KEWARGANEGARAAN Modul ke:
KASUS–KASUS KEWARGANEGARAAN by
Fakultas
FEB
Program Studi
MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id
Syahlan A. Sume
Kasus – Kasus Kewarganegaraan Warga Negara • Setiap negara memiliki warga negara, warga negara adalah orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur suatu negara. • Mereka mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan tanah airnya, dengan UUD negaranya sekalipun yang bersangkutan berada di luar negeri
DALAM UNDANG-UNDANG 12 TAHUN 2006, TENTANG KEWARGANEGARAAN Pasal 1 ayat 1 Warga negara adalah warga suatu negara yang di tertapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan Warga negara adalah warga suatu negara yang di tertapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan • Pasal 1 ayat 3 dikatakan pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan republik Indonesia melalui permohonan.
Asas Kewarganegaraan Pada umumnya, asas dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan antara Ius Sanguis dan Ius Soli.
Ius Soli
Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau Negara tempat dimana ia dilahirkan. Contoh : Orang tua Robert warga negara amerika melahirkan di negara Inggris, maka anak tersebut menjadi warga negara Inggris. Negara yang menganut asas tersebut antara lain, Inggris, Mesir, Amerika.
Ius Sanguinis Ius Sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang tua yang bersangkutan. Jadi yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengindahkan dimana ia sendiri dan orang tuanya berada dan dilahirkan. Contoh : Orang tua Aviscena warga negara Indonesia melahirkan di negara China. Aviscena dinyatakan sebagai warga negara Indonesia, karena Indonesia dan China menganut asas Ius sanguinis.
APATRIDE DAN BIPATRIDE Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa negara, baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan 2 (dua) kemungkinan, yaitu:
Apatride (tidak mempunyai kewarganegaraan) Contoh: Seorang keturunan bangsa A (ius soli) lahir di negara B (ius sanguinis). Maka orang tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan.
Bipatride (mempunyai kewarganegaraan rangkap) Contoh: Seorang keturunan bangsa B (ius sanguinis) lahir di negara A (ius soli). Maka orang tersebut mempunyai 2 (dua) kewarganegaraan.
CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 STELSEL AKTIF Seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu untuk memperoleh kewarganegaraan. STELSEL PASIF Seseorang memperoleh kewarganegaraan tanpa melakukan tindakan hukum tertentu. HAK OPSI Hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif) HAK REPUDIASI Hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 1. Keturunan (pertalian darah) 2. Kelahiran 3. Pengangkatan 4. Pewarganegaraan (naturalisasi) 4.1. Naturalisasi Biasa 4.2. Naturalisasi Istimewa
Syarat memperoleh kewarganegaraan Indonesia : a.Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin b.Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut c.Sehat jasmani dan rohani d.Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan UUD 1945
e. Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
HILANGNYA KEWARGANEGARAAN Berdasarkan pasal 23 ayat a hingga i Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006, seorang WNI dapat kehilangan kewarganegaraannya antara lain : 1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri; 2. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonan sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal diluar negeri. 3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin lebih dahulu dari Presiden Indonesia. 4. Secara suka rela masuk dalam dinas negara asing; 5. Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
HILANGNYA KEWARGANEGARAAN 6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing. 7. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atu surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau 8. Bertempat tinggal diluar wilayah negara republik Indonesia selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara.
Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Indonesia. Berdasarkan Pasal 43 dan 44 seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh kembali kewarganegaran Indonesia.
1. mengajukan permohonan kepada Presiden melalui menteri. 2.mengajukan permohonan kepada menteri melalui pejabat atau perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon
Isi Surat Permohonan . Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia diatas kertas bermaterai cukup dan sekurangkurangnya memuat : a. Nama lengkap b. Alamat Tempat tinggal c. Tempat tanggal lahir d. Pekerjaan e. Jenis Kelamin f. Status Perkawinan g. Alasan kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia.
Kasus - Kasus ¾ Kasus yang dibahas kali ini tentang pewarganegaraan yang dilakukan oleh seorang pemain sepak bola yang terkenal yaitu Irfan Bachdim yang disebut dengan naturalisasi. ¾ Irfan yang memiliki ayah asal Malang berkewarganegaraan Indonesia dan ibu berkewarganegaraan Belanda seringkali disebut sebagai pemain naturalisasi. ¾ Proses naturalisasi dalam UU Kewarganegaraan No 12 Tahun 2006 disebut dengan pewarganegaraan yang artinya salah satu cara untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia
¾Jadi Irfan sebelumnya sudah memiliki kewarganegaraan Indonesia meskipun masih berstatus ganda bersamaan dengan warga Negara Belanda, dan setelah berusia 18 tahun Irfan harus membuat peryataan memilih salah satu diantara kewarganegaraan tersebut. ¾Pasal 6 ayat (3) disebutkan bahwa “pernyataan untuk memilih kewarganegaraan tersebut disampaikan dalam waktu paling lambat 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun atau kawin”
Analisis Kasus Dalam kasus ini Irfan Bachdim termasuk yang mengikuti Asas Keturunan (ius sanguinis) terbukti dengan bukti bahwa dia telah memiliki paspor biasa pada umur 18 tahun. Irfan juga saat ini bukan warga negara yang yang mempunyai status bipatride, karena ia telah memilih untuk menjadi WNI setelah umur 18 tahun dan saat ini tinggal di Indonesia dan bermain di timnas Indonesia dan bergabung dengan Persema Malang.
Kesimpulan Irfan yang lahir dari ayah berkewarganegaraan Indonesia dan ibu warga Negara Belanda, bukan mendapatkan kewarganegaraan Indonesia melalui proses Pewarganegaraan (naturalisasi). Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya asalkan orang itu dapat memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara dinegara manapun ia tinggal.
Terima Kasih SYAHLAN A. SUME,SE, MM,