MEMBANGUN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN PEREMPUAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PEREKONOMIAN
Aftonur Rosyad*
[email protected]
Abstract The Qur'an is the word of God which is the reference point of man. The Qur'an is a guide to man (hudan li-nas). As the word of Allah the Qur'an will always be dynamically reviewed according to time and place. One of the things that became a study in the Qur'an is women. Women in Islam have a strategic role in developing their abilities. Respect for women today is already proven by the participation of women in all aspects of life. Starting from the family environment to the state of the country even women have an important role, as the evidence in the field of social, economic, political, cultural, women play a role. Equality of position between men and women in this modern era is almost equal. However, there are still many irregularities that occur due to lack of women's awareness and lack of attention to the role of women. Under such conditions it is imperative to build women's mental readiness within the scope of entrepreneurship. It is intended to expand the role of women themselves as one who has the optimal potential to be developed. Keywords: al-Qur‟an, Perempuan, Kewirausahaan Pendahuluan Al-Qur`an adalah wahyu Allah yang selalu menempati proporsi utama sebagai sumber hukum. Ia merupakan kitab yang banyak dikaji dari berbagai aspek diantaranya dari susunan redaksinya, pemilihan pemilihan kosa katanya serta isi kandungannya, baik yang tersurat maupun tersirat bahkan kesan yang dimunculkannya. Ia juga merupakan bacaan yang mendapat perhatian begitu besar, bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai sebab-sebab serta waktuwaktu turunnya.1 Kajian tentang al-Qur’an sudah dilakukan oleh beberapa pakar sejak zaman dahulu kala. Terhitung sejak zaman para sahabat sudah ada beberapa penafsiran yang muncul. Halini mengindikasikan bahwa kajian tentang al-Qur’an tidak pernah berhenti karena faktor usia dan zaman. Dengan kajian yang sering dilakukan oleh beberapa pakar muncullah beberapa ide
untuk menggali makna al-Qur’an secara mendalam. Seiring dengan banyaknya hal yang dikaji oleh al-Qur’an ada beberapa hal yang menjadi penting untuk digali lebih lanjut diantaranya adalah kajian tentang perempuan.Islam mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan dan memuliakannya dengan kemuliaan yang belum pernah dilakukan oleh agama lain. Keberadaan perempuan dalam segala sendi kehidupan ini sudah tidak diragukan lagi. Adanya kehidupan ini tidak akan pernah terlepaskan dari peran seorang perempuan. Dalam hal apa pun, perempuan pasti ikut andil walaupun hanya menjadi orang yang selalu menyemangati dari dalam. Sebagai contoh kecil adalah dalam kehidupan keluarga, seorang perempuan juga sangat berperan aktif dalam membentuk keluarga yang harmonis secara lahir maupun batin.Format agama untuk melengkapi ajaran-ajaran sebelumnya Islam datang sebagai rahmatan lil „alamin untuk sekalian alam.2
Dosen tetap IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 2013), 13 1
2
Sahiron Syamsuddin, Studi Al-Qur‟an: Metode dan Konsep (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2010), 141
Afthonur Rosyad, Membangun Karakter Kewirausahaan…
19
Penghormatan agama Islam terhadap kaum perempuan sangat tinggi. Terbukti sebelum Islam datang, kaum perempuan hanya sebagai barang warisan yang bisa ditukarkan kapan saja. Sejarah menginformasikan sebelum turunnya alQur’an terdapat sekian banyak peradaban yang besar, seperti Yunani, Romawi, India dan Cina. Dunia juga mengenal agamaagama seperti Yahudi, Nasrani, Budha, Zoroaster, dan sebagainya. Masyarakat Yunani yang peradaban cukup besar dan terkenal dengan pemikiran-pemikiran filsafatnya tidak banyak membicarakan hak dan kewajiban perempuan.3 Begitu juga yang terjadi dalam peradaban Romawi, kaum perempuan hanya dipandang sebagai alat penerus generasi dan semacam pelepas nafsu seksual lelaki. Dan lebih parahnya lagi pembuangan bayi perempuan harus diumumkan dan pembunuhan sudah menjadi kelaziman. Kehidupan perempuan sepenuhnya berada di bawah kekuasaan ayahnya. Setelah menikah, kekuasaan tersebut pindah dari ayah ke tangan suami. Kekuasaan suami mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiaya, dan membunuh.4Dalam peradaban Hindu dan Cina pun, tidak lebih baik dari peradaban Yunani ataupun Romawi. 1 Dalam lingkungan Arabpun tidak jauh berbeda dengan kejadian yang telah diuraikan di atas, bahkan menjelang kelahiran Islam sendiri khususnya di zaman Jahiliyah, budaya yang berkembang dan cukup kental pada saat itu adalah budaya patriarchal, dimana sebuah budaya dibangun atas dominasi dan subordinasi dimana lakilaki dan pengalamannya dipandang sebagai norma, dan memandang perempuan hanya berfungsi sebagai reproduksi bagi laki-laki tanpa adanya fungsi yang lain.5
3
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 2013), 391 4 Ibid., 392 5 Amina Wadud, Qur‟an Menurut Perempuan: Meluruskan Bias Gender dalam Tradisi Tafsir. Terj. Abdullah Ali, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001), 80
20
Dunia kontemporer sudah semakin dilanda pelbagai bentuk modernitas. Banyak ragam kehidupan yang sudah mulai berubah bahkan pudar dari bentuk awalnya. Sebagai konsekuensinya manusia harus mampu mengimbangi seiring dengan kemajuan perkembangan dunia. Sebagai akibat dari manusia yang tidak mampu untuk mengimbanginya adalah tertinggalnya manusia tersebut ditelan arus derasnya zaman. Oleh karena itu, selain upaya penyeimbangan juga harus ada upaya filterisasi. Berkaitan dengan perempuan, secara umum al-Qur'an telah memberikan tempat yang cukup tinggi terhadap kaum perempuan. Salah satu bukti formal yang tampak ialah di dalam al-Qur'an ada surat yang mengisyaratkan pada perempuan yaitu surat al-Nisa’, al-Talaq, al-Mujadilat, atTahrim, al-Mumtahanat dan yang menyebut namanya secara khusus seperti Maryam.6Disamping pengakuan terhadap eksistensi perempuan seperti itu, al-Qur’an juga mengatur hidup mereka agar tidak salah langkah dalam menjalani hidup dan kehidupannya di dunia, sehingga mereka akan dapat meraih kebahagiaan dunia sampai akhirat. Manusia dapat memenuhi unsur kebahagiaan dunia salah satunya dapat diraih dengan tertatanya kondisi finansial dan ekonomi. Meskipun itu bukan kebahagiaan yang sepenuhnya, setidaknya seseorang dapat dilihat dari segi finansial/ekonominya. jika secara ekonomi sudah mapan indikasi kebahagian sudah bisa didapatkan. Dalam hal berwirausaha Islam memandang bahwa perempuan mempunyai hak yang sama dengan pria, tetapi fitrah kewanitaan yang dipunyainya membedakan peranan wanita dalam kehidupan sosial. Kajian ini difokuskan pada argumen al-Qur’an yang mengangkat harkat dan derajat perempuan sebagai makhluk Allah untuk berpatisipasi dalam bidang kewirausahaan.
6
Bandingkan dengan Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual: Rekleksi Sosial Seorang Cendikiawan Muslim (Bandung : Mizan, 1991), 196
Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 1 Maret 2017 19~28
A. Kiprah Perempuan Di Bidang Usaha Dalam rangka untuk meningkatkan peran perempuan, maka optimalisasi peran perempuan di dalam berbagai kegiatan publik perlu terus ditingkatkan. Kiprah perempuan untuk bisa tampil ke depan harus mulai dibuka lebar. Kompetisi untuk mencari sumber pendapatan seiring dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan semakin bervariasi terus dihadapi perempuan. Oleh karena itu, secara kualitas perempuan harus dipersiapkan untuk menghadapinya. Secara umum sebenarnya perempuan memiliki intregritas yang tinggi dalam mengembangkan bidang usaha. Namun masih banyak ditemukan perempuan yang terkendala untuk memulai berwirausaha disebabkan keterbatasan modal dan pengetahuan. Pengalaman yang masih kurang dan keterbatasan pengetahuan menyebabkan mereka kurang percaya diri untuk berwirausaha. Karena itu, memerlukan perhatian dari berbagai pihak untuk berperan dalam mengatasi kendala ini. Perlu ada lembaga yang dapat membantu mengedukasi dan memberikan pembinaan kepada perempuan untuk berwirausaha. Sejarah mencatat bahwa banyak contoh perempuan yang sukses dalam bidang usaha. Nama-nama perempuan yang terjun dalam bidang usaha diantaranya adalah Ummu Salim Binti Malhan yang bekerja sebagai perias pengantin. Dalam bidang perdagangan misalnya dikenal Khadijah Binti Khuwailid yang sangat sukses. Demikian juga Qilat Ummi Bani Anmar yang tercatat sebagai seorang perempuan yang pernah datang kepada Nabi untuk meminta petunjuk tentang jual-beli. Ada juga Zainab binti Jahsy yang aktif dalam mengembangkan usahanya yakni menyamak kulit binatang dan hasilnya ia sedekahkan.7 Pada prinsipnya zaman dahulu sahabat-sabahat Nabi sudah menekankan perihal perempuan untuk berkiprah dalam bidang usaha. Hal ini setidaknya bisa dijadikan sebagai contoh teladan bagi umat
generasi setelahnya bahwa perempuan juga bisa mengambil alih untuk ikut andil dalam bidang usaha. Contoh lain seorang perempuan yang bernama Raithah sangat aktif bekerja karena suami dan anaknya sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ada juga seorang yang bernama al-Syifa’ sebagai perempuan yang ditugasi oleh Umar untuk menangani pasar di kota Madinah. Dilihat dari segi kurun waktu, jenis pekerjaan dan luasnya bidang usahatentunya manusia yang hidup pada masa sekarang sangat berbeda dengan kehidupan era Nabi. Namun demikian yang dapat dipetik dari beberapa ragam pekerjaan yang dilakukan oleh para perempuan masa Nabi adalah Islam membenarkan kaum perempuan untuk selalu aktif dalam melaksanakan tugas dalam bidang usaha baik usaha di rumah sendiri atau orang lain, baik di lingkungan pemerintah atau swasta. Dengan catatan bahwa pekerjaan tersebut masih sopan, terhormat serta dapat memelihara agamanya dan dapat pula menghindarkan dari dampak negatif.8 Nama-nama perempuan di atas adalah sebagai potret masa dahulu bahwa perempuan memang tidak boleh diragukan kapasitasnya dalam bidang usaha. Rasulullah SAW sebagai seorang panutan umat manusia selalu memberi perhatian serta pengarahan kepada perempuan agar menggunakan waktu sebaik-baiknya dan mengisinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang bermanfaat. Dalam hal ini, beliau bersabda: “Sebaik-baik “permainan” seorang perempuan Muslimah di dalam rumahnya adalah memintal/menenun. (Hadis diriwayatkan oleh Abu Nu‟aim dari Abdullah bin Rabi‟ Al-Anshari). Kapasitas perempuan secara kemampuan dan fisik memang berbeda dengan laki-laki. Namun demikian, keterlibatan perempuan dalam bidang usaha yang terkesan tidak mampu bersaing harus direduksi. Contoh di atas adalah perempuanperempuan pada masa dahulu saat era Nabi dan setelahnya. Di Indonesia sendiri banyak
7
Quraish Shihab, Secercah cahaya Ilahi (Bandung: Mizan. 2013), 405
8
Ibid., 406.
Afthonur Rosyad, Membangun Karakter Kewirausahaan…
21
ditemui beberapa perempuan yang sukses dalam bidang usaha. Diantaranya adalah Sari Ayu yang sukses dalam usaha Martha Tilaar Jamu dan Kosmetik, Moeryati Soedibyoyang sukses dalam Mustika Ratu, Lita Muhtarom sukses bidang Konsultan, Susi Pudjiastuti sukses dalam perusahaan Susi Air, Hj. Rubiyah Sardjono sebagai pemilik Bengkel X-tra, Ni Luh Djelantik sukses dalam Desainer Sepatu, Pia Alisjahbana sebagai pemilik Majalah Gadis, Anna Avantie sukses dalam bidang Fashion, aren Agustiawan–Dirut Pertamina, Shinta Widjaja Kamdani–Sintesa Group. Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaanperempuan-perempuan suksesseperti di atas yang mempunyai sikap kreatif dan inovatif perlu dimulai dari pendidikan yang diajarkan dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan di Indonesia harus mampu memberikan pemahaman mengenai kewirausahaan perempuan tidak hanya berupa teori melainkan lebih banyak untuk berkarya dan mencipta, sehingga dengan demikian perempuan-perempuan di Indonesia akan terlatih untuk selalu berkarya dan mencipta untuk kemajuan bangsanya. B. Kewirausahaan Perempuan: Upaya Menuju Produktifitas Perekonomian Islam merupakan agama yang sangat perhatian terhadap kehidupan manusia. Ajaran dan perhatian dapat dibuktikan dengan ayat al-Qur’an maupun hadits Nabi yang mengarahkan kepada manusia untuk selalu berperilaku baik. Islam memandang bahwa perempuan mempunyai perlakuan yang sama dengan laki-laki dalam hal apa saja. Sebab status mereka di hadapan Allah sama saja tidak ada perbedaan antara lakilaki dan perempuan. Ajaran Islam memperlakukan perempuan sebagai entitas yang sah dan memperlakukan sebagai seorang yang mendapatkan hak dalam perkawinan, perceraian, harta dan warisan. Dalam al-Qur’an dijelaskan agar manusia mencari keuntungan dari apa yang telah diciptakan Allah.9 Manusia diberi 9
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya
22
kesempatan yang sama baik laki-laki maupun perempuan untuk membuat inovasi maupun kreatifitas yang ada di muka bumi.10 Oleh karena itu sebagai umat Islam diwajibkan untuk berusaha mengembangkan sesuatu yang bermanfaat terhadap orang lain. Allah menyukai terhadap orang-orang yang mau berusaha, serta menciptakan kreasi baru yang lebih baik untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.11 Berwirausaha dalam arti kehidupan bisa dimaknai sebagai sebuah upaya untuk menjalankan aktifitas pekerjaan yang berkaitan dengan daya kreatifitas untuk mendapatkan peluang yang baik dan optimal. Manusia dituntut untuk menjalankan usaha agar tidak tertinggal dalam pembangunan ekonomi. Semakin hari kemajuan ekonomi yang pesat menjadikan hati manusia tergerak untuk ikut andil dalam menjalankan bidang usaha. Perempuan secara fitrah sebenarnya mempunyai peran yang sangat strategis. Ada beberapa peran perempuan diantaranya pada peran perempuan pada keluarga, peran perempuan sebagai ibu, peran perempuan dalam masyarakat.12Peran perempuan dalam keluarga adalah kewajiban serta hak perempuan dalam membangun keluarga yang harmonis. Peran perempuan sebagai ibu adalah kewajiban perempuan menyangkut tugas dan tanggung jawab terhadap hak asuh anak, pendidikan anak, daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. QS al-Nahl (16): 14 10 Ilfi Nur Diana, Hadits-Hadits Ekonomi (Malang: UIN Malang Press, 2012), 204 11 Dan Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS. AlQashash (28): 77 12 Gina Puspita, Menghadapi Peran Ganda Perempuan dalam buku Membicang Feminisme Refleksi Muslimah Atas Peran Sosial Kaum Perempuan Tim Editor Dadang S Anshori. (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), 201
Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 1 Maret 2017 19~28
serta kasih sayang terhadap anak. Sedangkan peran perempuan dalam masyarakat adalah tugas perempuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui program sosial, ekonomi maupun politik. Tantangan bagi perempuan dan semua orang dalam menghadapi arus perekonomian adalah kemampuan dalam menciptakan suatu produk. Apa lagi di era sekarang ini semakin banyak pesaing bahkan sudah terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Masyarakat Ekonomi Asean adalah suatu program yang menjadi perbicangan di kalangan masyarakat, intelektual dan akademisi. Sebab dengan diselenggarakan MEA, semua harus mampu bersaing dengan pihak asing yang berkaitan dengan produk dan jasa. Dalam kawasan industri, negara Asean akan dijadikan sebagai wilayah kesatuan pasar yang berbasis produksi. Selain itu, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan. Upaya untuk membuat kreasi dan inovasi terhadap produk baru dalam negeri harus selalu digalakkan. Bagi kaum perempuan, untuk membangun suatu kreatifitas bukanlah hal yang tabu. Justru untuk zaman sekarang konsep untuk berlomba-lomba dalam kebaikan harus ditanamkan pada jiwa perempuan bahwa mereka juga mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Ide kesetaraan manusia sudah seharusnya mendapatkan elaborasi lebih luas berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan dewasa ini dalam membangun perekonomian negara. Dalam kurun saat ini masih dijumpai kenyataan-kenyataan sosial dan kebudayaan yang tetap menempatkan perempuan dalam posisi yang tidak setara dengan laki-laki. Dalam bahasa kontemporer, kaum perempuan masih berada pada posisi subordinat, marginal dan terdeskriminasi.13Dengan demikian untuk menghindari status yang terdeskriminasi terhadap perempuan, maka pemerintah bisa 13
Husain
Muhammad,
Islam
Agama
Ramah
Perempuan (Yogyakarta: LKiS, 2007),12
memberikan tugas kepada perempuan untuk membentuk komunitas kecil dalam bidang usaha. Dengan tidak menafikan untuk memberikan suatu reward bagi mereka yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan atau hasil karya yang baik. Upaya produktifitas perempuan harus dimulai dari skala yang paling kecil yaitu dimulai dari diri sendiri, keluarga maupun komunitas masyarakat. Banyak negara maju yang sudah memberikan contoh terhadap bidang usaha kecil maupun menengah yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Bagi kaum perempuan hal ini menjadi penting, sebab membangun perekonomian tidak harus menggunakan modal yang besar akan tetapi niat dan tekad yang kuat. Untuk menjalankan misi dalam mengembangkan usaha kecil maupun menengah harus didukug oleh pemerintah serta sistem yang bagus. C. Perspektif al-Qur’an: Membangun Kewirausahaan Perempuan Berbasis Karakter Menurut Thomas W Zimmerer, Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap harinya. Kewirausahaan yaitu gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian mengahadapi risiko, yang dilakukan dengan kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Dalam hal ini Thomas Z.M lebih menekankan pada pola kreatifitas dan inovasi. Pada hakekatnya wirausaha boleh dan bisa dilakukan oleh siapa saja baik lakilaki dan perempuan. Konsep keriwausahaan pada dasarnya adalah menempatkan diri pada pola keberanian untuk menerima resiko. Orang yang mempunyai jiwa wirausaha, pada dirinya pasti sudah tertanam sejak awal kerugian dan resiko yang akan dihadapi. Namun juga memiliki keuletan dan ketangguhan memperoleh keuntungan yang sudah diperhitungkan. Dalam berwirausaha perlu adanya beberapa karekter. Menurut KBBI yang dimaksud karakter adalah tabiat; sifat-sifat
Afthonur Rosyad, Membangun Karakter Kewirausahaan…
23
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Diantara karakter yang dibutuhkan dalam berwirausaha diantaranya adalah keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, kemampuan untuk mengambil resiko, kemampuan untuk belajar dari pengalaman, memotivasi diri sendiri, semangat untuk bersaing, orientasi pada kerja keras, percaya pada diri sendiri, dorongan untuk berprestasi, tingkat energi yang tinggi, tegas, yakin pada kemampuan sendiri. Pada dasarnya karakter pada setiap orang berbeda-beda sehingga output yang dihasilkan juga berbeda. Selain pada prinsip tersebut berwirausaha juga harus memperhatikan aspek religiusitas. Maksudnya adalah prinsip yang diajarkan dalam agama juga harus menjadi pijakan utama dalam berwirausaha. Selain yang karakter yang dibutuhkan di atas ada beberapa karakter yang harus dipersiapkan untuk perempuan ketika terjun dalam bidang usaha diantaranya adalah karakter jujur, cerdas, tangguh, prestasi dan optimisme. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut: 1. Jujur Jujur adalah modal pokok dalam berwirausaha, sebab kejujuran akan selalu diingat bahkan dikenang selamanya. Berbeda dengan orang yang tidak jujur dalam berwirausaha suatu saat akan ditinggal oleh manusia karena unsur ketidakjujurannya. Dalam berdagang Nabi pernah mencontohkan konsep jujur dan pada akhirnya membawa dampak yang signifikan sehingga bisa dikatakan Nabi termasuk orang yang sukses dalam berdagang. Al-Qur’an dalam hal usaha memberikan peringatan kepada manusia agar tidak mengurangi takaran timbangan. Hal ini sebagaimana tertulis dalam surat alAn’am ayat 152
“Penuhilah takarandan timbangan dengan adil, kerana Kami tidak memberi beban 24
kepada seseorang melainkan menurut kemampuannya.” QS. al-An’am (6): 152) Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan jujur dan benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS. al-Isra’ (17): 35) Dalam suatu kisah telah diterangkan di dalam al-Qur’an ada sekelompok kaum yang selalu mengurangi takaran dan timbangan. Mereka adalah kaum Nabi Syuaib. Misi Nabi Syuaib diperintahkan oleh Allah adalah untuk memperingatkan mereka agar kembali ke jalan yang benar yakni kejujuran dan ajaran tauhid. Dengan modal sikap jujur bagi para perempuan yang melakukan kewirausahaannya akan selalu menempatkan pada posisi yang benar. Sebab ketidakjujuran bisa mengarahkan seseorang pada kebinasaan. Konsep jujur harus dipelajari dan ditanamkan pada setiap perempuan yang berkecimpung di sektor usaha agar usaha yang dijalankan selalu mendapat keberkahan. 2. Cerdas
Dan Dia mengajarkan kepada Adam Namanama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. AlBaqarah: 31) Ayat ini memberikan informasi bahwa manusia dianugerahi potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan karakteristik benda-benda. Dia dianugerahi potensi untuk berbahasa.14 Secara umum manusia mempunyai potensi untuk berfikir dan mengenal pengetahuan. Karena dia diberi anugerah akal untuk berfikir. 14
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Vol. 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 147-148
Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 1 Maret 2017 19~28
Cerdas adalah sikap sempurna perkembangan akal budinya untuk berfikir, tajam pikirannya dalam mengembangkan konsep kewirausahaannya. Dengan menggunakan kecerdasan yang dimiliki oleh perempuan, dampak yang diperoleh dalam berwirausaha adalah peningkatan perkembangan usaha dan inovasi. Kecerdasan merupakan modal yang sangat berharga dalam memulai suatu usaha atau pada saat proses menjalankan usaha. Manusia diberi daya akal dan pikiran salah satu fungsinya adalah agar digunakan untuk hal-hal yang mengandung unsur kemaslahatan. Kecerdasan manusia memang berbeda-beda akan tetapi perbedaan tersebut bukan suatu penghalang untuk dijadikan sebagai alasan manusia untuk tidak mengahasilkan suatu karya maupun mengembangkan usaha. Manusia secara garis besar telah dianugerahi empat daya pokok, pertama, daya fisik yang menghasilkan kegiatan fisik dan ketrampilan. Kedua, daya fikir yang mendorong pemiliknya berfikir dan menghasilkan ilmu pengetahuan. Ketiga, daya kalbu yang menjadikan manusia mampu berkhayal, mengekspresikan keindahan. Keempat, daya hidup yang menghasilkan semangat juang, kemampuan menghadapi tantangan dan menanggulangi kesulian.15 Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai. Adapun cerdas ditandai dengan adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. Sedangkan pandai ditandai dengan banyak memiliki pengetahuan.16Adapun kecerdasan yang dimiliki manusia merupakan sarana insaniah yang memberikan kekuatan selakigus mukjizat agar manusia menjadi khalifah yang mampu mengelola dan mengatur tata kehidupan yang berlangsung di muka bumi.17
15
Quraish Shihab, Secercah cahaya Ilahi (Bandung: Mizan, 2013), 304-305 16 Muhammad Thoyib, Konsep Kecerdasan Tarbawi Manusia Dalam al-Qur‟an (Klaten: Sahabat, 2014), 46 17 Ibid., 46
Al-Qur’an telah menuntun manusia untuk menjadi seorang yang mampu berfikir ktitis melalui ayat pertama kali turun dengan kata iqra‟ yang berarti membaca. Quraish Shihab meyebutkan bahwa kata iqra‟ memiliki beberapa makna diantaranya adalah menganalisa, memahami, mengamati. Dengan demikian manusia tidak hanya sebatas membaca saja, melainkan bisa menyelami makna yang lebih dalam terhadap obyek alam raya. 3. Tangguh Tangguh adalah sikap sukar dikalahkan, andal, kuat sekali pendiriannya, tabah dan tahan menderita dalam sektor kewirausahaan. Sikap tangguh sebagaimana dicontohkan dalam QS:ali-Imran:139 Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Sikap tangguh merupakan salah satu sifat yang harus ditanamkan pada jiwa perempuan agar tidak mudah dikalahkan. Untuk memiliki sifat tangguh salah satunya adalah membangun mental sejak kecil melalui pendidikan karakter. Dalam konteks pembelajaran pendidikan karakter menjadi peluang bagi perempuan untuk selalu mengasah sifat tangguh. Sifat tangguh tidak selalu dimiliki setiap perempuan, oleh karena itu pendidikan karakter harus selalu digalakkan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Memiliki sifat tangguh sangat diperlukan dalam membangun peradaban perekonomian Indonesia. Dalam konteks kewirausahaan sifat tangguh menjadi prioritas yang harus dimiliki setiap manusia terutama kaum perempuan. Sebab, persaingan dalam dunia wirausaha akan selalu berkembang sesuai dengan keadaan dan tuntutan zaman. Kalau manusia terutama generasi perempuan tidak mempunyai sifat tangguh dalam
Afthonur Rosyad, Membangun Karakter Kewirausahaan…
25
kewirausahaan, maka bisa dikalahkan oleh negara lain. 4. Prestasi
jadi
akan
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. AlBaqarah : 148) Prestasi yaitu sikap usaha menghasilkan sesuatu dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Perempuan memiliki potensi meraih peluang dan kesempatan yang sama untuk mengembangkan prestasinya di bidang pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Hal ini dijelaskan di dalam alQur’an QS. Ali Imran ayat 195 195. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain...(QS. Ali Imran (3):195) Pada ayat di atas secara jelas memberikan pemahaman bahwa Islam menafikan diskriminasi dan subordinasi antara laki-laki dan perempuan. Siapa saja yang mau berusaha secara proporsional dengan dilandasi niat ibadah, maka akan menuai ganjaran dan hasil yang baik. Sebaliknya barang siapa yang bermalasmalasan akan menerima akibat penyesalan. 26
Kemuliaan seseorang bukan dilihat dari jenis kelamin, etnis, suku dan bangsa tertentu, melainkan dari amal 18 perbuatannya. Berbicara kesetaraan gender, pada prinsipnya perempuan juga punya hak untuk berusaha mengembangkan prestasinya di bidang usaha. Sebagaimana yang sudah penulis paparkan di atas bahwa ketika wanita dikekang untuk kembali ke zaman jahiliyah yang harus selalu di rumah tanpa ada pengembangan prestasi, maka yang terjadi adalah kesenjangan intelektual pada pribadi perempuan tersebut. Padahal alQur’an sudah jelas menyatakan pada ayat yang pertama kali turun dengan istilah iqra‟ yang berarti bacalah. Sebagaimana pemaknaan kata iqra‟, pengembangan pretasi memang harus diawali dengan banyak membaca, menganalisa, memahami seluruh obyek termasuk alam raya, fenomene kehidupan. Daya kreatifitas perempuan memang sudah banyak terbukti. Hal ini bisa diamati dari hasil penilaian baik dari ijazah maupun raport perempuan yang masih sekolah banyak menorehkan prestasi yang gemilang. Justru anak laki-laki sekarang malah dikalahan hasil prestasinya dengan anak perempuan. Oleh karena itu, dalam meningkatkan produktifitas kewirausahan, peran perempuan sangat strategis untuk ikut andil dalam mengembangkan prestasi yang dimiliki. Sebab pada hakekatnya ia juga diberi karunia akal dan pikiran yang sama dengan laki-laki. Implementasi peran perempuan dalam menghasilkan kreatifitas usahanya harus sudah ditanamkan sejak kecil agar dalam daya saing dengan luar negeri bisa maksimal. 5. Optimisme Berwirausaha harus dibarengi dengan sikap optimisme dan harapan akan bantuan Ilahi.19 Hal ini sebagaimana diterangkan dalam surah Alam Nasyrah, bahwa satu kesulitan akan dibarengi dengan 18
Ainol Yaqin, Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesetaraan Gender dalam Jurnal Ulul Albab Vol 16, 2015), 269-270
19
Quraish Shihab, Secercah cahaya Ilahi (Bandung: Mizan, 2013), 310
Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 1 Maret 2017 19~28
dua kemudahan. Pada akhir surat ini dinyatakan wa ila rabbika farghab (hanya kepada Tuhanmulah hendaknya engkau mengharap). Sektor usaha dalam prakteknya merupakan sebuah aktivitas yang memerlukan optimisme yang tinggi, sebab dengan kekuatan optimisme yang tinggi semangat untuk pengembangan kewirausahaan akan selalu bertambah. Dalam hal demikian manusia dituntut untuk selalu berusaha yang dalam bahasa alQur’an disebut Sa‟y. Usaha yang dilakukan oleh manusia harus dimulai dengan kesucian hati dan berakhir dengan kepuasan. Bila hal ini terpenuhi maka, ia akan memperoleh dari sumber yang ia sendiri tidak pernah menduganya. Hal demikian ini juga digambarkan di dalam al-Qur’an surat atTalaq (65): 2-3 Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Penutup Spirit al-Qur’an untuk mengangkat derajat perempuan sangat tinggi. Peran perempuan tidak hanya dibatasi pada wilayah yang kecil, melainkan lebih dari itu perempuan adalah seorang yang mampu memperjuangkan nilai-nilai intelektual dan mempunyai daya kreasi yang tinggi. Dalam membangun karakter kewirausahaan perempuan harus dimulai sejak kecil melalui penanaman pendidikan karakter diantaranya adalah diajarkan tentang untuk bersikap jujur, mempunyai pemikiran yang cerdas, tangguh, peduli terhadap sesama, mempunyai prestasi yang tinggi, serta sikap optimisme. Ketika seorang perempuan mampu menjalankan perannya dengan baik, maka alternatif untuk membangun perekonomian di Indonesia sangat terbuka lebar.
Bibliography Ahmed, Laela. Perempuan dan Gender dalam Islam: Akar Historis Perdebatan Modern, Jakarta: Pilar Media, 2005. Baidan, Nashruddin. Tafsir bi Ar-Ra‟yi: Upaya Penggalian Konsep Wanita dalam Al-Qur‟an Mencermati Konsep Kesejajaran Wanita dalam Al-Qur‟an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999. Muhammad, Husain. Islam Agama Ramah Perempuan. Yogyakarta: LKiS, 2007 Puspita, Gina. Menghadapi Peran Ganda Perempuan dalam buku Membicang Feminisme Refleksi Muslimah Atas Peran Sosial Kaum Perempuan Tim Editor Dadang S Anshori. Bandung: Pustaka Hidayah, 1997. Rahmat, Jalaludin. Islam Alternatif. Bandung: Mizan. 1998. -------, Islam Aktual: Rekleksi Sosial Seorang Cendikiawan Muslim. Bandung. Mizan. 1991 Shihab, Quraish. Secercah cahaya Ilahi. Bandung: Mizan. 2013. --------. Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 2013. -------. Tafsir al-Misbah. Vol. 1. Jakarta. Lentera Hati. 2007 Syamsuddin, Sahiron. Studi Al-Qur‟an: Metode dan Konsep. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2010. Afthonur Rosyad, Membangun Karakter Kewirausahaan…
27
Thoyib, Muhammad. Konsep Kecerdasan Tarbawi Manusia Dalam al-Qur‟an. Klaten: Sahabat, 2014. Wadud, Amina. Qur‟an Menurut Perempuan: Meluruskan Bias Gender dalam Tradisi Tafsir. Terj. Abdullah Ali, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001. Yaqin, Ainol. Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesetaraan Gender dalam Jurnal Ulul Albab Vol 16, 2015. *****
28
Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 1 Maret 2017 19~28