PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR DAN PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN BASIL BELAJAR SISWA TERHADAP KONSEP REAKSI REDOKS BERDASARKAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA 2 Negeri Ciputat)
·-
:.
Oleh MEDINA AKMAR NIM: 102016023854
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ~v
A RH? J:rln Av A TJTT
T
All
TA
v
A
D'T'
A
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Penerapan Metode Latihan Berstruktur dan Permainan Dalam Meningkatkan
Hasil
Belajar
Siswa
Terhadap
Konsep
Rcaksi
Redoks
Bcrdasarkan Pcrubahan Bilangan Oksidasi, yang disusun oleh : Medina Akmar,
NIM 102016023854, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Kimia telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan fakultas.
Jakarta, l 6 Mei 2007
Yang Mengesahkan
Pembimbing (I)
Pembimbing (II)
MA
Adi Riyadhi, S. Si NIP.
LEMBARPENGESAHAN Skripsi berjudul: "Penerapan Metode Latihan Berstruktur dan Permainan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 18 September 2007 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Kimia. Jakarta, 28 Oktober 2007 Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Jurusan IP A
Tanggal
>11
Tanda Tangan
:M)1.
/JC ..... r ...
Ir. Mahmud M Siregar, M.Si NIP: 150222933 Sekretaris Jurusa IP A
Yu - 2()67 .........
Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP : 150299475 Penguji I
Dr. Zurinal Z NIP: 150170330 Penguji II
Dedi Irwandi, M. Si NIP : 15029993 7 Mengetahui: Dekan,
MA
............. .
ABSTRAK MEDINA AKMAR. Dalam memahami reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi (biloks), para siswa dituntut untuk lebih dahulu menguasai materi-materi sebelumnya seperti konsep lambang unsur, konfigurasi elektron dan memiliki kemampuan dasar matematika terutama persamaan aljabar yang akan digunakan dalam menentukan harga bilangan oksidasi tiap atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Disamping itu, dalam penyampaian materi pembelajaran guru dituntut untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat agar reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi dapat dikuasai siswa dengan baik. Salah satu metode pembelajran yang dapat membantu untulc keperluan tersebut adalah metode latihan berstruktur. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif metode pembelajaran kimia melalui metode latihan berstruktur yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi reaksi redoks sehingga dapat menambah kualitas pembelajaran kimia. Penelitian dilakukan di SMAN 2 Ciputat kelas X-5 yang dilakukan pada tanggal 27 Febn.iaTi 2006 hingga 27 Maret 2006. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, analisis data dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan pemeriksaan lembar modul hasil belajar siswa. Kata Kunci: Metode Latihan Berstruktur, Penelitian Tindakan Kelas
ABSTRACT MEDINA AKMAR To understanding redox reaction with a change price oxidation number, all of students must be know all of method first like a periodic concept, the electron configuration and have a basic ability of a math, especially algebra similarity when we want to used in a redox price number in every atomic. Meanwhile, every teacher who's teach that method must be choose and realized a right learning method so redox reaction with a change price the oxidation number could be understand by students. A learning method who can helped students to used that is a structure practice. The objective of the study/research is to describe a different learning method in chemistry, with a structural practice method and that used to increase the quality oflearning to understand redox reaction in a chemistry. To carry out this study, the writer decided to choose SMAN 2 Ciputat, as the location of the research, and the research was done over a period of time, from February 27th to March 27'h 2006. The teclmique of collecting data is done by "classroom action research ". In doing this research, the writer classifies the study into two steps, each step content a planning, actuating, data analysis and reflection. The writer conducts through observation, interview, takes the text of the test material and the results of students test results
Key Word: structural practice method Classroom Action Research
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini di susun setelah melakukan penelitian di SMA Dua Negeri Ciputat selama satu bulan yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Februari - 27 Maret 2006. Selama melaksanakan penelitian dan proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing I. 2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Bapak Drs. H. Suhaya, M.M selaku kepala sekolah SMA Dua Negeri Ciputat, atas kesempatan penelitian yang diberikan. 4. Bapak Adi Riyadhi, S.Si selaku dosen pembimbing II. 5. Ibu Astuti Murtiningsih, S.Pd selaku guru penelitian tindakan kelas, atas pengarahan dan bimbingan yang diberikan selama penelitian. 6. Ibu Nurtohidah, S.Pd selaku guru bidang studi kimia sekaligus mitra observer selama penelitian. 7. Para staf pengajar di SMA Dua Negeri Ciputat yang senantiasa membantu dan memberikan bimbingannya selama penelitian. 8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materiil pada penulis. 9. Semua sahabat seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan bantuannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya.
Jakarta,
November 2007
Penulis
DAFTARISI
ABSTRAK .................................................................................................... . KATA PENGANTAR. ................................................................................... iii DAFTAR 181 ..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................. viii BAB I
PENDAHULUAN .................................................................
I
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... . B. Fokus Penel itian ...................................................................... .
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................. : ......................... .
3
D. Perumusan Fokus Penelitian ............................................. .
3
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... .
BAB II
F. Manfaat Penelitian ................................................................... .
3
KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN .............
5
A. Kajian Teori ......................................................................
5
1. Pengertian Belajar... .... .. . . . .. . . .. . . ... . ... . .. . . .. . . . .. . . ...... ... . . . .. .
5
2. Pengertian Hasil Belajar...............................................
6
3. Karakteristik Ilmu Kimia .............................................
8
4. Reaksi Redoks ............................................................. 10 5. Tinjauan tentang Pembelajaran Kimia mengenai Reaksi Redoks .. . . ... . ... . .. . ..... ... . .. .. . .. . ... . ... . . . .. . . ..... ... . . . .... 17 6. Metode Latihan Berstruktur ...... ... . ..... .. . . .. . . .. . . . . .. . . . ... . . . . 17 7. Langkah-langkah Metode Latihan Berstruktur ............ 18 B. Desain Alternatiflntervensi Tindakan yang Dipilih .......... 20 C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan .................... 21 D. Hipotesis Penelitian Tindakan ........................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 23 A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 23
B. Pihak yang Terkait Dalam Penelitian................................. 23 C. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian........................ 23 D. Rancangan Siklus Penelitian ............................................. 24 E. Tahap Intervensi Tindakan ................................................ 26 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................... 29 G. Jenis dan Sumber Data...................................................... 29 I-I. Instrumen-lnstrumen Pengumpul Data yang Digunakan .... 29
I. Teknik Pengumpulan Data................................................ 30
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi........................ 30 K. Analisa Data...................................................................... 31 1. Modul Hasil Belajar..................................................... 31 2. Batasan lndikator Keberhasilan.................................... 31
BAB IV PEMBAI-IASAN.................................................................... 32 A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan...................................... 32 1. Kegiatan Prapenelitian ................................................. 32 2. Siklusl ........................................................................ 37 3. Siklus II ....................................................................... 50 4. Evaluasi Akhir ............................................................. 6 J B. Temuan Penelitian ............................................................. 63
BAB V
PENUTUP ............................................................................. 65 A. Kesimpulan.. ... ..... .. ... .. .. . ... . ... ... .. . .. .. .. ..... .. .. .. .. ... ... ..... .. .. .. .. 65 B. Saran-saran....................................................................... 66
DAFT AR PUST AKA ............................................................................ 67 LAMP IRAN.......................................................................................... 69
DAFTAR TABEL Halaman Tabet I.
Perbedaan Penulisan Ion dan Bilangan Oksidasi ..................... 13
Tabet 2.
Hasil Evalnasi Awai Konsep Reaksi Redoks ............................ 36
Tabel 3.
Perolehan Nilai Siklus 1.. ............................................................ 43
Tabel 4.
Peningkatan Nilai Subjek Penelitian Pada Siklus 1 .................. 44
Tabel 5.
Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa ................................ -14
Tabet 6.
Perolehan Nilai Siklus II ............................................................ 54
Tabel 7.
Peningkatau Nilai Subjek Peuelitian Pada Siklus II ................. 55
Tabel 8.
Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa ................................ 55
Tabet 9.
Modul Akhir Hasil Belajar Siswa Kelas X 5 ............................. 61
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar l. Bagan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Redo ks) ................. 11 Gambar 2. Desain Penelitian ...................................................................... 24 Gambar 3. Tahap Penelitian ...................................................................... 25
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Observasi Terstruktur ........................................................ 70 Lampiran 2. Observasi Proses Belajar Mengajar .................................. 72 Lampiran 3. Tes Tahap Prapenelitian ..................................................... 73 Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Tahap Prapenelitian ........................... 76 Lampiran 5. Tabel Proporsi Jawaban Benar .......................................... 77 Lampiran 6. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X-5 ....................... 80 Lampiran 7. Perhitungan Koefisien Korelasi "r" Product Moment ....... 81 Lampiran 8. Perhitungan uji !. ................................................................. 83 Lampiran 9. Peta Konsep ......................................................................... 85 Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 86 Lampiran 11. Observasi Terstruktur ......................................................... 98 Larr piran 12. Observasi Terbuka .............................................................. 99 Lampi ran 13. Modul Konsep Reaksi Redo ks ............................................ I 00
BAB! PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di tingkat I merupakan mata pelajaran yang masih baru bagi siswa, sebab mereka baru mendapatkan materi kimia secara utuh sebagai suatu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini tidak menutup kemungkinan akan adanya kesulitan bagi mereka dalam mengikuti pembelajarannya. Oleh karena itu, diharapkan para guru kimia dapat memperkenalkan materi kimia dengan lebih menarik dan bersahabat, sehingga anggapan yang keliru selama ini bahwa kimia merupakan ha! yang susah bagi siswa SMA akan hilang dari mereka. Untuk menyajikan materi kimia menjadi lebih menarik, guru harus memiliki
kemampuan
dalam
mengembangkan
metode
mengajarnya
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Pada pembahasan reaksi redoks, biasanya para siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahami dan menentukan bilangan oksidasi dari masing-masing unsur. Hal ini disebabkan para siswa masih belum mengetahui nama-nama dan lambang-lambang dari berbagai unsur dengan baik, belum begitu hafal harga bilangan oksidasi dari masing-masing unsur, belum dapat mencari harga bilangan oksidasi suatu unsur dengan benar, serta masih ada yang salah dalam operasi matematika sederhana. Kenyataan ini didukung oleh hasil penelitian Eva Hakimah (2005) yang menyatakan bahwa 42,5 persen siswa MAN 12 Jakarta mengalami kesulitan dalam menentukan konsep redoks dalam suatu reaksi dan 82,5 persen siswa MAN 12 Jakarta mengalami kesulitan dalam menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 1
2
Metode Latihan Berstruktur merupakan salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam Metode Latihan Berstruktur, guru memberikan latihan-latihan berstruktur tentang apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang. Dengan kata lain, siswa akan berusaha melatih keterampilannya sehingga didapat suatu keterampilan khusus. Dalam melaksanakan metode latihan berstruktur ada beberapa ha! yang harus diperhatikan, yaitu: !. Tujuan pembelajaran harus dijelaskan kepada siswa.
2. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. 3. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. 4. Selingilah latihan agar tidak membosankan. 5. Perhatikan kesalahan-kesalal1an mnum yang dilakukan siswa untuk usaha perbaikan. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan Metode Latihan Berstruktur dalam membantu siswa memahami reaksi redoks, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA 2 Negeri Ciputat tingkat X semester pertama tahun pelajaran 2005/2006.
B. Fokus Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas X 5 SMA 2 Negeri Ciputat pada pelajaran kimia konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi (biloks) dengan menggunakan Metode Latihan Berstruktur. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan peningkatan hasil belajar siswa adalah tingkat pencapaian komponenkomponen pembelajaran yang meliputi: !. Meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada pelajaran kimia khususnya
pada pokok pembahasan realcsi redoks.
3
C. Pembatasan Fokus Penelititan Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas. maka masalah ini harus dibatasi. Dalam penelitian ini. metode yang digunakan adalah metode latihan berstruktur yang ditemukan oleh Rumansyah dan Yudha Irhasyuarna dalam jurnal penelitian kependidikannya pada pokok bahasan persamaan reaksi kimia yang oleh peneliti metode tersebut diadaptasikan dalam penelitiannya pada pokok bahasan konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi.
D. Perumusan Fokus Penelitian Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : "Apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat pada konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi r
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: I. Untuk meneliti apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan aktivitas bertanya siswa khususnya dalam pelajaran kimia. Untuk meneliti apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami reaksi oksidasi reduksi.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat sebagai berikut: I. Bagi guru. ia dapat mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar reaksi oksidasi reduksi sehingga dapat dipahami oleh siswa dengan baik. 2. Bagi siswa. hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat apabila s1swa
4
mengalami kesulitan dalam memahami reaksi oksidasi reduksi serta dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan dalam penelitian tindakan kelas ini, guru mencobakan berbagai pola dan strategi yang tepat sehingga dapat menolong siswa dalam memahami reaksi oksidasi reduksi dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran kimia. 4. Bagi maliasiswa FITK UIN, hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah khazanah pengetahuan dalam bidang yang dikaji.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINDAKAN
A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan "suatu usaha berupa kegiatan hingga terjacli perubahan tingkah laku yang tetap. yang ditanclai oleh kernampuan pengetahuan clan keterampilan. Skinner berpenclapat bahwa belajar aclalah suatu proses aclaptasi atau penyesuaian tingkah laku secara progresif."" 1 James 0. Wittaker mengemukakan bahwa "'belajar aclalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau cliubah melalui latihan clan pengalaman."' Belajar adalah modifikasi atau mempe1teguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of' behavior through experiencing). Menurut pengertian 1111. belajar rnerupakan suatu proses, suatu kegiatan clan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat. akan tetapi Jebih Juas clari itu. yakni n1engala111i.
3
Belajar ialah "suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk rnemperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. sebagai
hasil
pengalamannya
sencliri
clalam
imeraksi
clengan
lingkungannya.··.i Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang
clilakukan secara saclar oleh seseorang clan mengakibatkan perubahan clalam clirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berclasarkan alat inclera clan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila belajar pese1ta cliclik ticlak acla perubahan tingkah Jaku yang positif clalam arti
1
iv1uhibbin S)ah. Psikologi Pe11didika11 /)engan Pe11dekata11 Barn [(ana. 2005 J. Cct. Kc- I I. h.90 'Ibid. h.104
Bandung: Rosda
-' Ocn1ar J-lan1alih:. Proses Bek{/ar .\/engajar. (.lakana: PT Bun1i /\ks<1n.1. 1005). Cct kc~..J-.
h.17 ~Ibid
6
memiliki kecakapan baru se1ta wawasan pengetahuannya tidak bertarnbah rnaka dapat dikatakan bahwa belajarnya belurn sempurna. 5 Belajar merupakan ..suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai basil interaksi dengan lingkungannya dalam rnemenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalarn seluruh aspek tingkah laku.'"' Gagne rnenyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalarn disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam rnenunjukkan kine1ja (perilaku) berarti perubahan itu menentukan semua keterampilan. pengetahuan. sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar dihasilkan berbagai rnacam tingkah laku yang berlainan. seperti pengetahuan, sikap. keterarnpilan. kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai basil belajar. 7 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan. yaitu: a. Faktor ini meliputi kematangan atau pertumbuhan. kecerdasan. latihan. motivasi dan faktor pribadi. b. Faktor yang ada di luar diri siswa itu sendiri disebut sebagai faktor sosial. Faktor ini meliputi lingkungan keluarga. guru dan cara mengajar, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. lingkungan dan kesernpatan yang ada. serta motivasi sosial. 8 Belajar merupakan sebuah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang te1jadi sebagai suatu usaha dari basil latihan dan pengalaman. Oleh sebab itu. belajar merupakan proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak paham menjadi paham.
2. Pengertian Basil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang teijadi di clalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Hasil belajar sebagairnana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa Indonesia 5
Adrian. J/e1ode .\Jengajar Berdasarkan Tipo/ogi Belc(jar Sis1ra. i\rtikcl Tanggal 20 Oktobcr 2004. http://reNsearchcngines.co111/art05N65htn1l .. h.3 6 Slan1eto. Belqjar dan f"akror- .laktor yang 111e111pengaruhi11ya, ( Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003 ). Cct. Ke--!. h. 2. 7 Nurdin lbrahin1. flasi/ Belqjar Fisika Sis1ra SLTF Terhuka Ta1?j1111gsari S11111edang Ja1ra Baral. Jurna[ Pendidikan dan Kcbudayaan. No. 031. Tahun ke-7. Sertc111ber 200!. h. -t87 3 i'vl. Nga!iin Pt!r\\'antO. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rcn1aja Rnsdakar:n. 200-1.J. h. 102-105
7
Kontemporer. yaitu "peningkatan penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran."9 Menurut Ralph Tyler. evaluasi basil belajar merupakan "sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana. dalam ha! apa. dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tereapai. Jika belum. bagaimana yang belum dan apa sebabnya." Definisi yang lebih luas dikemukakan oleb dua orang abli lain. yakni Cronbacb dan Stufflebeam. Tambaban definisi tersebut adalab babwa ''proses bukan sekadar mengukur sejauhmana tujuan tereapai. tetapi digunakan untuk membuat keputusan." 10 Evaluasi basil belajar adalah "suatu proses yang dilakukan untuk mengetabui tingkat kine1ja akademika yang dilakukan secara menyelurub dan kontinyu dengan earn yang sesuai dengan eiri-eiri pendidikan keablian yang bersang k~utan. •·II
Evaluasi basil belajar adalab "keseluruban kegiatan pengukuran (pengumpulan
data
dan
infomasi).
pengolaban.
penafsiran
dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat basil belajar yang dicapai oleb siswa setelab melakukan kegiatan belnjar clalam upaya mencapai tL~juan pembelajaran yang telab ditetapkan." 1' Hasil pengalaman yang didapat dari usaba seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkab laku yang diperoleb setelab proses belajar. Menurut Benyamin Bloom. meliputi tiga ranab. "yakni ranab kognitif (pemabaman), ranah afektif (sikap). dan ranab psikomotoris (keterampi Ian ).'' 13 Ketiga ranab tersebut merupakan suatu objek penilaian basil belajar dan diantara ketiga ranab terseblll. ranab kognitiflab yang paling
')Peter Sali111 dan '{cni Sali1n. Ka11111s Bahasa !11do11esia l\0111e1uporer. (Jakarta: i'vlodern English. 1991 ). h. 359 JO Prof. Dr. Suharsitni Arikunto. Dasar Dasar El'aluasi Pendidikan. ( Jakarta: Burni /\ksara. 200 I ). Cct ke-2. h. 3 11 Biro Adn1inistrasi Akadcn1ik dan Ken1ahasiS\\'aan. Era/ua.<>i 1-/asil Be/(!}ar dan } '11disi11n1. 2000. ht1p: ·11'11'11·2. uaxj. ac. id baak _era/uasi. asp. i:: Oe1nar J-lainalik l\.11rikuh1111 dan Pen1ba/ajara11. (Jakarta: Butni 1\ksara. 2003 )_ h. J 59 13 Nana Sudjana. Peni/aian f-fasi/ Proses B~lajar. (Bandung: Reinaja Rosda J(arya. ]995). h.22
8
banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan s1swa dalam menguasai bahan pelajaran.
3. Karakteristik Ilmu Kimia
Kesulitan mempelajari ilmu kimia oleh para sis\\ a terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp sebagai berikut.
a. Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak nampak. yang menuntut siswa dan mahasiswa membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. Karena atom merupakan pusat kegiatan kimia. maka walaupun kita tidak melihat atom secara langsung. tetapi dalam angan-angan kita dapat membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom. misalnya sebuah atom oksigen kita gambarkan sebagai bulatan. b. llmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya Kebanyakan obyek yang ada di dunia ini merupakan campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari gambaran vano-
.
disederhanakan,
di
mana zat-zat dianggap
murni
atau
"'
hanya
mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam penyederhanaannya diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu agar siswa atau mahasiswa tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan tersebut.
c. Sifat ihnu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat Sering kali topik-topik ilmu kimia harus dipelajari dengan urutan tertentu. Misalnya, kita tidak dapat menggabungkan atom-atom untuk membentuk molekul. jika atom dan karakteristiknya tidak dipelajari terlebih dahulu. Di samping itu. perkembangan ilmu kimia itu sangat cepat, seperti pada biclang biokimia yang menyelidiki tentang rekayasa genetika, kloning. dan sebagainya. Hal ini 111enuntut
9
kita semua untuk Jebih cepat tanggap dan selektif dalam menenma semua kemajuan tersebut. d. II mu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari kim ia. Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta kimia. aturan-aturan kimia. peristilahan kimia. dan lain-lain. e. Bahan I Materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari. siswa ataupun mahasiswa dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik. sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefisien mungkin. 14 Menurut Arifin, kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada: a. Kesulitan dalam memahami istilah Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dala1n pengajaran ki1nia.
b. Kesulitan dalam memahami konsep kimia Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang bersifat abstrak dan kompleks. sehingga siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam. 15 c. Kesulitan angka Dalam pengajaran kimia, kita tidak terlepas dari perhitungan secara matematis. di mana siswa dituntut untuk terampil dalam rumusan/operasi matematis. Namun. sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. Menurut Sastrawijaya. hal ini
1 -'
E Kean dnn C l'Vliddlccan1p. Panduan Be/ajar Kilnia !Jasar. (Jakarta: Gra1ncdia. 1985 ).
h. 5 - 9. 15
Run1ansyah dan '{udha lrhJsyuarna. Penerapan ,\/e1ode Lclfihan Bers1ruk111r /Jala111
.\Je11i11gkct1ka11
Pe111aha111a11
http://\\\\"\\' .depdi knas.go. id.
Sis1ra
Terhadop
;..·onsep
Perst1111atf!1
reaksi.
10
disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik. siswa tidak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam perhitungan-perhitungan kimia. sehingga siswa tidak . . dasar 111atemat1'k·a. 16 teramp1·1 daIam mengguna k·an operas1-operas1
t'
Reaksi Redoks Menurut sejarah ilmu kimia. konsep reaksi redoks mengalami perkembangan. mulai dari konsep pengikatan dan pelepasan oksigen. konsep pelepasan dan penangkapan elektron. serta konsep peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Perkembangan konsep tersebut berturutturut telah semakin memperluas cakupan reaksi-reaksi yang dapat dijelaskan sebagai reaksi redoks.
Konsep Pengikatan dan Pelepasan Oksigen. Oksidasi : Pengikatan antara suatu unsur dengan oksigen. Reduksi : Pengurangan oksigen pada suatu unsur. Oks : Cu + 0 ___, CuO
Contoh :
Konsep Pelepasan dan Penangkapan Elektron. Oksidasi : Reaksi yang mengalami pelepasan elektron.
KON SEP REDO KS
Reduksi: Reaksi yang mengalami penangkapan elektron. Oks : Fe'+
---+
Fe3+ + e·
Red : Cu'+ + 2e·
---+
Cu.
Konsep Peningkatan dan Penurunan Biloks. Oksidasi: Reaksi yang mengalami peningkatan harga biloks. Reduksi : Reaksi yang mengalami penurunan harga biloks.
Garn bar 1. Bagan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Redo ks) "'Ibid. h. 9
11
Meskipun demikian, pada skripsi ini. peneliti hanya akan membahas reaksi redoks ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks). Peneliti juga akan membahas reaksi redoks ditinjau dari pelepasan dan penangkapan elektron sebagai bab pembuka untuk lebih memahami konsep reaksi redoks yang sedang ditel iti terse but.
a. Konsep Reaksi Redol;;s Berdasarkan Pelepasan dan Penangkapan Elektron
Oksidasi adalah pelepasan elektron Contoh : Na-+ Na;·+ e Reduksi adalah penangkapan elektron Contoh : K+ + e - _, K Pada reaksi oksidasi, elektron berada di ruas kanan Pada reaksi reduksi, elektron berada di ruas kiri Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor Zat yang mengalami reduksi disebut oksidator Pada reaksi redoks, kedua reaksi yaitu reaksi oksidasi dan reduksi te1:jadi secara serempak. Dalam reaksi redoks. jumlah total elektron yang diterima tepat sama dengan jumlah total elektron yang dilepaskan.
Oksidasi
Zn ___, Zn'* + 2e -
Reduksi
Cu 2+ + Je - __,. Cu Zn+Cu'+_,zn'+ +Cu
Zn mengalami pelepasan elektron. Cu'' mengalami penangkapan elektron. Zn mengalami oksidasi.
Cu'+ mengalami reduksi.
Zn merupakan reduktor.
Cu'+ merupakan oksidator.
12
b. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Peningkatan clan Penurunan Bilangan Oksidasi
Untuk memudahkan kita dalam mengetahui apakah suatu atom mengalami reaksi oksidasi atau reduksi. maka kepada masing - masing atom diberikan satu harga yang disebut bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi ( Biloks) adalah muatan elektron yang dimiliki oleh suatu atom unsur. Perhatikan reaksi redoks berikut ini : Zn + Cu 2+
->
Zn 2+ + Cu
Pada peristiwa oksidasi, Zn menjadi Zn 2+
•
bilangan oksidasi
bertambah dari no! menjadi +2. Sebaliknya, pada peristiwa reduksi. Cu 2+ menjadi Cu, bilangan oksidasi berkurang clari +2 menjacli no! ( 0 ). Dengan demikian, clapat dirumuskan : Oksidasi adalah reaksi yang melibatkan penambahan harga biloks I mengalami kenaikan harga biloks. Reduksi adalah reaksi yang melibatkan pengurangan harga biloks I mengalami penurunan harga biloks. Zn + Cu c+ 0
->
+2
~
tu1un
Zn 2+ + Cu +2
2 e·
0
1
nai, 2 e
Zn mengalami kenaikan elektron. Cu 2" mengalami penurunan elektron. Zn mengalami oksidasi.
Cu 2 mengalami reduksi.
Zn merupakan reduktor.
Cu 2 + merupakan oksidator.
+
13
c. Aturan Penulisan Bilangan Oksidasi
Bilangan Oksidasi dituliskan di kanan alas lambang unsur yang bersangkutan (superskrip). Untuk membedakan dengan muatan ion. tancla positif dan tanda negatif pada bilangan oksidasi ditulis di depan bilangan relatif besarnya kontribusi muatan. 17 Contoh penulisan bilangan oksidasi dibandingkan penulisan ion clapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Perbedaan Penulisan Ion clan Bilol{S
b.
Lambang Unsur
Penulisan Ion
Na
Na+
Penulisan Biloks Na+I
0
o'-
o-'
Ketentuan Menentukan Bilangan Ol{Sidasi Suatu Atom Unsur
I) Bilangan Oksidasi unsur bebas. baik yang partikelnya berupa atomatom atau molekul homoatomik adalah nol ( 0 ). Contoh : He. Ne, Ar. Kr. Xe, Rn. C sebagai atom bebas bermuatan 0. 1-12' N1. 02, F2, Cl2, Br2. 12 sebagai molekul homoatomik bermuatan 0. 2) Bilangan oksidasi ion monoatomik adalah sama dengan muatannya.
Ion monoatomik adalah ion yang hanya terdiri dari satu atom suatu unsur bermuatan positif atau negatif. Contoh : Bilangan oksidasi unsur-unsur pacla 0 2-. S -2 adalah -2 3) Jumlah bilangan oksidasi dalam sebuah senyawa adalah nol ( 0 ). Contoh : Biloks senyawa NaCl adalah 0. NaCl= [ I x biloks Na]+ [ I x bilok Cl ] 0 =
[lx(+I)]
+
[lx(-1)]
4) Jumlah bilangan oksidasi sebuah ion poliatomik sama clengan besarnya muatan ion poliatomik tersebut. ("'Ion poliatomik aclalah ion-ion yang 17
Su)atno dkk .. /\.hnia SJJ.-I l\e/as I. (Jakarta: Cirasindo. 2004). h. 79.
14
terdiri atas dua atau lebih atom-atom unsur yang berikatan dan memiliki muatan negatif atau positif'). Contoh: Bilangan oksidasi dari Ofi adalah -1. Ofi = -1
[
1 x biloks 0 ] + [ 1 x biloks H ] [lx(-2)]
-1=
(-2)
+
[Ix(+!)]
+
(+!)
5) Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali (IA) adalah + 1. 6) Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali tanah (IIA) adalah +2. 7) Bilangan oksidasi atom H adalah + 1. 8) Bilangan oksidasi atom 0 adalah -2. 9) Bilangan oksidasi unsur-unsur halogen (VII A) adalah -1.
e. Aturan Penentuan Biloks Menggunakan Skala Prioritas Skala Prioritas adalah skala yang disusun berdasarkan urutan keelektronegatifan suatu atom. Skala ini digunakan dengan tujuan untuk mempermudah siswa kelas X dalam memahami konsep reaksi redoks berdasarkan peningkatan clan penurunan bilangan oksidasi (biloks ). Skala Prioritas : 1) Tingkat oksidasi sebuah atom dalam sebuah unsur bebas (tidak terikat) adalah no!. 2) Jumlah tingkat oksidasi semua atom dalam sebuah molekul adalah no!. Untuk sebuah ion, jumlahnya sama dengan muatan ion itu, baik besar maupun tandanya tanpa memperdulikan apakah ion itu terdiri dari atom tunggal (monoatomik) atau lebih dari dua atom (poliatomik). 3) Dalam senyawanya, logam-logam alkali (golongan IA) dalam tabel berkala (yaitu; Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) mempunyai tingkat oksidasi +! dan logam-logam alkali tanah (IIA) adalah +2 .. 4) Dalam senyawanya, tingkat oksidasi Hidrogen ( H) adalah +l; Fluor (F)
adalah -1.
16
4) NaCl ; dimana atom Cl mempunyai bi loks - I. Karena atom Cl berikatan dengan atom logam alkali I : Namaka atom Cl bermuatan -1. lngatjumlah biloks suatu senyawa adalah 0. NaCl= [ I x biloks Na]+ [ I x bilok Cl]
0 =
[lx(+I)]
+
(+!)
+
0
[lx(-1)] (-I)
5) NaC10 3 : dimana atom Cl mempunyai biloks +5. Hal ini dikarenakan jumlah biloks suatu senyawa harus no! ( 0 ). Perhatikan tahap-tahap penge1jaannya. a) Perhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam soal tersebut. b) Tentukan urutan unsur yang paling terdepan pada soal kedalam skala prioritas. Pada skala prioritas, Na berada diatas 0 dan Cl dan 0 berada di atas Cl. Oleh karena itu. data harga biloks yang diam bi I adalah data biloks Na dan 0 sedangkan harga biloks Cl adalah harga yang harus dicari agar jumlah senyawa NaCI0 3 adalah 0. c) Masukkan data biloks tersebut. Biloks Na: +I, Biloks 0: -2, dan Biloks Cl: X NaCI0 3 =[I x ( biloks Na)]+ [ I x ( biloks Cl)]+ [ 3 x ( biloks 0 )] =[Ix =
(+I) (+I )
]+[Ix
X
]+[3x
+
X
+
(-2) ( -6)
d) Untuk menghasilkan jumlah biloks 0. maka atom Cl harus memiliki harga biloks +5. NaCI03 =[Ix (biloks Na)]+ [Ix ( biloks Cl)]+ [3 x ( biloks 0 )] 0
= [I x
0
=
( +I ) ] +[I x ( +I )
+
X ( +5 )
] + [3 x +
( -2 ) ] ( -6 )
17
5. Tinjauan tentang Pembelajaran Kimia meugenai Reaksi Redoks
a. Standar Kompetensi Mendeskripsikan
sifat-sifat
larutan.
metode
pengukuran.
dan
terapannya. b. Kompetensi Dasar Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan menentukan bilangan oksidasi secara tepat dalam suatu senyawa. c. lndikator I) Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. pelepasan dan penerimaan elektron. serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2) Menentukan bilangan oksidasi atom dan unsur dalam senyawa atau ion. 3) Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. d. Materi Pokok Reaksi Oksidasi Reduksi (Redoks).
6. Metode Latihan Berstruktur
Metode Latihan Berstruktur merupakan suatu cara menga.iar dengan memberikan latihan-latihan berstruktur terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh keterampilan tertentu. Pemberian latihan dilakukan setelah siswa memperoleh konsep yang akan dilatihkan. Soal-soal yang diberikan kepada siswa dimulai dari soal-soal yang mudah menuju ke soal-soal yang lebih sulit. Hal ini dilakukan dengan bimbingan dari guru, di mana guru terlebih dahulu memberikan contoh cara menyelesaikan soal secara berstruktur dan baik. Selanjutnya siswa diperintahkan untuk menyelesaikan soal-soal yang sejenis dengan soal yang telah diselesaikan oleh guru. Dengan demikian. para siswa akan merasa terbimbing secara baik dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan benar.
18
Dalam kaitannya dengan metode mengajar. Metode Latihan Berstruktur ini merupakan kombinasi dari metode latihan dan metode pemecahan masalah. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki kecakapan mental dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya melalui latihan yang dibuat secara berstruktur. sehingga mereka terlatih untuk berpikir secara lebih sistematis. log is. tel iti. dan teratur. Dalam menerapkan Metode Latihan Berstruktur pada konsep persamaan reaksi redoks, guru terlebih dahulu memberikan konsep kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh latihan soal yang dimulai dari soal-soal yang mudah kemudian diteruskan dengan soal-soal yang sulit. Setelah rnemberikan konsep dan contoh soal. guru menugaskan kepada siswa untuk 111enge1jakan soal-soal yang sejenis. Dalam hal ini guru harus aktif 111en1onitor peke1jaan sis\va n1asing-1nasing sehingga
dapat diketahui di mana kelemahan yang mungkin masih ada pada siswanya. Jika tidak ada masalah. dilanjutkan lagi dengan memberikan konsep dan contoh soal selanjutnya. dan diakhiri pula dengan memberikan latihan soal kepada siswa. Demikian seterusnya. sampai siswa benar-benar mengerti akan konsep persamaan reaksi tersebut.
7. Langkah-langkah Metode Latihan Berstruktur
a. Guru memberikan konsep reaksi redoks dengan memperkenalkan terlebih dahulu bilangan oksidasi (biloks) suatu atom atau unsur b. Guru memperkenalkan aturan-aturan mengenai pemberian bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa. c. Guru Ptenjelaskan perbedaan dalam pemberian bilangan oksidasi untuk unsur bebas dan unsur yang saling berikatan ConlClh: Tentukan biloks Cl pada Cb dan NaCl Cl 2 ( .1nsur bebas) = 0 NaCl= ( I x biloks Na)+ ( I x biloks Cl ) 0 =[ix(+l)]+[lx(-1)]
19
d. Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan. e. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan peningkatan. maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya f.
Guru mcmberikan contoh dalam menentukan bilangan oksidasi pada suatu senyawa yang lebih kompleks. Contoh : Tentukan biloks Cl pada senyawa NaCIO dan KCl0 3 . NaCIO = ( I x biloks Na)+ ( I x biloks Cl)+ ( I x biloks 0 )
0
=[lx(+l)]+[lxM]+[lx(-2)] - I
0
+
M
Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan. g. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan pcningkatan. maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya. h. Guru menjelaskan peningkatan dan pcnurunan bilangan oksidasi. Contoh: Tentukan peningkatan biloks C pada reaksi berikut Fe203{SJ + 3CO{gl-- 2Fe,,,+ 3C02{sl +
2
-:2 Turun 3 e_+:2l_-_ _ _ _ _ _1_l _
1.
--~+l,f -
2
3
Naik 2 e-
.
Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan.
I·
Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditcmukan peningkatan, maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya.
k. Guru menjelaskan perbedaan tentang oksidator dan reduktor se1ta menentukan letak oksidator dan reduktor dari suatu reaksi redoks. Contoh : Tentukan peningkatan biloks C pada reaksi berikut Fe20J{S1 + 3C01g1-- 2Fe{si+ 3C02{sl 1
2 2
--~+1-l
+J -:2 Turun 3 e· +1 _-_ _ _ _ _ _1_ _
Fe 20 3 sebagai oksidator
Naik2 c·
-:2
.
CO sebagai reduktor
20
I.
Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan
111.
Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan peningkatan. maka diadakan evaluasi akhir dengan menggunakan modul.
n. Guru mengadakan evaluasi akhir dengan menggunakan modul latihan berstruktur.
B. Desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode latihan berstruktur. Metode latihan berstruktur merupakan suatu cara meng"jar dengan memberikan latihan-latihan berstruktur terhadap apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh keterampilan tertentu.
Pemberian latihan
dilakukan setelah siswa memperoleh konsep yang akan dilatihkan. Soal-soal yang diberikan kepada siswa dimulai dari soal-soal yang mudah menuju ke soal-soal yang lebih sulit. Hal ini dilakukan dengan bimbingan dari guru. dimana guru terlebih dahulu memberikan contoh cara menyelesaikan soal secara
berstruktur dan
baik.
Selanjutnya siswa diperintahkan
untuk
menyelesaikan soal-soal yang sejenis dengan soal yang telah diselesaikan oleh guru. Dengan demikian, para siswa akan merasa terbimbing secara baik dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan benar. Metode latihan berstruktur memerlukan alat bantu yakni modul pembelajaran. Modul merupakan wujud penggambaran dari usaha guru dalam memberikan latihan-latihan berstruktur yakni pemberian latihan dari tingkat yang mudah menuju tingkat yang sulit. Dalam kaitannya dengan pembahasan konsep reaksi redoks, modul tersebut dimaksudkan untuk membantu siswa membedakan harga bilangan oksidasi. contohnya membedakan harga bilangan oksidasi atom Cl pada molekul monoatomik dan atom Cl pada suatu senyawa. Dalam penerapannya. siswa diharapkan dapat memiliki kebiasaan dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya melalui latihan yang
21
dibuat secara berstruktur sehingga mereka terlatih untuk berpikir secara lebih sistematis, logis, teliti dan teratur. Dalam menerapkan metode latihan berstruktur pada konsep reaksi recloks, guru terlebih dahulu memberikan konsep kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh latihan soal yang dimulai dari soal-soal muclah menuju soal-soal yang sulit. Setelah memberikan konsep dan contoh soaL guru menugaskan kepada siswa untuk 111enge1jakan soal-soal yang sejenis. Dalam hal ini guru harus aktif memonitor peke1jaan masing-masing siswa sehingga dapat diketahui dimana kelemahan yang mungkin masih ada pada (swanya. Jika tidak ada masalah, dilanjutkan lagi dengan memberikan konsep dan contoh soal selanjutnya, clan diakhiri pula clcngan rnernberikan latihan soal kepada siswa. Dernikian seterusnya, sarnpai siswa benar-benar rnengerti akan konsep reaksi redoks tersebut.
C, Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Berawal dari permasalahan yang dikemukakan oleh Eva 1-lakirnah clalam Skripsinya yang be1juclul " Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal-Soal
Kimia
Mengenai
Reaksi
Recloks ··
hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata siswa mengalarni kesulitan clisebabkan karena materi reaksi recloks yang terbilang cukup kompleks clan abstrak. Disamping itu, kendala lain yang dihadapi oleh para siswa adalah rendahnya
kernampuan
menghafal
serta
kemampuan
penu 1is
mencoba
pengoperas1an
matematika sederhana. Berangkat dari
semua
itu.
mengadaptasikan
penemuan yang dihasilkan oleh Rumansyah clan Yudha lrhasyuarna dalam pcnelitiannya yang be1judul "Penerapan Mctode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia" dimana dalam penelitiannya Rumansyah berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi persamaan reaksi kim ia sebesar 91.05 %. 1"
11 '' Run1ansyah
dan Yudha lrhasyuarna. op.cit.. h. 1-f..
22
Singkatnya dengan menggunakan Metode Latihan Berstruktur. siswa akan lebih baik dalam meningkatkan hasil belajarnya. terutama pada pokok bahasan reaksi redoks serta mampu menggunakannya dalam memecahkan persoalan.
D. Hipotesis Penelitian Tindakan 1-Jipotesis penelitian tindakan dalam skripsi ini adalah ·jika diterapkan metode latihan berstruktur maka dapat meningkatkan basil kelas X-5 SMAN 2 Ciputat".
bel~jar
kimia siswa
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waldu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA 2 Negeri Ciputat, kelas X-5 semester genap, tahun ajaran 2006 I 2007. Jumlah siswa dikelas ini adalah 40 siswa. Waktu penelitian dari 27 Februari 2006 sampai 27 Maret 2006. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pagi hari yaitu mulai pukul 07:00 WIB sampai pukul 08:30 WIB dan pada siang hari yaitu mulai pukul 10:30 WIB sampaipukul 11:15 WIB.
B. Pihak yang Terkait dalam Penelitian. Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah dua orang guru kimia dan siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat. Guru pertama adalah guru kelas yang memegang penelitian, sedangkan guru kedua adalah guru yang pemah mengikuti seminar tentang Penelitian Tindakan Kelas. Kedua guru tersebut bertindak sebagai observer atau pengamat kegiatan yang mencatat sikap detail aktifitas gum (peneliti) dan siswa di kelas pada lembar observasi dan catatan lapangan Sedangkan siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat sebagai objek dari penelitian ini ..
C. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan earn mengajarkan konsep reaksi redoks berdasarkan pernbahan harga bilangan oksidasi dengan menggunakan metode latihan berstruktur. Dalam ha! ini, peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti bekerja melakukan pengamatan, merencanakan tindakan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta
24
D. Rancangan Siklus Penelitian. I. Desain Penelitian START
I
! Kegiatan Pendahuluan
I
! Masalah : a. Siswa tidak semangat belajar b. Kurangnya sikap positif siswa terhadap pelajaran kimia
c. Kurangnya suasana kompetisi antar siswa d. Nilai rata - rata kelas yang rendah
! Siklus I
! Menerapkan Metode Latihan Berstruktur dalam proses pembelajaran kimia
! Target : a. Meningkatkan semangat belajar siswa. b. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran kimia. c. Meningkatkan suasana kompetisi antar siswa melalui Metode Latihan Berstruktur. d. Meningkatkan hasil belajar siswa. e. Mengenalkan siswa pada soal - soal sejenis.
i Menerapkan pembelajaran dengan Metode Latihan Berstruktur pada proses pembelajaran kimia
~ Target : a. Meningkatkan semangat belajar siswa. b. Meningkatkan sikap positifsiswa terhadap pelajaran kimia.
c. Meningkatkan suasana kompetisi antar sis\va. d. Meningkatkan basil belajar siswa.
e. Mengenalkan siswa pada soal - soal sejenis.
!
(
Finish
25
2. Tahap - tahap Penelitian
I Kegiatan Pendahuluan
I--
I. Observasi proses pernbelajaran 2. Wawancara dengan guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas. 3. Menganalisis hasil belajar siswa setelah proses pernbelajaran berakhir
Tahap Perencanaan I.Mernbuat skenario pernbelajaran dengan rnenggunakan rnodul latihan berstruktur dengan materi menentukan bilangan oksidasi pada unsur bebas, rnolekul rnonoatornik, ion sederhana dan noliatomik serta senvawa
I
SIKLUSI
L
Tahap Pelaksanaan 2. Pelaksanaan kegiatan belajar kirnia dengan rnetode latihan berstruktur.
Tahap Analisis Data 3. Menganalisis proses pernbelajaran dan hasil pekerjaan siswa. Tahap Refleksi
. 4. Mengevaluasi proses pernbelajaran siklus I. Tahap Perencanaan 1.Mernbuat skenario pernbelajaran dengan rnenggunakan rnetode latihan berstruktur dengan materi definisi reaksi oksidasi dan reduksi, rnenentukan reaksi oksidasi reduksi dalam persamaan reaksi serta definisi reaksi autoredoks
I
SIKLUS II
1--
1anap re1aKsanaan
.
2. Pelaksanaan kegiatan belajar kirnia dengan rnetode latihan berstruktur. Tahap Analisis Data 3. Menganalisis proses pernbelajaran dan hasil pekerjaan siswa.
.
Tahap Refleksi 4. Mengevaluasi proses pernbelajaran siklus II.
Gambar 2. Tahap Penelitian
26
E. Tahapan Intervensi Penelitian. Tahap penelitian dimulai dengan prapenelitian dan akan dilanjutkan dengan siklus I. setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I. penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 11. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus II, penelitian akan dilanjutkan tes akhir. Berikut uraian kegiatan-kegiatan penel itian ; I. Prapenelitian a. Pengamatan keadaan kelas. Waktu pelaksanaan: 1-3 Maret 2006. Pada kegiatan ini peneliti mengadakan observasi awal terhadap kegiatan pembelajaran di kelas X-5 SMA 2 Negeri Ciputat. b. Wawancara Waktu pelaksanaan : 3 Maret 2006. Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas serta guru PTK untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan guru kelas di dalam pembelajaran kimia. c. Pemberian tes awal. Waktu pelaksanaan : 3 Maret 2006. Waktu soal yang diberikan pada tes awal adalah tentang konsep reaksi
redoks
berdasarkan
pengikatan dan
pelepasan oksigen.
pelepasan dan penangkapan elektron. serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dengan 20 soal pilihan ganda. 1-lasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa. d. Analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan : 3-4 Maret 2006. Analisis dan refleksi dari kegiatan prapenelitian dilakukan untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepal pada tahap berikutnya.
27
2. Siklus I a. Tahap Perencanaan. Waktu pelaksanaan: 6-7 Maret 2006. Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran. membuat modul dan soal kuis yang akan diberikan pada awal pertemuan. b. Tahap Pelaksanaan. I) Kegiatan I : Penyajian materi dan pemberian modul ketika proses pembelajaran berlangsung. Waktu pelaksanaan : 8 Maret 2006. Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi konsep reaksi redoks dalam menentukan bilangan oksidasi pada atom dalam unsur bebas. molekul monoatomik. ion sederhana dan poliatomik serta senyawa-senyawa dengan menggunakan modul latihan berstruktur. 2) Kegiatan 2: Penyajian materi dengan penerapan metode permainan menggunakan latihan berstruktur. Waktu Pelaksanaan : I0 Maret 2006. Pada tahap ini peneliti akan mengubah metode pengajaran yaitu dengan menggunakan metode pennainan dimana soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal berstruktur disertai pemberian point selama proses pembelajaran berlangsung. Pada akhir pertemuan diberikan modul untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Metode Latihan Berstruktur. 3) Kegiatan 3: Wawancara Waktu Pelaksanaan : I 0 Maret 2006. Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap s1swa dan guru kelas dan observer. c. Tahap Observasi. Waktu Pelaksanaan : 8-10 Maret 2006.
28
Pengamatan akan dilakukan setiap pertemuan dari awal sampai akhir. Selama kegitan observasi ini peneliti didampingi oleh guru kelas dan guru Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) sebagai mitra observer. d. Tahap Analisis dan Refleksi. Waktu pelaksanaan: 10-11 Maret 2006. Analisis akan dilakukan pada basil pengamatan seluruh rangkaian pada siklus L dan retleksi dilakukan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus 11. 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan. Waktu pelaksanaan : 13-14 Maret 2006. Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran. membuat modul dan soal kuis yang akan diberikan pada awal pertemuan. b. Tahap Pelaksanaan. I) Kegiatan I : Penyajian materi dilakukan dengan pemberian modul disertai penambahan dan pengurangan point. Waktu pelaksanaan : 15 Maret 2006. Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi konsep reaksi redoks berupa definisi reaksi oksidasi dan reduksi. menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam persamaan reaksi redoks, definisi reaksi autoredoks dan mengkaitkannya
dengan
keelektronegatifitas
suatu
atom.
Pem belajaran
menggunakan modul latihan berstruktur disertai penambahan dan pengurangan point..
2) Kegiatan 2 : Penyajian materi dengan menerapkan metode permainan menggunakan latihan-latihan berstruktur. Waktu Pelaksanaan : 17 Maret 2006. Pada tahap ini peneliti akan mengulang teori pelajaran yang lalu. lalu peneliti akan melakukan pennainan .. Kimia Tanker ..
29
untuk meningkatkan suasana kompetisi antar siswa. Sebelum pelajaran berakhir, diberikan modul pada siswa. 3) Kegiatan 3: Wa\vancara
Waktu Pelaksanaan : I 7 Maret 2006. Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap s1swa dan guru kelas dan observer. c. Tahap Observasi. Waktu Pelaksanaan: 15-7 Maret 2006. Pengamatan akan dilakukan setiap pertemuan clari awal sampai akhir. Selama kegiatan observasi ini peneliti didampingi oleh guru kelas dan guru Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) sebagai mitra observer. cl. Tahap Analisis dan Refleksi.
Waktu pelaksanaan: 17-8 Maret 2006. Analisis akan dilakukan pada basil pengamatan seluruh rangkaian pada siklus II. dan relleksi dilakukan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus selanjutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 1-lasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah peningkatan hasil Lelajar siswa dengan menggunakan metode latihan berstruktur pada konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi.
G. Jenis dan Sumber Data I. Sumber data adalah siswa, observer dan peneliti. 1
Jen is data. Jenis data yang digunakan adalah hasil wawancara, hasil observasi. catatan lapangan, hasil pekeijaan siswa ( modul) dan kuis.
30
H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan 1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 2. Lembar Modul Digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar sJSwa selama proses pembelajaran. 3. Catatan Lapangan Diperlukan
untuk
merekam
kejadian-kejadian
selama
proses
pembelajaran. 4. Lembar Wawancara. Wawancara dilakukan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara dengan siswa menitik beratkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama proses pembelajaran, serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
I. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mewawancarai guru dan subyek penelitian ( siswa kelas X-5 ), hasil kerja siswa berupa modul yang diberikan oleh peneliti pada tiap siklus serta observasi yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan guru pada saat menganalisis data dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Untuk memperoleh data yang valid digunakan tehnik triangulasi dan saturasi, yaitu : I. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang
31
dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan modul konsep reaksi redo ks. 2. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejanggalankejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
3. Mengulang pengolahan dan analisis data yang terkumpul.
K. Analisis Data 1. Modul Hasil Belajar Untuk menganalisis perbedaan peningkatan basil belajar siswa kelas X 5 pada siklus I dan II digunakan teknik analisis "t" tes dengan menggunakan rumus sebagai berikut
1
:
to= Mx - My SEMx- My Keterangan : to
=
"t" basil perbitungan
Mx
=
Mean V ariabel X
My
=
Mean V ariabel Y
SEMx-My
=
Standar Error Perbedaan Mean Variabel X dan Y
Jika t11itung < t1abeb maka terima Ho Jika thitung < ltabeb maka tolak Ho Keterangan : Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara basil belajar pada tahap prapenelitian dan evaluasi akhir. Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara basil belajar pada tabap prapenelitian dan evaluasi akhir.
2. Batasan Indikator Keberhasilan Hasil belajar siswa dinyatakan meningkat bila: a. Nilai rata-rata kelas siswa yaitu > 70,0. b. Tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai basil belajar < 65,0.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Prapenelitian
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap prapenelitian. guru kelas masih
memegang
peranannya sebagai guru mata pelajaran Kimia kelas X-5. sedangkan peneliti hanya menjadi mitra observer. Hal ini dikarenakan peneliti ingin beradaptasi terlebih dahulu dengan suasana kelas dan mengenal kepribadian siswa satu persatu. Prapenelitian dilakukan dengan 2 kali pertemuan. Pacla pertemuan pe11ama. penelitian dilakukan dengan metocle ceramah dan tanya jawab. Materi yang diberikan adalah konsep perkembangan reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron. pengertian bilangan oksidasi clan ketentuan-ketentuannya. serta konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksiclasi. Sedangkan pada pertemuan kedua. penelitian juga dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Materi yang diberikan adalah : definisi oksidator dan reduktor menentukan oksidator dan reduktor serta reaksi autoredoks. Tetapi 20 menit sebelum pelajaran berakhir. guru kelas memberikan tes akhir yang telah disusun secara kolaboratif antara guru kelas. guru Penelitian Tindakan Kelas dan mahasiswa sebagai peneliti. Tujuan diberikan tcs diakhir pelajaran adalah untuk melihat sejauh mana siswa dapat memahami konsep reaksi redoks clan menganalisis letak kesulitan yang dialami siswa clalam mempelajari pokok bahasan konsep reaksi redoks.
33
b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan belajar kimia pada hari Rabu, 1 Maret 2006, dimulai pukul 07:00 WIB sampai pukul 08:30 WIB. Siswa yang tidak hadir ada 4 orang yaitu 1 siswa dinyatakan sakit, 1 siswa dinyatakan ijin dan 2 siswa lainnya tidak masuk kelas karena terlambat. Dalam tahap ini, peneliti hanya menjadi observer yang bertugas mengamati kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung dan mengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok subjek penelitian. Kegiatan ini diawali dengan guru kelas memberikan materi tentang konsep reaksi redoks ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen, dilanjutkan dengan konsep reaksi redoks ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron, pengertian bilangan oksidasi dan ketentuan-ketentuam1ya, serta konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Setiap pergantian sub pokok bahasan, guru kelas selalu memberikan 5 soal uraian, lalu beberapa siswa ditunjuk untuk mengerjakan soal tersebut didepan. Setelah proses pembelajaran, peneliti beserta guru kelas dan guru PTK mendiskusikan format
observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Prapenelitian berakhir pada hari Jumat, 3 Maret 2006 yang dimulai pukul 10:30 WIB sampai pukul 11:15 WIB. Pada tahap ini, peneliti tetap bertugas sebagai observer. Materi yang diberikan adalah pengertian oksidator dan reduktor, menentukan oksidator dan reduktor, dan reaksi autoredoks. Setelah pelajaran berakhir, peneliti beserta guru kelas dan guru PTK mengadakan diskusi untuk format observasi kegiatan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar berakhir pada hari Rabu, I Maret 2006 yakni pada jam 08:35 WIB. Peneliti bersama guru kelas mengelompokkan subjek-subjek penelitian menjadi 4 kelompok, yaitu:
34
2) Subjek Penelitian 2 (SP2) adalah siswa paling aktif dan paling serius kalau mendengarkan penjelasan guru, tetapi tidak masuk dalam I 0 besar ketika semester ganjil yang lalu. 3) Subjek Penelitian 3 (SP3) adalah siswa yang mempunyai kemampuan sedang dalam pelajaran kimia dan cenderung pasif. 4) Subjek Penelitian 4 (SP4) adalah siswa yang mempunyai prestasi rendah dalam belajar termasuk dalam belajar kimia, tetapi ia suka membuat ulah di kelas, suka mengganggu temannya ketika belajar dan lain-lain.
c. Tahap Analisis Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal I Maret 2006 terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilakukan
dalam
menyampaikan materi konsep reaksi redoks. Materi yang diberikan adalah sub pokok bahasan; perkembangan konsep reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron, pengertian bilangan oksidasi dan ketentuan-ketentuannya, serta konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Metode yang digunakan oleh guru saat itu adalah metode ceramah dan tanya jawab. Pada awal kegiatan belajar mengajar berlangsung, suasana kelas terlihat kondusif dan siswa tampak tenang mengikuti pelajaran. Namun ketika guru mulai menerangkan reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, suasana kelas mulai tidak kondusif. Hal ini disebabkan karena banyak siswa yang masih bingung dalam memahami perbedaan harga bilangan oksidasi suatu unsur dalam tiap senyawa yang berbeda. Untuk mengatasi ha! ini, guru kelas memberikan tabel harga bilangan oksidasi pada tiap-tiap atom sehingga suasana kelas kembali teuang setelah guru memberikan contoh dan latihan soal. Meskipun ••
1
•
36
Tabel 2. Hasil Evaluasi Awai Konsep Reaksi Redoks No
Indikator Soal
1
Membedakan konsep oksidasi ditinjau dari
Proporsi Jawaban Benar 85%
pengikatan Oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta perubahan bilangan oksidasi. 2
Membedakan konsep rednksi ditinjau dari
70%
pengikatan Oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta perubahan bilangan oksidasi.
3
Menentnkan bilangan oksidasi atom unsur dalam
47,5%
senyawa atau ion. 4
Menentnkan konsep reaksi redoks dalam suatu
57,5%
reaksi 5
Menentnkan oksidator dan reduktor
18,5%
Rata-rata kemampuan siswa menjawab benar
55,7%
Dari hasil tes yang tertera dalam tabel 3 diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa penguasaan mated konsep reaksi redoks oleh siswa kelas X-5 SMA 2 Negeri Ciputat termasuk rendah yaitu 55,7%. Ini dikarenakan pada indikator nomor 3, 4 dan 5, siswa mengalami kesulitan dalam pembahasan tersebut. Oleh karena itu, perlu dicarikan pemecahannya sehingga siswa dapat menguasai materi konsep reaksi redoks dengan baik.
d. Tahap Refleksi Suasana kelas cnkup kondusif dan tenang. Ini menandakan bahwa guru kelas sangat disiplin dalam mengontrol setiap kegiatan siswa. Meskipun demikian, suasana kelas yang tidak dikembangkan kurang merangsang siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Contoh kongkretnya adalah kurang terpusatnya perhatian beberapa siswa terhadap materi yang disampaikan seperti mengobrol saat guru
37
Oleh karena itu, perlu dicarikan pemecahannya sehingga siswa dapat menguasai materi tersebut dengan baik serta ditemukannya sebuah metode yang dapat merangsang kegiatan belajar mengajar aktivitas siswa.
2. Siklus I a. Tahap Perencanaan
Pada siklus I, Metode Latihan Berstruktur mulai diterapkan pada proses pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu memfokuskan siswa pada pokok pelajaran dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran pada kegiatan yang akan dilakukan. Materi yang diberikan pada siswa adalah subkonsep menentukan harga bilangan oksidasi suatu atom dalam setiap soal yang berbeda. Kegiatan pembelajaran ini dipantau dan diamati oleh guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi didalam kelas. Pada tahap ini, peneliti mulai be1tugas sebagai guru kelas, sedangkan guru kelas mulai bertugas sebagai mitra observer beserta guru penelitian tindakan kelas (PTK). Mitra observer diperlukan untuk merekam segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran sekaligus pemberian masukan agar setiap masalah yang terdapat didalam kelas dapat teridentifikasi dan diketemukan solusinya. Siklus I yang merupakan tindakan lanjutan dari hasil evaluasi awal memerlukan dua kali tatap muka dengan tujuan "siswa dapat menentukan harga bilangan oksidasi suatu atom dalam setiap soal dengan benar" dapat tercapai. Pertemuan pertama dilakukan dengan metode ekspositori yaitu metode ceran1ah disertai latihan soal berstruktur. Pertemuan kedua dilakukan dengan menggunakan metode permainan. Hal ini dikarenakan waktu belajar yang diberikan hanya 45
.,
40
menjadi anggota kelompok masing-masing. Setelah itu. kartu-kartu tersebut diletakkan ditengah depan sisi meja. Peneliti membagikan I dus kaitu berwarna warni yang berisi soal atau jawaban pada masingmasing kelompok yang akan ditaruh diatas meja yang telah disediakan oleh peneliti. Lalu permainan dimulai dengan 3 bagian. Pada bagian pertama. aturan yang diberikan adalah sebagai berikut: I) Peneliti meminta kepada para siswa untuk mengambil satu kartu pada tumpukan kaitu yang telah ditumpuk terbalik. 2) Nama yang tertera pada kartu berhak mengikuti permaman lalu kartu tersebut diletakkan dibawah kartu yang tertumpuk tersebut. 3) Siswa yang mengikuti permainan mendengarkan soal yang dibacakan oleh guru lalu mencari jawaban pada sebuah dus yang berisi tumpukan kaitu berwarna warni yang kemudian diserahkan pada peneliti selaku moderator permainan. 4) Bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jmrnban yang benar. maka kelompoknya mendapatkan tambahan 3 point. 5) Soal yang diberikan berupa penentuan harga biloks pada atom. ion. molekul homoatomik. unsur bebas. ion poliatomik. dan senyawasenya\va.
Pada bagian kedua. aturan yang diberikan adalah sebagai berikut : Aturan no I) hingga no 3) sama sedangkan aturan no 4) dan 5) yang berbeda. Untuk aturan no 4). bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jawaban yang benar. maka kelompoknya berhak mendapatkan tambahan 5 point. Sedangkan soal yang diberikan berupa menentukan harga senyawa-senyawa yang terdapat di kehidupan kita dan menyebutkan nama senyawa dari soal yang dibacakan. Pada bagian ketiga. aturan yang diberikan adalah sebagai berikut :
41
1) Peneliti meminta kepada para siswa untuk mengocok tumpukan kartu lalu mengambil satu kartu pada tumpukan kartu yang telah ditumpuk terbalik. 2) Nama yang tertera pada kartu berhak mengikuti permainan lalu kartu tersebut diletakkan diatas kartu yang tertumpuk tersebut. 3) Siswa yang mengikuti permainan mendengarkan soal yang dibacakan oleh guru lalu mencari jawaban pada sebuah dus yang berisi tumpukan kartu berwarna warni yang kemudian diserahkan pada peneliti selaku moderator permainan. 4) Bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jawaban yang benar, maka kelompoknya mendapatkan tambahan 10 point. 5) Soal yang diberikan berupa gabungan dari bagian pertama dan bagian kedua serta tambahan soal-soal yang telah dipersiapkan. 6) Setiap dimulai pertanyaan barn, aturan permainan diulang dari pertama yakni tumpukan kartu yang berisi nama-nama siswa harus dikocok terlebih dahulu. c. Tahap Analisis
Rabu 8 Maret 2006 ketika peneliti memasuki ruangan kelas, suasana berubah menjadi sedikit ramai. Hal ini dikarenakan beberapa siswa yang kelewat antusias melihat ada guru barn namun karena kehadiran guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas sebagai mitra observer setelah beberapa menit berlalu membuat suasana kelas kembali kondusif. Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman para siswa terhadap materi reaksi redoks, maka peneliti memberikan kuis berupa 2 buah soal persamaan reaksi redoks dan menentukan masing-masing nilai bilangan oksidasi (biloks) pada setiap senyawa. Jawaban ditulis pada kertas selembar. Soal yang diberikan adalah sebagai berikut: Tentukan bilangan oksidasi pada masing-masing atom dibawah !Ill TT
'
r..
42
Setelah 3 menit berlalu, peneliti meminta dikumpulkan dan menunjuk 2 orang siswa untuk mengerjakannya. Ketika 2 orang siswa maju ke depan berusaha untuk menyelesaikannya dan jawabannya salah, mereka cenderung menertawakan dan mengejeknya "Huu.. kalau ga bisa ga usah maju.. malu-maluin aja. ". Siswa B: "udah mundur aja.. saya aja bu yang maju.. ". Siswa G: "Bu, jawaban yang nomor pertama negatif dua kan bu.. " Karena masih banyak para siswa yang menjawab salah dalam mengerjakan soal kuis tersebut terutama dalan1 persamaan reaksi dan menentukan biloksnya, maka peneliti mengulang kembali kaidah bilangan oktet sebelum berlanjut pada pengenalan skala prioritas dan soal-soal latihan berstruktur. Setelah para siswa memahami dan mengenal harga biloks pada setiap golongan logam yakni logam alkali, logam alkali tanah dan golongan halogen, maka peneliti memperkenalkan skala prioritas pada siswa. Pada mulanya siswa menjadi bingung karena penerapan skala prioritas terlebih SP 2, seperti yang terlihat dari pertanyaannya sebagai berikut: "!bu, kenapa Na yang sendiri harga biloksnya nol (0) bukan
+ 1 seperti yang ada pada tabel bu... ?. " Hal ini menyebabkan suasana pembelajaran menjadi terganggu. Namun setelah peneliti menerangkan perbedaan antara harga biloks yang terdapat pada Na yang merupakan unsur bebas dan Na yang merupakan suatu senyawa maka suasana kembali kondusif. Agar siswa dapat lebih memahami mated menentukan biloks pada atom dalam setiap soal yang berbeda, maka peneliti memfokuskan pokok pembahasan pada pengenalan aturan skala prioritas pada modul. Masih pada Siklus I pada hari jumat, 10 Maret 2006, ketika pembagian kelompok dilakukan banyak siswa tidak setuju dengan anggota kelompoknya. salah satunya yang terjadi pada kelompok 3,
43
sekelompok sama dia .... .(nama sis1rn EJ. Hal in i menyebabkan
kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat dan harus dilakukan pembentukan kelompok baru. Ketika pelaksanaan metode perma111an dengan menggunakan kartu dimulai. para siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat dari reaksi para siswa yang mencoba mernacu kelompok semangatnya agar mendapat point tertinggi alam sesi permainan ini. Pada sesi permainan tersebut. kelornpok 2 yang menjadi pemenang. Dua puluh menit sebelum pelajaran berakhir. peneliti memberikan lembar modul kepada siswa. Pemberian modul tersebut ditujukan untuk rnengetahui sejauhmana ttijuan pembelajaran akan dicapai. Alat evaluasi berupa modul yang digunakan pada akhir siklus I dapat dilihat pada lampiran 13. Berikut ini merupakan tabel basil tes siswa pada Siklus I: Tabel 3. Perolehan Nilai Siklus I Nilai (X)
Frekuensi (f)
Jumlah (IX)
60
8
480
65
6
390
70
'
9
630 .
75
7
525
80
6
480
4
340
85
I
Jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus I M
=
2:.JX
2:f Keterangan :
M
: Mean
~f
: Jumlah frekuensi
~IX
: Jurnlah perkalian nilai dan frekuensi
71.125
44
Dari hasil tersebut. nilai rata-rata siswa dalam 111enge1:jakan soal adalah 7Ll25. Pada Siklus I SPI. SP2. SP3. dan SP4 juga mengalami peningkatan hasil belajarnya. sepe11i yang terlihat dari label di bawah ini:
Tabel 4. Peningkatan Nilai Subjek Penelitian pada Siklus I Sampel
Nilai Siklus I
SP I
85
SP2
70 I
SP3
75
I
60
SP4
Untuk proporsi jawaban benar yang diberikan oleh siswa dalam soal secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 5. Dari data di bawah ini terlihat bahwa keaktifan siswa terhadap pembelajaran kimia pada pertemuan pe11a111a masih rendah. Seperti yang terlihat pada SPI. SP2. SP3 dan SP4 dalam tabel dibawah ini.
Tabel 5. Observasi Proses Belajar Mengajar Sis""1 pada Siklus I No
Aspck Yang Dia111ati (Positil)
SP I
I,
SP 2
! s I KK
TP
s
KK
TP
SP 4
SP 3
s:
KK
TP
s
KK
T
I I
l'Vfen1ba\\'a alat tulis
2
tvfc1nlx1\\-a buku paket
'
Nfen1pcrhatikan
0
v v
I
v
v v v
I
pcnjclasan guru
4
v
t'vlcncatat n1atcri i
5
i'vlengajukan pertanyaan
6
iV!cngc1:jakan tugas yang
I
v v v
f'crdorong n1cnyclcsaikan tugas )ang lcbih su!it
I
I
I
I
v
I
v v
v v
i '
I
v, v
v
y'
I
Jibcrikan guru
7
I
v
I'
I
v
,---"-v
I
'
!
•V
I
I
!
I
'
1v v,
I
I
I
'
v
'
!
v
I '
I
I i
v
45
8 9
lV1cngei:jakan PR
I yl
I I
ivtcngc1:iakan soal di
v v
I
v
Jcpan
IO
v
Berusaha 111cndapatkan
'
!
SP 2
s
KK I TP
v
Berbicara tidak rele\'an
s
KK
I
v
ivlcngganggu siS\Ya Jain
4
ivlen1buat corat-coret di
v
v
v v
!
kcrtas
I
5
Ke kan1ar n1andi
6
1\/lcngantuk
7
Ke luar dari ten1pat duduk
!
I
v
i
..
v
V'
I
Tl'
I '
I
..•
I
I
'
I
11
I
v v v
!
·- -
v
v v
'
I Yi
v
I 11
KK
v
!
I
i
s
pl
I
,\Y 1
!
v v
SP 4
KK
'
v
IV i
sendiri
8
l'vle!an1un
9
lvlencoba rnenarik
v I Y'1
Iv v
I
v
iV1c!ihat pckei:iaan sis\\'U
I
I
I
!nin
'
I
perhatian
IO
'
!
v IV
v v v
!
i I VI'
SP 3 '
:
!
!
I
I 0
I s I
VI
! yl
IV
'
I
iV!e!akukan pekcijaan lain
j
TP
!
i
i
I
I SP I
!
IV
!
Jengan tugas
2
' '
v
Aspek Yang Dian1ati (Negatif)
I
'V
i
poin tcrtinggi
No
I
v
I
I
v
v
'
!
v l v1,
I
v
v '
l(eterangan:
Kategori
Frekuensi
Seri .. g (S)
?:4kaii
Kadang-kadang (KK)
I -3 kali
Tidak Pernah (TP)
0 kali
·-
Pada waktu istirahat sholat .jumat. yakni setelah selesai -jam pelajaran kimia, peneliti mewawancarai 4 orang s1swa yang
I I
'
47
P
: "Bis a nggak mengisi soal tes yang saya berikan tadi... ?
SP2
: "Bisa bu.. Saya yakin bisa jawab semuanya.. Tapi bu, hari rabu besok ada main-mainnya lagi ya bu.. .!
P
: "Kenapa... ?
SP2
: "Jadi ga ngantuk bu... ?
P
: "Tapi kamu bisa nggak menentukan harga biloksnya... ?
SP2
:"Bisabu... !"
P
: "Caba ibu kasih soal, tentukan harga biloks S pada senyawa H2SO4.... ?
SP2
: "Jawabnya 6 kan bu... ?
P
: "Bagus, tapi ibu nggak bisa mengabulkan permintaan kamu karena hari rabu itu hanya untuk pemantapan teori, biar lebih seru ibu perbanyak kuisnya dan penambahan point bagi yang merifawab benar... !
•
Subyek Penelitian 3 (SP3) SP3 adalah siswa yang mempunyai kemampuan sedang dalam pelajaran kimia dan cenderung pasif. Ketika dipanggil untuk wawancara terlihat kaku dan malu-malu. Ia suka kimia, ketika diterapkan metode latihan berstruktur ia merasa terbantu ditambah dengan variasi permainan hanya saja ia terganggu dengan suara berisik dari siswa laki-laki. SP 3
: "Saya tadi sebel bu.. si(itu berisik banget) ... ?
P
: "Tapi... kamu bisa mengikuti pelajaran. .. ?
SP3
"Bisa
bu... awalnya
saya
masih
bingung dengan
penerapan ska/a prioritas, tapi setelah tadi ibu kasih latihan yang banyak (latihan berstruktur), sayajadi paham apalagi pas games {permainan) itu bu, jadi seru.... ! P SP3
: "Lalu bagaimana dengan cara ibu mengajar... ? "!bu suaranya terlalu kecil tapi pas games {permainan)
49
d. Tahap Refleksi Refleksi kegiatan pembelajaran pertemuan I dilakukan ketika jam istirahat berlangsung, yakni hari Rabu 8 Maret 2006 jam 10:00 WIB. Dalam tahap refleksi peneliti beserta guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas memperoleh kesepakatan tentang hal-hal berikut: 1) Guru terlalu sedikit memberikan gambaran/apersepsi yang berhubungan dengan materi tersebut. 2) Guru terlalu cepat menjelaskan materi dan suaranya terlalu pelan sehingga sebagian siswa merasa sulit untuk menyimak kegiatan pembelajaran. 3) Merangkum dan menyimpulkan pelajaran, sebaiknya melibatkan siswa, bukan dilakukan oleh guru sendiri. 4) Siswa
perlu
diberi
kesempatan
untuk
berpikir
dalam
mengemukakan pendapat dan bertanya. 5) Dilakukan pengembangan metode yakni penggabungan antara Metode Latihan Berstruktur dengan permainan agar siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat untuk setiap hari Jumat yang berdurasi 1 jam pelajaran (45 menit). Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran pertemuan 2, refleksi dilal(ukan pada hari Jumat I 0 Maret 2006. Pada hari itu, peneliti beserta guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas memperoleh kesepalrntan dalam beberapa ha!, yaitu: I) Suasana kelas menjadi ramai sehingga mitra observer (yakni: guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas) menyarankan agar peneliti memberikan pengurangan point agar suasana kelas menjadi lebih kondusif, namun mitra observer mendukung penerapan metode permainan. 2) Guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas menyarankan agar pada pembelajaran yang memerlukan kelompok, peneliti tidak
50
3. Siklus II a. Tahap Perencanaan Perencanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2006. Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas dan guru PTK menganalisis basil belajar siklus I dimana dari diskusi itu diketahui bahwa dengan penerapan Metode Latihan Berstruktur menggunakan modul dapat meminimalkan kesalahan siswa dalam menentukan biloks pada atom dalam suatu senyawa. Oleh karena itu pada siklus II, peneliti dapat melanjutkan pada materi penerapan Metode Latihan Berstruktur pada persamaan reaksi redoks, reaksi autoredoks dan menentukan oksidator dan reduktor pada persamaan reaksi tersebut. Dari diskusi tersebut, peneliti beserta mitra observer mengambil kesepakatan yalmi: I) Membuat rencana pembelajaran yang berhubungan dengan materimateri yang dianggap sulit bagi siswa. 2) Melakukan pembelajaran kembali dengan penekanan pada materimateri yang dianggap sulit bagi siswa. 3) Membuat soal-soal sejenis dengan soal evaluasi dengan tujuan agar siswa dapat familiar dengan soal-soal tersebut. 4) Memberikan kepercayaan kepada para siswa untuk menyelesaikan soal-soal latihan berstruktur yang diberikan. Siklus II akan dilakukan dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dimulai pada hari Rabu 15 Maret 2006, pada siklus II, modul soal-soal berstruktur akan diberikan pada awal pelajaran, pertengahan pelajaran dan akhir pelajaran. Materi yang akan diberikan pada siklus II mengenai menentukan harga biloks pada persamaan reaksi redoks, menentukan oksidator dan reduktor pada persamaan reaksi redoks tersebut serta reaksi autoredoks. Pada pe1iemuan kedua, proses pembelajaran dikembangkan 1
,.
1
1
1
51
berkelompok. Seperti yang pemah dilakukan pada siklus I, peneliti bertindak sebagai wasit dibantu oleh guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas yang bertugas sebagai wasit. Permainan yang akan dilakukan adalah permainan "kimia tanker". Pada permainan kali ini dilakukan sistem pengurangan dan penambahan point. b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar pada Siklus II dimulai pada hari Rabu 15 Maret 2006. Pada hari ini jumlah siswa yang tidak masuk adalah tidak ada. Sebelum pelajaran dimulai, peneliti memberikan soal kuis pada siswa selama 3 menit, peneliti menulis 2 soal kuis untuk dijawab oleh siswa pada kertas selembar untuk kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Kemudian peneliti meminta para siswa untuk mengerjakan soal kuis tersebut dengan pemberian hadiah berupa penambahan point bagi siswa yang maju untuk menyelesaikan soal di depan kelas. Kegiatan pembelajaran berlangsung seperti biasa. Peneliti mengawali
pembelajaran
dengan
mengnlang
kembali
konsep
persamaan reaksi dan penerapan skala prioritas pada persamaan tersebut. Di awal pembelajaran pula, peneliti mulai memberikan modul latihan berstruktur kepada para siswa. Dalam menyelesaikan soal-soal berstruktur, peneliti lebih banyak melibatkan siswa dengan cara memberi mereka kesempatan untuk bertanya dan menyelesaikan soalsoal berstruktur. Selama kegiatan berlangsung, peneliti terus mengecek jawaban yang diberikan siswa. Dalam menjawab pertanyaan peneliti, siswa diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban yang harus diberikan. Pertanyaan yang diberikan oleh peneliti juga menyebar pada siswasiswa yang lain. Untuk menambah semangat para siswa dalam menjawab soal, diberikan hadiah berupa penambahan point sehingga
.
.
52
diberikan peneliti di depan kelas. Diakhir pelajaran, peneliti meminta salah satu siswa nntuk menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari. Pada pertemuan kedua Siklus II, dilakukan pengembangan suasana pembelajaran, yakni pada hari Jumat 17 Maret 2006. Pada awal pembelajaran, peneliti menjelaskan tujuan dari permainan yang akan dilakukan selama 5 menit. Permainan dilakukan selama 20 menit, nntuk 20 menit terakhir dignnakan untuk mengerjakan lembar modul. Soal-soal yang diberikan adalah menentukan oksidator dan reduktor dalam persamaan reaksi redoks serta menentukan pasangan dari reaksi autoredo ks. Permainan dilakukan secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang, tiap permainan hams dimainkan oleh dua kelompok, kelompok penanya P (penembak, awak tanker) dan kelompok D yang harus menjawab pertanyaan (yang mengetahui Ietak tanker), serta wasit. Diawal permainan tiap kelompok memiliki 10 peluru (untuk itu digunakan gulungan kertas kecil), tiap kali kelompok P bertanya dan dijawab salah oleh kelompok D, maka kelompok D harus menyerahkan 1 peluru pada wasit. Jika tembakan kelompok P benar maka berhak mendapat hadiah 2 peluru dari wasit. Tapi kalau salah harus dihukum yaitu menyerahkan 5 peluru pada wasit. Kedua kelompok tidak boleh bertanya kembali jika pelurnnya tinggal 4. Setelah itu kedua kelompok harus bertukar peran. Tiap babak permainan, penanya hanya diberi kesempatan bertanya maksimal 5 kali. Pada 20 menit terakhir menjelang pelajaran berakhir, diberikan modul untulc mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar siswa terhadap indikator pembelajaran. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti melakukan wawancara dengan para siswa untuk mengetahui respon mereka terhadap metode - - - L - 1 - ! - - - - ______ ..__1_L
..1!_;_ ______ ,__
53
c. Tahap Analisis Rabu, 15 Maret 2006, peneliti memberikan 2 bual soal kuis pada siswa ketika akan memulai pelajaran. Soal kuis yang diberikan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa untuk menerima materi. Soal yang diberikan adalah sebagai berikut: Tentukan masing-masing harga biloks dari senyawa-senyawa dibawah ini: 1) Fe203 + 3 CO -> 2 Fe + 3 C02
2) Fe + 02 + H20
->
Fe203.H20
Peneliti meminta kepada siswa untuk menuliskan jawaban di ke1ias selembar yang kemudian dikumpulkan. Peneliti memberikan waktu selama 3 menit kepada siswa untuk menjawab soal kuis tersebut, SP4 dan SP2 terlihat sangat bersemangat untuk mengerjakan soal kuis tersebut. Setelah itu peneliti mewajibkan semua siswa untuk mengumpulkan jawaban mereka. Ada beberapa siswa yang protes karena belum semua soal terjawab oleh mereka, "Bu...... saya belum
selesai, tambahin lagi dong waktunya... ?. "
Hal ini meyebabkan
suasana menjadi ribut, tetapi peneliti berhasil mengendalikan suasana kelas setelah menjelaskan kepada para siswa kalau soal kuis tersebut hanya berupa permainan walaupun terdapat penambahan point tapi point yang diberikan tidak hanya pada saat kuis saja. Setelah semua jawaban siswa terkumpul, peneliti menanyakan kepada semua siswa tentang jawaban pertanyaan soal kuis yang diberikan oleh peneliti. Semua siswa berebut untuk menjawabnya. SPl berhasil menjawab pertanyaan peneliti lebih tepat dibandingkan teman yang lain. Namun banyak dari siswa yang me1tjawab salah pada soal nomor 2, termasuk SP3. Oleh karenanya, peneliti mengulang kembali konsep persamaan reaksi sebagai pengantar sebelum masuk pada materi yang sebenarnya. Setelah semua siswa mulai memahami dan dapat mengerjakan
54
SP3. Oleh karenanya. peneliti mengulang kembali konsep persamaan reaksi sebagai pengantar sebelum masuk pada materi yang sebenarnya. Setelah semua siswa mulai memahami dan dapat menge1jakan soal persamaan reaksi. barulah peneliti mulai menerapkan skala prioritas dan pencarian harga biloks pada soal yang serupa. Pada a\valnya banyak dari sis\va yang agak bingung dengan penerapan skala
prioritas, terutama pada senyawa yang mengandung logam (selain logam alkali dan alkali tanah). namun setelah peneliti memberikan modul sebagai pegangan siswa dalam pembelajaran dan contoh soalsoal berstruktur maka para siswa mulai dapat menjawab pe1tanyaan yang diberikan oleh peneliti. Siklus II berakhir pada bari Jumat 17 Maret 2006. Pada pe1temuan kedua ini diterapkan metode pennainan menggunakan soalsoal berstruktur. Permainan dilakukan berkelompok. Setiap kelompok mempunyai IO point, jika suatu kelompok menjawab benar maka kelompok tersebut berhak mendapatkan tambahan 5 point. jika menjawab salah maka kelompok tersebut dikurangi 5 point. Pada 20 menit sebelum pelajaran berakbir. peneliti memberikan modul untuk mengetahui perkembangan basil belajar siswa dan seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat dicapai. Ala! evaluasi berupa modul yang digunakan di akbir siklus ll dapat dilihat pada lampiran 13. Berikut ini adalah tabel basil belajar siswa kelas X 5 pada siklus II. Tabel 6. Perolehan Nilai Siklus II
I I
I '
Nilai (X)
Frekuensi (I)
Jumlah (IX)
70
4
280
75
7
525
80
12
960
85
10
850
90
5
450
JOO
1
200
.
-·~-
I
Jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus I
81.625
55
Keterangan : M
: Jurnlah frekuensi
: Mean
:ux :Jumlah perkalian nilai clan frekuensi Dari hasil tersebut. nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal adalah 81,625. Pacla Siklus I SPL SP2. SP3. dan SP4 juga mengalami peningkatan hasil belajarnya. seperti yang terlihat clari tabel di bawah ini:
Tabel 7. Peningkatan Nilai Subjek Penelitian pada Siklus II
Sampel
Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
SP I
85
100
SP 2
70
85
SP 3
75
80 ·~~-·--
SP 4
75
60
Untuk proporsi jawaban benar yang diberikan oleh siswa dalam soal secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 5. Dari data di bawah ini terlihat bahwa keaktifan siswa terhaclap pembelajaran kimia pada mulai meningkat. Seperti yang terlihat pacla SPl. SP2. SP3 clan SP4.
Tabel 8. Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa pacla Siklus II No
(Positil)
I f------
2
I-·
3
!Vlcn1perhatikan
penjelasan guru
4
!Vlcncatat 1nateri
KK
I S
I
i'vlen1ba,\a a!at tu!is ivten1ba\\ a buku pakct
SP l
SP I
Aspek Yang Dia111ati
I
v
I Tl' s I I
I
I
VI
I
I
I I I
+-
v v
I
I
v
KK '
Yi yi
v
I
s
TP I
v v
I I I
KK
SP 3
vi IV!
SP -l
I
I I
TP
s
KK
v e-.
v v
i
TP
I
v
•
I i
56
5
l'v!cngajukan penanyaan
6
i'v1cngc1jakan tugas yang
v v
v v
''
diberikan guru
7
Ten..lorong n1enyelcsaikan
tugns yang lcbih sulit
8 9
l'v1enge1~jakan ivlcnge1~jakan
I
I,
!'
I II
v
I I
v'·
I
'
I
v
No
!
'
~~1- ...
'
v v
I
'
i
Aspek Yang Dian1ati
I
f3crbicara tidak re!e\'Ull
SP 2
s
KK
TP
I
s
KK
v
v
2
ivlelakukan pekci:iaan lain
v
v v v
3
ivlengganggu siS\\·a lain
4
1vlen1buat corat-corct di
v '
v
I .s
I
!
SP-!
KK I TP
!
I
'
I
I
I '
i
i
v
SP 3
'
dengan tugas
'·
I
'
!
TP
'
v
I I
I
SP I
I
v
'v I
V
I
IV
v
vi
(NegatiO
v I
!
I
Berusaha n1endapatkan '10in tcrlinggi
v
I
de pan
10
'
'
I
v
v v
soal di
v
Ii
'
',
!
PR
V',
'I
I
I
s
TP '
KK
v
v
v v v
v
!
i
v I v i
kcrtas
5
K_c kainar 111andi
6
ivlengantuk
7
Kc luar dari tcn1pat duduk
v
I
'
v v v
v v
!'
v
8
ivlclan1un
9
ivlencoba 111cnarik
I
pcrhatian
10
l'vlelihat pekerjaan sis\,-a
I
I I
v I
!
v
v
lain
I'
' '
'
v v
I v v
v i v I I
v
I
I
'>endiri
'
r
!
v
v I v ! v i
'
!
'
r-P:
I
Keterangan: Kategori
Frelrnensi
Sering (S)
?: 4 kali
Kadang-kadang (KK)
I -3 kali
Tidak Pernah (TP)
0 kali
-------------·--
v
! !
57
•
Subyek Penelitian I (SP!) Menurut SP I yang merupakan siswa pandai di kelas penelitian, belajar kimia menjadi terasa mudah. Hal ini dikarenakan dengan pemberian latihan berstruktur, ia jadi lebih mengerti dan juga lebih memahami materi-materi yang telah lalu, hanya saja ia menjadi sedikit lebih bosan terutama jika kondisi pembelajaran
menggunakan
metode
ekspositori
dengan
penerapan soal-soal berstruktur. P
: "Kamu bisa mengerjakan tes tadi...?"
SP 1 : "Bisa bu, kan soalnya rada-rada mirip sama yang di modul bu... " P
: "Menurut kamu ... bagaimana metode pembelajaran yang
ibu terapkan di kelas... ! " SP 1 : "Bagus bu.. ,saya jadi lebih mengerti terutama tentang materi yang lalu bu, tentang keelektronegatifan.. tapi saya minta maafya bu kalo kemaren saya sempat ditegur ibu karena corat-coret di buku catatan pas waktu ibu nerangin... ! " P
: "!ya nih... nggakseperti biasanya... !"
SP 1 :
"Soalnya
saya agak bosan
bu.. abis
suasananya
jemu... saya lebih senang kalo pake metode permainan.. .!" P
: "Kalau ibu pake metode permainan terus, bagaimana
dengan teman-temanmu yang melum mengerti... ?" SP 1 : "!ya juga bu... !"
•
Subyek Penelitian 2 (SP2)
58
menjawab soal-soal yang diberikan oleh peneliti. Menurut SP 2 dengan pemberian soal-soal berstruktur dan soal-soal sejenis, dia menjadi lebih mengerti sehingga dia menjadi lebih bersemangat karena dapat mengikuti pelajaran kimia dengan baik tanpa takut diledek dan dimarahi. Menurut SP 2 dia jadi lebih bersemangat karena adanya pemberian skor bagi
siswa yang dapat
menyelesaikan soal dengan benar, P
: "Kenapa kamu semangat banget tadi waktu be/ajar... ?"
SP 2 : "Saya kan mau dapat point paling banyak bu biar nilai saya nggakjelek lagi... !" P
: "Memang dulu nilai kamu jelek. .. !"
SP 2 : "lya bu, makanya saya ingin nilai saya bagus biar nggak diledek lagi sama si(sambil mennyebut nama siswa) .. .!"
•
Subyek Penelitian 3 (SP3) Menurut SP3, dia lebih memahami setiap materi yang dijelaskan oleh peneliti dan dapat mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam modul dengan mudah. Menurut SP 3 biasanya pada pertengahan pelajaran dia cenderung mengantuk tetapi ketika dia sudah mulai mengantuk peneliti memberikan kuis yang menghadiahkan penambahan point, sehingga dia menjadi lebih
bersemangat
kembali
untuk
mengikuti
pelajaran
selanjutnya. Masih menurut SP 2, dia sangat menyukai metode permainan karena dia menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran. SP 3 : "Bu, permainan aja terus soalnya enak... saya jadi nggak ngantuk....I" P
: "Kenapa kamu bisa nggak mengantuk. .. ?"
SP 3 : "Soalnya saya jadi semangat bu.. .!"
59
SP 3 : "Sebenarnya pas pertengahan pembelajaran saya suka mengantuk, tapi ibu suka kasih kuis, makanya sayajadi semangat lagi biar point saya jadi banyak. ... ! "
•
Subyek Penelitian 4 (SP4) Menurut SP 4, sekarang dia jadi menyukai belajar kimia. Hal ini dikarenakan dia telab mengerti materi yang disampaikan oleh peneliti. Ia ingin mendapat point sebanyak-banyaknya agar nilainya menjadi lebih baik dari sebelumnya. SP 4 : "Sekarang saya jadi suka pelajaran kimia bu.... !" : "Kenapa... ?"
P
SP 4 : "Soalnya saya mau dapat pain yang banyak biar nilai saya nggak kalah sama yang lain. .. !" P
: "Berarti kamu bisa mengerjakan soal yang ibu berikan tadi... ?"
SP 4 : "Bisa bu, mudah-mudahan benar semua... ! "
Setelab mewawacarai siswa, peneliti mewawancarai guru kelas dan guru PTK. Guru kelas berpendapat kalau peneliti sudab lebih menguasai kelas dibandingkan pada Siklus I, ha! ini terlihat siswa hanya ramai ketika dalam suasana permainan yakni pada saat pengumuman pemenang permainan sedangkan dalam kegiatan belajar mengajar, siswa cenderung tenang meskipun masih ada satu dua orang yang ramai saat pembelajaran berlangsung. Menurutnya pengurangan point sangat efektif dalam mengontrol suasana pembelajaran. Sedangkan menurut guru PTK, penggabungan metode permainan dan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan keaktifan siswa, ha! ini ditandai dengan setelab selesainya proses pembelajaran pada sikus I yang menggunakan permainan, perhatian yang diberikan siswa pada kegiatan pembelajaran di Siklus II lebih besar dari siklus sebelumnya 1.
• ••••
60
d. Tahap Refleksi
Refleksi kegiatan pembelajaran siklus II untuk pertemuan pertama dan kedua dilakukan ketika jam istirahat berlangsung, yakni hari Sabtu 18 Maret 2006 jam I 0:00 WIB. Dalam tahap refleksi ini, peneliti, guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas memperoleh kesepakatan tentang hal-hal berikut: 1) Selama proses pembelajaran, peneliti telah memberikan bimbingan berstruktur dalam menjawab contoh soal yang diberikan sehingga tahap dimana siswa belum mampu mengerjakan sendiri, sudah terlihat mampu dan terbiasa dengan pola yang diberikan oleh peneliti. 2) Siswa sudah banyak diberi soal latihan yang mendukung untuk penguasaan konsep reaksi redoks. 3) Siswa sudah mulai percaya diri mengemukakan jawaban tanpa ragu-ragu. 4) Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran lebih banyak dari siklus I. Masih pada tahap refleksi, pada hari Sabtu 18 Maret 2006, peneliti beserta guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas menganalisis hasil belajar siklus II. Dari hasil belajar dapat diketahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, (seperti dikemukakan oleh tabel 3 dan 6) diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 10,5 point, yakni dari 71,125 menjadi 81,625. Hasil penelitian yang diperoleh telah mencapai hasil yang diharapkan. Oleh sebab itu penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
4. Evaluasi Akhir
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa terhadap setiap indikator yang telah direncanakan secara keseluruhan oleh peneliti beserta .,
61
soal-soal yang diberikan oleh peneliti pada siklus I dan siklus II. Alat evaluasi berupa modul dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil belajar siswa kelas X 5 ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:
Tabel 9. Modul Akhir Hasil Belajar Siswa Kelas X-5 Proporsi Jawaban
No Indikator Soal
Benar(%)
I
Menentukan biloks Cl dalam senyawa HC!O
100%
2
Menentukan bilok I dalam pembuatan garam beryodium
100%
3
Menentukan biloks C dalam cangkang kerang
97,5%
4
Menentukan biloks S pada air aki
100%
5
Menentukan biloks N dalam elektrolit pada batu baterei
100%
6
Menentukan senyawa yang mengandung atom Hidrogen 95% dengan biloks -1
7
Menentukan senyawa yang mempunyai unsur Mangan 97,5% dengan biloks yang sama dengan atom Cr yang terdapat dalam senyawa K1Cr201
8
Menentukan senyawa yang mengandung mangan yang 90% tidak dapat dioksidasi lagi
9
Menentukan senyawa yang mempunyai daya reduksi paling 87,5% kuat
10
Menentukan
spesi
yang
dapat
berfungsi
sebagai 75%
oksidator
11
Menentukan pemyataan yang benar tentang pelepasan 65% elektron antara Na dan Mg
12
Menentukan pemyataan yang benar tentang biloks
97,5%
13
Menentukan pernyataan yang benar tentang reduktor 95% atau oksidator
14
Menentukan perubahan biloks Cl pada persamaan reaksi
100%
redok 15
Menentukan persamaan reaksi redoks yang benar
100%
63
berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks) dengan menerapkan metode latihan berstruktur sangat efektif. Pengembangan metode yakni penggunaan metode permainan pada pembelajaran kimia yang hanya berdurasi 1 jam pelajaran (45 menit) bertujuan untuk meningkatkan semangat siswa dan rasa bersaing siswa terhadap satu sama lain dalam pembelajaran kimia.
B. Temuan Penelitian Dalam kegiatan penelitian yang menggunakan metode Iatihan berstruktur, banyak terdapat kelebihan dan kekurangan, yakni: 1. Kelebihan-Kelebihan dari Metode Latihan Berstruktur.
a. Metode Latihan Berstruktur adalah metode pembelajaran yang menggunakan soal-soal berstruktur. Tujuan dari metode pembelajaran tersebut adalah meningkatkan kemampuan siswa pada materi konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi sehingga siswa dapat mengoptimalkan hasil belajar menjadi lebih baik. b. Pemberian dan pengurangan point setiap siklus disukai oleh para siswa karena mereka mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki nilai mereka pada tes berikutnya. c. Penggunaan skala prioritas Iebih efisien daripada penggunaan tabel harga biloks dalam mengerjakan soal-soal reaksi redoks. d. Dalam penerapan Metode Latihan Berstruktur terhadap materi konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan harga biloks, peneliti dapat mengkaitkannya dengan materi yang lain seperti materi persamaan reaksi dan keelektronegatifan suatu atom. e. Dengan mengembangkan Metode Latihan Berstruktur yakni dengan melakukan permainan pada 1 jam pelajaran ( 45 menit ), siswa merasa lebih tertarik belajar kimia, karena mereka semua merasa terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya duduk, diam mendengarkan