15
KEADAAN UMUM Sejarah PG Cepiring Pabrik gula Cepiring didirikan tahun 1835 oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan nama Kendalsche Suiker Onderneming sebagai suatu perseroan di atas tanah seluas 1 298 594 m2. Rehabilitasi pabrik pertama dilakukan tahun 1917 dengan menyempurnakan proses defekasi. Rehabilitasi yang kedua dilakukan pada tahun 1926 dengan mengganti proses pemunian dari cara defekasi menjadi karbonatasi rangkap. Pabik gula Cepiring menjadi milik pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia. PG Cepiring dikoordinir oleh Pusat Perkebunan Negara (PPN) pada masa transisi kemerdekaan. Pada tahun 1968, PNP diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dan PG Cepiring di bawah pengawasan PNP XV di Semarang. Kemudian tahun 1973, PNP XV diubah statusnya menjadi PTP XV (Persero) dan tahun 1981, PTP XV digabung dengan PTP XVI menjadi PTP XV – XVI (Persero) yang berpusat di Surakarta. PG Cepiring beroperasi dan mengalami masa kejayaan, hingga pada tahun 1998 terpaksa berhenti beroperasi. Hal ini dikarenakan kekurangan bahan baku tebu akibat persaingan lahan dengan komoditas pertanian lain, sehingga tidak memenuhi kapasitas giling dan biaya operasional. PG Cepiring mulai direnovasi dibawah manajemen PT Industri Gula Nusantara (IGN) dan diresmikan pada tahun 2008, setelah berhenti beroperasi selama 10 tahun. PT IGN merupakan perusahaan patungan antara PT Multi Manis Mandiri (MMM) dan PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) dengan kepemilikan saham sebesar 70% untuk PT MMM dan 30% untuk PTPN IX. PG Cepiring direnovasi bangunan dan mesinnya dengan menggunakan dua macam bahan baku, yaitu tebu dan raw sugar. PG Cepiring melakukan giling perdana untuk kedua bahan baku tersebut pada tahun 2008. Hingga saat ini PG Cepiring tetap beroperasi dengan menggiling bahan baku tebu pada masa panen dan bahan baku raw sugar diluar masa panen tebu.
16 Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif PT Industri Gula Nusantara adalah perusahaan perkebunan tebu dengan pabrik gula yang terletak di Cepiring, Kendal. Areal perkebunan tebu yang dimiliki mencakup tebu dengan sistem kemitraan pola A (KMA), sistem kemitraan pola B (KMB) dan sistem kemitraan pola D (KMD). Kebun KMA dan KMB tersebar di wilayah Kabupaten Kendal sampai Kabupaten Semarang. Kebun tebu yang terletak di Kabupaten Kendal meyebar pada kecamatan Patebon di wilayah utara, Kecamatan Weleri, Cepiring, sampai Kecamatan Sukorejoi di wilayah selatan. Kebun tebu di Kabupaten Semarang menyebar pada Kecamatan Kedung Pane di wilayah barat sampai kecamatan Bergas di wilayah timur. Secara umum letak geografis kebun milik PG Cepiring terletak di antara 60 32’ LS – 60 18’LS dan 1090 40’ BT– 1100 18’ BT untuk wilayah Kabupaten Kendal. Ketinggian kebun tebu berkisar antara 0 mdpl sampai lebih dari 1000 mdpl. Kebun dengan ketinggian 0-100 mdpl mencakup kebun di Kecamatan Cepiring, Patebon, Kaliwungu, Rowosari dan Weleri. Kebun dengan ketingian 101-500 mdpl terdapat di Kecamatan Limbanganan. Kebun dengan ketinggian 501-1000 mdpl terdapat di Kecamatan Boja, Pegandon, Gemuh serta kebun di wilayah Kebupaten Semarang. Sedangkan kebun dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl terdapat di Kecamatan Plantugan, Pageruyung, Singorejo, Sukorejo, Patean, Boja, dan Limbangan pada kebun Bergas. Topografi kebun tebu bervariasi, yaitu topografi datar pada kebun sawah tadah hujan dan irigasi teknis, sampai topografi bergelombang pada kebun tegalan. Tingkat kemiringan kebun sawah tadah hujan dan sawah irigasi teknis kurang dari 25%. Tingkat kemiringan kebun tegalan lebih bervariasi, yaitu antara 0% - daiatas 45%. Kebun dengan tingkat kemiringan yang tinggi dalah kebun tegalan yang terdapat di daerah bergunung sampai berbukit.
Keadaan Iklim dan Tanah Secara umum keadaan iklim di wilayah PG Cepiring memiliki curah hujan yang cukup tinggi (Tabel 1). Musim kemarau terjadi sekitar bulan Juni sampai dengan Oktober karena pada saat itu arus angin tidak banyak mengandung uap air.
17 Sebaliknya mulai bulan Novenber hingga Mei arus angin banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan (PBS Kendal, 2010). Tabel 1. Keadaan Iklim Selama 3 Tahun Terakhir di Wilayah PG Cepiring Tahun Curah Hujan Tahunan 2007 1 473 2008 2 802 2009 2 131 Sumber : BPS Kabupaten Kendal
Hari Hujan Tahunan 83 127 105
Jenis tanah yang ada di PC Cepiring sebagian besar adalah tanah berat. Secara umum, tanah yang ada termasuk jenis tanah endapan atau tanah alluvial. Sangat sedikit batuan muda yang ada pada lapisan tanah. Lapisan olah tanah cukup dalam. Pada beberapa kebun terdapat kandungan liat yang tinggi sehingga drainase tanah tidak terlalu baik dan akan bermasalah ketika musim penghujan. Pada kebun di daerah pesisir, kandungan pasir lebih banyak sehingga drainase tanah lebih baik dari pada kebun lain yang jauh dari pantai.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan Terdapat beberapa jenis kebun tebu berdasarkan sistem kemitraan yang diterapkan. Pola kemitraan yang diterapkan antara lain pola kemitraan A (KMA), pola kemitraan B (KMB), dan pola kemitraan D (KMD) atau tebu mandiri. Kebun KMA adalah kebun kemitraan dengan pola bagi hasil di awal. Kebun KMB adalah kebun kemitraan dengan pola bagi hasil yang dilakukan setelah panen tebu. Kebun KMD (mandiri) adalah kebun dengan keseluruhan teknik budidaya dan pembiayaan dilakukan oleh petani. Total luas kebun tebu milik perusahaan mengalami peningkatan sejak awal berdirinya IGN. Besarnya luasan tebu pada masing-masing kategori kebun dapat dilihat pada Tebel 2. Total luasan untuk tabu giling belum mencukupi kapasitas giling pabrik yang mencapai 1 800 TCD (ton cane per day). Untuk mencukupi kebutuhan tebu tersebut, banyak dipenuhi oleh kiriman tebu KMD. Tebu kiriman petani tersebut berasal dari berbagai daerah antara lain Pati, Rembang, Kudus dan Jepara. Tabel 2. Luas Areal PG Cepiring Berdasarkan Kategori Kebun
18 Kategori Kebun KMA KMB Tebu Mandiri Total …………………...….…ha……….......................…….. 2008 26 74 101 201 2009 155 164 547 866 2010 185 259 1 389 1 833 2011 236 282 1 953 2 471 Sumber : Kantor Tanaman, PT Industri Gula Nusantara Masa Tanam
Kebun yang dimiliki oleh PG Cepiring terdiri dari kebun produksi dan kebun bibit. Kebun bibit diterapkan pada kebun implasemen dan kebun lain yang terdapat di area cakupan PG Cepiring. Sistem kebun bibit yang diterapkan adalah kebun bibit berjenjang. Beberapa kategori kebun bibit yang ada antara lain kebun bibit pokok (KBP), kebun bibit nenek (KBN), kebun bibit ibu (KBI), dan kebun bibit datar (KBD). Bibit yang akan digunakan untuk kebun tebu giling (KTG) berasal dari KBD. Luasan kebun bibit setiap kategori terdapat pada Tabel 3. Dalam pemenuhan kebutuhan bibit, terdapat beberapa cara selain menggunakan bibit dari kebun bibit berjenjang. Bibit juga didapatkan dari pembelian bibit dari kebun bibit P3GI. Tabel 3. Luasan Kebun Bibit Berdasarkan Kategori Kebun Bibit Kategori Kebun Bibit KBP KBN KBI KBD …………….……….……..ha…………….…………….. 2009 0.1 0.5 3.1 21.5 2010 0.18 1.27 8.89 71.83 2011 0.16 1.25 9.97 79.75 Sumber : Kantor Tanaman, PT Industri Gula Nusantara Masa Tanam
Kebun produksi terdiri dari kebun PC (plant cane), dan tanaman keprasan (ratoon cane). Tanaman keprasan dipertanahkan sampai keprasan keempat (RC4). Perbandingan luasan kelima kategori kebun tersebut relatif sama karena setiap tahun dilaksanakan pembukaan lahan untuk penggantian kebun tebu yang telah mencapai ratoon keempat. Pada masa tanam 2009/2010, sebagian besar kebun produksi adalah tanaman PC yaitu sebesar 25.82 %. Proporsi luas kebun dengan tanaman RC1 sebesar 23.10%, untuk RC2 sebesar 19.67%, RC3 sebesar 17.40%, dan RC4 sebesar 14.00 %.
19
Keadaan Tanaman dan Produksi Varietas yang ditanaman antara lain BL, PS 864, PS 881, PSJT 941. Penanaman dalam satu blok menggunakan varietas yang sama. Untuk suatu kebun dengan beberapa blok terdapat kemungkinan penggunaan lebih dari satu macam varietas. Kategori tanaman tebu meliputi tanaman pertama dan tanaman ratoon. Kategori tanaman yang ada meliputi PC, RC1, RC2, dan RC3. Umur tanaman juga bervariasi, tergantung bulan tanamnya untuk tanaman PC dan bulan keprasannya pada tanaman Ratoon. Bulan tanam dan kepras antara bulan Juni sampai Desember, sehingga umur tanaman saat pengamatan berkisar antara 3-8 bulan. Pola penanaman pada budidaya reynoso dan tegalan menggunakan pembagian bak tanam tebu yang disebut lidah. Pada setiap lidah terdapat lajurlajur tebu yang disebut juringan atau laci. Panjang juring tanam tebu pada umumnya 8 m. Kerapatan tebu pada satu bak diupayakan mencapai lebih dari 75 juringan/bak. Jarak antar juring adalah 1m. Satu juring rata-rata terdapat 75-85 batang tebu yang dapat dipanen. Satu bak tanam tebu terdapat 60 juring. Satu hektar kebun tebu rata-rata terdapat 20 bak tanam. Oleh karena itu, dalam satu hektar terdapat 1200 juring tebu. Angka tersebut biasa disebut dengan istilah faktor. Pembuatan bak dan juring tanam akan mengikuti dan menyesuaikan keadaan kebun sehingga besarnya faktor setiap kebun berbeda. Varietas tebu yang digunakan berdasal dari kategori varietas masak awal, masak tengah dan masak akhir. Varietas masak awal yang digunakan adalah PS 864 dan PS 881. Varietas masak tengah dan akhir yang digunakan adalah BL dan PS JT. Pabrik Gula Cepiring memproduksi produk utama berupa gula kristal putih. Bahan baku yang digunakan selain tebu adalah raw sugar. Hasil sampingan beruma tetes (molasses), blotong, dan ampas. Tetes digunakan sebagai bahan baku industri etanol. Ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar boiler. Bahan blotong belum termanfaatkkan.
20 Produksi tebu dan gula PG cepiring meningkat setiap tahunnya (Tabel 4). Hal ini dikarenakan upaya perluasan area tebu. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya petani mandiri yang menggilingkan tebunya di PG Cepiring karena sistem beli putus yang sudah diterapkan PG Cepiring. Sistem beli putus ini dapat menarik petani karena proses pembayaran yang cepat lebih menguntungkan bagi petani daripada sistem bagi hasil yang harus menunggu tebu selesai digiling dan menjadi gula. Peningkatan produksi gula juga terdapat pada gula dengan bahan baku raw sugar (Tabel 5). Tabel 4. Produktivitas, Rendemen Tebu dan Produksi Gula Kristal Putih (GKP) Selama 4 Tahun Tahun 2008 2009 2010 2011 * Ket Sumber
Luas Produksi Produktivitas Rendemen Lahan (ha) Tebu (ton) (ton/ha) (%) 15 622 201 77.7 6.93 63 944 866 73.8 7.53 135 902 1 833 74.1 6.31 166 506 2 471 67.4 7.07 : * proyeksi berdasarkan taksasi maret : Kantor Tanaman, PT Indistri Gula Nusantara
GKP (ton) 1 082 4 815 8 210 11 775
Tabel 5. Produksi Gula Kristal Putih dengan Bahan Baku Raw Sugar selama 4 tahun Tahun 2008 2009 2010 2011 Sumber
Raw Sugar Rendemen (ton) (%) 32 948 89.82 104 737 94.32 142 594 93.38 100 000 94.77 : Kantor Tanaman, PT Industri Gula Nusantara
GKP (ton) 29 594 98 783 133 151 94 770
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Pabrik Gula Cepiring merupakan unit produksi gula yang dimiliki oleh PT Industri Gula Nusantara (IGN) dan PT Perkebunan Nusantara IX. Struktur organisasi yang ada di PG Cepiring merupakan gabungan dari karyawan PG sebelum berhenti beroperasi dan karyawan baru PT IGN. PG Cepiring dikepalai oleh seorang direktur utama. Direktur utama membawahi beberapa direktur yaitu direktur operasional, direktur komersial.
21 Struktur organiasasi PG Cepiring dibagi kedalam beberapa bagian. Bagian yang terdapat di PG Cepiring antara lain, Commercial, Proces and laboratory, Teknical, Plantation (tanaman), Electrical and power plant, umum, logistik, Human Resources Development (HRD), Information and technology system (IT), Procurment, dan Marketing. Setiap bagian dikepalai oleh seorang manager. Direktur utama adalah pembuat kebijakan-kebijakan strategis dan mengarahkan kepada tujuan-tujuan jangka panjang perusahaan. Direktur operasional berfokus kepada kebijakan-kebijakan tentang operasional perusahaan, meliputi operasional pabrik dan bahan bakunya yang bersal dari tebu dan raw sugar. Direktur komersial berfokus kepada kebijakan-kebijakan pemasaran produk gula dan kebijakan pengembangan serta pembiayaan keuangan perusahaan. Terdapat kepala pabrik (factory), yang membawahi beberapa bagian yang berhubungan dengan pabrik, yaitu Proces and laboratory, Teknical, Electrical and power plant. Tugas kepala pabrik adalah menkoordinasikan semua bagian yang terlibat dalam pabrik dalam kegiatan operasional pabrik. Bagian Proces and laboratory adalah bagian yang memiliki tugas manajemen operasional proses pabrikasi bahan baku tabu dan raw sugar menjadi gula kristal putih. Bagian Teknical berhubungan dengan kinerja mesin-mesin pabrik serta perawatannya. Bagian Electrical and power plant bertanggung jawab atas penyediaan tenaga listrik bagi operasional pabrik. Bagian Commmercial adalah bagian yang memiliki tugas pokok manajemen segala urusan keuangan untuk opresional perusahaan dan membawahi beberapa sub bagian, yaitu keuangan, akuntan, pajak dan ekspor-impor. Bagian Umum berhubungan dengan operasional perusahaan diluar pabik, kantor dan perkebunan tebu serta membawahi sub bagian Sipil, Lanskap, dan Keamanan. Bagian Logistik memiliki tugas menyediakan segala keperluan barang untuk operasional kantor dan pabrik, yang mencakup bahan baku produksi gula, bahan bakar pabrik, serta barang-barang lain yang diperlukan pabrik dan kantor. Bagian HRD memiliki tugas memanajemen sumber daya manusia yang berperan dalam operasional perusahaan. Bagian Information and technology system (IT) memiliki tugas dalam membuat sistem informasi dan komputerisasi
22 keseluruhan perusahaan. Bagian Precurement memiliki tugas sebagai penyedia barang yang dibutuhkan bagian logistik untuk operasional perusahaan. Bagian Marketing berhubungan dengan pemasaran produk gula kepada konsumen. Bagian Tanaman memiliki tugas pokok menyediakan bahan baku tebu yang cukup dan berkualitas sesuai dengan kapasitas giling pabrik selama musim giling pabrik. Bagian tanaman juga bertugas untuk memanajemen kebun petani mitra. Karyawan di PG Cepiring diklasifikasikan menjadi tiga yaitu karyawan staf IGN, staf perwakilan PTPN IX, karyawan outsourcing, dan karyawan harian lepas. Karyawan staf IGN adalah karyawan yang direkrut dan diangkat oleh bagian HRD PT IGN secara internal. Karyawan outscourcing adalah karyawan yang diangkat oleh perusahaan outscourcing mitra IGN, yaitu PT Dyka Konsultama (Tabel 6). Karyawan outscourcing
termasuk kedalam karyawan harian dan karyawan musiman.
Karyawan musiman biasanya memenuhi pekerjaan musiman, seperti saat musim giling tebu. Karyawan harian lepas adalah karyawan yang diangkat oleh mandor berdasarkan perjanjian antara mandor dan karyawan tersebut dalam waktu tertentu. Banyaknya karyawan dan jangka waktu bekerja akan disesuaikan dengan pekerjaan yang akan diselesaikan. Tabel 6. Jumlah Karyawan PG Cepiring Tahun 2011 Karyawan Jumlah Staf IGN 407 Staf PTPN IX 41 Harian (outscourcing) 199 Musiman (outscourcing) 134 Sumber : Kantor Besar, PT Industri Gula Nusantara
PG Cepiring memberlakukan hari kerja yang sama, baik pada musim tebangan dan maupun diluar musim tebangan. Hal ini dikarenakan pabrik akan selalu beroperasi setiap hari untuk mengolah raw sugar diluar musim tebangan. Kegiatan produksi berlangsung 24 jam, terutama di dalam pabrik sehingga dibutuhkan pengaturan tenaga kerja (shift) agar proses produksi tetap berjalan.
23 Jam kerja selama 24 jam dibagi kedalam tiga shift, yaitu pagi, siang, dan malam. Waktu yang diberlakukan pada ketiga shift tersebut yaitu, shift pagi dimulai pukul 07.00-15.00 WIB, shift siang dimulai pukul 15.00- 23.00 WIB, dan shift malam dimulai pukul 23.00-07.00 WIB.