Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pemerintah Kabupaten Soppeng dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. laporan
ini
berpedoman
pada
Peraturan
Penyusunan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Secara
substantif
Laporan
Kinerja
Instansi
Pemerintah
Kabupaten Soppeng merupakan sarana pelaporan kinerja dalam rangka
mengimplementasikan
sistem
pemerintahan,
pelaksanaan
kebijakan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi Pemerintah Kabupaten Soppeng. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 merupakan media pertanggungjawaban kinerja didasarkan pada Penetapan Kinerja 2015 dan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 36/PERBUP/XII/2012 tentang
Indikator
Kata Pengantar
Kinerja
Utama
RPJMD
Tahun
2011-2015
i
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
sebagaimana
ditetapkan
dalam
Rencana
pembangunan
Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015, hal ini
sebagai
perwujudan
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
transparan dan akuntabel, serta menciptakan Clean Goverment dan Good
Governance.
Hasil
pencapaian
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Soppeng tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, implementasi maupun pengawasannya. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan masukan bagi pengelolaan dan penataan
serta
pemerintahan,
peningkatan pembangunan
kinerja dan
dalam
pelayanan
penyelenggaraan prima
terhadap
masyarakat.
Watansoppeng, 30 Maret 2016 BUPATI SOPPENG
H.A.KASWADI RAZAK, SE
Kata Pengantar
ii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, pemerintah Kabupaten
Soppeng
berupaya
menyelenggarakan
pemerintahan
dengan berprinsip pada tata kelola kepemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil (resul oriented government) sesuai dengan kewenangannya. Manajemen pemerintahan memiliki aspek penting yang
perlu
diimplementasikan
yaitu
akuntabilitas
kinerja.
Akuntabilitas kinerja setidaknya harus memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolak ukur yang jelas atas rumusan perencanaan strategis organisasi sehingga gambaran hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat terukur, dapat diuji dan diandalkan. Tahun
2015
merupakan
tahun
kelima
dalam
upaya
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD 2011-2015, secara umum pencapaian
sasaran
indikator-indikator
sasaran
menunjukkan
keberhasilan untuk mewujudkan misi dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Soppeng dan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 36/PERBUP/XII/2012 tentang Indikator Kinerja RPJMD Tahun 2011-2015. Hasil
pengukuran
menunjukkan
bahwa
secara
umum
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah berhasil mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 318 indikator sasaran, disimpulkan bahwa : Pertama,
Sasaran
1
Meningkatnya
Pendapatan
Perkapita
Masyarakat terdiri atas 50 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 118,84% termasuk dalam kategori sangat baik. Kedua, Sasaran 2 Menurunnya Angka Penduduk Miskin terdiri atas 29 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 116.19% termasuk kategori sangat baik.
Ikhtisar Eksekutif
iii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Ketiga,
Sasaran
ketiga
Terpenuhinya
hak-hak
dasar
masyarakat terdiri atas 4 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 530.21% termasuk kategori sangat baik. Keempat, Sasaran keempat Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terdiri atas 141 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 89.18% dengan kategori sangat baik. Kelima,
Sasaran Kelima Membaiknya Sarana dan Prasarana
Wilayah terdiri atas 17 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 139.77% dengan kategori sangat baik. Keenam, Sasaran keenam Meningkatnya Investasi Swasta terdiri atas 2 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 478.62% dengan kategori sangat baik. Ketujuh, Sasaran Ketujuh Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup terdiri atas 17 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 123.22% dengan kategori sangat baik. Kedelapan, Sasaran kedelapan Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang lebih baik terdiri atas 37 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 131.54% dengan kategori sangat baik. Kesembilan,
Sasaran
kesembilan
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah terdiri atas 2 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 100% dengan kategori sangat baik. Kesepuluh, Sasaran kesepuluh Membaiknya kehidupan sosial dan meningkatnya aktivitas keagamaan terdiri atas 19 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 102.60% dengan kategori sangat baik. Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Pemerintah Kabupaten Soppeng telah menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan meningkatkan kualitas perencanaan dengan memperhatikan sumber daya yang ada dan koordinasi dengan pihakpihak
terkait;
mendorong
upaya
peningkatan
profesionalisme
aparatur pemerintah daerah dan memperkuat fungsi pengawasan Ikhtisar Eksekutif
iv
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
internal; dan mengembangkan sistem informasi pengumpulan data kinerja dalam rangka penyempurnaan penetapan indikator kinerja. Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) menuju pemerintahan yang baik (good governance). Watansoppeng, 30 Maret 2016 BUPATI SOPPENG
H. A. KASWADI RAZAK, SE
Ikhtisar Eksekutif
v
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………...
i
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………….
iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….................
vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………................
vii
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………….................
x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...............
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
1.1 Latar Belakang........................................................................
I-1
BAB II BAB III
BAB IV
1.1.1.
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab.Soppeng..............
I-2
1.1.2.
Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kab. Soppeng…….
I-4
1.1.3.
Sarana dan Prasarana…………………………………….
I-4
1.2 Aspek Demografi Kabupaten Soppeng.....................................
I-5
1.3 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB……..........................................
I-7
1.4 PDRB Per Kapita.....................................................................
I-11
1.5 Kemiskinan…………………………………………………..........
1-13
1.6 Kesejahteraan Sosial................................................................
1-15
1.7 Potensi Wilayah……………………………………………………
1-17
B. Permasalahan dan Isu Strategis……………………………………..
1-21
PERENCANAAN KINERJA……………………………………………
II-1
2.1 Perencanaan Kinerja Tahun 2015………................................
II-1
AKUNTABILITAS KINERJA
III-1
A.
Capaian Kinerja Organisasi…………..……………................
III-1
B.
Realisasi Anggaran.................................................................
III-170
C. Saran da Perbaikan Kedepan……….......................................
III-174
PENUTUP ………………………...................................................
IV-1
LAMPIRAN : Lampiran I Penetapan Kinerja Lampiran II Pengukuran Kinerja Lampiran III Laporan Hasil Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kab.Soppeng Tahun 2015 Daftar isi
vi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1.1
Neraca
Kabupaten
Soppeng
per
31
Desember
2015................................................................................... Tabel 1.2
I-5
Rata – rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Soppeng Tahun 2015...................................................
Tabel 1.3
Jumlah
penduduk
menurut
kelompok
umur
I-7
di
Kab.Soppeng Tahun 2015.................................................... Tabel 1.4
Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014 (dalam persen)…………………..
Tabel 1.5
I-12
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 Kabupaten Soppeng 2010-2014………………
Tabel 1.6
I-8
I-13
Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Dan Kinerja Penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2015………………………………
Tabel 2.1
Perencanaan
Kinerja
Kabupaten
Soppeng
I-15
Tahun
2015…………………………………………......………………
II-2
Tabel 3.1
Kerangka Pengukuran Kinerja…………………………………
III-1
Tabel 3.2
Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja………
III-2
Tabel 3.3
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 : Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat……………………………………….....
Tabel 3.4
Pencapaian Sasaran 2 : Menurunnya Angka Penduduk Miskin……………………………………………………………
Tabel 3.5
dibawah
20
tahun
pada
Tahun
2011–
2015…………….………………………………………………..
Daftar isi
III-34
Capaian Kinerja untuk Indikator Cakupan Anggota BKB yang Ber-KB Tahun 2011 – 2015…………………………….
Tabel 3.9
III-33
Capaian Kinerja untuk Ratio Akseptor KB Selama Tahun 2011–2015………………….……………………………………
Tabel 3.8
III-32
Capaian Kinerja untuk Indikator Cakupan PUS yang Isterinya
Tabel 3.7
III-30
Capaian Kinerja untuk jumlah anak perkeluarga Tahun 2011–2015……………………………………………………….
Tabel 3.6
III-3
III-38
Capaian Kinerja Indikator Cakupan Anggota UPPKS yang vii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
ber-KB Tahun 2011 – 2015……………………………………
III-41
Tabel 3.10
Capaian Kinerja untuk Ratio PLKB Tahun 2011 – 2015……
III-42
Tabel 3.11
Capaian Kinerja untuk Indikator Ratio PLKB Tahun 2011– 2015……………………………………………………………...
Tabel 3.12
Capaian Kinerja Persentase Penduduk Miskin Tahun 2011 – 2015………………………………………………………………
Tabel 3.13
III-43
Capaian
Kinerja
untuk
Indikator
Rata-rata
III-44
jumlah
Kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Tahun 2011 – 2015..………………………………… Tabel 3.14
Capaian
Kinerja
untuk
Indikator
Rata-rata
jumlah
kelompok binaan PKK Tahun 2011 – 2015………………… Tabel 3.15
III-50
Capaian Kinerja untuk Indikator LPM Berprestasi Tahun 2011-2015……………………………………………………….
Tabel 3.16
III-50
III-51
Capaian Kinerja untuk Indikator Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Tahun 20112015……………………………………………………………
Tabel 3.17
III-52
Jumlah Ketersediaan dan Rata-Rata Ketersediaan Pangan Utama Penduduk di Kabupaten Soppeng Tahun 2013 dan Tahun 2015……………………………………………………
Tabel 3.18
III-54
Perbandingan Ketersediaan Kalori dan Protein Tahun 20112015 perkapita/hari……………………………………….......
III-55
Tabel 3.19
Perbandingan Skor PPH Tahun 2011-2015…………………..
III-61
Tabel 3.20
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3Terpenuhinya Hak-Hak Dasar
Masyarakat……………………………………………………… Tabel 3.21
Evaluasi
Pencapaian
Sasaran
4
Membaiknya
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)………………………………… Tabel 3.22
Daftar isi
III-134
Jumlah perizinan yang diterbitkan Dari Kantor Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Soppeng……………..
Tabel 3.26
III-122
Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 Meningkatnya Investasi Swasta……………………………………………………………
Tabel 3.25
III-121
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi TAHUN 20112015 Kab.Soppeng…………………………
Tabel 3.24
III-71
Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah……………………………………………
Tabel 3.23
III-64
III-135
Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Membaiknya Pengelolaan viii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup………………… Tabel 3.27
Evaluasi
Pencapaian
Sasaran
8
Terselenggaranya
Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik
yang Lebih
Baik……………………………………………………………… Tabel 3.28
III-166
Rekapitulasi Anggaran dan Belanja SKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2015……………………………...
Daftar isi
III-161
Realisasi Capaian Keuangan Kabupaten Soppeng Tahun 2015……………………………………………………………...
Tabel 3.31
III-159
Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Membaiknya Kehidupan Sosial dan Meningkatnya Aktivitas Keagamaan………………
Tabel 3.30
III-147
Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah……………
Tabel 3.29
III-137
III-168
ix
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
DAFTAR GRAFIK Hal. Grafik I.1
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 20102014……………………………………………………………...
Grafik 1.2
I-9
Pola Struktur Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 20102014…………………………………………………………......
I-11
Grafik 1.3
Garis Kemiskinan (Rp) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng……
I-15
Grafik 1.4
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tahun 2011-2014 Ka.Soppeng …………………………………………………….
Grafik I.5
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2011-2014 Kab.Soppeng ……………………………………………………
Grafik I.6
I-19
Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Tahun 2011-2015………………………………………………
Grafik 3.2
I-18
Indeks Pembangunan Manusia Kab.Soppeng, Sulawesi dan Nasional Tahun 2011-2014…………………………………….
Grafik 3.1
I-17
Peningkatan
III-7
Populasi Ternak sapi, Ternak Kambing,
Ternak Unggas & Produksi Daging Tahun 2011-2015 ……...
III-12
Grafik 3.3
Produksi Ikan pada Tahun 2011-2015...................................
III-15
Grafik 3.4
Konsumsi
Ikan
di
Kab.Soppeng
Tahun
2011-
2015................................................................................... Grafik 3.5
III-16
Cakupan Bina Kelompok Nelayan pada tahun 20112015…………………………………………………….............
III-17
Grafik 3.6
Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2011-2015…………..........
III-25
Grafik 3.7
Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011-2015………………...
III-36
Grafik 3.8
Persentase Keluarga Pra Sejahtera Dan KS I Tahun 20112015……………………………………………………………
Grafik 3.9
Pencapaian
Sasaran
Kinerja
Meningkatnya
III-38
partisipasi
perempuan di lembaga pemerintah dan swasta, serta partisipasi angkatan kerja perempuan………………………...
III-47
Grafik3.10
Rasio KDRT Tahun 2011 – 2015…………………………..
III-48
Grafik 3.11
Persentase Ketersediaan Kalori dan Energi Perkapita/hari... Tahun 2011 s/d Tahun 2015……………………………………
Grafik 3.12
Perbandingan Tingkat Ketersediaan Pasokan Harga dan Akses Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015...........................
Daftar isi
III-55 III-57 x
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.13
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015 ……………………………………………………………..
Grafik 3.14
Perbandingan Tingkat Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan Tahun.2011 s/d Tahun 2015………………………...
Grafik 3.15
III-60
Perbandingan
Tingkat
Pengawasan
dan
III-62
Pembinaan
Keamanan Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015...................
III-63
Grafik 3.16
Persentase Rumah Tangga Bersanitasi………………………...
III-65
Grafik 3.17
Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih……………..
III-68
Grafik 3.18
Rumah Layak Huni Tahun 2011-2015………………………...
III-70
Grafik 3.19
Capaian Angka Partisipasi Kasar Paud Tahun 2011-2015….
III-77
Grafik 3.20
Angka Partisipasi Murni TAHUN 2010 – 2015…………….
III-78
Grafik 3.21
Perkembangan Angka Partisipasi Murni SMP/Mts Paket B Kab. Soppeng Tahun 2011-2015……………………………….
Grafik 3.22
III-79
Capaian Angka Partisipasi Kasar SMP/MTS Tahun 20102015……………………………………………………………...
III-79
Grafik 3.23
Angka Putus Sekolah SD/MI 2011-2015 ……………………..
III-80
Grafik 3.24
Angka Putus Sekolah SMP/MTs 2011-2015 …………………..
III-81
Grafik 3.25
Angka Kelulusan SD/MI,SMP/MTs dan SMA/SMK/MA 2011-2015……………………………………………………..
III-82
Grafik 3.26
Angka Melanjutkan SD/MI KE SMP/MTs 2011-2015 …….
III-83
Grafik 3.27
Angka Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke SMA/SMK/MA Tahun.2010-2015……………………………………………….
Grafik 3.28
Angka
Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA
Tahun
2011-2015 ……………………………………………..……….. Grafik 3.29
III-84 III-85
CAPAIAN ANGKA PARTISIPASI KASAR SMA/SMK/MA TAHUN 2010-2015…………………………………………….
III-86
Grafik 3.30
Capaian Angka Melek Huruf Tahun 2011-2015 …………….
III-88
Grafik 3.31
Angka Putus Sekolah Menengah Tahun 2011-2015 …………
III-89
Grafik 3.32
Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/DIV …………………….
III-90
Grafik 3.33
Rasio Ketersediaan Sekolah……………………………………
III-91
Grafik 3.34
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng…………………………………………………….
Grafik 3.35
Cakupan
Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani
Tahun 2011-2015 Kab.Soppeng……………………………….. Grafik 3.36 Daftar isi
III-92 III-94
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan xi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
yang memiliki kompetensi kebidanan Tahun 2011-2015 Kab.Soppeng………………………………………………….... Grafik 3.37
Cakupan
Pelayanan
Ibu
Nifas
Tahun
2011-2015
Kab.Soppeng……………………………………………………. Grafik 3.38
Cakupan
III-96 III-98
Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani
Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng ………………………………
III-100
Grafik 3.39
Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011-2014 Kab.Soppeng...
III-101
Grafik 3.40
Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2011-2015 …….…………
III-102
Grafik 3.41
Cakupan pelayanan anak balita Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng ……………………………………………………
Grafik 3.42
III-105
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Tahun 201-2015 ….………….…………………………………
III-111
Grafik 3.43
Cakupan Desa Siaga Aktif Tahun 2011 -2015 ………………
III-113
Grafik 3.44
Perkembangan IPM Kab.Soppeng Tahun 2011-2015………...
III-118
Grafik 3.45
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik…………
III-121
Grafik 3.46
Proporsi Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik………
III-121
Grafik 3.47
Persentase Panjang Jalan Kabupaten yang Memiliki Trotoar dan Drainase…………………………………………………….
III-122
Grafik 3.48
Sempadan Jalan yang dipakai Bangunan Liar ………………
III-123
Grafik 3.49
Persentase Drainase dalam Kondisi Baik ……………………..
III-124
Grafik 3.50
Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung ……….
III-125
Grafik 3.51
Persentase Luas Irigasi dalam kondisi baik dari tahun 20112015 ……………………………………………………………..
III-129
Grafik 3.52
Persentase Capaian Angkutan Darat Tahun 2011-2015 …….
III-129
Grafik 3.53
Persentase Penangan Sampah Tahun 2011-2015 …………….
III-136
Grafik 3.54
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal tahun 2011–2015……………………………………………………….
Grafik 3.55
III-137
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Tahun 2011-2015 ……………………………………………….
III-138
Grafik 3.56
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Tahun 2011-2015 ……..
III-140
Grafik 3.57
Kerusakan kawasan hutan Tahun 2011-2015 ………………..
III-141
Grafik 3.58
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Tahun 20112015 ……………………………………………………………..
III-141
Grafik 3.59
Rasio RTH per satuan luas HPL/HGB Tahun 2011-2015…….
III-142
Grafik 3.60
Persentase Bangunan ber IMB per satuan bangunan Tahun
Daftar isi
xii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
2011-2015 ……………………………………………………….
III-143
Grafik 3.61
Indikator Kepemilikan KTP Tahun 2011-2015 ………………
III-147
Grafik 3.62
Dana Perimbangan Tahun 2011-2014…………………………
III-151
Grafik 3.63
Realisasi PAD terhadap Realisasi Total Pendapatan Tahun 2011-2015 ……………………………………………..............
Grafik 3.64
Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kab.Soppeng Tahun 2011-2015 ………………………………………………
Grafik 3.65
III-154
Realisasi PAD Terhadap Potensi PAD Kab.Soppeng Tahun 2011-2015………………………………………………………..
Daftar isi
III-153
III-155
xiii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Terselenggaranya
Tata
Pemerintahan
yang
baik
(good
governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta citacita berbangsa dan bernegara.
Dalam rangka itu, diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,
dan
nyata
sehingga
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari KKN. Dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban Pemerintah Kabupaten Soppeng menuju good governance dan clean government itulah
maka
jajaran
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng
berusaha
menyajikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah untuk kegiatan tahun 2015. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng ini disusun didasarkan atas Peraturan Menteri Negara Aparatur Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja tahunan Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015 ini disusun dalam empat bab masing-masing Bab I merupakan Pendahuluan, Bab II berisi Perencanaan Kinerja, Bab III berisi Capaian Kinerja dan Bab IV adalah Penutup. Materi yang disajikan pada laporan ini didasarkan atas dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015.
Dokumen
Laporan Kinerja Tahun 2015 dan pengukuran kinerjanya didasarkan atas data dan kenyataan dari berbagai program serta sektor/sub
BAB I Pendahuluan
I-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
sektor yang dihasilkan oleh instansi pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng selama tahun 2015. Dalam kondisi umum Kabupaten Soppeng ini akan diuraikan mengenai
kondisi
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng
sebagai
penyelenggara Pemerintah. 1.1 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab.Soppeng Organisasi
perangkat
daerah
sebagai
wadah
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan Pemerintah
haruslah
Kabupaten
kokoh.
Soppeng
Struktur
mengacu
organisasi
pada
Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Untuk
menjalankan
kepemerintahan,
tugas
Pemerintah
pokok
Kabupaten
dan
fungsi
Soppeng
telah
menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) instansi pemerintah,
dilingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng
dengan Peraturan Daerah (Perda) yaitu; Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008, tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah,
Sekretariat
DPRD
dan
Staf
Ahli
Pemerintah
Kabupaten Soppeng. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008, tentang Pembentukan dan Penataan Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 20048 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng.
BAB I Pendahuluan
I-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2013, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Adapun SKPD yang dimaksud dalam Perda diatas adalah sebagai berikut :
Sekretaris Daerah 1.
Sekretaris Daerah
2.
Sekretaris DPRD
Dinas-Dinas 1.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,
2.
Dinas Kesehatan,
3.
Dinas Pekerjaan Umum,
4.
Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air, Pertambangan dan Energi,
5.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan,
6.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika,
7.
Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
8. 9.
Dinas Sosial, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan,
10. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 11. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 12. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 13. Dinas Peternakan dan Pertanian, 14. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Lembaga Teknis Daerah 1.
Inspektorat Daerah
2.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
3.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD),
BAB I Pendahuluan
I-3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
4.
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Keluarga
Berencana 5.
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
6.
Badan
Pelaksana
Penyuluhan
Pertanian
dan
Ketahanan Pangan, 7.
Badan pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
8.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
9.
Kantor Lingkungan Hidup
10. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 11. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 12. Kantor Layanan Terpadu 13. Rumah Sakit Umum Daerah
8 Kecamatan dan 22 Kelurahan Dengan komposisi perangkat daerah diatas diharapkan
dapat mendukung dan melaksanakan serta mensukseskan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Soppeng. 1.2 Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Soppeng Untuk
melaksanakan
tugas
pokok
dan
fungsinya,
Pemerintah Kabupaten Soppeng didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup memadai. Berdasarkan Data Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Soppeng, Tahun 2015 jumlah aparatur negara (Pegawai Negeri Sipil) yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng sebanyak 6.338 orang yang terdiri dari 2.658 PNS Laki-Laki dan 3.680 PNS Perempuan yang tersebar pada berbagai unit kerja. Dari sebanyak 6.338 PNS meliputi: PNS golongan I sebanyak 52 orang, PNS Golongan II sebanyak 930 orang, PNS golongan III sebanyak 2.931 orang, dan PNS Golongan IV sebanyak 2.425 orang. Sedangkan pejabat struktural mulai dari eselon tertinggi BAB I Pendahuluan
I-4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
yaitu Eselon IIa sebanyak 1 orang, Eselon IIb sebanyak 27 orang, Eselon IIIa sebanyak 51 orang dan Eselon eselon IIIb sebanyak 87 orang, Eselon IVa sebanyak 431 orang dan Eselon IVb sebanyak
165
Kabupaten
orang
Soppeng
dan pada
Jumlah bulan
pejabat
Desember
fungsional
di
2015
adalah
dan
fungsi
sebanyak 4041 orang. 1.3 Sarana dan Prasarana Dalam
rangka
pelaksanaan
tugas
pokok
pemerintahan, maka sarana dan prasarana sangat diperlukan guna keberhasilan program-program yang telah ditentukan bersama antara eksekutif dan legislative.
Berdasarkan hasil
rekapitulasi barang ke neraca per 31 Desember 2015.
Neraca
Kekayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2015 dengan rincian sebagai berikit : Tabel 1.1 Neraca Kabupaten Soppeng per 31 Desember 2015 Nama Barang Aset Tetap
Nilai (Rp.) 1,230,918,820,514.35
Tanah
250,439,493,644.63
Peralatan Mesin
223,465,187,298.14
Gedung Bangunan
572,707,290,200.77
Jalan, Irigasi dan Jaringan
700,842,468,577.95
Aset Tetap Lainnya
14,380,670,550.60
Konstruksi Dalam Pekerjaan
55,318,266,051.00
Aset Lainnya
21,064,473,677.44
Sumber Data :DPPKAD Kab.Soppeng
Saldo Aset per 31 Desember 2015 berdasarkan Laporan Keuangan Kabupaten Soppeng 2015 pra Audit BPK RI adalah Rp. 1.398.708.734.772,38
BAB I Pendahuluan
I-5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
1.4 ASPEK DEMOGRAFIS KABUPATEN SOPPENG Berdasarkan data KTP-El dinas Kependudukan, Catatan Sipil,
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi,
jumlah
penduduk
Kabupaten Soppeng dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 251.102 jiwa terdiri dari 121.617 jiwa penduduk laki-laki dan 129.485 jiwa penduduk perempuan atau 48,43% penduduk lakilaki dan 51,57% penduduk perempuan.Kondisi ini, memerlukan kebijakan pembangunan yang mengarah pada pemberdayaan perempuan.
Sedangkan
penyebaran
penduduk
Kabupaten
Soppeng tahun 2015 di dominasi di Kecamatan Marioriwao sebanyak 21,09 % yang merupakan kecamatan dengan jumlah desa dan kelurahan terbanyak. Sebaran terbanyak kedua sebesar 19,97 % berada di Kecamatan Lalabata yang merupakan ibu kota Kabupaten atau pusat pemerintahan. Sedangkan distribusi penduduk yang paling rendah di Kecamatan Citta sebesar 3,5 %. Dengan luas wilayah sebesar 1.500 Km², kepadatan penduduk Kabupaten Soppeng sebesar
168
kecamatan
jiwa/Km².
dengan
Kecamatan
tingkat
kepadatan
pada tahun 2015
Liliriaja
merupakan
penduduk
tertinggi
sebesar 309 jiwa/Km², sementara kepadatan terendah berada di Kecamatan Marioriawa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 94 jiwa/Km². Rata-rata kepadatan Penduduk Kab. Soppeng Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
BAB I Pendahuluan
I-6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Tabel 1.2 Rata – rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2015 Luas
Kecamatan
Penduduk
Area
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
300
26.026
27.087
53.113
Liliriaja
96
14.328
15.501
29.829
Lilirilau
187
20.069
21.782
41.851
Lalabata
278
24.691
25.590
50.281
Marioriawa
320
14.685
15.477
30.162
Donri-Donri
222
12.151
13.308
25.459
Ganra
57
5.800
6.491
12.291
Citta
40
4.165
4.650
8.815
1.500
121.915
129.886
251.801
Marioriwawo
TOTAL
Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans
Potensi
tenaga
kerja
dapat
dicermati
dari
komposisi
penduduk menurut umur karena umur seseorang sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya sehingga akan menetukan produktivitasnya.
Penduduk dengan usia yang sangat mudah
(umur 0-14 tahun) umumnya belum produktif karena selain kemampuan fisiknya yang masih kurang, juga karena mereka pada umumnya masih sekolah dan belum bekerja. Begitu pula penduduk
yang
berusia
lanjut
(umur
60
tahun
keatas),
produktivitasnya sudah menurun dan bahkan sebagian dari mereka sudah tidak bekerja lagi.
Bila di hitung jumlah
penduduk pada kelompok usia produktif (15-59 tahun) yaitu sebesar 158.480 jiwa maka dapat diketahui bahwa pada umumnya penduduk Kabupten Soppeng masih dalam usia produktif.
Jumlah penduduk menurut kelompok umur di
Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel 1.3.
BAB I Pendahuluan
I-7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Tabel 1.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng Tahun 2015 Jumlah Penduduk Laki-Laki Perempuan 2 3 7.732 7.156 9.393 8.848 11.029 10.368 11.885 11.219 9.301 9.257 8.068 7.977 8.426 8.621 8.704 9.137 9.082 9.846 9.048 9.640 6.461 7.844 6.258 8.074 4.719 5.710 4.244 5.573 3.171 4.233 4.394 6.383 121.915 129.886 Kependudukan, Capil, Nakertrans
Golongan Umur 1 0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75+ Jumlah Sumber: Dinas
LakiLaki+Perempuan 4 14.888 18.241 21.397 23.104 18.558 16.045 17.047 17.841 18.928 18.688 14.305 14.332 10.429 9.817 7.404 10.777 251.801
1.5 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini mengukur
tingkat
pertumbuhan
output
dalam
suatu
perekonomian, dan memberikan indikasi keberhasilan aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya.
Nilai PDRB yang digunakan
merupakan pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi
BAB I Pendahuluan
I-8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng tercatat sebesar 6,76 persen.
Pertumbuhan ekonomi tersebut
dapat dimaknai bahwa nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 meningkat sebesar 6,76 persen dibanding tahun 2013, dengan catatan tidak ada faktor perubahan harga (menggunakan konstan tahun dasar 2000). Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2014 ini menurun sebesar 0,48
persen
dibandingkan
pertumbuhan
ekonomi
sebelumnya yang berada pada anga 7,24 persen.
tahun
Menurunya
pertumbuhan ekonomi tahun 2014 ini bukan disebabkan karena adanya perubahan tahun dasar, akan tetapi karena telah terjadi penurunan diantara 9 sektor penyusun PDRB dari 17 sektor. Perekonomian Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang cukup fluktuatif seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng ini dipengaruhi oleh peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Soppeng. Atau dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tergantung pada pertumbuhan sektor pertanian. Grafik I.1: Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014 (dalam persen)
Sumber: BPS Kab.Soppeng Tahun 2015
BAB I Pendahuluan
I-9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Selain laju pertumbuhan ekonomi, hal lain yang dapat diperoleh dari hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku menurut sector, yang menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sector ekonomi suatu daerah.
Semakin besar persentase
pembentukan PDRB suatu sector semakin besar pula pengaruh sector tersebut dalam perekonomian daerah itu sendiri.
Sektor-
sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah. Sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sector primer yang meliputi Pertanian, Kehutanan, dan perikanan; dan Pertambangan dan Penggalian; sector sekunder meliputi Industri pengolahan; pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; dan Konstruksi serta sector tersier yang terdiri atas Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor;
Transportasi
Penyediaan
dan
Akomodasi
Pergudangan;
dan
Informasi
Makan dan
Minum;
Komunikasi;
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya. Pada periode 2010 hingga 2014 struktur perekonomian Kabupaten Soppeng didominasi oleh sector tersier, yang berarti bahwa basis perekonomian Kabupaten Soppeng ada sector tersier. Kontribusi sector pertanian makin menurun dari tahun ke tahun.
Padahal
sector Pertanian menyumbang share tertinggi diantara 17 sektor PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2014. Namun, ternyata jika sector-sektor tersebut dikelompokkan kedalam share sector tersier, maka hasilnya lebih banyak dari sector pertanian yaitu sebesar 44,86 persen.
Dengan kondisi tersebut, mengindikasikan telah
terjadi transformasi ekonomi di Kabupaten Soppeng. Transformasi ekonomi
kearah
BAB I Pendahuluan
perekonomian
berbasis
industry
dan
jasa
I-10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
berlangsung seiring dengan perkembangan teknologi, informasi serta peningkatan taraf hidup masyarakat. Kontribusi sector primer terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Soppeng pada tahun 2010 sebesar 34,86 persen, angka ini menurun tiap tahunnya hingga pada tahun 2014 berada di level 32,37 persen. Penurunan kontribusi sector primer ini dibarengi degan peningkatan kontribusi sector sekunder dari 21,25 persen pada tahun 2010 menjadi 22,89 pada tahun 2014. Terlebih lagi, peran sector tersier juga cukup meningkat dari 43,89 persen untuk tahun 2010 menjadi 44,73 persen.
Sebagaimana
dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 1.2 Pola Struktur Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014
Secara detail, pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan nilai total PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Soppeng sekitar 30,25 persen.
Sektor lain yang cukup besar
peranannya terhadap perekonomian di Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 masing-masing adalah sektor konstruksi sebesar 12,91 persen, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,26 persen.
Sedangkan
penyumbang terkecil terhadap total PDRB Kabupaten Soppeng tahun 2014 adalah sektor pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
BAB I Pendahuluan
I-11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,05 persen, sebagaimana dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel I.4 Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014 (dalam persen) 2011
2012
2013
2014
%
%
%
%
31.41
30.07
30.07
30.25
Pertambangan & Penggalian
3.18
3.23
3.45
3.91
Industri Pengolahan
8.78
9.07
9.43
10.35
Pengadaan Listrik, dan Gas
0.11
0.11
0.10
0.09
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah
0.07
0.05
0.06
0.05
Konstruksi
12.33
2.99
13.36
2.91
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
13.12
13.52
13.01
12.26
Transportasi dan Pergudangan
2.65
2.62
2.76
3.03
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1.47
1.57
1.53
1.54
Informasi dan Komunikasi
2.89
3.27
3.26
2.88
Jasa Keuangan dan Asuransi
2.85
3.40
3.45
3.45
Real Estat
4.79
5.04
5.26
5.44
Jasa Perusahaan
0.20
0.20
0.20
0.20
Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan
7.98
7.65
7.13
6.85
Jasa Pendidikan
5.79
4.88
4.66
4.51
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1.72
1.68
1.61
1.62
Jasa Lainnya
0.67
0.66
0.66
0.67
100,00
100,00
100,00
100,00
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
dan Daur Ulang
Mobil dan Sepeda Motor
Jaminan Sosial Wajib
PDRB * Sumber : BPS Kab. Soppeng
1.6 PDRB PerKapita Peningkatan
pendapatan
masyarakat
merupakan
salah
satu
sasaran pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan, baik sebagai pendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan.
Salah satu
indikator pengukuran tingkat kesejahteraan penduduk suatu
BAB I Pendahuluan
I-12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
wilayah adalah PDRB per kapita.
Besaran PDRB per kapita
memberikan gambaran rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah. Tabel I.5 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 Kabupaten Soppeng 2010-2014 Tahun
PDRB perkapita (juta Rupiah) Harga berlaku
Harga
Pertumbuhan (%) Harga berlaku
Konstan
(1)
(2)
Harga Konstan
(3)
(4)
(5)
2010
16,55
16,55
20,10
9,24
2011
19,05
17,72
15,08
7,06
2012
21,15
18,92
11,03
6,75
2013*
23,95
20,26
13,26
7,08
2014**
27,36
21,61
14,25
6,67
14,74
7,36
Rata-Rata Pertumbuhan (2010-2014)
* Angka sementara (sumber Buku PDRB Kab.Soppeng Tahun 2014)
Selama Soppeng
periode
terus
2010-2014
mengalami
PDRB
peningkatan.
perkapita PDRB
Kabupaten perkapita
Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 ADHB telah mencapai Rp.27.360.000,- atau meningkat sebesar 65,32% disbanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar Rp.16.550.000,-.
Hal ini
menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2014 tiap penduduk diwilayah Kabupaten Soppeng mampu memberikan kontribusi nilai tambah secara ekonomi sebesar 27,60 juta rupiah. Nilai PDRB perkapita Kabupaten Soppeng secara riil dapat dilihat dari nilai PDRB Perkapita ADHK yang pada tahun 2014 mencatatkan kenaikan sebesar 30,57persen dibanding tahun 2010 atau dari nilai PDRB Perkapita sebesar 21,61 juta rupiah pada tahun 2014 menjadi 16,55 juta rupiah pada tahun 2010. Meskipun demikian pada kenyataannya kenaikan PDRB perkapita menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa terutama BAB I Pendahuluan
I-13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
yang dikonsumsi oleh public, baik secara langsung maupun tidak langsung kenaikan harga barang-barang dan jasa tersebut pasti dirasakan
masyarakat
kemampuan
yang
sehingga
lebih
terutama
mengakibatkan dari
sisi
perlunya
ekonomi
untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
1.7 Kemiskinan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang/rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk makanan maupun non makanan. Kemiskinan dapat dilihat dari dua ukuran makro yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Data kemiskinan absolut adalah data kemiskinan yang merefleksikan suatu standar seperti kebutuhan pokok minimal. Kemiskinan absolut
diukur
berdasarkan
indikator
bersifat
uang
(garis
kemiskinan) dengan pendekatan kebutuhan dasar. Kemiskinan
merupakan
masalah
pembangunan
kesejahteraan sosial masyarakat yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, kemiskinan
dan
ketidakberdayaan.
merupakan
masalah
Oleh
pokok
karena
daerah
itu yang
penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Pada
kurun
2011-2014,
tingkat
kemiskinan
Kabupaten
Soppeng masih berada dibawah nasional dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014 angka kemiskinan Kabupaten Soppeng sebesar 8,76 persen lebih rendah dibanding angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 9,54 persen dan angka kemiskinan Nasional yang sebesar 10,96 persen. Rata-rata angka kemiskinan Kabupaten Soppeng tahun 2011-2014 sebesar 9,16 persen dengan rata-rata kinerja penurunan kemiskinansebesar 0,2 persen.
BAB I Pendahuluan
I-14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Tabel 1.6 Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Dan Kinerja Penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2015 ANGKA KEMISKINAN (%) TAHUN Nasional
SULSEL
2011
12.4
10.27
2012
11.7
9.82
2013
11.5
2014 2015
KAB.
JUMLAH PENDUDUK MISKIN
KINERJA PENURUNAN
(JIWA)
KEMISKINAN (%) KAB.
Nasion
SOPPENG
al
SULSEL
KAB.
Nasional
SULSEL
9.36
30,018,930
840,290
21,220
9.12
28,594,600
812,270
20,600
-0.7
-0.45
-0.24
10.32
9.43
28,553,930
863,230
21,300
-0.19
0.5
0.31
11
9.54
8.76
27,727,780
806,350
19,780
-0.51
-0.78
-0.67
11.1
10.12
28,510,000
864,510
SOPPENG
* Sumber : BPS Kab. Soppeng Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis kemiskinan mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin ternyata
cenderung
mendekati
garis
kemiskinan.
Sehingga
perbaikan tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan
meskipun
pada
kenyataannya
masalah
yang
dihadapi sangat kompleks. Pada tahun 2014 garis kemiskinan di Kabupaten Soppeng sebesar Rp.207.084,- , meningkat sebesar 10 persen dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp.188.257,-. Grafik 1.3 Garis Kemiskinan (Rp) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
BAB I Pendahuluan
I-15
SOPPENG
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Kompleksitas masalah kemiskinan ini tentu tidak bisa dijawab melalui program pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun tidak bisa
menghindari
pendekatan
sektoral.
Rumusan
kebijakan
pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Penciptaan lapangan kerja inilah yang akan menggerus
tingkat
pengangguran
di
Kabupaten
Soppeng.
Pengangguran mempengaruhi daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan yang dimiliki maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat. Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara tidak langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah. Tinggi rendahnya angka ini memiliki kepekaan terhadap tingkat
kesejahteraan
masyarakat
maupun
keamanan
dan
stabilitas regional. Pada tahun 2014, TPT di Kabupaten Soppeng sebesar 2,4 persen yang mana mengalami penurunan yang signifikan
apabila
dibandingkan
dengan
tahun
2013
yang
mencapai 6,56 persen. Apabila dirinci menurut jenis kelamin, TPT perempuan lebih rendah dari laki-laki pada tahun 2014. TPT perempuan sebesar 2,28 persen mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2013 yang sebesar 8,5 persen, sedangkan TPT laki-laki sebesar 2,52 persen juga mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 5,54 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penyerapan angkatan kerja penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng, baik laki-laki maupun perempuan semakin baik di tahun 2014 sehingga angka pengangguran BAB I Pendahuluan
terbuka
mengalami
penurunan.
Walaupun I-16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
demikian, angka pengangguran penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan di tahun 2014 meskipun tidak berbeda signifikan. Grafik 1.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
1.8
Kesejahteraan Sosial Pembangunan daerah dibidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia di Kabupaten Soppeng yang tercermin dari
aspek
pendidikan,
kesehatan,
dan
ekonomi.
Aspek
pendidikan diukur dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Aspek kesehatan diukur dari angka
kematian bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), dan balita gizi buruk. Aspek ekonomi diukur dari tingkat daya beli dan kesempatan kerja/penduduk yang bekerja. Angka capaian IPM Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun selalu meningkat. Peningkatan IPM ini disebabkan karena mulai membaiknya pelayanan pada bidang pendidikan, kesehatan dan komponen daya beli.
Rata-rata kenaikan IPM Kab. Soppeng
periode 2010-2014 sebesar 0,31 poin per tahun. Rata-rata angka pengeluaran
perkapita
selama
periode
2010-2014
sebesar
644.402 rupiah, rata-rata lama sekolah 6,88 tahun, rata-rata BAB I Pendahuluan
I-17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
harapan lama sekolah 11,39 tahun, dan rata-rata angka harapan hidup selama 68,25 tahun. Grafik 1.5 Indeks Pembangunan Manusi (IPM) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 64,74 poin lebih rendah 3,75 poin dibanding IPM provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 68,49 poin diakibatkan oleh kesenjangan pada komponen angka harapan hidup (AHH) dimana pada tahun 2014 AHH Kab. Soppeng sebesar 68,42 tahun sedangkan AHH Provinsi Sulawesi Selatan 69,60 tahun.hal ini menunjukkan bahwa kedepan diperlukan upaya peningkatan status kesehatan masyarakat. Selain itu Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 7,04 tahun lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 yang sebesar 7,49 tahun. Selanjutnya pengeluaran perkapita Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 654.820
rupiah
lebih
rendah
dibandingkan
pengeluaran
perkapita provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 677.300
BAB I Pendahuluan
I-18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
rupiah. Meskipun demikian Angka Melek Huruf Kab. Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 97,12 persen lebih tinggi dibanding Angka Melek Huruf Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 93,61 persen.Namun demikian, diperlukan kebijakan meningkatkan Ipm melalui peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental. Grafik 1.6 Indeks Pembangunan Manusia Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2011-2014
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
1.9 Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Soppeng memiliki potensi pengembangan wilayah cukup prospektif. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng (RTRW Kabupaten Soppeng 2012-2032) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032. Arah pengembangan wilayah Kabupaten Soppeng sebagai berikut: 1. Kawasan peruntukan pertanian sebagai berikut: Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 46.491 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan; Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan; BAB I Pendahuluan
I-19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Kawasan perkebunan terdiri atas :
kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
kawasan
perkebunan
kopi,
terdapat
di
Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;
kawasan
perkebunan
lada
terdapat
di
Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan
perkebunan
aren
terdapat
di
Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, DonriDonri, Marioriawa;
kawasan perkebunan jambu mente terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, DonriDonri, Marioriawa;
kawasan
perkebunan
Kemiri
terdapat
di
Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa, Citta;
kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, DonriDonri, Marioriawa;
kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri; dan
tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri
2. Kawasan peruntukan perikanan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
I-20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Kawasan
peruntukan
perikanan
tangkap
tersebar
di
Kecamatan Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan Marioriawa; Kawasan
peruntukan
budidaya
perikanan
tersebar
diseluruh wilayah kecamatan; Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan diseluruh wilayah Kecamatan; Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta. 3. Kawasan peruntukan industri sebagi berikut: Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri penggilingan padi tersebar di setiap Kecamatan, industri pemintalan sutra alam di Kecamatan Donri-donri dan industri tembakau di Kecamatan Lilirilau; Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri pembuatan gula merah tersebar di Kecamatan Lalabata, Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-donri, Marioriawa, industri pertenunan di Kecamatan Donri-Donri, Lilirilau, Marioriawa, Lalabata. 4. Kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut: Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :
Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan Makam
Kuno
Jera
Lompoe,
Kompleks
Istana
Datu
Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid (Tuang Uddungeng), Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya,
Kompleks
Makam
Jera’Caddie,
Menhir
Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata; BAB I Pendahuluan
I-21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta
Abbaraningnge,
Makam
Petta
Balubue,
Bulu
Bottingnge, Appejenge di Kecamatan Donri-Donri;
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks
Makam
Datu
Salaonro,
Makam
Arung
Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
Situs
Talepu,
Lonrong,
Lenrang,
Kompleks
Makam
Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;
Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie,
Situs
Megalitik
Madenra,
Sumur
Tua
Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo;
Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) meliputi : TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan Marioriawa), TWA Citta (Kecamatan Citta), TWA Lereng Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo), Goa Coddong (Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota watansoppeng (Kecamatan Lalabata), dan Kawasan Pesutraan Alam (Kecamatan Donri-Donri);
Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;
BAB I Pendahuluan
I-22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo.
5. Kawasan
Strategis
Kabupatendengan
sudut
kepentingan
pertumbuhan ekonomi,terdiri atas:
Kawasan strategis perkotaan dan pusat pemerintahan ditetapkan di Kecamatan Lalabata;
Kawasan
strategis
perdagangan
simpul
ditetapkan
di
transportasi Kawasan
dan
Cabenge
Kecamatan Lilirilau;
Kawasan strategis pengembangan lahan pertanian dan kawasan agropolitan ditetapkan di Kecamatan Liliriaja, Marioriwawo, Ganra;
6. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;
Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa
Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata Marioriawa; dan
Kawasan hutan lindung yang meliputi Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Citta.
Dari potensi pengembangan wilayah, maka pengembangan wilayah
yang
berwawasan
sesuai
lingkungan
dengan hidup
penataan dan
ruang
konsisten
yang dalam
pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang yang ada. dan Litosol;
B.
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS Dalam mengemban tugas dan fungsi serta kewenangannya, Pemerintah Kabupaten Soppeng menghadapi berbagai permasalahan dan isu-isu strategis yang masih perlu diatasi dan diantisipasi.
BAB I Pendahuluan
I-23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Adapun
permasalahan-permasalahan
yang
masih
dihadapi
hingga saat ini adalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya daya tarik dan daya saing wilayah 2. Menurunnya kualitas lingkungan 3. Belum Masih tingginya jumlah penduduk miskin 4. Masih rendah kualitas pendidikan 5. Masih rendahnya derajat kesehatan 6. Belum optimalnya pelayanan publik 7. Masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur dasar 8. Belum optimalnya Produksi, Produktivitas dan Kualitas Produk Pertanian 9. Belum optimalnya pengelolaan keuangan dan asset daerah 10. Masih rendahnya berkembang kegiatan kepariwisataan 11. Belum teraktualisasinya nilai-nilai agama dan budaya Selain sejumlah permasalahan tersebut di atas, juga terdapat sejumlah isu strategis yang diyakini akan berpengaruh terhadap Kabupaten Soppeng, diantaranya: 1. Isu Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Reformasi birokrasi dan tata kelola telah menjadi isu penting bagi
seluruh
tingkatan
pemerintahan
ketika
praktek
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan publik belum berada pada level yang diharapkan. Tampak jelas, pengelolaan keuangan daerah belum berlangsung secara transparan, akuntabel dan partisipatif. Pelaksanaan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan belum dapat dikatakan berkualitas. Pelayanan publik belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara cepat dan terjangkau. Pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah belum berlangsung secara efisien dan efektif. Kapasitas kelembagaan belum mampu bersesuaian dengan tuntutan perwujudan kepemerintahan yang baik dan saling memberdayakan dengan kelembagaan masyarakat dan swasta.
BAB I Pendahuluan
I-24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sistem pelayanan publik yang menjamin efisiensi, efektifitas, dan kepuasan
pelanggan
(publik)
belum
terbentuk,
Kelembagaan
pemerintah daerah yang efektif dengan kemampuan manajerial dan teknis aparatur yang memadai belum terbangun. 2. Isu Demokratisasi dan HAM Berbagai
permasalahan
yang
muncul
terkait
dengan
demokratisasi dan HAM, diantaranya, masih rendahnya kesadaraan berdemokrasi pada masyarakat dan pelaku politik, belum kuatnya kelembagaan
partai
politik
yang
ada
di
daerah,
belum
berkualitasnya penyelenggaraan pemilihan umum, masih rendahnya partisipasi politik masyarakat, belum terbangunnya kesadaran mengenai hak-hak politik dan HAM, dan sebagainya. 3. Isu Pelestarian Lingkungan Hidup Isu pelestarian lingkungan hidup muncul seiring dengan semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup akibat eksploitasi yang
berlebihan
terhadap
sumberdaya
alam
atas
nama
pembangunan. Kesadaran mengenai pentingnya mempertimbangkan dimensi-dimensi pembangunan pembangunan development
lingkungan
semakin yang akan
dalam
menguat. ramah
semakin
keseluruhan
Pembangunan
proses
berkelanjutan,
lingkungan,
ataupun
go-green
memenuhi
wacana
tentang
pembangunan di masa depan. 4. Isu Pengembangan Ekonomi Lokal Pengembangan ekonomi lokal merupakan salah satu isu strategis dalam kerangka pembangunan daerah dewasa ini karena sangat erat kaitannya dengan perbaikan taraf hidup masyarakat, peningkatan akselerasi perekonomian daerah, perbaikan sarana dan prasarana wilayah, dan peningkatan daya tarik dan daya saing daerah. BAB I Pendahuluan
I-25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Isu ini menjadi semakin penting karena melalui pengembangan ekonomi lokal, jumlah penduduk miskin dan angka pengangguran, yang hingga saat ini masih merupakan masalah nasional dan daerah,
akan
dapat
ditekan
ke
level
yang
lebih
rendah.
Pengembangan ekonomi lokal juga berpotensi untuk berkontribusi bagi
perbaikan
pertumbuhan
pendapatan
ekonomi,
per
pengelolaan
kapita, dan
peningkatan
pemanfaatan
laju
potensi
sumberdaya alam, peningkatan arus masuk investasi daerah, dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
BAB I Pendahuluan
I-26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Soppeng merupakan pelaksanaan tahun ke lima atau tahun terakhir masa RPJMD
Kabupaten
pengukurannya sebelumnya
Soppeng
dapat
dan
periode
diperbandingkan
capaian
kinerjanya
2011-2015 dengan
sehingga
tahun
merupakan
tahun
cerminan
keberhasilan dari RPJMD periode tahun 2011-2015. Adapun Perjanjian Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 PERENCANAAN KINERJA KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2015
1.
Sasaran
1
:
Meningkatnya
Pendapatan
Per
Kapita
Masyarakat No
Indikator Kinerja
1.
Pertumbuhan Ekonomi
2.
Jumlah Penduduk
3.
Tingkat Pengangguran Terbuka
Satuan
Target 2015
%
7.50
Jiwa
226,737
%
5.80
4.
Tingkat Inflasi (%)
%
5.0
5.
PDRB Perkapita
Rp
29,232,921
6.
Angka Harapan Hidup
%
72,34
7.
Rata-Rata Lama Sekolah
BAB II Perjanjian Kinerja
8,07 II-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
8.
Persentase RT yang Menikmati Listrik
9.
Pendapatan/Daya Beli Masyarakat
10. Pengeluaran per kapita per bulan 11. Nilai tukar petani 12
Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita
Tahun
95,97
Tahun
655.958,72
%
1,450,000
%
84.41
Rp
54.69
13
Luas Wilayah Produktif
Rp
85,716.54
14
Luas Wilayah Kebanjiran
%
28
15
Luas Persawahan Beririgasi
%
20.600
Ltr/Detik
453
Teknis 16
Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM
17
Keberadaan E-procurement
Ada
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar: 18
- Padi (GKG)
kw/ha
65.91
19
- Jagung (Pipilan Kering)
kw/ha
60.45
20
- Kedele (Pipilan Kering)
kw/ha
31.41
21
- K. Tanah (Biji Kering)
kw/ha
23.89
22
- K. Hijau (Biji Kering)
kw/ha
16.72
23
- Ubi Kayu (Umbi Basah)
kw/ha
108.02
24
- Ubi Jalar (Umbi Basah)
kw/ha
79.92
25
Kontribusi sektor %
49.81
%
100
ekor
35,000
pertanian/perkebunan terhadap PDRB 26
Cakupan bina kelompok tani
27
Populasi Ternak Sapi
BAB II Perjanjian Kinerja
II-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
28
Populasi Ternak Kambing
ekor
15,000
29
Populasi Ternak Unggas
ekor
1,100,050
30
Produksi Daging Ternak Besar
Kg
800,000
31
Produksi perikanan
ton
5,000
32
Konsumsi ikan
ton
7,500
33
Cakupan bina kelompok
Kelompok
25
ton
3,219
%
12.74
%
16.56
%
7.54
%
0.52
%
4.01
%
4.03
%
98.00
%
2.15
%
65
org
297,162
%
0.96
%
1.70
nelayan 34
Produksi perikanan kelompok nelayan
35
Kontribusi sector perdagangan terhadap PDRB
36
Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informasi
37
Kontribusi sector industri terhadap PDRB
38
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industry
39
Pertumbuhan industry
40
Cakupan bina kelompok pengrajin
41
Persentase Koperasi yang aktif
42
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
43
Usaha mikro dan kecil menengah
44
Kunjungan wisata
45
Persentase Pertumbuhan Kunjungan Wisata
46
Kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB
BAB II Perjanjian Kinerja
II-3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
47
Angka sengketa pengusaha-
2
pekerja pertahun 48
Tingkat partisipasi angkatan kerja
49
Pencari kerja yang ditempatkan
50
Keselamatan dan perlindungan
51
%
71.69
org
780
org
12
org
1
%
0
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
52 2.
Transmigran
Sasaran 2 : Menurunnya Angka Penduduk Miskin
No. 1
Indikator Kinerja
Satuan
Rata-rata jumlah anak per
Target 2015 2.88
keluarga Cakupan Pasangan Usia
2
Subur yang isterinya di bawah
%
3.50
20 tahun 3
Rasio akseptor KB
4
Prevelensi peserta KB aktif
5 6 7
Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I Cakupan Anggota BKB ber-KB Cakupan Anggota UPPKS berKB
750 %
75.00
%
19.30
%
80.00
%
95.00
8
Rasio PLKB/PKB
%
1:2
9
Rasio PPKBD
%
1:1
10
Persentase Penduduk Miskin
%
8.00
BAB II Perjanjian Kinerja
II-4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Persentase partisipasi 11
perempuan di lembaga
%
10.30
%
59.80
%
0.001
%
89.00
D/K
17
D/K
14
pemerintah 12 13 14
Partisipasi perempuan di lembaga swasta Rasio KDRT Partisipasi angkatan kerja perempuan Rata-rata jumlah kelompok
15
binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
16
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
17
LPM Berprestasi
bh
3
18
PKK aktif
%
100
19
Posyandu aktif
%
95
%
75
Swadaya Masyarakat terhadap 20
Program Pemberdayaan Masyarakat
21 22 23 24
Regulasi ketahanan pangan Rata-rata Ketersediaan pangan utama
5 %
Ketersediaan Energi dan
90
Protein per Kapita Penguatan Cadangan Pangan
204,391
%
60
%
90
%
90
Ketersediaan Informasi 25
Pasokan, harga dan akses pangan di Daerah
26
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
BAB II Perjanjian Kinerja
II-5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
27 28 29
3.
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Penanganan Daerah Rawan Pangan
%
90
%
80
%
60
Sasaran 3 : Terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat
No.
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
1
RT Bersanitasi
%
85
2
RT pengguna air bersih
%
75.00
%
0.00
%
80
3 4 4.
Lingkungan Permukiman Kumuh Rumah layak huni
Sasaran 4 : Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
No.
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) 1
APK
Pendidkan
Anak
Usia
55.00
Dini (PAUD) Pendidikan Dasar
2 3 4 5
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket C Ratio ketersediaan
BAB II Perjanjian Kinerja
%
97.00
%
75.00
%
95.00 219
II-6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
sekolah/penduduk usia sekolah 6 7 8 9 10 11 12
Rasio sekolah terhadap murid Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
204 %
0.28
%
0.50
%
100
%
99
%
99
%
97
%
71.47
%
70.00
Pendidikan Lanjutan 13 14
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Ratio ketersediaan sekolah
15
terhadap penduduk usia
98
sekolah 16 17 18 19 20
Ratio Sekolah terhadap murid Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK.MA Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Guru
yang
kualifikasi S1/D-IV
BAB II Perjanjian Kinerja
memenuhi
108 %
100
%
1
%
99
%
90
II-7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Pelayanan Kesehatan Dasar 21
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
%
95
%
80
%
90
%
90
%
80
%
90
%
100
%
90
%
100
%
100
%
100
%
100
Cakupan ibu hamil dengan 22
komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan
23
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
24 25 26
Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/kelurahan
27
Universal Child Immunization (UCI)
28
Cakupan pelayanan anak Balita Cakupan pemberian makanan
29
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
30
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan
31
kesehatan siswa SD dan setingkat
32
Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita
BAB II Perjanjian Kinerja
II-8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
penyakit : a. Acute Flacid Paralysis 33
(AFP) rate per 100.000
%
*≥ 1
%
100
%
100
%
100
%
100
penduduk < 15 thn 34 35 36 37 38
b. Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani c. Penemuan pasien Baru TBC BTA positif d. Penderita DBD yang ditangani e. Penemuan penderita diare Rasio Posyandu persatuan
60
balita Cakupan pelayanan dasar
39
kesehatan dasar masyarakat
%
100
%
100
%
100
%
100
%
80
miskin Pelayanan Kesehatan Rujukan Cakupan pelayanan 40
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat
41
darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Cakupan Desa/Kelurahan
42
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
43
Cakupan Desa Siaga Aktif
44
Cakupan puskesmas
BAB II Perjanjian Kinerja
212.5
II-9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
45 46 47 48
Cakupan pembantu puskesmas
%
Rasio puskesmas, poliklinik,
62.86 6
pustu persatuan penduduk Rasio Rumah Sakit Per
0.01
penduduk Rasio Dokter per satuan
40
penduduk Pelayanan Gawat Darurat (GD)
49 50
Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota)
%
100
jam
24
%
100
Tim
1
Pemberi pelayanan GD yang 51
bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS
52 53 54
Ketersediaan tim penanggulangan bencana Waktu tanggap pelayanan
≤5
Dokter di GD Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
%
90
%
100
%
100
menit, ≤
60
Tidak adanya pasien yang 55
diharuskan membayar uang muka Pelayanan Rawat Jalan
56 57
Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis Waktu tunggu di Rawat Jalan
BAB II Perjanjian Kinerja
II-10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
58
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan Pasien
59
tuberkulosis
rawat
jalan
yang
ditangani
%, ≤
90
%
100
%
100
%
100
%
100
%≤
≤ 1,5
%
≤ 1,5
%
100
%≤
≤ 1,5
%
≥ 90
%
100
hari
≤2
%
≤1
%
100
%
100
%
100
dengan strategi DOTS Pelayanan Rawat Inap 60 61
Pemberi pelayanan rawat inap Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
62
Jam visite dokter spesialis
63
Kejadian infeksi pasca operasi
64
Angka kejadian infeksi nosocomial Tidak adanya kejadian pasien
65
jatuh
yang
berakibat
kecacatan/ kematian 66 67
Kejadian pulang paksa Kepuasan
Pelanggan
Inap Pasien
68
Rawat
tuberkulosis
rawat
inap
yang
ditangani
dengan strategi DOTS Bedah Sentral 69 70 71 72 73
Waktu tunggu operasi elektif Kejadian
kematian
dimeja
operasi Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Tidak adanya kejadian operasi salah orang Tidak adanya kejadian salah
BAB II Perjanjian Kinerja
II-11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
tindakan pada operasi Tidak 74
adanya
tertinggalnya pada
kejadian
benda
tubuh
asing
pasien
setelah
anastesi
karena
%
100
%
≤6
%
100
%
100
%
100
%
≤ 100
operasi Komplikasi 75
over
dosis,
dan
reaksi
salah
anantesi
penempatan
endotracheal tube Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit Ibu dan Anak 76 77 78 79
Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr Pertolongan
persalinan
melalui seksio cesaria
80
Keluarga Berencana Mantap
%
100
81
Konseling KB Mantap
%
100
82
Kepuasan Pelanggan
%
≥ 80
%
≤3
%
100
jam
≤3
Pelayanan Intensif Rata-rata pasien yang kembali 83
ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
84
Pemberi
pelayanan
unit
intensif Radiologi
85
Waktu tunggu hasil pelayanan
BAB II Perjanjian Kinerja
II-12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
thorax foto 86 87 88
Pelaksana
ekspertisi
hasil
pemeriksaan Kejadian kegagalan pelayanan rontgen Kepuasan pelanggan
%
100
%
≤2
%
≥ 80
menit
≤ 140
%
100
%
100
%
≥ 80
%
≤ 50
%
100
%
≥ 80
%
≤ 30
%
≤ 60
%
100
Laboratorium Patologi Klinik 89 90
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium Tidak
91
adanya
kesalahan
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
92
Kepuasan Pelanggan Rehabilitasi Medik Kejadian drop out
93
terhadap
pasien pelayanan
rehabilitasi
yang
direncanakan. Tidak 94
adanya
kesalahan
kejadian tindakan
rehabilitasi medik 95
Kepuasan Pelanggan Farmasi
96 97 98
Waktu tunggu pelayanan obat jadi Waktu tunggu pelayanan obat racikan Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
BAB II Perjanjian Kinerja
II-13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Kepuasaan Pelanggan 99
Penulisan
resep
sesuai
formularium
%
≥ 80
%
100
%
≥ 90
%
≤ 20
%
100
%
100
%
≤ 0,01
%
100
%
100
%
100
menit
≤ 10
menit
≤ 15
Gizi 100 101 102
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien Tidak
adanya
kesalahan
dalam pemberian diet Transfusi Darah Pemenuhan kebutuhan darah
103 bagi setiap pelayanan transfuse 104 Kejadian reaksi transfusi Pelayanan Gakin Pelayanan
terhadap
pasien
105 GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam 106 medik 24 jam setelah selesai pelayanan Kelengkapan informed concent 107 setelah
mendapatkan
informasi yang jelas Waktu penyediaan dokumen 108 rekam medik pelayanan rawat jalan 109
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat
BAB II Perjanjian Kinerja
II-14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
inap Pengolahan Limbah 110 Baku mutu limbah cair
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
≥ 60
%
≥ 40
%
100
jam
≤2
%
100
jam
24
Pengolahan limbah padat 111 berbahaya sesuai dengan aturan Administrasi dan Manajemen Tindak 112 hasil
lanjut
penyelesaian
pertemuan
tingkat
direksi 113 114 115
Kelengkapan
laporan
akuntabilitas kinerja Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala Karyawan
116 pelatihan
yang minimal
mendapat 20
jam
pertahun 117 Cost Recovery 118
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan Kecepatan waktu pemberian
119 informasi tentang tagihan pasien rawat inap Ketepatan waktu pemberian 120 imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu Ambulance /Kereta Jenazah 121 Waktu pelayanan
BAB II Perjanjian Kinerja
II-15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
ambulance/kereta jenazah Kecepatan
memberikan
122 pelayanan
ambulance/kereta
%
100
jam
≤2
jam
≤2
%
100
%
100
%
100
%
100
%
75
%
75
%
75
jenazah di rumah sakit Pemulasaran Jenazah 123
Waktu
tanggap
pelayanan
pemulasaraan jenazah Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
124 125
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Laboratorium (dan alat
ukur
yang
126 terkalibrasi sesuai
lain)
tepat
dengan
yang waktu
ketentuan
kalibrasi. Pelayanan Laundry 127 128
Tidak adanya kejadian linen yang hilang Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
129
Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
130 Koordinasi APD Kegiatan pencatatan dan 131 pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
BAB II Perjanjian Kinerja
II-16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
132
Indeks Pembangunan Manusia
%
133 Angka Harapan Hidup (Tahun) 134
72.34
Rata-Rata Lama Sekolah
8,07
(Tahun)
135 Angka Melek Huruf (%)
77.53
%
90.94
136 Jumlah organisasi pemuda
buah
12
137 Jumlah organisasi olahraga
buah
20
138 Jumlah kegiatan kepemudaan
5
139 Jumlah kegiatan olahraga
5
140 Lapangan olahraga 5.
buah
112
Sasaran 5 : Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah
No. 1 2
Indikator Kinerja Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam)
Satuan
Target 2015
%
57.50
km
523,992
%
0.001
%
1.57
%
46.88
unit
1
Panjang jalan yang memiliki 3
trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m)
4
Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar Drainase dalam kondisi baik/
5
pembuangan aliran air tidak tersumbat Pembangunan turap di
6
wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor
BAB II Perjanjian Kinerja
II-17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
lingkup kewenangan kota 7 8 9 10 11 12 13 14
Luas irigasi Kab. Dalam
%
37.48
%
6.00
%
91
menit
24
Biaya pengujian kelayakan
- MPU /
50,000/
angkutan umum
Barang
60,000
buah
30
buah
4
Ada
Ada
kondisi baik Angkutan darat Kepemilikan KIR angkutan umum Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR)
Jumlah surat kabar nasional/local Jumlah penyiaran radio/ TV local Wibesite milik pemerintah daerah
15
Pameran/ekspo
kali
6
16
Luas Wilayah Perkotaan
Ha
11.900
6. Sasaran 6 : Meningkatnya Investasi Swasta No.
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
1 2 7.
Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi Jumlah persetujuan investasi
%
20
ijin
2.071
Sasaran 7 : Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
BAB II Perjanjian Kinerja
II-18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
No.
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
1 2 3 4 5 6
Persentase Penanganan sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Status Mutu Air
%
13.95
%
100
%
100
Tempat pembuangan sampah
113.77
(TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air
%
100
%
13
7
Luas Wilayah Kebanjiran
Ha
28
8
Pertambangan tanpa izin
%
94
%
0.59
%
4.09
%
7.00
%
0.19
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kontribusi pertambangan terhadap PDRB Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan Kawasan Hutan Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Rasio RTH per satuan luas
500
wilayah per HPL/HGB Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Luas lahan bersertifikat Penyelesaian kasus tanah Negara Penyelesaian izin lokasi
BAB II Perjanjian Kinerja
%
10.07
%
100
%
100
%
100
II-19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
8.
Sasaran 8 : Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang lebih baik
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator Kinerja Kesesuaian Prioritas Pembangunan Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah Dokumen RPJP yg ditetapkan dgn PERDA Dokumen RPJM yg ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Dokumen RKPD yg ditetapkan dgn PERKADA Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Kepemilikan KTP
Satuan
Target 2015
%
100
%
100
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
%
100
%
95
Rasio bayi berakta kelahiran
950
per 1000 penduduk Ketersediaan database
Tidak Ada
kependudukan skala provinsi Penerapan KTP nasional
Telah
berbasis NIK
diterapkan
11
Buku Kabupaten dalam angka
Ada
Ada
12
Buku PDRB Kabupaten
Ada
Ada
13
Pengelolaan arsip secara baku
%
2.2
Keg
1
14 15 16
Peningkatan SDM Pengelola kearsipan Keberadaan Perda/Perbup
Ada
tentang Konsultasi publik Sistem Informasi Manajemen
BAB II Perjanjian Kinerja
bh
3
II-20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Pemda 17
Indeks kepuasan layanan masyarakat
Ada
Ada
%
80
persentase rekomendasi atas 18
temuan hasil pengawasan yang ditindak lanjuti;
19 20
Opini BPK terhadap laporan
WTP
keuangan pemerintah daerah Waktu penetapan APBD
Tepat Waktu
Keberadaan PERDA tentang 21
Pengelolaan Keuangan Daerah
Ada
berdasarkan PP 58 Tahun 2005 Ketepatan penyampaian
22
Laporan Keuangan dan
Tepat Waktu
Laporan Kinerja berdasarkan PP 8/2006
23 24
Belanja untuk pelayanan dasar Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan
%
52.85
%
34.98
%
100
%
70.78
%
5.00
%
2.00
%
100
Dana perimbangan yang 25
terserap dibanding yang direncanakan
26
Belanja Publik terhadap DAU Besaran PAD terhadap
27
seluruh pendapatan dlm APBD (realisasi)
28 29
Rasio SILPA terhadap total pendapatan Rasio realisasi belanja
BAB II Perjanjian Kinerja
II-21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
terhadap anggaran belanja 30 31 32 33 34 35 36 37
9.
Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD
%
Perda atas inisiatif DPRD Ranperda yang disetujui DPRD
1 %
Rasio jabatan yang terisi
Ada
Kepegawaian Daerah Jumlah Perpustakaan perpustakaan daerah Pengunjung perpustakaan per tahun
100 100
Ada tidaknya Sistem Informasi
Koleksi buku yang tersedia di
100
1 %
0.08
%
0.10
Sasaran 9 : Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang lebih baik
No. 1
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
tersedianya produk akhir pengelolaan keuangan daerah berupa laporan keuangan pemerintah daerah dalam
Ada
bentuk neraca, laporan aliran kas 2
Laporan perhitungan anggaran secara tepat waktu
BAB II Perjanjian Kinerja
Tepat
II-22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
10. Sasaran 10 : Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang lebih baik No.
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
buah
6
%
5.5
%
5.5
kali
10
buah
9
%
100
keg
2
keg
2
Sarana sosial seperti panti 1
asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi
2 3 4 5
PMKS yang memperoleh bantuan social Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, situs dan kawasan
6
cagar budaya yang dilestarikan
7 8 9 10 11 12 13
Kegiatan pembinaan politik daerah Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio jumlah Pol.PP per
20
10.000 penduduk Persentase linmas per 10.000 penduduk
%
Rasio pos Siskamling per
5.56
jumlah Desa/Kelurahan Penegakan Perda Cakupan Patroli petugas Satpol PP
BAB II Perjanjian Kinerja
18.76
kali
24
kec
8
II-23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Tingkat Penyelesaian 14
Pelanggaran K3 (Ketertiban, ketenteraman, keindahan) di
%
100
org
27
kec
8
menit
55
%
13.68
kali
2
Kabupaten Jumlah Petugas perlindungan 15
masyarakat (Linmas) di Kabupaten
16
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten Tingkat waktu tanggap
17
(response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
18
Angka kriminalitas
19
Jumlah Demonstrasi
Muatan secara lengkap dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Soppeng disajikan dalam lampiran 1
BAB II Perjanjian Kinerja
II-24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Keberhasilan sasaran yang didukung oleh program dan kegiatan dilakukan melalui pengukuran keberhasilan setiap indikator dengan membandingkan antara target dan realisasi. Keberhasilan pencapaian sasaran digolongkan sesuai dengan dalam tabel sebagai berikut: TABEL 3.1 KERANGKA PENGUKURAN KINERJA Urutan I II III IV
Rentang Capaian Lebih besar dari 85% 70% sampai dengan 85% 55% sampai 70% Kurang dari 55%
Kategori Capaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Secara umum Pemerintah Kabupaten Soppeng telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015. Sepuluh sasaran yang telah ditetapkan pada Tahun Anggaran 2015 sebagaimana telah ditetapkan sesuai dengan Target Kinerja Tahun 2015, Penetapan Kinerja Tahun 2015 mencakup pelaksanaan atas 10 sasaran pembangunan dengan 318 indikator. Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci dalam matrik sebagai berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
TABEL 3.2 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja No Jumlah
Sasaran
1
Indikator
Meningkatnya
50
Pendapatan Per Kapita Masyarakat
Rata-Rata Capaian
Keterangan
Indikator 118,84%
30 indikator sangat baik
kategori
4 indikator baik
sangat baik
6 indikator cukup 10 indikator kurang
2
Menurunya
Angka
29
Penduduk Miskin
116,19%
24 indikator sangat baik
kategori
0 indikator baik
sangat baik
2 indikator cukup 3 indikator kurang
3
Terpenuhinya hak-hak
4
dasar masyarakat
530,21%
4 indikator sangat baik
kategori sangat baik
4
Membaiknya
Indeks
141
89,18%
105 indikator sangat baik
Pembangunan
kategori
6 indikator baik
Manusia (IPM)
sangat baik
5 indikator cukup 25 indikator kurang
5
Membaiknya
sarana
17
dan prasarana wilayah
139,77%
13 indikator sangat baik
kategori
2 indikator baik
sangat baik
2 indikator cukup 0 indikator kurang
6
Meningkatnya
2
Investasi Swasta
478,62%
2 indikator sangat baik
kategori sangat baik
7
Membaiknya
17
pengelolaan sumberdaya alam dan
123,22%
11 indikator sangat baik
kategori
1 indikator baik
sangat baik
lingkungan hidup 8
4 indikator kurang
Terselenggaranya pemerintahan
37
daerah
dan pelayanan publik
131,54%
34 indikator sangat baik
kategori
1 indikator baik
sangat baik
yang lebih baik 9
2
pengelolaan keuangan dan
0 indikator cukup 2 indikator kurang
Meningkatnya kualitas daerah
1 indikator cukup
100,00%
2 indikator sangat baik
kategori
aset
sangat baik
daerah 10
Membaiknya kehidupan sosial dan meningkatnya aktivitas keagamaan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
19
102,60%
15 indikator sangat baik
kategori
1 indikator baik
sangat baik
1 indikator cukup 2 indikator kurang
III-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran maupun kinerja kegiatan terhadap indikator
kinerja
yang
telah
dicapai
pada
tahun
2015
yang
membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran adalah sebagai berikut : Sasaran 1 Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya
meningkatkan
pendapatan
perkapita
masyarakat.
Jumlah
indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 50 indikator. Tabel 3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat Capaian
Tahun 2015 No.
Indikator Kinerja
Kinerja
Satuan Target
6.09
Thn 2015 (%)
1
Pertumbuhan Ekonomi
2
Jumlah Penduduk
3
Tingkat Pengangguran Terbuka
%
5.80
4
Tingkat Inflasi
%
0.97
180.6
5
PDRB Perkapita
Rp
5.00 29,232,921
23,950,000
81.93
6
Persentase RT yang Menikmati
%
95.97
92.88
96.78
Rp
655,958.72 1,450,000
65,481.00 99.91
Listrik 7
Pendapatan/Daya Beli Masyarakat
%
Realisasi
Jiwa
7.50 226,737
226,116 0.9
65,481
8
Pengeluaran per kapita per bulan
Rp
9
Nilai tukar petani Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Luas Wilayah Produktif Luas Wilayah Kebanjiran Luas Persawahan Beririgasi Teknis Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM Keberadaan E-procurement
%
84.41
%
54.69
Ha Ha
85,716.54 28
51,765.95 30.07
Ha
20.600
27.538
10 11 12 13 14 15
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Ltr/Detik
453 Ada
81.77
200 Ada
81.20 100.27 184.48
9.98 4.52 118.36 149.52 60.39 92.61 133.68 44.15 100.00
III-3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar: 16
-Padi
Kw/Ha
65.91
58.6
88.91
17
-Jagung
Kw/Ha
60.45
37.9
62.70
18
-Kedelai
Kw/Ha
31.41
20.7
65.90
19
-Kacang Tanah
Kw/Ha
23.89
17.10
71.58
20
-Kacang Hijau
Kw/Ha
16.72
6.20
37.08
21
-Ubi Kayu
Kw/Ha
108.02
144.86
134.10
22
-Ubi jalar
Kw/Ha
79.92
175.68
219.82
23
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
49.81
60.75
24
Cakupan bina kelompok tani
100
30,26 106
25
Populasi Ternak Sapi
ekor
3,500
41,327
118.08
26
Populasi Ternak Kambing
ekor
1,500
21,829
145.53
27
Populasi Ternak Unggas
ekor
1,100,050
1,818,784
165.34
28
ekor Ton
769,664
867,909
108.49
29
Produksi Daging Ternak Besar Jumlah Produksi Perikanan
5,000
1,615.9
32.32
30
Jumlah komsumsi ikan
Ton
7,500
7,073.8
94.32
31
Cakupan Bina Kelompok Nelayan
Klp
25
20
80.00
32
Ton
3,219
1,445.2
44.90
12.74
12.26
96.23
16.56
74.64
450.72
7.54
10.35
137.27
0.52
2.21
425.00
37
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan Kontribusi Sektor perdagangan terhadap PDRB Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informasi Kontribusi Sektor industri terhadap PDRB Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri Pertumbuhan Industri
%
4.01
0.36
8.98
38
Cakupan bina kelompok pengrajin
%
4.03
83.33
2067.74
39
Persentase koperasi yang aktif
%
98.00
88.94
90.76
40
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
%
2.15
33.3
41
Usaha Mikro dan Kecil
%
65
75.55
42
Kunjungan wisata
297,162
185,180
62.32
43
Persentase pertumbuhan kunjungan wisata
%
0.96
-30.862
-3.214,82
44
%
1.70
0.60
2
0
46
Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB Angka Sengketa pengusahapekerja pertahun Tingkat partisipasi angkatan kerja
71.69
41.09
47
Pencari kerja yang ditempatkan
780
67
8.59
48
Keselamatan dan Perlindungan
12
67
558.33
49
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
1
0
100.00
50
Transmigran
0
0
100.00
33 34 35 36
45
% %
% % % %
orang
% Orang
% Rata-Rata Capaian Sasaran 1
BAB III Akuntabilitas Kinerja
106.00
1548.84 116.23
35.29 100.00 57.32
118.84
III-4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Capaian rata-rata sasaran 1 sebesar 118.84 dengan kategori sangat baik. Analisis atas capaian-capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Berdasarkan
tabel
diatas
Dinas
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015 telah berupaya mencapai target indikator kinerja sasaran meningkatnya produksi dan produktivitas & mutu produk padi, jagung dan tanaman pangan lainnya. Realisasi indikator kinerja Produktivitas padi (GKG) sebesar 58,60Kw dengan target 65,91Kw atau capaiannya 88,91%. Target tidak tercapai disebabkan pada tahun 2015 terjadi bencana kekeringan yang menyebabkan Puso + 7.937 Ha dan kerusakan ringan sampai sedang pada beberapa lokasi sentra pengembangan padi. Realisasi Produktivitas Jagung (pipilan Kering) sebesar 37,20Kw dengan target 60,45Kw atau capaiannya 61,54%. Target tidak tercapai karena Masih banyak petani menggunakan benih tidak bermutu dan tidak bersertifikat (F2) karena mahalnya harga benih sementara bantuan pemerintah sangat terbatas dan Pemepukan tidak sesuai rekomendasi teknis akibat keterbatasan ketersediaan pupuk di tingkat petani. Realisasi Produktivitas Kedelai (Biji Kering) sebesar 20,70Kw dengan target 31,41Kw atau capaiannya 65,90%.
Target tidak
tercapai disebabkan oleh Serangan hama penyakit terutama penggerek polong masih tinggi. Realisasi Produktivitas Kacang Tanah (Biji Kering) sebesar 17,10Kw dengan target 23,89Kw atau capaiannya 71,58%. Target tidak tercapai disebabkan oleh Benih yang digunakan masih BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
merupakan benih lokal yang tidak pernah dimurnikan lagi dan tidak tersedia benih bermutu dan bersertifikat yang dapat dibeli petani Realisasi Produktivitas Kacang Hijau sebesar 6,20Kw dengan target 16,72Kw atau capaiannya 37,08%.
Target tidak tercapai
disebabkan Benih yang digunakan masih merupakan benih local dan Pemeliharaan tanaman tidak dilakukan secara intensif karena kacang hijau hanya dianggap tanaman sela antara dua musim tanam. Realisasi Ubi Kayu (Umbi Basah) sebesar 144,86Kw dengan target 108,02Kw atau capaiannya 134,10%. Target tercapai karena Petani melakukan panen pada saat melebihi umur teknis dan Skala usaha yang kecil/sempit sehingga intensif pemeliharaannya. Sedangkan Realisasi Produktivitas Ubi Jalar (Umbi Basah) sebesar
175,68Kw
dengan
target
79,92Kw
atau
capaiannya
219,82%. Target tercapai karena Teknik budidaya terutama pengolahan sangat sempurna dan pupuk yang dugunakan adalah pupuk organik Ketidaktercapaian indikator kinerja ini disebabkan karena beberapa komoditi tanaman pangan mengalami penurunan tingkat produksi dan produktivitas, namun demikian ada pula beberapa komoditi yang mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya
perubahan
iklim
yang
menyebabkan
terjadinya
kekeringan atau musim kemarau yang cukup panjang mulai bulan agustus tahun 2015 sehingga
berdampak terhadap terjadinya
kekeringan
hingga
pada
pertanaman
puso.
Adapun
kondisi
pertanaman yang mengalami puso akibat kekeringan pada tahun 20015 terdiri dari padi seluas 9.852 hektar, jagung seluas 907 hektar
dan
kedele
seluas
96
hektar.
Indikator
ini
diukur
berdasarkan indikator kinerja dalam renstra dan target kinerja yang terdapat pada dokumen penetapan/perjanjian kinerja tahun 2015. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Adapun target dan capaian indikator masing-masing indikator kinerja dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian
/
Perkebunan dengan kegiatan sebagai berikut : a. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian. 2. Program
Peningkatan
Produksi
Pertanian/Perkebunan
dengan kegiatan sebagai berikut : b. Penyediaan sarana produksi pertanian c. Perlindungan tanaman untuk peningkatan pengamanan produksi tanaman pangan . Realisasi indikator kinerja Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar tahun 2015 dapat disajikan dalam diagram berikut : GRAFIK 3.1 Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Tahun 2011-2015
Dari diagram diatas terlihat bahwa capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar 88,91%, belum sesuai dengan target 100%. Dibandingkan dengan tahun 2014 capaian indikator kinerja tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 12,77%. Realisasi komulatif indikator kinerja sampai dengan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
tahun 2015 sebesar 65,65% masih dibawah target yang akan dicapai pada tahun 2015 sebesar 100%. 3. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Kontribusi
sektor
pertanian/perkebunan
terhadap
PDRB
60,975 persen, dimana target 49,81 persen dan terealisasi 30,26 persen. 4. Cakupan Bina Kelompok Petani. Capaian indikator Cakupan Bina Kelompok Petani 106 persen, dimana target 100 persen dan terealisasi 106 persen. Target binaan kelompok tani sebanyak 650 klp dengan realisasi binaan 689 klp dimana pertumbuhan dan pemekaran kelompok tani yang melebihi target akibat luas potensi yang terlalu besar untuk satu kelompok serta efektifitas pengelolaan manajemen kelompok yang terlalu banyak anggotanya. 5. Populasi Ternak Sapi, Kambing dan Unggas Capaian sasaran Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Ternak yang terdiri dari 4 indikator.
Keempat indikator
tersebut sebagai berikut : (1) Meningkatnya populasi ternak sapi pada tahun 2015 target 35.000 ekor realisasi 41.327 ekor sehingga capaiannya 118,08 % dibanding tahun 2014 capainnya 110,9 % peningkatan ini disebabkan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak cara beternak secara intensif, adanya inovasi teknologi peternakan dalam pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak melalui kegiatan pelatihan teknologi peternakan. Selain itu dukungan pemerintah baik dari
pusat
maupun
propinsi
dan
daerah
dalam
hal
penyediaan sarana dan prasarana peternakan salah satunya adalah pengadaan N2 Cair dan Straw yang merupakan bahan baku bagi pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB), adanya pembinaan dan pendampingan kelompok terutama
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
kelompok yang telah diberi bantuan baik dari APBN maupun APBD dalam hal teknis pemeliharaan ternak. Keberhasilan ini
juga berkaitan dengan salah satu Program Nasional
GBIB (Gertak Berahi dan Inseminasi Buatan) dan Ganrep (Ganguan
Reproduksi)
untuk
percepatan
peningkatan
populasi dalam upaya swasembada daging sapi dan kerbau dengan
target
akseptor
100.000
ekor
untuk
Propinsi
Sulawesi Selatan. (2) Meningkatnya populasi kambing pada tahun 2015 target 15.000 ekor realisasi 21.829 ekor dan capaiannya 145,53% dibanding
tahun
menunjukkan
2014
adanya
capaiannya
137,2
peningkatan.
%
ini
Peningkatan
ini
disebabkan oleh meningkatnya minat peternak terhadap pemeliharaan ternak kambing akibat adanya peluang pasar yang
semakin
besar,
meningkatnya
pengetahuan
dan
keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak kambing. Selain itu peran petugas teknis dengan kelompok
yang
intensif
dalam
pembinaan,
semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan ternak kambing seperti pesta/syukuran atau acara adat dalam masyarakat yang
mendorong
usahanya.
peternak
Peternak
untuk
termotivasi
mengembangkan
untuk
mengelolah
peternakannya secara professional sehingga perekonomian dan kesejahteraannya semakin meningkat. (3) Meningkatnya populasi ternak unggas pada tahun 2015 target 1.100.050 ekor realisasi 1.818.784 ekor capaianya 165,34% ada peningkatan dibanding tahun 2014 yang capaiannya 130,3% hal ini disebabkan karena meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak dalam pencegahan dan
penanggulangan
vaksinasi
dan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
penyakit
pemberian
ternak
obat,
unggas
semakin
melalui
banyaknya
III-9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
masyarakat membuka usaha peternakan ayam baik ayam ras, buras maupun ayam potong hal ini karena semakin tingginya
kebutuhan
masyarakat
dalam
memenuhi
konsumsi protein hewani khususnya daging ayam, karena semakin mahalnya daging sapi sehingga masyarakat beralih ke daging ayam. Indikator kinerja tersebut dicapai dengan dukungan kegiatan sebagai berikut : Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 1.
Pembibitan dan Perawatan Ternak. Kegiatan ini berupa pengadaan Container N2 Cair dan Pompa 1 unit. Honorarium untuk petugas inseminator 6 orang selama 12 bulan. Honorarium untuk petugas teknis ternak pemerintah
sebanyak
5
orang
selama
12
bulan.Pengadaan ternak sapi 99 ekor untuk 3 kelompok tani
ternak
kambing
ini
Namun
kegiatan
pengadaan
tidak
terlaksana
karena
sapi
dan
administrasi
kelompok calon penerima bantuan belum tertata dengan baik dan belum terdaftar sebagai kelompok tani ternak. 2.
Pengembangan Agribisnis Peternakan, berupa pelatihan adopsi teknologi peternakan yang dilaksanakan di Balai Besar
Inseminasi
Buatan
(BBIB)
Lembang
melihat
system IB yang dilaksanakan di tempat tersebut, serta melihat
manajemen
usaha
peternakan
di
UPTD
Peternakan Provinsi Jawa Barat. Adopsi teknologi ini diikuti
oleh
anggota
kelompok
tani
dari
beberapa
kelompok tani yang menjadi binaan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.Soppeng. Kunjungan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan peternak yang dapat meningkatkan produksi hasil peternakan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
3.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan berupa monitoring kegiatan-kegiatan
Dinas
Peternakan
dan
Perikanan
selama tahun anggaran 2015 dalam bentuk buku data base. 4.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Dana Bergulir. Kegiaatan ini berupa pertemuan kelompok penerima dana bergulir untuk memonitoring dan mengevaluasi pengembalian dana bergulir.
Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 1. Promosi
atas
hasil
produksi
peternakan
unggulan
daerah,berupa pameran dan promosi produk unggulan peternakan dan perikanan baik dalam propinsi maupun di
luar
propinsi.
Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
memamerkan atau mempromosikan produksi peternakan unggulan daerah. Pameran yan diikuti tersebut sangat berkaitan dengan upaya untuk lebih mempromosikan peluang investasi serta perluasan pasar bagi produk peternakan dan perikanan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Peningkatan penerapan Teknologi peternakan 1. Pengadaan Sarana dan prasarana teknologi peternakan P e tepat guna berupa pengadaan instalasi biogas sebanyak r 2 unit 2. k Pelatihan
dan
Bimbingan
Pengoperasian
Teknologi
e Peternakan Tepat Guna berupa pelatihan pembuatan mpakan ternak 1 kali dengan peserta sebanyak 30 sebagai b perwakilan setiap kecamatan dan Sosialisasi Inseminasi a Buatan bagi anggota kelompok ternak di 8 kecamatan P erkembangan populasi ternak sapi, kambing, unggas dan produksi daging dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada diagram berikut ini: Grafik 3.2 Peningkatan Populasi Ternak Sapi, Kambing, Unggas dan Meningkatnya Produksi Daging Ternak besar
Indikator meningkatnya populasi ternak sapi dari tahun 2011 capaiannya 110,08 % dan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami
penurunan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
tetapi
pencapai
target
realisasi III-12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
semuanya di atas 100% dan pada tahun 2015 meningkat kembali menjadi 118,08% disbanding dengan tahun 2014 yang capaiannya 110,9%. Dari segi realisasi mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal terjadi karena semakin meningkatnya
pengetahuan
dan
kesadaran
peternak
kegiatan pembibitan dan perawatan ternak dan penanganan kesehatan hewan dimana fasilitas sarana dan prasarana ditingkatkan tumbuh
dan
serta
kesadaran
mengerti
akan
masyarakat
yang
mulai
pentingnya
peningkatan
populasi ternak yang mendukung perekonomian masyakat. Populasi yang meningkat mendukung program gubernur yaitu “Dua Juta Ekor Sapi”.
Indikator Meningkatnya
populasi ternak kambing dapat dilihat pada diagram bahwa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini terjadi tidak terlepas dari kegiatan pembibitan dan perawatan dan penanganan penyakit hewan yang semakin ditingkatkan begitu
juga
pengetahuan
masyarakat
yang
semakin
meningkat. Indikator peningkatan populasi ternak unggas pada diagram dapat dilihat pada tahun 2011 capaiannya 100 % dan pada tahun 2012 menurun disebabkan pada tahun tersebut adanya penyakit
yang menyerang ternak unggas
sehingga populasi menurun. Pada tahun 2013 sampai tahun 2015
mengalami
peningkatan
hal
ini
terjadi
karena
meningkatnya pengetahun dan kesadaran peternak dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak yang semakin mengerti dan mempunyai minat yang tinggi untuk membuka usaha peternakan unggas baik ayam petelur maupun
ayam
perekonomiannya
pedaging dengan
untuk pengelolaan
mengembangkan tata
laksana
pemeliharaan yang lebih baik.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Pada diagram di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami penurunan, penurunan ini terkait dengan jumlah populasi sapi yang menurun karena perhitungan produksi daging berdasar dari jumlah populasi. Pada tahun 2013 terjadi penurunan produksi daging, hal ini disebabkan karena populasi pada tahun 2013 menurun.
Penurunan
ini
terjadi
karena
peningkatan
pengeluaran ternak khususnya sapi yang dikirim ke luar Kabupaten Soppeng seperti ke Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan sapi potong. Disisi lain adanya pemotongan yang tidak tercatat/terlapor di dinas. Dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan capaian yaitu 99.07 % dari tahun 2013 yang capaiannya 87.2% dan di tahun 2015 capaiannya meningkat menjadi 108,49%. Peningkatan ini terjadi karena populasi ternak sapi semakin meningkat, meningkatnya kesadaran kebutuhan
masyarakat gizi/protein
akan
pentingnya
hewani
yang
pemenuhan menyebabkan
permintaan daging meningkat. 6. Produksi Ikan Capaian indikator Produksi Ikan pada tahun 2015 target 5.000 ton realisasi 1.615,9 ton capainnya 32,32 % ini ada penurunan dibanding tahun 2014 yang capaiannya 87,59 % hal ini terjadi karena kemarau yang berkepanjangan menyebabkan tingginya tingkat kematian ikan, sekitar 6 bulan hampir tidak ada produksi ikan, aktifitas nelayan menurun, selain itu kegiatan restoking sudah tidak ada sejak tahun 2014 dan ini juga merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya produksi karea kurangnya bibit ikan di Danau.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik.3.3 Produksi Ikan Tahun 2011-2015
Meningkatnya Produksi Ikan pada diagram terlihat bahwa pada tahun 2011 dan tahun 2012 capiannya sama yaitu 63 % dan
pada
tahun
2013
sampai
tahun
2014
mengalami
peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya dukungan sarana dan prasarana kegiatan dari dinas peternakan dan perikanan baik yang bersumber dari APBD Dana Alokasi Khusus maupun dari APBN. Aktifitas nelayan dan pembudidaya ikan juga semakin meningkat. Pada tahun 2015 capaiannya 32,32% ini mengalami penurunan dibanding tahun 2014. Penurunan produksi ikan ini terjadi karena kemarau yang panjang selama 6 bulan hampir tidak ada produksi karena dilanda kekeringan, sejak tahun 2014 kegiatan restoking dihentikan dan ini berpengaruh terhadap produksi ikan. 7. Konsumsi Ikan Capaian indikator Konsumsi Ikan pada tahun 2015 target 7.500 ton realisasinya 7.073,8 ton dan capiannya 94,32%. ada peningkatan dibanding tahun 2014 yang capaiannya 90,5%. Hal ini disebabkan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi ikan bagi pemenuhan gizi tubuh mendukung kesehatan yang baik. Realisasi capaian tidak mencapai 100 % disebabkan banyaknya ragam jenis BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
makanan
yang
bisa
menjadi
pilihan
masyarakat
dalam
memenuhi kebutuhan pokok makanan sehari-harinya. Grafik 3.4 Konsumsi Ikan pada tahun 2011-2015
Konsumsi Ikan pada diagram dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan
peningkatan
mengalami
produksi
penurunan
hal
ini
ikan.
Pada
terjadi
tahun
karena
2014
banyaknya
alternatif pilihan makanan seperti daging ayam, daging sapi dan lain sebagainya. dalam
memenuhi
Walaupun
pada
Masyarakat mempunyai banyak pilihan kebutuhan
tahun
2015
makanan produksi
setiap ikan
harinya.
mengalami
penurunan, konsumsi ikan tahun 2015 meningkat.
Hal
tersebut disebabkan oleh produksi ikan selain bersumber dari Kabupaten Soppeng juga bersumber dari luar daerah Soppeng. Selain itu adanya dukungan program Dinas Kelautan Provinsi yang melaksanakan kegiatan kampaye gemar makan ikan sehingga pengetahuan masyarakat meningkat akan pentingnya protein hewani (ikan). 8. Cakupan Bina Kelompok Nelayan Capain Indikator Cakupan Bina Kelompok Nelayan pada tahun 2015 target 25 kelompok realisasi 20 kelompok dan capainnya 80%, kelompok yang menerima bantuan jumlahnya tetap 20 kelompok, capaian menurun karena target terlalu tinggi. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Kegiatan ini tertuang dalam program kegiatan Pengembangan usaha mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB). Ada beberapa hambatan di lapangan sehingga target belum dapat tercapai secara maksimal antara lain keterbatasan nelayan di lapangan
baik
keterbatasan
SDM
maupun
sarana
dan
prasarana pendukung, kurangnya dukungan kelembagaan keuangan dalam pembinaan kelompok pengusaha ikan mereka hanya menunggu pendampingan dari pihak pemerintah dalam hal ini (Dinas Peternakan dan Perikanan), disamping itu faktor alam
yaitu
kemarau
yang
panjang
yang
mengakibatkan
menurunnya produksi ikan. Grafik 3.5 Cakupan Bina Kelompok Nelayan pada tahun 2011-2015
Untuk indikator cakupan pembinaan kelompok pengusaha ikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 persentase capaiannya ada peningkatan tetapi pada tahun 2014 dan 2015 capaiannya mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi karena dana yang tersedia untuk 20 kelompok sehingga realisasi kelompok yang mendapat bantuan 20 kelompok sama dengan tahun 2013 sedangkan target yang pasang 25 kelompok jadi capainnya 80.00 %.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
9. Produksi Perikanan Kelompok Nelayan Capaian Indikator Produksi Perikanan Kelompok Nelayan pada tahun 2015 target 3.238,07 realisasi 1.445,2 dan capaiannya 44,63 % terdapat penurunan capaian dibanding tahun 2014 yang capaiannya 98,6%. Penurunan ini disebabkan penurunan aktifitas nelayan karena kemarau panjang yang menyebabkan tingkat kematian ikan yang tinggi, hampir tidak ada produksi ikan karena selama 6 bulan danau, sawah dan sungai menjadi kering, banyak kelompok nelayan yang beralih profesi karena musim kemarau. Selain itu tidak adanya kegiatan restoking sejak tahun 2014 juga mempengaruhi ketersediaan bibit di perairan
yang
mempengaruhi
menurunnya
menurunnya produksi perikanan nelayan.
produksi
Adapun kegiatan
yang mendukung indikator sektor perikanan antara lain; a. Pengembangan Perikanan (Bibit Ikan Unggul Air Tawar) berupa belanja pakan ikan dan pupuk organik/anorganik. Pelaksanaan kegiatan pemrbenihan ikan air tawar mulai dari induk matang gonad sampai menghasilkan benih siap tebar. b. Kegiatan Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan. Kegiatan ini berupa pelatihan/adopsi teknologi bagi kelompok
pembudidaya
ikan
untuk
meningkatkan
produktifitas kelompok tani pembudidaya ikan dengan tujuan untuk dapat mengaplikasikan kegiatan budidaya di lokasi masing-masing. c. Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB) dan Pengelolaan Pemasaran Hasil Perikanan (PUMP-PPHP).
Kegiatan
ini
berupa
pembinaan
pada
kelompok budidaya ikan berupa pelatihan pengolahan hasil perikanan
untuk
8
kecamatan,
dan
sebagian
besar
kelompok sudah mendapatkan bantuan dari dana APBN berupa bantuan bibit ikan untuk kelompok pembudidaya BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
ikan.
dan
bantuan
alat
pengolahan
untuk
kelompok
pengolah hasil perikanan. d. Pengadaan sarana dan Prasarana Pengembangan Perikanan (DAK). Kegiatan ini berupa belanja yang diserahkan kepada masyarakat
berupa
diserahkan
pengadaaan
kepada
10
jaring
kelompok
insang
yang
penangkapan
ikan.Pengadaan cool box dan keranjang diberikan kepada 8 kelompok
pemasaran
dan
pengolahan
hasil,
dan
pengembangan UPR yang diserahkan kepada UPR Lajoa Kelurahan
Jennae.
Pengadaan
Komputer,
printer
dan
belanja modal pengadaan Mebeulair, Pengadaan Konstruksi Jaringan Air, Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon, Pengadaan konstruksi/pembelian gedung kantor berupa pembangunan rumah karyawan dan pagar BBI Citta Meningkatnya Produksi Perikanan Kelompok Nelayan (Ton) pada diagram dan terlihat ada peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 hal ini terjadi karena semakin meningkatnya aktifitas kelompok nelayan. Pada tahun 2014 mengalami penurunan disebabkan peningkatan aktifitas nelayan yang menggunakan alat tangkap yang mengambil ikan yang besar sampai yang kecil yang belum layak untuk dikonsumsi
sehingga
dapat
merurak
ekosistem
yang
mengakibatkan menurunnya produksi perikanan. Tahun 2015 produksi semakin menurun dibanding dengan tahun 2014, hal disebabkan karena kemarau yang panjang yang menyebabkan aktifitas nelayan menurun. 10. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 12,26 persen terjadi penurunan dari tahun 2014 yang sebesar 12,91 persen. Hal ini juga menunjukkan bahwa kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB pada
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
tahun 2015 belum mencapai target RPJMD pada tahun 2015 dengan target 12,74 persen. 11. Capaian indikator Cakupan bina kelompok pedagang/Usaha informal Capaian indikator Cakupan bina kelompok pedagang/Usaha informal sebesar 450.72%. Walaupun realisasi telah melebihi target, bahkan melebihi realisasi tahun sebelumnya. ditunjukkan
dengan
meningkatnya
Hal ini
pengetahuan
yang
didukung oleh kesadaran para pedagang terhadap UndangUndang Perlindungan Konsumen. Capaian ini memperlihatkan peningkatan tingkat kesadaran para
pedagang
dalam
mengutamakan
kepentingan,
keselamatan dan kepuasaan konsumen terhadap pemakaian barang/jasa. Tentunya hal ini tidak lepas dari rutinitas kegiatan
pengawasan
pembinaan lainnya
barang
dan
jasa
serta
kegiatan
yang dilaksanakan oleh aparatur dinas
Koperindag Kabupaten Soppeng. 12. Kontribusi Industri perdagangan terhadap PDRB Kontribusi Industri perdagangan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2015 sebesar 10,35 persen,ini lebih tinggi dibanding pada target RPJMD yang sebesar 7,54 persen atau pencapaiannya sebesar 137,27 persen.
Pengukuran
Kinerja dalam rangka mendukung terciptanya peningkatan mutu produk UMKM guna mewujudkan kemandirian lokal didasarkan pada pengukuran indikator kinerja utama yang diasumsikan
melalui
indikasi
Kontribusi
sektor
Industri
terhadap PDRB Tahun 2015 telah menunjukkan capaian 137,27%. Pencapaian ini didukung dengan kegiatan promosi dengan memperkenalkan produk industri pada pasar-pasar tingkat nasional melalui pameran Tk.Propinsi dan Tk.Nasional. Capaian yang tidak memenuhi target tersebut dikarenakan produk khas daerah yang ditawarkan belum memiliki daya BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
saing yang mampu menarik minat investor untuk berinteraksi bisnis dengan pengusaha di Kabupaten Soppeng. 13. Kontribusi Industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri Kontribusi Industri rumah tangga terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku sektor Industri, pada tahun 2015 sebesar 2,21 persen hal ini lebih tinggi dibanding target pada tahun 2015 yang terdapat pada RPJMD dimana targetnya sebesar 0,52 persen atau telah tercapai 425,00 persen dari target yang dicanangkan. Pengukuran Kinerja Peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya pedesaan berdasarkan pengukuran indikator kinerja utama dapat diasumsikan melalui kontribusi industri
rumah
tangga
terhadap
PDRB
sektor
industri
memperlihatkan kenaikan capaian yang sangat tinggi. Terlihat dari peningkatan jumlah unit usaha industri rumah tangga di Kabupaten Soppeng yang didukung oleh kegiatan Bimbingan Penerapan Produk Industri pangan yang mampu mendorong industri rumah tangga agar dapat berkembang lebih baik, sehingga nilai jual produk IRT memiliki daya saing dipangsa pasar. 14. Pertumbuhan industri Capaian pertumbuhan industri sebesar 8,98 persen, dengan target sebesar 4,01 dan terealisasi sebesar 0,36 persen pada tahun 2015. Walaupun target tidak tercapai tapi pada dasarnya terjadi perkembangan pertumbuhan industri dimana pada tahun 2010 pertumbuhan industri sebesar 0,56 persen jadi pada tahun 2015 terdapat kenaikan pertumbuhan sebesar 223 persen dibanding tahun 2010. Untuk keseluruhan sektor pengolahan tidak menunjukkan peningkatan
yang
signifikan.
Walaupun
pada
sektor
pengolahan industri rumah tangga terjadi kenaikan namun pada sektor pengolahan tekstil, bahan baku, barang kayu dan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
hasil hutan, kertas dan barang cetakan,pupuk kimia dan barang dari karet, semen dan barang galian bukan logam, logam dasar besi dan baja, dll, tidak terdapat kenaikan 15. Cakupan bina kelompok pengrajin Capaian
cakupan
bina
kelompok
pengrajin
menunjukkan
capaian sebesar 2067,74% pada tahun 2015 dengan target sebesar 4,34 dan terealisasi sebesar 83,33 persen. Kenaikan ini didukung dengan jumlah kegiatan pendukung usaha pengrajin pada tahun 2014 ada sebanyak 7 kegiatan. Pada setiap kegiatan ini terdapat bantuan berupa alat atau sarana yang diberikan kepada para pengrajin antara lain;
Kegiatan
pelatihan keterampilan jahit menjahit dan kegiatan pelatihan keterampilan
tata
rias
yang
didukung
dengan
adanya
penyerahan bantuan alat kepada pelaku usaha industri rumah tangga, telah memberikan kontribusi yang besar pada usaha industri rumah tangga untuk menjadikan usahanya lebih baik dan tidak terkendala lagi pada keterbatasan alat atau sarana produksi. 16. Persentase Koperasi yang aktif Capaian Kinerja Peningkatan Koperasi yang aktif tahun 2015 sebesar 90,76%. Dari target yang ditetapkan sebesar 98,00% dan dapat terealisasi sebesar 88,94.
Dari Jumlah seluruh
koperasi yang ada di Kabuaten Soppeng sebanyak
197
koperasi, sebanyak 191 koperasi yang masih aktif. Pemerintah Daerah Kab. Soppeng belum dapat mencapai target RPJMD pada tahun 2015 yang sebesar 98 persen. 17. Jumlah UKM non BPR/LKM UM Capaian pada indikator jumlah UKM Non BPR/LKM UKM sebesar 1548,84% dengan target sebesar 2,15 dan terealisasi sebesar
3,33
persen.
Hal
ini
menunjukkan
peningkatan
pengelolaan dana perkuatan yang diterima oleh Koperasi BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
maupun BMT pada tahun 2015. Indikator ini didukung dengan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta Kegiatan inventarisasi
kredit
Program
(KUT,Pangan,Pupuk
Tunai).
Meningkatnya bantuan sosial maupun dana bergulir yang diterima Koperasi dan LKM pada tahun anggaran 2015, telah mendorong pertumbuhan koperasi menjadi lebih berkembang. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015 telah berupaya mencapai target indikator kinerja sasaran tersebut di atas dengan kegiatan yang ditetapkan sebagai tolok ukur keberhasilan sasaran ini, yakni : a) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 1. Kegiatan
Sosialisasi
Prinsip-Prinsip
Pemahaman
Perkoperasian 2. Kegiatan
Pembinaan, pengawasan dan penghargaan
Koperasi Berprestasi, 3. Kegiatan Monitorng Evaluasi dan Pelaporan 18. Usaha Mikro dan kecil Menengah Capaian pada indikator Usaha Mikro dan kecil Menengah sebesar 116,23% dengan target sebesar 65,00 persen dan terealisasi sebesar 75,55 persen. Dari jumlah seluruh UKM di kabupaten Soppeng sebanyak 6.253, 6.182 adalah usaha mikro kecil menengah. diperoleh
melalui
Capaian kegiatan
Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan
Kebijakan
dan
Program Peningkatan Ekonomi Lokal (Data Base/Profil UMKM). Melalui kegiatan ini dilakukan pendataan mengenai jumlah UMKM di setiap Kecamatan. Hasil pendataan menunjukkan bahwa usaha sektor perdagangan mendominasi UMKM di Kabupaten
Soppeng.
Didukung
dengan
kegiatan
penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Ragam produk unggulan yang diperkenalkan melalui promosi di Tk.Propinsi dan Tk.Nasional (Sutera, keset kaki, parang, makanan khas dll)
19. Kunjungan wisata Indikator peningkatan jumlah kunjungan wisata di tahun 2015 terealisasi sebesar 185.180 orang menurun dari target yang ditetapkan sebesar 297.162 orang atau tingkat capaian sebesar 62,32%.
jika dibandingkan dengan realisasi pada
tahun 2014 yaitu sebesar 294.332 orang dari target yang ditetapkan
294.332
orang
atau
dengan
tingkat
capaian
mencapai 91.00% Jumlah kunjungan wisata dalam hal ini hanya diambil dari data pengunjung obyek wisata yang secara langsung dikelola oleh
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata.
Adapun
jumlah
pengunjung obyek wisata lain yang tidak dikelola oleh Dinas Kebudayaan
dan
Pariwisata,
jumlah
tamu
hotel
dan
penginapan tidak dimasukkan. Sebagai bahan perbandingan jumlah kunjungan wisata dalam 4 (empat) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.6 Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2011-2015
Pada grafik di atas nampak bahwa jumlah kunjungan wisata menurun cukup signifikan, berada dibawah jumlah kunjungan
wisata
pada
tahun
2013.
Permasalahan
dan
kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja sehingga belum maksimal antara lain :
Aksesibilitas untuk mencapai lokasi wisata yang belum memadai, terutama ruas jalan penghubung dari pusat Kabupaten menuju lokasi wisata banyak yang rusak, sarana transportasi
umum
(Angkutan
pedesaan)
juga
sangat
terbatas. Sebagian jalan juga tidak dilalui jaringan listrik, sehingga untuk penerangan jalan di malam hari tidak ada, jadi wisatawan yang pulang kemalaman merasa kurang aman. Terbatasnya jaringan komunikasi seluler sampai ke lokasi wisata, sehingga para wisatawan merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan rekan dan sahabat maupun keluarga mereka.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Belum
tertatanya
minimnya
objek
atraksi
wisata
wisata
di
secara
destinasi
maksimal
dan
wisata sehingga
minat wisatawan untuk berkunjung masih rendah.
Belum
optimalnya
kurangnya peran
pelayanan masyarakat
terhadap wisatawan dan terhadap
perkembangan
pariwisata.
Kabupaten
Soppeng
tidak
memiliki
obyek
pariwisata
unggulan yang mampu menyaingi sektor pariwisata daerah tetangga. Sehingga minat pengunjung sangat kurang untuk berwisata ke Soppeng, akibatnya sektor-sektor pariwisata yang ada kurang dikenal di daerah luar.
Belum adanya produksi kerajinan khas daerah ataupun makanan khas untuk dijadikan souvenir bagi wisatawan, sehingga kunjungan wisata ke Soppeng kesannya tidak memiliki kenangan.
Lemahnya
dalam
perencanaan
dan
pelaksanaan
pengembangan dan pemasaran kepariwisataan, karena terbatasnya Sumber Daya Manusia yang yang memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk menangani urusan seni, budaya dan pariwisata daerah pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Langkah-langkah
yang
perlu
diambil
untuk
pemecahan
masalah tersebut adalah:
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng
sudah
saatnya
merencanakan aksesibilitas yang menjanjikan kenyamanan, keamanan
dan
kepuasan
kepada
wisatawan
yang
berkunjung ke daerah ini. Mulai merencanakan pembuatan dan perbaikan jalan dan jembatan penghubung untuk ke lokasi
wisata,
penerangan
jalan
dan
jaringan
menambah
frekuensi
telekomunikasi harus tersedia.
Penataan
obyek
wisata
dan
penyelenggaraan atraksi wisata pada obyek wisata BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Memperbaiki kualitas pelayanan kepada wisatawan dengan meningkatkan kualitas pengelola obyek wisata melalui pelatihan misalnya pelatihan pemandu wisata.
Meningkatkan
peran
serta
masyarakat
dalam
pengembangan pariwisata dengan pengaktifan kelompok sadar wisata dan industri kerajinan khas daerah. 20. Persentase pertumbuhan kunjungan wisata capaian
dari
indikator
kinerja
persentase
pertumbuhan
kunjungan wisata adalah -3214,862% dengan target sebesar 0,96 dan terealisi sebesar -30.862%. Target ini tidak tercapai disebabkan sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata belum optimal dan diharapkan Sinergitas dengan SKPD lain misalnya PU untuk infrastruktur ke objek wisata, dinas koperindag untuk pedagang kaki lima dan cindramata wisata serta Pemasaran objek wisata seperti pemilihan duta wisata yang akan membantu memasarkan objek wisata di setiap event di dalam dan luar negeri. 21. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2015 sebesar 0,60 persen keadaan ini tidak mencapai target yang telah dicanangkan pada RPJMD dimana pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 1,70 persen. Rendahnya pertumbuhan wisata berdampak terhadap kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB. 22. Angka Sengketa pengusaha-pekerja pertahun Capaian Indikator Angka Sengketa pengusaha-pekerja pertahun adalah 100 persen, dimana target yang ditetapkan sebanyak 2 orang dan tahun 2015 tidak ada pekerja yang bersengketa. Capaian ini menunjukkan bahwa kesadaran setiap pengusaha di Kab.Soppeng mengutamakan upaya mewujudkan tatanan kehidupan
masyarakat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
yang
saling
menghormati,
penuh III-27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
toleransi, hidup berdampingan secara damai bebas dari konflik dengan memegang nilai dasar Sipakatau, Sipakalebbi, Siamasei yang bermakna saling menghormati, saling mengasihi antara satu dengan yang lainnya. Dan setiap tahun dilaksanakan sosialisai dan pembinaan terhadap perusahaan dan pekerja tentang perlindungan dan pengamanan ketenagakerjaan serta berbagai peraturan-peraturan pelaksana lainnya 23. Tingkat partisipasi angkatan kerja Capaian Indikator Kinerja Tingkat partisipasi angkatan Kerja pada tahun 2015 dengan realisasi 57.32% dari target yang ditetapkan sebesar 71,69% dengan tingkat capaian sebesar 41,09%. Sedangkan Indikator Pencari kerja yang ditempatkan dengan capaian 60 orang dari target yang ditetapkan sebesar 780 orang dengan tingkat capaian sebesar 8,59%. Capaian ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 dengan capaian sebesar 11,68%. Target tidak tercapai disebabkan karena : 1. Belum terbinanya bursa kerja khusus yang ada di institusi pendidikan/ balai kerja 2. Masih
terbatasnya
informasi
pasar
kerja,
diantaranya
disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka 3. Kurangnya
kegiatan
job
canvasing
(mencari
lowongan
pekerjaan ke perusahaan) 4. Kurangnya
partisipasi
perusahaan
dalam
wajib
lapor
lowongan pekerjaan 5. Kurangnya
partisipasi
pencari
kerja
yang
telah
ditempatkan/ telah mendapatkan kerja yang melaporkan diri ke dinas tenaga kerja Langkah-langkah kedepan yang akan dilaksanakan adalah dengan mengadakan koordasinasi dengan Instansi pemerintah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
(BKDD) untuk melaporkan beberapa formasi pegawai yang terisi, pada sektor swasta juga terdapat beberapa pekerja dalam perusahaan serta sektor BUMN/BUMD. 24. Keselamatan dan perlindungan Indikator Keselamatan dan perlindungan pada tahun 2015 dengan capaian sebesar 558,333 persen, dimana target yang ditetapkan sebanyak 12 dan terealisasi sebesar 67. Capaian ini terlalu tinggi disebabkan waktu penetapan target yang terlalu rendah.
Pada tahun 2015 telah diadakan Sosialisasi
penerapan peralatan tentang perlindungan ketenagakerjaan antara lain UU BPJS dan Kemampuan perusahaan dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan kelengkapan kerja dan pemberian jaminan social. 25. Perselisihan
buruh
dan
pengusaha
terhadap
kebijakan
dan
pengusaha
terhadap
kebijakan
pemerintah daerah Perselisihan
buruh
pemerintah daerah adalah 100 persen, dimana target yang ditetapkan sebanyak 1 orang dan tahun 2015 tidak ada buruh dan pengusaha yang berselisih terhadap kebijakan pemerintah dan
tidak
ada
dilanggar
oleh
Pemerintah berbagai
aturan
perusahaan
Daerah
aturan
serta
telah
perundang-undangan
yang
ada
melakukan
maupun
kebijakan
di
yang
Kab.Soppeng.
sosialisasi pemda
terhadap senantiasa
dilakukan dalam setiap kesempatan baik secara langsung maupun melalui media lainnya 26. Transmigran Indikator Transmigran dengan capaian 0 persen, dari target yang ditetapkan sebesar 0 persen dan realisasi sebesar 100 persen.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sasaran 2 Menurunnya Angka Penduduk Miskin Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya menurunnya angka penduduk miskin. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 29 indikator. Tabel 3.4 Pencapaian Sasaran 2 Menurunnya Angka Penduduk Miskin Tahun 2015 No. 1.
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
3.
Rata-rata jumlah anak per keluarga Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya di bawah usia 20 tahun Rasio akseptor KB
4.
Prevelensi peserta KB aktif
%
5.
Keluarga pra sejahtera & keluarga sejahtera 1 Cakupan Anggota BKB ber-KB
%
%
8.
Cakupan Anggota UPPKS berKB Rasio PLKB/PKB
%
1:2
1:89
9.
Rasio PPKBD
%
1:1
1:1
10.
Persentase Penduduk Miskin
%
8.00
11.
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Partisipasi perempuan di lembaga swasta Rasio KDRT
%
%
17.
Partisipasi angkatan kerja perempuan Rata-Rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Rata-Rata jumlah kelompok binaan PKK LPM Berprestasi
18.
PKK Aktif
2.
6. 7.
12. 13. 14. 15.
16.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
2.88
1.22
157.64
3.50
3.65
95.71
%
750
750
100.00
75.00
75.06
100.08
19.30
14.88
122.90
80.00
77.02
96.28
95.00
82.11
86.43 54.29
%
%
% %
100.00
8.76
90.50
10.30
11.05
107.28
59.80
88.95
148.75
0.001
0.037
37.00
89.00
89.23
100.26
17
70
411.76
14
14
100.00
3
3
100.00
100
100
100.00
Desa/Kel
Desa/Kel Desa/Kel %
III-30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
19.
Posyandu Aktif
%
20.
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Regulasi Ketahanan Pangan
%
21. 22. 23. 24.
Rata-rata Ketersediaan Pangan Utama Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita Penguatan Cadangan Pangan
95
95
100.00
75
100
133.33
5
5
100.00
204,391
130,182
90
320.47
buah ton % %
60 25. 26. 27. 28. 29.
Ketersediaan Informasi Pasokan, harga dan akses pangan di Daerah Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
%
Penanganan Pangan
%
daerah
Rawan
6.6
90
100
90
98
90
108.2
80
45.45
60
60
% % %
Rata-Rata Capaian Sasaran 2
63.69 356.08 11.00 111.11 108.44 120.22 56.81 100.00 116.19
Capaian rata-rata sasaran 2 sebesar 116.19% dengan kategori sangat baik. Analisis atas capaian-capaian indicator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga Target jumlah anak perkeluarga tahun 2015
sebanyak 2,88
artinya setiap keluarga memiliki anak rata-rata 2 sampai 3 anak. Dan ternyata capain tahun 2015 menurun cukup tajam menjadi 1,22 artinya setiap keluarga rata-rata mempunyai 1 orang anak. Indikator ini juga mengalami
peningkatan
pencapaian, karena pada tahun 2014 yang lalu jumlah anak perkeluarga rata-rata 3,05 atau rata-rata keluarga hanya memiliki 3 orang anak. Salah satu hal yang menyebabkab peningkatan pencapaian ini adalah KIE dan promosi yang kian giat dilaksanakan, atau dengan kata lain gaung Program KKB kembali diaktifkan di lini lapangan apalagi dengan adanya Mobil Uni Penerangan (MUPEN) yang pengadaannya dari Dana BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Alokasi Khusus maka kegiatan KIE semakin diperbanyak, makanya ke depan kegiatan Pelayanan KIE dan aktivitas petugas lapangan KB perlu terus di galakkan. Capaian kinerja selama tahun 2011 – 2015 bisa kita lihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.5 Capaian Kinerja untuk jumlah anak perkeluarga Tahun 2011 – 2015 NO
1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja Jumlah
Anak
2011
2012
2013
2014
2015
104,44%
151.03%`
159,79%
94,83%
157,64%
Balita Perkeluarga
Capain kinerja untuk indikator jumlah anak perkeluarga yaitu pada tahun 2011 capaiannya 104,44%, tahun 2012 capaiannya 151,03% dan pada tahun 2013 capaiannya 159,79% sementara untuk tahun 2014
ini capaian hanya 94,83%, dan pada
periode terakhir Renstra BPPKB capainnya kembali meningkat ke angka 157,64%. jadi kalau dilihat dari lima tahun terakhir maka tahun ini mengalami peningkatan yang cukup drastis dari tahun lalu, Salah satu hal yang menyebabkab peningkatan pencapaian
ini
adalah
KIE
dan
promosi
yang
terus
ditingkatkan, aktivitas petugas lapangan KB terus ditingkatkan, Selain itu tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera semakin tinggi. 2. Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya di bawah usia 20 tahun Target capaian tahun 2015 , cakupan PUS yang isterinya dibawah 20 Tahun sebesar 3,50%, dan ternyata yang dicapai sebesar 3,65%, Hal ini berarti bahwa sasaran menurunkan usia kawin muda tidak tercapai untuk tahun ini, capaian kinerja hanya 95,71%, jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang lalu BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
maka tidak ada perubahan sama sekali, jadi sama dengan indikator sebelumnya, karena data ini juga berasal dari hasil pendataan keluarga. Untuk tahun ini pendataan keluarga menggunakan MDK, sementara hasil pendataan 2015 belum dipublikasikan, jadi untuk sementara data yang dipakai masih data pendataan 2014 yang lalu. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya PUS yang istrinya dibawah usia 20 tahun karena maraknya
perkawinan
di
bawah
umur
dan
tidak
memperhatikan yang namanya pendewasaan usia perkawinan, dimana
menurut
dipertajam
dengan
Undang-undang
10
Undang-undang
Tahun
No.
52
1992,
yang
Tahun
2009
diharapkan perempuan nanti menikah pada usia 20 tahun dan laki-laki 25 tahum. Untuk diharapkan peran para PLKB untuk mensosialisasikan
yang
namanya
pendewasaan
usia
perkawinan dan juga perlu kesadaran para orang tua untuk tidak cepat-cepat mengawinkan anaknya utamanya di bawah usia 20 tahun. Salah satu kegiatan yang bisa digalakkan untuk mencapai target adalah mengaktifkan kelompok PIK Remaja yang ada di sekolah-sekolah. Selengkapnya dapat kita lihat capaiannya selama tahun 2011 – 2015 berikut ini: Tabel 3.6 Capaian Kinerja untuk Indikator Cakupan PUS yang Isterinya dibawah 20 tahun Tahun 2011 – 2015 NO
1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja Cakupan PUS
2011
2012
2013
2014
2015
102,63%
91,62%
96,11%
95,71%
95,71%
yang isterinya dibawah 20 tahun
Untuk Indikator Cakupan PUS yang istrinya dibawah 20 tahun selama tahun 2011-2015 sudah memberikan hasil yang cukup BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
bagus dimana capaian pada tahun 2011 adalah 102,63%, kemudian tahun 2012 adalah 91,62%, tahun 2013 dicapai 96,11%, tahun 2014 dicapai 95,71% dan terakhir tahun 2015 sama dengan tahun 2014 yait6u 95,71%. Ini pertandan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk menikahkan anaknya pada usia diatas 20 tahun. Program yang harus dilakukan dalam meningkatkan capaian kinerja ini adalah Program
pembangunan
pusat
pelayanan
informasi
dan
konseling (KRR) dengan mengaktifkan kelompok PIK Remaja yang di sekolah-sekolah dan sosialisasi di masyarakat. 3. Rasio Akseptor KB Target pencapaian rasio akseptor KB tahun 2015
adalah
diantara 1.000 PUS terdapat 750 peserta KB, dan yang dicapai adalah 750 peserta KB, berarti persentase pencapai 100%,. Rasio akseptor KB mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang lalu. Capaian pada tahun 2014 yang lalu adalah 96,40% sedangkan tahun ini hanya 100%, jadi ada penurunan sebesar 3,60%,
capaian ini sebenarnya lebih
tinggi dari target SPM
yang hanya 65%. Namun melihat capaian tahun ini maka perlu terus dipertahankan, kalau perlu ditingkatkan lagi. Untuk pencapaian selama tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tebel berikut ini : Tabel 3.7 Capaian Kinerja untuk Ratio Akseptor KB selama Tahun 2011 – 2015 NO
1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja Rasio Akseptor
2011
2012
2013
2014
2015
100%
102,67%
102,27%
96,40%
100%
KB
Hasil yang telah dicapai selama lima tahun terakhir adalah pada tahun 2011 dicapai 100%, 2012 dicapai 102,67% tahun BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
2013 dicapai 102,27%, tahun 2014 dicapai 96,40% dan tahun 2015 dicapai 100% jadi capaiannya berfluktuasi. Hal ini tentu tidak lepas dari keaktifan petugas di lini lapangan dalam meberikan konseling dan KIE kepada calon-calon akseptor KB, jadi
untuk
meningkatkan
pencapaian
peserta
KB
dan
peningkatan capaian kinerja adalah dengan menggalakkan Program keluarga Berencana dengan melakukan promosi dan KIE. 4. Prevelensi peserta KB aktif Cakupan peserta KB aktif dilihat dari Jumlah peserta KB aktif berbanding dengan jumlah pasangan usia subur. Dari data yang ada pada tahun 2015,
target
tahun 2015 sebesar
75,00%, yang dicapai 75,06%, atau persentase pencapaian sasaran 100,08%.
Jika kita tengok ke belakang pada tahun
2014 yang lalu pencapaian sasaran adalah 96,44% maka pada tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun yang lalu yaitu sebesar 3,56%, salah satu hal yang menyebakan peningakatan pencapaian ini adalah keaktifan petugas di lini lapangan dalam menggalang peserta KB baru, dan juga KIE yang terus ditingkatkan dalam meningkatkan pencapaian peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) karena dengan
menggunakan
MKJP
maka
tingkat
Drop
out
penggunaan alat kontraspesi akan berkurang. Selama periode restra capaian kinerja dapat kita lihat pada grafik berikut ini :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.7 Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011-2015
Selama periode renstra 2011-2014 inilah capaian kinerja yang paling rendah Pencapaian cakupan peserta KB aktif yang tidak mencapai target, tentunya perlu tetap didukung dengan menggalakkan pelaksanaan program KB utamanya di lini lapangan, dengan tetap membina akseptor KB yang sudah ada, jangan sampai mereka mengalami drop out, dan kalau perlu kita menggenjot pencapaian akseptor KB dengan menggalakkan 10 langkah PLKB yang diterapkan pada tahun-tahun
yang
lalu,
sehingga
tahun
depan
yang
merupakan periode akhir renstra capaian akan kembali melebihi 100% dari target. Untuk indikator ini program intervensi yang dapat kita lakukan dengan melaksanakan Progran
Pelayanan
Kontrasepsi
KB,
sehingga
semakin
banyak peserta KB yang terjaring utamanya MKJP sehingga angka DO dapat dikurangSelama periode renstra 2011-2015 capaian kinerja untuk tahun 2015 ini kembali pda trend peningkatan setelah pada tahun 2014 yang lalu sempat mengalami penurunan, melihat hasil capaian ini tentunya perlu tetap didukung dengan menggalakkan pelaksanaan program KB utamanya di lini lapangan, dengan tetap membina akseptor KB yang sudah ada, jangan sampai
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
mereka
mengalami
drop
out,
dan
kalau
perlu
kita
menggenjot pencapaian akseptor KB dengan menggalakkan 10 langkah PLKB yang diterapkan pada tahun-tahun yang lalu, sehingga capaian peserta KB aktif tetap
kembali
melebihi 100% dari target di tahun-tahun mendatang. Untuk indikator ini program intervensi yang dapat kita lakukan dengan melaksanakan Progran Pelayanan Kontrasepsi KB, sehingga
semakin
banyak
peserta
KB
yang
terjaring
utamanya MKJP sehingga angka DO dapat dikurangi. 5. Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I Untuk
prosentase
keluarga
pra
sejahtera
dan
keluarga
sejahtera I, tingkat keberhasilannya diukur dari penuruanan angka keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera I, penurunan ini
tentunya
kesejahteraan
dibarengi
dengan
masyarakat,
penghidupannya.
Pada
tahun
yang 2015
peningkatan dilihat
dari
ditargetkan
kualitas tingkat jumlah
Keluarga Pra dan KS I sebesar 19,40%, yang dicapai 14,88%, jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang lalu, maka untuk tahun ini tidak mengalami perubahan sama sekali, karena memang data yang dipakai masih data pendatan tahun 2014, karena Pendataan Tahun 2015 dengan menggunakan MDK hasilnya belum dipublikasikan oleh BKKBN Pusat, karena semua hasil pendataan di scan di Perwakilan BKKBN Provinsi dan hasilnya di telah diinput dalam aplikasi di BKKBN Pusat. Jadi untuk sementara data yang kami gunakan masih data lama, dan hasil pendataan 2015, akan kami publikasikan kemudian.
Dalam lima tahun terakhir perbandingan capaian
kinerja dapat kita lihat pada grafik berikut ini:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.8 Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan KS I Tahun 2011-2015
Dalam 5 (lima) tahun periode renstra indikator ini memang selalu memperlihatkan grafik yang cukup baik dalam hal capaian kinerja, dan diharapkan tahun depan akan mengalami penurunan sehingga pada akhir periode renstra bisa dicapai target kinerja yang ada pada renstra tersebut. Tingkat keberhasilan dalam menurunkan jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I tentunya tidak terlepas
dari
pelaksanaan program pemerintah yang menyentuh langsung masyarakat miskin melalui program pengentasan kemiskinan. Secara umum selama lima tahun terakhir periode renstra hasil yang telah dicapai adalah pada tahun 2011 yaitu 110,10%, tahun 2012 yaitu 120,4% dan tahun 2013 capaiannya 116,36 tahun 2014
ini capaiannya adalah 123,70%, dan terakhir
capaiannya tahun 2014 sebesar 123,70% atau tidak mengalami perubahan dari tahun 2014 yang lalu. Program/Kegiatan intervensi yang bisa dilakukan untuk semakin meningkatkan capaian kinerja ini adalah Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin, sehingga semua keluarga Pra Sejahtera dan KS I tetap mendapatkan pelayanan KB Gratis yang berkualitas.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
6. Cakupan Anggota BKB ber-KB Target cakupan anggota kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) yang ber KB pencapaian
tahun 2015
sebesar
77,02%,
sebesar 80%, sedangkan jadi
ada
peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2014 yang lalu dimana realisasi hanya 66,74, sementara dari segi capaian kinerja untuk tahun ini
sebesar
96,28%
sementara
untuk
tahun
yang
lalu
capaiannya hanya 84,48% jadi ada peningkatan dibandingkan dengan tahun yang lalu. Capaian ini pun juga belum mecapai target yaitu sebesar 80,00%.
hal ini disebabkan karena
banyaknya kelompok BKB yang tidak aktif dalam menjalankan kegiatan pertemuan seperti yang diharapkan. Serta banyaknya anggota BKB yang Hamil serta ingin anak segera, utamanya yang ingin anak kedua. Penyebab lain menurunnya capaian ini bahwa sesuai dengan ketentuan Kelompok BKB harus melakukan pertemuan tiap bulan, namun banyak Kelompok BKB yang aktif kalau ada kegiatan lomba saja, sehingga pelaporannnya juga tidak terlalu bagus. Jadi ke depan diharapkan semua Kelompok BKB yang ada betul-betul aktif mengadakan pertemuan sehingga selain untuk pembinaan tumbuh kembang anak anggota BKB ini bisa dijaring menjadi peserta KB aktif. Untuk capaian cakupan anggota BKB yang ber-KB selama lima tahun terakhir dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.8 Capaian Kinerja untuk Indikator Cakupan Anggota BKB yang Ber-KB Tahun 2011 – 2015 NO
1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja Cakupan Anggota
2011
2012
2013
2014
2015
124,22%
108,48%
96,95%
84,48%
96,28%
BKB yang ber-KB
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-39
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Untuk indikator
cakupan anggota BKB yag ber KB
capaian kinerja selama empat tahun terakhir adalah pada tahun 2011 capaiannya 124,22%, kemudian pada tahun 2012 yaitu 108,48, pada tahun 2013 yaitu 96,95%, tahun 2015 ini kembali menurun menjadi 84,48% dan terkahir pada periode terakhir renstra yang dicapai adalah 96,28%. Jadi secara keseluruhan dalam lima tahun periode renstra indikator ini sempat mengalami penurunan dari tahun 2011 – 2014 dan kembali pada tahun 2015 ini mengalami peningkatan. Hal ini sebagaimana
disebutkan
di
atas
adalah
ketidakaktifan
kelompok BKB dalam melakukan aktivitas pertemuan, yang seharusnya minimal 1 kali sebulan melakukan pertemuan, namun banyak kelompok BKB yang aktif pada saat ada lomba. Selain itu Banyak anggota BKB yang malah tidak masuk sebagai peserta KB
utamanya bagi mereka yang memang
masih mengingkan anak lagi. Salah satu Program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan capaian ini adalah Program Penyiapan tenaga pendamping kelompok Bina Keluarga di Kecamatan, sehingga dengan adanya program ini dapat kembali mengaktifkan semua kelompok BKB sasaran untuk melakukan pertemuan rutin 7. Cakupan Anggota UPPKS ber-KB Target cakupan anggota UPPKS yang ber-KB tahun 2015 yaitu sebesar 95% , namun capaian tahun 2015
mencapai
83,43%,. Jika dilihat dari capain tahun 2014 yang lalu maka capaian tahun ini mengalami penurunan tahun 2014 yang lalu capaiannya 93,20%, Capaian tahun 2015 ini masih jauh dibawa target renstra. Hal ini disebabkan banyak
anggota
Kelompok UPPKS adalah bukan PUS, sehingga otomatis mereka tidak bisa menjadi peserta KB, biasanya kelompok UPPKS ini diisi oleh Ibu-ibu yang sudah monopouse, atau janda, atau yang tidak memiliki suami. Untuk kedepan Kelmpok UPPS yang BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dibentuk di tingkat desa/kelurahan diharapkan lebih banyak PUS yang di jadikan sasaran atau dimasukkan sebagai anggota kelompok, sehingga mereka bisa menjadi peserta KB, dan tentunya juga capaian kinerja akan meningkat. Kelompok UPPKS juga sebenarnya diisi oleh keluarga dari tahapan Pra sejahtera dan KS I karena Kelompok UPPKS ini diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan, makanya kelompok ini perlu kembali di galakkan dengan menggaet anggota UPPKS dari pra sejahtera dan KS I menjadi peserta KB. Untuk Capaian kinerja indikator ini selama tahun 2011 – 2015 dapat disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3.9 Capaian Kinerja Indikator Cakupan Anggota UPPKS yang ber-KB
Tahun 2011 – 2015 NO
1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja Cakupan Anggota
2011
2012
2013
2014
2015
94,38%
100,06%
101,03%
93,20%
83,43%
UPPKS yang ber-KB
Jadi capaian selama 5 tahun terakhir untuk
indikator
Cakupan
anggota
UPPKS
capaian kinerja yang
ber-KB
mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan karena banyaknya anggota UPPKS yang sudah memasuki masa monopouse atau memang bukan PUS lagi. Kelompok UPPKS ini sangat bagus untuk meningkatkan pendapatan keluarga
Untuk itu
kelompok UPPKS ini juga dapat lebih diberdayakan karena selain untuk meningkatkan pendapatan keluarga juga dapat meningkatkan cakupan peserta KB khususnya anggota UPPKS yang masih berstatus PUS. 8. Rasio PLKB/PKB Ratio petugas lapangan tahun 2015
dibanding jumlah
Desa/Kelurahan yang ada diharapkan mencapai 100% yang artinya diharapkan 1 PLKB bertugas disetiap Desa/Kelurahan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
(1:1), namun di tahun 2015 ini jumlah PLKB hanya sebanyak 38 Orang sedangkan ada 70 Desa/Kelurahan di Kabupaten Soppeng, jadi target capaian kinerja hanya 54,29%. Penyebab tidak
tercapainya
target
ini
adalah
karena
banyaknya
PLKB/PKB yang pindah ke instansi lain dan ada juga PLKB yang pindah ke Jabatan Struktural. Jika dibandingkan dengan tahun yang lalu ada penurunan karena tahun 2014 PLKB/PKB sebanyak 32 orang atau 45,71%. Sesuai dengan aturan seorang penyuluh membawahi 1-2 desa jadi kalau dilihat dari jumlah penyuluh sekarang belum memenuhi target yaitu 38 orang penyuluh,
sementara jumlah desa/kelurahan hanya 70, jadi
kalau mau dirata-ratakan masing-masing PLKB/PKB yang membina 2 desa sekaligus, bahkan ada yang Cuma satu desa saja yang dibina. Namun demikian di tahun-tahun mendatang tetap diharapkan ada penambahan tenaga penyuluh untuk mengantisipasi adanya Penyuluh yang pindah atau yang memasuki usia pensiun. Untuk capaian kinerja ratio PLKB dari tahun 2011 – 2015 dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.10 Capaian Kinerja untuk Ratio PLKB Tahun 2011 – 2015 NO
1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja Ratio PLKB/PKB
2011
2012
2013
2014
2015
57.14%
55,71%
52,85%
45,71%
54,29%
Jadi empat tahun terakhir jumlah PLKB/PKB selalu mengalami penurunan dari segi kuantitas, dan yang paling sedikit adalah pada tahun 2015 ini dimana jumlah PLKB/PKB hanya 38 orang jadi capainnya hanya 54,29%. Penyebabnya adalah adalah banyaknya PLKB/PKB yang pindah ke instansi lain dan ada juga PLKB yang pindah ke Jabatan Struktural, untuk mengantisipasi hal tersebut maka yang perlu dilakukan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
adalah tetap mengusulkan ke BKD untuk penerimaan CPNS Formasi Penyuluh KB. 9. Rasio PPKBD Ratio PPKBD sudah tercapai pada tahun 2015 , dimana jumlah PPKBD sama dengan jumlah Desa/Kelurahan, yang artinya setiap petugas mempunyai 1 wilayah kerja. Jadi sama dengan tahun yang lalu tidak ada perubahan. Jadi untuk Ratio PPKBD tidak mengalami perubahan sejak tahun 2011 PPKB tetap
berjumlah
70
orang
sesuai
dengan
jumlah
Desa/Kelurahan yang ada, namun yang perlu mendapatkan perhatian karena dari segi kuantitas sudah mencukupi namun di tinjau dari segi kualitas masih sangat kurang, artinya PPKBD ini diharapkan membantu tugas-tugas PLKB di lapangan, namun banyak diantara mereka yang tidak aktif melakukan kegiatan. Salah satu hal yang memicu penyebab tidak aktifnya PPKBD dilapangan karena insentif mereka masih sangat kurang, walaupun sudah dianggarkan di APBD tapi itu masih kurang, karena mereka hanya mendapatkan honor Rp. 50.000,selama tiga bulan saja. Untuk itu ke depan yang perlu mendapatkan perhatian adalah peningkatan honor bagi PPKBD. Jadi sampai tahun 2015 ini jumlah PPKBD tidak berubah sesuai dengan tabel berikut ini : Tabel 3.11 Capaian Kinerja untuk Indikator Ratio PLKB Tahun 2011–2015 NO
1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja Ratio PPKBD
2011
2012
2013
2014
2015
100%
100%
100%
100%
100%
Jadi ratio PPKBD dapat tercapai selama empat tahun terakhir, namun yang menjadi permasalahan adalah kualitas
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dari
PPKBD
yang
ada
karena
diharapkan
PPKBD
bisa
membantu tugas PLKB dalam mencari akseptor KB, namun banyak
yang
tidak
melaksanakan
tugasnya
sebagaimana
mestinya. Untuk itu kedepan diharapkan peningkatan aktivitas dari PPKBD di lapangan bukan hanya dari segi kualntitas saja yang mencapai target
tapi kualitasnya juga bisa lebih
ditingkatkan 10. Persentase Penduduk Miskin Capaian Indikator Persentase Kemiskinan sebesar 87.60%. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Soppeng yang berorientasi pada
upaya
menekan
angka
kemiskinan
tercermin
dari
menurunnya angka kemiskinan dari 23.300 (10,42%) pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 dapat ditekan menjadi 21.200 (9,36%), tahun 2012 ditekan menjadi 20.600 (9.12%) dan tahun 2013 menjadi 21.300 (9,43%). Tabel 3.12 Capaian Kinerja Persentase Penduduk Miskin Tahun 2011 – 2015 NO Indikator Kinerja Capaian Kinerja
1.
Persentase Penduduk Miskin
2011
2012
2013
2014
102,09
99,89
92,60
87,60
2015
11. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Target
Persentase
partisipasi
perempuan
di
lembaga
pemerintah pada tahun 2015 adalah sebesar 10,30%, dimana jumlah pekerja perempuan di Lembaga Pemerintah tahun 2015 sebanyak
3.934
sedangkan
jumlah
pekerja
perempuan
sebanyak 35.586, jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014, maka kelihatan pada tahun 2015
ini mengalami
penurunan capaian kinerja, salah satu hal yang mendorong peningkatan capaian kinerja ini adalah semakin banyaknya perempuan yang diterima sebagai yang bekerja baik itu di BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
instansi pemerintah daerah lembaga-lembaga swasta yang ada di
kabupaten
Soppeng.
Namun
walaupun
mengalami
penurunan tetapi capaian kinerja masih diatas target yang ada. Kalau dilihat dari jumlah pekerja perempuan
tahun ini
memang mengalami peningkatan yang signifikan, ditahun 2014 pekerja perempuan hanya sekitar 29.000, sementara tahun ini meningkat menjadi 35.586.
Dan diharapkan tahun-tahun
kedepan pendataan perempuan yang berpartisipasi di lembaga pemerintah lebih diperbaiki, sehingga target kinerja yang sudah ditetapkan dapat senantiasa tercapai. 12. Partisipasi perempuan di lembaga swasta Target Persentase partisipasi perempuan di Lembaga Swasta pada
tahun
2015
adalah
sebesar
59,80%,
sedangkan
pencapaian tahun 2015 adalah 88,95%, sehingga capaian kinerja mengalami
peningkatan 148,75%. Hal ini disebabkan
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan perempuan di berbagai sektor. Pencapaian persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta mengalami peningkatan yang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014, hal ini disebabkan semakin banyaknya perempuan yang beraktifitas bukan saja di lembaga pemerintah tetapi juga di lembagalembaga swasta yang ada.Hal ini menjadi suatu catatan positif bagi peningkatan partisipasi perempuan di lembaga swasta, karena banyaknya perempuan yang bekerja di sektor swasta, sehingga kedepan mereka dapat mandiri dan tidak terlalu tergantung pada pria, sehingga akan semakin menurunkan jumlah wanita yang mengalami kekerasan. 13. Partisipasi angkatan kerja perempuan Partispasi angkatan kerja perempuan untuk tahun 2015 mencapai target dari yang sudah BAB III Akuntabilitas Kinerja
ditetapkan, dari target III-45
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
89,00% sementara pencapaian hanya 89,23%, jadi persentase pencapaian 100,26%. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang lalu, maka kelihatan untuk tahun 2015
ini mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, jika ditahun 2014 capaiaan kinerja hanya 81,61%, maka pada tahun 2015 capaian kinerja menurun menjadi 100,26%, peningkatan capaian kinerja ini disebabkan semakin banyaknya perempuan yang terampil dan berpartisipasi aktif di dunia kerja dan dunia industry yang ada. Partisipasi angkatan kerja perempuan dilihat dari seberapa besar keterlibatan kaum perempuan dalam dunia kerja baik yang swasta maupun di lembaga-lembaga pemerintah. Tentu peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan ini perlu mendapatkan apresiasi yang tinggi, karena ini menandakan bahwa
penagurusutamaan
gender
yang
selama
ini
kita
sosialisasikan telah berjalan dengan baik, sehingga dunia kerja dan dunia industry tidak lagi membeda-bedakan antara tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja laki-laki, karena masingmasing
memiliki
kekurangan
dan
kelebihan,
yang
jelas
semuanya bisa memberikan sumbangsih bagi pemerintah dan badan usaha swasta. Untuk kedepan untuk dapat mempertahanakan atau meningkatan
capaian kinerja di sasaran
Meningkatnya
partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan swasta serta partisipasi angkatan kerja perempuan adalah melaksanakan Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan, sehingga kaum perempuan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Selain itu sedapat mungkin datadata ini dapat tersedia sehingga tidak lagi mengacu pada data tahun sebelumnya yang bisa saja ada perubahan dari data yang terbaru. Untuk capaian selama lima tahun terakhir dapat kita lihat pada grafik beikut ini:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-46
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.9 Pencapaian Kinerja Meningkatnya partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan swasta, serta partisipasi angkatan kerja perempuan Capaian Kinerja untuk Sasaran Meningkatnya Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintah Dan Swasta, Serta Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Tahun 2011 - 2015 150.00% 100.00% 50.00% 0.00%
2011 2012 2013
Partipasi Partipasi Perempuan di Perempuan di Angkatan Kerja Lembaga Perempuan Pemerintah Lembaga Swasta
2014 2015
14. Rasio KDRT Untuk ratio KDRT di lihat dari jumlah KDRT yang melapor dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang ada. Untuk tahun 2015
ini jumlah KDRT sebanyak 21 kasus
sementara jumlah Rumah tangga sebesar 56.779 Rumah tangga.
Jadi
persentase
pencapaiannya
sementara untuk Tahun 2015
sebesar
0,037%
ini ditargetkan ratio KDRT
hanya 0,010%, jadi capaian kinerja tahun 2015
sebesar
37.00%. jika dilihat dari jumlah kasus yang terjadi sebenarnya pada tahun 2015
ini jumlah kasus KDRT mengalami
peningkatan karena pada tahun 2014 kejadian KDRT ada 15 kasus dan tahun 2015 ada 21 kasus jadi bertambah 6 kasus, namun dari target ini malah tidak mencapai target karena seharusnya
capainnya
0,001%
realisasinya
0,037%
yang
dicapai hanya 37% saja. Ketidakberhasilan disebabkan diperkirakan
oleh
mencapai
karena
karena
ini
target
kejadian diluar
yang
KDRT
kemampuan
ditetapkan
susah
untuk
kami
dalam
mengukur jumlah kejadian yang akan terjadi. Tetapi dari segi penyelesaian masalah KDRT semuanya dapat terselesaikan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-47
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dengan baik. Kejadian KDRT sebenarnya banyak sekali terjadi di lingkungan masyarakat kita sejak lama, tetapi yang melapor atau
terlaporkan
hanya
sebagaian
kecil
saja,
karena
masyarakat belum memahami betul apa itu KDRT dan bagiamana
proses
pelaporannya,
maka
dengan
semakin
banyaknya sosialisasi yang dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga terkait sehingga masyarakat sudah mengenal bagaimana yang namanya KDRT dan dimana kita bisa melapor, sehingga kita lihat saja kejadian KDRT sudah semakin banyak yang terekspos dan melapor ke pihak yang berwenang. Untuk mengurangi tindak KDRT diharapkan tahun 2015 semua Posko pelayanan
pengaduan KDRT lebih aktif untuk
melakukan pemantauan kasus-kasus KDRT yang terjadi di masyarakat,dan terus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menekan jumlah kasus KDRT. Program yang harus dijalankan dalam mengurangi tindak KDRT ini adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak sehingga dengan semakin banyaknya kegiatan sosialsiasi, peyuluhan yang dilakukan akan semakin mengurangi tindak KDRT. Dalam bentuk grafik dapat kita lihat pada gambar di bawah ini : Grafik 3.10 Rasio KDRT Tahun 2011-2015
RASIO KDRT TAHUN 2011 - 2015 100.00% 50.00% 0.00%
Ratio KDRT
2011
2012
2013
2014
2015
Untuk ratio KDRT hasil yang dicapai selama tahun 20112015 berfluktuasi dimana capaian pada tahun 2011 adalah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-48
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
52,03%, sementara tahun 2012 capaiannya adalah 33,33% dan pada tahun 2013 capaian kinerjanya 39,29% dan tahun 2014 yang dicapai hanya 10%, sementara pada tahun 2015 yang merupakan periode terakhir renstra capainnay 37%. Kelihatan capaiannya meningkat, tetapi kasus di masyarakat semakin banyak.
Ratio KDRT semakin susah untuk dicapai sesuai
target ini disebabkan karena kejadian KDRT merupakan suatu hal yang susah untuk diprediksi dan datanya kami ambil dari kejadian KDRT yang melapor di Polres Soppeng. Hal lain yang menyebabkan adalah karena mereka semakin paham alur pelaporan KDRT jadi bisa saja tahun-tahun sebelumnya banyak kejadia KDRT namun mereka tidak melapor karena tidak mengetahun bagaimana proses pelaporannya, namun dengan banyaknya penyuluhan yang di lakukan maka mereka semakin paham apa itu KDRT dan alur pelaporannya sehingga semakin banyak masyarakat yang melapor di pihak yang berwenang. 15. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Untuk
Rata-rata
jumlah
kelompok
binaan
lembaga
pemberdayaan masyarakat (LPM) capaian kinerja mencapai 411.76 persen.
Dimana target yang ditetapkan adalah hanya
17 Desa/Kel, sedangkan realisasi dilapangan mencapai 70 Desa/Kel dengan dukungan program peningkatab keberdayaan masyarakat perdesaan dengan kegiatan pemberdayaan lembaga organisasi masyarakat perdesaan yang dilaksanakan di 70 Desa/Kelurahan dan pemberian makanan anak sekolah (PMTAS) yang dilaksanakan di 5 Kecamatan/Desa dengan 200 murid SD. Serta pembinaan, evaluasi dan Monitoring Baruga Sayang dilaksanakan di 5 Kecamatan/Desa.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-49
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Tabel 3.13 Capaian Kinerja untuk Indikator Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
Tahun 2011 – 2015 No 1.
Indikator Sasaran Kinerja Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat LPM)
2011 100
Capaian Kinerja 2012 2013 2014 52.94 411.76 411.76
2015 411.76
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 tingkat capaian sebesar 100 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 2 Desa/Kel dan realisasi sebesar 2 Desa/Kel, sedangkan tahun 2012 tingkat capaian sebesar 52.94 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 17 Desa/Kel dan realisasi sebesar 9 Desa/Kel. Sedangkan tahun 2013 tingkat capaian sebesar 411.76 persen.
dimana target
yang ditetapkan sebesar 17 Desa/Kel dan realisasi sebesar 70 Desa/Kel. 16. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Rata-rata
jumlah
kelompok
binaan
PKK
capaian
kinerja
mencapai 500 persen. Dimana target yang ditetapkan adalah hanya 14 Desa/Kel, sedangkan realisasi dilapangan mencapai 70
Desa/Kel
dengan
dukungan
program
peningkatan
keberdayaan masyarakat pedesaan dengan kegiatan fasilitasi program PKK dalam rangka pelaksanaan kegiatan administrasi dilaksanakan di 8 Kecamatan 70 Desa/Kelurahan. Tabel 3.14 Capaian Kinerja untuk Indikator Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Tahun 2011 – 2015 No 1.
Indikator Sasaran Kinerja
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
BAB III Akuntabilitas Kinerja
2011 100
Capaian Kinerja 2012 2013 2014 100 500 500
2015 100
III-50
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 dan tahun 2012 tingkat capaian sebesar 100 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 14 Desa/Kel dan realisasi sebesar 14 Desa/Kel, sedangkan tahun 2013 dan 2014 tingkat capaian sebesar 500 persen.
dimana target yang
ditetapkan sebesar 14 Desa/Kel dan realisasi sebesar 70 Desa/Kel. 17. LPM Berprestasi Sedangkan untuk Indikator Persentase LPM Berprestasi capaian kinerja mencapai 100 persen.
LPM berprestasi dilaksanakan
melalui pembinaan melalui lomba Desa/Kel di Desa Citta Kec.Citta. Diadakan pencanangan bulan bhakti Gotong Royong masyarakat di 1 Desa dan 1 Kelurahan serta percepatan pembangunan sanitasi pemukiman (PPSP) yang dilaksanakan di 8 Kecamatan 70 Desa/Kelurahan. Tabel 3.15 Capaian Kinerja untuk Indikator LPM Berprestasi Tahun 2011-2015
No 1.
Capaian Kinerja
Indikator Sasaran Kinerja
LPM Berprestasi
2011
2012
2013
2014
2015
100
100
100
100
100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sampai dengan 2015 tingkat capaian sebesar 100 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 3 buah dan realisasi sebesar 3 buah. 18. PKK aktif Capaian PKK aktif sebesar 100 persen.
Dari jumlah 79 PKK
yang ada semuanya masih aktif melaksanakan tugasnya sebagai kader PKK. 19. Posyandu aktif Capaian posyandu
Posyandu yang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
aktif
telah
sebesar
dibentuk
100
persen.
sebanyak
314
Dari
total
posyandu. III-51
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Posyandu
tersebut
semua
aktif
melaksanakan
kegiatan
pelayanan terpadu setiap bulan satu kali kegiatan yang mencakup kegiatan (Penimbangan Balita, Pelayanan Imunisasi, Pelayanan KIA, Pelayanan Gizi dan Pelayanan KB).
Hal ini
dapat
petugas
dibuktikan
Posyandu
kepada
dengan
adanya
Puskesmas
laporan
melalui
dari
petugas
lapangan
keluarga berencana (PLKB) yang selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan BPPKB. 20. Swadaya
Masyarakat
terhadap
Program
Pemberdayaan
Masyarakat Indikator Persentase Swadaya Masyarakat terhadap program Pemberdayaan
Masyarakat
dengan
capaian
100
persen.
Indikator kinerja tersebut telah dicapai dengan didukung program
peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
membangun desa, pengembangan lembaga ekonomi pedesaan dan peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa. Tabel 3.16 Capaian Kinerja untuk Indikator Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2011-2015
No 1.
Indikator Sasaran Kinerja
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat
Capaian Kinerja (%) 2011
2012
2013
2014
2015
100
100
91,67
100
100
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 tingkat capaian sebesar 100 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 40 persen dan dapat terealisasi sebesar 40 persen, untuk tahun 2013 dtingkat capaian sebesar 100 persen dimana target yang ditetapkan sebesar 50 persen dapat terealisasi sebesar 50 persen.
Sedangkan untuk tahun 2013
dtingkat capaian sebesar 96,67 persen
BAB III Akuntabilitas Kinerja
dimana target yang
III-52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
ditetapkan sebesar 60 persen dapat terealisasi sebesar 55 persen. 21. Regulasi ketahanan pangan pada Tahun 2015 sebanyak 5 buah dengan target sebanyak 5 buah sehingga tingkat capaian sebesar 100%. Adapun regulasi ketahanan
pangan
dalam
mendukung
Pembangunan
Ketahanan Pangan merupakan bagian integral pembangunan nasional
yang
dilaksanakan
dengan
penataan
regulasi
kebijakan dalam bentuk Perda, Perkada, dsb serta untuk menjamin kepastian hukum pelaksanaan program dan kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 2. Peraturan
Bupati
No.
46/PER-BUP/XII/2014
tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 3. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 4. Peraturan
Bupati
No.
24/PER-BUP/XII/2015
tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 5. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 28 Tahun 2015 tentang Pengelolaan
Cadangan
Pangan
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng Tahun 2015 22. Rata-rata Ketersediaan pangan utama Dalam hal ini ketersediaan beras sebagai konsumsi pangan utama penduduk di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 sebesar 156.084 Ton dimana target yang ingin dicapai sebesar 198.438 Ton
sehingga
BAB III Akuntabilitas Kinerja
tingkat
capaian
sebesar
78.65%.
Untuk III-53
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
memperoleh rata-rata ketersediaan pangan utama penduduk di Kabupaten Soppeng yaitu jumlah ketersediaan pangan utama (156.084) Ton dibagi jumlah penduduk (250.996) jiwa dan selanjutnya
di
konversi
dalam
satuan
Kg
(dikali
1000),
sehingga diperoleh rata-rata ketersediaan pangan sebesar 621.86 Kg/Perkapita/Tahun. Untuk mengetahui perbandingan tingkat ketersediaan dan rata-rata ketersediaan pangan utama pada tahun sebelumnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.17 Jumlah Ketersediaan dan Rata-Rata Ketersediaan Pangan Utama Penduduk di Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015 Uraian 2013 2014 2015 Jumlah Ketersediaan Pangan Utama Rata-Rata Jumlah Ketersediaan Pangan
156.527 Ton/Thn 601.10 Kg/Perkapit a/Thn
156.084 Ton/Thn 621.86 Kg/Perkapita/ Thn
130.182 Ton/Thn 517.00 Kg/Perkapita /Thn
Sumber Data Sementara : Laporan Analisis Ketersediaan BP3KP Thn 2015
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada Tahun 2014 mengalami penurunan jumlah ketersediaan pangan utama di bandingkan pada Tahun 2013 yaitu sebesar 443 Ton atau sekitar 0,28%. Namun di satu sisi mengalami peningkatan rata-rata ketersediaan pangan utama penduduk sebesar 20.76 Kg/Perkapita/Tahun atau sekitar 3,3 %. Penurunan jumlah ketersediaan pangan utama disebabkan oleh data ekspor impor dimana pada tahun 2014 jumlah ekspor beras cukup tinggi jika di bandingkan pada tahun 2013 sehingga mempengahuri stock cadangan
pangan
meningkatnya
dalam
rata-rata
hal
ini
ketersediaan
beras.
Sedangkan
pangan
utama
disebabkan oleh factor pembagi jumlah penduduk, dimana pada Tahun 2013 jumlah penduduk lebih banyak sekitar 260.402 jiwa dibandingkan pada Tahun 2014 sekitar 250.996 jiwa.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
23. Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita pada Tahun 2015 cukup tinggi dimana pada Tahun 2015 tingkat pencapaian ketersediaan energi dan protein sebesar 356.1% dimana terdapat target sebesar 90% dengan realisasi sebesar 320.47%. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat Ketersediaan Kalori dan Ketersediaan Protein pada Tahun 2011 sampai Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.18 Perbandingan Ketersediaan Kalori dan Protein Tahun 2011 s/d Tahun 2014 perkapita/hari Uraian
2011
2012
Tahun 2013
2014
Ketersediaan Kalori 7.010 7.260 7.211 7.525 (Kkal/hari) Ketersediaan Protein 169.14 172.36 171.91 178.53 (Grm/hari) Sumber Data Sementara : Laporan Neraca Bahan Makanan
2015 6.898 186.67
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan kalori dan protein setiap tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingkat ketersediaan energi untuk padipadian
khususnya
jenis
pangan
beras
dimana
tingkat
ketersediaannya tinggi sebesar 156,084. Sedangkan untuk mengetahui tingkat capaian ketersediaan protein dan kalori perkapita/hari Tahun 2011 s/d Tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 3.11 Persentase Ketersediaan Kalori dan Energi Perkapita/hari Tahun 2011 s/d Tahun 2015 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Target Ketersediaan Kalori dan Protein Realisasi Ketersediaan Kalori dan Protein
TahunTahunTahunTahunTahun 2011 2012 2013 2014 2015
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-55
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 target ketersediaan kalori dan protein sebesar 60% dan realisasi 381.53% dengan tingkat pencapaian 635.88%. Pada Tahun 2012 target ketersediaan kalori dan protein sebesar 65% dengan realisasi 396.39% dengan tingkat pencapaian 609.83%. Pada tahun 2013 target ketersediaan kalori dan protein sebesar 70%
dan
realisasi
390.79%
dengan
tingkat
pencapaian
558.27%. Sedangkan pada Tahun 2014 target 85% dengan realisasi sebesar 360.59% atau pencapaian sebesar 424,22%. Untuk Tahun 2015 target 90% dengan realisasi 320.47% atau tingkat pencapaian 356.1%. Pencapaian realisasi dari Tahun 2011 s/d Tahun 2015 sangat tinggi jika dibandingkan dengan target yang kita tetapkan. Hal ini disebabkan adanya tingkat ketersediaannya pangan utama dalam hal ini beras surplus dimana tingkat produksi dan produktifitas pangan utama padi sangat tinggi. 24. Penguatan Cadangan Pangan pada Tahun 2011 s/d Tahun 2014 tingkat pencapaiannya belum terealisasi dimana belum adanya cadangan pangan pemerintah
sebesar 100 ton untuk kabupaten/kota. Pada
Tahun 2015 terdapat capaian kinerja sebesar 11%, dimana target yang diharapkan sebesar 60% atau sekitar 60 Ton dari target 100 ton untuk kabupaten/kota belum dapat terpenuhi atau terdapat realisasi sebesar 6.6 Ton. Untuk menyikapi hal tersebut maka diharapkan kepedulian pemerintah daerah melalui Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng untuk mencanangkan pengisian gudang cadangan pangan dapat mencapai 60 Ton pada RPJMD Tahun 2016 -2021. 25. Ketersediaan Informasi Pasokan, harga dan akses pangan di Daerah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-56
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
pada Tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup baik dimana tingkat ketersediaan 9 (Sembilan) bahan pokok cukup tersedia yaitu: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging ayam, (6) telur, (7) minyak goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah dan dapat terjangkau oleh masyarakat di 8 kecamatan. Untuk mengetahui lebih jelas situasi ketersediaan informasi pasokan harga dan akses pangan dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 3.12 Perbandingan Tingkat Ketersediaan Pasokan Harga dan Akses Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 sampai Tahun 2015 tingkat ketersediaan informasi pasokan harga dan akses pangan mengalami peningkatan dengan tingkat pencapaian melebihi target. Pada Tahun 2011 target 70% dengan realisasi 93.58% dengan tingkat pencapaian sebesar 133%. Tahun 2012 Target 75% dengan realisasi 99.14% dengan tingkat pencapaian sebesar 132%. Tahun 2013 Target 80% dengan realisasi 99.57% dengan tingkat pencapaian sebesar 124%. Pada Tahun 2014 Target 85% dengan realisasi 100% dengan tingkat pencapaian sebesar 117%. Untuk Tahun 2015 terdapat capaian realisasi sebesar 111.11%, dimana terdapat
target
90%
dengan
realisasi
100%.
Indikator
ketersediaan informasi pasokan dan akses pangan mengalami peningkatan capaian disebabkan oleh beberapa faktor varibel
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
perhitungan nilai capaian ketersediaan informasi sesuai target dengan realisasi. Adapun faktor varibel tersebut adalah: -
Harga
dengan
mengacu
pada
beberapa
parameter
pembanding yaitu pertama jenis komoditas terdiri dari 9 (Sembilan) bahan pokok: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging ayam, (6) telur, (7) minyak goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah. Kedua lokasi pengambilan sampel dimana di targetkan di 4 (empat) titik yaitu Pasar Sentral Cabenge, Pasar Sentral Takalala, Pasar Sentral Soppeng dan Pasar Sentral Batu-Batu dimana ke 4 (empat) lokasi tersebut telah dilakukan pengambilan sampel sehingga tingkat capaian 100%. Ketiga waktu pengambilan sampel di targetkan 52 minggu dimana waktu pengambilan sampel dilaksanakan sesuai dengan yang di tergetkan sehingga tingkat pencapaian sebesar 100%. -
Pasokan
dengan
mengacu
pada
beberapa
parameter
pembanding yaitu pertama jenis komoditas terdiri dari 9 (Sembilan) bahan pokok: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging ayam, (6) telur, (7) minyak goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah. Kedua lokasi pengambilan sampel dimana di targetkan di 4 (empat) titik yaitu Pasar Sentral Cabenge, Pasar Sentral Takalala, Pasar Sentral Soppeng dan Pasar Sentral Batu-Batu dimana ke 4 (empat) lokasi tersebut telah dilakukan pengambilan sampel sehingga tingkat capaian 100%. Ketiga waktu pengambilan sampel di targetkan 52 minggu dimana waktu pengambilan sampel dilaksanakan sesuai dengan yang di tergetkan sehingga tingkat pencapaian sebesar 100%. -
Akses
dengan
mengacu
pada
beberapa
parameter
pembanding yaitu pertama jenis komoditas terdiri dari 9 (Sembilan) bahan pokok: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging ayam, (6) telur, (7) minyak BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-58
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah. Kedua lokasi pengambilan sampel dimana di targetkan di 8 (delapan) titik yaitu di 8 Kecamatan di Kabupaten Soppeng lokasi tersebut telah
dilakukan
capaian
100%.
pengambilan Ketiga
sampel
waktu
sehingga
pengambilan
tingkat
sampel
di
targetkan 4 minggu dalam satu tahun dimana waktu pengambilan sampel dilaksanakan sesuai dengan yang di tergetkan sehingga tingkat pencapaian sebesar 100%. 26. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan yang tingkat pencapaiannya pada 2015 melebihi target yaitu sekitar 108.44% dimana target 90% dengan realisasi 100%. Hal tersebut disebabkan oleh CVKRi (Jumlah Harga Realisasi RataRata Komoditas Pilihan) yang disurvey di Kabupaten Soppeng sebesar
9.80
sedangkan
CVKTi
(Harga
Target
Rata-Rata
Komoditas Pilihan) yang disurvey di Kabupaten Soppeng sebesar 9.57, sehingga hasil perhitungan Ski (Stabilitas Harga) sebesar 100% dimana harga 9 (sembilan) bahan pokok cukup stabil walaupun sedikit ada lonjakan harga pada bulan-bulan tertentu
seperti
keagamaan
akan
pada tetapi
bulan tidak
perayaan terlalu
hari-hari
besar
berpengaruh
besar
terhadap akumulasi tiap tahunnya. Adapun Jumlah Komoditas Pilihan sebanyak 9 komoditi antara lain : Beras, Jagung Pipilan, Kedelai, Daging Sapi, Daging Ayam, Telur Ayam Ras, Minyak Goreng, Gula Pasir dan Cabe Merah. Untuk mengetahui Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-59
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.13 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 sampai Tahun 2015 tingkat Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan mengalami peningkatan dengan tingkat pencapaian melebihi target . Pada Tahun 2011 target 70% dengan realisasi 98.29% dengan tingkat pencapaian sebesar 140%. Tahun 2012 Target 75% dengan realisasi 99.15% dengan tingkat pencapaian sebesar 132%. Tahun 2013 Target 80% dengan realisasi 100% dengan tingkat pencapaian sebesar 125%. Pada Tahun 2014 Target 85% dengan realisasi 100% dengan tingkat pencapaian sebesar 117. %. Hal ini disebabkan oleh Harga komoditas sembilan bahan pokok cukup terjangkau kecuali harga bawang merah dan cabe mengalami fluktuasi pada hari-hari tertentu. 27. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang telah berhasil dicapai pada Tahun 2015 sebesar 87,65 yang berada di atas target skor PPH yang ditetapkan sebesar 81 dengan capaian tingkat realisasi sebesar 120.22%, dimana target sebesar 90% dan realisasi 108.2%. Kondisi Skor PPH yang melebihi target
dikarenakan secara kualitas pola
konsumsi di kabupaten Soppeng sudah cukup beragam, bergisi dan berimbang dan sudah mendekati Skor Konsumsi Ideal yaitu Skor 90 pada Tahun 2015. Untuk mengetahui lebih jelasnya,
tingkat pencapaian Skor Pola Pangan Harapan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-60
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
selama Tahun 2011 s/d Tahun 2015 dapat dlihat pada tabel di bawah: Tabel 3.19 Perbandingan Skor PPH Tahun 2011 s.d Tahun 2015 Skor Pola Pangan Harapan No.
Kelompok Pangan
Skor PPH
2011
2012
2013
2014
2015
25,0
25,0
25,0
25,0
25,0
25,0
2,5
0,60
2,0
0,6
0,8
1,2
24,0
17,5
19,5
16,3
18,2
19,2
5,0
3,2
3,9
5,0
4,1
4,3
1,0
0,7
0,7
0,9
0,6
0,8
10,0
9,5
8,4
4,4
4,2
5,2
2,5
2,5
1,9
1,7
1,9
2,1
30,00
22,50
30,00
26,40
30,00
30,00
100
81,5
91,4
80,2
84,9
87,65
Ideal 1.
Padi-Padian
2.
Umbi-Umbian
3.
Pangan Hewani
4.
Minyak dan Lemak Buah/Biji
5.
Kacang-Kacangan
6.
Gula
7.
Sayur dan Buah
8.
Lain-Lain Jumlah
Berdasarkan tabel diatas Harapan
di
Kabupaten
bahwa Skor Pola Pangan
Soppeng
cukup
bervariasi
dan
mengalami peningkatan dan penurunan tiap tahunnya. Hal ini disebabkkan oleh beberapa faktor antara lain: -
Pola konsumsi masyarakat di kabupaten soppeng sudah cukup beragam dan berimbang dengan adanya program pemerintah pusat dan daerah berupa diversifikasi pangan dan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan.
-
Adanya penurunan konsumsi padi-padian berupa beras tiap tahunnya dimana pada tahun 2015 tingkat konsumsi beras di Kabupaten Soppeng sebesar 998 kkal/Kap/Hari.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-61
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.14 Perbandingan Tingkat Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan Tahun.2011 s/d Tahun 2015
Berdasarkan
grafik
diatas,
pada
Tahun
2011
tingkat
pencapaian Skor PPH sangat tinggi sebesar 101% dimana target 80 dan realisasi 81,5. Begitupun pada Tahun 2012 tingkat pencapaian lebih tinggi sebesar 111% dimana realisasi lebih besar dari pada target (target 82 dan realisasi 91,4). Pada Tahun 2013 target Skor PPH sebesar 84 namun hasil perhitungan PPH sebesar 80.2. Untuk Tahun 2014 target PPH 85 dan hasil perhitungan 84.9 dengan tingkat pencapaian 99.8. Pada Tahun 2015 tingkat capaian sebesar 97,39% dengan target skor PPH 90 dan realisasi skor PPH 87.65.
Adanya
peningkatan skor PPH pada Tahun 2015 menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan kita di Kabupaten Soppeng sudah mendekati Skor PPH Ideal yang telah ditetapkan oleh SUSENAS yaitu 90. 28. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan yang telah dilakukan pada Tahun 2011 s/d Tahun 2015 di 8 Kecamatan cukup bervariasi, dimana pada Tahun 2015 tingkat capaian sebesar 50.50%, dimana target yang ingin dicapai sebesar 90% dengan realisasi 45,45%.
Pencapaian tersebut
berupa hasil pengujian dilaboratorium terdapat jumlah pangan yang diuji adalah 11 sampel dengan hasil pengujian yang aman dikonsumsi sebanyak 5 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-62
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
sebahagian
besar
buah-buahan
di
Kabupaten
Soppeng
mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan terutama formalin. Untuk mengetahui perbandingan capaian kinerjanya dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 3.15 Perbandingan Tingkat Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Berdasarkan
grafik
diatas,
pada
Tahun
2011
tingkat
pencapaian Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan sebesar 200% dengan target 50% dan realisasi 100% dimana jumlah sampel buah yang diuji masing-masing sebanyak 3 jenis sayur dan buah dan jumlah sampel yang aman atau hasil pengujian oleh Tim dari BKPD Prov. Sul-Sel menunjukkan bahwa semua sampel tersebut aman
untuk di konsumsi
sehingga pencapaiannya sebesar 100%. Pada Tahun 2012, 2013 dan 2014 tingkat pencapaian sebesar 133% dimana target 75% dan realisasi 100% dimana
jumlah sampel buah dan
sayur yang diuji masing-masing sebanyak 4 jenis sampel. Untuk Tahun 2015 tingkat pencapaian sebesar 50,50% dengan target
90%
dan
realisasi
45,45%.,
dimana
kondisi
ini
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang dilakukan
oleh Tim penguji menunjukkan bahwa jenis
sampel yang diuji belum aman untuk di konsumsi oleh masyarakat di Kabupaten Soppeng terutama beberapa jenis buah-buahan seperti buah apel, buah anggur dan ikan kering BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-63
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
yang dijual di pasar tradisional ataupun di supermarket (alfamart, alfamidi, indomart) di Kabupaten Sopeng yang di duga mengandung zat pengawet atau formalin. 29. Penanganan daerah Rawan Pangan pada Tahun 2011 s/d Tahun 2015 tingkat pencapaiannya sebesar 100%. Hal ini disebabkan akibat belum adanya gejala kerawanan pangan di Kabupaten Soppeng berdasarkan analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) baik yang sifatnya temporer maupun kronis atau angka kecukupan gizi tidak berada pada angka <70% AKG – 89,9 %, yang artinya kondisi Kabupaten Soppeng pada posisi aman atau tahan pangan. Sasaran 3 Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 4 indikator. Tabel 3.20 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat
Realisasi
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
94.71 96.14
111.42 128.19
Tahun 2015 No.
Indikator Kinerja
Satuan
1.
RT Bersanitasi
%
2.
RT pengguna air bersih
%
3.
Lingkungan Pemukiman Kumuh Rumah layak huni
%
4.
Target
85 75.00
%
Rata-Rata Capaian Sasaran 3
0.00 0.000063 80
77.52
0.00 96.90 530.21
Capaian rata-rata sasaran 3 sebesar 530.21% dengan kategori sangat baik BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-64
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Analisis atas capaian-capaian indicator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. RT Bersanitasi Realisasi pada Indikator RT bersanitas di Kabupaten Soppeng sebesar
94,71
dengan
capaian
kinerja
sebesar
111,42%.
Capaian ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 107,51 persen. Realisasi capaian tersebut didapatkan dengan membandingkan antara jumlah rumah tangga bersanitasi (memiliki jamban sehat) dengan jumlah rumah tangga keselurihan. Grafik capaian indikator disajikan pada grafik berikut ini: Grafik 3.16 Persentase Rumah Tangga Bersanitasi
Adanya konsistensi capaian pada 5 tahun terakhir disebabkan perhatian dan kinerja yang baik dari person terkait serta pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang terkait dengan program
penyediaan
sarana
dan
prasarana
air
limbah.
Disamping itu penanganan maslah sanitasi di Kabupaten Soppeng tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab sektoral, namun penanganannya telah melibatkan Pokja Sanitasi yang terdiri dari beberapa instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas PU, PMD, Bappeda, dll. Sehingga penganggaran program
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-65
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dan kegiatan terkait peningkatan akses layanan sanitasi tidak hanya di Dinas Pekerjaan Umum saja. Indikator sasaran ini dicapai dengan dukungan Program Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah dengan kegiatan:
Penyediaan prasarana dan sarana air limbah : o Pembangunan SLBM Kec. Lilirilau (DAK Sanitasi); o Pembangunan SLBM Kec. Marioriwawo (DAK Sanitasi); o Pembangunan SLBM Kec. Lalabata (DAK Sanitasi); o Pembangunan SLBM Kec. Liliriaja (DAK Sanitasi); o Pembangunan SLBM Kec. Donri-Donri (DAK Sanitasi); o Pembangunan SLBM Kec. Ganra (DAK Sanitasi); o Pembangunan MCM MAN Watansoppeng; o Pembangunan MCK Desa Marioritenga; o Pembangunan Jamban Keluarga 30 Unit di Desa Marioraja. Walaupun target capaian kinerja untuk sasaran Rumah
tangga bersanitasi telah mencapai target, tidak demikian dengan capaian target sasaran nasional. Hal ini dikarenakan perbedaan indikator yang digunakan. Target capaian yang digunakan pada tingkat kabupaten adalah jumlah kepemilikan jamban keluarga dan jumlah penduduk yang tidak lagi melakukan praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Sedangkan untuk target nasional menggunakan indikator rumah tangga yang memiliki sistem penangan air limbah yang telah ditingkatkan (improved), yaitu
rumah
tangga
dengan
fasilitas
meliputi:
penggelontoran/penyiraman toilet, kakus dihubungkan dengan saluran air limbah, septik tank/ IPAL. Target SPM PU Bidang Cipta Karya (Permen PU Nomor 14 Tahun 2010) dan Terget Millenium Development Goals (MDG’s) a) Tersedianya Sistem Air Limbah Setempat yang Memadai. Adalah persentase jumlah unit instalasi pengolahan air limbah setempat (septic tank). Target nasional untuk indicator ini adalah 60% pada akhir tahun capaian SPM BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-66
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
(tahun
2014).
Berdasarkan
data
Kesling
Dinas
Kesehatan Kabupaten Soppeng, jumlah Rumah tangga berseptik tank masih jauh dari target nasional yaitu sebanyak 7.621 RT (12,91%). b) Tersedianya
sistem
air
limbah
skala
komunitas/kawasan/kota. Adalah
persentase
limbah
skala
layanan
sistem
pengelolaan
komunitas/kawasan/kota.
air
Untuk
Kabupaten Soppeng saat ini baru memiliki sistem IPAL dalam
skala
layanan
komunitas/lingkungan
1,06%
dari
jumlah
dengan
tingkat
penduduk
secara
keseluruhan. Target ini juga masih jauh dari target nasional yaitu 5% di akhir tahun pencapaian SPM. Oleh karena itu, pada tahun-tahun berikutnya, disarankan agar indikator target tidak lagi berdasar pada kepemilikan jamban keluarga tapi juga kepemilikan sarana air limbah yang memenuhi standar teknis dan kesehatan, sehingga peningkatan akses layanan sanitasi dapat sejalan dan mendukung pencapaian target nasional dan MDGs. 2. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Realisasi pada Indikator RT pengguna air bersih di Kabupaten Soppeng sebesar 96,14% dari target yang ditetapkan sebesar 75,00% dengan capaian kinerja sebesar 128,19%. Capaian ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 110,58 persen. Realisasi capaian tersebut didapatkan dengan membandingkan antara jumlah rumah tangga pengguna air bersih dengan jumlah rumah tangga keseluruhan. Capaian dalam 4 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-67
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.17 Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
Untuk capaian target pada akhir tahun pencapaian Renstra diharapkan kinerja dapat dipertahankan seperti tahun-tahun sebelumnya, mengingat capaian yang selalu melebihi target. Sama halnya dengan sasaran target pemenuhan sanitasi dasar, pemenuhan akses layanan air bersih juga sejalan dengan target pencpaian SPM PU Bidang Cipta Karya (Permen PU Nomor 14 Tahun 2010) dan juga merupakan salah satu indikator target MDG’s, yaitu 70% pada akhir tahun capaian. Namun
pada
penentuan
tingkat
realisasinya
terdapat
perbedaan dalam hal kriteria, di mana capaian layanan air minum adalah yang telah melalui proses pengolahan baik dengan sistem perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan dengan tingkat pemenuhan 60 liter/orang/hari dan dapat langsung diminum. Sedangkan pada skala kabupaten capaian layanan air bersih hanya berdasar pada jumlah rumah tangga yang memiliki akses air bersih baik itu yang telah
diolah
maupun tidak. Capaian
kinerja
Pembangunan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
tersebut
di
Infrastruktur
atas
didukung
Perdesaan
Program dengan
III-68
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
kegiatanPembangunan
sarana
dan
prasarana
air
minum
Air
Bersih
Bulu
perdesaan, berupa pekerjaan: o Sarana
dan
Prasarana
di
Desa
Umpungeng (DAK Air Minum) o Sarana dan Prasarana Air Bersih di Liangeng Desa Umpungeng (DAK Air Minum) o Sarana dan Prasarana Air Bersih di Walemping Desa Pesse (DAK Air Minum) o Sarana dan Prasarana Air Bersih di Parenring (DAK Air Minum) o Sarana dan Prasarana Air Bersih di Mattabulu (DAK Air Minum) 3. Lingkungan permukiman kumuh Realisasi
capaian
tersebut
didapatkan
dengan
membandingkan antara luas lingkungan permukiman kumuh dengan luas wilayah kabupaten. Target luas lingkungan permukiman kumuh pada tahun 2015 berdasarkan RPJMD Kab.Soppeng tahun 2011-2015 adalah 0%, sedangkan berdasarkan data luas lingkungan permukiman
kumuh
pada
akhir
tahun
2015
adalah
0,0000063% (0.00949 km2) dari luas Kab.Soppeng keseluruhan. Dari capaian 4 (empat) tahun terakhir, dengan target dan capaian
yang
sama
penanganan/pengurangan Kabupaten
Soppeng
tiap
tahunnya,
luasan
hanya
perlu
kawasan
maka
kinerja
kumuh
dipertahankan.
di
Namun
demikian indikator kinerja yang digunakan tidak berdasar pada data terbaru, hal ini dikarenakan survey terkait kawasan kumh tidak tiap tahun diselenggarakan, megingat terbatasnya SDM dan waktu pendataan. Disamping itu penanganan kawasan kumuh tidak hanya berpusat di Dinas PU, baiknya bersinergi dengan instansi-instansi terkait lainnya. Dan dalam penilaian capaiannya pun dapat diukur secara keseluruhan. BAB III Akuntabilitas Kinerja
Solusi III-69
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
lainnya dalah alternatif pendanaan melalui APBD II dan Kementerian Pekerjaan Umum melalui Dirjen Pengembangan P ermukiman,
khususnya
pendanaan
program-program
penanganan kawasan kumuh perkotaan, seperti P2KP, program Mandiri perkotaan, dsb 4. Rumah Layak Huni Capaian Indikator Rumah Layak Huni pada tahun 2015 sebesar 96,90% dengan realisasi sebesar 77.52% dari target sebesar 80%,
Realisasi
capaian
tersebut
didapatkan
dengan
membandingkan antara jumlah rumah layak huni dengan jumlah rumah keseluruhan. Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini: Grafik 3.18 Rumah Layak Huni Tahun 2011-2015
Adanya penurunan capaian pada 5 tahun terakhir disebabkan tidak adanya pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang terkait pada Dinas Pekerjaan Umum Kab.Soppeng. Kurangnya koordinasi pendataan dengan instansi-instansi yang menangani program/bedah
rumah
seperti
Dinas
Sosial
Badan
Penanggulangan Bencana, dsb.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-70
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sasaran 4 Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya membaiknya Indeks pembangunan manusia (IPM). Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 141 indikator. Tabel 3.21 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 No.
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
Target
Realisasi
55.00
39.12
71.13
%
97.00
81.70
84.23
%
75.00
57.90
77.20
%
95.00
81.77
86.07
219
112.84
204
123
13.71
% % % %
0.28
0.11
160.71
0.50
0.73
54.00
100
98.54
98.54
99
96.79
97.77
%
99
100.58
101.60
%
97
109.98
113.38
%
71.47
45.42
63.55
%
70.00
81.77
116.81
98
50.14
148.84
108
22.62
179.06
%
100
96.88
96.88
%
1
0.25
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD ) 1
APK Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) Pendidikan Dasar
2
Angka Partisipasi SD/MI/Paket A
3
6
Angka Partisipasi Murni (APM ) SMP/Mts/ paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B Ratio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid
7
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
8
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/Mts
9
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
4 5
Murni
(APM
)
10
Angka Kelulusan (AL) SMP/Mts
11
Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/Mts Angka Melanjutkan dari SMP/Mts ke SMA / SMK/MA Pendidikan Lanjutan
12
13 14 15 16 17 18
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Ratio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid Penduduk yang berusia melek huruf Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA
BAB III Akuntabilitas Kinerja
>15 (
tahun APS
)
148.87
175.00
III-71
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
19
Angka Kelulusan ( AL ) SMA/SMK/MA
20
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV ke atas Pelayanan Kesehatan Dasar
21
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan pelayanan anak Balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan Peserta KB Aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
34 35 36 37 38
-
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 thn Penemuan pasien TBC BTA positif Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani Penderita DBD yang ditangani
Penemuan penderita diare Rasio Posyandu persatuan balita
39
Cakupan Pelayan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin Pelayanan Kesehatan Rujukan
40
43
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam Cakupan Desa Siaga Aktif
44
Cakupan Puskesmas
45
Cakupan pembantu puskesmas
46
Rasio
41 42
puskesmas,
BAB III Akuntabilitas Kinerja
poliklinik,
pustu
%
99
96.02
96.99
%
90
81.58
90.64
%
95
83.70
88.11
%
80
75.68
94.60
%
90
92.24
102.49
%
90
91.67
101.86
%
80
41.93
52.41
%
90
92.86
103.18
%
100
97.14
97.14
%
90
69.61
77.34
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
75
76
101.33
kasus
*≥ 1
2
200.00
%
100
12.45
12.45
%
100
48.95
48.95
% %
100
53.80
53.80
100
204
60
24.08
40.13
%
100
10.23
10.23
%
100
6.33
6.33
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
% % %
80
97.14
121.43
212.5
212.5
100.00
62.86
62.86
100.00
6
0.512
8.53
204.00
III-72
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
persatuan penduduk 47
Rasio Rumah Sakit Per penduduk
0.01
0.0040
48
Rasio Dokter per satuan penduduk
40
0.29
0.73
100
100
100.00
24
24
100.00
49 50 51 52 53 54 55
56
Pelayanan Gawat Darurat (GD) Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota) Pemberi pelayanan GD yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS Ketersediaan tim penanggulangan bencana Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka Pelayanan Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis
% jam % Tim
%
100
40.00
100.00
1
1
100.00
≤5
5
100.00
%
90
0
0.00
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
60
≤6
60.00
90
0.00
%
100
20.73
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
% %≤ %
100
100
≤ 1,5
1.36
100.00 109.00
≤ 1,5
1.36
109.00
%
100
100
100.00
%≤ %
≤ 1,5
6.80
100.00
≥ 90
90.00
100.00
%
100
89.2
hari % %
≤2
4.1
100.00
≤1
0
100.00
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
57 Waktu tunggu di Rawat Jalan 58 59
60
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Pelayanan Rawat Inap
62
Pemberi pelayanan rawat inap Dokter penanggung jawab pasien rawat inap Jam visite dokter spesialis
63
Kejadian infeksi pasca operasi
64
Angka kejadian infeksi nosokomial Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian Kejadian pulang paksa
61
65 66 67 68
Kepuasan Pelanggan Rawat Inap Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Bedah Sentral
69
Waktu tunggu operasi elektif
70
Kejadian kematian dimeja operasi
71
Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Tidak adanya kejadian operasi salah orang Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
72
73 74
BAB III Akuntabilitas Kinerja
menit, ≤ %, ≤
0.00 20.73
89.20
III-73
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
75
Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube
%
≤6
0
100.00
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
100
62.25
62.25
%
≤ 100
31.62
100.00
% % %
100
16
100
100
≥ 80
0
0.00
Pelayanan Intensif Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam Pemberi pelayanan unit intensif
%
≤3
0
100.00
%
100
100
100.00
jam
≤ 7.5
14.33
86
Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
100
100
100.00
87
Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
≤2
3.00
66.67
88
Kepuasan pelanggan
% % %
≥ 80
0
≤ 140
114.7
118.00
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
≥ 80
0
%
≤ 50
1.47
197.00
%
100
100
100.00
%
≥ 80
0
menit menit
≤ 30
14.48
152.00
≤ 60
25.66
157.00
76 77
Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
78
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
79 80
Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria Keluarga Berencana Mantap
81
Konseling KB Mantap
82
Kepuasan Pelanggan
83 84 85
89 90 91 92 93 94 95
Laboratorium Patologi Klinik Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Kepuasan Pelanggan Rehabilitasi Medik Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik Kepuasan Pelanggan
menit
16.00 100.00
52.34
0.00
0.00
0.00
Farmasi 96
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
97
Waktu tunggu pelayanan obat racikan
98
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
%
100
99
99
Kepuasaan Pelanggan
% %
≥ 80
0
100
98.4
100
Penulisan resep sesuai formularium
99.00 0.00 98.40
Gizi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-74
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
101 102 103
104 105 106
107 108 109 110
111
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet Transfusi Darah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Kejadian reaksi transfuse Pelayanan Gakin Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap Pengolahan Limbah
%
≥ 90
87.52
97.24
%
≤ 20
33.60
32.00
%
100
100
%
100
89.67
%
≤ 0,01
0
%
100
100
100.00
89.67 100.00 100.00
%
100
91.98
%
100
100
100.00
menit
≤ 10
2.15
100.00
menit
≤ 15
7.69
51.27
91.98
Baku mutu limbah cair Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan Administrasi dan Manajemen Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
%
100
0
0
%
100
100
100.00
115
Ketepatan pangkat
116
Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun Cost Recovery Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu Ambulance /Kereta Jenazah Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
112
113 114
117 118 119 120 121
122 123
124
waktu
BAB III Akuntabilitas Kinerja
pengusulan
kenaikan
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
≥ 60
%
≥ 40
87
100.00
%
100
80
80.00
%
≤ 15
5
%
100
90
menit
100
100
100.00
%
100
100
100.00
100.00
100.00 90.00
jam
24
24
100.00
%
100
100
100.00
jam
≤2
2
100.00
III-75
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
125 126 127
Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
%
≤ 80
80
100.00
%
100
75
75.00
%
100
0
0.00
Pelayanan Laundry 128
133
Tidak adanya kejadian linen yang hilang Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih Koordinasi APD Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit Indeks Pembangunan Manusia
134
Angka Harapan Hidup
135
Rata-Rata Lama Sekolah
136
Angka Melek Huruf (%)
137
Jumlah organisasi pemuda
buah
12
23
191.67
138
Jumlah organisasi olahraga
buah
20
20
100.00
139
Jumlah kegiatan kepemudaan
5
2
40.00
140
Jumlah kegiatan olahraga
5
3
60.00
141
Lapangan olahraga
buah 112 Rata-Rata Capaian Sasara 4
125
129
130 131 132
%
100
100
100.00
%
100
100
100.00
%
75
75
100.00
%
75
75
100.00
%
75
75
100.00
%
77.53
64.74
83.50
72.34
68.42
94.58
8.07
7,04
87.24
90.94
97.12
106.80
%
111.61 89.18
Capaian rata-rata sasaran 4 sebesar 89.18 dengan kategori baik. Analisis atas capaian-capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1. APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pada tahun 2015 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD Kab. Soppeng telah terealisasi sebesar 39,12% dari target yang dicanangkan sebesar 55,00% dengan capaian sebesar 71,13%. APK PAUD Kab. Soppeng lima tahun terakhir (2011-2015) ini dapat dilihat perkembangannya pada grafik berikut ini:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-76
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
GRAFIK 3.19 CAPAIAN ANGKA PARTISIPASI KASAR PAUD 2011-2015
Berdasarkan grafik tersebut di atas, menunjukkan bahwa tingkat realisasi APK PAUD mengalami penurunan secara signifikan pada tahun 2015, hal ini disebabkan Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah, Rendahnya kesadaran orang tua memasukkan anaknya pada layanan PAUD serta Jumlah siswa usia 4 sampai 6 tahun masih berada di kelompok bermain. 2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
APM merupakan proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya. Pada tingkat Wajar Dikdas 9 tahun sebagai indikator
layanan pendidikan Dasar pada satuan pendidikan
untuk SD/MI/Paket A
dapat dilihat dari
APM
(Angka
Partisipasi Murni). Pada tahun 2015 APM SD/MI/Paket A dengan target 97,00% dapat terealisasi 81,70% dengan capaian sebesar 84,23%. Untuk lebih jelasnya perkembangan APM SD/MI/Paket A lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut ini BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-77
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
GRAFIK 3.20 ANGKA PARTISIPASI MURNI TAHUN 2011 – 2015
Berdasarkan
grafik
diatas
dapat
dilihat
bahwa
realisasi
perkembangan APM SD/MI/Paket A sering terjadi kenaikan maupun penurunan secara signifikan karena dipengaruhi oleh jumlah maupun
penduduk dari
baik
luar,
hal
penduduk tersebut
dalam
wilayah
sendiri
mempengaruhi
APM
SD/MI/Paket A, begitu pula dengan variabel pembagi yaitu jumlah penduduk dimana pada tahun tertentu menggunakan data dari Badan Pusat Statistik dan sekarang jumlah penduduk menggunakan data yang bersumber dari Dinas Catatan Sipil, Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Soppeng. Selain itu APM SD/MI/Paket A juga dipengaruhi beberapa faktor antara lain bahwa kebijakan pemerintah tentang penerimaan siswa baru untuk SD/MI yang bisa diterima hanya penduduk dengan usia 7-12 tahun di SD, sementara di sekolah yang diterima usia dibawa usia 7 tahun ( usia 5-6 tahun ) dengan alasan bahwa kalau ditentukan yang hanya usia 7 tahun yang dterima di kelas 1 SD/MI maka siswa yang diterima di sekolah semakin berkurang atau tidak ada pada tahun bersangkutan, sehingga rata-rata yang banyak diterima disekolah usia kurang dari 7 tahun ( 5-6 tahun). BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-78
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
Dengan
melihat
APM
SMP/MTs/Paket
B
target
direncanakan pada tahun 2015 sebesar 75.00%. realisasinya
yang
Sedangkan
yaitu 57,90 % atau capaian sebesar 77.20%,
apabila dibandingkan dengan tahun 2014 APM SMP/MTs mencapai realisasi sebesar 63,03 % tentu mengalami penurunan yang tajam dibanding dengan APM SMP/MTs/Paket B tahun 2015. Untuk lebih jelasnya perkembangan APM SMP/MTs/Paket B lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 3.21 Perkembangan Angka Partisipasi Murni SMP/Mts Paket B Kab. Soppeng Tahun 2011-2015 140.00
123.55
110.64
120.00 100.00
85.25 69.00
80.00
94.57 86.34 67.62 75.00 77.20 73.00 71.50 63.03 57.9
78.00 70.50
60.00
TARGET REALISASI
40.00
CAPAIAN
20.00 0.00 THN 2011
THN 2012
THN 2013
THN 2014
THN 2015
4. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
Realisasi
pencapaian
Angka
Partisipasi
Kasar
(APK)
SMP/MTs/Paket B sebesar 86.07% dari target yang ditetapkan sebesar 95.00% atau capaian sebesar 86.07%.
Untuk melihat
perkembangannya dapat dilihat pada grafik berikut ini : GRAFIK 3.22 CAPAIAN ANGKA PARTISIPASI KASAR SMP/MTS TAHUN 20112015 140 100 80 60
116.65
114.92
120
104.58 91
107.32
92
90.94 84.57 93
92.14 86.61
94
86.07 81.77 95
TARGET REALISASI
40
KINERJA
20 0 THN 2011
BAB III Akuntabilitas Kinerja
THN 2012
THN 2013
THN 2014
THN 2015
III-79
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Pada Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs
tahun 2015
tidak mencapai target ini diakibatkan partispasi sekolah masih
rendah,
penurunan
dan
jumlah
diakibatkan
peserta
banyaknya
didik
usia
mengalami
13-18
tahun
mengikuti orang tua namun tidak melaporkan diri pada transduknaker, sehingga mempengaruhi pengolahan data. 5. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
Realisasi pencapaian Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI sebesar 0.11% dari target yang ditetapkan sebesar 0.28% atau capaian sebesar 160.71%. Perkembangan Angka putus sekolah SD/MI dapat dilihat pada grafik berikut ini : GRAFIK 3.23 Angka Putus Sekolah SD/MI 2011-2015 200 153.13 132.35
150
100
160.71
140.00
91.67
CAPAIAN REALISASI
50 0
Angka
TARGET 0.32 0.34 0.36 0.3 0.39 0.23 0.11 0.28 0.18 0.15 THN 2011 THN 2012 THN 2013 THN 2014 THN 2015
Putus
Sekolah
SD/MI
yang
tersebut
di
atas
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 mencapai 0,23% dengan capaian kinerja 136,11% dan tahun 2012 realisasi yang dicapai sama dengan tahun 2011 2013
dengan capaian 132,35 %, tahun
telah menurun mencapai 0,16%
sehingga capaiannya
150%, serta Tahun 2014 naik menjadi 0.17 , capai menurun menjadi
147%
hal
ini
terjadi
karena
adanya
kebijakan
pemerintah tentang program pendidikan Gratis dan dana BOS.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Angka Putus Sekolah SD/MI melampaui target yang ditetapkan, ini disebabkan adanya program pendidikan tanpa pungutan biaya
(Gratis)
yang
memungkinkan
sedapat
mungkin
melanjutkan sekolah. 6. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
Angka Putus Sekolah SMP/MTs yang merupakan salah satu indikator utama SMP/Mts yang sangat merupaka ukuran kinerja pendidikan yang sangat diperhitungkan penurunannya, dari
tahun ketahun.
Realisasi pencapaian Angka Putus
Sekolah (APS) SMP/MTs sebesar 0.73% dari target yang ditetapkan
sebesar
0.50%
atau
capaian
sebesar
54.00%.
Perkembangan Angka putus sekolah SMP/MTs dapat dilihat pada grafik berikut ini : GRAFIK 3.24 ANGKA PUTUS SEKOLAH SMP/MTs 2011-2015 150
109.68
96.43
100
54.00
50
0 -50
-21.62
THN 2011
-7.35
THN 2012 TARGET
THN 2013 REALISASI
THN 2014
THN 2015
CAPAIAN
Dari Grafik tersebut diatas menunjukkan bahwa angka putus sekolah mengalami peningkatan ini disebabkan banyaknya siswa mengikuti orang tua merantau dan faktor ekonomi. 7. Angka Kelulusan (AS) SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK,MA
Realisasi pencapaian Angka Kelulusan (AL) SD/MI sebesar 98.54% dari target yang ditetapkan sebesar 100% atau capaian sebesar 98.54%.
Kemudian pencapaian Angka Kelulusan (AL)
SMP/MTs sebesar 96.79% dari target yang ditetapkan sebesar 99% atau capaian sebesar 97.77% dan pencapaian Angka BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-81
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Kelulusan (AL) SMK/SMA/MA sebesar 96.02% dari target yang ditetapkan
sebesar
99%
atau
capaian
sebesar
96.99%.
Perkembangan Angka Kelulusan (AL) SD/MI,SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dapat dilihat pada grafik berikut ini : GRAFIK 3.25 ANGKA KELULUSAN SD/MI,SMP/MTs dan SMA/SMK/MA 20112015
angka lulus 100.00 98.00 96.00 94.00 92.00 90.00 88.00 Angka Kelulusan SD/MI
2011 94.92
2012 100.00
2013 100.00
2014 99.90
2015 98.54
Angka Kelulusan SMP/MTs
100.00
99.68
100.00
99.76
96.79
Angka Kelulusan SMA/SMK/MA
97.00
93.19
100.00
99.44
96.02
Angka Kelulusan SD/MI
Angka Kelulusan SMP/MTs
Angka Kelulusan SMA/SMK/MA
8. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
Realisasi pencapaian Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs sebesar 100.58% dari target yang ditetapkan sebesar 99% atau capaian sebesar 101.6%.
Angka Melanjutkan SD/MI ke
SMP/Mts, Angka melanjutkan dapat dilihat berapa persen siswa yang lulusan SD/MI masuk diSMP/MTs, namun belum tentu semua yang lulus masuk di SD/MI masuk di SMP/MTs di wilayah Kabupaten Soppeng,ada juga yanglanjut ke daerah lain karena ikut orang tua atau sanak famili dan lain lainnya, untuk
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-82
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
lebih jelasnya dapat dilihat perkembangan angka melanjutkan SD/MI pada grafik berikut ini: GRAFIK 3.26 ANGKA MELANJUTKAN (AM) DARI SD/MI KE SMP/MTs 20112015
Selanjutnya Angka melanjutkan sesuai dengan grafik tersebut diatas Rata-rata angka melanjutkan ke jenjang SMP/MTs 20112015 Capaian kinerja melampaui target. 9. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs KE SMA/SMK/MA
Realisasi pencapaian Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA sebesar 109.98% dari target yang ditetapkan sebesar
97%
atau
capaian
sebesar
113.38%.
Angka
Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke SMA/SMK/MA dimana pada angka melanjutkan ini dapat diukur berapa persen siswa yang lulus SMP/MTs/Paket B dapat melanjutkan ke pendidikan menengah, dan bagaimana perkembangan dari pada angka melanjutkan ini dari tahun 2011-2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-83
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
GRAFIK 3.27 Angka Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke SMA/SMK/MA Th.2011-2015 174.97 182.70
200 180 160
148.06 142.70
163.39 155.48
147.20 142.77 127.79 123.96
140 120 100
97
96.99
96.38
95.77
95.16
80
60 40 20 0 THN 2011
THN 2012 TARGET
THN 2013 REALISASI
THN 2014
THN 2015
CAPAIAN
Pada grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa
angka
melanjutkan itu mengalami kenaikan sesuai dengan yang diharapkan
sehingga
mencapai
target
yang
diharapkan
capainnya hanya mencapai 99%, akan tetapi sudah cukup menggembirakan
dibandingkan
tahun-tahun
sebelumnya,
walaupun demikian masih banyak faktor yang disebabkan karena banyaknya siswa yang lulus SMP/MTs/Paket B yang melanjutkan
pendidikannya
ke
daerah
lain
khususnya
pendidikan kejuruan yang diinginkannya, begitupula mengikuti orang tua atau merantau mencari nafkah karena faktor ekonomi, perkawinan dini, belum semua kecamatan terjangkau SMK dan lain lainnya. Untuk meningkatkan angka melanjutkan pada tingkat SMA/SMK/MA yaitu dengan menambah SMK di kecamatan,
menambah
masyarakat
dan
jurusan
disesuaikan
yang
banyak
diinginkan
dengan
kondisi
kehidupan
masyarakat atau mata pencaharian masyarakat disekitarnya
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-84
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
10. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
Realisasi
pencapaian
SMA/SMK/MA/Paket
Angka C
Partisipasi
sebesar
45.42%
Murni
dari
(APM)
target
yang
ditetapkan sebesar 71.47% atau capaian sebesar 63.55%. Kemudian APM Pendidikan menengah yang merupakan juga indikator
pendidikan
menengah
dapat
dilihat
bagaimana
perkembangan APM tersebut di atas selama tahun 2011-2015, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik tersebut di bawah : GRAFIK III.28 ANGKA PARTISIPASI MURNI SEKOLAH MENENGAH 2011-2015 120 100
100100 100.00
100 91.08 91.08
100
100
100
80
60
47.36 47.36
40
47.24 47.24
45.42 45.42
20 0 THN 2011
THN 2012 TARGET
THN 2013 REALISASI
THN 2014
THN 2015
CAPAIAN
Pada tahun 2015 target tidak tercapai hal ini disebabkan APS yang rendah beserta faktor ekonomi, dengan alasan mengikuti orang tua merantau, adapun faktor lainnya banyaknya siswa melanjutkan pendidikannya diluar wilayah/kabupaten. 11. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
Selanjutnya satuan pendidikan untuk Pendidikan Menengah atau tingkat SMA/SMK/MA untuk pendidikan Menengah ini BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-85
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
tentu juga dapat dilihat bagaimana Angka Partisipasi Kasar yang ada pada pendidikan Menengah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik tersebut di bawah ini : GRAFIK III.29 CAPAIAN ANGKA PARTISIPASI KASAR SMA/SMK/MA TAHUN 2011-2015 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
155.38
152.09
121.89 69.07
THN 2011
satu
69.69 86.61
84.57 69.38
THN 2012
THN 2013
TARGET
Salah
124.28
107.32
104.58 68.76
indikator
THN 2014
REALISASI
layananan
116.81 81.77 70
THN 2015
CAPAIAN
pendidikan
yaitu
APK
SMA/SMK/MA. Dengan melihat APK SM ( SMA/SMK/MA ) maka dapat dilihat berapa persen penduduk yang terserap masuk di Sekolah Menengah dengan melihat jumlah penduduk usia 16-18 tahun, pada tahun 2015 tidak mencapai target ini disebabkan APS yang rendah beserta faktor ekonomi, dengan alasan mengikuti banyaknya
orang siswa
tua
merantau, melanjutkan
adapun
faktor
lainnya
pendidikannya
diluar
wilayah/kabupaten. 12. Penduduk yang berusia >15 tahun Melek Huruf
Untuk Angka buta aksara untuk tingkat dasar sudah tuntas 100 %, tapi masih ada pendidikan tingkat lanjutan yang harus diikuti agar pengetahuan baca tulis dan berhitung tidak BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-86
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dilupakan
lagi,
sehingga
masih
perlu
pendidikan
tingkat
lanjutan. Namun masih ada beberapa penduduk yang masih buta aksara karena tdk pernah mengikuti pendidikan tingkat lanjutan yg pada akhirnya kembali 2015
buta Aksara pada tahun
sebanyak 300 orang, disamping itu ada juga penduduk
yang kembali dari rantauan yang sudah buta aksara. Untuk itu diharapkan bagi penduduk yang sudah lulus sukma 1 ( tingkat dasar ) dapat
melanjutkan pada tingkat
lanjutan, namun realisasi yang ada baru mencapai 11.74 % hal ini disebabkan karena masih sulitnya mendapatkan penduduk yang mau melanjutkan pendidikan ke tingkat lanjutan Begitu pula masih membutuhkan anggaran melalui APBD Provinsi maupun APBN sedangkan target yang direncanakan sebesar 16.52 %, dan rencana capaian target hanya mencapai 66.01% hal ini disebabkan karena anggaran belum terpenuhi, sedangkan
jumlah
peserta
keaksaraan
fungsional
yang
direncanakan mencapai 800 orang, sementara hanya mampu dibiayai yaitu 150 orang peserta KF sehingga belum memenuhi target yang direncanakan, untuk konstribusi APBD perlu ditingkatkan khususnya kegiatan tersebut, begitu pula anggaran dari
APBD Provinsi serta APBN ada konstribusi kedaerah
sehingga
persentase tuntas
buta aksara tingkat lanjutan
mengalami kenaikan yang tajam. Mudah – mudahan tuntas Buta Aksara pada pendidikan tingkat lanjutan dapat tuntas 75% pada akhir periode 5 tahun (Th.2015). persentase melanjutkan
target dan realisasi dicapai pada
tertinggi
Kemudian untuk angka
angka melanjutkan ke SMP/MTs
yaitu dari 99% yang ditargetkan ternyata hanya mencapai 97.70%
hal
ini
disebabkan
karena
banyak
siswa
yang
melanjutkan studinya ke daerah lain, atau merantau ke daerah lain, baik mengikuti orang tua maupun karena mencari nafkah karena
dipengaruhi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
faktor
ekonomi.
Selanjutnya
angka III-87
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
melanjutkan ke tingkat SMA/SMK/MA target yang direncanakan sebesar 96,38 % hal ini belum mencapai target yaitu 95.53 %, sehingga capaiannnya
hanya mencapai 99.11 %, jadi lebih
tinggi angka melanjutkan ke tingkat SMP/Mts dibandingkan ke tingkat
SMA/SMK/MA., hal ini
disebabkan karena masih
banyak siswa-siswa yang tamat SMP/MTs/PaketB, masuk pada sekolah kejuruan diluar daerah, dan adanya pernikahan dini, serta banyaknya juga yang pergi merantau untuk mencari nafkah, begitu pula karena faktor ekonomi atau karena belum diberlakukannya pendidikan gratis ditingkat SMA/SMK/MA, siswa ini pada umumnya yang hidup di pedesaan. GRAFIK III.30 CAPAIAN ANGKA MELEK HURUF TAHUN 2011-2015
ANGKA MELEK HURUF 105
100 95 90 85
100 100 100
100 100 100
100 99.75 99.75
100 91.91 91.91
2011
2012
2013
TARGET
REALISASI
2014
100
96.88 96.88
2015
CAPAIAN
13. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
Realisasi
pencapaian
SMA/SMK/MA/Paket
C
Angka
Putus
sebesar
0.25%
Sekolah dari
target
ditetapkan sebesar 1% atau capaian sebesar 175.00%.
(APS) yang untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik tersebut di bawah :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
GRAFIK III.31 ANGKA PUTUS SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH 2011-2015 180.00
158.46
160.00 140.00
175.00 150.83
117.14
120.00 100.00 80.00
TARGET
69.33
REALISASI
60.00 40.00 20.00 0.00
1.96 1.16 0.54 1.50 1.4 1.30 THN 2011 THN 2012
THN 2013
CAPAIAN 0.59 1.2 THN 2014
0.25 1 THN 2015
Kalau dilihat grafik tersebut di atas bahwa Angka putus sekolah dari tahun ke tahun mengalami penurunan atau sudah terlampaui targetnya yang ditetapkansedangkan tingkat Angka Putus Sekolahpendidikan Menengah telah mencapai < 1 % ini dipengaruhi dengan adanya pendidikan gratis, sehingga adanya pendidikan gratis dapat mengurangi beban biaya pendidikan pada masyarakat khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu,
karena
penyebab
tingginya
angka
Droup
out
Pendidikan menengah in disebabkan karena biaya tinggi, Faktor adanya pendidikan gratis ditingkat pendidikan menengah, pemberian Bea Siswa bagi anak yang tidak mampu dan lain lainnya. 14. Angka Melanjutkan SD, SMP dan Guru yang memenuhi
kualifikasi S1/DIV
Adapun grafik capaian 5 indikator mulai dari Tahun 2011 – 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-89
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
GRAFIK 3.32
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV
150
92.58
98.85
94.97
105.96
100 50
2011 92.58
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV
2012 94.97
2013 98.85
2014 105.96
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV
Dari
gambaran
diatas
dapat
dikatakan
bahwa
Meningkatnya Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan yang Profesional dengan mengintegrasikan IPTEK dan IMTAQ pada setiap jenis dan satuan Pendidikanmeningkat ini di sebabkan meningkatnya kompetensi
peserta untuk
sertifikasi
yang
mendapatkan
memenuhi
tunjangan
standar
fungsional.
Sedangkan angka melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi mengalami peningkatan ini diakibatkan minat peserta didik meningkat dengan adanya pendidikan gratis dan BOS. Capaian sasaran kinerja dengan 3 (tiga) indikator yang didukung oleh kegiatan sebagai berikut: 1.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Pelatihan
pendataan
Kompetensi Pendidikan
Tenaga gratis,
Pendidik, Pelatihan
Workshop penyusunan
Kurikulum 2.
Program Pendidikan Menengah Pelatihan
Penyusunan
Kewirausahaan,
Kurikulum,
Pelatihan
Pelatihan Pengelola Laboraturium
Guru dan
Lomba Olimpiade Nasional Guru a. Rasio Ketersediaan Sekolah Adapun grafik capaian 3 indikator mulai dari Tahun 2011 – 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-90
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
GRAFIK 3.33 Rasio Ketersediaan Sekolah
Dari gambaran diatas dapat dikatakan bahwa Meningkatnya Mutu sarana dan prasarana pendidikan melalui perbaiakn sarana
dan
prasarana
pendidikan
di
satuan
pendidikan
menurun pada jenjang pendidikan menengah ini di sebabkan meningkatnya peserta didik pada tingkat menengah meningkat namun disisi ketersedian sekolah pada jenjang menengah kurang dengan kata lain pendidikan kejuruan masih kurang Capaian Dikmudora
sasaran yang
kinerja
didukung
pada oleh
Dinas program
Pendidika Wajib
dan
Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Program Pendidikan Menengah Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 mempunyai target 95% Realisasi sebesar 90,34% dengan Capaian 95,09%. Realisasi Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 diperoleh dari perhitungan persentase jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) minimal 4 kali sesuai dengan standar (dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester ke-2, dan 2 kali pada trimester ke-3) oleh tenaga kesehatan dibagi dengan jumlah seluruh sasaran ibu hamil di BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-91
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2014 sebanyak 3.172 ibu hamil menerima pelayanan ANC dari perkiraan sasaran ibu hamil 3.511 (90,34%). tidak mencapai estimasi
Pencapaian ini
target, hal ini disebabkan karena tingginya
jumlah sasaran ibu hamil, adanya ibu hamil yang
datang memeriksakan kehamilannya pada trimester II, adanya ibu hamil yang usia kehamilannya belum mencapai trimester III pada
bulan
Desember,
merampungkan
standar
adanya
ibu
minimum
hamil
empat
kali
yang
tidak
kunjungan,
disamping itu juga kurangnya jumlah ibu hamil karena berhasilnya program KB. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan ibu hamil mulai dari pemerataan Sumber Daya Kesehatan, peningkatan promosi kesehatan
sampai
pada
pembentukan
Puskesmas
PONED
sebagai bentuk pengembangan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Sedangkan pencapaian dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik : 3.34 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng
Pada Tahun 2011
Capaian Kinerja
tidak mencapai Target
dimana dari 3.807 perkiraan sasaran ibu hamil hanya 3.596 BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-92
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
(94,45%) ibu hamil menerima pelayanan ANC karena masih ada ibu hamil yang pemeriksaan pertama kehamilannya pada umur kehamilan lewat 12. Pada Tahun 2012 Capaian Kinerja
tidak mencapai target
dimana dari 3.676 perkiraan sasaran ibu hamil ada 3.498 (95,15%) ibu hamil menerima pelayanan ANC. Pencapaian ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah di lakukan oleh seluruh sektor termasuk puskesmas dan masyarakat. Pada Tahun 2013
Capaian kinerja tidak mencapai target
dimana dari 3.744 perkiraan sasaran ibu hamil hanya
3.223
(86,08) ibu hamil menerima pelayanan ANC. Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi
jumlah sasaran ibu hamil, adanya
ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya pada trimester II, adanya ibu hamil yang usia kehamilannya belum mencapai trimester III pada bulan Desember, adanya ibu hamil yang
tidak
merampungkan
standar
minimum
empat kali
kunjungan, disamping itu juga kurangnya jumlah ibu hamil karena berhasilnya program KB. Pada Tahun 2014
Capaian kinerja tidak mencapai target
dimana dari 3.511 perkiraan sasaran ibu hamil hanya
3.172
(90,34) ibu hamil menerima pelayanan ANC. Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi
jumlah sasaran ibu hamil, adanya
ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya pada trimester II, adanya ibu hamil yang usia kehamilannya belum mencapai trimester III pada bulan Desember, adanya ibu hamil yang
tidak
merampungkan
standar
minimum
empat kali
kunjungan, disamping itu juga kurangnya jumlah ibu hamil karena berhasilnya program KB. Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-93
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani Berdasarkan Tabel 3.1 Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani mempunyai target 80%, Realisasi sebesar 75,68 dengan capaian 94,6%. Realisasi Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani didapat dari perhitungan persentase jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan dibagi dengan jumlah ibu hamil dengan komplikasi kebidanan
di
suatu wilayah pada kurun waktu yang sama. Penanganan definitif adalah penanganan/ pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Pada tahun 2015, jumlah ibu hamil dengan komplikasi
kebidanan
adalah
699
mendapatkan penanganan definitif
orang,
oleh bidan
dan
yang
529 orang
(75,68%). Pencapaian ini tidak mencapai target karena tingginya estimasi jumlah ibu hamil dengan komplikasi, tetapi secara secara riil
semua ibu hamil
dengan komplikasi kebidanan
ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. Sedangkan pencapaian dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik : 3.35 Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani Tahun 20112015 Kab.Soppeng
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-94
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Pada Tahun 2011 Capaian kinerja mencapai target dimana dari 356
ibu
hamil
penanganan
dengan
(100%).
Hal
komplikasi ini
dapat
semua dicapai
mendapatkan karena
semua
kehamilan yang mengalami komplikasi langsung ditangani oleh bidan terlatih. Pada Tahun 2012 Capaian Kinerja mencapai target dimana dari 645
ibu
hamil
dengan
komplikasi
semua
mendapatkan
penanganan (100%). Pencapaian yang sudah baik ini dikarenakan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar ataupun rujukan sudah cukup baik dan diimbangi dengan tersedianya sumber daya kesehatan yang kompeten. Pada Tahun 2013 Capaian Kinerja mencapai target dimana dari 749 ibu hamil dengan komplikasi, ada 689 yang mendapatkan penanganan
(91,98%).
Pencapaian
dikarenakan
aksesibilitas
yang
masyarakat
sudah
terhadap
baik
ini
pelayanan
kesehatan dasar ataupun rujukan sudah cukup baik dan diimbangi dengan tersedianya sumber daya kesehatan yang kompeten. Pada tahun 2014 Capaian kinerja mencapai target dimana dari 702 ibu hamil dengan komplikasi , ada 562 yang mendapatkan pelayananj (80,06%). Pencapaian ini mencapai target karena meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan dasar ataupun rujukan sudah cukup baik dan diimbangi
dengan
tersedianya
tenaga
kesehatan
yang
berkompeten. Indikator ini dilaksanakan Kesehatan
Masyarakat,
dengan
Kegiatan
Program
Peningkatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-95
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan mempunyai target 90%, Realisasi sebesar 92,24% dengan capaian 102,49%. Realisasi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
dihitung
dari
persentase
jumlah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompetensi dibagi dengan jumlah seluruh ibu bersalin di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu.
Pada
kesehatan sebanyak
tahun
2015
persalinan
oleh
tenaga
3.078 dari seluruh perkiraan persalinan
dalam satu Tahun sebanyak 3.337 (92,24%). Hal ini disebabkan oleh adanya pengembangan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan bagi tenaga bidan, seluruh Puskesmas dan Poskesdes sudah memiliki bidan dan bertambahnya alat kesehatan pada sarana kesehatan. Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini :. Grafik 3.36 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng
pada Tahun 2011 Capaian kinerja
mencapai target dimana
jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak
3.332 dari
seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.634 BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-96
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
(91,7%). Hal ini dapat dicapai karena sudah ada kemitraan Bidan dan dukun dalam hal pertolongan persalinan, dimana dukun tidak boleh lagi menolong persalinan sehingga semua persalinan ditangani oleh bidan serta didukung oleh adanya program Jampersal. Pada Tahun 2012 Capain Kinerja
mencapai target dimana
jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak
3.326 dari
seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.508 (94,8%). Hal ini dapat dicapai karena adanya Peran kader di masyarakat sangat berpengaruh dalam promosi kesehatan kepada masyarakat terkait dengan persalinan. Pada Tahun 2013 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak
3.197 dari
seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.576 (89,4%).
Hal ini disebabkan oleh tingginya estimasi jumlah
sasaran ibu bersalin. Pada Tahun 2014 Capain Kinerja
mencapai target dimana
jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak
3.183 dari
seluruh perkiraan persalinan dalam satu Tahun sebanyak 3.352 (94,96%). Hal ini dapat dicapai karena adanya Peran kader di masyarakat sangat berpengaruh dalam promosi kesehatan kepada masyarakat terkait dengan persalinan. Indikator ini dilaksanakan Kesehatan
Masyarakat,
dengan
Kegiatan
Program
Peningkatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan. Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan pelayanan ibu nifas dmempunyai target 90%, Realisasi sebesar 91,67% dengan capaian 101,9%. Realisasi Cakupan pelayanan ibu nifas dihitung dari jumlah ibu nifas yang memperoleh
2
kali
pelayanan
sesuai
standar
oleh
tenaga
kesehatan dibagi dengan jumlah seluruh ibu bersalin di suatu BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-97
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
wilayah pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2015 ada 3.,059
ibu nifas yang mendapat pelayanan dari 3.337 perkiraan
ibu nifas dalam satu tahun (91,67%) .Hal ini disebabkan karena karena adanya kerja sama yang baik antara bidan Puskesmas, Bidan Desa, Bidan praktek swasta ,kader, dukun dalam sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan nifas. Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun
dapat dilihat
pada grafik dibawah ini Grafik : 3.37 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun 2011 -2015 Dinas Kesehatan kab.Soppeng
pada Tahun 2011 Capaian Kinerja mencapai target dimana ibu nifas yang mendapat pelayanan sebanyak 3.338 dari 3.634
ibu
nifas (91,85%). Hal ini dapat dicapai karena semua persalinan dilakukan
oleh
bidan
maka
pelayanan
ibu
nifas
juga
dilaksanakan oleh bidan. Pada Tahun 2012 Capaian Kinerja mencapai target dimana ibu nifas yang mendapat pelayanan sebanyak 3.327 dari 3.508
ibu
nifas (94,84%). Hal ini dapat tercapai karena adanya kerja sama yang baik antara bidan Puskesmas, Bidan Desa, Bidan praktek swasta ,kader dalam sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan nifas. Pada Tahun 2013 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana ibu nifas yang mendapat pelayanan sebanyak 3.197 dari 3.576
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-98
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
ibu nifas (89,4%). Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran ibu nifas. Pada tahun 2014 Capaian Kinerja mencapai target, dimana ada 3.171
ibu nifas yang mendapat pelayanan dari 3.352 ibu nifas
(94,60%) .Hal ini disebabkan karena karena adanya kerja sama yang baik antara bidan Puskesmas, Bidan Desa, Bidan praktek swasta ,kader, dukun
dalam sistem pencatatan dan pelaporan
pelayanan nifas. Indikator ini dilaksanakan Kesehatan
Masyarakat,
dengan
Kegiatan
Program
Peningkatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani Cakupan
neonatal
dengan
komplikasi
yang
ditangani
mempunyai target 80%, Realisasi sebesar 41,93%
dengan
capaian 52,4%. Realisasi Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani didapat dari perhitungan persentase jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan dibagi dengan jumlah seluruh neonatal dengan komplikasi yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2015 terdapat 200 kasus neonatal dengan komplikasi yang ditangani dari 477 sasaran neonatal dengan komplikasi (53,86%). Indikator ini tidak mencapai target hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi , tetapi secara riil semua neonatal dengan komplikasi ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten,
adanya pencatatan yang
kurang lengkap (tidak semua kasus resti di laporkan) oleh Bidan Desa, Bidan Puskesmas. Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun
dapat
dilihat pada grafik dibawah ini
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-99
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik : 3.38 Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani Tahun 2011 -2015 kab.Soppeng
pada Tahun 2011 Capain Kinerja mencapai target dimana ada 104 kasus neonatal dengan komplikasi semua ditangani oleh bidan (100%). Tahun 2012 dimana
ada 232
Capaian Kinerja mencapai target
kasus neonatal dengan komplikasi semua
ditangani oleh bidan (100%). Tahun 2013 Capaian Kinerja tidak mencapai target dimana hanya 231 kasus neonatal dengan komplikasi yang ditangani oleh bidan dari 479 seluruh neonatal dengan komplikasi (100%). Hal ini disebabkan karena tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi dan adanya pencatatan yang kurang lengkap (tidak semua kasus resti di laporkan) oleh Bidan Desa, Bidan Puskesmas. Tahun 2014 Capaian Kinerja
tidak mencapai target dimana hanya
kasus neonatal
dengan komplikasi yang ditangani dari 479
perkiraan
sasaran
neonatal
dengan
komplikasi
258
(53,86%).
Indikator ini tidak mencapai target hal ini disebabkan karena tingginya
estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi
dan adanya pencatatan yang kurang lengkap (tidak semua kasus resti di laporkan) oleh Bidan Desa, Bidan Puskesmas. Indikator ini dilaksanakan Kesehatan
Masyarakat,
dengan
Kegiatan
Program
Peningkatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan
desa/kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) mempunyai target 100%, Realisasi sebesar 97,14% dengan capaian 97,14 %. Realisasi Cakupan Desa/Kel UCI didapat dari perhitungan
persentase
jumlah
desa/kelurahan
UCI
dibagi
dengan jumlah keseluruhan desa/kelurahan yang ada. Pada Tahun 2015 ada 68 desa/kel yang UCI dari 70 desa/ kel yang ada
(97,14%). Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah
kelahiran pada tahun tersebut. Cakupan peserta KB aktif Berdasarkan Tabel 3.1
Cakupan peserta KB Aktif
mempunyai
target 73%, Realisasi sebesar 73,51 dengan capaian 100,70%. Realisasi Cakupan peserta KB aktif didapat dari perhitungan persentase jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dibagi dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2014 tercatat 29.457 peserta KB aktif dari total pasangan usia subur sebanyak 40.071 (73,51%). Sedangkan pencapaian dalam kurun empat tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 3.39 Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011 -2014 Kab.Soppeng
Indikator ini dilaksanakan Kesehatan
Masyarakat,
dengan
Kegiatan
Program
Peningkatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-101
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Cakupan kunjungan bayi Cakupan
Kunjungan Bayi mempunyai target 90%, Realisasi
sebesar 92,86% dengan capaian 103,2%. Realisasi Cakupan kunjungan bayi didapat dari perhitungan persentase jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi dengan jumlah bayi yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Diasumsikan bayi yang berusia 12 bulan telah mendapat 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar, maka cakupan kunjungan bayi dilihat dari cakupan kunjungan bayi B12. Pada Tahun 2015 Ada
2.951
bayi yang melakukan
kunjungan dan mendapatkan pelayanan dari 3.178 sasaran bayi (92,86%).Hal ini dapat dicapai karena Kerja keras tim yang melibatkan lintas sector serta masyarakat sangat di perlukan untuk meningkatkan kunjungan bayi ini
dan adanya kegiatan
kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan Puskesmas dan bidan desa. Kunjungan bayi yang kurang akan sangat berkorelasi dengan angka kematian bayi, karena dengan kunjungan yang teratur
maka
kondisi
bayi
akan
terindentifikasi
sehingga
penanganan awal dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sesuai standar. Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun
dapat dilihat
pada grafik dibawah ini : Grafik 3.40 Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2011 -2015
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-102
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Pada Tahun 2011 Capaian kinerja tidak mencapai target dimana hanya
2.956
bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan
kesehatan sesuai standar dari 3.461 sasaran bayi (85,41%). Hal ini disebabkan karena masih ada sebagaian kecil masyarakat yang percaya bahwa bayi umur dibawa 3 bulan tidak boleh keluar rumah dan rata-rata ibu-ibu yang
bayinya sudah mendapat
imunisasi campak tidak rutin lagi di bawa ke posyandu/sarana kesehatan. Tahun 2012 Capaian Kinerja mencapai target dimana ada 3.453 bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar dari 3.343 sasaran bayi (103,29%). Hal inidisebabkan karena adanya Kerja keras tim yang melibatkan lintas
sektor
serta
masyarakat
sangat
di
perlukan
untuk
meningkatkan kunjungan bayi ini. kunjungan bayi yang kurang akan sangat berkorelasi dengan angka kematian bayi, karena dengan
kunjungan
yang
teratur
maka
kondisi
bayi
akan
terindentifikasi sehingga penanganan awal dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sesuai standar. Capaian Kinerja
Tahun 2013,
mencapai target dimana ada 3.323 bayi yang
telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar dari 3.191 sasaran bayi (104,14%). Hal ini disebabkan karena meningkatnya
kesadaran
orang
tua
untuk
memeriksakan
kesehatan bayinya. Pada Tahun 2014, Capaian Kinerja mencapai target dimana ada 3.300
bayi
yang
melakukan
kunjungan
dan
mendapatkan
pelayanan dari 3.178 sasaran bayi (103,84%).Hal ini dapat dicapai karena Kerja keras tim yang melibatkan lintas sector serta masyarakat sangat di perlukan untuk meningkatkan kunjungan bayi ini. kunjungan bayi yang kurang akan sangat berkorelasi dengan angka kematian bayi, karena dengan kunjungan yang teratur
maka
kondisi
bayi
akan
terindentifikasi
sehingga
penanganan awal dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sesuai standar. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-103
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Dana Tugas Pembantuan/Bantuan Operasional Kesehatan. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Berdasarkan Tabel 3.1 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mempunyai target 100%, Realisasi sebesar 97,14% dengan capaian 97,14 %. Realisasi Cakupan Desa/Kel UCI didapat dari perhitungan persentase jumlah desa/kelurahan UCI dibagi dengan jumlah keseluruhan desa/kelurahan yang ada. Pada Tahun 2015 ada 68 desa/kel yang UCI dari 70 desa/ kel yang ada (97,14%). Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah kelahiran pada tahun tersebut Cakupan pelayanan anak balita Cakupan
pelayanan anak balita
mempunyai target 90%,
Realisasi 69,61%, Capaian 77,3%. Realisasi cakupan pelayanan anak balita diperoleh dari jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu
wilayah kerja pada waktu tertentu dibagi jumlah seluruh anak balita di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama. Untuk Tahun 2015 dari 17.831 balita
hanya 12,413 (69,61%) yang
mendapatkan palayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali. Pencapaian ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu (90%). Hal ini disebabkan karena masih banyak orang tua balita yang
tidak
lagi
membawa
anaknya
untuk
dipantau
pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun, dan tingginya
estimasi jumlah sasaran anak balita. Sedangkan
pencapaian dalam kurun lima tahun
dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-104
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik : 3.41 Cakupan pelayanan anak balita Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng
Realisasi Pada Tahun 2011 – 2015 tidak mencapai target. Pada Tahun 2011 hanya 12.065 balita yang mendapatkan pelayanan dari 14.823 sasaran balita (81,39%). Pada Tahun 2012 hanya 12.127 balita yang mendapatkan pelayanan dari 14.529 sasaran balita (83,47%). Pada Tahun 2013 hanya 8.866 balita yang mendapatkan pelayanan dari 10.957 sasaran balita (83,47%). Pada Tahun 2014 dari 17.986 balita hanya 12.941 (71,94%) yang mendapatkan palayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali. Pencapaian ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu (90%). Dalam kurun waktu empat tahun tidak mencapai target karena masih banyak ibu- ibu balita tidak rutin lagi membawa anaknya ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan karena imunisasinya sudah lengkap. Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin mempunyai target 100%, Realisasi 100%, Capaian 100%. Realisasi Cakupan pemberian MP ASI pada anak 6-24 bulan keluarga miskin diperoleh dari jumlah anak usia 6-24 bulan keluarga miskin yang mendapat MP-ASI dibagi jumlah anak BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-105
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
usia 6-24 bulan keluarga miskin. Untuk Tahun 2015
semua
anak (138 orang) usia 6-24 bulan dari keluarga miskin diberikan MP-ASI. Pencapaian ini sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu (100%). Makanan pendamping ASI yang berikan berupa Biskuit. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan Cakupan
balita
mempunyai
gizi
target
Realisasi Cakupan
buruk
100%,
yang
Realisasi
mendapat 100%,
perawatan
Capaian
100%.
cakupan balita gizi buruk yang mendapat
perawatan diperoleh dari jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Untuk Tahun 2015 jumlah gizi buruk yang
ditemukan berdasarkan BB/TB semuanya
mendapatkan
sebanyak 5 (lima) anak dan
perawatan
di
sarana
pelayanan
kesehatan. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
mempunyai target
100%, Realisasi 100% dan
Capaian 100%.
Realisasi Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat didapat dari hasil pemeriksaan siswa SD dan setingkat pada kegiatan penjaringan yang dilakukan kepada seluruh siswa SD kelas 1 dibagi jumlah murid SD kelas 1 yang ada pada suatu wilayah kerja dalam waktu yang sama.
Pemeriksaan yang
dilakukan antara lain: pemeriksaan mata, gigi dan mulut, gizi, dan kesehatan secara umum. Pada tahun 2015 terdapat 3.852 siswa SD/sederajat kelas 1, dari jumlah tersebut semuanya dilakukan pemeriksaan kesehatan (100%). Hasil ini sudah mecapai
target
yaitu 100%. Hal ini disebabkan karena
penjaringan kesehatan secara umum dilakukan secara sistematis
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-106
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
mulai
dari
sosialisasi
pelaksanaan
sampai
pada
tindak
lanjut/intervensi berdasarkan pada hasil pemeriksaan. Cakupan peserta KB Aktif Berdasarkan Tabel 3.1 Cakupan peserta KB Aktif mempunyai target 73%, Realisasi sebesar 75,74% dengan capaian 103,8%. Realisasi Cakupan peserta KB aktif didapat dari perhitungan persentase jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dibagi dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2015
tercatat
30,086
peserta KB aktif dari total pasangan usia subur sebanyak 39,725 ( 75,74% ). Hal ini disebabkan karena meningkatnya kesadaran masyarakat pentingnya menjadi akseptor KB Cakupan penemuan dan penanganan Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun Cakupan
penemuan dan penanganan Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun mempunyai target ≥ 1 , Realisasi 2, Capaian 200 %.
Realisasi cakupan penemuan
kasus AFP diperoleh dari perhitungan jumlah kasus AFP non polio yang dilaporkan oleh petugas dibagi dengan jumlah penduduk < 15 tahun. Pada Tahun 2015 ada 2 kasus AFP non polio yang ditemukan oleh petugas dari
69.609
penduduk
berusia < 15 tahun. Hal ini dapat dicapai karena adanya sistem kewaspadaan dini tingkat puskemas sudah berjalan baik, terbentuknya Basic Surveilance Epidemiologi ditingkat posyandu yang
dilakukan
oleh
kader,
berjalannya
surveilance
aktif
ditingkat puskesmas dan adanya SMS GATEWAY pada semua sarana kesehatan secara berjenjang mulai dari poskesdes, pustu,puskesmas,
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
dan
Dinas
Kesehatan Propinsi. Cakupan Penemuan penderita pneumonia balita ditangani Cakupan
penemuan penderita pneumonia balita ditangani
mempunyai target 100%, Realisasi 12,45, Capaian 12,45%.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-107
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Realisasi
cakupan
penemuan
penderita
pneumonia
balita
ditangani diperoleh dari perhitungan jumlah penderita pneumonia balita yang ditangani dalam satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun dibagi dengan jumlah perkiraan penderita pneumonia
balita dalam satu wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama. Untuk Tahun 2015
jumlah balita
perkiraan
pneumonia 2.257 , yang ditemukan hanya 281 (12,45%). Hal ini disebabkan
karena
tingginya
jumlah
perkiraan
penderita
pneumonia balita, tetapi secara riil semua balita yang menderita pneumonia
semua
ditangani khusus oleh petugas kesehatan
yang terlatih dan mendapat perawatan di sarana kesehatan. Cakupan penemuan pasien baru TBC BTA Positif Cakupan
penemuan pasien baru
TBC BTA Positif mempunyai
target 100%, Realisasi 64%, Capaian 64%. Realisasi cakupan penemuan
pasien
baru
TBC
BTA
Positif
diperoleh
dari
perhitungan jumlah pasien baru TBC BTA positif yang ditemukan dan diobati dalam satu wilayah selama satu tahun dibagi dengan jumlah perkiraan pasien baru TBC BTA positif wilayah
dalam satu
dalam waktu satu tahun. Untuk Tahun 2015
jumlah
perkiraan penderita TBC BTA positif 474 orang dan ditemukan 232
penderita baru (48,95%). Hal ini disebabkan karena
tingginya jumlah perkiraan penderita TBC BTA positif dan masih rendahnya partisipasi
masyarakat untuk memeriksakan diri
disarana pelayanan kesehatan (malu akan stigma penderita TB). Pencapaian ini sangat terkait dengan partisipasi masyarakat untuk memobilisasi suspek yang dilandasi dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Selain itu kegiatan penyuluhanpenyuluhan
yang
dilakukan
oleh
petugas
di
Puskesmas
berkontribusi terhadap kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-108
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Cakupan penemuan penderita diare Cakupan
penemuan penderita diare
mempunyai target 100%,
Realisasi 204%, Capaian 204%. Realisasi cakupan penemuan penderita diare diperoleh dari perhitungan jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun dibagi dengan jumlah perkiraan penderita diare dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang sama (10%) dari angka kesakitan diare dikali jumlah penduduk. Untuk tahun 2015 jumlah perkiraan penderita diare 4,830 orang dan ditemukan 9,833 orang menderita diare (204%). Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat setiap ada kejadian diare langsung memeriksakan diri ke sarana kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan adanya koordinasi yang baik antara kader, petugas kesehatan dalam sistem pencatatan dan pelaporan kejadian diare yang ada diwilayahnya masing-masing. Cakupan penderita DBD yang ditangani Cakupan 100%,
penderita DBD yang ditangani mempunyai target
Realisasi
100%,
Capaian
100%.
Realisasi
cakupan
penderita DBD yang ditangani diperoleh dari perhitungan Jumlah penderita
DBD yang ditangani sesuai Standar Operasional
Prosedur di satu wilayah dalam waktu satu tahun dibagi dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wilayah dalam waktu satu tahun yang sama. Pada tahun 2015 jumlah penderita DBD seluruhnya adalah penanganan Tingginya musim
sesuai
219
standar
dan seluruhnya mendapatkan operasional
prosedur.
Masih
jumlah penderita DBD karena adanya perubahan
dari
musim
kemarau
ke
musim
hujan,
perilaku
masyarakat yang belum melaksanakan PSM (Pemberantasan sarang nyamuk) secara berkala, ini juga tidak terlepas dari peran serta masyarakat dimana setiap ada gejala kasus DBD langsung dilaporkan ke Puskesmas, Dinas Kesehatan BAB III Akuntabilitas Kinerja
untuk selanjutnya III-109
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh Districk surveilance Office (DSO) sehingga dapat merekomendasikan bila seharusnya bila harus dilakukan penyemprotan/fogging Rasio posyandu per satuan balita Rasio posyandu per satuan balita mempunyai Target 60% , Realisasi 24.08 % dan Capaian 40,1%. Realisasi Rasio posyandu per satuan balita diperoleh dari perbandingan antara jumlah posyandu dengan jumlah balita. Untuk Tahun 2015
jumlah
posyandu yang ada 324 unit dengan jumlah sasaran balita sebanyak 13.457 (24,08 %). Hal ini karena jumlah balita kurang karena tingginya akseptor KB. Pada Tahun 2011 realisasi 21,12% Tahun 2012 realisasi 21,67%. Tahun 2013 realisasi 29%. Terjadi peningkatan dari tahun 2011 s.d
2013 karena adanya penambahan jumlah balita diikuti
dengan penambahan jumlah posyandu. Tahun 2014 jumlah posyandu yang ada 319 unit dengan jumlah sasaran balita sebanyak 17.986 (17,73 %), karena kurangnya jumlah balita. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin. Cakupan
pelayanan
kesehatan
dasar
masyarakat
miskin
mempunyai Target 100% , Realisasi 10,23 % dan % Capaian 10,23 %. Realisasi Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin, diperoleh dari jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata I dibagi jumlah seluruh masyarakat miskin .
Untuk Tahun 2014
ada
60.795
masyarakat miskin yang menggunakan sarana kesehatan strata I dari 76.773 masyarakat miskin (79,19%). Sedangkan pencapaian dalam kurun lima tahun
dapat dilihat
pada grafik dibawah ini :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-110
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik : 3.42 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Tahun 2011 -2015 kab.Soppeng
Berdasarkan Capaian
Grafik 3.20 , Pada Tahun 2011 dan Tahun 2012
Kinerja
Cakupan
pelayanan
masyarakat miskin mencapai 100%
kesehatan
dasar
karena menggunakan
defenisi Riil yaitu semua masyarakat miskin yang datang kesarana kesehatan diberikan pelayanan. Tahun 2013 Capaian Kinerja hanya 95,5% karena dari 76.773 masyarakat miskin hanya 73.324 yang berkunjung ke sarana kesehatan. Untuk Tahun 2014
ada
60.795 masyarakat miskin yang
menggunakan sarana kesehatan strata I dari 76.773 masyarakat miskin (79,19%). Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gratis (Provinsi), Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gratis
(Kabupaten)
dan
Kegiatan Pelayanan JKN (Kapitasi). Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin mempunyai Target 100%, Realisasi 6,33% dan % Capaian 6,33%. Realisasi
cakupan
pelayanan
kesehatan
rujukan
pasien
masyarakat miskin diperoleh dari jumlah pasien masyarakat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-111
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
miskin di sarkes strata 2 dan strata 3 dibagi Jumlah masyarakat miskin.
Pada
dasarnya
semua
masyarakat
miskin
yang
memerlukan rujukan ke Sarana pelayanan strata 2 dan strata 3 diberikan oleh Puskesmas (sarana pelayanan dasar). Tahun
2015
ada
6.930
pasien
masyarakat
Untuk
miskin
yang
memerlukan rujukan ke Sarana pelayanan strata 2 dan strata 3 dari 110.174 (6,33%) masyarakat miskin. Rendahnya
capaian
kinerja
indicator
tersebut
disebabkan
sebagian besar pasien masyarakat miskin dapat ditangani pada sarana pelayanan Strata 1 sehingga tidak perlu dirujuk ke sarana pelayanan Strata 2 atau Strata 3. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota mempunyai Target 100% , Realisasi 100 % dan % Capaian 100%. Untuk Tahun 2015 hanya 1 sarana kesehatan (Rumah Sakit ). Pada Tahun 2011 s.d 2015 Capaian Kinerja 100% karena semua masyarakat yang membutuhkan pelayanan kegawatdaruratan di Rusam Sakit diberikan pelayanan. Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Gratis (Provinsi),
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gratis
(Kabupaten)
dan
Kegiatan Pelayanan JKN (Kapitasi) Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan
Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam mempunyai target 100%, Realisasi
100%,
desa/kelurahan
Capaian mengalami
100%. KLB
Realisasi
dilakukan
cakupan
penyelidikan
epidemiologi diperoleh dari jumlah desa/kelurahan mengalami BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-112
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
KLB yang ditangani kurang dari 24 jam dibagi dengan jumlah desa kelurahan dengan KLB yang ada pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2014 terjadi 9 KLB yang terdiri dari AFP non polio 4, rabies 3, Keracunan makanan 1 dan DBD 1. Ke sembilan kasus KLB tersebut dilakukan penanganan sesegera mungkin dalam tempo < 24 jam (100%).Cakupan ini mencapai target. Cakupan Desa Siaga Aktif Cakupan Desa Siaga Aktif mempunyai Target 80% , Realisasi 97,14 % dan
Capaian 121,43%. Realisasi Cakupan Desa Siaga
Aktif diperoleh dari jumlah desa yang mempunyai poskesdes dan forum desa siaga aktif dibagi dengan jumlah seluruh desa. Untuk Tahun 2015 ada 68 desa yang mempunyai poskesdes dan forum desa siaga aktif dari 70 Desa/Kelurahan (97,14%).
Hal ini
disebabkan karena Tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan berfungsinya forum desa siaga.
Sedangkan pencapaian dalam
kurun lima tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik : 3.43 Cakupan Desa Siaga Aktif Tahun 2011 -2015
Berdasarkan Grafik 3.21 , Pada Tahun 2011 dan Tahun 2013 Realisasi Cakupan Desa siaga aktif hanya mencapai 74,28 % karena baru ada 52 desa/kel yang mempunyai forum desa siaga aktif
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-113
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Cakupan Puskesmas Capaian Kinerja Cakupan Puskesmas mencapai Target dimana target 212,5% , Realisasi 212,5 % dan Capaian 100 %. Pada Tahun 2015
realisasi
mencapai 212,5 % dimana ada 17
puskesmas yang tersebar di 8 Kecamatan. Hal ini disebabkan untuk
lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada
masyarakat. Pada Tahun 2011 s.d 2015 Realisasi sama 212,5% karena tidak ada penambahan puskesmas. Cakupan Puskesmas Pembantu Cakupan Puskesmas
pembantu mempunyai Target 62,86% ,
Realisasi 62,86 % dan Capaian 100 %. Kinerja
Pada Tahun 2015 Capai
mencapai target 62,86 % dimana
ada
44 Puskesmas
pembantu yang tersebar di 70 Desa/Kelurahan. disebabkan
untuk
Hal ini
lebih mendekatkan pelayanan kesehatan
primer kepada masyarakat. Pada Tahun 2011 s.d 2015 Realisasi sama 62,86% karena tidak ada penambahan jumlah puskesmas pembantu. Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk. Rasio
Puskesmas,poliklinik,pustu
per
satuan
penduduk
mempunyai Target 6% , Realisasi 0.512 % dan Capaian 8.53 %. Pada Tahun 2015 mencapai 62,86 % Pada Tahun 2015 jumlah Puskesmas 17 unit, Puskesmas Pembantu 44 unit , poskesdes 68 unit dan semuanya tersebar di 70 Desa/Kelurahan
dengan
jumlah penduduk yang ada sebanyak 251.801 jiwa. Rendahnya capaian kinerja indikator tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah sarana prasarana pelayanan kesehatan tidak mampu mengimbangi jumlah penduduk Rasio Rumah Sakit Per Penduduk. Rasio Rumah Sakit Per Penduduk mempunyai Target 0,01% , Realisasi 0,004 % dan Capaian 40,0 %. PadaTahun 2015 Jumlah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-114
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Rumah Sakit 1 (satu) unit melayani penduduk sebanyak 251,801 jiwa. Pencapaian ini belum mencapai target karena bertambahnya jumlah peduduk tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah sakit. Pada Tahun 2011 s.d 2015 Realisasi sama 0,004 % karena tidak ada penambahan jumlah rumah sakit. Rasio dokter per satuan penduduk Rasio dokter per satuan penduduk mempunyai Target 40% , Realisasi 0,29% dan
Capaian 0,74%. Perhitungan Rasio dokter
per satuan penduduk diperoleh dari banyaknya dokter yang ada dalam suatu wilayah dalam waktu satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk yang ada dalam suatu wilayah dalam waktu satu tahun. Pada Tahun 2015 dari 251.801 jumlah penduduk hanya ada 74 dokter (0,29%). Pencapaian ini belum mencapai dari target yang tetapkan yaitu
40% karena penambahan jumlah
dokter belum sesuai dengan kebutuhan. Indikator ini dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Pada Indikator RSUD Ajjappannge dalam pencapaian sasaran pelayanan
yang
dijadikan
dasar
ukuran
adalah
indikator
kunjungan rawat jalan, kunjungan IGD rawat inap melalui perhitungan BOR, LOS, TOI, BTO, NDR dan GDR dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai dasar ratio kelayakan. rawat
jalan
Jumlah kunjungan pasien baik kunjungan ke
maupun
IGD
sangat
berpengaruh
terhadap
kredibilitas ruah sakit dalam optimalisasi dan responsifitas pelayanan, sedangkan indikator BOR sangat menentukan tingkat kepadatan penggunaan tempat tidur, LOS menggambarkan lama perawatan, TOI menggambarkan interval pemakaian tempat tidur dengan kekosongannya, BTO menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur dalam setahun, NDR merupakan gambaran angka BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-115
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
kematian > 48 jam artinya kinerja pelayanan rumah sakit setelah pasien dirawat diharapkan dapat menurunkan angka tersebut, demikian pula halnya dengan GDR dengan menggambarkan angka kematian umum diharapkan setiap tahunnya menurun. 1. Dalam pencapaian indikator kunjungan rawat jalan mencapai 37.329 orang dari target 42.000 orang artinya unit pelayanan rawat jalan hanya mampu meningkatkan kinerja pelayanan mencapai 88,88%. 2. Kunjungan IGD mengalami penurunan mencapai 3.169 orang hal ini disebabkan karena adanya perubahan tarif. 3. BOR dalam target capaian kinerja realisasinya mencapai 103,30%
yang
berarti
rumah
sakit
telah
mampu
meningkatkan kinerja pelayanannya. 4. LOS dari target capaian indikator 65 hari, realisasi mencapai 95,03% artinya lama rawat pasien meningkat sehingga rumah sakit telah cukup mampu bekerja sesuai dengan
yang
ditentukan, walaupun belum mencapai target. 5. Dalam pencapaian target indikator TOI 1 hari realisasinya 1 hari artinya rumah sakit mampu bekerja sesuai dengan target yang ditentukan (164%). 6. Untuk mencapai indikator BTO rumah sakit sudah mampu menurunkan frekuensi pemakaian tempat tidur. 7. NDR dari target capaian indikator 60/0, realisasinya mencapai 11,870/0 artinya rumah sakit belum dapat menurunkan angka kematian >48 jam secara signifikan dengan fasilitas dan kapasitas yang tersedia. 8. Demikian pula GDR rumah sakit belum mampu menurunkan angka capaian indikator dari target 10
0/0
dari 25,360/00
artinya belum terdpat penurunan angka kematian karenna masih pada kisaran angka standar < 45 0/0 penderita keluar.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-116
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Indeks Pembangunan Manusia, Angka Harapan Hidup, RataRata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf (AMH) Pembangunan manusia merupakan suatu paradigma yang menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga setiap upaya pembangunan menpunyai ciri dari, oleh dan untuk rakyat. Dalam kerangka inilah maka pembangunan daerah Kabupaten Soppeng ditujukan untuk meningkatkan partisipasi penduduk dalam semua proses pembangunan melalui perluasan pilihan yang lebih banyak kepada penduduk melalui upayaupaya
pemberdayaan
kemampuan
dasar
yang
mengutamakan
manusia
agar
dapat
peningkatan sepenuhnya
berpartisipasi di segala bidang pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng melakukan upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya baik kualitas intelektual (pendidikan), kualitas fisik (kesehatan),
kesejahteraan
ekonomi
(daya
beli),
maupun
moralitas (iman dan takwa). Hal ini sesuai dengan visi dan misi pemerintah daerah kabupaten Soppeng yang tertuang dalam Perda Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015. Bergeraknya
indeks peningkatan pembangunan Sumber
Daya Manusia adalah harapan dari pemerintah daerah ini yang kemudian
membuat
Pemerintah
penajaman terhadap berbagai
daerah
mendorong
upaya
program dari berbagai sektor
selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Tentunya pengukuran terhadap peningkatan SDM ditinjau dari pendekatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI), Cara pengukuran dari IPM tersebut dipantau dari perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah serta kemampaun daya beli yang diperoleh dari rata-rata pengeluaran
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-117
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
perkapita
riil.
Berdasarkan
perhitungan
BPS
Kabupaten
Soppeng, IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 telah mencapai 64,10 poin, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang hanya mencapai 63,80 poin. Dilihat dari besaran IPM Kabupaten Soppeng tahun 2015 yang sebesar 64,10 yang termasuk kedalam tingkatan menengah-atas. Peningkatan IPM Kabupaten Soppeng tentunya disebabkan oleh meningkatnya semua komponen yang digunakan untuk menghitung IPM. Angka harapan hidup yang meningkat pada tahun 2015 sebesar 68,24 dibanding pada tahun 2011 yang sebesar 68,15. Angka Melek Huruf meningkat pada tahun 2014 sebesar 95,88% dibanding pada tahun 2011 yang sebesar 86,71%. Dan angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2015 meningkat sebesar 6,88 tahun dibanding pada tahun 2011 yang sebesar 6,81 tahun. Grafik : 3.44 Perkembangan IPM Kab.Soppeng Tahun 2011 -2015
Jumlah Organisasi Pemuda, Organisasi Olahraga, Kegiatan Kepemudaan dan Lapangan Olahraga Jumlah organisasi pemuda tahun 2015 sebanyah 23 organisasi, Organisasi olahraga sebanyak 20 organisasi, sedangkan jumlah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-118
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
kegiatan kepemudaan sebanyak 2 kegiatan dan kegiatan olahraga sebanyak 3 kegiatan dan Lapangan olahraga sebanyak 125 lapangan yang tersebar di 8 Kecamatan yang ada di Kabupaten Soppeng.
Sasaran 5 Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya
membaiknya
sarana
dan
prasarana
wilayah.
Jumlah
indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 16 indikator. Tabel 3.22 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah Tahun 2015 No.
Indikator Kinerja
Satuan Target
1
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
2
Panjang jalan kabupaten kondisi baik (>40Km/Jam)
3
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m)
4
dlm
%
Realisasi
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
57.50
49.32
85.77
523,992
451,167
86.10
%
0.001
0.218
218.00
%
1.57
1.52
103.18
%
46.88
45.07
KM
8
Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Luas irigasi Kab. Dalam kondisi baik Angkutan darat
9
Kepemilikan KIR angkutan umum
%
91
83.5
10
Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR)
Menit
24
24
11
Biaya pengujian angkutan umum
-MPU
50,000
70,000
60.00
-Barang
60,000
80,000
66.67
30
37
5 6
7
12
Jumlah surat nasional/lokal
BAB III Akuntabilitas Kinerja
kelayakan
kabar
unit
1
96.14
7
700.00 174.49
%
37.48
65.40
%
6.00
5.90
98.33 91.76
Buah
100.00
123.33
III-119
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
13
Jumlah penyiaran radio/ TV lokal
Buah
14
Wibesite milik pemerintah daerah
Ada
15
Pameran/ekspo
16
4
4
100.00
Ada
Ada
100.00
Kali
Luas Wilayah perkotaan
5
6
Ha
11.900
9,564.790
83.33 80376.39
Rata-rata Capaian Sasaran 5
139.77
Capaian rata-rata sasaran 2 sebesar 139.77% dengan kategori sangat baik. Analisis atas capaian-capaian indicator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam kondisi baik Realisasi indikator proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
baik
didapatkan
dengan
membandingkan
antara
panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik + kondisi sedang dengan panjang jalan kabupaten keseluruhan. Kondisi jalan yang Baik dan Sedang dimaksudkan sebagai kondisi jalan yang baik karena dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan normal minimal 40 Km/Jam. TABEL 3.23 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi TAHUN 2011-2015 KABUPATEN SOPPENG NO
URAIAN
Panjang Jalan (Km) 2011
2012
2013
2014
290,782
320,846
352,930
324,182
315,591
98,076
110,400
116,170
144,619
135,576
17,699
140,540
104,985
124,235
121,899
Kondisi Rusak 317,455 332,126 329,827 Berat 3 724,012 903,912 903,912 Jalan Secara Keseluruhan Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
319,745
341,764
912,781
914,830
1
2
MANTAP Kondisi baik Kondisi Sedang Rusak KURANG MANTAP Kondisi Rusak
BAB III Akuntabilitas Kinerja
2015
III-120
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini: Grafik 3.45 Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Baik
2. Panjang Jaringan Jalan Kabupaten dalam kondisi baik (>40km/Jam) Realisasi indikator panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik didapatkan dengan menghitung total panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik. GRAFIK 3.46 Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-121
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Untuk ketercapaian Renstra 2011-2015, pada akhir tahun 2015 diharapkan tingkat capaian kinerja panjang jalan dalam kondisi baik mencapai 523.992 km sehingga masih dibutuhkan penambahan capaian panjang jalan dalam kondisi baik menjadi 72,825 Km. Indikator
kinerja
tersebut
dicapai
dengan
dukungan
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan: Pembangunan jalan; Pembangunan jembatan; Pembangunan jalan (peningkatan jalan); 3. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m) Grafik 3.47 Persentase Panjang Jalan Kabupaten yang Memiliki Trotoar dan Drainase
Tingginya capaian kinerja indikator persentase panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase merupakan angka capaian yang kurang rasional,sehingga pada penetapan target kinerja pada tahun selanjutnya akan dikoreksi dan diperbaiki. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-122
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Upaya yang telah dilakukan guna peningkatan capaian kinerja bidang
kebinamargaan
pembangunan
dan
adalah
pemeliharaan
dengan jalan
mengutamakan dengan
prioritas
penanganan berdasarkan tingkat kerusakan dan fungsi jalan, dan untuk mendukung upaya tersebut dibutuhkan data/informasi kebinamargaan yang akurat. Sehingga tiap tahunnya dilakukan survey
dan
mengetahui
pemetaan kondisi
kondisi terbaru
jalan sebagai
dan
jembatan
dasar
untuk
perencanaan
penanganan 4. Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar Realisasi capaian indikator persentase sempadan jalan yang dipakai bangunan liar didapatkan dengan membandingkan antara panjang jalan kabupaten yang dipakai bangunan liar (bangunan yang tidak memenuhi syarat sempadan jalan) dengan panjang jalan kabupaten keseluruhan. Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan pada grafik berikut ini: Grafik 3.48 Sempadan Jalan yang dipakai Bangunan Liar
Indikator sasaran ini dicapai dengan dukungan kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang, berupa pekerjaan pengawasan terhadap pembangunan bangunan baru. Kegiatan ini secara reguler dilaksanakan di 8 kecamatan se Kabupaten Soppeng.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-123
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
5. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat Indikator drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat dengan target 46,88 dan realisasi 44,07 atau capaian 96,14. Sasaran ini diukur dengan indikator Persentase drainase
dalam
kondisi
baik/pembuangan
aliran
air
tidak
tersumbat, dan luas wilayah kebanjiran. Realisasi capaian tersebut didapatkan dengan membandingkan antara panjang saluran drainas edalam kondisi baik dengan panjang drainase keseluruhan. Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini: GRAFIK 3.49
Persentase Drainase dalam Kondisi Baik
Persentase
drainase
dalam
kondisi
baik
mengalami
kenaikan pada tahun 2015, sehingga capaian kinerja juga mengalami capaian.
peningkatan
walaupun
belum
memenuhi
target
Hal ini dikarenakan persentase target yang juga
semakin tinggi. BAB III Akuntabilitas Kinerja
Walaupun upaya perbaikan/pembangunan III-124
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
drainase sangat signifikan dengan penganggaran dana cukup besar. Faktor penghambat lainnya adalah data yang dimiliki sangat minim, data capaian didapatkan dari data realisasi pekerjaan pembangunan drainase gotong royong Dinas PU Kab.Soppeng, padahal pembangunan/perbaikan drainase dan bangunan pelengkapnya tidak hanya dilakukan oleh Dinas PU tapi juga mengalami program PNPM, ADD dan lain-lainnya. 6. Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Realisasi indikator tersebut didapatkan dengan menghitung jumlah lokasipembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor dibandingkan dengan panjang turap/talud dan bronjong yang ditargetkan dalam Renstra. Target Terbangunnya turap/talud dan bronjongdi wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor pada tahun 2015 adalah 1 unit (60 m), sedangkan turap/talud dan bronjong yang selesai pada akhir tahun 2015 oleh Dinas PU Kab. Soppeng adalah sebanyak 7 unit (420 m).
Capaian dalam 5 tahun
terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini: GRAFIK 3.50 Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-125
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Indikator
kinerja
tersebut
dicapai
dengan
dukungan
ProgramPembangunan Jalan (Peningkatan Jalan) , dengan paket Pekerjaan : -
Pembangunan Talud Jalan Tanah Belange
-
Pembangunan Talud Jalan Sumpang Ale
-
Pembangunan
Talud
Jalan
Sebelah
Selatan
Pasar
Pacongkang Pembangunan Proteksi Jalan (Talud) Ruas Lajoa-Citta di
-
Gaya Baru Peningkatan Proteksi Jalan (Talud) Ruas Lajoa-Citta di
-
Kampiri -
Pembangunan Talud Kelurahan Batu-Batu
-
Pembangunan Talud Kelurahan Manorang Salo
7. Luas irigasi Kab. Dlm kondisi baik Selanjutnya untuk indikator persentase luas irigasi dalam kondisi baik dengan realisasi sebesar 68,62 persen dari target sebesar 37,48
persen
atau
dengan
capaian
183,08
persen.
ini
menunjukkan bahwa persentase luas irigasi dalam kondisi baik Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke tahun
2015.
Kegiatan
yang
dilaksanakan
dalam
rangka
pencapaian program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya ini berhasil secara keseluruhan. Ini dapat dilihat dari pencapaian kegiatan tersebut yaitu: a. Rehabilitasi/Pemeliharaan pemeliharaan
jaringan
rehabilitasi/pemeliharaan
Jaringan irigasi
Irigasi,
sepanjang
bangunan
utama
berupa
52,5 &
meter,
pelengkap
irigasi, dan galian waled bendung & saluran irigasi sepanjang 800 meter (sebanyak 3 paket) dengan lokasi tersebar di semua kecamatan
dalam
BAB III Akuntabilitas Kinerja
sejumlah
desa/kelurahan,
hasil
yang
III-126
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dicapai adalah terlaksananya pemeliharaan jaringan irigasi yang mampu menunjang kelancaran air irigasi. b. Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jaringan
Irigasi
yang
telah
dibangun, berupa biaya umum (kegiatan DAK Tambahan 6 paket), biaya survei desain dan pengawasan serta biaya konstruksi (sebanyak 26 paket) berupa Peningkatan Saluran sepanjang 5.910 meter, Rehabilitasi Saluran sepanjang 294 meter, rehabilitasi bendung sebanyak 4 buah, rehabilitasi pintu saluran sebanyak 3 buah dengan lokasi tersebar di semua kecamatan dalam sejumlah desa/kelurahan, hasil yang dicapai adalah terlaksananya pemeliharaan saluran dan rehabilitasi bendung yang mengalirkan air ke lahan pertanian. c.
Rehabilitasi/Pemeliharaan
Petani
Pemakai
Air,
berupa
Pelatihan Staf tentang “Desain partisipatif” yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Gabungan Dinas SKPD (Bappeda) selama 2 (dua) hari dan di Pemandian Alam Lejja selama 1 (satu) hari dengan jumlah peserta sebanyak ±30 orang, pengadaan komputer (1 unit), laptop (1 unit), printer deskjet (3 unit), teodolite (1 unit), dan Rehabilitasi Partisipatif Saluran D.I. Lapince sepanjang 230 meter (1 kegiatan) dan lokasinya di Kecamatan Marioriwawo, hasil yang dicapai adalah staf mengetahui tentang desain partisipatif serta terbangunnya jaringan irigasi. d. Pembangunan Jaringan Irigasi, berupa biaya survei desain, biaya
pengawasan,
dan
biaya
konstruksi
Pembangunan/Pembuatan Saluran Irigasi sepanjang 1.502 meter, Pengerukan Saluran sepanjang 3.635 meter, Perbaikan Lining Saluran sepanjang 114 meter, Rehabilitasi Saluran Irigasi sepanjang 164 meter, Pembuatan Saluran Pembuang sepanjang 410 meter, Pembuatan/Pembangunan Bendung sebanyak 2 buah, Peningkatan Saluran sepanjang 4.531 meter,
Pembuatan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Gorong-Gorong
sebanyak
1
buah, III-127
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Rehabilitasi Bendung sebanyak 5 buah (39 paket) dengan lokasi tersebar di sejumlah desa/kelurahan pada kecamatan Ganra,
Donri-Donri,
Citta,
Lilirilau,
Lalabata,
Liliriaja,
Marioriwawo dan Marioriawa, hasil yang dicapai adalah terwujudnya
pembangunan
jaringan
irigasi
berupa
pembangunan/rehabilitasi Bendung, saluran irigasi, lining saluran,
saluran
pembuang
dan
gorong-gorong
serta
pengerukan saluran. e.
Pengelolaan Irigasi Secara Partisipatif, berupa Pelatihan P3A/GP3A tentang “Desain partisipatif” yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Gabungan Dinas SKPD (Bappeda) selama 2 (dua) hari dan di Pemandian Alam Lejja selama 1 (satu) hari dengan jumlah peserta sebanyak ±30 orang, Penyusunan Program Komisi Irigasi yang dilaksanakan di Kantor Dinas PSDA-PE dan Pengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi berupa Desain Partisipatif (1 kegiatan) untuk 4 D.I. (DI. Alau Sarasa, Awo Banua, Kajuara dan Labuleng), Konstruksi Partisipatif D.I. WelongE, DI. Labuleng dan DI. Kajuara I (3 paket) dan lokasinya di Kecamatan Liliriaja dan Marioriawa, hasil yang dicapai adalah petani/kelompok P3A mengetahui tugas dan fungsinya masing-masing serta terbangunnya jaringan irigasi.
f.
Pengadaan Peralatan Penunjang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, berupa pengadaan mesin chain saw (3 Unit), pengadaan tenda posko (3 unit), pengadaan camping bed (15 unit), pengadaan HT (10 unit) dan pengadaan senter kepala (75 unit), hasil yang dicapai adalah terpenuhinya peralatan penunjang
operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi
untuk kelancaran pelaksanaan tugas di lapangan. Berikut grafik persentase luas irigasi dalam kondisi baik dari tahun 2011-2015.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-128
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3-51
Persentase Luas Irigasi dalam kondisi baik dari tahun 2011-2015
8. Angkutan darat Capaian indikator Angkutan darat tahun 2015 sebesar 98.33 persen, dari target yang ditetapkan sebesar 6.00 persen dapat terealisasi sebesar 5.90 persen.
Jumlah angkutan darat pada
tahun 2015 sebanyak 1,276 unit berbanding dengan jumlah penumpang angkutan darat sebanyak 858,240 orang.
Adapun
perbandingan angkutan darat untuk tahun 2011-2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 3.52 Persentase Capaian Angkutan Darat Tahun 2011-2015
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-129
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
9. Kepemilikan KIR Angkutan Umum Capaian indikator Kepemilikan KIR Angkutan Umum sebesar 91,76 persen dari target yang ditetapkan sebesar 91 persen dapat terealisasi sebesar 83,5 persen. Capaian kepemilikan KIR Angkutan umum mengalami peningkatan tahunnya karena banyaknya kendaraan luar daerah yang numpang uji di Kab.Soppeng. 10. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Capaian indikator Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) sebesar 100 persen dari target yang ditetapkan sebesar 100 persen dapat terealisasi sebesar 100 persen.
Lama
pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) di Kab.Soppeng rata-rata 24 menit yang meliputi system emisi gas buang, system kelistrikan dan system pengereman. 11. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Capaian indikator biaya pengujian kelayakan angkutan umum sebesar 60 persen sedangkan biaya angkutan barang sebesar 66,67 persen.
Dengan adanya kenaikan biaya uji sesuai
dengan ketentuan Perda maka retribusi penguji kendaraan dapat melebihi target PAD, tetapi disisi kenaikan biaya uji keur ini mempengaruhi penurunan capaian kinerja. 12. Jumlah surat kabar nasional/lokal Capaian indikator jumlah surat kabar nasional/lokal sebesar 123,33 persen dari target yang ditetapkan sebesar 30 buah dapat terealisasi sebesar 37 buah surat kabar. Jumlah surat BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-130
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
kabar
yang
berlangganan
pada
tahun
2015
mengalami
peningkatan dan semakin menambah wawasan bagi para aparatur. 13. Jumlah penyiaran radio/ TV lokal Capaian indikator jumlah penyiaran radio/TV local sebesar 100 persen dari target yang ditetapkan sebesar 4 buah
dapat
terealisasi sebesar 4 buah. Pemkab Soppeng khususnya Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika tetap melakukan pembinaan
kepada
pengusaha
radio/tv
local
agar
tetap
menyajikan berita-berita yang sifatnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Kab.Soppeng khususnya. 14. Webesite milik pemerintah daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng telah memiliki Website yang bisa
di
akses
oleh
masyarakat
luas
yaitu
di
www.kabsoppeng.go.id 15. Pameran/ekspo Capaian indikator pameran/ekspo 83,33% dari target sebesar 6 kali dan dapat terlaksana sebanyak 5 kali. Pameran/ekspo pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Pekan Raya Jakarta (PRJ) Tahun 2015 di Jakarta 2. Pameran
Pembangunan
Daerah
Sul-Sel
Tahun
2015
di
Makassar 3. Pameran Pekan Raya Sulawesi Selatan Tahun 2015 di Makassar 4. Pameran Pembangunan dalam rangka Hari Jadi Soppeng Tahun 2015 di Watansoppeng
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-131
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
16. Luas wilayah perkotaan Realisasi capaian indikator luas wilayah perkotaan didapatkan dengan luas luas wilayah perkotaan di Kabupaten Soppeng. Capaian indiKator luas wilayah perkotaan sebesar 80,376.39% atau target sebesar 11.900 Ha dan terealisasi sebesar 9,564.790 Ha.
Sasaran 6 Meningkatnya Investasi Swasta Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya investasi swasta. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 2 indikator. Tabel 3.24 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 Meningkatnya Investasi Swasta No. Indikator Kinerja
Satuan Tahun 2015 Target Realisasi
1
Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi
2
Jumlah investasi
persetujuan
%
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
20
17,08
85,40
1,726
6,787
393.22
Rata-Rata Capaian sasaran 6
478.62
Ijin
Capaian rata-rata sasaran 6 sebesar 478.62 dengan kategori sangat baik. Analisis atas capaian-capaian indicator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1) Indikator Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi dengan capain 85,40%.
Realisasi PMDN Pada Tahun 2014 sebesar Rp.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-132
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Rp.156.179.731.315,-
meningkat
pada
tahun
2015
yaitu
sebesar Rp. 182.852.306.859,-. Walaupun capaian kinerjanya rendah tapi diliat dari segi pendapatan PMDN terdapat peningkatan. Kegiatan yang dilakukan dengan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha sehingga tercipta kerjasama antar pemerintah dan dunia usaha dibidang penanaman modal dan badan usaha daerah sebanyak 10 kali koordinasi. 2) Indikator Jumlah persetujuan investasi yang disetujui oleh pemda realisasi sebesar 6.787 ijin dari target yang ditetapkan sebesar 1.726 ijin atau capaian sebesar 393,22%. Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Soppeng di sebutkan bahwa indikator sasarannya yaitu 100 % indikator sasaran izin diterbitkan. Hal ini berarti pemohon yang mengajukan izin ke Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Soppeng, apabila berkas persyaratannya lengkap, maka izinnya itu harus diterbitkan. Adapun pelayanan perizinan yang diterbitkan selama tahun 2015 sesuai tabel dibawah ini. Tabel 3.25 Jumlah perizinan yang diterbitkan Dari Kantor Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Soppeng. No A
Jenis Perizinan
Tahun 2012
2013
2014
2015
60 1 63 22 53
719 289 575 354 543
2
24
483 330 464 245 556 15
1429 489 1420 856 522 3
2 2
55 15
2
18
14 10 7
99 -
1
2
0
-
IZIN -
Izin Gangguan (HO) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Izin SITU Izin Usaha Perdagangan Izin Penelitian Izin Usaha Pertambambangan Mineral dan Batubara (IUP) Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Izin Usaha Penggilingan Padi Izin Pendaftaran Gergaji Piring dan Gergaji Rantai Izin Pengguna Gergaji Pita dan Sejenisnya
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-133
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
-
Izin Usaha Peternakan TDP IUPHK RTTUPP TDI SIPA (APOTEK) SIA(APOTEKER) IUPHHK IUPR (PETERNAKAN) IPR (REKLAME) TDG Izin Pendirian Toko Obat (SIPTO) SIP ( DOKTER ) SIPO ( OPTIK )
1 5 3 1 -
16 336 1 17 19 6 2 16 9 2 5 -
-
SURAT Izin Kerja Bidan Surat Izin Praktek Bidan Surat Izin Kerja Tenaga Tehnis Kefarmasian Surat Izin Kerja Perawat Surat Izin Praktek Perawat Izin Usaha Industri Izin Trayek Izin Sarana Kesehatan Izin Tenaga Kesehatan Izin Usaha Perikanan Izin Lokasi
-
-
-
-
-
2 -
JUMLAH
239
3019
-
0 235 0 2 11 3 6 0 9 4 5 2 53 1 57
897 23 5 7 -
4 3
-
72 0 0 193 -
1 731 15 280 1 9
2.793
6.787
Sasaran 7 Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya
membaiknya
Pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
dan
Lingkungan Hidup. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 17 indikator.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-134
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Tabel 3.26 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Tahun 2015 No.
Indikator Kinerja
Satuan
1.
Persentase Penanganan sampah
%
2.
Cakupan pengawasan pelaksanaan amdal
terhadap
%
3.
Status Mutu Air Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan Hukum Lingkungan Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air
%
4. 5. 6.
M3 % %
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
Target
Realisasi
13.95
23.09
165.52
100
100
100.00
100
100
100.00
113.77
3.13
2.75
100
100
100.00
13
0
0.00
7.
Luas Wilayah Kebanjiran
Ha
28.00
30.07
92.61
8.
Pertambangan tanpa izin
%
94
57.69
61.37
9.
Kontribusi pertambangan terhadap PDRB Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan Kawasan Hutan
%
0.59
3.91
662.71
4.09
7.99
195.35
7.00
1.05
185.00
0.19
0.30
157.89
%
500
0.38
0.08
%
10.07
0.110
1.09
%
100
70.37
70.37
%
100
100
100.00
100
100
100.00
10. 11. 12.
% %
15.
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Luas lahan bersertifikat
16.
Penyelesaian kasus tanah negara
17.
% Penyelesaian izin lokasi Rata-Rata Capaian Sasaran 7
13. 14.
123.22
Capaian rata-rata sasaran 7 sebesar 123.22 dengan kategori sangat baik Analisis atas capaian-capaian indicator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: 1)
Indikator Persentase Penanganan Sampah di Kabupaten Soppeng dengan capaian kinerja sebesar 165,52% dari target 13,95% dan realisasi mencapai 23,09.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indikator capaian kinerja ini diukur III-135
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dengan menghitung volume sampah yang terangkut ke TPA dibagi jumlah timbulan sampah dalam satu tahun. Volume sampah yang ditangani sebesar 180 m3 dibagi dengan volume produksi sampah sebesar 779,58 m3.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap
pencapaian target penanganan sampah yaitu: - Adanya penambahan mobil pengangkut sampah 1 Unit dan motor 3 roda sebanyak 6 unit Berikut capain persentase penangan sampah dari tahun 20112015 Grafik 3.53 Persentase Penangan Sampah Tahun 2011-2015
2)
Indikator Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal : Capaian kinerja melalui cakupan pengawasan terhadap pelasanaan AMDAL adalah 100%. Dari hasil pemantauan dan pengawasan terhadap industry dan dan tambang di Kabupaten Soppeng, belum didapatkan adanya perusahaan/industry kecil yang wajib AMDAL hanya wajib UKL/UPL.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-136
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.54 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal tahun 2011 – 2015
Untuk capaian indikator kinerja cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dari tahun 2011 s.d 2016 yang dapat dilihat pada grafik
3.58 di atas menunjukkan angka yang tinggi yaitu
100%. Indikator ini dapat dicapai dengan melakukan pembinaan terhadap
usaha/kegiatan
yang
wajib
dokumen
AMDAL.
Di
Kabupaten Soppeng, usaha/kegiatan yang wajib AMDAL adalah Rumah Sakit, Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kecamatan DonriDonri dan HTI di Kecamatan Marioriawa serta Industri Kelapa Sawit. Dimana dari keseluruhan usaha/kegiatan telah memiliki Dokumen AMDAL sedangkan Industri Kelapa Sawit masih dalam tahap penelitian dan penyusunan Dokumen AMDAL. Akan tetapi, telah dilakukan pembinaan terhadap usaha/kegiatan yang wajib UKL/UPL seperti tambang galian golongan C dan perumahan 3)
Indikator Status Mutu Air dengan realisasi 100%; Pencapaian ini berdasarkan hasil pengujian kualitas air Sungai Batu-batu, Sungai Pacongkang dan Sungai Mario dan semuanya masih dalam ambang batas berdasarkan baku mutu kelas air berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 69 tahun 2010 tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup.
4)
Indikator
Tempat
pembuangan
sampah
(TPS)
per
satuan
penduduk dengan target 113,77 M³ tercapai sebesar 3,13 M³ dengan tingkat pencapaian sebesar 2,75%. (tidak mencapai target) BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-137
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
karena adanya perbedaan perhitungan pada saat menentukan target volume daya tamping TPS per satuan penduduk.
Namun
pada tahun 2015 perhitungan volume daya tampung TPS per satuan penduduk dihitung dari jumlah daya tampung TPS dibagi jumlah penduduk. Indikator kinerja tersebut dicapai dengan dukungan kegiatan sebagai berikut: -
Penyediaan Prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
-
Peningkatan operasional dan pemeliharaan
prasarana dan
sarana persampahan. Berikut capain persentase tempat pembuangan sampah dari tahun 2011-2015 Grafik 3.55 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Tahun 2011-2015
5)
Indikator Penegakan Hukum Lingkungan dengan realisasi 100% dari target yang ditetapkan yaitu 100% atau capaian 100%. Untuk tahun 2015, jumlah pengaduan atas indikasi adanya kerusakan lingkungan akibat tambang galian golongan C yang diterima oleh Pemda
melalui
Tim
Terpadu
Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan Usaha Pertambangan dan Mineral Kabupaten Soppeng sebanyak 1 (satu) pengaduan. Kasus ini diselesaikan di luar pengadilan yaitu dengan melakukan peninjauan langsung ke BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-138
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
lokasi tambang oleh Tim Terpadu Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Pertambangan dan Mineral Kabupaten Soppeng dan musyawarah mufakat dengan masyarakat sekitar tambang. 6)
Indikator Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan Sumber Mata Air dengan realisasi 0% dari target yang ditetapkan yaitu 13% atau capaian 0%.
Indikator penghijauan wilayah rawan longsor dan
sumber mata air tidak tercapai karena tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehigga tidak ada factor pembagi untuk menghitung persentase penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air.
Akan tetapi Kantor
lingkungan hidup tetap melakukan kegiatan penanaman disekitar sumber mata air melalui kegiatan Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air 7)
Indikator Luas wilayah kebanjiran dengan realisasi sebesar 30,07% dari target sebesar 28,00 Ha atau capaian capaian 92,61%. Sasaran ini diukur dengan indikator Persentase drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat, dan luas wilayah kebanjiran. Realisasi capaian tersebut didapatkan dengan membandingkan antara panjang saluran drainasedalam kondisi baik dengan panjang drainase keseluruhan.
8)
Indikator Pertambangan tanpa izin dengan capaian sebesar 61,37% dari target yang ditetapkan sebesar 94% dan realisasi sebesar 57,69%. Kegiatan yang mendukung Pengawasan terhadap pelaksanaan pertambangan galian gol “C” berupa pengawasan yang dilakukan dibidang pertambangan di 8 ( delapan ) kecamatan yang ada dalam hal pematuhan pihak penambang akan peraturan perundang-undangan ataupun peraturan lainnya yang berlaku, begitu pula pengawasan terhadap penambangan –penambangan liar yang ada.
9)
Indikator Kontribusi pertambangan terhadap PDRB dengan capaian 662,71% dari target 0,57% dan realisasi sebesar 3,91%.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-139
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Dari Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor pertambangan
Rp.
241,563.2 di bagi dengan Jumah total PDRB Rp. 6,176,042.70,10) Indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis dengan capaian
mencapai 195,35% dari target yang ditetapkan sebesar 4,09% dengan realisasi sebesar 7,99%. Dari Luas total hutan dan lahan kritis sebesar 49,792.31 Ha terdapat Luas hutan dan lahan kritis yang
direhabilitasi
3,979.00
Ha.
Kegiatan
yang
mendukung
keberhasilan indikator ini adalah Kegiatan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan. Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini: Grafik 3.56 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Tahun 2011-2015
11) Indikator Kerusakan kawasan hutan dengan capaian sebesar
185,00% dari target yang ditetapkan sebesar 7,00% dan terealisasi sebesar 1,05. Dari Luas kawasan hutan 46,025 Ha terdapat kawasan hutan yang rusak hanya 483.50 Ha.
Kegiatan ini
didukung melalui kegiatan Rehabilitasi dan lahan. Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-140
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.57 Kerusakan kawasan hutan Tahun 2011-2015
12) Indikator Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB dengan
capaian 157,89% dari target 0,19% dan realisasi sebesar 0,30%. Dari
Jumlah
Kontribusi
PDRB
dari
sektor
kehutanan
Rp.
18,840,20 di bagi dengan Jumah total PDRB Rp 6,176,042.70,Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini: Grafik 3.58 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Tahun 2011-2015
13) Realisasi capaian indikator rasio RTH per satuan luas HPL/HGB
didapatkan dengan membandingkan antara luas Ruang Terbuka Hijau dengan Luas wilayah ber-HPL/HGB. Target rasio RTH per satuan luas HPL/HGB pada tahun 2015 berdasarkan RPJMD Kab. Soppeng tahun 2011-2015 adalah 500% BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-141
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
dari total panjang jalan kabupaten. Sedangkan berdasarkan data pada akhir tahun 2015 luas RTH di Kota Watansoppeng adalah 50.000 Ha. Capaian dalam 5 tahun terakhir dapat disajikan pada grafik berikut ini ; Grafik 3.59
Adanya penurunan realisasi pada tahun 2015 disebabkan karena perubahan metode perhitungan indikator ini.Pada tahu 2011
-2014
realisasi
indikator
rasio
bangunan
ber-IMB
menggunakan satuan % (Persen). Target yang ditetapkan dalam RPJMD dan Renstra juga menggunakan satuan % (persen). Hal ini kemudian dikoreksi pada tahun 2015 dengan menggunakan metode perhitungan sesuai dengan permendagri 54 tahun 2010. Salah satu kesulitan dalam mengumpulkan data terkait indikator ini adalah kurang akuratnya data terkait Ruang Terbuka Hijau khususnya di perkotaan. Luasan RTH yang selama ini menjadi tolak ukur adalah RTH taman dan hutan kota, sedangkan untuk RTH public lainnya seperti jalur hijau dan permakaman belum dinventarisasi. 14) Indikator Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan dengan
realisasi sebesar 0,110 persen dari target yang ditetapkan sebesar 10,07 persen atau capaian sebesar 1,09 persen. Dari Jumlah rumah seluruh rumah sampai akhir 2015 sebesar 59.009, terdapat 6.505 Jumlah Rumah ber IMB. kegiatan yang mendukung adalah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-142
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
pengawasan pemanfaatan ruang, berupa pekerjaan pengawasan terhadap pembangunan bangunan baru. Kegiatan ini secara reguler dilaksanakan di 8 kecamatan se Kabupaten Soppeng.Capaian dalam 4 tahun terakhir dapat disajikan dalam grafik berikut ini: Grafik 3.60 Persentase Bangunan ber IMB per satuan bangunan Tahun 2011-2015
Adanya penurunan realisasi dan capaian pada tahun 2015 disebabkan
karena
perubahan
metode
perhitungan
indikator
ini.Pada tahu 2011 -2014 realisasi indikator rasio bangunan berIMB menggunakan satuan % (Persen). Target yang ditetapkan dalam RPJMD dan Renstra juga menggunakan satuan % (persen). Hal ini kemudian dikoreksi pada tahun 2015 dengan menggunakan metode perhitungan sesuai dengan permendagri 54 tahun 2010. Capaian kinerja tidak mencapai target dikarenakan terlalu tingginya target kinerja untuk indikator ini. Hal ini dikarenakan metode perhitungan yang tidak sesuai permendagri 54 tahun 2010. Upaya–upaya yang dilakukan Dinas PU untuk pemenuhan target indikator ini adalah meningkatkan keaktifan instansi / person yang bertanggung jawab terhadap pelayanan masyarakat terkait IMB dalam mensosialisasikan aturan Izin Mendirikan Bangunan. Penambahan jumlah personel (pemantau IMB) dan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-143
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
penambahan anggaran operasional pengawasan dan pemantauan IMB, juga membantu upaya pemenuhan capaian kinerja indikator tersebut. Namun secara nasional capaian target ini masih jauh dari target
SPM
bidang
penataan
bangunan
dan
lingkungan
sesuaiPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelananan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangyang mana target pencapaian SPM adalah jumlah IMB yang diterbitkan sebanyak 60% dari jumlah bangunan gedung yang ada di kabupaten/kota. Sehingga Pencapaian Kabupaten Soppeng sehingga pada tahun
tahun
SPM di
2015 baru
berkisar 4,27%. 15) Indikator Luas lahan bersertifikat dengan capaian 67,66% dengan
target 100% hanya dapat terealisasi sebesar 67,66%, Dari Luas lahan yang seharusnya bersertifkat 4,572,129 Ha terdapat lahan bersertifikat
seluas
3,093,532
Ha
,
dengan
kegiatan
yang
menunjang yaitu kegiatan penataan, penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yaitu berupa ganti rugi dan sertifikatan aset pemda. 16) Indikator Penyelesaian kasus tanah Negara dengan capaian 100%
Dengan target 100% serta realisasi sebesar 100%, melalui kegiatan fasilitasi
penyelesaian
konflik-konflik
pertanahan,
dengan
menyelesaikan 10 kasus. 17) Indikator Penyelesaian izin lokasi dengan capaian 100% Dengan
target 100% serta realisasi sebesar 100%,
Dari 10 Jumlah
ijin
lokasi dan semuanya dapat diselesaikan dengan baik.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-144
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sasaran 8 Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya terselenggaran pemerintah daerah dan pelayanan publik yang lebih baik. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 37 indikator. Tabel 3.27 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang Lebih Baik Tahun 2015 No.
Indikator Kinerja
Satuan
Kesesuaian Prioritas Pembangunan Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah Dokumen RPJP yg ditetapkan dgn PERDA Dokumen RPJM yg ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Dokumen RKPD yg ditetapkan dgn PERKADA Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
%
7
Kepemilikan KTP
8
Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
1 2 3 4 5 6
9 10
Buku Kabupaten dalam angka
12
Buku PDRB Kabupaten
13 14 15
100
100.00
100
100
100.00
Ada
Ada
100.00
Ada
Ada
100.00
Ada
Ada
100.00
100
88.37
88.37
%
95
85.10
89.58
-
950
3,836
403.79
Tidak Ada
Ada
100.00
Telah diterapkan Ada
Telah diterpkan Ada
%
%
100.00
Ada
Ada
100.00
Pengelolaan arsip secara baku
2.2
2.2
100.00
Peningkatan SDM Pengelola kearsipan Keberadaan Perda/Perbup tentang Konsultasi publik
%
1
2
200.00
Ada
Sistem Informasi Manajemen Pemda
17
Indeks kepuasan layanan masyarakat
18
Persentase rekomendasi atas temuan hasil pengawasan yang ditindak lanjuti; Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah
%
Waktu penetapan APBD
-
20
100.00
%
16
19
Realisasi
100
Penerapan KTP nasional berbasis NIK
11
Target
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3 Ada
Ada 4 Tidak Ada
0.00 133.33 0.00
80
71.3
89.13
WTP
WTP
100.00
Tepat
Tepat
100.00
III-145
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Waktu 21
Keberadaan PERDA tentang Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan PP 58 Tahun 2005
-
22
Ketepatan penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja berdasarkan PP 8/2006
-
23
Belanja untuk pelayanan dasar
24
Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan
26 27
25
28 29 30
waktu Ada
100.00
Tepat Waktu
Tepat waktu
100.00
%
52.85
67.84
128.36
%
34.98
51.78
148.03
%
100
97.47
97.47
Belanja Publik terhadap DAU
%
70.78
73.43
103.74
Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dalam APBD (realisasi) Rasio SILPA terhadap total pendapatan Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD
%
5.00
7.60
152.00
2.00
9.60
480.00
100
90.94
100
136.18
%bh % %
Ada
90.94 136.18
31
Perda atas inisiatif DPRD
32
Ranperda yang disetujui DPRD
%
100
77.78
77.78
33
Rasio jabatan yang terisi
%
100
98.32
98.58
34
Ada tidaknya Sistem Informasi Kepegawaian Daerah
Ada
Ada
100.00
35
Jumlah Perpustakaan
1
100.00
36
Koleksi buku yang perpustakaan daerah
0.28
350.00
37
Pengunjung perpustakaan per tahun
0.03
300.00
tersedia
1
di
bh
1
%
0.08
0
%
0.010 Rata-Rata Capaian Sasaran 8
0.00
139.77
Capaian rata-rata sasaran 8 sebesar 139.77 dengan kategori sangat baik Analisis atas capaian-capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut 1.
Kesesuaian Prioritas Pembangunan dengan capaian 100 persen dimana Jumlah prioritas pembangunan daerah (RKPD) mendukung prioritas
pembangunan
Nasional
dan
Jumlah
prioritas
pembangunan nasional sebanyak 11 prioritas. 2. Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah Kabupaten Soppeng sebanyak 26 urusan wajib 3. Dokumen RPJP yg ditetapkan dgn PERDA; telah ditetapkan Perda No. 9 Tahun 2010 tentang RPJP Tahun 2010-2025
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-146
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
4. Dokumen RPJM yg ditetapkan dgn PERDA/PERKADA; telah ditetapkan Perda No. 3 Tahun 2011 tentang RPJMD Kab. Soppeng Tahun 2011-2015 5. Dokumen RKPD yg ditetapkan dgn PERKADA; telah ditetapkan Perbub Nomor II/Perbup/V/2014 tentang RKPD Tahun 2014 6. Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD dengan capaian sebesar 88,37 persen, dari target 100 dan terealisasi sebesar 88,37 dimana Jumlah program RKPD tahun berkenaan sebanyak 152 program sedangkan Program RPJMD yang harus dilaksanakan tahun berkenan sebanyak 172 program. 7. Capaian Indikator Kepemilikan KTP dengan realisasi sebesar 85,10% dari target 95% dengan tingkat pencapaian sebesar 89,58%. Berkaitan dengan kepemilikan KTP untuk tahun 2015 ini sesuai
hasil
validasi
pelayanan
pendaftaran
di
wilayah
8
Kecamatan berdasarkan hasil rekaman database kependudukan didalam jumlah penduduk wajib Kartu tanda Penduduk (KTP) sebesar 187.099 jiwa terdapat 161.836 jiwa yang telah memiliki KTP. Grafik 3.61 Indikator Kepemilikan KTP Tahun 2011-2015
8. Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk dengan capaian sebesar 89.994,31 persen, dari target 950 dengan realisasi sebesar 854.946 Dari jumlah penduduk 251.801 yang sudah memiliki Akta BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-147
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Kelahiran untuk tahun 2015 sebesar 1.800 orang. Kegiatan yang mendukung
dalam
pencapaian
peningkatan
pelayanan
publik
indikator dalam
tersebut
bidang
melalui
kependudukan
dengan perekaman e-KTP di 8 Kecamatan. 9. Pencapaian Indikator Ketersediaan database kependudukan skala provinsi adalah 100%, Kab.Soppeng telah menerapkan databse kependudukan
skala
provinsi
berdasarkan
Regulasi
tentang
Administrasi Kependudukan terkait UU, PP dan Perpres. 10. Pencapaian indikator Penerapan KTP nasional berbasis NIK adalah 100%, Kabupaten Soppeng sudah menerapkan KTP Nasional berbasis NIK sejak tahun 2013. 11. Indikator Buku Kabupaten dalam Angka (Profil Kabupaten Soppeng 2014) terealisasi 100, telah di terbitkan tiap tahun. 12. Indikator Buku PDRB Kabupaten (Tinjauan Indikator Makro Pembangunan Kabupaten Soppeng 2014) terealisasi 100, telah di terbitkan tiap tahun. 13. Capaian Indikator Pengelolaan Arsip secara baku sebesar 100 persen.
Dari target yang ditetapkan sebesar 2.2 persen dan
terealisasi sebesar 2.2 persen. 14. Peningkatan SDM pengelola kearsipan terealisasi dengan 2 (dua) kegiatan Penyimpanan dan Penataan Kearsipan. 15. Keberadaan
Perda/Perbup
tentang
konsultasi
publik
adalah
100.00% yaitu Perda yang mengatur tentang konsultasi Publik. 16. Pencapaian Indikator Sistem Informasi Manajemen Pemda adalah 100 persen dari target yang ditetapkan sebanyak 3 dapat terealisasi 4 buah Sistem manajemn Pemda yaitu (1) Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah, (2) Sistem Informasi Kependudukan, (3)
Sistem
Aplikasi
pelayanan
kepegawaian
dan
(4)
Sistem
Manajemen Asset Daerah. 17. Indikator Indeks Kepuasan layanan Masyarakat adalah 0% atau belum
ada
indeks
BAB III Akuntabilitas Kinerja
kepuasan
layanan
masyarakat
ditingkat
III-148
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
pemerintah Kab.Soppeng khususnya di lingkup SKPD, kecuali Kantor Pelayanan Terpadu. 18. Pencapaian Indikator Persentase rekomendasi atas temuan hasil pengawasan yang ditindak lanjuti dengan realisasi sebesar 82,31% dari target yang ditetapkan sebesar 80% atau capaian sebesar 102,89%.
Jumlah
temuan
hasil
pemeriksaan
Inspektorat
Kabupaten Soppeng yang terakumulasi sampai dengan akhir tahun 2015 mencapai 303 temuan, dan dapat diselesaikan tuntas sebanyak 157 temuan. Persentase pencapaian target dengan realisasi sebesar 102,31%. Capaian tersebut dipengaruhi oleh peran Inspektorat yang lebih intensif dalam mendampingi dan mengawal proses penyelesaian tindak lanjut SKPD. 19. Opini BPK
terhadap Laporan Keuangan tahun 2015 ditargetkan
mencapai opini WTP dengan realisasi 100. Hal ini disebabkan pada Tahun 2015 Laporan Keuangan pemerintah daerah belum diaudit oleh BPK-RI namun optimisme terhadap pencapain opini WTP atas laporan keuangan tahun 2015 bisa diraih dengan pertimbangan bahwa beberapa poin temuan BPK terhadap kelemahan system pengendalian
intern,
ketaatan
terhadap
perundang-undangan
dalam penyusunan laporan keuangan pada Tahun 2014 lalu dapat ditindaklanjuti dan diselesaikan
pada Tahun 2015, termasuk
penausaahaan aset daerah yang lebih baik. Opini BPK atas laporan Keuangan pemerintah Tahun 2011 meraih opini WDP dan tahun 2012 menurun dengan mencapai TMP atau tidak menyatakan Pendapat (Disclaimer) dan pada tahun 2013 meningkat dengan meraih WDP dan tahun 2014 berhasil meraih WTP. 20. Capaian Indikator Waktu penetapan APBD adalah tepat waktu atau 100 persen dimana Kabupaten Soppeng menetapkan APBD untuk anggaran 2014 pada tanggal 30 Desember 2013. Tahun 2011 dan 2012 APBD tidak tepat Waktu sedangkan tahun anggaran 2013 dan 2014 ditetapkan tepat waktu. BAB III Akuntabilitas Kinerja
APBD T.A. 2015 ditetapkan III-149
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
pada tanggal 30 bulan Desember 2014 berdasarkan perda nomor 09 tahun 2014. 21. Pada indikator keberadaan Perda tentang pengelolaan keuangan daerah berdasarkan PP nomor 58 tahun 2005 adalah Ada atau 100%, yaitu Perda nomor 01 tahun 2009 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah. 22. Pencapaian Indikator Ketepatan penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja berdasarkan PP 8/2006, tepat waktu (sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan batas penyampaian laporan berdasarkan PP nomor 58 tahun 2005 adalah tanggal 31 Juni tahun berikutnya). dan penyampaian Laporan Kinerja ke Menpan disampaikan pada tanggal 30 Maret 2015 sesuai surat pengantar Nomor : 130.04/361/BAP/III/2014, tanggal 27 Maret 2014 (sesuai dengan permenpan No.29 Tahun 2010 dengan batas penyampaian laporan adalah tgl 31 Maret tahun berikutnya). Persentase pencapaian sasaran adalah 100%. Ketepatan Penyampaian Lap. Keu dan Lap. Kinerja berdasarkan PP 8/2006 DPPKAD tahun 2011 sampai tahun 2015 disampaikan tepat waktu. 23. Belanja untuk Pelayanan Dasar tahun 2015 ditargetkan 52,85% dan terealisasi sebesar 67,84% atau pencapaian sebesar 128,36% dengan uaraian sebagai berikut : Pengeluaran untuk Pelayanan dasar tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada grafik berikut: # Pengukuran pada Belanja untuk Pelayanan Dasar untuk tahun 2015, sbb : 1. Pendidikan : Rp. 390,313,084,494.35 2. Kesehatan : Rp. 126,197,469,060.00 3. Lingkungan Hidup : Rp. 104,026,240,900.00 5. Sosial : Rp. 3,447,075,206.00 6. Tenaga Kerja : Rp. 1,342,746,674.00 7. Koperasi : Rp. 5,865,326,685.00 8. Satpol PP : Rp. 5,574,817,415.00 9. Kependcapil : Rp. 3,844,913,291.00 ~ Belanja untuk Pelayanan Dasar Tahun 2015 => Rp. 676,641,673,725,35 BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-150
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
~
Total Belanja APBD 997,459,933,270.35
Tahun
2015
=>
Rp.
24. Belanja untuk Pelayanan pendidikan dan Kesehatan ditargetkan sebesar 34,98% dan realisasi sebesar 51,78% atau tingkat pencapaian sebesar 148.03%.
Peningkatan Belanja pendidikan
dan kesehatan dibandingkan dengan total belanja APBD dari tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan. #
Pengukuran pada Belanja untuk Pelayanan Pendidikan dan
Kesehatan untuk tahun 2015, sbb : 1. Pendidikan
: Rp. 390.313.084.494,35
2. Kesehatan
: Rp. 126.197.469.060,00
~ Belanja pendidikan & kesehatan Tahun 2015=> Rp. 516.510.553.554,35 ~
Total
Belanja
APBD
Tahun
2015
=>
Rp.
997.459.933.270,00 25. Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan ditargetkan sebesar 100% dan terealisasi sebesar 97,47% atau tingkat capaian sebesar 97,47%. Serapan dana perimbangan tahun 2011 sampai 2015 mengalami peningkatan dari target. Grafik 3.62 Dana perimbangan Tahun 2011-2014
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-151
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Serapan dana perimbangan tahun 2015 meliputi dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, dan alokasi umu, dan dana alokasi khusus. # Pengukuran pada Dana Perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan untuk tahun 2015, sbb : ~
Jumlah Dana Perimbangan yg terserap
Tahun
2015
=> Rp.
741.164.342.734,00 ~
Jumlah Dana Perimbangan yg direncanakan Thn 2015 => Rp.
760,391.611.934,00
26. Belanja Publik Terhadap DAU ditargetkan sebesar 70,78% realisasi 73,43 atau pencapaian sebesar 103,74% Belanja publik terhadap DAU tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya, belanja publik tersebut merupakan belanja lansung. # Pengukuran pada Belanja Publik terhadap DAU untuk tahun 2015, sbb : ~ Belanja Publik/Langsung Tahun 2015
=> Rp. 432.544.087.472,00
~ Dana Alokasi Umum/DAU Tahun 2015 => Rp. 589.049.244.000,00
27. Indikator Besaran PAD terhadap seluruh Pendapatan dalam APBD,
mengalami
peningkatan
persentase
capaian
sebesar
152,00% dari target 5,00% yang telah ditetapkan dan terealisasi sebesar 7,60%. #
Pengukuran pada Besaran PAD terhadap seluruh Pendapatan dalam APBD untuk tahun 2015 (Realisasi), sbb : ~ Besaran PAD Tahun 2015
=> Rp.
78.969.324.928,55
~ Pendapatan Tahun 2015
=> Rp.1.039.626.923.700,91
Konstribusi PAD terhadap total pendapatan tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-152
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.63 Realisasi PAD terhadap Realisasi Total Pendapatan Tahun 2011-2015
28. Rasio SILPA terhadap total Pendapatan dengan target 2,00% dan realisasi sebesar 67,84% atau tingkat Pencapaian sebesar 128,36%. # Pengukuran pada rasio SILPA terhadap total Pendapatan untuk tahun 2015, sbb : ~ SILPA Tahun 2015
=> Rp.
99.807.815.871,38
~ Total Pendapatan Thn 2015 => Rp. 1.039.626.923.700,91
xSilpa Tahun 2011 sampai 2015 terus meningkat, hal ini dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan daerah setiap tahunnya. Silpa tahun 2015 dipengaruhi oleh pendapatan yang melampaui target dan penghematan belanja serta penerimaan pembiayaan berupa penerimaan piutang dan penerimaan kembali investasi daerah dan pengeluaran pembiayaan berupa pembayaran utang pokok dan penyertaan modal saham ke PT Bank Sulselbar. 29. Rasio Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja ditargetkan sebesar 100% realisasi sebesar 90,94% atau pencapaian sebesar
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-153
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
90,94%. Untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 realisasi belanja mengalami peningkatan setiap tahunnnya. Grafik 3.64 Realaisasi Belanja terhadap anggaran Belanja
741,943,967,305.40 617,230,882,455.46 574,321,253,182.00
997,459,933,270.35 1,096,868,377,776.0 0 841,805,319,556.00
887,052,936,598.00 800,900,670,667.00 663,718,623,294.00 608,034,917,922.00
2011
2012
1
2
2013 Tahun 3
2014 Anggaran 4
2015
Real… Tahun
Realisasi 5
# Pengukuran pada Rasio Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja untuk tahun 2015, sbb : ~ Realisasi Belanja Tahun 2015
=> Rp. 997.459.933.270,35
~ Total Anggaran Belanja Tahun 2015 => Rp. 1.096.868.377.776,00
30. Hasil pengukuran pada indikator Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD, mengalami peningkatan persentase capaian sebesar 136,18% dari target 100% yang telah ditetapkan. #
Pengukuran pada Rasio realisasi PAD terhadap Potensi PAD
untuk tahun 2015, sbb ~ Potensi PAD Thn 2015
=> Rp. 57.986.825.109,00
~ Realisasi PAD Thn 2015
=> Rp. 61.090.398.648,74
Penerimaan PAD tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan yang signifikan, perkembangan penerimaan PAD dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-154
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Grafik 3.65 Realisasi PAD terhadap potensi PAD
31. Pencapaian Indikator Perda atas inisiatif DPRD sebesar 0 persen, dimana target yang ditetapkan yaitu 1 (satu) perda dan tdak ada perda atas inisiatif DPRD pada tahun 2015. ranperda
inisiatif
DPRD
yang
tidak
Hal ini disebabkan
terlaksana
dikarenakan
rancangan Perda beserta naskah akademik masih dalam tahap pengharmonisasian dengan Tenaga Ahli Hukum DPRD. 32. Pencapaian Indikator Ranperda yang disetujui DPRD sebesar 77,78% dari taget sebesar 100 persen dengan realisasi sebesar 77,78%. Pada 2015 terdapat 7 buah Perda yang ditindaklanjuti atau disetujui, dari target Ranperda yang ditetapkan sebanyak 9 Perda. 33. Pencapaian Indikator Rasio Jabatan yang terisi adalah 98.98 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 100 persen dan terealisasi sebesar 98,32 persen, dari 775 jumlah Jabatan yang ada hanya 762 jabatan yg terisi dengan demikian ada 13 jabatan yang kosong atau belum terisi. b) Pencapaian Indikator Ada tidaknya Sistem Informasi Kepegawaian yaitu 100 persen, Pemerintah Kab.Soppeng sudah menggunakan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-155
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
SIMPEG
dan
SAPK.
BKD
Kabupaten
Soppeng
masih
terus
menggunakan aplikasi SAPK dan SIMPEG dalam hal pengelolaan data PNS, baik untuk peremajaan data seperti kenaikan pangkat, pensiun, perubahan jabatan, pengelolaan data
CPNS kategori 2
serta berbagai data PNS lainnya. c) Pencapaian Indikator Jumlah Perpustakaan sebesar 100 persen, sesuai dengan target yang ditetapkan. Kabupaten Soppeng hanya memiliki 1 Perpustakaan Daerah. d) Pencapaian Indikator Koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan sebesar 350,00 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 0,08 persen dan terealisasi sebesar 0.28 persen. Jumlah koleksi judul buku yg tersedia di perpustakaan daerah sebanyak 11,397 buku sedangkan
Jumlah
koleksi
jumlah
buku
yang
tersedia
di
perpustakaan sebesar 40,994 buku. e) Pencapaian Indikator Pengunjung Perpustakaan per tahun sebesar 300,00 persen. Dimana target yang ditetapkan sebesar 0,10 persen dan terealisasi sebesar 0.03 persen. Jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun sebanyak 4,526 orang sedangkan Jumlah orang dalam populasi yg harus dilayani 181.857orang.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-156
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sasaran 9 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya jualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 2 indikator. Tabel 3.28 Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah Tahun 2015 No.
Indikator Kinerja
1
Tersedianya produk akhir pengelolaan keuangan daerah berupa laporan keuangan pemerintah daerah dalam bentuk neraca, laporan aliran kas Laporan perhitungan anggaran secara tepat waktu
2
Satuan
Target
Realisasi
Ada
Ada
Capaian Kinerja Thn 2015 (%) 100
Tepat
tepat
100
Rata-Rata Capaian Sasaran 9
100.00
Capaian rata-rata sasaran 9 sebesar 100.00 dengan kategori sangat baik. Analisis atas capaian-capaian indicator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1) Hasil pengukuran pada indikator Tersedianya produk akhir pengelolaan
Keuangan
Daerah
berupa
Laporan
Keuangan
Pemda dalam bentuk Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kasmasing masing ada dalam bentuk dokumen, Sehingga persentase pencapaian sasaran ini adalah 100% .
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-157
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Produk akhir pengelolaan keuangan daerah berupa Laporan Keuangan berupa Dokumen Neraca, LRA, LAK dan CaLK tahun 2011 sampai tahun 2013 terdokumentasikan secara tepat waktu, sedangkan tahun 2015 yang terdiri atas Neraca, LRA, Laporan
Perubahan
SAL,
Laporan
Operasional,
Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan CaLK sudah selesai namun belum diaudit oleh BPK. 2) Tersedianya produk akhir pengelolaan keuangan daerah berupa Laporan
Keuangan
Pemda
ditargetkan
tepat
waktu
dan
pencapaiannya tepat waktu hal ini diasumsikan bahwa Laporan perhitungan anggaran tahun 2015 berupa laporan keuangan pemerintah daerah meliputi Neraca, LRA, Laporan Perubahan SAL,
Laporan
Operasional,
Laporan
Perubahan
Ekuitas,
Laporan Arus Kas, dan CaLK telah dirampungkan meski belum diaudit dan dievaluasi namun diperkirakan akan ditetapkan paling lambat batas waktunya per 31 Juni tahun berjalan. Sehingga persentase pencapaian sasaran adalah 100%. Laporan perhitungan anggaran berupa pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
tahun
anggaran
2011
sampai
tahun
anggaran 2014 disampaikan tepat waktu, Tahun 2015 Laporan keuangan ditargertkan mencapai WTP, Laporan keuangan dan kinerja berdasarkan PP 8 tahun 2006 disampaikan tepat waktu, produk akhir pengelolaan keuangan daerah berupa Laporan Keuangan Pemerintah daerah ditargetkan
tersedia
dan
ditargetkan
tepat
waktu
Laporan dengan
perhitungan
anggaran
dukungan
program
peningkatan dan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang meliputi kegiatan : a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi kinerja SKPD
b) Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran c) Penyusunan laporan Keuangan Akhir Tahun SKPD/PPKD BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-158
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sasaran 10 Membaiknya Keagamaan
Kehidupan
Sosial
dan
Meningkatnya
Aktivitas
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya jualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 19 indikator. Tabel 3.29 Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Membaiknya Kehidupan Sosial dan Meningkatnya Aktivitas Keagamaan Satuan
No.
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator Kinerja
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi PMKS yang memperoleh bantuan sosial Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, Situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Kegiatan pembinaan politik daerah Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio jumlah Pol.PP per 10.000 penduduk Persentase linmas per 10.000 penduduk Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan
bh % % Kali Bh % Keg Keg % % %
12
Penegakan Perda
Kali
13
Cakupan Patroli petugas Satpol PP Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban,
Kec
14
BAB III Akuntabilitas Kinerja
%
Tahun 2015 Target
Realisasi
Capaian Kinerja Thn 2015 (%)
6
6
100.00
5.5
8.45
153.64
5.5
2.56
46.55
10
10
9
5
100
100
2
2
100.00
2
2
100.00
20
2
10.00
18.76
17.20
91.66
5.56
5.56
100.00
24
36
150.00
8
8
100.00
100
84.34
100.00 55.56 100
84.34
III-159
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
15
16 17
18 19
Ketentraman, Keindahan) di kabupaten Jumlah petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten Cakupan pelayanan bencana kebakaran Kabupaten Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
Org
Kec
27
100.00
8
8
100.00
55
55
100.00
13.68
5.8
157.60
2
0
200.00
menit
Angka kriminalitas kali
Jumlah Demonstran
27
Rata-Rata Capaian Sasaran 10
102.60
Capaian rata-rata sasaran 10 sebesar 102.60 dengan kategori sangat baik Analisis atas capaian-capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 1) Indikator Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi dengan capaian 100% dari target yang ditetapkan sebanyah 6 buah sarana dengan realisasi sebesar 6 buah sarana yaitu 3 panti asuhan dan 3 panti cacat. 2) Indikator PMKS yang memperoleh bantuan sosial dengan realisasi sebesar 8.45% dari target yang ditetapkan sebesar 5,50% sehingga pencapaian sebesar 153,64%.
Dari 5891 Penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial yang tertangani terdapat 172 PMKS yang diberikan bantuan. 3) Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial dengan realisasi sebesar 2,56% dari target yang ditetapkan sebesar 5,50% sehingga pencapaian 46,55%, dari 5891 Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial yang ditargetkan untuk ditangani ada sekitar 413
PMKS
yang
ditangani
kesejahteraan keluarga
dalam
rangka
peningkatan
(22 KUBE, 23 UE ) yang terdiri dari
kegiatan Pelatihan keterampilan
berusaha bagi kelaurga miskin
sebanyak 10 KUBE ( 100 orang ), Fasilitasi Menejemen usaha bagi BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-160
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
keluarga miskin 10 KUBE (120 Orang
Miskin perkotaan ) dan
Pengadaan sarana dan prasarana pendukung bagi keluarga miskin ( pemberian Bahan rumah ) sebanyak 79 rumah dan 3 buah rumah tidak layak huni yang direhabilitasi, 172
penyandang cacat eks
penyakit kusta dan 12 Karang Taruna yang mendapatkan paket UEP semuanya ini dapat dicapai dengan adanya dana yang dialokasikan
pada
Dinas
Sosial
Kabupaten
Soppeng
dalam
kegiatan penanganan masalah kesejahteraan sosial. 4) Capaian indikator Penyelenggaraan festival seni dan budaya sebesar 100,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa capaian kinerja ini sudah optimal. Pada
tahun
2015
ditargetkan
10
(sepuluh)
kegiatan
penyelenggaran festival seni dan budaya, terealisasi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu, 1) Hari Jadi Soppeng, 2) Pameran Benda Pusaka, 3) Pagelaran Seni Luar Daerah, 4) Pagelaran Seni Dalam Daerah (Malam Mappalettu Uddani), 5) Pattaungeng KWA Ompo, 6) Pattaungeng KWA Lejja, 7) Tappareng Kel. Limpomajang, 8) Pagelaran Seni Dalam Daerah (Perlombaan tari antar pelajar), 9) Karnaval Budaya Luar Daerah (Makassar), 10) Pentas Seni Bugis Luar Daerah 5) Capaian indikator
Sarana Penyelengaraan seni dan budaya
sebesar 55,56%. Dari 9 (sembilan) buah yang ditargetkan, terealisasi 5 (lima) buah sarana obyek wisata alam dan budaya yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pattaungeng dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat yaitu : Pattaungeng di KWA Lejja, Pattaungeng di KWA Ompo, Pattaungeng Situs Tinco, Pattaungeng Situs Petta Bulu
Matanre, Pattaungeng Citta , Pattaungeng Situs Goarie dan Pesta Adat Desa Paroto.
6) Capaian indikator Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan sebesar 100%.
Pencapaian tersebut dapat dilihat dari
terpeliharanya 23 (dua puluh tiga) situs yang sudah terdaftar.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-161
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
7) Indikator Kegiatan pembinaan politik daerah dengan capaian 100 persen, dimana target yang ditetapkan sebesar 2 kegiatan dapat terealisasi yaitu kegiatan Sosialisasi pendidikan politik dalam rangka
pendewasaan
dilaksanakan
demokrasi
dengan
berbangsa
menghadirkan
dan
beberapa
bernegara
peserta
dari
berbagai unsur seperti pegawai, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat,
guru,
mahasiswa,
anggota
parpol
serta
para
LSM/ormas yang terdaftar pada Badan Kesbang, Politik dan Linmas Kab. Soppeng. Kemudian pada sasaran ini dilakukan pula koordinasi dengan partai politik dengan melakukan verifikasi kelengkapan administrasi keuangan parpol sebanyak 15 parpol. 8) Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP, dengan melakukan koordinasi dengan partai politik dengan melakukan
verifikasi
administrasi keabsahan parpol dengan menghasilkan 15 parpol yang sah melakukan pendaftaran serta verifikasi kelengkapan administrasi
keuangan
parpol.
Selanjutnya,
penyediaan
data
mengenai LSM, Ormas dan OKP juga dilaksanakan sesuai dengan hasil monitoring dan evaluasi pemutakhiran data. 9) Indikator Rasio jumlah Pol.PP per 10.000 penduduk dengan realisasi sebesar 2 dengan target yang ditetapkan sebesar 20 atau tingkat capaian sebesar 10%.
Dari 251.801 jumlah penduduk
Kabupaten Soppeng hanya 60 orang Jumlah Personil Satpol
PP
pada akhir tahun 2015. 10) Persentase linmas per 10.000 penduduk dengan capaian 91,66% dari target yang ditetapkan 18,76% dengan realisasi sebesar 17,20. Jumlah linmas diseluruh Kabupaten yaitu 433 orang termasuk didalamnya linmas Kabupaten yang berjumlah 27 orang dibagi dengan
jumlah
penduduk
(251.801
jiwa).
Kegiatan
yang
mendukung tercapainya indikator adalah dengan pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat dan pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-162
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
11) Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan dengan capaian 100%, dari target yang ditetapkan sebesar 5,56 dengan realisasi 5,56.
Dengan melakukan survey ditiap kecamatan dengan
menghasilkan 389 pos siskamling per jumlah Desa/Kelurahan. 12) Indikator Penegakan Perda dengan capaian sebanyak 36 Perda dari target yang ditetapkan yaitu 24 Perda dengan capaian sebesar 150,00%. 13) Indikator Cakupan Patroli petugas Satpol PP dengan realisasi sebesar 8 Kecamatan dan sesaui dengan target yang ditetapkan yaitu 8 Kecamatan atau capaian 100%
yang tersebar di 8
Kecamatan yang ada di Kab.Soppeng. 14) Indikator
Tingkat
Penyelesaian
Pelanggaran
K3
(Ketertiban,
Ketentraman, Keindahan) dengan capaian 100% target yang ditetapkan sama dengan realisasi yang dicapai. 15) Indikator Jumlah petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten dengan capaian 100%, dari target yang ditetapkan sebesar 27 orang dengan realisasi sebesar 27 orang. Jumlah linmas per 10.000 penduduk didapat dari jumlah linmas secara keseluruhan di 8 (delapan) kecamatan yaitu berjumlah 433 orang termasuk didalamnya linmas kabupaten yang berjumlah 27 orang di bagi dengan jumlah penduduk (251.801 jiwa) kemudian dikali dengan 10.000 penduduk. 16) Indikator Cakupan pelayanan bencana kebakaran Kabupaten dengan capaian 100%, dimana target yang ditetapkan yaitu 8 Kecamatan dan dengan realisasi di 8 kecamatan. 17) Tingkat waktu tanggap (Response Time Rate) daeraj Layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) dengan tingkat pencapaian 100% dari target yang ditetapkan 55 menit dan realisasi sebesar 55 menit. Pencapaian tersebut didukung dengan adanya penambahan Armada Mobil Pemadam Kebakaran 1 unit dan mobil Ambulance 1 unit. Selain itu diharapkan untuk kedepan ada pembagian Zona tanggap bencana guna lebih meningkatkan capaian kinerja satuan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-163
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
pemadam kebakaran, serta meningkatkan pelayanan terhadap korban kebakaran khususnya masyarakat yang masih berada di luar Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). 18) Indikator Angka Kriminalitas dengan capaian 157,60% dari target yang ditetapkan 13.68% dengan realisasi 5.80%. Berdasarkan data laporan kejadian yang dari Kecamatan yzang masuk di Pol.PP tingkat kriminalitas sebanyak 38 kasus yang dilaporkan dapat diselesaikan sebanyak 10 kasus sesuai dengan tingkat laporan masing-masing. 19) Indikator Jumlah Demontran dengan capaian sebesar 100%, dari target yang ditetapkan sebesar 0 dan tidak ada demonstran sepanjang tahun 2015. B. REALISASI ANGGARAN Realisasi capaian keuangan tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Soppeng dapat diuraikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.30 Realisasi Capaian Keuangan Kabupaten Soppeng Tahun 2015 NO 1 1
URAIAN 2 BELANJA a. Belanja Tidak Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Hibah - Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa - Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik - Belanja Tak Terduga b. Belanja Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan jasa - Belanja Modal Jumlah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
ANGGARAN (Rp) 3
REALISASI (Rp) 4
Prosentase (%) 5
597,339,393,024 529,065,760,239 28,848,519,100 1,961,169,158
564,915,845,798 500,029,931,863 28,808,519,100 0
94.57 94.51 99.86 0
36,070,404,135
35,949,220,835
99.66
9.20 86.59 97.26 94.96 79.83 90.94
1,393,540,392
128,174,000
499,528,984,752
432,543,603,372
43,348,524,861 173,180,677,780 282,999,782,111
42,161,006,253 164,457,700,629 225,924,896,490
1,096,868,377,776
997,459,449,170.35
III-164
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp.997,459,449,170,- atau 90.94%
dari
alokasi
anggaran
yang
ditetapkan
sebesar
Rp.
1,096,868,377,776,- terdiri dari realisasi belanja tidak langsung sebesar Rp. 564,915,845,798.35,- atau 94.57% dari alokasi anggaran sebesar Rp. 597,339,393,024,- dan realisasi belanja langsung sebesar Rp.432,543,603,372,- atau 86.59% dari alokasi anggaran sebesar Rp.499,528,984,752,Realisasi
belanja
Rp.564,915,845,798.35,berstatus
PNS
pada
tidak merupakan
Pemerintah
langsung realisasi
Kabupaten
sebesar
belanja
pegawai
Soppeng
sebesar
Rp.500,029,931,863.35,- atau 94.51% dari alokasi anggaran sebesar Rp.529,065,760,239,-, belanja hibah sebesar Rp.28,808,519,100 atau 99.86% dari alokasi anggaran sebesar Rp.28,848,519,100, Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerinthan Desa sebesar Rp.0 atau 0% (tidak terealisasi) dari anggaran sebesar Rp.1,961,158,-
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik sebesar Rp.35,949,220,835,- atau 99.66% dari anggaran sebesar Rp.36,070,404,135,- Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.128,174,000 atau 9.20% dari alokasi anggaran sebesar Rp.1,393,540,392,-. Sedangkan realisasi belanja langsung sebesar Rp.432,543,603,372,terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp.42,161,006,253 atau 97.26% dari alokasi anggaran sebesar Rp.43,348,524,861,-, belanja barang dan jasa sebesar Rp.164,457,700,629,- atau 94.96% dari alokasi anggaran sebesar Rp.173,180,677,780,- dan belanja modal sebesar Rp.225,924,896,490,- atau 79.83% dari alokasi anggaran sebesar Rp.282,999,782,111,Sedangkan target dan realisasi belanja SKPD anggaran pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-165
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Tabel 3.31 Rekapitulasi Anggaran dan Belanja SKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 SKPD 1 2 3
Realisasi
Persentase (%)
Sekretariat Daerah
36,615,425,713.00
36,615,425,713.00
89.44
Sekretariat Dewan
19,170,668,326.00
16,799,957,041.00
87.63
417,532,882,781.00
390,308,727,640.35
93.48
49,719,364,155.00
91.81
148,529,904,264.00
129,667,032,656.00
87.30
3,538,497,830.00
3,477,075,206.00
98.26
6,487,522,321.00
6,402,204,646.00
98.68
4
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Dinas Kesehatan
5
Dinas Pekerjaan Umum
6
Anggaran
Dinas Sosial
54,156,015,303.00
7
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
8
Dinas Pengelolaan SDA, Pertambangan dan Energi
23,271,773,384.00
22,899,504,470.00
98.40
9
Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika
6,722,683,244.00
6,387,699,668.00
95.02
10
Dinas Koperasi, Perindustrian & Perdagangan
6,066,029,052.00
5,865,326,685.00
96.69
11
Dinas Kependudukan & Capil, Tenaga Kerja & Transmigrasi
5,235,049,858.00
5,187,659,965.00
99.09
Dins Kebudayaan dan Pariwisata
7,483,853,899.00
7,167,881,928.00
95.78
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
32,199,175,580.00
31,541,990,346.00
97.96
Dinas Peternakan dan Perikana
10,364,099,009.00
9,333,272,606.00
90.05
9,692,402,734.00
9,243,170,132.00
95.37
68,566,037,529.00
67,640,825,440.82
98.65
12 13 14
16
Dins Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
17
Inspektorat
5,872,577,890.00
5,762,393,515.00
98.12
18
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
6,831,423,602.00
6,462,964,560.00
94.61
19
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
7,457,571,832.00
7,259,371,886.00
97.34
20
Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemeritah Desa
6,643,636,117.00
6,596,024,884.00
99.28
21
Badan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian & Ketahanan Pangan
13,247,787,818.00
13,016,179,585.00
98.25
22
Badan Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat
3,280,030,534.00
3,265,697,705.00
99.56
15
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-166
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
23
Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana
6,529,370,519.00
6,011,792,120.00
92.07
24
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
26,609,378,660.00
6,224,147,438.00
23.39
25
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
1,762,725,506.00
1,754,260,024.00
99.52
4,077,328,470.00
3,957,003,598.00
97.05
26
Kantor Lingkungan Hidup
27
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
5,712,174,579.00
5,574,817,415.00
97.60
28
Kantor Pelayanan Terpadu
1,923,193,395.00
1,853,048,442.00
96.35
29
Rumah Sakit Umum Daerah
86,032,956,718.00
76,477,620,805.00
88.89
30
Kecamatan Lalabata
6,112,287,216.00
6,046,008,787.00
98.92
3,260,879,855.00
3,256,694,457.00
99.87
3,762,757,134.00
3,744,630,058.00
99.52
3,092,687,907.00
3,087,468,197.00
99.83
3,786,189,398.00
3,622,667,881.00
95.68
1,484,461,758.00
1,498,541,426.00
100.95
1,749,221,791.00
1,733,337,946.00
99.09
1,345,149,075.00
1,345,850,158.00
100.05
4,734,486,379.00
3,973,938,194.00
83.94
563,438,301.00
522,607,541.00
92.75
1,096,868,377,776.00
997,459,449,170.35
90.94
31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kecamatan Liliriaja Kecamatan Lilirilau Kecamatan Marioriwawo Kecamatan Marioriawa Kecamatan Ganra Kecamatan Donri-Donri Kecamatan Citta DPRD BUPATI & WAKIL BUPATI Jumlah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-167
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
C. SARAN DAN PERBAIKAN KEDEPAN Untuk
meningkatkan
Pemerintah
capaian
Kabupaten
kinerja
Soppeng
telah
di
masa
mendatang
menetapkan
beberapa
strategi, antara lain dengan meningkatkan kualitas perencanaan dengan memperhatikan sumber daya yang ada dan koordinasi dengan
pihak-pihak
terkait;
mendorong
upaya
peningkatan
profesionalisme aparatur pemerintah daerah dan memperkuat fungsi pengawasan internal; dan mengembangkan sistem informasi pengumpulan
data
kinerja
dalam
rangka
penyempurnaan
penetapan indikator kinerja.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-168
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Soppeng merupakan perwujudan
pertanggungjawaban
Kabupaten Soppeng
tahunan atas Rencana
Tahun 2011-2015.
Stratejik
Sejalan dengan itu,
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah berakuntabilitas sebagaimana diamanahkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada hakikatnya adalah
proses
pembuatan
dan
pelaksanaan
kebijakan
publik
berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabiliats, partisipatif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien.
Prinsip-
prinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan yang demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 318 indikator sasaran, disimpulkan bahwa : Pertama,
Sasaran
1
Meningkatnya
Pendapatan
Perkapita
Masyarakat terdiri atas 50 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 118,84% termasuk dalam kategori sangat baik. Kedua, Sasaran 2 Menurunnya Angka Penduduk Miskin terdiri atas 29 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 116.19% termasuk kategori sangat baik. Ketiga,
Sasaran
ketiga
Terpenuhinya
hak-hak
dasar
masyarakat terdiri atas 4 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 530.21% termasuk kategori sangat baik. BAB IV Penutup
IV-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Keempat, Sasaran keempat Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terdiri atas 141 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 89.18% dengan kategori sangat baik. Kelima,
Sasaran Kelima Membaiknya Sarana dan Prasarana
Wilayah terdiri atas 17 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 139.77% dengan kategori sangat baik. Keenam, Sasaran keenam Meningkatnya Investasi Swasta terdiri atas 2 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 478.62% dengan kategori sangat baik. Ketujuh, Sasaran Ketujuh Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup terdiri atas 17 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 123.22% dengan kategori sangat baik. Kedelapan, Sasaran kedelapan Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang lebih baik terdiri atas 37 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 131.54% dengan kategori sangat baik. Kesembilan,
Sasaran
kesembilan
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah terdiri atas 2 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 100% dengan kategori sangat baik. Kesepuluh, Sasaran kesepuluh Membaiknya kehidupan sosial dan meningkatnya aktivitas keagamaan terdiri atas 19 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 102.60% dengan kategori sangat baik. Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Pemerintah Kabupaten Soppeng telah menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan meningkatkan kualitas perencanaan dengan memperhatikan sumber daya yang ada dan koordinasi dengan pihakpihak terkait; mendorong upaya peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dan memperkuat fungsi pengawasan internal; dan mengembangkan sistem informasi pengumpulan data kinerja dalam rangka penyempurnaan penetapan indikator kinerja. BAB IV Penutup
IV-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
Sangat disadari bahwa informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja ini belum sepenuhnya memuaskan semua pihak yang terkait serta tidak luput dari berbagai kekurangan, karena itu saran dan kritik dari
berbagai
pihak
sangat
diharapkan
untuk
penyempurnaan
penyusunan Laporan Kinerja dimasa yang akan datang sehingga diharapkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat memberikan motivasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) menuju pemerintahan yang baik (good governance).
Watansoppeng, 30 Maret 2015 BUPATI SOPPENG
H.A. KASWADI RAZAK, SE
BAB IV Penutup
IV-3