Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Anggun Arif Rachmawati
[email protected] Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of financial ratio (current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, and profit margin.) as well as dividend policy (dividend payout ratio) to the profit growth. The analysis technique is using multiple regression analysis in order to forecast the significant value of regression coefficient which later shows the significant value of financial ratio variable and dividend policy to the profit growth at the manufacturer companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The research results proved that simultaneously Current Ratio variable,Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Profit Margin and Dividend Payout Ratio have influence to the dependent variable of profit growth. On the other hand, partially,Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TAT), Profit Margin (PM), and Dividend Payout Ratio (DPR) have no influence to the profit growth. Meanwhile, Debt to Asset Ratio (DAR) has influence to the profit growth. Keywords: Financial Ratio, Dividend Policy, Profit Growth. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, dan profit margin.) dan kebijakan dividen (dividend payout ratio) terhadap pertumbuhan laba.Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda yang tujuannya untuk menduga besarnya koefisien regresi yang nantinya akan menunjukkan besarnya pengaruh variabel rasio keuangan dan kebijakan dividen terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara bersama-sama variabel Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Profit Margin dan Dividend Payout Ratio memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba., sedangkan secara parsial Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TAT), Profit Margin (PM), dan Dividend Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Kata Kunci: Rasio Keuangan, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan Laba.
PENDAHULUAN Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan melihat dari kinerjanya dan profitabilitasnya guna kelangsungan usahanya. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan adanya laba sangat membantu kegiatan operasi perusahaan sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengolahan yang dilakukan oleh pihak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
2
manajemen dengan baik. Disisi lain perusahaan juga dituntut untuk tetap eksis dalam kondisi perekonomian global. Selain itu perusahaan juga dituntut harus memiliki laporan keuangan yang baik serta dasar yang kuat dalam melaksanakan operasionalnya dalam rangka memaksimalkan laba. Dalam pengambilan keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk mengevaluasi prospek kinerja perusahaan di masa yang akan datang dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang dapat digunakan untuk membantu para pengguna dalam menilai pertumbuhan laba perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Seperangkat laporan keuangan utama belum dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan yang didalamnya termasuk analisis terhadap rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan menggunakan analisis rasio yang digunakan untuk mencurahkan perhatian rasio keuangan agar dapat mengevaluasi keadaan keuangan masa lalu, sekarang dan proyeksi hasil atau laba yang akan datang. Analisis rasio keuangan merupakan suatu instrumen analisis untuk menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan kondisi keuangan atau operasi di masa lalu dan memberikan pimpinan perusahaan untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Rasio Likuiditas diukur dengan current ratio, rasio ini untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Semakin tinggi rasio, maka perusahaan semkain likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk meningkatkan laba perusahaan. Wild dkk (2005:9) dalam (Desi, 2011) likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuiditas tergantung pada arus kas dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancar. Dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Solvabilitas diukur dengan debt to asset ratio, rasio ini menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau beberapa dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Jika rasio semakin rendah, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. (Shobirin, 2010) Rasio solvabilitas diartikan bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Kewajiban keuangan akan makin besar kalau hutang yang dipergunakan oleh perusahaan makin besar. Perusahaan yang menggunakan hutang yang makin besar akan makin besar kemungkinan kekayaan. Kekayaan perusahaan akan turun jika perusahaan mengalami kerugian. Dengan kata lain, semakin besar perusahaan menggunakan hutanghutang semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Rasio aktivitas diukur dengan total asset turnover, rasio ini yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan. (Harahap, 2004:308) menyatakan rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
3
Rasio profitabilitas diukur dengan Profit Margin, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Secara umum rasio yang tinggi maka semakin efisien perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang ada sehingga dapat meningkatkan laba. Dalam penelitian (Nu’man, 2009) rasio profitabilitas yaitu menunjukkan seberapa efektifnya suatu perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan laba/ bagi perusahaan. Keputusan perusahaan yang penting lainnya adalah keputusan pembagian dividen karena kebijakan dividen melibatkan dua pihak yaitu manajemen perusahaan dan pihak pemegang saham (investor). Kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali di dalam perusahaan (laba ditahan). Laba ditahan merupakan aspek salah satu sumber dana yang terpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai deviden, maka akan mengurangi laba yang ditahan. Jika nilai dividen rendah maka dapat meningkatkan laba perusahaan begitupun sebaliknya dividen yang lebih tinggi dapat menurunkan laba perusahaan. Kesanggupan perusahaan untuk membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam penelitian (Ika, 2013) ketika membuat sebuah kebijakan dividen, satu ukuran tidak akan dapat digunakan oleh semua orang. Beberapa perusahaan menghasilkan uang dalam jumlah besar tetapi memiliki peluang investasi terbatas, hal ini terutama berlaku bagi perusahaan-perusahaan didalam industri yang menguntungkan tetapi sudah mapan dimana hanya sedikit tersisa kesempatan untuk tumbuh. Perusahaan seperti ini umumnya mendistribusikan sebagian besar uangnya kepada para pemegang saham, sehingga akibatnya akan menarik pelanggan investasi yang menyukai jumlah dividen yang tinggi. Laba bermanfaat bagi perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan serta untuk mengukur keberhasilan perusahaan. Laba ditahun sekarang dapat dijadikan sebagai prediksi untuk memperoleh laba di masa yang akan datang. Bagi investor laba merupakan informasi sangat penting untuk mengambil keputusan investasi. Hal ini berkaitan dengan perkiraan jumlah kas dari dividen yang akan diterima yang jumlahnya tergantung laba perusahaan yang akan datang. Pertumbuhan laba suatu perusahaan bisa saja mengalami kenaikan untuk tahun sekarang namun bisa juga mengalami penurunan untuk tahun selanjutnya. Maka perlu adanya suatu analisis yang di akibatkan pertumbuhan laba tidak dapat dipastikan. Analisis yang biasa digunakan adalah analisis laporan keuangan yang menggunakan rasio keuangan untuk kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam penelitian bagi manajemen perubahan laba merupakan hasil pencapaian dari aktivitas operasi perusahaan dipercayakan kepada mereka dan berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan untuk selalu berkembang. Bagi peerintah laba merupakan dasar untuk perhitungan pajak penghasilan perusahaan. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut kegunaanya dalam membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Alasan pemilihan laba akuntansi dikarenakan laba mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. Laba perusahaan diharapkan setiap periode akan mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan estimasi laba yang akan dicapai perusahaan untuk periode mendatang. Dan tujuan umum manajemen keuangan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan laba perusahaan salah satunya adalah mengelola kebijakan deviden. Sebagai hasil akhir laporan keuangan menyajikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Keputusan-keputusan tersebut mempunyai dampak terhadap pertumbuhan laba perusahaan untuk kedepannya. Dalam hal ini analisis
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
4
laporan keuangan khususnya mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio keuangan agar dapat mengevaluasi keadaan keuangan pada masa lalu, sekarang dan proyeksi hasil yang akan datang dalam membuat keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah rasio keuangan dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap pertumbuuhan laba. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yaitu antara 2008-2011 dan jenis perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Perbedaan periode pengamatan dan jenis perusahaan dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Laporan Keuangan (Harahap, 2004:105) Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan dan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Menurut (Baridwan, 2000:4), tujuan laporan keuangan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Untuk memnerikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumbersumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan; 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan sumbersumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajian) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas dalam rangka memperoleh laba; 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; 4. Memberi informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi & kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman; 5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. Analisis Laporan Keuangan Alwi (2001:106) memberikan definisi terhadap analisis laporan finansial (financial statement analysis) khusus mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial pada masa yang lalu, sekarang dan memproyeksi hasil yang akan datang. Hanafi dan Abdul Halim (2005:5) mengemukakan bahwa untuk menganalisis laporan keuangan, seorang analis keuangan harus melakukan beberapa hal: 1. Menentukan tujuan dari analisis keuangan 2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut. 3. Memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha perusahaan tersebut.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
5
Alwi (2001:107) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu manajer finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari finansial statement. Analisis Rasio Keuangan Riyanto (2001:18) analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan. Menurut Munawir (2004:238) analisis rasio adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan suatu pos atau kelompok pos dengan pos atau kelompok pos yang lain, baik yang tercantum dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba. Jenis-jenis Rasio Keuangan Jumlah angka-angka rasio dapat digolongkan menjadi dua golongan pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang dibedakan menjadi rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan rugi-laba, dan rasio-rasio antar laporan keuangan, golongan kedua berdasarkan tujuannya rasio keuangan dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan. Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi: Hanafi dan Halim (2003:79) Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Harahap (2004:303) Debt to asset ratio Rasio ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga dibaca berapa porsi hutang dibanding dengan aktiva. Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Hanafi dan Halim (2003:80) Total Asset Turnover rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi). Hanafi dan Halim (2003:85) Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan rugi-laba (baris paling akhir). Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Hanafi dan Halim (2003:87) Dividend Pay-out Ratio Rasio yang terakhir adalah rasio pembayaran dividen ( Dividend pay-out ratio). rasio ini melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
6
Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan hal yang pentig karena bukan hanya meyangkut kepentingan perusahaan, namun juga menyangkut kepentingan pemegang saham. Menurut (Riyanto, 2001:265) kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan didalam perusahaan. Menurut Sudana (2011:167) kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Pertumbuhan Laba Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul, dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Menurut (Harahap, 2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba yang positif mencerminkan bahwa perusahaan telah dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba serta menunjukan baiknya kinerja keuangan perusahaan, dan begitu juga sebaliknya. Maka dari itu dibutuhkannya analisa laporan keuangan yaitu rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba Current Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio, maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga dapat meningkat. Dalam penelitian (Sitorus, 2010) dari profitabilitas, nilai current ratio yang tinggi belum tentu baik walaupun dari segi likuiditas menunjukkan resiko yang rendah. Namun, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar hutang. Hal ini didukung dengan penelitian (Indah Widya, 2010) yang menyimpulkan bahwa current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba Semakin tinggi debt to asset ratio, maka perusahaan semakin rendah tingkat pendanaan yang disediakan oleh pemilik sehingga akan sulit memperoleh pendanaan dari kreditor untuk mendukung kegiatan operasionalnya yang dapat berakibat pada penurunan laba perusahaan, jika rasio semakin rendah, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Dalam penelitian (Evy, 2010) Kemampuan Debt to Asset Ratio dalam mempengaruhi pertumbuhan laba dapat disebabkan oleh pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga (kreditor) yang akan digunakan untuk mendanai aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan operasional untuk menghasilkan keuntungan .
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
Pengaruh rasio debt to asset ratio terhadap pertumbuhan laba telah diteliti oleh (Evy, 2010), hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to asset ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba. Semakin tinggi total asset turnover maka perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Dalam penelitian Ranitauli (2012) total assets turnover merupakan perbandingan antara volume usaha dengan jumlah aktiva, yaitu kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Tingginya total assets turnover menunjukkan efektivitas penggunaan dana. Dengan demikian tinggi rendahnya total assets turnover akan mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan laba. Hanafi dan Halim (2003) dalam Zafira (2013) Pengaruh total asset turnover terhadap pertumbuhan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan. Dalam penelitian Widya (2010) menunjukkan bahwa total asset turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba Net Profit Margin menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan, Harahap (2004:304). Semakin tinggi profit margin maka semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Menurut Riyanto (2001:39) untuk mempertinggi Net Profit margin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan volume usaha yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain tambahan volume usaha harus lebih besar daripada tambahan biaya usaha; (2) Dengan mengrangi pendapatan dari volume usaha sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan biaya usaha yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain berkurangnya biaya usaha harus lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari volume usaha. Dalalm penelitian Melinda (2010) menyatakan Profit Margin tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Pertumbuhan Laba Jusriani (2013) Dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham oleh perusahaan. Dividen harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun kebutuhan para pemegang saham. Pada saat perusahaan mengalami pertumbuhan, dividen mungkin kecil karena lebih memusatkan kegiatan menumpuk dana, akan tetapi pada saat sudah berada pada masa maturity (penerimaan yang diperoleh sudah cukup besar), sementara kebutuhan pemupukan dana tidak begitu besar, maka dividen yang dibayarkan dapat diperbesar. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan investor (para pemegang saham) tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat. Yunita (2011) Pembayaran dividen merupakan sinyal positif bagi investor. Selain meningkatkan kemakmuran investor, dividen yang tinggi mencerminkan baiknya kinerja manajer perusahaan. Kenaikan pembayaran dividen merupakan indikasi adanya kelebihan laba
7
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
bersih yang digunakan untuk investasi. Dalam penelitian Margareta (2010) menyatakan Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Semakin kecil nilai dividend payout ratio yang dibayarkan oleh perusahaan maka semakin menunjukkan pertumbuhan laba yang baik. Berdasarkan perumusan masalah dan rerangka pemikiran, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : H1 : Current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H2 : Debt to asset ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H3 : Total asset turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba H4 : Profit margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H5 : Dividend payout ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Beberapa kriteria pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008, 2009, 2010, dan 2011, (2) Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang memiliki dan menyampaikan data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode 2008, 2009, 2010, dan 2011, (3) Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan atau laporan tahunan dalam mata uang rupiah, (4) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan dividen selama tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011, (5) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memperoleh laba selama tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). 1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang dipilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan, dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya(Warsidi dan Pramuka, 2000). Laba Bersih Tahun t – Laba Bersih Tahun t-1 Pertumbuhan Laba = ------------------------------------------------------------- x100% Laba Bersih Tahun t-1 2. Variabel Independen (X) Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel independen yang digunakan peneliti adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, profit margin, dan dividend payout ratio.
8
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
9
a. Rasio Likuiditas 1. Current Ratio (Variabel independen 1) Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek. Current Ratio = ----------------------------- x100%
b. Rasio Solvabilitas 1. Debt to Asset Ratio (Variabel independen 2) Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Asset
Total Liabilitas = -------------------------- x100% Asset
c. Rasio Aktivitas 1. Total Asset Turnover (variabel Independen 3) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan asset yang dimiliki perusahaan. Penjualan Total Asset Turnover = --------------------- x100% Total Asset d. Rasio Profitabilitas 1. Profit Margin (variabel independen 4) Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Laba Bersih Profit Margin = ---------------------- x100% Penjualan e. Kebijakan Dividen 1. Dividend Payout Ratio (variabel Independen 5) Rasio digunakan sebagai alat ukur kebijakan dividen, karena kualitas saham suatu perusahaan tidak bisa dijamin dari tiap lembar saham yang dibagikan kalau menggunakan dividend per shared (DPS) dan merupakan rasio pembayaran dividen terhadap earning after tax. Dividend Per Share Dividend Payout Ratio = ----------------------------- x100% Earning Per Share
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
10
Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Profit Margin, dan Dividend Payout Ratio terhadap Pertumbuhan Laba secara linier. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi pertumbuhan laba. = 0+ 1 1+ 2 2+ 3 3+ 4 4+ 5 5 Keterangan: Y = pertumbuhan laba β0 = konstanta X1 = current ratio X2 = debt to asset ratio X3 = total asset turnover X4 = profit margin X5 = dividend payout ratio β1,β2,…β5 = koefisien regresi e = variabel penganggu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat pada nilai Varian Inflation Factor (VIF) dan toleransi dari variabel independen dalam penelitian. Dengan pendekatan ini disyaratkan bahwa nilai tolerance > 0.10 atau nilai VIF < 10, maka model regresi berganda tidak terjadi multikolinieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai > 0.10 dan nilai VIF < 10. Jadi variabel bebas dalam penelitian ini dapat dikatakan telah bebas dari gejala multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Dalam analisis diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2.065 dengan N= 132 dan ‘k = 5, taraf signifikan yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh ‘dL = 1.638 dan ‘dU = 1.795 serta 4 – ‘dU = 2.205 dan 4 – ‘dL = 2.362 yang dilihat dari tabel statistik Durbin-Watson. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada ada autokorelasi, positif atau negatif. c. Uji Heteroskedastisitas. Pendeteksian adanya heteroskedastisitas menurut Singgih Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbuh Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedestisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan sebaran titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu y secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Hal ini berarti model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas. Uji normalitas dilkaukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2006:110). Untuk mendekati normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
11
Kolmogorov-Smirnov. Bilai nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal, sedamgkan bila nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik dan analisis grafik. Menurut Ghozali (2006:32) menyatakan data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Pada penelitian ini, variabel-variabel yang tidak berdistribusi normal ditransformasikan kedalam bentuk Logaritma Natural agar data menjadi normal. Setelah dilakukan transformasi ke dalam bentuk logaritma natural (Ln) , hasil uji kolmogorov-smirnov (K-S) menunjukkan besarnya nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.323> 0.050, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak menyalahi asumsi klasik normalitas. Dan dari grafik normal P-P Plot dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal, dan terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Maka, analisis grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keterikatan atau keeratan variabel untuk variabel dependen dengan variabel independennya. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Model Summaryb Model
1
R
R Square
.291a
.085
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .048
1.15888
a. Predictors: (Constant), LnDPR, LnTAT, DAR, PM, LnCR b. Dependent Variable: LnPL
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0.048 atau 4.8% yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas yang terdiri dari atas Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Profit Margin, dan Dividend Payout Ratio secara bersama-sama terhadap pertumbuhan laba adalah tidak cukup besar. Sedangkan sisanya (100% - 4.8% = 95.2%) dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Uji Signifikansi (Uji Statistik F) / Model F Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Profit Margin, dan Dividend Payout Ratio secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan Laba dengan taraf signifikan 5%.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
12 Tabel 2 Hasil Uji Statistik F ANOVAa
Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
15.621
5
3.124
Residual
169.220
126
1.343
Total
184.840
131
F
Sig.
2.326
.047b
a. Dependent Variable: LnPL b. Predictors: (Constant), LnDPR, LnTAT, DAR, PM, LnCR
Dari tabel di atas dapat diketahui taraf signifikan pengujian (Sig F Change) sebesar 0.047 dibawah 0.05 (5%), hal ini menunjukkan Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Profit Margin, dan Dividend Payout Ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas tingkat Current ratio, Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Profit Margin, dan Dividend Payout Ratio mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba. Tabel 3 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
Std. Error 1.253
3.292
LnCR
.184
.351
DAR
.024
LnTAT PM LnDPR
t
Sig.
Beta .381
.704
.094
.525
.601
.011
.393
2.108
.037
-.010
.280
-.003
-.034
.973
.023
.018
.125
1.220
.225
-.019
.100
-.017
-.191
.849
a. Dependent Variable: LnPL
Berdasarkan tabel 3 pada variabel current ratio diperoleh nilai t hitung sebesar 0.525 dengan tingkat probabilitassignifikansi sebesar 0.601. Tingkat probabilitas (lebih besar dari α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik terhadap pertumbuhan laba perusahaan karena aktiva lancar menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap (hanafi dan halim, 2003), hal ini juga bisa terjadi dikarenakan perusahaan tidak mampu memanfaatkan kas yang tersedia. Penelitian ini tidak sesuai yang dilakukan oleh Indah Widya (2010) bahwa Current Ratio memilki pengaruh yang positif dan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
13
Untuk variabel debt to asset ratio diperoleh nilai t hitung sebesar 2.108dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0.037. Tingkat probabilitas (lebih kecil dari α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel debt to asset ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil peneltian ini juga mendukung pernyataan Munawir (2010) bahwa rasio solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman sehingga semakin besar rasio solvabilitas maka semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan pinjaman tersebut. Semakin besar pendanaan yang diperoleh dari utang, semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk memperoleh dana. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan perolehan dana yang berasal dari luar dalam meningkatkan penjualan untuk memperoleh laba yang lebih besar. Sehingga perusahaan dapat memanfaatkan aktivanya untuk membiayai hutang-hutang jangka pendeknya. Hasil penelitian ini sesuai yang dilakukan oleh Evy Melinda (2010) yang menyatakan bahwa debt to asset ratio mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Untuk variabel total asset turnover diperoleh nilai t hitung sebesar -0.034 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0.973. Tingkat probabilitas (lebih besar dari α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel total asset turnover tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan penurunan rasio dapat disebabkan karena perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki atau perusahaan tidak mampu dalam mengolah kembali kas, sehingga perputaran semakin lama dan perusahaan tidak dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningktkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan (hanafi dan halim, 2003). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh Indah Widya (2010) yang menyatakan total asset turnover mempunyai pengaruh yang tehadap pertumbuhan laba. Untuk variabel profit margin diperoleh nilai t hitung sebesar 1.220 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0.225. Tingkat probabilitas (lebih besar dari α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profit margin tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan banyaknya pengeluaran beban-beban yang dikeluarkan oleh perusahaan, yang menyebabkan pertumbuhan laba kurang efisisen karena penjualan yang tinggi bisa berakibat beban-beban yang dikeluarkan semakin tinggi tetapi tidak sepadan dengan nilai penjualan. Sehingga para investor kurang menarik dalam menginvestasikan modalnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Evy Melinda (2010) yang meyatakan bahwa profit margin tidak berpengaruh secara terhadap pertumbuhan laba. Untuk variabel dividend payout ratio diperoleh nilai t hitung sebesar -0.191 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0.849. Tingkat probabilitas (lebih besar dari α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profit margin berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dividend payout ratio terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan pembayaran dividen merupakan sinyal positif bagi investor. Selain meningkatkan kemakmuran investor, dividen yang tinggi mencerminkan baiknya kinerja manajer perusahaan. Dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba disebabkan kurang bersikap tegas dalam menentukan kebijakan dividennya. Kekurangan modal bisa mengakibatkan perusahaan khawatir apabila dividen yang dibayarkan penuh, namun dividen yang dibayar rendah bisa mengakibatkan investor kurang percaya akibat kurang diperhatikannya tingkat kemakmuran investor. Hasil penelitian ini tidak didukung oleh para peneliti sebelumnya karena para peneliti sebelumnya tidak ada yang menggunakan dividend payout ratio sebagai variabel independennya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
14
SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, dan profit margin) dan kebijakan dividen (dividend payout ratio) terhadap pertumbuhan laba. Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TAT), Profit Margin (PM), dan Dividend Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Keterbatasan Dalam skripsi ini membatasi penelitian hanya mengukur rasio keuangan dan kebijakan dividen dalam mempengaruhi pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Secara garis besar dalam penulisan ini terbatas pada rasio keuangan yang terdiri dari variabel current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, profit margin, dividend payout ratio dalam hubunganya terhadap pertumbuhan laba yang berdasarkan laporan keuangan Perusahaan. Sedangkan peneliti memperoleh data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan data yang digunakan untuk analisa adalah laporan keuangan perusahaan selama 4 periode yaitu 2008, 2009, 2010, dan 2011.
DAFTAR PUSTAKA Ayuandari, D. A. 2011. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada PT. KIM II Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan Baridwan, Z. 2000. Intermediate Accounting. Edisi ketujuh. Cetakan ketujuh, BPFE. Yogyakarta. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hanafi, M., dan A. Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. AMP YKPN. Yogyakarta.
_________., dan ________. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. AMP YKPN. Yogyakarta. Harahap, S. S. 2005. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta ___________. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Jusriani, I. F. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoero. Semarang Margareta. Y. 2010. Analisis Rasio Keuangan, Kebijakan Dividen Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Kontrol Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya Melinda, E. 2010. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skrpsi. Universitas Sumatera Utara. Medan Munawir, S. 2010. Akuntan Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta, Liberty
__________. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta Ningsih, I. W. 2010. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap di Bursa Efek Universitas Sumatera Utara. Medan
Indonesia. Skripsi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
15
Pahlevi, N. H. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, Dan EAQ Terhadap Perubahan Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang Ranitauli, D. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat. Penerbit BPFE. Yogyakarta Santoso, S. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Penerbit PT Elex Media Computindo. Jakarta Shobirin, A. A. 2010. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya Sitorus, U. S. 2010. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan Sudana, I. M. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori Dan Praktik. Penerbit Erlangga. Jakarta Syafruddin, A. 2001. Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Edisi Revisi. Penerbit: Andi Offset-Yogyakarta Warsidi dan Pramuka 2000. Pemahaman Ekonomi Umum. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umu. Jakarta Yunita. I. 2011. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Size, dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang Zafira, N. 2013. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Perubahan Laba. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya ●●●