PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) BERBANTUAN MEDIA KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X.2 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SMA NEGERI 1 TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : Ni Putu Sinta Arjani Made Suryadi, I Nyoman Suditha *) Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha, Jalan Udayana Kampus Temgah Undiksha e-mail :
[email protected] ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada mata pelajaran geografi. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek penelitian adalah siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang yang berjumlah 38 orang. Dalam analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Data aktivitas belajar siswa menggunakan metode observasi dan data hasil belajar siswa menggunakan metode tes. Hasil dari penelitian adalah adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Aktivitas belajar siklus I adalah 73,15% dan siklus II adalah 81,57%. Dari data tersebut aktivitas siswa meningkat sebesar 8,42 %. Hasil belajar siswa siklus I sebesar 76,31 % dan siklus II 80,737 %. Dari data hasil belajar siswa meningkat sebesar 4,421 %. Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran geografi kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang dapat diterapkan. ABSTRACT The research is done with the purpose of raising students activity and learning result of geography course in grade X.2 in Tegallalang 1 high school. This Classroom action research use the model of learning cooperative type STAD. The subject of research is grade X.2 student’s in Tegallalang 1 high school around 38 student’s people. In the data of analysis used of descriptive quantitative technique analysis. The activity of data was used of observation method and the learning result was used of test method. The result of the research is the impovement of student activity and learning result from cycle I and cycle II. The student’s activity of learning cycle I is 73,15% with criterion “active enough” and cycle II is 81,57% with criterion “active”. Of the activity of learning increased by 8,42%. The student’s learning of result cycle I is 76,31% with criterion “active enough”and cycle II is 80,737% and with criterion “active”. Of the learning result increased by 4,421%. The implementation of a model of learning cooperative type STAD result of geography course in grade X.2 in Tegallalang 1 high school can be applied. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD, Aktivitas dan Hasil Belajar siswa. *) Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN Dewasa ini pendidikan merupakan “usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan” (Sahertian, 2000:1). Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam menciptakan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas. Peranan pendidikan inilah yang akan dapat memajukan
bangsa
dan
negara,
maka dari itu pendidikan sangat perlu
dilaksanakan dan perlu ditekankan kesadaran manusia akan pentingnya suatu pendidikan tersebut. Hal ini sangat perlu dilaksanakan demi tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi belajar mengajar ini berupa teknik penyajian pelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran
oleh
guru.
Dimana
“Teknik
penyajian
pelajaran
adalah
suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur” (Roestiyah, 1998:1). Umumnya proses belajar yang sekarang ini terjadi kurang dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Sehingga tujuan pendidikan yaitu untuk menciptakan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas sehingga berguna untuk bangsa dan negara, sulit untuk dapat tercapai. Pada saat ini, penggunaan media pembelajaran dapat juga berupa teknologi, bukanlah hal yang tidak biasa. Teknologi sudah hal yang sangat umum digunakan dalam berbagai kegiatan, salah satunya yaitu proses belajar-mengajar. Dimana penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) berbantuan media komputer dalam proses belajar mengajar dapat menarik minat siswa untuk lebih memperhatikan materi pelajaran, karena dalam komputer dapat berisi gambar-gambar, dan materi yang akan disampaikan oleh guru.
Ketertarikan siswa inilah yang dapat menimbulkan peningkatan
motivasi belajar siswa dan membuat aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Aktivitas Belajar Siswa X.2 dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) berbantuan Media komputer, (2)
Bagaimana Hasil Belajar Siswa X.2
dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) berbantuan Media komputer Terkait dengan hakikat belajar Djamarah & Zain (2006:44) menyatakan bahwa “belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar”. Dalam belajar perlu adanya suatu interaksi, menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:31) dalam suatu interaksi belajar “Interaksi ini bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi antara siswa dengan sumber (yaitu orang yang bisa memberi informasi), antara siswa dengan siswa lain, dan dengan media pelajaran”. Mengenai hasil belajar Sudjana (2005:40-41) berpendapat bahwa “makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa”. Selain itu Keller (Abdurrahman, 2012:27) “memandang hasil belajar sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan berupa informasi” Menurut Samion (2006 : 64) “Aktivitas belajar siswa memungkinkan didalam dirinya mengalami pola perubahan tingkah laku yang disadari dan dirasakan”. Oka juga mengemukakan bahwa “aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa”. Selain itu, menurut Sardiman (2011 : 96) aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Terkait dengan aktivitas belajar Samion (2006 : 62) menyatakan bahwa. Aktivitas belajar siswa yang bersifat positif dimaksud adalah segala kegiatan yang mendukung keberhasilan belajar siswa, seperti; siswa harus belajar dengan tekun dan ulet, rajin meringkas atau menggaris bawahi halhal yang dianggap penting, mengulang materi pelajaran di rumah, memiliki buku catatan khusus untuk setiap mata pelajaran dengan kata lain catatan tidak dicampur adukan dalam satu buku, dan aktivitas lain yang dianggap mendukung proses pembelajaran di sekolah. Terkait dengan media pengajaran Ibrahim & Syaodih (2003:112) mengungkapkan
pengertian
media pembelajaran dimana “Media pengajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga
dapat
mendorong
proses
belajar-mengajar”.
Menurut
Arifin dan
Setiyawan (2012: 124) “peran media pengajaran merupakan perantara untuk memudahkan proses belajar-mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”. Pembelajaran berbasis komputer ini telah terbukti bisa lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran”. Terkait dengan pembelajaran berbasis
komputer
(multimedia),
Musfiqon
mengemukakan
kelebihan
pembelajaran multimedia antara lain : (1) lebih menarik minat siswa, (2) lebih efektif dan efisien, (3) lebih praktis, dan (4) materi lebih banyak diserap siswa karena sesuai dengan modalitas belajarnya. Terkait model pembelajaran kooperatif Hamid Hasan dalam Kosasih (Solihatin & Raharjo, 2011 :4) menyatakan “ Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif, maupun konatif” Menurut Roger dan David Johnson (Rusman, 2012 : 212 ) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yaitu sebagai berikut: a. Prinsip ketergantungan positif (positif interdependence) yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut, keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing- masing anggota kelompok. Oleh karena itu semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing – masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lainnya d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication) yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. e. Evaluasi proses kelompok yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Menurut Sukidin, Basrowi, Suranto (2002:162) pembelajaran kooperatif adalah
“pembelajaran
yang
memandang keberhasilan individu diorientasikan
dalam keberhasilan kelompok. Dalam hal ini maka siswa berusaha keras membantu dan mendorong pada teman-teman untuk bersama-sama berhasil dalam belajar”. Menurut Slavin (Riyanto, 2010) STAD (Student Teams Achievement Division) berati “ Tim Siswa/ Peserta Didik Kelompok)” Terkait model pembelajaran
tipe
STAD ini menurut Slavin (Sukidin,
Basrowi,
Suranto.
2002:161) “terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan penghargaan kelompok”. Kelebihan STAD adalah sebagai berikut (Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002:161). (1)Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati serta menerima orang lain, (2)Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya juga perasaan orang lain, (3)Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain, (4)Siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti, dan (5)Mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif, bertanggung jawab, mampu mengaktualisasikan, dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi. Menurut Rusman, (2012 : 214) STAD “adalah yang paling tepat untuk mengajarkan materi – materi pelajaran ilmu pasti seperti penghitungan dan penerapan
matematika,
penggunaan
bahasa
dan
mekanika,
geografi
dan
keterampilan perpetaan, dan konsep – konsep sains lainnya”. Pakar-pakar geografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, telah merumuskan konsep geografi sebagai
berikut:
(Sumaatmadja,
2001:11)
“Geografi
adalah
ilmu
yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan”. Suharyono & Amien (1994:243) mengemukakan bahwa pemakaian pendekatan geografi dalam pembelajaran geografi di sekolah yaitu. “Pada tingkat SLTA (SMA) tentunya diperlukan pemakaian pendekatan yang lain lagi, karena pengetahuan geografi pada tingkat sekolah menengah ini sudah harus menjembatani pengetahuan yang dipelajari di sekolah
dengan ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi. Tingkat perkembangan usia (menjelang dewasa) dan pengalaman serta pengetahuan (dan keterampilan) yang telah diperoleh lewat berbagai macam mata pelajaran telah memungkinkan dipakainya pendekatan pengajaran geografi yang lebih abstrak, tetapi sudah langsung menyangkut masalah kehidupan yang benarbenar dihadapi para siswa. Pendekatan analisis dan pengorganisasian keruangan sudah dapat diperkenalkan dalam pelajaran geografi tingkat SMA, disamping pendekatan regional dan kajian topik-topik yang relevan”. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang yang berlokasi di Jalan I Wayan Lunga, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Dimana jumlah siswa di Kelas X.2 adalah 38 orang, diantaranya 17 orang perempuan dan 21 orang laki-laki. Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Dalam pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi Tindakan, dan (4) Refleksi. Rencana Penelitian ini yang direncanakan selama 2 siklus tapi tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target penelitian (disesuaikan dengan waktu dan kondisi). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan
metode
observasi.
Dalam
analisis
data/
pengolahan
data,
menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif PAP (Penilaian Acuan Patokan) skala lima Persentase 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55– 64 0 – 54
Kriteria Hasil Kriteria Keaktifan Belajar Siswa Belajar Siswa Sangat Tinggi Sangat Aktif Tinggi Aktif Sedang Cukup Aktif Rendah Kurang Aktif Sangat Rendah Sangat Kurang Aktif Sumber : Agung dalam Agung (2011:32)
peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Belajar Siswa Dalam penilaian aktivitas belajar siswa, peneliti menggunakan 10 (sepuluh) indikator untuk memberikan penilaian. Setiap indikator penilaian memiliki skor, setiap indikator memiliki bobot 1 skor tertinggi setiap indikator adalah 10 (sepuluh) dan terendah adalah 0 (nol). Adapun indikator-indikator yang peneliti gunakan adalah (a) Memperhatikan gambar-gambar/media yang disajikan dalam proses pembelajaran, (b) menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dalam proses
pembelajaran (c) bersemangat dan tertib
dalam mengikuti proses
pembelajaran, (d) keaktivan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, (e) Aktivitas siswa dalam bertanya, (f) Aktivitas siswa dalam menjawab, (g) Aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas, (h) melakukan diskusi dengan aktif dan tertib dalam proses pembelajaran, (i) Dapat menyampaikan kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan, (j) Kualitas tugas yang dibuat siswa dalam proses pembelajaran Dari hasil observasi maka didapatkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus I adalah 73,15% dan aktivitas belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus II adalah 81,57%. Dari data tersebut menunjukan bahwa aktivitas siswa meningkat sebesar 8,42 %. Rekapitulasi presentase aktivitas belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus I dan Siklus II Objek Pase Rata-rata Skor Presentase PAP (%) Kriteria Aktivitas Siklus Cukup 7,315 73,15 % 65 – 79 % belajar siswa I Aktif Aktivitas Siklus 8,157 81,57 % 80-89 % Aktif belajar siswa II Keaktifan belajar siswa tidak dapat terlepas dari strategi belajar-mengajar yang dilakukan, aktivitas belajar siswa dapat meningkat dengan berhasilnya strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division) berbantuan media komputer dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X.2 pada mata pelajaran geografi SMA Negeri 1 Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2012/2013 berhasil sehingga aktivitas belajar siswa meningkat.
Hasil Belajar Siswa Dalam penilaian hasil belajar siswa, peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator penilaian untuk memberikan penilaian. Setiap indikator penilaian memiliki skor, skor tertinggi setiap indikator adalah 100 (seratus) dan terendah adalah 0 (nol). Adapun indikator-indikator yang peneliti gunakan adalah (a) hasil kelompok STAD, (b) hasil post test (c) hasil evaluasi akhir siklus. Dari hasil belajar siswa maka didapatkan bahwa hasil belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus I sebesar 76,31% dan hasil belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus II 80,737%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat sebesar 4,421 %. Rekapitulasi presentase hasil belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang Siklus I dan Siklus II Objek Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa Keberhasilan
Fase Siklus I Siklus II belajar
Rata-rata Skor
Presentase
PAP (%)
Kriteria
228,947
76,316 %.
65 – 79 %
Sedang
242,2105
80,737 %
80 – 89 %
Tinggi
siswa tidak dapat terlepas dari strategi belajar-
mengajar yang dilakukan, hasil belajar siswa dapat meningkat dengan berhasilnya strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division) berbantuan media komputer dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.2 pada mata pelajaran geografi SMA Negeri 1 Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2012/2013 berhasil sehingga hasil belajar siswa meningkat. Grafik Persentase Rata-rata Aktivitas dan Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II 100,00% 80,00%
Aktivitas Belajar Siswa
60,00%
40,00%
Hasil Belajar Siswa
20,00% 0,00% Siklus I
Siklus II
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan dari data hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa. 1. Dari hasil observasi maka didapatkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus I adalah 73,15% dan aktivitas belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus II adalah 81,57%. Dari data tersebut menunjukan bahwa aktivitas siswa meningkat sebesar 8,42 %. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II maka penelitian aktivitas belajar siswa ini berhasil 2. Dari hasil belajar siswa maka didapatkan bahwa hasil belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus I sebesar 76,31% dan hasil belajar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang pada siklus II 80,737%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat sebesar 4,421 %. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II maka penelitian hasil belajar siswa ini berhasil.
DAFTAR RUJUKAN Abdurrahman, Mulyono.2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remidiasinya. Jakarta : Rineka cipta. Agung, A.A Gede. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Arifin, Zainal & Setiyawan Adhi. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta : PT Skripta Media Creative. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ibrahim, R. & Syaodih S, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan Rineka Cipta. Musfiqon, 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya. Oka, Anak Agung. Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Ekosistem Melalui Pembelajaran Kontekstual Di Sma Teladan 1 Metro. Pendidikan Biologi: FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Riyanto, H Yatim, 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas. Jakarta : Prenada Media. Sahertian, Piat A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Samion, Ar. 2006. Pengaruh Disiplin Mengajar Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Etika Pontianak (Jurnal No. 1/XXV/2006). STKIP PGRI Pontianak. Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Solihatin,
Etin & Raharjo. 2011. Cooperatif Learning Pembelajaran IPS. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Analisis Model
Sudjana, Nana. 2005. Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suharyono & Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sukidin, Basrowi, & Suranto. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia. Sumaatmadja, Nursid.2001. Metodelogi Pengajaran Geografi. Jakarta : PT Bumi Aksara.