BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M KG
Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 )
Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net
Tromol Pos. 7019 / Jks KL email :
[email protected]
TANGERANG, 15 OKTOBER 2010
ANALISIS CUACA EKSTRIM WILAYAH JAKARTA TANGGAL 14 OKTOBER 2010
Oleh : Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang 1 PENDAHULUAN Pada Tanggal 14 Oktober 2010 telah terjadi hujan yang cukup lebat mulai pukul 15.00 WIB yang disertai petir dan angin kencang di wilayah Jakarta. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang tersebut dilaporkan menyebabkan berbagai genangan air berupa banjir dibeberapa wilayah serta merobohkan beberapa pohon di beberapa wilayah, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas yang cukup parah. Seperti diwilayah sekitar Gandaria City Jakarta Selatan terpantau genangan air setinggi 50 cm, genangan air juga terlihat di jalan Arteri Pondok Indah dekat Komplek Kostrad setinggi 20 cm dan menyebabkan mogoknya kendaran roda dua. Selain itu, ketinggian air juga terlihat di Jalan Ir Juanda. Sejumlah genangan air di wilayah ini mengakibatkan kemacetan lalu lintas dari Gintung menuju Lebak Bulus. Lalu lintas di ruas jalan Pasar Minggu mengarah ke Pancoran saat ini juga terpantau padat merayap (Okezone). Berikut berbagai data kejadian genangan, kemacetan dan pohon tumbang sebagai berikut :
Tabel 1. Laporan berbagai kejadian akibat hujan wilayah Jakarta 14 Oktober 2010 Banjir/Genangan Air
Kemacetan
1. TB. Simatupang 20 cm
1. Gintung-Lbk Bulus
2. Di ITC Fatmawati 15 cm
2. Pasar Minggu
3. Jln. Arteri Pondok Indah 30 cm
3. Pancoran
4. Depan Gandaria City 30 cm
4. Mangga dua
5. Jln. Ir. Juanda 30 cm
5. Pondok Cabe
Pohon Tumbang 1. Rawa Belong, Jakarta Barat
6. Jln. Asia Afrika 25 cm 7. Pintu Belakang Ragunan 30 cm 8. Mampang Prapatan 40 cm 9. Depan Mal Citraland 20 cm 10. Daan Mogot 20 cm Sumber : www.okezone.com, 15 Oktober 2010
1
Pada laporan ini kami coba untuk menganalisis kejadian cuaca ekstrim di wilayah Jakarta yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 2010 yang terjadi antara pukul 15.00 s/d 17.00 WIB. Pada akhirnya akan diuraikan prospek cuaca untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta untuk tiga hari kedepan. 2
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Satelit Cuaca dan Radar Cuaca
Gambar 1. Analisis Satelit Cuaca Tanggal 14 Oktober 2010 Sumber : www.bmkg.go.id dan www.bom.gov.au Berdasarkan gambar satelit cuaca di atas pada tanggal 14 Oktober 2010 pada pukul 16.00 WIB terlihat bahwa sebaran awan-awan hujan hampir menutupi wilayah jawa bagian barat, khususnya DKI Jakarta dan Tangerang. Awan-awan tersebut merupakan awan-awan hujan seperti Cumulus, Cumulunimbus (Cb), sehingga hujan yang terjadi berasal dari pertumbuhan awan yang cepat sehingga memiliki durasi hujan yang cukup pendek (±1 Jam). Hasil analisis gambar streamline terlihat terdapat pusaran angin di wilayah selatan Nusa Tenggara dan Laut Cina Selatan sehingga akibat dari hal tersebut menyebabkan adanya daerah konfluen di wilayah Jawa dan Sumatera, berdampak pada adanya daerah sebaran atau kumpulan uap air pembentuk terjadinya hujan akan berada pada area-area tersebut.
Gambar 2. Satelit MT-SAT Tanggal 14 Oktober 2010 Mulai 14.00-19.00 WIB Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
2
Berdasarkan gambar satelit MT-SAT dengan menggunakan fasilitas Software SATAID dengan menggunakan menu EIR-C memperlihatkan sebaran konsentrasi awan konvektif mulai timbul di wilayah barat daya Jakarta dan meluas pergerakannya ke arah utara mulai pukul 15.00 WIB kemudian pada pukul 17.00 WIB pergerakannya mulai kembali ke arah selatan dan menjauhi Jakarta bergerak ke arah Bogor.
Gambar 3. Radar Cuaca Tanggal 14 Oktober 2010 Mulai 14.00-16.30 WIB Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Berdasarkan gambar radar cuaca dengan menggunakan PPI (Plan Position Indicator) pada elevasi 0,48 derajat memperlihatkan sebaran konsentrasi hujan > 8 mm/jam mulai bergerak dari arah selatan Jakarta mulai pukul 14.00 WIB kemudian pada pukul 15.0015.30 WIB mulai masuk ke wilayah Jakarta bagian tengah dan selatan, sebarannya mulai terpecah dan tidak merata dan akhirnya hilang mulai pukul 16.30 WIB.
B. Data Curah Hujan B.1 Intensitas Curah Hujan Intensitas curah hujan tertinggi yang diolah dari pias hujan Hillman yang dicatat Stasiun Pondok Betung tanggal 14 Oktober 2010 untuk periode waktu sangat signifikan terdapat pada periode 30 menit sebesar 35.6 mm, termasuk kategori sangat lebat. (Tabel 2)
3
Tabel 2. Curah Hujan Periode Waktu Staklim Pondok Betung 14 Oktober 2010 Periode
5
10
15
30
45
60
120
3
6
12
Waktu
Menit
Menit
Menit
Menit
Menit
Menit
Menit
Jam
Jam
Jam
16.5
23.5
26.0
35.6
39.5
39.5
39.5
39.5
39.5
39.5
CH (mm)
Sumber : Staklim Pondok Betung, 2010
Sedangkan berdasarkan pengolahan hujan jam-jam an, hujan dimulai pada pukul 14.00-15.00 WIB dengan intensitas 3.5 mm, kemudian dilanjutkan pada jam 15.0016.00 WIB sebesar 36.0 mm. Sehingga jumlah total 24 jam menurut pias hujan Hillman menjadi 39.5 mm/hari (Tabel 3) Tabel 3. Curah Hujan periode Jam-Jam an Tanggal 14 Oktober 2010 Periode
07-
.....
14 -
15 -
......
06 -
Jumlah
Jam
08
.....
15
16
.....
07
24 Jam
0
0
3.5
36.0
0
0
39.5
CH (mm)
Sumber : Staklim Pondok Betung, 2010
B.2 Sebaran Curah Hujan Berdasarkan pengukuran curah hujan menggunakan penakar hujan tipe obs yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dan sebagian Tangerang baik yang ada di Stasiun BMKG wilayah Banten dan DKI dan pos hujan kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 4, sebagai berikut : Tabel 4. Data Curah Hujan Stasiun BMKG dan Pos Hujan Tanggal 14 Oktober 2010 No Pos Hujan Curah Hujan (mm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Staklim Pondok Betung Stamet Serang Stamar Tanjung Priuk Stamet Kemayoran Stamet Cengkareng BMG Balai II Ciputat Pos Pakubuwono Pos Istana Pos Krukut Hulu Pos Lebak Bulus Pos Pasar Minggu Pos Ragunan Pos Waduk Melati Pos Bendung Ciputat
43.5 7.0 9.0 55.0 2.0 64.0 57.0 56.0 55.0 66.0 34.5 42.4 40.0 65.0
Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung
4
Berdasarkan data diatas maka curah hujan tanggal 14 Okrober 2010 yang paling besar (50-100 mm/hari) yaitu yang tercatat di wilayah Kemayoran (55 mm/hari), Pakubuwono (57 mm/hari), BMG Balai II Ciputat (64 mm/hari), Istana (56 mm/hari), Krukut Hulu (55 mm/hari), Lebak Bulus (66 mm/hari), dan Bendung Ciputat (65 mm/hari). Sedangkan yang memiliki kategori sedang (20-50 mm/hari) terjadi diwilayah Pondok Betung (43.5 mm/hari), Pasar Minggu (34.5 mm/hari), Ragunan (42.4 mm/hari) dan Waduk Melati (40 mm/hari).
Gambar 4. Sebaran Spasial Curah Hujan Wilayah DKI Jakarta Sumber : Staklim Pondok Betung Berdasarkan sebaran spasial dari gambaran distribusi curah hujan wilayah DKI Jakarta tanggal 14 Oktober 2010 terlihat wilayah yang terjadi hujan lebat (> 50 mm/hari) berada diwilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Wilayah Jakarta pada umumnya sebaran curah hujan memiliki curah hujan yang sedang (0 – 40 mm/hari), sedangkan yang ringan hanya di wilayah Jakarta Utara. 3
PROSPEK CUACA BANTEN DAN DKI JAKARTA HINGGA 17 OKTOBER 2010
A. Pertimbangan Dinamika Secara Umum Posisi Matahari per tanggal 15 Oktober 2010 berada pada posisi 19°11’ LS dan posisinya sudah berada pada wilayah selatan ekuator, dan posisi semunya akan terus bergerak ke arat Selatan sampai posisi maksimumnya di 23,5 °LS. Wilayah yang dilewatinya saat ini berada disekitar perairan Indonesia, sehingga pemanasan maksimum masih berada
5
pada sekitar wilayah Indonesia. Konsekuensinya yaitu masih dimungkinkannya terjadi penguapan yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang cepat yang mengakibatkan terjadinya hujan. Berbagai bentuk vortek berupa pusat tekanan rendah mulai terbentuk di perairan Indonesia yang disebabkan akibat dari suhu muka laut yang menghangat di wilayah tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penumpukkan massa udara basah yang menyebabkan konsentrasi awan banyak tersebar di sepanjang wilayah Indonesia. Pusat tekanan rendah pada minggu ini diprakirakan akan tumbuh di wilayah sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera seiring masih menghangatnya suhu muka laut di wilayah tersebut.
2. Pertimbangan Dinamika Atmosfer Global Wilayah letak terjadinya penguapan maksimum yang dilihat dari Phase MJO (Madden Julian Oscillation) diprakirakan berada pada phase 5 (Perairan Maritim Continent). Suhu muka laut per tanggal 11 Oktober 2010 mengalami anomali yang positif secara signifikan di wilayah perairan Indonesia, khususnya di perairan Laut Jawa serta perairan selatan Jawa bagian barat dan dampaknya secara langsung banyaknya uap air disekitar wilayah-wilayah tersebut. Perairan Samudera Pasifik Tengah yang diindikasikan dengan nilai pada indek nino3.4 masih mengalami pendinginan suhu (Nino 3.4), dimana memiliki nilai anomali yang negatif mencapai -3.0 °C, disatu sisi nilai Dipole Mode juga memiliki nilai yang negatif dan cenderung bergerak konstan ke arah negatifnya. 3. Prospek cuaca Melalui kedua pertimbangan dinamika atmosfer diatas maka wilayah Banten dan DKI Jakarta dalam satu minggu ke depan secara umum didominasi oleh potensi terjadinya cuaca yang yang didominasi oleh keadaan cerah berawan, berawan serta hujan seiring mulai masuknya musim hujan yang diprakirakan pada bulan ini dan berangsur-angsur akan masuk musim hujan ke wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober-Nopember dengan sifat musim rata-rata di Atas Normal (AN), kondisi cerah berawan mendominasi mulai pagi hingga menjelang siang hari dan berubah menjadi berawan pada siang hari, kemudian hujan pada sore hari, terkadang akan terjadi hujan dengan intensitas sampai lebat, tetapi masih dimungkinkan terdapat potensi pemanasan maksimum pada pagi hingga siang hari menyebabkan cuaca berubah cepat dari kondisi cerah berawan menjadi hujan.
6
4
KESIMPULAN DAN PENUTUP Hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang terjadi pada tanggal 14 Oktober
2010 terjadi tidak merata dan yang paling lebat adalah di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, hal tersebut adalah akibat adanya beberapa faktor yaitu masih berkaitan dengan suhu muka laut yang saat ini di perairan Indonesia masih hangat, kemudian di wilayah samudera hindia sebelah barat Sumatera hingga Afrika (wilayah Dipole Mode) juga masih hangat, kemudian di satu sisi di wilayah pasifik (Nino 3.4) mengidikasikan adanya penurunan suhu muka laut yang sangat signifikan. Anomali iklim yang terjadi merupakan dampak dari Lanina yang diprakirakan BMKG hingga akhir tahun ini berada pada kondisi Moderate-Strong
(Sedang-Kuat),
sehingga
menyebabkan
kumpulan
uap
air
yang
menumbuhkan awan-awan hujan yang sifatnya konvektif diwilayah Indonesia pada umumnya. Intensitas curah hujan harian menunjukkan curah hujan tidak terlalu signifikan masih < 70 mm/hari, tetapi apabila dilihat berdasarkan intensitas jam-jam an yang di olah di Stasiun Klimatologi Pondok Betung menunjukkan curah hujan periode 30 menit sebesar 35,6 mm menunjukkan hujan yang terjadi pada 14 Oktober 2010 memiliki durasi yang cukup singkat dengan intensitas yang masuk dalam kategori Sangat Lebat , hal tersebut juga pernah terjadi pada 06 Oktober 2010 yang memiliki intensitas > 30 mm dalam waktu 30 menit yang menyebabkan wilayah Jabodetabek saat itu terjadi banjir. Demikianlah Analisis Keadaan Cuaca Wilayah DKI Jakarta ini kami buat berdasarkan kejadian hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada tanggal 14 Oktober 2010.
Tangerang, 15 Oktober 2010 Kepala Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang TTD
Ir. Zubaidah Sri Handayani NIP.195710191979102001
7