PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI SAHAM BIASA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh : FAUZAN DARUSMAN NIM F31110032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI SAHAM BIASA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Fauzan, Maria, Basri Progran Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Email :
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai saham biasa pada perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI) periode 2010 – 2012. Bentuk penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif dengan variabel bebas terdiri dari kebijakan dividen yang diwakili oleh dividen payout ratio sedangkan variabel terikat adalah Nilai saham biasa (Common Stock). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel sebanyak 13 perusaan manufaktur terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara purposive sampling. Dokumen berupa laporan keuangan perusahaan yang diperoleh melalui searching internet dan dari Bursa Efek Indonesia langsung. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Regresi Linier Sederhana. Hasil Uji-R menunjukkan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai saham sebesar 86,4 % (rhitung (0,930) < rtabel(0,2709)). Hasil Uji-t menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap nilai saham biasa perusahaan. Kata kunci : Kebijakan Dividen, Nilai Saham Biasa Abstract: This study aims to provide an overview of the effect of dividend policy on the value of common stock on the open manufacturing companies listed on the Stock Exchange Indonesi (BEI) in the period 2010 - 2012 penelitiaan Form This is a quantitative study with independent variables consist of dividend policy is represented by dividend payout ratio while the dependent variable is the value of common stock (Common stock). The method used is descriptive. A sample of 13 open manufacturing company 'listed on the Indonesia Stock Exchange by purposive sampling. Documents such as financial reports obtained through searching on the internet and direct the Indonesia Stock Exchange. Data were analyzed using the Simple Linear Regression. Test results show that the R-dividend policy affects the value of shares of 86.4% (rhitung (0.930)
P
rospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada era globalisasi seperti saat ini bisa dikatakan sangat pesat, ini didukung oleh pertumbuhan pasar modal yang dapat menarik investor domestik maupun investor asing. Hal ini dapat dilihat pada
perkembangan jumlah frekuensi perdagangan saham oleh investor domestik maupun investor asing. Kedua hal ini menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan perdagangan pada pasar modal terus mengalami peningkatan secara signifikan dan menjadi alternatif utama investor yang ingin menginvestasikan modalnya. Namun di sisi lain keadaan perekonomian negara Indonesia saat ini dalam keadaan yang kurang menguntungkan, yaitu terjadinya krisis moneter yang berkepanjangan yang sampai sekarang belum bisa terlealisasikan. Hal ini membuat banyak perusahaan-perusahaan yang gulung tikar. Karena pada saat ini perhatian pemerintah lebih terpusat dalam mengatasi krisis, padahal kalau di lihat perdagangan bebas sudah di depan pintu. Dalam perdangangan bebas, persaingan tidak lagi lokal namun sudah mengglobal. Oleh karena itu sudah saatnya sektor perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengantisipasi akan terjadinya perdagangan bebas tersebut. Kegiatan bisnis pada perdagangan bebas ini dikatakan berhasil jika dapat mencapai sasaran bisnis yang telah direncanakan. Sasaran yang ingin dicapai oleh setiap investor mungkin beragam, tetapi ada sasaran yang sama yang harus dicapai oleh setiap investor secara umum, yaitu mendapatkan keuntungan untuk menunjang kegiatannya dan menyediakan modal yang cukup demi kelancaran bisnisnya. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik adalah tujuan utama suatu bisnis. Dalam dunia perdagangan internasional di era globalisasi sekarang yang semakin pesat dan modern baik dari segi ragam bentuk yang ditawarkan kepada masyarakat, kualitas pelayanan yang diberikan, hingga kemajuan teknologi yang dimiliki. Pasar keuangan di dalam perekonomian sekarang ini memiliki peran yang begitu penting sebagai perentara atau tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana sehingga diharapkan mampu menunjang aktivitas perekonomian suatu wilayah atau negara. Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen masih merupakan senjata yang sangat penting, tetapi sering kali diabaikan, dalam perang untuk membiayai biaya agensi (agency cost). Biaya agensi naik ketika menjadi pertentangan antara kepentingan manajemen dan pemegang saham. Ketegangan semacam ini dapat timbul atas berbagai isu mulai dari jenis dan tingkat konpensasi para eksekutif hingga tingkat laba yang akan diinvestasikan kembali oleh manajemen. Meskipun pertentangan semacam itu dapat terlihat sedemikian jelasnya, seperti dalam kasus Enron, sering kali pertentangan ini muncul dalam bentuk isuisu yang jauh lebih umum, seperti apakah perusahaan harus mengendalikan dana kepada para pemegang saham atau menginvestasikannya untuk mengembangkan perusahaan. Kebijakan dividen, walaupun jarang terlihat dalam hal ini, mewakili alat yang penting bagi mereka yang mencoba menyelaraskan berbagai insentif para manajer dengan insentif para pemegang saham. Saham adalah suatu nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan, pemegang
saham akan mendapatkan bagian keuntungan yang disebut dividen. Jika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan, selain memperoleh dividen, nilai saham juga biasanya akan meningkat. Dan sebaliknya jika perusahaan merugi, maka selain kita tidak memperoleh dividen, nilai saham juga menurun. Perusahaan industri atau perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang mengubah barang mentah menjadi produk jadi melalui proses produksi kemudian dijual kepada pelanggan. Keberadaan perusahaan manufaktur saat ini sangatlah berdampak pada pertumbuhan perekonomiaan suatu negara, yang mana dapat kita lihat bahwa tiap-tiap sektor perusahaan berlombalomba dalam menciptakan produk baru mereka dan mempertahankan produk lamanya sehingga dapat bersaing dalam perekonomian saat ini. Keberadaan pasar modal pada era kemerdekaan diatur dengan UndangUndang Nomor 15 Tahun 1952 yang sebelumnya merupakan Undang-Undang Darurat tentang Bursa Nomor 13 tahun 1951. Namun perkembangan pasar modal sejak tahun 1950-an sampai dengan tahun 1970-an kurang menggembirakan sebagai akibat inflasi yang sangat tinggi. Pada tahun 1977, pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) yang sekarang menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Hal tersebut ditujukan untuk mendorong peran pasar dalam memobilisasi dana dari masyarakat guna membiayai pembangunan. Adapun untuk mengetahui seberapa besar nilai saham biasa yang terjadi pada perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, berikut ulusan singkat tentang harga saham biasa yang terjadi pada dua perusahaan manufaktur terbuka periode 2010-2012. PT Astra Otopart adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaaan suku cadang otomotif, Perushaan ini berdiri pada tanggal 15 Juni 1998. Pada dua tahun terakhir, perusahaan Astra Otopart memberlakukan kebijakan dividen yang berbeda dari tahun ke tahun seperti yang akan kita bahas berikut. Kebijakan dividen PT astra Otopart, berdasarkan RUPS tahun 2010 mengumumkan kas interim sebesar Rp 158 per lembar saham, sedangkan RUPS pada tahun 2011 menetapkan pembagian dividen sebesar Rp 30 per lembar saham, dan untuk RUPS pada tahun 2012 menetapkan pembagian dividen sebesar Rp 105 per lembar saham. Dari adanya kebijakan dividen yang berfluktuasi dari tahun 2010-2012 tersebut sehingga memberi dampak terhadap nilai saham biasa pada tahun tersebut pula. Adapun nilai saham yang terjadi pada PT Astra Otopart dalam kurun waktu tersebut adalah sebagai berikut yaitu, pada tahun 2010 nilai saham perusahaan yang terjadi sebesar Rp 14625, untuk tahun 2011 sebesar Rp 3029,37, dan untuk tahun 2012 sebesar Rp 3543,75. PT Mayora adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang memproduksi barang-barang kosumsi. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 4 Juli 1990. Pada dua tahun terakhir, Perusahaan Mayora memberlakukan kebijakan dividen yang sama pada tahun 2010-2012 yang bisa kita lihat pada pembahasan berikut. Kebijakan dividen PT Mayora, selama tiga tahun terakhir RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) telah menetapkan pembayaran dividen
sebesar 100% (130) dari laba bersih dengan mempertimbangkan: Laba yang berhasil diperoleh, jumlah kas, dan anggaran modal yang harus dikeluarkan ditahun yang akan datang sambil tetap membagikan keuntungan dalam bentuk dividen tunai. Ini menunjukkan bahwa perusahaan Mayora dalam kurun waktu tersebut dalam keadaan yang sehat dan bahkan memperoleh laba yang meningkat dalam tahun ke tahun sehingga nilai saham yang terjadi adalah sebagai berikut, yaitu pada tahun 2010 nilai saham yang terjadi sebesar Rp 7447,21, untuk tahun 2011 sebesar Rp 12643,75, dan untuk tahun 2012 sebesar Rp 19920,83. Sekilas, kita mungkin berkesimpulan bahwa kebijakan dividen penting. Kita telah mendefinisikan nilai saham sama dengan nilai sekarang dari dividen di masa mendatang. Berdasarkan intuisi juga kita bisa cepat menyimpulkan bahwa kebijakan dividen itu penting. Namun kita mungkin kaget mengetahui bahwa pertanyaan tentang dividen telah kontroversial selama lebih dari tiga dekade. Ini disebut “teka-teki dividen”. Tiga pandangan dasar dalam hal ini yaitu, ada orang yang berpandangan bahwa besarnya dividen tidak relevan, dan waktu yang dihabiskan untuk keputusan itu hanya pemborosan waktu. Yang lain berpendapat bahwa dividen yang tinggi akan mengakibatkan harga saham yang tinggi. Ada juga yang berpendapat bahwa dividen sebenarnya merugikan harga saham. (Keown dkk 2000:606) Berdasarkan uraian-uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat masalah “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Saham Biasa Pada Perusahaan Manufaktur Terbuka Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012”. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. (Hadari Nawawi, 2012:67). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 139 perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi, sampel yang diambil adalah sebanyak 13 perusahaan.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. . Menurut Sugiyono (2010:85) “purposive sampling yaitu, teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Dalam penelitian ini, kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2012. 2. Perusahaan manufaktur terbuka yang memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2010 – 2012. 3. Perusahaan manufaktur terbuka yang memiliki ikhtisar harga saham dan obligasi tahun 2010 – 2012.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (Dividend-payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga bearti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, asfek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan. (Horne dkk., 2005:270) Nilai saham biasa dalam penelitian ini adalah suatu nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan, dilihat dari nilai saham biasa yaitu dengan menentukan ratarata nilai saham tersebut.
Tabel 1 Rata – Rata Dividen dan Nilai Saham Nama Perusahaan Astra Otopart
Mayora
Gudang Garam Internasional
Berlina Kabelindo Selamat Sampurna
Lion Metal Holcim
Tahun 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2011 2012
Dividen Per Sher (X) 158 30 105 130 130 130 650 880 1000 87 90 90 2 3 95 50 30 125 200 300 23 55
Nilai Saham 14625 3029,37 3543,75 7447,21 12643,75 19920,83 35662,5 49112,5 55706,25 1042,5 1677,5 2667,5 111,5 3131,75 1067 1232 2050 2962,5 5031,25 8412,5 2198 1993,75
Mandom
Gajah Tunggal
Indofood
Indocemen Tunggal
Arwana Citra Mulia
2010 2011 2012 2011
340 370 370 12
7750 7993,75 8793,75 2593,75
2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012
10 93 133 175 263 293 450 15 20 40
2475 5153 5244 4394 16062,5 15231,25 19137,5 250,12 322,5 828,75
Sumber: Data Olahan 2014
Tabel 2 Hasil Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Squares
Mean df
Square
F
Sig.
Y * Between Groups
(Combined)
5.791E9
30
1.930E8
12.121
.006
X
Linearity
5.073E9
1
5.073E9
318.551
.000
Deviation from Linearity
7.178E8
29
2.475E7
1.554
.331
Within Groups
7.963E7
5
1.593E7
Total
5.871E9
35
Sumber : Data Penelitian Hasil Olahan SPSS, 2014
Tabel 3 Klasifikasi Data Variabel X dan Y Perusahaan X 1 158 2 30 3 105 4 130 5 130 6 130 7 650 8 880 9 1000 10 93 11 133 12 175 13 340 14 370 15 370 16 95 17 50 18 30 19 125 20 200 21 300 22 23 23 55 24 2 25 3 26 12 27 10 28 87 29 90 30 90 31 263 32 293 33 450 34 15 35 20 36 40 Sumber : Data Penelitian Olahan, 2014
Y 14625 3029,37 3543,75 7447,21 12643,75 19920,83 35662,5 49112,5 55706,25 5153 5244 4394 7750 7993,75 8793,75 79062,5 113250 2962,5 2962,5 5031,25 8412,5 2198 1993,75 111,5 3131,75 2593,75 2475 1042,5 1677,5 2467,5 16062,5 15231,25 19137,5 250,12 322,5 828,75
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai saham biasa pada perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai saham biasa perusahaan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yaitu oleh Umi Mardiyati yang melakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai saham pada perusahaan manufaktur. Secara simultan Umi Mardiyati menyatakan variabel DPR, DER, dan ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap PBV. Ditambah lagi oleh Denny Bagus yang meneliti tentang studi kebijakan dividen anteseden dan dampaknya terhadap harga saham perusahaan, dari hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa teori signalling masih relevan dalam mempengaruhi pergerakan harga saham. Selain itu, temuan penelitian juga menunjukkan dukungan pada teori keagenan yang dikemukakan Jensen dalam melihat pengaruh aliran kas bebas terhadap harga saham. Untuk pengaruh struktur kepemilikan terhadap harga saham, ditemukan hasil yang mendukung argumen entrechment. Selain itu, pengaruhnya kebijakan dividen terhadap nilai saham biasa perusahaan manufaktur disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut. Pertama, pada awal tahun 2010 ekonomi dunia sedang mengalami dua kejadian penting, yaitu terjadinya krisis ekonomi kapitalisme global yang sangat mendalam serta struktural dan terjadinya pergeseran kekuatan ekonomi dunia dari utara (AS dan Eropa) ke Asia Timur (Tiongkok) dan Amerika Latin. Amartya Sen, seorang ekonom India, dalam tulisannya di Newyork review menyebut tahun itu sebagai “tahun krisis”, dan tahun berikutnya akan disertai dengan penurunan tajam ekonomi dunia melebihi depresi besar tahun 1930-an. Perkiraan Amartya Sen ada benarnya, sebab di tahun 2010 krisis ekonomi dunia bukannya menjinak, malah semakin mengganas dan melahap ekonomi negara-negara kuat di eropa, seperti Yunani, Spanyol, Portugal, Inggris, dan lain sebagainya. The Economist, majalah mainstream paling bergengsi, pernah menulis, “ekonomi Indonesia memang tumbuh, tapi sayang sekali, kemiskinan juga tumbuh.” Meskipun pertumbuhan ekonomi diprediksi akan menembus 6,3%, tetapi hal tersebut tidak menciptakan “Trickle down effect”. Kebijakan dividen Perusahaan adalah hal yang tidak terpisahkan dalam pendanaan perusahaan. Sebagian besar kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen pasif dan kebijakan dividen aktif mengapa ? Karena selama perusahaan dihadapkan pada berbagai proyek investasi yang pengembaliannya melebihi tingkat yang diminta (yaitu, proyek-proyek yang NPV positif), perusahaan akan menggunakan laba, ditambah dengan sekuritas senior yang kenaikan jumlahnya dalam struktur ekuitas akan membantu membiayai berbagai proyek. Jika perusahaan memiliki laba tersisa setelah membiayai semua peluang investasi yang layak dilakukan (dapat diterima), laba ini kemudian akan didistribusikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Jika tidak, maka perusahaan tidak akan membagikan dividen.
Ketika kebijakan diberlakukan sebagai keputusan pendanaan sementara, pembayaran dividen tunggal merupakan residual pasif. Persentase laba yang akan dibayarkan sebagai dividen akan berfluktuasi dari waktu ke waktu untuk mengikuti fluktuasi jumlah peluang investasi yang dapat diterima dan yang tersedia bagi perusahaan. Jika peluang investasi ini banyak jumlahnya, persentase laba yang dibayarkan akan cenderung nol. Di lain pihak, jika tidak mampu menemukan peluang investasi yang menguntungkan, dividen yang akan dibayarkan berjumlah 100% dari laba. Untuk situasi yang terletak diantara kedua situasi yang ekstrim ini, rasio pembayaran dividen akan berupa pecahan antara nol hingga satu. Horne dkk (2005:270) menyatakan “Perlakuan kebijakan dividen sebagai residual pasif, ditentukan hanya melalui ketersediaan proposal investasi yang dapat diterima, dan hal ini mengundang arti bahwa dividen merupakan hal yang tidak relevan”. Atmaja (2008:285) Sebagian besar kontroversi mengenai isu dividen didasarkan pada ketidaksamaan pandangan antara komonitas akademik dan profesional. Beberapa praktisi yang berpengalaman menganggap perubahan harga saham dihasilkan oleh pengumuman dividen dan karenanya menganggap dividen penting. Sebagian besar dari komonitas akademik-contohnya profesor keuanganyang mendebat bahwa dividen tak relevan menganggap kebingungan dalam masalah ini berawal dari ketidakhati-hatian dalam mendefinisikan apa yang kita maksud dengan kebijakan dividen. Mereka akan mendebat bahwa tampilan hubungan antara dividen dan harga saham mungkin merupakan ilusi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar di BEI Periode 2010 – 2012 bahwa kebijakan dividen rata-rata pada masing-masing Perusahaan Manufaktur terbuka yaitu sebagai berikut :
Tabel 4 Rata – Rata Dividen No
Nama Perusahaan
1
Astra Otopart
2
Mayora
3
Gudang Garam Internasional
4
Berlina
Rata-rata Dividen 97,66 130 843,33 89
5
Kabelindo
2,5
6
Selamet Sampurna
58,33
7
Lion Metal
208,33
8
Holcim
39
9
Mandom
360
10
Gajah Tunggal
11
11
Indofoot
133,66
12
Indocemen Tunggal
335,33
13
Arwana Citra Mulia
25
Sumber : Data Olahan 2014 2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap perusahaan manufaktur terbuka yang terdaftar di BEI Periode 2010 – 2012 bahwa Nilai Saham biasa rata-rata pada masing-masing Perusahaan Manufaktur terbuka yaitu sebagai berikut :
Tabel 5 Rata – Rata Nilai Saham No
Nama Perusahaan
Rata-rata Kebijakan Dividen
1
Astra Otopart
7066,04
2
Mayora
13337,26
3
Gudang Garam Internasional
46827,08
4
Berlina
1729,16
5
Kabelindo
1621,62
6
Selamet Sampurna
1449,66
7
Lion Metal
5468,75
8
Holcim
2095,87
9
Mandom
8179,16
10
Gajah Tunggal
2534,37
11
Indofoot
4930,33
12
Indocemen Tunggal
16810,41
13
Arwana Citra Mulia
467,12
Sumber : Data Olahan 2014
3. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana dengan menentukan koefisien korelasi variabel kebijakan dividen terhadap nilai saham biasa dinyatakan kebijakan dividen mempengaruhi nilai saham sebesar 86,4%. Hasil uji hipotesis (uji t) dapat dinyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap nilai saham biasa perusahaan. Saran Beberapa saran yang diajukan yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah : 1. Pihak manajemen Perusahaan Manufaktur Terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hendaknya mampu mempertimbangkan secara matang dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan agar dapat diterima baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada kebijakan dividen perusahaan sehingga masih banyak faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi nilai saham biasa perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya, diusahakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian bisa dibedakan dari penelitian ini yang lebih signifikan. DAFTAR RUJUKAN Atmaja, Lukas Setia. (2008). Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Horne, James C Van dkk. (2007). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Keown, Arthur J. dkk. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Nawawi, Hadari. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.