financial
model regresi (goodness of fit). Pengujian Model
Uji Statistik F. Uji F menguji apakah
Uji Hausman (Hausman Test) menguji
semua variabel independen yang dimasukkan
apakah metode estimasi panel yang tepat fixed
dalam model regresi secara bersama-sama
41
atau simultan berpengaruh terhadap variabel
sebesar 0,00005 yang berarti signifikan di
dependen. Dari hasil regresi diketahui bahwa
bawah α 1%. Nilai β menunjukkan nilai
F hitung sebesar
positif sebesar 0.326480, sehingga arah
10.58875. Angka ini lebih
besar dari F tabel pada α 5% dengan
koefisien
variabel
profitabilitas
numerator k – 1 = 5 – 1 = 4 dan denominator
terbukti
sesuai
dengan
n – k = 205 – 5 = 200 yang sebesar 2,42. Jika
dihipotesiskan yaitu positif. Dengan demikian
dilihat dari p-value F 0,05 sebesar 0.000000
hasil
yang berarti lebih kecil dari α 5% juga dapat
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari
positif terhadap pembayaran dividen.
penelitian
(LNPM)
arah
mendukung
H1
yang
yang
Pengujian Hipotesis Kedua (H2). Pada
semua variabel independen secara bersamasama terhadap pembayaran dividen.
tabel 4 dapat dilihat nilai p-value
sebesar
0.00515 yang berarti signifikan di bawah α Pengujian Hipotesis
1%. Nilai β
Uji Statistik t menguji hipotesis
arah koefisien variabel Leverage (LNDTA)
mengenai setiap koefisien regresi secara
terbukti
parsial. Hasil regresi di tabel 3 dimana data
regresi
semua
dengan yaitu
arah
positif.
yang diproksikan oleh berpengaruh positif
α 5%.
debt to total assets terhadap pembayaran
dividen. Pengujian Hipotesis Pertama (H1).
Pada tabel 3 dapat dilihat nilai p-value Tabel 3 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Variabel
Simbol
Prediksi Profitabilitas LNPM (+) Leverage LNDTA (+) Ukuran LNFSS (+) Perusahaan H4 Risiko LNZS (+) Distress Sumber : Data Diolah
Dengan
yang menyatakan bahwa financial leverage
independen
mempunyai p-value yang signifikan di bawah
Hipotesis H1 H2 H3
yang
demikian hasil penelitian ini mendukung H2
pada model
variabel
sesuai
dihipotesiskan
telah ditransformasi kedalam bentuk log natural menunjukan bahwa
sebesar 0.763058 menunjukkan
Koefisien 0.326 0.763 0.166
thitung 4.139 2.591 2.273
P-Value
Simpulan
0.00005 0.00515 0.01205
Didukung Didukung Didukung
0.572
2.794
0.00285
Didukung
42
PEMBAHASAN
itu memungkinkan pendanaan perusahaan
Profitabilitas dan Kebijakan Dividen
secara internal dengan retained earnings.
pengujian
Sehingga penggunaan profit sebagai retained
hipotesis pada tabel 3, hipotesis pertama
earnings akan mempengaruhi proporsi dari
terdukung
laba perusahaan untuk dibagikan kepada
Dari
hasil
bahwa
ringkasan
variabel
berpengaruh positif
profitabilitas
investor dalam bentuk dividen.
terhadap pembayaran dengan
Hasil penelitian ini juga sekaligus
pandangan Weston dan Copeland (1992)
mendukung hasil penelitian Puspita (2009)
dividen.
Hal
tersebut
sesuai
change
yang menunjukkan pengaruh positif variabel
berpengaruh positif pada dividend payout
Return On Asset (ROA) terhadap Dividend
ratio. Pada perusahaan stabil, laba perusahaan
Payout Ratio (DPR). Kemudian
yang
Cohen dan Yagil (2009) juga menunjukkan
menunjukkan
bahwa
diproksikan
earnings
oleh
mempunyai
pengaruh
pembayaran
dividen.
profit positif
margin
pada
terhadap
Perusahaan
perusahaan
stabil
penelitian
mempunyai
profitabilitas dengan proksi profit margin
yang
pendapatannya stabil, dividen yang akan
berhubungan
dibayarkan kepada pemegang saham lebih
dividen. Dengan demikian dapat dikatakan
besar dibanding dengan perusahaan yang
bahwa
pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang
profitabilitas yang tinggi, akan memiliki
pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan
pembayaran dividen yang tinggi pula.
kas
yang
banyak
untuk
Dari
pada
2006
bahwa
ringkasan
pengujian
berpengaruh positif terhadap pembayaran dividen. Pada penelitian ini pengukuran
pandangan Brigham and Houston (2001) Sukoco
hasil
terdukung bahwa variabel financial leverage
hasil
penelitian dapat dijelaskan juga berdasarkan
dalam
mempunyai
hipotesis pada tabel 3, hipotesis kedua
cukup besar untuk berjaga-jaga. positif
yang
pembayaran
Financial Leverage dan Kebijakan Dividen
tidak stabil harus menyediakan uang kas yang
pengaruh
perusahaan
dengan
berjaga-jaga,
sedangkan perusahaan yang pendapatannya
Hasil
positif
financial leverage menggunaan proksi rasio
perusahaan
debt to total assets. Pada perusahaan stabil
dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas
berdasarkan data pada tabel 1 mempunyai
investasi akan menggunakan hutang relatif
financial leverage lebih rendah dibandingkan
kecil dan perusahaan yang memiliki operasi
dengan perusahaan dalam grey area, sehingga
stabil dapat merencanakan dividennya dengan
perusahaan
derajat keyakinan cukup tinggi. Oleh karena
43
ini
masih
fleksibel
untuk
meningkatkan pembayaran dividen dengan
yang
besar
dapat
menambah
meningkatkan hutang.
Hal tersebut tidak
perusahaan dan dengan modal yang besar
menjadi masalah karena rasio current assets
membuat perusahaan lebih leluasa dalam
pada perusahaan stabil yang lebih tinggi
menempatkan
daripada perusahaan grey area artinya lebih
proyek investasi yang menguntungkan. Selain
mampu dalam membayar hutang lancarnya
itu dengan dengan modal yang besar maka
dengan current asetnya. Menurut Brigham
kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
dan Houston (2006) semakin tingggi rasio
juga besar dan dapat meningkatkan DPR .
dananya
modal
kedalam
proyek-
Hasil penelitian ini juga mendukung
pembayaran dividen, maka semakin besar
penelitian
ekuitas eksternal yang dibutuhkan.
Cohen
menunjukkan
Dengan demikian ketika total aset
dan
pada
Yagil
(2009)
perusahaan
stabil,
berkurang karena current asset dipakai untuk
financial leverage dengan memakai variabel
membayar hutang dan juga kemungkinan
DTA
digunakan sebagai penambahan dana aktivitas
pembayaran dividen. Mendukung juga hasil
investasi, maka akan membuat rasio DTA
penelitian Kusuma (2010) yang menunjukkan
meningkat. Sesuai dengan Pecking Order
hutang berpengaruh positif terhadap cash
Theory
dividen di BEI. Berdasarkan hasil ini,
bahwa
dalam
hal
pendanaan
berhubungan
financial
semakin
ditahan, kemudian hutang. Ketika hutang
leverage, maka semakin tinggi pembayaran
tidak
dividennya. Kemudian juga mendukung hasil
untuk
membiayai
penggunaaan
dengan
diutamakan pertama adalah berasal dari laba
ditingkatkan
tinggi
positif
hanya
penerimaan hipotesis Chang dan Rhee (1980)
mengandalkan pada internal financing yaitu
yaitu hubungan antara dividen dan hutang
dari laba ditahan. Dengan demikian akan
perusahaan positif, dimana dijelaskan dari
membutuhkan
adanya penggunaan kas untuk pembayaran
reinvestasi
perusahaan,
lebih
maka
banyak
porsi
dari
profitabilitas untuk dipakai sebagai retained
dividen sehingga jumlah hutang meningkat.
earning yang menyebabkan porsi untuk Ukuran Perusahaan (Firm Size) dan
dibagikan kepada pemegang saham semakin
Kebijakan Dividen
kecil. Hasil
ini
mendukung
Dari
penelitian
hasil
ringkasan
pengujian
hipotesisi pada tabel 3, hipotesis ketiga
Risaptoko (2007) yang menunjukkan variabel
terdukung bahwa variabel firm size yang
DTA berpengaruh positif terhadap DPR. Hal
diproksikan dengan total penjualan tahunan
ini mengindikasikan bahwa dengan hutang
44
terhadap pembayaran
itu juga mendukung hasil penelitian Chang
Pada hasil pengujian hipotesis
dan Rhee (1990) dalam Puspita (2009) yang
koefisien variabel bertanda positif sesuai
menunjukkan bahwa firm size memiliki
dengan prediksi atau hipotesis awal bahwa
pengaruh yang signifikan positif terhadap
semakin besar firm size atau ukuran suatu
dividend payout ratio (DPR) serta pernyataan
perusahaan, maka akan semakin besar pula
Cleary (1999) dalam Risaptoko (2007) bahwa
dividen yang dibagikan. Tanda positif pada
antara ukuran perusahaan dan pembayaran
firm size berarti bahwa perusahaan berusaha
dividen memiliki hubungan yang positif.
berpengaruh positif dividen.
meningkatkan assetnya melalui penjualan Potensi Risiko Kebangkrutan (Distress)
yang akan berpengaruh terhadap ukuran
dan Kebijakan Dividen
perusahaan. Hal ini disebabkan dengan
Dari
semakin tingginya tingkat penjualan maka
distress
besar pula.
pembayaran
bahwa besarnya perusahaan berperan dalam
Mendukung
teori
Wals
(2004)
diproksikan
dengan
nilai
dividen.
Hasil
ini
mengintrepretasikan bahwa semakin tinggi
dividen.
angka Altman Z-score, maka semakin dapat
bahwa
perusahaan membayarkan dividennya. Hal
perusahaan yang besar cenderung mempunyai
tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin
akses yang lebih mudah dalam pasar modal,
tinggi nilai Z-Score, maka risiko distress
sehingga perusahaan dapat membayarkan
semakin kecil serta semakin stabil perusahaan
dividen yang lebih besar dengan mengurangi
membayar dividen. Sesuai dengan pengertian
ketergantungan pada pendanaan internal. Hasil
yang
Altman Z Score berpengaruh positif terhadap
Hasil ini juga mengintrepretasikan
pembayaran
pengujian
terdukung bahwa variabel potensi risiko
sehingga pembayaran dividen akan lebih
rasio
ringkasan
hipotesis pada tabel 3, hipotesis keempat
diharapkan akan banyak dana yang masuk
besarnya
hasil
financial distress yang berarti kesulitan dana
dari penelitian ini mendukung hasil
untuk menutup kewajiban perusahaan, maka
penelitian dari Crutchley dan Hansen (1989),
kesulitan likuiditas yang diawali dengan
dalam Asnawi dan Wijaya, (2005) bahwa
kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang
perusahaan semakin besar, akan memiliki
lebih serius, yaitu jika hutang lebih besar
likuiditas lebih besar, floation cost yang
dibandingkan dengan aset berdampak pada
semakin rendah, serta debt agency cost (biaya
pembayaran dividen.
kebangkrutan) yang semakin kecil, maka memiliki dampak positif pada dividen. Selain
45
dividen. Oleh karena itu, tingkat risiko yang
Ketika perusahaan menahan labanya dalam
bentuk
retained
earnings
lebih tinggi akan menghasilkan pembayaran
maka
dividen yang rendah.
kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk
membiayai
sehingga
aktivitas
mengurangi
perusahaan
SIMPULAN, KETERBATANAN DAN
ketergantungan
SARAN
perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus
akan
memperkecil
Simpulan Hasil penelitian ini menyimpulkan
risiko
perusahaan akan terjadinya financial distress.
beberapa
Berkaitan dengan pendapatan investor di
perusahaan di Indonesia go public di Bursa
masa mendatang, dalam perhitungan Alman
Efek Indonesia yang konsisten membayarkan
Z-Score mempertimbangkan seberapa besar
dividen
proporsi retained earning dari keseluruhan
perusahaan sehat atau stabil dengan memakai
aset perusahaan meningkat dengan adanya
model Altman Z-Score modifikasi sebagai
investasi baru.
point cut off antara perusahaan distress dan
pembayaran
tahun
empiris.
2006-2010,
Pertama,
merupakan
perusahaan stabil.
Besarnya laba ditahan yang akan mempengaruhi
dukungan
Kedua,
dividen
hipotesis
pertama
yang
tergantung dari investasi baru yang dijalakan
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
oleh perusahaaan apakah mempunyai risiko
positif
yang tinggi atau rendah. Hal tersebut sesuai
perusahaan
dengan teori Modigliani dan Miller (1961)
menjelaskan
bahwa
ketika
bahwa tidak semua investor berkepentingan
perusahaan
stabil
meningkat,
untuk menginvestasikan kembali dividen
penggunaan rata-rata leverage yang rendah,
mereka di perusahaan yang sama dengan
maka laba tidak tergerus oleh pembayaran
memilki
bunga pinjaman dan turut meningkatkan
risiko
yang
sama,
dimana
terhadap stabil
pembayaran dividen akhirnya ditentukan oleh
pembayaran dividen.
tingkat risiko investasi baru. Sehingga ketika
Ketiga,
pembayaran terdukung.
hipotesis
devien Hasil
ini
profitabilitas
kedua
financial
dengan
yang leverage
perusahaan memiliki risiko distress, maka
menyatakan
besar kecilnya pembayaran dividen kepada
berpengaruh posistif terhadap pembayaran
investor menjadi terpengaruh karena investasi
dividen
baru
mengintrepretasikan
mungkin
akan
digunakan
untuk
bahwa
terdukung. dengan
Hasil
ini
perusahaan
meningkatkan hutang, maka akan mengurangi
restrukturisasi dan bukan untuk pembayaran
46
porsi laba sebagai retaind earning untuk
disarankan
membiayai investasi baru, sehingga porsi
penelitian lain dengan situasi ekonomi yang
pembayaran dividen dapat ditingkatkan.
berbeda. Kedua, hanya terbatas menguji
Keempat,
hipotesis
ketiga
empat
yang
untuk
factor
menggunakan
periode
financial
(profitabilitas,
menyatakan bahwa firm size berpengaruh
leverage, firm size, risiko distress) yang
positif pada pembayaran dividen perusahaan
mempengaruhi
stabil
perusahaan
terdukung.
Hasil
ini
pembayaran stabil.
dividen
Ketiga,
hanya
ukuran
menggunakan satu proksi pada setiap variabel
perusahaan stabil yang membayarkan dividen
rasio keuangan, yaitu profit margin mewakili
diproksikan dengan total penjualan tahunan,
profitabilitas, debt to total assets mewakili
jika semakin besar ekspansi penjualannya,
financial leverge, dan penjualan mewakili
maka
firm size.
mengintrepretasikan
semakin
bahwa
dapat
pula
melakukan
pembayaran dividen yang tinggi. Kelima, menyatakan
hipotesis bahwa
keempat
Saran dan Implikasi Penelitian ke Depan
yang
Pertama, bagi penelitian berikutnya,
distress
risiko
dalam penelitian selanjutnya perlu menambah
berpengaruh positif pada pembayaran dividen perusahaan
stabil
terdukung.
Hasil
faktor- faktor lainnya yang mempengaruhi
ini
pembayaran dividen agar mendapatkan hasil
mengintrepretasikan bahwa semakin tinggi
analisis lebih luas mengenai pembayaran
nilai Altman Z-Score perusahaan, maka
dividen pada perusahaan stabil. Faktor-faktor
perusahaan semakin stabil. Ketika perusahaan
tersebut
semakin stabil, maka risiko distress semakin kecil
sekaligus
kebangrutan, meningkatkan
meminimalisir
sehingga porsi
dapat
labanya
untuk
lain
berkaitan
dengan
perspektif agency theory yang berhubungan
biaya
perusahaan
antara
dengan
struktur
kepemilikan
perusahaan
(insider ownership, institusional ownership, public ownership), arus kas dan likuiditas
pembayaran dividen.
perusahaan (free cash flow, cash position, cash ratio), dan pertumbuhan perusahaan.
Keterbatasan Penelitian Pertama, penelitian ini menggunakan
Pentingnya mempergunakan beberapa proksi
periode penelitian selama 5 tahun, yaitu tahun
dalam setiap variabel rasio keuangan yang
2006–2010 dengan situasi ekonomi pada
dipakai agar penelitian tentang kebijakan
tahun 2007 dan 2008 yang mengalami krisis
dividen dapat memeberikan hasil yang lebih
global,
baik. Setiap perbedaan penggunaan proksi
sehingga
penelitian
selanjutnya
47
diduga akan memberikan pengaruh yang
sehingga setidaknya dapat memprospek cash
berbeda
dividend yang akan diterima. investor yang
dalam
walaupun
analisis
masih
hasil
masuk
penelitian
dalam
tidak
jenis
menyukai
risiko
bisa
lebih
mengharapkan dividen dari hasil kinerja
pengukuran rasio yang sama.
keuangan
Kedua, bagi Manajemen Perusahaan,
perusahaan
yang
lebih
stabil
daripada capital gain yang kurang pasti.
dengan adanya pengaruh positif signifikan pada keempat variabel yaitu profit margin,
REFRENSI
debt to total assest, firm size, dan risiko
Brigham dan Houston. (2006). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
distress, maka bagi perusahaan diharapkan lebih dapat memperhatikan faktor tersebut karena dengan adanya pengaruh penjualan
Candrawati, A. 2008. “Analisis FaktorFaktor yang mempengaruhi keberhasilan Turnover Pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta athun 2000-2005)”.Tesis. Program Pasca sarjana. Universitas Diponegoro.
pada dividen, maka perusahaan diharapkan dapat
melakukan
meningkatkan dengan
ekspansi
profitabilitas.
adanya
risiko
untuk Kemudian
distress
maka
perusahaan diharapkan dapat memberi return sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan tersebut, dengan adanya hutang maka
diharapkan
meningkatkan
perusahaan
penghematan
pajak
Cohen.G and Yagil,Y. 2009.”Why do Financially Distressed Firms Pay Dividends?” Applied Economic Letters, 16,1201-1204.
dapat dan
melakukan debt financing sesuai sasaran
Cohen, G.dan Yagil, Y. “Corporate Financial Policies: A International Survey”. School of Management, Haifa University
struktur modal yang optimal. Ketiga, bagi pihak investor, penelitian ini memberikan informasi bahwa perusahaan
Gujarati, Damodar Econometrics. GrawHill
yang membagikan dividen di Indonesia dilihat dari potensi kebangkrutan Altman Z-Score,
N., 2010. Basic United States:
merupakan perusahaan yang sehat dan stabil Kaweny, S. P. 2007. “Studi Keterkaitan Antara Dividend Payout Ratio,Financial Leverage dan Investasi dalam Pengujian Hipotesis Pecking Order (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dan Listed di Bursa Efek Jakarta periode 2004-
finansial perusahaannya. Selain itu, investor perlu mempertimbangkan seperti profitabilitas yang bisa dilihat dari rasio profit margin, financial leverage pada rasio debt to total aset, dan
firm size pada annual sales,
48
2005)”. Tesis. Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro.
Risaptoko,A.B.R. 2007.” Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Total Assets, Aset Growth, Firm Size, dan Return on Assets Terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Komparatif pada Perusahaan Listed di BEJ yang Sahamnya Ikut Dimiliki Manajemen dan yang Sahamnya Tidak Dimiliki Manajemen Periode Tahun 2002-2005”. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Asnawi, S. K. dan Wijaya, Ch. 2005. Riset Keuangan: Pengujian-Pengujian Empiris. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kusuma, D. P. 2010.”Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Pertumbuhan, Risiko, Hutang, Likuiditas, dan Size Terhadap Dividend Yield”.Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Wals, C.2004. Key Management Ratios: Rasio-Rasio Manajemen Penting, Penggerak, dan Pengendali Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Puspita, F. 2009.”Analisis Faktor-Fator yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indomesia Periode 20052007)”.Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Weston, J.F dan Copeland, T.E.. 1992. Managerial Finance. Eight Edition. Dryden Wild, John J.Subramanyam.
49