Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Ulul Albab *) Jeni Susyanti **) Ronny Malavia Mardani ***)
ABSTRACT Dividend is the portion of the profit is given to the shareholders. The size of the dividend paid by the company to shareholders depends on the dividend policy of each company. Therefore, in determining the dividend policy of a manager needs to consider factors that affect dividend policy. This study aims to find out how much cash factors position, size, current ratio, return on assets, and debt to equity ratio affects the Dividend Payout Ratio. The population in this study is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) year period from 2007 to 2011 totaling 49 companies. Where any company is a company that has taken complete data covering CP, SIZE, CR ROA, DER during the period 2007-2011. The sample was taken by using purposive sampling is the selection of the sampleCriteria based on certain criteria. The analytical tool used in this study is multiple linear regression. Based on this research, there are two variables partially namely CP and ROA are positive and significant variables have a significant negative effect on CR Devidend Payout Ratio, while the variable SIZE and DER no significant effect Devidend Payout Ratio. Keywords: Dividend Payout Ratio, Cash position (CP), Firm Size, Current Ratio (CR), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Investasi dalam suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya meningkat. Namun, aktifitas investasi merupakan aktifitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian, olehkarnanya seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Seiring dengan berkembangan tegnologi dan ilmu pengetahuan para investor dapat mengendalikan risiko dan ketidakpastian yang terjadi dengan berbagai macam informasi yang dibutuhkan baik baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Informasi dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan dividen per lembar saham Ang (dalam
1
Handayani, 2010). Dengan demikian sebelum berinvestasi harus mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana modal akan ditanamkan. sebab tujuan utama investor menanamkan modalnya adalah untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return), di mana salah satunya berupa pendapatan dividen, oleh sebab itulah perusahaan di tuntut tetap unggul dalam upaya menghasilkan laba. Keuntungan perusahaan yang go public di BEI pada umumnya dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Menurut Sutrisno (2001:304), bahwa kebijakan dividen dipengaruhi besar kecilnya dividen solvabilitas, likuiditas, hutang, rencana pelunasan, kesempatan investasi, stabilitas pendapatan, pengawasan terhadap perusahaan. Selain itu penilaian dividen secara tepat sehingga mennghasilkan risiko rendah dan keuntungan investor meningkat. Posisi kas merupakan rasio kas akhir tahun dengan laba setelah pajak. Dengan demikian semakin tinggi posisi kas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen sedangkan jika kas perusahaan semakin rendah maka kemamnpuan perusaah untuk membayar dividen akan semakin rendah Sudarsi (2002:79). Makin tinggi ukuran sebuah perusahaan (firms Size) yang dapat dilihat dari tingginya total asset sebuah perusahaan maka harga saham perusahaan akan semakin tinggi, sedangkan jikaukuran perusahaan semakin rendah maka harga saham perusahaan akan semakin rendah. Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dan tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen yang dijanjikan Marlina dan Danica (dalam Handayani, 2010). Return on Assets adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Semakin besar ROA mensinyalir bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat karena tingkat kembalian investasi (return) yang semkin besar (Ang, 1997). Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Menurut Ang (1997)
2
RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah sebagai berikut : Apakah posisi kas, ukuran perusahaan, current ratio, return on assets dan debt to equity ratio berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen ? TUJUAN PENELITIAN Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh posisi kas, ukuran perusahaan, current ratio, return on assets dan debt to equity ratio secara parsial terhadap kebijakan dividen. KONTRIBUSI PENELITIAN Hasil penelitian diharapkan dapat member manfaat, yaitu sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan masukan dalam penentuan kebijakan dividen juga digunakan sebagai sumber informasi guna untuk bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi. 2. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan investasi pada masa mendatang. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi investor guna menentukan investasi.
3
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS KEBIJAKAN DIVIDEN Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham (equity investors). Riyanto (2001:265). Menurut Sartono (2001:282) beberapa teori kebijakan dividen, antara lain: a. “Dividen Tidak Relevan” Dari MM Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai perusahaan tidak ditentukan oleh besarnya dividend payout ratio (DPR), tetapi ditentukan oleh laba earning power dari asset perusahaan. untuk itu dibagikan dividen atau ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. dan menurut Modigliani-Miller (MM), dividend payout ratio adalah tidak relevan. b. Teori “The Bird in the Hand” Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik apabila dividend payout ratio (DPR) rendah karena investor lebih merasa aman untuk memperoleh dividen dari pada menunggu capital gains. Gordon dan Litner beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Artinya lebih berharga diinvestasikan pada perusahaan sendiri dari pada diinvestasikan pada perusahaan yang besar akan tetapi belum tentu tingkat keuntungannya lebih tinggi pula. Sementara Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki risiko yang sama. Oleh sebab itu, tingkat risiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh dividend payout ratio tetapi ditentukan oleh tingkat risiko investasi baru. c. Teori Perbedaan Pajak Menurut Sartono (2001:285) para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Dengan kata lain investor perusahaan untuk manahan labanya setelah pajak untuk pembiayaan investasi dari pada pembiayaan dividen dalam bentuk kas.
4
Menurut Riyanto (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dalam suatu perusahaan, antara lain:
5
a.
Posisi likuiditas perusahaan. Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham, oleh karena itu dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi likuiditas suatu perusahaan, berarti makin besar kemampuan untuk membayar dividen. Hal ini berarti bahwa makin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu mendatang, maka makin tinggi rasio pembayaran dividennya.
b.
Kebutuhan dana untuk membayar hutang. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutang akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatan untuk keperluan tersebut, hal ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earnings yang dapat dibayarkan sebagai dividen, dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
c.
Tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan pendapatannya dari pada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Hal ini berarti bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti semakin rendah dividend payout ratio-nya.
d.
Pengawasan terhadap perusahaan. Variabel penting lainnya adalah pengawasan terhadap perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansinya dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau
6
membiayai ekspansi dengan hutang akan memperbesar resiko finansial. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi dividend payout ratio. Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share. Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Rumus Dividend Payout Ratio (DPR) menurut Chasanah (2008).
POSISI KAS Posisi kas merupakan rasio kas akhir tahun dengan laba setelah pajak. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang semakin kuat akan semakin besar untuk membayar dividen. Sudarsi (2002:79). Dapat dirumuskan sebagai berikut:
FIRM SIZE Ukuran perusahaan (firm size) dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun total aktiva (total assets) dari suatu perusahaan. (Riyanto, 2001). Size = Total Asset CURRENT RATIO (CR) Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dan tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen yang dijanjikan Marlina dan Danica (dalam Handayani, 2010). Dengan kata lain, ada pengaruh signifikan positif antara current ratio terhadap pembayaran dividen. Menurut Handayani (2010) Current Ratio (CR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
7
Current Ratio (CR) = RETURN ON ASSET (ROA) Ang (1997) menyatakan bahwa Return on Assets adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. ROA merupakan salah satu ukuran profitabilitas perusahaan yang mana merupakan ukuran efektivitas perusahan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan atau memanfaatkan aktiva tetap untuk kegiatan operasi. Semakin besar ROA mensinyalir bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat karena tingkat kembalian investasi (return) yang semkin besar. Return On Aseet (ROA) dapat di rumuskan sebagai berikut
DEBT TO EQUITY RATIO (DER) Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan Ang (dalam Handayani, 2010). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Menurut Ang (1997) Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:
HIPOTESIS Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : H1 : Posisi kas, ukuran perusahaan, current ratio, return on assets dan debt to equity ratio berpengaruh secara parsial terhadap hargasaham.
8
METODE PENELITIAN POPULASI Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indinesia periode 2007-2011. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:115) Populasi adalah sekelompok orang, kejadin atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. SAMPEL PENELITIAN Pengambilan sampel diambil dengan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif. Adapun sampel yang diambil harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. 1. Perusahaan manufaktur yang datanya lengkap sesuai dengan data yang diperlukan. 2. Perusahaan tersebut membagikan dividen selama periode pengamatan yaitu periode 20072011. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio DPR menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Rumus dividend payout ratio sebagai berikut Chasanah (2008):
Cash Position (CP) Menurut Rianto (2001:267) semakin kuat posisi kas perusahaan, maka berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membeyar dividen. Cash Position merupakan rasio kas akhir tahun dengan laba setelah pajak. Bagi perusahaan yang memiliki kas yang semakin kuat akan semakin besar untuk membayar dividen Sudarsi (1995:7).
9
Firm Size Ukuran perusahaan (firm size) dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya equity, nilai perusahaan, ataupun total aktiva (total assets) dari suatu perusahaan Riyanto, (2001). Variabel firm size menjelaskan bahwa suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru atau yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses kepasar modal. Kemudahan akses perusahaan besar yang mapan ke pasar modal berarti perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu miliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Penelitian ini menggunakan total asset sebagai ukuran perusahaan (firm size) yang di proksikan dengan logaritma natural dari total assets tiap tahun Chasanah (2008). Size = Total Aseets Current Ratio (CR) Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi denngan aktiva lancar (current liability) semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dan tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen yang dijanjikan Marlina dan Danica (dalam Handayani, 2010). Current Ratio (CR) =
Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return on Assets diukur dari laba bersih setelah pajak (earnings after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. ROA merupakan salah satu ukuran profitabilitas perusahaan yang mana merupakan ukuran efektivitas perusahan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam
10
menghasilkan keuntungan dengan menggunakan/memanfaatkan aktiva tetap untuk kegiatan operasi Ang (dalam Handayani, 2010). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan Ang (dalam Handayani, 2010). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:
MODEL PENELITIAN Cash position (CP) (X1)
Firm Size (X2) Current Ratio (CR) (X3)
Dividend Payout Ratio (DPR) (Y)
Return On Asset (ROA) (X4) Debt To Equity Ratio (DER) (X5)
11
Metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda yang terdiri dari satu variabel dependen (Y) dan empat variabel independen (X1- X5).Model regresi berganda yang di gunakan sebagai berikut : Y=a +
+
+
+
+
+e
Keterangan : Y = Dividend payout ratio bo = Konstanta b1..b5 = Koefisien regresi X1 = Cash Position X2 = Firm Size X3 = Current Ratio X4 = Return on Assets X5 = Debt to Equity Ratio e = Error
HASIL PENELITIAN PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, pengambilan sampel bertujuan dilakukan dengan sampel dari populasi berdasarkan pertimbangan tertentu atau jatah tertentu. Berikut tahap seleksi sampel penelitian : Tabel 1 Perusahaan Sampel Nama Perusahan Alumindo Light Metal Industry Tbk Argha Karya Prima Tbk Arwana Citra Mulia Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk Bentoel International Investma Budi Acid Jaya Tbk Champion Pasipic Indonesia Tbk Chandra Asri Petrochemical Tbk Citra Tubindo Tbk Darya-Varia Laboraturia Tbk
12
kode ALMI AKPI RNA AMFG ASII AUTO RMBA BUDI IGAR TPIA CTBN DVLA
Nama Perusahan Indorama Synthetics Tbk Jpfa Comfeed Indonesia Tbk Kabelindo Murni Tbk Kalbe Farma Tbk Kimia Farma Tbk Krakatau Steel Tbk Lionmesh Prima Tbk Malindo Feedmill Mayora Indonesia Tbk Multistrada Arah Sarana Tbk Pabrek Kertas Tjiwi Kimia Tbk Pelat Timah Nusantara Tbk
kode INDR JPFA KBLM KLBF KAEF KRAS MLSH MAIN MAYOR MASA TKIM NIKL
Nama Perusahan Delta Djakarta Tbk Duta Pertiwi Nusantara Ekadharma International Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gajah Tunggal Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gudang Garam Tbk HM Sampoerna Tbk Holcim Indonesia Tbk Indo Kordsa Tbk Indocement Tunggal Perkasa Tbk Indofood Cbi Sukses Makmur Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk
kode DLTA DPNS EKAD FASW GJLT GDYR GGRM HMSP SMCB BRAM INTP ICBI INDF
Nama Perusahan Ricy Putra Globalindo Tbk Selamat Sempurna Tbk Semen Gersik (Persero) Tbk Sierad Produce Tbk Skar Laut Tbk Sorini Agro Asia Corp. Tbk Sucaco Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Trias Sentosa Tbk Yanaprima Hasta Persada Tbk
kode RICY SMSM SMGR SIPD SKLT SOBI SCCO IKBI TOTO TSPC TRST YPAS
Sumber : Data diolah 2012 Dari seleksi sampel penelitian di tabel 1 diatas, perusahaan yang masuk berjumlah 114 sampel yang diperoleh dari penjumlahan data tahun 2007 sebanyak 33 sampel, data tahaun 2008 sebanyak, 21sampel, data tahun 2009 sebanyak 24 sampel, data tahun 2010 sebanyak 29 data tahun 2012 sebanyak 7 sampel. STATISTIK DESKRIPTIF Statistik deskriptif atas varaibel-varaibel yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N X1 X2 X3 X4 X5 Y Valid N (listwise)
114 114 114 114 114 114 114
Minimum 3,66 4,79 15,13 ,54 ,23 1,27
Maximum 430,19 8,05 498,26 34,09 2,67 71,70
Sum 16887,59 726,99 23774,21 1443,43 110,48 3543,77
Mean 148,1368 6,3771 208,5457 12,6617 ,9691 31,0857
Std. Dev iation 114,78118 ,72070 103,19393 7,44273 ,65499 17,60652
Sumber : Data Primer yang diolah 2012 Berdasarkan tabel 2, rasio Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan dividen per share dengan earning per share diperoleh standar deviasi 17,60. Hal ini berarti bahwa ratarata kebijakan pembagian dividen tunai adalah sebesar 31,08% dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan. Nilai maximum sebesar 71,70% yang berarti bahwa deviden tertinggi dari perusahaan sampel dapat mencapai 71,70% dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan, sedangkan nilai minimum DPR adalah 1,27% dari laba per lembar
13
saham yang diperoleh. Yang artinya Semakin tinggi dividen yang dibayarkan maka semakin tinggi kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, begitu pula sebaliknya. Rasio Cash Position (CP) merupaka rasio liquiditas perusahaan yang menunjukkan standar deviasi sebesesar 114,78 Hal ini berarti bahwa rata-rata kas adalah sebesar 148,13%. Nilai maximum kas sebesar 430,19% yang berarti kas tertinggi dari perusahaan sampel mencapai 430,19%, sedangkan nilai minimum kas adalah 3,66%. Yang artinya tinggi rendahnya posisi kas maka dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dengan demikian kepercayaan investor akan semakin tinggi ketika posisi kas perusahaan tinggi. Firm Size merupakan ukuran perusahaan yang merupakan Log natural dari Total Asset menunjukkan standar deviasi sebesar 0,72 dan rata-rata sebesar 6,37. Sedangkan nilai maximumnya adalah 8,05 dan nilai minimum 4,79. Yang artinya semakin besar firm size dapat di artikan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang besar. Current Ratio merupakan ukuran dari rasio liquiditas yang menunjukkan standar deviasi sebesar 103,19. Hal ini berarti rata-rata perusahaan sampel mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebesar 208,54 kali dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai maximumnya sebesar 498,26 kali dari total asset dan nilai minimumnya sebesar 15,13 kali dari total asset. Artinya semakin besar Current Ratio maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Dengen kata lain tinggi rendahnya Current Ratio maka dapat mempengaruhi tinggkat keyakinan investor pada kemampuan perusahaan disaat membayarkan dividennya. Rasio Return On Asset (ROA) merupakan suatu ukuran profitabilitas perusahaan yang menunjukkan setandar deviasi sebesar 7,44 Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan laba bersih sebesar 12,66% dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai maximum ROA yaitu sebesar 34,09% yang berarti sampel tertinggi sebesar 34,09% dan nilai minimum diketahui sebesar 0,54%. Yang artinya tingginya ROA menunjukkan tingginya laba perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya ROA dapat mempengaruhi tinggi rendahnya dividen menjadi besar. Rasio Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio total hutangdengan total ekuitas perusahaan menunjukkan setandar deviasi sebesar 0,56 dan nilai rata-rata sebesar 0,96. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang sebesar 0,96 kali lebih besar
14
dari modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. Nilai minimum dari DER adalah sebesar 0,54 yang berarti sampel terendah hanya memiliki hutang sebesar 0,23 kali dari modal sendiri, sedangkan nilai maximum DER sebesar 2,67. Bilamana semakin rendah DER maka kemempuan perusahaan dalam membayar kewajibanya semakin tinggi. Artinya perusahaan mampu membayar dividen. HASIL ANALISIS Uji Normalitas Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 3.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
114 148,1368 114,78118 ,131 ,131 -,104 1,397 ,040
Mean Std. Dev iation Absolute Positive Negativ e
Kolmogorov-Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
X2
X3 114 114 6,3771 208,5457 ,72070 103,19393 ,070 ,116 ,070 ,116 -,042 -,074 ,746 1,236 ,633 ,094
X4 114 12,6617 7,44273 ,110 ,110 -,052 1,178 ,125
X5 114 ,9691 ,65499 ,142 ,142 -,130 1,520 ,020
Y 114 31,0857 17,60652 ,059 ,059 -,050 ,631 ,820
Uji Normalitas
b. Calculated f rom data.
Sumber : Data diolah 2012 Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Asymptot Significancy diatas 0.05.Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa masing-masing variabel berdistribusi normal. UJI ASUMSI KLASIK a. Uji Mutikolinieritas Hasil pengujian dapat dilihat pada table 4 berikut : Tabel 4. Uji Mutikolinieritas Variabel Independen
VIF
Keterangan
15
X1 1,375 Non Multikolinier X2 1,189 Non Multikolinier X3 1,564 Non Multikolinier X4 1,892 Non Multikolinier X5 1,701 Non Multikolinier Sumber : Data Primer yang diolah 2012 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untukke-5 variabel independen tidak terjadi multikoliniearitas yangditunjukkan oleh nilai VIF dari variabel independen yang kurang dari10, dengan nilai tolerance yang >0.1. b. Uji Autokorelasi Hasil pengujian dapat dilihat pada table 5 berikut : Tabel 5. Uji Autokorelasi No 1
Nilai
dl
Du
4-du
4-dl
dw
1,6042
1,7869
2,3958
2,2131
1,742
Interprestasi Tidak ada autokorelasi
Sumber : Data Primer yang diolah 2012 Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa nilaiDurbin-Watson dari hasil uji yang dilakukan adalah sebesar du < dw < 4-du ( 1,6042< 1,742<2,3958) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Hasil pengujian dapat dilihat pada table 6berikut : Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas Variabel
thitung
ttabel
Keterangan
X1
-0,576
X2
-0,683
X3
-0,364
X4
0,604
Homoskedastisitas
X5
1,265
Homoskedastisitas
Homoskedastisitas 1,658
Homoskedastisitas Homoskedastisitas
Sumber : Data Primer yang diolah 2012 Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan tidak terjadi heterosdastisitas pada model yang ditunjukkan oleh nilai sig. yang berada diatas 0.05. 16
HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA Hasil regresi berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
17
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Summaryb Model 1
R ,372a
R Square ,139
Adjusted R Square ,099
St d. Error of the Estimate 16,71431
DurbinWat son 1,742
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X3, X4 b. Dependent Variable: Y Coeffici entsa
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 45,981 15,048 ,052 ,016 -2,724 2,378 -,042 ,019 ,622 ,291 -4,470 3,131
Standardized Coef f icients Beta ,342 -,112 -,248 ,263 -,166
t 3,056 3,267 -1,145 -2,224 2,140 -1,428
Sig. ,003 ,001 ,255 ,028 ,035 ,156
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,727 ,841 ,640 ,529 ,588
1,375 1,189 1,564 1,892 1,701
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Primer yang diolah 2012 Uji t Menguji hipotesis kedua yang menyatakan bahwaukuran perusahaan, kebijakan hutang danreturn on equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan kebijakan deviden dannet profit marginterhadap harga saham tidak berpengaruh secara parsial, dengan melihat dari hasil masing-masing nilai t hitung dari variabel bebas. a.
Cash Position (Variabel X1) Variabel X1 memiliki koefisien regresi sebesar 0,342.Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan t hitung sebesar 3,267dengan signifikan sebesar 0,001. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (3,267> 1,658) dan signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X1 (Cash Position) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Dividend Payout Ratio). yang
18
artinya semakin tinggi Cash Position maka kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen semakin meningkat. b.
Firm Size (Variabel X2) Variabel X2 memiliki koefisien regresi sebesar -0,112.Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan t hitung sebesar 1,145dengan signifikan sebesar 0,255. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (1,145< 1,658) dan signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa X2 (Firm Size) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Dividend Payout Ratio).
c.
Currnt Ratio (Variabel X3) Variabel X3 memiliki koefisien regresi sebesar -0,248.Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan t hitung sebesar 2,224dengan signifikan sebesar 0,028. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (2,224> 1,658) dan signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X3 (Current Ratio) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Dividend Payout Ratio). Bahwa semakin tinggi Current Ratio maka kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen akan semakin tinggi pula kepada para pemegang saham. Hal ini karena Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas perusahaan dalam hal mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun akibat krisis global di Amerika tahun 2007 dan kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2008 berdampak negatif pada perekonomian dalam negri, akibatnya perusahaan memperkecil modalnya guna untuk menjaga likuiditas dari berbagai risiko bisnis, akan tetapi walaupun likuiditas perusahaan menurun perusahaan tetap membagikan dividennya sebagaimana mestinya. Namun menurut peneliti fenomena tersebut bukanlah satu-satunya alasan utama sebabsebab turunnya likuiditas perusahaan, akan tetapi banyak hal alasan-alasan yang diharapkan peneliti selanjutnya dapat mencari sebab-sebab utama dan akurat sehingga dapat dijadikan rujukan pada peneliti yang akan datang.
d.
Return On Assets (Variabel X4) Variabel X4 memiliki koefisien regresi sebesar 0,263.Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan t hitung sebesar 2,140dengan signifikan sebesar 0,035. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (2,140> 1,658) dan signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa X4
19
(Return On Assets) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Dividend Payout Ratio). Hal ini menunjukkan dampak positif terhadap kebijakan dividen yang tercermin dari DPR. ROA mengalami peningkatan karena laba yang dihasilkan berupa earning after tax juga mengalami kenaikan. Sehingga berpengaruh terhadap kenaikan ROA. Yang artinya semakin tinggi Return On Assets maka semakin tinggi dividen yang dibayarkan. Penelitian di dukung oleh hasil penelitiannya Marlina dan Danica (2009), Handayani (2010) dan Megawati (2011). e.
Debt To Equity (Variabel X5) Variabel X5 memiliki koefisien regresi sebesar -0,166.Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan t hitung sebesar 1,428dengan signifikan sebesar 0,156. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (1,428< 1,658) dan signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa X5 (Debt To Equity) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Dividend Payout Ratio). Semakin rendah Debt To Equity maka kemampuan dalam membayar dividen semakin tinggi. Namun dalam perusahaan manufaktur yang membagikan dividenya secara teratur tidak mempengaruhi pada kemampuan membayar dividen, bahkan penggunaan hutang dapat meningkatkan laba, yang artinya tinggi rendahnya hutang tidak mempengaruhi pada pembayaran dividen selama penggunaan hutang selalu diiringi dengan peningkatan laba. Hasil penelitian di dukung oleh penelitiannya Marlina dan Danica (2009), dan Megawati (2011). Dengan hasil uji t yang telah diuraikan diatas, tampak bahwa variabel posisi kas,current ratio, ROA secara parsial signifikan terhadap DPR, sedangkan ukuran perusahaan dan DER tidak berpengaruh signifikan DPR.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Divedend Payout Ratio. Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : hasil peneliti secara parsial bahwa Cash Position (CP) Current Ratio (CR) dan Return on Assets (ROA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR),
20
diantaranya CP dibawah α= 0.05 tingkat signifikansi 0,001 CR dibawah α= 0.05 tingkat signifikansi 0,02, ROA dibawah α= 0.05 tingkat signifikansi 0,03. sedangkan Firm Size diatas α= 0.05 tingkat signifikansi 0,25dan Debt to Equity Ratio (DER) diatas α= 0.05 tingkat signifikansi 0,15 sehingga tidak memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). SARAN 1. Bagi pihak investor perlu memperhatikan cash position, firm size, current rasio, return on assets, debt to equity sebagai pertimbangan dalam menentukan investasi pada masa mendatang apabila mengharapkan pembayaran dividen. 2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya terbatas menggunakan lima variabel independen yaitu cash position, firm size, current ratio, return on assets, debt to equity ratio yang dipertimbangkan dalam mempengaruhi dividend payout ratio, sehingga masih banyak faktor lain yang dapat dipertimbangkan mempengaruhi dividend payout ratio untuk penelitian selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel yang lain, misalnya variabel growth, insider ownership, shareholder dispersion dan risiko perusahaan. Penelitian ini juga dapat menambah referensi penelitian yang ada sebagai informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert, 1997, Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Mediesoft Indonesia. Brigham, Eugene F., & Joel F Houston, 2001, Metode Manajemen Keuangan, Terjemahan Herman Wibowo, Edisi Delapan, Jakarta: Erlangga Chasanah, Nur, Amelia 2008, Fakto-Faktr Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Yang Lested Di Bursa Efek Indonesia. Tesis Purwati, Dwi, 2010, Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Deviden Pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, Jurnal Bisnis dan Ekonomi vol3 No2, Hal 4 Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Ghozali, I.2006.”Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.” Semarang: Badan Penerbit Undip.
21
Difah, Samsiroh, Siti, 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Handayani, Dyah, BS, 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di BEI Indriantoro, N. dan B. Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Menejemen, Yokyakarta Badan Penerbit : Fakultas Ekonomi UGM. Kusnadi, 1999, Akuntansi keuangan, Badan Penerbit : Unibraw Malang Kumar, Suwendra, 2010, Analisis pangaruh struktur kepemilikan, Investment Opportunity Set (IOS), dan rasio keuanga terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), Tesisi, www .gunadarma.ac.id Latiefasari, Hani, Diana, 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaaruhi Kebijakan Dividen Pada perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Marlina, Lisa dan Danica, Clara, 2009, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio, Jurnal Menejemen Bisnis, Vol 2, No 1 Megawati, Vikcy, 2011, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan
manufaktur
yang
terdapat
di
Bursa
Efek
Indonesia.
Skripsi,
www.upnyk.ac.id Puspita, Firra, 2009, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaaruhi Kebijakan Dividen Payout Ratio yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis. www. .undip.ac.id Riyanto, Bambang 2001, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: BPFE UGM. Rianto, Agus, 2001, Menejemen Keuanga, Edisi 4, Badan Penerbit : BPFE Yogyakarta Sutrisno, 2001, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Publik di Indonesia, Jurnal menejemen bisnis Vol II no 1. Sutrisno, 2001, Menejemen Keuangan, Teori Konsep dan Aplikasi,yogyakarta, Jilid 2, Hal. 301. Sahbana, Andi., 2007, Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Di BEI Skripsi. www..undip.ac.id Sartono, Agus, 2001, Menejemen Keuangan, Edsi 4, Badan Penerbit : BPFE Yogyakarta www.idx.com *)Ulul Albab adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas islam Malang
22
**)Jeni Susyanti adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma ***)Ronny Malavia Mardaniadalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma
23