Implementasi Pendekatan PAIKEM Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas XI SMKN 1 Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Oleh M. Hajar Anwari. Pendidikan Teknik Otomotif. e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pada kompetensi memperbaiki sistem rem siswa kelas XI SMK N 1 Wadaslintang Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Wadaslintang pada Kompetensi Perbaikan Sistem Rem Siswa Kelas XI TKR 1. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif komparatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 56,46% dan meningkat menjadi 75,76 % pada siklus II. Sedangkan untuk hasil belajar pada kompetensi memperbaiki sistem rem kelas XI TKR 1 dengan nilai KKM 75 pada siklus I sebesar 74,70 dan pada siklus II sebesar 80,91. Selain itu presentase ketuntasan belajar kelas tersebut meningkat dari siklus I sebesar 60,61 % dan pada siklus II sebesar 90,91%. Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN
dengan
dominannya
pembelajaran
melalui
Dunia pendidikan di Indonesia masih
ceramah, tanya jawab, atau tugas, tetapi hanya
ditandai disparitas antara pencapaian academic
dengan kerja-kerja simbolik, sedangkan aktivitas
standart dan performance standard (Suprijono,
mental dalam kaitan dengan kehidupan nyata
201: 8). Banyak siswa mampu menyajikan tingkat
sangat dituntut adanya keterlibatan langsung
hafalan yang baik terhadap materi ajar yang
dengan objek dan situasi.
diterimanya, namun pada kenyataannya mereka
Oleh karena itu, perlu dikembangkan
tidak memahami. Sebagian besar siswa dianggap
pembelajaran yang memberikan kesempatan
belum mampu menggapai potensi ideal atau
kepada siswa agar mampu mengembangkan
optimal yang dimilikinya. Beberapa fakta yang
potensinya seoptimal mungkin dan memberikan
menjadi alasan adalah profesionalisme guru yang
kesempatan mengem-bangkan berbagai alat-alat
masih kurang berkembang, serta pembelajarn
pikir (cognitive tools) yang diperlukan dalam
yang masih didominasi belajar menghafal fakta-
proses transferable dari kegiatan sekolah ke
fakta atau prosedur-prosedur, sehingga perlu
dunia nyata. Oleh sebab itu guru senantiasa
adanya perubahan proses pembelajaran dari
dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar
kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
yang kondusif serta dapat memotivasi siswa
Fakta melaksanakan
di
lapangan,
pembelajaran
sekolah
sering
yang
kurang
dalam belajar mengajar secara optimal. Pemilihan
strategi
pembelajaran
memanfaatkan alat pikir (tool-less thougth),
dilakukan untuk membantu siswa belajar yang
padahal pekerjaan di luar sekolah mengandalkan
bermakna. Salah satu strategi yang dapat
peralatan kognitif (cognitive tool). Sekolah juga
digunakan adalah strategi PAIKEM. Pernyataan
lebih mengembangkan cara berpikir simbolik
dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang
paling
penting
yang
mempengaruhi
B. METODE PENELITIAN
pembelajaran adalah apa yang telah diketahui
Penelitian direncanakan selama 3 (bulan)
siswa (pengetahuan awal) (Suprijono: 2011, 6).
bulan, dimulai bulan Januari 2013 sampai
Jadi, supaya belajar menjadi bermakna, maka
dengan bulan Maret 2013.
konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-
dilaksanakan di SMK N 1 Wadaslintang pada
konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa
kelas XI Kompetensi Pemeliharaan Sistem Rem.
dan dalam kondisi yang menyenangkan.
Sebagai subyek penelitian ini yaitu siswa kelas XI
Penelitian ini
Permasalahan yang ada di SMK N 1
TKR 1 SMK N 1 Wadaslintang dengan jumlah
Wadaslintang yaitu keaktifan siswa selama
siswa 33 orang. Penentuan kelas XI TKR 1 karena
proses pembelajaran masih rendah dan kurang
kelas tersebut peneliti merasakan aktivitas
melibatkan siswa serta hasil belajar yang belum
belajar siswa perlu ditingkatkan.
memenuhi ketuntasan secara klasikal. Kriteria
Penelitian
ini
merupakan
Penelitian
Ketuntasan Minimal pada Standar Kompetensi
Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Memperbaiki Sistem Rem yang ditetapkan di
yaitu suatu penelitian tentang situasi kelas yang
SMK N 1 Wadaslintang adalah 75. Adapun
dilakukan secara sistematik, dengan mengikuti
masalah lain SMK N 1 Wadaslintang merupakan
prosedur atau langkah-langkah tertentu untuk
sekolah baru dan masih belum memiliki ruang
meningkatkan
belajar yang representatif serat belum memiliki
kelas.(Suharsimi: 2002, 45)
kualitas
pembelajaran
di
sarana dan prasarana yang memadai. Dengan
Sumber data penelitian tindakan kelas ini
adanya hal tersebut tentunya guru harus lebih
diperoleh dari Siswa, meliputi keaktifan siswa
aktif
strategi
dan hasil belajar dan guru, meliputi hasil
pembelajaran agar kompetensi siswa yang
observasi aktivitas guru. Jenis data dalam
diharapkan dapat tercapai secara optimal.
penelitian ini adalah hasil belajar siswa,
dan
kreatif
Tujuan Mendeskripsikan
dalam
dari
memilih
penelitian
implementasi
ini
adalah
pendekatan
PAIKEM pada kompetensi Memperbaiki Sistem Rem
Peserta
didik kelas
guru
tentang
pembelajaran
dengan
pendekatan PAIKEM. Dalam penelitian ini digunakan strategi
Wadaslintang Tahun Pelajaran 2012/2013, dan
tindakan kelas dengan model Siklus. Menurut
untuk
Nurkamto
apakah
SMK
dan
N 1
mengetahui
XI
keaktifan siswa, aktivitas guru, tanggapan siswa
implementasi
(2009:34),
Langkah-langkah
pendekatan PAIKEM meningkatkan aktivitas dan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada 4
prestasi belajar pada kompetensi memperbaiki
tahapan
sistem rem siswa kelas XI SMK N 1 Wadaslintang
Tindakan (acting), Pengamatan (observing), dan
Tahun Pelajaran 2012/2013.
refleksi (reflecting).
yaitu:
Perencanaan
(planning),
C. HASIL PENELITIAN
ketuntasan belajar siswa dapat diamati pada
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI TKR 1, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran
produktif
pembelajaran.
Dari
dan
observasi
proses
hasil
observasi
proses
pembelajaran pada tanggal 3 April 2013
tabel berikut: Tabel 2 Peningkatan Ketuntasan Pembelajaran Siswa Kelas XI TKR 1 No
Kelas
Variabel
1
XI TKR 1
Perbaikan sistem rem
diperoleh data: Pembelajaran hanya terpusat pada guru, dalam pembelajaran guru hanya menggunakan buku paket saja dan media papan tulis dalam menyampaikan materi pelajaran, dan saat guru menjelaskan materi pelajaran terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
Berdasarkan
karena siswa tidak dapat mengerjakannya, sehingga
mengganggu
teman
yang
lainnya.Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dan prestasi prestasi belajar siswa kelas XI TKR 1 yang tampak dari perolehan hasil obesevasi maupun
perbaikan sistem rem Kelas XI TKR 1 dengan pendekatan PAIKEM dari 60,61% di siklus 1 dan naik menjadi 90,91% di siklus 2. Berdasarkan deskripsi proses dan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PAIKEM
No
Kelas
Variabel
Rata-rata Nilai Siklus 1 Siklus 2
1
XI TKR 1
Perbaikan sistem rem
74,70
80,91
Selain itu, pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal, siklus I, dan II juga terjadi peningkatan prosentase jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan
belajar.
Peningkatan
digunakan sebagai solusi untuk
meningkatkan
keaktifan
siswa
telah
menunjukkan hasilnya.Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran selalu dipantau. Guru memberikan penjelasan bahwa keaktifan siswa selama pembelajaran selalu dinilai. Aktivitas siswa dalam mendengarkan dan
Tabel 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TKR 1
peningkatan
bahwa peningkatan ketuntasan belajar teori
evaluasi. Peningkatan prestasi belajar dijelaskan tabel berikut:
tabel
ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui
guru, pada saat siswa disuruh mengerjakan soal latihan, suasana kelas menjadi lebih gaduh
Prosentase Ketuntasan Siklus 1 Siklus 2 60,61% 90,91%
memperhatikan
penjelasan
guru
merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat beberapa siswa yang aktif, memperoleh nilai postes lebih baik daripada siswa yang kurang dan
tidak
aktif
dalam
memperhatikan
penjelasan guru. Setiap siklus aktivitas siswa mengalami peningkatan. Kinerja guru selama pembelajaran berpengaruh terhadap perhatian siswa seperti apersepsi yang menarik, gerakan tubuh,
mimik
wajah
serta
posisi
tubuh
bervariasi. Kegiatan diskusi kelompok selalu
dilakukan siswa dari siklus I sampai siklus II.
Persentase
siswa
yang
berhasil
Diskusi ini dilakukan siswa karena prencanaan
mencapai ketuntasan belajar ranah kognitif di
yang dibuat oleh guru adalah kegiatan melalui
siklus
diskusi sesuai dengan rencana pembelajaran.
menunjukkan
Beberapa siswa melakukan diskusi kelompok
mencapai ketuntasan belajar lebih banyak
dengan tidak antusias. Mereka mengikuti
dibandingkan
diskusi sekedar ikut duduk dalam kelompoknya,
dikarenakan adanya perbaikan dari kekurangan-
namun mereka tidak melakukan kegiatan
kekurangan yang terjadi pada pembelajaran
diskusi sedikitpun.. Siklus II aktivitas diskusi
siklus I. Penjelasan materi yang disampaikan
semakin membaik, hanya sedikit siswa yang
oleh
masih kurang antusias berdiskusi.
dipahami oleh siswa dan lebih menarik
Pembelajaran yang telah dilakukan sesuai
rencana
sebesar
guru
90,91%.
bahwa
Hasil
jumlah
dengan
siswa
siklus
diperbanyak
tersebut
I.
yang
Hal
sehingga
ini
mampu
perhatian siswa. Keberhasilan proses belajar
pembelajaran
mengajar sangat berpengaruh terhadap hasil
dengan menggunakan pendekatan PAIKEM
belajar yang nantinya berpengaruh terhadap
dilakukan pengukuran hasil belajar ranah
ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa.
kognitif dengan evaluasi berupa tes tertulis di
Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil
setiap
belajar ranah kognitif ini dikarenakan siswa
akhir
ketuntasan
pelaksanaan
II
siklus. belajar
Siklus ranah
I
perhitungan
kognitif
siswa
mulai
terbiasa
dengan
belajar
melalui
menunjukkan persentase siswa yang mencapai
pengalaman langsung di lingkungan sekitar
ketuntasan belajar sebesar 60,61%. Hal ini
siswa.
menunjukkan bahwa siswa secara klasikal
lingkungan
belum mencapai ketuntasan belajar yang
diskusi kelompok dan diskusi kelas antara siswa
ditetapkan, yaitu 85% siswa mencapai nilai ≥75.
dengan
Rendahnya
siswa
Pemahaman tentang konsep perbaikan sistem
disebabkan kebanyakan siswa tidak membaca
rem dengan pendekatan PAIKEM juga telah
materi
membuat siswa lebih mudah mamahami materi
yang
nilai
akan
yang
diperoleh
dipelajari
sebelumnya,
penjelasan materi dari guru masih kurang, siswa
Hasil
pengalaman kemudian
siswa
dan
langsung
didiskusikan
siswa
dari dalam
dengan
guru.
yang ada.
belum paham dengan materi yang baru
Tanggapan guru terhadap kegiatan
dipelajarinya dan siswa jarang bertanya saat
pembelajaran merupakan salah satu evaluasi
proses pembelajaran. Penyebab utama belum
terhadap kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang
tercapainya ketuntasan belajar ranah kognitif
telah dilakukan oleh guru maupun siswa dapat
adalah siswa belum terbiasa belajar mandiri
digunakan
dan masih terbiasa dengan catatan dari guru,
keputusan
pembelajarn bersifat teoritis dan abstrak.
pembelajaran dilaksanakan
oleh
guru
untuk yang pada
dalam
mengambil
menentukan lebih kegiatan
baik
kegiatan untuk
pembelajaran
berikutnya. Cronbach dan Stufflebeam dalam
sebesar 56,46% dan meningkat menjadi 75,76
Arikunto (2002) menyatakan proses evaluasi
% pada siklus II. Sedangkan untuk hasil belajar
bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan
pada kompetensi pemeliharaan sistem rem
tercapai, tetapi digunakan untuk membuat
kelas XI TKR 1 dengan nilai KKM 75 pada siklus I
keputusan.
sebesar 74,70 dan pada siklus II sebesar 80,91.
Hasil angket tanggapan guru terhadap
Selain itu prosentase ketuntasan belajar kelas
pembelajaran dengan penerapan pendekatan
tersebut meningkat dari siklus I sebesar 60,61
PAIKEM
% dan pada siklus II sebesar 90,91%.
dapat diketahui bahwa tanggapan
guru adalah sangat tanggap. Hal ini dapat
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diketahui bahwa guru merasa pembelajaran
diperoleh maka diajukan saran-saran sebagai
yang
Guru
berikut: (1) Bagi guru, hendaknya dapat
senantiasa mempersiapkan pembelajaran yang
memahami dan memvariasikan metode yang
akan dilaksanakan dengan membaca materi
sesuai materi yang dapat digunakan dalam
yang akan disampaikan terlebih dahulu dan
proses pembelajaran, sehingga siswa tidak
merencanakan
merasa jenuh. (2) Bagi siswa, hendaknya aktif
dilakukan
adalah
cara
menarik.
terbaik
untuk
menyampaikannya kepada siswa. Penggunaan
dalam
pendekatan
pembelajaran
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
dirasakan mudah oleh guru sebab guru dapat
dan meningkatkan usaha belajar sehingga
mengaktifkan belajar siswa dan pada akhirnya
dapat memperoleh prestasi yang diharapkan.
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
(3) Bagi sekolah, hendaknya mengoptimalkan
tuntas.
berbagai fasilitas dan media pembelajaran yang
PAIKEM
dalam
D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan disimpulkan:
(1)
hasil
tersedia penelitian
Penerapan
dapat
implentasi
proses
untuk
pembelajaran,
menunjang
selalu
pembelajaran,
sehingga akan lebih meningkatkan dalam penanaman
konsep-konsep
pembelajaran
pendekatan PAIKEM meliputi: Perencanaan,
secara lebih nyata sekaligus meningkatkan
dalam perencanaan ini guru menyusun silabus,
aktivitas belajar siswa.
membuat RPP dan merencanakan media pembelajaran yang akan di gunakan sesuai dengan
materi
yang
akan
di
ajarkan.
Pelaksanaan: Dalam pelaksanaan pendekatan PAIKEM sesuai hasil survey terlihat bahwa indikator serta prinsip PAIKEM sebagian besar telah tercapai. (2) Pendekatan PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas siswa pada siklus I
DAFTAR PUSTAKA Nurkamto, Joko. 2009. Penelitian Tindakan Kelas: Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaanya. Surakarta: UNS Press Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara