9
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di sekitar DIY terdapat 17 pabrik gula antara lain PG Padokan, PG Ganjuran, PG Gesikan, PG Kedaton, PG Cebongan, dan PG Medari yang pengelolaannya di lakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda sangat dominan baik di dalam dunia usaha/ bisnis maupun dalam dunia politik/ pemerintahan. Pengelolaan ini tidak berlangsung lama karena tentara Jepang menduduki wilayah RI pada tahun 1942 sehingga pabrik-pabrik tersebut di ambil alih oleh Jepang. Pada masa perkembangan kepemilikan pemerintah Jepang, pabrik-pabrik gula mengalami kemunduran yang parah karena areal penanaman tebu dialihfungsikan untuk menanam palawija dan padi demi keperluan tentara jepang. Keadaan ini berlangsung hingga diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Sejak saat itu pemerintah RI merekrut semua pabrik gula tersebut dari tangan Jepang dan dibumihanguskan. Hingga sampai tahun 1950 seluruh pabrik gula hanya tinggal sisa dan puing-puingnya saja. Setelah pemerintahan berjalan dengan normal dan keamanan pulih kembali, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX
memprakarsai didirikannya pabrik gula yang kemudian lebih di kenal dengan “PT Madubaru PG/PS Madukismo”. PT Madubaru PG/PS Madukismo memiliki dua pabrik, yaitu Pabrik Gula Madukismo (PG Madukismo) dan Pabrik Spirtus Madukismo (PS Madukismo). Selain itu Sri Sultan Hamengkubuwono IX membangun pabrik gula dengan tujuan: 1. Untuk menampung para buruh bekas pabrik gula yang kehilangan pekerjaannya. 2. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 3. Menambah penghasilan pemerintah baik pusat maupun daerah. Pada tahun 1945 PG/PS Madukismo mulai di bangun dengan Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur sebagai kontraktor utamanya. Peresmian PT. Madubaru PG/PS Madukismo dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 1958 oleh presiden RI pada waktu itu adalah Ir. Soekarno. Pada awal berdiri
10
status perusahaan berbentuk PT (Perseroan Terbatas) yang berdiri pada tanggal 14 Juni 1955 dengan di beri nama PT Madubaru PG/PS Madukismo. Pada tahun 1962 pemerintahan RI mengambil alih semua perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia, baik milik asing, swasta maupun semi swasta. Sejak saat itu status PT Madubaru PG/PS Madukismo berubah menjadi perusahaan negara (PN) di bawah BPUPPN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Serah terima PT Madubaru PG Madukismo kepada pemerintah
RI
dilakukan
tanggal
11
maret
1962
oleh
Sri
Sultan
Hamengkubuwono IX selaku Presiden Direktur PT Madubaru PG/PS Madukismo pada waktu itu. Tahun 1966 BPUPPN dibubarkan, sehingga PT Madubaru PG/PS Madukismo di beri kebebasan untuk memilih tetap sebagai Perusahaan Negara atau ingin menjadi perusahaan swasta. PT Madubaru PG/PS Madukismo memilih menjadi perusahaan swasta sehingga statusnya kembali menjadi Perseroan Terbatas (PT) Madubaru PG/PS Madukismo dengan susunan Direktur yang dipilih adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Presiden Direkturnya. Pada tanggal 4 Maret 1984 PT Madubaru PG/PS Madukismo mengadakan kontrak pengelolaan manajemen dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). RNI merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) di bawah Departemen Keuangan RI. Kontrak pengelolaan manajemen antar PT Madubaru PG/PS Madukismo dengan PT Rajawali Indonesia (RNI) ini berlaku dalam jangka wangku 10 tahun dan kemudian pada tanggal 1 April diperbaharui kembali kontrak pengelolaan manajemen sampai 31 Maret 2004. PT Madubaru PG/PS Madukismo berdiri dari dua kepemilikan saham, yaitu 25% milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan 75% milik pemerintahan RI yang dikuasakan kepada Departemen Keuangan RI. Pada tanggal 10 Maret 1997 terjadi perubahan pada kepemilikan saham, yaitu 65% milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan 35% untuk PT Rajawali Nusantara Indonesia. Akhir-akhir ini perusahaan dapat berjalan lancar yang disertai perubahan beberapa alat pada proses pengolahan seperti penambahan penggunaan Rotary Vacum Filter, Unigerator dan lain sebagainya. Perubahan alat ini bertujuan untuk meningkatkan mutu produk dan kapasitas giling sehingga diharapkan produksi per tahun meningkat.
11
Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadikan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia dengan menjadikan petani sebagai mitra sejati. Misi - Menghasilkan Gula dan Ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia. - Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani. - Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti - Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian stake holder values. Letak Geografi Pabrik gula Madukismo didirikan di lokasi bekas PG Padokan 5 km di sebelah selatan Yogyakarta, tepatnya di Desa Padokan, kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Pabrik menempati areal seluas 276,000 m2 dengan luas bangunan 51,000 m2. Lokasi yang sama juga terdapat pabrik alkohol dan spirtus Madukismo. Keduanya ada di bawah satu perusahaan yaitu PT. Madubaru. Berdasarkan letak geografi, PG Madukismo terletak antara 7°4‟ LU dan 8°20 LS
dan antara 110° dan 111° BT pada
ketinggian 84 m di atas permukaan air laut. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi industri adalah tersedianya bahan baku dan bahan penunjang tenaga kerja, area pemasaran, dan sarana transportasi. Berdasarkan tinjauan tersebut maka PG. Madukismo memiliki posisi yang strategis, hal ini karena :
12
1. Letak pabrik berdekatan dengan lokasi bahan baku tebu dimana lahan perkebunan tebu yang ada cukup luas dan didukung oleh keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman tebu. 2. Tenaga kerja yang tersedia cukup banyak, terutama untuk karyawan musiman yang berasal dari daerah di sekitar pabrik dengan upah yang relatif murah. 3. Sarana transportasi seperti rel untuk lori dan jalan raya untuk truk pengangkut yang memadai sehingga transportasi bahan dan hasil produksi berjalan dengan lancar. 4. Pabrik gula memerlukan banyak air untuk menghasilkan uap. Kebutuhan air dapat di penuhi dari sungai Winongo yang dekat dengan lokasi pabrik. Keadaan Iklim dan Tanah Wilayah PG Madukismo memiliki curah hujan rata-rata 2,143 mm/tahun dan BK (Bulan Kering) pada bulan Juni-September serta BB (Bulan Basah) antara November-April (Lampiran 3). Adapun jika dilihat berdasarkan kondisi tanahnya PG Madukismo memiliki topografi yang beragam dari datar hingga berbukit dengan kemiringan 3–8 derajat. Keadaan lahan di PG Madukismo terbagi ke dalam enam jenis lahan dengan sebagian besar termasuk ke dalam tanah berat berpengairan lancar (TBPL). Keadaan lahan yang sesuai di PG Madukismo dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar luas areal tebu rakyat kerjasama di PG Madukismo Keterangan Tanah Berat Pengairan lancar (TBPL) Tanah Berat Pengaian Tidak Lancar (TBPTL) Tanah Ringan Pengairan Lancar (TRPL) Tanah Ringan Pengairan Tidak Lancar (TRPTL)
Luas (Hektar) 1,122.46 109.40 631.67 -
Tanah Sedang Pengairan Lancar (TSPL) Tanah Sedang Pengairan Tidak Lancar (TSPTL)
631.70 38.75
Jumlah
2,533.98
Sumber : Bina sarana tani PT Madubaru PG Madukismo, Bantul (2012)
13
Luas Areal dan Wilayah Kerja Pada dasarnya luasan lahan yang di tanami tebu di wilayah kerja PG Madukismo rata-rata lahan Tebu Rakyat (TR). Satu-satunya lahan milik PG Madukismo adalah kebun bibit Kembaran dengan luasan sekitar tiga hektar dan selebihnya merupakan lahan sewa atau kerjasama dengan petani (kemitraan). Total luas kebun bibit sekitar 200 ha yang terdiri dari tiga hektar lahan milik pabrik sendiri yang digunakan untuk membudidayakan bibit pokok, bibit nenek, serta bibit induk, dan sisanya adalah kerjasama dengan petani tebu rakyat lewat program akselerasi. Keseluruhan areal KTG yang terdapat di wilayah PG Madukismo tahun 2011/2012 merupakan TR (Tebu Rakyat) kerjasama yaitu seluas 2,533.98 ha yang ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar luas areal tebu rakyat kerjasama binaan di PG Madukismo Rayon Luas (Hektar) BGK (Bantul, Gunung Kidul) 1,103.20 Sleman 494.52 KMT (Kulonprogo, Magelang, 784.43 Temanggung PKB ( Purworejo, Kebumen) 151.83 Jumlah 2,533.98 Sumber : Bina sarana tani PG Madukismo PT Madubaru, Bantul (2012) Rayon BGK (Bantul, Gunung Kidul) memiliki areal yang lebih luas dibandingkan keempat rayon di PG Madukismo dengan luas areal 1,103.20 ha dari luas areal total 2,533.98 ha. Daerah Bantul merupakan daerah yang tanahnya paling subur, sedangkan daerah Purworejo merupakan daerah yang tanahnya kurang kandungan hara sehingga cenderung termasuk ke dalam tanah berpasir. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan Struktur organisasi PT Madubaru dipimpin seorang Direktur yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh satuan pengawasan intern (SPI), Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian Pabrikasi, Kepala bagian Instalansi, Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian SDM dan Umum dan Kepala Bagian Pabrik Spiritus.
14
Setiap perangkat perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab masing-masing : 1. Direktur Direktur memiliki fungsi sebagai pengelola perusahaan untuk melaksanakan kebijakan rapat umum pemegang saham (RUPS). Berikut ini adalah tugas dari direktur : - Merumuskan tujuan perusahaan - Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan - Menyusun rencana jangka panjang - Menetapkan kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman penyusunan anggaran tahunan - Menetapkan rancangan Rapat Umum Pemegang Saham - Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan Direksi. - Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi - Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya. 2. Satuan Pengawasan Intern (SPI) - Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi, dan pembinaan terhadap semua kegiatan dan fungsi organisasi - Melakukan pengawasan atas pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan atas persetujuan Direktur - Melakukan audit investigasi terhadap aspek penuh dan bebas ke seluruh fungsi, catatan, dokumen, aset, dan karyawan. - Melakukan penugasan memiliki aspek penuh dan bebas keseluruh fungsi, catatan, dokumen, aset, dan karyawan. - Mengalokasikan sumber daya dan menentukan lingkup kerja serta menerapkan teknik-teknik audit - Memperoleh bantuan kerjasama dari personil di unit-unit perusahaan pada saat melakukan pengawasan juga jasa-jasa khusus lainnya dari dalam maupun luar perusahaan - Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan tugasnya
15
3. Kepala Bagian Tanaman Kepala Bagian Tanaman memiliki fungsi untuk membantu General Manager dalam melaksanakan kebijakan Direksi dalam bidang-bidang berikut : a. Penanaman dan penyediaan bibit tebu b. Pemasukan areal Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) c. Penyuluhan teknis penanaman tebu d. Rencana tebang dan angkutan tebu e. Kegiatan lain yang menyangkut penyediaan supply bahan baku berupa tebu f. Memimpin seksi-seksi yang berada dalam bagiannya guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan perusahaan 4. Kepala Bagian Instalasi a. Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang instalasi atau mesin b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi c. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan proses 5. Kepala Bagian Pabrikasi a. Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang pabrikasi b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bagian pabrikasi c. Meningkatkan efisiensi proses dan menjaga kualitas produk (gula) 6. Kepala Bagian Pemasaran a. Menyusun strategi pemasaran b. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk-produk PT. Madubaru c. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran d. Menilai prestasi kerja staff pemasaran e. Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan 7. Kepala Bagian Akuntasi dan Keuangan. a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha, keuangan, dan pengadaan barang perusahaan b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan, anggaran, biaya produksi, kegiatan pembelian dan penjualan.
16
c. Mengkoordinir administrasi tebu rakyat dan timbangan tebu d. Mengawasi hasil produksi di gudang gula 8. Kepala bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha dan personalia b. Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan pengolahan tenaga kerja dan kesehatan karyawan c. Mengkoordinir kegiatan pendidikan bagi karyawan d. Bertanggung jawab pada kegiatan-kegiatan umum, seperti pengaturan dan penggunaan kendaraan dan koordinasi keamanan perusahaan. 9. Kepala Bagian Pabrik Spiritus/Alkohol a. Mengkoordinir kegiatan produksi spiritus dan alkohol b. Melakukan evaluasi terhadap konsentrasi spiritus dan alkohol yang diinginkan pasar Struktur organisasi wilayah kerja PG Madukismo PT Madubaru dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 5. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam melaksanakan proses produksi di suatu perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas kerja para karyawan, perusahaan harus memiliki manajemen pengendalian yang baik terhadap tenaga kerjanya sehingga produksi perusahaan dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan sama dengan produksi periode sebelumnya. Tenaga kerja di PT. Madubaru dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Tenaga kerja tetap Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam waktu yang tidak tentu dan saat dimulai hubungan kerja, diawali dengan masa percobaan selama tiga bulan. Karyawan tetap bekerja sepanjang tahun selama musim giling ataupun tidak. Tenaga kerja tetap dibedakan atas staff dan non staff. 2. Tenaga kerja PKWT (Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu) Tenaga kerja PKWT ialah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk jangka waktu tertentu dan pada awal dimulainya hubungan kerja tanpa masa
17
percobaan kerja. Karyawan jenis ini biasanya akan melamar pada musim giling dan bekerja dengan sistem kontrak hanya selama musim giling saja. Karyawan tidak tetap dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis, yaitu : a. Karyawan PKWT dalam Karyawan PKWT dalam bekerja pada bagian yang terlibat langsung dalam proses produksi, seperti karyawan penimbangan tebu, karyawan unit gilingan, dan karyawan unit masakan. Masa kerjanya ialah satu kali masa gilingan. b. Karyawan PKWT luar Karyawan musiman bekerja pada bagian sekitar amplasemen namun tidak terlibat langsung dengan bagian proses produksi. Karyawan yang termasuk jenis ini antara lain pekerja lintasan rel, pekerja derek tebu, supir, dan pembantu supir traktor, juru tulis gudang, dan pekerja pengambil contoh tebu untuk analisa laboratorium. Masa bekerjanya sama dengan karyawan PKWT Dalam, yaitu satu kali masa gilingan. Pada musim giling, PG. Madukismo beroperasi selama 24 jam dengan pembagian tiga shift kerja untuk karyawan bagian pabrikasi. Berikut ini adalah pembagian jam kerja untuk tiap shift (Tabel 3). Tabel 3. Jadwal jam kerja khusus mandor Shift Pagi Siang Malam
Jam Mulai 05.30 WIB 13.30 WIB 21.30 WIB
Jam Selesai 13.30 WIB 21.30 WIB 05.30 WIB
Sumber : Bagian pabrikasi PG. Madukismo
Keadaan Tanaman dan Produksi PG Madukismo juga memproduksi spirtus oleh karena itu pabrik tersebut dinamakan PT Madubaru PG/PS Madukismo. Hasil produksi sampingan lainnya yaitu berupa blotong, tetes, dan ampas tebu. Blotong ini biasa digunakan sebagai pupuk organik yang biasa diaplikasikan saat pemeliharaan tanaman tebu di lahan. Tetes digunakan sebagai bahan baku industri alkohol dan spirtus. Ampas tebu biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar tambahan pabrik tersebut. Sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan PG Madukismo terdapat data hasil produksi
18
lima tahun terakhir yang merupakan suatu kinerja PG Madukismo dengan hasil yang berfluktuatif. Hasil produksi tersebut dapat di lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi PG Madukismo lima tahun terakhir Produksi Produktivitas Rendemen Tebu Tebu (%) (Ku) (Ku/ha) 2007 7,000.13 5,600,107 800 6.80 2008 6,114.29 4,585,734 750 7.37 2009 6,677.59 4,780,076 716 6.80 2010 6,597.92 5,234,137 793 5.66 2011 6,681.75 4,152,391 621 6.73 Sumber : Bina sarana tani PG Madukismo, Bantul (2012)
Tahun
Areal (Ha)
Produksi Hablur (Ku) 381,068.24 337,968.32 325,042.75 296,398.10 279,456.20
Produktivitas Hablur (Ku/ha) 54.44 55.28 48.68 44.92 41.82
Tabel 4 menjelaskan bahwa produksi tebu PG Madukismo selama lima tahun terakhir cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2011 produktivitas tebu turun dari 793 ku/ha menjadi 621 ku/ha. Hal ini dikarenakan curah hujan pada tahun 2010 tidak terdapat bulan kering yang menyebabkan produksi tebu menurun. Luas areal keprasan yang meningkat pun menyebabkan produksi tebu menjadi semakin menurun. PG Madukismo menggunakan varietas bibit unggul untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman tebu. Varietas yang digunakan berdasarkan fase kemasakan tanaman tebu, yaitu fase masak awal, masak tengah dan masak akhir. Berikut adalah tabel varietas yang dikembangkan PG Madukismo. Tabel 5. Varietas yang dikembangkan PG Madukismo Masa Tanam Masak Awal Masak Awal Tengah Masak Tengah Masak Tengah Lambat Masak Lambat
Varietas PSCO 90-2411 PS-862 PS-851, PS-921, PA 198 PS-864 BL, PS-951
Masa Tebang Mei Juni Juli Agustus September-Oktober
Sumber : Bina sarana tani PG Madukismo, Bantul (2012)
Sistem pengolahan lahan yang dilakukan di PG Madukismo menggunakan sistem semi-reynoso (hanya sedikit bagian) dan sistem mekanisasi sedangkan dalam penanaman, terdapat dua teknik penanaman, yakni tanaman baru (plant cane) dan tanaman keprasan (ratoon cane). Tanaman pertama (PC) adalah
19
tanaman yang di tanam pada areal yang dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanaman keprasan (RC) adalah tanaman yang tumbuh lagi setelah tanaman tersebut dipanen/tebang. Penanaman di PG Madukismo terdiri dari penanaman di Kebun Bibit dan kebun tebu giling (KTG). Pada pembibitannya terdapat jenjang masing-masing kebun bibit. Berikut adalah beberapa jenjang dalam pembibitan. -
Kebun bibit pokok utama (KBPU) Kebun Bibit Pokok Utama merupakan kebun bibit yang berasal dari P3GI untuk ditanam pada kebun KBP milik litbang di pabrik.
-
Kebun bibit pokok (KBP) Kebun Bibit Pokok merupakan kebun bibit tingkat I di pabrik gula untuk ditanam kembali di kebun KBN dengan bulan tanam November/ Desember/ Januari/ Februari. Luas kebutuhan KBP tergantung luas areal tebu giling dengan faktor penangkaran minimal kurang lebih 0.1% dari luas areal tanaman PC tebu giling.
-
Kebun bibit nenek (KBN) Kebun Bibit Nenek merupakan kebun pembibitan tingkat II di pabrik gula untuk ditanam di kebun KBI dengan bulan tanam Juni/ Juli/ Agustus/ September. Luas kebutuhan KBN adalah 0.5% dari luas areal tanaman PC tebu giling.
-
Kebun bibit induk (KBI) Kebun Bibit Induk merupakan kebun pembibitan tingkat III di pabrik gula untuk ditanam kembali di Kebun Bibit Datar (KBD) dengan bulan tanam Februari/ Maret/ April. Luas kebutuhan KBI adalah 2.5% dari luas areal tanaman PC tebu giling.
-
Kebun bibit datar (KBD) Kebun Bibit Datar merupakan kebun pembibitan terakhir yang ditanam kembali di Kebun Tebu Giling (KTG) dengan bulan tanam OktoberDesember untuk pola tanam A dan bulan tanam Februari-April untuk pola tanam B. Luas kebutuhan KBD sepertujuh luas areal tanaman PC tebu giling.