5
PENGARUH PEMBELAJARAN HUMANISTIK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Eka Rofikoh, Kriswandani, S.Si., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Email:
[email protected] Abstrak Proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa dalam mencoba pengalaman belajar secara langsung, bebas berpendapat, berpartisipasi, tidak merasa tertekan, bahkan jika membuat kesalahan tidak perlu mengalami sakit hati karena kritik dan celaan. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh pembelajaran humanistik terhadap keaktifan belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015; 2) pengaruh pembelajaran humanistik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX A (30 siswa) sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IX B (28 siswa) sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan metode angket untuk mengukur keaktifan belajar matematika siswa dan tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar siswa. Desain dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Hasil penelitian diperoleh: 1) terdapat pengaruh pembelajaran humanistik terhadap keaktifan belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan 0,026 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata dari kedua kelas, dan karena rata-rata kelas eksperimen (93,73) lebih tinggi daripada kelas kontrol (87,39). 2)tidak terdapat pengaruh pembelajaran humanistik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan 0,462 < 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata dari kedua kelas, walaupun rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (66,17) lebih tinggi daripada kelas kontrol (62,61). Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar.
PENDAHULUAN Matematika mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir siswa. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsepkonsep, operasi dan prinsip (Chumdari, 2012). Keempat objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena materi tertentu dalam matematika merupakan prasyarat untuk menguasai materi matematika lainnya. Tujuan diberikannya mata pelajaran matematika yaitu membekali siswa dengan
6
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan rancangan pembelajaran yang sesuai (Suyitno, 2013). Sumiati dalam Sunarti (2014) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Suyanto dan Hisyam dalam Panjaitan (2010) mengemukakan bahwa selama ini pembelajaran matematika masih berpusat pada guru dan sangat menitikberatkan ranah kognitif. Guru masih menjalankan pembelajaran satu arah dimana guru sebagai sumber belajar dan siswa hanya sebagai penerima. Otoriter guru membatasi ruang gerak dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa harus mengikuti semua yang diperintahkan guru tanpa memberikan pendapatnya (Ta’rifin, 2013). Siswa hanya belajar secara prosedural dan menerima materi yang diberikan sehingga siswa tidak bisa mengenali dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dengan baik (Junaedi, 2012). Pembelajaran yang demikian mengakibatkan siswa
cenderung bersikap diam
selama pembelajaran dan hanya mendengarkan, apabila akan berpendapat takut jika disalahkan oleh guru yang berakibat pada rendahnya keaktifan belajar siswa (Prayito, 2010). Menurut Firdauz (2014), keaktifan belajar siswa adalah seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan dari guru, bekerjasama dengan siswa lain (Kustiani, 2013). Selain berakibat pada keaktifan belajar siswa, pembelajaran yang hanya menjadikan siswa sebagai objek juga berakibat pada hasil belajar siswa (Widyanto, 2003). Permasalahan yang sama juga terjadi di SMP Negeri 1 Bringin. Berdasarkan hasil observasi pada hari Senin tanggal 14 Juli 2014, diperoleh hasil bahwa proses pembelajaran berjalan satu arah dimana siswa lebih banyak mendengar penjelasan guru dan menulis apa yang disampaikan guru. Selama pembelajaran siswa hanya menerima materi dari guru dan tidak mengalami proses belajarnya secara langsung. Proses pembelajaran ini berakibat pada keaktifan belajar siswa dimana siswa cenderung bersikap diam, tidak merespon balik
7
pertanyaan dari guru, siswa juga malu bahkan enggan bertanya pada guru ketika mereka belum paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru, perhatian siswa terhadap pembelajaran juga masih kurang ditandai dengan siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru dan justru berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Temuan lainnya adalah ketika siswa menjawab pertanyaan dari guru dan jawabannya salah, guru langsung menyalahkan dan tidak menghargai pendapat siswa atau mencoba mendengar alasan kenapa siswa tersebut menjawab demikian sehingga siswa tidak berani lagi untuk berpendapat atau mengajukan jawaban karena takut jika pendapat atau jawaban yang diberikannya salah lagi. Ketika siswa diminta mengerjakan soal di depan dan tidak bisa, guru juga membiarkan siswa tetap berdiri sampai bisa mengerjakan soal tersebut tanpa diberi arahan atau petunjuk. Selain keaktifan belajar siswa, diperoleh informasi dari guru matematika Ibu Bekti Handayani, S.Pd bahwa hasil belajar matematika masih belum optimal yaitu berdasarkan nilai ulangan kenaikan kelas nilai rata-rata matematika siswa hanya mencapai 43,47. Hasil belajar yang masih belum optimal diduga terjadi karena pada proses pembelajaran siswa tidak diberi kebebasan dalam belajarnya diantaranya tidak ada kesempatan untuk bertanya, berpendapat, berinteraksi selain itu, dalam proses belajar siswa hanya menerima materi dari guru tanpa adanya kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang mampu memberikan kebebasan siswa dalam belajar, berpendapat, mencoba pengalaman baru dan berpartisipasi aktif bahkan ketika siswa membuat kesalahan, siswa tersebut tidak akan mengalami sakit hati karena kritik dan celaan, yaitu dengan pembelajaran humanistik.
Hal itu
dikarenakan proses pembelajaran humanistik menempatkan siswa bukan sebagai objek, melainkan subjek yang bebas menemukan pemahaman berdasarkan pengalamannya sehari-hari (Susilo, dalam Panjaitan 2010). Siswa juga dapat belajar secara induktif, menemukan pengalaman sendiri, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Budiningsih, 2005).
8
Pembelajaran humanistik menekankan pada pengakuan manusiawi terhadap kondisi siswa, dimana guru tidak terlalu banyak mencela atau kurang memuji siswanya supaya siswa lebih dapat menghargai dirinya sendiri (Masrikan, 2012). Menurut pendapat Baharuddin (2007), pendidikan yang memanusiakan manusia adalah proses membimbing, mengembangkan dan mengarahkan potensi dasar manusia baik jasmani, maupun rohani secara seimbang. Pembelajaran humanistik merupakan salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap saling menghargai dan mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa (Kensiwi, 2013). Melalui pembelajaran humanistik ini keaktifan belajar siswa menjadi diharapkan akan menjadi lebih baik karena siswa merasa dirinya dihargai dan diperlakukan sebagai subjek dalam pembelajaran. Selain keaktifan belajar, hasil belajar siswa juga diharapkan akan menjadi lebih baik dengan pembelajaran humanistik. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran humanistik kepada siswa saat proses pembelajaran matematika. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran humanistik terhadap keaktifan
belajar siswa. 2) untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
pembelajaran humanistik terhadap hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010) pendekatan penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang pengolahan datanya berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Tahun Ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan cluster random sampling dan terpilih sampel penelitian yaitu siswa kelas IX A (30 siswa) sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B (28 siswa) sebagai kelas kontrol. Desain penelitian ini menggunakan the randomized control group pretest-posttest design (Budiyono, 2003). Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel
9
bebas (pembelajaran humanistik) dan variabel terikat (keaktifan belajar dan hasil belajar). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi dokumentasi, tes hasil belajar, angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengukur keaktifan belajar siswa dan soal tes berupa pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen angket keaktifan belajar siswa terdiri dari beberapa indikator, Paul D. Dierich dalam Hamalik (2011) membaginya
dalam delapan indikator yaitu: 1) kegiatan-kegiatan visual, 2)
kegiatan-kegiatan lisan, 3) kegiatan-kegiatan mendengarkan, 4) kegiatan-kegiatan menulis, 5) kegiatan-kegiatan menggambar, 6) kegiatan-kegiatan motorik, 7) kegiatan-kegiatan mental, 8) kegiatan-kegiatan emosional. Indikator tersebut disusun ke dalam 40 pernyataan dengan jawaban berskala dan bentuk skala yang digunakan adalah likert.soal tes hasil hasil belajar terdiri dari 40 soal pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Sebelum instrumen digunakan untuk proses pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan validasi isi oleh ahli kemudian uji validitas butir untuk instrumen angket dan soal, untuk instrumen soal tes hasil belajar dilanjutkan uji taraf kesukaran. Setelah itu instrumen angket di uji reliabilitasnya dengan cronbach’s alpha dan instrumen soal tes dengan KR.21 dengan rhitung > rtabel (0,2588). Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data kemampuan awal siswa dan data kemampuan akhir siswa guna mengetahui ada atau tidak pengaruh dari pembelajaran yang dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat uji beda rata-rata (uji independent sample t-test) untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan rata-rata dari kedua kelompok sampel. Tingkat kesalahan ( ) yang dipakai dalam penelitian ini sebesar 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Keaktifan Belajar Siswa Penelitian ini menggunakan kelas eksperimen (kelas dengan pembelajaran humanistik) dan kelas kontrol (kelas tanpa pembelajaran humanistik). Kedua kelas mempunyai kondisi yang seimbang dalam segi keaktifan belajar siswa. Hal ini
10
terlihat pada uji beda rata-rata, keaktifan belajar awal siswa diperoleh nilai sig 0,593 lebih dari 0,05 yang berarti kedua kelas mempunyai rata-rata yang sama. Selanjutnya dapat dilihat perbandingan keaktifan belajar awal dan keaktifan belajar siswa sesudah diberi perlakuan dengan pembelajaran humanistik pada Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Keaktifan Belajar Awal dan Akhir Kemampuan Awal
Kemampuan Akhir
Kelas Sig (2-tailed) Eksperimen
Rata-Rata 83,63
0,593 Kontrol
Sig (2-tailed)
Rata-Rata 93,73
0,026 82,04
87,39
Tabel 1 pada kolom kemampuan awal menunjukkan nilai signifikan 0,593 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan rata-rata keaktifan belajar dari kedua kelas dimana rata-rata keaktifan belajar kelas eksperimen (83,63) dan kelas kontrol (82,04) dengan selisih hanya 1,59 sehingga kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama. Selanjutnya pada kolom kemampuan akhir, menunjukkan sekor angket keaktifan belajar siswa setelah diberi perlakuan menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,026 < 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata dimana kelas eksperimen (93,73) lebih tinggi daripada kelas kontrol (87,39) dan selisih rata-ratanya mencapai 6,34. Sehingga terdapat pengaruh pembelajaran humanistik terhadap keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Adanya perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol karena pembelajaran humanistik ini lebih menekankan pengakuan manusiawi terhadap siswa sehingga guru tidak berhak mencela atau mengkritik siswa. Siswa diperlakukan sebagai subjek dan bukan sebagai objek saat pembelajaran guru tidak membatasi ruang gerak dan peran serta siswa saat proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan adalah siswa diberi kebebasan untuk berpendapat, bertanya, juga dapat belajar dengan pengalaman langsung. Selama pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Siswa merasa
11
lebih diperhatikan dan lebih bersemangat dalam pembelajaran. Siswa sangat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan dari guru walaupun ada beberapa siswa yang masih diam dan takut untuk mengajukan pendapatnya karena masih belum terbiasa diberi ruang untuk berpendapat ataupun bertanya. jika siswa menjawab pertanyaan salah, siswa tidak merasa takut lagi untuk menjawab karena guru tidak langsung menyalahkan jawaban siswa dan mengarahkannya. Siswa juga memperhatikan penjelasan dari guru dan menulis materi yang telah guru jelaskan, tetapi beberapa siswa perlu dibujuk agar mau mencatat materi. Selama diskusi berlangsung,
sebagian besar siswa terlihat bersemangat
dalam
mengerjakan lembar diskusi yang diberikan, setiap kelompok juga saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, akan tetapi tetap masih ada beberapa siswa yang belum memiliki rasa tanggung jawab sehingga mengandalkan teman sekelompok yang lain untuk mengerjakan. Selama pengerjaan soal yang diberikan guru, siswa belum dapat menjawab dengan benar.
Hasil Belajar Siswa Kedua kelompok sampel mempunyai kondisi yang seimbang dalam segi hasil belajar matematika siswa. Hal ini terlihat pada uji beda rata-rata, hasil belajar awal siswa diperoleh nilai sig 0,260 lebih dari 0,05 yang berarti kedua kelas mempunyai rata-rata yang sama. Selanjutnya dapat dilihat perbandingan hasil belajar awal dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran humanistik pada Tabel 2. Tabel 2 Perbandingan Hasil Belajar Awal dan Akhir Kemampuan Awal
Kemampuan Akhir
Kelas Sig (2-tailed) Eksperimen
Rata-Rata 40,683
0,260 Kontrol
Sig (2-tailed)
Rata-Rata 66,17
0,462 37,232
62,61
Tabel 2 pada kolom kemampuan awal menunjukkan nilai signifikan 0,260 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas
12
dimana rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (40,683) dan kelas kontrol (37,232) dengan selisih hanya 3,451 sehingga kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama. Selanjutnya pada kolom kemampuan akhir, menunjukkan sekor tes hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,462 > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan ratarata dimana kelas eksperimen (66,17) dan kelas kontrol (62,61) dan selisih rataratanya hanya mencapai 3,56. Sehingga tidak terdapat pengaruh pembelajaran humanistik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Hal tersebut dikarenakan saat mengerjakan soal, meskipun mereka mengalami kesulitan, beberapa siswa masih malu bertanya. Siswa cenderung mengikuti langkah-langkah penyelesaian soal yang diberikan guru, padahal materi kesebangunan terdiri dari beberapa bangun datar. Jika soal bangun datar yang diberikan berbeda dengan contoh soal yang dijelaskan guru, mereka kesulitan menyelesaikan soal padahal konsepnya sama. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi apa yang diketahui sehingga mereka kesulitan dalam mengerjakan. Pembelajaran humanistik juga memerlukan waktu yang lebih lama sehingga pembelajaran di kelas kurang memberikan hasil yang maksimal. Guru harus mengejar materi sehingga kurang mempedulikan soal yang diberikan sudah bervariasi dan melatih kemampuan siswa atau belum. Di tambah dengan kondisi kelas yang gelap membuat siswa merasa sering mengantuk saat pelajaran. Siswa perlu diberikan latihan-latihan soal yang cukup supaya siswa lebih dapat memahami berbagai soal dalam bentuk yang berbeda.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian rumusan masalah, tujuan dan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1) terdapat pengaruh pembelajaran humanistik terhadap keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran 2014/2015, 2) tidak terdapat pengaruh pembelajaran humanistik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semaranag Semester I Tahun Ajaran 2014/2015.
13
Berdasarkan hasil tersebut maka diajukan saran sebagai berikut. 1. Bagi siswa Siswa sebaiknya lebih berani lagi dalam berpendapat, bertanya, dan berinteraksi selama proses pembelajaran. 2. Guru Guru sebaiknya membiasakan diri menggunakan pembelajaran humanistik agar selalu memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat, bertanya, berinteraksi karena siswa bukan merupakan objek pembelajaran melainkan subjek yang harus selalu diberi ruang saat pembelajaran sehingga pembelajaran humanistik dapat berpengaruh baik terhadap keaktifan belajar siswa juga terhadap hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Baharuddin. dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Solo: UNS Press. Chumdari. dkk. 2012. Peningkatan Kemampuan Mengurangkan Bilangan Bulat Melalui Garis Bilangan. Jurnal PGSD Solo. Vol 1, No 1 (2012). http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/1522/1102 (diunduh hari Rabu, tanggal 19 Februari 2014 pukul 19.26) Firdauz, K. dkk. 2013. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Problem Solving pada Pelajaran Kelistrikan Otomotif Kelas XI SMK N 5 Surakarta. Jurnal Nosel. Vol 2, No 2 (2013). Diakses melalui http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptm/article/view/2886 (diunduh hari Rabu tanggal 26 Februari 2014 pukul 19.40) Junaedi, I. dkk. 2012. Pengembangan Pembelajaran Matematika Humanstik untuk Meningkatkan Kemahiran Matematis. Jurnal UJMER.Vol 1, No 2 (2012). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer/article/viewFile/647/627 (diunduh hari Minggu, tanggal 23 Februari 2014 pukul 19.08) Kensiwi, F. dkk. 2013. Pembelajaran Model Kooperatif Tipe TSTS dengan Pendekatan Humanistik Bermuatan Pendidikan Karakter Materi Bilangan Kompleks. Jurnal UJMER. Vol 2, No 1 (2013). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer/article/viewFile/1239/1290 (diunduh hari Minggu, tanggal 23 Februari 2014 pukul 19.08)
14
Kustiani, E. dkk. 2013. Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar dengan Pemanfaat Media Sapura. Jurnal JIPP. Vol 2, No 1 (2013) http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/569 (diunduh hari Kamis tanggal 13 Februaru 2014 pukul 00.09) Masrikan. 2012. Pendekatan Humanistik dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa. Jurnal JP2F. Vol 3, No 2 (2012). http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/JP2F/article/download/342/298 (diunduh hari Minggu,tanggal 23 Februari 2014 pukul 09.19) Panjaitan, Simon Maruli. 2013. Pembelajaran Matematika Beraliran Humanistik Berparadigma Pendekatan Kontekstual. http://vitonasya.blogspot.com/2013/11/pembelajaran-matematikaberaliran.html. (di unduh Minggu, tanggal 23 Februari 2014 pukul 16.20) Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sunarti, E. 2014. Penerapan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas II MIS Al-Hidayah Sosok. Jurnal JIPP. Vol 3, No 1 (2014). http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/4280/4318 (diunduh hari Senin, tanggal 24 Februari 2014 pukul 08.52) Suyitno, H. dkk. 2013. Pembelajaran Model Kooperatif Tipe TSTS dengan Pendekatan Humanistik Bermuatan Pendidikan Karakter Materi Bilangan Kompleks. Jurnal UJMER.Vol 2, No 1 (2013). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer/article/viewFile/1239/1290 (diunduh hari Minggu, tanggal 23 Februari 2014 pukul 19.08) Ta’rifin, A. 2013. Membangun Interaksi Humanistik dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Forta. Vol 7, No 1 (2013). Diakses melalui http://e-journal.stainpekalongan.ac.id/index.php/Forta/article/view/254 (diunduh hari Minggu tanggal 23 Februari 2014 pukul 10.03).