Panduan Pengembangan KTSP
KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA. Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskahnaskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,
Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001
@2015, Dit. Pembinaan SMA
ii
Panduan Pengembangan KTSP
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... II DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... III BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................... 1 A. B. C. D.
LATAR BELAKANG............................................................................................................................................. 1 TUJUAN........................................................................................................................................................... 2 RUANG LINGKUP .............................................................................................................................................. 2 LANDASAN HUKUM ........................................................................................................................................... 2
BAB II PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP ........................................................................... 4 A. B. C. D.
PENGERTIAN KTSP .......................................................................................................................................... 4 KOMPONEN KTSP ............................................................................................................................................ 4 KONSEP PENGEMBANGAN KTSP........................................................................................................................ 4 ACUAN PENGEMBANGAN KTSP MELIPUTI; ........................................................................................................... 5
BAB III SISTEMATIKA KTSP ............................................................................................................................. 9 A. LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP ............................................................................................................ 9 B. SISTEMATIKA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BUKU 1 JENJANG SMA.................................... 16 BAB IV PELAKSANAAN DAN SUPERVISI ....................................................................................................... 26 A. PENGORGANISASIAN ........................................................................................................................................ 26 B. PELAKSANAAN ................................................................................................................................................ 26 C. KOORDINASI DAN SUPERVISI............................................................................................................................. 26 BAB V PENUTUP ............................................................................................................................................ 27 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 28 LAMPIRAN 1:INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP ................................................................ 30 LAMPIRAN 2: CONTOH KTSP ................................................................................................................................. 36 LAMPIRAN 3 CONTOH KTSP LENGKAP .................................................................................................................... 41 LAMPIRAN 4: CONTOH KALENDER AKADEMIK ........................................................................................................... 95
@2015, Dit. Pembinaan SMA
iii
Panduan Pengembangan KTSP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 digulirkan sebagai langkah pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah diberlakukan pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Berdasarkan,
Surat
Edaran
156928/MPK.A/KR/2013,
Menteri
tanggal
8
Pendidikan November
Dan
2013,
Kebudayaan perihal
Nomor
Implementasi
Kurikulum 2013 dan Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No 0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari
2014 perihal Implementasi
kurikulum 2013, maka diperlukan suatu acuan yang dapat menjadi panduan sekolah pelaksanan kurikulum 2013 dalam menyusun KTSP yang sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013. Elemen perubahan kurikulum 2013 difokuskan pada empat standar yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Dengan demikian perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan proses, pendalaman dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola, serta program peminatan maupun lintas minat. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus terintegrasi, serta dapat menggambarkan kesesuaian dan kekhasan kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Pemberlakuan Kurikulum 2013 bagi sekolah - sekolah memerlukan panduan dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan, dengan menyesuaikan dengan regulasi yang terkait.
Untuk keperluan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA
menyusun naskah Panduan Pengembangan KTSP SMA. @2015, Dit. Pembinaan SMA
1
Panduan Pengembangan KTSP
B. Tujuan Tujuan penyusunan panduan ini adalah sebagai acuan bagi SMA dalam menyusun dan mengembangkan KTSP yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Panduan Pengembangan KTSP SMA terdiri atas: 1. Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, dan Landasan Hukum. 2. Pengertian dan Acuan Pengembangan KTSP 3. Langkah Kerja Pengembangan dan Sistematika KTSP 4. Pelaksanaan dan Supervisi KTSP D. Landasan Hukum 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
2
Panduan Pengembangan KTSP
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP SMA/MA 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstra kurikuler 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal 17. Peraturan Mmenteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah. 20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Dididk, Penyelenggaraan ujian nasional, dan penyelenggaraan Ujian Sekolah/ Madrasah/ pendidikan Kesertaraan pada SMP/MTs atau yang sederajad dan SMA/MA/SMK atau yang sederajad. 21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 22. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah dari BSNP Tahun 2006 23. Surat
Edaran
Menteri
Pendidikan
Dan
Kebudayaan
Nomor
156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013. 24. Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No 0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari 2014 perihal Implementasi kurikulum 2013
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3
Panduan Pengembangan KTSP
BAB II PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP A. Pengertian KTSP Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang dikembangkan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar Dan Struktur kurikulum, dan pedoman-pedoman implementasi kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. B. Komponen KTSP KTSP meliputi 3 dokumen, yaitu: 1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan kurikulum, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Buku 1 dikembangkan oleh sekolah dibawah tanggung jawab kepala sekolah SMA yang bersangkutan 2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus yang telah dikembangkan. 3. Dokumen 3 disebut dengan
Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik oleh masing-masing guru mata pelajaran dengan berpedoman pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah C. Konsep Pengembangan KTSP Pengembangan KTSP SMA mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan peraturan pendukung implementasi Kurikulum 2013, dikembangkan, ditetapkan @2015, Dit. Pembinaan SMA
4
Panduan Pengembangan KTSP
dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sesuai potensi , kebutuhan, dan karakteristik masing masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP dilaksanakan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas
Pendidikan kabupaten/kota, sehingga
mengacu kepada visi dan misi daerah. D. Acuan pengembangan KTSP meliputi; 1. Acuan Operasional a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh, sehingga perlu dituangkan dalam
KTSP, agar
semua kegiatan yang terkait pembelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia. b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan inter-umat dan antar-umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah. c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI, melalui kegiatan terkait yang diatur dan dituangkan dalam KTSP d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik, melalui berbagai kegiatan yang diatur dan dituangkan dalam KTSP. e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu, yang dapat @2015, Dit. Pembinaan SMA
5
Panduan Pengembangan KTSP
dituangkan dalam proses dan mekanisme rekruitmen dan mutasi peserta didik. f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara. Hal tersebut dapat tertuang dalam komponen kurikulum nasional, daerah, sekolah, maupun pengembangan diri. g. Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. bagi peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut antara lain dapat
dikembangkan
melalui
pengembangan
muatan
lokal
maupun
pengembangan diri. h. Perkembangan IPTEK Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEK, melalui pengaturan dalam kurikulum satuan pendidikan. i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan Daerah
memiliki
keragaman
potensi,
kebutuhan,
tantangan,
dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat hal tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkunganya, yang dituangkan dalam pengembangan KTSP. j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
@2015, Dit. Pembinaan SMA
6
Panduan Pengembangan KTSP
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk
itu,
kurikulum
perlu
memperhatikan
keseimbangan
antara
kepentingan daerah dan nasional. k. Dinamika Perkembangan Global Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada secara individu, masyarakat
maupun bangsa dan Negara. Kemandirian
sangat penting di era globalisasi. Hubungan antar bangsa yang tidak lagi mengenal batas wilayah, persaingan dalam pelaksanaan pasar bebas, menuntut kemandirian dan ketangguhan daya saing, oleh karena itu perlu dipersiapkan generasi yang siap menghadapi persaingan dan mampu
hidup
berdampingan dengan bangsa lain, yang mendasari pengembangan KTSP. l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. m. Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan, sehingga KTSP memiliki ke khasan satuan pendidikan. 2. Prinsip pengembangan KTSP a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
7
Panduan Pengembangan KTSP
b. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan
keterkaitan
antara
unsur-unsur
pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. c. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan. 3. Prosedur operasional pengembangan KTSP Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi langkah-langkah: a. Analisis yang mencakup: 1) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum; 2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan 3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. b. Penyusunan yang mencakup: 1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; 2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan; 3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas; 4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan; 5) penyusunan silabus muatan lokal atau mata pelajaran muatan lokal; dan 6) penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
setiap
muatan
pembelajaran. c. Penetapan yang dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik
satuan
pendidikan
dengan
melibatkan
komite
sekolah/madrasah. d. Pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
8
Panduan Pengembangan KTSP
BAB III LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA KTSP
A. Langkah Kerja Pengembangan KTSP Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah, dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan melibatkan
komite
sekolah,
dan
guru,
serta
pengawas
pembina
dengan
pendampingan atau bimbingan dan kerjasama dinas pendidikan kabupaten/kota, atau dinas/instansi lain yang terkait. Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah atau memperkaya muatan kurikulum sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah, keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat. Kurikulum Sekolah yang telah disusun harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Memperhatikan
prosedur
operasional
dan
langkah
kerja
seperti
diatas,
pengembangan KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti pada bagan 1 berikut:
Disesuaikan gambarnya
Bagan 1: Langkah Kerja Pengembangan KTSP Jenjang SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA
9
Panduan Pengembangan KTSP
Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi. Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini. 1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain; a. Kepala SMA berkoordinasi dengan /pengawas membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan proses pengembangan KTSP, antara lain tentang; 1) Evaluasi
Kurikulum
tahun
sebelumnya,
yang
meliputi
analisis
keberhasilan, kendala, dan kekurangan, baik pada dokumennya maupun dalam implementasinya. 2) Telaah regulasi yang relevan pengembangan Kurikulum Sekolah, antara lain implementasi Kurikulum 2013,. 3) Analisis
konteks,
Pendidikan Standar
Isi,
yaitu
analisis
pemenuhan
Standar
Nasional
di sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Proses,
Standar
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana. 4) Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan kurikulum sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 sesuai Visi dan Misi sekolah. Manfaat pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam implementasi kurikulum. 5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan pengembangan Kurikulum Sekolah.. a) Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah selanjutnya menyusun rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk tahun berjalan. Pada kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga diperoleh
suatu
pemahaman
untuk
diaplikasikan
dalam
penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut antara lain : Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan@2015, Dit. Pembinaan SMA
10
Panduan Pengembangan KTSP
peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang Standar Penilaian, Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Permendikbud Nomor 103/2014;
Permendikbud
Nomor
104/2014;
Permendikbud
Nomor13/2015. b) Pengumpulan
data
dan
informasi
yang
berkaitan
dengan
keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap
dokumen kurikulum tahun
sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan. Tabel 1 berikut adalah contoh hasil analisis dokumen kurikulum. c) Tabel 1 berikut adalah contoh hasil Analisis dokumen Kurikulum. Tabel 1: Contoh Hasil Analisis dan Revisi Kurikulum SMA tahun 2014-2015 Kurikulum SMA…. TP. 2013-2014
Kurikulum SMA … TP. 2014-2015
No
Komponen
1.
Pengembangan
Pengembangan
Kurikulum
kurikulum sesuai
kondisi riil sekolah dan
dengan Analisis
Karakteristik Kurikulum
Konteks tahun
2013 (hal. 4)
- Disesuaikan Analisis
2013 (hal. 4) 2.
Struktur
Alokasi waktu
Penambahan alokasi
Kurikulum
(hal. 16)
waktu: 1. Kelas X: - menggunakan struktur kurikulum 2013 dengan penambahan mata pelajaran Bahasa Sunda di Mata Pelajaran Umum B. - Mata Pelajaran Prakarya diisi dengan keterampilan - Peminatan kelas X dilaksankan dengan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
11
Panduan Pengembangan KTSP
No
Komponen
Kurikulum SMA…. TP. 2013-2014
Kurikulum SMA … TP. 2014-2015 penjaringan minat dan lintas minat melalui format isian orang tua dan peserta didik yang didistribusikan ke peserta didik SMP/MTs kelas IX. - Berdasarkan hasil angket tidak ada Peminatan Bahasa dan Budaya, tetapi ada lintas Minat ke Peminatan Bahasa (Bahasa Inggris)
3.
Ketuntasan
Kriteria ketuntasan
Belajar
mengacu kepada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik
4.
Kenaikan
Kelas
dan Kelulusan
Syarat kenaikan
- Melengkapi syarat
kelas, kelulusan
kenaikan kelas, kelulusan
dan penjurusan.,
ujian sekolah, dan
(hal. 29)
peminatan. - Kenaikan kelas disesuaikan dengan aturan yang dimuat dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. - Syarat kelulusan mengacu kepada PP 13 Tahun 2015 sebagai perubahan kedua atas PP 19 Tahun 2005 tentang SNP.
5.
Silabus dan RPP
RPP disusun berdasarkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan materi yang
@2015, Dit. Pembinaan SMA
12
Panduan Pengembangan KTSP
No
Komponen
Kurikulum SMA…. TP. 2013-2014
Kurikulum SMA … TP. 2014-2015 faktual, konseptual, dan prosedural dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkan penilaian autentik (hal. 41)
6. 7.
Kalender
Waktu belajar
Disesuaikan dengan aturan
Pendidikan
(hal. 39)
sesuai Kurikulum 2013
Lampiran
RPP menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik non autentik
d) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas Minat, Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat. Tabel 2 berikut adalah contoh hasil analisis terhadap sarana dan prasarana, serta pendidik dan tenaga kependidikan. Tabel 2: Contoh hasil analisis sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA .... No
Kondisi Ideal (kolom ini diisi sesuai dengan tuntutan Permendiknas atau Permendikbud
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Kondisi Riil
Kesenjangan
Tindak Lanjut
(kolom ini diisi sesuai dengan kondisi riil sekolah)
13
Panduan Pengembangan KTSP
No
Kondisi Ideal
Kondisi Riil
Tindak
Kesenjangan
Lanjut
yang berlaku) Standar Sarana dan Prasarana 1.
Bangunan: a.
Ruang
a. ruang
Belajar
belajar
(ruang
ada
Kelas); jumlah ruang
kelas
a. masih
sisa
Rencana
ruang
penerimaan
sebanyak
siswa kelas
ruang dan
12
X sebanyak
jumlah
sehingga
10
rombel
memungkin
dengan peminatan
30
ruang,
minimal
kelas
XI
kan
sama dengan
dan
XII
menerima
jumlah
ada
18
minimal
rombongan
rombel
belajar
untuk
rombel
dan 9
lintas
minat
rombel
disesuaikan
kelas X
dengan hasil angket dan wawancara
b. Perpustakaan
……………….
…………….
……………….
……………….
……………….
……………….
Semua
52 orang guru
Studi
Pendidik
S1, 4 orang S2
lanjutan
minimal S1
dan 1
bagi
c. dst 2.
Lahan a. ……………dst
3.
Dst Standar Pendidik
dan
Tenaga Kependidikan 1
Kualifikasi a. Pendidikan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
orang
guru
S3, D3 ada 3
yang masih
orang
D3
14
Panduan Pengembangan KTSP
No
Kondisi Ideal
Kondisi Riil
b. Jumlah Guru
Rasio
Guru
dan
Siswa
Tindak
Kesenjangan
Lanjut
Rasio guru dan
Analisis
maksimal 1 :
siswa
struktur
20
1 : 14
kurikulum 2013 dalam
c. Beban Kerja
Minimal
Guru
Jam
24
Tatap
Muka
penyusunan Rata-rata
program
jumlah
jam
tatap
muka
setiap
guru
peminatan dan
lintas
minat
adalah 20 Jam
untuk kelas
pelajaran
X
c. dst
(pelaksana Kurikulum 2013)
2
Dst.
…………………
…………………
…………………
e) Perencanaan penambahan mata pelajaran kelompok Umum B, penambahan jam dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil
sekolah
atau
kabupaten/kota
berdasarkan
atau
provinsi
keputusan
kepala
masing-masing,
daerah misalnya
penambahan Bahasa Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran kelompok Umum B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) f) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi saranaprasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X tentang minat dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat). 2. Pengembangan KTSP Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi, serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain; @2015, Dit. Pembinaan SMA
15
Panduan Pengembangan KTSP
a. Menyusun draf KTSP TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal. Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkan benar-benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku). (lihat model Pengembangan RPP, Model
Pengembangan Penilaian, dan
Analisis Hasil Belajar Peserta Didik). c. Pemantapan dan Penilaian Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau Kepala
Seksi
Kurikulum
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota
(dapat
menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari Komite Sekolah. d. Pengesahan KTSP Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum tersebut di sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk mendapatkan pengesahan Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan. B. Sistematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Buku 1 Jenjang SMA Sistematika KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti tampak pada tabel 3 berikut: @2015, Dit. Pembinaan SMA
16
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika
Penjelasan
Kurikulum SMA Cover
Berisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda, tahun pelajaran, dan alamat sekolah.
LEMBAR PENGESAHAN
Ditandatangani oleh kepala sekolah, ketua komite sekolah, dan kepala dinas pendidikan provinsi/ pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi.
KATA PENGANTAR
Cukup jelas
DAFTAR ISI
Cukup jelas
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
a. Berisi dasar pemikiran pengembangan KTSP serta pemberlakuan Kurikulum 2013. b. Untuk sekolah yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) uraikan pula tentang dasar pemikiran pengembangan/pelaksanaan SKS tersebut.
B. Landasan
Berisi landasan hukum terkait pengembangan KTSP, termasuk PP No. 13 tahun 2015 dan PP No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut Permendikbud yang mengiringinya
C. Tujuan
Berisi Tujuan Pengembangan KTSP termasuk pencapaian kompetensi yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
BAB II. TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Menengah
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari
B. Visi Sekolah
Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. a. dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
@2015, Dit. Pembinaan SMA
17
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika Kurikulum SMA
Penjelasan b. mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan; c. dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional; d. diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah; e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan; f. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
C. Misi Sekolah
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. a. memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional; b. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu; c. menjadi dasar program pokok satuan pendidikan; d. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan; e. memuat pernyataan umum dan khusus berkaitan dengan program satuan pendidikan;
yang
f. memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit satuan pendidikan yang terlibat; g. dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah; h. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan; i. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala @2015, Dit. Pembinaan SMA
18
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika
Penjelasan
Kurikulum SMA
sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat. D. Tujuan SMA ......
Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu . Tujuan satuan pendidikan : a. menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan); b. mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat; c. mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah; d. mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah; e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan.
BAB III. STRUKTUR KURIKULUM A. Kerangka Dasar
Dapat disalin dari; a. Lampiran 1 Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, ditambah dengan landasan lain yang menjadi landasan kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah atau sekolah, misalnya untuk penambahan muatan lokal pada mata pelajaran kelompok umum B. b. Peraturan Daerah tentang kebijakan pelaksanaan muatan lokal.
B. Struktur Kurikulum
a. Kompetensi Inti b. Mata Pelajaran c. Pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, termasuk muatan lokal, penambahan mata pelajaran, peminatan, lintas minat dan pendalaman minat serta kegiatan pengembangan diri. d. Disusun berdasarkan kebutuhan dan minat peserta
@2015, Dit. Pembinaan SMA
19
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika Kurikulum SMA
Penjelasan didik dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan struktur kurikulum yang meliputi mata pelajaran kelompok umum dan mata pelajaran pilihan (peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat) e. Dikembangkan mengacu lampiran 1 Permendikbud Nomor 59 tentang Kurikulum SMA - MA f. Mengatur alokasi waktu pembelajaran tatap muka seluruh mata pelajaran minimal 42 jam pelajaran per minggu. g. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri, baik Sistem Paket maupun yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS). h. Beban belajar tambahan : Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar perminggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, baik dalam jam pelajaran maupun dalam satuan kredit semester (sks). i. Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal yang dilaksanakan yang dapat dicantumkan pada mata pelajaran kelopok umum B, baik terintegrasi pada mata pelajaran yang tersedia atau berdiri sendiri. j. Bagi sekolah yang melaksanakan SKS uraikan tentang struktur dan jam pelajaran dalam sks, serta jumlah sks maksimal dan minimal yang harus ditempuh oleh peserta didik, per semester, per tahun, atau selama masa pendidikan di SMA sesuai dengan hasil analisis dan perhitungan internal sekolah serta mengacu kepada Permendikbud 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Muatan Kurikulum
1. Muatan KTSP terdiri atas muatan umum yang berupa muatan nasional dan muatan lokal; muatan peminatan akademik; muatan peminatan lintas minat/pendalaman minat. a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah pusat, terdiri atas kelompok mata pelajaran kelompok Umum A, kelompok mata pelajaran kelompok umum B, dan kelompok mata pelajaran peminatan (C), termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
20
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika Kurikulum SMA
Penjelasan b. Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah setempat. Dapat dilaksanakan sebagai bagian mata pelajaran kelompok umum B atau mata pelajaran yang berdiri sendiri jika pengintegrasian tidak dapat dilakukan. 2. Jumlah mata pelajaran: a. Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran umum A sebagai muatan kurikulum nasional seluruhnya, minimal 3 mata pelajaran kelompok umum B dan dapat ditambah dengan muatan daerah, dan 5 mata pelajaran peminatan. b. Untuk mata pelajaran peminatan peserta didik dapat minimal memilih 3 (tiga) dari 4 (empat) mata pelajaran dalam satu kelompok (MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya), dan maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat, atau dapat memilih 4 mata pelajaran dalam satu kelompok (MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya), dan maksimal 2 (dua) mata pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat, kecuali untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat memilih 6 mata pelajaran dalam kelompoknya. Misalnya untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran dengan 6 mata pelajaran kelompok umum A, 4 mata pelajaran Umum B, 3 mata pelajaran dalam satu kelompok peminatan, dan 3 mata pelajaran dari kelompok yang lain sebagai lintas minat. c. Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII untuk semua peminatan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial , dan peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya minimal 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran Umum B, 5 mata pelajaran peminatan yang dipilih dari kelas X. d. Khusus untuk kelas XII dapat dilaksanakan pendalaman minat yang bekerja sama dengan perguruan tinggi.
1. Kegiatan Ekstrakurikuler @2015, Dit. Pembinaan SMA
1. Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan 21
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika
Penjelasan
Kurikulum SMA
kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. 2. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan satuan pendidikan, dapat berupa: a.
Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau e. Bentuk kegiatan lainnya. 3. Kegiatan Kepramukaan dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yaitu: 1) Kegaitan Blok dilaksanakan melalui perkemahan (wajib untuk semua peserta didik) dapat dilakukan pada saat MOPDB atau pada libur semester 36 jp per tahun. 2) Aktualisasi Mata Pelajaran (wajib untuk semua peserta didik); kegiatan-kegiatan sebagai aktualisasi mata pelajaran yang dirancang oleh guru mata pelajaran untuk dilaksanakan kepada pembina pramuka dan dilaksanakan pada kegiatan kepramukaan, wajib 120 menit perminggu. 3) Gugus Depan (untuk peserta didik yang berminat, lihat pedoman/peraturan pelaksanaan ekstrakurikuler dan Kepramukaan) 2. Pengaturan Belajar
Beban a. Beban belajar dalam KTSP jenjang SMA diatur dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS) atau Sistem Paket b. Ketentuan tentang Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri untuk SKS dan Sistem Paket disesuaikan dengan ketentuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
22
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika
Penjelasan
Kurikulum SMA masing-masing
c. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil analisis kondisi riil sekolah yang menjadi tanggungjawab sekolah masing-masing. d. Pengaturan pola belajar harus memperhatikan 14 prinsip pembelajaran sesuai Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 halaman 1 – 2 yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan . e. Proses pembelajaran mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural (untuk kelas X) ditambah dengan metakognitif (untuk kelas XI dan XII) dengan menggunakan pendekatan saintifik (Scientific Approach) dan penilaian autentik (authentic assessment). Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 Tentang pembelajaran Pada pendidikan dasar dan Pendidikan menengah harus dijadikan salah satu acuan Perlu diperhatikan pula permendikbud Nomor 59 tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 Jumlah minggu efektif dan alokasi waktu jam tatap muka yang digunakan 3. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan minimal merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik dengan tetap mengacu kepada ketentuan penilaian yang berlaku dengan minimal perolehan nilai 2,67 untuk pengetahuan dan ketrampilan, serta nilai Baik( B) untuk sikap (lihat Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, Disamping itu perlu berpedoman pada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
4. Kriteria Kelulusan dan Kenaikan Kelas
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan memperhatikan ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan melalui uji pencapain kompetensi mengacu kepada Permendikbud No. 66 Tahun 2013 (lihat juga Panduan Pengembangan Penilaian. Lihat Permendikbud nomor 5 tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dan Peraturan pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional 23
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika
Penjelasan
Kurikulum SMA Pendidikan
5. Kriteria Peminatan, Lintas minat, dan Pendalaman minat, dan Mutasi peserta didik
Berisi tentang: a. Diawali konsep dasar rekruitmen peserta didik baru b. kriteria peminatan dan lintas minat, serta tata cara pemilihan mata pelajaran lintas minat sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah (lihat Panduan Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman Minat) untuk kelas X, antara lain waktu penentuan pemilihan minat (sebelum atau sesudah diterima), dan penyediaan menu mata pelajaran pilihan. c. peserta didik dapat memilih 4 atau 3 mata pelajaran peminatan, dan 2 atau 3 mata pelajaran lintas minat. d. peraturan pindah peminatan atau pindah lintas minat, diatur oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah, e. Pengaturan mutasi peserta didik antar satuan pendidikan diatur oleh satuan pendidikan masingmasing. f. tata cara dan strategi pelaksanaan pendalaman minat yang dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. (lihat Panduan Pendalaman Minat di SMA)
6. Pendidikan Kecakapan Hidup
Berisi tentang bagaimana penerapan pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan di sekolah. Dapat berupa implementasi dari mata pelajaran pada domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, atau pembiasaan yang dilakukan di sekolah.
7. Pendidikan Kewirausahaan
a. Menjelaskan bagaimana bentuk pendidikan kewirausahaan dikembangkan di sekolah, (dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai kewirausahaan melalui integrasi berbagai kegiatan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
24
Panduan Pengembangan KTSP
Sistematika Kurikulum SMA
Penjelasan sekolah, maupun kegiatan riil praktik wira usaha. b. Sekolah melakukan analisis internal sekolah dan dukungan lingkungan (eksternal sekolah) untuk memperoleh jenis kewirausahaan yang sesuai untuk dilaksanakan. c. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dipadukan pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, dengan mengambil Kompetensi Dasar pada Kewirausahaan yang sesuai dengan hasil analisis. d. Dapat diwujudkan Pameran seni.
dalam
kegiatan,
misalnya
(lihat Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA) BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN
a. Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana time schedule kegiatan yang akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik kegiatan sekolah, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. b. Rencana Kegiatan atau jadwal memuat antara lain; kegiatan awal tahun, minggu efektif (Proses Pembelajaran, Ujian, Ulangan, hari libur, PPDB, MOPDB , dll) c. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan (Contoh kalender pendidikan terlampir).
Lampiran
a. Hasil analisis keterkaitan kompetensi dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian, b. Laporan Hasil Analisis Konteks
@2015, Dit. Pembinaan SMA
25
Panduan Pengembangan KTSP
BAB IV PELAKSANAAN DAN SUPERVISI A. Pengorganisasian Pengembangan Kurikulum Sekolah dilaksanakan oleh Tim Pengembang Kurikulum Sekolah, dikoordinasikan kepala sekolah, dengan melibatkan komite sekolah, dan guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan kerjasama dinas pendidikan kabupaten/kota, atau dinas/instansi lain yang terkait. Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah atau memperkaya muatan Kurikulum Sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah, keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat. Kurikulum Sekolah yang telah disusun dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh
kepala dinas pendidikan
provinsi/ pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi. B. Pelaksanaan Pelaksanaan kurikulum di satuan pendidikan dilakukan setelah ada sosialisasi kurikulum. sosialisasi ini dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen kurikulum disahkan oleh kepala dinas pendidikan provinsi / pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi., tetapi telah ditandatangani dan ditetapkan pemberlakuannya oleh kepala sekolah dan komite sekolah. Pelaksanaan kurikulum yang telah disusun merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, maka untuk optimalnya pelaksanaan memerlukan daya dukung yang mencakup kebijakan, ketersediaan dan komitmen tenaga, dan sarana dan prasarana pendidikan. C. Koordinasi dan Supervisi Pelaksanaan kegiatan supervisi disini tidak diartikan sebagai supervisi pada saat implementasinya di sekolah, tetapi merupakan kegiatan “penilaian atau judgement ” terhadap kelayakan dokumen KTSP yang telah dikembangkan oleh sekolah. Pada kegiatan ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat dilakukan oleh pengawas sekolah) melakukan verifikasi, untuk selanjutnya disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Evaluasi KTSP dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkala yang dilakukan oleh sekolah) dan Komite Sekolah minimal satu tahun sekali
@2015, Dit. Pembinaan SMA
26
Panduan Pengembangan KTSP
BAB V PENUTUP Perubahan
Kebijakan
Kemendikbud
tentang
implementasi
kurikulum
2013,
tetap
mewajibkan sekolah untuk mengimplementasikan semua peraturan yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai Perubahan kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai
acuan dalam pelaksanaan
proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengingat pentingnya KTSP dalam proses pendidikan pada suatu satuan pendidikan, maka pengembangan KTSP harus mempertimbangkan acuan, prinsip, dan prosedur pengembangan yang berlaku.. Proses pendidikan tersebut harus dapat mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, sehingga mencapai perkembangan yang seimbang antara kebutuhan fisik, psikis, dan spritual dan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Naskah ini disusun sebagai salah satu panduan Tim Pengembang Kurikulum sekolah dalam menyusun dokumen kurikulum sekolah, melaksanakan peminatan,
lintas minat, serta
pendalaman minat, sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolahnya masing-masing.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
27
Panduan Pengembangan KTSP
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Penduan Penyusunan KTSP. Jakarta Depdiknas (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta Depdiknas (2003). Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Jakarta. Depdiknas. (2002). Pedoman Penyususunan Standar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Direktorat Pembinaan SMA (2010). Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA (2012). Model Pengembangan Peminatan dan Lintas Minat. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Muatan Lokal di SMA. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Penilaian di SMA. Jakarta Kemdikbud (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Jakarta Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Thun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA. Jakarta Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP. Jakarta Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler. Jakarta Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan. Jakarta @2015, Dit. Pembinaan SMA
28
Panduan Pengembangan KTSP
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan SMA. Jakarta Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2014 tentang Buku. Jakarta Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Guru TIK. Jakarta Kemendikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah, Jakarta Kemendikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah, Jakarta Kemendikbud, 2015, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Dididk, Penyelenggaraan ujian nasional, dan penyelenggaraan Ujian Sekolah/ Madrasah/ pendidikan Kesertaraan pada SMP/MTs atau yang sederajad dan SMA/MA/SMK atau yang sederajad, Jakarta.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
29
Panduan Pengembangan KTSP
LAMPIRAN 1:INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP a. Cara Pengisian Instrumen: Beri tanda checklist (V) pada; 1) 0 apabila tidak ada 2) 1 apabila Ada/Kurang atau tidak lengkap 3) 2 apabila Ada/Cukup /Cukup Lengkap 4) 3 apabila Ada Baik / Lengkap 5) 4 apabila Ada/Sangat Baik/Sangat Lengkap
b. Penilaian atau
@2015, Dit. Pembinaan SMA
30
Panduan Pengembangan KTSP
INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP
Nama Sekolah
:
...............
Nama Kepala Sekolah
:
...............
Alamat Sekolah
:
...............
Kabupaten/Kota
:
...............
DOKUMEN I NO
KOMPONEN DAN INDIKATOR
PENILAIAN 0
1
2
3
4
COVER/HALAMAN JUDUL 1
Logo sekolah dan atau daerah
2
Judul: Kurikulum SMA ............
3
Tahun pelajaran
4
Alamat sekolah
LEMBAR PENGESAHAN 1
Rumusan kalimat pengesahan Tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah Tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap Komite Sekolah Tempat untuk tanda tangan kepala/ pejabat dinas pendidikan provinsi
2 3 4
DAFTAR ISI Kesesuaian halaman PENDAHULUAN A
RASIONAL
1
LATAR BELAKANG MEMUAT:
2
Kondisi ideal
Kondisi nyata
Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan MENCANTUMKAN DASAR HUKUM YANG RELEVAN
@2015, Dit. Pembinaan SMA
31
Panduan Pengembangan KTSP
NO
KOMPONEN DAN INDIKATOR
PENILAIAN 0
1
2
3
4
Undang-undang No 20 thn 2003 PP No. 32 Tahun 2013 Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Permendikbud No. 64 Tahun 2013 Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Permendikbud No. 66 Tahun 2013 Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Permendikbud No. 71 Tahun 2013 Permendikbud No. 81A Tahun 2013 Surat Edaran Menteri yang sesuai Peraturan Daerah yang relevan B
VISI SATUAN PENDIDIKAN
1
Ringkas dan mudah dipahami
2
3 4 5 6
7 8 C
Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Mengacu tuntutan SKL dan KI yang mencakup tiga domain Sikap, Pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan Permendikbud No. 54 Tahun 2013. Berorientasi pada potensi, minat, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik Berorientasi pada kepentingan daerah, nasional dan global. Berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta memperhatikan lingkungan sosial dalam rangka menumbuhkan peduli lingkungan. Memberi inspirasi dan tantangan dalam meningkatkan prestasi secara berkelanjutan untuk mencapai keunggulan Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan MISI SATUAN PENDIDIKAN Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup: seluruh indikator visi
D
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai
@2015, Dit. Pembinaan SMA
32
Panduan Pengembangan KTSP
NO
II 1
2
KOMPONEN DAN INDIKATOR
PENILAIAN 0
1
2
3
4
sesuai dengan skala prioritas, mencakup seluruh indikator misi STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Daftar mata pelajaran Wajib A, Wajib B, Peminatan dan Lintas Minat. Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan struktur kurikulum, minat dan kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan jumlah waktu minimal 42 jam pelajaran per minggu. PROGRAM MUATAN LOKAL, mencantumkan:
1 2 3
1
2 3
1
2
3 4
Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah. Daftar KI dan KD Muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI, mencantumkan: Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program layanan konseling dan atau layanan akademik/belajar, sosial dan pengembangan karier peserta didik. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik. Kegiatan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. PENGATURAN BEBAN BELAJAR, mencantumkan: Uraian tentang pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun. Uraian tentang pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT). Uraian tentang pelaksanaan program percepatan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (bila ada). *) Uraian tentang pelaksanaan lintas minat. KENAIKAN KELAS mencantumkan:
1
Uraian tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas), sesuai denganketentuan yang
@2015, Dit. Pembinaan SMA
33
Panduan Pengembangan KTSP
NO
KOMPONEN DAN INDIKATOR
PENILAIAN 0
1
2
3
4
diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan. 2 3
Uraian tentang mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik. Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan pengayaan. KELULUSAN, mencantumkan:
1 2 3 4 5
1
2 3 4
1 2 3 III 1 2 3
Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP nomor 32 tahun 2013 pasal 72 ayat 2. Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah. Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah. Uraian tentang program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan. Uraian tentang program pasca ujian nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik yang belum lulus ujian. PEMINATAN DAN LINTAS MINAT, mencantumkan Penentuan jumlah siswa yang mengambil mata pelajaran peminatan dan lintas minat mengacu hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama PTK dan sarana-prasarana yang tersedia, dengan mempertimbangkan potensi dan minat peserta didik. Kriteria peminatan dan lintas minat sesuai dengan potensi dan minat peserta didik yang mendaftar dengan memperhatikan juga nilai raport, SKHUN, atau rekomendasi sekolah asal. Uraian tentang program penelusuran potensi, minat dan prestasi peserta didik. Uraian tentang mekanisme dan proses pelaksanaan peminatan dan lintas minat. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP dan PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL dan GLOBAL, mencantumkan: Uraian tentang penerapan pendidikan kecakapan hidup. Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Uraian tentang upaya sekolah menuju pendidikan berwawasan global. KALENDER PENDIDIKAN, Mencantumkan: Pengaturan tentang permulaan tahun pelajaran. Jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus).
@2015, Dit. Pembinaan SMA
34
Panduan Pengembangan KTSP
NO
PENILAIAN
KOMPONEN DAN INDIKATOR
0
1
2
3
4
LAMPIRAN 1
2
Contoh RPP setiap mata pelajaran Silabus muatan lokal yang dilaksanakan Laporan hasil analisis Konteks atau analisis kondisi riil sekolah.
Jumlah NILAI = ………………% CATATAN/KOMENTAR UMUM _________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________ Petugas Validasi/Verifikasi
________________________ NIP
@2015, Dit. Pembinaan SMA
35
Panduan Pengembangan KTSP
Lampiran 2: Contoh KTSP
JAYA RAYA
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
SMA NEGERI 78 JAKARTA Menerapkan Rintisan Sistem Kredit Semester (SKS) Tahun Pelajaran 2014/2015
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1, Kompleks Pajak, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat Telepon (021) 5482914, 5327115, 5327162, Faksimile (021) 5482914 Website: http://www.sman78-jkt.sch.id E-mail:
[email protected]
Tahun 2014
@2015, Dit. Pembinaan SMA
36
Panduan Pengembangan KTSP
LEMBAR PENGESAHAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 78 Jakarta telah disetujui dan disahkan pada tanggal 20 Oktober 2014
Oleh:
Ketua Komite SMA Negeri 78 Jakarta
Ph. AY. Johnson Riberu, S.Sc
Kepala SMA Negeri 78 Jakarta
Drs. Sonny Juhersoni, M.Pd. NIP 196510061992031003
Mengetahui,
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Kepala Bidang SMP/SMA
Andri Kunarso, SE, M.Ed NIP 196202101988111001
@2015, Dit. Pembinaan SMA
37
Panduan Pengembangan KTSP
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan dan melimpahkan berkah, rahmat, hidayah, Tim Pengembang Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta dapat menyelesaikan penyempurnaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang diberi nama KTSP SMAN 78 dengan Menerapkan Sistem Kredit Semester . Penyusunan KTSP SMA NEGERI 78 dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, melalui seminar, lokakarya, workshop MGMP, dan rapat kerja. Kegiatan seminar dilakukan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang berbagai permasalahan kurikulum dan pembelajaran oleh tim Pengembang Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta. Hasil kegiatan Rapat Kerja, Workshop, dan lokakarya guru, pegawai, dan komite sekolah. Kegiatan MGMP sekolah untuk menjabarkan dan mengimplemen-tasikan hasil lokakarya dalam menyusun rencana teknis kurikulum. Hasil akhir dokumen kurikulum direvisi dan disempurnakan melalui rapat kerja awal tahun. KTSP SMA NEGERI 78 merupakan kurikulum operasional yang dijadikan pedoman pelaksanaan bagi guru dan warga sekolah (komite dan masyarakat). Penyusunan KTSP SMA NEGERI 78 mengacu pada perundang-undangan dan/atau peratutan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta mengadaptasi kurikulum internasional (dalam hal ini, Cambridge University Examination). Sebagai pedoman operasional, KTSP SMA NEGERI 78 ini masih memerlukan penyempurnaan agar keterlaksanaannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dengan demikian diperlukan masukan dan kritikan yang konstruktif dari berbagai kalangan.
Jakarta, 20 Oktober 2014
Tim Pengembang Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta
@2015, Dit. Pembinaan SMA
38
Panduan Pengembangan KTSP
DAFTAR ISI Halaman Judul
i
Lembar Pengesahan
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1
B. Landasan
3
C. Tujuan
4
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
5
A. Tujuan pendidikan menengah
5
B. Visi Sekolah
5
C. Misi Sekolah
5
D. Tujuan Sekolah
6
E. Kebijakan Mutu
6
F. Sistem Kredit Semester
7
G. Konsep dasar dan mplementasi Sistem Kredit Semester (SKS)
7
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
18
A. Kerangka Dasar
18
B. Struktur Kurikulum
22
C. Muatan Kurikulum
27
KALENDER AKADEMIK
49
A. Hari dan Jam Belajar
49
B. Hari Libur
49
@2015, Dit. Pembinaan SMA
39
Panduan Pengembangan KTSP
C. Kalender Akademik
BAB VII
50
PENUTUP
Daftar Pustaka
@2015, Dit. Pembinaan SMA
40
Panduan Pengembangan KTSP
Lampiran 3 Contoh KTSP Lengkap
KURIKULUM
SMA NEGERI 1 DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGERI 1 DEMAK Alamat: Jalan Sultan Patah/Katonsari No. 85 (0291) 685241 Demak 59516 Website / email : www.sman1-demak.sch.id /
[email protected] 2014
@2015, Dit. Pembinaan SMA
41
Panduan Pengembangan KTSP
LEMBAR PENGESAHAN Setelah memperhatikan hasil workshop review KTSP bersama Dewan Pendidik, Tenaga
Kependidikan,
Perwakilan
Siswa,
dan
Unsur
Pengawas
serta
memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini Kurikulum SMA Negeri 1 Demak ini disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran 2014/2015.
Disahkan
:
Di
: Demak
Tanggal :
Menyetujui: Ketua Komite Sekolah,
Kepala SMA Negeri 1 Demak,
Drs. Eko Pringgolaksito, M.Si.
Drs. Suyanto, M.Pd. NIP. 19680313 199512 1 003
Mengetahui: a.n. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Kepala Bidang Pendidikan Menengah,
Drs. Kartono, M.Pd. Pembina Tingkat I NIP. 19590727 198403 1 009
@2015, Dit. Pembinaan SMA
42
Panduan Pengembangan KTSP
KATA PENGANTAR Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan kepada segenap warga sekolah sehingga berhasil menyelenggarakan workshop Review KTSP dan menghasilkan perbaikan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) SMA Negeri 1 Demak pada tahun pelajaran 2014/2015. Sejalan dengan filosofi kurikulum KTSP, sekolah harus terus menerus untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan sekolah di masa yang akan datang. Perubahan yang dinamis diantisipasi dengan melakukan revisi KTSP setiap tahunnya. Dengan paradigma ini diharapkan KTSP di SMA Negeri 1 Demak selalu mampu mengikuti tuntutan perkembangan masyarakat dan tantangan global. Penyusunan KTSP SMAN 1 Demak ini tetap mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua Model KTSP. Panduan Umum memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu, dijabarkan dari berbagai ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat dalam UU No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2005 jo PP No 32/2013 dan peraturan pelaksana lainnya. Selain penguatan visi, misi, tujuan, struktur program, muatan kurikulum, pengembangan diri, kalender pendidikan, dan masalah teknis lainnya, khususnya silabus dan Rencana Program Pengajaran (RPP) setiap mata pelajaran. Keberhasilan melakukan review ini berkat dukungan seluruh stake holders sekolah. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam berbagai hal sehingga kita dapat mewujudkan Kurikulum KTSP SMAN 1 Demak lebih komprehensif. Ucapan terima kasih yang sangat dalam kepada seluruh pihak yang bekerja keras memberi kontribusi penyelesaian revisi KTSP ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Segala kritik dan saran sangat dibutuhkan dari semua pihak demi sempurnanya KTSP SMA Negeri 1 Demak pada waktu yang akan datang. Atas perhatian semua pihak diucapkan terima kasih.
Demak, Tim Penyusun KTSP SMAN 1 Demak
@2015, Dit. Pembinaan SMA
43
Panduan Pengembangan KTSP
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................. LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................................ PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………………………........... B. Landasan.........……………………………………………………………………………. C. Tujuan Pengembangan KTSP .................................................... BAB II: TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah .................................... B. Visi Sekolah ............................................................................. C. Misi Sekolah ............................................................................ D. Tujuan Sekolah ........................................................................ BAB III: STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum .................................................................. B. Muatan Kurikulum ..................................................................... 1. Mata Pelajaran ...................................................................... 2. Muatan Lokal ........................................................................ 3. Pengembangan Diri ............................................................... 4. Beban Belajar ........................................................................ 5. Ketuntasan Belajar .................................................................. 6. Penilaian, Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Mutasi Siswa .................................................................. 7. Kriteria Peminatan................................................................ 8. Pendidikan Kecakapan Hidup ................................................ 9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global .................. BAB III : KALENDER PENDIDIKAN ................................................................... BAB IV: PENUTUP ........................................................................................... Lampiran-Lampiran ................................................................................................. 1. Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran 2. Silabus 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4. Kalender Pendidikan 5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 6. Program Pengembangan Diri 7. Profil Sekolah 8. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Penyusun KTSP
i ii iii iv
BAB I :
1 3 5 12 12 13 14 27 32 32 33 33 37 39 42 65 66 67 68 70 71
BAB I
@2015, Dit. Pembinaan SMA
44
Panduan Pengembangan KTSP
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Memasuki awal abad ke-21, bangsa Indonesia dihadapkan pada persaingan antarbangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, gelombang globalisasi, dan demokratisasi telah membawa perubahan di hampir aspek kehidupan bangsa Indonesia. Menghadapi perubahan tersebut diperlukan kualitas sumber daya manusia yang menuntut produktivitas, efisiensi, competitive edge, dan berbagai macam peningkatan kinerja dan kualitas agar dapat memenangkan persaingan global. Menciptakan kualitas sumber daya manusia membutuhkan kemauan, komitmen, dan kesadaran dari berbagai pihak. Kita membutuhkan prakarsa dan upaya yang nyata untuk membenahi dan meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu prakarsa yang strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kualitas adalah membenahi sistem pendidikan nasional. Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia, maka Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan pedoman dalam penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Sesuai pasal 3 UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tersebut ditegaskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa….”(UU Sisdiknas, 2004 : 5).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana @2015, Dit. Pembinaan SMA
45
Panduan Pengembangan KTSP
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Delapan standar nasional pendidikan terus dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dalam konteks keindonesiaan, kita dianugerahi berupa negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantanganpengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah. Terkait
dengan
pembangunan
pendidikan,
masing-masing
daerah
memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Hal ini tentu berpengaruh terhadap perubahan kurikulum yang dipakai disekolah-sekolah
karena
kurikulum
sebagai
jantungnya
pendidikan
perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Penyesuaian atau perubahan kurikulum merupakan keniscayaan karena masyarakat terus berkembang. Kita dihadapkan pada tantangan internal, tantangan eksternal, keharusan penyempurnaan pola pikir, dan penguatan tata kelola kurikulum seperti upaya memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun 2045, Penyiapan Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia sehingga kurikulum harus disempurnakan. Penyempurnaan kurikulum meliputi 4 standar nasional pendidikan, yaitu Standar Kompetnsi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
46
Panduan Pengembangan KTSP
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi di atas memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk
melalui
aktivitas-aktivitas:
menerima,
menjalankan,
menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar,menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan dalam Standar Isi yang secara rinci diatur dalam struktur dan muatan kurikulum dibelajarkan dengan menggunakan pedoman standar proses dan dinilai dengan mengacu pada standar penilaian. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Proses pembelajaran di atas ditagih melalui sistem penilaian autentik.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
47
Panduan Pengembangan KTSP
Mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan di atas, SMA Negeri 1 Demak telah melaksanakan berbagai program pada masa 4 tahun sebelumnya. Pencapaian 8 standar nasional pendidikan SMA Negeri 1 Demak adalah sebagai berikut: a. Standar Kompetensi Lulusan Dari segi SKL dapat dijelaskan bahwa SMA Negeri 1 Demak telah mencapai pada sasaran yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetisi. Pada bidang akademik, kita telah mencapai hasil UN yang sangat baik. Lima tahun terakhir peringkat UN menduduki ranking 10 besar tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan rata-rata lebih dari 8,00. Walaupun perolehan peringkat bersifat fluktuatif tetapi perolehan rata-rata UN selalu meningkat.
Selain perolehan UN, prestasi akademik dari lomba-lomba kesiswaan terus meningkat. Perolehan juara di tingkat kabupaten dalam bidang akademik terus meningkat. Lebih dari 100 piagam kejuaraan akademik diperoleh setiap tahun. Sedangkan perolehan juara di tingkat provinsi terus menunjukkan peningkatan terutama dalam bidang penelitian dan OSN. Di tingkat nasional masih akan terus diupayakan karena 3 tahun terakhir kita belum dapat meloloskan kembali sebagai peserta finalis tingkat nasional OSN.
Di bidang lomba non akademis perolehan piagam penghargaan di bidang olah raga, seni, dan bidang kreativitas menunjukkan prestasi yang semakin meningkat. Di tingkat kabupaten dapat terus mempertahankan prestasi pada tahun-tahun sebelumnya. Lebih dari 100 piagam penghargaan diperoleh dalam lomba non akademik di jenjang kabupaten. Prestasi di bidang OOSN telah menunjukkan peningkatan dengan perolehan juara di tingkat provinsi dan mewakili Jawa Tengah di tingkat nasional. Dalam bidang FLS2N juga memperoleh hasil yang sangat menggembirakan dengan juara di tingkat provinsi dan mewakili Jawa Tengah dalam tingkat nasional. Upaya lomba-lomba sekolah juga dilakukan seperti adiwiyata nasional, sekolah hijau, sekolah karakter, sekolah adipura, sekolah layak anak, sekolah layanan publik, dan sekolah titik pantau adipura. Hal ini sejalan dengan komitmen warga sekolah untuk terus mempertahankan prestasi, menumbuhkan karakter siswa, kepedulian terhadap tata kelola lingkungan, serta mampu berkompetisi di era global.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
48
Panduan Pengembangan KTSP
Selain pencapaian di atas, masih terus diperjuangkan lebih keras dalam lomba-lomba di jenjang nasional dan internasional karena pada level ini diakui masih jauh dari harapan. b. Standar Isi Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas diwujudkan melalui pembenahan kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman kurikulum dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Integrasi kurikulum juga dilakukan untuk mperkuat kurikulum yang digunakan di tingkat sekolah. Pada tahun pelajaran 2013/2014 sekolah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X dan Kurikulum 2006 diberlakukan untuk kelas XI dan XII Selama 3 tahun ke depan diharapkan seluruh perangkat, pedoman, dan petunjuk pelaksanaan/teknis dapat diselesaikan
dengan
baik.
Seluruh
warga
sekolah
berkomitmen
untuk
melaksanakan kurikulum baru dengan baik. Tantangan terbesar dari rencana strategis ke depan adalah bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik di kalangan guru dan warga sekolah sehingga mampu mengubah mindset warga sekolah menuju penciptaan generasi emas tahun 2025. c. Standar proses Sesuai dengan tuntutan standar proses diharapkan guru memiliki kompetensi untuk membelajarkan kompetensi dengan inovatif dengan menggunakan berbagai media dan teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus ditingkatkan. Seluruh perangkat pembelajaran sebagai dokumen
kurikulum
telah
diselesaikan
dan
terus
akan
disempurnakan.
Penggunakan E-Learning juga terus dikembangkan sebagai media belajar mandiri siswa. Tantangan terbesar adalah bagaimana guru mampu memahami perubahan paradigma dan mampu mengimplementasikan dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan baik. d. Standar Penilaian Sesuai dengan tuntutan standar penilaian diharapkan guru memiliki kompetensi untuk menagih atau menilai pembelajaran sesuai dengan kaidah penilaian yang benar. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus ditingkatkan. Staf kurikulum terus melakukan inovasi untuk dapat dijadikan pedoman guru dalam melakukan proses penilaian.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
49
Panduan Pengembangan KTSP
Seluruh perangkat pembelajaran khususnya dokumen penilaian sebagai dokumen kurikulum
telah
diselesaikan.
Sistem
PAS
dalam
penilaian
juga
telah
diintegrasikan walaupun belum sempurna seperti yang diharapkan. Tantangan terbesar adalah bagaimana guru mampu memahami perubahan paradigma dan mampu mengimplementasikan dalam proses penilaian menurut kurikulum 2013 dengan baik. e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dari segi diktendik diperoleh hasil sampai dengan tahun 2013 telah memenuhi kualifikasi akademik sangat memadai dengan lebih dari 40% guru telah memiliki kualifikasi S2. Secara kompetensi juga semakin menunjukkan kualitasnya dengan diperolehnya piagam penghargaan bagi guru baik dalam lomba tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Tantangan terbesar adalah bagaimana mempertahankan
disiplin,
semangat,
dan
kompetitif
guru
dalam
mengembangkan sekolah pasca RSBI. f. Standar Sarana Prasarana Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar nasional hanya secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, upaya perawatan, pengembangan, penyempurnaan, atau pengadaan sarpras baru akan menjadi tantangan tersendiri pada masa yang akan datang mengingat hampir seluruh sarana prasarana sekolah telah berusia lebih dari 10 tahun. g. Standar Pengelolaan Sesuai dengan permendiknas 19/ 2007, sekolah telah memenuhi seluruh standar pengelolaan
khudusnya
dokumen
tertulisnya.
Setiap
tahun
dikaji
dan
disempurnakan. Pencapaian nilai akreditasi 96 diharapkan akan meningkat pada tahun 2017 yang akan datang. Penerapan sistem ISO 9001: 2008 telah dilaksanakan untuk seluruh tupoksi sekolah. Hal ini sangat membantu dalam pengelolaan sekolah yang lebih baik pada masa yang akan datang. Selain pencapaian di atas, upaya meningkat sister school dengan sekolah dalam negeri khususnya di Jawa Tengah akan terus dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih baik dalam implementasi manajemen dan prestasi sekolah. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah perubahan paradigm kurikulum 2013 yang menuntut pengelolaan sekolah lebih inovatif selain tindak lanjut sister school di luar negeri yang telah dirintis selama ini. h. Standar Pembiayaan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
50
Panduan Pengembangan KTSP
Upaya untuk memenuhi pembiayaan sekolah terus dilakukan. Sampai dengan tahun 2013 telah diperoleh tingkat pembiayaan sekolah yang cukup memadai walaupun belum sempurna. Penerimaan dana sekolah terus meningkat sejak tahun 2007 dan terus menunjukkan perkembangan pada era RSBI. Pendanaan yang cukup memadai berdampak positif pada pengelolaan sekolah yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi proses pencapaian SKL. Tantangan terbesar dari sistem pendanaan ini adalah pendanaan sekolah masih berpusat pada sumbangan orang tua dan hanya sedikit yang dari pemerintah kecuali biaya gaji. Ini tentu sangat memberatkan orang tua apalagi dukungan swasta terutama perusahaan swasta masih jauh dari harapan. Pembubaran RSBI juga berdampak besar pada pendanaan sekolah karena sekolah disamakan dengan sekolah lain yang sarana dan tingkat program sekolah sangat berbeda. Memperhatikan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan kondisi nyata sekolah di atas, sekolah harus menyusun kurikulum untuk memenuhi standar nasional tetapi tetap memperhatikan kondisi nyata sekolah. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dituangkan dalam kurikulum operasional tingkat sekolah yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahun pelajaran 2014/2015 SMA Negeri 1 Demak SMA Negeri 1 Demak melaksanakan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI. Sesuai dengan ketentuan ditegaskan bahwa sekolah menyusun sendiri kurikulumnya dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan. Sekolah diberi wewenang penuh untuk menyusun KTSP sesuai dengan rambu-rambu tersebut sehingga memungkinkan antara sekolah yang satu dengan sekolah lain memiliki ciri khusus yang berbeda dengan sekolah lainnya.
B.
Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2). 2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
@2015, Dit. Pembinaan SMA
51
Panduan Pengembangan KTSP
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410) 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar sarana dan Prasarana untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 69 Tahun 2013
Tentang
Kerangka
Dasar
Dan
Struktur
Kurikulum
Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. 14. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.423.5/27/2011 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas / SMA Luar Biasa/SMK/MA Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah. 15. Peraturan Bupati Demak Nomor ..................tentang Pelaksanaan Muatan Lokal Baca Tulis Al-Qur’an di Kabupaten Demak. 16. Surat Keputusan Dirjen Dikmen Kemdikbud Nomor 717/D/Kep/2013 tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan LCK Peserta Didik SMA/MA. 17. Hasil kegiatan pra IHT tanggal 28 Juni 2013 dan In House Training SMA Negeri 1 Demak tanggal 16 – 18 Juli 2013 tentang penyusunan KTSP 2013/2014.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
52
Panduan Pengembangan KTSP
18. Surat Keputusan Kepala SMA Negeri 1 Demak
Nomor 423.5/279/2013 tentang
Penunjukan Tim Pengembang dan Penelaah KTSP SMA Negeri 1 Demak Tahun 2013/2014. C.
Tujuan Pengembangan KTSP SMA Negeri 1 Demak a.
Pengertian
Agar setiap stake holder sekolah memenuhi seluruh isi kurikulum SMA 1 Negeri Demak, maka pengertian istilah yang di dalam pengembangan KTSP disajikan sebagai berikut : a. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan
pelajaran
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. d. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. e. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. f. Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Kerangka Dasar Kurikulum pada Kurikulum 2013 adalah landasan filosofis, sosiologis, pedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah. g. Struktur
Kurikulum
menurut
Kurikulum
2013
adalah
pengorganisasian
kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada tingkat sekolah. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam kelompok mata pelajaran wajib kelompok A dan kelompok B, dan kelompok mata pelajaran C yaitu pilihan kelompok Peminatan. h. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
53
Panduan Pengembangan KTSP
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupanpribadi peserta didik, masyarakat, dan bangsa. i. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta
didik
mengembangkan
minatnya
dalam
sekelompok
matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan untuk mengembangkan minatnya terhadap sesuatu disiplin ilmu atau ketrampilan. j. Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pilihan Matapelajaran Lintas Minat dan atau pendalaman minat yang dipilih sejak kelas X dan sebaiknya tetap sampai dengan kelas XII. k. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu. l. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. m. Beban belajar memuat jumlah jam yang dialokasikan untuk pembelajaran suatu tema, gabungan tema, mata pelajaran, atau keseluruhan kegiatanyang harus diikuti Peserta Didik dalam satu minggu, semester, dan satu tahun yang meliputi kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. n. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan. o. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan p. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata
@2015, Dit. Pembinaan SMA
54
Panduan Pengembangan KTSP
pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. q. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud. r. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. s. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. t. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. u. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. v. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari libur khusus.
2.
Tujuan Pengembangan KTSP
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan pasal 38 ayat 2 ditegaskan bahwa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan prinsip diversifikasi yang bertujuan untuk memberikan pedoman pengelolaan kurikulum tingkat sekolah sesuai dengan relevasi atau karakteristik satuan pendidikan, kekhasan daerah, dan potensi peserta didik. Pengembangan KTSP diarahkan untuk mencapai mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan Kurikulum 2013 selain
untuk
@2015, Dit. Pembinaan SMA
mencapai tujuan
di
atas,
juga
dimaksudkan
untuk lebih
55
Panduan Pengembangan KTSP
menitikberatkan pada pada pencapaian pendidikan karakter dan mempersiapkan generasi emas Indonesia yang mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta
mampu
berkontribusi
pada
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
3.
Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP Sesuai kurikulum 2013, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas yang disesuaikan dengan perubahan-perubahan sebagaimana tertuang dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan terutama yang menyangkut tentang 4 elemen perubahan, yaitu SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta Pedoman Implementasi Kurikulum 2013. Sementara itu dalam Kurikulum 2013 ditegaskan dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan sebagai berikut: 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. 2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara bertanggungjawab,
toleran
dalam keberagaman,
yang
demokratis
mampu
hidup
dan dalam
masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran. 3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan proses
@2015, Dit. Pembinaan SMA
sistematik
untuk
merupakan
meningkatkan martabat manusia secara holistik
56
Panduan Pengembangan KTSP
yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal.
memperhatikan
Sejalan dengan potensi, tingkat
itu,
kurikulum
perkembangan,
disusun
dengan
minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. 4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik
karena
itu,
menghasilkan
daerah
kurikulum lulusan
dan pengalaman
perlu memuat
hidup
sehari-hari.
Oleh
tersebut
untuk
keragaman
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah. 5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan
pengembang
keutuhan
bangsa
yang dapat
mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk
itu,
kurikulum
perlu memperhatikan
keseimbangan
antara
kepentingan daerah dan nasional. 6. Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab
itu,
kurikulum
perlu memuat
kecakapan
hidup
untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan
kontekstual dengan dikembangkan
perubahan.
secara
berkala
IPTEKS Oleh dan
sehingga karena
tetap
itu,
berkesinambungan
relevan
kurikulum
dan harus
sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
57
Panduan Pengembangan KTSP
8. Agama Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia
dan
tetap
memelihara
toleransi
dan kerukunan
umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. 9. Dinamika Perkembangan Global Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. 10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan
serta
persatuan
nasional
untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. 11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat
setempat
dan
menunjang
kelestarian keragaman
budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. 12. Kesetaraan Jender Kurikulum
diarahkan
kepada
pengembangan
sikap
dan
perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender. 13. Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum
dikembangkan
sesuai
dengan
kondisi
dan
ciri
khas satuan
pendidikan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
58
Panduan Pengembangan KTSP
4. Acuan Operasional atau Prinsip Pengelolaan KTSP kurikulum 2013 menegaskan bahwa pengelolaan KTSP harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral
untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta mendukung
pencapaian
bertanggung
tujuan tersebut
jawab.
pengembangan
Untuk
kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. 2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan
pendidikan,
keragaman
karakteristik peserta
didik,
kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial
ekonomi,
dan
jender. Kurikulum
meliputi
substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk
mengikuti
dan memanfaatkan
perkembangan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan
pendidikan
dengan
(stakeholders)
kebutuhan
untuk
kehidupan,
menjamin
termasuk
relevansi
di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena
@2015, Dit. Pembinaan SMA
59
Panduan Pengembangan KTSP
itu,
pengembangan
antara hard
skills
kurikulum dan soft
perlu memperhatikan skills pada
setiap
keseimbangan
kelas
antarmata
pelajaran, dan memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum
mencakup
keseluruhan
dimensi
kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum
diarahkan
pemberdayaan hayat.
pada
proses
kemampuan
Kurikulum
pengembangan,
peserta
mencerminkan
didik
pembudayaan, dan
untuk
keterkaitan
belajar sepanjang antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan
memberdayakan
sejalan
nasional dan
daerah
saling
mengisi
dan
dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam
kerangka NKRI.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
60
Panduan Pengembangan KTSP
BAB II TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A.
Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 77 Pendidikan menengah bertujuan membentuk peserta didik menjadi insan yang : 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; 2. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; 3. Sehat, mandiri, dan percaya diri; dan 4. Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. B.
Visi Sekolah
Visi sekolah sebagai wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah harus memiliki pandangan jauh ke depan. Gambaran masa depan sekolah harus tercermin pada visi sekolah. Dengan menganalisis segala kekuatan dan kelemahan dan memperhatikan berbagai aspek dan tuntutan, visi SMA Negeri 1 Demak ditetapkan sebagai berikut : “Berprestasi Unggul, Berbudaya Santun, dan Agamis, Peduli Lingkungan, Bersih dan Hijau serta Mampu Berkompetisi di Era Global” Visi sekolah yang bersifat filsofis itu akan dijabarkan ke dalam indikator keberhasilan. Indikator visi yang berjumlah 9 itu selanjutnya dinamakan “ NAWA INDIKATOR “. Sembilan indikator tersebut adalah : SEMBILAN INDIKATOR VISI 1. Unggul dalam Prestasi Akademik 2. Unggul dalam Lomba Akademik dan Non-Akademik 3. Unggul dalam Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4. Unggul dalam Persaingan Masuk Perguruan Tinggi Terakreditasi 5. Terwujudnya Perilaku Santun Berlandaskan Agama dan Budaya Bangsa 6. Terwujudnya
Penguasaan
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
dalam
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Era Global
@2015, Dit. Pembinaan SMA
61
Panduan Pengembangan KTSP
7. Terwujudnya Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 8. Budaya Tata Krama dalam Pergaulan Internasional 9. Terwujudnya Budaya dan Peduli Lingkungan untuk Menciptakan Tata Kelola Lingkungan yang Baik C.
Misi Sekolah Visi yang idealis harus dijabarkan dalam langkah-langkah nyata agar visi dapat diwujudkan. Untuk mewujudkan visi tersebut, sekolah telah menetapkan misi yang merupakan upaya memenuhi kepentingan-kepentingan sebagaimana dituangkan dalam visi sekolah. Misi yang ditetapkan berjumlah 6 yang selanjutnya disebut Sad Misi SMA Negeri 1 Demak. Keenam misi itu adalah : SAD MISI SMA NEGERI 1 DEMAK 1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang memiliki semangat Keunggulan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis ICT dan Bahasa Inggris. 2. Melaksanakan proses Pembelajaran dan bimbingan konseling bilingual berbasis ICT sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal dan memiliki bekal dalam persaingan global. 3. Melaksanakan
program
ekstrakurikuler
dan
pembiasaan
yang
mampu
menumbuhkan perilaku santun berlandaskan budaya bangsa, memiliki rasa nasionalisme, memiliki semangat beragama, dan memiliki komitmen dalam pergaulan global. 4. Melaksanakan program pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik dalam memenangkan lomba akademik dan non-akademik pada tingkat nasional dan internasional. 5. Melaksanakan manajemen partisipasif, terbuka, dan akuntabel untuk memfasilitasi pengembangan sekolah, khususnya infrastruktur sekolah yang mampu mendukung pencapaian sekolah bermutu. 6. Menumbuhkembangkan sikap peduli lingkungan melalui pembelajaran yang berkelanjutan D.
Tujuan Sekolah Tujuan Sekolah Jangka Menengah (2013 – 2017) Untuk mencapai visi dan misi sekolah, tujuan sekolah harus ditetapkan sebagai arahan dalam mewujudkan visi dan misi tersebut. Tujuan jangka menengah (2013/2014 – 2016/2017) SMA Negeri 1 Demak ditetapkan sebagai berikut :
@2015, Dit. Pembinaan SMA
62
Panduan Pengembangan KTSP
Bidang Standar Kompetensi Lulusan
Menghasilkan lulusan yang bermutu, santun dan kompetitif dengan indikator: 1. Mencapai rata-rata Ujian Nasional sebesar : a. Jurusan IPA
: 8,50
b. Jurusan IPS
: 8,00
2. Meloloskan peserta didik dalam persaingan seleksi masuk perguruan tinggi terakreditasi sebesar 100 % dari jumlah pendaftar. 3. Terwujudnya karakter siswa melalui pembiasaan belajar khususnya kepedulian siswa dalam tata kelola lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan melalui kelompok-kelompok belajar peserta didik, terutama dalam kelompok kajian ilmu sains dan kegiatan kreatif lainnya. 4. Menjuarai dalam ajang lomba akademik di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional seperti bidang Olimpiade Sains, Lomba Mata Pelajaran, KIR, Debat Berbahasa Inggris, Debat Berbahasa Indonesia. 5. Menjuarai dalam ajang lomba bidang non akademikseperti: olah raga dan seni, bidang kegiatan kreatif peserta didik (PMR, Pramuka, Pecinta Alam, dan PBB), dan lombalomba sekolah tingkat kabupaten, provinsi, dan nacional. 6. Terwujudnya keterlibatan siswa dan guru dan kegiatan-kegiatan pembelajaran nacional dan internasional secara online. Bidang Standar Isi (Bidang Kurikulum)
Memiliki pedoman kurikulum yang terus berkembang sebagai acuan dalam pengelolaan sekolah dengan indikator:
1. Terwujudnya kurikulum KTSP khususnya Kurikulum 2013 dengan berpedoman pada pedoman-pedoman yang relevan untuk memperkaya kurikulum sekolah yang mampu menjawab tantangan global, khususnya isu-isu lingkungan melalui integrasi kurikulum berbasis lingkungan.
2. Memiliki sistem administrasi akademik berbasis TIK yang terintegrasi dengan sistem Paket Aplikasi sekolah (PAS).
3. Memiliki dan melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS). Bidang Standar Proses (Bidang Proses Pembelajaran)
Menghasilkan dokumen dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dengan didukung sumber daya yang memadai dengan indicator: 1. Memiliki
dokumen
pembelajaran
sesuai
dengan
standar
proses
dengan
mengintegrasikan lingkungan hidup.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
63
Panduan Pengembangan KTSP
2. Terwujudnya proses pembelajaran sesuai dengan standar proses yang dapat menjadi teladan dalam pembentukan perilaku peserta didik secara unggul khususnya dalam tata kelola lingkungan. Bidang Standar Penilaian (Bidang Penilaian)
Menghasilkan dokumen dan kemampuan guru melaksanakan penilaian pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dengan didukung sumber daya yang memadai dengan indicator:
1. Memiliki sistem penilaian sesuai dengan standar penilaian khususnya Standar
Penilaian Kurikulumm 2013 dan integrasi tata kelola lingkungan Bidang Standar Pengelolaan (Bidang Pengelolaan Sekolah)
Memiliki sistem pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien dengan indicator: 1. Bidang Manajemen sekolah a. Memiliki pedoman sekolah yang sesuai dengan Standar Pengelolaan. b. Terciptanya suasana dan kultur sekolah sekolah yang konduktif dengan ditandai kedisiplinan, etos kerja yang tinggi seluruh warga sekolah, peka terhadap lingkungan, dan dijiwai dengan semangat keberagamaan sehingga terwujud budaya sekolah yang efektif. c. Terwujudnya
manajemen
berbasis
sekolah
yang
ditandai
dengan
prinsip
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif melalui kegiatan koordinasi dan pencitraan sekolah yang efektif d. Menerapkan secara konsisten pelaksanaan manajemen mutu sesuai sertifikat ISO 9001:2008 tentang manajemen mutu. e. Memiliki hubungan “sister school” dengan sekolah dalam negeri. f. Memiliki sistem informasi manajemen berbasis internet yang mampu mendukung proses pembelajaran. g. Terwujudnya sekolah yang mengadopsi nilai-nilai, seperti sifat multi-kultural, bebas rokok, bebas narkoba, bersih dan hijau (clean and green), bebas kekerasan (bullying), prinsip kesetaraan gender, dan menerapkan nilai demokratis dalam memperlakukan peserta didik secara adil dalam belajar. 2. Bidang Akreditasi Sekolah Mempertahankan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah-Madrasah (BAP – SM) peringkat “A” dengan nilai lebih dari 96. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi:
@2015, Dit. Pembinaan SMA
64
Panduan Pengembangan KTSP
1. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan yang peduli dengan lingkungan. 2. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional melalui penilaian kinerja Bidang Keuangan dan Pembiayaan
Memiliki sistem pengelolaan keuangan yang akuntabel: a. Memiliki sistem pembiayaan yang mampu menunjang proses pendidikan dan pembelajaran secara bermutu sesuai dengan standar pembiayaan. b. Memiliki sistem pembayaran online dengan bekerja sama dengan pihak bank yang mampu diakses oleh stakeholders sekolah secara mudah, transparan, dan akuntabel. c. Memiliki sistem pelaporan yang transparan dan akuntabel. Bidang Sarana dan Prasarana Fisik
Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarpras dan berfungsi dengan baik: 1. Berfungsinya sarana prasarana sekolah melalui kegiatan perawatan sarpras. 2. Memiliki sarana prasarana dan lingkungan sekolah sesuai dengan tuntutan standar sarana prasarana dalam rangka mewujudkan sekolah yang memiliki tata kelola lingkungan dan ramah anak
Tujuan Sekolah Jangka Pendek (2013/2014) Tantangan nyata sekolah yang dihadapi sekarang dapat dikelompokkan menjadi beberapa indikator : Indikator Kualitas 1) Hasil akademik yang dicapai masih bisa ditingkatkan dari kualitas yang seharusnya dapat dicapai sesuai dengan input siswa yang diperoleh sekolah. 2) Kualitas siswa yang mengikuti UM, UMPTN/SPMB, dan PMDK untuk PTN/PTS berkualitas masih dapat ditingkatkan dari yang diharapkan. Sebagian besar siswa masih terpaku pada PTN dan PTS menengah. 3) Kualitas siswa yang diterima baik melalui PMDK, UM, maupun SPMB masih dapat ditingkatkan dari yang seharusnya mampu dicapai oleh lulusan SMA Negeri 1 Demak, khususnya untuk jurusan-jurusan tertentu yang belum dapat diraih oleh alumni. 4) Kualitas siswa belum sepenuhnya mampu bersaing di tingkat regional walaupun input siswa sangat baik. 5) Guru-guru masih harus ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan tuntutan zaman tanpa memandang masa kerja.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
65
Panduan Pengembangan KTSP
Indikator Produktivitas 1) Jumlah siswa yang memperoleh NEM tinggi semakin meningkat dan rata-rata NEM terus meningkat. 2) Jumlah
kelulusan
semakin
meningkat
baik
dari
kuantitasnya
maupun
persentasenya. 3) Jumlah siswa yang dapat masuk perguruan tinggi negeri semakin meningkat dapat dicapai oleh lulusan SMA Negeri 1 Demak. 4) Jumlah siswa yang memelopori kedisiplinan siswa semakin meningkat dan tingkat pelanggaran semakin berkurang. 5) Jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler semakin meningkat dengan bentuk-bentuk kegiatan yang semakin beragam. 6) Jumlah siswa yang diterima di sekolah kedinasan (militer) semakin meningkat. 7) Jumlah fasilitas fisik sekolah semakin meningkat untuk memenuhi standar pelayanan minimal sekolah. 8) Kemampuan guru semakin meningkat dan profesional. Indikator Efektivitas 1) Perolehan NEM masih belum sesuai harapan di mana mampu berada di rangking 10 besar provinsi untuk setiap program studi. 2) Jumlah siswa yang mendaftar ke PTN/PTS terakreditasi semakin meningkat. 3) Jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta semakin besar dari siswa yang mendaftar. 4) Proses
Kegiatan
Belajar
Mengajar
semakin
efektif
dengan
semakin
berkurangnya jam kosong. 5) Pola pembinaan ekstrakurikuler semakin meningkat dengan jam kosong semakin berkurang. 6) Kedisiplinan
siswa
semakin
meningkat
kualitasnya
dengan
ditandai
berkurangnya jumlah siswa yang terlambat dan melanggar tata tertib. 7) Tingkat kedisiplinan guru semakin meningkat dengan semakin berkurangnya jam kosong dan izin tidak mengajar. Indikator Efisien 1) Kegiatan akademik cukup efisien walaupun masih dapat ditingkatkan. 2) Penggunaan dana cukup efisien walaupun masih perlu diberdayagunakan lebih baik lagi. 3) Dukungan dana dari orang tua masih dapat ditingkatkan. 4) Alokasi sumber daya untuk pembinaan ekstrakurikuler cukup efisien walaupun masih perlu ditingkatkan lagi. 5) Prestasi belajar cukup efisien walaupun masih perlu ditingkatkan lagi.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
66
Panduan Pengembangan KTSP
6) Lama belajar siswa rata-rata 3 tahun dan cukup efisien. 7) Angka putus sekolah dan angka mengulang semakin kecil, bahkan 3 tahun terakhir mendekati angka nol. 8) Secara keseluruhan tingkat efisiensi cukup baik walaupun masih perlu ditingkatkan lagi.
Tantangan nyata sekolah yang dihadapi di atas merupakan tantangan yang harus dipecahkan dengan segera sehingga tujuan sekolah ke depan dapat dicapai dengan
baik. Berdasarkan Visi dan Misi Sekolah, serta Tujuan yang hendak dicapai sekolah, maka sasaran yang hendak dicapai sekolah ditetapkan. Sasaran atau tujuan jangka pendek yang ingin dicapai sekolah pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut : Bidang Standar Kompetensi Lulusan 1. Mencapai rata-rata Ujian Nasional sebesar : Jurusan IPA
: 8,25 Jurusan IPS
:
7,75 2. Meloloskan peserta didik dalam persaingan seleksi masuk perguruan tinggi terakreditasi sebesar 90 % dari jumlah pendaftar. 3. Membentuk karakter siswa melalui pembiasaan belajar khususnya kepedulian siswa dalam tata kelola lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan melalui kelompok-kelompok belajar peserta didik, terutama dalam kelompok kajian ilmu sains dan kegiatan kreatif lainnya. 4. Menjuarai dalam ajang lomba akademik di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional seperti bidang Olimpiade Sains, Lomba Mata Pelajaran, KIR, Debat Berbahasa Inggris, Debat Berbahasa Indonesia. 5. Menjuarai dalam ajang lomba bidang non akademikseperti: olah raga dan seni, bidang kegiatan kreatif peserta didik (PMR, Pramuka, Pecinta Alam, dan PBB), dan lomba-lomba sekolah tingkat kabupaten dan provinsi. 6. Merintis keterlibatan siswa dan guru dan kegiatan-kegiatan pembelajaran nasional dan internasional secara online.
Bidang Standar Isi (Bidang Kurikulum)
1.
Mengembangkan
kurikulum
KTSP
khususnya
Kurikulum
2013
dengan
berpedoman pada pedoman-pedoman yang relevan untuk memperkaya kurikulum sekolah yang mampu menjawab tantangan global, khususnya isu-isu lingkungan melalui integrasi kurikulum berbasis lingkungan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
67
Panduan Pengembangan KTSP
2.
Mengembangkan sistem administrasi akademik berbasis TIK yang terintegrasi dengan sistem Paket Aplikasi sekolah (PAS).
3.
Mengkaji penerapan sistem Satuan Kredit Semester (SKS).
Bidang Standar Proses (Bidang Proses Pembelajaran)
1.
Mengembangkan dokumen pembelajaran sesuai dengan standar proses dengan mengintegrasikan lingkungan hidup.
2.
Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses yang dapat menjadi teladan dalam pembentukan perilaku peserta didik secara unggul khususnya dalam tata kelola lingkungan.
Bidang Standar Penilaian (Bidang Penilaian) Melaksanakan penilaian sesuai dengan standar penilaian khususnya Standar Penilaian Kurikulumm 2013 dan integrasi tata kelola lingkungan Bidang Standar Pengelolaan (Bidang Pengelolaan Sekolah) 3. Bidang Manajemen sekolah a.
Mengembangkan pedoman sekolah yang sesuai dengan Standar Pengelolaan.
b.
Menciptakan suasana dan kultur sekolah sekolah yang konduktif dengan ditandai kedisiplinan, etos kerja yang tinggi seluruh warga sekolah, peka terhadap lingkungan, dan dijiwai dengan semangat keberagamaan sehingga terwujud budaya sekolah yang efektif.
c.
Mewujudkan
manajemen
berbasis
sekolah
yang
ditandai
dengan
prinsip
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif melalui kegiatan koordinasi dan pencitraan sekolah yang efektif d.
Mengembangkan secara konsisten pelaksanaan manajemen mutu sesuai sertifikat ISO 9001:2008 tentang manajemen mutu.
e.
Mengembangkan hubungan “sister school” dengan sekolah dalam negeri.
f.
Mengembangkan sistem informasi manajemen berbasis internet yang mampu mendukung proses pembelajaran.
g.
Mewujudkan sekolah yang mengadopsi nilai-nilai, seperti sifat multi-kultural, bebas rokok, bebas narkoba, bersih dan hijau (clean and green), bebas kekerasan (bullying), prinsip kesetaraan gender, dan menerapkan nilai demokratis dalam memperlakukan peserta didik secara adil dalam belajar.
4. Bidang Akreditasi Sekolah Menyiapkan dokumen untuk mempertahankan nilai akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah-Madrasah (BAP – SM) peringkat “A” dengan nilai lebih dari 96.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
68
Panduan Pengembangan KTSP
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.
Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan yang peduli dengan lingkungan.
2.
Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional melalui penilaian kinerja
Bidang Keuangan dan Pembiayaan 1.
Mengembangkan sistem pembiayaan yang mampu menunjang proses pendidikan dan pembelajaran secara bermutu sesuai dengan standar pembiayaan.
2.
Mengembangkan sistem pembayaran online dengan bekerja sama dengan pihak bank yang mampu diakses oleh stakeholders sekolah secara mudah, transparan, dan akuntabel.
3.
Mengembangan sistem pelaporan yang transparan dan akuntabel.
Bidang Sarana dan Prasarana Fisik
1. Meningkatkan fungsi sarana prasarana sekolah melalui kegiatan perawatan sarpras. 2. Mengembangan sarana prasarana dan lingkungan sekolah sesuai dengan tuntutan standar sarana prasarana dalam rangka mewujudkan sekolah yang memiliki tata kelola lingkungan dan ramah anak
@2015, Dit. Pembinaan SMA
69
Panduan Pengembangan KTSP
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan yuridis, dan landasan pedagogis. Landasan filosofis dasar penyusunan kurikulum 2013 sebagai berikut : 1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. 2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. 3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
@2015, Dit. Pembinaan SMA
70
Panduan Pengembangan KTSP
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. 4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Landasan yuridis Kurikulum 2013 sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional,
beserta
segala
ketentuan yang
dituangkan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan 4. Peraturan
Pemerintah
Nomor
19
Tahun
2005
tentang
Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Landasan pedagogis Kurikulum 2013, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Landasan
Sosiologis
Kurikulum
2013,
kurikulum
dikembangan
dengan
bertumpu pada kondisi masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan Permendikbud No 69 tahun 2013 menjelaskan landasan-landasan di atas berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan
pengembangan
muatan
lokal
pada
tingkat
daerah
serta pedoman
pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Atas. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas merupakan pengorganisasian
kompetensi
inti,
mata pelajaran,
beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan konsep di atas, maka struktur dan muatan kurikulum pada Kurikulum SMA Negeri 1 Demak dikembangkan. Secara rinci struktur dan muatan kurikulum dikembangkan sebagai berikut :
@2015, Dit. Pembinaan SMA
71
Panduan Pengembangan KTSP
A.
Struktur Kurikulum Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 32 tahun 2013 dan Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 yang dimaksud dengan struktur kurikulum adalah pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, beban belajar, pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Secara tegas dinyatakan bahwa struktur kurikulum adalah pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap mata pelajaran dan atau program pendidikan. Mengingat pada tahun pelajaran 2013/2014, SMA Negeri 1 Demak ditetapkan sebagai sekolah sasaran (piloting) untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, maka struktur kurikulum sekolah SMA Negeri 1 Demak sebagai berikut: 1. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak X Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak kelas X dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas X memiliki 44 jam pelajaran yang terdiri atas 42 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal dari provinsi dan kabupaten. b. Program peminatan yang dipilih disediakan sekolah terdiri atas peminatan matematika dan ilmu alam dan peminatan ilmu-ilmu social. c. Struktur Kurikulum kelas X terdiri atas mata pelajaran kelompok wajib A, kelompok mata pelajaran wajib B, kelompok mata pelajaran peminatan C yang terdiri atas kelompok mata pelajaran peminatan akademik dan kelompok mata pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan, dan mata pelajaran muatan local yang dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran wajib B. d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas X disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut:
@2015, Dit. Pembinaan SMA
72
Panduan Pengembangan KTSP
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas X Komponen
Alokasi Waktu Semester 1
Semester 2
1. Pendidika Agama dan Budi Pekerti
3
3
2. Pendidikan Pancasila dan
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4. Matematika
4
4
5. Sejarah Indonesia
2
2
6. Bahasa Inggris
2
2
7. Seni Budaya
2
2
8. Pendidikan Jasmani, Olaha Raga dan
3
3
9. Prakarya dan kewirausahaan
2
2
10.Bahasa Jawa
1
1
11.BTQ
1
1
12
12
3
3
3
3
3
3
3
3
A. Mata Pelajaran kelompok A (Wajib)
Kewarganegaraan
B. Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib)
Kesehatan
C. Mata Pelajaran Kelompok C (Peminatan) 12. Mata Pelajaran peminatan akademik a. Matematika dan Ilmu Alam 1) Matematika 2) Fisika 3) Kimia 4) Biologi
b. Ilmu-Ilmu Sosial
@2015, Dit. Pembinaan SMA
73
Panduan Pengembangan KTSP
1) Ekonomi 2) Sejarah 3) Sosiologi 4) Geografi
12. Mata Pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan
3
3
3
3
3
3
3
3
6*)
6*)
3
3
3
3
3
3
3
3
6*)
6*)
3
3
3
3
3
3
44
44
a. Matematika dan Ilmu Alam 1. Ekonomi 2. Bahasa Perancis. 3. Sejarah 4. Bahasa dan Sastra Inggris. b. Sosial 1) Matematika 2) Bahasa dan Sastra Inggris 3) Bahasa Perancis
Jumlah *) memilih 6 jam pelajaran atau 2 mata pelajaran *) sekolah menyediakan pilihan mata pelajaran sesuai dengan sumber daya yang tersedia 2. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak XI dan XII Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak kelas XI dan XII dapat dijelaskan sebagai berikut:
@2015, Dit. Pembinaan SMA
74
Panduan Pengembangan KTSP
g. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas XI dan XII memiliki 46 jam pelajaran yang terdiri atas 44 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal dari provinsi dan kabupaten. h. Program peminatan yang dipilih disediakan sekolah terdiri atas peminatan matematika dan ilmu alam dan peminatan ilmu-ilmu sosial. i. Struktur Kurikulum kelas XI dan XII terdiri atas mata pelajaran kelompok wajib A, kelompok mata pelajaran wajib B, kelompok mata pelajaran peminatan C yang terdiri atas kelompok mata pelajaran peminatan akademik dan kelompok mata pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan, dan mata pelajaran muatan lokal yang dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran wajib B. j. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. k. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. l. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas XI dan XII disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas XI Komponen
Alokasi Waktu Semester 1
Semester 2
1. Pendidika Agama dan Budi Pekerti
3
3
2. Pendidikan Pancasila dan
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4. Matematika
4
4
5. Sejarah Indonesia
2
2
6. Bahasa Inggris
2
2
2
2
A. Mata Pelajaran kelompok A (Wajib)
Kewarganegaraan
B. Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya
@2015, Dit. Pembinaan SMA
75
Panduan Pengembangan KTSP
8. Pendidikan Jasmani, Olaha Raga dan
3
3
9. Prakarya dan kewirausahaan
2
2
10.Bahasa Jawa
1
1
11.BTQ
1
1
16
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4*)
4*)
4
4
4
4
4
4
Kesehatan
C. Mata Pelajaran Kelompok C (Peminatan) 12. Mata Pelajaran peminatan akademik a. Matematika dan Ilmu Alam 1) Matematika 2) Fisika 3) Kimia 4) Biologi
b. Ilmu-Ilmu Sosial 1) Ekonomi 2) Sejarah 3) Sosiologi 4) Geografi
12. Mata Pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan a. Matematika dan Ilmu Alam 1. Ekonomi 2. Bahasa Perancis. 3. Sejarah 4. Bahasa dan Sastra Inggris. b. Sosial 1. Matematika 2. Bahasa dan Sastra Inggris 3. Bahasa Perancis
@2015, Dit. Pembinaan SMA
76
Panduan Pengembangan KTSP
4
4
4*)
4*)
4
4
4
4
4
4
46
46
Jumlah *) memilih 4 jam pelajaran atau 1 mata pelajaran *) sekolah menyediakan pilihan mata pelajaran sesuai dengan sumber daya yang tersedia B.
Muatan Kurikulum Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri atau kegiatan ekstrakurikuler termasuk ke dalam isi kurikulum. Secara rinci muatan kurikulum dijelaskan sebagai berikut: 1.
Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi. Sesuai dengan 2 kurikulum yang digunakan pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, maka mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Mata Pelajaran Kelas X Secara umum yang membedakan muatan kurikulum pada kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya pengelompokan mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Kelompok mata pelajaran wajib terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib A dan kelompok mata pelajaran wajib B. Kelompok mata pelajaran pilihan adalah kelompok mata pelajaran C yang merupakan kelompok mata pelajaran pilihan yang terdiri atas mata pelajaran pilihan kelompok peminatan akademik dan mata pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan. Kelompok mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
77
Panduan Pengembangan KTSP
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa. Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum 2013, maka kelompok mata pelajaran wajib A terdiri atas 6 mata pelajaran, kelompok mata pelajaran wajib B terdiri atas 3 mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran pilihan C pada pilihan peminatan akademik terdiri atas 4 mata pelajaran sesuai dengan kelompok peminatan yang dipilihnya dan pilihan mata pelajaran lintas kelompok peminatan akademik terdiri atas 2 mata pelajaran sesuai dengan pilihannya. Mata pelajaran di kelompok peminatan wajib diikuti semua peserta didik sesuai dengan kelompok peminatan yang dipilihnya termasuk pilihan mata pelajaran lintas kelompok peminatan yang dipilihnya tersebut. b. Mata Pelajaran Kelas XI dan Kelas XII Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum 2013, maka kelompok mata pelajaran wajib A terdiri atas 6 mata pelajaran, kelompok mata pelajaran wajib B terdiri atas 3 mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran pilihan C pada pilihan peminatan akademik terdiri atas 4 mata pelajaran sesuai dengan kelompok peminatan yang dipilihnya dan pilihan mata pelajaran lintas kelompok peminatan akademik terdiri atas 1 mata pelajaran sesuai dengan pilihannya. Mata pelajaran di kelompok peminatan wajib diikuti semua peserta didik sesuai dengan kelompok peminatan yang dipilihnya termasuk pilihan mata pelajaran lintas kelompok peminatan yang dipilihnya tersebut. 2. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal baik untuk kelas X , XI, dan XII terdiri atas 2 mata pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa Jawa dan mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ). Dua mata pelajaran muatan lokal ini dimasukkan dalam struktur kelompok mata pelajaran wajib B sehingga pada kelompok wajib B terdapat 5 mata pelajaran. Sesuai dengan kerangka dasar pengembangan kurikulum 2013, maka mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan mengikuti ketentuan sepenuhnya baik mengenai
@2015, Dit. Pembinaan SMA
78
Panduan Pengembangan KTSP
kompetensi
inti,
kompetensi
dasar,
proses
pembelajaran,
maupun
proses
penilaiannya. 3. Pengembangan diri Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
kegiatan
ekstrakurikuler.
Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kurikulum 2013 ditegaskan bahwa ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut: 1). Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masingmasing. 2). Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela. 3). Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing. 4). Menyenangkan, yakni
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang
menggembirakan bagi peserta didik. 5). Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan
ekstrakurikuler
dikembangkan
dan
dilaksanakan
dengan
prinsip
membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
79
Panduan Pengembangan KTSP
giat.
Dan
6).
Kemanfaatan
sosial,
yakni
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat. Dokumen tentang ekstrakurikuler diatur tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum SMA Negeri 1 Demak.
4.
Pengaturan Beban Belajar a. SMA Negeri 1 Demak menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem paket. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk
mencapai
standar
kompetensi
lulusan
dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMA Negeri 1 Demak selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu di SMA Negeri 1 Demak adalah 44 jam pelajaran pembelajaran di kelas X dan 46 jam pelajaram di kelas Xi dan XII.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
80
Panduan Pengembangan KTSP
Tabel 5. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka di SMA Negeri 1 Demak
Satuan Pendidikan
SMAN 1 Demak
Kelas
Satu jam pemb. tatap muka (menit)
X s.d. XII
Jumlah jam pemb. Per minggu
Minggu Efektif per tahun ajaran
Waktu pembelajaran per tahun
1584-1760 jam pembelajaran 45
44/46
36-40
(71280 - 79200
Jumlah jam per tahun (@60 menit)
11881320 jam
menit)
d. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 – 60%. e. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi maksimum 60% dari jam tatap muka dalam satu semester. f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni 44 dan 46 jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan dari alokasi minimal didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar pencapaian prestasi akademik siswa. g. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket di SMA Negeri 1 Demak 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
81
Panduan Pengembangan KTSP
h. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun maksimum 6 tahun. SMA Negeri 1 Demak tidak melaksanakan program percepatan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. i.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
5.
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar berkaitan langsung dengan penilaian. PP No. 19 tahun 2005 jo PP 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur tentang penilaian yang terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik, (b) bahan Pengembangan laporan hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
82
Panduan Pengembangan KTSP
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut: Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan pengembangan indikator pencapaian KD, Pengembangan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai, pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD, penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru,
fasilitas
sarana
dan
prasarana).
Pada
awal
semester
pendidik
menginformasikan KKM dan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik. Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran. Hal-hal lain yang belum diatur dikembangkan dalam peraturan akademik. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini meliputi: Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik; Ujian Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut: Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan pendataan KKM setiap mata pelajaran, penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester), penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik, penentuan kriteria kelulusan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
83
Panduan Pengembangan KTSP
ujian sekolah, koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sekolah membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator soal), Pengembangan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal, penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir soal yang ditelaahnya, perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
a. Ketuntasan Belajar Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. Secara kuantitatif sekolah telah menetapkan KKM sebagaimana terlampir sebagai bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
84
Panduan Pengembangan KTSP
Selanjutnya sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, maka ketuntasan belajar peserta didik kelas X dan XI meliputi keseluruhan aspek penilaian sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 66 tahun 2013 dan Permendikbud No. 81A tahun 2013. Cakupan penilaiannya meliputi seluruh Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada aspek sikap spiritual (KI-1), aspek sikap sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI3),
Predikat
dan
Nilai Kompetensi Pengetahuan
Keterampilan
A
4
4
A-
3.66
3.66
B+
3.33
3.33
B
3
3
B-
2.66
2.66
C+
2.33
2.33
C
2
2
C-
1.66
1.66
D+
1.33
1.33
D
1
1
Sikap SB
B
C
K
aspek keterampilan (KI-4). Penilaian dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip, prosedur, acuan, dan mekanisme penilaian sebagaimana diatur dalam standar penilaian yang bersifat autentik dengan mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Capaian kompetensi peserta didik aspek pengetahuan dan ketrampilan menurut Kurikulum 2013 dengan angka 1-4 dengan rentang nilai 0,33 dan dinyatakan dengan predikat A,B,C,D. Capaian kompetensi untuk sikap dinyatakan dengan sangat baik (SB), baik (B), cukup(C), dan kurang (K) yang nilai kuantitatifnya setara dengan aspek KI-3 dan KI-4. Daftar capaian kompetensi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Capaian Kompetensi Peserta Didik Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik
@2015, Dit. Pembinaan SMA
85
Panduan Pengembangan KTSP
dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif. c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran,yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66; Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua). Secara rinci aturan pelaksanaan penilaian mengacu pada Petunjuk Teknis Model Penilaian yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini. Prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai yang meliputi 2 semester. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran sekolah. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di SMAN 1 Demak berhak untuk mengetahuinya. Sekolah melakukan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
86
Panduan Pengembangan KTSP
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Penetapan KKM SMA Negeri 1 Demak merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dilakukan melalui metode kuantitatif dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut: a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik; b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi; c.
guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi; e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep; f.
peserta
didik
yang
cermat,
kreatif
dan
inovatif
dalam
penyelesaian
tugas/pekerjaan; g.
waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat
kesulitan
dan
kerumitan
yang
tinggi,
sehingga
dalam
proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan; h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
87
Panduan Pengembangan KTSP
Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah. a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran; b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, khususnya nilai ujian nasionalnya. sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya. Secara rinci KKM seluruh mata pelajaran di SMA Negeri 1 Demak dapat dilihat pada lampiran tersendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini. 6.
Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Mutasi Siswa a.
Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap, dengan pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester genap. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas
(mastery learning), dimana peserta yang belum mencapai
ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan mampu mencapai KKM dimaksud. Artinya, nilai kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung. 1)
Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas ditetapkan sebagai berikut: a) Peserta didik tidak mencapai ketuntasan belajar minimal (capaian kompetensi lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran. b) Capaian kompetensi dari tiga aspek tidak diakumulasikan dalam satu mata pelajaran. c) Peserta didik dinyatakan tidak naik jika budi pekerti, akhlak mulia, dan kepribadian secara keseluruhan kurang dari baik. d) Peserta didik dinyatakan naik jika perolehan nilai ektrakurikuler wajib minimal memuaskan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
88
Panduan Pengembangan KTSP
e) Aturan lain yang tidak diatur dalam kurikulum ini diatur tersendiri melalui rapat dewan pendidik.
b.
Kelulusan Siswa
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: 1)
menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2)
memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3)
lulus
ujian
sekolah/madrasah
untuk
kelompok
mata
pelajaran
ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan 4)
lulus Ujian Nasional.
c.
Mutasi Siswa
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan pertimbangan nilai laporan capaian kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan perlu untuk menjamin akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes masuk bagi peserta didik yang ingin mutasi ke SMA Negeri 1 Demak untuk mengetahui mengetahui kemampuan peserta didik. 7. Kriteria Peminatan Sesuai dengan kurikulum 2013, peserta didik kelas X harus mulai memilih kelompok peminatan. Pemilihan kelompok peminatan memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran antarkelompok peminatan. Kelompok peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu Alam dan Ilmu-ilmu Sosial. Pemilihan kelompok peminatan dilakukan pada saat setelah pendaftaran peserta didik baru disesuaikan regulasi yang berlaku di tingkat kabupaten atau sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dengan memperhatikan rambu-rambu yang dikeluarkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
89
Panduan Pengembangan KTSP
Pemilihan kelompok peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian Nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikolog. Selain itu, pemilihan kelompok peminatan juga memperhatikan masukan dari orang tua dan minat peserta didik. Peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke semua kelompok peminatan diberi kesempatan untuk memilih sesuai keinginannya. Secara teknis pemilihan kelompok peminatan diatur tersendiri yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini. Peserta didik yang tidak sesuai dengan bakat dan minatnya diberikan kesempatan selama 2 minggu untuk pindah kelompok peminatan. Selanjutnya pada semester kedua di kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah kelompok peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan konseling. Perpindahan kelompok peminatan tidak didasarkan pada alasan perolehan nilai kurang memuaskan yang disebabkan oleh kemalasan atau alasan yang bersifat pribadi. Pemilihan kelompok peminatan harus sama sampai peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan. 8. Pendidikan Kecakapan Hidup Kurikulum untuk SMA Negeri 1 Demak memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran. Kecakapan hidup dintegrasikan dalam mata pelajaran sebagaimana dituangkan dalam silabus mata pelajaran. 9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Kurikulum SMA Negeri 1 Demak memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal lebih dititikberatkan pada pendidikan lingkungan hidup yang terintegrasi dengan mata pelajaran tertentu. Pilihan pendidikan keunggulan lokal ini didasarkan pada keinginan warga sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah adiwiyata. Pendidikan keunggulan global yang merupakan bagian integral dari semua mata pelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan kompetensi lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor sekolah lain. Pendidikan keunggulan global ini
@2015, Dit. Pembinaan SMA
90
Panduan Pengembangan KTSP
diwujudkan pada penetapan target prestasi berdasarkan keunggulan mutu dan prestasi baik akademik maupun non akademik.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
91
Panduan Pengembangan KTSP
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Demak mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut: 1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. 2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. 3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masingmasing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar
Isi
ini
dengan
memperhatikan
ketentuan
dari
pemerintah/pemerintah daerah. 4. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan adalah sebagai berikut:
@2015, Dit. Pembinaan SMA
92
Panduan Pengembangan KTSP
Tabel 11. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya No
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
Minggu efektif belajar
Minimum 36 minggu dan maksimum 40 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2.
Jeda tengah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3.
Jeda antarsemester
Maksimum 2 minggu
Antara semester I dan II
4.
Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5.
Hari libur keagamaan
6.
Hari libur umum/nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7.
Hari libur khusus
Maksimum 1 minggu
Untuk kegiatan tertentu
8.
Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
Berdasarkan rambu-rambu di atas, SMA Negeri 1 Demak menyusun Kalender Pendidikan sebagaimana tercantum pada lampiran ini.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
93
Panduan Pengembangan KTSP
BAB IV PENUTUP
Kurikulum SMA Negeri 1 Demak yang telah tersusun ini akan menjadi pedoman bagi sekolah dan menjadi acuan seluruh stake holders sekolah selama 1 tahun pelajaran 2014/2015. Sesuai dengan tuntutan penjaminan sekolah SMA, maka penyesuaian-penyesuaian akan terus dilakukan agar terwujud sekolah yang bermutu. Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus dibutuhkan. Tanpa dukungan yang nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stake holders sekolah dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Akhirnya, kita berharap masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan kurikulum SMA Negeri 1 Demak pada tahun ini dan pada tahun-tahun yang akan datang.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
94
Panduan Pengembangan KTSP
Lampiran 4: Contoh Kalender Akademik
PERHITUNGAN JUMLAH JAM BELAJAR EFEKTIF SMA NEGERI 1 DEMAK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional TAHUN PELAJARAN 2013/2014. JUMLAH NO.
SEMESTER
1
I
BULAN
II
HARIHARI PERTAMA MASUK
3
Juli
2013
12
Agustus
2013
12
September
2013
23
Oktober
2013
22
-
November
2013
25
-
Desember
2013
6
-
Januari
2014
Jumlah 2
HARI EFEKTIF SEKOLAH
100
Januari
21
Februari
2014
24
Maret
2014
12
@2015, Dit. Pembinaan SMA
KEGIATAN TENGAH SMT/UN/US/ ULANGAN
MENGIKUTI UPACARA
LHB
AKHIR SMT
-
2
-
2014
JUMLAH HARI LIBUR
UMUM
JML HARI
-
17
1
4
14
31
-
5
-
-
30
4
1
-
31
4
1
-
30
5
1
-
31
-
11
1
7
3
HR RAYA
2
4 -
MINGGU
17
1
1
13
95
7
24
3
14
170
3
4
3
31
4
0
28
5
1
31
Panduan Pengembangan KTSP
April
2014
21
Mei
2014
22
2014
6
Juni Juli Jumlah
4 2 11
1
7 11 21 28
2014
Jumlah Dalam 1 Tahun Pelajaran
106 206
0 3
28 45
2 3
1 2
4
1
30
4
3
31
8 11
30 12 193 363
5 1 27 51
Demak, …. Juli 2013 Kepala Sekolah,
Drs. Suyanto, M.Pd. NIP. ………………………
@2015, Dit. Pembinaan SMA
96
0 14
Panduan Pengembangan KTSP
URAIAN KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NO.
TANGGAL
KEGIATAN
1
29 Juni 2013
Evaluasi diri smt 2 Tahun Pelajara 2012/2013
2
7 s.d 8 Juli 2013
Revisi KTSP 2012/2013
3
9 s.d 10 Juli 2013
IHT
15 Juli 2013 Tanggal 15-17 Juli 2013 Tanggal 1 Agustus 2013 Tanggal 1 s.d 7 Agustus 2013 Tanggal 8,9 Agustus 2013 Tanggal 10 - 16 Agustus 2013 Tanggal 17 Agustus 2013 Tanggal 4-5 september 2013 Tanggal 8 September 2013 Tanggal 23-30 September 2013 Tanggal 30 September 2014 Tanggal 1 Oktober 2012 Tanggal 2-8 Oktober 2013 Tanggal 16-19 Oktober 2013 Tanggal 15 Oktober 2013 Tanggal 28 Oktober 2013 Tanggal 5 November 2013 Tanggal 10 November 2013 Tanggal 11-16 November 2013 Tanggal 18 November 2013 Tanggal 19-5 November 2013 Tanggal 9-14 Desember 2013
Pembagian Kelas dan Daftar Ulang Tapel 2013/2014 Hari-hari Pertama Masuk Satuan Pendidikan (MOS Kelas X) HUT SMA Negeri 1 Demak Libur Sebelum Idul Fitri 1434 H (1 Syawal 1434 Hijriyah) Libur Hari Raya Idul Fitri 1434 H (1 Syawal 1434 Hijriyah) Libur Sesudah Idul Fitri 1434 H (1 Syawal 1434 Hijriyah) Mengikuti Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI Gelar Perguruan Tinggi dalam ragka HUT SMA N 1 Demak Mengikuti Upacara Peringatan Hari Aksara Internasional Pembuatan Soal Mid Semester (MGMP Sekolah) Pengumpulan Soal Ulangan Tengah Semester Satu Mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila Penggandaan Naskah Ulangan Tengah Semester Satu Kegiatan Jeda Semester Gasal Libur Umum (Hari Raya Idul Adha/10 Dzulhijah 1434 H) Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1435 H) Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan Pembuatan Soal Ulangan Akhir Semester 1 (MGMP Sekolah/Kabupaten) Pengumpulan Soal Ulangan Akhir Semester Satu Penggandaan Naskah Ulangan Akhir Semester Satu Ulangan Akhir Semester 1
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
@2015, Dit. Pembinaan SMA
97
Panduan Pengembangan KTSP
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Tanggal 16-20 Desember 2013 Tanggal 21 desember 2013 Tanggal 25 Desember 2013 Tanggal 23 Desember 2013 - 04 Januari 2014 Tanggal 1 Januari 2014 Tanggal 14 Januari 2014 Tanggal 31 Januari 2014 tanggal 3-6 Februari 2014 tanggal 25-28 Februari 2015 Tanggal 3-11 Maret 2014 Tanggal 13 Maret 2013 Tanggal 1-7 Maret 2014 Tanggal 8 Maret 2014 Tanggal 10-14 Maret 2014 Tanggal 17- 20 Maret 2014 Tanggal 14-17 April 2014 Tanggal 18 April 2014 Tanggal 21-24 April 2014 Tanggal 2 Mei 2014 Tanggal 14 Mei 2014 Tanggal 20 Mei 2014 Tanggal 27 Mei 2014 Tanggal 29 Mei 2014 Tanggal 9-14 Juni 2014 Tanggal 16-20 Juni 2014 Tanggal 21 Juni 2014 Tanggal 23 Juni-12 Juli 2014 Tanggal 14 Juli 2014
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Persiapan Penyerahan Buku Laporan hasil Belajar Semester Gasal Penyerahan Buku Laporan Hasul Belajar (BLHP) Semester Gasal Libur Umum (Hari Raya Natal) Libur Akhir Semester Gasal Perkiraan Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2014) Perkiraan Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 Hijriyah) Perkiraan Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2565) TO 1 TO 2 Ujian Sekolah/Madrasah Tertulis SMA/MA/SMALB dan SMK Perkiraan Libur Umum (Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936) Pembuatan Soal Mid Semester (MGMP Sekolah) Pengumpulan Soal Ulangan Tengah Semester 2 Penggandaan Naskah Ulangan Tengah Semester 2 Kegiatan Jeda Semester Genap/TO3 Perkiraan Ujian Nasional SMA/MA/SMALB dan SMK (Utama) Perkiraan Libur Umum (Wafat Isa Al Masih) Perkiraan Ujian Nasional SMA/MA/SMALB dan SMK (Susulan) Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Perkiraan libur Umum (Kenaikan Isa Almasih) Mengikuti Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Perkiraan Libur Umum (Peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW 1435 Hijriyah) Perkiraan Libur Umum (hari Raya Waisak Tahun 2558) Ulangan Akhir Semester Genap/Kenaikan Kelas Remedial/Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhit tahun Pelajaran 2013/2014 Permulaan Tahun Pelajaran 2014/2015 Demak, Juli 2013 Kepala Sekolah,
98
Panduan Pengembangan KTSP
KALENDER PENDIDIKAN DAN HARI BELAJAR EFEKTIF SMA NEGERI 1 DEMAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HARI / BULAN MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU HARI / BULAN MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
JULI 2013
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
12 hari 14 21 15 22 16 23 17 24 18 25 19 26 20 27
AGUSTUS 2013
28 29 30 31
JANUARI 2014
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
12 hari 11 18 12 19 13 20 14 21 15 22 16 23 17 24
25 26 27 28 29 30 31
SEPTEMBER 2013
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
FEBRUARI 2014
21 hari 5 12 19 26 2 6 13 20 27 3 7 14 21 28 4 1 8 15 22 29 5 2 9 16 23 30 6 3 10 17 24 31 7 4 11 18 25 1 8 KETERANGAN : : Tahun Pelajaran 2012/2013
16 hari 9 16 10 17 11 18 12 19 13 20 14 21 15 22
25 hari 15 22 16 23 17 24 18 25 19 26 20 27 21 28
OKTOBER 2013
29 30 1 2 3 4 5
MARET 2014
23 24 25 26 27 28 1
2 3 4 5 6 7 8
12 hari 9 16 10 17 11 18 12 19 13 20 14 21 15 22
6 7 8 9 10 11 12
20 hari 13 20 14 21 15 22 16 23 17 24 18 25 19 26
NOVEMBER 2013
27 28 29 30 31 1 2
APRIL 2014
23 24 25 26 27 28 29
30 31 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
20 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
25 hari 10 17 11 18 12 19 13 20 14 21 15 22 16 23
3 4 5 6 7 8 9
24 25 26 27 28 29 30
DESEMBER 2013
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
MEI 2014
27 28 29 30 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
22 hari 11 18 12 19 13 20 14 21 15 22 16 23 17 24
6 hari 15 22 16 23 17 24 18 25 19 26 20 27 21 28
29 30 31
JUNI 2014
25 26 27 28 29 30 31
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
6 hari 15 22 16 23 17 24 18 25 19 26 20 27 21 28
:
Libur sebelum & Sesudah HRIF
:
Ujian Nasional
Demak, ….. Juli 2013 Kepala Sekolah,
29 30
:
Hari pertama masuk sekolah/MOS
:
Libur Hari Raya Idul Fitri
:
Ujian Sekolah
:
Hari belajar efektif
:
Midsemester
:
Try Out UN
:
HUT Sekolah
:
Ulangan Semester Gasal/Genap/Remidial
:
Evaluasi dan sambung rasa
:
Libur umum
:
Pembagian rapor
:
Outclass learning Bali
Drs. Suyanto, M.Pd.
:
Mengikuti upacara hari besar nasional
:
Libur semester
:
Pengembangan Diri Sabtu jam 7 & 8
NIP. 19680313 199512 1 003
@2015, Dit. Pembinaan SMA
99
30
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA
100