Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae Norma Afiati Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro – Semarang 50275, Indonesia Abstrak Kromosom kerang darah Anadara granosa, A. antiquata dan Barbatia barbata diperoleh dari mitosis sel insang stadium metafase menggunakan teknik suspensi sel dan pengecatan Giemsa konvensional. Karyotipe A. granosa terdiri atas 13 kromosom metasentrik, 4 sub-‐metasentrik dan 2 sub-‐telosentrik. Karyotipe A. antiquata n = 19 = 17m-‐sm/2st-‐t, dan B. barbata n = 19 = 5m, 1sm-‐st, 9 st, 4t. Jumlah kromosom haploid (n=19) merupakan sifat pleisomorfik yang diperlihatkan ketiga spesies tersebut sebagai anggota familia Arcidae, sedangkan sifat sinapomorfik yang membedakan genus Anadara dan Barbatia adalah proporsi kromosom metasentrik-‐submetasentrik dalam karyogram mereka. Komposisi kromosom metasentrik-‐submetasentrik yang tinggi tampaknya bukan ciri taksonomis primitif bagi ketiga spesies ini, karena karakteristik demikian dijumpai pada berbagai taksa dalam kelas Bivalvia yang dipandang lebih modern proses evolusinya. Oleh sebab itu, meskipun fitur karyogram umumnya spesies-‐spesifik sehingga dapat dikaitkan dengan evolusi antar taksa, proporsi kromosom metasentrik maupun telosentrik tampaknya tidak secara langsung berkorelasi dengan derajat perbedaan antar spesies. Kata kunci: Anadara granosa (L.), A.antiquata (L.), Barbatia barbata (L.), karyotipe, karakteristik evolusi. Pengantar Kerang laut anggota familia Arcidae muncul sejak jaman Mesozoikum. Hamilton et al (1989) memperoleh fosil Arca sp yang berasal dari periode Jurrasic 195 juta tahun yang lalu. Walaupun demikian sistematika taksonomi kelompok ini belum mantap. Sebagai contoh, Oliver & van Cosel (1992) menyatakan bahwa Anadara polii memiliki 14 nama lain, satu diantaranya disebut Arca antiquata. Lebih lanjut, Lim (1968), Oliver (1992), Oliver dan van Cosel (1992) menyepakati A. antiquata sebagai spesies tipikal genus Anadara. Sebagai spesies tipikal, variasi warna dan morfologi cangkang dalam kelompok ini sering terjadi dengan tidak memperlihatkan pola batimetri maupun ekologi tertentu (Plate V dalam Oliver & van Cosel, 1992), sehingga disebutkan bahwa Arca antiquata di Afrika Barat hanya terdapat pada kedalaman 50 – 200m; padahal, spesimen dalam studi ini (diverifikasi sebagai Anadara antiquata oleh G. P. Oliver, National History Museum of Wales, Cardiff, 1991, 1995; komunikasi personal) berasal dari zona intertidal ±20cm s/d kedalaman ±5–10 m. Jelas diperlukan revisi global pada biologi dasar dan sistematika familia Arcidae, meskipun terlalu jauh untuk dibahas dalam makalah ini. Banyak spesies dari familia ini yang mempunyai nilai ekonomi positif penting karena secara umum dikonsumsi masyarakat di banyak negara Asia termasuk Indonesia (Lampiran Tabel E). Dalam hal penangkapan komersial, Indonesia belum memberlakukan pembatasan; baik musim tangkap maupun ukuran kerang yang boleh dipasarkan. Akta Perikanan Malaysia (1963) menyatakan bahwa ukuran benih minimum yang boleh ditangkar untuk usaha budidaya adalah 6,4mm, sedangkan panjang cangkang minimum untuk diperdagangkan adalah 31,8mm. FAO melaporkan bahwa pada skala global genus Anadara menduduki peringkat yang sama, disusul oleh kerang hijau (Mytilidae) 1,332 x 103mt (metrik ton), dan tiram (Ostreidae) 1,007 x 103mt. Jumlah tangkapan A. granosa meningkat dari 2.400 mt pada tahun 1968 menjadi 41.993 mt pada tahun 1978, dan 65.306 mt pada tahun 2006 (Gambar 1; FAO, 2009). Adapun statistik untuk A. antiquata, dan Barbatia barbata belum tersedia. Lebih jauh lagi, studi kromosom Bivalvia justru jauh lebih banyak dilakukan terhadap 1 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
familia komersial lain seperti Ostreidae, Pteriidae, Mytilidae, Pectinidae dan Veneridae (lihat pustaka).
Gambar 1. Jumlah tangkapan global Anadara granosa antara tahun 1950 – 2006 (©FAO -‐ Fisheries and Aquaculture Information and Statistics Service -‐ 01/01/2009) Di sisi lain, familia Arcidae juga berpotensi untuk difungsikan sebagai bioindikator di wilayah pesisir perairan tropis. Mereka adalah makrobentos penetap yang selalu dapat ditemukan sepanjang tahun, berukuran cukup besar untuk keperluan analisis (Afiati, 1994), bertahan hidup dalam lingkungan yang tercemar logam berat (Afiati et al, 1990); dan Anadara granosa khususnya, mampu mengakumulasikan logam Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, dan Zn (Afiati, 2005). A. antiquata, A. granosa dan B. barbata bersifat dioecius namun tidak memperlihatkan dimorfisme seksual (Afiati, 1994, 2007a, 2007b; Afiati & Indardjo, 1998). Penelitian tahap ini bertujuan membakukan teknik preparasi dan memetakan kromosom normal anggota familia Arcidae untuk membahas karakteristik primitif familia ini. Karyotipe diasumsikan normal karena spesimen ketiga spesies didapat dari perairan yang relatif bersih (Afiati, 1994; 1998; Afiati et al, 2004). Tujuan akhir jangka panjang adalah melengkapi pengetahuan dasar biologi kerang laut Arcidae, sebagai salah satu upaya memperkuat kemungkinan penggunaan anggota familia ini untuk keperluan lain, termasuk sebagai kandidat bioindikator pencemaran di wilayah pesisir. Materi dan Metoda Spesimen dikumpulkan secara manual setiap 15 hari dari perairan Wedung untuk A. granosa, dan pantai Bandengan untuk A. antiquata dan B. barbata selama bulan April 1997 – Oktober 1998. Di laboratorium, sampel berbagai ukuran dari spesies yang sama dipelihara dengan kerapatan 1/25cm2 dalam akuaria statik 30L yang diaerasi dengan salinitas 32-‐35ppt. Sampel diberi pakan dua kali sehari dengan campuran Tetraselmis sp dan Chlorella sp. Bila akuarium tidak terkontaminasi bakteri, umumnya spesimen bertahan lebih dari 15 hari. Mengikuti teknik yang dilakukan Dixon (1982), Thiriot-‐Quiévreux & Ayraud (1982), Wallace (1992), Insua et al (1994) dan Yaseen (1996) sampel kromosom didapat dari insang kerang uji. Kerang dewasa muda berukuran panjang ±20-‐>40mm direndam atau diinjeksi dengan cairan colchicine 0.01% (Lodish et al, 1995) selama minimum 12 jam dan maksimum 96 jam (Dixon, 1982: 48 jam) untuk A. granosa, atau diinjeksi dengan 2,5ml larutan yang sama dan dikeluarkan dari akuarium ke suhu kamar selama minimum 4 jam. Adapun untuk A. antiquata dan B. barbata digunakan konsentrasi colchicine 0,25%. Insang kerang yang dikorbankan dipisahkan dan direndam dalam larutan hipotonik sodium sitrat-‐ akuades 0.9% selama 30 menit. Jaringan kemudian difiksasi dalam modifikasi larutan Carnoy dingin 2 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
4°C selama 4x 15 menit (disiapkan bila akan dipakai: metanol:asam asetat glasial 3:1; Disbrey & Rack, 1970). Selanjutnya jaringan dihaluskan perlahan-‐lahan dalam gelas jam dengan asam asetat glasial 60% selama 5 – 10 menit agar membentuk suspensi sel. Preparasi kromosom dilakukan dengan meneteskan suspensi sel dengan pipet tegak lurus sejarak sekitar 20cm ke gelas benda yang telah dihangatkan 45-‐50°C; dikering-‐anginkan selama 12 jam, dilanjutkan dengan fiksasi dalam alkohol 96%, sebelum diwarnai dengan larutan Giemsa 5% (dalam bufer fosfat pH 6.8) selama 30 menit. Gelas benda dicuci dengan akuades mengalir, dikeringkan pada suhu kamar dan diamati menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 1.000 kali. Hasil yang baik, jelas, dan sebaran kromosomnya tidak tumpang tindih difoto dan dilakukan analisis karyotipe. Analisis Kromosom Berdasarkan posisi sentromer, terhadap foto sebaran metafase yang baik dilakukan pengguntingan, pemisahan atau penggabungan dengan pasangan homolog masing-‐masing kromosom. Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang lengan kromosom dengan kepekaan 0,05mm. Bila p adalah lengan kromosom yang pendek dan q adalah lengan yang panjang, maka dihitung panjang absolut (p+q), rasio (p/q) dan panjang haploid relatif (p+q/total panjang absolut kromosom haploid x 100) untuk masing-‐masing kromosom. Posisi sentromer dideskripsi menurut nomenklatur Levan (Levan et al, 1964 dalam Jha et al, 1995; Thiriot-‐Quiévreux et al, 1988; Thiriot-‐Quiévreux, 1991; Insua et al, 1994; Thiriot-‐Quiévreux & Wolowics, 1996), dengan modifikasi menurut The Paris Conference (1972) dimana p/q dibalik menjadi q/p agar harganya tidak menjadi antara 1 dan tak terhingga, melainkan berkisar antara 0 (akrosentrik/telosentrik) dan 1 (metasentrik). Indeks Sentromer (IS) diperoleh melalui rumus [q/(p + q) x 100]. Selanjutnya IS digunakan untuk menetapkan tipe kromosom, yaitu metasentrik (IS: 37.5 -‐ 50.0), sub-‐metasentrik (25.0 -‐ 37.5), sub-‐telosentrik (12.5 -‐ 25.0) dan telosentrik (0.0 -‐ 12.5) untuk kromosom yang benar-‐benar terminal/akrosentrik. Hasil Barnes et al (1988) menyatakan bahwa pada Platyhelminthes, Annelida, Cnidaria dan Mollusca pembelahan sel terjadi secara ekstensif tidak tergantung umur; berbeda dengan Insecta dan Vertebrata yang semakin tua semakin menurun laju regenerasi sel-‐nya. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil pengamatan dalam penelitian ini. Meskipun tidak dianalisis secara kuantitatif, modus dan frekuensi jumlah kromosom kerang kecil (20mm) tidak berbeda dari kerang uji yang berukuran lebih besar (45mm). Oleh karena itu beda ukuran kerang uji dapat diabaikan. Resume karyotipe dan bentuk kromosom A. granosa, A. antiquata dan B. barbata disajikan sebagai Tabel 2, Gambar 3 -‐ Gambar 5, sedangkan detil klasifikasi kromosom ketiga spesies tersebut disampaikan dalam Lampiran. Contoh sebaran kromosom metafase ketiga spesies disajikan dalam Gambar 2; meskipun tidak berbeda nyata (Fhitung = 0,111 < F0,05 (2; 54) = 3,174, Tabel D-‐Lampiran) tampak bahwa ukuran kromosom A. granosa terkecil, diikuti oleh A. antiquata dan kromosom B. barbata berukuran terbesar; dengan catatan bahwa karyotipe B. barbata (Tabel D-‐Lampiran) bukan diukur dari sebaran kromosom di Gambar 2C.
3 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
A
B
C
Gambar 2. Sebaran kromosom metafase mitosis pada kerang darah A) A. granosa, B) A. antiquata dan C) B. barbata; 2n = 38. Skala 5µm. 1. Anadara granosa Dari 67 sebaran kromosom yang berasal dari 57 individu, hampir semua sel memiliki 2n = 38 (Gambar 2A, Gambar 3). Sepuluh sebaran terbaik diukur, dan diperoleh 13 pasang kromosom metasentrik, 4 sub-‐metasentrik, dan 2 pasang sub-‐telosentrik; tanpa pasangan telosentrik. Dengan demikian, formula karyogram spesies ini adalah n = 19 = 13m, 4sm, 2st (Tabel 2, Gambar 2A, Gambar 3). 2. Anadara antiquata Kromosom diploid 2n = 38 terdapat pada 40 sel yang berasal dari 28 individu. Tabel 12 menyajikan data untuk memformulasikan karyogram A. antiquata, yaitu 14 metasentrik, 3 sub-‐metasentrik dan 2 sub-‐telosentrik, atau n = 19 = 14m, 3sm, 2st (Tabel 2, Gambar 2B, Gambar 4A). 3. Barbatia barbata Dari 36 sel yang dianalisis dari 36 individu kerang, jumlah kromosom berkisar antara 28 hingga 38 buah, dengan modus n = 38. Dengan demikian karyotype B. barbata terdiri atas 2n = 38.Tabel 3 memperlihatkan bahwa B. barbata memiliki 5 pasang kromosom metasentrik, 1 pasang sub-‐ metasentrik/sub-‐telosentrik, 9 pasang sub-‐telosentrik, dan 4 pasang kromosom telosentrik. Secara karyologis B. barbata dirumuskan dengan formula n = 19 = 5m, 1sm-‐st, 9 st, 4t, (Tabel 2, Gambar 2C, Gambar 4B). Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah kromosom haploid n = 19 merupakan sifat pleisomorfik ketiga spesies familia Arcidae ini. Adapun proporsi kromosom metasentrik-‐submetasentrik yang tinggi yang hanya terdapat pada kedua spesies Anadara bersifat synapomorfik, karena karyotipe B. barbata tidak memperlihatkan proporsi serupa (5m, 0sm). Tabel 2. Resume karyotipe kerang darah A. antiquata, A. granosa dan B. barbata Spesies Anadara granosa Anadara antiquata Barbatia barbata
Jenis Kromosom Jumlah Haploid m sm sm-‐st st st-‐t t 13 4 0 2 0 0 14 3 0 2 0 0 5 0 1 9 0 4
19 19 19
4 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
Gambar 3. Karyotipe kromosom metafase mitosis sel insang kerang darah A. granosa.
A
B
Gambar 4. Karyotipe kromosom metafase mitosis sel insang kerang darah: A) A. antiquata B) B. barbata Diskusi Dalam sub-‐kelas yang tertua yaitu Protobranchia, beberapa spesies dari superordo Solemyoida misalnya Acharax japonicus (n= 11= 10m, 1sm-‐m) dan Petrasma pusilla (n= 11= 5m, 2sm-‐m, 3sm, 1sm-‐st) masing masing mempunyai kromosom diploid 2n= 22 (Thiriot-‐Quievreux et al, 1991). Sementara itu, 3 spesies dari ordo Nuculoida sub-‐kelas Protobranchia memiliki 38 kromosom dengan kecenderungan proporsi m-‐sm yang tinggi (Tabel 3) sebagaimana ditemui pada dua spesies Arcoida dalam studi ini (A. antiquata dan A. granosa). Sub-‐kelas yang hingga saat ini paling banyak diteliti karyogramnya adalah Pteriomorphia. Variasi 5 jumlah kromosom haploid antar familia dalam sub-‐kelas ini berkisar antara n= 10 sampai n= 19 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
(Tabel 3, Borsa & Thiriot-‐Quievreux, 1990). Tampak di sini bahwa jumlah kromosom spesies uji B. barbata (Afiati & Indardjo, 1998) A. antiquata dan A. granosa (Afiati, 1999a, 1999b) berada pada kisaran tertinggi yaitu n= 19 (Tabel 3). Thiriot-‐Quiévreux et al (1988) menyatakan bahwa perkembangan larva yang non-‐planktotrofik dikombinasikan dengan perlindungan lanjutan (brood protection) cenderung dipandang sebagai karakteristik kelompok Bivalvia primitif seperti pada superfamilia Arcaceae, Leptonaceae and Cyamiaceaea. Sebaliknya, Afiati (1994) membuktikan bahwa A. granosa maupun A. antiquata mengalami perkembangan planktotrofik. Meskipun, pada pengamatan detil, familia Arcidae mempertahankan ciri primitif, yaitu susunan engsel taksodon yang berasal dari jaman Mesozoikum. Fosil Arca sp dari periode Jurrasic 195 juta tahun yang lalu (Hamilton et al, 1989), maupun cangkang A. granosa dari lapisan Pliocene Sangiran yang berumur 5,2 juta tahun (Afiati, 2009, in prep.), hingga Arcidae modern sekarang tetap memiliki karakteristik tersebut. Pada taksa lain engsel taksodon sudah mereduksi bahkan lenyap. White (1973) berpendapat bahwa jumlah kromosom yang variatif dan memiliki kromosom tipe st-‐t merefleksikan karyotipe yang labil, sedangkan mayoritas m-‐sm mengindikasikan karyotipe yang stabil (Nakamura, 1985 dalam Thiriot-‐Quiévreux et al, 1988). Thiriot-‐Quievreux, et al (1991) menyatakan bahwa jumlah kromosom haploid yang rendah dipadu dengan komposisi m-‐sm yang tinggi dipandang sebagai ciri perkembangan evolusi yang masih primitif/plesiomorfik (Thiriot-‐ Quiévreux, 1998). Dari pendapat tersebut, A. granosa dan A. antiquata dengan jumlah kromosom haploid n=19 dan mayoritas m-‐sm, i.e. 17m-‐sm, 2st-‐t, tergolong karyotipe stabil sebagaimana ditemukan pada familia Nuculoidae, Pectinidae, Cardiidae dan Veneridae (Tabel 3). Namun sukar untuk mengindikasikannya sebagai ciri plesiomorfik (primitif) karena familia Veneridae yang evolusi filogenetiknya dipandang paling maju (Ruppert & Barnes, 1994) misalnya Ruditapes phillipinarum, R. aureum dan Gaimardia trapesina juga memiliki komposisi m-‐sm tinggi (Tabel 3). Khususnya bagi familia Arcidae, sukar untuk menyimpulkan bahwa karyotipe dengan mayoritas m-‐sm merupakan ciri primitif; terutama karena hanya tiga spesies yang diteliti. Sejauh yang dapat dikompilasi dari beberapa pustaka (Tabel 3), spesies Bivalvia dari genus yang sama memiliki jumlah kromosom yang sama dengan formula yang umumnya berbeda. Dalam penelitian ini pun ternyata komposisi karyogram A. granosa dan konspesifiknya A. antiquata jauh lebih saling mirip (17m-‐sm/2st-‐t) daripada terhadap kongeneriknya B. barbata (n = 19 = 5m, 1sm-‐st, 9st; Afiati & Indardjo, 1998; Tabel 2). Meskipun secara statistik tidak berbeda nyata (Fhitung = 0,111 < F0,05 (2; 54) = 3,174, Lampiran Tabel D) ukuran relatif kromosom A. granosa terkecil, diikuti oleh A. antiquata dan kromosom B. barbata berukuran terbesar. Kecenderungan untuk memiliki jumlah kromosom yang sama tersebut dapat dirunut sampai pada tingkat sub-‐kelas, misalnya pada superordo Ostreoida, Limoida dan Arcoida yang termasuk subclassia Pteriomorphia (Barnes et al, 1991). Hal tersebut juga terlihat pada kompilasi di Tabel 3, dimana beberapa spesies dalam familiae Nuculoidae, Pectinidae, Arcidae, Cardiidae dan Veneridae memiliki 19 kromosom haploid. Anggota familia Pteriidae stabil memiliki 14 kromosom haploid, dan jumlah kromosom haploid familia Mytilidae bervariasi antara 13 – 15 buah. Tabel 3. Perbandingan interspesifik karyotipe Bivalvia (Nuculoida, Mytilidae, Pteriidae, Pectinidae, Limidae, Cardiidae, Veneridae, dan Arcidae) Sub-‐kelas, Familia & Species Karyotipe 6 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
Protobranchia, Nuculoidae Yoldia woodwardii Malletia gigantea Maletia sabrina Pteriomorphia, Mytilidae Mytilus edulis Musculus cupreus Mytilus desolationis Mytilus coruscus Mytilus galloprovincialis Septifer keenae Septifer virgatus Septifer bilocularis Septifer excisus Pteriomorphia, Pteriidae Pinctada albina Pinctada maculata Pinctada imbricata Pinctada maxima Pinctada margaritifera Pinctada furcata Pteriomorphia, Pectinidae Nodipecten nodosus Euvola ziczac Placopecten magellanicus Pecten maximus Pecten albicans Argopecten irrradians irrradians Pteriomorphia, Limidae Limatula pygmaea Pteriomorphia, Arcidae Anadara antiquata Anadara granosa Barbatia barbata Heterodonta, Cardiidae Cerastoderma glaucum Cerastoderma edule Heterodonta, Veneridae Ruditapes phillipinarum Ruditapes aureum Ruditapes decussatus Gaimardia trapesina Kidderia bisulcata
n m-‐sm 19 16 19 13 19 13 14 10 15 10 14 9 14 8 14 7 14 7 14 7 13 5 13 5 14 14 14 12 14 11 14 11 14 10 14 2 19 12 19 11 19 5 19 4 19 3 16 0 19 17 19 17 19 17 19 6 19 13 19 12 19 19 19 17 19 9 19 15 19 7
st-‐t 3 6 6 4 5 5 6 7 7 7 8 8 0 2 3 3 4 12 7 8 14 15 16 16 2 2 2 13 6 7 0 2 10 4 12
Pustaka Thiriot-‐Quievreux et al, 1991 Thiriot-‐Quievreux et al, 1991 Thiriot-‐Quievreux et al, 1987 Thiriot-‐Quiévreux, 1984 Ieyama, 1984 Thiriot-‐Quiévreux, 1984 Ieyama, 1984 Thiriot-‐Quiévreux, 1984 Ieyama, 1983 Ieyama, 1983 Ieyama, 1983 Ieyama, 1983 Wada & Komaru, 1985 Wada & Komaru, 1985 Wada & Komaru, 1985 Wada & Komaru, 1985 Wada & Komaru, 1985 Komaru & Wada, 1985a Pauls & Affonso, 2000 Basoa et al, 2000 Xiang et al, 1993 Beaumont & Gruffydd, 1974 Ieyama, 1975 Wang & Guo, 2004 Thiriot-‐Quiévreux et al, 1991 Afiati, 1999a Afiati, 1999 b Afiati & Indardjo, 1998 Thiriot-‐Quiévreux & Wolowics, 1996 Insua & Thiriot-‐Quievreux, 1992 Borsa & Thiriot-‐Quiévreux, 1990 Borsa & Thiriot-‐Quiévreux, 1990 Borsa & Thiriot-‐Quiévreux, 1990 Thiriot-‐Quievreux et al, 1988 Thiriot-‐Quievreux et al, 1988
Sebagai kontras, proporsi kromosom telosentrik yang tinggi juga dijumpai pada berbagai familia Bivalvia (Tabel 3), misalnya Pteriidae (Pinctada furcata, n= 14= 2sm-‐sm, 12st-‐t; Komaru & Wada, 1985; Borsa & Thiriot-‐Quievreux, 1990), Pectinidae (Pecten albicans, P. maximus dan Argopecten i. 7 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
irrradians), Mytilidae (Septifer bilocularis dan S. excisus, n= 13= 5m-‐sm, 8st-‐t), Arcidae (B. barbata), bahkan hingga familia Veneridae yang tingkat evolusinya dianggap tinggi (Kidderia bisulcata, Ruditapes decussatus). Meskipun fitur karyogram umumnya spesies-‐spesifik sehingga dapat dikaitkan dengan evolusi antar taksa, proporsi perbedaan jumlah maupun bentuk kromosom metasentrik maupun telosentrik tampaknya tidak secara langsung berkorelasi dengan derajat perbedaan antar populasi. Oleh karena itu, tidak direkomendasikan secara mandiri sebagai indikator proses spesiasi atau untuk penentuan diferensiasi antar spesies. Pustaka Afiati, N., 1994. The ecology of two blood clams species Anadara granosa (L.) and Anadara antiquata (L.) in Central Java, Indonesia, Unpubl. PhD Thesis, Univ. of Wales Bangor, United Kingdom, 330pp Afiati, N. 2005. Bioaccumulation of Trace Metals in the Blood Clam Anadara granosa and Their Implications for Indicator Studies, Seminar Internasional INSECT, Yogyakarta 28 April 2005 Afiati, N., 2007a. Gonad Maturation in Anadara granosa (L.) and Anadara antiquata (L.) (Bivalvia. Arcidae) in Central Java. Journal of Coastal Development, Vol. 10 (2): 105-‐113 Afiati, N., 2007b. Hermaphroditism in Anadara granosa (L.) and Anadara antiquata (L.) (Bivalvia. Arcidae). Journal of Coastal Development, Vol. 10 (3): 171-‐179 Afiati, N., 2009. Community Structure of Marine Gastropods in the Ancient Sea of Sangiran, Central Java, Indonesia, dipersiapkan untuk The Journal of Malacology London, UK Afiati, N., & A. Indardjo, 1998. Chromosome number, structure and mitotic division of Barbatia barbata (L.) (Bivalvia: Arcidae) from Central Java, Indonesia. Jurnal Ilmu Kelautan, III (12), p: 146 – 155 Afiati, N., Ruswahyuni, N. Widyorini. 2004. Studi Ekologi Pantai Berpasir Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Hibah Penelitian DUE-‐ LIKE Batch III 2003-‐2004 Afiati, N., Sumarno, A. Hadiyarto, H.R. Soenoko, B.T. Basuki, 1990. Kandungan logam berat Anadara granosa bisenensis dari perairan pantai di sekitar Kotamadya Semarang, Prosiding Seminar Hasil-‐hasil Penelitian Lembaga Penelitian UNDIP Semarang Basoa, E., C. Alfonsi, J. E. Perez, and H. Cequea. 2000. Karyotypes on the scallops Euvola ziczac and Nodipecten nodosus from the Gulf of Cariaco, Sucre State, Venezuela. Bol. Inst. Oceanogr. Venez. 39:49–54. Beaumont, A. R., and L. D. Gruffydd. 1974. Studies on the chromosomes of the scallop Pecten maximus (L.) and related species. J. Mar. Biol. Assoc. UK 54:713–718. Borsa, P. & C. Thiriot-‐Quiévreux, 1990: Karyological and allozymic characterisation of Ruditapes phillipinarum, R. aureus and R. decussatus (Bivalvia: Veneridae), Aquaculture 90: 209 – 227 Disbrey, B.D. & J.H. Rack, 1970: Histological Laboratory Methods, E & S Livingstone, London, 414pp Dixon, D.R., 1982. Aneuploidy in mussel embryos (Mytilus edulis L.) originating from a polluted dock, Marine Biology Letters, 3: 155-‐161 Dixon, D.R., 1983. Sister chromatid exchange and mutagens in the aquatic environment, Marine Pollution Bulletin 14 (8): 282-‐284 Dixon, D.R. & Clarke, K.R., 1982. Sister chromatid exchange: a sensitive method for detecting damage caused by exposure to environmental mutagens in the chromosomes of adult Mytilus edulis, Marine Biology Letters 3: 163-‐172 Gold, J.R. & Ellison, J.R., 1982. Silver staining for Nucleolar Organising Regions of vertebrate chromosomes, Stain Technology 58(1): 51-‐55 Hamilton, W.R., A.R. Wooley & A.C. Bishop, 1989: The Hamlyn Guide to Minerals, Rocks and Fossils, 5th impression, The Hamlyn Publishing Group, Ltd., 313pp 8 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
Ieyama, H., 1983: Studies on the chromosomes of four species in the genus Septifer (Bivalvia: Mytilidae), Venus Jpn. J. of Malacol., 42: 193 – 202 Insua, A., & Thiriot-‐Quiévreux, C., 1992. Karyotypes of Ceratoderma edule, Venerupis pulastra and Venerupis rhomboides (Bivalvia: Veneroida), Aquatic Living Resources (5): 1-‐8 Jha, A.N., Hutchinson T.H., MacKay J.M., Elliot B.M., Pascoe P.L., Dixon D.R., 1995. The chromosomes of Platynereis dumerilii (Polychaeta: Nereidae), Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom, 75 (3): 551-‐562 Komaru, A., & K.T. Wada, 1985a: Karyotypes of the Japanese pear oyster, Pinctada fucata martesii, observed in the trochopore larvae, Bull. Natl. Res. Inst. Aquacult. 7: 105 – 107 Lim, C.F., 1968. A re-‐appraisal on the subgenera Anadara. Proceeding of Symposium on Mollusca – Part I, Mar. Biol. Assoc. of India, 61 – 74 Pauls, E., and P. R. Affonso. 2000. The karyotype of Nodipecten nodosus (Bivalvia: Pectinidae). Hydrobiologia 420:99–102. Oliver, G. P., 1992. Bivalve seashells of the Red Sea., Verlag Crista Hemmen, Nat. Mus. of Wales, Cardiff, 320pp Oliver, G.P. & R. van Cosel, 1992. Taxonomy of Tropical West African Bivalves, IV: Arcidae., Bull. Mus. natl. Hist. Nat. Paris 4ed, sér., 14, section A, no. 2: 165 – 172 Ruppert, E.E. & R.D. Barnes, 1994: Invertebrate Zoology (6th ed.), Saunders College Publ., London, 1054pp Thiriot-‐Quiévreux, C. 1994: Advances in cytogenetics of aquatic organisms. pp. 369–388 in Genetics and Evolution of Aquatic Organisms, A. R. Beaumont, ed. Chapman and Hall, London. Thiriot-‐Quiévreux, C., & N. Ayraud, 1982. Les caryotypes de quelques especès de bivalves et de gastéropodes marins, Marine Biology 70: 165 – 172 Thiriot-‐Quiévreux, C., J. Soyer, M. Bouvy & J. A. Allen, 1988. Chromosomes of some Subantarctic brooding bivalve species, The Veliger 30(3): 248 – 256 Thiriot-‐Quiévreux, C., C. Albert & J. Soyer, 1991. Karyotypes of five Subantarctic bivalve species, Journal of Molluscan Sudies 57: 59 – 70 Thiriot-‐Quiévreux, C. & M. Wolowics, 1996. Karyotypes of Cerastoderma glaucum (Bivalvia) from Baltic and Mediterranean populations, Hydrobiologia 324: 149 – 155 Wada, K.T. & A. Komaru, 1985. Karyotypes in five species of the Pteriiidae (Bivalvia: Pteriomorphia). Venus, Japan J. Malacol. 44: 183-‐192 White, H.S.D., 1973: Animal Cytology and Evolution, 3rd ed. Cambridge University Press, 961pp Xiang, J. H., R. R. Desrosiers, and F. Dube. 1993. Studies on the chromosomes of the giant scallop Placopecten magellanicus (Gmelin) and the surf clam Spisula solidissima (Dillwyn). Cytologia 58:125–132. Lampiran Tabel A. Klasifikasi kromosom Anadara granosa No Panjang Relatif Nisbah Lengan Indeks Sentromer Klasi-‐ Kromosom, mm Kromosom fikasi Rata2 SD Rata2 SD Rata2 SD 1. 6.907 0.362 0.841 0.076 45.623 2.244 m 2. 6.646 0.166 0.839 0.036 45.612 1.063 m 3. 5.895 0.076 0.703 0.010 41.296 0.344 m 4. 5.635 0.056 0.737 0.073 42.373 2.423 m 5. 5.543 0.030 0.792 0.010 44.199 0.010 m 6. 5.512 0.013 0.622 0.013 38.331 0.485 m 7. 5.497 0.008 0.654 0.017 39.553 0.632 m 8. 5.466 0.051 0.994 0.008 49.860 0.198 m 9 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
9. 5.283 0.050 0.845 0.022 45.796 0.632 10. 5.282 0.080 0.561 0.022 35.933 0.903 11. 5.083 0.319 0.747 0.093 42.667 3.056 12. 4.914 0.428 0.240 0.121 18.947 0.939 13. 4.868 0.277 0.445 0.090 30.683 4.316 14. 4.839 0.286 0.436 0.077 30.279 3.744 15. 4.732 0.091 0.829 0.021 45.312 0.622 16. 4.731 0.083 0.327 0.042 24.623 2.394 17. 4.701 0.047 0.498 0.017 33.223 0.768 18. 4.318 0.067 0.905 0.019 47.515 0.526 19. 4.150 0.174 0.856 0.032 46.109 0.925 m = metasentrik; sm = sub-‐metasentrik; st = sub-‐telosentrik, t = telosentrik
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
No 1. 2. 3. 4. 5.
m sm m st sm sm m st sm m m
Tabel B. Klasifikasi kromosom Anadara antiquata Panjang Relatif Nisbah Lengan Indeks Sentromer Kromosom, mm Kromosom Rata2 SD Rata2 SD Rata2 SD 6.716 0.157 0.670 0.088 40.026 3.481 6.442 0.050 0.861 0.028 46.259 0.794 6.324 0.418 0.664 0.055 39.877 1.817 5.857 0.137 0.780 0.041 43.810 1.397 5.796 0.403 0.272 0.022 21.404 1.420 5.612 0.131 0.744 0.109 42.542 3.595 5.602 0.019 0.515 0.022 34.000 0.943 5.527 0.522 0.454 0.050 31.211 2.385 5.466 0.101 0.245 0.018 19.673 1.142 5.338 0.143 0.766 0.051 43.355 1.523 5.296 0.020 0.786 0.056 43.989 1.718 5.131 0.058 0.757 0.080 43.015 2.600 4.980 0.355 0.723 0.045 41.952 2.044 4.866 0.217 0.436 0.057 30.308 2.758 4.640 0.111 0.708 0.059 41.429 2.020 4.390 0.107 0.905 0.044 47.490 1.140 4.074 0.009 0.846 0.002 45.833 0.055 4.008 0.077 0.952 0.068 48.733 1.792 3.933 0.085 0.854 0.039 46.049 1.147
Klasi-‐ fikasi m m m m st m sm sm st m m m m sm m m m m m
Tabel C. Klasifikasi kromosom Barbatia barbata Panjang Relatif Nisbah Lengan Indeks Sentromer Kromosom, mm Kromosom Rata2 SD Rata2 SD Rata2 SD 7.199 0.072 0.203 0.003 16.889 0.187 6.907 0.126 0.243 0.012 19.568 0.773 6.796 0.309 0.206 0.006 17.050 0.411 6.451 0.492 0.614 0.089 37.930 3.417 6.293 0.243 0.218 0.056 17.824 3.780
Klasi-‐ fikasi st st st m st
10
Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
6.162 5.936 5.878 5.838 5.437 5.387 4.941 4.854 4.639 4.555 4.366 3.993 3.561 3.095
0.623 0.222 0.166 0.831 0.430 0.251 0.133 0.035 0.188 0.097 0.439 0.188 0.090 0.248
0.278 0.240 0.254 0.694 0.957 0.330 0.180 0.957 0.795 0.334 0 0 0 0
0.043 21.735 2.621 st 0.020 19.339 1.298 st 0.045 20.187 2.878 st 0.098 40.873 3.410 m 0.043 48.880 1.115 m 0.038 24.758 2.148 st 0.030 15.229 2.126 st 0.038 48.900 1.000 m 0.111 44.176 3.447 m 0.053 25.000 2.996 sm-‐st 0 0 0 t 0 0 0 t 0 0 0 t 0 0 0 t Tabel D. ANOVA Panjang Relatif Kromosom Tiga Spesies Arcidae Source DF SS MS F p Factor 2 0.184 0.092 0.11 0.896 Error 54 44.863 0.831 Total 56 45.047 Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev GRANOSA 19 5.2633 0.7029 ANTIQUATA 19 5.2631 0.8090 BARBATA 19 5.3836 1.1592 Pooled StDev = 0.9115 5.10 5.40 5.70 Fhitung = 0,11 < F0,05 (2; 54) = 3,174: hipotesis bahwa panjang relatif kromosom pada ketiga spesies berbeda ditolak. Tabel E. Kandungan nutrisi A. granosa menurut USDA Sajian = 100 g berat basah, mentah, Anadara granosa non-‐ Nutrisi Berat per sajian budidaya. Kalori 74 g Total Lemak 0.96 g Total Protein
12.7 g
Omega-‐3
0.14 g
Kolesterol
34 mg
Natrium
56 mg
11 Afiati, N. 2009. Karyotipe Tiga Spesies Kerang Darah Familia Arcidae. Seminar Nasional Moluska-‐2, IPB Bogor 11-‐12 Februari 2009, Bogor-‐Indonesia