PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, TINGKAT SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN VOLUME TRANSAKSI PERDANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
oleh : Saripudin Hilman Lutfi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Institute Keuangan dan Perbanakan (ABFI Perbanas), Jakarta.
ABSTRAK
This study aims to examine empirically the effect of macroeconomic variables, namely: the rate of inflation, interest rate of Bank Indonesia certificates, foreign exchange, and trading volume on the index of banking shares in Indonesia Stock Exchange. The analysis technique used is multiple regression. The results found that only the exchange rates significantly affect the price index of banking shares while the rate of inflation, the SBI rate and trading volume has no effect on the index of banking shares in Indonesia Stock Exchange. This study uses only four macroeconomic variables, so that further research needs to find other macroeconomic variables are supposed to influence the index of banking shares in Indonesia Stock Exchange. Keywords: macroeconomic variables, the index of bank stocks
1
PENDAHULUAN Operasi perusahaan sehari‐hari dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi makro. Melalui analisa saham dalam meramalkan kondisi ekonomi makro di masa yang akan datang akan sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang mendatangkan laba bagi para investor. Untuk itu, seorang investor harus memikirkan baik-baik untuk menentukan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu investor dalam membuat keputusan investasinya. Indikator ekonomi makro yang dimaksud adalah fluktuasi tingkat bunga, inflasi, kurs rupiah, dan volume perdagangan. Perkembangan pasar modal dapat ditunjukkan oleh perubahan harga saham yang diperdagangkan dan volume transaksi perdagangan saham itu sendiri. Pergerakan harga saham dapat memberikan petunjuk tentang peningkatan dan penurunan aktivitas pasar modal dan pemodal dalam melakukan transaksi jual beli saham. Lebih spesifik lagi, satu aspek yang paling sering menjadi bahan perbincangan adalah masalah penentuan harga saham dalam perdagangan pasar modal. Seluruh konsep dasar dari evaluasi harga saham tersebut berlandaskan atas kepercayaan bahwa semua efek ekuitas mempunyai nilai intrinsik yang merupakan nilai suatu aktiva yang terdapat pada pemikiran investor tertentu dan nilai ini dibenarkan oleh fakta dan dapat berbeda dari harga pasar aktiva saat ini. Dengan mengetahui nilai intrinsik sebagai harga teoritis dari suatu saham maka akan memberikan jawaban kepada investor tentang apa yang dapat dibeli dengan cara menentukan harga yang seharusnya dari suatu saham. Sehingga seorang investor tentunya akan membeli suatu saham yang harga pasarnya tidak melebihi nilai intrinsiknya (Husnan, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Wiyani (2005 ) ada dua, yaitu faktor internal meliputi informasi arus kas, informasi laba dan informasi akuntansi lainnya yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan dan faktor eksternal perusahaan meliputi volume transaksi transaksi saham, tingkat suku bunga, kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal, kondisi sosial politik dan kebijaksanaan perekonomian makro lainnya. Kerangka teori, model penelitian dan hipotesa penelitian 1. Kerangka teori a. Harga Saham Menurut Anoraga (2001 : 100) harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham.Menurut Martono dan Agus Harjito (2010:230) alat kepemilikan atau penyerahan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut itu yang dimaksud dengan saham. Saham juga sebagai bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas.Apabila Perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Perusahaan Terbatas yang telah memiliki brand go public dapat menjual sahamnya di Bursa Efek dengan cara mendaftarkan saham-sahamnya di Bursa Efek tersebut.
2
b. Nilai Tukar Rupiah Pengertian Kurs atau Valuta Asing (Valas) - Valuta asing atau sering disebut Kurs (exchange rate) adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. (Mankiw 2007;128) Menurut Anoraga (2001:283) nilai tukar rupiah adalah perdagangan valas yang muncul karenanya adanya permintaan dan penawaran. Perdagangan ini terjadi akibat adanya transaksi ekonomi internasional. Jual beli valuta asing disebabkan impor/ekspor barang, jasa atau modal antara satu negara dengan negara lain yang akan menimbulkan Transaksi dalam perdagangan valas terdiri transaksi tunai, transaksi tunggal dan transaksi barter. Transaksi tunai merupakan transaksi jual beli valas, dimana penyerahan valuta yang diperjualbelikan dilaksanakan dua hari setelah transaksi terjadi. Transaksi tunggal merupakan transaksi yang dilakukan antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya, dimana batas penyerahannya dilakukan pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang. Sedangkan transaksi barter merupakan gabungan dari membeli dan menjual dua mata uang secara tunai yang diikuti dengan membeli dan menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak, yaitu pembelian dan penjualan suatu mata yang terhadap mata uang lainnya yang dilakukan bersamaan dengan batas waktu yang berbeda. c. Tingkat Suku Bunga SBI Suku bunga menurut Sunariyah (2000:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Sertifikat merupakan suatu keterangan atau pernyataan tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti suatu kejadian. Sertifikat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dikenal dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pendapat tersebut diperkuat oleh S.K Direksi BI No.31/67/Kep/DIR tertanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan dan perdagangan SBI serta intervensi Rupiah yakni “Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk atas Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto”. Menurut Adler Haymans Manurung, (2003:19) “Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga atas unjuk dalam Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem dikonto”. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto d. Volume Perdagangan Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Wang Sutrisno, 2000). Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian (Magdalena, 2004). Menurut Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan sahammerupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi 3
pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread. Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread (Magdalena, 2004). e. Inflasi Suatu kejadian yang mendeskripsikan suatu situasi dan kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus-menerus maka akan mengakibatkan memburuknya kondisi ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik suatu Negara disebut dengan Inflasi (Irham Fahmi, 2011:186). Dalam bukunya yang berjudul makroekonomi tersebut, Sadono Sukirno menyebutkan dengan singkat dan jelas bahwa yang disebut dengan Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga. (Sadono Sukirno, 2002;15) 2. Model Penelitian Penelitian ini terdiri dari 5 variabel nilai kurs, suku bunga SBI, inflasi dan volume transaksi perdagangan sebagai variabel independen sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Atas dasar uraian diatas maka pengaruh dari masing-masing variabel tersebut terhadap Harga saham maka dapat digambarkan dalam model paradigma seperti ditunjukkan dalam Nilai Tukar Rupiah
Suku Bunga SBI
-
Harga Saham Perbankan
Inflasi + Volume Transaksi Perdagangan 3. Hipotesa Penelitian H1 : Terdapat pengaruh yang negatif nilai tukar rupiah terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia H2 : Terdapat pengaruh yang negatif suku bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia H3 : Terdapat pengaruh yang negatif inflasi terhadap harga saham pada perusahaan 4
sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia H4 : Terdapat pengaruh yang positif volume perdagangan terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia METODE PENELITIAN Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder bulanan, yang meliputi: data mengenai tingkat suku bunga SBI jangka waktu 1 bulan periode 2004 - 2010 diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia. Data inflasi diambil dari data bulanan periode 2004 - 2010 yang terdapat pada indikator ekonomi dari BPS. Data kurs valuta asing yang diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia.tahun 2004 - 2010, dan Data yang publikasikan divisi riset pengembangan BEI: Monthly Statistic,Fact book IDX, Indonesian Capital Market Directory. Data sekunder diperoleh dengan metode pengamatan saham‐saham perbankan yang listed selama pengamatan dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2010 dengan membagi menjadi 1596 periode pengamatan. Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari semua unsur yang ciri‐ cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah indeks harga saham sektor perbankan di BEI Januari 2004 - 2010 yang telah dibuat indeksnya oleh BEI. Penentuan pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Populasi dari penelitian ini adalah indeks harga saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2004 - 2010. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probabilitas. Metode penelitian sampel yang digunakan adalah purposive sampling , dimana peneliti memiliki kriteria atau tujuan tertentu terhadap sampel yang akan diteliti. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, dimana sampel harus memenuhi kriteria: Indeks harga saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2004 sampai dengan Desember 2010. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel Independen secara bersama‐sama maupun secara sendiri‐sendiri terhadap variabel dependen. Hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan variabel independen dapat dilakukan dengan regresi berganda dan menggunakan data gabungan antara cross section dan time series. Software yang digunakan untuk menganalisis untuk pengujian ini adalah SPSS Versi 19 dan Eviews Versi 7 Metode analisis yang digunakan adalah regresi Model Linier dengan model sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4+e Dimana : Y a b1, b2, b3,b4 X1 X2 X3 X4
= Indeks harga saham sektor perbankan = konstanta = koefisien regresi = Nilai tukar US$ = Tingkat bunga SBI = Inflasi = Volume transaksi perdagangan 5
e
= error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini menganalisis pengaruh antara nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, inflasi, volume perdagangan saham dalam memprediksi Harga Saham periode bulanan tahun 2004 – 2010 pada perusahaan sektor perbankan di BEI dimana hasil persamaan regresi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.18 Output Estimasi Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 15.31412 0.928400 16.49518 0.0000 NILAI_TUKAR? -0.948111 0.100800 -9.405868 0.0000 SUKU_BUNGA? -0.068401 0.003012 -22.70717 0.0000 INFLASI? -0.011058 0.001043 -10.60475 0.0000 VOLUME? 0.017113 0.001320 12.95981 0.0000 Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan koefisien beta tidak standar (unstandardized coefficient). Hal ini disebabkan karena masing-masing variabel memiliki satuan dan berfungsi untuk menjelaskan besarnya koefisien regresi masing-masing variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya, dengan rumusnya : Y=15.31412- 0,948 X1 - 0,0684 X2 - 0,0110 X3 + 0,017 X4 Dari persamaan regresi tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah 15.31412 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa indeks harga saham akan bernilai 15.31412.Jika nilai tukar,suku bunga, Inflasi dan Volume masing-masing bernilai 0. 2. Nilai tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan melihat nilai probabilitas sebesar - 0,948 < taraf signifikansi 5% (0,05). 3. Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan melihat nilai probabilitas sebesar - 0,0684 < taraf signifikansi 5% (0,05). 4. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan melihat nilai probabilitas sebesar -0,0110 < taraf signifikansi 5% (0,05). 5. Volume berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan melihat nilai probabilitas sebesar 0,017 > taraf signifikansi 5% (0,05). Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Nilai determinasi ditentukan dengan nilai Adjusted R Square. Tabel 4.19 R-squared 0.998240 Mean dependent var 15.06837 Adjusted R-squared 0.998216 S.D. dependent var 23.74826 S.E. of regression 1.003135 Sum squared resid 1582.877 F-statistic 40561.88 Durbin-Watson stat 1.113558 Prob(F-statistic) 0.000000 Uji dengan eviews 7 6
Terlihat dalam tabel 4.6 bahwa nilai dari Adjusted R² adalah 0.99 hal tersebut berarti bahwa 99% variabel indeks harga saham dijelaskan oleh variabel independennya yaitu nilai tukar, suku bunga, inflasi, volume perdagangan.sisanya yaitu sebesar 1% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain di luar persamaan. Tabel 4.20 Hasil Estimasi untuk uji t Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 15.31412 0.928400 16.49518 0.0000 NILAI_TUKAR? -0.948111 0.100800 -9.405868 0.0000 SUKU_BUNGA? -0.068401 0.003012 -22.70717 0.0000 INFLASI? -0.011058 0.001043 -10.60475 0.0000 VOLUME? 0.017113 0.001320 12.95981 0.0000 Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan (baik positif atau negatif) antara variabel bebas : nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, , inflasi, volume perdagangan saham terhadap variabel terikatnya yaitu Indeks Harga Saham. Dalam uji hipotesis ini dilakukan dengan uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan).Berikut ini adalah tabel dan rincian penjelasan antara hipotesa dan hasil penelitian : Tabel 4.21 Tabel hipotesa dan hasil penelitian Pengaruh terhadap indeks No Hipotesis Hasil keputusan harga saham 1 Nilai tukar (H1) Signifikan diterima 2 Suku bunga (H2) Signifikan diterima 3 Inflasi (H3) Signifikan diterima 4 Volume perdagang (H4) + Tidak signifikan diterima 1. Uji t atau uji secara individual (parsial) Uji hipotesis t atau uji secara individual (parsial) antara variabel bebas variabel bebas : nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, inflasi , volume perdagangan saham terhadap variabel terikatnya yaitu Indeks Harga Saham. a) H1 : Terdapat pengaruh yang negatif nilai tukar rupiah terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia Formulasi hipotesisnya : Ho : βi = 0 nilai tukar tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham perbankan H1 : βi ≠ 0 nilai tukar berpengaruh terhadap indeks harga saham perbankan Kriteria : jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak, jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel 4.15 maka diperoleh data yakni nilai tukar memiliki nilai koefsien regresi sebesar -0.948111 dengan nilai P-value atau tingkat signifikan sebesar 0.0000 Dengan tingkat signifikansi sebesar α = 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho tidak ditolak dimana 0.0000 < 0.05, 7
jadi dapat disimpulkan variabel Nilai Tukar tidak berpengaruh dan signifikan terhadap indeks harga saham perbankan. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya nilai tukar rupiah pada periode bulanan tahun 2004 – 2010 tidak berdampak besar pada naik turunnya harga saham. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini disebabkan karena sektor perbankan menggunakan mata uang rupiah dalam melakukan transaksi dengan nasabahnya sehingga nilai tukar ruiah terhadap dollar tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan. Hipotesa H1 : Terdapat pengaruh yang negatif nilai tukar rupiah terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia diterima. b) H2 : Terdapat pengaruh yang negatif suku bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia Formulasi hipotesisnya : Ho : βi = 0 Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap Indeks harga saham perbankan H1 : βi ≠ 0 Suku Bunga berpengaruh terhadap Indeks harga saham perbankan Kriteria : jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak, jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel 4.15 maka diperoleh data yakni Suku Bunga memiliki nilai koefsien regresi sebesar -0.068401 dengan nilai P-value atau tingkat signifikan sebesar 0.000. Dengan tingkat signifikansi sebesar α = 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho tidak ditolak dimana 0.0000 < 0.05, jadi dapat disimpulkan variabel Suku Bunga tidak berpengaruh dan signifikan terhadap Indeks harga saham perbankan. Tidak Adanya pengaruh yang signifikan dan negatif ini mengindikasikan bahwa semakin besar suku bunga SBI pada periode bulanan tahun 2004 – 2010 berdampak pada menurunnya harga saham. Dengan suku bunga SBI yang kecil menyebabkan peningkatan tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan sahamnya di perusahaan perbankan. Hipotesa H2 : Terdapat pengaruh yang negatif suku bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia diterima c) H3 : Terdapat pengaruh yang negatif inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia Formulasi hipotesisnya : Ho : βi = 0 Inflasi tidak berpengaruh terhadap Indeks harga saham perbankan H1 : βi ≠ 0 Inflasi berpengaruh terhadap Indeks harga saham perbankan Kriteria : jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak, jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel 4.15 maka diperoleh data yakni Inflasi memiliki nilai koefsien regresi sebesar -0.011058 dengan nilai P-value atau tingkat signifikan sebesar 0.0000. Dengan tingkat signifikan sebesar α = 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho tidak ditolak dimana 0.0000 < 0.05, jadi dapat disimpulkan variabel Inflasi tidak berpengaruh dan signifikan terhadap Indeks harga saham perbankan. 8
Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya Inflasi pada periode bulanan tahun 2004 – 2010 tidak berdampak besar pada naik turunnya harga saham. Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi inflasi menyebabkan investor tidak ingin berspekulasi atau cenderung bersikap menunggu agar kondisi inflasi lebih stabil, sehingga resiko kerugian yang dialami investor tidak besar. Hipotesa H3 : Terdapat pengaruh yang negatif inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia diterima d ) H4 : Terdapat pengaruh yang positif volume perdagangan terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia Formulasi hipotesisnya : Ho : βi = 0 Volume Transaksi tidak berpengaruh terhadap Indeks harga saham perbankan H1 : βi ≠ 0 Volume Transaksi berpengaruh terhadap Indeks harga saham perbankan Kriteria : jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak, jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel 4.15 maka diperoleh data yakni volume transaksi memiliki nilai koefsien regresi sebesar 0.017113 dengan nilai Pvalue atau tingkat signifikan sebesar 0.0000. Dengan tingkat signifikan sebesar α = 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan maka Ho ditolak dimana 0.0000 < 0.05, jadi dapat disimpulkan variabel Volume Transaksi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Indeks harga saham perbankan. Adanya pengaruh yang positif ini mengindikasikan bahwa semakin besar volume perdagangan saham perusahaan akan semakin besar pula harga saham perusahaan. Dan semakin rendah volume perdagangan saham perusahaan akan semakin rendah pula harga saham perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa volume perdagangan yang tinggi mengindikasikan banyaknya investasi yang masuk ke perusahaan perbankan, sehingga akan menyebabkan harga saham perusahaan menjadi meningkat. Hipotesa H4 : Terdapat pengaruh yang positif volume perdagangan terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia diterima Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Untuk mengetahui apakah antara semua variabel independen mampu menjelaskan variabel dependennya, maka perlu dilakukan uji hipotesa secara simultan dengan menggunakan uji f. Tabel 4.22 Hasil estimasi untuk uji F R-squared 0.996273 Mean dependent var 15.06837 Adjusted R-squared 0.996221 S.D. dependent var 23.74826 S.E. of regression 1.003135 Sum squared resid 1582.877 F-statistic 19112.87 Durbin-Watson stat 1.113558 Prob(F-statistic) 0.000000 Untuk menguji kesignifikanan pengaruh tersebut maka perlu dilakukan pengujian dengan f-test. Adapun hipotesisnya sebagai berikut : 9
Ho : β1 = β2 = β3 = β4= 0; Nilai tukar, suku bunga,inflasi,volume perdagangan secara simultan tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4≠ 0; Nilai tukar, suku bunga,inflasi,volume perdagangan secara simultan berpengaruh terhadap indeks harga saham Dengan tingkat signifikan sebesar α = 0.05. yang mana akan diperoleh suatu hipotesis dengan kriteria: jika angka probabilitas ≥ 0,05, maka Ho tidak ditolak, jika angka probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Setelah melakukan uji f dengan menggunakan model fixed Effect dapat kita lihat pada tabel 4.16 maka diperoleh nilai P-Value dari F atau tingkat signifikan adalah sebesar 0.0000 lebih kecil dari 0.05 (α), maka Ho ditolak. Artinya bahwa variabel X1, X2, , X3, dan X4 berpengaruh secara bersama-sama (simultan ) terhadap Indeks harga saham perbankan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap hipotesis yang telah dirumuskan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian pertama diperoleh terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap Harga Saham secara parsial. Adanya pengaruh yang negatif ini disebabkan karena sektor perbankan menggunakan mata uang rupiah dalam melakukan transaksi dengan nasabahnya sehingga nilai tukar ruiah terhadap dollar tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan. 2. Hasil pengujian kedua diperoleh terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham secara parsial. Dengan suku bunga SBI yang kecil menyebabkan peningkatan tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan sahamnya di perusahaan perbankan. 3. Hasil pengujian ketiga diperoleh terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara Inflasi terhadap Harga Saham secara parsial. Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi inflasi menyebabkan investor tidak ingin berspekulasi atau cenderung bersikap menunggu agar kondisi inflasi lebih stabil, sehingga resiko kerugian yang dialami investor tidak besar. 4. Hasil pengujian keempat diperoleh terdapat pengaruh yang positif namum tidak signifikan antara Volume Perdagangan Saham terhadap Harga Saham secara parsial. Hasil ini menunjukkan bahwa volume perdagangan yang tinggi mengindikasikan banyaknya investasi yang masuk ke perusahaan perbankan, sehingga akan menyebabkan harga saham perusahaan menjadi meningkat. 5. Hasil pengujian dari nilai tukar,suku bunga, inflasi, volume perdagangan terhadap indeks harga saham perbankan sejalan dengan hipotesa yang dirumuskan dan keputusannya diterima. SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka implikasi kebijakan yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian menunjukan besarnya pengaruh nilai tukar, suku bunga, inflasi dan volume perdagangan terdahap indek harga saham perbankan dimana dapat 10
diterangkan dari hasil estimasi sebesar 99% dan sisanya 1% dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang tidak dimasukan 2 Investor dapat menjadikan volume perdagangan saham sebagai informasi dalam penanaman investasinya karena terbukti bahwa volume perdagangan saham berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. 3. Bagi penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel-variabel lainnya yang relevan mempengaruhi indeks harga saham perbankan, contohnya variabel fundamental internal, yaitu variabel yang memberikan informasi mengenai keadaan perusahaan itu sendiri (CAR, NPL, Neraca Keuangan). DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat, 2000. Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return Terhadap Bid-Ask Spread Saham Industri Rokok di BEJ dengan Model Korelasi Kesalahan, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol, 3 hal.69-85. Adler Haymens Manurung, 2003. Memahami Seluk Beluk Investasi, PT. Adler Manurung, Jakarta. Anoraga, Panji dan Pakarti, Piji, 2001. Pasar Modal, Keberadaan dan Manfaatnya Bagi Pembangunan, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suhasimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Budiantara M, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Kurs, dan Inflasi terhadap indeks harga saham gabungan di bursa efek Indonesia periode tahun 2005-2010, jurnal sosiohumaniora vol 3 Mei 2010, Yogyakarta Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Investasi: Teori dan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat Ghozali, Imam, 2005, Apliksi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang; Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Husnan,Suad,2001, Dasar-dasar Teori Portofolio, Edisi Kedua.UPP AMP YKPN, Yogyakarta. http://finance.yahoo.com. http://www.bi.go.id Lumbantoruan, Magdalena. 2004. Ensiklopedia ekonomi,beisnei, dan manajemen cetakan ketiga. Jakarta : PT Delta Pamungkas Mankiw, N. Gregory. 2007. Teori Makroekonomi. Jakarta : Erlangga. Maryanne, Donna Menina Della, 2009, Pengaruh nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga SBI, inflasi dan volume transaksi transaksi perdagangan terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2007 Nachrowi, 2006, Pendekatan populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi universitas Indonesia Martono & Harjito,D.Agus,Manajemen Keuangan ,Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII,Yogyakarta,2010.
11
Sadono Sukirno, 2006, Ekonomi Pembangunan Proses masalah dan Dasar Kebijakan, cetakan ketiga, Penerbit Kencana, Jakarta Santoso ,Singgih,SPSS versi 10-Mengolah data statistic Secara Profesional. PT Elex Media Komputindo,Kel.Gramedia,Jakarta 2001 Santosa, Singgih, 2001, SPSS versi 10.0 Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Sunariyah, 2000, Pengantar Pasar Modal, Cetakan Kedua, UPP AMK, Yogyakarta. Wang Sutrisno et al. (2000). Pengaruh stock split terhadap Likuiditas dan Return saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 2. No. 2: 1-13. www.wahana-statistika.com/olah-data/eviews/122-pengantar-eviews.html Wiyani, Wahyu dan Wijayanto, Andi, 2005. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Harga Saham, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Tahun IX, No. 3 September.
12