Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
KATA PENGANTAR Seminar Nasional dengan tema “Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan” merupakan forum ilmiah yang pertama kali diselenggarakan oleh Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat sejak didirikan pada tahun 2009. Seminar ini adalah sarana komunikasi ilmiah dan bertukar pikiran tentang hasil-hasil penelitian serta transfer pengetahuan dan teknologi, terutama berkaitan dengan pembelajaran biologi yang berkarakter dan berbasis lingkungan. Pada seminar tersebut disajikan 2 makalah dari narasumber kunci, yaitu Dr. Yuni Sri Rahayu dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc dari Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM). Makalah narasumber pertama tidak dimuat dalam prosiding ini. Selain itu, disajikan juga 11 makalah lain. Makalah-makalah ini berkaitan dengan pendidikan biologi dan lingkungan. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat yang memfasilitasi penyelenggaraan seminar. Penghargaan disampaikan juga kepada Panitia Seminar —diketuai oleh Drs. Juhrian dan dibantu oleh mahasiswa Program Magister Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat serta mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat— yang menyukseskan kegiatan seminar. Semoga prosiding ini bermanfaat dan diharapkan seminar dapat diselenggarakan secara regular.
Banjarmasin, 20 Juli 2011 Ketua Prodi Magister Pendidikan Biologi
i
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Panitia Seminar Nasional ”PEMBELAJARAN BIOLOGI YANG BERKARAKTER DAN BERBASIS LINGKUNGAN” Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi (MPPB ) Universitas Lambung Mangkurat Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat tanggal 7 Maret 2011 1. 2.
Ketua Sekretaris
: Drs. Juhrian : 1. Ahmad Ready 2. Fathul Jannah, S.Pd. 3. Bendahara : Octa Belawati, S.Pd. 4. Seksi Persidangan : 1. Mujiman H.W., S.Pd. 2. Noraini, S.Pd. 3. Rahmi Widiati, S.Pd. 5. Seksi Penerima Tamu : 1. Irawati, S.Pd. 2. Salasiah, S.Pd. 3. Indah Rosmalina, S.Pd. 6. Seksi Konsumsi : 1. Amalia Rezeki, S.Pd. 2. Siti Norhasanah, S.Pd. 3. Hj. Misnawati, S.Pd. 4. Nadya Huda, S.Pd. 7. Seksi Pembawa Acara : 8. Seksi Publikasi/Dokumentasi : 1. Octa Belawati, S.Pd. 2. Nana Citrawati Lestari, S.Si. 3. Syahbudin, S.Pd. 9. Seksi Keamanan : 1. Guntariadi, S.Pd. 2. M. Arsyad, S.Pd. 3. Sarmadi, S.Pd. 10. Seksi Perlengkapan : 1. Yuseran, S. Pd. 2. Mujiman H.W, S.Pd. 11. Pembawa Acara Umum : 1. Ernawati, S.Pd. 2. Ida Zulfiati, S.Pd. 12. Moderator Umum : Pahmi Rohliansyah, S.Pd. 13. Pembawa Acara Ruang A : Masnurul Sholehah, S.Pd. 14. Moderator Ruang A : Nana Citrawati Lestari, S.Si. 15. Pembawa Acara Ruang B : Octa Belawati, S.Pd. 16. Moderator Ruang B : Syahbudin, S.Pd. 17. Pembawa Acara Ruang C : Fathul Jannah, S.Pd. 18. Moderator Ruang C : Mujiman H.W., S.Pd.
ii
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................
i
Panitia Seminar Nasional ............................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................
iii
Lingkungan dan Permasalahannya Yudi Firmanul Arifin ..........................
1-6
Implementasi Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri dengan Setting Kooperatif Tipe Penyelidikan Kelompok pada Konsep Jenis-Jenis Limbah dan Daur Ulang Limbah terhadap Hasil Belajar dan Perilaku Berkarakter Siswa di SMA Najimatul Ilmiyah .........................................
7 - 22
Keefektifan Pembelajaran Biologi Melalui Inkuiri Terbimbing pada Konsep Ekosistem di SMA Norhasanah; H. Muhammad Zaini ...............
23 - 35
Pemahaman, Keterampilan Berpikir Kritis dan Etika Lingkungan Siswa pada Pembelajaran Konsep Ekosistem Melalui Pendekatan Inkuiri di SMPN I Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Dini Pusparini ................
36 - 40
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Lingkungan Rosita ..................................................................
41 - 49
Pola Kebiasaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Margasatwa Pulau Kaget dalam Pelestarian Suaka Margasatwa Pulau Kaget sebagai Habitat Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb) Finna Rahmiati, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono .................................................................................. 50 - 57 Pemahaman Konsep Keanekaragaman Hayati dan Etika Lingkungan Siswa SMAN 3 Banjarbaru Melalui Pendekatan Lingkungan Wahyuli Dwindiasih .................................................................................................... 58 - 65 Pengaruh Penerapan Model-model Pembelajaran Konstruktivistik terhadap Proses IPA di Sekolah Dasar Rusdiyana; Supramono ............................. 66 - 74 Pengembangan Iklan di Televisi sebagai Media Pembelajaran Sistem Pencernaan terhadap Penguasaan Keterampilan Proses Sains Komunikasi Siswa SMP Rina Herawaty Nihe ............................................................... 75 - 81 Akumulasi Timbal (Pb) dan Struktur Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd) sebagai Tumbuhan Peneduh Jalan di Kota Banjarmasin Sri Amintarti ......................................................................................................
82 - 88
Pengaruh Pemberian Pellet Ikan Inkonvensional terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Suriani ................................................
89 - 97
Menggoda Minat Sains melalui Ice Breaking dalam Pembelajaran Aminuddin Prahatamaputra ......................................................................... 98 - 112
iii
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI INKUIRI TERBIMBING PADA KONSEP EKOSISTEM DI SMA Norhasanah 1); H. Muhammad Zaini
2)
(1. Dosen FKIP Uvaya Banjarmasin; Alumni Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. 2. Dosen S1 dan S2 Pendidikan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran biologi melalui inkuiri terbimbing pada konsep ekosistem di SMA. Metode penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan The Counterbalanced Design dengan dua kali pembelajaran. Populasi adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Barabai (157 orang siswa yang terbagi menjadi 6 kelas). Sampelnya 4 kelas yang terdiri atas dua kelas perlakuan dan dua kelas kontrol. Siswa kelas XA 25 orang, XB 28 orang, XE 25 orang, XF 22 orang. Pembelajaran biologi melalui inkuiri terbimbing tergolong efektif. Keterampilan inkuiri terbimbing berkategori baik (skor rerata 3,07), keterampilan menggunakan termometer berkategori baik (rerata 3,32), keterampilan sosial berkategori baik (rerata 3,04), dan perilaku berkarakter berkategori cukup baik (rerata 2,99). Hasil belajar proses dengan skor rerata 76,65% (baik). Hasil belajar kognitif produk antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan; pada pembelajaran 1 (F = 93,31; p = 0,0001) dan pada pembelajaran 2 (F = 87,53; p = 0,0001). Pembelajaran prototipe ini perlu didesiminasikan dalam konteks yang lebih luas sesuai dengan lingkungan belajar yang setara dengan pelaksanaan penelitian. Kata kunci: inkuiri, lingkungan, keefektifan, pembelajaran
PENDAHULUAN Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru adalah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta merencanakan dan melaksanakan penilaian. Wujud nyata kompetensi tersebut adalah kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut Susilo (2009), guru masa depan perlu memiliki pemahaman mendasar yang cukup mengenai materi yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru perlu berlatih agar tertarik dan termotivasi untuk mempelajari dan memiliki pengetahuan yang memadai. Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran. Menurut Supramono (2005), perangkat pembelajaran merupakan faktor yang ikut berperan menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran di sekolah. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu prasyarat terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar dengan baik dan benar. Oleh karena 1
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
itu, perlu dikembangkan perangkat pembelajaran yang betul-betul cocok dengan kondisi karakteristik dan kebutuhan siswa, sehingga perlu penelitian dalam mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk mengefektifkan pembelajaran dan hasil belajar pada konsep ekosistem di SMA. Pembelajaran biologi dengan konsep ekosistem merupakan salah satu pendekatan lingkungan di SMA. Pembelajaran biologi di SMA pada konsep ekosistem merupakan salah satu contoh pembelajaran di luar kelas (lingkungan alami) untuk memberikan mendorong siswa mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif. Guru sebagai agen pembelajar harus mampu menyajikan pembelajaran secara kontekstual dengan melibatkan langsung peran serta siswa secara aktif. Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berimplikasi cukup luas dan kompleks terhadap pembelajaran, pengalaman belajar, dan sistem penilaian. KTSP merupakan kurikulum yang mengharapkan pembelajaran di sekolah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan secara integratif. Salah satu bentuk pembelajaran yang disarankan KTSP adalah pembelajaran berbasis inkuiri (Kunandar, 2009). Pendekatan inkuiri merupakan pembelajaran yang dapat diadaptasikan dengan kemampuan siswa, dapat membangun struktur kognitif, dan dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis. Pendekatan inkuiri adalah strategi yang berpusat pada siswa. Kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 2004). Menurut Gulo (Trianto, 2007), pendekatan inkuiri adalah rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya dengan penuh percaya diri. Dengan demikian, siswa akan terbiasa dengan sikap para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, dan menghormati pendapat orang lain. Pendekatan inkuiri terbimbing, menurut Bonnstetter (Ibrahim, 2007) merupakan tingkatan inkuiri yang ke-3. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang ditemukan siswa dalam buku petunjuk. Guru hanya berperan sebagai fasilitator. Teori belajar yang melandasi pembelajaran berbasis inkuiri adalah teori belajar konstruktivis. Teori belajar ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget (Ansori, 2008), pengetahuan akan bermakna bila dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Siswa tingkat SMA mampu menalar hal-hal yang abstrak. Mereka mampu bergerak bebas dari satu sudut pandang ke sudut pandang lain. Mereka mampu 2
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
berpikir secara sistematis dan logis serta bersikap cukup objektif dalam menilai peristiwa. Mereka juga mampu memusatkan perhatian pada beberapa sifat objek atau peristiwa secara serentak dan mengerti hubungan antara dimensi-dimensi. Pembelajaran berbasis inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar menghafal dan memupuk ilmu pengetahuan, tetapi memeroleh pengetahuan bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir (Sanjaya, 2008). Kubicek (2005) melaporkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui pelibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik. Nurgiyanto (2011) melaporkan bahwa penerapan pembelajaran siklus belajar berbantuan media animasi komputer dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar IPA. Amilasari dan Sutiadi (2008) melaporkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kecakapan akademik siswa, sedangkan menurut Rozi (2010), terdapat interaksi antara strategi inkuiri dan kemampuan kerja ilmiah terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa. Menurut Nugroho (2010), ada pengaruh penerapan pembelajaran strategi inkuiri dengan teknik praktikum terhadap hasil belajar siswa. Menurut Ristanto (2010), terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan multimedia dan lingkungan riil. Pembelajaran dengan lingkungan riil memberi pengaruh positif pada prestasi dibandingkan dengan multimedia. Pembelajaran dengan menerapkan lingkungan riil sebagai wahana dalam belajar ekosistem cenderung lebih baik daripada menggunakan multimedia. Bilgin (2009) melaporkan bahwa siswa dengan kelompok inkuiri terbimbing yang belajar secara kooperatif mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap penguasaan konsep materi pelajaran dan menunjukkan sikap yang positif. Menurut Hidayat (2005), pendekatan Guide Inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa serta pengembangan sikap afektif dan psikomotor pada setiap kelompok. Pembelajaran biologi pada konsep ekosistem di SMA kelas X semester 2 melalui pendekatan inkuiri terbimbing belum pernah dilaksanakan. Berdasarkan pada alasan di atas muncul pertanyaan; bagaimana keefektifan pembelajaran biologi melalui inkuiri terbimbing pada konsep ekosistem di SMA?
METODE 3
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan The Counterbalanced Design (Campbell & Stanley, 1966). Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Barabai (157 orang siswa yang terbagi dalam 6 kelas). Sampel penelitian 4 kelas. Pada pembelajaran 1 kelas perlakuan adalah kelas XB (28 siswa) dan XF (22 siswa), sedangkan kelas kontrol XA (25 siswa) dan XE (25 siswa). Pada pembelajaran 2 kelas perlakuan adalah kelas XA dan XE dan kelas kontrol XB dan XF. Instrumen penelitian adalah prototipe perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, LKS, Kunci LKS, Tabel Spesifikasi atau Kisi-kisi Lembar Penilaian, Lembar Penilaian Kognitif, Lembar Penilaian Psikomotor, Lembar Penilaian Afektif (perilaku berkarakter dan keterampilan sosial), Kunci Lembar Penilaian, Media, dan Bahan Ajar. Prototipe perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan berdasarkan pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dan berbasis pendidikan karakter pada konsep ekosistem kelas X di SMA. Langkah-langkah pengembangan prototipe perangkat pembelajaran dirincikan sebagai berikut. (1) Mengembangkan bahan ajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan. (2) Menetapkan indikator pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi dasar. (3) Menyusun silabus berdasarkan rambu-rambu dalam KTSP Biologi SMA. (4) Menyusun RPP sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. (5) Menyusun LKS sesuai dengan materi yang akan disampaikan. (6) Menyusun soal evaluasi berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dan kisikisi yang dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penskoran. (7) Menyusun instrumen penilaian (kognitif, psikomotor, dan afektif). (8) Menguji coba soal-soal tes kognitif, yang selanjutnya divalidasi dengan menggunakan Tabel FAN. (9) Merevisi prototipe perangkat pembelajaran sesuai dengan saran-saran ahli sehingga dapat diujikan/diterapkan. (10) Menguji/menerapkan prototipe perangkat pembelajaran yang telah divalidasi pada sekolah yang telah ditentukan. (11) Menganalisis data hasil penelitian untuk mengetahui hasil uji coba penerapan prototipe perangkat pembelajaran. (12) Merevisi prototipe perangkat pembelajaran sesuai dengan saran-saran ahli, sehingga dapat menghasilkan produk sebuah prototipe perangkat pembelajaran yang dapat diujikan pada penelitian berikutnya. Teknik pengumpulan data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Data keefektifan pembelajaran diperoleh dari hasil observasi keterampilan inkuiri terbimbing, keterampilan menggunakan termometer (LP 3), perilaku berkarakter (LP 4) dan keterampilan sosial (LP 5). Data hasil belajar proses diperoleh dari LKS 4
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
dengan menggunakan instrumen kinerja proses (LP 2). Data hasil belajar kognitif produk diperoleh dari tes individual yang merupakan tes awal sebelum pembelajaran dan tes akhir setelah pembelajaran diberikan (LP 1). Teknik analisis data keefektifan pembelajaran terlihat dari keterampilan inkuiri terbimbing, keterampilan menggunakan termometer, perilaku berkarakter, keterampilan sosial di analisis secara deskriptif dengan menggunakan kategorikal. data hasil belajar proses dalam kegiatan inkuiri terbimbing diperoleh dari laporan LKS di analisis secara deskriptif dengan menggunakan kategorikal. Data hasil belajar kognitif produk diperoleh dari tes individual (tes awal dan tes akhir) dan dianalisis dengan teknik analisis kovarian (ANACOVA). Skor rerata tes awal digunakan sebagai kovarian dan diolah dengan Program SAS Release 6.03. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Keterampilan siswa dalam menganalisis dan menyimpulkan hasil pengamatan cukup baik, sedangkan merumuskan prosedur kerja dalam pengamatan dan menyelidiki melalui pengamatan baik (Tabel 1). Keterampilan inkuiri terbimbing siswa adalah baik (3,07). Tabel 1. Hasil observasi keterampilan siswa pada pembelajaran 1 dan 2 Keterampilan Inkuiri Terbimbing Merumuskan prosedur kerja dalam pengamatan Menyelidiki melalui pengamatan
Pembelajaran 1 Rerata Rerata kelas X.B kelas X.F
Pembelajaran 2 Rerata Rerata Rerata kelas X.A kelas X.E
Kategori
3,00
3,00
3,20
3,10
3,08
Baik
3,20
3,30
3,30
3,50
3,33
Baik
Menganalisis hasil pengamatan
2,90
3,10
2,90
2,80
2,93
Cukup Baik
Menyimpulkan hasil pengamatan
2,90
2,90
3,10
3,00
2,95
Cukup Baik
3,07
Baik
Nilai Rerata Keterangan: (1-1,99) = Kurang; (2 – 2,99) = Cukup Baik; (3– 3,99) = Baik; (4– 4,99) = Sangat Baik
Keterampilan siswa menggunakan termometer (cara memegang, cara membaca skala sejajar, dan ketelitian membaca skala) baik (Tabel 2). Keterampilan siswa menggunakan termometer siswa adalah baik (3,32). Perilaku berkarakter siswa seperti peduli, kerja sama, terbuka dan menghargai teman rerata cukup baik (Tabel 3). Jujur, teliti, tekun, rasa ingin tahu dan tanggung jawab adalah rerata baik dengan skor rerata keseluruhan 2,99 (cukup baik). 5
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Tabel 2. Hasil observasi keterampilan menggunakan termometer pada pembelajaran 1 Pembelajaran 1 Keterampilan Menggunakan Termometer Cara memegang termometer Cara membaca skala sejajar dengan mata
Rerata kelas X.B 3,27 3,47
Rerata kelas X.F 3,47 3,33
Rerata
Kategori
3,37 3,40
Baik Baik
3,13
3,27
3,20
Baik
3,32
Baik
Ketelitian membaca skala Nilai Rerata
Keterangan: (1-1,99) = Kurang; (2 – 2,99) = Cukup Baik; (3– 3,99) = Baik; (4– 4,99) = Sangat Baik
Tabel 3. Hasil observasi perilaku berkarakter siswa pada pembelajaran 1 dan 2 Pembelajaran 1 Perilaku Berkarakter Jujur Teliti Tekun Peduli Rasa ingin Tahu Tanggung Jawab Kerja Sama Terbuka & Menghargai Teman
Pembelajaran 2
Rerata kelas X.B 3,00 3,02 2,66 2,64 3,04 2,72 2,60
Rerata kelas X.F 2,91 3,07 3,14 2,89 2,95 2,84 3,00
Rerata kelas X.A 3,32 2,98 3,06 3,20 3,30 3,34 3,04
Rerata kelas X.E 3,32 3,10 3,16 3,00 3,08 3,10 2,74
Rerata
Kategori
3.14 3.04 3.01 2.93 3.09 3.00 2.85
Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik
2,42
3,25
3,02
2,70
2.85
Cukup Baik
2.99
Cukup Baik
Nilai Rerata
Keterangan: (1-1,99) = Kurang, (2 – 2,99) = Cukup Baik, (3– 3,99) = Baik, (4– 4,99) = Sangat Baik
Keterampilan sosial siswa seperti menyumbang ide/pendapat adalah rerata cukup baik (Tabel 4). Bertanya, sebagai pendengar yang baik, dan berkomunikasi adalah rerata baik. Dengan skor rerata keseluruhan 3,04, kegiatan inkuiri adalah baik. Menganalisis hasil pengamatan adalah rerata sedang (Tabel 5). Merumuskan prosedur kerja dalam melakukan pengamatan, melakukan penyelidikan melalui pengamatan, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan adalah rerata baik. Dengan skor rerata keseluruhan 76,65%, hasil belajar keterampilan proses dalam kegiatan inkuiri terbimbing siswa adalah baik.
Tabel 4. Hasil observasi keterampilan sosial siswa pada pembelajaran 1 dan 2 Keterampilan Sosial
Pembelajaran 1
Pembelajaran 2
Rerata
Kategori
6
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Rerata Rerata kelas X.B kelas X.F
Rerata Rerata kelas X.A kelas X.E
Bertanya
3,00
3,00
3,16
3,14
3,08
Baik
Menyumbang Ide / Pendapat Menjadi Pendengar yang Baik Komunikasi
2,86 3,00 2,78
3,00 3,00 3,05
3,08 3,08 3,54
2,98 2,96 2,96
2,98 3,01 3,08
Cukup Baik Baik Baik
3,04
Baik
Nilai Rerata
Keterangan: (1-1,99) = Kurang; (2 – 2,99) = Cukup Baik; (3– 3,99) = Baik; (4– 4,99) = Sangat Baik
Tabel 5. Hasil belajar proses pada pembelajaran 1 dan 2. Pembelajaran 1 Rerata Rerata kelas X.B kelas X.F Merumuskan prosedur kerja 75,20 75,20 Melakukan penyelidikan 76,80 78,40 Menganalisis hasil pengamatan 75,20 76,80 Membuat kesimpulan 76,00 75,20 Hasil Belajar Keterampilan Proses
Pembelajaran 2 Rerata Rerata Rerata (%) kelas X.A kelas X.E 78,40 76,80 76,40 82,40 80,00 79,40 74,40 72,80 74,80 78,40 74,40 76,00
Nilai Rerata
76,65
Kategori Baik Baik Sedang Baik Baik
Keterangan: Baik (76-100%); Sedang (56-75%); Kurang (40-55%); Buruk (<40%) (Arikunto, 1998)
Pada pembelajaran 1 (konsep komponen ekosistem dan interaksinya), nilai rerata hasil belajar kognitif produk kelas perlakuan meningkat 35,64 dari tes awal 40,52 ke tes akhir 76,16 (Tabel 6). Nilai rerata hasil belajar kognitif produk kelas kontrol meningkat 19,36 dari tes awal 40,88 ke tes akhir 60,24. Selisih nilai hasil belajar kognitif produk pada kelas perlakuan dibandingkan dengan kelas kontrol adalah 16,28. Perbedaan nilai ini signifikan (Tabel 7). Tabel 6. Hasil belajar kognitif produk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pembelajaran 1. Pembelajaran 1 Jumlah Nilai Hasil Belajar Rerata Nilai Hasil Belajar
Kelas Perlakuan Tes awal Tes akhir 2026 3808 40,52 76,16
Kelas Kontrol Tes awal Tes akhir 2044 3012 40,88 60,24
Tabel 7. Hasil analisis kovarian pada pembelajaran 1. Sumber
DF
JK/SS
RK/MS
F
Probabilitas Keterangan 7
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
(α = 0,05) Regresi Residual Total
2 97 99
12262,30 6373,70 1863,00
6131,14 65,70
93,31
0,0001
Signifikan
Keterangan: R-Square = 0,657990, C.V = 11,88573
Pada pembelajaran 2 (konsep aliran energi dan daur biogeokimia), nilai rerata hasil belajar kognitif produk kelas perlakuan meningkat 34,40 dari tes awal 40,64 dan tes akhir 75,04 (Tabel 8), sedangkan kelas kontrol meningkat 20,48 dari tes awal 40,56 dan tes akhir 61,04. Peningkatan hasil belajar kognitif produk pada kelas perlakuan dibandingkan dengan kelas kontrol adalah 13,92. Peningkatan hasil belajar kognitif produk kelas perlakuan dan kelas kontrol berbeda signifikan (Tabel 9). Tabel 8. Hasil belajar kognitif produk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pembelajaran 2. Pembelajaran 2 Jumlah Nilai Hasil Belajar Rerata Nilai Hasil Belajar
Kelas Perlakuan Tes awal Tes akhir 2032 3752 40,64 75,04
Kelas Kontrol Tes awal Tes akhir 2028 3052 40,56 61,04
Tabel 9. Hasil analisis kovarian pada pembelajaran 2. Sumber
DF
JK/SS
RK/MS
F
Probabilitas (α = 0,05)
Keterangan
Regresi Residual Total
2 97 99
8288,30 4592,45 12880,75
4144,14 47,34
87,53
0,0001
Signifikan
Keterangan: R-Square = 0,643464, C.V = 10,11133
Pembahasan Skor keterampilan inkuiri terbimbing secara keseluruhan (3,07 menunjukkan bahwa siswa melaksanakan pembelajaran dalam kegiatan inkuiri terbimbing sudah baik atau pembelajaran sudah efektif. Keefektifan pembelajaran tidak terlepas dari bimbingan guru kepada siswa, sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang seharusnya dikuasai. Dalam pembelajaran efektif, hal yang dihasilkan harus dikuasai siswa setelah pembelajaran berlangsung. Melalui pembelajaran ini, guru membimbing siswa dalam menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ingin dipecahkan. Materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran. Yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
8
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Menurut Kubicek (2005), pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik. Amilasari dan Sutiadi (2008) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran model pembelajaran inkuiri berada pada kriteria sedang dan dapat meningkatkan kecakapan akademik siswa. Rozi (2010) melaporkan pemahaman konsep siswa dari hasil belajar dan kemampuan kerja ilmiah dengan strategi inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada dengan strategi inkuiri terstruktur. Ali (2011) menemukan bahwa keterlaksanaan pembelajaran inkuiri dengan pemberian umpan balik terhadap jurnal belajar IPA kategori baik dan dapat meningkatkan kemampuan unjuk kerja siswa kelas VII B SMP Negeri 5 Probolinggo. Pembelajaran inkuiri dapat mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatannya secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong serta memberikan bimbingan dana arahan pada siswa untuk memiliki pengalaman dan mengamati langsung lingkungan alami, sehingga memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Keterampilan menggunakan termometer (psikomotor) siswa secara keseluruhan 3,32 (baik). Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mampu menggunakan termometer dengan baik, melaksanakan tugas atau aktivitas, serta mampu mendemonstrasikan suatu aktivitas kepada pembelajar yang lain. Skor perilaku berkarakter siswa dalam kegiatan inkuiri terbimbing secara 2,99 (cukup baik). Dalam pembelajaran siswa belum pernah dilaksanakan pembelajaran berbasis pendidikan karakter, sehingga siswa belum terbiasa dengan penilaian karakter siswa. Pembelajaran inkuiri menumbuhkan perilaku berkarakter seperti jujur, teliti, tekun, rasa ingin tahu dan tanggung jawab, peduli, kerja sama, terbuka dan menghargai teman. Dengan demikian, siswa akan mendapat pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Skor keterampilan sosial siswa dalam kegiatan inkuiri terbimbing 3,04 (baik). Hal ini sejalan dengan Bilgin (2009) yang melaporkan bahwa siswa dengan kelompok inkuiri terbimbing yang belajar secara kooperatif mempunyai pemahaman lebih baik dan menunjukkan sikap positif. Menurut Kartikowati (2011), pendekatan pembelajaran penemuan (Discovery) dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas, realistik dan menyenangkan, serta meningkatkan rasa percaya diri pada siswa dan melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya. Bertanya, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi, dan menyumbang ide/pendapat adalah keterampilan sosial dan aktivitas berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial, siswa tidak hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain, tetapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain di samping aturan sendiri. 9
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Hasil belajar proses siswa adalah 76,65% (baik). Guru berperan memberi bimbingan dan arahan pada siswa pada saat proses belajar berlangsung. Menurut Ali (2011), implementasi pembelajaran inkuiri dengan pemberian umpan balik terhadap jurnal belajar IPA dapat meningkatkan kemampuan unjuk kerja dan prestasi belajar siswa. Kegiatan penyelidikan membantu siswa memahami apa yang terjadi dan membuat siswa lebih mengerti segala hal. Pada saat kegiatan belajar berlangsung siswa dibiarkan mencari atau menemukan sendiri makna segala hal yang dipelajari. Mereka diberi kesempatan berperan sebagai pemecah masalah seperti yang dilakukan para ilmuwan. Dengan cara tersebut, diharapkan siswa mampu memahami konsepkonsep dalam bahasa mereka sendiri. Menurut Nugroho (2010), ada pengaruh penerapan pembelajaran strategi inkuiri dengan teknik praktikum terhadap hasil belajar siswa. Menurut Basith (2011), penggunaan ICT dengan strategi inkuiri pada pembelajaran kontekstual memberikan pengaruh signifikan terhadap pembelajaran dan hasil belajar biologi. Hidayat (2005) melaporkan bahwa penggunaan pendekatan Guide Inquiry dengan kegiatan laboratorium menunjukkan hasil positif. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pendekatan yang cocok untuk menemukan konsep-konsep secara mandiri, sehingga pembelajaran lebih efektif dan lebih bermakna. Dengan kalimat lain, pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melatih siswa SMA Negeri 4 Barabai untuk berpikir secara sistematis, logis, dan abstrak. Ini terjadi karena siswa berperan secara aktif dan bersungguh-sungguh, sehingga hasil belajar yang baik. Hasil belajar siswa yang baik tidak lepas dari faktor-faktor seperti sumber belajar dan media belajar. Sumber belajar pada konsep ekosistem menggunakan pendekatan lingkungan, karena pembelajaran dilaksanakan pada lingkungan alami. Di lingkungan alami, seperti ekosistem sawah, siswa diharapkan memperoleh pengetahuannya sendiri dari lingkungan tempat belajar. Ristanto (2010) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan lingkungan riil memberikan pengaruh lebih positif dibandingkan dengan multimedia. Pada penelitian ini, media belajar macro media flash memudahkan siswa memahami konsep daur biogeokimia. Sebelumnya Wahyudin dalam Jurnal (2010) menjelaskan bahwa keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing meningkatan minat dan pemahaman siswa. Nurgiyanto (2011) menjelaskan pembelajaran menggunakan media animasi komputer dapat meningkatkan kerja ilmiah dan hasil belajar IPA.
10
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Pembelajaran berbasis inkuiri banyak dianjurkan karena merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna. Hasil belajar yang dicapai siswa juga dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar diri siswa. Menurut Slameto (2010), faktor internal terdiri atas 1) faktor fisiologis misalnya kondisi fisiologis, dan kondisi panca indera, 2) faktor psikologis misalnya intelegensi, minat bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Implementasi pembelajaran inkuiri tidaklah semudah yang dibayangkan. Dalam penerapannya terdapat berbagai kesulitan. Selama ini guru yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran yang lebih menekankan kepada hasil belajar merasa keberatan untuk mengubah pola mengajarnya. Selain itu, pembelajaran inkuiri sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar, serta memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. Pendekatan inkuiri memiliki keunggulan. Satu di antaranya adalah memberi ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka serta dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rerata. Pembelajaran inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman. Setiap keberhasilan proses belajar mengajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pengkonstruksian pengetahuan, dan penciptaan makna, serta dari komunitas budaya tempat pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, siswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya meningkatkan pemahaman konsep dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila partsipasi siswa meningkat dalam kegiatan pembelajaran, secara otomatis pemahaman konsep materi pembelajaran meningkat dan pada akhirnya prestasi belajar pun dapat meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran biologi melalui inkuiri terbimbing pada konsep ekosistem di SMA tergolong efektif. Hasil belajar proses siswa berkategori baik. Hasil belajar kognitif produk antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda signifikan. Pembelajaran dengan prototipe ini perlu didesiminasikan dalam konteks lebih luas sesuai dengan lingkungan belajar yang setara dengan pelaksanaan penelitian ini.
11
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
DAFTAR PUSTAKA Ali, Toni Gigih Pradono. 2011. Implementasi Pembelajaran Inkuiri dengan Pemberian Umpan Balik terhadap Jurnal Belajar untuk Meningkatkan Kemampuan Unjuk Kerja dan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 5 Probolinggo. Tesis, Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan IPA SMP, PPs UM. (http://karya-ilmiah.um.ac.id/index. php/disertasi/ diakses 15 Juni 2011). Amilasari dan Asep Sutiadi. 2008. Peningkatan Kecakapan Akademik Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika melalui Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pengajaran MIPA, 12(2). FPMIPA UPI Bandung (http://asep-sutiadi.staf.upi.edu/ publikasi-ilmiah/jurnal-penelitian, diakses tanggal 10 Juni 2011). Ansori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Basith, Abdul, 2011, Pengaruh Pembelajaran Berbasis ICT dengan Strategi Inkuiri Pada Materi Virus dan Monera terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangil Pasuruan. Tesis. Program Studi Pendidikan Biologi PPs UM. (http://pages-yourfavorite.com/ppsupi/abstrakipa 2005.html, diakses 10 Februari 2011). Bilgin, Ibrahim. 2009. The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction. Scientific Research and Essay, 4(10):1038-1046. Hidayat, Wahyu. 2005. Abstrak Thesis 2005 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Pendekatan Pembelajaran Guide Inquiry dengan Kegiatan Laboratorium pada Pokok Bahasan Koloid. (http://pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstrakipa 2005.html, diakses 10 Februari 2011). Campbell, Donald T. & Julian C, Stanley. 1996. Experimental and QuasiExperimental Designs for Research On Teaching. Dalam: Gage N.L. (penyunting). Handbook of Research On Teaching. A Project of The American Educational Research Association. Department of The National Education Association. Chicago. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Kartikowati, Tatik. 2011. Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Fisika dengan Pendekatan Pembelajaran Penemuan (Discovery) pada Siswa Kelas VIII-2 SMPN 3 Tulungagung.Tesis. Jurusan Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan IPA SMP, PPs UM. (http://karya-ilmiah.um.ac.id/ index.php/disertasi/ article, diakses 15 Juni 2011). Kubicek, P. John. 2005. Inquiry-based learning, the nature of science, and computer technology: New possibilities in science education. Canadian Journal of Learning and Technology. 31(1):1-5.
12
Seminar Nasional Pembelajaran Biologi yang Berkarakter dan Berbasis Lingkungan Tahun 2011 Banjarmasin, 7 Maret 2011
Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Nugroho, Cahyono. 2010. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Teknik Praktikum pada Materi Pembelahan Sel terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII-IPA SMA Negeri 8 Malang. Tesis. Program Studi Pendidikan Biologi, PPs, UM. (http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ disertasi, diakses 15 Juni 2011). Nurgiyanto, Heru. 2011. Penerapan Pembelajaran Siklus Belajar Berbantuan Media Animasi Komputer untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII-H SMP Negeri 4 Kepanjen Kabupaten Malang. Tesis, Program Studi Pendidikan Dasar, Pendidikan IPA Terpadu, PPs UM. Ristanto, R. Hendi. 2010. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Tesis. PPS Universitas Sebelas Maret. Surakarta. (http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/pdf, diakses 9 Juni 2011). Rozi, Khusnur. 2010. Efektivitas Strategi Inkuiri Terbimbing terhadap Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau dari Kerja Ilmiah Siswa SMA Negeri 1 Pandaan Tahun Pelajaran 2009/2010. Tesis. Jur. Pendidikan Fisika, PPs UM (http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article, diakses 15 juni 2011). Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rhineka Cipta. Supramono. 2005. Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran dan Penerapannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Siswa SD. Disertasi. PPs UM Malang. Tidak dipublikasi. Susilo, Herawati & Chotimah Husnul. 2009. Bagaimana menjadi Guru Masa Depan yang Cerdas dan Profesional? Malang: Surya Pena Gemilang. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya. Wahyudin, Sutikno, A. Isa. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Unnes. Jurnal Pend. Fis. Ind., 6(32):1 (http://journal.unnes.ac.id/index.php/JPFI/article/view/141/146, diakses 19 Juni 2011).
13