Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci
2012 Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Jl Raya Cipanas 43368 Kabandungan, Sukabumi Telp. 0266-621 256/ Fax. 0266-621257
[email protected]
Pendahuluan Latar Belakang
Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) terletak di Jawa Barat (Gambar 1). Taman Nasional dengan luas lebih dari 100 ribu hektar ini mencakup kawasan hutan alam terluas yang tersisa di Pulau Jawa. Di dalam kawasan TNGHS terdapat lebih dari 1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa Jawa (Hylobates moloch). Selain itu, TNGHS juga diketahui sebagai INDONESIA habitat terbaik yang tersisa bagi GHSNP jenis burung pemangsa yang terancam punah yaitu Elang Jawa JAVA (Nizaetus bartelsi), yang sekaligus diakui sebagai lambang negara Indonesia, Burung Garuda (TNGHS Gambar 1. Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2007). Nilai-nilai penting yang terkandung di kawasan TNGHS meliputi potensi keanekaragaman hayati, perlindungan fungsi hidro-orologi, potensi pariwisata alam dan lokasi yang strategis. Dalam skala regional, TNGHS merupakan suatu contoh kawasan konservasi yang termasuk dalam jaringan area konservasi bagi kepentingan peningkatan ilmu pengetahuan melalui penelitian dan sumber plasma nutfah yang dapat direkayasa dengan bioteknologi. Sedangkan secara nasional, sangat penting sebagai contoh pengelolaan taman nasional yang terletak di tengah-tengah wilayah yang sedang berkembang melaksanakan pembangunan ekonomi secara intensif dan dapat dijadikan model pengelolaan untuk taman nasional di seluruh Indonesia. Adapun bagi masyarakat sekitar kawasan, merupakan peluang yang penting bagi penyerapan
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
1
tenaga kerja dan diversifikasi usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri (TNGHS 2010). Kekayaan sumberdaya alam hayati yang dimiliki kawasan TNGHS cukup beragam dengan nilai konservasi tinggi (high value conservation). Tiga jenis fauna yang disebutkan di atas, yaitu Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Owa Jawa (Hylobates moloch), dan Macan Tutul (Panthera pardus) merupakan spesies kunci dalam kawasan TNGHS. Jenis-jenis
satwa
tersebut
juga
berperan
penting
dalam
mempertahankan
keseimbangan ekosistem di gunung Halimun dan gunung Salak. Konservasi ketiga spesies kunci di TNGHS tersebut telah dilaksanakan secara berkesinambungan, sejalan dengan Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (RPTNGHS) dua puluh tahun, dan Rencana Strategis setiap lima tahun. Pengumpulan data dan informasi mengenai lokasi habitat, perkiraan jumlah populasi dan pemetaan wilayah jelajah telah dilakukan oleh TNGHS secara mandiri maupun bekerjasama dengan parapihak. Ketersediaan fasilitas penelitian, kemampuan sumberdaya manusia di TNGHS serta dukungan kebijakan lokal maupun nasional menempatkan TNGHS sebagai salah satu taman nasional yang memiliki baseline data yang cukup lengkap. TNGHS melalui kegiatan survey partisipatif dan monitoring khusus telah mengumpulkan data mengenai perjumpaan dan sebaran satwa liar di TNGHS termasuk ketiga spesies kunci tersebut. Data tersebut tercantum dalam peta tematik yang diperbaharui secara berkala sesuai dengan data yang dikumpulkan di lapangan (Gambar 2). Melalui peta tersebut dapat diketahui sebaran keberadaan Macan Tutul, Owa Jawa dan Elang Jawa di kawasan hutan TNGHS. Namun, jumlah populasi dari setiap spesies di seluruh kawasan TNGHS belum dapat ditentukan secara pasti, karena masih terbatasnya kegiatan pemantauan terhadap setiap jenis tersebut hanya pada areal-areal tertentu yang dikategorikan sebagai habitat penting, misalnya koridor hutan yang menghubungkan kawasan hutan Gunung Halimun dengan Gunung Salak; koridor hutan antara Gunung Halimun dan Gunung Endut; areal yang merupakan site stasiun penelitian di Cikaniki, dan lainnya.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
2
Gambar 2. Peta Tematik Sebaran Satwa Liar TNGHS 2011
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
3
Berdasarkan data hasil survey di areal Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) yang telah dipublikasikan pada tahun 2003, pada areal seluas 40.000 hektar jumlah Elang Jawa diperkirakan sebanyak 50 – 51 individu Elang Jawa (21 pasang), Owa Jawa sebanyak 456 – 1.149 individu, dan Macan Tutul sebanyak 41.7 – 58.2 individu (BCP JICA 2003). Menurut hasil penelitian van Balen et al tahun 1999 (dalam BCP JICA 2003), perkiraan populasi Elang Jawa di kawasan gunung Halimun dan Gunung Salak sebanyak 16 – 25 pasang. Selanjutnya menurut catatan hasil survey dan monitoring ketiga spesies tersebut di beberapa lokasi di TNGHS selama tahun 2008 - 2011 telah dijumpai sekitar 50 – 54 individu Elang Jawa, 245 – 264 ekor Owa Jawa, dan kurang lebih 50 individu Macan Tutul (TNGHS 2012). Hasil tersebut belum mencerminkan keseluruhan populasi ketiga spesies kunci ini di TNGHS, mengingat lokasi monitoring baru dilakukan di beberapa lokasi di TNGHS (Table 1). Tabel 1. Lokasi monitoring tiga spesies kunci di TNGHS Nama spesies
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)
Owa Jawa (Hyllobates molloch)
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
Lokasi monitoring tiga spesies kunci di wilayah TNGHS -
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
Blok Cisoka (Koridor Halimun Endut) Koridor Halimun Salak (KHS) Gn. Salak (Tapos dan Sukamantri) Pongkor Cikaniki Cikaniki Ciptarasa Cisoka Kawah Ratu Ciusul KHS Cimantaja Haur bentes Sukamantri Cikaniki KHS Gn Salak Ciusul Gn koneng Cisoka (Koridor Halimun Endut).
4
Pemilihan lokasi monitoring telah dilakukan berdasarkan konsultasi dan survey bersama peneliti dan ahli konservasi masing-masing spesies. Namun demikian, lama waktu dan frekuensi monitoring yang terbatas, memungkinkan adanya ketidak tepatan dalam menentukan jumlah populasi spesies di TNGHS secara keseluruhan.
Justifikasi
TNGHS merupakan habitat alami terluas di Pulau Jawa bagi ketiga spesies kunci tersebut. Spesies kunci di TNGHS merupakan spesies penting bagi ekosistem hutan tropis karena peranannya dalam rantai makanan sekaligus sebagai indikator untuk menilai kondisi ekosistem hutan. Konservasi ketiga spesies tersebut secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berdampak pada terkonservasinya spesies lainnya baik satwa maupun tumbuhan yang ada di TNGHS. Perencanaan konservasi terhadap spesies kunci yang selama ini dilakukan di TNGHS telah mencakup pengelolaan ketiga spesies kunci tersebut, yang salah satunya secara konkrit dituliskan dalam bentuk Rencana Aksi Konservasi Spesies Terancam Punah (The Action Plan for the Conservation of Endangered Species) yang disusun pada tahun 2003. Lebih lanjut, dalam sasaran nomor 6 RPTNGHS 2007-2026 yaitu; Terjaganya keanekaragaman hayati, salah satu program yang ditetapkan adalah penyusunan strategi dan rencana aksi konservasi spesies penting (TNGHS, 2007). Dengan demikian, penyusunan rencana konservasi yang detil dengan target yang terfokus diharapkan dapat menunjukkan hasil pengelolaan yang riil.
Relevansi Kebijakan
Ditetapkannya IKU (indikator kinerja utama) dengan target untuk meningkatkan pencapaian konservasi spesies penting sebesar 3% pada tahun 2014, mendorong perencanaan konservasi yang lebih terarah kepada pencapaian target tersebut. Selain itu, berbagai kebijakan lokal (di tingkat TNGHS) maupun nasional mengarah kepada rehabilitasi habitat dalam bentuk restorasi areal terdegradasi. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi konservasi ketiga spesies kunci tersebut. Dengan dikembalikannya kondisi habitat yang semula terdegradasi menjadi utuh kembali, diharapkan Elang Jawa, Macan Tutul dan Owa Jawa di TNGHS menjadi lebih terlindungi. Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
5
Tujuan
Tujuan utama workshop adalah menghasilkan arahan perencanaan fungsional bagi konservasi tiga spesies kunci TNGHS untuk beberapa tahun ke depan. Dengan menterjemahkan RPTN dan Renstra TNGHS serta mempertimbangkan kebijakan konservasi yang ada saat ini, diskusi antara TNGHS, para pakar dan peneliti di bidang konservasi spesies kunci ini bertujuan untuk menajamkan perencanaan konservasi ketiga spesies kunci di TNGHS tersebut dan habitatnya.
Hasil yang Diharapkan
Workshop ini diharapkan untuk menghasilkan rencana kegiatan dalam rangka konservasi tiga spesies kunci di TNGHS yang lebih baik. Secara khusus, workshop diharapkan untuk menghasilkan rekomendasi dari para ahli, peneliti dan pemerhati tiga spesies kunci tersebut untuk menentukan program-program yang pada tahuntahun yang akan datang.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
6
Pelaksanaan Kegiatan Dasar Pelaksanaan Kegiatan
Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Nomor: SK.8112 /IV-T.13/DIPA.BA 29/2012 tanggal 19 November 2012 tentang Panitia Penyelenggara Kegiatan Workshop Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci di Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2012, didahului dengan rangkaian diskusi pra-workshop dengan tim ahli konservasi ketiga spesies, dan mitra TNGHS. Diskusi pra-workshop dilaksanakan pada 20 November 2012 di Kantor Balai TNGHS di Kabandungan, sedangkan workshop dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2012 di Cikidang Hunting Resort, Sukabumi.
Target Aktivitas
Workshop kecil mengundang peserta dari TNGHS yang terlibat dalam konservasi endangered species di TNGHS secara langsung, para ahli di bidang konservasi ketiga species kunci tersebut dari LIPI, IPB dan CI, serta peneliti dari berbagai lembaga yang telah melakukan penelitian mengenai Macan Tutul, Owa Jawa dan Elang Jawa di TNGHS. Pada pertemuan pertama, yaitu konsultasi pra-workshop dilakukan diskusi mengenai penajaman sasaran monitoring ketiga spesies kunci di TNGHS, dan rencana teknis pelaksanaan workshop. Dalam pertemuan tersebut dilakukan identifikasi permasalahan dan isu-isu penting yang terkait dengan konservasi spesies kunci di TNGHS. Selain itu, dibahas pula kebijakan yang ada di Kementerian Kehutanan yang terkait langsung dengan pengeloaan spesies kunci. Diskusi konsultasi pra-workshop ini merupakan langkah awal yang dilakukan guna merancang pelaksanaan workshop yang sebenarnya.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
7
Adapun pada pertemuan kedua dilakukan konsultasi hasil diskusi pertemuan pertama kepada para ahli, peneliti, dan pihak lain yang memiliki kepedulian, maupun telah terlibat dalam kegiatan konservasi tiga spesies kunci di TNGHS. Pertemuan kedua yaitu workshop mengundang peserta yang lebih banyak, karena dalam pertemuan tersebut diharapkan adanya sumbang saran dari peserta tentang perencanaan konservasi ketiga spesies kunci tersebut dengan lebih detil. Secara teknis, pada workshop tersebut dilakukan focus group discussion (FGD) dimana peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok spesies sesuai dengan minat dan expertise-nya. Dilakukannya FGD akan memudahkan dalam menentukan langkahlangkah dalam perencanaan konservasi tiga spesies kunci, karena setiap spesies memiliki perbedaan dan ke-khas-an dalam upaya konservasinya. Dengan forum yang lebih besar diharapkan ide-ide dan pengalaman yang dibagikan oleh peserta dapat lebih menajamkan rencana pengelolaan yang akan dilakukan oleh TNGHS.
Pelaksana
Pelaksana kegiatan seminar adalah Petugas Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dengan susunan tim sebagai berikut: Pengarah
: Kepala Balai
Penanggung jawab
: Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai
Tim Pelaksana - Ketua
: Ika Kristiana W, S.Si.
- Sekretaris & Bendahara
: Atih Sundawiati, S.Hut
- Penanggung jawab Materi
: Arifudin Bayu Aji, SP
- Penanggung jawab Acara
: Momo Suparmo
Peserta
Workshop dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga penelitian, baik pemerintah, swasta, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang terkait dalam konservasi tiga spesies kunci di TNGHS.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
8
Narasumber dan Fasilitator
Narasumber dalam kegiatan seminar tersebut adalah: Ir. Dones Rinaldi, M.Sc dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Dewi Malia Prawiradilaga dari Pusat Penelitian Biologi Zoologi (Puslitbio) LIPI, dan Ir. Anton Ario, M.Sc dari Conservation International-Indonesia (CI-Indonesia). Ketiga narasumber tersebut merupakan peneliti dan ahli konservasi untuk tiga spesies kunci yang ada di TNGHS, dan telah bekerjasama dengan TNGHS selama beberapa tahun. Adapun fasilitator dalam workshop ini adalah Adam Supriatna dari Raptor Indonesia (RAIN).
Agenda Diskusi & Susunan Acara
Secara umum, ada dua agenda yang dibahas dalam diskusi pra-workshop, yaitu; konsultasi pra-workshop dan persiapan workshop. Secara detil, agenda diskusi tersebut adalah sebagai berikut: Agenda 1. Konsultasi pra workshop A. Pemaparan mengenai konservasi 3 spesies kunci TNGHS. B. Identifikasi isu-isu penting terkait pengelolaan spesies tersebut: Tantangan pencapaian target IKU ‘peningkatan populasi spesies 3% tahun 2014’. Keterbatasan sumberdaya untuk monitoring spesies. Sinergisitas program TNGHS dan mitra; a) Permanent plot monitoring untuk tiga spesies kunci. b) Program-program konservasi keanekaragaman hayati oleh mitra TNGHS. C.
Rencana ke depan pengelolaan spesies kunci dan habitatnya.
Agenda 2. Persiapan workshop “Perencanaan Konservasi 3 Spesies Kunci” . Workshop akan dilaksanakan dengan mengundang mitra dan para pihak yang pernah, sedang dan kemungkinan akan bekerjasama dalam konservasi tiga spesies kunci, dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan di TNGHS. Tujuan workshop adalah: 1) Menyampaikan rencana konservasi tiga spesies kunci dan habitatnya kepada para mitra dengan forum yang lebih besar; 2) Mendapatkan masukan dan arahan dari mitra mengenai rencana teknis konservasi 3 spesies tersebut;
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
9
3) Membuka peluang adanya kerjasama program maupun mensinergikan program di TNGHS dengan mitra. Adapun susunan acara konsultasi pra-workshop adalah sebagai berikut: No
Waktu
Kegiatan
PJ
Selasa/ 20 Nov 2012 Konsultasi Pra workshop 1.
09:30 – 09:00
Registrasi
Atih
2.
09:00 – 09:10
Pembukaan dan arahan Ka BTNGHS
MC
3.
09:10 – 09:15
Pembacaan Doa
Bayu
4.
09:15 – 09:20
Pemaparan agenda diskusi
Ika
5.
09:20 – 09:45
Perjalanan Konservasi Tiga Spesies Kunci di TNGHS
Bayu
6.
09:45 – 10:00
Coffee break
MC
7.
10:00 – 11:00
Diskusi Umum: 1) Identifikasi isu penting dalam konservasi spesies kunci 2) Rencana strategis konservasi spesies kunci
Moderator/Ika
8.
11:00 – 11:45
Program konservasi kehati oleh mitra-mitra TNGHS
Moderator/Ika
9.
11:45 – 12:00
Ringkasan diskusi
Moderator/Ika
10. 12:00 – 13:00
Makan siang
MC
11. 13:00 – 14:00
Perencanaan workshop
Moderator/Ika
11. 14:00 – 14:15
Penutupan oleh Ka BTNGHS
MC
Berdasarkan hasil pertemuan konsultasi pra-workshop tanggal 20 November 2012 yang lalu, maka agenda yang dibahas dalam workshop mencakup: 1. Topik IKU spesies: Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
10
a) Penentuan baseline data populasi tiga spesies di TNGHS. b) Menentukan lokasi permanent monitoring plot untuk masing-masing spesies di setiap Seksi PTN Wilayah lingkup Balai TNGHS. Penentuan lokasi monitoring dilakukan berdasarkan data-data yang ada di TNGHS, bersama-sama dengan expert untuk mendapatkan penguatan secara scientific. Pada focused group discussion (FGD) yang terdiri atas perwakilan petugas BTNGHS dari seksi wilayah, expert dan peneliti akan dibahas mengenai rencana monitoring di lokasi-lokasi terpilih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik setiap spesies. c)
Menentukan metode monitoring setiap spesies. Hal ini terkait dengan pertanyaan apakah metode yang digunakan selama ini sudah cukup tepat untuk menentukan populasi spesies di setiap lokasi?.
2. Penyusunan rencana monitoring di lokasi-lokasi terpilih. Ini nantinya akan diusulkan sebagai rekomendasi di bagian perencanaan TNGHS dalam menyusun RKAKL thn 2013, 2014, dan seterusnya. a) Frekuensi monitoring. b) Tata waktu (catatan penting mengenai breeding season dan lainnya yang terkait dengan karakteristik maisng-masing spesies). c) Perencanaan anggaran: DIPA TNGHS masih merupakan sumber dana yang paling stabil dan sustainable (dalam jangka panjang). Oleh karena itu, diskusi diarahkan untuk mendapatkan gambaran dari expert maupun peneliti lain mengenai item-item pembiayaan untuk monitoring yang ideal di setiap lokasi, sebagai bahan rekomendasi untuk penyusunan RKAKL TNGHS. 3. Kerjasama program konservasi spesies kunci. a) Lembaga penelitian: LIPI, Litbanghut, IPB, Unas. b) Private sector: Chevron, Antam, Indonesia Power. d) NGO & Lembaga kemitraan: Kehati, Suaka Elang, RAIN, RCS, BCI, mataELANG,. e) Individual contribution. 4. Lain-lain:
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
11
Di antaranya: respon atas permintaan Kehati pada pertemuan pra workshop mengenai pembekalan teknis bagi pamhut swakarsa; adakah pihak yang berkomitmen untuk support hal ini? Susunan acara workshop adalah sebagai berikut: No
Waktu
Kegiatan
PJ
Rabu/ 5 Des 2012 Workshop Perencanaan Konservasi Spesies Kunci 1.
20:00 – 23:00
Diskusi penentuan lokasi monitoring permanen
Ika
Kamis/ 6 Des 2012 Workshop Perencanaan Konservasi Spesies Kunci 1.
08:30 – 09:00
Registrasi
Atih
2.
09:00 – 09:05
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
MC
3.
09:05 – 09:10
Laporan panitia
Bayu
4.
09:10 – 09:15
Pembukaan oleh Ka BTNGHS
MC
5.
09:15 – 09:20
Pembacaan Doa
MC
6.
09:20 – 09:35
Pemaparan hasil konsultasi pra-workshop
Ika
7.
09:35 – 09:45
Penjelasan mekanisme workshop
Fasilitator
8.
09:45 – 10:00
Coffee break
MC
9.
10:00 – 11:30
Group discussion: Macan Tutul, Owa Jawa, Elang Jawa.
Fasilitator
10. 11:30 – 12:00
Presentasi grup
Fasilitator
11. 12:00 – 12:45
Pembahasan dari narasumber/ expert
Fasilitator
12. 12:45 – 13:45
Makan siang
MC
13. 13:45 – 14:30
Diskusi pleno
Fasilitator
14. 14:30 – 14:45
Ringkasan hasil workshop
Fasilitator
15. 14:45 – 15:00
Penutupan
MC
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
12
Output yang diharapkan dari workshop:
Luaran atau output yang diharapkan dari workshop perencanaan konservasi tiga spesies kunci ini adalah; 1.
Baseline data populasi tiga spesies, yang sudah dikonsultasikan dalam workshop.
2.
Rekomendasi lokasi monitoring permanen untuk tiga spesies kunci di kawasan TNGHS.
3.
Gambaran perencanaan monitoring tiga spesies kunci.
4. List kerjasama program dengan para pihak.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
13
Rencana Umum Konservasi Keanekaragaman Hayati TNGHS Tujuan Pengelolaan TNGHS
Pengelolaan TNGHS bertujuan untuk mengukuhkan TNGHS sebagai pusat keanekaragaman hayati yang berfungsi optimal sebagai sistem penyangga kehidupan dan penopang sistem sosial-ekonomi-budaya pada tingkat komunitas dan wilayah secara lestari.
Kebijakan TNGHS
Mengacu pada RPTN dan Rencana Strategis TNGHS, kebijakan Balai TNGHS merupakan rumusan dari strategi memanfaatkan peluang dan mengatasi kelemahan.
Program Strategis TNGHS
Program strategis Taman Nasional Gunung Halimun Salak mengacu pada sasaran RP TNGHS tahun 2007-2026. Selain itu, program pokok tersebut juga mengacu pada kebijakan Departemen Kehutanan dan Direktorat Jenderal PHKA, serta program anggaran dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) mencakup 4 (empat) anggaran program yaitu: (1) Penerapan Pemerintahan yang baik; (2) Pemantapan Keamanan dalam Negeri; (3) Perlindungan Konservasi dan Sumber Daya Alam; (4) Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Prioritas program terkait konservasi keanekaragaman hayati, sebagaimana tertuang dalam RPTNGHS adalah tercapainya sasaran ‘Terjaganya Keanekaragaman Hayati’. Secara spesifik, keluaran dari sasaran tersebut salah satunya adalah ‘Terjaganya populasi spesies penting TNGHS’. Untuk mewujudkan keluaran (output) tersebut, program-program yang harus dilakukan adalah:
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
14
1. Penyusunan strategi dan rencana aksi konservasi spesies penting. Program ini dimaksudkan untuk membangun kerangka kerja kolaboratif dari upaya perlindungan populasi spesies penting dan habitatnya. Program ini diawali dengan penyiapan basis data dan informasi tentang spesies penting, sekaligus mengatasi ketidaklengkapan data populasi spesies penting di TNGHS. Dua kegiatan yang termasuk dalam program ini adalah; a) Identifikasi speseis-spesies penting dan habitatnya di kawasan TNGHS, b) Pemetaan wilayah habitat spesies-spesies penting. 2. Pengelolaan dan pemantauan spesies penting. Program ini merupakan upaya untuk melindungi spesies penting sesuai dengan daya dukung habitatnya. Cakupan kegiatan adalah; a) Observasi partisipatif spesies penting dan habitatnya oleh petugas BNTGHS dan masyarakat lokal secara berkala, b) Implementasi strategi dan rencana aksi konservasi spesies penting yang telah disusun, c) Pembangunan jaringan kerja untuk meningkatkan dukungan publik terhadap pengelolaan populasi spesies penting.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
15
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci Konsultasi Pra-Workshop 20 November 2012
Kondisi terkini pengelolaan spesies kunci dan keanekaragaman hayati di TNGHS menunjukkan adanya beberapa permasalahan sebagai berikut: 1.
Data terbaru belum memadai
2.
Terbatasnya pendanaan pemerintah
3.
Degradasi kawasan hutan
4. Perburuan satwa 5.
Konflik satwa dengan masyarakat
6. Kesadartahuan masyarakat masih rendah 7.
Kurang implementasi protokol penelitian TNGHS
Adapun isu penting yang ada antara lain: 1. Tantangan pencapaian IKU spesies penting sebesar 3%. 2. Keterbatasan sumberdaya untuk monitoring spesies. 3. Bagaimana perencanaan konservasi 3 spesies kunci ini selanjutnya?. Diskusi difokuskan untuk menjawab permasalahan-permasalahan serta isu penting tersebut. A. Topik diskusi 1: Bagaimana mencapai target IKU populasi spesies penting meningkat 3% sampai dengan tahun 2014?
Sebisa mungkin kita abaikan angka 3%, karena estimasi populasi biasanya bukan angka absolut namun kita pakai kisaran estimasi ukuran populasi.
Kondisi populasi di alam lebih mungkin diukur dari trend populasi, itupun datanya harus kontinyu.
Kita membuat planning pengelolaan berikutnya, dan tetap melanjutkan monitoring yang telah dilakukan.
Monitoring dilakukan di lokasi berbeda yang mewakili seluruh kawasan TNGHS, dipilih lokasi-lokasi khusus.
Monitoring tersebut dilakukan secara terus menerus untuk menghindari bias.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
16
Menentukan areal/lokasi monitoring yang manageable. Artinya, lokasi-lokasi yang dapat diukur perubahannya ketika kegiatan-kegiatan pengelolaan kawasan dilakukan. Misalnya: Koridor Halimun Salak – merupakan kawasan terdegradasi,
banyak
dilakukan
kegiatan
pengelolaan
seperti
patroli
pengamanan dan restorasi. Lalu dengan kegiatan pengelolaan tersebut apakah spesies kunci di KHS lebih terjaga?.
Diperlukan keseriusan terutama dalam penganggaran DIPA, karena hal ini sangat penting.
Indikator untuk menentukan lokasi monitoring maupun penentuan populasi setiap spesies tidak sama.
Untuk menentukan populasi Elang Jawa dapat pula diestimasi berdasarkan daya jelajah dan sarang yang aktif. Dapat dibandingkan dengan luas jelajah elang jawa atau lokasi sarang aktif, serta keberadaan populasi mangsanya harus tetap aman.
Data yang telah dimiliki sebelumnya (data lama), masih dapat digunakan. Semua data yang ada kita plotkan bersama menjadi data baseline tahun 2008, sehingga ke depan bisa kita tentukan dan terus dipakai.
B. Topik diskusi 2. Sinergisitas program konservasi spesies kunci dengan para mitra
Kehati: -
GCI (Green Corridor Inisiative), ada proyek yang memonitor pergerakan satwa, tetapi secara khusus belum ada bentuk programnya. Kegiatan pengamanan bisa dilakukan tidak hanya di koridor, namun juga kawasan sekitar koridor.
-
Ingin melibatkan pamhut swakarsa (masyarakat) dalam pengamanan dan monitoring spesies kunci di koridor. Namun perlu bantuan dari Balai TNGHS maupun expert untuk pembekalan teknik monitoring kepada masyarakat. Orang yang dipilih adalah anggota yang peduli juga terhadap satwa. Pamhut Swakarsa dimandatkan agar ada kegiatan tiap bulan untuk monitoring dan mengambil data yang valid.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
17
Antam: -
PT Antam peduli terhadap konservasi keanekaragaman hayati. Namun, apakah kegiatan konservasi yang benar? Konservasi spesies jika dikerjasamakan dengan perusahaan, maka tidak akan mendapat dana besar karena hanya berupa dana BL (Bina Lingkungan) yang sifatnya fluktuatif.
-
Masalah PETI yang terjadi di sekitar wilayah kerja Antam tidak akan mengganggu satwa karena nilainya tidak seberapa dibandingkan dengan nilai emas dari PETI.
Program IP camera installation – Jose Alvarez -
Tujuan pemasangan IP camera terutama untuk mendokumentasikan sarang elang. Selain itu diharapkan dapat di-link-kan dengan dunia luar sehingga dapat menarik donasi.
Gambar 3. Konsultasi pra-workshop 20 November 2012
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
18
Workshop 5-6 Desember 2012
Dalam dalam workshop perencanaan konservasi spesies kunci dibahas 3 (tiga) topik diskusi yaitu: 1. Menentukan baseline data tiga spesies kunci. 2. Menentukan lokasi monitoring permanen spesies kunci di TNGHS. 3. Merencanakan kegiatan monitoring spesies
kunci
(termasuk metode
monitoring spesies kunci). Beranjak dari topik tersebut, telah diidentifikasi 4 (empat) pertanyaan workshop yang akan dijawab sebagai guideline dalam diskusi, yaitu: 1. Apakah data yang sudah dimiliki sudah cukup untuk menentukan baseline data spesies? 2. Lokasi-lokasi mana saja yang cocok untuk dijadikan lokasi monitoring? 3. Bagaimana perencanaan kegiatan monitoring ke depan? (metode, pendanaan, tata waktu, kebutuhan monitoring, personil dsb).
Penentuan baseline data tiga spesies kunci
Salah satu hal penting dalam penentuan baseline data adalah data-data yang dikumpulkan harus secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Monitoring tiga spesies kunci yang dilakukan oleh TNGHS selama ini telah menggunakan metode yang diajarkan oleh para peneliti dan ahli konservasi, dengan menggunakan buku-buku panduan ilmiah. Dengan demikian, data yang dimiliki TNGHS dianggap sudah cukup valid. Apalagi dengan menggabungkan data-data tersebut dengan data hasil penelitian dari lembaga-lembaga penelitian maupun universitas. Kekuatiran TNGHS dalam mencapai target peningkatan populasi sebesar 3% dapat diantisipasi dengan mengumpulkan data-data yang sudah ada pada tahun dasar yaitu tahun 2008. Sedangkan angka populasi pada tahun-tahun yang kosong (karena lokasi monitoring yang tidak tetap) akan dihitung dengan interpolasi. Mengingat adanya peluang bahwa renstra bisa diubah maka ada kemungkinan pula angka 3% tersebut bisa diubah sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
19
Untuk mendapatkan data populasi menyeluruh tidak memungkinkan, sehingga dilakukan sampling yang mewakili seluruh kawasan TNGHS. Namun dengan dukungan data yang diperoleh TNGHS setiap bulan dari seluruh resort, dapat menjadi acuan mengenai keberadaan tiga spesies kunci tersebut. Di lokasi yang habitatnya masih baik ataupun yang kurang baik tetap dijumpai ketiga spesies kunci tersebut. Contohnya, di Cikaniki, Kawah Ratu, dan Gunung Endut. Lokasi monitoring permanen untuk tiga spesies kunci
Penentuan lokasi monitoring tiga spesies kunci dilakukan berdasarkan usulan dari masing-masing seksi pengelolaan wilayah TNGHS. Dalam penentuan lokasi tersebut ada batasan-batasan yang disepakati. Misalnya, di lokasi yang ketiga spesies masih bisa dijumpai, lokasi yang mewakili habitat bagus dan habitat yang rusak, maupun lokasi dengan kondisi khusus seperti dekat sarang Elang Jawa. Lokasi yang dipiih juga disarankan agar dilakukan di lokasi yang minim (under estimate) sehingga dapat dievaluasi upaya-upaya pengelolaannya. Misalnya di areal yang terdegradasi dimana dapat dilakukan restorasi habitat, atau di areal yang rawan illegal logging yang dilakukan kegiatan pengamanan habitat. Pertimbangan lain yang cukup penting adalah, bahwa IKU adalah Indikator di Direktorat jenderal PHKA. Maka apabila satu lokasi ditetapkan sebagai lokasi indikator untuk IKU Departemen (Kementerian Kehutanan), maka kebijakan di tingkat Kementerian Kehutanan diharapkan dapat menjamin dukungan monitoring di lokasi tersebut.
Gambar 4. Diskusi penentuan lokasi monitoring permanen
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
20
Tujuh lokasi (Gambar 5) yang disepakati sebagai titik-titik monitoring tiga spesies kunci adalah 6 (enam) lokasi untuk monitoring IKU yaitu: Blok Wates, Gn Luhur, Sukamantri, Cidahu, Ciptarasa - Cipatagelar, dan Koridor Halimun Salak. Sedangkan 1 (satu) lokasi sebagai kontrol yaitu Cikaniki.
Gambar 5. Lokasi monitoring permanen tiga spesies kunci TNGHS Perencanaan kegiatan monitoring tiga spesies kunci
Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan dalam dua grup yaitu Grup Elang Jawa dan Grup Macan Tutul-Owa Jawa, diperoleh identifikasi kebutuhan dan kegiatan yang diperlukan dalam monitoring tiga spesies kunci. Untuk Elang Jawa, berapa kegiatan yang perlu dilaksanakan antara lain: 1) Pre survey di 7 (tujuh) lokasi secara serentak. Tujuannya untuk mendapatkan baseline data yang lebih kuat, terutama karena belum ada kesepakatan mengenai luasan areal monitoring di setiap titik tersebut; 2) Eksplorasi khusus untuk menemukan sarang Elang Jawa, dilanjutkan dengan monitoring nest protection; 3) Melanjutkan kegiatan-kegiatan edukasi untuk masyarakat; 4) Mengembangkan upaya pemberdayaan masyarakat terutama untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat lokal; 5) Perbaikan habitat melalui Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
21
upaya-upaya restorasi dan rehabilitasi hutan; 6) Mengembangkan program ekoturisme untuk menarik dukungan publik; 7) Melanjutkan program pelepasliaran dari Suaka Elang; 8) Menjalankan survey partisipatif untuk mendukung pengamanan spesies dan habitatnya. Sedangkan program-program untuk konservasi Macan Tutul dan Owa Jawa, secara umum lebih diarahkan untuk mendorong sistem yang lebih baik di TNGHS. Secara khusus, ditujukan untuk mendapatkan data sebaran dan dinamika populasi di 7 (tujuh) lokasi terpilih. Tata waktu ditentukan sedapat mungkin agar dialokasikan DIPA yang mendukung pelaksanaaan kegiatan dalam mencapai target IKU setiap tahun. Pelaksanaan minimal 1 tahun sekali di 7 lokasi untuk 2 spesies (Owa Jawa dan Macan Tutul). Metode yang digunakan tidak hanya mengacu pada upaya mengumpulkan data, tetapi bagaimana data itu bisa dikelola yang tidak saja oleh TNGHS tapi oleh mitra. Hal ini tentunya akan berperan dalam mendapatkan dukungan dari mitra baik dari segi penyediaan sumberdaya maupun dukungan teknis lainnya. Kebutuhan kebutuhan utama dalam monitoring antara lain: alat (minimal ada 20 unit camera trap di setiap lokasi); SDM yang terlatih mulai di tingkat resort, seksi, balai dan masyarakat; dan dana minimal untuk 7 lokasi baik dari dana DIPA maupun dari mitra. Dalam perencanaan ke depan, konservasi tiga spesies kunci ini akan menjadi tanggung jawab TNGHS, terlepas apakah mitra ikut bekerjasama atau tidak. Oleh karena itu, hal terpenting yng harus dilakukan TNGHS adalah memastikan bahwa program-program tersebut mendapatkan dukungan dalam bentuk kebijakan lokat TNGHS (SK Kepala Balai) maupun penganggaran dalam DIPA setiap tahun. Mengambil pengalaman dari RBM (Resort Based- Management), maka untuk yang pencapaian target IKU spesies ini juga harus di tegaskan mulai dari tingkat Balai yaitu dengan SK Kepala Balai. Dengan demikian, program yang ada dapat dimandatkan kepada pimpinan pengganti berikutnya. Misalnya, mencontoh program di taman nasional lain bisa seperti RMPU (Rhino Monitoring and Protection Unit) di Ujung Kulon atau TPCU (Tiger protection and Conservation Unit) di Sumatera. Selain itu, untuk mengawal agar program berjalan sesuai dengan koridor konservasi yang baik dan benar, peneliti atau expert sebaiknya tetap mendapatkan ruang untuk memberikan review terhadap hasil kegiatan di TNGHS.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
22
Kontribusi Mitra TNGHS
Workshop yang dihadiri oleh beberapa mitra TNGHS sekaligus menggali peranan mitra tersebut dalam upaya konservasi tiga spesies kunci. Beberapa mitra menyampaikan kesediaannya untuk berkontribusi, diantaranya: 1)
Suaka Elang akan fokus pada kegiatan release Elang Jawa, tetapi untuk kegiatan lain tetap dilaksanakan. Misalnya ekoturisme, pendidikan lingkungan, dan lainnya.
2) WCS lebih fokus dalam ancaman terhadap spesies, seperti perdagangan dan perburuan. 3) PT Indonesia Power akan membantu konservasi Elang Jawa, namun seiring waktu dapat bisa disesuaikan untuk kegiatan lain terkait konservasi 2 spesies lainnya. 4) Animal Sanctuary Trust (ASTI) menangani program untuk transit satwa (restocking). ASTI tidak akan melakukan rehabilitasi, tetapi perlu tahu tentang program-program rehabilitasi lembaga lain. 5) UKF IPB akan membantu sumberdaya manusia untuk program-program yang terkait konservasi 3 spesies kunci di TNGHS. 6) LIPI akan menyediakan jasa konsultasi ilmiah untuk ke 3 spesies kunci tersebut.
Gambar 6. Workshop Perencanaan Konservasi Tiga Species Kunci Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
23
Kesimpulan & Rekomendasi Kesimpulan
Hasil konsultasi pra-workshop mengidentifikasi 3 (tiga) isu penting terkait konservasi tiga spesies kunci di TNGHS, yaitu: 1) Tantangan pencapaian IKU spesies penting 3%; 2) Keterbatasan sumberdaya untuk monitoring spesies; 3) Bagaimana perencanaan konservasi 3 spesies kunci ini selanjutnya?. Untuk mencapai target IKU spesies tersebut, setidaknya ada tiga hal pokok yang harus dlakukan yaitu: a) Menentukan baseline data terlebih dahulu dengan menggunakan data-data yang ada; b) Menentukan lokasi-lokasi monitoring permanen yang mewakili kawasan TNGHS; c) Melakukan perencanaan yang serius, terutama dalam penganggaran, sehingga perlu diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan monitoring spesies kunci tersebut. Workshop perencanaan konservasi spesies kunci tersebut menghasilkan arahan bahwa baseline data bagi pencapaian target IKU spesies ditentukan berdasarkan datadata hasil penelitian dan monitoring yang telah dimiliki oleh TNGHS. Dalam workshop juga ditetapkan 7 (tujuh) lokasi untuk monitoring permanen bagi tiga spesies kunci yaitu; Cikaniki (sebagai kontrol), Sukamantri, Wates (Koridor Halimun Endut), Gunung Luhur, Ciptarasa-Ciptagelar, Koridor Halimun Salak, dan Cidahu. Perencanaan konservasi didasarkan pada kebutuhan masing-masing spesies, dan didorongkan agar pendanaan direncanakan dalam penganggaran DIPA TNGHS.
Rekomendasi
Rekomendasi yang diperoleh dari workshop antara lain; pelaksanaan program agar ditetapkan dalam SK Kepala Balai TNGHS termasuk personil yang akan melaksanakan di tingkat resort, seksi maupun balai. Hal ini untuk menjamin keberlangsungan program meskipun pimpinan berganti. Setelah workshop akan dilakukan rangkaian diskusi di lingkup balai TNGHS untuk mematangkan perencanaan konservasi tiga spesies kunci. Selain itu, hendaknya tetap dibuka ruang diskusi dengan ahli konservasi untuk mereview pelaksanaan program di TNGHS. Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
24
Pustaka BCP JICA. 2003. ‘The Action Plan for the Conservation of Endangered Species in Gunung Halimun National Park and Its Surrounding Area’. Kabandungan: BCP JICA. BCP JICA. 2003. ‘Research on Endangered Species in Gunung Halimun National Park (Research and Conservation of Biodiversity in Indonesia Volume XI)’. Kabandungan: BCP JICA. TNGHS. 2007. 'Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2007-2026 (Management Plan of Gunung Halimun Salak National Park 2007-2026)'. Sukabumi: TNGHS. TNGHS, 2007. Rencana Pengelolaan Lima Tahun Taman Nasional Gunung Halimun Salak (2007-2011). Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Kabandungan. TNGHS. 2010. ’Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2010’. Sukabumi: TNGHS. TNGHS. 2011. ’Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2011’. Sukabumi: TNGHS.
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
25
Lampiran
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
26
Lampiran 1. Daftar Peserta Diskusi Konsultasi Pra-Workshop 20 November 2012 No
Nama
Instansi/ Expertise
1
Ir. Dones Rinaldi, M.Sc
IPB/ Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul
2
Dr. Dewi M. Prawiradilaga
LIPI/ Peneliti Elang Jawa
3
Anton Ario, M.Sc
CI / Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul
4
Elwin Elbur
PT Antam, Tbk Unit Geomin
5
Gita Gemilang
Yayasan KEHATI
6
Zulham
Perkumpulan Suaka Elang
7
Hendry Pramono
Perkumpulan Suaka Elang
8
Gunawan
Perkumpulan Suaka Elang
9
Annisa Yuniar
PILI Green Network
10
Ir. Agus Priambudi, M.Sc
TNGHS
11
Arifudin Bayu Aji
Urusan KKH Balai TNGHS
12
Atih Sundawiati
Urusan KKH Balai TNGHS
13
Ika K. Widyaningrum
Urusan KKH Balai TNGHS
14
Momo Suparmo
Urusan KKH Balai TNGHS
15
Wardi Septiana
Urusan KK Balai TNGHS
16
M. Satria Giri
Urusan KK Balai TNGHS
17
Nur Faizin
Urusan PJL Balai TNGHS
18
Iwan Ridwan
Urusan Database Seksi PTNW 1 Lebak
19
Ismirza
Urusan Database Seksi PTNW 2 Bogor
20
Budi Setyaningsih
Urusan Database Seksi PTNW 2 Bogor
21
Agung Sofyan
Urusan Database Seksi PTNW 3 Sukabumi
22
Rini Handayani
Urusan Database Seksi PTNW 3 Sukabumi
23
Jose Juan Alvarez
TNGHS
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
27
Lampiran 2. Daftar Peserta Workshop Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci 5-6 Desember 2012 No
Nama
Instansi/ Expertise
1
Ir. Dones Rinaldi, M.Sc
IPB/ Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul
2
Dr. Dewi M. Prawiradilaga
LIPI/ Peneliti Elang Jawa
3 4
Anton Ario, M.Sc CI Indonesia/ Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul Ir. Bambang Dahono Adji, M.Sc Dit. KKBHL Kemenhut
5
Ahmed Munawir
Dit. KKBHL Kemenhut
6
Arifin
Dit. KKBHL Kemenhut
7
Watty Karyati
Planologi Kehutanan
8
Luqman A
Pusdalreg II Kemenhut
9
Adam Supriatna
RAIN
10
Usep Suparman
RCS
11 12
Zulham Gunawan
Suaka Elang Suaka Elang
13
Hendry Pramono
Suaka Elang
14
Annisa Yuniar
PILI Green Network
15
Yosi Irawan
mataELANG
16 17
Gita Gemilang M. Syuhada
Yayasan KEHATI Indonesia Power
18
M. Murkhozin
Indonesia Power
19
Vicky A
Indonesia Power
20 21
Ridwan
Indonesia Power
Arman Abdurrohman
PT Aqua Danone
22
Lucy Nawaningtyas
PT Aqua Danone
23
Heri Yunarso
PT Aqua Danone
24
Santi P, SH
Setda Kab. Sukabumi
25
Asep Kurnia
PLN App Bogor
26
Hade Hardian
PDAM
27 28
Yadi SP
PT Perkebunan Cianten
Iwan Gunawan
Dishutbun Sukabumi
29
HA. Wahyudi
Forum Harimau Kita
30
Soni S. Budiawan
31
Abdul Mujib
UKF IPB UKF IPB
32
R. Agus Hadi
WCS
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
28
No
Nama
Instansi/ Expertise Kecamatan Kabandungan
33
Tatang D
34
Ujang Supriatna
35
Cecep S
Kades Kabandungan Pamhut Koridor HS
36
Mirza
Latin
37
Fahmi R
Latin
38
Mufti FB
Latin
39
Andri Febrian
Latin
40
AR. Darma. JS
ASTI
41
Lucky WM
SPTN W 3 Sukabumi TNGHS
42
Wardi Septiana
Urusan KK TNGHS
43
M Satria Giri
Urusan KK TNGHS
44
Nur Faizin
Urusan PJL TNGHS
45
Arifudin Bayu A
Urusan KKH TNGHS
46
Ika Kristiana W
Urusan KKH TNGHS
47
Atih Sundawiati
Urusan KKH TNGHS
48
Momo Suparmo
Urusan KKH TNGHS
49
Iwan Ridwan
50
Dede Agung N
SPTNW 1 Lebak TNGHS SPTNW 1 Lebak TNGHS
51
Budi Setyaningsih
SPTNW 2 Bogor TNGHS
52
Dudi Mulyadi
SPTNW 2 Bogor TNGHS
53
Agung Sofyan
SPTNW 3 Sukabumi TNGHS
54
Rini Handayani
SPTNW 3 Sukabumi TNGHS
55
Jose Alvarez
TNGHS
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012
29