BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M KG
Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net
email :
[email protected]
TANGERANG, 26 NOPEMBER 2014
ANALISIS KEJADIAN BANJIR PROPINSI DKI JAKARTA TANGGAL 20 DAN 24 NOPEMBER 2014 Oleh : Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang 1 PENDAHULUAN Menjelang masuknya musim hujan pada bulan Nopember 2014, telah terjadi banjir di wilayah Propinsi DKI Jakarta yaitu pada tanggal 20 dan 24 Nopember 2014. Menurut Sumber tempo.com bahwa banjir mulai menggenangi Jakarta. Dari pantauan TMC Polda Metro Jaya, setidaknya terdapat 14 titik banjir yang dilaporkan warga sejak pukul 00.00 hingga 07.17 WIB pagi ini, Kamis, 20 November 2014. Hujan yang mengguyur daerah Jakarta membuat beberapa wilayah di Jakarta Selatan terendam banjir. Salah satunya di daerah Pondok Labu yang terendam banjir hingga setinggi 1 meter. Menurut Petugas Damkar Jakarta Selatan, Muhajir, banjir di deket Kelurahan Pondok Labu tepatnya di RW 3 mencapai 1 meter. "Tadi sempat kita evakuasi karena air meningkat dan membuat kendaraan tidak bisa melewati. Namun, saat ini sudah mulai surut," ujarnya saat di konfirmasi, Selasa (25/11/2014). Selain di Pondok Labu, Muhajir mengatakan di Jalan Petogokan juga terendam. Namun, air juga sudah mulai surut di daerah tersebut. Berikut ini titik-titik banjir tersebut: 1. Gunung Sahari depan Lantamal, banjir tercatat pukul 07.17 WIB. 2. Ruas Jalan Kampung Melayu, Tebet, arah jalan layang Kampung Melayu, banjir terjadi pukul 07.16 WIB. 3. Daerah gedung Peluru, Jakarta Selatan, banjir terpantau pukul 07.08 WIB. 4. Jalan KH Abdullah Syafei, Casablanca, ke arah Terminal Kampung Melayu/Prumpung depan Alfamidi, banjir pukul 07.06 WIB. 5. Kampung Melayu, Bukit Duri, Tebet, banjir tercatat pukul 06.34 WIB. 6. Jalan sepanjang Cililitan menuju Jalan Dewi Sartika, banjir terjadi pukul 06.31 WIB. 7. Kampung Melayu arah Gembong. 8. Kampung Pulo, Jakarta Timur, banjir pukul 05.32 WIB. 9. Di depan SMA 8, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, banjir tercatat pukul 05.30 WIB. 10. Di Belakang Masjid Al-Hawi, Kampung Keramat, belakang Condet, Jakarta Timur, banjir setinggi 20-40 sentimeter terjadi pukul 05.27 WIB. 11. Di Pasar Induk Kramat Jati dan pertigaan Hek, banjir setinggi 20 sentimeter terpantau pada pukul 05.26 WIB.
1
12. Tanjung Sanyang, Cawang, Jakarta Timur, banjir pukul 05.17 WIB. 13. Kelurahan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, banjir terjadi pukul 05.16 WIB. 14. Jalan Raya Bogor, depan halte Transjakarta Pasar Induk Kramat Jati, banjir tercatat pukul 02.48 WIB. Pada laporan ini kami coba untuk menganalisis terjadinya banjir di wilayah DKI Jakarta pada tanggal 20 dan 24 Nopember 2014 berdasarkan gambaran satelit cuaca, kondisi dinamika atmosfer dan sebaran data-data curah hujan. 2
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Satelit Cuaca dan Dinamika Atmosfer Berdasarkan gambar satelit cuaca yang diolah menggunakan Software Sataid menggunakan Kanal EIR-C pada tanggal 24 Nopember 2014 yang diambil mulai jam 13.00 sampai 20.00 WIB memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan hujan disekitar wilayah Bogor yang berkembang menuju wilayah Jakarta bagian selatan. Awan-awan hujan tersebut memiliki intensitas di wilayah Bogor, Depok dan Jakarta Selatan. Jenis dari awan-awan tersebut terlihat dari gradasi warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan Cumulunimbus dan Alto Stratus (AS) tebal di wilayah tersebut.
Gambar 1. Gambar sebaran Awan dari Satelit Cuaca Tanggal 24 Nopember 2014 Mulai pukul 13.00-20.00 WIB Sumber : BMKG Jakarta
2
B. Seruakan Dingin (Cold Surge) Cold surge merupakan massa udara dingin yang terbawa oleh sirkulasi angin utara-selatan (meredional) akibat gangguan tekanan tinggi di kawasan Siberia mengalir ke kawasan ekuator dan ke selatan melalui pesisir utara Jawa. DKI Jakarta merupakan area yang dipengaruhi oleh cold surge tersebut, apabila memiliki indek > +10 maka dapat meningkatkan potensi hujan di wilayah DKI Jakarta dalam 1-2 hari kedepan (memiliki timelag 1-2 hari). Indek surge tersebut dihitung berdasarkan lataan (penjalaran) tekanan udara berdasarkan lintang di wilayah area sekitar ekuator hingga 10 Lintang. Berdasarkan perhitungan indeks surge mulai tanggal 13-25 Nopember 2014 berikut terlihat dalam gambar grafik berikut :
Gambar 2. Grafik Surge Indeks berdasarkan lataan tekanan udara Gushi dan Hongkong Sumber : BMKG Jakarta
Dari gambar grafik surge indeks diatas terlihat nilai indek surge yang terjadi mulai tanggal 13 Nopember pukul 00.00 UTC bernilai +7.3, kemudian menurun tetapi meningkat kembali hingga mencapai maksimum pada tanggal 17 Nopember bernilai > +10 yaitu +12.1 kemudian melemah hingga tanggal 19 Nopember 2014. C. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Jawa pada umumya -20 s.d -30 W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah tersebut lebih besar dari pada rata-rata klimatologisnya.
3
Gambar 3. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 11-21 Nopember 2014 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
D. Suhu Muka Laut (SST) Nilai anomaly SST di sekitar wilayah Laut Jawa dan Samudera Hindia yang berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta +0.3 s.d +0.6 oC. Nilai positif ini menunjukkan kondisi Laut lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar DKI Jakarta.
Gambar 4. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 11-21 Nopember 2014 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov E. Tekanan Udara Permukaan (MSLP/Mean Sea Level Pressure) Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah barat lebih rendah bernilai -0.5 s.d -1.5 Hpa, sedangkan di wilayah Timur Indonesia bernilai +0.5 s.d +2.5. Nilai negatif ini menunjukkan kondisi Tekanan lebih kecil dibandingkan nilai klimatologisnya dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar DKI Jakarta.
4
Gambar 5. Anomali Tekanan Udara Permukaan tanggal 11-21 Nopember 2014 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov F. Komponen Angin Zonal (Timur-Barat) Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Jawa bagian barat -1 s.d -2, sedangkan Jawa bagian timurr bernilai lebih rendah yaitu -3 s.d -4. Nilai yang lebih tinggi diwilayah Jawa bagian barat ini menunjukkan kondisi Angin didominasi berasal dari arah barat dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar DKI Jakarta.
Gambar 6. Anomali Komponen Angin Zonal tanggal 11-21 Nopember 2014 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
5
G. Data Curah Hujan G.1 Intensitas Curah Hujan Berdasarkan pengukuran curah hujan menggunakan penakar hujan obs yang tersebar di wilayah Jakarta berupa stasiun BMKG dan pos hujan kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 1, sebagai berikut : Tabel 1. Data Curah Hujan Jabodetabek Tanggal 20 dan 25 Nopember 2014 yang diukur pada pukul 07.00 WIB (dalam mm) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 27 28 30 31 33 34 36 37
Pos Hujan Angke Hulu Stamet Kemayoran Stamet Cengkareng Depok Istana Karet Katulampa Kedoya Krukut Hulu Manggarai Pesanggrahan Pompa Cideng Pulo Gadung Ragunan Rorotan Setiabudi Timur Sunter Hulu Sunter Rw Badak Sunter Kodamar Tanjung Priok Tanjungan Teluk Gong Tomang Barat Waduk Melati Ciganjur Staklim Pondok Betung Stamet Curug Pacet Naringgul Gunung Mas Citeko Kebun raya Citayam
Kab/Kota Jakarta Jakarta Tangerang Depok Jakarta Jakarta Bogor Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Tangerang Tangerang Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor
Tanggal 20 16 ttu 4 79 0 0 125 5.1 61 0 45 0 0 72.5 0 0 12 0 0 ttu 0 0 2 0 55 58.8 15.9 63.3 73 59 65 127 100.5
Tanggal 25 13 41 9 145 34 33 11 52.5 15 35 63 29 55 33.3 51.5 32 56 51 38.5 46 0 31 12 37 119 41.5 7 75 57 35 18 14 46
6
39 40 42 43 45 46
Depok Beji Depok Sukmajaya Cikeas Dermaga Cariu Cimanggu
Depok Depok Bogor Bogor Bogor Bogor
62 79 35 78 79 118
120 124 73 21 42 14.5
Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung dan Dermaga Bogor
Berdasarkan data diatas maka curah hujan yang terukur mulai tanggal 20 Nopember 2014 pada pukul 07.00 Waktu Setempat (WS) yang terdapat hujan terdendah yaitu 2 mm dan yang tertinggi sebesar 125 mm. Untuk wilayah yang memiliki curah hujan tinggi lainnya yaitu seperti Depok (79 mm), Krukut Hulu (61 mm), Ragunan (72.5 mm), Ciganjur (55 mm), dan Pondok Betung (58.8 mm). Pada tanggal 25 Nopember pada pukul 07.00 Waktu Setempat (WS) terdapat hujan terendah sebesar 7 mm diwilayah Curug, sedangkan yang tertinggi yaitu Depok sebesar 124 mm. Adapun beberapa tempat lainnya yang memiliki hujan yang besar yaitu Kedoya (52.5 mm), Pesanggrahan (63 mm), Pulo Gadung (55 mm), Rorotan (51.5 mm), Sunter Hulu (56 mm), Sunter Rawa Badak (51 mm), Ciganjur (119 mm), Pacet (75 mm), Naringgul (57 mm), Depok Beji (120 mm), dan Cikeas (73 mm).
Gambar 7. Grafik Curah Hujan wilayah Jakarta Tanggal 10-25 Nopember 2014 yang terukur ada pukul 07.00 WIB
7
Berdasarkan gambar grafik diatas, terlihat curah hujan pada tanggal 20 dan 25 Nopember 2014 bernilai lebih tinggi dibandingkan tanggal lainnya. Untuk tanggal 25 Nopember 2014 rata-rata seluruh pos hujan memiliki hujan > 40 mm/hari, sedangkan tanggal 20 Nopember hanya beberapa pos saja yang memiliki nilai tersebut.
Gambar 8. Grafik Curah Hujan Dasarian II dan Dasarian III bulan Nopember 2014 dibandingkan dengan rata-ratanya.
Pada dasarian II antara tahun 2014 terlihat bahwa curah hujan tahun 2014 hanya beberapa pos hujan yang berada diatas nilai rata-ratanya. Pada grafik anomali curah hujan dasarian II yang bernilai positif atau diatas nilai rata-ratanya yaitu Depok, Krukut Hulu, Ragunan, Rorotan, Ciganjur, dan Pondok Betung. Pada dasarian III antara tahun 2014 (sampai tanggal 25 Nopember) terlihat bahwa curah hujan tahun 2014 sudah banyak pos hujan yang berada diatas nilai rata-ratanya walaupun belum sebesar dasarian II. Pada grafik anomali curah hujan dasarian III yang bernilai positif atau diatas nilai rata-ratanya yaitu Depok, Istana, Karet, Kedoya, Rorotan, Sunter Rawa Badak, Tanjung Priok, Teluk Gong, dan Ciganjur.
8
Gambar 9. Grafik Curah Hujan Kumulatif Tanggal 1 sampai 25 Nopember 2014.
Pada gambar diatas, terlihat bahwa curah hujan kumulatif tertinggi terjadi di pos Katulampa mencapai 615 mm, Ciganjur 445 mm, Depok 395 mm, dan Pesanggrahan 289 mm. terlihat diwilayah Bogor, Depok dan Jakarta bagian selatan mendominasi nilai kumulatif curah hujan tertinggi. G.2 Sebaran Distribusi Curah Hujan Berikut distribusi curah hujan mulai tanggal 20 dan 24 Nopember 2014 yang tersebar di wilayah Jabodetabek sebagai berikut :
Gambar 10. Peta Distribusi Curah Hujan Wilayah Jabodetabek 20 dan 24 Nopember 2014
9
Berdasarkan gambar distribusi curah hujan tanggal 20 dan 24 Nopember 2014 diwilayah Jabodetabek diatas dapat terlihat pada tanggal umumnya curah hujan kategori lebat dan sangat lebat (> 100 mm) mendominasi diwilayah Bogor, Depok dan Jakarta bagian selatan. Untuk tanggal 24 Nopember sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara mulai terdapat hujan kategori lebat (51-100 mm).
3
POTENSI BANJIR WILAYAH DKI JAKARTA. Pada bulan Desember 2014 BMKG telah membuat peta prakiraan potensi banjir
wilayah DKI Jakarta sebagai berikut:
Gambar 11. Potensi banjir wilayah DKI Jakarta bulan Desember 2014 Sumber : www.bmkg.go.id
-
Daerah potensi banjir tinggi
:-
-
Daerah potensi banjir menengah
: JAKARTA BARAT (Grogol, Pertamburan, Kebon
Jeruk, Kembangan, Palmerah), JAKARTA PUSAT (Cempaka Putih, Gambir, Kemayoran, Menteng, Senen, Tanah Abang), JAKARTA SELATAN (Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapratan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Tebet), JAKARTA TIMUR (Cakung, Cipayung, Ciracas, Jatinegara, Kramat Jati, Makasar, Matraman, Pulo Gadung), JAKARTA UTARA (Cilincing, Kepala Gading, Tanjung Priuk) -
Daerah potensi banjir rendah
:
JAKARTA
BARAT
(Cengkareng,
Glogol,
Petamburan, Kalideres, Kebon Jeruk, Kembangan, Palmerah, Taman Sari), JAKARTA
10
PUSAT (Gambir, Kemayoran, Sawah Besar), JAKARTA UTARA (Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Pademangan, Penjaringan, Tanjung Priok) 4
KESIMPULAN DAN PENUTUP Kejadian banjir di wilayah DKI Jakarta tanggal 20 dan 24
Nopember 2014
merupakan akibat adanya peningkatan curah hujan yang terjadi pada tanggal tersebut, khususnya wilayah Bogor, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dimana masuk dalam kategori hujan lebat (50-100 mm/hari) dan sangat Lebat ( > 100 mm/hari). Berdasarkan pantauan citra satelit MTSAT menunjukkan sebaran jenis awan-awan hujan mulai terjadi pada siang hari yaitu pukul 13.00 dan berakhir pada malam hari pukul 20.00 menyebabkan hujan lebat terjadi merata terjadi di wilayah Bogor, Depok dan Jakarta bagian selatan. Nilai Indek Surge bahwa nilai surge >+10 terjadi pada tanggal 17 Nopember 2014 berimbas tiga hari kemudian terjadi hujan lebat diwilayah Jabodetabek. Demikianlah laporan analisis kejadian banjir di wilayah Propinsi DKI Jakarta ini kami buat berdasarkan data sebaran curah hujan dan analisis dinamika atmosfer yang terjadi pada tanggal 20 dan 24 Nopember 2014.
Tangerang, 26 Nopember 2014 Kepala Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang
TTD Ir. Budi Roespandi NIP. 196007061981031002
11