PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN RISIKO PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Christina Heti Tri Rahmawati ABSTRACT To know partially effect of degree of firm growth and firm risk to firm dividend policy at firms that listed at Indonesia Stock Exchange at period of 2010 – 2013, is the main purpose of this research. The other purpose is knowing simultaneously effect of degree of firm growth and firm risk to firm dividend policy at firms that listed at Indonesia Stock Exchange at period 2010-2013. Population in this research is all firms that listed at Indonesia Stock Exchange at 2010-2013 period, 266 firms. Sample take with purposive sampling method, 35 firms. Technique of data collection using documentation from center of stock exchange data, Faculty of Economics and Business UGM. Analysis data method using multiple linear regression. The results show us that degree of firm growth had as negative and significant to dividend policy. Firm risk had a negative effect and significant to dividend policy. Simultaneously, degree of firm growth and firm risk had a positive effect and significant to dividend policy. Key words : degree of firm growth, firm risk and dividend policy. memberikan
Pendahuluan
khususnya
Dividen merupakan informasi yang memberikan sinyal kepada investor di pasar
menghindari
modal,
mempunyai
dividen
yang
dibayarkan
sinyal jika hal
yang
dividen itu,
fluktuasi
turun.
perusahaan laba
yang
Untuk yang tinggi
(berisiko
mendapatkan laba dan prospek yang baik di
membayarkan dividen rendah agar tidak
masa yang akan datang. Menurut Lintner
terjadi
(1956)
perusahaan turun (Hartono, 1998).
dikutip
Aryani
(2001)
pemotongan
biasanya
baik,
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
seperti
tinggi)
tidak
dividen
cenderung
kalau
laba
mengemukakan perusahaan – perusahaan
Kebijakan dividen terkait juga dengan
berusaha mempertahankan tingkat dividen
hubungan antara manajer dengan pemegang
yang dibayarkan karena penurunan dividen
saham. Kepentingan dari pemegang saham
akan
buruk
dan manajer dapat berbeda dan mungkin bisa
(perusahaan membutuhkan dana). Perusahaan
menimbulkan suatu konflik, misalnya manajer
yang
tinggi
menghendaki pembagian dividen yang kecil
fluktuasi
karena perusahaan membutuhkan dana yang
pembayaran dividen yang tinggi, hal ini akan
besar untuk mendanai investasinya sedangkan
memberikan
mempunyai
kemungkinan
juga
sinyal
fluktuasi
yang
laba
mempunyai
10
pemegang saham menghendaki pembagian
kesempatan investasi. Kesempatan investasi
dividen yang besar. Konflik yang terjadi akan
yang banyak, membutuhkan pendanaan yang
menimbulkan biaya keagenan. Pada sudut
besar, sehingga perusahaan harus mencari
pandang pemilik, upaya untuk mengurangi
dana
biaya yang timbul dengan kebijakan dividen.
mendapatkan tambahan dana dari pihak
dari
pihak
Untuk
Dividen berperan sebagai salah satu
eksternal
ini
bentuk penawaran distribusi pendapatan yang
transaksi.
Biaya
dapat menurunkan masalah keagenan, karena
menyebabkan
menurut Moh’d, Perry & Rimbey (1995)
kembali untuk membayarkan dividen apabila
seperti dikutip Susilawati (2000) dengan
masih ada peluang investasi yang bisa diambil
pembayaran dividen pemegang saham melihat
dan lebih baik menggunakan dana dari aliran
bahwa
kas
pengelola
perusahaan
sudah
internal
akan
eksternal.
menimbulkan
transaksi
perusahaan
untuk
biaya
yang harus
membiayai
tinggi berpikir
investasi
melakukan tindakan yang sesuai dengan
tersebut (Holder, Langlehr & Hexter, 1998;
keinginan mereka sehingga akan mengurangi
dalam Aryani, 2001).
konflik. Akan tetapi meskipun pembayaran
Biaya transaksi menurut Demsey &
dividen dapat menurunkan permasalahan
Laber (1992) seperti dikutip Raharjo (2005)
keagenan, disisi lain justru menimbulkan
juga dipengaruhi oleh risiko bisnis yang
biaya karena aliran kas yang dihasilkan dari
dihadapi perusahaan. Risiko yang semakin
sumber internal tidak lagi layak untuk
besar membuat perkiraan profitabilitas saat ini
memenuhi
dengan
kebutuhan-kebutuhan
investasi
profitabilitas
masa
depan
yang
perusahaan, sehingga mendorong pengelola
diharapkan menjadi kurang pasti. Investor
perusahaan
kebutuhan
menginginkan tingkat keuntungan yang tinggi
dananya dari pihak eksternal untuk mengisi
untuk dana yang diinvestasikan di perusahaan
kembali dana yang sudah dikeluarkan dalam
yang memiliki risiko yang besar dan akan
bentuk dividen. Usaha untuk mendapatkan
membebankan biaya transaksi yang besar
dana eksternal ini akan menimbulkan biaya
pula. Jika biaya transaksi yang ditanggung
yang disebut biaya transaksi.
perusahaan
untuk
memenuhi
tinggi
sebagai
akibat
dari
Pertumbuhan perusahaan merupakan
tingginya risiko perusahaan, maka perusahaan
faktor yang mempengaruhi biaya transaksi.
sebaiknya tidak membayarkan dividen yang
Tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi
besar
menunjukkan perusahaan sedang mengalami
tercukupi dari dana internal dan perusahaan
pertumbuhan
dan
memiliki
banyak
11
sehingga
kebutuhan
dana
dapat
tidak perlu mencari dana eksternal dengan
pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan
membayar biaya transaksi yang tinggi.
dan risiko perusahaan secara bersama-sama terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdapat
pada
faktor-faktor
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang
periode 2010-2013?
mempengaruhi biaya transaksi. Penelitian yang dilakukan (2001)
dan
Susilawati (2000), Aryani
Kartini
&
Romlah
(2006)
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
menemukan variabel tingkat pertumbuhan
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
dan
Menurut Miller & Rock (1985) seperti
dividen,
dikutip Kartini & Romlah (2006) menjelaskan
sedangkan penelitian yang dilakukan Raharjo
bahwa pembayaran dividen merupakan sinyal
(2005) menemukan tingkat pertumbuhan
yang
perusahaan memiliki pengaruh positif dan
menunjukkan pertumbuhan perusahaan di
tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
masa
perusahaan signifikan
berpengaruh terhadap
negatif
kebijakan
sering
digunakan
depan.
manajer
Pertumbuhan
untuk
perusahaan
penelitian
merupakan faktor yang mempengaruhi biaya
sebelumnya yang tidak konsisten tersebut
transaksi. Tingkat pertumbuhan perusahaan
dengan
relatif
yang tinggi mencerminkan perusahaan yang
bertumbuh pasca badai krisis ekonomi,
sedang mengalami pertumbuhan dan memiliki
adanya
memprediksi
banyak kesempatan investasi. Kesempatan
dividen sebagai basis pengambilan keputusan
investasi yang banyak menimbulkan dana
investasi serta adanya kepentingan investor
yang
yang diabaikan oleh manajer maka penelitian
mencari dana dari pihak eksternal. Untuk
ini menarik untuk dikaji lebih mendalam.
mendapatkan tambahan dana dari pihak
Berdasarkan
data
pasar
kesulitan
hasil-hasil
modal
investor
yang
besar,
sehingga
perusahaan
harus
eksternal akan menimbulkan biaya transaksi.
Secara spesifik penelitian dilakukan pengaruh
Menurut Holder, Langlehr & Hexter
tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap
(1998) seperti dikutip Raharjo (2005), biaya
kebijakan dividen pada perusahaan yang
transaksi
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
perusahaan harus berpikir kembali untuk
2010-2013?
risiko
membayarkan dividen jika masih ada peluang
perusahaan terhadap kebijakan dividen pada
investasi yang masih bisa diambil dan lebih
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
baik menggunakan dana dari aliran kas
Indonesia periode 2010-2013? dan bagaimana
internal untuk membiayai investasi tersebut,
untuk
mengetahui
bagaimana
bagaimana
pengaruh
12
yang
tinggi
menyebabkan
Risiko
sehingga hubungan dividen dengan tingkat
bisnis
yang
dihadapi
pertumbuhan perusahaan adalah berbanding
perusahaan Lintner (1956) dalam Hartono
terbalik, karena arah ini menunjukkan jika
(2003) memberikan alasan rasional bahwa
pertumbuhan meningkat akibatnya dividen
perusahaan-perusahaan
enggan
akan menurun. Hal tersebut dikarenakan
menurunkan
Jika
untuk membiayai pertumbuhan diperlukan
memotong dividen, maka akan dianggap
dana
sebagai sinyal yang buruk karena perusahaan
yang
besar,
maka
dividen
yang
dividen.
dana.
Oleh
untuk
perusahaan
dibagikan akan menurun.
membutuhkan
karena
itu
Risiko Perusahaan
perusahaan yang mempunyai risiko tinggi
Risiko perusahaan diukur dengan
cenderung untuk membayar dividen lebih
menggunakan Beta (β). Beta adalah pengukur
kecil supaya nanti tidak memotong dividen
risiko sistematik dari suatu sekuritas atau
jika laba yang diperoleh turun.
pasar
Perusahaan yang mempunyai risiko
(Hartono, 2003). Menurut Demsey & Laber
tinggi cenderung untuk membayar dividend
(1992) seperti dikutip Kartini & Romlah
payout lebih kecil karena perusahaan yang
(2006), biaya transaksi yang tinggi juga
berisiko tinggi memiliki probabilitas untuk
dipengaruhi oleh risiko bisnis yang dihadapi
mengalami laba yang menurun adalah tinggi.
perusahaan. Investor akan membebankan
Maka dapat disimpulkan bahwa adanya
suatu tingkat keuntungan yang tinggi untuk
hubungan negatif antara risiko dan dividend
menginvestasikan dananya di perusahaan
payout, yaitu apabila risiko tinggi maka
yang memiliki risiko yang besar dan akan
dividend payout nya rendah.
portofolio
relatif
terhadap
risiko
membebankan biaya transaksi yang besar pula.
Jika
biaya
transaksi
yang
harus
Hipotesis Penelitian Berdasarkan konsep teori yang telah
ditanggung perusahaan tinggi sebagai akibat dari
tingginya
risiko
perusahaan,
dipaparkan
maka
di
atas,
maka
dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
perusahaan sebaiknya tidak membayarkan
H1 dan H2:
dividen yang besar, sehingga kebutuhan dana
Terdapat
pengaruh
negatif
dapat tercukupi dari dana internal (laba
tingkat pertumbuhan perusahaan
ditahan) dan perusahaan tidak perlu mencari
dan risiko perusahaan terhadap
dana eksternal dengan membayar biaya
kebijakan
transaksi yang tinggi.
perusahaan yang terdaftar di
13
dividen
pada
H3:
Bursa Efek Indonesia periode
Definisi
2010-2013.
Indikator Pengukuran Variabel
Terdapat
pengaruh
Operasional
Variabel
positif
Variabel
tingkat
dan
pertumbuhan
tingkat pertumbuhan perusahaan
perusahaan diberi simbol Growth. Indikator
dan risiko perusahaan secara
tingkat
bersama-sama
terhadap
dengan tingkat pertumbuhan perusahaan di
pada
tahun yang akan datang (Moh’d, Perry &
perusahaan yang terdaftar di
Rimbey, 1995; dalam Susilawati, 2000).
Bursa Efek Indonesia periode
Rumus yang digunakan adalah (Susilawati,
2010-2013.
2000):
kebijakan
dividen
pertumbuhan
Growth
METODOLOGI PENELITIAN Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
dimana : St
Sampel
perusahaan
diukur
S t S t 1 S t 1
adalah penjualan tahun t
St-1 adalah penjualan tahun t-1
Populasi dalam penelitian ini adalah
(tahun sebelumnya)
semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai 2013,
kecuali
perusahaan
diberi
simbol Beta (β). Risiko perusahaan diukur
266
menggunakan Beta. Beta merupakan suatu
dalam
pengukur volatilitas return suatu sekuritas
penelitan ini menggunakan metode purposive
terhadap return pasar (Hartono, 2003). Beta
sampling. Kriteria sampel penelitian ini
untuk
adalah semua perusahaan yang terdaftar di
diperoleh dari hasil regresi berdasarkan model
BEI periode 2010-2013, kecuali perusahaan-
indeks tunggal. Untuk menghitung beta
perusahaan pada sektor keuangan; perusahaan
saham menggunakan rumus:
perusahaan.
Populasi
pada
risiko
sektor
keuangan.
perusahaan
Variabel
penelitian
Penentuan
sampel
ini
masing-masing
pada tahun 2010-2013 membayarkan dividen;
saham
perusahaan
Ri = αi + βi (Rm) + ei
perusahaan memiliki beta positif. Sampel penelitian ini 35 perusahaan.
dimana: Ri
= return dari saham i pada
minggu ke-t αi
= intersep dari regresi untuk masing-masing ke-i
14
perusahaan
βi
= beta
untuk
Brother Tex Tbk tahun 2012 sedangkan risiko
masing-masing
perusahaan
saham ke-i Rm = return pasar pada minggu ke-t ei
= kesalahan
residu
persamaan
regresi
tertinggi
terdapat
pada
PT.
Summarecon Agung Tbk tahun 2010.
pada tiap
Hasil Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini sampel yang
perusahaan ke-i pada minggu
digunakan 35 sampel. Berdasarkan theorema
ke-t
nilai pusat, jika ukuran sampel cukup besar ( Teknik Analisis Data
30) maka untuk menguji validitas data
Teknik pengolahan data dilakukan
diperbolehkan
tanpa
asumsi
normalitas
dengan menggunakan program SPSS 15.
(Arsyad, 2001:181). Berdasarkan kriteria
Pengujian hipotesis dilakukan setelah model
pengambilan
regresi berganda yang akan dilakukan bebas
autokorelasi dari hasil pengujian Durbin
dari pelanggaran uji asumsi klasik yaitu uji
Watson, nilai 1,625 berada diantara 1,55
normalitas data, uji multikolinieritas, uji
sampai 2,46 maka disimpulkan model regresi
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
yang diajukan pada penelitian ini tidak
keputusan
ada
tidaknya
terdapat gejala autokorelasi. HASIL PENELITIAN DAN
Dari
hasil
uji
heteroskedastisitas
PEMBAHASAN
diperoleh
Hasil Analisis Deskriptif
(scaterplot) tidak ada pola yang jelas dan
Besarnya
tingkat
pertumbuhan
hasil
pada
diagram
pencar
titik-titik menyebar di atas dan di bawah nol
perusahaan antara -0,25743 sampai 2,57969
pada
pada standar deviasi 0,27454271. Perusahaan
disimpulkan bahwa persamaan model regresi
dengan
tidak
tingkat
pertumbuhan
perusahaan
sumbu
Y.
Dari
mengandung
hasil
tersebut
masalah
terendah terdapat pada PT. Petrosea Tbk
heteroskedastisitas.
tahun 2012 sedangkan tingkat pertumbuhan
multikolinieritas disimpulkan nilai tolerance
perusahaan tertinggi terdapat pada PT. Pan
mendekati 1 dan nilai VIF tidak ada yang
Brother Tex Tbk tahun 2011.
lebih besar dari 5, sehingga dapat disimpulkan
Dari
hasil
uji
Besarnya risiko perusahaan antara
persamaan model regresi tidak terdapat
0,03767 sampai 1,87557 pada standar deviasi
masalah multikolinieritas dan layak untuk
0,45297023.
analisis lebih lanjut.
Perusahaan
dengan
risiko
perusahaan terendah terdapat pada PT. Pan
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Berdasarkan
Hasil uji parsial hipotesis pertama
hasil
analisis
data
dengan
penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan
signifikansi 0,003 jika dibandingkan dengan
sebagai berikut: tingkat pertumbuhan dan
tingkat signifikansi yang diharapkan 5%,
risiko perusahaan berpengaruh negatif dan
berarti signifikansi t-hitung lebih kecil dari
signifikan
tingkat signifikansi yang diharapkan (0,003 <
Berdasarkan hasil uji F-hitung diperoleh
0,05). Jadi tingkat pertumbuhan perusahaan
kesimpulan tingkat pertumbuhan perusahaan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dan risiko perusahaan secara bersama-sama
kebijakan dividen, sehingga hipotesis pertama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
diterima.
kebijakan dividen.
diperoleh
nilai
t-hitung
-3,048
terhadap
kebijakan
dividen.
Hasil uji parsial hipotesis kedua
Saran yang dapat diberikan bagi
diperoleh nilai t-hitung -3,151 dengan nilai
investor untuk mengambil keputusan investasi
signifikansi 0,002 jika dibandingkan tingkat
disarankan memperhatikan variabel tingkat
signifikansi yang diharapkan 5%, berarti
pertumbuhan
signifikansi t-hitung lebih kecil dari tingkat
perusahaan, karena keduanya memberikan
signifikansi yang diharapkan (0,002 < 0,05).
kontribusi
Jadi risiko perusahaan berpengaruh negatif
selanjutnya perlu menambah variabel seperti
dan signifikan terhadap kebijakan dividen,
free cash flow dan collaterizable assets yang
sehingga
diperkirakan
hipotesis
kedua
diterima.
perusahaan
sangat
dan
signifikan;
mempengaruhi
risiko
penelitian
kebijakan
Berdasarkan hasil uji simultan menunjukkan
dividen, serta bagi manajemen sebaiknya
nilai F-hitung 5,496 dengan signifikansi
mempertimbangkan
0,000.
menentukan
Apabila
dibandingkan
tingkat
keputusan
kebijakan
dividen
dalam yakni
signifikansi yang diharapkan yaitu 5% berarti
menentukan besar kecilnya dividend payout
signifikansi F-hitung lebih kecil dari tingkat
ratio karena dengan pembagian dividen yang
signifikansi yang diharapkan (0,000 < 0,05).
tinggi akan dapat mengurangi konflik yang
Tingkat pertumbuhan perusahaan dan risiko
terjadi antara manajer dan pemegang saham.
perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
DAFTAR PUSTAKA
dividen, sehingga hipotesis ketiga diterima.
Arsyad, L. 2001. Peramalan Bisnis Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
16
Sulaiman, W. 2004. Analisis REGRESI Menggunakan SPSS Contoh Kasus & Pemecahannya. Yogyakarta: Andi Offset.
Fauzan. 2002. “Hubungan Biaya Keagenan, Resiko Pasar dan Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Dividen”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Voumel 1, No 2, September 2002. Hlm 114-138.
Susilawati, C. E. 2000. “Dampak FaktorFaktor Keagenan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Transaksi terhadap Rasio Pembayaran Dividen”. Jurnal Siasat Bisnis Vol 2, No 5. Hlm 111-126.
Gujarati, D. 2001. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hartono, J. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.
Kartini & Romlah. 2006. “Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Keagenan dan FaktorFaktor Biaya Transaksi terhadap Rasio Pembayaran Dividen”. Jurnal Aplikasi Bisnis Vol 6, No 9, September 2006. Hlm 689-702.
Trihendradi, C. 2005. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Wahyuni, E. D. & Minaya. 2004. “Pengaruh Insider Ownership, Dispersion of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets dan Tingkat Pertumbuhan terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Media Ekonomi Vol 14, No 21, Agustus 2004. Hlm 261280.
Sugiyarso, G. & Winarni, F. 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban, dan Modal, serta Pengukuran Kinerja Perusahaan). Yogyakarta: Media Pressindo.
17