PENGARUH LABA, ARUS KAS, PERTUMBUHAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Robert Jao Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya
[email protected] Abstract The aims of the research are to find out (1) influence of net income on dividend payout ratio, (2) influence of cash flow on dividend payout ratio, (3) influence of growth on dividend payout ratio, (4) influence of size on dividend payout ratio This study drew 34 samples from manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange with a purposive sampling technique. The research data was collected from annual reports within a period 2009 to 2011 of the Capital Market Reference Centre of Indonesian Stock Exchange. The method of analysis was multiple linear regression. The results of the study indicated that (1) net income had significant negative influence on dividend payout ratio, (2) cash flow had no significant influence on dividend payout ratio, (3) growth had no significant influence on dividend payout ratio, (4) size had no significant influence on dividend payout ratio Keywords :
net income, cash flow, growth, size, dividend payout ratio. dari dalam untuk meningkatkan dan
A. PENDAHULUAN Kebijakan
suatu
mengharapkan adanya pertumbuhan untuk
perusahaan akan menentukan seberapa
melangsungkan kegiatan usahanya dan
besar
sekaligus meningkatkan kesejahteraan para
laba
yang
dividen
dibagikan
kepada
pemegang saham dan laba yang tidak dibagikan
sebagai
laba
pemegang saham.
ditahan.
Keputusan
pembagian
dividen
Perusahaan harus menentukan jumlah
mempertimbangkan besarnya laba, arus
dividen yang diberikan kepada pemegang
kas, tingkat pertumbuhan, dan ukuran
saham dengan memperhatikan berbagai
perusahaan. Marlina dan Danica (2009)
kepentingan pihak-pihak yang terkait. Para
mengungkapkan
investor
untuk
berusaha meningkatkan citranya dengan
meningkatkan kesejahteraannya dengan
cara setiap peningkatan laba akan diikuti
mendapatkan return baik dalam bentuk
dengan peningkatan porsi laba yang akan
dividen maupun capital gain. Di sisi lain,
dibagi sebagai dividen. Cahyati (2006)
perusahaan membutuhkan sumber dana
dalam
mempunyai
tujuan
perusahaan
penelitiannya
selalu
menyimpulkan 39
dividend
per
share
(DPS)
tahun
perusahaan
lebih
mudah
untuk
sebelumnya dan earning per share (EPS)
memperoleh dana dari luar yang dapat
akan mempengaruhi dividen per share
digunakan untuk membantu membiayai
(DPS) tahun berjalan.
ekspansi
Arus
kas
diharapkan
dan
pengelolaan
perusahaan
dapat
sehingga hasil yang dihasilkan besar dan
membuat investor memperkirakan jumlah
diharapkan dapat membagikan dividen
dividen yang akan dibagikan. Manurung
(Sudarsi, 2002).
(2009) menyatakan bahwa laporan arus
Kebijakan menjadi
pembagian
dividen
kontroversi
antara
kas mempunyai hubungan dengan jumlah
dapat
pembayaran dividen yang terjadi dalam
pemegang saham dengan manajemen.
satu tahun setelah terbitnya laporan arus
Kebijakan pembagian dividen yang biasa
kas. Dengan demikian laporan arus kas
diukur dengan dividend payout ratio
bermanfaat bagi pemegang saham untuk
(DPR) harus mempertimbangkan seberapa
memprediksi pendapatan dividen.
besar laba yang akan dibagikan atau
Salah satu faktor yang menentukan
ditahan untuk operasional perusahaan yang
tingkat pertumbuhan perusahaan adalah
diharapkan menghasilkan keuntungan di
peningkatan penjualan perusahaan setiap
masa
tahun.
tingkat
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
maka
Indonesia (BEI) yang membagikan dividen
semakin besar tingkat kebutuhan dana di
selama tiga tahun berturut-turut pada tahun
masa yang akan datang. Hal ini membuat
2006 sampai dengan 2008 hanya sebanyak
perusahaan akan menahan laba dan tidak
19 perusahaan dari 151 perusahaan.
Semakin
pertumbuhan
suatu
tinggi perusahaan
membagikan dividen (Sudarsi, 2002).
yang akan datang.
Penelitian
ini
Perusahaan
menggabungkan
Perusahaan dengan ukuran yang
beberapa variabel penelitian terdahulu
besar
membayar
yaitu laba, arus kas, tingkat pertumbuhan,
dividen yang lebih tinggi dibandingkan
dan ukuran perusahaan. Selain itu, data
dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar
yang digunakan dalam penelitian ini juga
memiliki akses yang lebih mudah ke pasar
relatif lebih baru. Tujuan penelitian ini
modal. Akses yang luas dapat membantu
adalah:
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
1. Untuk menguji pengaruh laba terhadap
lebih
likuiditasnya.
akan
Hal
mampu
ini
terjadi
karena
dividend payout ratio. 40
2. Untuk menguji pengaruh arus kas terhadap dividend payout ratio. 3. Untuk
pengaruh positif signifikan terhadap cash
pertumbuhan terhadap dividend payout
dividend sedangkan return on investment, ,
ratio.
current ratio, debt to total asset tidak menguji
pengaruh
share dan free cash flow cash mempunyai tingkat
4. Untuk
menguji
Hasil penelitian menunjukkan earnings per
pengaruh
ukuran
perusahaan terhadap dividend payout
berpengaruh
signifikan
terhadap
cash
dividend.
ratio.
Hakim (2007) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen pada
B. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan
Penelitian Terdahulu
cash
posisition
dan
Penelitian Sudarsi (2002) mengenai
profitability berpengaruh secara signifikan
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap variabel dividend payout ratio.
dividend
industri
Sedangkan variabel firm size dan debt to
perbankan. Penelitian ini menggunakan
equity ratio tidak berpengaruh signifikan
lima variabel yang terdiri dari dividend
terhadap variabel dvidend payout ratio.
payout
ratio
pada
payout ratio sebagai variabel dependen
Rosdini (2009) meneliti tentang
dan cash position, profitabilitas, tingkat
Pengaruh free cash flow terhadap dividend
pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan
payout ratio pada perusahaan manufaktur.
collaterizable
Hasil penelitian ini mengatakan bahwa
assets
sebagai
variabel
independen. Hasil penelitian menunjukkan
free
bahwa baik secara simultan ataupun secara
signifikan terhadap dividend payout ratio.
parsial
Pengaruh free cash flow terhadap dividend
variabel
cash
position,
cash
memiliki
payout
perusahaan, dan collaterizable assets tidak
semakin tinggi free cash flow maka
mempunyai pengaruh
semakin tinggi dividend payout ratio atau
terhadap dividend payout ratio. Sunarto
dan
Kartika
bersifat
pengaruh
profitabilitas, tingkat pertumbuhan, ukuran
yang signifikan
ratio
flow
positif,
artinya
semakin rendah free cash flow maka (2003)
semakin rendah dividend payout ratio.
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas pada perusahaan manufaktur.
Teori Keagenan (Agency Theory) 41
Teori
keagenan
berkembang
atau monitoring cost untuk mencegah
melalui Jansen dan Meckling (1976) yang
penyimpangan. Hal tersebut dinamakan
mengacu pada pemenuhan tujuan utama
dengan biaya keagenan atau agency cost.
dari
yaitu
Sedangkan menurut Einsenhardt (1989)
pemegang
teori keagenan menjelaskan tentang pola
saham. Dalam hal ini, cara yang dilakukan
hubungan antara prinsipal dengan agen.
untuk
kekayaan
Prinsipal bertindak sebagai pihak yang
dengan
memberi mandat kepada agen, sedangkan
membagikan dividen. Dividend payout
agen sebagai pihak yang mengerjakan
ratio selalu dikaitkan dengan proporsi dari
mandat dari prinsipal. Tujuan utama teori
laba yang akan dibagikan dalam bentuk
keagenan
dividen dan yang akan ditahan dalam
bagaimana pihak-pihak yang melakukan
bentuk laba ditahan untuk membiayai
hubungan
kontrak
ekspansi dan pembiayaan operasional di
kontrak
yang
masa yang akan datang. Jensen dan
meminimalkan
Meckling (1976) yang mengemukakan
dampak adanya informasi yang tidak
teori
simetris dan kondisi ketidakpastian.
manajemen
memaksimalkan
keuangan kekayaan
memaksimalkan
pemegang
saham
keagenan
adalah
menjelaskan
bahwa
adalah
untuk
menjelaskan
dapat
mendesain
tujuannya
untuk
(biaya)
sebagai
cost
kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan,
Dividen
sehingga bisa menyebabkan terjadinya konflik di antara keduanya.
Dividen adalah pembayaran dari keuntungan perusahaan kepada pemilik
Berbagai konflik keagenan yang
perusahaan, dalam bentuk tunai atau
terjadi dalam suatu perusahaan baik antar
saham.
manajer dengan pemegang saham, manajer
pendapatan
dengan kreditur, atau antar pemegang
pajak dikurangi dengan laba ditahan
saham
(retained earnings) yang ditahan sebagai
disebabkan
karena
adanya
hubungan keagenan. Pihak manajemen dapat membatasi perbedaan kepentingan
Dividen bersih
merupakan perusahaan
setelah
cadangan bagi perusahaan. Menurut Kieso et al. (2011:785),
dengan memberikan insentif yang layak
jenis-jenis dividen sebagai berikut:
kepada agen, tetapi perusahaan harus
1. Dividen
bersedia mengeluarkan biaya pengawasan
nilai
merupakan
Tunai tipe
(Cash
Dividend)
dividen
yang 42
dibayarkan perusahaan dalam bentuk
adalah untuk menghindari akuisisi oleh
uang tunai. Tipe dividen ini biasanya
perusahaan
dibayarkan pada tiap lembar saham.
mempunyai kas yang berlebihan bisa
2. Dividen Properti (Property Dividends)
menjadi target dalam akuisisi. Untuk
lain.
Perusahaan
adalah dividen yang dibayarkan dalam
menghindari
bentuk selain kas. Dividen ini dibagi
tersebut dapat membayarkan dividen
dalam bentuk persediaan, real estate,
kepada para pemegang saham.
investasi, atau bentuk lainnya. 3. Dividen Dividends)
Likuidasi adalah
yang
dibayarkan dengan tidak berdasarkan pada laba tetapi mengurangi agio saham. 4. Dividen adalah
Semakin besar kesempatan perusahaan untuk berinvestasi maka semakin kecil dividen yang dapat dibagikan. 3. Akses ke pasar keuangan Jika perusahaan mempunyai akses ke
Saham
(Stock
dividen
mendistribusikan
Dividens)
yang aset.
tidak
Perusahaan
pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa
membayarkan
perusahaan
kepada pemegang saham. Dividen
likuiditasnya.
saham hanya menunjukkan perubahan dalam ekuitas laporan posisi keuangan. (2003:375)
dividen
lebih
tinggi. Akses yang baik bisa membantu
memberikan tambahan saham biasa
Hanafi
perusahaan
2. Kesempatan investasi
(Liquidation dividen
akuisisi,
yang
memenuhi
kebutuhan
4. Stabilitas pendapatan Jika pendapatan perusahaan relatif
menjelaskan
stabil, aliran kas di masa mendatang
faktor-faktor yang mempengaruhi rasio
bisa diperkirakan dengan lebih akurat.
pembayaran dividen terdiri dari:
Perusahaan
1. Likuiditas dan profitabilitas
membayar dividen yang lebih tinggi.
semacam
itu
dapat
Perusahaan dengan profitabilitas yang
Hal yang sebaliknya terjadi untuk
stabil dapat membagikan dividen atau
perusahaan
meningkatkan dividen. Sebaliknya jika
pendapatan
aliran kas perusahaan kurang baik
Ketidakstabilan
maka perusahaan tersebut tidak mampu
mendatang
untuk membagikan dividen. Alasan
perusahaan.
lain perusahaan membagikan dividen
yang yang
mempunyai tidak
stabil.
kas
dimasa
aliran
membatasi
kemampuan
5. Pembatasan-pembatasan 43
Seringkali kontrak utang, obligasi, atau
alat prediksi bagi investor mengenai
saham
dividen yang akan diterima.
preferen
membatasi
pembayaran dividen dalam situasi
Marlina
dan
Danica
(2009)
perusahaan
selalu
tertentu. Rasio likuiditas tertentu atau
mengungkapkan
perusahaan tidak bisa membayarkan
berusaha meningkatkan citranya dengan
dividen
untuk
cara setiap peningkatan laba akan diikuti
pemegang saham preferen dibayar.
dengan peningkatan porsi laba yang akan
Dalam situasi normal atau pembatasan
dibagi sebagai dividen dan juga dapat
semacam itu tidak berpengaruh banyak
mendorong
terhadap
perusahaan. Atribut laba diukur dengan
sebelum
dividen
kemampuan
membayarkan
perusahaan
dividennya.
Tetapi
peningkatan
nilai
saham
earning per share (EPS). Cahyati (2006)
dalam situasi buruk di mana aliran kas
dalam
penelitiannya
menyimpulkan
lebih kecil, pembatasan tersebut akan
dividend per share tahun sebelumnya dan
mempengaruhi pembayaran dividen
EPS yang mempengaruhi secara signifikan
oleh perusahaan.
terhadap dividend per share. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2009) menemukan bahwa laba memiliki
Laba dan Dividend Payout Ratio Laba merupakan indikator potensi pertumbuhan
masa
depan
suatu
pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap dividen.
perusahaan. Laba juga dapat dijadikan
H1 : Laba
dasar bagi investor maupun pembuat
terhadap dividend payout ratio
mempunyai
pengaruh
keputusan lain dalam mengestimasi kinerja operasi masa depan (Ingram dan Lee,
Arus Kas dan Dividend Payout Ratio
1997). Laba yang baik dan konsisten akan
Laba
dan
informasi
arus
kas
memberikan sinyal yang baik bagi investor
perusahaan merupakan kunci utama bagi
karena laba yang stabil dapat diartikan
investor dan kreditur untuk menilai kinerja
bahwa pembagian dividen akan stabil dan
perusahaan yang melakukan penawaran
tidak terjadi penurunan. Kualitas laba akan
umum
memberikan sinyal yang baik, artinya laba
kenyakinan bagi pihak lain atas laporan
yang baik dan berkualitas dapat menjadi
keuangan
sehingga
yang
dapat
memberikan
diterbitkan
tersebut.
Menurut Bowen et al, (1998) dalam 44
Meythi (2006) mengemukakan bahwa
informasi penting bagi para investor untuk
laporan arus kas memiliki manfaat dalam
mengetahui perkembangannya. Penelitian
beberapa konteks keputusan, seperti 1)
yang dilakukan oleh Manurung (2009)
memprediksi
memperoleh
menilai
kesulitan
risiko,
keputusan
keuangan;
ukuran
pinjaman;
peringkat(rating)
dan
3)
kredit;
2)
waktu
memiliki
hasil
bahwa
pengaruh
arus
terhadap
kas
dividen
memprediksi
sedangkan Rosdini (2009) memperoleh
4)
hasil arus kas berpengaruh positif terhadap
menilai
perusahaan; 5) memberikan informasi
terhadap kebijakan dividen.
tambahan pada pasar modal.
H2 : Arus kas mempunyai pengaruh
Laporan arus kas lebih berfokus
terhadap dividend payout ratio.
pada pengukuran keuangan dari pada ukuran laba dan biasanya lebih cocok
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan
digunakan
Dividend Payout Ratio
untuk
mengevaluasi
dan
memproyeksikan likuiditas dan sovabilitas perusahaan.
Manurung
Tingkat pertumbuhan perusahaan
(2009)
dapat dilihat dari peningkatan penjualan
menyimpulkan bahwa laporan arus kas
perusahaan setiap tahunnya. Perusahaan
mempunyai hubungan dengan pembayaran
dengan tingkat pertumbuhan penjualan
dividen yang terjadi dalam satu tahun
yang
setelah terbitnya laporan arus kas.
kesempatan berinvestasi yang semakin
tinggi
diharapkan
memiliki
Informasi arus kas historis berguna
besar. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan
untuk memprediksi dividen, di samping itu
suatu perusahaan, semakin besar tingkat
jumlah arus kas dari aktivitas operasi
kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi
khususnya merupakan indikator untuk
sehingga
menentukan
semakin
apakah
arus
dihasilkan
cukup
pinjaman,
memelihara
kas
untuk
yang
melunasi kemampuan
rasio
pembayaran
dividen
Penelitian yang dilakukan oleh Sudarsi
(2002)
penelitian
tanpa
pertumbuhan tidak mempunyai pengaruh
pada
sumber
signifikan
menyatakan
hasil
operasi, serta melakukan investasi baru mengandalkan
yang
memperoleh
terhadap
tingkat
pendanaan dari luar. Laba dan arus kas
yang
kebijakan
merupakan keuntungan investasi modal
dividen. Penelitian yang hampir sama
(benefit of equity investment), menjadi
dilakukan oleh Damayanti dan Archyani 45
(2006) memperoleh hasil yang sama yaitu
Kemudahan akses ke pasar modal berarti
tingkat
perusahaan
perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas
berpengaruh tidak signifikan terhadap
sehingga lebih mudah untuk memperoleh
kebijakan
dana dari luar (Sudarsi, 2002).
pertumbuhan
dividen.
Namun
demikian
tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dijadikan
indikator
untuk
menilai
Penelitian yang dilakukan oleh Sudarsi (2002) serta Damayanti dan
perusahaan, perusahaan yang memiliki
Archyani
tingkat pertumbuhan yang besar dari tahun
ukuran
ke
pengaruh
tahun,
artinya
(2006)
menemukan
perusahaan
tidak
memiliki
signifikan
terhadap
memiliki
tingkat
besar,
maka
kebijakan dividen. Penelitian yang hampir
diharapkan dapat membagikan dividen
sama dilakukan oleh Christin (2007) yang
yang besar.
menemukan bahwa tingkat pertumbuhan
pengembalian
H3
:
yang
Tingkat
perusahaan
pertumbuhan mempunyai
pengaruh
yang
bahwa
perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifkan
terhadap
kebijakan
dividen.
Namun demikian, perusahaan yang besar
terhadap dividend payout ratio.
memiliki kemudahaan untuk memperoleh Ukuran
Perusahaan
dan
Dividend
dengan ukuran yang besar, memiliki akses
Payout Ratio Faktor ukuran perusahaan (size), perusahaan dengan ukuran yang besar
pendanaan dari luar karena perusahaan
diperkirakan
akan
ke
pasar
modal
yang
lebih
besar.
lebih
Perusahaan dengan ukuran yang besar,
memiliki
diharapkan dapat membagikan dividen
kemampuan untuk menghasilkan laba yang
dengan jumlah yang besar pula.
lebih
H4 : Ukuran perusahaan mempunyai
besar,
sehingga
akan
mampu
membayar dividen yang lebih tinggi
pengaruh
dibandingkan dengan perusahaan kecil
payout ratio.
terhadap
dividend
(Sudarsi, 2002). Perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih
C. METODE PENELITIAN
mudah ke pasar modal dibandingkan
Populasi dan Sampel Penelitian
dengan perusahaan kecil. Akses yang luas bisa
membantu
memenuhi
perusahaan
kebutuhan
Populasi penelitian adalah seluruh
untuk
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
likuiditasnya.
Indonesia dengan periode pengamatan dari 46
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
perusahaan. Arus kas yang digunakan
Pemilihan sampel berdasarkan metode
dalam penelitian ini adalah arus kas
purposive sampling dengan kriteria:
yang berasal dari aktivitas operasi
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar
perusahaan.
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
3. Tingkat pertumbuhan (X3) mengukur
telah menyampaikan laporan keuangan
seberapa
tahun 2009-2011.
mempertahankan posisi ekonominya
2. Perusahaan-perusahaan
yang
secara
baik
perusahaan
keseluruhan.
Pertumbuhan
mempunyai kelengkapan data atau
perusahaan
dapat memberikan informasi yang
untuk menilai prospek perusahaan pada
dibutuhkan dalam penelitian ini.
masa yang akan datang dan diukur
3. Perusahaan membagikan dividen pada tahun 2009 atau 2010 atau 2011.
berdasarkan penjualan
merupakan
komponen
pertumbuhan perusahaan.
Untuk
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34
mengukur
perusahaan
tahun
penjualan digunakan rumus: selisih
perusahaan. Hal ini dikarenakan tidak
penjualan tahun berjalan dengan tahun
semua
sebelumnya dibagi dengan penjualan
dengan
perusahaan
70
data
membagi
dividen
selama tiga tahun berturut-turut.
besarnya
total
pertumbuhan
tahun sebelumnya. 4. Ukuran perusahaan (X4) merupakan
Definisi Operasional dan Pengukuran
besar kecilnya suatu perusahaan yang
Variabel
dilihat dari besarnya total aset, total
1. Laba (X1) merupakan selisih antara
ekuitas, atau total penjualan. Ukuran
pendapatan
dan
beban.
Besar
perusahaan dalam penelitian ini dilihat
kecilnya laba yang diperoleh perusahan
dari
total
akan mempengaruhi besar kecilnya
perusahaan.
aset
yang
dimiliki
dividen yang akan dibagikan. Laba
5. Kebijakan dividen (Y) ditentukan
yang digunakan dalam penelitian ini
apabila perusahaan untuk membayar
adalah laba bersih setelah pajak.
dividen tunai kepada pemegang saham
2. Arus kas (X2) merupakan sejumlah
setiap tahun. Kebijakan dividen diukur
uang kas yang keluar dan yang masuk
dengan dividend payout ratio (DPR)
sebagai
dengan rumus dividen per saham
akibat
dari
aktivitas
47
dibagi laba bersih per saham dikalikan
Uji normalitas digunakan untuk menguji
seratus persen.
apakah dalam model regresi, variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Model regresi yang baik
Model Penelitian Untuk diajukan,
menguji
maka
hipotesis
digunakan
yang
persamaan
adalah memilikidistribusi normal atau mendekati
normal.
Uji
statistik
regresi berganda berikut:
Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
menguji
kenormalan
nilai
residual
tersebut. Hasil uji normalitas dapat Keterangan:
dilihat
Y
:
dividend payout ratio
menunjukkan nilai sebesar 1,058 dan
X1
:
laba bersih setelah pajak
nilai
Asymp.Sig.
X2
:
arus kas operasi
0.213
yang
X3
:
tingkat pertumbuhan penjualan
berdistribusi normal.
X4
:
ukuran perusahaan
a
:
konstanta
b1-b4 :
pada
lampiran
2.
(2-tailed)
Hasil
sebesar
menunjukkan
data
2. Uji Heterokedastisitas
koefisien regresi dari setiap
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
variabel independen
menguji apakah dalam model regresi
e
terjadi
:
faktor error
ketidaksamaan
residual
satu
varians
dari
pengamatan
ke
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan yang lain. Kebanyakan data
Statistik Deskriptif
cross-section
Nilai minimum,
rata-rata, dan
standar
maksimum, deviasi
dari
mengandung
heteroskedastisitas menghimpun
karena
data
yang
situasi data
ini
mewakili
dividend payout ratio, laba bersih, arus kas
beberapa ukuran (kecil, sedang, dan
operasi, tingkat pertumbuhan penjualan,
besar).
dan ukuran perusahaan dapat dilihat pada
Uji heterokedastisitas dihitung dengan
lampiran 1
melakukan
uji
residual
sehingga
diperoleh hasil laba (X1) dan aset (X4) Uji Asumsi Klasik
signifikan
sehingga
terjadi
1. Uji Normalitas
heterokedastisitas sedangkan arus kas 48
(X3)
dan
sales
(X3).
Peneliti
tersebut,
maka
persamaan
matematis
mentransformasi data DPR (Y) ke
penelitian ini adalah sebagai berikut:
dalam
Ln Y = 4,824 - 0,520X1 - 0,011 X2 + 0,002
log
natural
(LN)
untuk
mengobati heterokedastisitas. Setelah melakukan
transformasi
data
diperoleh
mengindikasikan
X3 + 0,246 X4
yang
Laba (X1) mempunyai pengaruh
tidak
negatif terhadap DPR dengan koefisien
terjadinya heterokedastisitas. Hasil uji
regresi sebesar 0,520. Hal ini berarti
heterokedastisitas dapat dilihat pada
apabila laba meningkat sebesar 1 persen
lampiran 3.
maka, DPR akan menurun sebesar 0,520 persen. Nilai signifikansi 0,035 < 0,05 menunjukkan H1 diterima. Hal ini berarti
3. Uji Multikolineritas Multikolinearitas
adalah
adanya
laba
mempunyai
pengaruh
signifikan
hubungan antara variabel independen
terhadap DPR. Laba yang tinggi akan
dalam satu persamaan regresi. Model
menyebabkan
regresi yang baik seharusnya tidak
berbanding
memiliki
multikolinearitas.
perusahaan yang memperoleh laba yang
Ada tidaknya multikolineritas dapat
tinggi menggunakan laba tersebut untuk
dilihat dari nilai tolerance dan nilai
ekspansi di masa mendatang sehingga
variance inflation factor (VIF).
dividen yang dibagikan relatif sedikit.
masalah
DPR
rendah.
terbalik
Hal
ini
dikarenakan
Hasil uji multikolineritas dapat dilihat
Arus kas operasi (X2) mempunyai
pada lampiran 4. Hasil menunjukkan
pengaruh negatif terhadap DPR dengan
bahwa tidak terdapat satu variabel yang
koefisien regresi sebesar 0,011. Hal ini
memiliki nilai VIF >10. Ini berarti
berarti apabila arus kas meningkat sebesar
keempat variabel independen tersebut
1 persen maka, DPR akan menurun
tidak
sebesar 0,011. Nilai signifikansi 0,948 >
terdapat
hubungan
multikolineritas.
0,05 maka H2 ditolak. Hal ini berarti artinya
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
arus
kas
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap DPR.
Hasil pengujian hipotesis dapat
Pertumbuhan perusahaan (X3) yang
dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil
diukur dengan pertumbuhan penjualan menunjukkan hasil yang positif dengan 49
nilai koefisien regresi sebesar 0.002. Hal
memiliki pengaruh sebesar 9,1% terhadap
ini berarti apabila tingkat pertumbuhan
DPR, sisanya yaitu sebesar 90,9% DPR
penjualan
1
dipengaruhi oleh faktor lain di luar
persen, maka DPR akan meningkat sebesar
variabel yang digunakan dalam penelitian
0.002 persen. Nilai signifikansi 0,819 >
ini, misalnya solvabilitas, risiko, pajak,
0,05
dan struktur kepemilikan.
(X3)
maka
meningkat
H3
sebesar
ditolak.
Tingkat
pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan
Uji F dilakukan dengan untuk
terhadap DPR. Perusahaan yang memiliki
menguji signifikansi pengaruh laba, arus
tingkat penjualan yang tinggi cenderung
kas, pertumbuhan perusahaan, dan aset
untuk menahan labanya untuk kebutuhan
ukuran perusahaan secara bersama-sama
di
terhadap DPR. Nilai signifikansi 0,037
masa
akan
datang
daripada
membagikannya dalam bentuk dividen.
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti laba,
Ukuran perusahaan yang digunakan
arus kas, tingkat pertumbuhan, dan ukuran
dalam penelitian ini adalah total aset (X4)
perusahaan berpengaruh signifikan secara
menunjukkan hasil yang positif dengan
bersama-sama terhadap DPR.
nilai koefisien regresi sebesar 0.246. Hal ini berarti apabila aset (X4) meningkat
F. KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar
Kesimpulan
1
persen,
maka
DPR
akan
meningkat sebesar 0.246 persen. Nilai
1. Laba
mempunyai pengaruh negatif
signifikansi 0,393 > 0,05 maka H4 ditolak.
signifikan,
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
peningkatan
secara signifikan terhadap DPR. Hal ini
penurunan DPR dan sebaliknya jika
menunjukkan ukuran perusahaan tidak
laba menurun maka DPR meningkat.
mempengaruhi DPR.
0
sampai
berarti
setiap
laba
diikuti
dengan
2. Arus kas tidak berpengaruh signifikan
Nilai koefisien determinasi adalah diantara
yang
dengan
1
untuk
terhadap DPR. Hal ini menunjukkan peningkatan atau penurunan arus kas
mengetahui seberapa persentasenya dapat
operasi tidak mempengaruhi DPR.
dilihat nilai Adjusted R Square pada
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan tidak
lampiran 6. Nilai Adjusted R Square
berpengaruh signifikan terhadap DPR.
diperoleh sebesar 0,091 atau 9,1% artinya
Hal ini menunjukkan pertumbuhan
variabel independen dalam penelitian ini
perusahaan tidak mempengaruhi DPR . 50
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
independen dan satu variabel bebas,
signifikan terhadap DPR. Hal ini
padahal
menunjukkan
mungkin
besar
atau
kecilnya
perusahaan tidak berpengaruh terhadap
masih banyak variabel yang berperan
terhadap
DPR.
Sebaiknya penelitian di masa akan datang
dapat
menambah
variabel
Keterbatasan dan Penelitian Masa Akan
penelitian seperti risiko, struktur utang,
Datang
dan
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini
hanya
empat
variabel
DAFTAR PUSTAKA [1] Cahyati, K. (2006). Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Dividen per Share pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Indonesia, Jakarta. [2] Christin, Y. H. (2007). Pengaruh Insider Ownership, Dispersion of Ownership, Free Cash Flow , Collaterizable Asset, Firm Size dan Growth Rate Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi, Manado. [3] Damayanti, S. dan Archyani, F. (2006). Analisis Pengaruh Innvetasi, Likuiditas, Profitablitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Dividen Payout Ratio di BEJ. JAK. 5.1: 52-64. [4] Eisenhart, K. (1989). Agency Theory: An Assesstment and Review. Academy of Management Review. 14.1: 57-74.
struktur
kepemilikan.
Penelitian
selanjutnya juga dapat memperluas tahun penelitian dan objek penelitian.
[5] Hanafi, M. M. (2003). Analisis Laporan Keuangan. UPP AMK YKPN: Yogyakarta. [6] Hakim, F. R. (2007). Analisis FaktorFaktor Yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen Dan Terdaftar di BEJ Tahun 2003-2005. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. [7] Ingram, R. W. and Lee, T. A. (1997). Inormation Provided by Accrual and Cash Flow Measures of Operating Activities. Abacus. 33.2: 168-185. [8] Jensen, M. C. & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. 3:305-360. [9] Kieso, D. E., Weygandt, J. J. & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. John Wiley & Sons Inc: USA. [10] Manurung, I. A. (2009). Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Go 51
Publik. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. [11] Marlina, L. & Danica, C. (2009). Analisis Pengarush Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis. 2.1: 1-6. [12] Meythi, 2006. Pengaruh Arus kas Operasi Terhadap Harga Saham dengan Persentase Laba sebagai Variabel Intervening, SNA IX. Padang. [13] Rosdini, D. (2009). Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend LAMPIRAN 1 Var N Min X1 70 1.020.538.000 X2 70 127.074.583 X3 70 -30,6357% X4 70 100.769.669.9 Y 70 26 0,0007%
Payout Ratio. Working Paper In Accounting and Finance.Department of Accounting. Universitas Padjajaran. [14] Sudarsi, S. (2002). Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Devidend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed Di BEJ. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 9(1), 76-88. [15] Sunarto dan Kartika, A. (2003). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas di BEJ. Jurnal Bisnis dam Ekonomi. 10(1), 67-82.
Max 2.331.630.929.000 9.906.904.000.000 89,5841% 16.889.452.000.00 0 4,4444%
Mean Standar Deviasi 377.787.867.365 514.158.824.478 686.944.072.823 1.618.679.672.70 21,1433% 2 4.311.045.747.879 23,7181% 0,4418% 4.501.222.083.20 5 0,7735%
LAMPIRAN 2 Kolmogorov-SmirnovZ Asymp.Sig.(2-tailed)
Unstandardize Residual 1,058 0,213
LAMPIRAN 3 Model 1 (constant) X1 X2 X3 X4
Unstandardized coefficient B Std. Error -,581 2,772 -,111 ,162 ,042 ,107 ,001 ,005 ,294 ,192
Standardized coefficients Beta -1,76 ,077 ,026 ,378
t -2,050 -,684 ,387 ,211 1,531
Sig. ,044 ,496 ,700 ,834 ,131
52
LAMPIRAN 4 Model
Collinearity statistic Tollerance VIF
1 (constant) X1 ,213 X2 ,357 X3 ,925 X4 ,230 a) Dependent variable: LN_DPR
LAMPIRAN 5 Coefficients B 1 constant 4,824 X1 -,520 X2 -,011 X3 ,002 X4 ,246
Std.eror 4,063 ,241 ,160 ,008 ,287
Keterangan
4,697 2,805 1,081 4,349
Beta -,537 -,013 ,027 ,206
Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas
t 1,187 -2,157 -,066 ,230 ,860
Sig. ,239 ,035 ,948 ,819 ,393
Tollerance ,213 ,357 ,925 ,230
VIF 4,697 2,805 1,081 4,349
LAMPIRAN 6 Model 1
R 0,379a
Model 1 Regresion Residual Total
R Square 0,144 Sum of Squares 24,822 147,888 172,710
df 4 65 69
Adjusted R Square 0,091 Mean Square 6,206 2,275
Std Error of the Estimate 1,5083777 F
Sig.
2,727
0,037
53