KATA PENGANTAR
emanfaatan bioversitas sebagai media pembelajaran Biologi merupakan suatu keniscayaan. Ini akan terlaksana manakala semua pihak, para pakar, akademisi dalam hal ini dosen, guru, mahasiswa, aktivis lingkungan dan seluruh masyarakat memiliki kesadaran dan kepedulian yang mendalam terhadap keberlangsungan biodiversitas. Melalui Seminar Nasional “Biotik” 2014 dengan tema Peranan Biodiversitas Sebagai Media Pembelajaran Biologi dalam Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan memberikan solusi atas beragam persoalan yang sedang dihadapi. Kumpulan makalah atau prosiding Seminar Nasional ini merupakan rujukan/ referensi yang dianggap tepat bagi para akademisi dalam bidang pendidikan Biologi. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita haturkan terima kasih kepada Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin Subahar, MS.DEA. (Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB), Dr. Ian Singelton direktur SOCP (Sumatran Orangutan Conservation Program) dan Dr. Djufri, M.Si (Dekan FKIP Unsyiah), sebagai keynote speakers dalam seminar ini, yang sudah meluangkan waktu berdiskusi/berbagi ilmu dan pengalamannya dengan seluruh sivitas akademika pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniy. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada bapak Asril, M.Si dari OIC (Orangutan Information Centre) dan kepada para pemakalah sesi paralel yang berjumlah 80-an makalah, berasal dari para dosen berbagai perguruan Tinggi, peneliti, guru, mahasiswa pascasarjana, dan mahasiswa pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, yang telah berpartisipasi dalam seminar ini dan duduk bersama mendiskusikan hasil penelitian mereka. Kondisi temu ilmiah seperti ini memberi efek yang sangat signifikan dalam rangka transformasi/internalisasi nilai-nilai keilmuan dan sekaligus mengasah kepekaan para mahasiswa dalam bidang penelitian biologi. Kesuksesan Seminar “Biotik” 2014 ini atas kerjasama seluruh sivitas akademika Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, terutama mahasiswa angkatan 2010/2011, dengan lembaga-lembaga donatur lain seperti SOCP (Sumatran Orangutan Conservation Program), OIC (Orangutan Information Centre), PT. Arun LNG Lhokseumawe, PT. Lafarge Cement Indonesia, BKKBN Provinsi Aceh, dan para donatur lainnya yang tidak mengikat. Semoga amal baik yang telah dilakukan menjadi amal ibadah dan mendapat balasan dari Allah swt. Menyadari akan keterbatasan pengalaman panitia, maka saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan kegiatan ini dimasa yang akan datang. Hanya kepada Allah swt kita berserah, semoga kita semua berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta memperoleh Rahmat dan Karunia-Nya. Amin.
Banda Aceh, Maret 2014 Ketua Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Dra. Nursalmi Mahdi, M.Ed.St. NIP. 19450223 198503 2 001
i
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
uji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kesuksesan dalam penyelenggaraan Seminar Nasional “Biotik” 2014 yang diselenggarakan pada tanggal 17 dan 18 Maret 2014 di Banda Aceh, dengan tema “Peranan Biodiversitas Sebagai Media Pembelajaran Biologi dalam Implementasi Kurikulum 2013.” yang menampilkan pemakalah utama dan pemakalah sesi paralel. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry sebagai salah satu LPTK terus terpanggil untuk mendorong penyampaian informasi hasil penelitian dalam bidang ilmu pendidikan biologi dan biologi dan bidang ilmu lainnya, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh seluruh tenaga pengajar dan mahasiswa. Kekayaan sumberdaya alam yang selama ini dianggap sebagai hal biasa, sering tidak disadari bahwa kekayaan sumberdaya hayati kita, pada hakekatnya memiliki daya saing yang luar biasa. Seminar Biotik ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, mengingat di UIN Ar-Raniry harus dilakukan integrasi ilmu antara teori-teori umum dan keislaman. Banyak teori-teori yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir islam, hasil penelitiannya telah banyak dipelajari oleh orang, mahasiswa UIN Ar-Raniry dapat mempelajarinya dengan mengembangkan keduanya. Melalui seminar ini, diharapkan terjadi pertukaran informasi antar peneliti dari berbagai bidang biologi, selain itu juga diharapkan dapat terbangun jaringan kerjasama antar peneliti dari berbagai instansi dalam bidang biologi maupun di bidang ilmu-ilmu terapannya. Seminar ini juga dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang telah melakukan observasi untuk menuliskan laporan ilmiahnya, hasilnya dapat dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, peserta seminal mencapai 500 orang lebih, dan mengahadirkan sejumlah narasumber yang ahli dibidangnya. Ucapan terima kasih disampaikan kepada para keynote speakers dalam seminar ini; Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin Subahar, MS.DEA. (Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB), Dr. Ian Singelton direktur SOCP (Sumatran Orangutan Conservation Program), Dr. Djufri, M.Si (Dekan FKIP Unsyiah) dan Asril, M.Si dari OIC (Orangutan Information Centre) maupun pemakalah sesi paralel. Selanjutnya ucapan terima kasih disampaikan kepada penyumbang dana, baik yang berasal dari institusi maupun perseorangan. Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan pelaksaan Seminar Nasional Biotik 2014. Semoga hasil seminar yang ditampilkan dalam proseding ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu biologi di masa yang akan datang.
Banda Aceh, Maret 2014 Dekan,
Dr. Mujiburrahman, M.Ag.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH............................................. DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
i ii iii
MAKALAH UTAM A 1. 2.
3.
Peran Pengetahuan Lokal tentang Keragaman Hayati dan Pembelajaran Biologi Tati Suryati Syamsudin...............................................................................................................
1
Hutan Rawa Gambut sebagai Laboratorium Alam dalam Mempelajari Biologi dan Kaitannya dengan Implementasi Kurikulum 2013 Djufri.............................................................................................................................................
7
Karantina Orangutan Sumatera-Batumbelin 2014 Asril ...............................................................................................................................................
21
MAKALAH PARALEL E K O L O G I 4.
Menjadikan Kampus UIN Ar-Raniry sebagai Laboratorium Matakuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi Hasanuddin..................................................................................................................................
27
Cadangan Karbon Hutan Lindung Lueng Angen di Kecamatan Sukakarya Sabang Nur’Aini, Wardinal dan Muslich Hidayat................................................................................
33
Identifikasi Jenis-jenis Tumbuhan Mangrove di Desa Teupin Layeu Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Fitriana, Hedriansyah dan Wardinal........................................................................................
38
Variasi Diameter Batang Berdasarkan Jumlah Vegetasi Pohon di Hutan Lindung Lueng Angen Kecamatan Sukakarya Sabang Harianti, Nurlia Zahara dan Nursalmi Mahdi........................................................................
43
Stratifikasi Vegetasi dan Dinamika Pohon Berdasarkan Komposisi Vertikal dan Horizontal di Hutan Lindung Lueng Angen Kecamatan Sukakarya Sabang Mursyidah, Safryadi A. dan Muslich Hidayat .........................................................................
47
Dominansi Jumlah Stok Karbon Berdasarkan Jenis Tumbuhan di Hutan Lindung Lueng Angen Kecamatan Sukakarya Sabang Rina Agustina, Syukriah dan Muslich Hidayat.......................................................................
52
10. Struktur Vegetasi Pohon Berdasarkan Kondisi Ekologi di Hutan Lindung Lueng Angen Kecamatan Sukakarya Sabang Suraipa, Safryadi A. dan Nursalmi Mahdi...............................................................................
56
11. Pemanfaatan Penyu oleh Masyarakat Pesisir di Kota Banda Aceh Widya Sari dan Rahmad.............................................................................................................
61
12. Biotic Pump Theory Towards a Reformer in Fundamental Atmospheric Physics: A Duscussion Yopi Ilhamsyah............................................................................................................................
69
5. 6.
7.
8.
9.
iii
13. Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi Hutan (Sus scrofa vittatus) di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Ainul Mardhiah ...........................................................................................................................
76
14. Kajian Plankton pada Media Air Terpolusi Perindukan Larva Nyamuk Aedes aegypti Elita Agustina ..............................................................................................................................
80
15. Korelasi Kelembaban terhadap Perilaku Bekicot (Achatina fulica) di Kawasan Pemukiman Iboih Sabang Dini Rahmayani, Syukriah dan Mulyadi..................................................................................
86
16. Collembola di Kawasan Hutan Lindung Lueng Angen Iboih Sabang Ernilasari, Sunarti dan Mulyadi................................................................................................
89
17. Serangga Nocturnal di Kawasan Penyangga Ekosistem Hutan Lindung Lueng Angen Iboih Sabang Siti Kamaliah dan Wardinal.......................................................................................................
92
18. Perilaku Makan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Wisata Kilometer Nol Sabang Muhammad Hanif, Najmul Falah dan Safryadi A. ................................................................
96
19. Perilaku Memilih Lokasi Bermalam Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Wisata Kilometer Nol Sabang Zulkarnaini dan Najmul Falah .................................................................................................
100
20. Jenis-jenis Ikan di Zona Litoral Perairan Iboih Sabang Julia Kahidani dan Yuli Astuti ..................................................................................................
103
21. Ancaman terhadap Terumbu Karang dan Dampaknya terhadap Kenekaragaman Hayati Kartika Manalu............................................................................................................................
107
22. Jenis-jenis Echinodermata di Zona Litoral Perairan Iboih Sabang Nurul Hayati ................................................................................................................................
114
23. Inventarisasi Kelelawar (Ordo Chiroptera) di Goa Pamani Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Mujahidin, Samsul Kamal dan Elita Agustina ........................................................................
118
BIODIVERSITAS 24. Pengaruh Perlakuan Pupuk Kompos, Urea dan Residu Biochar terhadap Populasi Serangga Permukaan Tanah di Lahan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Zaitun, Suwarno dan Chunaizaturrahmah..............................................................................
123
25. Populasi Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) di Kawasan Hutan Lambirah Aceh Besar Rizky Ahadi, Samsul Kamal dan Nursalmi Mahdi.................................................................
127
26. Keragaman Serangga Permukaan Tanah pada Lahan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Chunaizaturrahmah, Suwarno dan Zaitun..............................................................................
131
27. Keragaman Jenis Ikan di Krueng Angan Kecamatan Darussalam Eliyanti..........................................................................................................................................
137
28. Keanekaragaman Jenis Elang Pemangsa di Pesisir Barat Propinsi Aceh Rubama Muhammad, Tedy wahyudi dan Agus Nurza...........................................................
142
iv
29. Keragaman Terumbu Karang di Zona Litoral Perairan Iboih Kecamatan Sukakarya Sabang Humaira, Suraihana dan Safryadi A........................................................................................
147
30. Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Hutan Lindung Lueng Angen Iboih Sabang Cut Nirawati dan Nurlia Zahara ...............................................................................................
151
31. Keanekaragaman Jenis Burung di Pesisir Pantai Iboih Kecamatan Sukakarya Sabang Firman Rija Arhas, Samsul Kamal dan Nurdin Amin ...........................................................
155
32. Keanekaragaman Kupu-kupu di Kawasan Hutan Lindung Lueng Angen Iboih Sabang Hidayatul Husna, Sunarti dan Nursalmi Mahdi.....................................................................
159
33. Kesamaan Jenis Serangga Permukaan Tanah Diurnal dan Nocturnal di Kawasan Hutan Lindung Lueng Angen Iboih Sabang Irma Yulianda dan Syukriah .....................................................................................................
164
34. Keanekaragaman Benthos Perairan Iboih Kecamatan Sukakarya Sabang Mohd. Fansuri SF, Syukriah dan Nursalmi Mahdi...............................................................
168
35. Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Iboih Kecamatan Sukakarya Sabang Nurnikmat, Hedriansyah dan Samsul Kamal..........................................................................
172
36. Kemiripan Serangga Permukaan Tanah pada Biotop Terdedah dan Ternaung di Hutan Lindung Lueng Angen Iboih Sabang Nurpazilah, Pamansuri dan Wardinal......................................................................................
176
37. Populasi Cacing Tanah di Hutan Lindung Lueng Angen Iboih Sabang Nurul Hayah, Yayatul Akmal dan Safryadi A. ........................................................................
180
38. Keanekaragaman Jenis Serangga Permukaan Tanah Nocturnal di Kawasan Lueng Angen Sabang Rofika Asmara dan Sunarti.......................................................................................................
184
39. Kesamaan Jenis Serangga Nocturnal pada Berbagai Jenis Warna Lampu di Kawasan Pemukiman Iboih Sabang Safira dan Pamansuri.................................................................................................................
188
40. Populasi Belalang (Orthoptera) di Kawasan Pemukiman Iboih Kecamatan Suka Karya Sabang Suwidah dan Mulyadi .................................................................................................................
192
41. Jenis-jenis Tumbuhan di Ruang Terbuka Hijau Kota Banda Aceh terhadap Upaya Konservasi Pencemaran Udara Nurdin Amin ................................................................................................................................
196
42. Keanekaragaman Tumbuhan Herba di Hutan Lindung Lueng Angen Kecamatan Sukakarya Sabang Ummiyah dan Fatemah Rosma .................................................................................................
202
43. Analisis Vegetasi Tumbuhan Berkayu di Hutan Lindung Lueng Angen Kecamatan Sukakarya Sabang Mukarramah, Nurdin Amin dan Mulyadi................................................................................
206
44. Keanekaragaman Plankton di Perairan Iboih Kecamatan Sukakarya Sabang Adi Gunawan dan Suraihana Mutia........................................................................................
211
v
45. Analisis Vegetasi Tumbuhan Mangrove di Kawasan Teupin Layeu Kecamatan Sukakarya Sabang Winda Ariani................................................................................................................................
215
46. Struktur Stratifikasi Vegetasi dan Dinamika Tumbuhan Manggrove Pantai Teupin Layen Kecamatan Sukakarya Sabang Dinasri Muharija dan Fatiyah..................................................................................................
226
47. Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Pesisir Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh Samsul Kamal dan Merry...........................................................................................................
230
BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI 48. Struktur Kaki Albunea di Perairan Zona Litoral Samudera Hindia Pesisir Leupung Kabupaten Aceh Besar M. Ali Sarong...............................................................................................................................
237
49. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Cabai (Capsicum annuum L.) Rita Hayati, Ainun Marliah dan Kasmiadi ..............................................................................
242
50. Pemanfaatan Ampas Kopi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.) Lina Rahmawati, Ridha Ul Fahmi dan Muslich Hidayat ......................................................
248
51. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Plant Catalyst 2006 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Terung (Solanum melongena L.) Syarifuddin, Jumini dan Erida Nurahmi .................................................................................
256
52. Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Benih Per Lubang Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) Mardhiah Hayati, Ashabul Anhar dan Adhe Lilha Elnysha .................................................
263
53. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Konsentrasi Giberelin Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Jeruk Lemon Cui (Citrus microcarpa) Maisarah, Erita Hayati dan Marai Rahmawati......................................................................
270
54. Invigorasi Benih Cabai (Capsicum annum L.) Kadaluarsa dengan Menggunakan Matriconditioning dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Halimursyadah, Ainun Marliah dan Taqqur Meranda..........................................................
276
55. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Dosis Pupuk Npk Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Arif Munandar, Elly Kesumawati dan Marai Rahmawati......................................................
282
MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA 56. Identifikasi Jenis Bakteri Udara di Ruangan Bersistem HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioning) Iswadi, Samingan dan Hendra Yulisman.................................................................................
vi
290
57. Biodiversitas Ternak Lokal melalui Aplikasi Integrasi Seleksi Genetik, Internal dan Eksternal Parameter serta Teknologi Breeding Untuk Menghasilkan Ayam Lokal Unggul komersial M. Aman Yaman..........................................................................................................................
296
58. Keragaan dan Pendugaan Parameter Genetik Karakter Agronomi Beberapa Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merril) sebagai Salah Satu Pendekatan dalam Pemuliaan Tanaman Cut Nur Ichsan, M.Nasir dan Fakhrurrazi..............................................................................
301
59. Karakteristik Jamur Makroskopik di Kawasan Wisata Brayeung Leupung Aceh Besar Zuraidah, Hendrix Indra Kesuma, Firman Rija Arhas dan Dinasri Muharija ..................
309
BIOEDUKASI DAN PTK 60. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Islam dalam Silabus Dosen sebagai Upaya Menumbuhkan Soft Skill Mahasiswa Eva Nauli Taib.............................................................................................................................
317
61. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Konsep Ekosistem Di MTsN Model Banda Aceh Nurmahni Harahap ....................................................................................................................
324
62. Modul Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia Berbasis Kontekstual Tuti Marjan Fuadi.......................................................................................................................
332
63. Memperkenalkan Biodiversitas Indonesia Melalui Kurikulum IPA di Sekolah Nirwana Anas ..............................................................................................................................
336
64. Aplikasi Metakognitif dalam Keterampilan Perencanaan pada Materi Bunga Perkuliahan Morfologi Tumbuhan Terhadap Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi di UIN Ar-Raniry Eriawati ........................................................................................................................................
343
65. Penggunaan Media Realia pada Materi Keanekaragaman Hayati di MAN 2 Banda Aceh Irma Suryani................................................................................................................................
351
66. Penggunaan Metode Karyawisata untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Materi Keanekaragaman Hayati dan Upaya Pelestariannya Nurmaliah, Suhrawardi dan Evi Apriana ................................................................................
356
67. Penerapan Asesmen Kinerja Praktikum Kingdom Plantae Berorientasi pada Keterampilan Proses Sains di SMA Armi dan Anita Noviyanti...........................................................................................................
361
68. Penggunaan Strategi Preview, Question, Read, Refleck, Recite dan Review (PQ4R) terhadap Peningkatan Keaktifan Berdiskusi Siswa pada Materi Pengaruh Manusia di dalam Ekosistem di SMP Negeri 2 Pasie Raya Izwar..............................................................................................................................................
370
69. Penerapan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Keanekaragaman Hayati di Kelas X SMAN 1 Peusangan Mutia Faudhah, Samsul Kamal dan Muslich Hidayat...........................................................
377
70. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Evi Apriana ..................................................................................................................................
381
vii
71. Efektivitas Media Gambar dalam Pembelajaran Sistem Pencernaan di SMAN 2 Delima Kabupaten Pidie Azhar.............................................................................................................................................
391
72. Kemampuan Diskusi Mahasiswa melalui Model Problem Based Learning Safryadi A.....................................................................................................................................
397
73. Kajian Karakteristik Perkembangan Nyamuk Aedes albopictus pada Berbagai Media Perindukan di Kopelma Darussalam sebagai Media Praktikum Perkembangan Hewan Sunarti, Nursalmi Mahdi dan Widya Sari................................................................................
401
74. Pembuatan Preparat Whole Mount Cacing Hati (Fasciola hepatica) sebagai Penunjang Praktikum Invertebrata pada Materi Biologi SMA Kurikulum 2013 Safrida...........................................................................................................................................
405
75. Penguasaan Landasan Kependidikan Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh Nurasiah .......................................................................................................................................
409
76. Kelayakan Jenis Tumbuhan Angiospermae sebagai Media Pembelaran pada Praktikum Taksonomi Tumbuhan Siti Maryam Fadhilah Palestina................................................................................................
414
77. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle pada Materi Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Briophyta) terhadap Ketuntasan Belajar Siswa Fatemah Rosma...........................................................................................................................
421
78. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Kooperatif Tipe STAD dengan Strategi Talking Chips untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Muliadinur ...................................................................................................................................
424
79. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas XI-D SMPN 2 Sigli terhadap Materi Sistem Koordinasi pada Manusia Menggunakan Metode Penugasan melalui Pembelajaran Berbasis ICT Ratna Zohra .................................................................................................................................
432
viii
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2014
ISBN: 978-602-70648-0-5
IDENTIFIKASI JENIS BAKTERI UDARA DI RUANGAN BERSISTEM HVAC (HEATING VENTILATION AND AIR CONDITIONING) Iswadi1, Samingan2 dan Hendra Yulisman3 1,2
3
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah, Email:
[email protected]
ABSTRAK Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan dikenal sebagai bioaerosol, keberadaanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: laju ventilasi, padatnya orang, sifat dan taraf kegiatan orang-orang yang menempati ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri udara di ruangan bersistem Heating, Ventilation and Air Conditioning (HVAC) di FKIP Unsyiah dan mengetahui pengaruh penggunaan sistem HVAC terhadap jenis bakteri udara. Ruangan yang dijadikan sampel adalah ruangan yang menggunakan Air Conditioner (AC) dan kipas angin. Identifikasi bakteri udara dilakukan di empat ruangan, masing-masing dua ruangan menggunakan AC dan dua ruangan menggunakan kipas angin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dalam empat tahap yaitu isolasi bakteri, identifikasi makroskopik, purifikasi isolat bakteri, dan identifikasi mikroskopik. Hasil identifikasi diperoleh lima jenis bakteri. Jenis bakteri teridentifikasi di ruangan menggunakan AC adalah Staphylococcus, Streptococcus, Micrococcus, dan Pseudomonas, sedangkan pada ruangan menggunakan kipas angin ditemukan Staphylococcus, Streptococcus, Micrococcus,dan bakteri Sp1. Kata Kunci: Identifikasi, Bakteri Udara, Sistem HVAC.
PENDAHULUAN anusia membutuhkan beberapa materi utama untuk kelangsungan hidup, salah satunya adalah udara. Udara dapat dikelompokkan menjadi udara luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% aktivitas manusia berada dalam ruangan (Fitria dkk., 2008:76). Selain mempengaruhi kesehatan manusia, kualitas udara dalam ruangan juga mempengaruhi kenyamanan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan manusia dalam ruangan adalah suhu ruangan, yang disebut dengan kenyamanan termal. Menurut Rilatupa (2008:192), suatu ruang dapat dinyatakan nyaman secara termal jika manusia di dalam ruangan tersebut tidak menghendaki perubahan suhu menjadi lebih panas atau lebih dingin. Kenyamanan termal di dalam ruangan dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan sistem Heating, Ventilation and Air Conditioning
(HVAC). Sistem HVAC merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga komponen saling bekerja sama untuk memindahkan panas dari tempat yang diinginkan (dalam ruangan) ke tempat yang tidak diinginkan (luar ruangan) (Sugarman, 2007:1). Penggunaan sistem HVAC dapat meningkatkan kenyamanan manusia, akan tetapi pencemaran udara di dalam ruangan dapat terjadi. Pencemaran udara dalam ruangan dapat disebabkan oleh pembakaran, bahan kimia, dan hasil proses biologi (Atmakusumah, dkk. 1996:153). Salah satu proses biologi yang terjadi di alam adalah aktivitas mikroba. Mikroba dalam ruangan dapat menyebabkan udara tercemar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: laju ventilasi, padatnya orang, sifat dan taraf kegiatan orangorang yang menempati ruangan tersebut (Waluyo, 2005a:375). Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan dikenal sebagai bioaerosol. Bioaerosol di dalam ruangan dapat berasal dari lingkungan
290
Identifikasi Jenis Bakteri Udara di Ruangan Bersistem HVAC
luar atau kontaminasi dari dalam ruangan (Fitria dkk., 2008:77). Stryjakowska-Sekulska dkk. (2007:627) melaporkan bahwa di dalam ruangan dapat ditemukan beberapa jenis bakteri yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan alergi, seperti Staphylococcus spp., Micrococcus spp., dan Serratia spp. Jumlah dan tipe mikroba yang mencemari udara di dalam ruangan ditentukan oleh sumber pencemar, misalnya dari saluran pernafasan manusia yang disemprotkan melalui bersin (Waluyo, 2005a:373-375) dan bawaan alas kaki (Li dkk., 2011:4133). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (FKIP Unsyiah) merupakan salah satu fakultas dengan jumlah mahasiswa dan staf terbanyak di Unsyiah. Besarnya jumlah mahasiswa dan staf berkorelasi dengan padatnya aktivitas. Untuk kenyamanan ruangan di FKIP Unsyiah pada umumnya menggunakan sistem HVAC yang berbeda antara satu ruangan dengan ruangan lainnya. Selanjutnya, sistem HVAC yang jarang dibersihkan dan tidak terawat, dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri (Ross dkk., 2004:827) dan akan berimplikasi pada penurunan kesehatan dan aktivitas manusia. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan penyebaran dan keragaman bakteri udara di dalam ruang belajar dengan sistem HVAC berbeda. Ruangan yang dijadikan sampel adalah yang menggunakan Air Conditioner (AC) dan kipas angin. Kegiatan identifikasi bakteri dilakukan di gedung UPT Mikroteaching FKIP yang setiap ruangannya menggunakan AC dan gedung baru FKIP Unsyiah yang ruangannya menggunakan kipas angin. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada pagi hari (07.30 WIB), siang hari (12.30 WIB), dan sore hari (17.30). Isolasi bakteri. Teknik isolasi bakteri mengikuti cara kerja Stryjakowska-Sekulska dkk. (2007:625) dengan beberapa penyesuaian. Pada setiap ruangan, dipaparkan empat cawan petri, masing dua cawan MacConkey Agar dan dua cawan Blood Agar. Pemaparan dilakukan selama
291
15 menit dan diletakkan 80-100 cm di atas lantai serta berjarak 100-150 cm dari dinding. Pemaparan cawan petri ini dilakukan dalam tiga periode. Periode pertama pada jam 07.30 WIB (sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai). Periode kedua pada jam 12.30 WIB (pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung) dan periode ketiga pada jam 17.30 WIB (setelah kegiatan belajar mengajar berakhir). Selanjutnya, cawan petri ditutup dan dikemas (sealed), lalu dibawa ke laboratorium untuk selanjutnya diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24–48 jam. Identifikasi makroskopik. Identifikasi makroskopik dilakukan dengan pengamatan secara langsung menggunakan colony counter. Diperhatikan bentuk morfologi koloni, dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Selanjutnya hasil pengamatan tersebut difoto dan dicatat ciriciri morfologi koloni bakteri yang terbentuk (Stryjakowska-Sekulska dkk. 2007:625). Purifikasi isolat bakteri. Teknik purifikasi bakteri menggunakan media Trypticase Soy Agar berdasarkan Cappuccino dan Sherman (2005:461). Jarum inokulasi disterilkan menggunakan pemanas bunsen, lalu didiamkan beberapa saat. Selanjutnya disentuh permukaan koloni menggunakan jarun inokulasi, dan diinokulasi bakteri pada media agar dengan cara menggores permukaan media agar secara quadrant streak. Selanjutnya diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37°C. Identifikasi mikroskopik. Identifikasi mikroskopik bakteri dilakukan terhadap koloni bakteri yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan proses fiksasi pada masing-masing koloni bakteri, lalu diamati menggunakan mikroskop kamera. Kemudian dilakukan uji biokimia berdasarkan bentuk sel bakteri yang diperoleh. Uji biokimia. Uji biokimia dilakukan berdasarkan bentuk sel bakteri yang diperoleh dari hasil identifikasi mikroskopik. Bentuk sel bakteri coccus dilakukan uji katalase, dan bentuk sel bakteri bacillus dilakukan uji laktosa. Hasil positif pada uji katalase dilanjutkan dengan uji mannitol. Hasil negatif pada uji laktosa dilanjutkan dengan uji glukosa (Cappuccino & Sherman 2005:440).
292
Iswadi, dkk.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ruangan yang digunakan sebagai sampel adalah ruang belajar pada gedung baru dan gedung mikroteaching FKIP Unsyiah. Setiap ruangan diberikan kode sebagai nama pengganti (Tabel 1). Semua ruangan memiliki sistem HVAC. Ukuran ruang pada gedung baru lebih luas daripada ruang mikroteaching. Sehingga jumlah alat pendingin udara yang digunakan lebih banyak. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kenyamanan termal bagi pengguna ruangan tersebut.
adalah -1-60°C dengan rentang suhu optimum 1337°C (Breed dkk., 1957:95-152). Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20% dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran, sedangkan kelembaban tinggi akan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme (Prasasti dkk., 2005:161).Hasil pengukuran kelembaban relatif di ruang microteaching adalah 60,6% sedangkan di ruang gedung baru adalah 72,7–73,1%. Jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 1077 Tahun 2011 dimana
Tabel 1. Kondisi Ruangan Sampel Penelitian No
Kondisi ruangan
1 2 3 4
Jumlah alat pendingin udara Jumlah kursi Jumlah meja Keadaan ventilasi (jendela)
Kode Ruangan AC1
AC2
1 21 1 Selalu tertutup
1 21 1 Selalu tertutup
KA1 2 32 31 Terbuka apabila ada pengguna ruangan
KA2 2 33 32 Terbuka apabila ada pengguna ruangan
Keterangan: AC1= ruang microteaching 02; AC2 = ruang microteaching 05; KA1 ruang gedung baru lantai 1; KA2 = ruang gedung baru lantai 2.
Pengukuran suhu ruangan menggunakan thermometer raksa. Pada ruang mikroteaching, suhu ruangan berkisar antara 20-22 °C. Suhu ruang mikroteaching dipengaruhi oleh keadaan penggunaan ruang. Pada ruang mikroteaching pintu dan jendela selalu ditutup. Pada ruang gedung baru pintu dan jendela hanya tertutup pada saat tidak ada pengguna ruangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 1077 Tahun 2011 menetapkan suhu ideal untuk kenyamanan pengguna ruangan berada adalah 18 - 30°C, maka suhu ruangan yang dijadikan ruang pengambilan sampel sudah memenuhi syarat untuk kenyamanan pengguna ruangan dan tempat hidup bakteri. Rentang suhu pertumbuhan bakteri Staphylococcus adalah 15-40°C dengan suhu optimum 35°C (Radji, 2009:180), bakteri Streptococcus adalah 10-42°C dengan rentang suhu optimum 20-35°C (Ahmed, dkk. 2006:481), bakteri Micrococcus adalah -4-37°C dengan rentang suhu optimum 9,8-30°C (Breed dkk., 1957:457-464), dan jenis bakteri Psudomonas
kelembaban yang ideal berkisar 40-60%, maka hasil pengukuran kelembaban pada dua ruang tersebut berada di atas standar yang berarti potensial sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Media yang digunakan untuk identifikasi bakteri Gram positif adalah media Blood Agar dan identifikasi bakteri Gram negatif adalah MacConkey agar. Media MacConkey agar mengandung laktosa, bile salts, merah netral, dan kristal violet. Bile salts dan Kristal violet berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Neutral red merupakan pH indikator yang akan berwarna bening jika nilai pH diatas 6,8 dan akan berwarna merah jika nilai pH lebih rendah atau sama dengan 6,8 (Leboffe & Pierce, 2012:221). Media Blood Agar merupakan media yang digunakan untuk melihat kemampuan hemolisis dari bakteri Gram positif (Leboffe & Pierce, 2012:341). Pembuatan media Blood Agar lebih baik menggunakan darah manusia, karena darah manusia mengandung banyak nutrisi yang
Identifikasi Jenis Bakteri Udara di Ruangan Bersistem HVAC
dibutuhkan bagi pertumbuhan bakteri (Mudatsir, 2010: 36). Penghitungan jumlah koloni dan identifikasi morfologi koloni dilakukan dengan menggunakan colony counter. Penghitungan dan identifikasi dilakukan setelah inkubasi selama 1x24 jam. Morfologi koloni yang diperhatikan adalah warna koloni, bentuk koloni, bentuk pinggir koloni, dan bentuk elevasi koloni (Leboffe & Pierce, 2012:59). Jumlah total semua koloni bakteri di ruang microteaching adalah 49 koloni dan di ruang gedung baru adalah 97 koloni. Peraturan Menteri Kesehatan No 1077 Tahun 2011 tentang persyaratan kontaminan biologi ditetapkan bahwa kadar maksimal bakteri pathogen adalah 0 CFU/m3 dan kadar maksimal angka kuman adalah < 700 CFU/m3. Hasil penghitungan koloni menunjukkan jumlah koloni yang diperoleh tidak melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga kedua ruang tersebut aman untuk kegiatan belajar mengajar. Penghitungan awal diperoleh 13 jenis morfologi koloni. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat mengenai bentuk morfologi koloni bakteri, ke-13 jenis koloni tersebut diinokulasi kembali pada media Tryptic Soy Agar (Cappuccino & Sherman, 2005:440). Hasil identifikasi pada media Tryptic Soy Agar diperoleh 8 jenis bentuk koloni yang berbeda. Bakteri udara dapat menyebar melalui tetesan air liur, sekresi pernafasan, debu tercemar, formit (benda mati yang tercemar oleh patogen dan membantu penyebarannya). Penyebaran bakteri udara melalui debu yang tercemar dapat bertambah akibat aktivitas pengguna ruangan seperti menyapu lantai (Waluyo, 2005b:290). Hal ini menyebabkan jumlah bakteri yang ditemukan di ruangan menggunakan kipas angin lebih banyak daripada bakteri yang ditemukan di ruangan menggunakan AC, karena ruangan yang menggunakan kipas angin lebih banyak pengguna, ventilasi yang selalu terbuka, dan ada petugas kebersihan yang menyapu ruangan setiap sorenya. Identifikasi mikroskopis dilakukan dengan menggunakan mikroskop kamera. Mikroskop ini memiliki kemampuan untuk mengambil gambar
293
dan merekam pengamatan yang dilakukan. Pada saat peletakan bakteri pada kaca benda, dilakukan dengan dua cara, yaitu penambahan minyak imersi setelah peletakan koloni dan penambahan air setelah peletakan koloni. Penambahan minyak imersi dilakukan untuk melihat bentuk sel bakteri dan melindungi lensa mikroskop agar tidak terkena bakteri. Penambahan air dilakukan untuk melihat pergerakan bakteri. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar lensa mikroskop tidak terkena cairan pengamatan. Uji biokimia dilakukan berdasarkan bentuk sel bakteri yang diperoleh dari hasil identifikasi mikroskopis. Penentuan uji biokimia berdasarkan pada kunci dikotom (Leboffe & Sherman, 2005:460-463). Jenis bakteri yang diperoleh adalah Staphylococcus, Streptococcus, Micrococcus, Pseudomonas, dan jenis bakteri Sp1. Jenis bakteri Sp1 menunjukkan jenis bakteri yang belum berhasil diidentifikasi karena keterbatasan informasi yang diperoleh peneliti untuk melakukan uji lebih lanjut agar jenis bakteri ini dapat diidentifikasi. Hasil analisis data menunjukkan jumlah koloni bakteri di ruang yang menggunakan kipas angin lebih banyak daripada jumlah koloni bakteri di ruang yang menggunakan AC. Jumlah total koloni di ruang yang menggunakan kipas angin adalah 97 koloni dan di ruang yang menggunakan AC adalah 49 koloni. Koloni yang paling banyak tumbuh di ruang yang menggunakan AC adalah Staphylococcus dengan jumlah 34 koloni dan paling banyak tumbuh pada waktu sore hari di ruang yang menggunakan AC lantai 2 dengan jumlah 31 koloni. Jumlah koloni paling banyak tumbuh di ruang yang menggunakan kipas angin adalah Micrococcus dengan jumlah 75 koloni. Jumlah koloni paling banyak ditemukan di ruang kuliah yang terdapat di lantai satu pada waktu pagi hari dengan jumlah 24 koloni dan di lantai dua paling banyak ditemukan pada waktu sore hari dengan jumlah 15 koloni (Gambar 1). Pada ruang yang menggunakan kipas angin tidak ditemukan bakteri jenis Gram negative.
294
Iswadi, dkk.
Hasil penghitungan jumlah jenis bakteri menunjukkan jumlah yang sama dari ruangan yang menggunakan AC dan ruangan yang menggunakan kipas angin. Masing-masing ruangan diperoleh empat jenis bakteri. Bakteri yang diperoleh pada ruangan menggunakan AC adalah Staphylococcus, Streptococcus, Micrococcus dan Pseudomonas dan pada ruangan menggunakan kipas angin diperoleh Staphylococcus, Streptococcus, Micrococcus, dan Gambar 1. Hasil Penghitungan Jumlah Koloni bakteri jenis Sp1 (Tabel 2). pada Masing-masing Ruang. Tabel 2. Hasil Penghitungan Jumlah Jenis Bakteri. No 1 2
Ruang dengan sistem HVAC AC Kipas angin
1*
2**
3***
4****
Keterangan: *1=Staphylococcus; **2=Streptococcus; ***3=Micrococcus; *****5=Sp1; =Ditemukan; =Tidak ditemukan KESIMPULAN Jenis bakteri yang terdapat pada ruangan menggunakan AC adalah Staphylococcus, Streptococcus, Micrococcus, Pseudomonas. Jenis bakteri yang terdapat di ruangan menggunakan kipas angin adalah Staphylococcus, DAFTAR PUSTAKA Ahmed T., Kanwal R., dan Ayub N. 2006. Influence of Temperature on Growth Pattern of Lactococcus lactis, Streptococcus cremoris and Lactobacillus acidophilus Isolated from Camel Milk. Biotechnology, 5:481:488. Atmakusumah, Iskandar M., dan Basorie W.J. 1996. Mengangkat Masalah Lingkungan ke Media Massa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Breed R.S., Murray E.G.D., dan Smith N.R. 1957. Bergey's Manual of Determinative Bacteriology 7th Edition. Baltimore: Waverly Press, Inc. Cappuccino, J.G., dan Sherman, N. 2005. Microbiology: a Laboratory Manual. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings. Fitria, L dkk. 2008. Kualitas Udara Dalam Ruang Perpustakaan Universitas ”X” Ditinjau dari
5*****
Total 4 4
****4=Psudomonas;
Streptococcus, Micrococcus, dan Sp1. Hasil analisis data menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara jumlah jenis bakteri pada ruang yang menggunakan AC dan ruang yang menggunakan kipas angin.
Kualitas Biologi, Fisik, Dan Kimiawi. Makara, 7: 76-82. Li, H dkk. 2011. Isolation, Purification and Identification of Bacteria from the Shoes Worn by Children. African Journal of Biotechnology, 10: 4133-4137. Mudatsir. 2010. Penggunaan Darah Kadarluarsa Sebagai Media Isolasi dan Identifikasi Streptococcus faecalis. Jurnal Biologi Edukasi, 2:36-41. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah. Prasasti, C.I., Mukono, J., dan Sudarmaji. 2005. Pengaruh Kualitas Udara dalam Ruangan Ber-AC terhadap Gangguan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1:160:169. Radji, M. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi &
Identifikasi Jenis Bakteri Udara di Ruangan Bersistem HVAC
295
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Sugarman, S.C. 2007. HVAC Fundamentals 2nd Kedokteran EGC. Edition. Lilburn: The Fairmont Press. Rilatupa, J. 2008. Aspek Kenyamanan Termal Waluyo, L. 2005a. Mikrobiologi Lingkungan. pada Pengkondisian Ruang Dalam. Jurnal Malang: UMM Press. Sains dan Teknologi EMAS, 18: 191-198. Waluyo, L. 2005b. Mikrobiologi Umum. Malang: Ross, C dkk. 2004. Studies on Fungal and UMM Press. Bacterial Population of Air- conditioned Environments. Brazilian Archives of Biology and Technology, 47: 827-835. Stryjakowska-Sekulska, M dkk. 2007. Microbiological Quality of Indoor Air in University Rooms. Polish Journal of Environments Study, 16: 623-632.