KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat – Nya kami dapat meyusun laporan Evaluasi Musim Hujan 2008/2009 dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2009 pada wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Evaluasi musim hujan 2008/2009 disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan prakiraan musim kemarau 2009 dibuat berdasarkan analisa yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan masukan dari Stasiun Klimatologi Pondok Betung. Kami mengucapkan ter ima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini.
TANGERANG,
MARET 2009
KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG – TANGERA NG
URIP HA RYOKO MSi NIP. 120108039
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------------II DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------------- III 1.
PENDAHUL UAN ---------------------------------------------------------------------------------1
1.1.
Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
1.2.
Tuj uan ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
2.
TINJAUAN UMUM -------------------------------------------------------------------------------2
2.1.
Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta----------------------------------------------- 2
2.2.
Curah Hujan--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 3
3.
PEMBAHASAN-----------------------------------------------------------------------------------5
3.1.
Ev aluasi Musim Hujan 2008/2009 ------------------------------------------------------------------------------------ 5
3.2.
Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau Tahun 2008 ------------------------------------------ 7 3.2.1. Suhu 3.2.2. Suhu 3.2.3. Suhu 3.2.4. Suhu
3.3.
Udara Udara Udara Udara
Stasiun Meteorologi Halim----------------------------------------------------------------------------7 Stasiun Meteorologi Cengkareng------------------------------------------------------------------7 Stasiun Meteorologi Serang -------------------------------------------------------------------------8 Stasiun Meteorologi Curug---------------------------------------------------------------------------8
Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2008---------- 9 3.3.1. Suhu Udara--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------9 3.3.2. Curah Hujan-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------9 3.3.3. Kelembaban Udara-------------------------------------------------------------------------------------------------------10 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari -------------------------------------------------------------------------------------------10 3.3.5. Windrose ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------11
3.4.
Prakiraan Musim Kemarau 2009-------------------------------------------------------------------------------------11 3.4.1. Kondisi Dinamis Atmosfer---------------------------------------------------------------------------------------------11 3.4.2. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2009 ---------------------------------------------------------------------------17 3.4.3. Perbandingan Awal Musim Kemarau 2009---------------------------------------------------------------------20 3.4.4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2009 ------------------------------------------------------------------21 3.4.5. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta------------------------------------------------------------------------------------------------------------------21
4.
PENUTUP --------------------------------------------------------------------------------------- 22
4.1.
Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------22
4.2.
Saran------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------22
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
iii
1.
PENDAHUL UAN
1.1. Latar Belakang Cuaca merupakan kondisi sesaat dar i fisika atmosfer sedangkan iklim adalah statisik cuaca jangka panjang. Jadi unsur cuaca sama dengan unsur iklim. Iklim terbentuk melalui proses integrasi berbagai unsur fisika yang disebut sebagai unsur-unsur iklim (climatic elements). Energi pembangkit proses fisika yang membentuk cuaca dan iklim adalah penerimaan radiasi surya. Rotasi bumi menyebabkan tiap tempat mengalami perubahan cuaca dengan pola siklus diurnal, jangka w aktu 24 jam. Sedangkan revolusi bumi mengakibatkan tiap tempat juga mengalami perubahan cuaca secara teratur dengan pola antar bulan dan pola musim dalam jangka w aktu setahun. Letak Indonesia yang berada di antara lautan Hindia dan Pasifik dan di antara benua Asia dan Australia sangat dipengaruhi kondisi w ilayah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Definisi BMG, musim hujan ditandai dengan curah hujan yang ter jadi dalam satu dasarian sebesar 50 mm atau lebih yang diikuti oleh dasarian berikutnya, atau dalam satu bulan terjadi lebih dari 150 mm. Meninjau definisi tersebut berarti jika curah hujan yang terjadi kurang dari kriteria di atas, maka fase tersebut dianggap sebagai musim kemarau. Musim kemarau di suatu tempat sering diidentikan dengan kejadian kekeringan. Kekeringan sendiri merupakan suatu keadaan dimana curah hujan yang terjadi lebih rendah dari normalnya. 1.2. Tujuan Laporan ini bertujuan untuk: 1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2. Mengevaluasi musim hujan yang ter jadi pada periode 2008/2009 3. Menginformasikan kondisi iklim mikro Area Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada periode 2008 4. Memprakirakan terjadinya musim kemarau 2009 di w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
1
2.
TINJAUAN UMUM
2.1. Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Zona Musim (ZOM) adalah suatu w ilayah dengan pola hujan rata-rata yang mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Sedangkan daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non ZOM. Luas suatu w ilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu w ilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu w ilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu w ilayah kabupaten bisa terdiri dar i beberapa ZOM. Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta dibagi menjadi beberapa ZOM dan NonZOM, yaitu ZOM 27, ZOM 28, ZOM 29, ZOM 30, ZOM 31 dan Z OM 35. Cakupan ZOM dapat dilihat pada gambar 1 dan tabel 1. Gam bar 1. Pem bagian ZOM Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Tabel 1. Cakupan ZOM di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta ZOM
Wilayah
27
Pandeglang bagian barat
28
Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat
29
Lebak bagian barat, Pandeglang bagian timur, Serang bagian barat daya
30
DKI Jakarta bagian utara, Kodya Tangerang, Tangerang bagian utara, Serang bagian utara
31
DKI Jakarta bagian selatan, Tangerang bagian selatan, Serang bagian timur
35
Lebak bagian tenggara
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2
2.2. Curah Hujan Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang w aktu selama 10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai perm ulaan m usim kem arau. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang w aktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan nor malnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971-2000) disebut sebagai sifat hujan. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Norm al (AN)
: jika nilai curah hujan terhadap rata-ratanya.
b. Sifat Hujan Norm al (N)
: jika nilai curah hujan antara 85% terhadap rata-ratanya.
c. Sifat Hujan Baw ah Norm al (BN) : jika nilai curah hujan terhadap rata-ratanya.
lebih
kurang
dari
115%
-
115%
dari
85%
Nor mal curah hujan di setiap ZOM dihitung berdasarkan rata-rata curah hujan dasarian selama per iode tahun 1971 – 2000. Gambar 2 sampai 7 adalah grafik rata-rata curah hujan dasarian di setiap Z OM. Dari grafik 2 diketahui bahw a pada ZOM 27 kejadian musim hujan dan musim kemarau yang terjadi dalam keadaan normal adalah sebagai berikut: “Musim Hujan : 21 Sep – 30 Mei / 250 hari / 2.712 – 3.670 mm ” artinya periode musim hujan ter jadi pada periode 21 Sep sampai dengan 30 Mei atau selama 250 hari dengan total normal curah hujan musim hujan sebesar 2.712 mm sampai dengan 3.670 mm. Sedangkan “Musim Kem arau : 1 Jun – 20 Sep / 110 hari / 335 - 453 mm” artinya periode musim kemarau terjadi pada periode 1 Jun sampai dengan 20 Sep atau selama 110 hari dengan total nor mal curah hujan musim kemarau sebesar 335 mm sampai dengan 453 mm.
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
4
3. PEMBAHASAN 3.1. Evaluasi Musim Hujan 2008/2009 Secara umum aw al musim hujan w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta terjadi pada dasarian I Oktober sampai dengan dasarian III Desember. Jika dibandingkan dengan nor mal aw al musim hujan, maka musim hujan 2008/2009 di w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya m aju, antara 3 - 5 dasarian (1 bulan). Evaluasi musim hujan secara detail dapat dilihat pada tabel 2, gambar 8 dan 9.
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
5
Tabel 2. Evaluasi Musim Hujan 2008/2009
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
6
3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kem arau Tahun 2008 Suhu udara mempunyai variabilitas yang kecil jika dibandingkan dengan curah hujan . Berikut ini dijajikan kondisi suhu udara pada musim kemarau 2008 yang dapat dijadikan sebagai acuan pada musim kemarau 2009. 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Halim Gambar 10. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Halim Periode April – September 2008 GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM, RATA-RA TA DAN MINIMUM PADA STASIUN METEOROLOGI HALIM PERIODE APRIL-SEPTEMBER 20 08 39. 0 36. 0
Suhu Udara (0C)
33. 0 30. 0
27. 0 24. 0
SEPT
AGU
J ULI
JUNI
APRIL
18. 0
MEI
21. 0
Wak tu (Bulan)
T Rata-rata (0C)
T Maks imum (0C)
T Mini mum (0C)
Suhu udara rata-rata selama musim kemarau tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan Juli di Stasiun Meteorologi Halim yaitu 31.2 o C dan terendah di terjadi pada bulan Agustus sebesar 24.6
o
C. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.3
o
C terjadi pada bulan
September dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Juli sebesar 20.0 o C. 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng Gambar 11. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Cengkareng Periode April – September 2008 GRAFIK SUHU UDAR A MA KSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM PADA STASIUN METEOROLOGI CENGKA RENG PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2008 39.0 36.0
0
Suhu Udara ( C)
33.0
30.0 27.0
24.0
SEPT
AGU
J ULI
MEI
APRI L
18.0
JUNI
21.0
Wak tu (Bul an)
T Ra ta-rata (0C)
T Ma ksi mum (0C)
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
T Mini mum (0C)
7
Suhu udara rata-rata selama musim kemarau tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan Mei di Stasiun Meteorologi Cengkareng yaitu 28.7 oC dan terendah di terjadi pada bulan April sebesar 24.5 oC. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 34.7 oC ter jadi pada bulan September dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Mei sebesar 21.0 oC. 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang Gambar 12. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Serang Periode April – September 2008 GR AFIK S UHU UDA RA MAKS IM UM, RATA-RATA DAN M IN IMUM P ADA STASIUN METEOR OLOGI SERAN G PERIOD E AP RIL-SEPTEMBER 200 8 39.0 36.0
Su hu Udara ( 0C)
33.0 30.0 27.0 24.0
SE PT
AGU
JULI
JUNI
ME I
18.0
A PRI L
21.0
Waktu (Bul an)
T Rata-rata (0C)
T Ma ks imum (0C)
T Mi ni mum (0 C)
Suhu udara rata-rata selama musim kemarau tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan September di Stasiun Meteorologi Serang yaitu 27.9 o C dan terendah di terjadi pada bulan Juni sebesar 24.8 oC. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 34.9 oC terjadi pada bulan September dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Juli sebesar 19.7 o C. 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug Gambar 13. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Curug Periode April – September 2008 GRAFIK S UHU UDARA M AKSIMUM, RATA-RATA DAN MINIMUM P ADA STAS IUN METEOROLOGI CURUG PERIODE APRIL-SEPTEMBER 20 08 39.0
36.0
Suhu Udara (0C)
33.0 30.0 27.0
24.0
SEP T
AGU
JULI
MEI
A PRI L
18.0
JUNI
21.0
Waktu (Bul an)
T R ata -ra ta (0C)
T Maksi mum (0C)
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
T Mini mum (0C)
8
Suhu udara rata-rata selama musim kemarau tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan April di Stasiun Meteorologi Curug yaitu 30.7 o C dan terendah di terjadi pada bulan April sebesar 24.4 oC. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 34.8 o C terjadi pada bulan Agustus dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Juli sebesar 19.5 oC. 3.3. Iklim Mikro Stasiun Klim atologi Pondok Betung pada saat Musim Kem arau 2008 Penyajian kondisi iklim mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada musim kemarau 2008 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi musim kemarau 2009. 3.3.1. Suhu Udara Gambar 14. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April–September 2008 GRAF IK S UHU UDARA MAKS IMUM, RATA-RATA DAN MI NI MUM P ADA STASI UN KLIMATOLOGI P ONDOK BETUNG P ERI ODE AP RI L-S EPTEM BER 2008 39.0
Suh u Ud ara (0 C)
36.0 33.0 30.0 27.0 24.0
SEPT
AG U
JULI
J UNI
M EI
18.0
APRIL
21.0
Wak tu ( Bu lan )
T R ata- rata (0C)
T Maks imum (0C )
T Minimum ( 0C )
Suhu udara rata-rata selama musim kemarau tahun 2008 di Stasiun Klimatologi Pondok Betung tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 29.8 o C dan terendah di terjadi pada bulan April sebesar 25.3 o C. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 36.8 o C terjadi pada bulan Agustus dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Juli sebesar 20.8 oC.
3.3.2. Curah Hujan Gambar 15. Grafik Curah Hujan Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April–September 2008
Curah hujan yang terjadi pada musim kemarau 2008 (April – September 2008) terakumulasi sebesar 550mm. Sedangkan bernilai maksimum sebesar 72mm terjadi pada tanggal 7 Mei 2008.
GRAFIK CURAH HUJAN PADA STASIUN KLIM ATOLOGI PONDOK BETUNG PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2008 70 60 50 40 30 20
SEPT
AG U
MEI
A P RIL
0
J U LI
10 J UN I
C u r a h H u ja n (m m )
80
Waktu (Bulan) Curah Hujan (m m)
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
9
3.3.3. Kelem baban Udara Gambar 16. Grafik Kelembaban Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April–September 2008
Kelembaban udara rata-rata selama musim kemarau 2008 sebesar 75%. Kelembaban maksimum terukur pada bulan Juni dan Agustus sebesar 90%. Sedangkan nilai minimum terukur pada bulan Juli sebesar 60%.
GRAFIK KELEMBABA N UDARA PADA S TAS IU N KLIMA TOLOGI P OND OK BETUNG PER IODE APRIL-SEPTEMBER 200 8 95
Ke lemba ban Udar a (%)
90 85 80 75 70 65
SE PT
AGU
JULI
JUNI
A PRI L
55
ME I
60
W aktu (Bulan) Kele mbaba n Ud ara (%)
3.3.4. Lam a Penyinaran Matahari Gambar 17. Grafik Penyinaran Matahari Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April–September 2008
Nilai maksimum penyinaran matahari yang terukur selama musim kemarau 2008 mencapai nilai 100% terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September 2008. Sedangkan nilai minimum sebesar 0% terjadi pada bulan April dan Juni 2008.
GRAF IK LAMA PENYINARAN MATAHARI P ADA S TASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BE TUNG P ERIODE AP RIL-S EPTE MBER 2008
1 00 80 60 40
S EPT
A GU
MEI
A PR IL
0
J UL I
20
JUNI
La m a Pe nyi na ran M atah ari (% )
1 20
Waktu (Bulan) Lam a Penyinaran Matahari (%)
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
10
3.3.5. Windrose Gambar 18. Windrose Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April–September 2008
Arah angin terbanyak pada musim kemarau 2008 yaitu dar i arah utara sedangkan kecepatan terbanyak terjadi pada kisaran 7-11 knots.
3.4. Prakiraan Musim Kem arau 2009 3.4.1. Kondisi Dinam is Atmosfer Hasil perkembangan analisis kondisi dinamika atmosfer global dan regional yang mempengaruhi curah hujan di w ilayah DKI dan Banten, disajikan sebagai berikut :
a. Suhu Muka Laut (Sekitar Pantai Selatan Jaw a Barat – Pantai Barat Sum atera) Suhu muka laut di perairan Indonesia merupakan indeks banyaknya uap air pembentuk aw an di atmosfer. Jika suhu muka laut dingin, uap air di atmosfer menjadi berkurang. Begitu pula sebaliknya, apabila suhu muka laut panas, maka uap air di atmosfer akan bertambah banyak. Anomali Suhu muka laut merupakan selisih suhu muka laut dengan suhu muka laut nor mal pada lintang yang sama. Apabila
bernilai
negatif
mengindikasikan
kecenderungan
menurunnya
suhu,
sedangkan apabila positif menyatakan kecenderungan terdapat kenaikan suhu. Anomali Suhu Muka Laut berdasarkan prediksi ECMWF sbb : Bulan Februari – Maret – April : Pada umumnya Wilayah Samudera Hindia Selatan Jaw a masih terdapat anomali positif (+0.5 s/d +1.0 °C).
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
11
Bulan Maret – April – Mei : Wilayah Samudera Hindia Selatan Jaw a mulai memasuki tahap pendinginan, tetapi masih terdapat nilai anomali positif disekitar w ilayah tersebut. Bulan April – Mei – Juni : Secara Umum, w ilayah Samudera Hindia bagian selatan Jaw a sudah mengalami anomali negatif (- 0.5 °C). Bulan Mei – Juni – Juli : Wilayah anomali positif sudah mendominasi w ilayah Laut Jaw a hingga Laut Cina Selatan, sedangkan w ilayah Samudera Hindia memiliki anomali suhu muka laut negatif
Gambar 19. Suhu Muka Laut (Sekitar Pantai Selatan Jawa Barat – Pantai Barat Sumatera)
Sumber. http://www.ecmwf.int/products/forecasts/d/charts/seasonal/forecast/seasonal_range_forecast/group_public/seasonal_charts_public_2tm! 2m%20te mperature! 1%20month! East%20Asia! 200901! ensemble%20mean! /
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
12
b. MSLP (Mean Sea Level Pressure) Pola tekanan udara di w ilayah Indonesia secara langsung mempengaruhi pola angin pada lapisan bebas hambatan (tanpa dipengaruhi factor local) 5000 feet. Pola perubahan angin ini merupakan pola musiman yang terjadi di Indonesia yang dinamakan dengan Monsun. Monsun Asia memiliki pola umum angin baratan yang banyak membaw a massa udara basah di Wilayah Indonesia yang menyebabkan terjadinya musim penghujan, sebaliknya Monsun Australia memiliki pola angin timuran yang membaw a massa udara kering yang menyebabkan musim kemarau. Pada umumnya Monsun ini mempengaruhi pola hujan di w ilayah Indonesia, kecuali untuk daerah ekuator yang memiliki pola curah hujan ekuatorial. Berdasarkan nilai anomali MSLP dar i ECMWF, periode FMA (Februari- MaretApril) memiliki anomali negatif yang tinggi di w ilayah Samudera Hindia bagian selatan Jaw a. Periode MAM (Maret-April-Mei) memiliki kecenderungan penurunan anomali tekanan mulai bergerak ke arah anomali positif. Periode A MJ (April-Mei-Juni) Nilai Anomali negatifnya sudah berpindah ke daerah Samudera Pasifik Utara bagian barat (perairan Filipina). Periode MJJ ( Mei- Juni-Juli) secara umum anomali negatif sudah berada di w ilayah Belahan Bumi Utara (BBU). c. DMI (Dipole Mode Index) DMI merupakan fenomena interaksi laut – atmosfer di Samudera hindia yang dihitung dari nilai selisih anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Jika nilai DMI positif, secara umum curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat akan ber kurang. Sedangkan jika nilai DMI negatif, maka curah hujan di w ilayah Indonesia bagian barat secara umum akan banyak. Berdasarkan prakiraan suhu muka laut serta data prakiraan nilai DMI, secara umum nilai DMI pada bulan Februari- Maret memiliki nilai negatif. Bulan April akan memiliki kecenderungan pergerakan DMI yang positif, sedangkan nilai positifnya diprakirakan akan jatuh pada bulan Mei-Juni-Juli.
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
13
Gambar 20. MSLP (Mean Sea Lev el Pressure)
Sumber. http://www.ecmwf.int/products/forecasts/d/charts/seasonal/forecast/seasonal_range_forecast/group_public/seasonal_charts_public_mslp! 2m%20t emperature! 1%20month! East%20Asia! 200901! ensemble%20mean/
Gambar 21. DMI (Dipole Mode Index)
Sumber.http://www.jamstec.go.jp/frsgc/research/d1/iod/sintex_f1_forecast.html.en
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
14
d. SOI (Southern Oscillation Index) SOI merupakan nilai selisih tekanan udara yang dihitung antara Tahiti dan Darw in. Nilai SOI positif mengakibatkan w ilayah Indonesia akan terdapat banyak konveksi yang menyebabkan hujan, apabila nilai positifnya di atas ambang maka terjadi La-Nina. Sebaliknya, nilai SOI negatif menyebabkan w ilayah Indonesia akan menjadi daerah subsidence (penurunan massa udara basah) sehingga curah hujannya akan berada di baw ah normal. Nilai negatif SOI terus-menerus mengakibatkan kekeringan berkepanjangan yang dinamakan El-Nino. Apabila nilai SOI nya < -10 dinamakan ENSO ( Elnino Southern Oscillation) seperti yang terjadi pada tahun 1997. Berdasarkan data prakiraan kondisi ENSO pada w ilayah NINO 3.4 yang didapatkan dari IRI yaitu : Per iode JFM Lanina 55 %, Netral 44%, Elnino 1 % Per iode FMA Lanina 48 %, Netral 48%, Elnino 4 %
Periode MA M Lanina 35 %, Netral 58%, Elnino 7 %
Per iode AMJ Lanina 25 %, Netral 65%, Elnino 10 % Per iode MJJ Lanina 25 %, Netral 55%, Elnino 20 % Per iode JJA Lanina 25 %, Netral 50%, Elnino 25 % e. Prakiraan Curah Hujan ECMWF Periode FMA (Februari – Maret – April) : Curah hujan Wilayah Banten Bagian Selatan Nor mal, Banten Bagian Utara dan DKI di Atas normal. Periode MAM (Maret – April – Mei) : Curah hujan Wilayah Banten Bagian Selatan Nor mal, Banten Bagian Utara dan DKI Nor mal. Periode AMJ (April – Mei – Juni) : Curah hujan Wilayah Banten, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur di Baw ah Nor mal. Curah Hujan Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Tangerang Nor mal Periode MJJ (Mei – Juni – Juli) : Curah hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta secara umum berada di Baw ah Nor mal.
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
15
Gambar 22. SOI (Southern Oscillation Index)
Sumber. http://iri.columbia.edu/climate/ENSO/currentinfo/archive/200803/figure3.html
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
16
Gambar 23. Prakiraan Curah Huj an ECMWF
Sumber. http://www.ecmwf.int/products/forecasts/d/charts/seasonal/forecast/seasonal_range_forecast/group_public/seasonal_charts_public_rain! rain! 1%2 0month! East%20Asia! 200901! ensemble%20mean! /
3.4.2. Prakiraan Aw al Musim Kem arau 2009 Berdasarkan kondisi analisis dinamika atmosfer secara global dan regional di atas, maka dapat di prediksikan sebagai berikut : 1) Awal musim kemarau di Propinsi Banten dan DKI akan jatuh pada periode April-Mei- Juni (AMJ) 2) Sifat hujan musim kemarau untuk w ilayah Banten nor mal, sedangkan DKI di baw ah normal. 3) Panjang musim kemarau diprakirakan secara umum akan sama dengan rataratanya.
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
17
Cakupan w ilayah berdasarkan jatuhnya aw al musim kemarau 2009 adalah sebagai berikut : •
Aw al musim kem arau April I – April III
: Zona Musim 30
•
Aw al musim kem arau Mei I – Mei III
: Zona Musim 27, 28, 29 dan 30
•
Aw al musim kem arau Juni I – Jun III
: Zona Musim 27 dan 31
Secara keseluruhan prosentase w ilayah ZOM dikelompokkan berdasarkan aw al musim kemarau 2009 adalah sebagai berikut : - April 2009
: 10 pos hujan (43.48 % dari 23 pos hujan)
- Mei 2009
: 11 pos hujan (47.83 % dari 23 pos hujan)
- Juni 2009
: 2 pos hujan (8.70 % dari 23 pos hujan)
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
18
Tabel 3. Prakiraan aw al musim kemarau 2009 Wilayah Banten dan DKI Jakarta
ZOM
Pos Hujan
AWAL MUSIM KEMARAU NORMAL
PRAKIRAAN
Maju/Mundur
27
Menes
Jun II
Mei III
maju
27
Cibaliung
Jun I
Mei III
maju
27
Labuan
Mei II
Mei III
mundur
27
Pandeglang
Jun I
Jun II
mundur
28
Ciomas
Jun II
Mei II
maju
28
Cinangka
Jun II
Mei II
maju
28
Padarincang
Jun I
Mei I
maju
29
Rangkas
Jun II
Mei III
maju
29
Malingping
Jun II
Mei III
maju
30
Jakarta 745
Mei I
Apr I
maju
30
Serang
Mei I
Apr I
maju
30
Tanjung Priok
Mart II
Apr I
mundur
30
Depok
Jun I
Mei I
maju
30
Cengkareng
Mart II
Apr I
maju
30
Ciruas
Apr II
Apr II
sama
30
Kramatw atu
Mart III
Apr II
mundur
30
Pamarayan
Mei II
Apr II
maju
30
Kasemen
Apr I
Apr II
mundur
30
Mancak
Apr II
Apr II
sama
30
Carenang
Mart II
Apr II
mundur
31
Pondok Betung
Jun I
Mei I
maju
31
Curug
Jun II
Jun I
maju
31
Halim
Mei III
Mei I
maju
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
19
3.4.3. Perbandingan Aw al Musim Kem arau 2009 Jika dibandingkan dengan normal aw al musim kemarau, maka aw al musim kemarau 2009 di sebagian besar w ilayah DKI Jakarta, Kota Tangerang, bagian barat Tangerang, bagian barat daya Serang, bagian selatan Kab Pandeglang, bagian selatan dan timur Kab Lebak umumnya m aju, sedangkan DKI Jakarta bagian utara, bagian barat daya Kab Tangerang, sebagian besar Kab Serang, bagian utara Kab Pandeglang dan bagian barat laut Kab Lebak umumnya sam a dengan norm alnya. Prakiraan aw al musim kemarau 2009 umumnya m undur dari norm alnya di sebagian kecil w ilayah Banten dan DKI Jakarta (lihat gambar 25). Cakupan w ilayah berdasarkan perbandingan terhadap rata-rata aw al musim kemarau 2009 adalah sebagai ber ikut : -
Maju dari normalnya
: Zona Musim 27, 28, 29, 30 dan 31
-
Sama dengan nor malnya
: Zona Musim 30
-
Mundur dari nor malnya
: Zona Musim 27 dan 30.
Secara keseluruhan nilai prosentase w ilayah ZOM atas prakiraan aw al musim kemaraunya dikelompokkan sebagai berikut : -
Maju
: 15 pos hujan (65.22 % dari 23 pos hujan)
-
Sama
: 6 pos hujan (66.67 % dar i 23 pos hujan)
-
Mundur
: 2 pos hujan (33.33 % dar i 23 pos hujan)
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
20
3.4.4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kem arau 2009 Sifat hujan musim kemarau 2008 Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya nor mal (gambar 26). Secara keseluruhan semua w ilayah ZOM memiliki sifat hujannya baw ah norm al sampai dengan norm al.
3.4.5. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta Wilayah Non ZOM adalah w ilayah yang umumnya memiliki ciri, terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan
kondisi
fisis
dan
dinamika
atmosfer,
prakiraan
curah
periode
April 2009 – September 2009 pada daerah Non ZOM adalah sebagai berikut : •
Curah hujan kumulatif selama periode April 2009 – September 2009 Di daerah Non ZOM 22 umumnya ber kisar > 500 milimeter. Di daerah Non ZOM 23 umumnya ber kisar > 750 milimeter
•
Sifat hujan pada daerah Non ZOM w ilayah Banten diprakirakan adalah nor mal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode April 2009 – September 2009 dibandingkan dengan rata-ratanya pada masing- masing daerah dalam periode yang sama.
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
21
4. PENUTUP 4.1. Kesim pulan •
Awal Musim Hujan 2008/2009 di w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta maju sekitar 3-5 dasarian dari nor malnya, terjadi pada Okt I - Des III.
•
Awal Musim Kemarau 2009 di sebagian besar w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi sekitar bulan April - Juni 2009.
•
Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya, maka Aw al Musim Kemarau 2009 diprakirakan bervariasi, umumnya maju dan sama dari rata-ratanya.
•
Sifat Hujan selama Musim Kemarau 2009 di w ilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Nor mal ( N) sampai dengan Baw ah Nor mal (BN).
4.2. Saran •
Ketersediaan data dari masing- masing pos hujan sangat diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan prakiraan.
•
Kerjasama antara instansi-instansi terkait ( PEMDA, PEMKOT, PEMPROV) serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi-informasi cuaca dan iklim.
Evaluasi M usim Huj an 2008/2009 dan Prakiraan M usim Kemarau 2009 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
22