DESKRIPSI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAMELALUI PENDEKATAN PAKEM PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI BUNYI (suatu penelitian di SMP 5 Gorontlo) Oleh: 1. Lisnawati Tauhid Mahasiswa Program Studi Fisika 2. Dr.Nawir Sune, M.Si Dosen Universitas Negeri Gorontalo 3. Nova E. Ntobuo, S.Pd, M.Pd Dosen Universitas Negeri Gorontalo Alamat: Jalan Jendral Sudirman no.6 Gorontalo KP 96128 ung.ac.id ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pendekatan PAKEM pada pembelajaran sains materi bunyi di SMP Negeri 5 Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 5 kelas. Dari populasi ini diambil 1 kelas sebagai sampel, kemudian diterapkan pendekatan PAKEM. Kelas VIIIC terpilih sebagai kelas untuk diamati yang diajar dengan menggunakan
Pendekatan PAKEM. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa, di sisi lain kualitas pembelajaran khususnya pada materi bunyi dapat meningkat. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu siswa yang tuntas sebanyak 93,33%. Pengamatan kegiatan guru dan siswa dari pertemuan I sampai pertemuan III semakin meningkat dari pertemuan ke pertemuan berikutnya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktivitas guru maupun siswa. Dimana semakin tinggi aktivitas siswa dalam pembelajaran maka semakin tinggi hasil belajar siswa.
Kata kunci: Aktivitas siswa, Pendekatan PAKEM, Bunyi dan Hasil belajar
1
PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Rendahnya kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya proses pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari siswa, guru, sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang kurang baik serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya instruksional. Proses pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa peserta didik menuju pada keadaan yang lebih baik. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dari ketercapaian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan yang dimaksud dapat diamati dari dua sisi yaitu dari tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru (Sudjana, 2001). Mata pelajaran Sains di SMP menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar guru mampu mengembangkan suatu strategi dalam mengajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar meningkat. Namun pada kenyataannya pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah, metode ceramah yang merupakan metode konvensional masih mendominasi dalam proses pembelajaran sehingga peran guru dalam pembelajaran sangat dominan, guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subek didik,. Metode ceramah hanya mengutamakan produk atau hasilnya saja. Padahal dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran sains-fisika, proses dan produk sama pentingnya serta tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan dengan meningkatnya aktivitas selama pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2
Jadi seorang guru yang berperan sebagai pendidik harus menguasai bermacam-macam metode mengajar, agar siswa tidak bersikap pasif dalam pembelajaran,
serta partisipasi siswa dalam pembelajaran rendah yang
mengakibatkan hasil belajar siswa cenderung lemah.Hal ini dimasudkan agar para guru dapat melakukan pendekatan yang tepat untuk diterapkan pada tingkat perkembangan intelektual siswa. Agar proses belajar yang dilakukan siswa sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan keterampilan, menemukan, mengelola, menggunakan, dan mengkomunikasikan hal-hal yang telah ditemukan merupakan hasil belajar dari proses belajar itu sendiri. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah Pendekatan PAKEM. Pendekatan pembelajaran pakem dianggap sangat efisien bagi siswa karena pada proses pembelajaran tersebut guru harus berusaha membuat siswa aktif,kreatif,efektif sekaligus menciptakan suasana yang menyenangkan. Menurut Wahidin (dalam Maryani 2012:3) PAKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan pendekatan pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses interaksi siswa (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa multi-media,referensi, lingkungan
dan
senanginya).
Kedua,
proses
komunikasi
(siswa
mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau simulasi role-play). Ketiga, Proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang telah mereka pelajari,dan apa yang telah mereka lakukan). Kempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung
dengan
melibatkan
semua
indera
mereka
melalui
pengamatan,percobaan,penyelidikan dan wawancara). Secara umum, hasil belajar siswa SMP di Kota Gorontalo pada pembelajaran sains sangat rendah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar tersebut adalah perangkat pembelajaran yang digunakan guru masih berfokus pada perangkat yang bersifat teacher center bertolak dari hal tersebut maka telah dikembangkan suatu perangkat pembelajaran pada pembelajaran sains melalui
3
pendekatan PAKEM, dan akan diuji coba efektifitas perangkat yang telah dikembangkan tersebut. Dalam hal ini di pilih lokasi pelaksanaan uji coba di SMP Negeri 5 Gorontalo, hal ini mengingat berdasarkan observasi awal peneliti pada SMP Negeri 5 Gorontalo melalui wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, menunjukan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran fisika masih tergolong rendah salah satunya pada materi bunyi. Ini terlihat dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa kelas VIII tahun ajaran 2012/2013 pada materi tersebut dan yang tuntas belajar pada materi bunyi hanya 55% dan standar ketuntasan yang telah ditetapkan pada kelas VIII adalah 75,00. Melalui penelitian ini akan dilihat gambaran penerapan pendekatan PAKEM pada pembelajaran sains materi bunyi menggunakan perangkat yang telah dikembangkan dengan formulasi judul “Deskripsi Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAKEM Pada Pembelajaran Sains Materi Bunyi” Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah 1). Mendapatkan gambaran aktifitas siswa dalam proses pembelajaran sains melalui pendekatan PAKEM di SMP Negeri 5 Gorontalo. 2). Mendapatkan gambaran hasil belajar dalam proses pembelajaran sains melalui pendekatan PAKEM di SMP Negeri 5 Gorontalo.
KAJIAN TEORETIK Meningkatkan prestasi siswa sangat tergantung bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa di dalam pembelajaran pada saat itu. Pentingnya proses belajar ini maka banyak ahli psikologi pendidikan yang telah mencurahkan perhatian terhadap masalah belajar. Ini terlihat dengan banyaknya definisi belajar yang berbeda-beda. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu bertanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku, Siregar dan Nara (2010 :3). Pendapat di atas didukung oleh Withernington (dalam Nanang dan Cucu 2009:7) yang menyatakan bahwa
4
belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon baru yang membentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Senada dengan pendapat tersebut, Gagne, Berliner, dan Hilgard (dalam Nanang dan Cucu (2009:7) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proes perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Senada dengan Slameto (2010:2) menyatakan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta pe rilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.
Proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas, sebetulnya sudah banyak melibatkan akademik aktivitas siswa di dalam kelas. Siswa sudah banyak dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Serta dimungkinkan siswa aktif bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat,rajin,selalu berusaha bekerja atau belajar dengan sung guhsungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008:32). Dengan demikian Aktivitas adalah
segala
bentuk
atau kegiatan untuk melakukan proses pembelajaran
(Sardiman,dalam Rofiqoh 2012:34). Dalam hal ini keterlibatan siswa kegiatan
pembelajaran
dalam
dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini sesuai
dengan
Hakim
(dalam Rofiqoh 2012:34)
aktivitas
belajar
yang
rendahnya
belajar
dilakukan
secara
yang kontinu
mengemukakan bahwa menentukan
tinggi
hasil belajar siswa. Sedangkan Menurut Djamrah (2008:38) belajar
bukanlah proses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, membaca,
5
memandang, mengingat, berpikir, latihan atau praktek dan sebagainya. Djamrah (2008:38-45) menjelaskan bahwa aktivitas-aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
yaitu
mendengarkan,
memandang,
meraba,membau
dan
mencicipi/mengecap, menulis atau mencatat, membaca, membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel,diagram-diagram dan bagan-bagan, menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berpikir, serta latihan atau prektek. Berdasarkan pengetian aktivitas belajar yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah adalah
segala
bentuk
atau
kegiatan untuk melakukan proses pembelajaran yang meliputi Visual Activities, Oral Activities, Listening Activities, Writing Activities,
Drawing Activitie,
Motor Activities, dan Mental Activities. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.Chatarina (dalam Isa 2011:48) Sedangkan menurut Winkel (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya,dalam Isa 2011:48), hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Penilaian hasil
belajar
dilakukan
sekali
setelah
suatu
kegiatan
pembelajaran
dilaksanakan.Isa (2011:48). Menurut Purwanto (dalam Rahmawaty 2012: 9) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom yaitu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sejalan dengan Anderson
dan Krathwohl (dalam
Rofiqoh 2012:34) , Hasil belajar adalah penguasaan produk yang mengacu pada perubahan kemampuan
bidang kognitif
yang
mencakup dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif yang dicapai hasil tertentu
dari
proses pembelajaran yang
berdasarkan
ditempuh
tujuan pembelajaran
yang
siswa
selama kurun
sebagai waktu
ditetapkan. Menurut
pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan Hasil belajar bukan hanya suatu penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengubah perilaku. Perubahan prilaku seseorang dalam menguasai bahan yang telah diajarkan, yang meliputu
6
aspek-aspek perubahan yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan social, jasmani, etis atau budi pekerti,Sikap. Awal mula-mula kata-kata PAKEM dikembangkan dari isilah AJEL (Active Joyfull and Efective Learningektif, Kreatif). Kali pertama di Indonesia pada tahun 1999 di kenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan). Namun seiring dengan perkembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM diganti menjadi PAKEM, yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif, Efektif dan Menyenangkan.(dalam Muhlich 2010:1). Menurut Asmani (2011:59) PAKEM adalah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan kegiatan keterampilan, sikap dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan. Hidayati dan Yosita (dalam Rahmawaty 2012: 18) mengemukakan PAKEM mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran guru perlu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. PAKEM merupakan pendekatan yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran. Muhammad Jauhar (dalam Rahmawaty 2012: 29) mengemukakan dua alasan perlunya pendekatan
PAKEM
diterapkan
di
sekolah
yaitu:
a)
PAKEM
lebih
memungkinkan siswa dan guru untuk sama-sama aktif dalam pembelajaran b) PAKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama. Menurut Widowati (2008:2) Istilah sains berasal dari bahasa latin scientia yang
berarti pengetahuan.
Namun
pernyataan
ini
terlalu
luas
dalam
penggunaannya sehari-hari. Dalam arti sempit sains adalah disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Termasuk
physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi,
mineralogi, meteorology, dan fisika, sedangkan
life science meliputi biologi
(anatomi, fisiologi, zoology, sitologi, embriologi, mikrobiologi). Conant (dalam Usman,dalam Widowati 2008:2) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan
7
dieksperimentasikan lebih lanjut.
Carin & Sund (dalam Widowati 2008:2)
mendefinisikan sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
Kesimpulan dari beberapa definisi di
atas bahwa IPA adalah sebuah proses memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam yang meliputi aspek biologi, fisis dan khemis. Sedangkan hakikat IPA dapa dipandang sebagai sikap,proses,produk serta aplikasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
HASIL PENELITIAN Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kelas VIIIC SMP Negeri 5 Gorontalo setelelah diterapkan pendekatan PAKEM pada pembelajaran sains materi bunyi menggunakan suatu perangkat yang telah dikembangkan. Penelitian yang dilakukan telah berlangsung dalam 3 kali pertemuan, dengan mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penyajian materi pada siswa VIIIC SMP Negeeri 5 Gorontalo yang mengacu pada peranagkat pembelajaran (RPP) sebagaimana terdapat pada lampiran, selama pembelajaran siswa dibagikan LKS sebagaimana terdapat pada lampiran. Berikut ini diuraikan data hasil pelaksanaan penelitian pada setiap pertemuan. Pertemuan I Pengambilan data pada proses pembelajaran menggunakan perangkat yang telah dikembangkan melalui pendekatan PAKEM pada pertemuan I dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat dan dibantu oleh rekan peneliti (mahasiswa). Kegiatan guru maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran akan diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat mengenai kegiatan aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran diperoleh data Hasil Pengamatan Aktivitas guru pada pertemuan I dikategorikan sangat baik dan baik dimana 77,775% sangat baik dan 22,225% baik. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa aspek aktivitas siswa sesuai kriteria penilaian maka untuk aktivitas membaca (28,334%) sangat baik, (40%) baik, (25%) cukup dan (6,67%)
8
kurang. Untuk aktivitas aktivitas menulis (33,33%) sangat baik, (40%) baik, (21,67%) cukup dan (5%) kurang.Untuk aktivitas mengerjakan LKS (36,67) sangat baik, (43,34%) baik, 16,67 cukup dan (3,33%) kurang.
Untuk aktivitas
bertanya (35%) sangat baik, (40%) baik, (23,33%) dan (1,67) kurang. Untuk aktivitas Menjawab Pertanyaan (33,334%) sangat baik, (36,7%) baik, (21,67) cukup, dan (8,34%) kurang. Untuk aktivitas mempresentasekan hasil diskusi (40%) sangat baik, (28,3) baik, (24,34%) cukup dan (8,34%) kurang. Sedangkan untuk aktivitas menyimpulkan yaitu (41,669%), (35%) baik, (20%) cukup dan (3,33%) kurang. Pertemuan II Pengambilan data pada proses pembelajaran menggunakan perangkat yang telah dikembangkan melalui pendekatan PAKEM pada pertemuan II dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat dan dibantu oleh rekan peneliti (mahasiswa). Kegiatan guru maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran akan diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru aktivitas guru pada pertemuan I dikategorikan sangat baik dan baik dimana 79,41% sangat baik dan 20,59% baik. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa sesuai kriteria penilaian maka untuk aktivitas menjawab pertanyaan (41,67%) sangat baik, (36,67%) baik, (20%) cukup dan (1,67%) kurang. Untuk aktivitas mengamati (43,33%) sangat baik, (38,33%) baik, (15%) cukup dan (3,33%) kurang. Untuk aktivitas mencatat (45%) sangat baik, (31,67%) baik, (16,67%) dan (6,67%) kurang. Untuk aktivitas memecahkan masalah dengan mengerjakan soal yang ada di LKS (46,67%) sangat baik, (28,33%) baik, (21,67) cukup, dan (3,33%) kurang. Dan untuk aktivitas mempresentasekan hasil diskusi (45%) sangat baik, (36,67) baik, (18,33%) cukup dan (0%) kurang. Pertemuan III Pengambilan data pada proses pembelajaran menggunakan perangkat yang telah dikembangkan melalui pendekatan PAKEM pada pertemuan III dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat dan dibantu oleh rekan peneliti (mahasiswa). Kegiatan guru maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran akan diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru aktivitas guru pada pertemuan
9
I dikategorikan sangat baik dan baik dimana 83,33% sangat baik dan 16,67% baik. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa aktivitas siswa sesuai kriteria penilaian maka untuk aktivitas menjawab pertanyaan (48,335%) sangat baik, (36,67%) baik, (15%) cukup dan (0%) kurang. Untuk aktivitas membaca (53,33%) sangat baik, (28,34%) baik, (15%) cukup dan (3,33%) kurang. Untuk aktivitas mencatat (60%) sangat baik, (26,67%) baik, (13,35%) dan (0%) kurang. Dan untuk aktivitas mempresentasekan hasil diskusinya (50%) sangat baik, (31,67) baik, (16,65%) cukup dan (1,67%) kurang. Pembahasan
Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan
maksud
untuk
mendapatkan gambaran aktivitas siswa dan hasil belajar siswa melalui pendekatan PAKEM dengan suatu perangkan yang telah dikembangkan, karena sebelumnya pada proses pembelajaran digunakan perangkat yang bersifat teacher centre sehingga menyebabkan aktivitas siswa menjadi pasif dimana aktivitas siswa hanya duduk,dengar,diam dan bermain sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah, padahal ilmu sains dapat disajikan dengan pendekatan dan berbagai metode lainnya yang menarik. Oleh karena itu peneliti mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan PAKEM dengan perangkat yang telah dikembangkan untuk melihat gambaran aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sains khusunya materi bunyi. Perangkat yang digunakan telah dikembangkan melalui pendekatan PAKEM dan untuk menunjang keberhasilan penelitian,digunakan lembar pengamatan aktivitas guru, pengamatan aktivitas siswa dan Tes hasil belajar. Dari instrument-instrumen
inilah proses pembelaran dapat
diukur
tingkatnya
kemajuannya. Berdasarkan analisis data penilaian, diperoleh bahwa gambaran Penerapan pendekatan PAKEM pembelajaran sains mengalami peningkatan. Hal ini karena penerapan pendekatan PAKEM dalam proses pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif, efektif, dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Akan tetapi, yang menjadi kaehati-hatian adalah dalam penggunaan waktu. Kelemahan dari pendekatan PAKEM ini adalah waktu yang
10
digunakan cukup banyak. Oleh karena itu seorang guru harus pandai dalam mengeolah waktu. Hasil Belajar siswa setelah diterapkan pendekatan PAKEM pada pembelajaran sains materi bunyi pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 5 Gorontalo hasil belajar mengalami peningkatan hal ini ditunjukan melalui grafik di atas dimana siswa yang tuntas yaitu 93,33% dan jumlah presentase ini dikategorikan sangat baik sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu 6,67%. Siswa yang tidak tuntas ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak memperhatikan dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar namun secara umum presntase capaian hasil belajar dalam penelitian ini sudah sangat baik. Dengan demikian , penelitian ini dapat memberikan gambaran bahwa penerapan
pendekatan
PAKEM
menggunakan
perangkat
yang
telah
dikembangkan pada pembelajaran sains metri di SMP Negeri 5 Gorontalo khususnya pada materi bunyi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sebagaimana yang telah digambarkan melalui tabel hasil pengamatan dan grafik di atas. Selain itu juga pada saat pembelajaran, siswa sangat antusias demikian guru pun antusias serta pembelajaran tidak hanya berfokus pada guru saja sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan baik selain itu siswa juga aktif dalam proses pembrelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Dengan menerapkan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
menggunakan suatu perangkat
yang telah
dikembangkan dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa, di sisi lain kualitas pembelajaran khususnya pada materi bunyi dapat meningkat. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu siswa yang tuntas sebanyak 93,33%.
11
Pengamatan kegiatan guru dan siswa dari pertemuan I sampai pertemuan III semakin meningkat dari pertemuan ke pertemuan berikutnya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktivitas guru maupun siswa. Dimana semakin tinggi aktivitas siswa dalam pembelajaran maka semakin tinggi hasil belajar siswa. Saran (1) Diharapkan kepada guru mata pelajaran agar dapat menggunakan pendekatan PAKEM dalam pembelajaranpembelajaran selanjutnya yang sesuai dengan kondisi materi karena setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan serta tidak semua materi dapat diterapkan pendekatan yang sama. (2) Diharapkan kepada guru mata pelajaran agar dapat menerapkan juga pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bervariasi sesuai kondisi materi dan karakter siswa, agar pembelajaran sains lebih menyenangkan serta lebih memumbuhkan keaktifan serta kreativitas siswa. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan). Jokjakarta: DIVA Press. Djamrah, Saiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Douglas C. Giancoli. 1998. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Fadly, Aditiya. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model pembelajaran problem based learning (PBL) ( Studi Pada Kelas X Bisnis dan Manajemen Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Ardjuna 1 Malang). Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.(http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/JURNAL1.pdf, diakses pada tanggal 4 mater 2013) Husain, Fatrawati. 2011. Meningkatkan Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pada Pembelajaran Konsep Perpindahan Kalor pada Siswa Kelas VII1 SMP Negeri 6 Kota Gorontalo. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Gorontalo. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama. Hasan, Rofiqoh dan Mara Bangu Harahap. 2012. Efek Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas Terhadap Hasil 12
Belajar Fisika Siswa. Medan : Universitas Negeri Malang. (http://jurnalagfi.org/wp-content/uploads/2013/03/Artikel-Rofiqoh-3237.pdf, Askes pada tanggal 10 Maret 2012). Indrawati, Wawan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Isa, Muhammad. 2011. Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Melalui Pendekatan Realistik. Banda Aceh: FKIP Universitas Serambi Mekkah. (http://jurnal.pendidikan.serambi.ilmu/wadah-informasi-ilmiah-dankreatifitas-intelektual-pendidikan/ISSN/1693-484/.html Askes pada tanggal 4 Maret 2013). Maryani. 2012. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Topik Dinamika Partikel Dengan Mengggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Pendekatan PAKEM. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Gorontalo. Prof.Dr. B. Uno, Hamzah, M.Pd dan Nurdin Muhammad, S.Pd, M.Si. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara Runengsih. 2012. Meningkatkan Pemahaman Tentang Penghantar Panas Benda Konduktor dan Isolator Melalui Penggunaan Media Alat Rumah Tangga. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.(http://jurnal.upi.edu/penelitianpendidikan/view/532/meningkatkan-pemahaman- tentang-penghantar-konduktordan Isolator.html, Akses tanggal 4 maret 2013, dari)
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia. Somantri, Hendra. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Pendekatan PAKEM.(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.ADMINISTRASI_PENDI DIKAN/197907122005011-NURDIN/KARYA_ILMIAH_10.pdf, Akses pada tanggal 12 Maret 2013) Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAKEM. Yokjakarta : Pustaka Belajar.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Subini, Nini, dkk. 2012 Psikologi Pembelajaran. Yogjakarta : Mentari Pustaka.
13
Sudjana, Nana.2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset. Sudrajat Akhmad. 2008. Konsep Pakem Pembelajaran Aktif,Kreatif,Efektif dan Menyenangkan.(http://akmadsudrajat.wordpress.com.2013/01/22/konseppakem, Akses tanggal 21 Februari 2013) Widowati, Asri. 2008. Diktat Pendidikan Sains. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/diktat%20Pendidikan%20Sain s.pdf, akses pada tanggal 4 maret 2013)
14