BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 33/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017
KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,10 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur Februari 2017 tercatat sebesar 30,31 juta orang.
Dari 30,31 juta orang tersebut angkatan kerja mencapai 20,89 juta orang, bertambah sebanyak 392 ribu orang dalam kurun waktu setahun dibanding Februari 2016. Dari penduduk angkatan kerja tersebut, jumlah yang bekerja mencapai 20,03 juta orang,
selebihnya 855,75 ribu orang masih menganggur. Penduduk yang bekerja tersebut bertambah 385,63 ribu orang dibanding keadaan Februari 2016. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun sebesar 0,04 persen point menjadi 4,10 persen
dibanding Februari 2016 sebesar 4,14 persen. Penduduk yang bekerja pada 9 (sembilan) sektor Lapangan Usaha mengalami kenaikan kecuali
Sektor Konstruksi dan Sektor Transportasi, Pergudangan & Komunikasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada Sektor Keuangan, yaitu sebesar 168,38 ribu orang atau 55,25 persen. Penduduk yang bekerja di sektor Formal sebanyak 7,45 juta orang (37,21 persen) bertambah
sebesar 195,41 ribu orang (2,69 persen) dibanding setahun yang lalu. Sedang pada sektor Informal sebanyak 12,58 juta orang (62,79 persen) juga bertambah sebanyak 190,22 ribu orang (1,54 persen) selama setahun ini. Pekerja dengan status pekerja bebas di pertanian maupun di non pertanian berkurang secara
signifikan sebesar 513,91 ribu orang atau 37,62 persen dan diduga peralih ke status berusaha dibantu buruh dibayar dan pekerja keluarga dengan membantu usaha keluarga Pendidikan sebagian besar pekerja masih rendah (SD ke bawah), yaitu 9,34 juta orang (46,61
persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan tinggi Diploma ke atas hanya sekitar 2,10 juta orang (10,47 persen), selebihnya adalah pendidikan menengah atas dan kejuruan. Penganggur dengan pendidikan SMA kejuruan adalah yang tertinggi, yaitu TPT sebesar 8,88
persen sedang yang terendah adalah penganggur dengan pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 2,37 persen
1. Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja dan Pengangguran Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Februari 2017 menunjukkan keadaan lebih baik dibandingkan Agustus 2016 dan Februari 2016. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja dan penurunan jumlah pengangguran. Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Februari 2017 bertambah sebanyak 138 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2016 dan bertambah 280 ribu orang jika dibanding Februari 2016. Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut otomatis berpengaruh terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang meningkat dari 66,14 persen pada Agustus 2016 menjadi 68,93 persen pada Februari 2017 atau naik sebesar 2,79 persen poin. Sedangkan dibanding TPAK Februari 2016 (68,27 persen) naik sebesar 0,66 persen poin. Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
1
Indikator utama ketenagakerjaan yang sering digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam menangani masalah ketenagakerjaan khususnya pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan perbandingan antara jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. TPT di Jawa Timur pada Februari 2017 sebesar 4,10 persen atau turun sebesar 0,11 persen poin dibandingkan keadaan Agustus 2016 dengan TPT sebesar 4,21 persen. Walaupun penurunannya lebih kecil dibanding periode Agustus 2015 - Februari 2016, akan tetapi diharapkan akan menambah optimisme bahwa penurunan ini akan terus terjadi pada periode selanjutnya. Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2015–2017 2015
2016
2017
Jenis Kegiatan Utama
Satuan
(1)
(2)
Februari (3)
Agustus (4)
Februari (5)
1. Penduduk Usia Kerja 15 tahun ke atas
juta
29,74
29,88
30,03
30,17
30,31
2. Angkatan Kerja
juta
20,69
20,27
20,50
19,95
20,89
Bekerja
juta
19,80
19,37
19,65
19,11
20,03
Penganggur
juta
0,89
0,91
0,85
0,84
0,86
3. Bukan Angkatan Kerja
Agustus (6)
Februari (7)
juta
9,05
9,61
9,53
10,21
9,42
Sekolah
juta
2,38
2,30
2,33
2,32
2,18
Mengurus Ruta
juta
5,41
5,92
5,85
6,59
5,95
Lainnya 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
juta
1,26
1,38
1,35
1,30
1,28
%
69,58
67,84
68,27
66,14
68,93
%
4,31
4,47
4,14
4,21
4,10
6. Pekerja tidak penuh
juta
6,41
12,66
6,28
11,88
6,26
Setengah penganggur
juta
1,63
1,63
1,61
1,34
1,23
Paruh waktu
juta
4,78
4,62
4,66
4,26
5,03
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Struktur lapangan pekerjaan utama penduduk di Jawa Timur hingga keadaan Februari 2017 tidak mengalami perubahan. Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor Jasa Kemasyarakatan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur. Pada Februari 2017, Sektor Pertanian menyerap tenaga kerja sebanyak 35,12 persen, Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi menyerap sebanyak 22,88 persen, sedangkan untuk Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan masing-masing sebanyak 14,95 persen dan 14,06 persen. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu pada keadaan Februari 2016, jumlah penduduk yang bekerja meningkat sebesar 386 ribu orang. Peningkatan terjadi di sektor sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan & jasa perusahaan yang naik sebesar 55,25 persen dari 305 ribu orang menjadi 473 ribu orang, sektor lainnya (Sektor pertambangan & penggalian dan sektor listrik, gas dan air) naik sebesar 6,54 persen dari 160 ribu orang menjadi 171 ribu orang, sektor jasa naik sebesar 6,05 persen dari 2,66 juta orang menjadi 2,82 juta orang. Sedangkan sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi turun sebesar 9,03 persen dari 766 ribu orang menjadi 697 ribu orang, sektor konstruksi naik sebesar 6,01 persen dari 1,34 juta orang menjadi 1,26 juta orang. Sementara Sektor andalan Jawa Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
2
Timur naik perlahan tetapi pasti, yaitu Sektor Pertanian naik sebesar 0,41 persen, Sektor Industri Pengolahan naik sebesar 1,59 persen, dan sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi naik sebesar 2,69 persen. Tabel 2 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2015–2017 (juta orang) 2015
2016
2017
Lapangan Pekerjaan Utama (1)
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(2)
(3)
(4)
(5)
Februari (6)
Pertanian
7,21
7,08
7,01
6,98
7,04
Industri
2,78
2,70
2,95
2,77
3,00
Konstruksi
1,44
1,51
1,34
1,47
1,26
Perdagangan
4,15
4,12
4,46
4,02
4,58
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
0,61
0,64
0,77
0,70
0,70
Keuangan
0,50
0,41
0,30
0,42
0,47
Jasa Kemasyarakatan
2,95
2,75
2,66
2,60
2,82
Lainnya *)
0,17
0,16
0,16
0,17
0,17
19,80
19,37
19,65
19,11
20,03
Jumlah
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) *) Pertambangan & Penggalian dan Listrik, Gas dan air Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari enam kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya dikategorikan sebagai pekerja pada pekerjaan informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka di Jawa Timur pada Februari 2017 ada sebanyak 7,45 juta orang (37,21 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 12,58 juta orang (62,79 persen) bekerja pada kegiatan informal. Pekerja sektor formal naik sebesar 195,41 ribu orang (2,69 persen) selama setahun terakhir, demikian juga pekerja di sektor informal bertambah sebesar 190,22 ribu orang (1,54 persen). Di sektor formal, pekerja berstatus berusaha dibantu buruh tetap naik sebanyak 84,87 ribu orang (13,76 persen) dibanding februari 2016 sedangkan pekerja berstatus buruh/karyawan naik sebanyak 110,54 ribu orang (1,66 persen). Di sisi lain, tenaga kerja yang berada di sektor informal, antara lain pekerja yang berstatus pekerja bebas (di pertanian dan non pertanian) turun drastis sebesar 513,91 ribu orang (37,62 persen) dari 2,72 juta orang menjadi 2,21 juta orang. Yang menarik adalah pekerja keluarga/pekerja tak dibayar (informal) dan pekerja yang berusaha dibantu buruh tetap/dibayar (formal) keduanya naik drastis dibandingkan status pekerjaan lainnya sebesar 13,08 persen dan 13,76 persen. Hal ini mengindikasikan adanya peralihan pekerja di sektor informal menjadi sektor formal walaupun sebagian hanya sebagai pekerja keluarga yang membantu usaha rumahtangga. Secara umum dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah pekerja di sektor informal cenderung semakin menurun dan beralih ke sektor formal. Hal ini dapat menjadi indikasi semakin membaiknya perekonomian di Jawa Timur karena pangsa pasar kerja Sektor Formal mengalami kenaikan.
Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
3
Tabel 3 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2015–2017 (juta orang) Status Pekerjaan Utama (1) Kegiatan Formal:
2015
2016
2017
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
7,26
7,13
7,26
7,24
7,45
- Berusaha dibantu buruh tetap
0,80
0,75
0,62
0,72
0,70
- Buruh/Karyawan
6,47
6,38
6,64
6,52
6,75
12,54
12,24
12,39
11,87
12,58
- Berusaha sendiri
3,14
2,89
2,91
2,56
3,18
- Berusaha dibantu buruh tidak tetap
3,51
3,66
3,84
3,62
3,89
- Pekerja bebas di Pertanian
1,23
- Pekerja bebas di Non Pertanian
1,37
- Pekerja keluarga/tak dibayar
3,29
3,04
2,92
2,87
3,30
19,80
19,37
19,65
19,11
20,03
Kegiatan Informal:
Jumlah
2,66
1,43 1,30
1,13
2,83
1,07
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja per minggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu. Pada keadaan Februari 2017 jumlah penduduk yang dikategorikan sebagai pekerja penuh (full time worker) mencapai 13,78 juta orang, sementara pada Februari 2016 jumlahnya 13,37 juta orang. Artinya terjadi kenaikan 402,25 ribu orang atau 3,01 persen penduduk dengan rata-rata jumlah jam kerja 35 jam atau lebih. Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu) berkurang sebanyak 16,62 ribu orang (0,26 persen), yaitu dari 6,28 juta orang pada Februari 2016 menjadi sebanyak 6,26 juta orang pada Februari 2017. Gambaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
4
Tabel 4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2015–2017 (juta orang) Jumlah Jam Kerja per Minggu
2015
2016
2017
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
1–7
0,36
0,26
0,43
0,27
0,59
8–14
1,07
1,05
1,12
0,91
1,24
15–24
2,31
2,37
2,33
2,07
2,06
25–34
2,67
2,57
2,40
2,35
2,37
1–34
6,41
6,24
6,28
5,60
6,26
≥ 35 + 0*)
13,39
13,12
13,37
13,51
13,78
Jumlah
19,80
19,37
19,65
19,11
20,03
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk *) Termasuk sementara tidak bekerja
Grafik 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2015 – 2017
67.76
67.61
32.39
Februari 2015
5.
32.24
Agustus 2015
70.69
66.49
33.51
29.31
Februari 2016
Agustus 2016
< 35 Jam
0 dan ≥ 35
68.76
31.24
Februari 2017
Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan
Dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk Jawa Timur yang bekerja pada Februari 2017, terlihat bahwa proporsi penduduk relatif sama dari tahun ke tahun. Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2017 masih didominasi oleh pekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah. Pada Februari 2017, jumlah penduduk yang bekerja dengan tingkat pendudukan SD ke bawah tercatat sebanyak 46,61 persen atau sebanyak 9,34 juta jiwa. Kemudian diikuti dengan penduduk berpendidikan SMP (18,22 persen), SMA umum (13,76 persen), SMA Kejuruan (10,94 persen), Universitas (8,70 persen), dan Diploma (1,77 persen). Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
5
Perbaikan kualitas pekerja terlihat dengan menurunnya pekerja berpendidikan rendah (SD kebawah) sebesar 443,02 ribu orang (4,53 persen) dan meningkatnya pekerja berpendidikan menengah kejuruan dan tinggi, yaitu 565,08 ribu orang. Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja berpendidikan rendah turun sebesar 1,10 persen, dari 13,13 juta orang pada Februari 2016 menjadi 12,99 juta orang pada Februari 2017. Sementara penduduk bekerja berpendidikan menengah atas dan kejuruan meningkat 2,65 persen dari 4,82 juta orang pada Februari 2016 menjadi 4,95 juta orang pada Februari 2017. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2015–2017 (juta orang) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (1)
2015
2016
2017
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SD Kebawah
9,97
9,53
9,78
8,79
9,34
Sekolah Menengah Pertama
3,42
3,57
3,35
3,50
3,65
Sekolah Menengah Atas
2,74
2,81
2,79
2,78
2,76
Sekolah Menengah Kejuruan
1,93
1,82
2,03
2,18
2,19
Diploma I/II/III
0,31
0,30
0,30
0,34
0,36
Universitas
1,43
1,35
1,40
1,52
1,74
19,80
19,37
19,65
19,11
20,03
Jumlah Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
Grafik 2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Keadaan Februari 2017 Sekolah Menengah Pertama 18.22 SD Kebawah 46.61
Sekolah Menengah Atas 13.76 Sekolah Menengah Kejuruan 10.94 Universitas 8.70
Diploma I/II/III 1.77
Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
6
6.
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan
Jumlah pengangguran pada Februari 2016 mencapai 855,75 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari 2016 sebesar 4,14 persen turun menjadi 4,10 pada Februari 2017. Pada Februari 2017, TPT untuk penganggur dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 8,88 persen, disusul oleh TPT pendidikan Diploma I/II/III sebesar 8,18 persen, penganggur dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas sebesar 5,74 persen. Penganggur dengan TPT terendah ada pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 2,37 persen dan penganggur dengan pendidikan Universitas sebesar 3,77 persen. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016, TPT pada hampir sebagian besar tingkat pendidikan mengalami penurunan kecuali pada penganggur dengan tingkat menengah kejuruan dan diploma I/II/III sebagaimana pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2015–2017 (persen) PendidikanTertinggi yang Ditamatkan
2015
2016
2017
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SD Kebawah
2,14
1,39
2,39
1,24
2,37
Sekolah Menengah Pertama
6,00
4,43
4,12
5,25
3,88
Sekolah Menengah Atas
6,59
8,73
6,55
9,04
5,74
Sekolah Menengah Kejuruan
8,47
11,74
7,09
7,10
8,88
Diploma I/II/III
6,17
8,11
6,49
5,01
8,18
Universitas
4,23
4,99
6,36
4,61
3,77
4,31
4,47
4,14
4,21
4,10
(1)
Jumlah Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
7
BPS PROVINSI JAWA TIMUR Informasi lebih lanjut hubungi: Informasi lanjut, hubungi:
BIDANG STATISTIK SOSIAL DJAMAL, SE, M.Sc KepalaTelepon BPS Provinsi Jawa : 031-8439343 Timur E-mail :
[email protected] Telopon: 031-8438873
E-mail:
[email protected]
Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017
8