HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA Niwayan Sri Murniawati,Dr.Nawir Sune, M.Si * , Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T **
Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK Murniawati, Niwayan Sri. Nim 421411059. 2015. Hubungan Pemahaman Konsep Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa(suatu penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 1SuwawaKelas VIII). Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing: (1) Dr. Nawir Sune, M.Si dan pembimbing (2) Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkajihubungan pemahaman konsep dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi ganda.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Suwawa dengan sampel yang berjumlah 30 siswa.Pengumpulan data diambil menggunakan metode tes, angket dan dokumentasi.Pengujian hipotesis dengan analisis korelasi dan analisis regresi ganda, yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas, homogen dan linieritas.Berdasarkan hasil penelitian,(1) terdapat hubungan yang positif antara pemahaman konsep dengan hasil belajar siswa dengan kontribusi sebesar 28,623% dan koefisien korelasi parsial 0,534.(2)terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa dengan kontribusi sebesar 21,252 % dan koefisien korelasi parsial 0,329.(3) terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara pemahaman konsep dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa dengan kontribusi sebesar 34,692 % dan koefisien korelasi ganda 0,589. Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih jauh tentang tentang pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa untuk memperhatikan faktor-faktor internal maupun eksternal dari objek yang diteliti.
Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Motivasi Belajar, Hasil Belajar
1
ABSTRACT Murniawati, Niwayan Sri. Student ID 421411059.2015. The Correlation of Concept Understanding and Learning Motivation with Student’s Learning Achievement (A research Conducted in SMP Negeri I Suwawa at VIII Grade). Skripsi, Study Program of Physics Education, Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Gorontalo. Principal Supervisor wasDr. Nawir Sune, M.Si and Co-supervisor was Ahmad Zainuri. S.Pd, M.T. The aim of this research is to review the correlation of concept understanding and learning motivation with student’s learning achievement. This was a multiple correlation research. Population in this research were VIII grade students in SMP Negeri I Suwawa with the total of sample was 30 students. Data were collected through test methond, questionnare and documentation. The hypothesis test through correlation analysis and multiple regression analysis, previously done requirements analysis included normality test, homogeneity and linearity. Based on the results, (1) there was a positive correlation between concept understanding and student’s learning outcome for 28,623% and partial correlation coefficient was 0,534. (2) There was a positive correlation between learning motivation and student’s learning achievement for 21,252% and partial correlation coefficient was 0,329. (3) There was a positive correlation between concept understanding and learning motivation with student’s learning achievement 34,692% and multiple correlation coefficient was 0,589. For further researcher who wants to investigate more in depth about concept understanding and students learning motivation, it is recommended to pay attention the imternal factors and external factors of the research object. Keywords:Concept Understanding, Learning Motivation, Learning Achievement
PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis. Karena itu, jika IPA diajarkan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa, maka IPA tidaklah merupakan suatu pelajaran yang bersifat hafalan belaka. Pelajaran IPA modern telah mementingkan kemampuan berpikir daripada kemampuan menghafal. Disamping itu, hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan mengadakan pengamatan dengan teliti, menggunakan prinsip, melakukan percobaan sederhana, menyusun dan menganalisis data. Artinya pendidikan IPA harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu dan hapal tentang konsep-konsep
2
fisika melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsepkonsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. Salah satu yang menjadi penyebab rendahnya hasil dari tes yang diperoleh siswa dikarenakan kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran IPA, pemahaman konsep harus selalu diutamakan karena dengan memahami konsep-konsep IPA siswa mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dengan lebih teliti. Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Pemahaman
konsep
sangat
diperlukan
peserta
didik
dalam
proses
pembelajaran. Peserta didik yang paham dengan materi yang diajarkan akan lebih bersemangat untuk belajar. Karena peserta didik tidak kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas atau soal yang diberikan. Lain halnya dengan peserta didik yang tidak memiliki pemahaman konsep lebih awal, akan merasa malas karena tidak mengerti dengan maksud materi yang diajarkan, sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam belajar. Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan didukung pemahaman konsep dan motivasi belajar yang meningkat juga, sehingga hasil belajar yang didapat menjadi lebih baik. Apabila kemampuan pemahaman konsep dan motivasi belajar rendah , maka akan berpengaruh buruk pada hasil belajar siswa. Kurangnya kemampuan dalam pemahaman konsep dan motivasi belajar menyebabkan pembelajaran yang diharapakan tidak tercapai. Berkaitan dengan permasalahan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa”. KAJIAN TEORI Hasil Belajar Slameto (2010:54-69) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
3
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar (faktor kesehatan, faktor psikologis, dan faktor kelelahan), sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat). Menurut Suprijono (2012: 5-7) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hasil belajar biasanya
dapat
diketahui
melalui
kegiatan
evaluasi
yang
betujuan
untukmendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kamampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pemahaman Konsep Menurut Kamus Besar Indonesia, kata paham sebagai asal kata dari pemahaman diartikan sebagai proses, perbuatan, cara untuk mengerti benar atau mengetahui benar. Seseorang dapat dikatakan paham mengenai sesuatu apabila orang tersebut sudah mengerti benar hal tersebut.Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari . Menurut Ruseffendi (dalam Budiartawan, 2014:201) pemahaman meliputi tiga aspek yaitu translasi, interpretasi, dan ektrapolasi. 1. Translasi Translasi (terjemahan) meliputi kemampuan menerjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain seperti dari kata-kata ke angka-angka, dari abstrak ke kongkret, dari simbol ke tabel ke tabel dan grafik. 2. Interpretasi Interpretasi (penjelasan) meliputi kemampuan menjelaskan/meringkas materi pelajaran, memahami kerangka suatu pekerjaan secara keseluruhan, dan menafsirkan isi berbagai macam bacaan. 3. Ekstrapolasi Ekstrapolasi (perluasaan) meliputi kemampuan memprediksi akibat dari suatu tindakan yang digambarkan dari sebuah komunikasi.
4
Motivasi Belajar Menurut Mc.Donald (dalam Hamalik 2012:106) merumuskan bahwa ….”Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut : a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut
terjadi
disebabkan
oleh
perubahan
tertentu
pada
sistem
neurofisiologis dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Tiap respons merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Menurut Uno (2012:23) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita – cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. HASIL PENELITIAN Hasil peneltian yang diperoleh adalah skor yang diperoleh dari alat ukur berupa tes pemahaman konsep dan angket motivasi belajar dengan tes hasil belajar siswa yang diambil dari hasil ujian tengah semester dan dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana serta analisis regresi dan korelasi ganda.
5
Deskripsi data variabel Y ( Hasil Belajar Siswa) Berdasarkan data yang diambil dari 30 orang siswa yang dijadikan sebagai sampel, diperoleh skor maksimum 90, minimum 70,rata-rata nilai (M) sebesar 77,5, median (Me) sebesar 76,93, modus (Mo) sebesar 77,5 dan standar deviasi (SD) sebesar 5,432. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh
Frekuensi
rentangan skor 20 panjang kelas interval 4 dan banyaknya kelas interval 6. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Hasil Belajar Siswa 30 % 23,33 %
23,33 % 16,66 %
70-73
74-77
78-81
82-85
3,33 %
3,33 %
86-89
90-93
Kelas Interval Gambar 1. Persentase Hasil Belajar Siswa Dari hasil distribusi frekuensi menunjukkan lebih banyak siswa yang memiliki nilai hasil belajar diatas angka 70 sampai 73 .Hal ini berarti hasil belajar siswa berada pada taraf normal atau baik. Deskripsi data variabel X1( Pemahaman Konsep) Berdasarkan data yang diambil dari 30 orang siswa yang dijadikan sebagai sampel, diperoleh skor maksimum 18, skor minimum10, rata-rata nilai (M) sebesar 12,76, median (Me) sebesar 11,5, modus (Mo) sebesar 11,21 dan standar deviasi (SD) sebesar 2,32. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 8 panjang kelas interval 2 dan banyaknya kelas interval 6.
6
12 33,33 %
Frekuensi
10
26,66 %
8 6
Pemahaman Konsep
16,66 %
16,66 %
4 6,66 %
2 0
9,0-10
11,0-12 13-14 15-16 Kelas Interval
17-18
19-20
Gambar 2. Persentase Pemahaman Konsep Dari hasil distribusi frekuensi menunjukkan lebih banyak siswa yang memiliki nilai diatas angka 11 sampai 12 .Hal ini berarti pemahaman konsep berada pada taraf normal atau baik dalam menjawab tes pemahaman konsep. Deskripsi data variabel X2( Motivasi Belajar) Berdasarkan data yang diambil dari 30 orang siswa yang dijadikan sebagai sampel, diperoleh skor maksimum 93, skor minimum 70, rata-rata nilai (M) sebesar 81,23, median (Me) sebesar 82,38, modus (Mo) sebesar 83,79 dan standar deviasi (SD) sebesar 6,94. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh
Frekuensi
rentangan skor 23 panjang kelas interval 4 dan banyaknya kelas interval 6. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Motivasi Belajar 30 % 23,33% 16,66 %
16,66 % 10 % 3,33 %
70-73
74-77
78-81
82-85
86-89
90-93
Kelas Interval Gambar 3. Persentase Motivasi Belajar
7
Dari hasil distribusi frekuensi menunjukkan lebih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar diatas angka 82 sampai 85 .Hal ini berarti motivasi belajar siswa berada pada taraf normal atau baik. Hasil Pengujian Linieritas Regresi Dari hasil perhitungan analisis regresi data variabel pemahaman konsep (X1) dengan hasil belajar siswa (Y) diperoleh persamaan regresi
= 59,465 +
1,371X1. Persamaan regresi ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor pemahaman konsep, maka akan diikuti oleh skor kenaikan skor hasil belajar
siswa sebesar skor 1,371 unit pada konstanta 59,465 dan hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak karena Fhitung
= 0,467< Ftabel
=2,41.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi 59,465 + 1,371X1 berbentuk “linear”.
=
Dari hasil perhitungan analisis regresi data variabel motivasi belajar (X2)
dengan hasil belajar siswa (Y) diperoleh persamaan regresi Y = 48,678 + 0,347 X .Persamaan regresi ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit
skor motivasi belajar, maka akan diikuti oleh skor kenaikan hasil belajar siswa sebesar skor 0,347 unit pada konstanta 48,678 dan Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak karena Fhitung = 0,893 < Ftabel = 2,48. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y = 48,678 + 0,347 X .berbentuk “linear”.
Dari hasil perhitungan analisis regresi ganda data variabel pemahaman konsep
(X1) dan motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar siswa (Y)diperoleh persamaan regresiY = 45,72 + 1,067
+ 0,227
.Persamaan
regresi
ini
mengandung
artijika variabel pemahaman konsep mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) poin, sementara kecerdasan motivasi belajar dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar siswa sebesar 1,067 dan sebaliknya jika motivasi belajar mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) poin, sementara pemahaman konsep dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar siswa sebesar 0,227.
8
Hubungan AntaraPemahaman Konsep (X1) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) Hasil pengujian koefisien korelasi parsial menunjukan bahwa jika variabel motivasi belajar (X2) dikontrol maka diperoleh nilai koefisien korelasi parsial (ry1.2) sebesar 0,534.Harga koefisien korelasi parsial ini menunjukan bahwa apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya yaitu variabel motivasi belajar (X2) mengakibatkan terjadinya penurunan hubungan antara pemahaman konsep dengan hasil belajar siswa sebagaimana tertera pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Antara Pemahaman Konsep (X1) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) N
Dk
Ry1.2
r2
Kontribusi (%)
30
28
0,534
0,28623
28,623%
Keterangan: n : jumlah Responden r2 : koefisien determinasi antara pemahaman konsep dengan hasil belajar siswa Ry1.2 : koefisien korelasi parsial di antara X1 dan Y dengan X2 dikontrol Hubungan AntaraMotivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) Hasil pengujian koefisien korelasi parsial menunjukan bahwa jika variabel pemahaman konsep (X1) dikontrol maka diperoleh nilai koefisien korelasi parsial (ry2.1) sebesar 0,329. Harga koefisien korelasi parsial ini menunjukan bahwa apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya yaitu variabel pemahaman konsep (X1) mengakibatkan terjadinya penurunan hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa sebagaimana tertera pada tabel 2. Tabel 2.Hasil Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Antara Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) N
Dk
Ry2.1
r2
Kontribusi (%)
30
28
0,329
0,21252
21,252 %
Keterangan: n
:jumlah Responden
r2
:koefisien determinasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa
Ry2.1 :koefisien korelasi parsial di antara X2 dan Y dengan X1 dikontrol
9
Hubungan
AntaraPemahaman Konsep (X1) dan Motivasi Belajar (X2)
dengan Hasil Belajar Siswa (Y) Besarnya hubungan antara pemahaman konsep dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa dapat diketahui dari harga koefisien determinasi simultan (R 2). Berdasarkan hasil analisis diperoleh R2 sebesar 0,346. Dengan demikian menunjukkan bahwa pemahaman konsep dan motivasi belajardengan hasil belajar siswa sebesar 34,692 %dan sisanya 65,308 dari hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain sebagaimana tertera pada tabel 3. Tabel 3.Hasil Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Antara Pemahaman Konsep (X1) dan Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) N
Dk
Rx1.X2.y
R2
Kontribusi (%)
30
27
0,589
0,346
34,692 %
Keterangan: n
: jumlah Responden
Rx1.x2.y : koefisien korelasi antara pemahaman konsep dan motivasi belajar dengan hasill belajar siswa R2
: koefisien determinasi antara pemahaman konsep dan motivasi belajar dengan hasill belajar siswa
PEMBAHASAN Hubungan Pemahaman Konsep (X1) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) Sebagaimana yang diketahui pemahaman konsep merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara pemahaman konsepdengan hasil belajar siswa. Hal ini sependapat dengan Uno dan Mohammad (2012: 55-62) bahwa pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Pemahaman konsep memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Hasil belajar umumnya meningkat jika pemahaman konsep
10
meningkat. Hal ini terlihat dari pemahaman konsep berpengaruh sebesar 28,623% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, dengan koefisien korelasi sebesar 0,534 yang artinya hubungan antara pemahaman konsep memiliki hubungan yang sedang dengan hasil belajar. Hubungan Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) Motivasi belajar memiliki hubungan yang erat dengan hasil belajar, hal ini sependapat dengan Hamalik (2012) yang mengemukakan tentang pentingya motivasi belajar bagi siswa. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Dari hasil penelitian motivasi belajar mempunyai pengaruh hasil belajar sebesar 21,252 %. Anggapan siswa yang menggangap pembelajaran IPA adalah pelajaran yang sulit, karena menggunakan persamaan matematis, seharusnya menimbulkan motivasi bagi siswa untuk lebih giat belajar, hal ini sesuai dengan pendapat Uno (2012) bahwa motivasi tercakup konsep-konsep seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan dan keingintahuan terhadap sesuatu. Ketika seorang siswa mendapat hambatan dalam belajar IPA, seharusnya hambatan itu menjadi motivasi bukan penghalang bagi siswa tersebut. Jika siswa tersebut sudah menetapkan tujuannya untuk mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran IPA, maka apapun hambatan yang ada tidak akan membuat motivasinya berkurang, dan sebaliknya semakin bertambah. Hubungan Pemahaman Konsep (X1) dan Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) Pemahaman konsep dan motivasi belajar memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar umumnya meningkat jika pemahaman dan motivasi belajar meningkat. Secara bersama-sama pemahaman konsep dan motivasi belajar berpengaruh sebesar 34,692 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, dengan koefisien korelasi sebesar 0,589 yang artinya secara bersama-sama pemahaman konsep dan motivasi belajar memiliki hubungan tingkat sedang dengan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
11
Rendahnya hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa kelas VIII disebabnya kurangnya pemahaman konsep yang menyebabkan berkurang pula motivasi belajar. Pemahaman konsep memegang peranan yang lebih penting dari pada motivasi belajar yang ditunjukkan dengan kontribusi pemahaman konsep lebih besar dari pada motivasi belajar yaitu pemahaman konsep 28,623% dibandingkan dengan motivasi belajar sebesar 21,252%. Hal ini juga menunjukkan untuk dapat motivasi belajar yang baik, seorang siswa harus mempunyai pemahaman konsep dengan dasar untuk mendapatkan nilai yang baik. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang positif antara pemahaman konsep dengan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = 59,465 + 1,371X .Regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor pemahaman konsep akan diikuti oleh kenaikan skor hasil belajar siswa sebesar
1,371 unit pada konstanta 59,465. Kontribusi pemahaman konsep sebesar 28,623% dan koefisien korelasi parsial 0,534. 2. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa
yang
ditunjukkan
dengan
persamaan
regresi
Y = 48,678 +
0,347 X . Regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan skor motivasi belajar akan diikuti oleh kenaikan skor hasil belajar sebesar 0,347 pada
konstanta 48,678. Kontribusi motivasi belajar sebesar 21,252 % dan koefisien korelasi parsial 0,329. 3. Terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara pemahaman konsep dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = 45,72 + 1,067
+ 0,227
. Regresi ini
menunjukkan bahwa secara bersama-sama kenaikan satu unit skor pemahaman konsep dan motivasi belajar akan diikuti kenaikan skor hasil
belajar siswa sebesar 1,294 pada konstanta 45,72. Kontribusi pemahaman
12
konsepdan motivasi belajar sebesar 34,692 % dan koefisien korelasi ganda 0,589. DAFTAR PUSTAKA Budiartawan, K. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Pemahaman Konsep, dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff. 2014. Jurnal Fisika Edukasi Indonesia, ISSN 3254-6816 Volume 1 Edisi 2. Universitas Negeri Gorontalo. Hamalik, O. 2012.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta. Rineka Cipta. Suprijono, A. 2012.Cooperatif Learning. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Uno, H. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. PT.Bumi Aksara. Uno, H dan Nurdin.M. 2012. Belajar danPendekatan PAILKEM. PT.Bumi Aksara.
13
Jakarta.