Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARNAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN (DKKTGB) PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 SIBOLGA. Boy Pance Simanungkalit1) dan Nono Sebayang2)
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar mata pelajarnan Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga melalui model pembelajaran koopetarif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 31 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dengan observasi dan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil evaluasi proses pada setiap pembelajaran dan berdasarkan Observasi keaktifan atau aktivitas siswa dalam penelitian ini, ditemukan siklus I nilai rata-rata aktitas belajar siswa yaitu 69,38% meningkat menjadi 82,03% pada siklus II. Untuk nilai hasil belajar pada siklus I yaitu 68,27 meningkat menjadi 85,60 pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat 1) meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar, 2) meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) SMK Negeri 3 Sibolga. Selain itu model pembelajaraan kooperatif tipe Two Stay Two Stay (TS-TS) ini dapat menimbulkan suasana belajar yang baru, yang lebih menyenangkan karena siswa aktif dan menemukan sendiri makna dari pembelajaran. Kata-kata Kunci : Lingkungan Belajar, Motivasi Belajar, Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar
mengembangkan potensi yang dimilikinya,
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar
yaitu mengubah tingkah laku ke arah yang
untuk menyiapkan peserta didik melalui
lebih
kegiatan
atau
mencetak manusia menjadi sumber daya
latihan bagi peranannya dimasa yang akan
yang handal dan terampil. Perubahan
datang (UUR.I.N0. 2 Tahun 1989, Bab I,
tingkah laku tersebut merupakan suatu
Pasal I). Dengan pendidikan manusia dapat
rangkaian
bimbingan,
pengajaran,
baik.
Pendidikan
kegiatan
juga
komunikasi
dapat
yang
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -67 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
dilakukan
antar
manusia
dengan
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki
pendidikan sehingga manusia itu tumbuh
lapangan kerja serta mengembangkan
sebagai pribadi yang utuh dalam bidang
sikap professional,
keterampilan. Selain itu dalam dunia pendidikan,
proses
belajar
merupakan
proses
yang
2. Menyiapkan
mengajar
agar
mampu
memiliki karier, mampu berkompetensi
merupakan
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.
siswa
dan mampu mengembangkan diri, 3. Menyiapkan tenaga kerja menegah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan
mengembangkan
manusia
bangsa
dan industry pada saat ini maupun pada
dan
Indonesia
saat yang akan dating, dan 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
warga Negara yang produktif, adaptif
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
dan kreatif (Anonymous, 2008).
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan
kebangsaan.
Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukanya perpecahan (Trianto, 2009).
Dari
tujuan
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa tujuan SMK adalah menyiapkan sisiwa agar dapat memasuki dunia kerja dan memiliki kemampuan yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, UNESCO dalam Wina sanjaya (2006) telah
mengemukakan
empat
pilar
pembelajran yang terdiri dari learning two know/learning to learn (belajar yang tidak hanya berorientasi pada produk atau hasil, tetapi harus berorientasi kepada proses), learning to do (belajar untuk berbuat), learning
to
be
(belajar
untuk
Era globalisasi menuntut kualitas
mengaktualisasikan diri sendiri), learning
sumber daya manusia yang tangguh,
to live together (belajar untuk bekerja
kreatif, dan mampu
sama).
menguasai
ilmu
Keempat
pilar
tersebut
perlu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan
dikembangkan dilembaga formal termasuk
dengan
di
tujuan
Sekolah
Kejuruan (SMK) yakni :
Menengah
SMK
dalam
upaya
mewujutkan
pendidikan yang bermutu.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -68 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Keempat pilar tersebut memang sangat
yang
masih
tersimpan
karena
takut
berpengaruh dalam pendidikan
mengeluarkannya, salah satunya contohnya
khususnya di SMK. Terlebih pada pilar
adalah kemampuan berkomunikasi dan
learning to do (belajar untuk
berani mengeluarkan pendapatnya di depan
berbuat).
Kenapa ? Karena pada pilar learning to do,
kelas.
belajar bukan sekedar mendengar dan melihat
dengan
pencapaian
lapangan tidak jarang guru cenderung
pengetahuan, melainkan belajar untuk
mengabaikan mengabaikan pilar tersebut.
berbuat dengan tujuan akhir penguasaan
Guru hanya berorientasi pada hasil yang
kompetensi yang sangat diperlukan dalam
ingin dicapai dalam kelas, yaitu nilai yang
era persaingan global. Dengan demikian,
diperoleh siswa baik. Guru juga juga selalu
learning to do, adalah proses pembelajaran
berfikir
untuk memberikan sebuah pengalaman,
kontrak belajar atau materi ajar yang
tidak
ditetapkan
sekedar
melainkan
tujuan
Pada kenyataan yang terjadi di
menerima
malakukan
pelajaran
untuk
disekolah
menghabiskan
tersebut
tampa
yang
menghiraukan atau memperhatikan proses
mampu memberikan atau melatih skill
belajar yang disajikan guru tersebut di
siswa. Dalam pembelajaran siswa berperan
dalam kelas. Selain itu dalam penyajian
aktif sebagai pembelajar dan fungsi guru
pembelajaran,
lebih sebagai fasilitator dan dinamisator.
menciptakan sebuah suasana yang dampak
Sasaran adalah siswa diharapkan mampu
dapat
berpikir kritis, analitis dan argumentative
kemampuan-kemampuan siswa/i tersebut.
serta tidak membosankan.
Siswa hanya bias mendengar ceramah-
Selanjutnya
sesuatu
hanya
untuk
dapat
mewujutkan learning to do tersebut di
guru
melatih
dan
sering
tidak
memunculkan
ceramah guru dan mencatat setiap catatan yang diberikan oleh guru.
dalam kelas, salah satu cara yang dapat
Banyak yang dapat dilakukan guru
dilakukan adalah guru seharusnya lebih
untuk bisa memunculkan pilar tersebut
kreatif dalam menyajikan pelajaran yang
dalam proses pembelajaran, salah satunya
mampu merangsang siswa untuk lebih aktif
pimilahan model pembelajaran yang baik.
dalam mengikuti proses belajar mengajar
Dengan pemilihan model pembelajaran
didalam kelas. Salain itu guru sebaiknya
yang
melatih
yang
menerima pelajaran secara optimal. Di
dimikili siswa, baik itu kemampuan yang
dalam sebuah makalah tentang Model-
sudah muncul dalam diri siswa ataupun
Model
kemampuan-kemampuan
baik
diharapkan
Pembelajaran
siswa
Efektif
dapat
Dalam
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -69 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Implementasi KTSP dituliskan bahwa pada
kualitas pembelajaran yang meliputi aspek
umumnya seorang itu dapat menerima
performance guru, fasilitas pembelajaran
pelajaran 10% dari apa yang dibaca, 20%
dalam kelas, iklim kelas, sikap ilmiah
dari apa yang didengar, 30% dari apa yang
siswa dan motivasi belajar siswa.
dilihat, 50% dari apa yang di lihat dan
Berdasarkan uraian di atas, penulis
didengar, 70% dari apa yang dikatakan,
melakukan penelitian tindakan kelas yang
dan 90% dari apa yang dikatakan dan
berjudul:
dilakukan (Yuniar, 2008).
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
“Penerapan
Model
Sesuai dengan kenyataan di atas
Two Stray (TS-TS) Untuk Meningkatkan
penulis menerapkan model pembelajaran
Hasil belajar dan aktifitas belajar Mata
kooperatif tipe two stay two stray dalam
Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
proses pembelajara. Model Two Stay Two
Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB)
Stray
model
pada kelas X Progran Keahlian Teknik
pembelajaran yang mengaktifkan siswa
Gambar Bangunan SMK Negeri 3
dalam pembelajaran. Model pembelajaran
Sibolga Tahun Ajaran 2013/2014".
(TS-TS)
ini
merupakan
kooperatif Two Stay Two Stray (TS-TS) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan
KERANGKA TEORITIS
pada
A. Hakekat Hasil Belajar DKKTGB
tahun
1992,
yaitu
model
pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan
kepada
membagikan
hasil
kelompok dan
1. Hakekat Belajar
untuk
informasi
ke
Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan
seseorang
untuk
kelompok lain (Anita Lie, 2008:61).
memperoleh perubahan tingkah laku yang
Dengan demikian siswa belajar tidak hanya
baru secara keseluruhan, sebagai hasil
mendengar, guru tidak menerangkan saja.
pengalamannya sendiri dalam interaksi
Namun, memeningkatkan keaktifan siswa
dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).
didalam proses belajar mengajar, sehingga
Perubahan itu bersifat relatif konstan dan
dapat
berbekas.
memberikan
meningkatkan
pengaruh
Dengan demikian, seseorang
pembelajaran.
dikatakan belajar apabila terjadi perubahan
Penerapan model pembelajaran kooperatif
pada dirinya akibat adanya latihan dan
tipe
(TS-TS)
pengalaman
diharapkan proses pembelajaran nantinya
lingkungan.
akan
2. Hakekat Hasil Belajar.
Two
kualitas
dalam
Stay
menjadi
Two
Stray
lebih
menarik,
melalui
interaksi
dengan
menyenangkan serta dapat meningkatkan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -70 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Slameto(2003:47) mengemukakan
pembelajaran yaitu suatu kegiatan siswa di
bahwa, Belajar adalah suatu proses usaha
dalam
yang
mempengaruhi
dilakukan
seseorang
untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sendiri
dalam
belajar
mengajar
perubahan
yang
kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
yang baru secara keseluruhan, sebgai hasil pengalamanya
proses
Aktivitas belajar siswa di dalam
interaksi
proses pembelajaran akan menyebabkan
dengan lingkungannya. Perubahan yang
interaksi yang sangat baik antara guru
terjadi dalam diri seseorang banyak sekali
dengan siswa maupun antara siswa dengan
baik sifat maupun jenisnya, karena itu
siswa yang lain.
semua tentu tidak setiap perubahan dalam
1. Karakteristik Aktivitas Belajar
diri seseorang merupakan perubahan dalam arti
belajar.
dalam
Aktivitas
belajar siswa sangat
pengetahuan,
banyak, namun ada beberapa aktivitas
pemahaman, ketrampilan dan nilai serta
yang biasa dilakukan di dalam proses
konsep.
belajar mengajar. Ciri-ciri aktivitas belajar
Berdasarkan pendapat diatas, dapat
beraneka
ragam,
yang
dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses
dikelompokkan dalam aktivitas fisik dan
perubahan tingkah laku individu ke arah
non
yang lebih baik yang bersifat relatif tetap
Sardiman, 2008:101).
akibat adanya interaksi dan latihan yang
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
dialami. Ciri khas bahwa seorang telah
Aktivitas Belajar
melakukan kegiatan belajar ialah dengan
fisik.
Menurut
Diedrich
(dalam
Secara umum faktor-faktor yang
adanya perubahan pada diri orang tersebut,
mempengaruhi
yaitu dari belum mampu menjadi mampu.
seseorang. a.
aktivitas
pada
diri
Faktor Internal Faktor
internal
adalah
seluruh
B. Hakekat Aktivitas Belajar DKKTGB.
aspek yang terdapat dalam diri individu
Aktivitas belajar terdiri dari dua
yang belajar, baik aspek fisiologis (fisik)
kata yaitu “aktivitas” dan “belajar”. Dalam
maupun aspek psikologis (psikis).
Kamus Pintar Bahasa Indonesia (Ahmad,
b.
Faktor Eksternal
1996:16), dijelaskan bahwa
Faktor
“ aktivitas adalah hal yang menunjukakan
keadaan keluarga, (b) guru dan cara
kegiatan”.
mengajar, (c) alat-alat pengajaran, (d)
Dengan
demikian
dapat
eksternal
terdiri
dari:
(a)
diartikan bahwa aktivitas di dalam proses Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -71 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
motivasi social, (e) lingkungan serta
kesempatan
kepada
siswa
untuk
kesempatan.
berinteraksi dan beradaptasi dengan
3. Cara Penilaian aktivitas belajar
teman satu tim untuk mencerna materi
Pemahaman aktivitas merupakan bagian
pembelajaran.
dari metode belajar mengajar, dimana lebih
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan
cocok dan sangat diperlukan apabila kita
memotivasi belajar, belajar kooperatif
(guru) hendak:
dapat membina kebersamaan, peduli
a) Memamfaatkan berbagai kemampuan
satu sama lain dan tenggang rasa, serta
yang ada (dimiliki) oleh para siswa.
mempunyai andil terhadap keberhasilan
b) Memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk
tim.
menyalurkan
d. Menumbuhkan
kemampuannya masing- masing.
realisasi
kebutuhan
peserta didik untuk belajar berpikir,
c) Memperoleh umpan balik dari para
belajar
kooperatif
dapat
diterapkan
siswa tentang apakah tujuan yang telah
untuk berbagai materi ajar, seperti
dirumuskan telah dicapai..
pemahaman yang rumit, pelaksanaan
C. Hakekat Pembelajaran Kooperatif
kaijian proyek, dan latihan memecahkan
1. Pengertian pembelajaran kooperatif
masalah.
Pembelajaran merupakan
kooperatif
pembelajaran
e. Memadukan
yang
bekerja
memaksimalkan
bersama kegiatan
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di
untuk
kelas.
belajarnya g.
sendiri dan juga anggota yang lain.
menerapkan
pengetahuan dan keterampilan.
menggunakan kelompok kecil sehingga siswa
dan
Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.
Kegiatan kooperatif dapat dikatakan eksis
Slavin dalam Sanjaya (2008:212)
apabila dua orang atau lebih bekerja
mengemukakan dua alasan, pertama adalah
bersama untuk mencapai tujuan yang
beberapa hasil penelitian membuktikan
sama.
bahwa
Adapun
mamfaat
pembelajaran kooperatif
model
adalah sebagai
berikut: a. Meningkatkan
belajar
peserta
didik. b. Meningkatkan
pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
hasil
penggunaan
siswa
meningkatkan
sekaligus
kemampuan
dapat hubungan
sosial, menumbuhkan sikap menerima hubungan
antar
kelompok, belajar kooperatif memberi
kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan
harga
diri.
Kedua,
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -72 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
pembelajaran
kooperatif
dapat
2. Pemberian tugas: dilangkah kedua ini
merealisasikan kebutuhan siswa dalam
guru memberikan sub pokok bahasan
belajar berpikir, memecahkan masalah dan
tertentu atau tugas-tugas pada setiap
mengintegrasikan
kelompok untuk dibahas bersama sama
pengetahuan
dengan
keterampilan.
dengan anggota kelompok masing-
Dari uraian di atas dapat dibuat kesimpulan
bahwa
pembelajaran
kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam
3. Diskusi : Siswa mengerjakan tugastugas yang diberikan guru.
yang
4. Tinggal atau Berpencar?: Setelah
memungkinkan siswa bekerja bersama
setiap kelompok selesai mengerjakan
untuk memaksimalkan hasil belajar mereka
tugas yang diberikan
dan
kelompok menentukan dua anggota
belajar
pengajaran
masing.
anggota
lainnya
dalam
maka setiap
kelompok.
yang akan stay (tinggal) dan dua
2. Pengertian Model Pembelajran Tipe
anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.
Two stay two stray (TS-TS). Model Tipe
Two
pembelajaran Stay
Two
Kooperatif
Stray
(TS-TS)
5. Berbagi:
Pada langkah kelima ini,
semua siswa saling berbagi apa yang
merupakan salah satu model pembelajaran
telah
yang dikembangkan oleh (Kagan,1992).
menyelesaikan tugas dari guru (catatan:
Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan
siswa
belajara mengajar yang diwarnai dengan
menjelaskan, presentasi, bertanya, dan
kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja
melakukan konfirmasi, lalu mencatat
sendiri dan tidak diperbolehkan melihat
apa-apa
pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam
kelompok lain). Dua anggota kelompok
kenyataan hidup diluar sekolah, kehidupan
yang tinggal
dan kerja manusia saling bergantung satu
bertugas membagi informasi dan hasil
sama lainnya. Adapun langkah-langkah
kerja mereka kepada 2 orang tamu dari
model pembelajaran two stay two stray
kelompok lain yang akan berkunjung
(Lie, 2004:60-61) adalah sebagai berikut:
ke kelompok mereka.
1. Pembagian kelompok : pada langkah ini
guru
membagi
kelompok-kelompok
mereka
pada
kerjakan
langkah
yang
untuk
ini
didapatnya
di
saling
dari
dalam kelompok
6. Diskusi Kelompok: Tahap selanjutnya
siswa
dalam
adalah
semua
anggota
kelompok
yang
setiap
kembali ke kelompok yang semula dan
komponennya terdiri dari 4 orang. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -73 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. 7. Diskusi
Kelas:
kemudian
E. Kerangka Berpikir 1. Penerapan model Two Stay Two Stray
Setiap
kelompok
membandingkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dan
karena
dengan
penerpan
model
membahas hasil pekerjaan mereka
pembelajaran tipe Two Stay Two Stray
semua dalam sebuah diskusi kelas
(TS-TS), memberi kesempatan kepada
dengan fasilitasi oleh guru.
anak didik untuk bekerja sama dengan
8. Menyimpulkan:
ini,
sesama siswa dalam menyelesaiakan
Kelompok mencocokkan, membahas
tugas-tugas yang terstruktur. Model
hasil-hasil kerja mereka dan Masing-
pembelajaran seperti ini diharapkan
masing kelompok mempresentasikan
muncul interaksi antar siswa baik
hasil
guru
dalam diskusi maupun tanya jawab,
menyimpulkan hasil-hasil diskusi yang
dan kemudian siswa dapat saling
dikemukakan dar tiap kelompok.
shering membahas materi.
kerja
Pada
mereka
Pembelajaran
tahap
dan
kooperatif
model
2.
Penerapan
model
pembelajaraan
Two Stay Two Stray (TS-TS) terdiri dari
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
beberapa tahapan sebagai berikut:
(TS-TS) meningkatkan akitivitas belajar
1. Persiapan.
siswa, karena dengan penerpan model
2. Presentasi Guru.
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-
3.Kegiatan Kelompok.
TS) juga mempengaruhi pola interaksi
4.Formalisasi.
siswa serta optimalisasi, partisipasi
5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan.
siswa sehingga bisa menghidupkan
D. Penelitian yang relevan
suasana kelas dan mengurangi rasa jenuh dalam belajar.
1. Penelitian Virgo Pasaribu dengan judul Penerapan
model
Berdasrkan kerangka berpikir di
pembelajaran
atas, diharapakan model pembelajaran
kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-
dalam meningkatkan aktifitas dan hasil
TS)
belajar dasar kompetensi kejuruan siswa
meningkatkan hasil belajar dan aktifitas
kelas X program keahlian teknik gambar
belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
bangunan Sekolah Menengah Kejuruan
Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar
Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran
Bangunan (DKKTGB) pada Kompetensi
dapat
diterapkan
dan
dapat
2010/2011, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -74 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Dasar Mengidentifikasi Ilmu Bangunan
Penelitian tindakakan kelas ini
Gedung.
dilaksanakan di SMK Negeri 3 Sibolga
F. Hipotesis Tindakan
Program
Dengan
demikian
maka
Keahlian
Teknik
Gambar
dapat
Bangunan pada mata pelajaran Dasar
dirumuskan hipotesis penelitian melalui
Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar
penerapan model pembelajaran kooperatif
Bangunan
tipe Two Stay Two Stray (TS-TS), sebagai
direncanakan
berikut:
dengan Agustus 2013.
1.Dengan menerapkan model pembelajaran
B. Subjek Penelitian.
(DKKTGB. dari
Peneliatian
bulan
Juli
ini
sampai
Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat
Dalam penelitian ini yang menjadi
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
subjek penelitian adalah siswa kelas X
proses belajar mengajar mata pelajaran
Program
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
Bangunan
Gambar Bangunan (DKKTGB) pada
dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang.
Kompetensi
C. Defenisi Operasional
Mengidentifikasi
Bangunan Gedung
Ilmu
Keahlian Tahun
Teknik Ajaran
Gambar 2013/2014
pada sub materi
Adapun definisi operasional dalam
menentukan jenis pondasi yang sesuai
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
dengan jenis tanahnya siswa kelas X
berikut:
program
1. Hasil belajar mata pelajaran Dasar
keahlian
Teknik
Gambar
Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga.
Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar
2. Dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
Bangunan (DKKTGB). 2. Aktifitas belajar siswa adalah hasil
mata
observasi tingkah laku belajar siswa
pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
dalam proses belajar mata pelajaran
Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB)
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
pada Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu
Gambar Bangunan (DKKTGB).
Bangunan Gedung
pada sub materi
menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan jenis tanahnya siswa kelas X program
keahlian
Teknik
Gambar
Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS). D. Prosedur Penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus, untuk siklus I deselesaikan dalam II kali pertemuan dan untuk siklus II deselesaikan dengan II kali pertemuan, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -75 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
dimana dalam 1 siklus terdiri dari 4
dengan menggunakan rumus di atas maka
tahapan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
diproleh pada siklus 1 ada 12 soal yang
(3) pengamatan, (4) refleksi.
valid dan pada siklus 2 ada 13 soal yang
E. Kegiatan Penelitian.
valid.
Adapun
langkah-langkah
yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah:
3.2. Indeks Kesukaran Soal. Indeks
kesukaran
soal
ditentukan
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
dengan menggunakan rumus yang di ambil
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
dari Arikunto,(1993) :
3. Pengamatan (Observing)
B Js
P
4. Refleksi (Reflecting)
dengan menggunakan rumus diatas
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Tes.
diproleh pada siklus 1 ada 1 soal yang
2 . Observasi.
berkriteria mudah dan ada 11 soal yang berkriteria sedang. dan pada siklus 2
3 . Uji Coba Instrumen Penelitian. Sebelum
peneliti
melaksanakan
penelitian maka terlebih dahulu dilakukan uji
coba
instrumen
penelitian
yang
dilakukan di SMK Negeri 1 Merdeka dengan jumlah soal 30 soal tes pilihan berganda dengan pengelompokan 15 soal untuk soal siklus I dan 15 soal untuk siklus II. Adapun yang diuji dalam uji coba instrumen
penelitian
adalah
sebagai
berikut:
diproleh 3 soal berkriteria mudah dan 9 soal yang berkriteria mudah. 3.3. Uji Daya Pembeda. Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir dalam membedakan respon mana yang memiliki kemampuan tinggi
dan
mana
yang
memiliki
kemampuan rendah. Perhitungan Indeks Pembeda setiap butir tes dilakukan dengan rumus
Dieddrich
yang
dikemukakan
Arikunto (2002) sebagai berikut :
3.1. Validitas Tes. D=
Untuk mengetahui validitas hasil belajar diuji dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Validitas tes digunakan teknik Korelasi Product Momen (Arikunto,
dengan
rumus
diatas
diproleh daya pembeda untuk siklus 1
berkriteria rpbi
BB BA
yaitu 2 soal berkriteria jelek, 6 soal
2006) dengan Rumus: Mp Mt St
menggunakan
BA JA
p q
cukup,
dan
4
soal
yang
berkriteria baik. untuk siklus 2 yaitu 1 soal
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -76 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
berkriteria jelae, 10 soal berkriteria cukup,
100
1 soal berkriteria baik.
80
3.4. Reliabilitas.
60
Untuk menetukan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan K – R 20
tes
rumus
seperti yang dikemukakan
oleh Arikunto (2002), yaitu:
S2
n r11 =
n 1
20 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
pq Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
S2 Y N
Y2 2
Dimana
40
81 75 75 75 75 75 75 7575 75 75 75 75 69 69 6969 6969 63 63 63 63 63 63 63 6363 63 63 63
S
=
2
N
100 50
dengan menggunaka rumus di atas diproleh reliabilita untuk siklus 1 tergolong sangat tinggi dan siklus 2 tergolong sangat tinggi.
83,3 83,3 66,7 66,7 83,3 7575 75757558,3 75 75 75 75 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 58,3 58,3 58,3 58,3 58,3 58,3 50
0 1
4
7 10 13 16 19 22 25 28 31
3. Hasil Aktivitas siswa pada siklus II
G . Teknik Analisis Data Grafik Hasil Aktivitas Belajar siswa Pada Siklus II
1. aktivitas belajar siswa. PersentaseSkor= dengan
SkorYang Diperoleh Siswa 100 % Jumlah Skor
menggunakan
rumus
diatas
100 50
94 94 88 8881 88 8881 8881 88 81 81 81 81 81 81 8181 81 81 81 7581 75 81 75 75 75 81 75
diproleh nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus 1 yaitu tidak aktif dan pada siklus 2
0 1
4
7 10 13 16 19 22 25 28 31
diroleh nilai rata-rata aktivitas yaitu aktif 4. Hasil belajar siswa pada siklus II
2. hasil belajar siswa PersentaseSkor= dengan
Grafik Hasil Aktivitas Belajar siswa Pada Siklus II
SkorYang Diperoleh Siswa 100 % Jumlah Skor
menggunakan
rumus
diatas
150
diproleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
100
pada siklus 1 yaitu 68,30 (belum tuntas) dan pada siklus 2 diroleh nilai rata-rata hasil belajar yaitu 82,03 (tuntas).
50
100 100100 100 92,3 92,3 92,3 92,3 92,3 92,3 92,3 84,6 84,6 84,6 84,6 84,6 84,676,9 84,6 84,6 76,9 76,9 76,9 76,9 76,984,6 76,9 76,9 76,9 76,9 76,9
0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Hasil Aktivitas siswa pada siklus I Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -77 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Adapun
keberhasilan
yang
diperoleh
TS) dapat mengkatkan hasil belajar
selama siklus kedua ini adalah sebagai
siswa
berikut:
menggambar teknik dasar kelas X
a. Kemampuan dan aktifitas siswa dalam
Program Keahlian Teknik Gambar
proses belajar mengajar sudah mengarah
Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga
kepeembelajaran
Tahun Ajaran 2013/2014.
bermakna
dengan
model pembelajran kooperatif tipe Two
pada
2. Penerapan
mata
model
pelajaran
pembelajaran
Stay Two Stray (TS-TS). Siswa mampu
Koperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-
memecahkan
TS) dapat
masalah
dengan
cara
meningkatkan
aktivitas
berdiskusi dalam kelompoknya sendiri.
belajar siswa pada mata pelajaran
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi
DKKTGB. Hal ini dapat dilihat dari
pada aktivitas
siswa meningkat pada
nilai rata-rata siswa pada siklus I
siklus yaitu dengan rata-rata 69,38 pada
dengan penilaian 69,38% mengalami
siklus pertama meningkat menjadi 82,03
peningkatan pada siklus II yaitu dengan
pada siklus kedua.
nilai rata-rata 82,03%.
b. Hasil belajar siswa juga meningkat pada
B. Saran
siklus yaitu dengan rata-rata 68,27%
Berdasarkan
pada siklus pertama meningkat menjadi
disarankan bahwa:
85,60 pada siklus kedua.
pembahasan
Two analisis
maka
atas,
yang ingin menerapkan Koperatif tipe
A. Kesimpulan hasil
di
1. Bagi guru menggambar teknik dasar
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
kesimpulan
data
dapat
dan
diambil
Stay
sebaiknya
Two
Stray
benar-benar
(TS-TS)
mengawasi
siswa dalam melaksanakan diskusi
kesimpulan, yaitu :
kelompok, karena kelompok yang
1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah
menghadapi masalah dalam proses
dilakukan
penerapan
model
pembelajaran Koperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) adalah mengalami
diskusi
akan
malas
dan
kurang
kerjasama antar sesama kelompok. 2. Bagi
para
peneliti
yang
ingin
model
pembelajaran
peningkatan, yaitu dari siklus I dengan
menerapkan
rata-rata 68,27 meningkat menjadi
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
85,60 pada siklus II. Oleh karena itu,
(TS-TS), untuk lebih memperhatikan
penerapan
penggunaan alokasi waktu yang tepat
model
pembelajaran
Koperatif tipe Two Stay Two Stray (TSPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -78 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. 3. Karena
kegiatan
ini
sangat
bermamfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat
dilakukan
secara
berkesinambungan dalam pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB).
DAFTAR PUSTAKA Kunandar.
2007. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Key, Van der. http: jurnal evaluasikooperatif.TS-TS. blogspot. Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana. Lubis, Deni. D. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan (PDTB) Di Kelas X Prpgram Keahlian Teknik Gambar Bangunana Smk Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi FAKULTAS TEKNIK. Unimed. Medan Moedjiono dan Damyanti. 1991. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo Pasaribu, Virgo. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Aktifitas Dan Hasil Belajar Dasar Kompetensi Kejuruan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Smk Negeri 1 Lubuk Pakam. Skripsi FAKULTAS TEKNIK. Unimed. Medan Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta: Kencana Sardiman, A.M. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada Solihatin, Etin. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Bumi Aksara Sudjana. 2002. Metode Statika, Tarsindo. Bandung Suryadi, Ahcmad. www. jurnal-penelitianmakalah.co.id. diakses tanggal 19 Mei 2013 Suryabrata, Sumadi. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suryosubroto. 2006. Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar Dan Factor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Asti
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray -79 Boy Pance Simanungkalit, Nono Sebayang