KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya/karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Sripsi ditulis dengan judul “Pendinginan Selama 10 Menit Setelah Latihan Fisik Selama 30 Menit Menurunkan Kejadian Post Exercise Hypotension pada Siswa SMK PGRI-5 Denpasar”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini terlaksana dengan baik berkat adanya bimbingan, arahan, dorongan semangat, sumbangan pikiran, serta bantuan lainnya yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan penghargaan setinggitingginya, serta terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD selaku Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Udayana. 2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 3. Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa Samatra, Sp.S (K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program S1 pada PSPD FK Universitas Udayana. 4. Dr. I Nengah Sandi, S.Si, M.FOr, AIFO selaku pembimbing yang dengan penuh perhatian telah begitu banyak memberikan bimbingan yang sangat berharga. 5. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc, Sp.And selaku penguji yang dengan penuh perhatian memberikan masukan serta saran yang sangat berharga untuk kesempurnaan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah dan pembina olahraga SMK PGRI-5 Denpasar atas izin yang diberikan untuk melakukan penelitian. 7. Siswa SMK PGRI-5 Denpasar atas respon positif dan kesediaannya berpartisipasi dalam penelitian ini. Kepada keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaandan penyelesaian skripsi ini, serta kepada penulis sekeluarga. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi umat manusia secara keseluruhan. Denpasar, 19 Desember 2016 Penulis,
I Made Dwi Jaya iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Denpasar, 19 Desember 2016 Yang menyatakan, Materai Rp. 6000,
I Made Dwi Jaya
v
ABSTRAK PENDINGINAN SELAMA 10 MENIT SETELAH LATIHAN FISIK SELAMA 30 MENIT MENURUNKAN KEJADIAN POST EXERCISE HYPOTENSION PADA SISWA SMK PGRI-5 DENPASAR Post Exercise Hypotension (PEH) adalah turunnya tekanan darah arteri karena mekanisme vasodilatasi pembuluh darah berkesinambungan setelah latihan fisik. PEH dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap tubuh manusia, diantaranya Post Exercise Syncope (PES), yaitu hilangnya kesadaran akibat kurang adekuatnya perfusi darah ke otak yang berujung pada kematian mendadak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pendinginan selama 10 menit setelah latihan selama 30 menit terhadap penurunan kejadian PEH pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan simple randomize pre-post test control group design. Sampel berjumlah 24 orang dari kelas XII yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Latihan selama 30 menit menggunakan metode lari dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum. Setelah latihan, kelompok kontrol tidak diberikan pendinginan sedangkan kelompok perlakuan diberikan pendinginan selama 10 menit dengan metode jogging. Tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) diukur sebelum dan setelah latihan pada menit ke 0, 5, 10, dan 15. Data tekanan darah dianalisis dengan paired T-test dilanjutkan dengan uji Independent T-test dengan kemaknaan α = 0,05. Didapatkan perbedaan bermakna TDS pada kelompok kontrol. Hasil uji statistik dengan Independent T-test ditemukan perbedaan signifikan terhadap penurunan TDS pada menit ke-10 (p = 0,001) dan menit ke-15 (p = 0,044) pada kelompok kontrol sedangkan pada kelompok perlakuan tidak ditemukan ada perbedaan yang bermakna. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendinginan selama 10 menit menurunkan kejadian PEH pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar, sehingga perlu dilakukan pendinginan setelah latihan untuk mengurangi kejadian PEH sebagai faktor resiko terjadinya PES. Kata kunci: post exercise hypotension, post exercise syncope, pendinginan
vi
ABSTRACT COOLING-DOWN FOR 10 MINUTES AFTER 30 MINUTES OF PHYSICAL EXERCISE REDUCING THE INCIDENCE OF POST EXERCISE HYPOTENSION IN SMK PGRI-5 DENPASAR STUDENTS Post Exercise Hypotension (PEH) is a decrease in arterial blood pressure due to the mechanism of continuous vasodilation after exercise. PEH may be a risk factor for the occurrence of Post Exercise Syncope (PES), which is loss of consciousness due to lack of adequate blood perfusion to the brain that leads to sudden death. This study aims to determine the effect of cooling-down procedure for 10 minutes after 30 minutes of exercise to reduce the incidence of PEH in SMK PGRI-5 Denpasar students. This study was an experimental research with randomize pre-posttest control group design. Samples numbered 24 of twelfth grade students were divided into a control group and the treatment group. Exercise for 30 minutes using a run method with 70% intensity of maximum pulse rate. After exercise, the control group was not given cooling-down method while the treatment group was for 10 minutes using jogging method. Systolic blood pressure (SBP) and diastolic blood pressure (DBP) were measured before and in the 0, 5th, 10th, and 15th minute after exercise. The data were analyzed by paired T-test followed by Independent T-test with significance used was α = 0.05. SBP was found significantly different in the control group. The statistical test result with Independent T-test found a significant difference of SBP reduction in the 10th minute (p = 0.001) and 15th minute (p = 0.044) in the control group, while the treatment group was not found significant difference. This study showed that the cooling-down procedure for 10 minutes can reduces the occurrence of PEH in SMK PGRI-5 Denpasar students, so it needs to do this procedure after exercise to reduce the incidence of PEH as a risk factor of PES. Keywords: post exercise hypotension, post exercise syncope, cooling-down
vii
RINGKASAN Post Exercise Hypotension (PEH) adalah turunnya tekanan darah arteri karena mekanisme vasodilatasi pembuluh darah setelah latihan fisik. PEH dapat menjadi faktor resiko terhadap terjadinya Post Exercise Syncope (PES), yaitu hilangnya kesadaran akibat kurang adekuatnya perfusi darah ke otak yang berujung pada kematian mendadak. Posisi berdiri (tanpa melakukan gerakan atau pendinginan setelah olahraga) 5-10 menit setelah berolahraga, diyakini memicu terjadinya peningkatan tekanan vena dan volume darah pada kaki, sebaliknya terjadi penurunan aliran darah ke jantung yang mengakibatkan terjadinya PEH dan berujung pada kejadian PES dalam beberapa kasus. Untuk mencegah terjadinya penurunan tekanan darah yang mendadak setelah berolahraga, sangat dianjurkan untuk melakukan recovery secara aktif dalam kurun waktu tertentu; seperti tetap berjalan setelah melakukan olahraga; melakukan gerakan-gerakan tertentu sehingga aliran darah dapat kembali menuju jantung secara perlahan dan perfusi bekerja secara normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pendinginan selama 10 menit setelah latihan fisik selama 30 menit terhadap penurunan kejadian PEH pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2016 untuk kelompok kontrol dan hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016 untuk kelompok perlakuan bertempat di Lapangan Ngurah Rai Denpasar menggunakan rancangan penelitian eksperimental analitik dengan pre post-test control group design. Pada penelitian ini diperoleh 24 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Selama dua hari data ini diambil secara primer dengan melakukan pengukuran langsung berupa pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum latihan, 0, 5, 10, 15 menit setelah latihan dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum menggunakan sphygmomanometer elektrik pada subjek. Karakteristik subjek dalam penelitian ini yaitu semua subjek berjenis kelamin laki-laki dengan umur 17 sampai 18 tahun. Rerata denyut nadi istirahat pada kelompok kontrol 82,58 ± 9,40 denyut/menit dan 81,33 ± 4,74 denyut/menit pada kelompok perlakuan. Rerata IMT pada kelompok kontrol 21,73 ± 2,09 kg/m 2 dan 21,08 ± 2,21 kg/m2. Kedua kelompok termasuk dalam kategori IMT normal. Rerata tekanan darah sistolik kelompok kontrol sebelum latihan termasuk dalam prahipertensi yaitu 127,58 mmHg menjadi 138,92 mmHg pada menit ke-0; 122,83 mmHg pada menit ke-5; 112,75 mmHg pada menit ke-10 dan 117,67 mmHg pada menit ke-15 setelah latihan. Pada kelompok perlakuan rerata tekanan darah sistolik sebelum latihan termasuk dalam prahipertensi yaitu126,25 mmHg menjadi 129,25 mmHg pada menit ke-0; 124,42 mmHg pada menit ke-5; 124,00 mmHg pada menit ke-10 dan 123,33 mmHg pada menit ke-15 setelah latihan. Rerata tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol sebelum latihan 75,08 mmHg menjadi 74,08 mmHg pada menit ke-0; 70,08 mmHg pada menit ke-5; 72,25 mmHg pada menit ke-10 dan 71,58 mmHg pada menit ke-15 setelah latihan. Pada kelompok perlakuan rerata tekanan darah diastolik sebelum latihan 74,67 mmHg menjadi 78,83 mmHg pada menit ke-0; 77,33 mmHg pada menit ke-5; 77,08 mmHg pada menit ke-10 dan 76,00 mmHg pada menit ke-15 setelah latihan. Hasil uji statistik dengan Paired T-test menunjukkan rerata tekanan sistolik paling jelas terlihat berbeda pada menit ke-10 (p = 0,000) dan menit ke-15 (p = viii
0,002) setelah latihan pada kelompok kontrol. Penurunan yang terjadi pada kelompok kontrol tanpa pendinginan (pendinginan pasif) pada menit ke-10 dan menit ke-15 merupakan hasil dari pengaruh vasodilatasi pembuluh darah berkepanjangan pada pembuluh darah. Tekanan darah diastolik pada kedua kelompok tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hasil uji statistik dengan Independent T-test menunjukkan perbedaan signifikan tekanan darah sistolik antara kedua kelompok pada menit ke-10 (p = 0,001) dan pada menit ke-15 (p = 0,044). Tidak ada perbedaan signifikan tekanan darah diastolik antara kedua kelompok. Perbedaan konsistensi penurunan tekanan darah dapat disebabkan oleh masih terjadinya vasokontriksi pembuluh darah setelah latihan dengan tambahan intensitas olahraga melalui pendinginan selama 10 menit sehingga kejadian vasodilatasi sebagai efek peningkatan suhu setelah olahraga dapat terjadi secara perlahan dan bertahap tanpa adanya penurunan tekanan darah secara mendadak hingga tekanan darah sistolik mencapai keadaan normal. Dapat disimpulkan bahwa pendinginan selama 10 menit setelah latihan fisik selama 30 menit dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum dapat menurunkan kejadian Post Exercise Hypotension dibandingkan dengan tanpa pendinginan, oleh karena itu perlu dilakukan metode pendinginan yang baik setelah melakukan latihan untuk menurunkan angka kejadian PEH sebagai faktor resiko terjadinya PES.
ix
SUMMARY Post Exercise hypotension (PEH) is a decrease in arterial blood pressure due to the mechanism of vasodilation after exercise. PEH may be a risk factor for the occurrence of Post Exercise Syncope (PES), which is loss of consciousness due to lack of adequate blood perfusion to the brain that lead to sudden death. Standing position (without performing movement or cooling-down) 5-10 minutes after exercise, is believed to lead to an increase in venous pressure and blood volume in the leg, otherwise the blood flow to the heart will be decreased so these lead to the occurrence of PEH and PES in some cases. To prevent a sudden drop in blood pressure after exercise, it is recommended to perform active recovery within a certain time; like keep running after exercise; perform certain movements so the blood will flow back to the heart slowly. This study aims to determine the effect of cooling-down method for 10 minutes after 30 minutes of exercise to reduce the incidence of PEH in SMK PGRI-5 Denpasar students. The research was conducted on Wednesday, October 19, 2016 for the control group and Saturday, October 22, 2016 for the treatment group at the Ngurah Rai Denpasar field using analytic experimental study with pre post-test control group design. 24 subjects who met inclusive and exclusive criteria were taken using simple random sampling technique. During the two days, this data is taken up primarily by direct measurement such as measurement of systolic and diastolic blood pressure before exercise, 0, 5, 10, 15 minutes after a workout with 70% intensity of the maximum pulse rate using an electric sphygmomanometer on the subject’s arm. Characteristics of the subjects in this study are all of the subject were men aged 17 to 18 years. The mean resting pulse rate in the control group 82.58 ± 9.40 beats/min and 81.33 ± 4.74 beats/min in the treatment group. The mean BMI in the control group 21.73 ± 2.09 kg/m2 and 21.08 ± 2.21 kg/m2. Both groups are in the normal BMI category. The mean systolic blood pressure before exercise in control group is 127.58 mmHg change to 138.92 mmHg at 0 minute after exercise; 122.83 mmHg in the 5th minute; 112.75 mmHg in the 10th minute and 117.67 mmHg in the 15th minute after exercise. In the treatment group the mean systolic blood pressure before exercise is 126,25 mmHg change to 129.25 mmHg mmHg at 0 minute after exercise; 124.42 mmHg in the 5th minute; 124.00 mmHg in the 10th minute and 123.33 mmHg in the 15th minute after exercise. Mean diastolic blood pressure in the control group before exercise is74.08 mmHg became 75.08 mmHg mmHg at minute 0; 70.08 mmHg in the 5th minute; 72.25 mmHg in the 10th minute and 71.58 mmHg in the 15th minute after exercise. In the treatment group the mean diastolic blood pressure before exercise is 78.83 mmHg became 74.67 mmHg mmHg at minute 0; 77.33 mmHg in the 5th minute; 77.08 mmHg in the 10th minute and 76.00 mmHg in the 15th minute after exercise. The statistical test result with Paired t-test showed the average systolic pressure is the most clearly distinguishable in the 10th minute (p = 0.000) and 15th minute (p = 0.002) after exercise in the control group. The decline that occurred in the control group without cooling-down method (passive cooling-down) in the 10th minute and the 15th minute were the result of the effect of prolonged vasodilation in blood vessels. Diastolic blood pressure in both groups did not change significantly. The statistical test result with Independent T-test showed significant x
difference in systolic blood pressure between the two groups at the 10th minute (p = 0.001) and in the 15th minute (p = 0.044). No significant difference in diastolic blood pressure between the two groups. The difference of blood pressure reduction in both groups may be attributable to the occurrence of vasoconstriction of blood vessels after exercise by the added of exercise duration from cooling-down method for 10 minutes so that the incidence of vasodilatory effects as an increase in temperature after exercise can happen slowly and gradually without any sudden reduction in blood pressure until systolic blood pressure achieves normal circumstances. In conclusion, cooling-down method for 10 minutes after 30 minutes of exercise with 70% intensity of the maximum pulse rate may decrease the incidence of Post Exercise hypotension compared with those without cooling-down procedure, therefore it is necessary to have a well cooling-down after exercise to reduce the incidence of PEH as a risk factor of PES.
xi
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM .................................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ....................v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii RINGKASAN ...................................................................................................... viii SUMMARY .............................................................................................................x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ........................ xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................3 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................4 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................6 2.1 Aktivitas Fisik ........................................................................................6 2.1.1 Definisi.........................................................................................6 2.1.2 Klasifikasi Aktivitas Fisik............................................................6 2.2 Tekanan Darah .......................................................................................7 2.2.1 Definisi.........................................................................................7 2.2.2 Klasifikasi Tekanan Darah ...........................................................8 2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah ...............................8 2.2.3.1 Umur ....................................................................................9 2.2.3.2 Jenis Kelamin .......................................................................9 2.2.3.3 Stres ....................................................................................10 2.2.3.4 Medikasi .............................................................................10 2.2.4 Gangguan Tekanan Darah..........................................................11 2.2.4.1 Hipotensi ............................................................................11 2.2.4.2 Hipertensi ...........................................................................11 2.3 Sistem Kardiovaskular dalam Olahraga ...............................................12 2.3.1 Aliran Darah saat Kontraksi Otot ..............................................12 2.3.2 Keluaran Kerja, Konsumsi Oksigen, Curah Jantung selama Olahraga ....................................................................................13 2.3.3 Kontrol Aliran Darah pada Otot Rangka ...................................14 2.3.4 Penyesuaian Aliran Darah selama Olahraga ..............................15 2.4 Post Exercise Hypotension (PEH) .......................................................16 2.4.1 Definisi.......................................................................................16 2.4.2 Mekanisme Kerja .......................................................................17
xii
2.4.2.1 Pengulangan Mekanisme Barorefleks Pasca Olahraga ......17 2.4.2.2 Mekanisme Sentral .............................................................17 2.4.3 Post Exercise Syncope (PES) .....................................................19 2.4.3.1 Penanganan PES.................................................................19 2.5 Pemanasan ............................................................................................20 2.5.1 Definisi.......................................................................................20 2.5.2 Fisiologis dan Manfaat Pemanasan ............................................21 2.5.3 Jenis Pemanasan.........................................................................22 2.5.3.1 Pulse Raiser .......................................................................22 2.5.3.2 Stretching ...........................................................................22 2.6 Pendinginan ..........................................................................................23 2.6.1 Metode Pendinginan..............................................................26 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................................................................28 3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................28 3.2 Konsep..................................................................................................29 3.3 Hipotesis ...............................................................................................30 BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................31 4.1 Jenis Rancangan Penelitian ..................................................................31 4.2 Subjek Penelitian..................................................................................32 4.3 Variabel Penelitian ...............................................................................35 4.4 Bahan Penelitian...................................................................................37 4.5 Instrumen Penelitian.............................................................................37 4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................38 4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ...................................38 4.8 Alur Penelitian .....................................................................................40 4.9 Pengolahan dan Analasis Data .............................................................41 4.10 Etika Penelitian ..................................................................................41 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................43 5.1 Kondisi Lingkungan Penelitian ............................................................43 5.2 Karakteristik Subjek Penelitian ............................................................44 5.3 Karakteristik Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik, Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kedua Kelompok ....................46 5.4 Uji Normalitas dan Homogenitas Data ................................................48 5.5 Hasil Uji Sebelum dan Sesudah Perlakuan terhadap Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik pada Kedua Kelompok. ................49 5.6 Beda Rerata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik antar Kedua Kelompok .............................................................................................52 5.7 Kelemahan penelitian ...........................................................................55 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................57 6.1 Simpulan ..............................................................................................57 6.2 Saran.....................................................................................................57 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................59
xiii
LAMPIRAN ........................................................................................................66 Lampiran 1
........................................................................................................66
Lampiran 2
........................................................................................................67
Lampiran 3
........................................................................................................68
Lampiran 4
........................................................................................................69
Lampiran 5
........................................................................................................71
Lampiran 6
........................................................................................................72
Lampiran 7
........................................................................................................74
Lampiran 8
........................................................................................................79
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa.............................. 8 Tabel 5.1 Karakteristik Fisik Subjek Penelitian Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan ..................................................................... 44 Tabel 5.2 Rerata Tekanan Darah Sistolik, Diastolik Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Latihan .................... 47 Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data ................................. 49 Tabel 5.4 Hasil Uji Beda Rerata Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan Sesudah Latihan pada Kedua Kelompok . 50 Tabel 5.5 Hasil Uji Beda Rerata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik antara Kelompok Kontrol dengan Kelompok Perlakuan ......................... 52
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Efek Olahraga terhadap Aliran Darah pada Otot Betis selama Kontraksi Ritmis..................................................................................................12 Gambar 2.2 Hubungan antara Curah Jantung dan Keluaran Kerja dan antara Konsumsi Oksigen dan Keluaran Kerja selama Olahraga dengan Level Bervariasi ..................................................................................13 Gambar 2.3 Alur Pengulangan Barorefleks pada PEH ..........................................18 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 29 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 31 Gambar 4.2 Prosedur Pengumpulan atau Pengambilan Data................................ 40
xvi
DAFTAR SINGKATAN
SINGKATAN
ACE
:
Angiotensin Convertase Enzyme
AHA
:
American Heart Association
ATP
:
Adenosine Triphosphate
BB
:
Berat Badan
CDC
:
Centers for Disease Control and Prevention
CVLM
:
Caudal Ventrolateral Medulla
DNI
:
Denyut Nadi Istirahat
GABA
:
Gamma Amino Butiric Acid
IMT
:
Indeks Massa Tubuh
KB
:
Keluarga Berencana
MDMA
:
Methylene Dioxy Meth Amphetamine
NHLBI
:
The National Heart, Lung and Blood Institute
NHS
:
National Health Service
NMS
:
Neurally Mediated Syncope
NSAID
:
Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs
NTS
:
Nucleus Tractus Solitarii
PEH
:
Post Exercise Hypotension
PES
:
Post Exercise Syncope
RAAS
:
Renin-Angiotensin-Aldosterone System
RVLM
:
Rostral Ventrolateral Medulla
SB
:
Simpang Baku
SMK
:
Sekolah Menengah Kanjuruhan
SSP
:
Sistem Saraf Pusat
SSRI
:
Selective Serotonin-Reuptake Inhibitor
TB
:
Tinggi Badan
TDD
:
Tekanan Darah Diastolik
TDS
:
Tekanan Darah Sistolik
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil Penelitian Pendahuluan terhadap Rerata Tekanan Darah Setelah Latihan Selama 30 Menit Tanpa Diberikan Pendinginan ................ 66 Lampiran 2. Jadwal Penelitian .............................................................................. 67 Lampiran 3. Rincian Biaya Penelitian ...................................................................68 Lampiran 4. Ethical Clearance ..............................................................................69 Lampiran 5. Surat Pernyataan Bersedia Mengikuti Penelitian (Informed Consent) ........................................................................................... 71 Lampiran 6. Hasil Penelitian ................................................................................. 72 Lampiran 7. Hasil Analisis Statistik...................................................................... 74 Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Penelitian .................................................... 79
xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipotensi adalah suatu keadaan tekanan darah yang rendah, umumnya terjadi karena kurang adekuatnya tubuh untuk mengembalikan tekanan darah menjadi normal. Pada orang dewasa, tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg. Tekanan darah dikategorikan rendah apabila kurang dari 90/80 mmHg. Tekanan darah yang rendah dapat memicu terjadinya komplikasi yang berat bahkan dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan baik. Dalam hidup manusia, keadaan tekanan darah dapat bersifat fluktuatif karena dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah olahraga (NHLBI, 2010). Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani (Anonim, 2014a). Manfaat olahraga menurut Davis dkk (2014), diantaranya adalah menurunkan resiko terkena penyakit jantung, menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), membantu mencegah diabetes, dan mengurangi resiko kanker pada payudara dan usus besar. Olahraga dapat dilakukan dalam intensitas ringan, sedang, maupun berat. Olahraga dapat bersifat aerobik atau non aerobik (Nordqvist, 2015). Menurut Guyton dan Hall (2012), saat melakukan olahraga, tubuh memerlukan sumber energi yang lebih banyak dibandingkan saat beristirahat. Sebagai kompensasinya tubuh akan mengalami perubahan fisiologis berupa peningkatan tekanan darah sehingga aliran darah ke berbagai jaringan yang mengangkut oksigen dan nutrisi dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Peningkatan tekanan darah yang terjadi dipicu oleh aktivitas simpatik dan
1
2
parasimpatik yang mengakibatkan terjadinya vasokontriksi vena. Kebutuhan oksigen dan nutrisi yang tinggi secara terus menerus tentu tidak sebanding dengan konsentrasi yang ada dalam jaringan. Hal ini mengakibatkan jaringan tubuh yang kekurangan oksigen dan ketidakmampuan pembuluh darah mempertahankan konstriksi akan melepaskan substansi vasodilator yang menyebabkan pembuluh darah berdilatasi (Sandi, 2014). Penurunan aktivitas simpatik yang terjadi ketika tubuh memasuki fase recovery setelah berolahraga, mengakibatkan penurunan transduksi sinyal yang berakibat pada turunnya tekanan darah arteri karena mekanisme vasodilatasi. Kejadian ini disebut sebagai Post Exercise Hypotension (PEH) (Halliwill, 2013). PEH dapat terjadi beberapa menit setelah berolahraga. Olahraga yang dapat mengakibatkan PEH adalah jenis olahraga yang bersifat aerobik, meskipun jenis olahraga yang lain masih dalam penelitian hingga saat ini (Nóbrega, 2013). Menurut Nóbrega (2013), olahraga aerobik yang memiliki efek PEH dianggap sebagai modalitas anti-hipertensi jika dilakukan dalam intensitas sedang. Olahraga intensitas sedang adalah olahraga yang menggunakan 50-70% maksimum detak jantung (CDC, 2015). Kenyataannya pada beberapa kasus, kejadian PEH dapat menjadi faktor resiko terhadap terjadinya Post Exercise Syncope (PES), yaitu hilangnya kesadaran akibat kurang adekuatnya perfusi ke otak yang berujung pada kematian mendadak. PES dapat terjadi apabila terjadi secara bersamaan PEH dan hilangnya kontraksi otot pada olahragawan sesaat setelah melakukan olahraga (Halliwill, 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh Colivicchi dkk (2002), prevalensi kejadian syncope dengan total responden 7568 atlet muda berkisar 6,2 % dalam
3
kurun waktu 5 tahun, khususnya prevalensi terjadinya syncope pasca-olahraga berkisar 12 % (Allisson, 2015). Posisi berdiri (tanpa melakukan gerakan atau pendinginan setelah olahraga) 5-10 menit setelah berolahraga, diyakini memicu terjadinya peningkatan tekanan vena dan volume darah pada kaki, sebaliknya terjadi penurunan aliran darah ke jantung yang mengakibatkan terjadinya PEH dan berujung pada kejadian PES dalam beberapa kasus (Halliwill, 2014). Menurut Halliwill (2014), untuk mencegah terjadinya penurunan tekanan darah yang mendadak setelah berolahraga, sangat dianjurkan untuk melakukan recovery secara aktif dalam kurun waktu tertentu; seperti tetap berjalan setelah melakukan olahraga; melakukan gerakan-gerakan tertentu sehingga aliran darah dapat kembali menuju jantung secara perlahan dan perfusi bekerja secara normal. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pendinginan selama 10 menit setelah latihan selama 30 menit dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum menurunkan kejadian Post Exercise Hypotension pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit tanpa pendinginan menyebabkan terjadinya Post Exercise Hypotension pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar? 2. Apakah latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit dengan pendinginan selama 10 menit tidak menyebabkan Post Exercise Hypotension pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar?
4
3. Apakah pendinginan selama 10 menit setelah latihan fisik selama 30 menit dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum menurunkan kejadian Post Exercise Hypotension dibandingkan dengan tanpa pendinginan pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Membuat penelitian yang dapat dijadikan referensi atau sumber data bagi penelitian yang mengambil topik serupa.
1.3.2
Tujuan Khusus Untuk mengetahui pendinginan selama 10 menit setelah latihan fisik selama 30 menit dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum dapat menurunkan kejadian Post Exercise Hypotension pada siswa SMK PGRI-5 Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Peneliti
1. Mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah olahraga pada siswa yang diberikan pendinginan dan tidak diberikan pendinginan. 2. Memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan tambahan mengenai Post Exercise Hypotension. 3. Mengetahui komplikasi yang terjadi pada keadaan Post Exercise Hypotension. 1.4.2
Institusi Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang Post Exercise Hypotension.
5
1.4.3
Masyarakat Mengetahui hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya Post Exercise Hypotension yang dapat mengakibatkan Post Exercise Syncope.