DESKRIPSI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X DI SMA NEGERI I TIBAWA Nurain R. Ahmad, Ali Kaku, Perry Zakaria Jurusan Pendidikan Matematika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Nurain R. Ahmad, 2013: Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pemebelajaran Matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran
matematika kelas X SMA Negeri 1 Tibawa.
Penarikan sampel dilakukan secara acak. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan angket berstruktur dan bentuknya tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban dari pernyataan yang telah disediakan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa paling tinggi 60% siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar yang baik ditolak kebenarannya. Hal ini diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji Z, dimana nilai Zhitung = 5 dan nilai Zdaftar = 2,015 dengan taraf nyata α = 0,05, karena Zhitung > Zdaftar dan ternyata harga Zhitung berada di daerah penilakah H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa lebih dari 60% siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar matematika yang sudah baik. Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika PENDAHULUAN aktivitas belajar dapat meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas pendengaran, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental maupun aktivitas emosional. Aktivitas tersebut tidak saling terpisahkan satu sama lain, sebab untuk mempelajari mata pelajaran memerlukan aktivitas belajar yang saling berhubungan.
1
Pada kenyataannya sekarang ini banyak siswa yang memiliki aktivitas belajar yang kurang baik. Contohnya siswa kurang mendengarkan guru pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, akibatnya banyak materi pelajaran yang tidak mereka ketahui, dan jika siswa di berikan suatu persoalan materi siswa hanya diam saja tanpa mereka berpikir untuk menyelesaikan persoalan materi tersebut dan lain sebagainya. Hal
ini disebabkan oleh banyak siswa yang lebih mementingkan
kegiatan yang kurang bermanfaat, apalagi dengan adanya tekhnologi yang semakin canggih yang seharusnya bisa bermanfaat kepada siswa malah bisa menjerumuskan siswa kepada hal-hal yang tidak baik, dimana itu semua berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk memperoleh informasi tentang bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika, yang diberi judul “Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 1 Tibawa”. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah yang teridentifikasi adalah: 1. Banyak siswa yang mengaggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit. 2.
Aktivitas belajar siswa dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
3. Kurang adanya kesadaran dalam diri siswa untuk belajar. .Berdasarkan masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :“Bagaimanakah Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri I Tibawa”. Mengingat keterbatasan waktu maka penelitian ini dibatasi pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru
2
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap guru mata pelajaran untuk dapat mengetahui bagaimanakah aktivitas belajar siswa, khususnya pada pelajaran matematika. 2. Bagi Siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dan lebih proaktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu mengatur waktu belajar dengan baik. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang aktivitas belajar matematika siswa. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa dalam proses belajar, baik kegiatan fisiknya maupun kegiatan mentalnya. Aktivitas belajar matematika dapat dibagi menjadi dua, yaitu aktivitas belajar dan belajar matematika. Menurut Djamarah (2008: 42) Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas, tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berfikir, latihan atau praktek, dan sebagainya. Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari
suatu
situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar, bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian, apalagi pada pelajaran matematika. Setiap situasi di manapun dan kapanpun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena itulah, berikut ini dibahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut. 1. Mendengarkan Mendengarkan adalah aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan ketika seorang guru menjelaskan materi pelajaran
3
di depan kelas. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka yang mendengarkan, agar apa yang disampaikan dapat diserap dengan baik. 2. Menulis dan Mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat halhal yang dianggap penting. 3.
Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama
belajar di sekolah atau perguruan tinggi. Membaca disini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi. 4. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting perlu digaris bawah (underlining). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi itu dikemudian hari, bila diperlukan. 5. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan Bagan-Bagan Dalam buku atau di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram atau bagan-bagan. Materi non verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta dan lainlain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal. 6. Mengingat 4
Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai. 7. Berpikir Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. 8. Latihan atau Praktek Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal. Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar khususnya pada pembelajaran matematika sangat penting bagi seorang siswa agar bisa memecahkan masalah matematika. Konsep matematika lebih rumit dari mata pelajaran yang lain, sehingga diperlukan aktivitas belajar siswa yang lebih, baik pada aktivitas fisik maupun aktivitas mental siswa, agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Tapi itu semua tidak akan bisa berhasil apabila pada diri siswa itu sendiri tidak ada kemauan untuk melakukan kegiatan belajar, maka dengan adanya kemauan siswa yang kuat itu semua dapat berhasil. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa kelas X yang terletak di Jl. L. Palalu, Desa Isimu Utara, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap, tahun pelajaran 2012/2013 selama ± 2 bulan mulai dari April - Mei 2013.
5
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang kemampuan aktivitas belajar siswadalam pembelajaran matematika. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2009: 72). Data dalam penelitian berupa data primer tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Tibawa Tahun Pelajaran 2012/2013. Variabel dalam penelitian ini hanya satu yaitu aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data akan dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Observasi langsung Teknik ini adalah teknik awal dalam rangka pengumpulan data penelitian, yaitu pengamatan langsung pada objek dan subjek penelitian 2. Pemberian Angket Angket
yang akan diberikan untuk menjaring informasi yang berkaitan
dengan aktivitas belajar matematika siswa. Pemberian angket sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang sudah memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yaitu validasi dan reliabilitas. Sebelum angket diedarkan pada anggota sampel, terlebih dahulu dilakukan verifikasi terhadap angket tersebut yaitu terdiri dari validasi dan reliabitas. Validasi adalah keadaan yang menggambarkan bahwa tingkat instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi apakah instrumen yang digunakan apakah instrument yang digunakan untuk menjaring data benar-benar meyakinkan sebagai instrument pengumpul data. Pengujian validasi angket lebih dititik beratkan pada uji kesejajaran skor antar item dengan skor total dari item, dimana dalam 6
penyusunannya tolak ukur yang digunakan berasal dari indikator-indikator yang ada. Perhitungan
koefisien validasi dilakukan dengan menggunakan rumus
koefisien korelasi product moment, yaitu: n∑XY − (∑X)(∑Y)
rxy =
n∑X 2 − ∑X
2
[n∑Y 2 − ∑Y 2 ]
Dengan 𝑟𝑥𝑦 : validasi tes n : jumlah responden ∑X : skor setiap item ∑Y : skor total responden Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan rumus α: 𝑟11 =
𝑘 ∑𝜎𝑏2 1− 2 𝑘−1 𝜎1
Dimana: 𝑟11 = reliabilitas instrument k = banyaknya butir soal ∑𝜎𝑏2 = jumlah varians butir soal 𝜎12 = varians total Sebagai pedoman interpretasi tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas digunakan klasifikasi sebagai berikut:
7
0,800 – 1,000
= sangat tinggi
0,600 – 0,799
= tinggi
0,400 – 0,599
= cukup
0,200 – 0,399
= rendah
0.000 – 0,199
= sangat rendah
(Arikunto, 2008 : 75)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dalam penelitian ini, peneliti menyusun insturumen penelitian dalam bentuk angket yang telah disediakan pilihan jawaban.. Dengan skor yang tertinggi yang di capai siswa adalah 4. Sebelum tes tersebut digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi konstruksi dan validasi isi, untuk memperoleh tes yang valid. Dalam penelitian ini, penguian validasi tes dilakukan dalam bentuk validasi isi. Dimana dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut; 𝑟𝑥𝑦 =
𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) 𝑛∑𝑋 2 − ∑𝑋
2
[𝑛∑𝑌 2 − ∑𝑌 2 ]
(Arikunto,2006:170) Interpretasi besarnya koefisien korelasi dilakukan berdasarkan patokan sebagai berikut : Koefisien Korelasi (r)
Interpretasi
0,80 - 1,00
Sangat tinggi
0,60 - 0,79
Tinggi
0,40 - 0,59
Cukup
0,20 - 0,39
Rendah
0,00 - 0,19
Sangat rendah
dengan melihat harga 𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 dan membandingkannya dengan
𝑟𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 masing-
masing item soal dan semua soal valid dan cukup baik untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Koefisien dan status validasi tersebut dapat di lihat pada table berikut ini. Tabel koefisien dan status validasi:
8
Koefisien Validasi
No. Resp.
rhitung
rtabel
1 2 3
0,417 0,547 0,527
0,361 0,361 0,361
Status Valid Valid Valid
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
0,461 0,613 0,405 0,776 0,513 -0,061 0,617 0,503 0,456 0,626 0,704 0,598 0,507 0,504 0,487 0,261 0,657 0,715 0,617 0,521 0,509 0,424
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
1. Uji Reliabilitas Tes Untuk pengjian reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan rumus: r11
k ∑σ2b = 1− 2 k−1 σ1
Adapun dalam menentukan varians setiap item soal dengan rumus: σ12 =
∑X 2 −
(∑X)2 n
n
Dengan kriteria: 0,80< r 11 1,00 : korelasi sangat tinggi 0,60< r 11 0,80 : korelasi tinggi
9
0,40< r 11 0,60 : korelasi cukup 0,20< r 11 0,40 : korelasi rendah 0,00< r 11 0,20 : korelasi sangat rendah Hasil perhitungan varians setiap soal adalah sebagai berikut: No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
10
𝛔𝟐𝐭
Varians
σ12 σ22 σ23 σ24 σ25 σ26 σ27 σ28 σ29 2 σ10 2 σ11 2 σ12 2 σ13 2 σ14 2 σ15 2 σ16 2 σ17 2 σ18 2 σ19 σ220 σ221 σ222 σ223 σ224 σ225
0,115 0,490 0,995 1,395 0,365 0,729 0,865 1,027 0,582 0,939 0,565 0,499 0,707 1,173 0,227 0,765 0,582 0,512 0440 0,573 0,462 0,773 0,410 0,677 0,779
2. Menghitung varians total dan reliabilitas tes Dari hasil perhitungan di peroleh varians total 103,822 dan reliabilitas tes 𝑟11 = 0,869. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes reliable yang berarti dapat di gunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini. Pembahasan Aktivitas belajar siswa adalah seluruh kegiatan siswa dalam proses belajar, baik kegiatan fisiknya maupun kegiatan mentalnya. Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas, tidak pernah terlihat orang yang
belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Aktivitas belajar itu selalu
berhubungan dengan masalah belajar yaitu menulis, mencatat, membaca, mengingat, berfikir ,latihan atau praktek,dan sebaginya. Dan untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas belajar siswa digunakan angket sebagai media untuk mengumpulkan data dan disusun berdasarkan indikator-indikatornya, untuk lebih jelas akan dibahas berikut ini : 1) Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran Pada indikator antusias siswa dalam mengikuti pelajaran tersebar pada nomor 1, 3, 4, 7, 10, dan 19. Antusias siswa yang dimaksud adalah sikap siswa di dalam kelas yakni sikap siswa dalam memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran di depan kelas, sikap siswa yang apabila seorang guru bertanya siswa denagn cepat menjawab, dan siswa tidak terpengaruh dengan situasi yang ada diluar kelas. Itu semua bisa menunjukan bahwa siswa tersebut memang mempunyai keinginan atau mempunyai antusias dalam mengikuti pelajaran. 2) Interaksi siswa Pada indikator Interaksi siswa dalam mengikuti pelajaran tersebar pada nomor 13, 17, 20 dan 22. Interaksi siswa yang dimaksud adalah interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Pada interaksi siswa dengan guru yang dilihat adalah siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa berdiskusi dengan guru untuk menanyakan hal yang tidak diketahui atau belum dimengerti, sedangkan pada interaksi siswa dengan
11
siswa yaitu siswa membantu teman yang mengalami kesulitan dalam pelajaran dan bertanya kepada siswa lain terkait dengan pelajaran. Ini sangat penting untuk siswa agar terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa lain dan siswa dengan guru, agar hasil belajar siswa dapat meningkat. 3) Kerja sama siswa Pada indikator Kerja sama siswa dalam mengikuti pelajaran tersebar pada nomor 8, 16 dan 18. Kerja sama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kerja sama siswa di dalam memahami pelajaran yang diikuti, baik kerja sama dalam kelompok maupun antara siswa dengan guru. 4) Keaktifan atau partisipasi siswa Pada indikator Keaktifan atau partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran tersebar pada nomor 2, 6, 11,12 dan 14. Keaktifan atau partisipasi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yakni siswa membantu temannya yang mengalami kesulitan, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan merasa selalu ingin tahu. Ini sangat penting untuk dilakukan agar siswa tidak merasa bosan di dalam kelas dan juga membuat suasana di dalam kelas lebih hidup lagi. 5) Usaha siswa dalam mengukuti pelajaran Pada indikator usaha siswa dalam mengikuti pelajaran tersebar pada nomor 5, 9, 15,21 dan 23. Usaha siswa yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah bagaimana usaha siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti siswa berusaha menjawab pertanyaan teman dan guru, berusaha membantu teman yang mengalami kesulitan dan siswa berusaha memecahkan masalah dalam diskusi kelompok yang tujuan utamanya adalah memperoleh hasil belajar yang baik. Untuk melihat persentase rata-rata siswa yang menjawab pernyataan pada setiap indikator, dapat ditunjukan pada gambar berikut:
12
Persen rata-rata aktivitas belajar siswa
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1
2
3
4
5
Indikator Aktivitas Belajar Siswa
Gambar 1: Grafik persentase jumlah siswa yang menjawab pernyataan pada setiap indikator aktivitas belajar. Keterangan gambar : 1. Antusias siswa dalam pembelajaran 2. Interaksi siswa 3. Kerja sama siswa 4. Keaktifan atau partisipasi siswa 5. Usaha siswa dalam mengikuti pelajaran Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa SMA Negeri 1 Tibawa sudah memiliki aktivitas belajar matematika yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor siswa, baik persen rata-rata yang diperoleh dari perhitungan setiap butir yang mewakili indikator instrumen penalitian yaitu sebesar 77,77% dan rata-rata jumlah jumlah skor yang diperoleh setiap siswa yaitu73,31. Dengan demikian dapat diketahui bahwa lebih dari 60% siswa memiliki aktivitas belajar matematika yang baik.
13
Selanjutnya dari hasil analisis inferensial dengan menggunakan uji proporsi Z, diperoleh Zhitung = 5 dan Zdaftar = 2,015 pada taraf nyata α = 0,05 tolak H0 yang menyatakan kurang dari 60% siswa SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar matematika yang baik, dan terima H1 menyatakan lebih dari atau sama dengan 60% siswa SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar matematika yang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian pada bab II, yang menyatakan paling tinggi 60% siswa SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar matematika yang baik di tolak. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV, maka peneliti manarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Hipotesis penelitian yang menyatakan paling tinggi 60% siswa SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar matematika yang baik ditolak, karena yang di peroleh dari hasil perhitungan keseluruhan aktivitas belajar siswa didapat 74,47% berarti lebih dari 60% dan sesuai dengan hipotesis statistiknya adalah lebih dari 60% siswa SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar matematika yang baik, maka dapat disimpulkan terima H1.
2.
Dari hasil analisis inferensial dengan menggunakan uji Z dimana Zhitung > Ztabel, dapat disimpulkan H1 yang menyatakan lebih dari atau sama dengan 60% siswa SMA Negeri 1 Tibawa memiliki aktivitas belajar matematika yang baik diterima, dan sebaliknya H0 ditolak.
Saran 1. Dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan adanya upaya guru untuk meningkatkan aktivitas belajar dari siswa. 2. Diharapkan para siswa pada pembelajaran matematika untuk senantiasa menciptakan situasi belajar yang penuh aktivitas untuk membahas setiap permasalahan matematika baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 14
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineke Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- ruzz Media. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineke Cipta. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Johanes, dkk. 2006. Kompetensi matematika. Jakarta: Yudhistira Margono, S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineke Cipta. Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sudjana . 2005. Metode Statistika. Bandung. PT Tarsito Bandung Soekamto, T & Winataputra, U.S. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung Alfabeta. Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Uno. B Hamzah.1998. Teori Belajar & Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah
15