KATA PENGANTAR Oleh: KH Hilman Rosyad Syihab, Lc *)
Bismillah walhamdulillah wassholatu 'ala rosulillah waba'du: Ramadhan 1431H kali ini adalah saatnya kita menyempurnakan syukur dengan rangkaian ibadah yang kental ke"ramadhan"annya. Mulai dari sahur, ifthor, dzikr, do'a, qiyamullail, berbagi dan tentu tilawatul quran. Rasulullah saw bersama Jibril as mengapresiasi Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al Qur'an dg bertadarus hingga khatam berkali-kali. Para shahabat dan ulama salafus soleh ra melakukan hal yang sama setelah wafatnya Rasulullah saw. Khataman dan tadarus adalah sunnah Rasul yang telah melembaga dalam tradisi kaum muslimin di dunia, tidak terkecuali ummat Islam Indonesia. Namun kesempurnaan pahala bertadarus akan berkurang bila kwalitas tilawahnya masih jauh dari standar. Peningkatan kwalitas tilawah, yang kemudian dikenal dengan program tahsin, menjadi keniscayaan. Al Qur'an akan berubah maknanya bila keliru ketika melafalkan makhorijul huruf, keliru ketika membaca mad atau panjang/pendek bacaan, belum lagi kita harus memperhatikan hukum bacaan Al Qur'an, seperti ghunnah, qolqolah, izhhar, idgham dan lain-lain. Alhamdulillah sekarang telah hadir di tangan pembaca yang budiman satu buku panduan tahsin yang disusun Ustadzuna Alfadhil Arham bin Ahmad Yasin, Lc. Buku ini sederhana tapi sangat bermanfaat, akan memandu tahsin tilawah kita secara efektif dan tentu efisien dari sisi waktu yang diperlukan. Saya sangat berharap dengan program tahsin melalui buku Panduan Tahsin Tilawah Al Qur'an akan memperbanyak jumlah pelantun tilawah yang berkwalitas sehingga memudahkan mereka untuk menghafal dan memahami Al Qur'an dg benar. Karena pemahaman yang benar tentu berakibat pada pengamalan yang benar pula. Buku ini adalah jariyah dari Ustadz Arham bin Ahmad Yasin, Lc dan seluruh jama'ah Kajian Sabtu Pagi masjid Nurussalam jl. Halmahera Perumnas Beji Depok Utara, yang dengan setia beliau mengasuh sesi tasmi' dan tadabbur Al Qur'an. Pemanfaatan buku ini secara optimal sangat berkorelasi dengan kemenangan dalam kancah pertarungan peradaban yang pasti diraih ummat Islam. Saya yakin akan hal itu bila para pejuang kebenaran serius dan bersungguh-
sungguh ketika mereka berinteraksi dengan Al Qur'an. Dan pintu utama interaksi kita dengan Al Qur'an adalah tilawah yang benar sesuai kaidah. Wassalam,
~HRS~ Depok, 02/09/31H, 06.30 wib
*) Pengajar Hadits dan Sirah Nabawiyyah pada Kajian Sabtu Pagi (KSP) masjid Nurussalam jl Halmahera Perumnas Beji Depok Utara.
MUQODDIMAH Alhamdulillahilladzi anzalal qur’an hudan linnasi wa bayyinaatin minal huda wal furqon. Wash sholatu was salamu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Allah swt berfirman : “Alif laam miim. Kitab ( Al Qur'an ) ini tidak ada keraguan padanya, pentunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”(QS. 2: 1-2) “Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab ( Al Qur'an ) kepadamu (Muhammad). Diantaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok kitab ( Al Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata :kami beriman kepadanya( Al Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal”(QS.3 :7) “Sungguh Al Qur'an ini memberi petunjuk ke jalan yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.(QS.17 :9) “Dan Kami turunkan dari Al Qur'an ( sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dholim ( Al Qur'an itu ) hanya akan menambah kerugian” (QS.17 :82) ”Haa miim. ( Al Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya serta tidak mendengarkan)”(QS. 41:1-4) “ Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.(QS. 2:121) “Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu ( dalam membaca Al Qur'an) kerena ingin cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya ( di dadamu) dan membacakannya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan ini. Kemudian sesungguhnya kami yang akan menjelaskannya.(QS.7516-19)
“Dan sungguh telah kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan, maka adakah yang mau mengambil perlajaran”(QS. 54: 15/22/32/40) Itulah Ayat-ayat Allah mengenai Al Qur'an. Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang menjelaskan fungsi dan keutamaan Al Qur'an, dan bagaimana seharusnya kita bersikap atau berinteraksi dengan Al Qur'an. Sehingga kita tidak menjadi orang yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. Sebagimana tersebut dalam firman Allah swt.: “Dan Rasul ( Muhaammad) berkata
:
Ya
Tuhanku,
sesungguhnya
kaumku
telah
menjadikan
Al
Qur'an
ini
diabaikan”(QS.25:30). Banyak ummat Islam yang sangat asing dengan Al Qur'an, baik secara bacaan, pemahaman dan pengamalan. Keasingan terhadap Al Qur'an tersebut disebabkan mereka enggan untuk mempelajarinya. Banyak faktor yang menjadikan ummat Islam enggan untuk mempelajari Al Qur'an. Diantaranya adalah tidak merasakan atau mengerti atau memahami, atau bahkan acuh terhadap urgensi mempelajari Al Qur'an. Seolah-olah belajar Al Qur'an bukanlah sebuah hal yang penting
atau
prinsip, bukan kewajiban,
tidak
menarik,
membosankan,
tidak
menguntungkan, dsb, na’udzubillah. Atau juga disebabkan karena faktor malas, gengsi, malu, merasa sudah mampu, tidak mau repot atau susah payah, sudah terlanjur, merasa sudah cukup, dsb “Sekali-kali tidak, sungguh ,manusia itu benar-benar melampaui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup”(QS. 96:6-7). Alhamdulillah suatu fenomena yang patut kita syukuri, saat ini telah banyak lembagalembaga bimbingan Al Qur’an dengan metode-metode dan buku-buku yang sangat bagus dan semakin memudahkan untuk belajar Al Qur’an. Tinggal apakah kita mampu dan mau memanfaatkan dengan sebaik-baiknya nikmat Allah ini. Buku yang sederhana ini sifatnya hanya melengkapi buku-buku yang telah ada tersebut. Dengan susunan yang sedikit berbeda. Pada bab Makhorijul Huruf langsung penulis tambahkan sifat-sifat huruf yang paling menonjol, dan lebih detailnya dijelaskan tersendiri dalam bab sifatsifat huruf, dan tambahan catatan kesalahan-kesalahan umum yang terjadi saat membaca suatu huruf atau suatu hukum tajwid agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan tersebut. Dan permasalahan atau pengecualian yang terkait dengan suatu huruf atau suatu hukum tajwid tidak dimasukkan dalam satu bab tersendiri, akan tetapi langsung dibahas di bab tersebut disertai latihan-latihan langsung. Meskipun terdapat keterangan-keterangan diatas, untuk penerapannya secara benar dalam praktek,
tetap harus melalui proses talaqqi (berhadap-hadapan langsung
guru dengan murid), dan tidak bisa dilakukan secara otodidak. Rujukan utama secara praktek
adalah dari talaqqi dari para Asatidz dan Masayikh penulis dengan bacaan riwayat Imam Hafsh dari ‘Ashim, dan secara teroritis berdasarkan kitab-kitab Ulumul Qur’an yang muktabar yang disusun oleh para pakar dibidangnya. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi kita semua, dan dapat membantu proses belajar maupun mengajar Al Qur’an, serta menjadi amal sholeh bagi penulis, kedua orang tua, para Asatidz dan Masayikh penulis.
"! # %$ & ' &$ 4 5 6 7 0' )( * + * , - & ./ 01 . 2. 3 %$ &' 8 0 9 $ : ; $ Ya Allah, kasihanilah kami dengan Al Qur'an, dan jadikan Al Qur'an bagi kami sebagai pemimpin, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah kami apa yang kami lupa darinya(Al Qur'an ), dan ajarkankan kami apa yang kami tidak tahu darinya, dan karuniakan pada kami untuk membacanya siang dan malam. Dan jadikanlah Al Qur'an hujah bagi kami wahai Robb semesta alam.
6 < " H 8 6 D '/ 6 < #D2 FG DE 6 6 < 1 C # B 0$ A < %@ A 7> ?! # %$ & ' < !=1 (
# !,! O 0# % 0N "! 7 ; * 6 M / K 0L % / FG # I J= DA E 6 )( P Q! 9 3 Kami memohon kepadamu Ya Allah dengan segala nama milikMu, yang Engkau namakan dengannya diriMu, atau yang Engkau turunkan dalam KitabMu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang hambaMu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghoib disisiMU, jadikanlah Al Qur'an yang Agung ini sebagai penyejuk hati kami, cahaya dada kami, pelipur kesedihan kami, dan penghilang kesusahan dan kesempitan kami.
X Y . Z/ S 0C V 0" W : FG S 1T U" FG S : , 0 R FG "! 7 %$ & ' DA #; $ 8 S "0G $; Z S Ya Allah, jadikanlah Al Qur'an bagi kami di dunia sebagai teman, di dalam kubur sebagai pendamping, di hari kiamat sebagai penolong, di atas shirot sebagai cahaya, ke surga sebagai pengantar, dan dari neraka sebagai hijab dan penghalang
، š =Î ™ y ö ϑ ß 9ø #$ ’?n ã t Ν í ≈=n ™ y ρu ، χ š θ à Á Å ƒt $Η¬ å x οÍ “¨ èÏ 9ø #$ > bÉ ‘u 7 y /nÎ ‘u z ≈s y 6ö ™ ß . š ϑ Ï =n ≈èy 9ø #$ > bÉ ‘u ! ¬ ‰ ß ϑ ô tp :ø #$ ρu دم ا ن ا أر م أ
DAFTAR ISI MUQODDIMAH ..................................................................................................................... 1 DAFTAR ISI............................................................................................................................. ٤ SEPUTAR AL QUR’AN ......................................................................................................... 5 10 PRINSIP ILMU TAJWID.................................................................................................... 6 TARGET TAHSIN TILAWAH.............................................................................................. 11 KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN .............................................................................. 12 ISTI’ADZAH DAN BASMALAH ......................................................................................... 13 CARA MENYAMBUNG DUA SURAT ............................................................................... 14 TINGKAT KECEPATAN MEMBACA AL QUR’AN.......................................................... 14 MENYEMPURNAKAN HAROKAT ................................................................................... 15 MAKHORIJUL HURUF ........................................................................................................ 17 SIFAT-SIFAT HURUF........................................................................................................... 28 HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN ............................................................................... 31 HUKUM MIM MATI ............................................................................................................ 34 HUKUM MAD (BACAAN PANJANG)................................................................................ 35 MACAM-MACAN IDGHOM................................................................................................ 39 WAQOF .................................................................................................................................. 42 ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN.......................................................................... 48 EXTRA : 20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN .............................................. 56 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 59 SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS............................................................................. 60
SEPUTAR AL QUR’AN Pengertian Al Qur’an • Kalamulloh yang Mu’jiz, yang diturunkan kepada Penutup Para nabi dan Rosul, dengan perantara Malaikat Jibril a.s., yang tertulis dalam Mushaf, yang sampai kepada kita dengan mutawattir, yang tilawahnya bernilai ibadah, yang dimulai dari surat Al Fatihah, dan ditutup dengan surat An Nas1. Nuzulul Qur’an • Gelombang Pertama :turunnya Al Qur’an secara utuh dari Al lauhil Mahfudz ke langit dunia. • Gelombang Kedua :turunnya Al qur’an secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Melalui perantaraan malaikat jibril selama kurang lebih 23 tahun, diawali dari surat Al Alaq ayat 1-5 dan diakhiri surat Al Baqarah ayat 281.2 Makkiyah dan Madaniyyah • Ayat Makkiyyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah. • Ayat Madaniyyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah saw hijrah ke Madinah.3 KEWAJIBAN KITA TERHADAP AL QUR’AN •
( "! [ * U )
# ! :^ /\ : Y D$ (mengimani seluruh isinya) (QS. 2:4;85, 4:136;150, )
•
_! + D. / 8 01 [ D$ ( Tilawah dengan baik) (QS. 2:121, 29;45, 35;29)
•
#R D$ / 01 C D$ (mentadabburi dan memahami) (QS. 39;29, 4;82, 47;24)
•
# 7! / \ 0U` D$(mengamalkan dan menerapkan dalam kehidupan) (QS. 2;2, 8;2, 25;73, 31;7)
•
0 _! / $ / a! 0UD$
(menda’wahkan/menyampaikan/ mengajarkan kepada orang
lain) (QS. 2;159, 25;52, 13;30, 19;97, 36;70) •
b ! 0C [ D$ (menghafal) (QS. 15;9, 29;29,) Sabda Rasulullah saw:
8 )h F V G FG g 0 ef' 7 $ ' % 'A 0/ ' Z'P ' d! A d , d , c @ $U/ 8 # 8 / (ef D k) 9 i B 0U2 "! ”sesunggguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari Al Qur’an bagaikan rumah yang tidak ada penghuninya”(HR. Turmudzi )
1
Muhammad Ali Ash Shobuni.At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985 , hal . 8 Ibid. hal. 15, 30 3 Ibid.
2
_! p o
n Um : ; D$ % (10 PRINSIP ILMU TAJWID)
k R (PENGERTIANNYA)
1.
Secara bahasa : tajwid berarti tahsin atau memperbagus Secara istilah : tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang pemberian setiap huruf haknya dan mustahaqnya4 secara makhraj, sifat, waqaf, ibtida’, tanpa berlebihan dan dibuatbuat, sesuai yang dicontohkan dari Rasulullah saw.
2. / q
•
(BAHASANNYA)
KALIMAT / AYAT- AYAT AL QUR’AN
3. * J
( BUAH/ HASILNYA)
Selamatnya lisan dari kesalahan saat membaca Al Qur’anul Karim
4. !sr G •
(KEUTAMAANNYA)
Merupakan Amal yang terbaik
'/ "! % ' * 8 % 2! 0H d , % 'A 0/ ' Z'P Fu U$ 8 / / ' F q t/ 8 / (eiU k) Dari Utsman bin ‘Affan, Rasulullah saw bersabda:“sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya”(HR. Bukhari)
•
Memberi Syafaat pada hari kiamat
"! y) , » d! !": v%A 0/ w ZPv ' d A B
A d , ZR U 6! F# 6 8/ (%1 k) #[P {( 0CV 0" W : Z*= : $zG
4
Mustahaq huruf adalah konsekwensi atau hasil yang timbul dari suatu hak huruf, misalnya sifat isti’la’ konsekwensinya adalah tafkhim/ tebal (lihat bab sifat huruf)
Dari Abi Umamah:saya mendengar Rasulullah saw bersabda : bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi pembacanya”(HR. Muslim) •
Mendapat derajat yang tinggi
9 D? f& # O G : ' ' » d , , v%A 0/ w ZPv % ?! 0$U ' 6 / d , (%1 k).« 8 : H # O r : , 6 Dari Umar bin Al Khatthab, bahwa Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah dengan Kitab ( Al Qur’an) ini mengangkat(derajat) suatu kaum, dan dengannya(pula) Allah merendahkan yang lainnya”(HR. Muslim)
K Y d! " : »: d , v%A 0/ w ZPv Zu U$ 8 / & / ' Z q @ / 8 # ' U/
" * @ : H / < E ' zG S 0 R ZG 7! *u * B 2! 2 7 *u , k 6 , 0" W : "!
( 8# F"&0U 6 nn #6 ef D k )«
Dari ‘Abdillah ibnu ‘Amr ra dari Rasulullah saw bersabda: Dikatakan kepada shohibul Al Qur’an : bacalah, dan naiklah, dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmu adalah diakhir ayat yang engkau baca.(HR. HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, dan Ibnu Majah)
: d! !"0G 0" W : ! "! )y F;: d , % 'A 0/ ' Z'P Fu U$ 8/ _ : F#6 8/
U 0 G k n - 9 u : d! !": %$ J! ? * g
U 0 G > 9 u 9 u : d! !": %$ J! ? ' g d, ef D k) 1 @ : 7> ?! # n E* 6 , d! "0 G / Zq 0G / ( %2 S0[P 81
: Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda: Qur’an datang dihari Qiyamat, dan berkata: Ya Robb, berilah ia perhiasan! Maka dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian berkata lagi : Ya Robb, tambahkan! Maka dipakaikan hiasan kemuliaan. Kemudian berkata : Ya Robb, ridloilah dia. Maka dikatakan kepadanya : bacalah dan naiklah! Dan setiap ayat menambah kebaikan (HR. At Turmudzi dan berkata: hadits hasan shohih, dan Al Hakim) •
Mendapat ketenangan, rahmat, & dibanggakan Allah
I 0# 8 B @ 0# ZG W , O D v%A 0/ w ZPv ' d! A d , d , _ : Z#6 8 / Q ! 0?1 $ % & 0/ B E ' % & 0# A D: ' 9 D2 !D: ' % & DC' ! $ % & D0p (%1 k) k / 8 0G ' % 2 3 ! ? s+
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Al Qur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, diliputi dengan rahmat, melaikat menaungi mereka, dan Allah sebut dihadapan (malaikat ) disisiNya”(HR. Muslim) •
Pahala yang berlipat
# G ' 9 D2 8 G 6 , 8 % 'A 0/ ' Z'P ' d! A d , d! !": n@ 1 8 # ' U/ (ef D k) &t 6 p # ! 1 [ 1 Dari Ibnu Mas’ud Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan tiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat”(HR. Turmudzi)
•
Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah
8 7 0, d , c $ 8 6 7' E$ / ' ' % 'A 0/ ' Z'P ' d! A d , d , g @ 6 8 / ( 8# 6 k) D P $ H ' 7! 6 % "! 7! 6 d , ' d A : % Dari Anas ra : Rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari manusia. Sahabat bertanya : ya Rasulullah siapakah mereka? Rasulullah menjawab : Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang spesialnya (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
•
Sebaik-baik kesibukan dan anugerah
8 7 E/ 9 d": %A 0/ w ZP w dA d, : d, 0A 6 8/ W 2 7! r G 8 0s1 $ F ` / 6! 7 r G 6 D 0` / 6 FD=1 8 / e 2 3 "! L V Z/ w SK: Q 81
: f d, ef D k) " H Z / w 7 r C 2 W + ? sA (0q : U{ 0p d, Allah berfirman dalam hadits Qudsi :” barangsiapa yang disibukkan oleh Al Qur’an dan berdzikir kepadaKu dari meminta kepadaKu, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas seluruh kalam yang lain, adalah seperti keutamaan Allah atas makhluqnya” (HR. Turmudzi)
5. DU1 •
(KEDUDUKANNYA TERHADAP ILMU LAIN)
Merupakan salah satu dari Ilmu Syar’i yang independen dan benar-benar berbeda dengan ilmu yang lainnya, karena tidak mungkin seseorang menguasainya dengan sendirinya tanpa seorang pengajar yang mutqin.
6. q • •
( PELETAKNYA)
Secara praktek bersumber dari wahyu yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Secara teori : tajwid disusun oleh para imam qiro’ah dan pakar dalam bidang ini. Adapun yang pertama kali menyusunnya ada yang mengatakan Abu Abdil Qosim bin Sallam (wafat tahun 224 H), ada pula yang mengatakan selainnya.
7. A ( NAMANYA) • ِ ِْ َْ ِ"ْ ُ ا# • $ِ ِْ%ْ& ا ' َ( • َو ِة+ َ ِّ ا' َ 8. k n DA •
Dari bacaan Al Qur’anul Karim yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Kemudian Rasulullah mengajarkannya kepapa para Shahabat, kemudian para Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, para Imam Qiro’ah hingga sampai kepada kita dengan sanad mutawattir.
9. ? • •
(PERKEMBANGANNYA)
(Hukum Mempelajarinya)
Secara Teori : Fardlu Kifayah (9;122) Secara Praktek : Fardlu ‘Ain QS. 75;16-119, 73;4 Sabda Rasulullah saw:
$zG 80#D? 7 6 \ 1 C 7 6 [
! % 2! : & * P 6 9 [
!# "! , : $ 0$U $ ) L O 0 * "! # : W , e # 8 )y F ; 0A % - ; (F"&0U ` k) % & = V % & U ; : 8 9
!,! % & # !,! D C “Bacalah Al qur’an sesuai dengan cara dan suara orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan ahlul kitab. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku melagukan Al Qur’an seperti nyanyian rahbaniyah dan ratapan, suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka, hati mereka dan orang-orang yang mengagumi mereka telah terfitnah” (HR. Al Baihaqi & Ath Thabrani) Imam Ibnu Al jazari berkata:
+ P 0 f? E 6 ^ # ${( % J "! [ uY : % 8 W - % D :; D$# f! H {(
“ membaca (Al Qur’an) dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Qur’an, dan demikianlah Al Qur’an sampai kepada kita darinya”5 Beliau juga berkata :
U$ D k n , "! F % & C # U$ D % 2 $ {y k f ' 6 < $ V $: U$ _ r [ # Y D$ _ )( " $ s6 8 _ "' D C Y . Z/ G , C 6 0[ Y D# 6 " 0Q Z & / d! & D C i - ;
* FD' 0$# 0$[ Y G {( “Tidak diragukan bahwasannya Ummat ini sebagaimana mereka diperintahkan memahami Al Qur’an dan menegakkan hukum-hukumnya, juga diperintahkan membetulkan lafadz-lafadznya dan menegakkan huruf-hurufnya dengan sifat yang dicontohkan dari para imam qiro’ah yang bersambung pada Nabi Muhammad saw dengan arab yang fasih, yang tidak boleh menyelisihinya dan berpaling kepada selainnya.”6 Syeikh Nashiruddin Ath Thablawi berkata :
G S ;
FG k n O 3 p $ # _! )( " - ;
* $6 Z/ 0R P
{y )y & " C! O 6 , .+ P 6 n : % _ )( " # < !# “Para Ulama’ Fiqih dan Ushul telah sepakat bahwa tidak boleh membaca (Al Qur’an) dengan riwayat yang syadz (ahad/tidak mutawattir) walaupun ada riwayatnya. Lalu bagaimana dengan yang tidak ada riwayatnya sama sekali!! “7
10. !s1 (Permasalahannya) Kaidah-kaidah ilmu tajwid seperti : makhorijul dan sifat-sifat huruf, hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, idghom, mad dan qoshr, waqof, washol dan ibtida’, dsb.
5
Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah,. Imam Ibnu Al Jazari, An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub 7 Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, hal 56 6
Target Tahsin Tilawah (Tilawah yang ideal)
Lancar
Frekwensi tilawah
Benar
Talaqqi
KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN -
Niat Ikhlash (QS. 98;5).
-
Sungguh-sungguh/mujahadah (QS.29;6&69)
-
Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13)
-
Yakin bahwa belajar Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40)
-
Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an
-
Tidak tergesa-gesa/membaca dengan tartil (QS.73;4, 75;16, 20;114)
-
Talaqqi kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18)
-
Banyak praktek dan mengulang hingga bisa terucap secara refleks dari mulut dengan benar
-
Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an
-
Disiplin dalam menerapkan setiap hukum-hukum tajwid ( karena hukum-hukum bersifat eksak/pasti)
-
Dengan suara yang lantang dan berusaha membaguskan suaranya (dengan suara yang terbaik)
-
Menggunakan mushaf yang standart ( ‘Utsmani)
-
Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam mempelajari AL Qur’an (QS.20;114)
-
Ber’azam untuk mengajarkan kembali
ISTI’ADZAH DAN BASMALAH Lafadz Isti’adzah
ÉΟŠ_ Å § 9#$ Ç ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ z ΒÏ ! « $$ /Î ÉΟŠ_ Å § 9#$ Ç ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ z ΒÏ
% 0 O 0 1 $
«!$$ /Î
3! / 6 atau
3! / 6
Disunnahkan membaca Isti’adzah setiap memulai membaca Al Qur’an. Dan jika tilawah dilakukan secara bergantian dan berurutan, maka yang membaca Isti’adzah bisa yang pertama saja.
ÉΟŠ_ Å § 9#$ Ç ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ z ΒÏ ! « $$ /Î ‹ õ èÏ Gt ™ ó $$ ùs β t #u ö ) à 9ø #$ N | &ù t %s #Œs *Î ùs Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.(QS. An Nahl :98)
Lafadz Basmalah
ÉΟŠm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î Basmalah dibaca disetiap memulai awal surat kecuali surat At Taubah. Adapun jika memulai dari tengah surat, Basmalah boleh dibaca boleh tidak.
Cara membaca Isti’adzah, basmalah, dan awal surat 1. Dipisah semua:
î‰m y &r ! ª #$ θu δ è ≅ ö %è . Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î .
ÉΟŠ_ Å § 9#$ Ç ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ z ΒÏ ! « $$ /Î
3! / 6
î‰m y &r ! ª #$ θu δ è ≅ ö %è Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î Ο É Š_ Å § 9#$ Ç ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ z ΒÏ ! « $$ /Î
3! / 6
2. Disambung semua :
3. Menyambung Isti’adzah dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan awal surat :
î‰m y &r ! ª #$ θu δ è ≅ ö %è . Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î Ο É Š_ Å § 9#$ Ç ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ z ΒÏ ! « $$ /Î
3! / 6
4. Memisah Isti’adzah dengan Basmalah, dan menyambung Basmalah dengan awal surat :
î‰m y &r ! ª #$ θu δ è ≅ ö %è Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î .
ÉΟŠ_ Å § 9#$ Ç ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ z ΒÏ ! « $$ /Î
3! / 6
CARA MENYAMBUNG DUA SURAT 1. Dipisah semua :
î‰m y &r ! ª #$ θu δ è ≅ ö %è . Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î . ‰ ¤ ¡ | Β¨ ΒiÏ ≅ × 7ö m y $δ y ‰ Ï ‹_ Å ’ûÎ 2. Disambung semua:
î‰m y &r ! ª #$ θu δ è ≅ ö %è Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î ‰ ¤ ¡ | Β¨ ΒiÏ ≅ × 7ö m y $δ y ‰ Ï ‹_ Å ’ûÎ 3. Menyambung Basmalah dengan awal Surat :
î‰m y &r ! ª #$ θu δ è ≅ ö %è Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ! « #$ Ο É ¡ ó 0Î . ‰ ¤ ¡ | Β¨ ΒiÏ ≅ × 7ö m y $δ y ‰ Ï ‹_ Å ’ûÎ Yang tidak boleh adalah menyambung akhir surat sebelumnya dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan surat sesudahnya.
Tingkat Kecepatan Membaca Al Qur’an 1.
: Membaca dengan cepat (lebih cepat dari hadr, sudah tidak ideal)
2.
7! 0* D
: Membaca dengan lambat
3.
: D
: Membaca antara tartil dan hadr
4. \
0" [ D
: Membaca dengan sangat lambat
MENYEMPURNAKAN HAROKAT Salah satu bagian penting dari kesempurnaan bacaan Al Qur’an adalah menyempurnakan harokat. Maksudnya adalah pengucapan vokal a, i, u dengan sempurna. -
Setiap Huruf yang berharokat fathah (َ ) atau yang berbunyi “a” harus dibaca dengan membuka bibir secara sempurna, sehingga terucap ‘a” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “e” atau “o”, atau pada huruf-huruf yang tebal (tahkhim) tidak boleh miring ke “a”
-
Setiap Huruf yang berharokat kasroh ( ِ ) atau yang berbunyi “i” harus dibaca dengan merendahkan bibir bagian bawah, sehingga terucap “i” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “e”
-
Setiap Huruf yang berharokat dlommah (ُ ) atau yang berbunyi “u” harus dibaca dengan memonyongkan (membulatkan) bibir secara sempurna, sehingga terucap “u” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “o”
:" :;D %/ 0Cm" :DN 0>` + d, $q # ' $D: 8 G W@ r 7 2! 8 0DC p $ %u r % & G DC #
DC SR%D: % C @ Ci # @ Ci !3 2 [ 7 P 6
i &2! p : 2 $ [ 8 ?! * 4
[
3 4 / ef' & i FG )y 0 {(
i
i e 6 ""> [ 8 2! %u r $ # CV "U` * 8 o " * zG $D # \ ` R K
$q " D $=# K Y * & G & 7 2! W * K ; : @ 1 2 !3 @ DG !3 M f2
Imam Ahmad Ath Thibii rohimahullah menyatakan : “Dan setiap huruf yang berdlommah tidak akan sempurna kecuali dengan membulatkan (memonyongkan) bibir secara sempurna. Dan yang berkasroh dengan merendahkan bibir, maka ia menjadi sempurna. Dan yang berfathah dengan membuka bibir, maka fahamilah. Ketika suatu huruf berharokat, maka makhroj asli harokah tergabung dengannya. Yaitu makhroj wawu ( ) و, makhroj alif ( ) ا, dan ya’ ( ) يdi makhrojnya yang sudah diketahui. Jika engkau melihat seorang qori’ tidak membulatkan bibirnya (pada huruf berdlommah), maka pastikan bahwa ia mengurangi yang berdlommah. Sedangkan seharusnya mengucapkan dengan sempurna. Demikian pula yang berkasroh dan berfathah, wajib menyempurnakan keduannya, fahamilah, maka engkau akan benar.8
8
Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah: Daru Nurul Maktabat, 1424 H, Hal. 117
MAKHORIJUL HURUF Makhorij jama’ dari makhroj artinya tempat keluar . Makhorijul Huruf artinya tempat keluarnya huruf. Pengucapan huruf sesuai makhrojnya merupakan hal yang sangat penting dalam membaca Al Qur’an. Kesalahan pada makhorijul huruf dapat menyebabkan peruabahan arti kata. Misal kalimat
% * ? A( z
% * ? V z
yang berarti “jika kalian bersyukur”,
kalau
maka artinya menjadi “jika kalian mabuk”, atau kalimat
“kalian mengetahui, jika dibaca
= *
dibaca :
*
yang berarti
maka artinya menjadi “ kalian menderita kesakitan”,
dsb. Setiap huruf hijaiyyah memiliki makhroj sendiri-sendiri yang berbeda dengan huruf latin. Apabila huruf tersebut dikeluarkan dari makhroj yang benar, maka akan keluar suara dengan benar pula. Secara global makhorijul huruf ada lima : 1. Rongga Mulut dan kerongkongan ( 4
; ) 2. Kerongkongan (\
[ ) 3. Lidah ( ! 1. ) 4. Bibir ( C p $ )y
5. Rongga Hidung ( W p
0i ) Namun jika dirinci Jumlah keseluruhan makhorijul huruf ada tujuh belas makhroj. 1- Rongga Mulut dan kerongkongan ( 4
; ) 1. Yang keluar dari al jauf adalah huruf-huruf mad (panjang) yaitu disingkat
&0 .
y e (
atau biasa
setiap huruf mad harus benar-benar keluar dari al jauf secara bersih
dan tidak boleh ada suara hidung. 2. Kerongkongan (\
[ ) 2. Pangkal kerongkongan, keluar huruf
هـ- ء
) 6 0 T 8( 66 6 ) 6! = # 6! e () 8 & 0& 8 & 8 8 & 8 # F
. &óy´Î/ . óΟÎγƒÏ‰÷ƒr& . …çνä‹è{ù's? . tβθßϑs9ù's? . tβθãΖÏΒ÷σム. öΝßγs?ö‘x‹Ρr&u . (#θãΖtΒ#u . ö/ä3tΒtò2r& ¨βÎ) . Ÿ≅à2ù'tƒ .
}§ø♥Î/
.
×οuθ÷zÎ) . y7Íׯ≈s9'ρé& . 7ΟŠÏ9r&
…çνߊθä↔tƒ tÏ↔Å¡≈yz
$yγ9n=s? . öΝßγ|¡à Ρr& . öΝßγs9uρ . öΝÎγÎn/§‘ $pκ/Ïù
. óΟßγ1uθôãyŠ . $yγ≈uΖõ3n=÷δr&
. “W‰èδ
. ϵ‹Ïù¡ . öΝÎγø‹n=tã . $tΡω÷δ$#
. Ü>$¨δuθø9$# . $uΖs9 ó=yδuρ .
çµ÷ΖÏΒ .
Í‘$pκ¨]9$#uρ
tΛ©yγy_ . ñÝÎ7÷δ$$sù 3. Tengah kerongkongan, keluar huruf
v
/ 8 / 0 8 8 8 / 8 / / / O # / F / / 8 [ 8 8 [ 8 # F 0[ 8 [
$YèŠÏΗsd . ߉¨è¢Átƒ . #YŠθãèè%uρ . £‰tãr& . (#þθãèŸÒs? . ÞΟù=Ïèø9$# . y‰ΨÏã. . yìs%uρ . Zπyèy™uρ
ë>#x‹tã . tβöθyèó¡tƒuρ . ßN÷“yftãr& . ôMtã§θsÜsù . ÒΟŠÎ=tæ . yìtFôϑtGó™$# . u0|³÷èyϑ≈tƒ (#þθßϑn=÷æ$$sù . íΟŠÏàtã . tβθ™6Ït䆨ρ . tβθãmtø tƒ . ¨t|¡øtrB . äο4θuŠy⇔ø9$# . ÉΟŠÏm§9$# . ≈uΗ÷q§9$# Νä3ö7Å™$y⇔ム. Ç|¡ômr& . šχθßsÎ=ø ßϑø9$# . ϵšø tΡ £xä© . yyÌ“ômã—Ç . (#ρ߉yϑøtä† βr& 4. Ujung Kerongkongan, keluar huruf
v
, dibaca dengan tafkhim(tebal)9
Q 8 Q L 0L 8 L 8 8 L Q 8 Q Q Q! a # Q! F Q Q H 8 H i 8 8 i H 8 H H H # H F H H 0i 8 i
$oΨø%tøîr& . y´øótƒ . $oΨt/θè=è% ùøÌ“è? Ÿω . ×οuθ≈t±Ïî . ãÏ øóu‹sù . ÅUθàÒøóyϑø9$# Î0ö8xî
öΝÎγÏΨ≈uŠøóèÛ . (#ρç0Éi8tóム4®Lym . É=ø‹tóø9$# ÞΟÎ=≈tã . âÙ‹Éós? . â‘ρãtóø9$# «!$$Î/ Νà6¯Ρ§äótƒ Ÿωuρ 9
Tafkhim secara bahasa berarti menebalkan. Secara istilah berarti sifat tebal yang melekat pada huruf sehingga gemanya memenuhi rongga mulut.
öΝèδöθt±øƒrB Ÿξsù . νθà ÷‚è? . (#öθn=yz . šχθããy‰øƒs†
. šχθããω≈sƒä† . zΝtFyz
. zƒÎ0Å£≈sƒø:$# zÏΒ ÍοtÅzFψ$# ’Îû . 5β#y‰÷{r& ü“É‹Ï‚−GãΒ Ÿωuρ . >π|ÁuΚøƒxΧ . 4 Èβöθt±÷z$#uρ ã¨zxσムŸω . öΝä.ö½jzxσãƒuρ . 4y´øƒs† . t,n=y{ . šχθè=ä{ô‰tƒ . (#θçΡθèƒrB Ÿω Praktek Surat Al Fatihah 3. Lidah ( ! 1. ) 5.Pangkal lidah dengan langit-langit, keluar huruf ق, dibaca dengan tafkhim (tebal) tanpa disertai keluarnya nafas. Jika mati, huruf qof harus dibaca memantul (qolqolah)10
, 8 , " 0" 8 " 8 8 " , 8 , , ,! \ # ,! F , , . tβθè=çFø)tƒ . Èd,ysø9$$Î/ ã≅t7ø)tƒ
. Ïπyϑ≈uŠÉ)ø9$# tΠöθtƒ
. 8ΛÉ)tGó¡•Β
. $\FÏΡ$s% . È,n=x ø9$# Éb>tÎ/ èŒθããr& ö≅è%
9,øŠ|Ê . ϵÎ/ ΟçFö6Ï%θãã $tΒ È≅÷VÏϑÎ/ (#θç7Ï%$yèsù óΟçGö6s%%tæ ÷βÎ)uρ
.
. $YΒ$s)ãΒuρ #vs)tGó¡ãΒ . šχöθ¤)n=ãƒuρ . šÉ)−Fßϑù=Ï9 . šχθä9θà)tƒ
6. Pangkal lidah dengan langit-langit sedikit dibawah makhroj qof, keluar huruf dibaca disertai keluarnya nafas.
ك,
2 8 2 ? 0? 8 ? 8 8 ? 2 8 2 2 2! < # 2! F 2 2 (#θçΡ%x. . tβθç7Å¡õ3tƒ . îΛÅ3ym
.
ôMt6tGŸ2
.
öΝä3ΨÏΒ
.
tβθç7çFõ3tƒ
.
çνθßϑä3≈oΨøŠs)ó™r'sù
|=≈tGÅ3ø9$#
.
öΝä3ø‹n=tã
. ôNtÅj3ß™ . …çµä3è=ó¡nΣ
Praktek Surat Al Anfal Ayat 29-32 7. Tengah lidah dengan langit-langit, keluar huruf mati harus dibaca memantul (qolqolah)
ش – ي- ج, Jika huruf jim ()ج
8 ; 0; 8 ; 8 8 ; 8 # F 0p 8 p 8 8 p V 8 V V V # V F V V V 8 V p 10
Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf Qof adalah mengeluarkan huruf Qof terlalu dalam dari kerongkongan. Yang benar adalah dari pangkal lidah.
: 8 : 000 8 0 8 8 0: 8 : : : F # : F : :
. y7tΡθè=Éf÷ètGó¡o„uρ . …ã&s#yèy_ . ylθã_ù'tΒuρ ylθã_ù'tƒ . ≅yèøgwΥ . ¹!#t“y_ . y‰y`uρ ÇdÉfø9$# zÏΒ . …çνߊθãΖã_ . y7Î6ø‹y_ .
×≅y_r&
Ç≈sÜø‹¤±9$# zÏΒ . #Z0|³o0 . $\↔ø‹x© . x8ç0Åe³u;çΡ . @ >$pκŶÎ/ . #Y‰‹Íκy− . ħôϑ¤±9$# Zπu‹ô±yz £‰x©r& ÷ρr& «!$# Ïπu‹ô±y‚x. }¨$¨Ζ9$# tβöθt±øƒs† .
(#àσ¤±oΨム. βρãä3ô±s?
$y㕃r'¯≈tƒ . Νæη¨ΨtGÏ?ù'u‹s9u . óΟÎγÏ õ3tƒ . ×M≈oΨÉiGt/ 7M≈tƒ#u . šχθãΖÏΒ÷σム. ×0ö8yz . #Z0ô£ç„ . ∅Îiƒã—uρ . Νä.y‰−ƒr&uρ . 4zKósu‹≈tƒ . ô ×Îiyδ ¥’n?tã .
!$−ƒÌŸ2t“≈tƒ . E”t$Î!≡uρ ¡¡
ã≅§‹sƒä† . οy‰§‹t±•Β
Praktek Surat An Naba’ ayat 1- 30 7. Sisi lidah kiri atau kanan bertemu dengan gigi geraham atas, keluar huruf dengan tafkhim (tebal).12
ض, dibaca
q 8 q r 0r 8 r 8 8 r q 8 q q q
¢ # q
F q q
.
ãΝÏ9$©à9$# GÙyètƒ tΠöθtƒuρ . âÙÎ6ø)tƒ . tÏj9!$Ò9$# Ÿωuρ óΟÎγø‹n=tæ ÅUθàÒøóyϑø9$# Î0ö8xî
Zοu08ÏWŸ2 $]ù$yèôÊr& ÿ…ã&s! …çµx Ïè≈ŸÒãŠsù $YΖ|¡ym $·Êös% ©!$# ÞÚÌø)ム“Ï%©!$# #sŒ ¨Β Praktek surat Thoha 83 – 97, surat Adl Dluha
11
Kesalahan umum saat membaca huruf ya’ yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. Secara umum tidak boleh menahan (mamanjangkan) tasydid. Huruf bertasydid hanya ditekan secara biasa. Kesalahan mamanjangkan tasydid oleh ulama’ disebut tamthithusy syaddi( . p $
£ ! 0` * ). Kecuali pada
huruf mim dan nun tasydid, ghunnah pada mim dan nun tasydid wajib ditahan. Jadi yang menyebabkan ditahan adalah ghunnah, termasuk pada idghom bighunnah. 12 kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengeluarkan huruf ضdari ujung lidah bertemu dengan gigi depan, atau dengan geraham, atau dengan pipi, sedangkan yang tepat adalah sisi lidah dengan geraham. Sehingga lidah atau bibir tidak perlu miring ke kiri atau ke kanan. Kesalahan umum yang lain adalah mengucapkan ض َ dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf وdan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf.
8. Ujung sisi lidah bertemu dengan ujung langit-langit, keluar huruf ل, dalam lafadz ( )ا13 jika huruf sebelumnya berharokat fathah atau dlommah, maka dibaca tebal (tafkhim). Selain tempat tersebut huruf lam harus dibaca tipis (tarqiq) termasuk lafadz ( )اjika sebelumnya kasroh. 14
8 + 0 8 8 8 8 ! 7 # ! F .
tÏj9!$Ò9$# Ÿωuρ
.
öΝÎγø‹n=tã
Å7Î=≈tΒ .
.
¬! ߉ôϑysø9$#
.
«!$# ÉΟó¡Î0
(#þθè=©.uθtGsù «!$# ’n?tãuρ . ô#©Ün=tGuŠø9uρ . ÏπoΨƒÏ‰yϑø9$# ’n<Î) . $uΖø[Î7s9 (#θä9$s% . y7Ï9≡x‹Ÿ2uρ …ã&©! ä3tƒ öΝs9uρ ∩⊂∪ ô‰s9θムöΝs9uρ ô$Î#tƒ öΝs9 ∩⊄∪ ߉yϑ¢Á9$# ª!$# ∩⊇∪ î‰ymr& ª!$# uθèδ ö≅è% ∩⊆∪ 7‰ymr& #·θà à2 Praktek Surat Al Hasyr : 18 - 24 9. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dibawah makhroj lam, keluar huruf ن, jika huruf nun bertasydid (ّن ) maka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua harokat.15 Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan nun yang bertasydid (ّ) ن adalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai tathniinul ghunnaat(I $L
` * ).
8 0 8 8 8 8 8 # F
. ©!$# ¨βÎ) . $¨ΨtΒ#u . ÒΟøOÎ) Çd©à9$# uÙ÷èt/ EχÎ) . Ïöθ¡¡9$# ∅sß . tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#uρ
ÿ…çµtΡöθ¨ΖyϑtFtƒ Ÿωuρ . (#θ–Ψßϑs? ω . tβθ–Ψßϑtƒ . $yϑ¯ΡÎ) . /ä3≈oΨø)n=yz $¯ΡÎ) â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ Praktek Surat An Nas, Al Hujurot 13-18
13
Dalam mushhaf timur tengah lafadz
ª!$# harokatnya fathah biasa (pendek), namun tetap harus dibaca 2 harokat.
14
Kesalahan umum pada pengucapan huruf yang berharokat fathah sebelum lafadz ( )ا, adalah membacanya miring ke “o”, misalnya kalimat ( )اdibaca olloh, harusnya tetap Alloh, dan kalimat ( ) َو اdibaca wolloh,
harusnya tetap Walloh, termasuk kalimat
tÏj9!$Ò9$# Ÿωuρ
dibaca walodl dloollin, harusnya tetap waladl dloollin.
Dsb. 15 Ada pula yang menyebutkan sekitar tiga harokat, Disebut “sekitar” karena ghunnah bukan harokat, ukuran pasti lamanya menahan ghunnah adalah pada talaqqi.
10. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dengan memasukkan sedikit permukaan lidah, keluar huruf ر, huruf ro’ memiliki tiga kondisi : (1) harus dibaca tebal (tafkhim), (2) harus dibaca tipis (tarqiq), dan (3) boleh dibaca tafkhim atau tarqiq. 1. Harus dibaca tebal (tafkhim)
, - S * % 6 Mati setelah fathah/ dlommah : V S % :
1. berharokat fathah / dlommah : 2.
3. Mati setelah hamzah washol16 : ÉëÅ_ö‘$# S 4|Ós?ö‘$# ÇyϑÏ9 , (#þθç/$s?ö‘$# ÇΠr&
4. Mati setelah kasroh sesudahnya terdapat huruf isti’la’17 yang tidak berharokat kasroh dalam satu kata : y ÏŠ$|¹öÏϑø9$$Î7s9 ,
<¨$sÛöÏ% , #YŠ$|¹ö‘Î)uρ ,
7πs%öÏù ,
#YŠ$|¹óXÉ∆ 5. Mati karena waqof (berhenti) setelah alif atau wawu sukun: î‘θä3x© u‘$pκ¨]9$#uρ 6. Mati karena waqof (berhenti) setelah huruf mati yang sebelumnya huruf yang berharokat fathah / dlommah Öø ß¹
Ìôfx ø9$#uρ
2. Harus dibaca tipis (tarqiq) 16
Hamzah washol adalah hamzah yang tidak dibaca ketika di pertengahan kalimat, dan dibaca jika di awal kalimat (lawan dari hamzah qotho’/asli, yang tetap dibaca diawal, ditengah, atau diakhir). Dalam mushhaf timur tengah biasanya ditulis dengan alif diatasnya ada huruf shod kecil
($# ),cara menentukan harokat hamzah washol ($# )
adalah : 1. Pada alif lam ( 2. Pada kalimat (
) الhamzah washol harus dibaca fathah . misal ( Ïöθ¡¡9$# , ߉ôϑysø9$#),
8@ # S # S )@ S 8 0J S _@ 6 S %@ A S 8 0DJ ) hamzah washol harus dibaca
kasroh. 3. Selain dua bentuk diatas, untuk menentukan harokat hamzah washol dilihat harokat huruf ketiganya. Jika huruf ketiga fathah atau kasroh, maka hamzah washol harus dibaca kasroh, misal :
ÉëÅ_ö‘$# , ù&tø%$# . (#θãèÎ7®?$#, (#θà)®?$#
(karena huruf I berdatsdid (dobel), maka huruf kedua dan ketiga adalah huruf I )
Dan jika huruf ketiga dlommah, maka hamzah washol harus dibaca dlommah, misal: 17
Lihat di bab sifat-sifat huruf
(#θè=äz÷Š$# , ô7è=ó™$# .
1. Berharokat kasroh : 2. Mati sesudah kasroh
; * : / G
3. Mati karena waqof setelah huruf Ya’ sukun :
×08Î7yz
×0ö8yz
4. Mati karena waqof setelah huruf mati (bukan isti’la’) yang sebelumnya huruf yang berharokat kasroh :
@øgÉo
3. Boleh tebal atau tipis 1. Mati setelah kasroh sesudahnya ada huruf isti’la’ berharokat kasroh : @ G 2. Mati karena waqof setelah huruf isti’la’ yang mati yang sebelumnya huruf yang berharokat kasroh :
Y
3. Mati karena waqof setelahnya ada huruf Ya’ yang dibuang18 : È Î0ô£o„ #sŒÎ)
( Í‘ä‹çΡuρ ’Î1#x‹tã
: 8 # e
Praktek surat Al Muddatstsir, Al Fajr, dan Al Qomar19
11. Ujung lidah bertemu dengan gusi bagian atas (pangkal gigi seri atas), keluar huruf
–ط
د – ت, pengucapan huruf تdisertai dengan keluarnya nafas20. Pengucapan huruf
& ط دtanpa disertai keluarnya nafas. Huruf طharus dibaca tafkhim (tebal), dan jika mati huruf د، طharus dibaca qolqolah (mamantul).21
5 8 5 ` 0` 8 ` 8 8 ` 5 8 5 5 5! £ # 5! F 5 5 n n : 8 n n n n n # n e n n * 8 * D0D 8 D 8 8 D* 8 * * * B # * F * * 18
Dapat diketahui dari konteks ayat atau asal kalimat. Kesalahan umum yang terjadi saat membaca huruf ro’ yang bertasydid seperti dalam lafadz basmalah adalah ro’ dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau ro’ tasydid dibaca dengan menghentakkan suara sehingga seolah suaranya 19
terputus atau tersendat (ada jeda), kesalahan ini disebut oleh ulama’ sebagai ( I ()$ 20
! 1 ).
Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ط د تadalah lidah keluar menyentuh ujung gigi. Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf طadalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf وdan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf. 21
×οt£γsÜ•Β
Í‘θ’Ü9$#uρ . ≈sÜø‹¤±9$# . ΟßγyϑyèôÛr& . xÞ≡u0Å_Ç9$# $tΡω÷δ$#
.
(#θßϑÏèôÛr&uρ ãΝèδyŠ#t“sù .
.
(#θèù§θ©Üu‹ø9uρ
.
(#ρ߉ç6÷èu‹ù=sù .
šχô‰ç7ø9$#uρ
çµ÷èÏÜè? Ÿω .
.
7πy∞ÏÛ%s{ . #xöôÜuŠs9
$tΡ÷Šu‘r& . öΝÍγƒÏ‰÷ƒr& ôMtΒ£‰s%
.
βρ‘‰ÝÁtƒ
. …çµtƒÏŠ$tΡ äíô‰u‹ù=sù . #ρ߉ç6ôã$# . ÷Λè呉ßϑtƒuρ . (#ρ߉šø è? Ÿω
$yγÏFøtrB ÏΒ “ÌøgrB ;M≈¨Ψy_ . N£‰Ïãé& . #θà)¨?$$sù . βθà)−Gs? . $\/#§θs? . Λäôãt“≈uΖs? . ‘n=÷Fãƒ
.
ãΝà6s9 ôM¯=Ïmé&uρ . «!$# ÏM≈tΒããm
. È,ŠÏFyèø9$# ÏMøŠt7ø9$$Î/
$pκæ5θãΖã_ ôMt7y_uρ . öΝßγç/θè=è% ôMn=Å_uρ Praktek Surat At Takwir 12. Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri atas (lidah sedikit keluar), keluar huruf
–ظ
ث- ذ, huruf ظharus dibaca tafkhim (tebal).
Í tÏΗÍ>≈©à9$# zÏΒ .
8 N 0N 8 N 8 8 N 8 ! b # ! F 3 3 f :f f 8 3 3 3 3 3! f # 3! e 3 3 J 8 J t0t 8 t 8 8 tJ 8 J J J!
# J! F J J ×ΛÏàtã ë>#x‹tã . ãΝn=øßr&
ÝàΖtΡ . šχρãä.õ‹tƒ . .
.
ÉΟŠÏàyèø9$# È≅ôÒx ø9$# ρèŒ
8οtÏß$oΨsù . $¸ϑ≈sàÏãuρ . tãβ$t↔ôϑ©à9$#
tβρã©.¤‹tƒ . $YΒρâõ‹tΒ .
.
!$oΨ÷Ηs>sß
#sŒÎ)uρ . ÒΟŠÏ9r& >#x‹tã . x‹t6tΡ
νÉ‹≈yδ . øŒÈθóstGó¡tΡ . ß∃É‹ø)tΡ . µ≈tΡõ‹sƒªB^ω . Ï%©!$#uρ . «!$# Ìø.ÏŒ .
y]≈n=èOuρ 4o_÷WtΒ
ß]ø‹ym ôÏΒ
. #Z08ÏWx. . ß^Ïd‰ptéB .
. §ΝsVsù
. !$yγÎ=÷WÏΒ .
ô^Ïd‰y⇔sù . $yγs9$s)øOr& . yŠθßϑrO .
×πt/θèVyϑs9
×οu08ÏVx. . Οèδç0sYø.r&
Praktek Surat Al Baqarah :275-281 13. Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah, namun lebih dekat ke bawah, keluar huruf
ص – س – ز, huruf
صdibaca tafkhim (tebal),22
P 8 P Y 0Y 8 Y 8 8 Y P 8 P P P
# P
F P P A 8 A 1 01 8 1 8 8 1 A 8 A A A g # A F A A - - E :E E 8 - - - - - E # - e - -
. $y䣉|¹uρ . ßsÎ6óÁã‹©9 . ’ÎΤ÷0ÝÇΣ$# Éb>u‘ . (#θÝÁ−/u0tIsù
. 8cö6Ϲuρ . ÆìoΨô¹$# Èβr&
. É Α$|¹Fψ$#uρ . îy$t6óÁÏΒ .
.
¤¥
$YΨGÁptrB . (
(#ρ•0|Àr&uρ
Í‘ρ߉GÁ9$# ’Îû $tΒ Ÿ≅Å_Áãmuρ
$·sÎ=≈|¹ .
y÷0|À
. ≈|Áö/F{$#uρ . Íο4θn=¢Á9$#
22
Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf صadalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf وdan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf 23 Boleh dibaca Shod, boleh dibaca sin : (Al Baqarah : 245)
äÝ+Áö6tƒuρ
(Ath Thur : 37)
tβρãÏÜø‹kÁßϑø9$#
(( Al A’rof: 69)
ZπsÜ)Át/
Jika huruf sin diatas huruf shod maka lebih utama (masyhur) dibaca sin. Dan jika huruf sin dibawah huruf shod, maka lebih utama (masyhur) dibaca shod.
.
È î's#Å™öãΒ . Zωθß™u‘ . u!$uΖøŠy™ Í‘θèÛ . ò è=ó™$$sù . $oΨù=y™ö‘r& .
. #…É)tGó¡ãΒ .
šÏϑÎ=ó¡ãΒ .
z≈yϑø‹n=ß™ .
tβθè=y™ößϑø9$# àMôϑn=ó™r&uρ .
.
/ä3‹É)ó¡[Σ
|M÷ƒuθtGó™$# #sŒÎ*sù
çµ÷Gt6Å¡ym . ϵšø uΖÏ9
$oλm;#t“ø9Η ÞÚö‘F{$# ÏMs9Ì“ø9ã— #sŒÎ) . óΟèδ÷ŠÌ“tƒ . Zωu”∴ãΒ Í_ø9Ì“Ρr& . ÷y`÷ρy— . Αt“ΡV{ . Νèδy‰ƒÌ“tƒuρ
.
ª!$# ãΝåκu‰Ì“ôfu‹Ï9 .
$pκçJ÷ƒy— . 7πtΡθçG÷ƒy— . >πy_%y`ã— ÈβθçG÷ƒ¨“9$#uρ .
. !$uΖø9t“Ρr& ä−ã—ötƒ
Praktek Surat Al Qori’ah, Al Zalzalah, & Nuh 4. Bibir (! C p $ )ِ 15. Bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung gigi seri atas, keluar huruf
ف
G 8 G C 0C 8 C 8 8 C G 8 G G G! # G! F G G
. Í‘θGÁ9$# ’Îû y‡Ï çΡ #sŒÎ*sù . ÇÚö‘F{$# ’Îû (#ρ߉šø è? Ÿω }§¤ uΖs?
.
ΟçFø n=ó™r&
Ë .
. šχθßsÎ=ø ßϑø9$# ãΝèδ
×πuŠÏù%s{ óΟä3ΖÏΒ 4’s∀øƒrB Ÿω . öΝßγs%öθsù
16. Dua bibir - tertutup , keluar huruf ب – م, jika huruf ba’ mati maka harus dibaca mantul (qolqolah). Jika huruf mim bertasydid (ّ )مmaka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua harokat. Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan mim yang bertasydid (ّ )مadalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai I $L
` * (tathniinul ghunnaat). - membulatkan bibir, keluar huruf و
# 8 # U0U 8 U 8 8 U# 8 # # # K # # F # #
öΝèδt≈|Áö/r& .
8 0 8 8 8 8 % # F : 8 # e
÷ΛàιyèÎ6≈|¹r& . t ×−öt/uρ . öΝÎγÎ/θè=è% . y7Î=ö7s% ÏΒ . Ü=≈tGÅ6ø9$# Ÿ≅‹Î/$t/r&
¢ΟèO
.
§Νtã .
$¨Βr'sù
. ¡=s?uρ 5=yγs9 ’Î1r& !#y‰tƒ ôM¬7s? . ×≅ö7ym
. öΝßγ≈uΖø%y—u‘ $®ÿÊΕuρ .
Í=ø‹tóø9$$Î/ tβθãΖÏΒ÷σム. zŠÉ)−Fßϑù=Ïj9
. tβθãΖÏΒ÷σムŸω öΝèδö‘É‹Ζè? öΝs9 ÷Πr& öΝßγs?ö‘x‹Ρr&u óΟÎγøŠn=tæ í!#uθy™ . . ¤¦ È≅ƒÍρ$s%F{$# uÙ÷èt/ $oΨø‹n=tã tΑ§θs)s? öθs9uρ . uθßγsù
. ×οy‰Ïn≡uρ . tΠöθs)ø9$# Eχãρu0tIs9
. tÏ?uθø9$# çµ÷ΖÏΒ
Praktek Surat Yusuf ayat 43 - 49 5. Rongga Hidung ( W p
0i ) 17. Yang keluar dari Rongga hidung adalah ghunnah ( dengung) yang ada pada huruf mim dan nun. Seluruh huruf selain dari huruf mim dan nun, tidak boleh ada suara hidung, termasuk pada mad. Ada tidaknya suara hidung dapat dicek dengan memencet atau menutup kedua lubang hidung saat pengucapan huruf.
24
Kesalahan umum saat membaca huruf wawu yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. (lihat catatan kaki nomor 11)
SIFAT-SIFAT HURUF Huruf-huruf hija’iyyah memiliki sifat-sifat yang khusus yang harus diberikan. Dengan sifatsifat tersebut kita dapat : 1. Membedakan antara satu huruf dengan huruf yang lain, terutama yang sama makhrojnya. 2. Memperbagus pengucapan huruf secara tepat. 3. Mengetahui huruf yang mempunyai sifat yang kuat dan sifat yang lemah, yang hal ini berpengaruh dalam masalah Idghom. 4. Membedakan antara huruf-huruf arab (hija’iyyah) dengan selain huruf hija’iyyah. Misalnya antara huruf “t” dalam bahasa indonesia berbeda dengan sifat huruf “ “ ت dalam bahasa arab, antara huruf “K” berbeda dengan sifat huruf ““ ك, huruf “s” berbeda dengan sifat huruf “ ث، ص، ش، “ سdsb. Lebih-lebih huruf yang tidak memiliki padanan dalam bahasa kita seperti huruf “ غ، ظ، “ ض. Sehingga kita tidak membaca Al Qur’an dengan logat kita masing-masing, akan tetapi membaca Al Qur’an dengan logat arab sebagaimana sabda Rasulullah saw:
(F"&0U ` k) & * P 6 9 [
!# "! , (HR. Al Baihaqi &
“Bacalah Al qur’an sesuai dengan logat dan suara orang Arab. Ath Thabrani)
Dari segi keterikatan dengah huruf, sifat huruf dibagi dua : 1. Sifat Ashliyyah atau sifat lazimah, yaitu sifat asli yang dimiliki oleh suatu huruf yang tidak dapat terpisahkan dari huruf tersebut dalam kondisi apapun (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun). 2. Sifat ‘Arodliyyah atau sifat ‘aridloh, yaitu sifat yang ada pada suatu huruf dalam satu kondisi, dan tidak ada dalam kondisi yang lain, seperti sifat tafkhim (tebal) ataau tarqiq (tipis) pada huruf ro’, idhar atau ikhfa’ pada huruf nun mati, dsb. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah sebagaimana disebut di atas, adalah suatu hak huruf yang harus selalu diberikan dalam pengucapan suatu huruf. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah secara keseluruhan ada tujuh belas. Dan dari tujuh belas sifat tersebut, setiap huruf minimal memiliki lima sifat dan maksimal tujuh sifat. Secara global tujuh belas sifat tersebut dibagai menjadi dua kategori : 1. Sifat yang memiliki lawan., dan 2. Sifat yang tidak memiliki lawan. 1. Sifat yang memiliki lawan : 1.
) ُ ْ+َ,-ا
& ; 2. _! p .
: Keluar nafas : hurufnya adalah
B ? A i V t§[ G
: Tidak keluar nafas : hurufnya adalah selain dari huruf Al Hams
: Suara tertahan
: hurufnya adalah
B ? # £ @ , 6 .
(antara sifat syiddah dan sifat Ar Rikhowah ada huruf yang memiiki sifat pertengahan ( £ ! AR D$) hurufnya adalah ; /
8
_! H. 3. )y + DA
d! CDA 4.
U5 ^
DC 5.
3 ^
I
P ^
: Suara terlepas :
hurufnya adalah selain huruf Asy Syiddah dan At
tawassuth25 : Lidah naik ke langit-langit26 : hurufnya adalah : b ,
£ @ L q $ H
: Lidah turun27 : hurufnya adalah selain huruf isti’la’ : Lidah lengket dengan langit langit: hurufnya adalah:
© SX S S¨
: Lidah terpisah dari langit-langit: hurufnya adalah selaih huruf al ithbaq : Mengeluarkan huruf dengan cepat dan mudah: hurufnya adalah
K u ! 8 $ G : Mengeluarkan huruf dengan tertahan /berat : hurufnya adalah selain dari huruf al idzlaq.28
2. Sifat yang tidak memiliki lawan : 1.
0C Y $
: Keluar suara tambahan menyerupai desis burung; hurufnya adalah
ز، س،ص
2. ! " "
: Suara memantul ketika mati29 : hurufnya ª
3.
: Mengeluarkan suara dengan lembut : hurufnya adalah huruf
8 0 >
K
` ,!
e _( S _(
(wawu dan ya’ sukun sebelumnya huruf berharokat fathah) 4.
4
[
: Miring dari makrojnya30.: hurufnya adalah
Sd
25
Sifat Syiddah, Tawassuth, dan Rikhowah sangat berpengaruh pada tempo huruf. Yang dimaksud naik ke langit-langit adalah lidah bagian belakang terangkat ke langit-langit. Konsekwensi dari huruf yang memiliki sifat isti’la’ adalah harus selalu dibaca tafkhim (tebal) dalam segala kondisi (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun), -keterangan tentang tafkhim lihat catatan kaki nomor 9-. Sifat isti’la’ tidak ada hubungannnya dengan bibir, tetapi hubungannya dengan lidah. Sehingga tidak ada kaitan antara isti’la’ dengan gerakan/bentuk bibir, misalnya dengan memonyongkan bibir. Memonyongkan bibir hanya pada huruf wawu dan huruf yang berharokat dlommah. 27 Huruf yang memilki sifat istifal harus selalu dibaca tarqiq(tipis). 28 Kedua sifat ini (idzlaq dan ishmat) tidak ada hubungan atau pengaruh dalam pengucapan suatu huruf. Akan tetapi hubungannya adalah dengan bahasa. Jika ada kata yang terdiri dari empat atau lima huruf yang tidak satupun dari 26
huruf-huruf tersebut merupakan huruf idzlaq, maka kata tersebut bukan dari bahasa arab. Misal kalimat :
; 1 /
(emas) 29 Qolqolah dibagi dua: (1) qolqolah sughro (jika mati ditengah ayat), dan (2) qolqolah kubro (jika mati/dimatikan di akhir ayat). Pengucapan qolqolah tidak seolah-olah berakhiran hamzah seperti secara wajar : ْ( دde)
) n
(de’). Akan tetapi dipantulkan
5. : ? D$
6. F Rp . C D$ 7.
! `DA
: Ujung lidah bergetar31. Hurufnya adalah
: Angin menyebar di mulut : hurufnya adalah
: Suara dan makhroj memanjang32 : hurufnya adalah
Dari keterangan diatas, maka jika sifat-sifat masing-masing huruf diuraikan adalah sebagai berikut:
¥¥
I
P ^ S
DC S d! CDA S _! p . S & ; v 6 ! " " S
DC S d! CDA S _! p . S S & ; – 9
3 ^ S
DC S d! CDA S _! p . S 2 ُ َْ3 – اI I
P ^ S ُ َْ3 اv ¯ I
P ^ S
DC S d! CDA S _! H. S 2 ! " " S I . S S & ; v
P ^ S
DC S d! CDA S _! p ُ َْ3 اv I
P ^ S
DC S d! CDA S S _! H. S 2 ُ َْ3 اv I
P ^ S
DC S )y + DA S _! H. S 2 ! " " S I
P ^ S
DC S d! CDA S _! p . S S & ; v n I
P ^ S
DC S d! CDA S _! H . S & ; – 3
: ? D$ S 4
[ S
3 ^ S
DC S d! CDA S £ ! AR D$ S & ; –
0C Y $ S I
P ^ S
DC S d! CDA S _! H. S & ; v ُ َْ3 اv c
0C Y $ S I
P ^ S
DC S d! CDA S S _! H. S 2 ُ َْ3 اv FR p . C D$ S I
P ^ S
DC S d! CDA S S _! H. S 2 ُ َْ3 اv ¨
0C Y $ S I
P ^ S
U5 ^ S )y + DA S _! H. S 2 ! `DA S I
P ^ S
U5 ^ S )y + DA S _! H. S & ; v ! " " S I
P ^ S
U5 ^ S )y + DA S _! p . S & ; v v X I
P ^ S
U5 ^ S )y + DA S _! H.
30
S
& ; v ©
Maksudnya adalah miringnya huruf setelah keluar dari makhrojnya hingga menyentuh makroj huruf lain. Huruf lam miring hingga ke ujung lidah, sedangkan huruf ro’ miring ke bagian permukaan lidah. 31 Harus dihindari bergetarnya ujung lidah berlebihan sehingga seolah menimbulkan lebih dari satu huruf ro’ 32 Memanjang diseluruh sisi lidah dengan gigi geraham(5 gigi belakang). Pengaruh dari sifat ititholah pada huruf ض adalah pada tempo suara huruf ضyang lebih, terutama saat sukun atau bertasydid. 33 Hanya huruf ro’ saja yang memiliki 7 sifat.
I
P ^ S
DC S d! CDA S £ ! AR D$ S & ; v I
P
DC S )y + DA S _! H. S & ; v v ^ S ُ َْ3 اv 4
3 ^ S
DC S d! CDA S S _! H. S 2 ! " " S I . ، & ; v
P ^ S
DC S )y + DA S _! p . ، 2 ُ َْ3 – اM I
P ^ S
DC S d! CDA S _! p 4
[ S
3 ^ S
DC S d! CDA S £ ! AR D$ S & ; v d
3 ^ S
DC S d! CDA S S £ ! AR D$ S & ; – W
3 ^ S
DC S d! CDA S S £ ! AR D$ S & ; v I
P ^ S
DC S d! CDA S S _! H. S & ; v ُ َْ3 _ ا I
P ^ S
DC S d! CDA S S _! H. S 2 I
P ^ S
DC S d! CDA S S _! H. S & ; v e
HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN
( vh v@ v / ) 1.
&
: Jelas/ terang. Nun mati atau tanwin dibaca jelas tanpa menahan
6
ghunnah ketika bertemu dengan huruf
misal
:
ztΒ#u ôtΒ
χöθt↔÷Ζtƒuρ
z>¤‹x. ÷ρr& $¹/É‹x. ÞΟn=øßr& ôtΒuρ
7Š$yδ ôÏΒ …çµs9 $yϑsù $·7ŠÅ¡ym >óx« Èe≅ä. 4’n?tã ZπuΖ|¡ym ºπyè≈x x© ϵø‹n=tã #´‰ôãuρ
t∃%s{ ôtΒ 2.
@ $L # W Qn
çµ÷Ψtã tβöθyγ÷Ψtƒ öΝèδuρ 7πuΖ|¡ym ôÏΒ
ãΝä3ø‹n=tæ íΟ≈n=y™
Ö‘θà xî ;>u‘uρ
3“t÷zé& ºπyγÏ9#u
!#x‹≈yδ ÷βÎ) 4 Νåκ÷]ÏΒuρ
tβθçGÅs÷Ζs?uρ
$£ϑtã @≅Ï ≈tóÎ/
@e≅Ïî ôÏiΒ
Î0ö8xî ôÏΒ
×οu0Å %s{ îο§x.
ç0t9ø.r& >óx« ‘“r&
ß]ø‹ym ôÏΒ ø
@cyr >óx«
…çνy‰ΨÏã ¸οy‰≈yγx©
tβθàÒÉó÷ΖãG|¡sù
èπs)ÏΖy‚÷Ζßϑø9$#uρ
Νåκ÷]tã
9≅yftã ôÏΒ
&!$uŠômr& ç0ö8xî ìN≡uθøΒr&
7Ý÷Ηs~ @≅à2é&
t,n=y{ ô¨Β
: Masuk disertai ghunnah (dengung). Nun mati atau tanwin dimasukkan (melebur) kedalam huruf berikutnya disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat34 ketika bertemu huruf
A08ÅÁtΡ Ÿωuρ
£Å3≈s9uρ $y)ym ôÏiΒ ×πysø tΡ
tβθßst7ó¡o„ ;7n=sù ’Îû 36
W e
#[ø.ÏŒuρ [!$u‹ÅÊuρ
ZοtσªΥ $Vϑ≈sàÏã
34
$Wßθà øt¤Χ $Z ø)y™
$®ÿÊeΕ Öü“Ìt/
çνθßγs)ø tƒ βr&
ßìÏϑtGó¡o„ ¨Β
šÎ0ÅÇ≈¯Ρ ÏiΒ
ßøtªΥ &óx«
(#÷ρttƒ βÎ)uρ
tΑθà)¯Ρ βr&
misal :
ãΝÎγÏδθã_ãρ tã Ó‰Ïn≡uρ ×µ≈s9Î) 4
š Î=ö6s% ÏiΒ 9≅ß™ãÎ/ tβθä3Î=ôγムβÎ)uρ
35
Lihat catatan kaki nomor 15 Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan idghom bighunnah adalah ghunnah tidak ditahan, atau menahan suara يatau وtanpa ada ghunnah, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang35
gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai
I $L
` *.
Praktek surat Al Insan 19 - 31 3.
@ $Q! + # W Qn
: Masuk tanpa ghunnah. Nun mati atau tanwin dimasukkan /melebur ke huruf berikutnya tanpa adanya ghunnah ketika bertemu huruf
d,
misal :
tÌÏ ≈s3ù=Ïj9 “Yθ÷VtΒ y7©9 ZπyϑÎ=ó¡•Β šÉ)−FãΚù=Ïj9 #[ø.ÏŒuρ 7πuŠÅÊ#§‘ 7πt±ŠÏã 4.
9 + ,
!$oΨ÷èy_§‘ È⌡s9
öΝßγ¯=yè©9 Wξç7ß™ $]%ø—Íh‘ ;οtyϑrO
$pκÍ5 (#θãΖÏΒ÷σムω 7πtƒ#u ¨≅à2
öΝÎγÎn/§‘ ÏiΒ
ÒΟ‹Ïm§‘ Ö‘θà xî
: Membalik/merubah. Nun mati atau tanwin dirubah seperti mim disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu dengan huruf 9 37
<§øƒr2 ¤∅yϑsVÎ/ ÏπuŠÏ¹$¨Ζ9$$Î/ $Jèx ó¡oΨs9 5. )h CH
Í‘ρ߉GÁ9$# ÏN#x‹Î/ 7ΟŠÎ=tæ $yγ8s)ô©r& y]yèt7/Ρ$# ÏŒÎ)
…çµtΡθäÜÎ7/ΖoKó¡o„
4o_øótGó™$#uρ Ÿ≅σr2 .tΒ $¨Βr&uρ
$yϑÎ/ 7ΟŠÎ=tæ
xcn=t/ .tΒuρ
ÏπyϑsÜçtø:$# ’Îû ¨βx‹t6.⊥ãŠs9
: Menyamarkan. Nun mati atau tanwin dibaca samar (antara idzhar dan idghom)38 disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu selain huruf-huruf yang diatas. Yaitu :
M 4 © X
36
ω÷èt/ .ÏΒ
Pengecualian dari Idghom bighunnah dalam kalimat :
0 R
¨ c - 3 n ¯ I
Ö≈uŠ÷Ψç/
×β#uθ÷ΖϹ
×β#uθ÷ΖÏ% ,
nun mati harus dibaca Idzhar, tidak dibaca idghom bighunnah. 37
Cara pengucapannya adalah menempelkan/menutup kedua bibir dengan lembut, tidak ditekan sebagaimana pengucapan pada mim yang bertasydid. Sehingga suara mim terdengar agak samar. Ada pula yang menyatakan pengucapannya adalah dengan sedikit merenggangkan kedua bibir (bibir tidak menempel) atau menyentuhkan gigi seri atas dengan bibir bawah. Akan tetapi – wallohu a’lam - yang lebih kuat menurut para ulama adalah kedua bibir tetap menempel/tertutup akan tetapi menempel dengan lembut (tidak ditekan). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan. 38 Cara pengucapannya adalah nun mati atau tanwin disamarkan, namun posisi bibir atau lidah sudah siap masuk ke huruf berikutnya dengan menahan ghunnahnya. Sehingga cara pengucapan ikhfa’ berbeda-berbeda tergantung makroj huruf berikutnya. Jika sesudahnya adalah huruf isti’la’ ( ) ص ض ط ظ قmaka ikhfa’ juga harus dibaca tafkhim (tebal), dan jika sesudahnya adalah huruf istifal ( ) ت ث ج د ذ ز س ش كmaka ikhfa’ juga harus dibaca tarqiq (tipis). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan.
(#θßϑÅ¡ø)tFó¡s? βr&u
$pκÉJøtrB ÏΒ
×πuŠÏΖ≈oÿsS 7‹Í×tΒöθtƒ
%[`$¯gwR [!$tΒ
×πtƒÍ‘%y` ×÷tã
!$uΖÏF−ƒÍh‘èŒ ÏΒuρ
È≅ø‹©9$# Äs\è=èO ÏΒ
×≅ŠÏΗsd ×0ö9|Ásù
$]%$yδÏŠ $U™ù(x.uρ
78÷0Å° ÏΒ
8ìƒÎ0ŸÑ ÏΒ ωÎ) îΠ$yèsÛ öΝçλm; }§øŠ©9 ÏM≈t6ÍhŠsÛ ÏΒ (#θè=à2
ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ’Îû yϑÎ/ 9≅ŠÎ=s% 9‘ô‰Å™ ÏiΒ #Z08ÏWŸ2 $Z ≈n=ÏF÷z$#
Èβ$tGx Í←!$sÛ βÎ)uρ ZοtÎγ≈sß “\è%
#sŒÎ*sù ×πtã$sÛ ÏµÏΒöθs% ∅ÏΒ zΟtGx. £ϑÏΒ
Praktek Surat Al Muzzammil
u!%y` tΒ
çµ≈oΨø‹yfΡr'sù ϵÏΡρߊ ÏΒ Νä.u‘É‹ΡT{
tΑÌ“Ρé&
çµ≈oΨø9t“Ρr&
ß≈|¡ΡM}$# t,Î=äzuρ
Wξç7ß™ %[`$y∨Ïù
#Y‰ƒÏ‰x© $\/#x‹tã
$\↔ø‹x© Ó§ø tΡ
öΝà2ρ‘‰|¹ βr&
šχρç0|ÇΖãƒ
¨≅|Ê tΒuρ
É#øŠ|Ê tã
4xösÛ tΒ
$Y6ÍhŠsÛ #Y‰‹Ïè|¹
×πt6Íh‹sÛ ×οt$ù#t/
βρãsàΖãƒ
$yϑßγ≈oΨø)tFx sù $Z)ø?u‘
ôMn=yz ô‰s% ×π¨Βé&
tx x. tΒuρ
§ΝèO Wξ‹Î=s%
7ŠθàÒΖ¨Β
tβρãÝàΖtƒ
’Îû @≅ä.
;οtyϑrO ÏΒ
éøu”∴tƒ
ó=|ÁΡ$$sù
$Z)Íh‹|Ê $ZΡ%s3tΒ
y‰ŠÏϑs? βr&
ÏNöθyϑø9$# èπs)Í←!#sŒ <§ø tΡ ‘≅ä.
9‘θä3x© 9‘$¬7|¹
$tΡöÝÁΡ$$sù
öΝçFΖä.
4 öΝÍκÍh5u‘ y‰ΖÏã
7πy∞Íh‹y™ ÏΒ ΟßγtFø9r'y™ Í.s!uρ
$[sÎ=≈|¹ Wξyϑtã
908Îγsß ÏiΒ
öΝä3ÏΖƒÏŠ ÏΒ
̓̓Ψσø:$# ãΝøtm:uρ
tΑt“Ρr&uρ
Zπy∞ÍhŠy™ Zπyè≈x x© #YŠ#y‰Ï© $Yèö7y™
óΟä.u!%y` βÎ)
ΟÎγÎn/u‘ Ìò2ÏŒ tã
χρâ‘x‹Ζãƒ
|MΡr&
§ΝèO $YèŠÏϑy_
;M≈¨Ζy_ ÏiΒ Èβρߊ ÏiΒ
#YŠ#y‰Ρr&
$yγ8©.y— tΒ yxn=øùr& ô‰s% ãβθä3u‹y™ βr&
ΟçFΡr&uρ
ΛäΨtΒ#u
tβρãÅ3ΖãΒ
óΟÏδÍ‘θßγàß tã öΝæηçFt⊥÷FÏù ä3s? óΟs9
$yγÝÁà)ΨtΡ
öÝàΡ$# öΝåκ|¦à Ρr&
ã≅ö6s% ÏΒ (#θä9$s% βr&
šχ%Ÿ2 βÎ)uρ š óΟçFΖà2 βÎ)
HUKUM MIM MATI
1.
8 0t W Qn ( F0 W Qn )
: Mim mati bertemu dengan huruf
W
. Mim mati
langsung dimasukkan kedalam huruf mim berikutnya disertai manahan ghunnah sekitar dua harokat (sama persis dengan cara pengucapan huruf mim yang bertasydid), misal :
šχθàÊÌ÷è•Β ΟÎγÎn/u‘ Ìò2ÏŒ tã
2.
eC V )h CH
(#θçΡ%x. $¨Β Μçλm;
¨Β Νåκ÷]ÏΒuρ
: Mim mati bertemu dengan huruf
(#θçΡ%x. $¨Β Νåκ÷]tã
9
. Cara
pengucapannya sama persis dengan pengucapan iqlab (lihat catatan kaki nomor 3°).39
È≅øŠ©9$$Î/ Νà2àσn=õ3tƒ tΒ
Ç≈uΗ÷q§9$# Ìò2É‹Î/ Νèδuρ
$yγ1§θ|¡sù öΝÎγÎ6/Ρx‹Î/ Οßγš/u‘ óΟÎγøŠn=tæ tΠy‰øΒy‰sù
3.
eC V & tβρà$Î#≈yz $pκ/Ïù öΝèδ
Î0ö8sƒø:$#uρ Îh0¤³9$$Î/ Νä.θè=ö7tΡuρ
708Î6y‚©9 7‹Í×tΒöθtƒ öΝÍκÍ5 Νåκ®5u‘ ¨βÎ)
ϵÎ/ Νä.u‘É‹ΡT{ ;οu‘$y∨Ït¿2 ΝÎγ‹ÏΒös?
: Mim mati bertemu dengan seluruh huruf selain
9
dan W . Mim mati dibaca jelas tanpa menahan ghunnah.40
ºπ¨ΖÏ.r& öΝÍκÍ5θè=è% 4’n?tã
ä3s? óΟs9
$YèŠÏΗsd öΝèδç0à³øtwΥ
óΟßγsù öΝåκ|¦à Ρr&
tβρãsàΖムöΝèδ Ÿωuρ $yδ¨Šu‘ šχθãè‹ÏÜtFó¡o„ Ÿξsù öΝåκçJyγö7tFsù ZπtFøót/ ΝÎγ‹Ï?ù's? ≅t/ Praktek Surat Al Fiil , Al Isro’ : 68- 71 , Al Mu’minun : 51 -76
39
Kesalahan umum saat membaca ikhfa’ syafawi adalah tidak menahan ghunnahnya. . Kesalahan yang umum terjadi adalah ketika huruf mim mati bertemu dengan huruf فsering dibaca samar atau dengan menahan ghunnah. 40
HUKUM MAD (BACAAN PANJANG) Secara global hukum mad dibagi menjadi dua : (1) Mad Asli, dan (2) Mad Far’i (cabang). 1. Mad Asli. Panjangnya dua harokat(tidak boleh lebih atau kurang), yang termasuk mad asli adalah 41: 1. Mad Thobi’i : Apabila ada alif setelah huruf berfathah, ya’ sukun setelah huruf berkasroh, atau wawu sukun setelah huruf berdlommah42 :
yv S ev S (v
2. Mad Badal
: Yaitu hamzah yang dibaca mad : misal tΠyŠ#u , $YΖ≈yϑƒÎ)
3. Mad ‘Iwadl
: Berhenti pada huruf berharokat fathah tanwin selain huruf
_ .
cara
membacanya adalah dengan menghilangkan tanwin, dan membaca huruf tersebut dua harokat43. Misal : $VϑŠÅ3ym
$¸ϑŠÎ=tã
4. Mad Tamkin : Yaitu jika ada ya’ yang bertasydid bertemu dengan ya’ sukun. Panjangnya 2 harokat : misal : z↵ÍhŠÎ;¨Ψ9$# zÏiΒ 5. Mad Shilah Qoshiroh (sughro) : Adalah huruf ha’ (k ) dlomir (kata ganti ketiga tunggal)44, yang sebelumnya dalah huruf hidup. Misal …絯ΡÎ) , ϵÎ/ . 45 Praktek Surat Al Furqon 1- 11
41
Banyak pula ulama yang menggolongkan mad asli hanya mad thobi’i, dan menggolongkan mad badal, mad ‘iwadl, mad tamkin, dan mad shilah qoshiroh dalam mad far’i (cabang), tidak dalam mad asli. Namun intinya tetap dibaca 2 harokat. 42 Di dalam mushaf timur tengah tidak ada fathah/kasroh/dlommah yang berdiri. 43 Kesalahan umum yang terjadi ketika membaca mad ‘iwadl adalah membacanya lebih dari dua harokat dengan anggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya pada mad ‘iwadl ketika mau ruku’. 44 Ha’ dlomir (kata ganti ketiga tunggal) selalu dibaca panjang jika sebelumnya adalah huruf hidup, dan selalu dibaca pendek jika sebelumnya huruf sukun atau huruf mad. Pengecualian pada kalimat –kalimat :
$ºΡ$yγãΒ ÏµŠÏù ô$é#øƒs†uρ öΝä3s9 çµ|Êötƒ ( ÷µÅ_ö‘r&
(QS. Al Furqon : 69) : ha’ dlomir (
( QS. Az Zumar : 7). : ha’ dlomir (
(QS. Al A’rof : 111), dan
÷µÉ)ø9r'sù
. ) dibaca panjang.
. ) dibaca pendek.
(QS. An Naml : 28) : ha’ dlomir (
. ) dibaca sukun.
45
Dalam mushaf cetakan Indonesia, mad shilah biasanya ditandai dengan dlommah atau kasroh yang berdiri. Namun dalam mushaf timur tengah, dlommah dan kasroh tetap seperti biasa, tapi setelah dlommah terdapat huruf wawu kecil, dan setelah kasroh terdapat huruf ya’ yang berbentuk seperti sudut (
)
2. Mad Far’i (cabang). Suluruh mad, panjang aslinya adalah dua harokat. Panjang mad menjadi lebih dari dua harokat jika ada sebab. Dan jika sebab tersebut tidak ada, maka tidak boleh sama sekali memanjangkan mad lebih dari dua harokat. Sebab tersebut secara global dibagi dua yaitu : 1. Sebab Hamzah : 1. Mad Wajib muttasil: Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah dalam satu kalimat(kata). Panjangnya 4 atau 5 harokat. misal : Ï!$uΚ¡¡9$#uρ , u!$y_ ,
tβθä9u!$|¡s? , uü“(%É`uρ ,
[!$|¡ÎΣuρ ,
é&þθãΖtGs9 Praktek Surat Al Baqarah ayat 13 - 24
2. Mad Jaiz Munfashil : Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah di lain kalimat. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. Misal : çµ≈oΨø9t“Ρr& !$¯ΡÎ)
y71u‘÷Šr& !$tΒuρ . Praktek
Surat Al Kafirun. 3. Mad Shilah Thowilah (kubro) : Yaitu jika setelah mad shilah qoshiroh (sughro) ada huruf hamzah. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. 46misal :
…çνt$s#÷{r& ÿ…ã&s!$tΒ , …çνãô_r& ÿ…ã&s#sù , Praktek Ayat Kursi ( QS. Al Baqarah : 255) 2. Sebab Sukun 1. Mad ‘Aridl lissukun : Yaitu jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya adalah 2, 4, 6 harokat47. Misal.
∩⊄∪ šÏϑn=≈yèø9$# Å_Uu‘ ∩⊂∪ ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$#٤٨ . Praktek Surat At Tiin. 46
Bacaan yang umum kita gunakan adalah bacaan dengan riwayat Hafsh dari ‘Ashim dengan Jalur (thoriqoh) Syathibiyyah. Dalam jalur syathibiyyah, mad jaiz munfashil dan mad shilah thowilah hanya boleh dibaca 4 atau 5 harokat (tidak boleh 2 harokat). Sedangkan mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah yang boleh dibaca 2 harokat, adalah jalur (thoriqoh) Thoyyibatun Nasyr, yang jika kita menggunakannya (membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 2 harokat) terdapat konsekwensi-konsekwensi perubahan dalam beberapa hukum tajwid yang lain. Jika kita tidak memahami konsekwensi-konsekwensi tersebut, maka lebih baik tetap membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 4 atau 5 harokat.( Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, 1/ 296-298) 47 Banyak orang yang beranggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya ketika mau ruku’. Sedangkan yang dapat dipanjangkan hingga 6 harokat hanyalah jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Jika tidak maka tetap harus dibaca mad asli . misal mad thobi’i
∩⊂∪ $R/#§θs?
tβ%Ÿ2…絯ΡÎ) .
∩⊇∪4y›θãΒuρ tΛÏδ≡tö/Î) :É#çtྠ, atau mad ‘iwadl, misal :
2. Mad Lin : Yaitu jika wawu atau ya’ sukun setelah huruf yang berharokat fathah, dan sesudahnya ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya 2, 4, atau 6 harokat. Misal : ÏMøGt7ø9$# #x‹≈yδ
. ¤∃öθyz ôÏiΒ . Praktek Surat Al Quraisy.
3. Mad Farq : Yaitu mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harokat. Di dalam Al qur’an hanya ada empat pada empat tempat, yaitu kalimat
ÈøtŸ2©%!!#u (QS. Al An’am ayat 143, dan 144), dan kalimat ª!!#u (QS. Yunus ayat 59 dan An Naml ayat 59)
4. Mad lazim : Mad lazim dibagi empat macam , seluruhnya wajib dibaca 6 harokat. Mad lazim Mutsaqqol Kalimi ;Yaitu mad asli bertemu huruf yang bertasydid49. Misal
3“u0ö9ä3ø9$# èπ¨Β!$©Ü9$# ÏNu!%y` #sŒÎ*sù 9‘$¯Ρ ÏiΒ 8lÍ‘$¨Β ÏΒ ¨β!$yfø9$# t,n=yzuρ
،
،
tÏj9!$Ò9$# Ÿωuρ
èπ¨z!$¢Á9$# ÏNu!%y` #sŒÎ*sù
Praktek surat Al An’am : 76-80 Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi : Yaitu mad badal bertemu huruf sukun. Di dalam Al Qur’an hanya ada pada 2 tempat (QS. Yunus ayat 51 dan 91 dengan kalimat yang sama yaitu : z≈t↔ø9!#u Mad Lazim Mutsaqqol Harfi :Yaitu huruf
% ?! !1 / " di awal-awal surat yang
diidghomkan. Cara bacanya adalah dengan membaca abjadnya dan dipanjangkan 6 harokat kemudian diidghomkan pada huruf berikutnya. Misal: $Ο!9# Mad Lazim Mukhoffaf Harfi : yaitu huruf
% ?! !1 / " di awal-awal surat yang
tidak diidghomkan. Misal üÉ , úX , úχ
48 49
Jika yang dimatikan adalah mad wajib muttashil, maka dibaca 5 atau 6 harokat misal : . Ï!$uΚ¡¡9$#
Kesalahan umum saat membaca Mad lazim mutsaqqol kalimi adalah huruf yang bertasydid setelah bacaan mad tersebut dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau langsung masuk ke tasydid dan tidak memanjangkan mad 6 harokat.
Secara keseluruhan huruf-huruf yang dipakai sebagai pembuka surat ada 14 huruf,
[ 0Y $ < A 5 .
yang dapat dirangkai menjadi
Huruf-huruf tersebut
kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1- Huruf-huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan dipanjangkan 6 harokat, ada 8 huruf dirangkai menjadi
% ?! !1 / "
2- Huruf-huruf yang dibaca mad thobi’i
(2 harokat) dan tidak dibaca abjad
hijaiyyahnya, ada 5 huruf dirangkai menjadi : &
5 Misal :µÛ dibaca :
F± 50 ,
5
3- Huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan tidak dipanjangkan sama sekali, yaitu huruf alif () ا Secara praktek, ketika menyambung huruf-huruf tersebut dalam satu rangkaian bacaan, berlaku hukum nun mati dan mim mati. Misalnya huruf d (W ) bertemu dengan huruf W (%0 ), maka berlaku hukum Idghom Miimi. Dan Jika huruf
d (W ) bertemu dengan huruf
, maka berlaku hukum Idhar Syafawi (lihat bahasan Mim Mati). Demikian juga jika huruf (/ ) bertemu dengan huruf ¨ (nP), maka berlaku hukum Ikhfa’. Dan jika huruf c (A ) bertemu dengan huruf W (%0 ), maka berlaku hukum Idghom Bighunnah (lihat bahasan nun mati ). Dst. Praktek
û§Û
µÛ úχ
üÈèÿ ‹γ2 ! úX
ý,¡ û ã ÿ
ϑ ý 9! # $Οm
9! #
üÈϑ ý 9! # Ο $ 9! #
üÉ
û§ƒ Ο $ ¡ û Û
Catatan :
Tanda ( ~ ) bukanlah tanda baca, bukan pula sebab mad menjadi panjang. Akan tetapi sebabnya adalah yang telah disebutkan diatas. Misal dalam kalimat :
∩⊄∪ ‘ 4 ϑ y ã ô { F #$ νç u %! ` y β&r ∩⊇∪ #’<¯ θu ?s ρu § } 6t ã t Dalam kalimat #’¯
~ ) karena ada
hamzah ( )أpada ayat berikutnya. Jadi jika
berhenti pada kalimat #’¯
50
Para ulama juga menggolongkannya pada mad asli. Kesalahan umum saat membaca huruf-huruf ini (
adalah dibaca abjad hijaiyyahnya, atau dibaca lebih panjang dari dua harokat.
& 5 F±
)
ayat berikutnya . Namun jika disambung (washol) dengan ayat berikutnya, maka dibaca mad jaiz munfasil karena ada sebab hamzah. Tanda ( ~ ) sifatnya hanya membantu, bukan patokan. Demikian pula misalnya pada kalimat :
ϑ Ï =n ≈èy 9ø #$ U _Å ‘u ! ¬ ‰ ß ϑ ô s y 9ø #$ ∩⊂∪ Ο É Šm Ï § 9#$ Ç ≈Ηu q ÷ § 9#$ ∩⊄∪ š Jika berhenti (waqof) pada kalimat Ïϑn=≈yèø9$# , maka dibaca mad ‘aridl lissukun (2- 6 harokat), karena ada sebab setelah mad ada huruf yang dimatikan. Namun jika Ïϑn=≈yèø9$# disambung (washol) dengan ayat berikutnya , maka harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebab mad dapat lebih panjang dari dua harokat tidak ada. Jadi untuk memastikan suatu mad dapat lebih panjang dari dua harokat atau tidak, adalah dengan memastikan ada tidaknya sebab-sebab yang telah diuraikan diatas.
MACAM-MACAM IDGHOM 1. Idghom Mutamatsilain (8 0J D
WQn )
Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang sama makroj dan sifatnya (huruf yang sama), yang sebelumnya sukun , dan yang berikutnya berharokat(hidup) sehingga seolah-olah menjadi satu huruf bertasydid . Misal :
šχθèù$sƒs† ω ≅t/ ،
ÝVöθyϑø9$# ãΝœ3.Í‘ô‰ãƒ
،
(#θè=yz¨Š ‰s%uρ ،
öΝßγè?t≈pgÏkB Mpt¿2u‘ $yϑsù š‚$|ÁyèÎn/ >Î0ôÑ$#
Huruf dal dan ba’ tidak boleh dibaca qolqolah, tetapi langsung masuk pada huruf berikutnya
(#θçΡ%x.¨ρ (#θ|Átã
(#θãΖ|¡ômr&¨ρ (#θs)¨?$# §ΝèO (#θãΖtΒ#u¨ρ (#θs)¨?$# §ΝèO ،
Νèδ¨ρ (#θ©9uθtGs9
Huruf wawu tidak boleh ditahan seperti idhgom bighunnah, akan tetapi cukup ditekan secara wajar. Jika huruf wawu atau ya’ merupakan huruf mad, maka tidak dapat diidghomkan pada huruf berikutnya. Misal :
(#θè=t6ø%r&uρ (#θä9$s%
،
šχθßsÎ=ø è? öΝä3ª=yès9 ©!$# (#θà)¨?$#uρ (#θäÜÎ/#u‘uρ (#ρãÎ/$|¹uρ (#ρç0É9ô¹$# <§øtwΥ ÏΘöθtƒ ’Îû
2. Idghom Mutajanisain ( 1 ;D
WQn )
â¨Èθó™uθム“Ï%©!$#
Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang sama makrojnya namun berlainan sifatnya. Misal :
(#þθßϑn=¤ß ŒÎ) ãΝ›?Šu‘r& ÷βÎ)uρ
÷Λ–n‰t6tã $¨Β
ôΜ›?‰|Áym
$yϑà6è?uθô㨊 Mt6‹Å_é& ô‰s% tΑ$s%
šχθßϑn=÷è¨? ‰s%uρ
óΟçFôϑn=¤ß ŒÎ) t¨t6¨? ‰s%
ظ--- ذ ت---
د
$yϑßγ−/u‘ ©!$# #uθt㨊 Mn=s)øOr& !$£ϑn=sù د--- ت
( ×πx Í←!$©Û Ntx x.uρ Ÿ≅ƒÏℜu0ó Î) û_Í_t/ .ÏiΒ ×πx Í←!$©Û MuΖtΒ$t↔sù ط-- ت y7Ï9≡©Œ ]yγù=tƒ
ذ-- ث
$oΨyè¨Β =Ÿ2ö‘$#
ب–م
Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga dinamakan idghom taam/sempurna.
óΟçFÛ§sù ،
|MÜ|¡o0 .È⌡s9 ،
àMÜymr&
ط– ت
Huruf tho’ tidak gugur seratus persen. Qolqolah pada huruf tho’ tidak dibaca, namun sifat Ithbaq atau sifat tebal(tafkhim) tho’ masih ada, sehingga dinamakan Idhgom Naqish /tidak sempurna. 3. Idghom Mutaqoribain (8 0# "D
WQn )
Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang berdekatan makroj dan sifatnya. Misal :
%Z.u‘$t7•Β Zωu”∴ãΒ Í_ø9Ì“Ρr& Éb>§‘ ≅è%uρ
4 ϵø‹s9Î) ª!$# çµyèsù§‘ ≅t/
ö/ä3š/§‘ ≅t/ /œ3)è=øƒwΥ óΟs9r&
٥١
ل–ر
M–
Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga juga termasuk idghom taam/sempurna.52
Catatan : Ada suatu kesalahan yang rawan terjadi yaitu membaca idghom pada huruf-huruf yang harus dibaca idhar/ jelas : Misal :
(#θ=è z y Šy Œø )Î !$oΨøùu0|À øŒÎ)uρ
51
n–3
S
¨–3 S
$Ζu =ù èy _ y Œø )Î ρu
–3
S
çνθãΚçF÷èÏÿxœ øŒÎ)
c–3
S
ó γ Ο Î Š?Ï 'ù ?s Œø )Î z−ƒy— øŒÎ)uρ
I–3 -–3
Sebagian Ulama ada yang menggolongkannya pada Idghom Mutajanisain. Dalam Mushaf Timur tengah, jika idghom taam (sempurna ), maka huruf yang diidghomi ditandai dengan tasydid. Dan jika idghom naqish (tidak sempurna), maka tidak diberi tasydid. 52
ó γ Ο ß ≈Ρt Š÷ —Î M ô 7t z y ZπyϑÏ9$sß ôMtΡ%x.
-–I S ©–I S
Νδ è Šß θ=è _ ã M ô gp Ö ¾ Ωm
–I S
ßìÏΒ≡uθ|¹ ôMtΒÏd‰çλ°;
¨–I S
Šß θϑ ß Or M ô /t ‹ ¤ .x
¯–I
$¹/#u0| ôMtΡ%s3sù
c–I
$Ζ¨ ƒ− —y ‰ ô ) s 9s ρu
-v n S
$Ρt &ù ‘u Œs ‰ ô ) s 9s ρu
3–n S
ö 2 Ν à u %! ` y ‰ ô ) s 9s
–n
$oΨøù§0|À ô‰s)s9uρ
¨–n S
$yγx tóx© ô‰s%
–n S
yìÏϑy™ ô‰s%
c–n
§ Ü ä Ê ô #$ Ç ϑ y ùs
X v S
y ϑ 7 y =n sß ‰ ô ) s 9s
©–n S
Huruf-huruf dalam bacaan diatas (Sn
#( θ=[ Ê | ‰ ô %s
–n
SI S3 ) tetap harus dibaca idhar (jelas), dan tidak boleh
dibaca idghom. Dan pada huruf (n ) tetap harus dibaca qolqolah.53
53
‘Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Op. Cit. 1/ 245-247. Kalimat-kalimat yang digaris bawah adalah kalimat-kalimat
yang paling rawan terjadi kesalahan.
WAQOF Waqof artinya berhenti, lawannya adalah washol yang artinya sambung(terus). Masalah waqof dan washol merupakan hal yang sangat penting dalam tilawah Al Qur’an. Karena waqof dan washol sangat terkait dengan makna ayat. Jika tidak tepat dalam waqof dan washol, maka boleh jadi akan merubah makna. Bahkan Ali bin Abi Tholib ra. ketika ditanya tentang makna firman Allah swt. ²¦
beliau menjawab :
4 ,! ! G 4 [
: ; *
¸ξ‹?Ï ö ?s β t #u ö ) à 9ø #$ ≅ È ?oÏ ‘u ρu
(membaca huruf dengan tajwid dan
mengetahui waqof.)55
Sehingga berdasarkan pernyataan Ali bin Abi Tholib ra. tersebut, seseorang belum dapat dikatakan membaca Al Qur’an dengan tartil jika tidak menguasai masalah waqof. Dari segi makna ayat, waqof dibagi 4 macam, yaitu : 1.
W D$
,
:
Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya dan tidak
terkait dengan ayat berikutnya baik lafadz maupun maknanya. Misal :y
ó γ Ο Î Šø =n æ t í #! θu ™ y #( ρã x .x š % Ï !© #$ β ¨ )Î ∩∈∪ χ š θs ß =Î ø ϑ ß 9ø #$ Ν ã δ è 7 y ×Í ≈¯ 9s ρ' &é ρu ( Ν ö γ Î /nÎ ‘§ ΒiÏ “‰ W δ è ’ 4 ?n ã t 7×Í ≈¯ 9s ρ' &é ∩∉∪ tβθãΖÏΒ÷σムŸω öΝèδö‘É‹Ζè? öΝs9 ÷Πr& öΝßγs?ö‘x‹Ρr&u 2.
FG?
,
:
Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurnya maknanya namun
secara lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Misal :
4 ?n ã ’ t ! ª #$ Ν z Ft z y ∩∉∪ β t θΖã ΒÏ σ÷ ƒã ω Ÿ Ν ö δ è ‘ö ‹ É Ζ?è Ν ö 9s Π÷ &r Ν ö γ ß ?s ‘ö ‹ x Ρ&r u Ο ó γ Î Šø =n æ t í #! θu ™ y #( ρã x .x š % Ï !© #$ β ¨ )Î ( öΝÎγÏèôϑy™ 4’n?tãuρ öΝÎγÎ/θè=è% 3.
8 1 [
,
:
yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya namun
ma’na dan lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Oleh karena itu dianjurkan untuk memulai dari kalimat sebelumnya. Kecuali jika di akhir ayat. Misal :
∩⊂∪ tβθà)Ï ΖムöΝßγ≈uΖø%y—u‘ $®ÿÊΕuρ … nο4θn=¢Á9$# tβθãΚ‹É)ãƒuρ Í=ø‹tóø9$$Î/ tβθãΖÏΒ÷σムtÏ%©!$#
54 55
QS. Al Muzzammil ayat 4 Ibnul Jazariy , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub; Juz 1 hal 254
4.
0U"
,
: Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna maknanya, yang jika
dilakukan akan memberikan makna yang tidak bagus atau bahkan merubah arti. Misal ::
∩⊆∪ ÉÏe$!$# ÏΘöθtƒ .. Å 7Î=≈tΒ Waqof ini jika dilakukan dengan sengaja maka hukumnya tercela, kecuali jika berhenti karena darurat, seperti nafas habis, batuk, bersin, atau menguap, maka wajib mengulang. Untuk mengetahui kaidah waqof-waqof diatas, tentu saja sangat diperlukan pemahaman terhadap makna ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab. Namun agar waqof tilawah kita tepat dan terhindar dari kesalahan arti (terutama bagi yang tidak menguasai tata bahasa arab), maka dalam mushaf Al Qur’an diberikan tanda-tanda waqof yang disesuaikan dengan makna ayat. Dan bagi yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab, maka ia tidak terikat dengan tanda-tanda tersebut. Karena tanda-tanda tersebut sifatnya tidak mutlak. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al Jazari :
K UA 0Q W ... K @ , 8 "! g 0 “Di dalam Al Qur’an tidak ada waqof yang sifatnya wajib atau haram kecuali karena suatu sebab.56 Bahkan boleh jadi kita dapati satu cetakan mushaf yang satu dengan yang lainnya, dalam satu ayat yang sama memiliki tanda waqof yang berbeda. Tanda-tanda waqof tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
¢ ط 3 ج
( @
¡ ¡
: harus waqof : lebih utama waqof : lebih utama waqof : boleh waqof boleh wasol : lebih utama washol : berhenti pada salah satu tanda : tidak boleh waqof57
56
Imam Ibnu Al Jazari., Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah Berhenti diakhir ayat tetap boleh walaupun terdapat tanda (0) di akhir ayat, namun harus melanjutkan ayat berikutnya (tidak berhenti tilawah). Misalnya : 0 57
∩∈∪ tβθèδ$y™ öΝÍκÍEŸξ|¹ tã öΝèδ tÏ%©!$# ∩⊆∪ š,Íj#|Áßϑù=Ïj9 ×≅÷ƒuθsù
Catatan : Ketika waqof, huruf terakhir harus mati atau dimatikan. Tidak boleh waqof dalam kondisi huruf hidup, baik waqof ditengah ayat maupun di akhir ayat. Imam Al Jazari menyatakan :
2 7> ?! # , 3 “Hindari waqof dengan harokat (huruf hidup)”58
Jika huruf terakhir adalah huruf mati, maka dibaca apa adanya : misal (huruf yang terakhir adalah alif)
∩⊇∪ $yγ8ptéÏuρ ħ÷Κ¤±9$#uρ v
∩⊇⊆∪ Í_ƒÏŠ …ã&©! $TÁÎ=øƒèΧ ß‰ç7ôãr& ©!$# È≅è% v ∩⊇∪ öΝßγn=≈uΗùår& ¨≅|Êr& «!$# È≅‹Î6y™ tã (#ρ‘‰|¹uρ (#ρãx x. tÏ%©!$# v ( (#ρy‰tG÷δ$# ωs)sù ϵÎ/ ΛäΨtΒ#u !$tΒ È≅÷VÏϑÎ/ (#θãΖtΒ#u ÷βÎ*sù v Jika huruf terakhir adalah huruf hidup, maka harus dimatikan 59(termasuk jika huruf sebelum akhir juga huruf mati), misal :
∩⊇∪ ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0
v
( ϵÎ/ ¤Ïù%x. tΑ¨ρr& (#þθçΡθä3s? Ÿωuρ öΝä3yètΒ $yϑÏj9 $]%Ïd‰|ÁãΒ àMø9t“Ρr& !$yϑÎ/ (#θãΖÏΒ#uuρ
v
4 …çµs9 šχÏŒr& ôyϑÏ9 ωÎ) ÿ…çνy‰ΨÏã èπyè≈x ¤±9$# ßìx Ζs? Ÿωuρ
v
60
58
59
, Imam Ibnu Al Jazari. Loc. Cit. Pengecualian jika berhenti (waqof) pada lafadz
uÇ8s?#u !$yϑsù
(QS. An Naml ; 36), maka boleh mematikan pada
huruf ya’, sehingga dibaca famaa aataanii. Atau boleh juga mematikan pada huruf nun dan huruf ya’ tidak dibaca, sehingga dibaca famaa aataan.
4 }‘Ïδ $tΒ $uΖ©9 Îit7ムy7−/u‘ $uΖs9 äí÷Š$# (#θä9$s%
v
∩⊄∉∪ u’Í∋#u0©I9$# ÏMtón=t/ #sŒÎ) Hξx.
v
( }‘≈−ƒÎ)uρ ã≅ö6s% ÏiΒ ΟßγtFõ3n=÷δr& |Mø⁄Ï© öθs9 Éb>u‘ tΑ$s% èπx ô_§9$# ãΝåκøEx‹s{r& !$£ϑn=sù (
v
4 uθèδ ωÎ) y7În/u‘ yŠθãΖã_ ÞΟn=÷ètƒ $tΒuρ
v
( uθèδ ωÎ) tµ≈s9Î) Iω ª!$# š_É<ó¡ym ö≅à)sù (#öθ©9uθs? βÎ*sù
v
∩⊇∪ ßx÷Gx ø9$#uρ «!$# ãóÁtΡ u!$y_ #sŒÎ)
v
4 çνöÏ øótGó™$#uρ y7În/u‘ ωôϑpt¿2 ôxÎm7|¡sù
v
( Ä“ô‰oλù;$# zÏΒ u0y£øŠtGó™$# $yϑsù öΝè?÷0ÅÇômé& ÷βÎ*sù
v
∩⊄∪ Í‘ô‰s)ø9$# ä's#ø‹s9 $tΒ y71u‘÷Šr& !$tΒuρ ∩⊇∪ Í‘ô‰s)ø9$# Ï's#ø‹s9 ’Îû çµ≈oΨø9t“Ρr& !$¯ΡÎ)
v
(#öθ|¹#uθs?uρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ωÎ) ∩⊄∪ A0ô£äz ’Å∀s9 z≈|¡ΣM}$# ¨βÎ) ∩⊇∪ Î0óÇyèø9$#uρ
v
³¡
∩⊂∪ Î0ö9¢Á9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ Èd,ysø9$$Î/
Jika mati pada mad shilah, huruf . (ha’ dlomir) tetap harus dimatikan. Kesalahan umum saat waqof pada kondisi huruf sebelum akhir berharokat sukun(mati), adalah berhenti pada huruf sebelum akhir tersebut dan menghilangkan (tidak membaca) huruf yang terakhir sesudahnya. Atau kesalahan yang lain adalah dengan menghidupkan huruf yang terakhir. Yang tepat adalah huruf yang terakhir tetap dibaca (tidak hilang), namun hurus dimatikan. Sehingga huruf terakhir dan sebelum akhir sama-sama mati. 60 61
Jika huruf terakhir adalah ta’ marbuthoh (_ ), maka ketika mati menjadi huruf k , misal :
#·‘$tΡ 4’n?óÁs? ∩⊂∪ ×πt6Ϲ$¯Ρ ×'s#ÏΒ%tæ ∩⊄∪ îπyèϱ≈yz >‹Í×tΒöθtƒ ×νθã_ãρ ∩⊇∪ Ïπu‹Ï±≈tóø9$# ß]ƒÏ‰ym y79s?r& ö≅yδ
v
∩∈∪ 7πu‹ÏΡ#u A÷tã ôÏΒ 4’s+ó¡è@ ∩⊆∪ Zπu‹ÏΒ%tn öΝèδx‹s{r'sù öΝÍκÍh5u‘ tΑθß™u‘ (#öθ|Áyèsù ∩∪ Ïπt⁄ÏÛ$sƒø:$$Î/ àM≈s3Ï s?÷σßϑø9$#uρ …ã&s#ö6s% tΒuρ ãβöθtãöÏù u!%y`uρ v !$pκu/Ïès?uρ ZοtÏ.õ‹s? ö/ä3s9 $yγn=yèôfuΖÏ9 ∩⊇⊇∪ ÏπtƒÍ‘$pgø:$# ’Îû ö/ä3≈oΨù=uΗxq â!$yϑø9$# $tósÛ $£ϑs9 $¯ΡÎ) ∩⊇⊃∪ ºπu‹Î/#§‘ Zοx‹÷{r& $tG©.߉sù ãΑ$t7Ågø:$#uρ ÞÚö‘F{$# ÏMn=ÏΗäquρ ∩⊇⊂∪ ×οy‰Ïn≡uρ ×πy‚ø tΡ Í‘θGÁ9$# ’Îû y‡Ï çΡ #sŒÎ*sù ∩⊇⊄∪ ×πu‹Ïã≡uρ ×βèŒé& ∩⊇∉∪ ×πuŠÏδ#uρ 7‹Í×tΒöθtƒ }‘ÏSsù â!$yϑ¡¡9$# ÏM¤)t±Ρ$#uρ ∩⊇∈∪ èπyèÏ%#uθø9$# ÏMyès%uρ 7‹Í≥tΒöθuŠsù ∩⊇⊆∪ Zοy‰Ïn≡uρ Zπ©.yŠ Jika huruf terakhir berharokat fathatain ( ), maka ketika mati dibaca mad iwadl (lihat bab mad)62, kecuali pada huruf _ tetap dibaca seperti kaidah mati pada _ diatas. Misal:
∩⊆∪ $\èø)tΡ ÏµÎ/ tβörOr'sù ∩⊂∪ $\⇔÷6ß¹ ÏN≡u08ÉóèRùQ$$sù ∩⊄∪ %Znô‰s% ÏM≈tƒÍ‘θßϑø9$$sù ∩⊇∪ $\⇔÷6|Ê ÏM≈tƒÏ‰≈yèø9$#uρ v ∩∈∪ $ºèøΗsd ϵÎ/ zôÜy™uθsù $uΚåκ÷]ÏΒ £]t/uρ $yγy_÷ρy— $pκ÷]ÏΒ t,n=yzuρ ;οy‰Ïn≡uρ <§ø ¯Ρ ÏiΒ /ä3s)n=s{ “Ï%©!$# ãΝä3−/u‘ (#θà)®?$# â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ v $Y6ŠÏ%u‘ öΝä3ø‹n=tæ tβ%x. ©!$# ¨βÎ) 4 tΠ%tnö‘F{$#uρ ϵÎ/ tβθä9u!$|¡s? “Ï%©!$# ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 [!$|¡ÎΣuρ #Z08ÏWx. Zω%y`Í‘
62
Termasuk pada hamzah yang berharokat fathatain (ء ً
) walaupun sesudahnya tidak ada huruf alif.
4 [!#y‰ÏΡuρ [!$tãߊ ωÎ) ßìyϑó¡tƒ Ÿω $oÿÏ3 ß,Ïè÷Ζtƒ “Ï%©!$# È≅sVyϑx. (#ρãx Ÿ2 tÏ%©!$# ã≅sVtΒuρ v ∩⊂∈∪ [!$t±ΣÎ) £ßγ≈tΡù't±Σr& !$¯ΡÎ) v Jika huruf terakhir yang dimatikan bertasydid, ada beberapa kondisi : - Jika mematikan huruf mim dan nun yang bertasydid, maka huruf mim atau nun dimatikan dengan menahan ghunnahnya sekitar dua harokat , misal :
3 £ßγ©9 Ó¨$t6Ï9 öΝçFΡr&uρ öΝä3©9 Ó¨$t6Ï9 £èδ 4 ( £ÍκÈ]≈yϑƒÎ*Î/ ãΝn=÷ær& ª!$# ( £èδθãΖÅstGøΒ$$sù ;N≡tÉf≈yγãΒ àM≈oΨÏΒ÷σßϑø9$# ãΝà2u!%y` #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ∩⊂∪ Aβ!$y_ Ÿωuρ Ó§ΡÎ) ÿϵÎ7/ΡsŒ tã ã≅t↔ó¡ç„ ω 7‹Í×tΒöθuŠsù ∩∇∇∪ tÏΖÏΒ÷σßϑø9$# Å√GçΡ š Ï9≡x‹x.uρ 4 ÉdΟtóø9$# zÏΒ çµ≈oΨø‹¯gwΥuρ …çµs9 $uΖö6yftGó™$$sù -
Jika mematikan huruf qolqolah ( ق، ج، ) بyang bertasydid, maka huruf tersebut tidak langsung diqolqolahkan, tetapi ditahan sejenak baru diqolqolahkan (dipantulkan)63. Misal :
3 Ædkysø9$#uρ Ĩ$¨Ψ=Ï9 àM‹Ï%≡uθtΒ }‘Ïδ ö≅è% ( Ï'©#ÏδF{$# Çtã š tΡθè=t↔ó¡o„ * 3 Èd,ysø9$$Î/ ωÎ) ª!$# tΠ§ym ÉL©9$# }§ø ¨Ζ9$# (#θè=çFø)s? Ÿωuρ ( ‘,ptø:$# ãΠöθu‹ø9$# y7Ï9≡sŒ ∩⊇∪ ¡=s?uρ 5=yγs9 ’Î1r& !#y‰tƒ ôM¬7s? Éb>u‘ tΑθà)u‹sù ßNöθyϑø9$# ãΝä.y‰tnr& š†ÎAù'tƒ βr& È≅ö6s% ÏiΒ Νä3≈oΨø%y—u‘ $¨Β ÏΒ (#θà)Ï Ρr&uρ -
63
Jika mematikan huruf bertasydid selain pada dua kondisi diatas, maka dibaca mati dengan sidikit ditekan. Misal :
Kesalahan umum dalam masalah ini adalah misalnya dalam kalimat
Èd,ysø9$$Î/ 3
, adalah dengan sedikit
memanjangkan huruf ()ح. Yang tepat adalah menahan sejenak qolqolahnya baru dikeluarkan, bukan memanjangkan huruf sebelumnya, huruf sebelumnya tetap harus dibaca 1 harokat.
∩⊄∪ @ÏϑtGó¡•Β ÖósÅ™ (#θä9θà)tƒuρ (#θàÊÌ÷èムZπtƒ#u (#÷ρttƒ βÎ)uρ ∩⊇⊃∪ ”x pRùQ$# tør& >‹Í×tΒöθtƒ ß≈|¡ΡM}$# ãΑθà)tƒ 4 ¤ΑsŒF{$# $pκ÷]ÏΒ –“tãF{$# ∅y_Ì÷‚ã‹s9 ÏπoΨƒÏ‰yϑø9$# ’n<Î) !$oΨ÷èy_§‘ È⌡s9 tβθä9θà)tƒ 3 @≅sÜsù ×≅Î/#uρ $pκö:ÅÁムöΝ©9 βÎ*sù 4 ÄcÉ<¨Ζ9$# ’n?tã tβθ[=|Áム…çµtGx6Íׯ≈n=tΒuρ ©!$# ¨βÎ) ( ¤∃!#uθ|¹ $pκö/n=tæ «!$# zΝó™$# (#ρãä.øŒ$$sù ( ×0ö8yz $pκ/Ïù ö/ä3s9 «!$# Î0È∝¯≈yèx© ÏiΒ /ä3s9 $yγ≈oΨù=yèy_ šχô‰ç7ø9$#uρ zÏΒ ß≈sÜø‹¤±9$# çµäܬ6y‚tFtƒ ”Ï%©!$# ãΠθà)tƒ $yϑx. ωÎ) tβθãΒθà)tƒ Ÿω (#4θt/Ìh9$# tβθè=à2ù'tƒ šÏ%©!$# 4 Äb§yϑø9$# . Aρ߉tã ö/ä3s9 z≈sÜø‹¤±9$# ¨βÎ) -
ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN 1.
D? A
: berhenti sejenak tanpa bernafas pada ayat : ³´
2.
³°
WV
tβ#u‘ ö≅ 2 t/ ( ξx.
:
³³
5−#u‘ ô 2 tΒ Ÿ≅ŠÏ%uρ
65
#x‹≈yδ 3 2$tΡωs%ö¨Β
Memonyongkan (membulatkan) bibir
³¦
$VϑÍhŠs% v 2%y`uθÏã
ketika menahan ghunnah nun
tasydid sebagai isyarat dlommah yang terbuang pada ayat69 : $¨Ζ0Βù's? Ÿω 3.
: fathah dibaca miring ke kasroh(re’) pada ayat70: $yγ8y™öãΒuρ $yγ11øgxΧ «!$# Οó¡Î0
4. 7 0& 1 *
: yaitu hamzah kedua dibaca pertengahan antara hamzah dan alif pada ayat :71
@‘Ïϑygõƒ−#u
72
64
QS. Al Kahfi : 1-2 QS. Yasin : 52 66 QS. Al Qiyamah : 27 67 QS. Al Muthoffifin : 14 68 Selain empat ayat tersebut, pada QS. Al Haqqoh : 28-29 65
∩⊄∪ ÷µuŠÏΖ≈sÜù=ß™ Íh_tã y7n=yδ ∩⊄∇∪ ÷µ2 u‹Ï9$tΒ Íh_tã 4o_øîr& !$tΒ ketika washol dapat dibaca
D? A atau
idghom.
69
QS. Yusuf : 11 QS. Hud : 41 71 QS. Fushilat :44 70
72
Selain ayat tersebut,
7 0& 1 * juga dapat diterapkan pada Mad Farq yaitu kalimat : ª!!#u
dan
øtŸ2©%!!#u
5.
7 : U*
:
yaitu mengganti hamzah yang berharokat sukun dengan huruf ya’ sukun
pada ayat73 :
( ’ÎΤθçGø$#
sehingga membacanya adalah iituunii,74 bukan
I’tuunii, juga bukan u’tuunii.75 6.
7 "
:
yaitu dengan memindahkan harokat hamzah washol ke huruf lam pada
ayat76 :
5.
:, ! :
ãΛôœeω$# }§ø♥Î/
77
Wiqoyah artinya menjaga. Nun Wiqoyah yaitu nun yang dibaca kasroh
yang dimunculkan untuk menjaga agar tanwin tidak hilang, dibaca ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washol78, cara bacanya adalah tanwin dihilangkan, dan diganti dengan huruf nun kasroh (ni) misal79 :
73
QS. Al Ahqof : 4 Hamzah washolnya dibaca kasroh (i) karena harokat asli huruf ketiganya ( )تadalah kasroh, huruf ( )تtersebut menjadi dlommah karena menyesuaikan dengan huruf ( )وjama’ sesudahnya. (Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16.) 75 Sebenarnya tabdil adalah kaidah umum yang berlaku untuk setiap hamzah washol yang bertemu dengan hamzah asli yang sukun. Cara bacanya yaitu dengan mengganti hamzah asli yang sukun dengan huruf mad yang sesuai 74
dengan harokat hamzah washol. Misal dalam surat Al Baqarah 283 jika kita memulai pada bacaan
zÏϑè?øτ$#
maka
harus kita baca uutumina, bukan u’tumina. 76
QS. Al Hujurat : 11 Aslinya adalah bi’sal ismu, dipindah harokatnya menjadi bi’salismu 78 Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16. 77
79
Pada mushaf cetakan Indonesia biasanya sudah ditandai dengan huruf nun kecil dibawah, dan tanwinnya sudah dihilangkan. Pada mushaf timur tengah tidak ada nun kecil tersebut, namun tanwin tetap ditulis, dan hamzah washol ditandai dengan huruf alif diatasnya ada huruf shod kecil ($# ),. Walaupun nun wiqoyah tidak tertulis, ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washol ($#), nun wiqoyah tetap harus dibaca. Kesalahan umum yang terjadi adalah tanwin dihilangkan begitu saja tanpa membaca nun wiqoyah, dan langsung masuk ke huruf berikutnya.
(#þθ‘Òx Ρ$# #·θøλm;
…çµoΨö/$# îyθçΡ
∩⊄∪ ߉yϑ¢Á9$# ª!$# î‰ymr& ª!$# uθèδ ö≅è%
“Ï%©!$# $·èŠÏΗsd
ª!$#$·Βöθs%
4 ÏŠ$t7ø9$#uρ ϵŠÏù ß#Å3≈yèø9$# ¹!#uθy™
∩⊄∪ …çνyŠ£‰tãuρ Zω$tΒ yìuΗsd “Ï%©!$# >οt“yϑ—9 ;οt“yϑèδ Èe≅à6Ïj9 ×≅÷ƒuρ ∩⊄∉∪ 9‘#ts% ÏΒ $yγs9 $tΒ ÇÚö‘F{$# É−öθsù ÏΒ ôM¨VçGô_$# >πsVGÎ6yz >οtyft±x. 7πsWGÎ7yz >πyϑÎ=x. ã≅sVtΒuρ 6.
_ ; 1 $ ! :()
:
Yaitu ayat-ayat yang jika kita membacanya disyari’atkan untuk
melakukan sujud tilawah80. Jumhur ‘Ulama’ menyatakan hukum sujud tilawah adalah Sunnah Muakkadah.
d E D/ ; 1 G _ ; 1 $ W n 8 # 6 , 3 » v%A 0/ w ZPv ' d! A d , d , _ : Z#6 8 / R # I
6! ! $; G ; 1 G n ;1 R # W n 8 # 6! ! : : d! !": Z?U: ! `0p $ Z G B
0#=G n ;1 8# %1 k.« $ “dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Apabila anak adam membaca ayat sajdah kemudian sujud, maka menyingkirlah syetan dan menangis seraya berkata : celakalah diriku, anak adam disuruh sujud dan ia pun ber sujud, maka baginya surga. Dan aku disuruh sujud namun aku enggan, maka bagiku neraka. (HR. Muslim dan Ibnu Majah). Sujud tilawah disunnahkah bagi yang membaca maupun yang menyimak, baik diluar sholat maupun didalam sholat. Disyaratkan untuk sahnya sujud tilawah seperti syarat sahnya sholat yaitu : dalam kondisi suci dari hadats kecil dan besar, suci dari najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat81. Caranya: diawali takbir, kemudian sujud, lalu bangkit lagi dengan mengucapkan takbir. Bacaan sujud tilawah82, bisa sebagaimana bacaan sujud sholat, tiga kali
Z/ {( Fu# [UA
atau membaca :
A \$ p G k $ P " H ef' F& ; A B
A 6 < S B
< # S I
; A < %$ & ' 6 ' M U* k Y # " i 8 1 80
Ayat-ayatnya ada lima belas tempat yaitu : QS. Al A’rof : 206, Ar Ra’d:15, An Nahl : 50, Al Isro’ : 109, Maryam: 58, Al Hajj : 18 dan 77, Al Furqon: 60, An Naml :26, As Sajdah : 15, Shod : 24, Fushilat : 37, An Najm : 62, Al Insyiqoq : 21, dan Al Alaq: 19. 81 DR. Wahbah Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. 2/114, Imam Nawawi At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an hal. 111 82 DR. Wahbah Zuhaili , Ibid 2/118, Imam Nawawi, Ibid hal 118, Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah, 2002, 1/182, dari Hadits Riwayat Al Bukhori, Muslim, Al Baihaqi, At Turmudzi, Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ahmad.
“ Ya Allah untukMu aku sujud, kepadaMu aku beriman, dan kepadaMu aku berserah diri. Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya, Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta. ” Atau membaca ;
. *$ ,! [ # S k Y # A \$ V S k $ P " H ef' F& ; A “Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya” Atau bisa ditambah dengan membaca doa:
&U$" * S H 3! M / F & S - F./ O q S 6 F K D 2 %$ & ' S . n n M U/ 8 &D U$" * 2 F. “ Ya Allah tuliskanlan untukku di sisiMu dengan tilawah ini suatu pahala, dan ampunilah dosaku dengan tilawah ini, dan jadikanlah untukku di sisiMu suatu simpanan, dan terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari hambaMu Dawud”
7.
: D1 C Y . :
yaitu bulatan sempurna ( k ) diatas suatu huruf. Tanda ini biasanya
terdapat di mushaf timur tengah. Tanda tersebut diletakkan diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) baik ketika waqof maupun washol.
#0· 8èÏ ™ y ρu ξ W ≈=n î ø &r ρu 6ξ¡ Å ≈=n ™ y š Ì Ï ≈3 s =ù 9Ï $Ρt ‰ ô Ft ã ô &r $! Ρ¯ )Î #\ ƒ‰ Ï ) ø ?s $δ y ρ‘â ‰ £ %s π7 Ò ùÏ ΒÏ #( t ƒ‘Í #θu %s #( Šy θϑ ß Or β ¨ )Î ω I &r 3 3Ν ö κå 5® ‘u #( ρã x 2 Ÿ š χ θs ß =Î ø ϑ ß 9ø #$ Ν ã δ è 7 y ×Í ≈¯ 9s 'ρ&é ρu ( Ν ö γ Î /nÎ ‘§ ΒiÏ “‰ W δ è ’ 4 ?n ã t 7 y ×Í ≈¯ 9s ρ' &é ö δ Ν è ρu 7 y ‹ø 9s )Î $! Ζu ‹ø m y ρ÷ &r “ ü % Ï !© #$ Ν ã κÍ /ö =n ã t #( θu =è G÷ Ft 9jÏ Ν Ö Βt &é $! γ y =Î 6ö %s ΒÏ M ô =n z y ‰ ô %s π7 Β¨ &é ’ þ ûÎ 7 y ≈Ψo =ù ™ y ‘ö &r 7 y 9Ï ≡‹ x .x 4 Ç≈uΗ÷q§9$$Î/ tβρãà õ3tƒ $γ Y ≈9s )Î ÿ µÏ ΡÏ ρŠß ΒÏ #( θu ã ã ‰ ô Ρ¯ 9s Ú Ç ‘ö { F #$ ρu N Ï ≡θu ≈ϑ y ¡ ¡ 9#$ > ‘u $Ζu /š ‘u #( θ9ä $) s ùs #( θΒã $%s Œø )Î Ο ó γ Î /Î θ=è %è ’ 4 ?n ã t $Ψo Ü ô /t ‘u ρu $¸ÜsÜx© #]ŒÎ) !$oΨù=è% ô‰s)©9 ( ∩∠∪ ‰ 7 Š© Ï t /Î χ š θö ã t ö ùÏ Xâ ∆ö &r $! Βt ρu ( β t θö ã t ö ùÏ Xz ∆ö &r #( θþ èã 7t ?¨ $$ ùs µÏ ƒ' ∼ Z Βt ρu χ š θö ã t ö ùÏ ’ 4
8. 7 ! 0 ` D1
C Y .
:
yaitu bulatan lonjong diatas suatu huruf. Tanda tersebut diletakkan
diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) ketika washol, dan dibaca (dianggap ada) ketika waqof83.
I ρu Λ÷ n– ‰6t ã t $Β¨ ‰ Ó /Î %æ t $O Ρt &r ω ü Ì 2 “ ò % Ï !Î οn θ4 =n Á ¢ 9#$ Ο É %Ï &r ρu ’ΤÎ ‰ ô 6ç ã ô $$ ùs $O Ρt &r ω H )Î µt ≈9s )Î ω I ! ª #$ $Ρt &r û _Í Ρ¯ )Î #‰ Y n t &r ’ þ 1nÎ t /Î 8 à 0Î ° õ &é ω I ρu ’1nÎ ‘u ! ª #$ θu δ è $O Ψ¨ 3 Å ≈9© tÅ_$oΨysø9$# ÛUθè=à)ø9$# ÏMtón=t/uρ ã≈|Áö/F{$# ÏMxî#y— øŒÎ)uρ öΝä3ΖÏΒ Ÿ≅x ó™r& ôÏΒuρ öΝä3Ï%öθsù ÏiΒ Νä.ρâ!$y_ øŒÎ) — 9#$ ! « $$ /Î β t θΖ‘ à Ý ?s ρu ∩⊇⊃∪ O$tΡθΖã à ß § 9#$ $Ζu è÷ Û s &r ρu ! © #$ $Ψo è÷ Û s &r $! Ζu Ko ‹ø =n ≈ƒt β t θä9θ) à ƒt ‘Í $Ζ¨ 9#$ ’ûÎ Ν ö γ ß δ è θ_ ã ρã = Ü =¯ ) s ?è Πt θö ƒt $! Ρ¯ )Î $! Ψo /− ‘u #( θ9ä $%s ρu ∩∉∉∪ ω h θ™ ∩∉∠∪ ξ Ÿg ‹6Î ¡ ¡ 9#$ $tΡθ=[ Ê | 'r ùs $Ρt u #! 0u 9y .ä ρu $Ζu ?s Šy $™ y $Ζu è÷ Û s &r ´¦
83
Misalnya pada lafadz
O$tΡr&
∩⊇∈∪ O#t ƒ‘Í #θu %s M ô Ρt %.x > 5 #θu .ø &r ρu π7 Ò ùÏ ΒiÏ π7 ‹u ΡÏ $↔t /Î ΝκÍ /ö =n ã t ∃ ß $Ü s ƒã ρu
jika washol (terus), maka harus dibaca pendek. Dan jika waqof pada lafadz
tersebut, maka harus dibaca panjang (2 harokat). 84 Sering muncul pertanyaan : kalau tidak dibaca kenapa ditulis? Padahal ini adalah hal yang biasa dalam bahasa apapun, seperti pada kata “student” dalam bahasa Inggris, kenapa huruf “t” harus ditulis, walaupun tidak dibaca? Jawabnya karena itu sudah merupakan kaidah penulisannya. Ada huruf yang harus ditulis walaupun tidak dibaca. Demikian juga dalam bahasa Arab. Lebih-lebih dalam Al Qur’an yang setiap hurufnya bernilai sepuluh kebaikan (lihat bahasan keutamaan membaca Al Qur’an, halaman 10).
20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN 1- Niat Ikhlash (QS. 98;5), dan memahami keutamaan menghafal Al Qur’an.. Keikhlasan akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan setiap perintah Allah dengan maksimal. 2- Sungguh-sungguh/mujahadah & memiliki tekad (kemauan) yang kuat (QS.29;6&69) 3- Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13) 4- Yakin bahwa menghafal Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40), 5- Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an (Membaca dengan tadabbur (berusaha memahami isinya) dan khusu’, Membaguskan bacaan (bacaan yang ideal dan sesuai tajwid), Menjaga kesucian dan kebersihan, dll) 6- Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an. Dan konsisten terhadap waktu yang sudah kita tetapkan. Jika terpaksa dilanggar, maka maktu yang dilanggar harus dihitung hutang. 7- Menetapkan target secara eksak sesuai kampuan maksimal masing-masing yang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi jumlah yang mau dihafal maupun batas waktunya (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).misal : dalam waktu sekian harus dapat sekian (kalau perlu ditulis). Target tidak boleh abstrak ( misal : secukupnya, sedapatnya, seselesai-selesainya, sebanyak-banyaknya, sekena-kenanya, sesempatnya, dsb) 8- Menghafal persurat atau perhalaman. Jika langsung per-ayat, umumnya akan mengalami kesulitan saat menyambung antar ayat. 9- Halaman/surat yang hendak dihafal, dibaca berulang-ulang sampai akrab dan memiliki gambaran utuh dengan halaman/surat tersebut, dengan konsentrasi penuh dan pandangan fokus. Jangan sampai teralihkan pada pikiran dan pandangan yang lain. 10- Membaca dengan tartil & Tidak tergesa-gesa (QS.73;4, 75;16, 20;114). Membaca dengan cepat (tergesa-gesa) akan menjadikan hafalan mudah kacau. 11- Dengan suara yang lantang dan berusaha membaca dengan suara yang terbaik, karena akan lebih berkesan dan membekas di pikiran. Menghafal dengan suara yang pelan akan sulit memastikan benarnya bacaan, dan akan muncul keraguan saat dibaca dengan keras. 12- Setelah melakukan proses pada poin ke-9, 10, dan 11, baru kemudian menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian lanjut ke ayat berikutnya. Kemudian diulang dari awal, lanjut lagi ke ayat berikutnya, dan seterusnya hingga selesai satu surat atau satu halaman yang menjadi target. (Tetap dengan tartil dan suara lantang. Walaupun sudah hafal, tidak boleh semakin cepat ) 13- Mengulang surat atau hafalan yang baru dihafal minimal sepuluh kali dihari tersebut. Pastikan yang baru dihafal dipagi hari, sore masih hafal, atau sebaliknya. 14- Talaqqi dan memperdengarkan hafalannya kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18), lebih utama jika orang tersebut juga hafal. 15- Banyak mengulang (muroja’ah) hafalan, dan tidak menambah hafalan baru sampai hafalan yang lama kuat. Rasulullah saw bersbada :´Jagalah Al Qur’an ini, demi Dzat
yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sengguh ia(hafalan Qur’an) lebih cepat lepasnya dari unta yang ditambatkan” (Muttafaqun ‘Alaih) 16- Menggunakan satu mushaf yang standart (mushhaf ‘Utsmani), karena saat menghafal, secara otomatis mata dan pikiran akan merekam letak ayat. Dan mengingat letak ayat, sangat membantu mengingat ayat. 17- Disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu luang. Bagi penghafal Al Qur’an, ”menunggu adalah waktu yang sangat menyenangkan” , dan kalahkan rasa bosan dan jenuh dengan mencari suasana yang baru dan berbeda untuk menambah atau mengulang hafalan. 18- Menjauhi segala hal-hal yang sia-sia ( banyak ngobrol, banyak melamun, mendengar atau melihat hal yang sia-sia, dsb), lebih-lebih yang haram.(QS. 23:3, 25;72, 28;55). Rasulullah saw bersabda:” janganlah kalian banyak bicara tanpa dzikrullah, karena sensungguhnya banyak bicara tanpa dzikrullah ada dapat menjadikan kerasnya hati. Dan sejauh-jauh hamba dari Allah adalah yang hatinya keras. (HR. At Turmudzi, dan Al Baihaqi) 19- Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam menghafal AL Qur’an (QS.20;114). Setiap selesai sholat fardhu, sholat sunnah, sebelum dan sesudah membaca Al Qur’an, dan sesering mungkin. Karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (seizin) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.(QS. 75;17) 20- Ber’azam :sekali hafal tidak boleh lupa selamanya (seumur hidup). Jangan sampai dikemudian hari kita menjadi mantan hafidz qur’an, atau kita mengatakan : dulu saya hafal surat ini dan itu, dulu saya hafal sekian juz, dulu saya rajin muroja’ah, atau dulu hafalan Qur’an saya banyak, dsb. na’udzubillah.
9 D? H
šϑ Ï =n ≈èy 9ø #$ U _Å ‘u ! ¬ ‰ ß ϑ ô s y 9ø #$
DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Abdur Rouf, Pedoman Dauroh Al Qur’an, Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001 Aiman Rusydi Suwaid, Durus Tajwid, /www.youtube.com/ Anas Karzum, Warottilil Qur’ana Tartila, Al Hai’atul ‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim ( Badan Tahfidz Al Qur’an Internasional), 2007 Efendi Anwar, Bmbingan Tahsin dan Tajwid Al Qur’an Utsmani 2 & 3, Jakarta: Pustaka Al Utsmani. Hisamuddin Salim Al Kilani, Al Bayan Fii Ahkami Tajwidil Qur’an, Saudi Arabia, 1999 Imam An Nawawi , At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah(Matan Al Jazari), Tahqiq DR. Aiman Rusydi Suwaid. ________________ , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub Muhammad Ahmad M, Al Mulakhoshul Mufid Fii ‘Ilmit Tajwid, Madinah: Darus Salam. Muhammad Ali Ash Shobuni, At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985 Muhammad Ash Shodiq Qomhawi, Al Burhan fii Tajwidil Qur’an, Beirut: Al Maktabah Ats Tsaqofah. Muhammad ‘Ishom Muflihul Qudloh, Al Wadlih Fii Ahkamit Tajwid, Yordania: Darun Nafa’is. Rihab Muhammad Mufid Syaqoqi, Hilyatut Tilawah Fii Tajwidil Qur’an, Al Hai’atul ‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim ( Badan Tahfidz Al Qur’an Internasional), 2008. Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah: Daru Nuril Maktabat, 1424 H Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah, 2002 Wahbah Az Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. Yahya Abdur Rozzaq Ghoutsani, ‘Ilmut Tajwid: Ahkam Nadhoriyyah Wa Mulahadhot ‘Amaliyyah thathbiqiyyah, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1996.
SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS (Sanad Ilmu Tajwid Penulis Dari Syeik Abdul Qowiy Bin Abdul Karim Al Arjali, Imam Yaman & Dosen Al Qur’an Universitas Al Iman Yaman)