Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA. Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskahnaskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskahnaskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,
Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001
@2015, Dit. Pembinaan SMA
ii
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Tujuan...................................................................................... 2 C. Landasan Hukum .......................................................................... 2 D. Sasaran ..................................................................................... 3 BAB II KONSEP KEWIRAUSAHAAN ............................................................... 4 A. Pengertian ................................................................................. 4 B. Pengembangan dan Pengelolaan ....................................................... 5 C. Ruang Lingkup Pembinaan Kewirausahaan ............................................ 7 BAB III PELAKSANAAN PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN ...................................... 12 A. Melalui Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ...................... 12 B. Melalui Implementasi Nilai-Nilai Kewirausahaan ................................... 19 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI .......................................................... 23 A. Monitoring ............................................................................... 23 B. Evaluasi .................................................................................. 23 BAB V PENUTUP................................................................................. 25 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 26 Lampiran 1. Kompetensi Dasar Prakarya dan Kewirausahaan ....................... 27 Lampiran 2. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas X ...................... 51 Lampiran 3. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas XI ...................... 53 Lampiran 4. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas XII ..................... 55
@2015, Dit. Pembinaan SMA
iii
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerangka Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019
bertujuan
membentuk insan serta ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong. Strategi pertama Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan antara lain: menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi dalam ekosistem pendidikan. Strategi yang kedua Peningkatan mutu dan akses, antara lain: meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun, meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik dan inovasi. Tantangan internal yang dihadapi bangsa Indonesia terutama semakin meningkatnya jumlah penduduk usia produktif yang akan mencapai puncaknya pada tahun 20202035 pada saat angkanya mencapai 70%. Perkembangan penduduk ini merupakan bonus demografi yang harus dimanfaatkan menjadi sumberdaya manusia Indonesia yang memiliki kompetensi dalam hal penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, sehingga membentuk karakter generasi penerus bangsa menjadi warga negara yang mandiri dalam meniti masa depan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan tantangan eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, serta kebangkitan industri kreatif dan budaya. Semua ini hendaknya dapat dimanfaatkan untuk dapat menguatkan budaya lokal, nilai-nilai karakter sebagai pembangunan kembali potensi lokal, pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang dan dasar pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, sehingga mampu membangun citra dan identitas bangsa, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif. Kenyataan menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di perguruan tinggi pada tahun 2013 sebesar 29,9 % artinya bahwa anak usia 19-23 tahun (lulusan SMA dan SMK) tidak semuanya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, sebanyak 70,1 % tidak dapat melanjutkan, sementara sebagian mereka belum memiliki keterampilan untuk terjun dimasyarakat. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki sikap, minat dan perilaku berwirausaha yang baik.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
1
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional, terutama yang mengarah pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan sikap dan perilaku wirausaha, dalam pengelolaan pendidikan diharapkan mampu menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan output pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akademik maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan perilaku kewirausahaan yang tinggi. Sejalan dengan hal tersebut di atas, Direktorat Pembinaan SMA memberi perhatian khusus terhadap peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA melalui penyusunan naskah Model Kewirausahaan di SMA. Naskah ini disusun dengan tujuan agar satuan pendidikan dapat melaksanakan program kewirausahaan dengan baik sehingga peserta didik memiliki karakter wirausaha,
memahami
konsep
kewirausahaan,
mampu
melihat
peluang,
mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan. B. Tujuan Naskah ini disusun dengan tujuan: 1. Memberikan pemahaman dalam pelaksanaan kewirausahaan di SMA. 2. Memberikan model pada satuan pendidikan dalam melaksanakan kewirausahaan. 3. Memberikan model pembinaan bagi para pembina serta pemangku kepentingan dalam melakukan pembinaan, pengawasan, dan dukungan untuk keberhasilan dalam pelaksanaan kewirausahaan di SMA. 4. Melaksanakan program kewirausahaan di SMA sesuai dengan konsep yang diharapkan.
C. Landasan Hukum 1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang diperbaharui dengan Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan diperbaharui lagi
@2015, Dit. Pembinaan SMA
2
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urutan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota; 5. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/MA; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah; 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran; 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
D. Sasaran Sasaran penggunaan naskah ini adalah: 1. Satuan Pendidikan. 2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi 3. Pemangku kepentingan lainnya.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
BAB II KONSEP KEWIRAUSAHAAN A. Pengertian Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat diterapkan dalam bentuk penerapan kreatifitas dan keinovasian. Seperti dikemukanan Thomas W. Zimmerer (1996), “Entrepreneurship is the result of disciplined, systematic prossec of applying creativity and innovations to needs and opportunities in the marketplace”. Kewirausahaan merupakan hasil dari suatu disiplin, proses sitematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Inti kewirausahaan terletak pada kreativitas dan inovasi. Menurut Suryana (2013:15), kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Sementara itu, inovasi adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang. Sesuatu yang baru dan berbeda dapat diciptakan oleh wirausahawan, seperti proses, metode, barang-barang, dan jasa-jasa. Sesuatu yang baru dan berbeda inilah yang merupakan nilai tambah dan keunggulan. Keunggulan adalah daya saing, dan daya saing adalah peluang untuk meraih sukses. Dengan kreativitas, wirausahawan dapat melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu yang baru serta berbeda. Dengan demikian, rahasia kewirausahaan sebenarnya terletak pada kreatifitas dan keinovasian untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kesuksesan berwirausaha akan tercapai apabila seseorang berpikir kreatif dan inovatif menciptakan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan caracara baru (Zimmerer, 1996:51). Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk mengenal konsep kewirausahaan, latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha, menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi berwirausaha. Oleh karena itu program kewirausahaan di SMA harus menjadi alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengelola peluang usaha serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat serta memiliki kemampuan untuk menghadapi persaingan global.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
4
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
B. Pengembangan dan Pengelolaan 1. Pengembangan Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan kewirausahaan: a. Pengembangan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk mewujudkan manusia wirausaha di lingkungan sekolah, tidak perlu merevisi kurikulum secara total. Pengembangan kurikulum dalam rangka menanamkan jiwa wirausaha pada peserta didik dapat dilakukan dengan cara mengembangkan KTSP yang telah ada dengan mengaktualisasikan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dengan program-program nyata kewirausahaan di sekolah. b. Peningkatkan Peran Sekolah dalam Mempersiapkan Wirausaha. Hakikat persiapan seorang wirausaha adalah dalam segi penempaan sikap mental wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan seorang wirausaha terletak pada penempaan semua daya kekuatan pribadi peserta didik untuk menjadikannya dinamis dan kreatif, disamping mampu berusaha untuk hidup maju dan berprestasi.. Salah satu ciri seorang wirausaha adalah memiliki kepribadian yang kuat. c. Pengembangan dalam Pengorganisasian Proses Pembelajaran. Proses
pembelajaran
dilaksanakan
agar
peserta
didik
mengalami
perkembangan pribadi yang integratif, dinamis, dan kreatif. Hal ini tidak berarti bahwa pengorganisasian yang sudah berlaku di sekolah itu harus dihilangkan. Pengorganisasian yang sudah ada biar berlangsung terus, yang penting perlu dicari cara pengorganisasian lain untuk menunjang proses belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk aktif belajar dari kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Selain itu alternatif lain untuk mengembangkan organisasi pengalaman belajar peserta didik adalah pelaksanaan pembelajaran yang berbasis unit produksi. Sebagai contoh
pada
pembelajaran
materi
produksi,
peserta
didik
dilatih
keterampilan untuk memproduksi karya. Selanjutnya hasil produksi dititipkan dalam unit produksi di sekolah untuk digunakan sebagai latihan menjual pada saat
penyampaian
materi
distribusi.
Bentuk
ini
bukanya
mengganti
pengorganisasian yang sudah ada melainkan sebagai variasi pengalaman belajar peserta didik. d. Pengembangan Proses Kelompok.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
5
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Hubungan pribadi antar peserta didik di dalam kelas mempunyai pengaruh terhadap belajar mereka. Aktivitas belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh perasaannya tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan guru-guru serta teman-temannya. Pertumbuhan peserta didik banyak tergantung pada suasana emosional dari kelompok kelasnya. Proses-proses kelompok di kelas bukan hanya mempengaruhi perasaan dan sikap para peserta didik, tetapi juga mempengaruhi hasil belajar mereka. Hal ini guru dituntut untuk berusaha
mengadakan
modifikasi-modifikasi
terhadap
proses-proses
kelompok peserta didik di dalam kelas agar tumbuh dan berkembang jiwa kewirausahaan pada diri peserta didik. e. Pengembangan pada Diri Pendidik Sebelum pendidik melaksanakan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu pendidik
juga
dilatih
kewirausahaan
terutama
yang
terkait
dengan
penanaman jiwa dan perilaku wirausaha (jiwa dan skill kewirausahaan). Akan lebih baik lagi jika pendidik memiliki pengalaman empiris di dalam bisnis. 2. Pengelolaan Pengelolaan kewirausahaan dilakukan melalui berbagai kegiatan baik di kelas, di sekolah, maupun di masyarakat. a. Di kelas, melalui proses belajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang
dirancang
sedemikian
rupa
untuk
pengembangan
pendidikan
kewirausahan. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu tidak selalu diperlukan kegiatan belajar
khusus untuk
mengembangkan nilai-nilai
kewirausahaan. Untuk pengembangan nilai-nilai kewirausahaan memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kewirausahaan itu. Nilainilai kewirausahaan dapat dikembangkan ke setiap mata pelajaran b. Di sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik,
pendidik,
dan
tenaga
kependidikan
di
sekolah.
Program
kewirausahaan dibuat sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah. Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam program sekolah adalah lomba berbagai produk “prakarya” yang telah dihasilkan oleh peserta didik, pameran hasil karya peserta didik, melakukan wawancara kepada tokoh wirausaha, mengundang berbagai narasumber untuk berdiskusi, gelar wicara,
@2015, Dit. Pembinaan SMA
6
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
atau
berceramah
yang
berhubungan
dengan
kewirausahaan,
serta
pengembangan nilai-nilai kewirausahaan pada kegiatan kesiswaan. Pendidikan
kewirausahaan
juga
bisa
dilaksanakan
melalui
kegiatan
pembinaan ekstrakurikuler, yang melatih peserta didik mengembangkan usaha yang terkait dengan bakat dan minat peserta didik. Peran pendidik adalah mengkomunikasikan potensi dan cita-cita secara jelas sehingga dapat menginspirasi setiap peserta didik untuk dapat melihat jiwa kewirausahaan dalam dirinya. c. Di masyarakat, melalui berbagai kegiatan yang diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke tempattempat yang menumbuhkan semangat berwirausaha, melakukan pengabdian masyarakat untuk mengimplementasikan hasil produk “prakarya” agar dapat dimanfatkan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, dan lain-lain.
C. Ruang Lingkup Pembinaan Kewirausahaan Ruang lingkup pembinaan kewirausahaan dilakukan melalui: 1.
Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Pembinaan kewirausahaan melalui aktualisasi pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dikembangkan berdasarkan ruang lingkup materi pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Ruang lingkup mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan
meliputi
aspek
kerajinan,
rekayasa,
budidaya
dan
pengolahan. Adapun aspek mata pelajaran prakarya adalah: a. Kerajinan Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya. Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied art), serta desain kekinian. b. Rekayasa Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: Membuat karya rekayasa elektronika dengan kendali otomatis yang berkembang di wilayah setempat. Lingkup ini memerlukan kesatuan pikir dan kecekatan tangan @2015, Dit. Pembinaan SMA
7
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
membuat susunan mengarah kepada: berpikir kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif. c. Budidaya Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadikan peserta didik berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal. d. Pengolahan Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang dipadukan dengan pikiran serta prakarya. Kompetensi
Dasar
pada
mata
pelajaran
Prakarya
dan
Kewirausahaan
memperhatikan karakteristik pembelajarannya yang meliputi tiga aspek, yaitu produk, proses dan nilai. Aspek produk merupakan media belajar, namun sasaran dan harapan belajar prakarya juga mengembangkan aspek sistem melalui penguatan proses berkarya. Berikut merupakan pemetaan materi pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan, baik untuk kelas X, XI, dan XII.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
8
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Materi: Membuat produk dan pengemasan prakarya Konsep kewirausahaan Perilaku wirausaha
Prakarya Kelas X Kewirausahaan
Materi: Membuat produk dan pengemasan prakarya Menganalisis usaha Merancang usaha Menciptakan usaha
Prakarya
Kelas XI Kewirausahaan
Materi: Membuat produk dan pengemasan prakarya Membuat proposal usaha Mempraktekkan usaha
Prakarya Kelas XII Kewirausahaan
Skema 1 : Pemetaan materi pembelajaran Materi pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan program-program kewirausahaan di sekolah. Sehingga program-program kewirausahaan yang ada di sekolah merupakan aktualisasi/aksi nyata dari pembelajaran prakarya dan kewirausahaan di kelas. 2. Nilai-Nilai Kewirausahaan Nilai-nilai
yang
dikembangkan
dalam
pendidikan
kewirausahaan
adalah
pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh peserta didik maupun warga sekolah yang lain. Namun, di dalam naskah Model Pembinaan SMA ini dipilih beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan beserta diskripsinya adalah sebagai berikut.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
9
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Tabel 1. Nilai dan deskripsi nilai pendidikan kewirausahaan Nilai Kewirausahaan 1. Jujur
Deskripsi Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai habatan
4. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada
5. Inovatif
Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
6. Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
7. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
8. Kerja sama
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
10
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Nilai Kewirausahaan 9. Kepemimpinan
Deskripsi Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama, dan mengarahkan orang lain.
10. Ulet
Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternative
11. Berani Menangung Resiko
Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang menantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja
12. Komitmen
Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
13. Realistis
Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
14. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang yang dipelajari, dilihat, dan didengar
15. Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain
16. Menghargai
Sikap dan tindakan yang mendorong
prestasi
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
@2015, Dit. Pembinaan SMA
11
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
BAB III PELAKSANAAN PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN A. Melalui Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan 1. Perencanaan Tahap awal yang perlu dilakukan sekolah dalam rangka mengembangkan program kewirausahaan adalah menentukan aspek prakarya dan program kewirausahaan. a. Menentukan aspek prakarya Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdiri atas empat aspek yaitu Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan. Dari empat aspek mata pelajaran Prakarya yang tersedia dalam satu tahun ajaran, sekolah wajib melaksanakan minimal 2 aspek Prakarya dan Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya dengan ketentuan telah menuntaskan semua kompetensi dasar pada semester sebelumnya. Penentuan aspek prakarya dapat dilihat pada skema berikut: Ketersediaan pendidik yang berlatar belakang: Kerajinan Rekayasa Budidaya Pengolahan Analisis Potensi Sekolah
Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung praktek: Kerajinan Rekayasa Budidaya Pengolahan
Penetapan aspek prakarya
Skema 2 : Penetapan aspek prakarya Ketentuan pemilihan aspek prakarya dengan mempertimbangkan: 1) Tersedianya tenaga pendidik yang sesuai dengan latar belakang aspek dari Prakarya dan Kewirausahaan yang akan diajarkan, yang meliputi: kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. 2) Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan dan praktek sesuai dengan aspek prakarya yang dipilih b. Menentukan program kewirausahaan Program kewirausahaan yang dikembangkan oleh sekolah harus disesuaikan dengan ruang lingkup materi prakarya dan kewirausahaan. Hal ini dilakukan @2015, Dit. Pembinaan SMA
12
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
agar program tersebut selaras dengan materi dan tuntutan kompetensi pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Penentuan program kewirausahaan dapat dilihat pada skema berikut:
Kelas X
Ruang lingkup materi: Membuat produk dan pengemasan prakarya Konsep kewirausahaan Perilaku wirausaha
Program Kewirausahaan: a. Kunjungan ke tempat usaha b. Mendatangkan tokoh-tokoh wirausaha c. Menjalankan sebuah usaha
Kelas XI
Ruang lingkup materi: Membuat produk dan pengemasan prakarya Menganalisis usaha Merancang usaha Menciptakan usaha
Program Kewirausahaan: a. Melakukan pengamatan pasar b. Mengadakan pameran atau bazar
Kelas XII
Ruang lingkup materi: Membuat produk dan pengemasan prakarya Membuat proposal usaha Mempraktekkan usaha
Program Kewirausahaan: a. Membuat proposal usaha b. Mempraktekkan usaha berdasarkan proposal yang telah disusun
Skema
3 : Program kewirausahaan di SMA Berdasarkan ruang lingkup materi pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA, maka sekolah dapat menetapkan program-program kewirausahaan yang sesuai dengan kondisi sekolah. Model program aktualisasi kewirausahaan di SMA: a. Program kewirausahaan kelas X 1) Kunjungan ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan semangat usaha 2) Mendatangkan
tokoh-tokoh
wirausaha
yang
dapat
menyajikan
pengalaman keberhasilan berwirausaha 3) Menjalankan sebuah usaha untuk menghayati perilaku berwirausaha b. Program kewirausahaan kelas XI 1) Melakukan pengamatan pasar dalam rangka menciptakan peluang usaha 2) Mengadakan pameran atau bazar untuk berwirausaha c. Program kewirausahaan kelas XII 1) Membuat proposal usaha untuk memahami sumber daya yang dibutuhkan,
menganalisis
proses
produksi,
serta
menganalisis
keberhasilan usaha 2) Mempraktekkan usaha berdasarkan proposal yang telah disusun.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
13
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
2. Pelaksanaan Program kewirausahaan yang telah disusun oleh sekolah harus dirancang pada awal tahun ajaran dan dimasukkan pada Kalender Akademik. Program kewirausahaan tersebut harus sesuai dengan karakteristik siswa dan potensi sekolah. Berikut dijelaskan model pelaksanaan program kewirausahaan, sekolah dapat mengembangkan sesuai dengan karakteristik dan potensi masing-masing. a. Magang di unit usaha/produksi Program ini dilakukan oleh siswa kelas X dalam rangka mengembangkan kompetensi menjalankan sebuah usaha untuk menghayati perilaku berusaha. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah melalui kantin sekolah, koperasi siswa, dan lain-lain.
Gambar 1 : Siswa magang di kantin sekolah Hal-hal yang perlu dilakukan siswa saat belajar di unit usaha/produksi: 1) Berkoordinasi dengan pengelola unit usaha/produksi sebelum praktek di lapangan 2) Mengetahui proses produksi, proses pencarian bahan baku, sistem mutu, dan proses pemasarannya. 3) Belajar mengenahi alat-alat dengan mempelajari jenis, spesifikasi, dan kapasitas alat-alat yang digunakan. 4) Mempelajari standar mutu, kegunaan mutu, bagaimana standar dan prosedur mutu dalam membuat produk yang bermutu. 5) Mengenal konsumen, pasar, dan alasan mengapa sebuah produk berhasil atau gagal dipasaran.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
14
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Dengan mencoba dan ikut dalam kegiatan unit usaha/produksi diharapkan akan dapat menambah: 1) Wawasan siswa tentang kewirausahaan; 2) Pengetahuan tentang kewirausahaan, baik dalam teori maupun praktik; 3) Pengalaman siswa, bukan hanya belajar di kelas tetapi juga belajar didunia nyata; 4) Hasrat untuk menjadi wirausaha menjadi tinggi.
Gambar 2 : Siswa magang di koperasi sekolah b. Pameran/Bazar Program ini dilakukan oleh siswa kelas XI dalam rangka mempelajari aspek pemasaran dalam berwirausaha. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah sesuai dengan program yang telah direncanakan. Hal-hal yang perlu diketahui siswa saat melaksanakan pameran/bazar adalah seni menjual, harga jual, kepuasan pelanggan, promosi, negosiasi, serta saluran dan jaringan distribusi.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
15
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Gambar 3 : Kegiatan Bazar disekolah Beberapa hal yang perlu diketahui siswa pada saat kegiatan pameran/bazar: a. Memahami seni menjual Menjual berhubungan langsung dengan kebutuhan dan keluhan pelanggan, pasar, perubahan, persaingan, dan peluang. Oleh karena itu penjual mempunyai informasi paling awal dan penting untuk dijadikan cikal bakal sebuah bisnis. Penjual tidak hanya menjual produk atau bisnisnya saja, tetapi juga menjual kualitas produk tersebut. b. Menetapkan harga jual Untuk menetapkan harga jual harus disesuaikan dengan target pasar, segmen pasar, dan posisi produk pasar. Penentuan harga jual produk dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu: 1)
Harga berdasarkan harga pasar (market based price) Harga ini ditentukan oleh aspek persaingan antar produk yang akan ditawarkan pada konsumen, dengan harga produk dari pesaing yang sudah ada di pasar. Harga berdasarkan pasar ditentukan dengan melihat siapa pesaing yang paling dekat dan potensial dari produk yang akan diluncurkan.
2)
Harga berdasarkan biaya (cost based price) Prinsip penentuan harga berdasarkan biaya produksi ditambah laba yang ditentukan akan mempunyai risiko, yaitu harga yang akan ditawarkan bisa lebih tinggi dari harga produk pesaing.
3)
Harga berdasarkan titik impasnya (break even point based price) Penentuan harga jual produk berdasarkan pada berapa kwantitas (kapasitas) yang diproduksi di mana biayanya bisa ditutup oleh harga jual dikalikan dengan total produksi tanpa profit. Sehingga diperlukan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
16
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
perhitungan berapa biaya per unit, biaya overhead per unit, dan biaya tenaga kerja per unit. c. Menganalisis kepuasan pelanggan Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan adalah: 1)
Sistem keluhan dan saran Sistem ini bisa menggunakan cara formulir isian, kuesioner, uji sampel secara langsung dengan cara tanya jawab.
2)
Survei kepuasan pelanggan secara berkala Sistem keluhan dan saran yang dilakukan lebih dari satu kali agar diperoleh tingkat keakuratan yang lebih baik.
3)
Ghost shopping atau mystery shopper Mempekerjakan seseorang untuk berpura-pura menjadi pembeli. Orang ini akan melaporkan hal-hal positif (kekuatan) dan negatif (kelemahan) dari pelayanan serta manfaat dari sebuah produk.
d. Promosi Ada tiga elemen penting dari sasaran atau target sebuah promosi, yaitu: 1)
Pembentukan merk
2)
Layanan kepada konsumen yang berupa komunikasi dan pemberian informasi
3)
Menciptakan kesetiaan pelanggan.
Ada
enam
kegiatan
dan
rencana
yang
bisa
dilakukan
untuk
mengomunikasikan produk dan merk usaha: 1)
Penjualan personal
2)
Iklan
3)
Promosi penjualan (sales promotion)
4)
Publikasi
5)
Sponsorship
6)
Komunikasi di tempat konsumen yang akan membeli.
e. Negosiasi Langkah-langkah yang harus dipelajari dalam bernegosiasi adalah: 1)
Mengetahui keinginan pihak lain dan menelusurinya terlebih dahulu
2)
Menjelaskan
dengan
baik
risiko-risikonya
bila
negosiasi
gagal
dilakukan 3)
Menawarkan saran-saran dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar negosiasi bisa diselesaikan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
17
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
4)
Mewujudkan tujuan negosiasi, yaitu win-win solution bagi kedua belah fihak sehingga tidah ada yang merasa dikalahkan.
f. Saluran dan jaringan distribusi Saluran distribusi sangat penting karena menginformasikan kepada konsumen mengenahi ketersediaan produk disuatu tempat yang dapat diakses oleh pasar. Jenis saluran distribusi adalah: 1)
Grosir (pengecer berskala besar)
2)
Pemborong (pembeli dalam skala besar)
3)
Pengecer (penjual atau saluran distribusi yang langsung bertransaksi dengan calon pelanggan).
c. Membuat proposal usaha dan mempraktekkannya Program ini dilakukan oleh siswa kelas XII dalam rangka memahami pembuatan proposal usaha dan sekaligus mempraktekkan usaha tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah.
Gambar 4 : Kegiatan praktek usaha Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyusunan proposal usaha adalah: a. Hasil studi kelayakan usaha b. Pemasaran c. Penelitian dan pengembangan d. Masalah pabrik e. Manajemen usaha f. Risiko yang dihadapi g. Masalah finansial, misalnya kebutuhan investasi atau modal, biaya operasional, dan estimasi keuntungan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
18
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
h. Penjadwalan waktu usaha Secara umum, proposal usaha diawali dengan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, dan threats), yaitu analisis kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman risiko yang mungkin dihadapi. Penentuan jenis usaha harus dipersiapkan dengan matang sebelum sampai pada tahap penetapan rencana usaha, terutama dalam hal permodalan dan pengalaman dibidang tertentu. Beberapa petunjuk yang harus dipenuhi dalam penyusunan proposal usaha: a.
menetapkan jenis usaha, aspek produk, pemasaran, teknik penyaluran organisasi, manajemen, dan aspek yuridis.
b.
melaksanakan aspek administrasi.
c.
mengetahui aspek sumber keuangan.
d.
mempelajari kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Setelah proposal selesai dibuat maka dilanjutkan dengan mempraktekkan usaha berdasarkan proposal yang telah dibuat. B. Melalui Implementasi Nilai-Nilai Kewirausahaan Tahap
awal
yang
perlu
dilakukan
dalam
mengimplementasikan
nilai-nilai
kewirausahaan di setiap satuan pendidikan adalah mengkaji sejauh mana Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mengandung nilai-nilai kewirausahaan sudah terinternalisasi pada satuan pendidikan. Berdasarkan kajian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan di setiap satuan pendidikan. Nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan pada pembelajaran akan dapat menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan. Sebagai contoh, dengan penggunaan metode diskusi kelompok di dalam pembelajaran akan mampu menumbuhkan sikap percaya diri dan kerja sama. Adanya kegiatan sekolah yang melibatkan peserta didik dalam pengelolaan koperasi sekolah, kantin dan bisnis center diharapkan mampu menumbuhkan jiwa dan perilaku wirausaha. Dalam mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan perlu dilakukan pemetaan nilai-nilai kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan yang diharapkan di satuan pendidikan. Berikut ini adalah deskripsi nilai-nilai kewirausahaan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
19
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Nilai
Deskripsi
Kewirausahaan Percaya diri
Berani persentasi di dalam kelas Berani memberi tanggapan dalam diskusi kelas
Jujur
Tidak nyontek dalam mengerjakan ulangan/ujian
Mengemukakan rasa senang/tidak senang terhadap pelajaran
Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas
Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum Disiplin
Tertib dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah
Patuh dalam menjalankan organisasi sekolah
Masuk kelas tepat waktu Kerja sama
Mengerjakan tugas secara kelompok Mau berbagi dengan sesama teman
Kreatif
Mengajukan pendapat yang berkenaan dengan suatu pokok bahasan
Mengemukakan gagasan baru Mendiskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri Berani
Menyukai tugas yang menantang
menanggung
Berani menerima akibat dari perbutannya
resiko Kepemimpinan
sendiri
Terbuka terhadap saran dan kritik Bertingkah laku sebagai pemimpin di dalam kelompok
Membagi tugas dalam kelompok Role model
@2015, Dit. Pembinaan SMA
20
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Nilai
Deskripsi
Kewirausahaan Realistis
Berfikir rasional Konsisten antara berpikir dan bertindak Berpikir solutif
Kerja keras
Mengerjakan semua tugas kelas selesai dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan
Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam belajar
Selalu fokus pada pelajaran Mandiri
Melakukan sendiri tugas kelas yang jadi tanggungjawabnya
Tidak tergantung pada orang lain Rasa ingin tahu
Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran
Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi
Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran
Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi Menghargai akan prestasi
Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya
Berlatih keras untuk berprestasi dalam olahraga dan kesenian
Menghargai hasil karya sendiri dan orang lain Komunikatif
Mendengarkan secara aktif Berbicara dengan teman sekelas Berbicara dengan guru , kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya
Menyampaikan pesan dengan berbagai
@2015, Dit. Pembinaan SMA
21
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Nilai
Deskripsi
Kewirausahaan media Tanggung jawab
Melaksanakan tugas-tugas individu Menjalankan tugas kelompok
Komitmen
Mematuhi kesepakatan dengan orang lain Mematuhi kesepakatan terhadap dirinya sendiri
Ulet
Tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas
Melakukan berbagai alternatif cara dalam mengerjakan tugas Tabel 2: Deskripsi nilai-nilai kewirausahaan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
22
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring Monitoring
program
kewirausahaan
merupakan
proses
berkelanjutan
dalam
mengontrol program kewirausahaan pada satuan pendidikan dengan maksud untuk memastikan apakah program kewirausahaan yang telah disusun dapat berjalan dengan baik sesuai dengan langkah atau rencana yang telah disusun sebelumnya. Monitoring dapat dilakukan secara kontinyu, baik bulanan, semesteran, atau tahunan oleh Guru dan Kepala Sekolah. Dalam melakukan monitoring program kewirausahaan, aspek-aspek apa yang harus dipantau, mengacupada rencana aksi/program yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Satuan pendidikan melakukan monitoring dan evaluasi program kewirausahaan dengan prinsip: 1. Berkesinambungan 2. Menjadi umpan balik terhadap perbaikan kegiatan . 3. Memberi manfaat terhadap sekolah 4. Memotivasi warga sekolah 5. Berorientasi pada peraturan yang berlaku 6. Objektif 7. Berorientasi pada tujuan program. Adapun monitoring program pembinaan kewirausahaan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Menyusun rancangan monitoring untuk menentukan : tujuan, sasaran, faktor pendukung dan penghambat, pendekatan, Teknik, dan instrumen, waktu, jadwal monitoring, dan biaya. 2. Melaksanakan monitoring. 3. Menyusun dan melaporkan hasil monitoring kepada pihak yang berkepentingan.
B. Evaluasi Evaluasi program kewirausahaan merupakan sekumpulan aktifitas yang dirancang untuk menentukan nilai atau kesimpulan apakah program kewirausahaan yang telah dirancang berhasil, kurang berhasil, atau gagal. Namun demikian, evaluasi bisa bersifat formatif, artinya temuan evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
23
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
revisi atau perbaikan. Selain itu evaluasi juga untuk menentukan efektif atau tidak, berhasil atau tidak, layak atau tidak program kewirausahaan tersebut sehingga memungkinkan suatu program perlu dilanjutkan atau diberhentikan. Pelaksanaan evaluasi program kewirausahan harus mengacu kepada prinsip evaluasi, yaitu : 1. Berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjutan. 2. Menyeluruh, artinya seluruh aspek dinilai 3. Objektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi 4. Sahih,
yaitu
mengandung
konsistensi
yang
benar-benar
mengukur
yang
seharusnya 5. Terukur 6. Kritis 7. Bermanfaat. Evaluasi program kewirausahaan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan program kewirausahan yang akan dievaluasi 2. Mengidentifikasi sasaran (perorangan, atau kelompok) 3. Mengidentifikasi permasalahan atau isyu yang dipandang penting 4. Menyusun rancangan evaluasi 5. Mengumpulkan data 6. Menganalisis dan menginterpretasi data 7. Mempersiapkan dan menyampaikan laporan evaluasi Evaluasi terhadap pelaksanaan program kewirausahaan dapat dilakukan secara mandiri oleh sekolah (internal) sebagai bentuk dari evaluasi diri. Agar hasilnya lebih objektif, evaluasi dapat dilakukan oleh pihak luar sekolah (eksternal). Hal penting yang harus diperhatikan adalah evaluasi dan monitoring dilakukan berkelanjutan dan pemanfaatan hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menindaklanjuti kelemahan dan mempertahankan atau mengembangkan kekuatan yang dimiliki.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
24
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
BAB V PENUTUP Program pembinaan kewirausahaan di SMA adalah sebuah upaya nyata dalam rangka penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA dengan tujuan agar peserta didik memiliki karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, mampu melihat peluang, mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan. Kewirausahan di SMA bukan program yang terimplementasi sesaat saja, tetapi merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Untuk itu diperlukan pengelolaan dan pembinaan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengembangan program tersebut oleh seluruh komponen sesuai tugas, fungsi dan peran masing-masing. Keberhasilan program kewirausahaan dibangun oleh kinerja semua komponen sekolah yang sinergi antara komponen satu dengan komponen lainnya. Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk mengenal konsep kewirausahaan, latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha, menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi berwirausaha. Oleh karena
itu
program
kewirausahaan
di
SMA
harus
menjadi
alternatif
dalam
mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengelola peluang usaha serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat serta memiliki kemampuan untuk menghadapi persaingan global. Program kewirausahaan yang telah disusun oleh sekolah harus dirancang pada awal tahun ajaran dan dimasukkan pada kalender akademik. Program kewirausahaan tersebut harus sesuai dengan karakteristik siswa dan potensi sekolah. Model pelaksanaan program kewirausahaan: 1.
Magang di unit usaha/produksi
2.
Pameran/Bazar
3.
Membuat proposal usaha dan mempraktekkannya.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
25
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari (2000). Kewirausahaan, CV. Alvabeta, bandung Arismunandar, (2006), Pengembangan Kewirausahaan Sekolah, Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Daryanto, (2012), Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media, 2012 Departemen Perdagangan Republik Indonesia, (2008), Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, Jakarta. Drucker, P.F. (1994), Innovation and Entrepreneurship: Practices and Principles. Penerjemah Rusdi Naib. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Degeng, I N. S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran; Menuju Pribadi Unggul Melalui Perbaikan Proses Pembelajaran, Malang: LP3, UM. Grenville, Kleiser, (1086), Membina Kepribadian Wiraswasta, Pionir Jaya, bandung Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum, (2010), Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta. Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Meredith, Geoffrey G. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: Pustaka Binaman Presindo Suryana, (2013), Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Edisi 4). Salemba Empat, 2013
Jakarta:
Soemahamidjaja, Soeparman. (1980). Membina Sikap Mental Wirausahawan. Jakarta: Gunung Jati.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
26
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Lampiran 1. Kompetensi Dsar Prakarya dan Kewirausahaan Kompetensi Dasar Prakarya dan Kewirausahaan adalah sebagai berikut: 1. Kelas X Kerajinan KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan tekstil 3.3 Memahami proses produksi kerajinan tekstil di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam
27
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
menjalankan sebuah wirausaha kerajinan tekstil 3.5 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan limbah tekstil 3.7 Menganalisis proses produksi kerajinan limbah tekstil di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi karya kerajinan tekstil berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Membuat karya kerajinan tekstil yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha kerajinan tekstil 4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksi karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Membuat karya kerajinan limbah tekstil yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur. 4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil
@2015, Dit. Pembinaan SMA
28
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Rekayasa KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk rekayasa di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk rekayasa dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya. 3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC. 3.3 Memahami proses produksi rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber. 3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus 29
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
KOMPETENSI DASAR listrik DC. 3.5 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya. 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik. 3.7 Memahami proses produksi karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber. 3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha 4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DCberdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya. 4.3 Membuat karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha produk rekayasa sebagai alat komunikasi dengan sumber arus listrik DC 4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksi karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkaryadengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Membuat karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha produk rekayasa alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik
30
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Budidaya KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk budidaya dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan melaksanakan budidaya di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman hias 3.3 Memahami proses produksi budidaya tanaman hias di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha budidaya tanaman hias 3.5 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman pangan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 31
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
KOMPETENSI DASAR 3.6 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman pangan 3.7 Memahami proses produksi budidaya tanaman pangan di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha budidaya tanaman pangan yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha
4.1 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksiusaha budidaya tanaman hias berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Mempraktikan budidaya tanaman hias yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha budidaya tanaman hias 4.5 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman pangan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksibudidaya tanaman pangan berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Mempraktikan budidaya tanaman pangan sesuai teknik dan prosedur. 4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha budidaya tanaman pangan
32
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Pengolahan KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk pengolahan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani 3.3 Memahami proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani 3.5 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan 33
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
lainnya 3.6 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih 3.7 Memahami proses produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Mendesain produk dan pengemasan pengawetan bahan nabati dan hewani yang diawetkan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Membuat karya pengolahan pengawetan bahan nabati dan hewani yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani. 4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksi karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Membuat karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur. 4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih
@2015, Dit. Pembinaan SMA
34
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
2. Kelas XI Kerajinan KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan dari bahan lunak 3.3 Memahami proses produksi kerajinan dari bahan lunak di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Menganalisis peluang usaha kerajinan dari bahan lunak berdasarkan pengamatan pasar di lingkungan wilayah setempat 3.5 Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan keras berdasarkan konsep 35
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
KOMPETENSI DASAR berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras 3.7 Menganalisis proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha kerajinan dari bahan kerasberdasarkan pengamatan peluang usaha
4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Membuat karya kerajinan dari bahan lunak yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menciptakan peluang usaha sesuai dengan produk kerajinan dari bahan lunak yang dihasilkan berdasarkan pengamatan pasar 4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya dari bahan keras berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Menciptakan usaha karya kerajinan dari bahan keras yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 Menyusun aspek perencanaan usaha kerajinan dari bahan keras
36
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Rekayasa KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk rekayasa di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk rekayasa dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat produk rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhana berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhana 3.3 Memahami proses produksi rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhana di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Menganalisis peluang usaha rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhana berdasarkan pengamatan pasar di lingkungan wilayah setempat 3.5 Memahami desain produk dan pengemasan karya rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar berdasarkan konsep 37
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar 3.7 Menganalisis proses produksi usaha rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar berdasarkan pengamatan peluang usaha
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhana berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi karya rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhanaberdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya. 4.3 Membuat karya rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhana yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai dengan teknik dan prosedur 4.4 Menciptakan peluang usaha sesuai dengan produk rekayasa sebagai pembangkit listrik sederhana yang dihasilkan berdasarkan pengamatan pasar 4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar berdasarkan konsep berkarya dan peluang usahadengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksi usaha rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya. 4.7 Membuat karya rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai dengan teknik dan prosedur. 4.8 Menyusun aspek perencanaan usaha rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna dan produk sekitar
@2015, Dit. Pembinaan SMA
38
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Budidaya KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk budidaya dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan melaksanakan kegiatan budidaya di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan hasil budidaya pembenihan ikan konsumsi berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya pembenihan ikan konsumsi 3.3 Menganalisis proses produksi budidaya pembenihan ikan konsumsi di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Menganalisis peluang usahabudidaya pembenihan ikan konsumsi berdasarkan pengamatan pasar di lingkungan wilayah setempat 3.5 Memahami desain produk dan pengemasan hasil budidaya pembenihan ikan hias berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 39
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha budidaya pembenihan ikan hias 3.7 Menganalisis proses produksi usaha budidaya pembenihan ikan hias di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha budidaya pembenihan ikan hias berdasarkan pengamatan peluang usaha
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya pembenihan ikan konsumsi berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksibudidaya pembenihan ikan konsumsiberdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Mempraktikkan budidaya pembenihan ikan konsumsi yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menciptakan peluang usaha sesuai dengan produkbudidaya pembenihan ikan konsumsi yang dihasilkan berdasarkan pengamatan pasar 4.5 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya pembenihan ikan hias berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain proses produksiusaha budidaya pembenihan ikan hias berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Mempraktikanbudidaya pembenihan ikan hias yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 Menyusun aspek perencanaan usaha budidaya pembenihan ikan hias
@2015, Dit. Pembinaan SMA
40
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Pengolahan KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk pengolahan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah 3.3 Menganalisis proses produksi pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Menganalisis peluang usahapengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan pengamatan pasar di lingkungan wilayah setempat 41
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dankreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.5
3.6 3.7
3.8
KOMPETENSI DASAR Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik Memahami proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik berdasarkan pengamatan peluang usaha
4.1 Mendesain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksipengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetikberdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Membuat karya pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menciptakan peluang usaha sesuai dengan produkpengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetikyang dihasilkan berdasarkan pengamatan pasar 4.5 Mendesain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Membuat pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 Menyusun aspek perencanaan usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kosmetik
42
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
3. Kelas XII Kerajinan KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah 3.3 Menganalisis proses produksi usaha kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Memahami pembuatan proposal usahakerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah 3.5 Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah
43
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.7 Menganalisis proses produksi usaha kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis hasil usaha kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi usaha kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Mencipta karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Membuat proposal dan mempraktekkan usaha kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah 4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain proses produksi usaha kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Mencipta karya kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 menyajikan hasil evaluasi usaha kerajinan fungsi pakai dari berbagai bahan limbah berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
44
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Rekayasa KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, @2015, Dit. Pembinaan SMA
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk rekayasa di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk rekayasa dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan karya rekayasa elektronika praktis berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha rekayasa elektronika praktis 3.3 Menganalisis proses produksi usaha rekayasa elektronika praktis di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Memahami pembuatan proposal usaha rekayasa elektronika praktis 3.5 Memahami desain produk dan pengemasan karya rekayasa elektronika dengan kendali otomatis berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha rekayasa elektronika dengan kendali otomatis 45
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR 3.7 Menganalisis proses produksi usaha rekayasa elektronika dengan kendali otomatis di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis hasil usaha rekayasa elektronika dengan kendali otomatis berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa elektronika praktis berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi karya rekayasa elektronika praktis berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya. 4.3 Membuat karya rekayasa elektronika praktis yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai dengan teknik dan prosedur 4.4 Membuat proposal dan mempraktikkan usaha rekayasa elektronika praktis 4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa elektronika dengan kendali otomatis berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksi karya rekayasa elektronika dengan kendali otomatis berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkaryadengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Membuat karya rekayasa elektronika dengan kendali otomatis yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 Menyajikan hasil evaluasi usaha rekayasa elektronika dengan kendali otomatis berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
46
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Budidaya KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk budidaya dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya 2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan melaksanakan kegiatan budidaya di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
@2015, Dit. Pembinaan SMA
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan hasilbudidaya ternak unggas petelur berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha budidaya ternak unggas petelur 3.3 Menganalisis proses produksi usaha budidaya ternak unggas petelur di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Memahami pembuatan proposal usaha budidaya ternak unggas petelur 3.5 Memahami desain produk dan pengemasan budidaya ternak unggas pedaging berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha budidaya ternak unggas pedaging 3.7 Menganalisis proses produksi usaha budidaya ternak unggas pedaging di wilayah setempat melalui
47
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
KOMPETENSI DASAR pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis hasil usaha budidaya ternak unggas pedaging berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
4.1 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya ternak unggas petelur berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksiusahabudidaya ternak unggas petelur berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Mempraktikkan usahabudidaya ternak unggas petelur yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Mengevaluasi proposal dan mempraktikkan usaha budidaya ternak unggas petelur 4.5 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya ternak unggas pedaging berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksiusaha budidaya ternak unggas pedaging berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Mempraktikan usaha budidaya ternak unggas pedaging yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 Menyajikan hasil evaluasi usaha budidaya ternak unggas pedaging berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
48
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Pengolahan KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan @2015, Dit. Pembinaan SMA
1.1
2.1
2.2
2.3
KOMPETENSI DASAR Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk pengolahan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya produk pengolahn di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi 3.3 Menganalisis proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.4 Memahami pembuatan proposal usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi 3.5 Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat 49
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
KOMPETENSI INTI peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
KOMPETENSI DASAR dan lainnya 3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan 3.7 Memahami proses produksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber 3.8 Menganalisis hasil usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
4.1 Mendesain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Mencipta pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Mengevaluasi proposal dan mempraktikkan usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi 4.5 Mendesain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan berdasarkan konsep berkarya dan peluang usahadengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Mencipta karya pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.8 Menyajikan hasil evaluasi usaha pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi produk kesehatan berdasarkan kriteria keberhasilan usaha
50
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Lampiran 2. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas X
KEGIATAN MAGANG
Gambar 5 : Kegiatan magang di kantin Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk menjalankan sebuah usaha dengan cara magang, masing-masing kelompok berjumlah antara 3 – 4 siswa dan memberi nama kelompok, nama kelompok sebaiknya yang terkait dengan produk tempat magang. Magang dapat dilaksanakan di sekolah, misalnya di koperasi sekolah, kantin sekolah dan juga dapat dilakukan di luar sekolah. Siswa secara kelompok membuat perencanaan dalam bentuk proposal yang berisi tentang: 1. Tempat magang 2. Bentuk usaha 3. Waktu kegiatan 4. Tujuan Kegiatan magang ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung berwirausaha, mulai dari menganalisis perencanaan produksi, menentukan bahan dan teknik produksi, menentukan fungsi dan kualitas produk, proses produksi, pengelolaan sumber daya usaha, dan menentukan segmentasi pasar. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan magang adalah melakukan observasi dan secara langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan berwirausaha, yaitu: 1. Menentukan bahan produksi dan teknik produksi Siswa
belajar
@2015, Dit. Pembinaan SMA
bagaimana
cara
menentukan
bahan/material
produksi 51
dan
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
menentukan teknik produksi. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari tentang cara menentukan bahan/material produksi dan menentukan teknik produksi. Siswa diharapkan
dapat
menyampaikan
pendapat
tentang
cara
menentukan
bahan/material produksi dan menentukan teknik produksi. Siswa secara kelompok menganalisis hal-hal penting dalam menentukan bahan/material produksi dan menentukan teknik produksi. 2. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk Siswa belajar bagaimana cara menentukan fungsi dan kualitas produk kerajinan. Ada tiga hal penting dalam menentukan fungsi dan kualitas produk kerajinan, yakni: bentuk, fungsi, dan bahan. Siswa secara kelompok
melakukan kegiatan pengamatan tentang fungsi dan
kualitas produk secara langsung, kemudian mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatannya. 3. Proses Produksi Siswa mengamati proses produksi secara langsung, mulai dari perencanaan produksi sampai dengan hasil produksi.Siswa diharapkan dapat menggunakan
media
foto/video, untuk mengamati dan mengumpulkan informasi tentang berbagai macam proses produksi, serta mampu mengkomunikasikan kepada siswa lainnya pada saat presentasi. 4. Pengelolaan Sumber Daya Usaha Siswa mempelajari tentang pengelolaan sumberdaya usaha. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan/industri dapat dikatagorikan atas enam tipe sumber daya (6M): man (manusia), money (uang), material (fisik), maching (teknologi), method (metode), dan market (pasar). Siswa menganalisis pengelolaan sumberdaya usaha pada perusahaan tempat magang.
Siswa mempelajari tentang enam tipe
sumberdaya (6M). Siswa dapat memanfaatkan media presentasi dalam bentuk powerpoint atau media lainnya, untuk bahan presentasi/laporan. 5. Menentukan Segmentasi Pasar Siswa mempelajari bagaimana cara menentukan segmentasi pasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: selera konsumen, citra produk, sasaran pasar, penentuan harga, dan saluran distribusi. Siswa memperhatikan bagaimana strategi
cara menentukan segmentasi pasar.
Siswa mendokumentasikan semua aktifitas untuk bahan presentasi dan laporan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
52
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Lampiran 3. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas XI
KEGIATAN PAMERAN/BAZAR
Gambar 6 : Kegiatan bazar Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk membuat sebuah usaha dengan cara pameran/bazar, masing-masing kelompok berjumlah antara 3 – 4 siswa dan memberi nama kelompok, nama kelompok sebaiknya yang terkait dengan produk yang dihasilkan. Pameran/bazar dilaksanakan di sekolah, misalnya pada saat ulang tahun sekolah, peringatan hari besar, pertemuan orang tua siswa dan juga dapat dilakukan di luar sekolah. Siswa secara kelompok membuat perencanaan dalam bentuk proposal untuk kegiatan pameran/bazar. Kegiatan pameran/bazar ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung langkah-langkah melakukan wirausaha. Sebelum
melaksanakan
pameran/bazar
siswa
diminta
observasi/wawancara
ke
pengusaha yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka. Jika tidak menemukan, siswa bisa mencari dari internet, buku sumber atau media lainnya. Kemudian siswa mengumpulkan data dan menentukan langkah-langkah kewirausahaan. Diharapkan pada saat kegiatan observasi/wawancara ke perusahaan, orang tua dapat mengawasi dan membimbing putra-putrinya di luar sekolah. Bantuan orang tua dalam memberikan petunjuk dan hal-hal yang berkaitan dengan observasi ini sangat penting. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam persiapan dan kelaksanaan kegiatan pameran/bazar adalah melakukan observasi dan secara langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan berwirausaha, yaitu: 1. Pengemasan
@2015, Dit. Pembinaan SMA
53
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Siswa
melakukan
observasi/pengamatan
tentang
pengemasan
produk
pada
perusahaan. Sebaiknya observasi dilakukan langsung di perusahaan, namun apabila tidak
memungkinkan
dapat
menggunakan
media
video
untuk
melakukan
pengamatan/observasi. Masing-masing kelompok menganalisis kemasan produk, Guru/orang tua mengawasi dan membimbing siswa pada saat observasi dan diskusi. Hasil diskusi ditulis dan didokumentasikan sebagai acuan dalam membuat laporan. Siswa membuat ringkasan dengan media presentasi powerpoint atau media presentasi lainnya. 2. Perawatan Siswa mempelajari perawatan produksi, yang meliputi tujuan dan manfaat dari perawatan produk kerajinan. Siswa yang telah mengetahui perawatan ini dengan baik
diharapkan
dapat
menjelaskan
pada
saat
laporan
dan
dapat
mengimplementasikan pada saat pameran. Diharapkan semua siswa secara aktif untuk mengamati, saling bertanya dan berdiskusi tentang perawatan produk. 3. Menganalisis dan Memanfaatkan Peluang Usaha Siswa
menganalisis
dan
memanfaatkan
peluang
usaha.
Siswa
melakukan
observasi/wawancara ke pengusaha yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka. Jika tidak menemukan, siswa bisa mencari dari internet, buku sumber atau media lainnya. Siswa harus kreatif untuk mengeksplorasi peluang usaha produk. Diharapkan pada kegiatan observasi/wawancara ke pengusaha, orang tua dapat mengawasi dan membimbing putra-putrinya di luar sekolah. Bantuan orang tua dalam memberikan petunjuk dan hal-hal yang berkaitan dengan observasi peluang usaha sangat penting. 4. Menentukan Produk Dalam menentukan produk, siswa harus mengetahui gambaran kebutuhan pasar , menganalisis peluang usaha, dan menciptakan produk. Siswa dapat menggunakan buku sumber tentang pembelajaran wirausaha, di perpustakaan atau media lainnya. 5. Melakukan Wirausaha dalam Bentuk Pameran/Bazar Langkah-langkah
melakukan
wirausaha,
meliputi
tahap
memulai,
tahap
melaksanakan usaha, tahap mempertahankan usaha, dan tahap mengembangkan usaha.
Kegiatan ini dilakukan oleh siswa dalam bentuk pameran/bazar yang
dilakukan disekolah atau di luar sekolah.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
54
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
Lampiran 4. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas XII
BERWIRAUSAHA
Gambar 7 : Menyusun proposal usaha Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk membuat sebuah usaha, masing-masing kelompok berjumlah antara 3 – 4 siswa dan memberi nama kelompok, nama kelompok sebaiknya yang terkait dengan jenis usaha yang di buat. Siswa secara kelompok membuat perencanaan usaha dalam bentuk proposal usaha dan dilanjutkan dengan membuat sebuah usaha. Kegiatan berwirausaha ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana merancang usaha, mulai dari aspek produksi, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek organisasi, struktur organisasi, dan analisis BEP. Aktualisasi kewirausahaan ini diawali dengan melakukan kegiatan pengamatan perencanaan usaha pada perusahaan/industri, namun apabila tidak memungkinkan dapat melakukan pengamatan melalui buku atau media lainnya. Siswa mengamati dan menganalisis berdasarkan aspek produksi, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek organisasi, struktur organisasi, dan analisis BEP usaha produk tersebut. Hasil pengamatan dan analisis tersebut sangat bermanfaat untuk penyusunan proposal usaha. Proposal yang sudah dibuat oleh siswa selanjutnya di aktualisasikan dalam bentuk praktek berwirausaha. Kegiatan berwirausaha dilaksanakan berdasarkan proposal yang telah dibuat dan disetujui oleh pembimbing.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
55
Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA
56