LAPORAN KINERJA OMBUDSMAN RI 2016
i
LAPORAN KINERJA OMBUDSMAN RI 2016
i
KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kami munajatkan kepada Allah Subhannahu WaTa’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya sehingga Ombudsman RI dapat melaksanakan seluruh tugas, fungsi, dan wewenang pada tahun 2016. Hasil dari pelaksanaan program/kegiatan Ombudsman RI ini, kami sampaikan ke dalam Laporan Kinerja (LKj) Ombudsman RI tahun 2016. LKj disusun mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, Rencana Strategis Ombudsman RI Tahun 2015-2019, Perjanjian KInerja Tahun 2016 serta Laporan berkala. Indikator kinerja Ombudsman RI Tahun 2016 meliputi: Persentasi Instansi Pemerintah yang memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan, Persentasi Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional, Persentasi Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik yang Selesai Ditindaklanjuti, Persentasi K/L/Pemda dengan tingkat Kepatuhan atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Jumlah Perbaikan Pelayanan Publik, dan Jumlah Partisipasi Publik. Secara umum capaian kinerja menunjukkan bahwa sebagian besar target sasaran kinerja yang ditetapkan telah berhasil dicapai. Hambatan, masalah, dan kendala selalu ada dalam pelaksanaan program/kegiatan Ombudsman RI. Namun dengan berbagai upaya yang telah ditempuh diantaranya melalui terobosan dan koordinasi, serta konsultasi dengan mitra terkait maka kendala dapat dicegah, dikendalika, dan diatasi sehingga memperoleh hasil optimal. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja seluruh elemen baik para Ombudsman, Kepala Perwakilan, Asisten, jajaran Sekretariat Jenderal, serta para mitra kerja yang berkontribusi dan bersinergi secara maksimal. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi aktif mendukung keberhasilan Ombudsman RI. LKj merupakan informasi kinerja Ombudsman RI kepada pemangku kepentingan dan secara internal sebagai pemacu kinerja agar lebih optimal sebagai bagian mewujudkan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih baik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Jakarta, 14 Februari 2017 Ketua Ombudsman Republik Indonesia
Prof. Amzulian Rifai, S.H., LL.M., Ph.D
LAPORAN KINERJA OMBUDSMAN RI 2016
i
RINGKASAN EKSEKUTIF Sesuai dengan tugas, wewenang dan fungsi yang diembannya, Ombudsman RI melakukan pengawasan terhadap pelayanan publik utamanya yang diselenggarakan oleh pemerintah. Hal ini termuat dalam Rencana Strategis periode 2015-2019 yang sudah dibuat. Didalam Rencana Strategis tersebut terdapat seluruh kebijakan, program, dan kegiatan yang dijalankan Ombudsman RI sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenangnya. Capaian kinerja diukur dengan membandingkan penetapan kinerja yang ditetapkan dengan realisasi yaitu persentase Instansi Pemerintah yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan, persentase Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional, persentase Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik yang Selesai Ditindaklanjuti, persentase K/L/Pemda dengan Tingkat Kepatuhan atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Jumlah Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik, Jumlah Partisipasi Publik dan persentase Dugaan Pelanggaran Kode Etik. Capaian kinerja Tahun 2016, 2 (dua) indikator melampaui target yang telah ditetapkan yaitu persentase Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik yang Selesai Ditindaklanjuti dan Jumlah Partisipasi Publik. 1 (satu) target sesuai dengan target yaitu persentase Dugaan Pelanggaran Kode Etik. Sedangkan 4 (empat) indikator capaian kinerjanya dibawah target yaitu persentase Instansi Pemerintah yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan, persentase Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional, persentase K/L/Pemda dengan Tingkat Kepatuhan atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, serta Jumlah Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik. Alokasi anggaran Tahun 2016 Ombudsman RI sebesar Rp170.056.252.000 didistribusikan dalam 2 program yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp125.810.846.000 dan Program Pengawasan Pelayanan Publik sebesar Rp 44.245.406.000. Kegiatan-kegiatan dan indikator-indikator kinerja tersebut termasuk pada Program Pengawasan Pelayanan Publik. Realisasi anggaran Program Pengawasan Pelayanan Publik sebesar Rp 26.428.430.230 atau 59,73%. Besaran penyerapan disebabkan antara lain adanya kebijakan melakukan penghematan anggaran sehingga terjadi pemblokiran anggaran.
LAPORAN KINERJA OMBUDSMAN RI 2016
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI
i ii iii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Fungsi dan Tugas Ombudsman RI 1.2.1. Fungsi 1.2.2. Tugas 1.2.3. Wewenang 1.3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia 1.4. Sitematika Penyajian
1 1 2 2 2 3 4 5
BAB II
PENETAPAN KINERJA
6
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian Sasaran
7 7
3.1. Sasaran 1: Meningkatnya Instansi Pemerintah Yang
8
Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan. 3.2. Sasaran 2: Terwujudnya Integrasi Sistem Pengelolaan
9
Pengaduan Nasional. 3.3. Sasaran 3: Efektivitas Penyelesaian Masyarakat atas Pelayanan Publik.
BAB IV
Pengaduan
10
3.4. Sasaran 4: Meningkatnya Kepatuhan K/L/Pemda Terhadap Pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
12
3.5. Sasaran 5: Terwujudnya Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik.
18
3.6. Sasaran 6: Meningkatnya Partisipasi Publik.
19
3.7. Sasaran 7: Tindak Lanjut atas Dugaan Pelanggaran Kode Etik
20
PENUTUP LAMPIRAN
21 22
LAPORAN KINERJA OMBUDSMAN RI 2016
iii
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pemerintah melalui Jalan Perubahan Jokowi-JK untuk Rakyat Indonesia merumuskan program prioritas dalam Nawa Cita. Ombudsman Republik Indonesia (selanjutnya disebut Ombudsman RI) mendukung pencapaian Nawa ke-2 dari Nawa Cita, yaitu "membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas sebagai lembaga negara pengawas pelayanan publik, Ombudsman RI mendorong percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini selaras dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik. Pelayanan publik, yang diselengarakan atau dibiayai negara harus dapat memenuhi harapan dan tuntutan warga negara dan penduduk. Setelah 7 (tujuh) tahun sejak Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik diberlakukan, efektivitas pelaksanaannya perlu dikaji kembali berdasarkan filosofi pembentukannya, yaitu: Pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum dapat mengejar kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konsep sistem pelayanan publik yang mampu mewujudkan hak asasi manusia belum dapat diterapkan sehingga masyarakat belum memperoleh pelayanan publik yang sesuai kebutuhan. Pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik, sepadan dengan survei dan penghargaan dari beberapa lembaga yang menunjukkan penyelenggaraan pelayanan publik masih terus berkembang untuk memenuhi sesuai harapan masyarakat, antara lain: Publikasi World Bank tentang Ease of Doing Business (2016) yang dilansir International Finance Corporation (IFC), menempatkan Indonesia pada peringkat ke-91, atau membaik 18 peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terkait dengan kemudahan memulai usaha (prosedur, waktu, biaya, dan pembayaran kebutuhan modal nominal). Posisi Indonesia dalam daftar tersebut diantara Uruguay dan Kenya. Tranparency International meluncurkan Corruption Perception Index (CPI) atau indeks persepsi korupsi 2016. Hasilnya: Indonesia belum maksimal memberantas korupsi. Indonesia memiliki skor CPI 37 dengan peringkat 90. Terjadi penurunan 2 peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan skor 37 artinya komitmen berantas korupsi di Indonesia masih rendah. Survei CPI tahun 2016 ini dilakukan terhadap 176 negara di dunia.
1
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
1.2
Penilaian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009 yang dilaksanakan Ombudsman RI, dengan hasil kepatuhan masih rendah.
Fungsi dan Tugas Ombudsman RI
1.2.1 Fungsi Fungsi Ombudsman RI berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 adalah mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.
1.2.2 Tugas Sebagaimana mandat Pasal 7 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008, Ombudsman RI mempunyai tugas: a. menerima laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik; b. melakukan pemeriksaaan substansi atas laporan; c. menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan Ombudsman RI; d. melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik; e. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara, lembaga pemerintahan, serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan; f. membangun jaringan kerja; g. melakukan upaya pencegahan maladminsirasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan h. melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang. Sebagai pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang, wewenang Ombudsman RI dinamis (makin luas dan kuat), antara lain: a. Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, wewenang Ombudsman RI makin luas termasuk pengawasan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.untuk menyelesaikan ganti rugi Ombudsman RI melakukan mediasi, konsiliasi, dan ajudikasi khusus (Pasal 50). b. Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, wewenang Ombudsman RI makin kuat. Berdasarkan Pasal 351: Kepala Daerah yang tidak melaksanakan rekomendasi Ombudsman RI sebagai tindak lanjut pengaduan masyarakat diberikan sanksi berupa pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan yang 2
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
dilaksanakan oleh Kementerian serta tugas dan kewenangannya dilaksanakan oleh wakil kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk. 1.2.3 Wewenang Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008, Ombudsman RI memiliki wewenang: a. meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari pelapor, terlapor, atau pihak yang terkait mengenai laporan yang disampaikan kepada Ombudsman RI; b. memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada pada pelapor ataupun terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu Laporan; c. meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang diperlukan untuk pemeriksaan laporan dari instansi terlapor; d. melakukan pemanggilan pelapor, terlapor, dan pihak lain yang terkait dengan laporan; e. menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak; f. membuat Rekomendasi untuk penyelesaian laporan, termasuk Rekomendasi untuk membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan; dan g. demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Selain wewenang tersebut, Ombudsman RI juga berwenang (sebagai pelaksanaan Pasal 8 ayat (2): a. menyampaikan saran kepada Presiden, Kepala Daerah, atau pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/atau prosedur pelayanan publik; dan b. menyampaikan saran kepada DPR dan/atau Presiden, DPRD dan/atau Kepala Daerah agar terhadap undang-undang dan peraturan perundangundangan lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah Maladministrasi.
3
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
1.3 Organisasi dan Sumber Daya Manusia Untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan, struktur organisasi OmbudsmanRI terdiri atas: a. Ombudsman. b. Perwakilan Ombudsman. c. Asisten Ombudsman. d. Sekretariat Jenderal. Menurut Peraturan Ombudsman Nomor 18 Tahun 2015, struktur organisasi Ombudsman RI sebagai berikut:
Struktur organisasi tersebut belum dilaksanakan secara efektif karena belum dilakukan pengisianjabatan.Berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman RI Nomor 2/ORI-SEKJEN-PR/IX/2010, Sekretariat Jenderal terdiri atas : a. Biro Perencanaan, Pengawasan dan Kerja Sama, yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi, pembinaan organisasi, dan pengawasan internal, serta pelayanan administrasi kerjasama di lingkungan Ombudsman Republik Indonesia. b. Biro Administrasi dan Sistem Informasi Laporan, yang mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi pelayanan hukum, hubungan masyarakat, pelayanan pelaporan, dan pengelolaan sistem informasi dan teknologi informasi. c. Biro Umum, yang mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan, kepegawaian, dan ketatausahaan, serta perlengkapan dan kerumahtanggaan. Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya, Ombudsman RI didukung sumber daya manusia/pegawai sejumlah 558 orang yang terdiri atas Pimpinan Ombudsman, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Kepala Perwakilan, Asisten, dan pegawai tidak tetap. Komposisi sumber daya manusia Ombudsman RI disajikan pada grafik dan tabel berikut :
4
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
PERKEMBANGAN JUMLAH PEGAWAI
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai
533
558
2015
2016
417 315 207 82
108
2010
2011
2012
2013 Tahun
2014
Komposisi SDM Ombudsman RI 15 9 30 81
52 232
139
Anggota
Kepala Perwakilan
Asisten
PNS
Pramubakti
Satpam
1.4 Sistematika Penyajian Laporan kinerja ini disajikan dengan sistematika, sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan: berisikan latar belakang. BAB II. Penetapan Kinerja: berisikan perjanjian kinerja. BAB III. Akuntabilitas: berisikan akuntabilitas kinerja. BAB IV. Penutup.
5
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Pengemudi
BAB II PENETAPAN KINERJA Dalam rangka pengukuran kinerja atas program dan outcome yang dihasilkan, Ombudsman RI telah menetapkan program yang dilengkapi dengan sasaran, indikator, dan target. Tahun 2016, sebagai berikut: Tabel 2.1 Penetapan Kinerja Tahun 2016 NO
SASARAN/PROGRAM
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Program Pengawasan Pelayanan Publik
1.1.
Meningkatnya Instansi Pemerintah yang memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan
% Instansi Pemerintah yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan
30%
1.2.
Terwujudnya Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional
%Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional
25%
1.3.
Efektivitas Penyelesaian Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik
%Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik yang Selesai Ditindaklanjuti
35%
1.4.
Meningkatnya Kepatuhan K/L/Pemda atas Pelaksanaan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
% K/L/Pemda dengan Tingkat Kementerian: Kepatuhan atas Pelaksanaan 100% Undang-Undang Nomor 25 Lembaga: Tahun 2009 tentang 100% Pelayanan Publik Provinsi: 80% Kab/Kota: 35%
1.5.
Terwujudnya Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik
Jumlah Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik
50
1.6
Meningkatnya Partisipasi Publik
Jumlah Partisipasi Publik
50
1.7
Tindak Lanjut atas Dugaan Pelanggaran Kode Etik
% Dugaan Pelanggaran Kode Etik yang Ditindaklanjuti
6
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
100%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pencapaian Sasaran Pada Tahun 2016, Ombudsman RI berusaha untuk meningkatkan kinerja untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun hasilnya sebagai berikut: Tabel 3.1 Penetapan Kinerja Tahun 2016 beserta realisasi dan capaian NO
SASARAN/PROGRAM
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1.
Program Pengawasan Pelayanan Publik
1.1.
Meningkatnya Instansi Pemerintah yang memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan
% Instansi Pemerintah yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan
30%
21,7%
72,3%
Terwujudnya Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional
%Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional
25%
22,43%
89,72%
Efektivitas Penyelesaian Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik
%Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik yang Selesai Ditindaklanjuti
35%
61,01%
174,31%
Meningkatnya Kepatuhan K/L/Pemda atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
% K/L/Pemda dengan Tingkat Kepatuhan atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Kementerian: 100%
44%
44%
Lembaga: 100%
66,67%
66,67%
Provinsi: 80%
39,39%
49,23%
Kab/Kota: 35%
23,5%
67,14%
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
Terwujudnya Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik
Jumlah Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik
50
36
72%
1.6
Meningkatnya Partisipasi Publik
Jumlah Partisipasi Publik
50
157
314%
1.7
Tindak Lanjut atas Dugaan Pelanggaran Kode Etik
% Dugaan Pelanggaran Kode Etik yang Ditindaklanjuti
100%
100%
100%
7
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
3.1. Sasaran 1: Meningkatnya Instansi Pemerintah Yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan. Pembentukan Unit Pengelola Pengaduan merupakan amanat Pasal 36 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008, yang menyatakan bahwa "Penyelenggara berkewajiban menyediakan sarana pengaduan dan menugaskan pelaksana yang kompeten dalam pengelolaan pengaduan". Sebagai pelaksanaan amanat tersebut, Ombudsman RI mendorong pembentukan unit pengelola pengaduan dan mengembangkan kompetensi pengelolanya. Unit ini sangat penting, namun demikian baru sedikit penyelenggara layanan yang membentuk dan menempatkan pengelola yang kompeten. Dalam rangka meningkatkan efektivitas penanganan pengaduan masyarakat, masing-masing Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah wajib mengembangkan Unit Pengelola Pengaduan dan menetapkan petugas yang kompeten sebagai diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik. Untuk itu, Ombudsman RI turut mendorong pembentukan unit agar masyarakat memiliki saluran pengaduan secara berjenjang. Pada tahun 2015, telah difasilitasi pembentukan 98 unit pengelolaan pengaduan yang tersebar di seluruh Indonesia (kementerian/lembaga/ pemerintah daerah) atau 15,41% dari total. K/L/P: 636; terdiri atas kementerian: 34; lembaga: 60; pemerintah daerah: 542 (Provinsi: 34; Kabupaten: 415; Kota: 93). Dengan demikian realisasi: 98/636x100%= 15,41% (Capaian kinerja: 102,73%). Dalam rangka percepatan pembentukan unit pengelolaan pengaduan, telah disusun modul Bimbingan Teknis Pengawasan Pelayanan Publik dan dilaksanakan pelatihan bagi Kepala dan Asisten di Perwakilan. Pada Tahun 2016, Peningkatan Instansi Pemerintah Yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan didukung Program Pemerintah yang ingin mengintegrasikan Sistem Pengelolaan Pengaduan secara Nasional (SP4N). Sebagai persyaratan pengintegrasian adalah K/L/D wajib membentuk unit pengelolaan pengaduan. Secara output, pelaksanaan sasaran ini pada tahun 2016 teridentifikasi pada 12 Kementerian, 37 Lembaga dan 3 Kabupaten atau 52 Instansi. Secara akumulatif dari tahun 2015-2016, terdapat 150 instansi (34 dari 34 kementerian, 52 dari 115 lembaga, 33 dari 34 Provinsi, 67 dari 415 Kabupaten, dan 50 dari 93 Kota) atau secara persentase 150/691 x 100%= 21,7% dengan target 30%. (capaian kinerja : 72,3% ) 8
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Kinerja keuangan Tahun 2016, dengan Pagu Rp3.638.370.000, realisasi nya sebesar Rp1.344.316.070 atau 37 % dari pagu yang disediakan. Kecilnya penyerapan terjadi karena adanya proses blokir anggaran sampai dengan akhir bulan Oktober 2016. (sumber Sismonev SMART). 3.2. Sasaran 2: Terwujudnya Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Nasional. Integrasi pengelolaan pengaduan nasional sangat strategis dalam rangka meningkatkan kualitas pengawasan pelayanan publik. Melalui integrasi diharapkan dapat dilakukan monitoring perkembangan pengaduan masyarakat secara terpusat. Pencapaian Integrasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N), dalam implementasinya dilaksanakan bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Ombudsman RI, dan Kantor Staf Kepresidenan. Integrasi tersebut dengan mengembangkan LAPOR! yang selama ini dikelola oleh Kantor Staf Kepresidenan. Peran Ombudsman RI adalah mendorong terwujudnya integrasi tersebut, sedangkan penyediaan sarana dan prasarana dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Integrasi unit pengelolaan pengaduan pelayanan publik nasional (SP4N) dilaksanakan secara bertahap. Pada tahun 2015, integrasi dapat dilakukan unit pengelolaan pengaduan sebagai berikut: 34 dari 34 kementerian atau 100%
44 dari 60 lembaga atau 73,33%
9 dari 34 Provinsi atau 26,47%
1 dari 93 kota atau 1,07% yaitu Kota Bandung 3 dari 415 Kabupaten atau 0,72% yaitu Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kabupaten Parigi Moutong. Jumlah K/L/Pemda adalah 636; terdiri atas kementerian: 34; lembaga: 60; pemerintah daerah: 542 (Provinsi: 34; Kabupaten: 415; Kota: 93). Dengan demikian realisasi: 91/636x100%=14,3%. Adapun di tahun 2016 terdapat penambahan, sebagai berikut: 9 lembaga/badan yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Sekretariat Kabinet (Setkab), dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). 9 Provinsi yaitu Aceh, Bengkulu, Jakarta, Jambi, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah 35 Kabupaten yaitu Kab. Gorontalo, Kab. Serdang Bedagai, dan Kab. Polewali Mandar, Kab. Cianjur, Kab. Balangan, Kab. Bangka Tengah, Kab. 9
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Bengkulu Utara, Kab. Bondowoso, Kab. Boyolali, Kab. Gunung Kidul, Kab. Jepara, Kab. Kapuas, Kab. Kulon Progo, Kab. Lampung Timur, Kab. Minahasa, Kab. Pacitan, Kab. Seruyan, Kab. Situbondo, Kab. Temanggung, Kab. Tanah Laut, Kab. Gunung Mas, Kab. Aceh Besar, Kab. Luwu Timur, Kab. Tanah Datar, Kab. Pelalawan, Kab. Banjarbaru, Kab. Bandung, Kab. Belitung Timur, Kab. Siak, Kab. Sleman, Kab. Way Kanan, Kab Bulukumba, Kab Pasaman, Kab. Lampung Selatan, Kab. Gowa 12 Kota yaitu Semarang, Ambon,Kediri, Banda Aceh, Bengkulu, Samarinda, Salatiga, Pekanbaru, Pontianak, Sukabumi, Maram, dan Madiun 83 BUMN 131 Perwakilan Negara di Luar Negeri
Sampai dengan 2016, akumulasi capaian sebagai berikut: 34 dari 34 kementerian atau 100% 52 dari 115 lembaga atau 45,21% 18 dari 34 Provinsi atau 52,94% 13 dari 93 kota atau 13.97% 38 dari 415 Kabupaten atau 9,15% Jumlah K/L/Pemda adalah 691; terdiri atas kementerian: 34; lembaga: 115; pemerintah daerah: 542 (Provinsi: 34; Kabupaten: 415; Kota: 93). Dengan demikian realisasi: 155/691x100%=22,43% dengan target integrasi adalah 25%. (capaian Kinerja: (22,43% : 25%) x100%= 89,72%) (data lengkap terlampir) Dengan integrasi unit pengelola pengaduan diharapkan terjadi percepatan tindak lanjut pengaduan masyarakat sehingga partisipasi masyarakat dihargai oleh penyelenggara layanan. Selain itu, masyarakat dapat mengetahui perkembangan pengaduan yang disampaikan. Kinerja keuangan Tahun 2016, dengan Pagu Rp979.610.000, realisasi nya sebesar Rp632.850.116 atau 65 % dari pagu yang disediakan. (sumber Sismonev SMART). 3.3. Sasaran 3: Efektivitas Penyelesaian Pengaduan Masyarakat atas Pelayanan Publik. Kegiatan Penyelesaian Laporan, adalah menindaklanjuti dan menyelesaikan laporan atas dugaan maladministrasi yang diterima Ombudsman. Akses masyarakat kepada Ombudsman untuk keperluan 10
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
melapor, mengantar surat, konsultasi, permintaan data guna penelitian skripsi, menghadiri undangan atau bertanya fungsi dan peran dari Ombudsman. Hal ini menunjukkan, bahwa masyarakat menaruh harapan besar kepada Ombudsman. Aspek pelayanan merupakan bagian integral dan strategis bagi pengembangan tugas dan fungsi pelayanan pemerintahan. Untuk itu, kualitas pelayanan publik merupakan salah satu parameter keberhasilan birokrasi. Pelayanan yang berkualitas merupakan harapan masyarakat karena pelayanan merupakan hak yang harus diperolehnya. Kesadaran masyarakat terhadap hak untuk memperoleh pelayanan yang baik salah satunya diwujudkan dalam penyampaian akses ke Ombudsman RI. Kegiatan Penyelesaian Laporan meliputi kegiatan investigasi, monitoring, mediasi/konsilitasi, dan ajudikasi khusus untuk menindaklanjuti laporan yang ditangani oleh Pusat dan Perwakilan. Sampai dengan saat ini penyelesaian pengaduan melalui ajudikasi khusus belum dapat dilaksanakan karena belum ditetapkan Peraturan Pemeritah tentang Mekanisme dan Ketentuan Pembayaran Ganti Rugi sebagai pelaksanaaan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009. Sebagai persiapan pelaksanaan ajudikasi khusus, telah dibangun ruang Ajudikasi Khusus dan dilakukan diseminasi pelaksanaan ajudikasi khusus. Tren laporan masyarakat sebagai berikut: Grafik Laporan/pengaduan masyarakat periode 2010-2016 10000
8869
8535
9030
8000 6000
4966
6678
6859
4964
4000 2000
10476
1544
1857
1593
1054 1054
1544
21591
2010
2011
2012
2010
1446
2
0 tembusan
2013 laporan
2014
2015
2016
jumlah
Peningkatan laporan masyarakat tersebut menunjukkan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi makin meningkat, sehingga responsi Ombudsman RI untuk menindaklanjuti merupakan suatu keharusan.
11
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Pada tahun 2016, Ombudsman RI menerapkan kebijakan dengan menindaklanjuti tembusan surat instansi lain. Jumlah laporan yang masuk ke Ombudsman RI berjumlah 10476 dengan rincian laporan berjumlah 9030 dan tembusan berjumlah 1446. Dari laporan tersebut yang diselesaikan (meliputi tidak memenuhi syarat formil, bukan wewenang, pengaduan telah ditutup, Pengaduan telah diselesaikan) sejumlah 5510 laporan atau 61,01% sedangkan target 35%. (capaian Kinerja: 174,31%) . Kinerja keuangan untuk sasaran ini di tahun 2016, dengan Pagu Rp14.965.500.000, realisasi nya sebesar Rp10.653.000.015 atau 71 % dari pagu yang disediakan. (sumber Sismonev SMART). 3.4. Sasaran 4: Meningkatnya Kepatuhan K/L/Pemda Terhadap Pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Penilaian kepatuhan periode 2013 sampai dengan 2015 menunjukkan bahwa kepatuhan penyelenggara terhadap pelaksanaan Undang-Undang 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik masih rendah. Padahal kepatuhan ini sangat penting, karena penyediaan komponen standar pelayanan dapat mencegah maladministrasi sehingga mencegah perilaku koruptif. Dengan pemenuhan komponen standar pelayanan, memenuhi aspek keterbukaan dan transparansi. Masyarakat dapat secara jelas mengetahui biaya yang harus dibayar, jangka waktu penyelesaian, persyarakat yang harus dipenuhi sehingga menutup potensi penyimpangan oleh pelaksana. Dengan demikian penilaian kepatuhan ini mendukung pencegahan korupsi nasional. Ombudsman melaksanakan penilaian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik secara berkelanjutan sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2015-2019. Hasil penilaian dikategorikan ke dalam zonasi (hijau, kuning, merah). Variabel dan Indikator Penilaian Kepatuhan mengacu pada kewajiban penyelenggara pelayanan publik untuk mematuhi kewajibannya dalam hal mempublikasikan standar pelayanan, mempublikasikan maklumat pelayanan, menyediakan sistem informasi pelayanan publik, menyediakan sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan publik, menyediakan pelayanan khusus, menyediakan sarana pengukuran kepuasan pelanggan, menyediakan sarana dan informasi pengelolaan pengaduan dan menyelenggaranan sistem pelayanan terpadu. Hal tersebut sebagaimana telah di atur dalam Pasal 15 dan 12
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Bab V Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yang terdiri dari : Standar Pelayanan Publik Maklumat Pelayanan Sistem Informasi Pelayanan Publik Sarana, Prasarana dan/atau Fasilitas Pelayanan Publik Pelayanan Khusus Pengelolaan Pengaduan Penilaian Kinerja Keterpaduan Pelayanan Visi, Misi dan Motto Atribut Variabel dan indikator penilaian terbagi menjadi 2 kategorisasi, yaitu kategorisasi pelayanan langsung di kementerian/lembaga dan kategorisasi pelayanan langsung di pemerintah daerah. Untuk di Kementerian/lembaga, Berdasarkan variabel dan indikator penilaian, akan diperoleh nilai maksimal/total sebesar 110 dan dibagi ke dalam 3 (tiga) kategorisasi, yaitu: 1. Zona merah (0-55) : kepatuhan yang rendah 2. Zona kuning (56-88) : kepatuhan yang sedang 3. Zona hijau (89-110) : kepatuhan yang tinggi Pembagian zona ditentukan dengan cara : Nilai 50% dari total poin (110) yaitu 55, maka ditentukan bahwa nilai yang lebih rendah dari 55 dinilai tidak memenuhi kepatuhan dengan memberikan predikat kepatuhan rendah dengan simbol zona merah. Nilai antara 50% sampai dengan 80% dari total poin, yaitu 56 – 88, dinilai cukup memenuhi kepatuhan, dengan memberikan predikat kepatuhan sedang dengan simbol zona kuning. Sedangkan nilai diatas 80% dari total poin (110), yaitu 89 ke atas, dinilai telah memenuhi kepatuhan, dengan memberikan predikat kepatuhan tinggi dengan simbol zona hijau. Jika terdapat nilai di antara batas zonasi, maka dilakukan pembulatan nilai desimal ke bilangan bulat terdekat. Untuk Pemerintah Daerah, Berdasarkan variabel dan indikator penilaian tersebut, akan diperoleh nilai maksimal/total sebesar 100 dan dibagi ke dalam 3 (tiga) kategorisasi, yaitu: 1. Zona merah (0-50) : kepatuhan yang rendah. 2. Zona kuning (51-80) : kepatuhan yang sedang. 3. Zona hijau (81-100) : kepatuhan yang tinggi
13
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Pembagian zona ditentukan dengan cara : Nilai 50% dari total poin (100) yaitu 50, maka ditentukan bahwa nilai yang lebih rendah dari 50 dinilai tidak memenuhi kepatuhan dengan memberikan predikat kepatuhan rendah dengan simbol zona merah. Nilai antara 50% sampai dengan 80% dari total poin (110), yaitu 51 – 80, dinilai cukup memenuhi kepatuhan, dengan memberikan predikat kepatuhan sedang dengan simbol zona kuning. Sedangkan nilai diatas 80% dari total poin (110), yaitu 81 ke atas, dinilai telah memenuhi kepatuhan, dengan memberikan predikat kepatuhan tinggi dengan simbol zona hijau. Jika terdapat nilai di antara batas zonasi, maka dilakukan pembulatan nilai desimal ke bilangan bulat terdekat. a. Kementerian Observasi dilaksanakan terhadap 25 Kementerian yang menyelenggarakan pelayanan publik langsung kepada kelompok masyarakat/perorangan/instansi khususnya terkait penyelenggaraan perizinan di tingkat kementerian dengan target 100%. (Capaian Kinerja: (44%:100%)x100%=44%)
Tabel Tingkat Kepatuhan Kementerian Uraian Penilaian Kepatuhan Kementerian
14
Sampel
Predikat 2
12
11
8%
48%
44%
25
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
b. Lembaga Observasi dilaksanakan terhadap 15 Lembaga yang bersifat LPNK (Lembaga Pemerintah non-Kementerian) di Jakarta khususnya lembaga penyelengaraan pelayanan perizinan dengan target 100%. (capaian Kinerja: (66,67%:100%)x100%= 66,67%).
Tabel Tingkat Kepatuhan Lembaga
Uraian Penilaian Kepatuhan Lembaga
Sampel
Predikat 2
3
13,3%
20%
10
15 66,67%
c. Pemerintah Provinsi Observasi di lingkungan Pemerintah Daerah dilaksanakan terhadap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang menyelenggarakan pelayanan publik langsung kepada kelompok masyarakat/perorangan/instansi di 33 Provinsi Indonesia dengan target 80%. (capaian Kinerja: (39,39%: 80%) x 100% =49,23%)
15
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Tabel Tingkat Kepatuhan Pemerintah Provinsi Uraian
Sampel
Penilaian Kepatuhan Pemerintah Provinsi
Predikat 7
13
13
21,21%
39,39%
39,39%
33
d. Pemerintah Kabupaten/Kota Observasi di lingkungan Pemerintah Daerah dilaksanakan terhadap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang menyelenggarakan pelayanan publik langsung kepada kelompok masyarakat/perorangan/ instansi berdasarkan 85 kabupaten dan 55 kota di Indonesia. Data yang diambil pada kabupaten yaitu sebesar 4.497 produk layanan yang tersebar di 85 kabupaten. Sedangkan untuk Kota, data yang diambil 2841 produk layanan yang tersebar di 55 kota dengan target 35%. (Capaian Kinerja Kab dan kota: ((18%+29%):2):35% x100%= 67,14% )
Tabel Tingkat Kepatuhan Pemeritah Kabupaten/Kota Uraian Penilaian Kepatuhan Pemerintah Kabupaten
85
Uraian
Sampel
Penilaian Kepatuhan Pemerintah Kota
16
Sampel
Predikat 25
45
15
29%
53%
18%
Predikat 8
31
16
15%
40%
29%
55
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Untuk tahun 2016, Melihat hasil penilaian di atas, dalam upaya mempercepat kepatuhan pemenuhan standar pelayanan publik dan meningkatkan efektifitas pelayanan publik, Ombudsman RI memberikan beberapa saran kebijakan, sebagai berikut: 1. Kepada Presiden, Menteri Koordinator, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri, agar: a. Mendorong Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah mengimplementasikan standar pelayanan publik di instansi pelayanan publik masing-masing. b. Melakukan evaluasi dan pengawasan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 2. Kepada Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota untuk : a. Memberikan apresiasi (award) kepada pimpinan unit pelayanan publik yang produk layanannya mendapatkan Zona Hijau dengan Predikat Kepatuhan Tinggi. Apresiasi atau award sebagai bentuk penghargaan atas segala upaya dan komitmen pimpinan unit memenuhi komponen standar pelayanan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. b. Memberikan teguran dan mendorong implementasi standar pelayanan publik kepada para pimpinan unit pelayanan publik yang produk layanannya mendapatkan Zona Kuning dengan Predikat Kepatuhan Sedang dan Zona Merah dengan Predikat Kepatuhan Rendah. c. Menyelenggarakan program secara sistematis dan mandiri untuk mempercepat implementasi standar pelayanan publik sesuai UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009. Kewajiban penyelenggara layanan dalam mempublikasikan standar pelayanan publik diawali dengan penyusunan yang melibatkan partisipasi publik, penetapan dan implementasi standar pelayanan. Sekiranya diperlukan, ORI bersedia membantu dan/atau memfasilitasinya. d. Memastikan diimplementasikannya Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standar Pelayanan demi terciptanya pelayanan publik yang efektif. e. Memantau konsistensi peningkatan kepatuhan dalam pemenuhan standar pelayanan publik. Setiap unit pelayanan wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan publik sesuai UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009. Terdapat lebih dari 10 komponen standar pelayanan yang harus dipenuhi penyelenggara pelayanan publik demi terciptanya kualitas pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat. Guna memantau pemenuhan standar pelayanan publik dan 17
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
untuk menjaga konsistensi dan peningkatannya, maka disarankan menunjuk pejabat yang kompeten. f. Memprioritaskan peningkatan pemenuhan dan pelaksanaan standar pelayanan publik yang masih harus dipenuhi oleh unit pelayanan publik sesuai Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Kinerja keuangan untuk sasaran ini di tahun 2016, dengan Pagu Rp5.653.270.000, realisasi nya sebesar Rp4.539.541.156 atau 80 % dari pagu yang disediakan. (sumber Sismonev SMART). 3.5. Sasaran 5: Terwujudnya Perbaikan Kebijakan Pelayanan Publik. Berdasarkan kajian terhadap laporan/pengaduan masyarakat yang diterima Ombudsman, dapat disimpulkan bahwa beberapa laporan/ pengaduan masyarakat disebabkan adanya tumpang tindih pengaturan, sehingga perlu kajian untuk melakukan perbaikan. Hasil kajian kebijakan lebih efektif karena dapat menyelesaikan permasalahan sejenis melalui satu tindakan secara komprehensif. Pasal 8 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 menyatakan bahwa Ombudsman berwenang: menyampaikan saran kepada Presiden, kepala daerah, atau pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/atau prosedur pelayanan publik; menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan/atau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan/atau kepala daerah agar terhadap undangundang dan peraturan perundang-undangan lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah Maladministrasi. Tahun 2016, realisasi kinerja terwujudnya perbaikan kebijakan pelayanan publik berupa Rekomendasi Ombudsman RI sejumlah 3 (apartemen Lexington, Kawasan Hutan Riau dan PT Corbec Communication), sementara untuk kajian pelayanan publik yang telah dilaksanakan di tahun 2016 sejumlah 33 Kajian Pelayanan Publik dengan target 50. (Capaian kinerja: 36/50 x100%= 72%).
18
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Kinerja keuangan untuk sasaran ini di tahun 2016, dengan Pagu Rp6.694.580.000, realisasi nya sebesar Rp3.653.731.001 atau 55 % dari pagu yang disediakan. (sumber Sismonev SMART). 3.6. Sasaran 6: Meningkatnya Partisipasi Publik. Edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya partisipasi publik menjadi fokus Ombudsman dalam program ini. Partisipasi masyarakat sangat penting karena pelayanan publik yang berkualitas merupakan hak masyarakat yang wajib disediakan pemerintah. Diharapkan makin tinggi kesadaran masyarakat dapat mempercepat tercapaianya kualitas pelayanan publik. Dalam rangka pencegahan maladministrasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat memperoleh hak atas pelayanan publik yang baik, Ombudsman melaksanakan berbagai kegiatan penyebarluasan informasi mengenai fungsi, tugas, dan wewenang Ombudsman RI. Sasaran kegiatan adalah para penyelenggara pelayanan publik dan masyarakat luas sebagai pengguna pelayanan publik dalam rangka memenuhi hak mendapatkan pelayanan publik. Selain itu sosialisasi juga ditujukan kepada LSM dan media massa sebagai pilar masyarakat mendukung pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik. Pada tahun 2015, jumlah partisipasi publik dengan target 22 partisipan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa Analisis Media telah dilakukan sebanyak 10 kegiatan, media relation sebanyak 5 kegiatan, publikasi sebanyak 4 kegiatan, sosialisasi dengan mobil klinik sebanyak 14 kegiatan, on the spot sebanyak 2 kegiatan, Pendidikan Budaya Anti Maladministrasi dan Korupsi (PBAMAK) sebanyak 33 kegiatan, Pameran sebanyak 3 kegiatan, talk show sebanyak 5 kegiatan, lomba film sebanyak 2 kegiatan dan lain-lain sebanyak 3 kegiatan. Jumlah total kegiatan yang mendorong partisipasi masyarakat sebanyak 81 kegiatan. Pada tahun 2015, target yang ditetapkan sasaran partisipasi publik adalah 22, sedangkan realisasi: 81. (Capaian kinerja: 368,18%). Jumlah partisipasi publik pada tahun 2016 dengan target 50 kegiatan. Ombudsman RI telah melaksanakan kegiatan berupa kunjungan kerja DPR/DPRD sebanyak 10 kegiatan, kunjungan ke Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah sejumlah 7 kegiatan, Kunjungan ke media massa sebanyak 3 kegiatan, coffee morning 4 kegiatan, kunjungan delegasi luar negeri 3 kegiatan, menjadi narasumber pada acara TV 10 kegiatan, kunjungan ke perguruan tinggi/sekolah 5 kegiatan, kegiatan pameran 2 kegiatan, sosialisasi 19
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Pelayanan Publik 30 kegiatan, public hearing 1 kegiatan, seminar 1 kegiatan, workshop 1 kegiatan serta sosialisasi oleh perwakilan 76 kegiatan. Total kegiatan partisipasi publik adalah 157 kegiatan dengan target 50. (capaian kinerja: 157/50 x 100%=314%). Kinerja keuangan untuk sasaran ini di tahun 2016, dengan Pagu Rp11.560.171.000, realisasi nya sebesar Rp5.177.421.802 atau 45 % dari pagu yang disediakan. (sumber Sismonev SMART). 3.7. Sasaran 7: Tindak Lanjut atas Dugaan Pelanggaran Kode Etik Selama tahun 2016, telah terjadi 4 aduan dari publik mengenai dugaan pelanggaran kode etik oleh insan Ombudsman RI. Semua aduan ditindaklanjuti namun 2 aduan tidak memenuhi syarat kelengkapan data sementara 2 aduan dilanjutkan kepada Majelis Kehormatan Ombudsman (MKO) untuk menangani dugaan pelanggaran kode etik. Dengan demikian kinerja tindak lanjut atas dugaan pelanggaran kode etik adalah: 4/4 x 100%= 100%. (capaian kinerja : (100%/100%): 100% = 100%)
Kinerja keuangan untuk sasaran ini di tahun 2016, dengan Pagu Rp753.905.000, realisasi nya sebesar Rp427.570.070 atau 55 % dari pagu yang disediakan. (sumber Sismonev SMART).
20
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
BAB IV PENUTUP Cita-cita pendiri bangsa ini adalah mewujudkan Indonesia yang sejahtera. Kondisi tersebut hanya bisa dicapai antara lain jika negeri ini lepas dari maladministrasi. Maladministrasi terjadi di seluruh tatanan kehidupan masyarakat. Membebaskan Indonesia dari maladministrasi merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan sinergitas antara Ombudsman RI dengan pemangku kepentingan. Peran serta masyarakat secara aktif yang didukung kesungguhan penyelenggara layanan, baik di pusat maupun daerah, merupakan syarat utama untuk mewujudkan harapan tersebut. Perbaikan pelayanan publik yang harus dilakukan secara berkelanjutan. Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberikan gambaran berbagai capaian kinerja berbagai sasaran strategis dan indikator keberhasilannya. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Ombudsman RI dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya dalam pengawasan pelayanan publik. Laporan ini belum sempurna sebagaimana diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat memperoleh gambaran kinerja yang telah dilakukan Ombudsman RI selama tahun 2016. Di masa mendatang, Ombudsman RI akan terus melakukan berbagai upaya untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja agar terwujud pelayanan publik yang semakin berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat.
21
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
2 3 4 5 6 7 8 9
10 LAMPIRAN
22
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Tabel Kementerian yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2015 No Kementerian No Kementerian 1 Kementerian 12 Kementerian Kesehatan RI Ketenagakerjaan RI 2 Kementerian 13 Kementerian Kelautan dan Perindustrian RI Perikanan RI 3 Kementerian 14 Kementerian Koperasi dan Energi dan Sumber Usaha Kecil dan Menengah Daya Mineral RI RI 4 Kementerian 15 Kementerian Agraria dan Perdagangan RI Tata Ruang/ BPN RI 5 Kementerian 16 Kementerian Luar Negeri Pertanian RI RI 6 Kementerian 17 Kementerian Pekerjaan Lingkungan Hidup Umum dan Perumahan dan Kehutanan RI Rakyat RI 7 Kementerian 18 Kementerian Riset, Hukum dan Hak Teknologi, dan Pendidikan Asasi Manusia RI Tinggi RI 8 Kementerian 19 Kementerian Pertahanan Dalam Negeri RI RI 9 Kementerian 20 Kementerian Agama RI Perhubungan RI 10 Kementerian 21 Kementerian Sosial RI Komunikasi dan Informatika RI 11 Kementerian 22 Kementerian Pendidikan Pemberdayaan dan Kebudayaan RI Perempuan dan Perlindungan Anak RI Tabel Lembaga yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2015 No Lembaga No Lembaga 1 Badan Koordinasi 9 Lembaga Ilmu Penanaman Modal Pengetahuan Indonesia 2 Badan Pusat 10 Badan Pengawas Statistik Tenaga Nuklir 3 Lembaga 11 Konsil Kedokteran Kebijakan Indonesia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Badan Tenaga 12 Badan Standardisasi Nuklir Nasional Nasional 5 Kepolisian 13 Badan Pengkajian dan Republik Indonesia Penerapan Teknologi 23
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
No 6
Lembaga No Lembaga Badan Pengawas 14 Badan Nasional Obat dan Makanan Sertifikasi Profesi 7 Badan Nasional 15 Badan Narkotika Penempatan dan Nasional Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 8 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tabel Pemerintah Provinsi yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2015 No Provinsi 1 Provinsi Sulawesi Selatan 2 Provinsi Jawa Timur 3 Provinsi Kalimantan Selatan 4 Provinsi Bali 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
24
No Provinsi 18 Provinsi Bangka Belitung 19 20
Provinsi Jawa Barat Provinsi D.I Yogyakarta
21
Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Maluku
Provinsi Sumatera Utara Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Lampung
22
Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Kalimantan Timur Povinsi Sumatera Barat Provinsi Aceh Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Jawa Tengah Provinsi DKI Jakarta Provinsi Riau
26
Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Jambi
27
Provinsi Bengkulu
28 29
Provinsi Nusa Tenggara Timur Provinsi Banten
30 31
Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Maluku Utara
32
Provinsi Gorontalo
33
Provinsi Papua Barat
23 24 25
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Papua
Tabel Pemerintah Kabupaten yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2015 No Kabupaten 1 Kabupaten Kubu Raya 2 Kabupaten Deli Serdang
No Kabupaten 17 Kabupaten Konawe 18 Kabupaten Kupang
No Kabupaten 33 Kabupaten Agam 34 Kabupaten Muaro Jambi
No Kabupaten 49 Kabupaten Jayapura 50 Kabupaten Konawe Selatan 51 Kabupaten Keerom
3
Kabupaten Tanah Laut
19 Kabupaten Kerinci
35 Kabupaten Minahasa Tenggara
4
Kabupaten Karangasem Kabupaten Lahat
36 Kabupaten Bintan 37 Kabupaten Pulang Pisau
52 Kabupaten Garut 53 Kabupaten Bone
38 Kabupaten Mempawah 39 Kabupaten Maluku Tenggara 40 Kabupaten Sumbawa
54 Kabupaten Timor Tengah Utara 55 Kabupaten Berau
6
Kabupaten Gianyar
20 Kabupaten Temanggung 21 Kabupaten Parigi Moutong 22 Kabupaten Bombana
7
Kabupaten Aceh Tengah
23 Kabupaten Dairi
8
Kabupaten Majalengka
9
Kabupaten Badung
24 Kabupaten Serdang Bedagai 25 Kabupaten Banyumas
5
10 Kabupaten Batang
26 Kabupaten Tanggamus
11 Kabupaten Kapuas
27 Kabupaten Buru
12 Kabupaten Langkat
28 Kabupaten Tangerang
13 Kabupaten Kediri 14 Kabupaten Indragiri Hilir
29 Kabupaten Lampung Selatan 30 Kabupaten Mukomuko
15 Kabupaten Banjar 16 Kabupaten Kudus
31 Kabupaten Lebong 32 Kabupaten Dogiyai
25
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
41 Kabupaten Bangka 42 Kabupaten Bangka Tengah 43 Kabupaten Timor Tengah Selatan 44 Kabupaten Donggala 45 Kabupaten Aceh Barat 46 Kabupaten Pasaman Barat 47 Kabupaten Pinrang 48 Kabupaten Pasuruan
56 Kabupaten Polewali Mandar 57 Kabupaten Mamuju 58 Kabupaten Biak Numfor 59 Kabupaten Halmahera Tengah 60 Kabupaten Maluku Tengah 61 Kabupaten Majene 61 Kabupaten Boalemo 63 Kabupaten Sigi 64 Kabupaten Lombok Utara
Tabel Pemerintah Kota yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2015 No Kota 1 Kota Pontianak
26
No Kota 14 Kota Banda Aceh
No Kota 27 Kota Metro
No Kota 40 Kota Samarinda
2
Kota Lubuk Linggau
15
Kota Palembang
28
Kota Pekanbaru
41
Kota Bima
3
Kota Yogyakarta
16
Kota Jayapura
29
Kota Bitung
42
Kota Makassar
4
Kota Bandung
17
Kota Ambon
30
Kota Jambi
43
Kota Palangka Raya
5
Kota Banjar Baru
18
Kota Prabumulih
31
Kota Blitar
44
Kota Serang
6
Kota Banjarmasin
19
Kota Padang
32
Kota Ternate
45
Kota Padang Panjang
7
Kota Surabaya
20
Kota Pangkal Pinang
33
Kota Kupang
46
Kota Bengkulu
8
Kota Manado
21
Kota Malang
34
Kota Dumai
47
Kota Tanjung Pinang
9
Kota Denpasar
22
Kota Batam
35
Kota Kotamobagu
48
Kota Cilegon
10
Kota Bandar Lampung
23
Kota Tarakan
36
Kota Sukabumi
49
Kota Palopo
11
Kota Semarang
24
Kota Balikpapan
37
Kota Singkawang
50
Kota Gorontalo
12
Kota Mataram
25
Kota Palu
38
Kota Surakarta
13
Kota Medan
26
Kota Kendari
39
Kota Bogor
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Tabel Kementerian yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2016 No Kementerian No Kementerian 1 Kementerian Badan Usaha 7 Kementerian Koordinator Milik Negara Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 2 Kementerian Desa, 8 Kementerian Pariwisata Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 3 Kementerian Keuangan 9 Kementerian Pemuda dan Olah Raga 4 Kementerian Koordinator 10 Kementerian Bidang Maritim dan Sumber Pendayagunaan Aparatur Daya Negara dan Reformasi Birokrasi 5 Kementerian Koordinator 11 Kementerian Perencanaan Bidang Pembangunan Pembangunan Nasional / Manusia dan Kebudayaan Bappenas 6 Kementerian Koordinator 12 Kementerian Sekretariat Bidang Perekonomian Negara Rakyat RI
Tabel Lembaga/Badan yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2016 No Lembaga 1 Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) 2
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
3
Badan Keamanan Laut (Bakamla)
4
Badan Kepegawaian Negara (BKN)
27
No Lembaga No Lembaga No Lembaga 11 Dewan 21 Lembaga 31 Badan Jaminan Administrasi Intelijen Sosial Negara (LAN) Negara (BIN) Nasional (DJSN) 12 Dewan 22 Badan Nasional 32 Badan Pertimbangan Penanggulangan Nasional Presiden Terorisme Pengelola (Wantimpres) (BNPT) Perbatasan (BNPP) 13 Kantor Staf 23 Badan SAR 33 Badan Presiden Nasional Pengawasan (KSP) (Basarnas) Keuangan dan Pembangunan (BPKP) 14 Kejaksaan 24 Komisi 34 Lembaga Agung Kejaksaan Ketahanan Republik Republik Nasional Indonesia Indonesia (Lemhannas) (Kejagung) (KKRI)
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
No Lembaga 5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 6 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
7
8
9
10
No Lembaga 15 Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas)
No Lembaga 25 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
No Lembaga 35 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
16
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sekretariat Kabinet (Setkab)
26
Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)
36
Lembaga Sensor Film (LSF)
27
LPP Radio Republik Indonesia (RRI)
37
LPP Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI)
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
17
18
Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI)
28
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
19
Ombudsman Republik Indonesia (ORI)
29
20
Bank Indonesia (BI)
30
Mahkamah Agung (Badan Pengawasan MA)
Tabel Kabupaten yang Memiliki Unit Pengelolaan Pengaduan Tahun 2016 No Lembaga No Lembaga 1 Pemerintah 3 Pemerintah Kabupaten Kabupaten Indragiri Hulu (Pemkab Bojonegoro Inhu) (Pemkab Bojonegoro) 2 Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) 28
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Lampiran integrasi Kementerian/Lembaga dalam LAPOR! SP4N A.
Kementerian NAMA KEMENTERIAN 1 2 3 4 5
Kementerian Agama (Kemenag) Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
18
Kementerian Luar Negeri
19
Kementerian Pariwisata
20
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
21
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
22
Kementerian Pemuda dan Olah Raga
Kementerian Hukum dan HAM
23
8
Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kesehatan
9
Kementerian Ketenagakerjaan
26
10
Kementerian Keuangan Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
27
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Perdagangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Bappenas Kementerian Perhubungan
28
Kementerian Perindustrian
29
Kementerian Pertahanan
30
Kementerian Pertanian
31
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
32
Kementerian Sekretariat Negara
33
Kementerian Sosial
34
Kementerian Dalam Negeri
6 7
11 12 13 14 15 16 17
B.
24 25
Lembaga Negara
1 2
C.
Bank Indonesia Mahkamah Agung
NAMA LEMBAGA NEGARA 3 Ombudsman Republik Indonesia 4 Otoritas Jasa Keuangan
BUMN NAMA BUMN 1
29
PT Kereta Api Indonesia (KAI)
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
D.
LPNK/LNS NAMA LPNK/LNS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
30
Arsip Nasional Republik Indonesia Badan Ekonomi Kreatif Badan Informasi Geospasial Badan Intelijen Negara Badan Keamanan Laut Badan Kepegawaian Negara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Badan Narkotika Nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Badan Nasional Pengelola Perbatasan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Badan Standardisasi Nasional Badan SAR Nasional Badan Pusat Statistik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
25
Badan Pengawas Obat dan Makanan
26 27 28 29 30
Badan Tenaga Nuklir Nasional Dewan Jaminan Sosial Nasional Dewan Pertimbangan Presiden Kantor Staf Presiden Kejaksaan Agung Republik Indonesia
31
Kepolisian Republik Indonesia
32
Komisi Kejaksaan Republik Indonesia
33
Komisi Kepolisian Nasional
34
Lembaga Administrasi Negara
35
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
36
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
37
Lembaga Ketahanan Nasional
38
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
39
Lembaga Penjamin Simpanan
40
Lembaga Sandi Negara
41 42 43
Lembaga Sensor Film LPP Radio Republik Indonesia LPP Televisi Republik Indonesia Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
44 45 46
Sekretariat Kabinet
47
Tentara Nasional Indonesia
48
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
E.
Pemerintah Provinsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
F.
NAMA PEMERINTAH PROVINSI Pemerintah Provinsi Bengkulu 10 Pemerintah Provinsi Riau Pemerintah Provinsi Aceh 11 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Pemerintah Provinsi Bali 12 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Pemerintah Provinsi DI 13 Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Yogyakarta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 14 Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Pemerintah Provinsi Jambi 15 Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Pemerintah Provinsi Jawa Barat 16 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Pemerintah Provinsi Kepulauan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara 17 Bangka Belitung Barat Pemerintah Provinsi Lampung 18 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Pemerintah Kabupaten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
31
NAMA PEMERINTAH KABUPATEN Pemerintah Kabupaten 21 Pemerintah Kabupaten Situbondo Bojonegoro Pemerintah Kabupaten Gorontalo 22 Pemerintah Kabupaten Temanggung Pemerintah Kabupaten Indragiri 23 Pemerintah Kabupaten Tanah Laut Hulu Pemerintah Kabupaten Parigi 24 Pemerintah Kabupaten Gunung Mas Moutong Pemerintah Kabupaten Serdang 25 Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Bedagai Pemerintah Kabupaten Polewali 26 Pemerintah Kabupaten Luwu Timur Mandar Pemerintah Kabupaten Cianjur 27 Pemerintah Kabupaten Tanah Datar Pemerintah Kabupaten Balangan 28 Pemerintah Kabupaten Pelalawan Pemerintah Kabupaten Bangka 29 Pemerintah Kabupaten Banjarbaru Tengah Pemerintah Kabupaten Bengkulu 30 Pemerintah Kabupaten Balangan Utara Pemerintah Kabupaten 31 Pemerintah Kabupaten Bandung Bondowoso Pemerintah Kabupaten Boyolali 32 Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Pemerintah Kabupaten Gunung 33 Pemerintah Kabupaten Siak Kidul Pemerintah Kabupaten Jepara 34 Pemerintah Kabupaten Sleman Pemerintah Kabupaten Kapuas 35 Pemerintah Kabupaten Way Kanan Pemerintah Kabupaten Kulon 36 Pemerintah Kabupaten Bulukumba Progo Pemerintah Kabupaten Lampung 37 Pemerintah Kabupaten Pasaman Timur Pemerintah Kabupaten Minahasa 38 Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan Pemerintah Kabupaten Pacitan 39 Pemerintah Kabupaten Gowa Pemerintah Kabupaten Seruyan
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
G.
Pemerintah Kota
1 2 3 4 5 6 7
32
NAMA PEMERINTAH KOTA Pemerintah Kota Bandung 8 Pemerintah Kota Salatiga Pemerintah Kota Semarang 9 Pemerintah Kota Pekanbaru Pemerintah Kota Ambon 10 Pemerintah Kota Pontianak Pemerintah Kota Kediri 11 Pemerintah Kota Sukabumi Pemerintah Kota Banda Aceh 12 Pemerintah Kota Mataram Pemerintah Kota Bengkulu 13 Pemerintah Kota Madiun Pemerintah Kota Samarinda
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
LAMPIRAN INSTANSI PEMERINTAH YANG MASUK DALAM PENILAIAN KEPATUHAN 2016 BESERTA ZONASI NILAI KEPATUHANNYA. A. Kementerian
33
No.
Kementerian (Zona Hijau)
No.
Kementerian (Zona Hijau)
1
Kementerian Kesehatan
7
Kementerian Hukum dan HAM
2
Kementerian Perhubungan
8
Kementerian Informatika
Komunikasi
dan
3
Kementerian Riset, Pendidikan Tinggi
9
Kementerian Kebudayaan
Pendidikan
dan
4
Kementerian Dalam Negeri
10
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
5
Kementerian Pertanian
11
Kementerian Perindustrian
6
Kementerian Perdagangan
No.
Kementerian (Zona Kuning)
No.
Kementerian (Zona Kuning)
1
Kementerian Keuangan
7
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
2
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
8
Kementerian Pertahanan
3
Kementerian Ketenagakerjaan
9
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
4
Kementerian Sekretariat Negara
10
Kementerian Agama
5
Kementerian Luar Negeri
11
Kementerian Kelautan dan Perikanan
6
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
12
Kementerian Sosial
Teknologi,
dan
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
No.
Kementerian (Zona Merah)
1
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
2
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi
b. Lembaga
34
No
Lembaga (Zona Hijau)
No
Lembaga (Zona Hijau)
1
Badan Pusat Statistik
6
Badan Kordinasi Penanaman Modal
2
Badan Standarisasi Nasional
7
Perpustakaan Indonesia
3
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
8
Kepolisian Negara Republik Indonesia
4
Konsil Kedokteran Indonesia
9
Badan Pengawas Obat dan Makanan
5
Badan Tenaga Nuklir Nasional
10
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
No
Lembaga (Zona Kuning)
1
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
2
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
3
Badan Narkotika Nasional
No
Lembaga (Zona Merah)
1
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
2
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
Nasional
Republik
c. Pemerintah Provinsi
35
No
Provinsi (Zona Hijau)
No
Provinsi (Zona Hijau)
1
Jawa Timur
8
Bali
2
Kalimantan Timur
9
Jawa Tengah
3
Sulawesi Selatan
10
Bengkulu
4
Lampung
11
Kepulauan Bangka Belitung
5
Sumatera Barat
12
Sumatera Selatan
6
Riau
13
Kalimantan Tengah
7
Kalimantan Selatan
No
Provinsi (Zona Kuning)
No
Provinsi (Zona Kuning)
1
Jawa Barat
8
Kepulauan Riau
2
Nusa Tenggara Timur
9
Sulawesi Tenggara
3
Sumatera Utara
10
Kalimantan Barat
4
DKI Jakarta
11
Sulawesi Tengah
5
Nusa Tenggara Barat
12
Sulawesi Utara
6
Papua Barat
13
Aceh
7
Sulawesi Barat
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
No
Provinsi (zona Merah)
No
Provinsi (zona Merah)
1
Jambi
5
D.I. Yogyakarta
2
Banten
6
Maluku Utara
3
Maluku
7
Papua
4
Gorontalo
d. Kabupaten
36
No
Kabupaten Hijau)
1
(Zona
No
Kabupaten Hijau)
Badung
6
2
Pinrang
3
No
Kabupaten Hijau)
Agam
11
Gianyar
7
Aceh Tengah
12
Dairi
Karangasem
8
Sumbawa
13
Bangka Tengah
4
Timor Tengah Selatan
9
Tanah Laut
14
Kapuas
5
Kubu Raya
10
Pasuruan
15
Tanggamus
No
Kabupaten Kuning)
No
Kabupaten Kuning)
No
Kabupaten Kuning)
1
Bangka
16
Bantaeng
31
Lebong
2
Lampung Selatan
17
Konawe
32
Temanggung
3
Kediri
18
Belitung
33
Gunung Mas
4
Langkat
18
Polewali Mandar
34
Banyumas
5
Deli Serdang
20
Siak
35
Pidie
6
Kudus
21
Batang
36
Bintan
(Zona
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
(Zona
(Zona
(Zona
(Zona
37
7
Serdang Bedagai
22
Timor Tengah Utara
37
Bombana
8
Majalengka
23
Lahat
38
Muaro Jambi
9
Mamuju
24
Kutai Kartanegara
39
Mukomuko
10
Garut
25
Bogor
40
Tanjung Jabung Timur
11
Majene
26
Indragiri Hilir
41
Bengkulu Utara
12
Ogan Komering Ilir
27
Pasaman Barat
42
Karimun
13
Banjar
28
Bekasi
43
Donggala
14
Mempawah
29
Sleman
44
Aceh Barat
15
Pulang Pisau
30
Hulu Sungai Tengah
45
Minahasa Tenggara
No
Kabupaten (Zona Merah)
No
Kabupaten (Zona Merah)
No
Kabupaten (Zona Merah)
No
Kabupaten (Zona Merah)
1
Konawe Selatan
8
Maluku Tenggara
15
Bone Bolango
22
Boalemo
2
Kupang
9
Bone
16
Jayapura
23
Keerom
3
Ciamis
10
Halmahera Utara
17
Halmahera Tengah
24
Manokwari
4
Parigi Moutong
11
Berau
18
Lombok Utara
25
Kepulauan yapen
5
Mamuju Utara
12
Sigi
19
Biak Numfor
6
Tangerang
13
Buru
20
Sambas
7
Kerinci
14
Gorontalo
21
Maluku Tengah
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
e. Kota No
Kota Hijau)
1
(Zona
No
Kota Hijau)
Pontianak
5
2
Banjarmasin
3 4
(Zona
No
Kota Hijau)
Padang Panjang
9
6
Padang
Surabaya
7
Bandar lampung
8
(Zona
No
Kota Hijau)
Denpasar
13
Depok
10
Bandung
14
Medan
Bima
11
Singkawang
15
Metro
Semarang
12
D.I.Y Yogyakarta
16
Bekasi
(Zona
Q
38
No
Kota (Zona Kuning)
No
Kota (Zona Kuning)
No
Kota (Zona Kuning)
No
Kota (Zona Kuning)
1
Banjarbaru
9
Manado
17
Blitar
25
Surakarta
2
Pekanbaru
10
Sukabumi
18
Ambon
26
Tangerang
3
Ternate
11
Tangerang Selatan
19
Palangka Raya
27
Bitung
4
Lubuk Linggau
12
Palembang
20
Palu
28
Makassar
5
Banda Aceh
13
Balikpapan
21
Bogor
29
Batam
6
Kendari
14
Pangkal Pinang
22
Malang
30
Salatiga
7
Kupang
15
Dumai
23
Mataram
31
Cilegon
8
Samarinda
16
Palopo
24
Prabumulih
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016
39
No
Kota (Zona Merah)
No
Kota (Zona Merah)
1
Kotamobagu
5
Jambi
2
Tidore Kepalauan
6
Serang
3
Tanjung Pinang
7
Bengkulu
4
Jayapura
8
Gorontalo
Laporan Kinerja Ombudsman RI Tahun 2016