PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat – Nya kami dapat menyusun laporan Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Analisis Musim Hujan 2015/2016 disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan Prakiraan Musim Kemarau 2016 dibuat berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Pondok Betung dengan mempertimbangkan hasil prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini. Semoga bermanfaat.
TANGERANG SELATAN,
MARET 2016
KLIMATOLOGI KEPALA STASIUN KLIMATOLOG BETUNG PONDOK B ETUN NG – TANGERANG
Ir. BUDI R OE ESPANDI ROESPANDI NIP. 19600706 196007061981031002 061981031002 06
i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------- III ii 1. PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.2. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 2. TINJAUAN UMUM ------------------------------------------------------------------------------------------- 2 2.1. Pemutakhiran Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta -------- 2 2.2. Curah Hujan ------------------------------------------------------------------------------------------- 3 3. PEMBAHASAN ----------------------------------------------------------------------------------------------- 5 3.1. Analisis Musim Hujan 2015/2016 --------------------------------------------------------------- 5 3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2015 ---------------------------------- 7 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran---------------------------------------- 7 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng -------------------------------------- 7 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang --------------------------------------------- 8 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug ----------------------------------------------- 9 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok ------------------------------------------ 9 3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang------------------------------------------ 10 3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2015 ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.1. Suhu Udara --------------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.2. Curah Hujan -------------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.3. Kelembaban Udara ----------------------------------------------------------------------- 12 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari ------------------------------------------------------------- 12 3.3.5. Windrose ------------------------------------------------------------------------------------ 13 3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2016 -------------------------------------------------------------- 13 3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer ------------------------------------------------------------- 13 3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer ------------------------------------------------------------ 15 3.4.3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 ----------------------------------------------- 17 3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2016 --------------------------- 17 3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2016 -------------------------------------- 19 3.4.6. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta -------------------------------------------------------------------------- 21 4. PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 4.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------------------ 22 4.2. Saran --------------------------------------------------------------------------------------------------- 22
ii
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki sistem iklim/cuaca yang unik. Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO), disamping pengaruh fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi Suhu Muka Laut di sekitar wilayah Indonesia. Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Secara klimatologis, wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta terdapat 11 pola iklim, dimana 10 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun), sedangkan 1 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah, dan waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah ZOM (pola Lokal). 1.2. Tujuan Laporan ini bertujuan untuk: 1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2. Menganalisis musim hujan yang terjadi pada periode 2015/2016 3. Menginformasikan kondisi iklim mikro Area Stasiun Klimatologi Pondok Betung dan beberapa stasiun lain pada periode musim kemarau 2015 4. Memprakirakan awal musim kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
1
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
2.
TINJAUAN UMUM
2.1. Pemutakhiran Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Luas suatu wilayah Zona Musim (ZOM) tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM. Sesuai dengan ketentuan WMO mengenai Standar Normal 30 Tahun, maka berakhirnya tahun 2010 merubah nilai rata-rata curah hujan bulanan sebelumnya. Yaitu periode tahun 1981-2010. Data normal curah hujan inilah yang digunakan dalam pemutakhiran Zona Musim yang baru. Metode analisis data yang diterapkan dalam pemutakhiran ZOM ini adalah metode analisis cluster, yaitu mengelompokkan suatu objek/data yang memiliki kesamaan sifat tanpa menghilangkan struktur alami dari objek/data sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan memiliki makna, seperti pola atau klasifikasi. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun (1981-2010), maka Propinsi Banten dan DKI Jakarta terdiri atas 10 ZOM.
Gambar 1. Pembagian Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Tabel 1. Cakupan Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta ZOM
Wilayah
55
Kab Pandeglang dan Kab Lebak bagian barat
56
Kab Pandeglang bagian utara dan Kab Serang bagian barat daya Kab Serang bagian selatan, Kab Pandeglang bagian timur laut dan Kab Lebak
57
bagian utara Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Serang bagian timur, Kab Tangerang bagian
58
tengah dan Kota Tangerang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat
59
Kab Serang bagian timur laut dan Kab Tangerang bagian utara
60
Jakarta Utara, Jakarta Timur bagian utara, Jakarta Barat bagian utara Jakarta Timur bagian selatan, Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang
61
Selatan, Kab Tangerang bagian selatan, Kab Serang bagian tenggara, Kab Lebak bagian timur laut
62
Kab Lebak bagian tengah
63
Kab Lebak bagian selatan
67
Kab Lebak bagian Tenggara (Wilayah ZOM Propinsi Jawa Barat)
2.2. Curah Hujan Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010) disebut sebagai sifat hujan.
3
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Normal (AN)
: jika nilai curah hujan terhadap rata-ratanya.
b. Sifat Hujan Normal (N)
: jika nilai curah hujan terhadap rata-ratanya.
c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan terhadap rata-ratanya.
lebih
antara
dari 85%
kurang
Gambar 2. Grafik Normal Hujan di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
4
115% -
115%
dari
85%
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
3.
PEMBAHASAN
3.1. Analisis Musim Hujan 2015/2016 Hasil Analisis Musim Hujan 2015/2016 di wilayah Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa Awal Musim Hujan periode 2015/2016 di wilayah ini terjadi pada dasarian I November sampai dengan dasarian III Januari. Jika dibandingkan dengan Normal Awal Musim Hujan, maka Musim Hujan 2015/2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Sama dan Mundur antara 3 - 7 dasarian.
Gambar 3. Distribusi Awal Musim Hujan 2015/2016
5
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar 4. Distribusi Perbandingan Musim Hujan 2015/2016
Tabel 2. Analisis Musim Hujan 2015/2016 PERBANDINGAN TERHADAP SELISIH NORMAL
ZOM
NORMAL
FAKTA
55
29
32
MUNDUR
3
56
28
31
MUNDUR
3
57
28
31
MUNDUR
3
58
32
39
MUNDUR
7
59
35
35
SAMA
0
60
34
39
MUNDUR
5
61
27
32
MUNDUR
5
62
25
32
MUNDUR
7
63
29
33
MUNDUR
4
Keterangan : Selisih merupakan perbedaan periode dasarian dari nilai normal dengan faktanya Sumber : Staklim Pondok Betung
6
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2015 Suhu udara mempunyai variabilitas yang kecil jika dibandingkan dengan curah hujan. Berikut ini disajikan kondisi suhu udara pada Musim Kemarau 2015 yang dapat dijadikan sebagai acuan pada Musim Kemarau 2016. 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran Gambar 5. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Kemayoran Periode April – September 2015
Suhu udara rata-rata selama Musim Kemarau periode 2015 tertinggi terjadi pada bulan Juni 2015 di Stasiun Meteorologi Kemayoran yaitu 30.3oC dan terendah terjadi pada bulan April dan Mei 2015 sebesar 27.1oC. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.2oC terjadi pada bulan Juni 2015 dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Agustus 2015 sebesar 23.8oC. 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng Pada Musim Kemarau periode 2015, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Cengkareng terjadi pada bulan September 2015 yaitu 29.4oC dan terendah pada bulan April 2015 yaitu 25.6oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 34.0oC terjadi pada April, Juli, Agustus dan September 2015, dan suhu udara minimum absolut sebesar 20.8oC terjadi pada bulan Agustus 2015.
7
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar 6. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Cengkareng Periode April – September 2015
3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang Gambar 7. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Serang Periode April – September 2015
Suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Serang pada Musim Kemarau periode 2015, terjadi pada bulan Agustus 2015 yaitu 29.3oC dan terendah pada bulan April 2015
8
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
yaitu 24.5oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.4oC terjadi pada bulan September 2015 dan suhu udara minimum absolut sebesar 19.0oC terjadi pada bulan Juli 2015. 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug Gambar 8. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Curug Periode April – September 2015
Pada Musim Kemarau periode 2015 di Stasiun Meteorologi Curug, suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan September 2015 yaitu 29.1oC dan terendah pada bulan Juli 2015 yaitu 22.9oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 37.0oC terjadi pada bulan September 2015 dan suhu udara minimum absolut sebesar 18.8oC terjadi pada bulan Agustus 2015. 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok Suhu udara rata-rata pada Musim Kemarau periode 2015 di Stasiun Maritim Tanjung Priok tertinggi pada bulan Mei 2015 sebesar 30.2oC dan terendah pada bulan Mei 2015 sebesar 27.0oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut terjadi pada bulan Juni 2015 sebesar 34.8oC dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Agustus 2015 sebesar 24.0oC. Grafik dapat dilihat pada gambar 9.
9
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar 9. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Maritim Tanjung Priok Periode April – September 2015
3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang Gambar 10. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Geofisika Tangerang Periode April – September 2015
Pada Musim Kemarau periode 2015, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Geofisika Tangerang terjadi pada bulan Mei 2015 yaitu 29.7oC dan terendah pada bulan April 2015
10
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
yaitu 26.0oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.4oC terjadi pada bulan Agustus dan September 2015 dan suhu udara minimum absolut sebesar 20.8oC terjadi pada bulan Juli 2015. 3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2015 Penyajian kondisi iklim mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada Musim Kemarau 2015 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi Musim Kemarau 2016. 3.3.1. Suhu Udara Gambar 11. Grafik Suhu Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April – September 2015
Suhu udara rata-rata pada Musim Kemarau 2015 mencapai nilai tertinggi pada bulan September sebesar 30.4oC dan nilai terendah pada bulan April dan Juni 2015 sebesar 26.0oC. Sedangkan suhu maksimum absolut tercatat sebesar 36.7oC terjadi pada bulan September 2015 dan suhu minimum absolut tercatat sebesar 21.0oC terjadi pada bulan Agustus 2015. 3.3.2. Curah Hujan Gambar 12. Grafik Curah Hujan Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April – September 2015
Akumulasi curah hujan yang terjadi pada Musim Kemarau 2015 tercatat sebesar 352.2 mm. Curah hujan terbesar sebesar 38.5 mm terjadi pada bulan April 2015 dan terendah sebesar 0 mm terjadi hampir disetiap bulan periode tersebut, yaitu pada April – September 2015.
11
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
3.3.3. Kelembaban Udara Gambar 13. Grafik Kelembaban Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April – September 2015
Kelembaban udara rata-rata selama Musim Kemarau 2015 sebesar 74%. Kelembaban maksimum terukur pada bulan April 2015 sebesar 94%. Sedangkan nilai minimum terukur pada bulan Agustus 2015 sebesar 57%.
3.3.4. Lama Penyinaran Matahari Gambar 14. Grafik Lama Penyinaran Matahari Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April – September 2015
Nilai maksimum lama penyinaran matahari pada Musim Kemarau 2015 sebesar 100%, terjadi pada bulan Mei, Juli, Agustus dan September 2015. Sedangkan nilai minimum sebesar 1%, terjadi pada bulan April 2015.
12
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
3.3.5. Windrose Gambar 15. Windrose Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April – September 2015
3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2016 Hal-hal yang disampaikan dalam dinamika atmosfer adalah, meliputi analisis serta prakiraan terhadap perkembangan El Nino/La Nina, Dipole Mode dan Suhu Permukaan Laut di Indonesia. 3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer 1. Perkembangan El Nino/La Nina Sejak akhir Februari tahun 2016 kondisi di Ekuator Pasifik Tengah (region Nino3.4) berada pada kondisi yang cenderung hangat, kondisi ini diprediksi terus berlanjut hingga Maret 2016 kemudian meluruh menuju Netral pada April - Mei 2016. Pada akhir Februari 2016 indeks Nino3.4 sudah berada pada kondisi El Nino Moderate dengan indeksnya bernilai +1,79. Beberapa prediksi menunjukkan bahwa kondisi El Nino Moderate akan meluruh hingga pertengahan tahun 2016. Dalam kaitan ini memberikan indikasi bahwa awal Musim Kemarau 2016 di Wilayah Indonesia tidak signifikan terpengaruh kondisi El Nino seiring meluruhnya ke kondisi Netral.
13
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Mei 2015 sampai dengan Februari 2016 masih bernilai negatif kuat hingga kurang dari -10, nilai ini menunjukkan terjadinya El Nino. Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa aktivitas sirkulasi angin pasat berpengaruh kurang signifikan ke wilayah Indonesia. 2. Analisis kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Nilai Dipole Mode Index (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : +0,08 (Desember 2015) ; -0,48 (Januari 2016) dan -0.26 (Februari 2016). Sementara, prediksi Dipole Mode Indeks (DMI) pada bulan Maret hingga Juli 2016 berkisar pada nilai +0,11 s/d +0,36.
Nilai
ini
berada
pada
kondisi
normal
positif.
Dengan
demikian,
mengindikasikan bahwa pada Musim Kemarau 2016, uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia dalam kondisi Normal. 3. Kondisi Suhu Permukaan Laut (SST) perairan di Indonesia Hingga akhir Februari 2016, kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, pada umumnya berada pada kondisi hangat dengan anomali suhu berkisar +0,25°C s/d +1,5°C. Daerah dengan suhu permukaan laut relatif lebih hangat berada di perairan di barat Sumatera dan Samudera Hindia bagian selatan, yang anomali suhu permukaan lautnya mencapai +1,5 s/d +2°C.
Gambar 16. Kondisi Anomali Suhu Muka Laut Dasarian I Maret 2016 Sumber : NCDC NOAA
14
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer 1. Prediksi El Nino/La Nina Aktivitas El Nino/La Nina diindikasikan berdasarkan nilai Indeks Nino34. Hasil prediksi dari beberapa institusi seperti NCEP (USA), Jamstec (Japan), POAMA (Australia), serta BMKG menunjukkan bahwa prediksi sampai bulan Agustus 2016 kondisi El Nino akan meluruh hingga kondisi El Nino Moderate - Normal. Dalam kaitan ini memberikan indikasi, bahwa awal Musim Kemarau 2016 di Wilayah Indonesia tidak signifikan terpengaruh kondisi El Nino seiring meluruhnya ke kondisi Netral.
Gambar 17. Prediksi Elnino oleh 4 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 2. Prediksi Dipole Mode Prediksi Indeks Dipole Mode beberapa bulan ke depan pada kondisi positif hingga normal sehingga terdapat pengurangan curah hujan yang kurang signifikan di Indonesia bagian barat.
15
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar 18. Prediksi DMI oleh 1 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 3. Prediksi Suhu Permukaan Laut (SST) di Indonesia
Gambar 19. Prediksi Suhu Muka Laut sampai bulan September 2016 Sumber : NCEP USA
16
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Kemarau 2016 diprakirakan sebagai berikut : 1)
Umumnya wilayah perairan Indonesia diprakirakan akan tetap hangat hingga agustus 2016 dengan anomali suhu berkisar +0,5°C s/d +2°C.
2)
Wilayah
perairan
Indonesia
lainnya
seperti
Sumatera
bagian
utara
diprakirakan akan cenderung normal hingga lebih dingin dengan anomali suhu permukaan laut berkisar antara -0,5oC s/d 0°C. 3.4.3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 Berdasarkan dari kondisi analisis dinamika atmosfer secara global dan regional di atas, maka Musim Kemarau 2016 untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprediksikan sebagai berikut : 1) Awal Musim Kemarau di Propinsi Banten dan DKI akan maju, sama dan mundur dibandingkan dengan normalnya, diprakirakan akan jatuh pada sekitar periode Awal April sampai dengan Akhir Juni 2016. 2) Sifat hujan Musim Kemarau untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan berada pada kisaran Bawah Normal (BN) sampai dengan Atas Normal (AN). Cakupan wilayah berdasarkan jatuhnya Awal Musim Kemarau 2016 adalah sebagai berikut: •
Awal musim kemarau Mar III – Apr II
: Zona Musim 59
•
Awal musim kemarau Apr I – Apr III
: Zona Musim 60
•
Awal musim kemarau Mei III – Jun II
: Zona Musim 58, 61 dan 63
•
Awal musim kemarau Jun I – Jun III
: Zona Musim 57 dan 62
•
Awal musim kemarau Jun II – Jul I
: Zona Musim 55 dan 56
3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2016 Jika dibandingkan dengan normal Awal Musim Kemarau, maka Awal Musim Kemarau 2016 di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya Mundur dari Normalnya. Cakupan wilayah berdasarkan perbandingan terhadap Normal Awal Musim Kemarau dengan Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 adalah sebagai berikut : -
Maju dari normalnya
: Zona Musim 62 dan 63
-
Sama dengan normalnya
: Zona Musim 57, 60 dan 61
-
Mundur dari normalnya
: Zona Musim 55, 56, 58 dan 59
17
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar 20. Peta Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 21. Peta Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
18
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2016 Sifat hujan Musim Kemarau 2016 Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal (N). Namun ada wilayah yang prakiraan sifat hujan Musim Kemarau 2016 adalah Atas Normal (AN) dan Bawah Normal (BN). Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Musim Kemarau 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
19
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Tabel 3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 Wilayah Banten dan DKI Jakarta Perbandingan Thd Rata- rata (Dasarian)
Sifat Hujan
NO ZOM
Daerah / Kabupaten
Awal Musim Kemarau Antara
1
2
3
4
5
55
Pandeglang dan Lebak bagian barat
JUN II - JUL I
MUNDUR (2)
N
56
Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat daya
JUN II - JUL I
MUNDUR (1)
N
57
Serang bagian selatan, Pandeglang bagian timur laut, Lebak bagian utara
JUN I - JUN III
SAMA
N
58
Kota Cilegon, Kota Serang, Serang bagian timur, Tangerang bagian tengah, Kota Tangerang, Jakarta Pusat dan Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat
MEI III - JUN II
MUNDUR (2)
AN
59
Serang bagian timur laut, Tangerang bagian utara
MAR III - APR II
MUNDUR (2)
N
60
Jakarta Utara, Jakarta Timur/Jakarta Barat bagian utara, Bekasi/Karawang utara bagian barat
APR I - APR III
SAMA
N
61
Jakarta Timur/Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang/Kab Tangerang bagian selatan, Serang bagian tenggara, Lebak, Depok, Bogor bagian Utara dan timur laut
MEI III - JUN II
SAMA
BN
62
Lebak bagian tengah
JUN I - JUN III
MAJU (-1)
N
63
Lebak bagian selatan
MEI III - JUN II
MAJU (-1)
N
20
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
3.4.6. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta Wilayah Non ZOM adalah wilayah yang umumnya memiliki ciri terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan curah hujan periode April - September 2016 pada daerah Non ZOM adalah sebagai berikut : •
Curah hujan kumulatif selama periode April - September 2016 ¾ Di daerah Non ZOM 26 umumnya berkisar antara 1001-1500 milimeter.
•
Sifat hujan pada daerah Non ZOM wilayah Banten diprakirakan adalah Normal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode April - September 2016 dibandingkan dengan rata-ratanya pada masing-masing daerah dalam periode yang sama.
21
Analisis Musim Hujan 2015/2016 dan Prakiraan Musim Kemarau 2016 Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan •
Awal Musim Hujan 2015/2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Sama dan Mundur antara 3 - 7 dasarian.
•
Awal Musim Kemarau 2016 di sebagian besar wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi sekitar periode bulan April – Juni 2016.
•
Jika dibandingkan terhadap normal/rata-ratanya, maka Awal Musim Kemarau 2016 diprakirakan Maju, Sama dan Mundur dari normalnya.
•
Sifat Hujan selama Musim Hujan 2015/2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Bawah Normal (BN) sampai dengan Atas Normal (AN).
4.2. Saran •
Ketersediaan data dari masing-masing pos hujan sangat diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan prakiraan.
•
Kerjasama antara instansi-instansi terkait (PEMDA, PEMKOT, PEMPROV) serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi-informasi cuaca dan iklim.
•
Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan untuk peningkatan kualitas informasi iklim ini.
22