DESKRIPSI AKTIVITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PAKEM PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI BUNYI Oleh : 1. Frastuti Monoarfa Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, 2. Dr. Masri Kudrat Umar, S.Pd, M.Pd Dosen Universitas Negeri Gorontalo, 3. Nova E.Ntobuo,S.Pd,M.Pd Dosen Universitas Negeri Gorontalo Alamat : Jalan Jendral Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, KP 96128. ABSTRAC Frastuti Monoarfa, 2013.” Deskripsi Aktivitas Pembelajaran Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAKEM Pada Pembelajaran Sains Materi Bunyi di SMP Negeri 1 Sumalata. Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran aktivitas siswa dan hasil belajar siswa melalui pendekatan PAKEM dengan suatu perangkat yang telah dikembangkan.Sampel dalam penelitian ini adalah Cluster Ramdom Sampling dimana untuk menentukan sampel mana yang akan dijadikan sumber data, maka dalam pengambilan sampelnya berdasarkan dearah populasi yang telah ditetapkan yaitu kelas VIIIC SMP Negri 1 Sumalata yang berjumlah 21 siswa. Perangkat yang digunakan telah dikembangkan melalui pendekatan PAKEM dan untuk menunjang keberhasilan penelitian,digunakan lembar pengamatan aktivitas guru, pengamatan aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase pada lembar aktivitas guru dalam proses belajar mengajar semakin meningkat dari pertemuan I, Pertemuan II dan III terlaksana sesuai RPP. Untuk aktivitas siswa pada pertemuan I,II dan III peningkatan aktivitas siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, setelah 3 kali pertemuan baik secara individu dan kalsikal hasil belajar siswa meningkat hal ini di tunjukan oleh hasil belajar yang dicapai oleh setiap sebagian siswa besar di atas yang ditentukan yaitu 75, nilai yang diperoleh siswa rata-rata diatas 75. Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Materi Bunyi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kunci perubahan kehidupan manusia secara individu, kelompok, berbangsa dan bernegara. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) dalam (Amin 2011: 4) Pendidikan
1
adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sejalan dengan itu, sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemeretaan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi, dan efisiensi manajemen pendidikan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal nasional, dan global. Dengan demikian, perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan
bermacam
lingkungan,
yakni
lingkungan
pendidikan,
telah yang
menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan (Hamalik 2001:79). Oleh sebab itu, peran guru sebagai personal terdepan dalam hal pengolahan belajar mengajar diharapkan mampu menciptakan suatu kondisi yang dapat menarik anak didik untuk belajar. Pembelajaran fisika memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan sains dan teknologi yang dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menuntut pembelajaran fisika dengan kualitas yang baik agar dapat mengikuti perkembangan sains dan teknologi di masyarakat. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang dimaksud sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah didalam
kehidupan
sehari-hari:
mengembangkan
pengalaman
untuk
dapat
merumuskan, masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis: mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip konsep fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif dan kuantitatif.
2
Secara umum hasil belajar sains siswa sangat rendah, hal ini karena pembelajaran sains dianggap sebagian siswa sangat sulit untuk di pelajari, hal ini disebabkan oleh banyak penerapan rumus pada buku fisika. Untuk membelajarkan materi fisika, dibutuhkan kreatifitas guru agar dalam proses pembelajaran tercipta suasana yang aktif, menumbuhkan perhatian, serta meningkatkan kreatifitas siswa. Jadi dalam Proses belajar mengajar diharapkan guru dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang lebih menarik, menyenangkan dan efektif dalam pembelajaran sains, maka dalam pembelajaran sains dapat diterapkan
model pembelajaran
PAKEM. Menurut asmani, (2010: 60) PAKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan
gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari pembelajaran dalam membangun pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif
juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang dikuasai siswa setelah proses pembelajaran langsung, sebab belajar memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran tidak Efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa. Menyenagkan maksudnya membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh pada belajar dan waktu curah anak pada pelajaran menjadi (time on taks).
3
Namun sejauh ini fakta menunjukan masih didapati penyajian materi- materi fisika yang dibelajarkan dalam bentuk ceramah yang di variasikan dengan tanya jawab. Lebih dari itu, ada pula penyajian materi-materi fisika yang dilakukan dengan membagi teks kepada siswa dan selanjutnya siswa di arahkan mempelajari materimateri tertentu tanpa pengawasan
dan bimbingan dari guru. Cara pembelajaran
seperti ini tidak menumbuhkan aktivitas siswa. Penyajian materi melalui ceramah menjadikan siswa lebih banyak berdiam diri sambil mendengarkan ceramah guru. Berdasarkan hal tersebut, maka telah dikembangkan suatu perangkat pembelajaran sains pada materi bunyi, dimana perangkat tersebut sudah melalui tahap validasi. Untuk menguji keefektivan perangkat tersebut, maka peniliti merasa tertarik untuk melakukan uji coba di SMP Negeri 1 Sumalata. Hal ini mengingat hasil belajar sains materi di SMP ini masih rendah, dimana data ulangan harian siswa sebelumnya hanya 30% yang mencapai KKM. Maka dengan ini peneliti merasa tertarik untuk melakukan uji coba terhadap perangkat yang ada dengan formulasi judul Deskripsi Aktivitas Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAKEM Pada Pembelajaran Sains
Materi Bunyi dengan tujuan untuk mengetahui Aktivitas
Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAKEM
Pada
Pembelajaran Sains Materi Bunyi.
KAJIAN TEORITIK Menurut sardiman, (2008:96) mengemukakan Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang beroreantasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didomonasi oleh siswa. Menurut Subekti, (2012: 34), mengemukan aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukan adanya kebutuhan untuk aktif
4
bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Lawan aktivitas adalah nonaktivitas yang artinya tidak melakukan aktivitas manapun. Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa aktivitas belajar menurut Djamarah (2000:28) sebagai berikut : (a) Mendengarkan, (b) Memandang, (c) Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap, (d) Menulis atau Mencatat,(e) Membaca, (f) Membaca Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggaris bawahi, (g) Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan BaganBagan, (h) Menyusun Paper atau Kertas Kerja, (i) Mengingat, (j) Berpikir, dan (k) Latihan atau Praktek Jenis-Jenis Aktivitas Belajar Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja. Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2006: 101) menggolongkan macam kegiatan siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : (a) Visual Activities, (b) Oral Activities, (c) Listening Aktivities,(c) Writing activies, (d) Drawing activities, (e) Motor activities, (f) Mental activities, and (g) Emotional ectivies. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses, belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan Hamalik, (2001: 27). Slameto, (2010:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukuan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Purwanto, (2008:54) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendapat diatas didukung oleh winkel dalam purwanto, ( 2008: 45) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku. Pendapat lain Suprijono, (2009: 5) 5
mengemukakan bahwa Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengerian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku seperti perbuatan, sikap, apresiasi dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2009:5), Hasil belajar berupa: (1), Informasi verbal, (2), Keterampilan intelektual, (3) Strategi kognitif, (4), Keterampilan motorik, dan (5), Sikap PAKEM PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamanya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Aqib, (2009:19) mengemukakan bahwa Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan adalah cara atau strategi pembelajaran dimana guru dan murid terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun psikis. Pengertian PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, dapat di uraikan sebagi berikut: (a) Pembelajaran,
(b) Pembelajaran Aktif, (c)
Pembelajaran Kreatif, (d)Pembelajaran Efektif, dan (e) Pembelajaran Menyenangkan. Proses Pelaksanaan PAKEM Dalam pelaksanaan PAKEM, beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut: (1) Memahami sifat yang dimiliki Anak, (2) Mengenal anak secara perseorangan, (3) Memanfaatkan Perilaku Anak dalam perorganisasian Belajar, (4)Mengembangkan kemampuan kreatif, (5)Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, (6) Memfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, (7) Memberikan Umpan Balik yang baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar, (8) Membedakan aktif fisik dan aktif mental. Bunyi Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena perapatan dan perenganggan dalam medium gas, cair, atau padat Gelombang itu 6
dihasilkan ketika sebuah benda, seperti garpu tala atau senar biola, yang digetarkan dan menyebabkan gangguan kerapatan medium. Karakteristik Bunyi Laju bunyi berbeda untuk materi yang berbeda. Pada udara di 00C dan 1 atm, bunyi merambat dengan laju 331 m/s. kita lihat persamaanya (
B
bahwa
laju bergantung pada modulus elastic, B , dan kerapa dari materi, . Dengan demikian untuk helium, yang kerapatannya dari jauh, lajunya kira-kira tiga kali lipat dari udara. Pada zat cair dan padat, yang jauh lebih tidak bisa ditekan dan berarti memiliki modulus elastis yang jauh lebih besar, lajunya lebih besar lagi. Laju bunyi pada materi diberikan ditabel 1 nilai-nilai tersebut dalam beberapa hal bergantung pada temperature, tetapi hal ini terutama tampak pada gas. Tabel 1. Laju bunyi pada berbagai materi Laju Bunyi di berbagai Materi pada 20 0C dan 1 atm Materi Laju (m/s) Udara
343
Udara Helium Hidrogen Air Air laut Besi dan Baja
331 1005 1300 1440 1560 ≈5000
Kaca
≈4500
Aluminium Kayu kertas
≈5100 ≈4000
Ada dua aspek dari setiap bunyi yang dirasakan oleh pendengaran manusia mendengar. Aspek ini adalah ”Kenyaringan” dan “Ketinggian”, dan masing- masing sensasi subyektif ini, ada besaran
yang bisa diukur secara fisis. Kenyaringan
(loudness) berhubngan dengan energy pada gelombang bunyi. Ketinggian (pitch) bunyi menyatakan apakah bunyi tersebut tinggi, seperti bunyi suling, biola, atau
7
rendah, seperti bunyi bass drum atau senar bass. Besaran fisika yang menentukan ketinggian adalah frekuensi, sebagaimana di temukan untuk pertama kali oleh Galileo. Makin rendah frekuensi, makin rendah ketinggian, dan makin tinggi frekuensi, makin tinggi frekuensi. Intensitas Bunyi Kenyaringan merupakan sensasi dalam kesadaran manusia.ketinggian juga berhubungan
dengan
besaran
fisika
yang
dapat
diukur,
yaitu
intensitas
gelombang.intensitas gelambang didefinisikan sebagai energy yang dibawah sebuah gelombang per satuan waktu melalui satuan luas dan sebanding dengan kuadrat amplitude gelombang. Karena energi per satuan waktu adalah daya, intensitas memiliki satuan daya per satuan luas, atau watt/ meter2 (W/m2). HASIL DAN PEMBHASAN Hasil Pertemuan I a. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktivitas guru No Aspek yang diamati Pertemuan I Rata-Rata 1 A.Pendahuluan 3.5 2 B.Kegiatan Inti 3.8 3 C.Penutup 3.37
Kategori Sangat baik Sangat baik Baik
b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Rata-Rata Aktivitas Siswa SB(%) B(%) C(%) K(%) Membaca 36 47.62 16.67 0 Mencatat 52.38 40.47 7 0 Bertanya 26.19 35.71 14.29 23.8 Menjawab Pertanyaan 19.047 35.71 11.907 33.3 Mempresentas kan hasil diskusi 19.05 35.71 11.907 33.3 Menyimpulkan 21.43 38.1 16.67 23.8
Jumlah 100 100 100 100 100 100
8
Pertemuan II a. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Tabel 3 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru No Aspek yang diamati Pertemuan II Kategori Rata-Rata 1 A.Pendahuluan 3.5 Sangat Baik 2 B.Kegiatan Inti 3.8 Sangat baik 3 C.Penutup 3.6 Sangat baik b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tabel 4 Hasil Pengamatan Aktivitas siswa Rata-Rata Aktivitas Siswa SB(%) B(%) C(%) K(%) Menjawab Pertanyaan 31 33.335 11.907 23.81 Bertanya 23.8095 30.955 14 30.95 Merangkai Alat 47.619 28.57 11.907 11.906 Mencatat 40.476 40.475 19.05 0 Memecahkan masalah dengan mengerjakan soal LKS 42.857 33.335 11.907 11.907 Mempresentaskan hasil diskusi 16.667 42.86 19.05 21.43
Jumlah 100 100 100 100 100 100
Pertemuan II a. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru No Aspek yang diamati Pertemuan III Kategori Rata-Rata 1 A.Pendahuluan 3.6 Sangat Baik 2 B.Kegiatan Inti 3.7 Sangat baik 3 C.Penutup 3.6 Sangat Baik b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tabel. 6 Hasil Pengamatan Aktivitas siswa Aktivitas Siswa Membaca Mencatat Bertanya Menjawab pertanyaan Mempresentasikan hasil kerja Menyimpulkan
SB(%) 50 38.095 23.81 40.476 23.809 5 21.429
Rata-Rata B(%) C(%) 35.715 14.287 52.38 10 45.24 11.907 21.43 14.287 54.76 11.907
K(%) 0 0 19.05 23.81 9.524
Jumlah 100 100 100 100 100
45.24
23.81
100
9.525
9
Pembahasan Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Tiap Pertemuan a. Pertemuan I Aktivitas guru pada pertemuan I yang terdiri dari 18 aspek yang berdasarkan pada RPP, untuk kegiatan pendahuluan mencapai kategori baik 3,37, kegiatan inti sangat baik 3,8, dan untuk penutup mencapai kategori 3,5 sangat baik. Hal ini menunjukan aspek yang diamati pada aktivitas guru selama proses pembelajaran di kelas dapat terlaksana sesuai RPP. b. Pertemuan II Aktivitas guru pada pertemuan II yang terdiri dari 18 aspek yang berdasarkan pada RPP, untuk kegiatan pendahuluan mencapai kategori Sangat baik 3,5 , kegiatan inti sangat baik 3,8, dan untuk penutup mencapai kategori 3,6 sangat baik. Hal ini menunjukan aspek yang diamati pada aktivitas guru selama proses pembelajaran di kelas dapat terlaksana sesuai RPP. c. Pertemuan III Aktivitas guru pada pertemuan III yang terdiri dari 18 aspek yang berdasarkan pada RPP, untuk kegiatan pendahuluan mencapai kategori Sangat baik 3,6 , kegiatan inti sangat baik 3,7, dan untuk penutup mencapai kategori 3,6 sangat baik. Hal ini menunjukan aspek yang diamati pada aktivitas guru terlaksana sesuai RPP. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tiap Pertemuan a. Pertemuan I Pada Aktivitas Membaca Siswa yang melakukan aktivitas membaca pada pertemuan I siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 36% sangat baik, 47.62% baik, (16.67%) cukup dan (0)% kurang.
Dari diagram diatas
yang
ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas membaca yaitu kriteria baik, Pada aktivitas mencatat siswa yang melakukan aktivitas mencatat pada pertemuan I siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 52,38 sangat baik, 40,47% baik, 7% cukup dan 0% kurang. 10
Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas membaca yaitu kriteria sangat baik, Pada aktivitas bertanya siswa yang melakukan aktivitas bertanya pada pertemuan I siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 26.19% sangat baik, 35.71% baik, 14.29%cukup dan 23.8% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas membaca yaitu kriteria baik, Pada menjawab pertanyaan siswa yang melakukan aktivitas menjawab pertanyaan pada pertemuan I siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 19.047% sangat baik, 35.71 % baik, 11.907%cukup dan 33.3% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas menjawab pertanyaan yaitu kriteria baik, Pada aktivitas mempresentaskan hasil diskusi siswa yang melakukan aktivitas mempresentaskan hasil diskusi pada pertemuan I siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 19.05% sangat baik, 35.71% baik, 11.907%cukup dan 33.3 % kurang. Dari diagram diatas
yang ditunjukan pada
gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas Mempresentaskan Hasil Diskusi
yaitu kriteria baik, Pada aktivitas
menyimpulkan siswa yang melakukan aktivitas menyimpulkan pada pertemuan I siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 21,41% sangat baik, 38,1% baik, 16,67%cukup dan 28,8% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas menyimpulkan yaitu kriteria baik. b. Pertemuan II Pada aktivitas menjawab pertanyaan menjawab pertanyaan
siswa yang melakukan
aktivitas
pada pertemuan II siswa yang melakukan sesuai kriteria
penilaian yaitu 31% sangat baik, 33.335% baik, 11.907 %cukup dan 23.81% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas menjwab pertanyaan yaitu kriteria baik. Hal ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa pada pertemuan II dari 11
pertemuan I dengan kriteria sangat baik dan baik. Pada pertemuan II siswa mulai aktif menjawab pertanyaan, Pada aktivitas bertanya siswa yang melakukan aktivitas bertanya pada pertemuan II siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 23.8095 % sangat baik, diagram diatas
30.955% baik,
14%cukup dan
30.95% kurang. Dari
yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa
pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas membaca yaitu kriteria baik, Pada aktivitas merangkai alat siswa yang melakukan
aktivitas merangkai Alat pada
pertemuan II siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 47.619% sangat baik, 28.57% baik, 11.907%cukup dan 11.906% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas merangkai alat yaitu kriteria Sangat baik. Hal ini menunjukan aktivitas siswa sangat aktif dalam merangkai alat, Pada mencatat aktivitas siswa yang melakukan aktivitas mencatat pada pertemuan II siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 40.476% sangat baik, 40.475% baik, 19.05%cukup dan 0% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas mencatat yaitu kriteria Sanagat baik. Hal ini menunjukan pada pertemuan II aktivitas siswa semakin meningkat. Aktivitas dalam mencatat siswa sangat aktif, Pada aktivitas memecahkan masalah dengan mengerjakan soal LKS siswa yang melakukan
aktivitas memecahkan
masalah dengan mengerjakan soal LKS pada pertemuan II siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 42.857 % sangat baik, 33.335% baik, 11.907%cukup dan 11.907% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas masalah dengan mengerjakan soal LKS yaitu kriteria Sanagat baik, Pada aktivitas mempresentasikan hasil diskusi siswa yang melakukan aktivitas mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan II siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 16.667 % sangat baik, 42.86% baik, 19.05%cukup dan 21.43% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas Mempresentasikan Hasil diskusi yaitu kriteria baik. Hal ini 12
menunjukan pada pertemuan II dari Pertemuan I peningkatan aktivitas siswa semakin meningkat. Siswa aktif dalam mempresentasikan hasil jawabanya. c. Pertemuan III Pada aktivitas membaca siswa yang melakukan aktivitas membaca pada pertemuan III siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 50% sangat baik, 35.715% baik, 14.287% cukup dan 0% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas membaca yaitu kriteria sangat baik. Hal ini menunjukan aktivitas siswa pada pertemuan
III dari pertemuan I dan II peningkatan aktivitas siswa semakin
meningkat, Pada aktivitas mencatat siswa yang melakukan aktivitas mencatat pada pertemuan III siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 38.095% sangat baik, 52.38% baik, 10% cukup dan 0% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas mencatat yaitu kriteria baik, Pada aktivitas bertanya siswa yang melakukan aktivitas bertanya pada pertemuan III siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 23.81% sangat baik, 45.24% baik, 11.907 %cukup dan1 9.05 % kurang. Dari diagram diatas
yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa
pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas bertanya yaitu kriteria baik, Pada aktivitas menjawab pertanyaan siswa yang melakukan
aktivitas menjawab
pertanyaan pada pertemuan III siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 40.476% sangat baik, 21.43 % baik, 14.287%cukup dan 23.81% kurang. Dari diagram diatas
yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa
pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas menjawab pertanyaan yaitu kriteria Sangat baik. Hal ini menunjukan aktivitas siswa pada pertemuan III dari Pertemuan I dan II peningkatan aktivitas siswa semakin meningkat, aktivitas siswa sangat aktif, Pada aktivitas Mempresentaskan Hasil Kerja
siswa yang melakukan
aktivitas
Mempresentaskan Hasil Kerja pada pertemuan III siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 23.8095% sangat baik, 54.76% baik, 11.907%cukup dan 13
9.524% kurang. Dari diagram diatas yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas Mempresentaskan Hasil Kerja yaitu kriteria baik. Hal ini menunjukan pada pertemuan III dari pertemuan II dan I semakin meningkat, siswa aktif dalam mempresentasikan hasil jawabanya sendiri,
Pada
aktivitas
menyimpulkan
siswa
yang
melakukan
aktivitas
menyimpulkan pada pertemuan III siswa yang melakukan sesuai kriteria penilaian yaitu 21.429% sangat baik, 45.24 % baik, 9.525%cukup dan 23.81% kurang. Dari diagram diatas
yang ditunjukan pada gambar diatas maka dapat dilihat bahwa
pencapaian yang paling tinggi untuk aktivitas menyimpulkan yaitu kriteria baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pada proses pembelajaran melalui Pendekatan PAKEM dengan perangkat yang telah dikembangkan untuk melihat gambaran aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sains khusunya materi bunyi di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Sumalata yaitu. 1. Dari data hasil penelitian Aktivitas siswa pada pertemuan I sesuai kriteria penilaian dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 6 aspek aktivitas siswa yang melakukan aktivitas siswa yaitu mencatat 52,38(%) sangat baik, membaca 47,62(%) baik. 2. Aktivitas siswa pada pertemuan II sesuai kriteria penilaian dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 6
aspek aktivitas siswa yang melakukan
aktivitas siswa yaitu Merangkai Alat 47,619(%) sangat baik, memecahkan masalah dengan mengerjakan soal LKS 42,857(%) sangat baik, Mencatat 40.476(%) sangat baik, mempresentasekan hasil diskusi 42,86(%) baik. 3. Aktivitas siswa pada pertemuan III sesuai kriteria penilaian dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 6
aspek aktivitas siswa yang melakukan
aktivitas siswa yaitu Membaca 50(%) sangat baik, menjawab Pertanyaan
14
40,476(%) sangat baik, mempresentasekan hasil kerja 54,76(%)baik, mencatat 52,38(%) baik. 4. Untuk melihat hasil belajar siswa pada materi bunyi yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan menerapkan pendekatan PAKEM melalui perangkat yang telah dikembangkan, berdasarkan hasil penelitian siswa yang diperoleh baik secara individu dan kalsikal hasil belajar siswa meningkat hal ini di tunjukan oleh hasil belajar yang dicapai oleh setiap sebagian siswa besar di atas yang ditentukan yaitu 75, nilai yang diperoleh siswa rata-rata diatas 75.
Saran Berdasarkan hasil simpulan penelitian, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut. 1. Guru hendak menggunakan model-model pembelajaran yang dapat membuat
siswa
aktif
dalam
mengajar,
sehingga
dapat
membangkitkan keinginan dan semangat belajar siswa. 2. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya dapat lebih menguasai kelas dengan melihat situasi dan kondisi sebagian siswa tidak aktif dalam belajar. 3. Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih jauh tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar, serta lebih memperhatikan kondisi sebagian siswa
yang hanya bermain ketika pembelajaran
berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Amin, M. 2011.Pendidikan Karakter Anak Bangsa.Jakarta: Baduosa Media Jakarta. Asmani, J.M. 2010. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenagkan). Jogjakarta: DIVA Press. 15
Aqib, Z. 2009. Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Yrama widya. Ambarwati, H. 2012.Upaya Peningkatan Motivasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII A Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Guided Note Taking di SMP N 1 Malati. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Akses 11 maret 2013 (http://eprints.uny.ac.id/8606/) Djamarah, S. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Giancoli, D.C. 1998. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara. Purwanto.2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Sardiman. 2006. Interaksi Dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA. Subekti, l. 2012. Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Melalui Model Cooperative Script Pada Siswa SMP Negeri 1 Puring Kebumen. Jawa Tengah : Universitas Muhammadiyah Purworejo. Akses tanggal 11 maret 2013 dari (http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/RADIASI/article/view/237) Tipler, P.A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
16
17
18