Cookbook kurikulum 2013
KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA. Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,
Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001
©2015, Direktorat Pembinaan SMA
ii
Cookbook kurikulum 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
.................................................................................................................... 1
.................................................................................................................... 3
.................................................................................................................. 17
.................................................................................................................. 50
................................................................................................................... 75
................................................................................................................... 98
©2015, Direktorat Pembinaan SMA
iii
Cookbook kurikulum 2013
1. 2.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 7. Peraturan Pemerintah nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 8. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses; 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan; 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.; 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah; 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstra Kurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah; 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah. 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 68 tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
1
Cookbook kurikulum 2013
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 tahun 2014 tentang 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum; Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, No. 717/D/Kep/2013, tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan Laporan Capaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah; Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SE Mendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Menengah dan Dirjen Pendidikan Dasar Nomor. 233/C/KR/2015 tentang Penetapan Sekolah Pelaksana Ujicoba Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2014/2015.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
2
Cookbook kurikulum 2013
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA). Bentuk Penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian projek, dan penilaian tertulis. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Buku Panduan Guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP). Buku Teks Pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP). Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan ; (Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Ekstrakurikuler pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.; (Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Ekstrakurikuler wajibkegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. ; (Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Evaluasi (evaluation/judgement) adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasilhasil penilaian; (Permendikbud No. 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
3
Cookbook kurikulum 2013
Evaluasi kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana, sistematis, dan sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan kurikulum. ; (Permendikbud No. 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum). Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan; (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Fakta merupakan kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati atau materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda dan lain sebagainya; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik). Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Gugus Depan (Gudep) adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib). Indeks Prestasi adalah nilai akhir capaian pembelajaran peserta didik pada akhir semester yang mencakup nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan ; (Permendikbud No. 158 Tahun 2014 tentang Sistem Kredit Semester). Indikator merupakan rumusan yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar; (Direktorat PSMA, Juknis Penyusunan Rancangan Hasil Belajar di SMA) Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (Direktorat PSMA, Juknis Pengembangan RPP). Indikator Pencapaian Kompetensi adalah (a) perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran. (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Instrumen Penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
4
Cookbook kurikulum 2013
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik; (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK. Kwarnas No. 231 Thn 2007). (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib). Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu; (PP No. 13 Tahun 2015tentang Perubahan kedua atas PP No. 19 tentang SNP). Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program; (PP No. 13 Tahun 2015tentang Perubahan kedua atas PP No. 19 tentang SNP). Kompetensi Inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran; (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses) Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran; (PP No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP). Kompetensi Dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses) Konsep merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik). ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
5
Cookbook kurikulum 2013
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan; (Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan). Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar yang kemudian disebut KMD adalah kursus yang diselenggarakan bagi anggota dewasa dan Pramuka Pandega yang akan membina anggota muda di gugus depan. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib). Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. (Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah). Matrikulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan awal yang diperlukan peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran pada jenjang tertentu. Secara operasional program matrikulasi diartikan sebagai kegiatan pemenuhan kompetensi siswa agar kesenjangan antara dua standar isi dari kurikulum yang berbeda dapat dipenuhi sesuai dengan kompetensi yang harus dipenuhi; (Direktorat PSMA, Model Matrikulasi SMA). Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah); (di pindah urutan ke atas) Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. (Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah); Mata pelajaran peminatan akademik Kelompok C merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik dalam berbagai pilihan disiplin keilmuan. (Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah); Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya (Wina Senjaya, 2008). ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
6
Cookbook kurikulum 2013
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan; (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kuriukulum Tingkat Satuan Pendidikan) Model Aktualisasi adalah pola Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib). Model Blok adalah pola kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib yang diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib). Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personalhumanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.(Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
7
Cookbook kurikulum 2013
Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah keterampilan. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar; (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan). Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai inti pembelajaran; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP). Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) adalah sebagai proses bertanya, menyelidiki dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Inkuiri merupakan suatu proses yang dinamik untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga dapat memahami lingkungan dan situasi lainnya. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri adalah suatu kegiatan atau penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir dan penalaran secara teratur, runut dan bila diterima oleh akal; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP). Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Pembina Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka. Pembina bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kepramukaan di tingkat Gudep. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
8
Cookbook kurikulum 2013
Proses pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „mengapa‟. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „bagaimana‟. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „apa‟.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (Dokumen kurikulum 2013). Pembelajaran langsung (Direct Teaching) adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching) adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.; (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. (Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah). Pendalaman Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik peserta didik dengan orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan dalam lingkup pilihan minat. (Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah). Pendekatan ilmiah ( scientific approach) meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
9
Cookbook kurikulum 2013
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (studentcentered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teachercentered approach); (Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)). Pendekatan penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib). Pengetahuan Faktual (Factual Knowledge) merupakan pengetahuan tentang istilah (Knowledge of terminology) dan Pengetahuan tentang rincian dan unsur tertentu.(Knowledge of specific details and elements) Pengetahuan Konseptual (Concept Knowledge) merupakan pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/penggolongan (Knowledge of classifications and categories), pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations) dan pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures). Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)merupakan pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills and algorithms), pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subjectspecific techniques and methods), pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures). Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge) merupakan pengetahuan strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar, berpikir dan pemecahan masalah, pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge) dan pengetahuan tentang diri sendiri (self-knowledge). Pengukuran (measurement) adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan, yang dapat menggunakan tes dan non tes. Pengukuran dalam kegiatan belajar bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif (Guilford: 1982) Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP). ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
10
Cookbook kurikulum 2013
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Penilaian antarmata pelajaran adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam mata pelajaran diputuskan melalui rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan wali kelas; (Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Manajemen Implementasi Kurikulum 2013) Penilaian Autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Menilai kesiapan, proses dan hasil belajar secara utuh. Relevan dengan pembelajaran saintific dalam pembelajaran. Penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Harus mencerminkan masalah dunia nyata. Tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Penilaian Berdasarkan Pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Penilaian Berbasis Portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian). Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Penilaian Pengetahuan adalah penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2001). Penilaian Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
11
Cookbook kurikulum 2013
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Penilaian Produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Penilaian Projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Penilaian Projek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Penilaian Tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan secara mandiri dan/atau kelompok. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Penilaian Unjuk Kerja/kinerja/praktik merupakan penilaian kompetensi ketrampilan yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu; (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Prinsip merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan atau lebih dikenal berupa dalil, rumus, postulat, adagium dan paradigma. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika air dipanaskan maka akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik). Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Prosedur merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada pembelajaran biologi contohnya misalnya adalah proses pembuatan telur asin, langkah-langkah membuat sayatan preparat dan lain sebagainya; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik). Ranah abstrak mencakup; aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang (bahan presentasi kurikulum 2013) ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
12
Cookbook kurikulum 2013
Ranah konkrit mencakup; menggunakan, menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan membuat (bahan presentasi kurikulum 2013). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkanKD atau subtema yang dilaksanakan dalamsatu kali pertemuan atau lebih. (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.(Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Pembelajaran Remedial adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. (Naskah Pembelajaran, Direktorat PSMA) Rubrik adalah daftar kategori beserta deskriptor kriterianya. Deskriptor dalam rubrik harus jelas dan terukur; (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Sikap Spiritual adalah sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sikap Sosial adalah karakter diri, sikap hubungannya dengan sesama, dan sikap terhadap lingkungan. Sintak merupakan fase-fase dari model yag menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaan secara nyata; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP). Sistem Kredit Semester selanjutnya disebut SKS adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya menentukan jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar. (Permendikbud No. 158 Tahun 2014 tentang Sistem Kredit Semester). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar; (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Pereturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan). Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses) Strategi Pembelajaran menurut Kemp (Wina Senjaya, 2008) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
13
Cookbook kurikulum 2013
dicapai secara efektif dan efisien. J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatupelaksanaan pembelajaran untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Taktik Pembelajaran; merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat) (Wina Senjaya, 2008). Teknik Pembelajaran; dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama (Wina Senjaya, 2008). Tes Praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Tujuan Pembelajaran dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh rangkaian kegiatan (dalam satu atau berberapa minggu/pertemuan) dalam satu materi pokok/tema/teks, serta memuat penjelasan proses dan hasil yang diharapkan. (Naskah Pembelajaran, Direktorat PSMA) Tujuan Pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
14
Cookbook kurikulum 2013
perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan; (Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan). Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP). Ulangan Akhir Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Ulangan Harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Ulangan Tengah Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh kompetensi dasar pada periode tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
15
Cookbook kurikulum 2013
Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
16
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah Analisis Konteks
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
17
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah penyusunan Rencana Kerja Sekolah
Keterkaitan antara hasil analisis konteks dalam penyusunan RKAS (dimodifikasi dari Model Smith)
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
18
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah penyusunan KTSP
Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi. Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini. 1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain; a. Kepala SMA berkoordinasi dengan /pengawas membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan proses pengembangan KTSP, antara lain tentang; 1) Evaluasi Kurikulum tahun sebelumnya, yang meliputi analisis keberhasilan, kendala, dan kekurangan, baik pada dokumennya maupun dalam implementasinya. 2) Telaah regulasi yang relevan pengembangan Kurikulum Sekolah, antara lain implementasi Kurikulum 2013,. 3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana. 4) Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan kurikulum sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 sesuai Visi dan Misi sekolah. Manfaat pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam implementasi kurikulum. 5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6) Pelaksanaan pengembangan Kurikulum Sekolah.. a) Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah selanjutnya menyusun rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
19
Cookbook kurikulum 2013
b)
c)
d)
e)
tahun berjalan. Pada kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga diperoleh suatu pemahaman untuk diaplikasikan dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut antara lain : Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang Standar Penilaian, Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Permendikbud Nomor 103/2014; Permendikbud Nomor 104/2014; Permendikbud Nomor13/2015. Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulum tahun sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan. Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas Minat, Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat. Perencanaan penambahan mata pelajaran kelompok Umum B, penambahan jam dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan keputusan kepala daerah kabupaten/kota atau provinsi masing-masing, misalnya penambahan Bahasa Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran kelompok Umum B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-prasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X tentang minat dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat).
2. Pengembangan KTSP Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi, serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain; a. Menyusun draf KTSP TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal. Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkan benar-benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
20
Cookbook kurikulum 2013
dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku). (lihat model Pengembangan RPP, Model Pengembangan Penilaian, dan Analisis Hasil Belajar Peserta Didik). c. Pemantapan dan Penilaian Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari Komite Sekolah. d. Pengesahan KTSP Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum tersebut di sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk mendapatkan pengesahan e. Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan. 3. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajarn dilakukan melalui pemantauan, supervisi, pelaporan dan tindak lanjut. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan. Pelaporan Hasil
kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. Tindak Lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. 4. Sosialisasi dan Implementasi Sosialisasi dan implementasi Kurikulum dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen Kurikulum diketahui/ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Tetapi telah ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan diketahui oleh Komite Sekolah sebagai bukti pemberlakuannya. 5. Evaluasi Evaluasi Kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana, sistematis, dan sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan kurikulum. Satuan pendidikan melakukan tiga kegiatan evaluasi yaitu evaluasi reflektif, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. Evaluasi reflektif dilakukan pada saat pengembangan dokumen kurikulum. Evaluasi formatif dilakukan setelah implementasi kurikulum secara terbatas atau secara penuh digunakan untuk pengambilan keputusan perbaikan implementasi kurikulum. Evaluasi sumatif dilakukan setelah implementasi kurikulum secara penuh paling sedikit 5 (lima) tahun. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
21
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah penentuan peminatan sejak penerimaan peserta didik. Sosialisasi pemilihan kelompok peminatan pada guru BK SMP/MTs, orangtua dan calon peserta didik
Penetapan kuota kelas peminatan
Seleksi Peserta Didik Baru
Informasi pelaksanaan lintas minat
Pemberian Angket
Hasil Angket diterima oleh satuan pendidikan
Diterima
Pendataan akhir
Diagram 1. Alir Penjelasan pemilihan peminatan dan lintas minat. Langkah-langkah penentuan peminatan setelah penerimaan peserta didik. Informasi Pelaksanaan Peminatan dan Lintas Minat
Angket Peminatan dan Pilihan Lintas Minat
Hasil Angket
Rekomendasi Guru BK SMP/MTs
Sinkronisasi oleh Guru BK dan Tim Kurikulum
Penetapan Kelas oleh Tim Kurikulum
Penentuan Pembagian Kelas X oleh Tim Kurikulum
Diagram Alir Sesudah Peserta Didik Diterima Langkah-langkah pendalaman minat Penyelenggaraan program pendalaman minat di SMA dapat dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Dit. PSMA bersama Ditjen Dikti membuat perjanjian kerja sama (MoU) tentang pelaksanaan program pendalaman minat di SMA yang memuat hak dan ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
22
Cookbook kurikulum 2013
2. 3.
4.
5.
6.
kewajiban masing-masing, untuk disosialisasikan ke SMA. Dit. PSMA menunjuk SMA (atau SMA dapat mengajukan diri) untuk melaksanakan pendalaman minat dengan perguruan tinggi yang ditunjuk Ditjen Dikti sesuai perjanjian (MoU) di atas. Perguruan Tinggi menyediakan Dosen untuk mengajar di SMA, atau melatih guru SMA sebagai mentor untuk melaksanakan pembelajaran/perkuliahan program pendalaman minat dan menyediakan satuan acara perkuliahan (SAP) untuk setiap mata pelajaran/mata kuliah sesuai dengan ketentuan. SMA bersama perguruan tinggi membuat perjanjian kerja sama tentang pelaksanaan program pendalaman minat di SMA yang memuat antara lain: a. Jadwal dan strategi pelaksanaannya b. Penyediaan sumber daya manusia (SDM) sebagai dosen/mentor/guru pelaksana c. SAP mata kuliah sesuai dengan hasil analisis d. Pendanaan dan sarana-prasarana e. Penilaian/ujian Perguruan tinggi melakukan penilaian terhadap siswa yang telah menempuh mata pelajaran/mata kuliah tertentu pada program ini dan memberikan keterangan yang merupakan pengakuan terhadap sks mata kuliah di tingkat dasar perguruan tinggi tersebut. (Penilaian ini bukan penilaian untuk LCK, karena penilaian LCK sepenuhnya adalah hak guru mata pelajaran). Setelah peserta didik yang mengikuti program pendalaman minat dinyatakan lulus dari SMA, maka ia berhak untuk diterima di perguruan tinggi mitra SMA tersebut.
Langkah-langkah analisis kompetensi inti (KI) 1. Melakukan linearisasi kompetensi dasar pengetahuan dan ketrampilan sesuai materi pokok pada silabus; 2. Mengembangkan indikator pengetahuan berdasarkan kompetensi dasar pengetahuan dan materi pokok; 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang terdiri atas : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur berdasarkan kompetensi dasar pengetahuan dan materi pokok; 4. Merancang penilaian pengetahuan; 5. Mengembangkan indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur berdasarkan kompetensi dasar ketrampilan dan kegiatan pembelajaran dalam silabus; 6. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius; 7. Merancang penilaian ketrampilan; 8. Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari kompetensi dasar dan kompetensi inti spirital dan sosial; 9. Merancang penilaian sikap. Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Kriteria: 1. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi pengetahuan dan materi pokok; 2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, dan materi pokok, dan penilaian dalam silabus; ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
23
Cookbook kurikulum 2013
3. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya; 4. Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Contoh:mata pelajaran biologi kelas X KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KD-3.3 : Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. Indikator pencapaiaan kompetensi: • Menjelaskan ciri-ciri dan struktur virus, • Mengurutkan replikasi virus, • Mengklasifikasi kasus-kasus penyakit yang disebabkan virus • Menentukan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat • Menganalisis jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi persebaran virus Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Kriteria: 1. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi ketrampilan dan konten; 2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus; 3. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya; 4. Tingkat kompetensi pada aspek ketrampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Contoh: mata pelajaran biologi kelas X KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan KD-4.3 : Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta Indikator pencapaiaan kompetensi: • Mengamati berbagai kasus penyakit yang disebabkan virus saat ini • Menanya penyebab berbagai penyakit dan mekanisme penyebarannya • Mengumpulkan data karakteristik virus dan struktur virus, proses perkembangbiakan virus dan penyebaran virus HIV • Mengolah data kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya • Menyajikan secara lisan tentang ciri dan karakter virus, perkembangbiakan dan cara penularan HIV
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
24
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial Kriteria: 1. Indikator tidak harus menggunakan kata kerja operasional; 2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus; 3. Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan; Contoh: mata pelajaran biologi kelas X KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KD-1.1 : Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup Indikator pencapaiaan kompetensi: • Menampilkan perilaku berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu kegiatan • Melaksanakan ibadah tepat waktu. Contoh: mata pelajaran biologi kelas X KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KD-2.1 : Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. Indikator pencapaiaan kompetensi: • Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan • Datang tepat waktu • Melaksanakan tugas individu dengan baik Langkah-langkah Pengembangan Silabus A. Mengkaji Silabus Yang Sudah Disusun Oleh Pemerintah 1. keterkaitan KI dan KD 2. kesesuaian urutan KD 3 dan KD 4 3. kesesuaian KD 3 dan KD 4 dengan materi pembelajaran 4. keterkaitan KD antar mata pelajaran 5. kesesuaian antara KD 3, KD 4 dan materi pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran 6. kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu 7. kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan penilaian 8. kesesuaian silabus dengan buku siswa/buku guru
B. Menganalisis Standar Kompetensi Lulusan
1. Menetapkan substansi masing-masing dimensi sikap 2. Menetapkan substansi masing-masing dimensi pengetahuan 3. Menetapkan substansi masing-masing dimensi keterampilan
C. Menganalisis Tingkat Kompetensi, Deskripsi Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi
(1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
25
Cookbook kurikulum 2013
D. Menganalisis Ruang Lingkup Materi berdasarkan Tingkat Kompetensi E. Mengkaji Keterkaitan KI dan SKL
1. KI-3 kompetensi pengetahuan yang dikembangkan menjadi KD dan IPK, dan selanjutnya dikembangkan menjadi materi pokok/tema/topik yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) dan akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching). Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik terhadap pengetahuan, dilakukan penilaian pengetahuan dalam bentuk tes tulis, tes lisan, atau penugasan. 2. KI-4 merupakan kompetensi keterampilan yang dikembangkan menjadi KD dan IPK dan harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching). Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilkukan antara lain dengan penilaian projek, unjuk kerja, atau portofolio. 3. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial (dapat dikembangkan menjadi KD dan IPK sesuai karakteristik mata pelajaran) yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak penggiring (nurturant effects) dan merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching) melalui kegiatan pembelajaran yang dikembangkan guru. Penilaian ketercapaian kompetensi sikap tersebut dapat dilakukan melalui pengamatan/observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, atau jurnal. 4. Keempat kompetensi tersebut harus dicapai peserta didik sebagai hasil pembelajaran secara utuh dan terpadu, agar peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal sesuai dengan tuntutan SKL.
F. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan 2. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. 3. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Indikator diurutkan dari kompetensi sederhana ke kompleks. 4. Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator
G. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan pada KD dari KI 3 dan/atau KD dari KI 4, serta memperhatikan KD-1 dan KD-2 sebagai dampak penggiring (nurturant effects) hasil belajar peserta didik. Materi pokok dikembangakan menjadi materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan: 1. potensi peserta didik; 2. karakteristik mata pelajaran; 3. relevansi dengan karakteristik daerah;
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
26
Cookbook kurikulum 2013
4. 5. 6. 7. 8. 9.
tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spritual peserta didik; kebermanfaatan bagi peserta didik; struktur keilmuan; aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan alokasi waktu.
H. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk mencapai KD. 2. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik yang berpusat pada peserta didik, serta metode atau yang memberikan pengalaman belajar bervariasi disesuaikan dengan kemampuan awal peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran, serta berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. 3. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran antara lain; 1) Kegiatan pembelajaran disusun sebagai acuan bagi guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional, (2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan yang merupakan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan, (3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario atau langkah-langkah yang dapat memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk aktif belajar dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata melalui kegiatan 5M.
I. Mengembangkan Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik dan bentuk yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi berupa: a. Penilaian Kompetensi Sikap 1) observasi 2) penilaian diri (self assessment) 3) penilaian teman sebaya (peer assessment) 4) penilaian melalui jurnal (anecdotal record) b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan 1) tes tertulis Bentuk soal tes tertulis, yaitu: a) memilih jawaban, dapat berupa: (1) pilihan ganda (2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) (3) menjodohkan (4) sebab-akibat b) mensuplai jawaban, dapat berupa: (1) isian atau melengkapi (2) jawaban singkat atau pendek (3) uraian 2) observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan 3) penugasan c. Penilaian Kompetensi Keterampilan 1) unjuk kerja/praktik 2) projek 3) produk
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
27
Cookbook kurikulum 2013
4) portofolio 5) tertulis
J. Mengembangkan Alokasi Waktu
1. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. 2. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam
K. Mengembangkan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus sesuai kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia. Penentuan sumber belajar didasarkan pada KI dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
L. Tindak Lanjut Pengembangan Silabus
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di kelas, dari sebuah silabus perlu dikembangkan dan dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
Langkah-langkah Penyusunan RPP 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar; Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4; Perumusan tujuan pembelajaran yang merupakan penambahan dari komponen minimal sesuai Permendikbud Nomor 103 tahun 2014; Penyusunan materi pembelajaran; Materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan, remedial; Penjabaran kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran; Menentukan strategi pembelajaran remedial dan pengayaan. Strategi pembelajaran remedial dilakukan segera setelah penilaian; dan Menentukan media, alat, bahan dan sumber belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
28
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-Langkah Penyusunan RPP Mengkaji silabus dan buku guru/siswa. Rangkain proses tersebut dapat digambarkan seperti pada bagan berikut.
Keterkaitan KI dan SKL dalam Pembelajaran
KI-3, KD-3…,
KI-1, KD-1…,
KI-2, KD-2…,
Materi Pokok
IPK Tujuan Pembelaja
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Sikap
S K L
ran
KI-4, KD-4…,
Penilaian Ketrampilan
Penjelasan gambar 1 1. Keterkaitan antara KI dan SKL a. KI-3 kompetensi pengetahuan yang dikembangkan menjadi Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), dan selanjutnya dikembangkan menjadi materi pokok/tema/topik yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) dan akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching). Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik terhadap pengetahuan, dilakukan penilaian pengetahuan dalam bentuk tes tulis, tes lisan, atau penugasan. b. KI-4 merupakan kompetensi keterampilan yang dikembangkan menjadi KD dan IPK dan harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching). Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan antara lain dengan penilaian projek, unjuk kerja, atau portofolio. c. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial (dapat dikembangkan menjadi KD dan IPK sesuai karakteristik mata pelajaran) yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak penggiring (nurturant effects) dan merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching) melalui kegiatan pembelajaran yang dikembangkan guru. Penilaian ketercapaian kompetensi sikap tersebut dapat dilakukan melalui pengamatan/observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, atau jurnal. d. Keempat kompetensi tersebut harus dicapai peserta didik sebagai hasil pembelajaran secara utuh dan terpadu, agar peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). e. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
29
Cookbook kurikulum 2013
2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a. Indikator merupakan rumusan yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dapat dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. b. Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. c. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. d. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Indikator diurutkan dari kompetensi sederhana ke kompleks. e. Penggunaan KKO pada IPK disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, dan dikaitkan dengan materi pembelajaran yang memuat pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural (untuk kelas X), serta metakognisi (untuk kelas XI dan XII). f. Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator. 3. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dikembangkan dari KD-3 dan/atau KD-4, serta memperhatikan KD-1 dan KD-2 sebagai dampak penggiring (nurturant effects) hasil belajar peserta didik.Materi Pembelajaranberasaldaribukutekspelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yangdikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaranreguler, pengayaan, dan remedial. Untuk melakukan identifikasi materi pembelajaran harus mempertimbangkan hal-hal antara lain; a. Potensi peserta didik. b. Relevansi dengan karakteristik daerah. c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik. d. Kebermanfaatan bagi peserta didik. e. Struktur keilmuan. f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran. g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan h. Alokasi waktu. 4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran a. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk mencapai KD. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
30
Cookbook kurikulum 2013
b. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik yang berpusat pada peserta didik, serta metode atau yang memberikan pengalaman belajar bervariasi disesuaikan dengan kemampuan awal peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran, serta berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. c. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran antara lain; 1) Kegiatan pembelajaran disusun sebagai acuan bagi guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional, (2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan yang merupakan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan, (3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario atau langkahlangkah yang dapat memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk aktif belajar dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata melalui kegiatan 5M. d. Kegiatan pembelajaran diorganisasikan menjadi kegiatanpendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Keseluruhan proses pembelajaran tersebut harus menggambarkan pengalaman peserta didik dalam mencapai kompetensi melalui kegiatan 5M. Kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan. Selain hal yang dijelaskan di atas, dalam pengembangan kegiatan pembelajaran juga perlu diperhatikan model atau metode pembelajaran yang digunakan, alokasi waktu, serta alat/bahan, atau sumber, serta media yang diperlukan. a. Model dan/atau metode pembelajaran dipilih yang sesuai dengan pendekatan saintifik yang diperlukan untuk mengembangkan sikap (spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan) yang pelaksanaannya difokuskan kepada kesesuaian dengan pengalaman belajar peserta untuk mencapai kompetensi tertentu. Selain itu, pemilihan model atau metode juga harus mempertimbangkan karakteristik KD atau materi pembelajaran. b. Menentukan alokasi waktu 1) Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. 2) Waktu harus leluasa untuk memungkinkan peserta didik berproses (menyelesaikan tugas dan mengikuti prosedur yang ditetapkan) 3) Alokasi waktu dirinci dan disesuaikan dengan RPP karena yang dicantumkan pada silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. 5. Mengembangkan Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensiberupa: d. Penilaian Kompetensi Sikap ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
31
Cookbook kurikulum 2013
5) 6) 7) 8)
Observasi Penilaian diri (self assessment) Penilaian teman sebaya (peer assessment) Penilaian melalui jurnal (anecdotal record)
e. 4)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan Tes tertulis. Bentuk soal tes tertulis, yaitu: memilih jawaban, dapat berupa: (5) pilihan ganda (6) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) (7) menjodohkan (8) sebab-akibat
5)
mensuplai jawaban, dapat berupa: (4) isian atau melengkapi (5) jawaban singkat atau pendek (6) uraian Observasi terhadap diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan. Penugasan
6) 7)
f. Penilaian Kompetensi Keterampilan 6) Kinerja/Praktik 7) Projek 8) Produk 9) Portofolio Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. 6. Menentukan alat/bahan/media, atau sumber belajar Merupakan rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Langkah-langkah model Discovery Learning 1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Tahap ini Guru bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Stimulation pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. 2. Problemstatement (pernyataan/identifikasi masalah), guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). 3. Data collection (pengumpulan data), guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidak hipotesis, dengan demikian anak didik diberi ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
32
Cookbook kurikulum 2013
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. 4. Data processing (pengolahan data), merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan penegetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis. 5. Verification (pentahkikan/pembuktian), bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi), adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Atau tahap dimana berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu. Akhirnya dirumuskannya dengan kata-kata prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Langkah-langkah pembelajaran penemuan (Inquairy Learning)
1. Orientasi, guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah; menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan, dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
1 2 3 4 5 6
• Orientasi • Merumuskan masalah • Merumuskan hipothesis •Mengumpulkan data •Menguji hipothesis •Merumuskan kesimpulan
2. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. 3. Merumuskan hipotesis, adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
33
Cookbook kurikulum 2013
yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. 4. Mengumpulkan data, adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. 5. Menguji hipotesis, adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Merumuskan kesimpulan, adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Langkah-langkah pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
1. Mengorientasikan siswa pada masalah; kegiatan guru: melakukan menginformasikan tujuan pembelajaran, menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka, mengarahkan pada pertanyaan atau masalah, dan mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar; kegiatan guru: membantu siswa menemukan konsep berdasar masalah, mendorong keterbukaan, proses-proses demokrasi dan cara belajar siswa aktif, dan menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan 3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok; kegiatan guru: memberi kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan/menyelesaikan masalah, mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas, mendorong dialog, diskusi dengan teman, mmbantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan masalah, membantu siswa merumuskan hipotesis, dan membantu siswa dalam memberikan solusiKegiatan guru: memberi kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan/menyelesaikan masalah, mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas, mendorong dialog, diskusi dengan teman, mmbantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
34
Cookbook kurikulum 2013
berkaitan dengan masalah, membantu siswa merumuskan hipotesis, dan membantu siswa dalam memberikan solusi 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja; kegiatan guru: membimbing siswa mengerjakan lembar kegiatan siswa (LKP) dan membimbing siswa menyajikan hasil kerja. 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah; Kegiatan guru: membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemcahan masalah, dan mengevaluasi materi. Langkah-langkah pembelajaran Projek (Project Based Learning) 1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan dunia nyata yang dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk siswa sesuai dengan tuntusan kompetensi yang diharapkan. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal semester agar dapat dirancang kegiatan selanjutnya yaitu mendesain perencanaan. 2. Mendesain perencanaan proyek Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan siswa sehingga siswa merasa “memiliki” proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan main, pemilihan aktivitas pendukung untuk menjawab pertanyaan esensial dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin. Serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. 3. Menyusun Jadwal Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 5. Menguji hasil Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Langkah-langkah penyusunan projek oleh siswa 1. Planning; kegiatan yang dilakukan adalah a) merancang seluruh projek, kegiatan dalam langkah ini adalah: mempersiapkan projek, secara lebih rinci mencakup: pemberian informasi tujuan pembelajaran, guru menyampaikan fenomena nyata sebagai sumber ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
35
Cookbook kurikulum 2013
masalah, pemotivasian dalam memunculkan masalah dan pembuatan proposal, b) mengorganisir pekerjaan, kegiatan dalam langkah ini adalah: merencanakan projek, secara lebih rinci mencakup: mengorganisir kerjasama, memilih topik, memilih informasi terkait projek, membuat prediksi, dan membuat desain investigasi. 2. Creating; siswa mengembangkan gagasan-gagasan projek, mengkombinasikan ide yang muncul dalam kelompok, dan membangun projek. Tahapan kedua ini termasuk aktifitas pengembangan dan dokumentasi. Pada tahapan ini pula siswa menghasilkan suatu produk (artefak) yang nantinya akan dipresentasikan dalam kelas. 3. Processing; meliputi presentasi projek dan evaluasi. Pada presentasi projek akan terjadi komunikasi secara aktual kreasi ataupun temuan dari investigasi kelompok, sedangkan pada tahapan evaluasi akan dilakukan refleksi terhadap hasil projek, analisis dan evaluasi dari proses-proses belajar. 4. Reporting (membuat laporan projek) Langkah-langkah penilaian oleh pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. a. Tahap persiapan dilakukan melalui langkah-langkah berikut. Mengkaji kompetensi dan silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian; Membuat rancangan dan kriteria penilaian; Mengembangkan indikator; Memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator; Mengembangkan instrumen dan pedoman penskoran. b. Tahap pelaksanaan. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. Dapat juga dilaksanakan penilaian diri oleh peserta didik. Melaksanakan tes dan/atau nontes. c. Tahap analisis/pengolahan dan tindak lanjut Memberi skor sesuai dengan pedoman penskoran yang telah dikembangkan. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar. Hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan). Hasil analisis ditindaklanjuti dengan layanan remedial dan pengayaan, serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial antarmata pelajaran dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi sikap oleh wali kelas. d. Tahap pelaporan Hasil penilaian dilaporkan kepada pihak terkait. Laporan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik berbentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi. Laporan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam bentuk deskripsi sikap. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, pendidik Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
36
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah penilaian oleh satuan pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Tahap persiapan Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah. Menentukan kriteria kenaikan kelas. Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah. Menentukan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. b. Tahap pelaksanaan Menyelenggarakan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Menyelenggarakan ujian sekolah untuk kelas XII. c. Tahap analisis/pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjut Melakukan penskoran hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Menentukan kenaikan kelas peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Melakukan penskoran hasil ujian sekolah kelas XII. Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Mengadakan rapat dewan pendidik untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Menerbitkan keterangan hasil Ujian Nasional setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi. d. Tahap pelaporan melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk rapor (laporan capaian kompetensi). melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait. Prinsip-prinsip pembelajaran remedial Kompetensi yang belum tuntas dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Matapelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya. Pembelajaran remedial hendaknya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Adaptif. Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik. 2. Interaktif. Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
37
Cookbook kurikulum 2013
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian. Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. 4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin. Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik. 5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan. Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing. Pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara lain: 1. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh. Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep misalnya akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik. 2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya. Penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi. 3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda. 4. Menggunakan berbagai jenis media. Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain: 1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat. 2. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. 3. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
38
Cookbook kurikulum 2013
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan. 4. Pemanfaatan tutor sebaya.Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab. Mekanisme pelaksanaan remidial secara teknik menggunakan langkah-langkah, sebagai berikut : 1. Menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik setelah selesai 1 kompetensi dasar tertentu. 2. Menentukan ketuntasan peserta didik dan nilai rerata secara individual maupun klasikal. 3. Menetapkan bentuk remedial yang akan dilaksanakan. 4. Melakukan penilaian untuk mengetahui keberhasilan tindakan bentuk remedial. 5. Menganalisis hasil penilaian remedial serta menentukan tindakan berikutnya. 6. Nilai remedial tidak melebihi dari nilai KKM. 7. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam tatap muka. Langkah-langkah pembelajaran pengayaan Langkah-langkah sistematis pengayaan mencakup dua hal, (1) mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi; belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan yang tinggi, berpikir mandiri, superior dalam berpikir abstrak, dan memiliki banyak minat. Teknik pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui: 1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum. 2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri. 3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/penelitian ilmiah. Langkah-langkah mengolah dan menyusun deskripsi Kompetensi Pengetahuan a. Penilaian pengetahuan dilakukan oleh pendidik mata pelajaran berdasarkan kompetensi dasar (KD pada KI-3). Penilaian tersebut dapat dilakukan melalui penilaian proses (ulangan harian), ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. b. Capaian kompetensi pengetahuan merupakan rerata dari seluruh nilai kompetensi dasar yang dicapai pada satu semester. c. Penulisan capaian kompetensi pengetahuan pada format rapor menggunakan angka pada skala 1,00 – 4,00 dan dilengkapi predikat dengan huruf D - A.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
39
Cookbook kurikulum 2013
Contoh pengolahan capaian kompetensi pengetahuan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/1
d. Selanjutnya data nilai pada tabel diatas, direkap berdasarkan kelompok KD yang sesuai untuk dihitung reratanya. Kemudian merata-ratakan hasil rerata setiap KD. Hasil rerata dari setiap KD dikonfirmasi pada tabel ketuntasan belajar untuk mendapatkan nilai predikat seperti pada tabel berikut.
e. Penulisan deskripsi didasarkan pada kompetensi yang menonjol dan yang masih perlu diperbaiki. Penulisan deskripsi kompetensi pengetahuan untuk mata pelajaran Matematika pada rapor Ani (berdasarkan tabel di atas) sebagai berikut: “Sudah baik dalam mendeskripsikan dan menganalisis konsep nilai mutlak dalam persamaan dan pertidaksamaan serta menerapkannya dalam pemecahan masalah nyata, namun kemampuan memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma perlu ditingkatkan.”
Langkah-langkah mengolah dan menyusun deskripsi kompetensi keterampilan a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh pendidik mata pelajaran berdasarkan KD pada KI-4. Penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
40
Cookbook kurikulum 2013
b. c. d. e.
Nilai praktik dilakukan melalui tes kinerja dan/atau penugasan setiap kompetensi dasar (KD pada KI-4) sesuai dengan karakteristik KD tersebut. Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan rerata dari capaian optimum. Nilai kompetensi menjadi nilai tengah (median) untuk interval capaian kompetensi seperti pada perhitungan penilaian kompetensi pengetahuan. Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian kompetensi keterampilan pada format rapor menggunakan angka pada skal 1,00 - 4,00 kemudian dilengkapi dengan predikat D - A. Perhitungan kompetensi keterampilan sebagai berikut.
f.
Selanjutnya data nilai pada tabel diatas, direkap berdasarkan kelompok KD yang sesuai untuk dihitung nilai optimumnya. Kemudian merata-ratakan dari hasil optimum setiap KD. Hasil rerata dari setiap KD dikonfirmasi pada tabel ketuntasan belajar untuk mendapatkan nilai predikat seperti pada tabel berikut.
Contoh pengisian format pengolahan capaian kompetensi keterampilan Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/Semester : X/1 Menangkap makna No
KD 4.7
Nama
1
Yenny
2
dst
1
2
3.11
3.00
3 3.6 6
Nilai optimum 3.66
Menyunting No
Nama
1 2
Yenny dst
KD 4.8 1
2
3
3.00
3.35
3.66
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
Menyusun teks
Nilai optimum
KD 4.9 1 2.9 0
2 3.0 0
3 3.33
Nilai optimum
Rerata nilai optimum
Rapor
3.66
3.55
A-
3.33
41
Cookbook kurikulum 2013
Contoh penulisan deskripsi kompetensi keterampilan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris pada rapor (berdasarkan tabel di atas):
sebagai Sangat berikut: terampil dalam kemahiran menangkap makna dan menyunting, terutama menangkap makna teks deskriptif dan menyunting teks deskriptif tulis tentang bangunan bersejarah terkenal. Perlu meningkatkan diri berkaitan dengan kemahiran dalam menyusun teks lisan dan tulis untuk memaparkan, menanya-kan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
teks lisan dan tulis untuk memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan Langkah-langkah mengolah dan menyusun deskripsi Kompetensi Sikap fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang a. Penilaian dalam mata pelajaran diperhitungkan berdasarkan hasil observasi benarsikap dan sesuai konteks.
pendidik. Sikap (spiritual dan sosial) dalam rapor terdiri atas sikap dalam mata pelajaran dan sikap antarmata pelajaran. b. Capaian kompetensi sikap dalam mata pelajaran diisi oleh setiap pendidik mata pelajaran, yang merupakan profil secara umum berdasarkan rangkuman hasil pengamatan pendidik selama satu semester, diisi secara kualitatif dengan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), atau Kurang (K). c. Nilai akhir sikap dalam mata pelajaran diperoleh berdasarkan mode atau modus, yaitu data atau nilai sikap yang sering muncul. d. Hasil penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal digunakan dalam pembinaan sikap pesera didik. Contoh Pengolahan Capaian Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2) dalam mata pelajaran. Mata pelajaran: Bahasa Inggris Nama Adi
1 v
Budi Citra
Semangat belajar 2 3 4 5 6 v v v v
7 v
v
v
v
v
v
v
Nama
v v
Jujur 2
Adi
1 v
Budi
v
v
Citra
v
v
Nama
3 v
5
v
v v
6 V V
7 v v v
Percaya diri 1 v
2
Adi Budi
v
v
3 v
Citra
4 v
5 v
v
v
v
Adi
1 v
Budi Citra
v
2 v
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
6 v v
Nama
2
B
1 v
B
v
v
C
v
3
7
v
B B
v
v
v
v
B
v
v
v
B
v
C
6 v
7 v
v v
v v
v
v v
4 v
v
5 v
1 v
2 v
3 v
v
4 v
v
5 v
6 v
v
v
v
v
v
2
B
1 v
B B
v v
v
Santun C
v
B
v
B Disiplin
6 v
7 v
SB
v
B
v
B
Tanggungjawab
Peduli
v
7 v
Disiplin 3 v
B
Peduli 4 5 v
v
2 v
v
6 v
v
1 v
Percaya diri
3 v
Santun 4 5
v
Jujur
4 v
v
Semangat belajar
Tanggung jawab
7 v
SB
v
C
v
B
Kerja sama 3 4 5 v v v
6 v
7 v
Kerja sama B
v v
v v
v v
SB B
v
v v
42
Cookbook kurikulum 2013
Nama Adi Budi Citra
1 v v
Cinta damai 4 5 v v v v v
2
3 v
v v
6 v v
Cinta damai B B B
7 v v v
Hasil penilaian sikap
Jujur
Disiplin
Percaya diri
Tanggungjawab
Peduli
Kerjasama
Cinta damai
Adi Budi Citra
Santun
1 2 3
Nama
Semangat belajar
No
B B C
C B B
B B B
SB B B
B B C
SB C B
B B B
B SB B
B B B
Profil sikap secara umum
Rapor sikap dalam mapel
B B B
B B B
Meskipun rapor sikap Ani, Budi, dan Citra dalam mata pelajaran Bahasa Inggris sama (B), namun deskripsi sikap ketiga peserta didik tersebut berbeda. No 1
Nama Adi
Deskripsi sikap Sikapnya secara umum baik, terutama disiplin dalam kehadiran dan tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas. Sikap santun dalam berkomunikasi interpersonal perlu ditingkatkan
2
Budi
3
Citra
Sikapnya secara umum baik, terutama kerjasama dalam melaksanakan komunikasi fungsional. Tanggungjawabnya dalam mengerjakan tugastugas perlu ditingkatkan Sikapnya secara umum baik, perlu ditingkatkan semangat belajar dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi transaksional
Contoh Pengolahan Capaian Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2) antarmata pelajaran. Kelas/Semester: X/1 No
Nama
1
Adi
2
….
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
Sikap (KI-1 dan KI-2) dalam mata pelajaran 1 2 3 4 .. .. .. 15 B
B
SB
C
B
B
SB
C
Sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) antarmapel Peserta didik sudah menunjuk-kan sikap mengamalkan ajaran agamanya, mulai konsisten menerapkan sikap santun, jujur dan kerjasama, perlu ditingkatkan lagi sikap percaya diri dan kepedulian terhadap lingkungan.
43
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah penilaian antar matapelajaran 1. Pendidik menginformasikan kompetensi sikap yang akan dinilai yaitu sikap spiritual dan sosial (milsanya; jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, sopan santun, atau percaya diri) pada awal semester; 2. Mengembangkan indikator kompetensi sikap, teknik dan bentuk intrumen (observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal) dan instrumen penilaian sikap sesuai dengan matapelajaran yang diampunya; 3. Memberi penjelasan tentang kriteria (rubrik) penilaian untuk setiap sikap yang akan dinilai termasuk bentuk instrumen yang akan digunakannya; 4. Memeriksa dan mengolah hasil penilaian dengan mengacu pada pedoman penskoran dan kriteria (rubrik) penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya; 5. Menginformasikan hasil penilaian kepada peserta didik pada setiap akhir pekan dengan tujuan untuk (a) mengetahui kemajuan hasil pengembangan sikapnya, (b) mengetahui kompetensi sikap yang belum dan yang sudah dicapai sesuai kriteria yang ditetapkan, (c) memotivasi peserta didik agar memperbaiki sikap yang masih rendah dan berusaha mempertahankan sikap yang telah baik, dan (d) menjadi bagian refleksi bagi pendidik untuk memperbaiki strategi pengembangan sikap peserta didik di masa yang akan datang; 6. Melakukan tindak lanjut hasil penilaian sikap setiap minggu dan dijadikan dasar untuk melakukan proses pembinaan dan pengembangan sikap; 7. Mengolah setiap skor penilaian harian selama satu semester dan menetapkan nilai rapor sikap spiritual dan sosial; 8. Membuat deskripsi sikap spiritual dan sosial berdasarkan skor penilaian harian. 9. Menyerahkan nilai rapor sikap spiritual dan sosial dan deskripsinya kepada wali kelas 10. Wali kelas membuat akumulasi dan menyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi antar matapelajaran. Deskripsi sikap antarmatapelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan apabila ada secara keseluruhan, serta rekomendasi untuk peningkatan. Misalnya; “menunjukkan sikap yang baik dalam berdoa, kejujuran, kedisiplinan, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri. Perlu ditingkatkan sikap tanggung jawab, melalui pembiasaan penugasan mandiri di rumah.” Nilai sikap antar matapelajaran Penilaian sikap antar matapelajaran adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam matapelajaran diputuskan melalui rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. Deskripsi sikap antar matapelajaran menjadi tanggung jawab wali kelas melalui analisis nilai sikap setiap matapelajaran dan proses diskusi secara periodik dengan guru mata pelajaran. Deskripsi sikap antar matapelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan apabila ada secara keseluruhan, serta rekomendasi untuk peningkatan. Pengolahan nilai sikap dalam antar matapelajaran sebagai berikut: 1. Penilaian dilakukan oleh seluruh guru mata pelajaran dan dikoordinasi oleh wali kelas. 2. Proses penilaian dilakukan melalaui analisis sikap setiap mata pelajaran dan disampaikan dalam diskusi antar guru. 3. Diskusi bisa dilakukan secara periodik, berkesinambungan, melalui konferensi, maupun melalui rapat penilaian untuk kenaikan kelas 4. Deskripsi sikap antar matapelajaran bersumber pada nilai kualitatif dan deskripsi setiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran menyerahkan skor akhir, nilai kualitatif, dan deskripsi sikap pada wali kelas.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
44
Cookbook kurikulum 2013
Contoh format pengolahan nilai sikap oleh wali kelas: Sikap
Mata Pelajaran 5 6 7 B C C
Jujur
1 B
2 C
3 B
4 B
Disiplin
B
SB
C
B
SB
SB
Kerjasama
C
C
C
B
B
C
Modus
8 C
9 B
Dst …
B
SB
C
…
SB
SB
C
B
…
C
B
Nilai Akhir Baik Sangat Baik Cukup
Keterangan: 1 .. 9 dst : adalah matapelajaran Contoh uraian deskripsi sikap antar matapelajaran antara lain : Menunjukkan sikap yang sangat baik dalam disiplin, baik dalam kejujuran dan perlu ditingkatkan sikap kerjasama, melalui pembiasaan kerja kelompok dalam tatap muka di kelas dan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri secara berkelompok di rumah.
Langkah-langkah penyusunan soal standar internasional Untuk memudahkan pemahaman tentang langkah-langkah penyusunan soal standar internasional, masing-masing langkah akan dijelaskan menggunakan contoh Pertanyaan 5: RUMAH KACA (Literasi Sains). 1) Menganalisis KI-KD yang dapat dibuatkan soal-soal model standar internasional. Pada contoh ini diambil Mata Pelajaran Fisika Kelas XI-IPA. KI-3
KD 3.9
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan.
Langkah-langkah melakukan analisis KI-KD adalah sebagai berikut. a. Memilih salah satu level yang akan dicapai. Pada masing-masing level kompetensi dipaparkan karakter pertanyaan, yang memuat kompetensi apa yang hendak diukur pada level tertentu. Pada contoh ini level yang dipilih adalah level 6 yang memuat kompetensi: mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengaplikasikan pengetahuan sains dan berpikir sains dalam berbagai situasi yang kompleks. b. Menentukan materi pokok yang akan diujikan. Dalam literasi sains ada 4 (empat) konten/topik yang dapat dipilih: physical systems, living systems, earth and space systems, dan technology systems. Pada contoh ini topik yang dipilih earth and space systems (Bumi dan Ruang Angkasa). c. Menentukan domain kompetensi. Untuk literasi sains terdapat 3 (tiga) domain kompetensi yang dapat dipilih yaitu: mengidentifikasi isu-isu sains, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti-bukti ilmiah. Agar pertanyaan pada contoh ini memiliki tingkat kesukaran yang tinggi (level 6) maka domain kompetensi yang diukur merupakan gabungan dari dua domain kompetensi yaitu: mengidentifikasi isu-isu sains dan menjelaskan fenomena ilmiah. d. Memilih konteks dan situasi. Konteks dan situasi akan digunakan sebagai stimulus pertanyaan dan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dengan tingkat kesukaran pertanyaan (level). Konteks dapat diperoleh melalui media cetak dan elektronik, misalnya melalui media internet, jurnal ilmiah, ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
45
Cookbook kurikulum 2013
2) 3) 4)
5)
atau sumber-sumber lain yang relevan. Konteks dan situasi yang kompleks membutuhkan pemahaman yang tinggi terhadap elemen-elemen yang disajikan dalam stimulus, serta kemampuan interpretasi dan penalaran yang tinggi pula. Konteks yang dapat dipilih dalam literasi sains adalah personal, sosial, dan global. Dalam contoh ini konteks yang dipilih adalah global (Rumah Kaca). e. Memilih format respon (bentuk pertanyaan). Format respon yang dapat dipilih adalah: pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, isian singkat, uraian terstruktur atau jawaban terbuka. Pada contoh ini format respon yang dipilih adalah uraian terstruktur. Menyusun kisi-kisi soal. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir pertanyaan ditulis pada kartu soal, serta sesuai dengan kaidah penulisan butir soal. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dapat dibuat dalam bentuk dikotomus dan politomus. Untuk pertanyaan dengan format respon pilihan ganda menggunakan bentuk dikotomus (skor 1 untuk jawaban benar, dan 0 untuk jawaban salah). Sedangkan untuk format respon lainnya dapat menggunakan penskoran politomus model Generalized Partial Credit Model (GPCM), yaitu dengan memberikan skor 1 untuk setiap langkah yang dijawab benar, dan memberikan skor 0 untuk setiap langkah yang dijawab salah atau tidak dijawab. Melakukan analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif (melalui uji coba) sebelum digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, untuk melihat kelayakan butir soal ditinjau dari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Langkah-langkah pengawasan proses pembelajaran Langkah-langkah pengawasan proses pembelajaran meliputi (a) penyusunan program pengawasan, (b) pelaksanaan, (c) evaluasi, (d) pelaporan, (e) tindak lanjut. A. Penyusunan program pengawasan 1. Kepala Sekolah memberikan informasi dan arahan tentang pengawasan proses pembelajaran kepada TPK; 2. TPK mengumpulkan data dan informasi tentang hasil pengawasan tahun lalu; 3. Mengidenifikasi hasil pengawasan tahun sebelumnya melalui analisis kesenjangan dengan mengacu pada kebijakan di bidang pendidikan yang digunakan; 4. Mengolah dan menganalisis hasil dan evaluasi pengawasan tahun sebelumnya; 5. Menentukan prioritas tujuan, sasaran, metode kerja serta langkah-langkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya; 6. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan yang memuat materi/aspek/fokus masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi); scenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrument pengawasan; 7. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan; 8. Menyiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkan sesuai dengan materi/aspek/fokus masalah yang akan disupervisi. B. Pelaksanaan 7. Melaksanakan pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi; 8. melaksanakan supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
46
Cookbook kurikulum 2013
C. Evaluasi hasil pengawasan 1. mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada saat melaksanakan pemantauan dan supervise; 2. melakukan analisis masalah-masalah melalui analisis kuantitatif atau analisis kualitatif (dapat digunakan analisis kesenjangan atau analisis SWOT); 3. mengevaluasi hasil pengawasan sebagai bahan penyusunan rekomendasi dan tindak lanjut terhadap guru, kepala sekolah maupun Dinas Pendidikan serta untuk perbaikan program pengawasan berikutnya. D. Pelaporan 1. Mengkompilasi dan mengklasifikasi data hasil pemantauan dan supervise; 2. Menganalisis data hasil pemantauan dan supervise; 3. Menyusun Laporan hasil pengawasan sesuai sistematika yang ditetapkan. E. Tindak lanjut 1. Mengidentifikasi hasil pemantauan dan supervise; 2. Menentapkan guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; 3. Memberikan penguatan dan penghargaan kepada guru menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; 4. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. Langkah-langkah aktualisasi mata pelajaran dalam kegiatan kepramukaan. A. Mengidentifikasi Muatan-Muatan Pembelajaran Guru mata pelajaran mengidentifikasi Kompetensi Dasar yang sesuai dengan nilai-nilai kepramukaan. Hasil identifikasi kompetensi dasar tersebut dilinierkan antarmata pelajaran dan dengan nilai-nilai kepramukaan. B. Merencanakan Kegiatan Kepramukaan Guru dalam kelompok mata pelajaran melakukan diskusi untuk merencanakan berbagai alternatif kegiatan kepramukaan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan muatan pembelajaran pada Kompetensi Dasar mata pelajaran masing-masing. Guru dapat merencanakan kegiatan kepramukaan dengan cara sebagai berikut: 1. Guru merencanakan kegiatan kepramukaan dengan mengidentifikasi Kompetensi Dasar pada salah satu mata pelajaran; 2. Guru merencanakan kegiatan kepramukaan dengan mengidentifikasi Kompetensi Dasar pada beberapa mata pelajaran secara kolaboratif. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi nilai kecakapan umum pada SKU (Syarat Kecakapan Umum) Kepramukaan yang sesuai dengan muatanmuatan pembelajaran pada kompetensi dasar mata pelajaran. Langkah-langkah Persiapan Pelaksanaan Aktualisasi Mata Pelajaran Kegiatan Kepramukaan 1. Koordinasi antar guru mata pelajaran Setelah mengidentifikasi kompetensi dasar guru melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran lain untuk melihat linierisasi kompetensi dasar antar mata pelajaran. Jika beberapa mata pelajaran memiliki kompetensi dasar yang linier muatan pembelajarannya dengan kegiatan kepramukaan maka guru dapat merencanakan kegiatan kepramukaan secara kolaboratif. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
47
Cookbook kurikulum 2013
2.
Koordinasi guru mata pelajaran dengan Pembina Kepramukaan Guru mata pelajaran berkoordinasi dengan pembina kepramukaan untuk merumuskan kegiatan kepramukaan yang akan dilaksanakan berdasarkan hasil identifikasi dan linierisiasi.
3. Pengelompokkan peserta didik Pembina pramuka bersama wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan kesiswaan mengelompokkan peserta didik dalam beberapa kelompok sesuai dengan bentuk kegiatan kepramukaan hasil identifikasi dan linierisasi. 4. Pemetaan guru pembina kepramukaan Wakil kepala sekolah urusan kurikukum dan kesiswaan melakukan pemetaan guru yang ditugaskan untuk menjadi pembina kegiatan kepramukaan. 5.
Penjadwalan kegiatan kepramukaan Wakil Kepala sekolah urusan kurikulum bersama pembina pramuka menyusun jadwal kegiatan kepramukaan
6.
Peran Kepala sekolah Kepala sekolah berperan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana, dan sumber belajar dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan
Langkah-langkah penentuan aspek Prakarya dan Kewirausahaan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
48
Cookbook kurikulum 2013
Langkah-langkah penentuan program kewirausahaan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
49
Cookbook kurikulum 2013
Bagaimana SKL Kurikulum 2013 dikembangkan? SKL Kurikulum 2013 dikembangkan dari Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kompetensi, yaitu: 1. Kompetensi spiritual; yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Kompetensi sosial, yaitu: berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3. Kompetensi pengetahuan, yaitu berilmu, dan 4. Kompetensi ketrampilan, yaitu: cakap dan kreatif. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan berdasarkan Permendikbud No. 54 tahun 2013 sebagai berikut: KOMPETENSI LULUSAN SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Dimensi Sikap
Pengetahuan
Ketrampilan
Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
50
Cookbook kurikulum 2013
Secara rinci SKL dijelaskan dalam bagan berikut ini:
Apa perbedaan kurikulum Tahun 2006 dengan kurikulum 2013? Deskripsi Syarat kelulusan dari satuan pendidikan Standar Kompetensi Lulusan
Kurikulum 2006 memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk empat kelompok mata pelajaran. SKL mencakup SKL satuan pendidikan, SKL kelompok mata pelajaran dan SKL mata pelajaran.
Ketercapaian SKL
SKL dicapai melalui pencapaian SK, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.Pada umumnya mencakup kompetensi pengetahuan dan ketrampilan. Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik•dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.Pada umumnya mencakup kompetensi pengetahuan dan ketrampilan. Dikenal dengan EEK (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi).Kegiatan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Proses Pembelajaran
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
Kurikulum 2013 memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran. SKL satuan pendidikan menengah yang mencakup kompetensi sikap spiritual, sikap social, pengetahuan dan ketrampilan. Dikembangkan tingkat kompetensi yang terdiri dari delapan tingkat kompetennsi. SKL dicapai melalui pencapaian KI, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi. Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program. KI terdiri dari KI spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran. KD terdiri dari KD spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Dikenal dengan pembelajaran saintifik meliputi 5M (mengamati,
51
Cookbook kurikulum 2013
ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses pembelajaran.
Penilaian
Laporan Nilai
Didominasi oleh penilaian pengetahuan, sebagian mata pelajaran melakukan penilaian psikomotorik, dan seluruh mata pelajaran menilai sikap. Dituangkan dalam bentuk buku laporan hasil belajar peserta didik, mencakup nilai sikap, sebagian mata pelajaran melaporkan nilai pengetahuan dan ketrampilan serta deskripsi dari semua mata pelajaran. Nilai dalam bentuk angka dengan rentang 0-100 untuk nilai pengetahuan dan ketrampilan, seedangkan sikap dalam bentuk predikat. Menguraikan deskripsi mata pelajaran saja dan dominan pada pengetahuan dan psikomotorik.
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengomunikasikan). Model pembelajaran memprioritaskan pada empat model pembelajaran yaitu discovery learning, inquiry learning , project-based learning dan problem-based learning. Dikenal dengan penilaian autentik dengan sepuluh teknik penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Dituangkan dalam bentuk laporan capaian kompetensi hasil belajar peserta didik, semua mata pelajaran melaporkan nilai sikap spiritual dan sosial berupa pedikat, nilai pengetahuan dan nilai ketrampilan berupa angka dan predikat. Nilai dalam bentuk angka 1-4 dengan kelipatan 0,33. Menguraikan deskripsi sikap spiritual dan sosial, pengetahuan dan ketrampilan serta deskripsi antar mata pelajaran.
Apa perbedaan dimensi pengetahuan menurut Taksonomi Bloom dengan Taksonomi Anderson? Perbedaan taksonomi dapat dilihat sesuai bagan di bawah ini:
Mengapa mapel TIK ditiadakan? Kalau memang TIK menjadi bagian dari Kurikulum 2013, pada bagian mana guru TIK berperan? TIK pada kurikulum 2013 bukan sebagai mata pelajaran, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, TIK adalah tools (alat) untuk semua mata pelajaran. Untuk memfasilitasi Guru TIK, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 68 Tahun tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan peran guru TIK sebagai berikut: ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
52
Cookbook kurikulum 2013
1. membimbing peserta didik pada SMA atau yang sederajat untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. 2. memfasilitasi sesama guru pada SMA, atau yang sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah; dan 3. memfasilitasi tenaga kependidikan pada SMA, atau yang sederajat dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK. Mengapa jumlah jam pelajaran mata pelajaran bahasa Inggris berkurang? Materi-materi dasar Bahasa Inggris ditempatkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris umum A dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Bagi peserta didik yang berminat menambah keterampilan berbahasa Inggris dianjurkan memilih lintas minat Bahasa dan Sastra Inggris. Mengapa jumlah jam pelajaran mata pelajaran sejarah ditambah? Muatan kompetensi dasar pada mata pelajaran sejarah berkembang bila dibandingkan dengan kompetensi dasar kurikulum tahun 2006, sehingga memerlukan alokasi waktu yang lebih banyak. Apa yang dimaksud dengan Tingkat Kompetensi, Ujian Tingkat Kompetensi dan Ujian Mutu Tingkat Kompetensi? Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan. Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas. Tingkat Kompetensi terdiri atas 8 (delapan) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan. No 1 2
Tingkat Kompetensi Tingkat 0 Tingkat 1
3
Tingkat 2
4
Tingkat 3
5
Tingkat 4
6 7
Tingkat 4A Tingkat 5
8
Tingkat 6
Kelas TK/TA KELAS I SD/MI/SDLB/PAKET A KELAS II SD/MI/SDLB/PAKET A KELAS III SD/MI/SDLB/PAKET A KELAS IV SD/MI/SDLB/PAKET A KELAS V SD/MI/SDLB/PAKET A KELAS VI SD/MI/SDLB/PAKET A KELAS VII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B KELAS VIII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B KELAS IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B KELAS X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/PAKET C/PAKET C KEJURUAN KELAS XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/PAKET C/PAKET C KEJURUAN KELAS XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/PAKET C/PAKET C KEJURUAN
Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran dan penilaian. Pembelajaran dan penilaian pada tingkat yang sama memiliki karakteristik yang relatif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1 (satu) Tingkat Kompetensi. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
53
Cookbook kurikulum 2013
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. Apakah peserta didik yang sudah mengikuti Ujian Tingkat Kompetensi (UTK), harus mengikuti lagi Ujian Nasional? UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi, meliputi sejumlah KD yang merepresentasikan KI pada tingkat kompetensi tersebut. UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. UTK dilakukan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturanperundang-undangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka siswa mengikuti UTK dan juga mengikuti UN. Mengapa Kurikulum dikembangkan? Kurikulum dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 berdasarkan pada 5 (lima) hal pertimbangan, pertama; tantangan internal, kedua; tantangan eksternal, ketiga; penyempurnaan pola pikir, keempat; penguautan tata kelola kurikulum dan kelima; penguatan materi. 1. Tantangan Internal Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Perkembangan penduduk Indonesia produktif mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan.
2. Tantangan Eksternal Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
54
Cookbook kurikulum 2013
Laporan International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
3. Penyempurnaan Pola Pikir a. b.
Pola pembelajaran yang berpusat pada guru Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
c.
Pola pembelajaran terisolasi
d.
Pola pembelajaran pasif
Menjadi e.
Pola belajar sendiri
f.
Pola pembelajaran alat tunggal Pola pembelajaran berbasis massal
g.
h. i.
Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) Pola pembelajaran pasif
Pola pembelajaran berpusat pada peserta didik Pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didikmasyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); Pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); Pola pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); Pola belajar kelompok (berbasis tim); Pola pembelajaran berbasis alat multimedia; Pola kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; Pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); Pola pembelajaran kritis.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum a. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan c. penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
55
Cookbook kurikulum 2013
5. Penguatan Materi Dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Bagaimana karakteristik Kurikulum 2013? Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran; 6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Aya yang mau dicapai dengan pengembangan Kurikulum 2013? Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Apa perbedaan dari landasan filosofis dan landasan teoritis pengembangan kurikulum 2013? Landasan Filosofis sebagai berikut: 1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. 2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. 3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. 4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Sedangkan landasan teoritis sebagai berikut: Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standardbased education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi delapan standar nasional pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
56
Cookbook kurikulum 2013
Bagaimana tahapan perkembangan Kompetensi Inti kelas X, XI, dan Kelas XII? 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. KOMPETENSI INTI KELAS X 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
KOMPETENSI INTI KELAS XI
KOMPETENSI INTI KELAS XII
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
57
Cookbook kurikulum 2013
Kompetensi inti spiritual dan sosial kelas X, XI, dan XII adalah sama yaitu menghayati dan mengamalkan. Kompetensi pengetahuan Kelas X, XI dan XII adalah memahami, menerapkan dan menganalisis. Kelas XII dimensi proses kognitifnya dikembangkan sampai dengan mengevaluasi. Dimensi pengetahuan kelas X meliputi fakta, konsep dan prosedural sedangkan Kelas XI sampai dengan metakognitif. Kompetensi ketrampilan adalah mengolah, menalar, dan menyaji ranah konkrit dan ranah abstrak, kelas XI dikembangkan dengan bertindak secara efektif dan kreatif, sedangkan kelas XII dikembangkan sampai mampu mencipta. Apa saja yang harus tertuang dalam Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2013? Berdasarkan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menguraikan komponen KTSP sebagai berikut: A. Visi, Misi, dan Tujuan B. Muatan Kurikuler 1. Muatan Nasional 2. Muatan Lokal C. Pengaturan Beban Belajar dan beban kerja sebagai pendidik D. Kalender Pendidikan 1. Permulaan Tahun Ajaran 2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif a. Minggu efektif b. Waktu pembelajaran efektif c. Pengaturan Waktu Libur Apa saja prinsip-prinsip penyusunan KTSP Kurikulum 2013?(Acuan konseptual dari Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 halaman 8) Prinsip-prinsip penyusunan KTSP sebagai berikut: 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia 2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan 3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik 4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan 5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional 6. Tuntutan Dunia Kerja 7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni 8. Agama 9. Dinamika Perkembangan Global 10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan 11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat 12. Kesetaraan Jender 13. Karakteristik Satuan Pendidikan Bagaimana hubungan antara materi (dimensi pengetahuan) dengan kegiatan pembelajaran saintifik? Kita ketahui bahwa dimensi pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, prosedur dan metakognitif. Sedangkan kegiatan pembelajaran saintifikmeliputi; mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Hubungan antara keduanya dapat digambarkan dalam skema berikut:
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
58
Cookbook kurikulum 2013
Dimensi Pengetahuan/Pembelajaran Saintifik Mengamati Menanya Mencoba/Mengumpulkan data Mengasosiasi Mengomunikasikan
Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognitif
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
Harus dimulai dari mana untuk mencapai KI1, KI2, KI3, dan KI4 dalam proses pembelajaran? Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. (tampilan gambar diperbaiki)
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
59
Cookbook kurikulum 2013
Apa yang dimaksud dengan peminatan, lintas minat dan pendalaman minat? (acuan Pemendikbud No. 64 Tahun 2014 ) Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. Peminatan Akademik adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran keilmuan. Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. Pendalaman Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik peserta didik dengan orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan dalam lingkup pilihan minat. Apa tujuan Peminatan dan bagaimana strategi pemilihan peminatan? Peminatan bertujuan; (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu. Sejak medaftar ke SMA, di Kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan Kelompok Peminatan berdasarkan : nilai rapor SMP/MTs atau yang sederajad, nilai ujian nasional SMP/MTs atau yang sederajad, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTs atau yang sederajad, Peserta didik selain memilih mata pelajaran peminatan, juga harus memilih mata pelajaranlintas kelompok peminatan sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Matapelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per minggu 6 jam pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut: 1) Dua matapelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau 2) Satu matapelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok Peminatan pilihan. Khusus bagi Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, selain pola pilihan yang di atas, di Kelas X, peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai berikut: 1) Satu pilihan wajib matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari matapelajaran wajib Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya. 2) Dua mapel (masing-masing 3 jam pelajaran) dari matapelajaran Bahasa Asing Lainnya, atau 3) Satu matapelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan satu matapelajaran dari Kelompok Peminatan Ilmu Alam dan Matematika atau Kelompok Peminatan Ilmuilmu Sosial, atau 4) Satu matapelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan satu Matapelajaran di kelompok Ilmu-ilmu Sosial, atau 5) Dua matapelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau di kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
60
Cookbook kurikulum 2013
Di Kelas XI dan XII peserta didik Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat memilih satu matapelajaran (4 jam pelajaran) dari Bahasa Asing Lainnya atau satu matapelajaran di Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Ilmu-ilmu Sosial. Matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain ditentukan oleh SMA/MA masing-masing sesuai dengan ketersediaan guru dan fasilitas belajar. Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang tidak memiliki Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, dapat menyediakan pilihan matapelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan matapelajaran yang dapat diambil peserta didik dari Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Disamping itu peserta didik dapat memilih program pendalaman minat, sebagai berikut: Peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil matakuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini tersedia bagi peserta didik SMA/MA yang memiliki kerjasama dengan perguruan tinggi terkait. Pendalaman minat matapelajaran tertentu dalam Kelompok Peminatan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi. Bagaimana kalau ada siswa yang meminta pindah peminatan? Berdsasarkan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 Peserta didik SMA/MA dapat pindah antarkelompok peminatan akademik dalam satuan pendidikan yang sama paling lambat pada akhir semester 1 (satu). Perpindahan kelompok peminatan akademik didasarkan pada hasil pembelajaran pada semester berjalan dan rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor. Peserta didik yang pindah kelompok peminatan akademik harus mengikuti program matrikulasi Satuan pendidikan harus memfasilitasi penyesuaian mata pelajaran, kompetensi dasar, pembelajaran dan penilaian pada peminatan yang dia pilih. Apakah pendalaman minat sama dengan pendalaman materi? Pendalaman minat dan pendalaman materi berbeda. Pendalaman minat diperuntukkan bagi peserta didik SMA kelas XII dandiselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi. Peserta didik dapat mengambil matakuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Sedangkan Pendalaman materi pada dasarnya identik dengan pengayaan, dilakukan oleh peserta didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Bolehkan mata pelajaran lintas minat ditentukan oleh sekolah? Kurikulum SMA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minatnya. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan Matapelajaran antar Kelompok Peminatan. Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa. Sejak medaftar ke SMA, di Kelas X seseorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan Kelompok Peminatanberdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog. Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah Kelompok Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling. Selain mengikuti seluruh matapelajaran di Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti matapelajaran tertentu untuk ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
61
Cookbook kurikulum 2013
lintas kelompok peminatan sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X (dua matapelajaran) dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII (satu matapelajaran). Matapelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Satuan pendidikan dapat menentukan mata pelajaran pilihan kelompok peminatan dan pilihan Matapelajaran antar Kelompok Peminatan disesuaikan dengan ketersediaan guru dan fasilitas belajar. Pelajaran lintas minat diberikan di waktu khusus ataukah seperti jam belajar lainnya? Ada sekolah yg menyediakan jam lintas minat hanya dua hari di jam terakhir sehingga siswa terbatas untuk mengikutinya tetapi ada sekolah yang mengaturnya seperti biasa. Bagaimana proses pengaturan pembelajaran lintas minat? Beban belajar lintas minat disampaikan/diberikan pada jam normal seperti biasa (tertuang dalam jadwal matapelajaran seperti halnya matapelajaran lain). Boleh melaksanakan secara khusus pada jam akhir tetapi bukan jam yang dipisahkan dari jadwal normal (ini hanya teknis sekolah mengelola jam pelajaran). Bagaimana hubungan antara kompetensi dasar dengan kompetensi inti? Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI1; 2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan 4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI4. Apa bedanya matematika kelompok A (umum) dan matematika kelompok C (peminatan)? Matematika kelompok A (umum) dikuti oleh semua peserta didik SMA untuk semua jenis peminatan (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa dan Budaya), sedangkan matematika kelompok C (peminatan) hanya diikuti oleh peserta didik peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan peserta didik dari kelompok peminatan lainnya jika memilih lintas minat mata pelajaran matematika pada kelompok C (peminatan) Kompetensi Dasar yang ada pada Matematika kelompok A (wajib) berbeda dengan matematika kelompok C (peminatan). Kompetensi Dasar pada matematika kelompok C (peminatan))kajiannya lebih dalam dan merupakan lanjutan dari Kommpetensi Dasar pada matematika kelompok A (umum).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
62
Cookbook kurikulum 2013
Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013? Prinsip pembelajaran kurikulum 2013 dapat digambarkan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Peserta didik diberi tahu Guru sebagai satu-satunya sumber belajar Pendekatan tekstual
Peserta didik mencari tahu Belajar berbasis aneka sumber belajar Penguatan penggunaan pendekatan ilmiah Pembelajaran berbasis konten Pembelajaran berbasis kompetensi Menuju Pembelajaran parsial Pembelajaran terpadu Pembelajaran yang Pembelajaran dengan jawaban menekankan jawaban tunggal yang kebenarannya multi dimensi Pembelajaran verbalisme Keterampilan aplikatif Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjanghayat Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya pesertadidik
Bagaimana lintasan perolehan (proses psikologis) dari ketiga kompetensi dalam kurikulum 2013 dicapai? Pencapaian kompetensi sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pencapaian kompetensi pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”. Sedangkan pencapaian kompetensi keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Mohon penjelasan RPP yang bagaimana pada kurikulum 2013 yang sudah memenuhi karakteristik pembelajaran saintifikdan penilaian autentik? (Permendikbud No. 103 Tahun 2014) RPP yang disusun hendaknya memenuhi prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagai berikut: 1. Memfasilitasi perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 2. Menunjukkan partisipasi aktif peserta didik. 3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. 4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. 7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
63
Cookbook kurikulum 2013
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Mengapa siswa saya tidak menanya?
Sebenarnya sangat tergatung pada ketrampilan guru dalam memancing siswa untuk bertanya mulai dari yang faktual sampai dengan prosedural. Disamping itu guru perlu instrospeksi apakah pembelajarannya sudah terpadu yaitu memperhatikan ketiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan dalam satu kesatuan proses pembelajaran. Begitu pula apakah penilaiannya sudah autentik, pembelajaran dengan penilaian dalam satu kesatuan proses. Berikutnya apakah guru sudah mengembangkan rubrik penilaian ketrampilan menanya. Selamat mencoba. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif?
Pengetahuan Faktual (Factual Knoweledge) adalah pengetahuan tentang elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk mengenal suatu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah di dalamnya. Terdiri dari pengetahuan tentang istilah (Knowledge of terminology) dan Pengetahuan tentang rincian dan unsur tertentu.(Knowledge of specific details and elements). (Cognitive process dimension) Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge) adalah pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang memungkinkan elemen-elemen tersebut berfungsi secara bersama-sama. Meliputi; pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/penggolongan (Knowledge of classifications and categories), pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations) dan pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures). (Cognitive process dimension)
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
64
Cookbook kurikulum 2013
Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge) adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan suatu hal, metode dan inkuiri, dan kriteria untuk menggunakan suatu keterampilan, algoritma, teknik dan suatu metode. Terdiri dari pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills and algorithms), pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subjectspecific techniques and methods), pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures). (Cognitive process dimension) Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge) adalah pengetahuan kognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya itu sendiri. Meliputi; pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar, berpikir dan pemecahan masalah., pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge) dan Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge). (Cognitive process dimension) Bagaimana kaitan antara model-model pembelajaran Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem-Based Learning, dan Project-Based Learning? . Secara umum keempat model pembelajaran tersebut sejalan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasoaiasi, dan mengkomunikasikan). Perbedaan keempat model pembelajaran Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem-Based Learning, dan Project-Based Learning terdapat pada langkah-langkah pembelajarannya (sintaks) Bagaimana keterkaitan antara sintaks model pembelajaran Discovery Learning dengan 5M? Sintaks adalah langkah utama pembelajaran dari sebuahmodel pembelajaran. Sintaks disusun berurutan dan sistematis. Urutannya merupakan tataaturan yang berurutan 5M adalah unsur kegiatan pembelajaran dalam pendekatan saintifik. ke lima langkah merupakan unsur utama proses pembelajaran saintifik. Urutannya bisa berlanjut berurutan, bisa juga menjadi siklus kegiatan berbentuk spiral. 5M tidak persis seperti tata upacara bendera. Contoh hubungan sintaks dan 5M dapat dilihat pada bagan hubungan antara pembelajaran discovery dengan 5M dibawah ini. Sintak Discovery/ 5M Stimulation Pemberian Stimulus Problem Satatement (Identifikasi Masalah) Data Callecting Mengumpul-kan Data Data Processing Mengolah Data Verification Menguji Hasil Generalization Menyimpulkan
Mengamati
Menanya
√
√
√
√
Mencoba/ Mengumpul kan data
Mengaso siasi
Mengomuni kasikan
√ √ √ √ √
√
Bagaimana contoh implementasi penerapan 5M dalam proses pembelajaran? Perhatikan contoh bagaimana proses sains yang diinginkan oleh Kurikulum 2013 yang sebenarnya: digambarkan ada 2 gelas aqua yang berisi air yang masing-masing diberi ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
65
Cookbook kurikulum 2013
lubang di sisi bawah. Gelas aqua A diletakkan di lantai, gelas aqua B diletakkan pada pot tanaman yang ada di atas lantai. Setelah beberapa saat gelas A volume airnya berkurang dan air berpindah ke lantai sehingga lantai basah oleh air. Sedangkan gelas B airnya habis. Contoh ini melatihkan peserta didik bertumbuh pikiran untuk bertanya-tanya, kemana gerangan air yang ada di gelas B. Pertanyaan ini membuat pikiran peserta didik tidak nyaman hingga mendorong mencari informasi dari berbagai sumber, misalnya lewat membaca buku, mencari tahu di internet, bertanya kepada guru, bertanya kepada orang tua, dll. Setelah mencari berbagai sumber akhirnya menemukan jawaban bahwa air pada gelas B terserap oleh tanaman melalui tanah lalu masuk ke pori-porinya dan diserap oleh akar tanaman, dll. Proses ini terjadi karena peserta didik menganalisis apa yang menjadi permasalahan dengan apa yang ditemukan dari berbagai informasi. Tahap inilah yang sebenarnya tahap asosiasi, yaitu menganalisis dari berbagai sumber untuk disusun menjadi kesimpulan. Selanjutnya kesimpulan yang telah disusun dipublikasikan, baik melalui presentasi, poster, karya tulis, dll. Tahap demikian merupakan tahap mengomunikasikan. Proses berpikir inilah yang dilatihkan melalui kegiatan 5M seperti layaknya seorang saintis kecil yang sedang menyusun teori. Memberikan pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik tidak mudah, bagaimana sarannya? Apakah 5M harus ada dalam setiap pertemuan? Pembelajaran tidak boleh terjebak dalam rutinitas, langkah 5M bukanlah seremonial seperti halnya upacara. Beberapa permasalahan sering mucul pada guru, oleh karena itu sebaiknya disusun dalam bentuk “cook books” agar dapat menuntun guru mengikuti alur sains.Penerapan 5M disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga tidak harus setiap pertemuan ada 5M, bisa jadi sekian pertemuan baru terpenuhi 5M, atau bahkan dalam sekian KD baru terpenuhi 5M, Oleh karenanya kata kuncinya sesuaikan dengan jenis materi yang akan diajarkan, yang penting proses sainsnya yang ditekankan. Dengan cara ini peserta didik akan terlatih berpikir tingkat tinggi, berpikir urut dan sistematis, berbicara berdasarkan fakta. Bagaimana karakteristik mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada Kurikulum 2013? Bahasa dan Sastra Indonesia pada kurikulum 2013 sebagai mata pelajaran sekaligus menjadi penghela ilmu pengetahuan. Artinya adalah bahwa dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis teks, teks yang digunakan dalam pembelajaran dapat berisi berbagai pengetahuan, seperti biologi, kimia, sosial, ekonomi, dan politik, dan sebagainya. Bahasa dan Sastra Indonesia memanfaatkan empat tahap pembelajaran meliputi: 1. Tahap membangun konteks, 2. Tahap pemodelan teks, 3. Tahap membangun teks secara bersama-sama, dan 4. Tahap membangun teks secara mandiri. Bagaimana Prinsip-prinsip Penilaian dalam kurikulum 2013? (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 halaman 5) 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
66
Cookbook kurikulum 2013
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Mohon dijelaskan teknik dan instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dan bagaimana guru melaporkan nilai tersebut? Teknik penilaian kompetensi sikap melalui: observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Instrumen untuk jurnal berupa catatan pendidik. 1. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian. 3. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. 4. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau deskripsi sikap. Nilai capaian kompetensi sikap spiritual dan sosial (KI-1 dan KI-2) dalam matapelajaran diisi dengan menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) dengan indikator sebagai berikut. Predikat
Indikator
SB
Sudah konsisten (selalu berperilaku) sesuai yang diharapkan
B
Mulai konsisten (sering berperilaku) sesuai yang diharapkan
C
Belum konsisten (kadang-kadang berperilaku) sesuai yang diharapkan
K
Tidak konsisten (tidak pernah berperilaku) sesuai yang diharapkan
Deskripsi kompetensi sikap spiritual dan sosial diisi dengan capaian KD dari KI-1 dan KI-2 (yang menonjol) dan KD yang perlu ditingkatkan pada setiap mata pelajaran. Penilaian antar matapelajaran diisi oleh wali kelas dengan deskripsi kesimpulan dari sikap peserta didik secara keseluruhan. Kesimpulan tersebut diperoleh melalui rapat wali kelas bersama dengan semua guru mata pelajaran. Teknik Penilaian kompetensi pengetahuan melalui: tes tulis, tes lisan observasi (pemendikbud No. 104 tahun 2014 )dan penugasan. 1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
67
Cookbook kurikulum 2013
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.. 3) Observasi dilakukan terhadap diskusi, Tanya jawab, dan percakapan. Contoh Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan. 4) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi. Nilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut. Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67. Predikat A AB+ B BC+ C CD+ D
Pengetahuan 3,85 - 4.00 3,51 - 3,84 3,18-3,50 2,85-3,17 2,51-2,84 2,18-2,50 1,85-2,17 1,51-184 1,18-150 1.00-1,17
Nilai Kompetensi Keterampilan 3,85 - 4.00 3,51 - 3,84 3,18-3,50 2,85-3,17 2,51-2,84 2,18-2,50 1,85-2,17 1,51-184 1,18-150 1.00-1,17
Sikap SB B
C
K
Teknik penilaian Kompetensi Keterampilan melalui: tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Produk (Permendikbud 104 Th 2014) Tertulis (Permendikbud 104 Th 2014) Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. 1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. 2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek dilakukan untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran. 3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. 4) Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produkproduk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
68
Cookbook kurikulum 2013
5) Penilaian tertulis pada keterampilan seperti menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi. Nilai kompetensi ketrampilan diperoleh dari tes praktik, projek, dan portofolio. Nilai kompetensi ketrampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A – D. Deskripsi kompetensi ketrampilan diisi dengan capaian KD dari KI-4 (yang menonjol) dan KD yang perlu ditingkatkan pada setiap mata pelajaran. Apakah guru harus melakukan 12 teknik penilaian?
Dalam setiap pertemuan tidak harus mencakup 12 teknik, dalam satu kompetensi dasar sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang pencapaiannya terdiri dari beberapa pertemuan dapat dilaksanakan 12 teknik, begitupula dalam satu semester dapat melaksanakan 12 teknik penilaian tersebut. Sebaiknya pendidik menggunakan teknik penilaian yang beranekaragam, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Semakin akurat informasi, data yang diperoleh pendidik dapat meningkatkan akuntabiltas nilai dan akan semakin mudah dalam membuat keputusan dalam menentukan nilai peseta didik. Bagaimana perbedaan Ujian tingkat kompetensi (UTK) dengan Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK)? Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) Dilakukan satuan pendidikan Dilaksanakan pada akhir kelas XI (tingkat 5) Menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah UTK pada akhir kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) Dilakukan pemerintah Dilaksanakan pada akhir kelas XI (tingkat 5) Menggunakan metode survey
Di lapangan ditemukan bahwa guru tidak mau disibukkan oleh adanya rubrik penilaian. Sementara rubrik penilaian ini merupakan alat bantu untuk bisa memberikan skor yang sebenarnya dalam konteks penialian autentik. Langkah apakah yang dapat kita tempuh untuk meminimalisir kesenjangan yang ada? Penyusunan rubrik dapat dilaksanakan bersama rumpun matapelajaran. Pihak Direktorat agar menyusun kegiatan pendampingan terus menerus dan sinkronisasi dengan pelaksana di daerah.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
69
Cookbook kurikulum 2013
Bagaimana perbedaan antara penilaian portofolio dan pembelajaran portofolio? Model pembelajaran berbasis portofolio adalah teori belajar konstruktivisme yang pada prinsipnya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungannya (Kamii, dalam Poedjiadi, 1994:4). Langkah-langkah portofolio sebagai model pembelajara meliputi; mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, memilih masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji, membuat portofolio kelas, penyajian portofolio, dan merefleksi pengalaman belajar. Portofolio penilaian diartikan sebagai kumpulan fakta/bukti dan dokumen yang berupa tugas-tugas yang terorganisir secara sistematis dari seseorang secara individual dalam proses pembelajaran. Atau sebagai koleksi sistematis dari siswa dan guru untuk menguji proses dan prestasi belajar. Portofolio penilaian mempunyai beberapa karakteristik yaitu; merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi, merupakan suatu pendekatan kerja sama, mempunyai tujuan menilai diri sendiri, memperbaiki dan mengupayakan prestasi, dan adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran. Apa bedanya pembelajaran projek dan penilaian projek? Pembelajaran projek adalah adalah metoda pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Sedangkan Penilaian projek adalah salah satu teknik penilaian untuk mengukur ketrampilan baik ketrampilan abtrak maupun kongkrit mencakup tiga tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Beda projek dengan portofolio? Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Portofolio adalah kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektifintegratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Karya dapat berupa tugas-tugas dan projek. Bagaimana melakukan penilaian sikap? Apabila ditemukan seorang peserta didik menunjukkan sikap yang kurang baik, bagaimana pembinaannya? Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap dilakukan oleh pendidik setiap mata pelajaran. Hasil penilaian diinformasikan kepada masing-masing peserta didik pada setiap akhir pekan dengan tujuan untuk (a) mengetahui kemajuan hasil pengembangan sikapnya, (b) mengetahui kompetensi sikap yang belum dan yang sudah dicapai sesuai kriteria yang ditetapkan, (c) memotivasi peserta didik agar memperbaiki sikap yang masih rendah dan berusaha mempertahankan sikap yang telah baik, dan (d) menjadi bagian refleksi bagi pendidik untuk memperbaiki strategi pengembangan sikap peserta didik di masa yang akan datang. Tindak lanjut hasil penilaian sikap setiap minggu dijadikan dasar untuk melakukan proses pembinaan dan pengembangan sikap yang disisipkan dalam mata pelajaran yang bersangkutan tanpa harus memperhatikan pencapaian kompetensi dasar terkait dari aspek kompetensi sikap. Bagaimana cara memperoleh nilai rapor pada aspek pengetahuan dan ketrampilan pada kurikulum 2013? Berdasarkan Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, nilai akhir pada aspek pengetahuan diperoleh dari rerata capaian kompetensi setiap Kompetensi Dasar dimensi pengetahuan yang diperoleh dari penugasan, Ulangan Harian, Ulangan Tengah semester, dan Ulangan ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
70
Cookbook kurikulum 2013
Akhir Semester. Nilai akhir aspek keterampilan diperoleh dari rerata capaian optimum dari setiap Kompetensi Dasar dimensi Keterampilan. Berikut adalah contoh pengolahan nilai Pengetahuan dan keterampilan. Contoh Pengolahan Nilai Pengetahuan: Tabel 1 Pengolahan Nilai Pengetahuan No
Nama Peserta Didik
1 2 3
Adi Budi Dst
Penilaian Ke-1 KD KD KD 3.1 3.2 3.3 3 3 4 4 4 3
Keterangan: 4 = sangat menguasai 3 = menguasai
Penilaian Ke-2 KD KD KD 3.2 3.3 3.1 2 4 3 4 3 4
Penilaian ke-3 KD KD KD 3.3 3.4 3.5 4 4 4 4 4 3
Dst
2 = cukup menguasai 1 = kurang menguasai Tabel 2 Rekapitulasi Pengolahan Nilai
No 1
2
3
Nama Peserta Didik Adi
KD 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Rapor Budi
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
1 3 3 4
2 3 2 3
4 4 3
4 4 3
3
Hasil Penilaian ke 4 5 6 7
8
9
4 4 4
4 4 4
Rapor Dst
Rerata
Predikat
3,00 2,50 4,00 4,00 4,00 3,50 4,00 4,00 3,33 4,00 4,00 3,87
B C+ A A A B+ A A B+ A A A
Contoh Pengolahan Nilai Ketrampilan: Tabel 3 Pengolahan Nilai Keterampilan No
Nama Peserta Didik
1 2 3
Adi Budi Dst
Penilaian Ke-1 KD KD KD 4.1 4.2 4.3 3 3 4 4 4 3
Penilaian Ke-2 KD KD KD 4.2 4.3 4.1 2 4 3 4 3 4
Penilaian ke-3 KD KD KD 4.3 4.4 4.5 4 4 4 4 4 3
Dst
Keterangan: 4 = sangat terampil 3 = terampil 2 = cukup terampil 1 = kurang terampil Tabel 4 Rekapitulasi Pengolahan Keterampilan No 1
Nama Peserta Didik Adi
KD 4.1 4.2
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
1 3 3
2 3 2
3
Hasil Penilaian ke 4 5 6 7
8
9
Capaian Optimum 3,00 3,00
Predikat B C+
71
Cookbook kurikulum 2013
2
3
Rapor Budi
4.3 4.4 4.5
4
3
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5
4 4 3
4 4 3
4 4 4
4,00 4,00 4,00 3,60 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
4 4 4
Rapor Dst
A A A B+ A A A A A A
Tabel Konversi Nilai Pengetahuan dan Ketrampilan Rentang
Huruf
Rentang
Huruf
3,85 – 4,00
A
2,18 – 2,50
C+
3,51 – 3,84
A-
1,85 – 2,17
C
3,18 – 3,50
B+
1,51 – 1,84
C-
2,85 – 3,17
B
1,18 – 1,50
D+
2,51 – 2,84
B-
1,00 – 1,17
D
Pada bagian mana di rapor kita bisa memasukkan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa selama semester tersebut? Ketentuan tentang rapor (Laporan Capaian Kompetensi) Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. Komponen rapor terdiri dari halaman identitas peserta didik, capaian kompetensi (sikap, pengetahuan, dan ketrampilan), kolom kehadiran dan ekstra kuruikuler, dan deskripsi capaian kompetensi. Capaian kompetensi kegiatan ekstrakurikuler yang diiukuti peserta didik diisikan dalam kolom ekstralkurikuler dalam bentuk deskripsi. Bagaimana teknik pembinaan peserta didik yang nilai sikapnya belum memenuhi kategori baik? Teknik pembinaan diserahkan kepada kebijakan satuan pendidikan masing-masing dan tergantung pada sikap apa yang belum mencapai kategori baik tersebut. Pembinaan terhadap sikap peserta didik dilakukan oleh guru mata pelajaran terkait dan dapat bekerja sama dengan walikelas dan guru BK. Pada prinsipnya pembinaan sikap adalah bentuk pembelajaran remedial untuk aspek sikap peserta didik. Pembinaan sikap peserta didik tidak perlu diacarakan, tetapi dilakukan secara kontinu. Bagaimana kalau peserta didik pada akhir semester belum tuntas? Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya. Bagaimanakah kedudukan kepramukaan pada kurikulm 2013? Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. (permendikbud No. 63 Tahun 2013). Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat. Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
72
Cookbook kurikulum 2013
dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh pengelola/pembina kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka. Dalam implementasi kurikulum 2013 kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dapat diimplementasikan dalam 3 model, yaitu: 1. Sistem Blok yang dilaksanakan pada awal masuk sekolah; 2. Sistem Aktualisasi proses pembelajaran setiap matapelajaran ke dalam Pendidikan Kepramukaan; dan 3. Sistem Reguler bagi peserta didik yang memiliki minat serta ketertarikan menjadi anggota pramuka. Sistem Blok adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di satuan pendidikan. Dilakukan dengan alokasi waktu 36 jam pelajaran. Merupakan “Kursus Orientasi Kepramukaan bagi peserta didik” sesuai tingkatan dan usianya. Sistem Aktualisasi adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. Dilakukan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan. Pendidik harus terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan. Sistem Reguler adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada Gugus depan (Gudep) yang ada di satuan pendidikan dan merupakan kegiatan pendidikan kepramukaan secara utuh. Satuan pendidikan harus terlebih dahulu menyiapkan sistem pengelolaan pendidikan kepramukaan melalui Gudep.
Berikut gambaran Program Kegiatan Kepramukaan pada Kurikulum 2013 di satuan pendidikan: No.
1
2
3
Nama Model
Sifat
Model Blok
Wajib, setahun sekali, berlaku bagi seluruh peserta didik, terjadwal, penilaian umum
Model Aktualisasi
Wajib, rutin, terjadwal, berlaku untuk seluruh peserta didik dalam setiap kelas, penjadwaalan, dan penilaian formal
Model Reguler
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
Sukarela, berbasis minat
Pegorganisasian Kegiatan Kolaboratif Bersifat intra mural atau ektra mural (di luar lingkungan satuan pendidikan) Pembina Pramuka Bersifat intramural (dalam lingkungan satuan pendidikan) Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus satuan pendidikan.
73
Cookbook kurikulum 2013
Pada saat pembagian rapor, banyak orang tua yang menanyakan kriteria nilai A, A-, B, dan seterusnya karena ini merupakan hal yang baru bagi mereka juga bagi anak didik. Bagaimana sosialisasi kriteria nilai kurikulum 2013 pada orangtua? Pada saat orang tua mengambil laporan capaian kompetensi, satuan pendidikan harus mempersiapkan naskah sosialisasi meliputi; capaian kompetensi dan deskripsi kompetensi, proses pengolahan nilai pengetahuan, ketrampilan dan sikap oleh pendidik, program remedial dan pengayaan, serta bimbingan konseling dan pembinaan berdasarkan kompetensi sikap spiritual dan sosial. Di samping itu juga menjelaskan tentang deskripsi kompetensi dan makna dari uraian tersebut. Naskah ini disiapkan oleh tim pengembang kurikulum yang disampaikan oleh wali kelas agar informasinya sampai sesuai dengan harapan dan peraturan akademik satuan pendidikan masing-masing serta peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan. Bagaimana hak dan kewajiban orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam pendidikan? Undang-undang sisdiknas mengamanatkan tentang hak dan kewajiban orang tua, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah sebagai berikut: Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Bagaimana pelayanan pembelajaran remedial di sekolah? Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial. Dengan demikian orang tua perlu mengontrol atau mendapatkan informasi dari pendidik hasil ulangan harian melalui putra-putrinya. Orang tua setelah mengetahui hasil ulangan harian, mohon tanyakan berapa KKM yang ditetapkan oleh guru yang bersangkutan. Prinsip belajar tuntas menyatakan bahwa pada dasarnya semua peserta didik mampu mencapai kompetensi minimal, yang membedakan hanya pada masalah waktu penyelesaiannya. Ada peserta didik yang cepat dan ada juga yang lambat. Apakah penulisan nilai di rapor yang menggunakan huruf bisa dipergunakan siswa untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi? Laporan capaian kompetensi berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Nomor 717/D/Kep/2013 terdiri dari dua bagian yaitu capaian kompetensi dan deskripsi kompetensi. Capaian kompetensi terdiri dari nilai kompetensi pengetahuan dan ketrampilan dalam bentuk angka dan predikat. Sedangkan nilai kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam bentuk predikat. Deskripsi kompetensi meliputi kompetensi sikap spiritual dan sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Kepala Sekolah, TPK dan Wali Kelas juga guru-guru harus mensosialisasikan kebijakan ini terhadap orang tua pada awal tahun pelajaran dan pada saat orang tua mengambil buku laporan capaian kompetensi. Oleh karena itu pemerintah mensinkronkan kebijakan di pendidikan menengah dengan perguruan tinggi dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
74
Cookbook kurikulum 2013
Format Program Tahunan PERHITUNGAN MINGGU EFEKTIF TAHUN PELAJARAN ……/……. 1. Minggu Kalender
No
Nama Bulan
Jumlah Minggu
2. Minggu Tidak Efektif
No
Nama Kegiatan
Jumlah Minggu
3. Minggu Efektif 4. Pembelajaran Efektif Jumlah minggu efektif x jumlah jam sesuai struktur kurikulum
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
75
Cookbook kurikulum 2013
Format Program Semester PROGRAM SEMESTER Nama Sekolah Mata Pelajaran
No 1 2 3
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar KI 1 KD 1.1 dst KI 2 KD 2.1 dst KI 3 dan KI 4 KD 3.1 KD 4.1
: : Alokasi Waktu
Kelas Tahun Pelajaran 1
Juli 2 3
4
Agustus Dst.
September Dst.
Oktober Dst.
: : Nopember Dst.
Desember Dst.
Format Analisis KD dari KI KD dari KI 3 & KI 4
Input Silabus Materi …….
Alternatif Pembelajaran
Sikap Indikator Penilaian
Pengetahuan Indikator Penilaian
Ketrampilan Indikator Penilaian
Pokok
Kegiatan Pembelajaran ……..
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
76
Cookbook kurikulum 2013
Format RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : ………………………… Mata pelajaran : ………………………… Kelas/Semester : ………………………… AlokasiWaktu : ………………………… A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4 D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial) E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (... JP) a. KegiatanPendahuluan b. Kegiatan Inti - Mengamati - Menanya - Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi - Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (... JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti - Mengamati - Menanya - Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi - Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 3. Pertemuan seterusnya. F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1.Teknik penilaian 2.Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
77
Cookbook kurikulum 2013
c. Pertemuan seterusnya 3.Pembelajaran remedial dan pengayaan Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian. G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1.Media/alat 2.Bahan 3.Sumber Belajar Format kisi-kisi Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas
N o
Kompetens i Inti
: : :
Penyusun Penelaah
Kompetens i Dasar
Mater i Pokok
Aspek S P K
Indikato r Soal
: :
Bentuk Soal/Tuga s
Nomor Soal/Tuga s
Format Penilaian Sikap (Observasi) FORMAT PENILAIAN SIKAP (OBSERVASI) : : : :
Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Tahun Pelajaran
2
........
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
.....
Adi
.....
1
Peduli
No
Santun
Nama
Semanga t belajar
Kriteria sikap
B
B
C
..
..
Profil sikap secara umum B
78
Cookbook kurikulum 2013
Rubrik penilaian semangat belajar (sikap spiritual) dan santun (sikap sosial) sebagai berikut:
Sikap spiritual: semangat belajar sebagai perwujudan rasa syukur
Kriteria Sangat Baik (SB)
Indikator Selalu menunjukkan semangat belajar – sudah konsisten Sering menunjukkan semangat belajar – mulai konsisten Kadang-kadang menunjukkan semangat belajar – belum konsisten Tidak pernah menunjukkan semangat belajar – tidak konsisten
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Sikap sosial: berperilaku santun
Kriteria
Indikator
Sangat Baik (SB)
Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan guru dan teman – sudah konsisten Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan guru dan teman – mulai konsisten Kadang-kadang santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan guru dan teman – belum konsisten Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan guru dan teman – tidak konsisten
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Format penilaian sikap (Observasi) sesuai permendikbud 104 Th 2014 Contoh: Format pengamatan sikap dalam laboratorium IPA :
NO Nama
1 2
Tutik Ryan
Aspek perilaku yang diamati Bekerja Rasa disiplin Peduli sama ingin lingkungan tahu 3 3 3 4 4 4 3 2
Keterangan/ kriteria B B
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang Contoh: Lembar Observasi saat diskusi Mata pelajaran : Kelas : Topik : Indicator : Peserta didik menunjukkan perilaku: kerjasama, santu, toleran, rensponsif, dan proaktif Criteria penilaian: 1 : jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan 2 : jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
79
Cookbook kurikulum 2013
3: jika sering berperilaku dalam kegiatan 4: jika selalu berperilaku dalam kegiatan No
Nama
1 2
Santi Toni
Kerjasama 4 2
santun
Toleran
responsif
proaktif
Nilai
kriteria
4 2
4 3
3 3
3 3
4 3
SB B
Format Lembar Penilaian Diri Petunjuk penilaian diri: Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya! No
Pernyataan
Ya
Tdk
1 2
Pembelajaran bahasa Inggris menyenangkan bagi saya Saya menyelesaikan tugas-tugasbahasa Inggris sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 3 Saya kurang percaya diri berkomunikasi dalam bahasa Inggris 4 ........................... Keterangan 1. Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2) dan ada yang bersifat negatif (No 3). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif: YA = 1, TIDAK = 0. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu TIDAK = 1, dan YA = 0. 2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai sikap terhadap mata pelajaran bahasa Inggris yang dilakukan oleh peserta didik menggunakan format berikut.
No
Nama
1
Adi
2
........
Skor untuk pernyataan nomor 1 2 3 4 5 6 ds t 1 1 0 .. .. .. ..
Skor sisw a
Nilai sikap
Kriteri a
2
2.67
B
Keterangan: Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan Pada contoh di atas skor maksimal = 3 Nilai sikap = (skor perolehan siswa: skor maksimal) x 4 Pada contoh di atas nilai sikap = (2 : 3) x 4 = 2.67
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
80
Cookbook kurikulum 2013
Format Jurnal Contoh jurnal
BUKU CATATAN HARIAN TENTANG SIKAP DAN PRILAKU PESERTA DIDIK SMA CIPETE Mata Pelajaran : Fisika Kelas :X Tahun Pelajaran : 2013/2014 Nama Guru : Darsana Nam Hari, No Peserta Kejadian / Perilaku tanggal Didik Badu Melaporkan bahwa dia telah merusak neraca Senin, pegas sewaktu eksperimen 1 12-8Fulan Keluar dari laboratorium 2013 tanpa izin saat melakukan eksperimen 2 Dst Rekapitulasi jurnal semester 1
Tindak lanjut Diberikan apresiasi karena kejujurannya Diberikan pembinaan dan praktikum susulan
Setiap kejadian/perilaku dianalisa kemudian dipilah mana yang merupakan kejadian positif dana mana yang negative. Pada akhir semester jurnal direkap. Nilai jurnal adalah (skor perolehan siswa : semua kejadian/perilaku) x 4 dan/atau sebagai bahan referensi sebagai dasar pembinaan bagi guru. Format Penilaian antar peserta didik Petunjuk: 1. Amatilah perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti diskusi! 2. Berilah tanda V pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) secara jujur berdasarkan hasil pengamatanmu! 3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru! Nama peserta didik yang diamati Kelas Waktu pengamatan No 1 2 3 4 5
Perilaku / sikap
: …………………………….. : …………………………….. : …………………………….. Muncul/ dilakukan Ya Tdk
Mau menerima pendapat teman Memaksa teman untuk menerima pendapatnya Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku, dan agama ….
Keterangan Indikator perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (No.1, 3, dan 4) dan ada yang negatif (No 2). Pemberian skor untuk perilaku/sikap yang positif: Ya = 1, ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
81
Cookbook kurikulum 2013
Tidak = 0. Untuk perilaku/sikap yang negatif adalah sebaliknya yaitu Tidak = 1, dan Ya = 0. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian mengenai perilaku/sikap yang dilakukan oleh sesama peserta didik menggunakan format berikut.
No 1 2 ds t
Nam a Adi ......
Peng amat *) Rudi
Skor perilaku/sikap nomor Ds 1 2 3 4 5 t 1 0 1 1 ... ...
Skor sisw a
Nilai sikap
Kriteri a
3
3.00
B
Keterangan: Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan Pada contoh di atas skor maksimal = 4 Nilaisikap = (skor perolehansiswa : skor maksimal) x 4. Pada contoh di atas nilai sikap = (3 : 4) x 4 = 3.00
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
82
Cookbook kurikulum 2013
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN I KTSP 2013 OLEH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN I KTSP 2013 KABUPATEN/KOTA: ..................... PROVINSI: ................................. PETUNJUK PENGISIAN 1. Perhatikan dokumen KTSP yang akan diverifikasi. 2. Tuliskan identitas sekolah, alamat, nama kepala sekolah, nama dan jabatan petuga Verifikasi. 3. Bubuhkan tanda cek (v) pada kolom ”Ada” atau ”Tidak” sesuai keberadaan butir-butir pernyataan. 4. Catatan petugas verifikasi diisi dengan temuan, komentar dan saran berdasarkan hasil verifikasi. Ditulis dengan singkat namun jelas. NAMA SEKOLAH ALAMAT NAMA KEPALA SEKOLAH TANGGAL VERIFIKASI PETUGAS VERIFIKASI JABATAN PETUGAS VERIFIKASI
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
: : : : : :
...................................................... ..................................................... ..................................................... ..................................................... ..................................................... .....................................................
83
Cookbook kurikulum 2013
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN I KTSP 2013 Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah Kabupaten/Kota
: : : :
. . . .
.. .. .. ..
.... .... .... ....
.... .... .... ....
... ... ... ...
. . . .
DOKUMEN I No
Komponen KTSP/Indikator
Penilaian Ya
Tdk
Catatan
COVER/HALAMAN JUDUL 1. Logo sekolah dan atau daerah
I A
2. Judul: Kurikulum SMA ............ 3. Tahun pelajaran 4. Alamat sekolah LEMBAR PENGESAHAN 1. Rumusan kalimat penetapan dan pengesahan 2. Penetapan dan tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah 3. Penetapan dan tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap Komite Sekolah 4. Pengesahan dan tanda tangan kepala/pejabat dinas pendidikan provinsi DAFTAR ISI Kesesuaian dengan halaman PENDAHULUAN Latar Belakang, memuat - kondisi nyata - kondisi ideal - Potensi dan karakteristik satuan pendidikan
B
Dasar hukum, memuat - Undang-undang No 20 thn 2003 - Peraturan Pemerintah yang relevan - Permendikbud yang relevan - Peraturan Daerah yang relevan
C II A
Tujuan Penyusunan KTSP
B
Visi Satuan Pendidikan dijadikan sebagai cita-cita bersama warga 1. satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN Tujuan Pendidikan Menengah
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
84
Cookbook kurikulum 2013
No
Komponen KTSP/Indikator
Penilaian Ya
Tdk
Catatan
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan; dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak yang 3. berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional; diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan 4. memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah; disosialisasikan kepada warga satuan 5. pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan; Berorientasi pada perkembangan ilmu 6. pengetahuan, teknologi dan seni. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala 7. sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat. Misi Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan merumuskan dan menetapkan misi serta mengembangkannya. memberikan arah dalam mewujudkan visi 1. satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang akan dicapai dalam 2. kurun waktu tertentu menjadi dasar program pokok satuan 3. pendidikan menekankan pada kualitas layanan peserta 4. didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan memuat pernyataan umum dan khusus yang 5. berkaitan dengan program satuan pendidikan memberikan keluwesan dan ruang gerak 6. pengembangan kegiatan satuan-satuan unit satuan pendidikan yang terlibat dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite 7 sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah; disosialisasikan kepada warga satuan 8 pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan; ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala 9 sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat. Tujuan Satuan Pendidikan 2.
C
D
Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
85
Cookbook kurikulum 2013
No
Komponen KTSP/Indikator
Penilaian Ya
Tdk
Catatan
pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup: menggambarkan tingkat kualitas yang perlu 1. dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan 2. nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat mengacu pada standar kompetensi lulusan yang 3. sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite 4 sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah; disosialisasikan kepada warga satuan 5 pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan. III A
B
MUATAN KURIKULUM Kerangka Dasar, memuat: 1. Landasan filosofis 2 Landasan sosioloigis 3 Landasan psikopedagogis 4 Landasan teoritis 5 Landasan yuridis Struktur Kurikululum, mencantumkan: 1. Kompetensi Inti a. Uraian Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; b. Uraian Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; c. Uraian Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan d. Uraian Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. 2. Mata Pelajaran a. Urian tentang struktur mata pelajaran mata pelajaran umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C. Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mata pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
86
Cookbook kurikulum 2013
No
Komponen KTSP/Indikator
Penilaian Ya
Tdk
Catatan
Budaya.
b. Mata Pelajaran Peminatan Akademik c. Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata 4.
Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat Beban Belajar
a. Sistem yang digunakan sistem paket atau
5.
sistem SKS b. Beban belajar tambahan Kompetensi Dasar
C
Muatan Kurikulum, mencantumkan:
1
Pengembangan Diri, mencantumkan: a.
Konsep Pengembangan Diri
b.
Program Pengembangan Diri
c.
Pelaksanaan Pengembangan Diri
Kegiatan Ekstrakurikuler, mencantumkan:
2
a.
Tujuan ektrakurikuler
b.
Ekstrakurikuler wajib dan pilihan
c.
Ekstrakurikuler kepramukaan
Ketuntasan Belajar, mencantumkan: 1.
3
4
2.
Ketuntasan minimal kompetensi sikap spiritual dan sosial. Ketuntasan minimal kompetensi pengetahuan
3.
Ketuntasan minimal kompetensi ketrampilan
Kenaikan Kelas mencantumkan: 1. Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan mempertimbangkan kompetensi spiritual, social, pengetahuan dan ketrampilan. 2. Uraian tentang pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar siswa (ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester), sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan. 3. Uraian tentang mekanisme pengolahan nilai dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik 4. Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan pengayaan Kelulusan, mencantumkan: 1. 2.
Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP 19/2005 sebagaimana yang telah diubah dengan PP 13/2015 Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
87
Cookbook kurikulum 2013
No
Komponen KTSP/Indikator
Penilaian Ya
Tdk
Catatan
3.
5
6
Rekapitulasi hasil ujian nasional tiga tahun terakhir dan target capaian tahun berjalan 4. Kriteria kelulusan dari satuan pendidikan 5. Uraian tentang program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan. 6. Uraian tentang program pasca ujian nasional sebagai antisipasi bagi siswa yang melakukan ujian nasional perbaikan. Kriteria Peminatan, Lintas minat, dan Pendalaman minat, dan Mutasi peserta, mencantumkan: 1. Konsep Peminatan, Lintas minat, dan Pendalaman minat, dan Mutasi peserta 2. Syarat Peminatan, Lintas minat, dan Pendalaman minat, dan Mutasi peserta 3. Prosedur Peminatan, Lintas minat, dan Pendalaman minat, dan Mutasi peserta Pendidikan Kecakapan Hidup, mencantumkan: 1.
Uraian tentang pendidikan kecakapan hidup.
2. 7
Uraian tentang penerapan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan Kewirausahaan, mencantumkan: 1.
IV
Uraian tentang konsep pendidikan kewirausahaan 2. Uraian tentang analisis pendidikan kewirausahaan. 3. Uriaan tentang implementasi pendidikan kewirausahaan KALENDER PENDIDIKAN, Mencantumkan: 1. Pengaturan tentang permulaan tahun pelajaran. 2. Jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran 3. Waktu pembelajaran efektif 4.
Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajara, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus) LAMPIRAN
1
Tim Pengembang Kurikulum
2
Laporan Hasil analisis Konteks
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
88
Cookbook kurikulum 2013
Rekomendasi Petugas Verifikasi untuk Dokumen I: --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Petugas Verifikasi -----------------
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
89
Cookbook kurikulum 2013
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN II KTSP 2013 OLEH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN II KTSP 2013 KABUPATEN/KOTA: ..................... PROVINSI: ................................. PETUNJUK PENGISIAN 1. Perhatikan dokumen II KTSP yang akan diverifikasi. 2. Tuliskan identitas sekolah, alamat, nama kepala sekolah, nama dan jabatan petugas Verifikasi. 3. Bubuhkan tanda cek (v) pada kolom ”Ada” atau ”Tidak” sesuai keberadaan butir-butir pernyataan. 4. Catatan petugas verifikasi diisi dengan temuan, komentar dan saran berdasarkan hasil verifikasi. Ditulis dengan singkat namun jelas. NAMA SEKOLAH ALAMAT NAMA KEPALA SEKOLAH TANGGAL VERIFIKASI PETUGAS VERIFIKASI JABATAN PETUGAS VERIFIKASI
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
: : : : : :
................................. ................................. ................................. ................................. ................................. .................................
90
Cookbook kurikulum 2013
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN II KTSP 2013 Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat Sekolah Kabupaten/Kota
: : : :
. . . .
.. .. .. ..
.... .... .... ....
.... .... .... ....
... ... ... ...
. . . .
DOKUMEN II SILABUS
No
Komponen/Indikator
A
Identitas Silabus
B
Mencantumkan: nama sekolah, mata pelajaran, kelas, dan semester Komponen Silabus
C
D 1 2 3
E 1 2
3 4
Penilaian Ya
Tdk
Catatan
Silabus mencakup komponen: Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Materi Pembelajaran (MP), Kegiatan Pembelajaran – (KP), Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Penilaian (P), Alokasi Waktu (AW) dan Sumber Belajar (SB). Rumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Mencakup kompetensi spiritual, sosial, pengetahuan, dan ketrampilan Rumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai dengan permendikbud 59 tahun 2014 Rumusan Materi Pembelajaran Mengembangkan materi pembelajaran didasarkan pada indikator pencapaian kompetensi KD 3 dari KI 3 Mengembangkan materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain Berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial Rumusan Kegiatan Pembelajaran Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru), agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan menggunakan pendekatan saintifik yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai KD. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep pendekatan saintifik. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
91
Cookbook kurikulum 2013
F 1
2
3 4
5 6 7 G 1 2 H 1 2 3
4 I 1 2
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Indikator diurutkan dari kompetensi sederhana ke kompleks. Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator. Rumusan Penilaian Mencantumkan teknik dan bentuk penilaian yang dikembangkan berdasarkan IPK. Bentuk dan jenis penilaian mencakup ranah kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan, sesuai tuntutan KD. Rumusan Alokasi Waktu Mencantumkan alokasi waktu KD untuk setiap KI sesuai dengan hasil linierisasi KD Mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam Mengacu pada jumlah minggu efektif belajar dan alokasi yang tercantum dalam struktur kurikulum. Rumusan Sumber Belajar Mencantumkan berbagai jenis sumber belajar (berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.). Mengacu pada KI dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
92
Cookbook kurikulum 2013
indikator pencapaian kompetensi
Rekomendasi Petugas Verifikasi untuk Dokumen II dan Lampiran: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Petugas Verifikasi
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
93
Cookbook kurikulum 2013
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN III KTSP 2013 OLEH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN III KTSP 2013 KABUPATEN/KOTA: ..................... PROVINSI: ................................. PETUNJUK PENGISIAN 1. Perhatikan dokumen III KTSP yang akan diverifikasi. 2. Tuliskan identitas sekolah, alamat, nama kepala sekolah, nama dan jabatan petugas Verifikasi. 3. Bubuhkan tanda cek (v) pada kolom ”Ada” atau ”Tidak” sesuai keberadaan butir-butir pernyataan. 4. Catatan petugas verifikasi diisi dengan temuan, komentar dan saran berdasarkan hasil verifikasi. Ditulis dengan singkat namun jelas. NAMA SEKOLAH ALAMAT NAMA KEPALA SEKOLAH TANGGAL VERIFIKASI PETUGAS VERIFIKASI JABATAN PETUGAS VERIFIKASI
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
: : : : : :
................................. ................................. ................................. ................................. ................................. .................................
94
Cookbook kurikulum 2013
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI DOKUMEN III KTSP 2013 Nama Guru Mata Pelajaran Kelas
: ............................................................... : ............................................................... : ............................................................... Penilaian
No A
Komponen/Aspek
Ya
Tdk
Catatan
Identitas dan Kelengkapan Komponen
1 Terdapat : satuan pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, materi pokok/tema, dan alokasi waktu 2 Memuat KI; KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi; tujuan pembelajaran; materi pembelajaran; metode; media, alat, dan sumber pembelajaran; langkah kegiatan pembelajaran; dan penilaian, pembelajaran remedial dan pembelajaran pengayaan. B Kompetensi Inti 3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 4 Rumusan KI (1, 2, 3, dan 4) sesuai dengan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 C
Kompetensi Dasar 5 Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan 6 Rumusan KD (1, 2, 3, dan 4) sesuai dengan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 D Indikator Pencapaian Kompetensi 7 Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 8 Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. 9 Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. 10 Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. 11 Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
95
Cookbook kurikulum 2013
12 Indikator diurutkan dari kompetensi sederhana ke kompleks. 13 Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator. D Tujuan Pembelajaran 14 Memadai pencapaian indikator sesuai KD, KI, dan SKL 15 Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 16 Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 17 Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. 18 Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan). E Materi Pembelajaran 19 memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan 20 ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; 21 Merupakan rincian dari materi pokok F
Metode Pembelajaran 22 Metode yang digunakan relevan dengan pendekatan saintifik 23 Sesuai dengan tujuan pencapaian pembelajaran dan indikator 24 disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
G
Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 25 Menjabarkan media, alat, dan sumber pembelajaran 26 Kesesuaian dengan kebutuhan pencapaian tujuan pembelajaran, indikator, dan kegiatan belajar siswa aktif 27 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 28 Kesesuaian dengan pembelajaran saintifik
29 Sumber pembelajaran mencakup buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan H Langkah Kegiatan Pembelajaran 30 Mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
96
Cookbook kurikulum 2013
31 Kegiatan pendahuluan menggambarkan: penyiapan kondisi siswa; penjelasan keterkaitan materi sebelumnya dan materi yang akan datang; penyampaian tujuan pembelajaran; dan penyampaian kegiatan yang akan dilakukan 32 Kegiatan inti sesuai dengan silabus, indikator, dan materi pembelajaran 33 Kegiatan inti menggambarkan proses pembelajaran saintifik (mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan) 34 Kegiatan inti menggambarkan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik 35 Kegiatan penutup menggambarkan: perumusan kesimpulan bersama; penilaian dan umpan balik/refleksi; rencana tindak lanjut (remedial dan pengayaan); dan penyampaian rencana kegiatan selanjutnya 36 Kegiatan penutup memuat penyampaian pencapaian KD dari KI-2 (sikap sosial) dan KI-1 (sikap religius) I Penilaian 37 Memuat jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman penskoran/penilaian untuk setiap pertemuan 38 Mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan 39 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi 40 Memuat pembelajaran remedial, pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian 41 Memuat pembelajaran pengayaan JUMLAH Catatan : Instrumen validasi Dokumen I, II, dan III KTSP 2013 oleh Dinas Pendidikan Provinsi dapat menggunakan instrumen verifikasi Dokumen I, II, dan III KTSP 2013 dengan cara cukup sampai dengan memberi tanda ya atau tidak, tidak harus ada catatan.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
97
Cookbook kurikulum 2013
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. PsikologiPendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Dedi Supriawandan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Direktorat PSMA. 2015. Pengembangan KTSP SMA. Direktorat PSMA. 2015. Model-model Pembelajaran di SMA. Direktorat PSMA. 2015. Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat. Direktorat PSMA. 2015. Pengembangan Pembelajaran SMA (Pengembangan RPP). Direktorat PSMA. 2015. Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran dalam Kegiatan Kepramukaan di SMA. Direktorat PSMA. 2015. Model Penyelenggaraan Peminatan. Direktorat PSMA. 2015. Pola Pembinaan KTSP. Direktorat PSMA. 2015. Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum tahun 2006. Direktorat PSMA. 2015. Pengembangan Penilaian SMA. Direktorat PSMA. 2015. Perangkat Pembinaan Pasca EHB. Direktorat PSMA. 2015. Perangkat Penyusunan Soal Standar Internasional. Direktorat PSMA. 2015. Model Penyelenggaraan SKS di SMA. Direktorat PSMA. 2015. Analisis Konteks. Direktorat PSMA. 2015. Model Pembelajaran dan Penilaian Projek. Direktorat PSMA. 2015. Panduan Penyusunan RKS. ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
98
Cookbook kurikulum 2013
Direktorat PSMA. 2015. Prinsip Pembelajaran di SMA. Direktorat PSMA. 2015. Model Penyelenggaraan Muatan Lokal SMA. Direktorat PSMA. 2015. Panduan Penyusunan Silabus. Direktorat PSMA. 2015. Model Pembinaan Kewirausahaan SMA. Direktorat PSMA. 2015. Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Feminisms,
and
Calabrese Barton, A. (1998).Reframing “science for all” through the politics of poverty.Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Peraturan Pemerintah nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan pada Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 68 tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013; ©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
99
Cookbook kurikulum 2013
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 105 Tahun 2014 tentang Pendampingan; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 158 tahun 2014 tentang Sistem Kredit Semester; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 159 tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum; Pusat PengembanganTenaga Kependidikan, Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Nomor 717/D/Kep/2013 tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan Laporan Capaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahanlembar Negara RI No. 4301), WinaSenjaya. 2008. StrategiPembelajaran; BerorientasiStandar Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Proses
Pendidikan.
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
100
Cookbook kurikulum 2013
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
101