BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013
KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013 FEBRUARI 2013 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,00 PERSEN
Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Februari 2013 mencapai 20,095 juta orang, bertambah sekitar 0,194 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebesar 19,901 juta orang, dan juga lebih tinggi 0,264 juta orang dibanding Februari 2012 sebesar 19,831 juta orang.
Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Timur pada Februari 2013 mencapai 19,291 juta orang, bertambah sekitar 0,209 juta orang dibanding keadaan Agustus 2012 sebesar 19,082 juta orang dan juga lebih tinggi 0,279 juta orang dibanding keadaan Februari 2012 sebesar 19,012 juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur pada Februari 2013 mencapai 4,00 persen, menurun dibanding TPT Agustus 2012 (4,12 persen) dan TPT Februari 2012 (4,14 persen).
Melihat perbandingan penduduk yang bekerja bulan Februari 2013 terhadap Agustus 2012, penurunan terbesar terjadi pada Sektor Pertanian (94,15 ribu orang), diikuti Sektor Konstruksi (26,795 ribu orang), dan Sektor Transportasi (72,614 ribu orang). Sedangkan peningkatan penduduk yang bekerja terjadi pada Sektor Industri (16,563 ribu orang), Perdagangani (173,689 ribu orang), SektorJasa (138,627 ribu orang) dan Sektor Lainnya (74,054 ribu orang). Pada Feruari 2013, dari 19,291 juta orang yang bekerja, paling banyak bekerja di Sektor Pertanian yaitu 7,38 juta orang ( 38,25 persen), disusul Sektor Perdagangan sebesar 4,01 juta orang (20,78 persen), dan Sektor Industri sebesar 2,85 juta orang (14,78 persen).
Berdasarkan status pekerjan utama, dari 19,291 juta orang yang bekerja, jumlah buruh/karyawan di Jawa Timur pada Februari 2013 mencapai 5,92 juta orang (30,70 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 3,82 juta orang (19,80 persen), dan berusaha sendiri sebesar 2,83 juta orang (14,69 persen). Jumlah pekerja bebas mencapai 2,37 juta orang (12,30 persen), sedangkan jumlah pekerja tidak dibayar mencapai 3,64 juta orang atau 18,87 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.
Berdasarkan jumlah jam kerja pada bulan Februari 2013, tercatat 12,89 juta orang (66,86 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu atau turun 0,55 persen dibanding Agustus 2012, sebaliknya yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu mencapai 6,39 juta orang (33,14 persen).
Pada bulan Februari 2013, dari 19,291 juta orang yang bekerja paling banyak berpendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 10,15 juta orang (52,61 persen) atau turun sekitar 0,35 juta orang dibandingkan Agustus 2012, sedangkan pekerja dengan pendidikan Diploma ke atas hanya sekitar 1,57 juta orang (8,16 persen). Meskipun demikian untuk pekerja dengan pendidikan Diploma ke atas terdapat kenaikan sekitar 0,26 juta orang dibandingkan Agustus 2012.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 34/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013
1
1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Februari (Triwulan I) tahun 2013 menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan keadaan Agustus 2012. Hal ini terihat dari peningkatan jumlah angkatan kerja dan penurunan tingkat pengangguran. Pada Februari 2013, Jumlah angkatan kerja bertambah sebanyak 194 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2012 dan bertambah 279 ribu orang dibanding keadaan Februari 2012. Penduduk yang bekerja pada Februari 2013 bertambah sebanyak 209 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2012, dan bertambah 279 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2012). Sementara jumlah penganggur pada Februari 2013 mengalami sedikit penurunan yaitu sebanyak 15.185 orang jika dibanding keadaan Agustus 2012, dan mengalami penurunan sebanyak 15.082 orang jika dibanding keadaan Februari 2012. Peningkatan jumlah angkatan kerja, berpengaruh terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0,5 persen poin. Jika dilihat dari besarnya angka pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur yang mencapai 6,62 persen pada TW I tahun 2013 atau naik sekitar 1,82 persen dibandingkan TW IV tahun 2012, maka terkait dengan penyerapan tenaga kerja, dapat dinyatakan bahwa kenaikan 1 persen pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur hanya menyerap jumlah tenaga kerja sekitar 114,84 ribu orang. Dengan demikian diperlukan upaya bersama antara masyarakat dan Pemerintah Jawa Timur dalam menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja yang ada. Indikator utama ketenagakerjaan yang sering digunakan sebagai indikasi keberhasilan dalam menangani masalah pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), yang merupakan perbandingan antara jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur pada Februari 2013 sebesar 4,00 persen atau mengalami penurunan sekitar 0,12 persen point dibandingkan keadaan Agustus 2012 (4,12 persen). Penurunan angka TPT (Agustus 2012 – Februari 2013) relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya (Februari 2012 – Agustus 2012) yang hanya sebesar 0,02 persen. Diharapkan angka TPT dapat menurun terus hingga tercapai target yang ditetapkan Pemerintah Jawa Timur yaitu sebesar 3,0 persen. Tabel 1 Penduduk Jawa Timur Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Indikator Ketenagakerjaan, 2011 - 2013 2012
2011
2013
Jenis Kegiatan Utama/ Indikator Ketenagakerjaan
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
20.251672
19.761.886
19.831.685
19.901.558
20.095.752
19.406.025
18.940.340
19.012.225
19.081.995
19.291.374
845.647
821.546
819.460
819.563
804.378
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
71,39
69,49
69,55
69,62
70,12
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
4,18
4,16
4,14
4,12
4,00
1. Angkatan Kerja (AK) - Bekerja - Penganggur
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Hasil Sakernas 2011 - 2013
Berita Resmi Statistik No. 06/01/35/ 15 Mei 2008
2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Salah satu tujuan dari pengumpulan data ketenagakerjaan per triwulanan adalah untuk mengetahui mobilitas tenaga kerja sektoral yang dipengaruhi oleh perubahan iklim maupun aspek lainnya seperti kebijakan politik dan ekonomi. Pengaruh aspek iklim umumnya berpengaruh terhadap mobilitas tenaga kerja pada Sektor Pertanian, sedangkan aspek lainnya akan berdampak pada Sektor Non pertanian. Berdasarkan hasil pengumpulan data Sakernas Triwulan I tahun 2013, diketahui bahwa terdapat perubahan penyerapan tenaga kerja per sektor. Penurunan penyerapan tenaga kerja yang terbesar terjadi pada Sektor Pertanian (94,15 ribu orang), diikuti Sektor Konstruksi (26,795 ribu orang), dan Sektor Transportasi (72,614 ribu orang). Sedangkan peningkatan penduduk yang bekerja terjadi pada Sektor Industri (16,563 ribu orang), Perdagangan (173,689 ribu orang), SektorJasa (138,627 ribu orang) dan Sektor Lainnya (74,054 ribu orang). Berdasarkan distribusi sektoral, jumlah tenaga kerja yang terserap pada Februari 2013 masih didominasi oleh Sektor Pertanian sebesar 7,38 juta orang (38,25 persen), diikuti Sektor Perdagangan sebesar 4,01 juta orang (20,78 persen) dan Sektor Industri sebesar 2,85 juta orang (14,78 persen). Pada daerah pedesaan, Sektor Pertanian mampu menyerap hingga 57 persen pekerja. Sementara di daerah perkotaan Sektor Pertanian masih lebih rendah dibandingkan Sektor Perdagangan (27,69 persen) dan Sektor Jasa (21,51 persen). Hal ini merupakan ciri dari daerah pedesaan yang masih menjadi wilayah terluas di Jawa Timur. Tabel 2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2011 - 2013 (ribuan orang)
Februari (1)
(3)
2013
Agustus
Februari
Agustus
(4)
(5)
(6)
Februari
Pertanian
8.216,88
7.520,07
7.683,22
7.472,20
7.378,05
Industri Pengolahan
2.524,03
2.665,47
2.591,64
2.834,94
2.851,50
Konstruksi Perdagangan Transportasi, Pergudangan & Komunikasi Jasa Kemasyarakatan Lainnya
*)
Jumlah *
2012
2011
Lapangan Pekerjaan Utama
996,50
1.158,53
1.036,72
1.251,74
1.224,95
3.896,67
3.908,29
3.869,95
3.834,31
4.008,00
732,68
709,84
664,20
674,37
601,76
2.610,34
2.458,84
2.659,89
2.492,98
2.631,61
428,93
519,30
506,610
521,46
595,51
19.406,03
18.940,34
19.012,23
19.081,99
19.291,37
) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: Sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air, Keuangan Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Hasil Sakernas 2011 - 2013
3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Kategori status pekerjaan dibedakan menjadi 7 (tujuh) jenis yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, berusaha dibantu buruh tetap, buruh, pekerja bebas (pertanian dan non pertanian) dan pekerja keluarga. Dari 7 (tujuh) kategori status pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pekerja formal dan informal. Dari hasil Sakernas Triwulan I tahun 2013 menunjukkan bahwa pekerja formal sebesar 34,33 persen atau lebih kecil dibandingkan pekerja non formal yaitu sebesar 65,67 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 34/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013
3
persen. Dengan demikian dalam kurun enam bulan terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja pada sektor formal sebesar 0,53 persen. Pada sektor formal, pekerja bersatatus buruh/karyawan naik sebesar 117,851 ribu orang (0,28 persen) dibanding Agustus 2012, dan pekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap meningkat 54,315 ribu orang (0,24 persen). Di sisi lain, tenaga kerja yang berada di sektor informal yang mengalami penurunan adalah pekerja bebas pertanian sebesar 224,49 ribu orang (-1,24 persen) dan pekerja keluarga/tidak dibayar mengalami penurunan sebesar 46,18 ribu orang (-0,45 persen). Masih pada sektor informal, pekerja yang berusaha sendiri bertambah 77,957 ribu orang (0,25 persen), pekerja dibantu buruh tidak tetap meningkat 209,607 ribu orang (0,88 persen), dan pekerja bebas non pertanian sebesar 20,33 ribu orang (0,04 persen). Secara umum nampaknya selama tiga tahun terakhir, jumlah pekerja di sektor informal semakin menurun dan bergeser pada sektor formal. Hal ini menunjukkan perekonomian di Jawa Timur mengalami perkembangan yang baik karena pangsa pasar kerja Sektor Formal mengalami kenaikan. Tabel 3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2011 - 2013 (ribuan orang)
Status Pekerjaan Utama (1)
2012
2011
2013
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(3)
(4)
(5)
(6)
Februari
Kegiatan Formal: 600,85
618,44
654,53
645,43
699,745
5.098,73
5.486,71
5.495.47
5.805,16
5.923,011
- Berusaha sendiri
3.462,76
2.885,29
2.669.67
2.756,05
2.834,007
- Berusaha dibantu buruh tidak tetap
3.911,26
3.849,41
3.986,67
3.610,85
3.820,457
- Pekerja bebas di pertanian
1.452,91
1.431,75
1.411.13
1.390,53
1.166,037 1.206,960
- Berusaha dibantu buruh tetap - Buruh/Karyawan Kegiatan Informal:
- Pekerja bebas di non pertanian - Pekerja keluarga/tak dibayar
Jumlah
888,68
1.052,73
1.127,68
1.186,63
3.990,84
3.616,02
3.667,06
3.687,34
3.641,157
19.406,03
18.940,34
19.012,23
19.081,99
19.291,37
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Hasil Sakernas 2011 – 2013
4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja
Menurut jumlah jam kerja, tenaga kerja dibedakan menjadi pekerja penuh dan pekerja tidak penuh. Pekerja penuh waktu/full time worker, adalah pekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu termasuk didalamnya yang memiliki pekerjaan tapi sementara tidak bekerja, sedangkan pekerja tidak penuh adalah mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu. Selama enam bulan terakhir dalam periode Agustus 2012 – Februari 2013, tenaga kerja yang bekerja di bawah 35 jam ke atas per minggu mengalami peningkatan 173,65 ribu orang atau 0,55 persen, yaitu dari 6,22 juta orang (Agustus 2012) menjadi 6,39 juta orang (Februari 2013). Berita Resmi Statistik No. 06/01/35/ 15 Mei 2008
Sedangkan kenaikan pekerja yang bekerja di atas 35 jam per minggu lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan pekerja yang bekerja di bawah 35 jam kerja per minggu, yaitu dari 12,86 juta orang (Agustus 2012) menjadi 12,89 juta orang (Februari 2013). Biasanya orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu disebut dengan setengah penganggur. Selanjutnya setengah penganggur dibedakan menjadi dua yaitu setengah penganggur terpaksa (bekerja kurang dari 35 jam kerja dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan) dan setengah penganggur sukarela (bekerja kurang dari 35 jam kerja tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain). Pada Februari 2013 jumlah setengah penganggur terpaksa mencapai 2,57 juta orang (40,24 persen) atau naik 0,42 juta orang (4,02 persen) dibandingkan periode Agustus 2012 yaitu sebesar 2,25 juta (36,22 persen). Sedangkan jumlah setengah penganggur sukarela mencapai 3,82juta (59,76 persen) atau turun sekitar 0,15 juta orang dibandingkan Agustus 2012 mencapai 3,97 juta (63,78 persen). Grafik 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2011 - 2013 (jutaan orang) 25 < 35 jam 35+ jam
Penduduk Yg bekerja
20
15
6,67
6,38
6,71
6,22
6,39
12,74
12,56
12,3
12,86
12,89
Feb-11
Agst 2011
Feb-12
Agst 2012
Feb-13
10
5
0
5. Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan Informasi mengenai pendidikan para pekerja dapat mencerminkan kualitas dari tenaga kerja itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan biasanya semakin sulit mendapatkan kesempatan bekerja, karena kesempatan kerja yang tersedia untuk tenaga kerja terdidik sangat terbatas, sehingga tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2013, dari 19,291 juta orang
yang bekerja paling banyak berpendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 10,15 juta orang (52,61 persen) atau turun sekitar 0,35 juta orang dibandingkan Agustus 2012, sedangkan pekerja dengan pendidikan Diploma ke atas hanya sekitar 1,57 juta orang (8,16 persen). Meskipun demikian untuk pekerja dengan pendidikan Diploma ke atas terdapat kenaikan sekitar 0,26 juta orang dibandingkan Agustus 2012. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 34/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013
5
Grafik 2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen) SLTP 17,59
SD ke bawah 52,61
SMU 12,90
> SLTA 8,16
Berita Resmi Statistik No. 06/01/35/ 15 Mei 2008
SMK 8,74
BPS PROVINSI JAWA TIMUR Informasi lebih lanjut hubungi: DJAMAL, SE, M.Sc BIDANG STATISTIK SOSIAL KepalaTelepon BPS Provinsi Jawa : 031-8439343 Timur E-mail :
[email protected] Telopon: 031-8438873
E-mail:
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 34/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013
7